Pa ariks
Click here to load reader
-
Upload
yabniel-lit-jingga -
Category
Documents
-
view
272 -
download
0
Transcript of Pa ariks
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan Indonesia sampai saat ini masih berada dalam proses mewujudkan
keperawatan sebagai profesi, maka akan terjadi beberapa perubahaan dalam aspek keperawatan
yaitu : penataan pendidikan tinggi keperawatan, pelayanan dan asuhan keperawatan, pembinaan
dan kehidupan keprofesian, dan penataan lingkungan untuk perkembangan keperawatan.
Pelayanan keperawatan harus dikelola secara profesional, karena itu perlu adanya Manajemen
Keperawatan.
Manajemen Keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata di Rumah
Sakit, sehingga perawat perlu memahami bagaiman konsep dan Aplikasinya di dalam organisasi
keperawatan itu sendiri.
Manajemen berfungsi untuk melakukan semua kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka
pencapaian tujuan dalam batas – batas yang telah ditentukan pada tingkat administrasi (P.
Siagian).
Manajemen adalah suatu ilmu dan seni perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan
pengontrol dari benda dan manusia untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya
(LiangLie)
Manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien,
keluarga dan masyarakat. (Gillies,1989).
Untuk lebih memahami arti dari Manajemen Keperawatan maka kita perlu mengetahui
terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan organisasi keperawatan, bagaimana tugas dan
tanggung-jawab dari masing-masing personil di dalam organisasi yang pada akhirnya akan
membawa kita untuk lebih mengerti bagaimana konsep dasar dari Manajemen Keperawatan itu
sendiri.
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
1) PENGERTIAN
Ketenagaan adalah pengaturan proses mobilisasi potensi, proses motivasi dan pengembangan
sumber daya manusia dalam memenuhi kepuasan untuk tercapainya tujuan individu, organisasi
dimana di berkarya
Perencanaan SDM keperawatan adalah estimasi jumlah SDM berdasarkan tempat, keterampilan dan perilaku yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan kesehatan (Ilyas, 2004).
1. REKRUT TENAGA DAN SELEKSI
Yang perlu diperhatikan :
Profil karyawan keperawatan saat itu.
- Program recruiting.
- Metode recruiting.
- Program pengembangan tenaga baru.
- Prosedur penerimaan.
* Data biografi.
* Surat rekomendasi.
* Wawancara.
* Psychotest.
2. PENJADWALAN
Penentuan pola dins dan libur untuk karyawan pada suatu bangsal atau unit tertentu.
Pertimbangan pimpinan dalam penjadwalan :
- Berapa lama jadual disiapkan ?
- Hari apa kalender penjadualan mulai ?
- Hari libur mingguan dapat dipecah/beruntun.
- Waktu kerja maksimum dan minimum ?
- Berapa lama waktu untuk mengajukan libur mingguan/cuti.
- Berapa lama sebelumnya jadual dapat dilihat oleh staf.
- Berapa lama penggantian/rotasi shift ?
- Apakah ada tenaga ekstra (part time) ?
- Bagaimana penjadualan yang disusun secara sentralisasi oleh Karu, supervisor, kepala instalasi
rawat nginap ?
- Bagaimana menciptakan komunikasi terbuka antara staf ?
2.1 PRINSIP PENJADUALAN
1.Keseimbangan kebutuhan tenaga dan pekerjaan serta rekreasi.
2.Siklus penjadualan serta jam kerja adil antar staf.
3.Semua karyawan ditugaskan sesuai siklus.
4.Bila jadual sudah dibuat penyimpangan dilakukan dengan surat permohonan.
5.Jumlah tenaga serta komposisi cukup untuk tiap unit dan shift.
6.Jadual harus dapat meningkatkan perawatan yang berkesinambungan dan pengembangan kerja
tim.
2.2 PENYEBAB OVER STAF
- Frekuensi dan variasi tidak dapat diramalkan.
- Kecenderungan pimpinan membuat kompensasi dengan menghitung tenaga berdasarkan sensus
maksimal.
- Keluhan pasien tentang pelayanan.
- Delegasi untuk diagnostik.
3. PENANGGULANGAN TENAGA Manfaat pertukaran dinas yang sesuai pola kehidupan perawat. - Perawat dapat menyusun pola hidupnya dalam keluarga. - Memudahkan kepala ruangan mengevaluasi.
3.1 . MACAM-MACAM CARA DINAS : - 7 jam/shift : 6 hari kerja : 40 jam/minggu. - 8 jam/shift : 5 hari kerja : 40 jam/minggu. - 10 jam/shift : 4 jam kerja : 4 jam/minggu.
2) METODE PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT
a. METODE RASIOMetode ini menggunakan jumlah tempat tidur sebagai denominator personal yang
diperlukan. Metode ini paling sering digunakan karena sederhana dan mudah.Metode ini hanya mengetahui jumlah personal secara total tetapi tidak bisa mengetahui
produktivitas SDM rumah sakit, dan kapan personal tersebut dibutuhkan oleh setiap unit atau bagian rumah sakit yang mebutuhkan.
Bisa digunakan bila : kemampuan dan sumber daya untuk perencanaan personal terbatas, jenis, tipe, dan volume pelayanan kesehatan relatif stabil.
Tujuan dari metode ini adalah merencanakan kebutuhan tenga kesehatan dengan membandingkan ketersediaan tempat tidur di unit-unit perawatan sesuai dengan tipe institusi layanan kesehatan yang tersedia.Cara rasio yang umumnya digunakan adalah berdasarkan surat keputusan Menkes R.I. Nomor 262 tahun 1979 tentang ketenagaan rumah sakit, dengan standar sebagai berikut :
Peraturan Menkes RI No. 262/Menkes/Per/VII/1979
Tipe RS TM/TT TPP/TT TPNP/TT TNM/TTA dan B 1 / (4 – 7) (3 – 4) / 2 1 / 3 1 / 1
C 1 / 9 1 / 1 1 / 5 3 / 4D 1 / 15 1 / 2 1 / 6 2 / 3
Khusus Disesuaikan Disesuaikan Disesuaikan DisesuaikanKeterangan :TM = Tenaga MedisTT = Tempat TidurTPP = Tenaga Para Medis PerawataneTPNP = Tenaga Para Medis Non PerawatanTNP = Tenaga Non Medis
Cara perhitungan ini masih ada yang menggunakan, namun banyak rumah sakit yang lambat laun meninggalkan cara ini karena adanya beberapa alternatif perhitungan yang lain yang lebih sesuai dengan kondisi rumah sakit dan profesional.
b. METODE NEEDCara ini dihitung berdasarkan kebutuhan menurut beban kerja yang diperhitungkan sendiri
dan memenuhi standar profesi. Untuk menghitung seluruh kebutuhan tenaga, diperlukan terlebih dahulu gambaran tentang jenis pelayanan yang diberikan kepada klien selama di rumah sakit. Diskripsi tentang pelayanan yang diberikan kepada pasien. Misalnya saja untuk klien yang berobat jalan, ia akan melalui/mendapatkan pelayanan, antara pembelian karcis, pemeriksaan perawat/dokter, penyuluhan, pemeriksaan laboratorium, apotik dan sebagainya. Kemudian dihitung standar waktu yang diperlukan agar pelayanan itu berjalan dengan baik. (Hudgin’s 82).
Menurut Hundgins (1992) menggunakan standar waktu pelayanan pasien adalah sebagai berikut :
Tugas Lama waktu (menit) untuk PasienBaru Lama
Pendaftaran 3 4Pemerikasaan dokter 15 11Pemeriksaan asisten dokter 18 11Penyuluhan 51 0Laboratorium 5 7
c. METODE DOUGLASUntuk pasien rawat inap, Douglas (1984) menyampaikan standar waktu pelayanan pasien
rawat inap sebagai berikut :1) Perawatan minimal memerlukan waktu : 1 - 2 jam/24 jam2) Perawatan intermediet/parsial memerlukan waktu : 3 - 4 jam/24 jam3) Perawatan maksimal/total memerlukan waktu : 5 - 6 jam/24 jam
Dalam penerapan sistem klasifikasi pasien dengan tiga kategori tersebut di atas adalah sebagai berikut :
a. Kategori I : Self Care / Perawatan Mandiri (Minimal)Kegiatan sehari-hari dapat dilakukan sendiri, penampilan secara umum baik, tidak ada reaksi emosional, pasien memerlukan orientasi waktu, tempat dan pergantian shift, tindakan pengobatan biasanya ringan dan simpel.Asuhan keperawatan minimal mempunyai kriteria sebagai berikut ::
1. Kebersihan diri, mandi ganti pakaian dilakukan sendiri 2. Makan dan minum dilakukan sendiri 3. Ambulansi dengan pengawasan 4. Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap jaga (shift) 5. Pengobatan minimal dengan status psikologis stabil6. Persiapan prosedur memerlukan pengobatan
b. Kategori II : Intermediet Care / Perawatan Sedang(Partial)
Kegiatan sehari-hari untuk makan dibantu, mengatur posisi waktu makan. memberi dorogan agar mau makan,eliminasi dan kebutuhan diri juga dibantu atau menyiapkan alat untuk ke kamar mandi.Penampilan pasien sakit sedang.Tindakan perawatan pada pasien ini monitor tanda-tanda vital,periksa urine reduksi,fungsi fisiologis,status emosinal,kelancaran drainage atau infus.Pasien memerlukan bantuan pendidikan kesehatan untuk support emosi 5-10 menit/shift atau 30-60 menit/shiftdengan mengobservasi side efek obat atau reaksi alergi.Asuhan keperawatan parsial mempunyai kriteria sebagai berikut :
1. Kebersihan diri dibantu, makan dan minum dibantu 2. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam sekali3. Ambulansi dibantu, pengobatan lebih dari sekali 4. Pasien dengan kateter urine, pemasukan dan pengeluaran intake output cairan dicatat / dihitung. 5. Pasien dengan infus, persiapan pengobatan yang memerlukan prosedur
c. Kategori III : Intensive Care / Perawatan TotalKebutuhan sehari-hari tidak bisa dilaksanakan sendiri,semua dibantu oleh perawat penampian sakit berat.pasien memerlukan observasi terus-menerus.Asuhan keperawatan total mempunyai kriteria sebagai berikut :
1. Semua keperluan pasien dibantu 2. Perubahan posisi, observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap 2 jam 3. Makan melalui slang ( NGT / pipa lambung ), terapi intravena 4. Dilakukan penghisapan lender (suction)5. Gelisah / disorientasi.
Berdasarkan kategori tersebut, didapatkan jumlah perawat yang dibutuhkan pada pagi, sore dan malam sesuai dengan tingkat ketergantungan pasien :
NoKlasifikasi Pasien
Minimal Parsial TotalPagi Siang Malam Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,202 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,403 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1.08 0,90 0,60
dstSumber : Dauglas (1984)
Berdasarkan derajat ketergantungan, identifikasi jumlah pasien yang dirawat dilakukan dengan mengikuti panduan sebagai berikut :
1. Dilakukan 1x sehari pada waktu yang sama dan sebaiknya dilakukan oleh perawat yang sama selama beberapa hari sesuai kebutuhan, dengan menggunakan format klasifikasi pasien berdasarkan derajat ketergantungan
2. Setiap pasien dinilai berdasarkan kriteria klasifikasi pasien (minimal memenuhi 3 kriteria)
3. Pasien dikelompokkan sesuai dengan klasifikasi tersebut dengan memberi tanda (I) pada kolom yang tersedia sehingga dalam waktu 1 hari dapat diketahui beberapa jumlah pasien dengan klasifikasi minimal, parsial dan total.
4. Bila pasien hanya mempunyai 1 kriteria dari klasifikasi tersebut, maka pasien dikelompokkan pada klasifikasi diatasnya.
d. METODE DEMANDCara demand adalah perhitungan jumlah tenaga mennurut kegiatan yang memang nyata dilakukan oleh perawat. Konversi Kebutuhan Tenaga adalah seperti pada perhitungan cara Need.
Menurut Tutuko (1992) setiap klien yang masuk Ruang Gawat Darurat dibutuhkan waktu sebagai berikut :* Untuk Kasus Gawat Darurat : 86,31 menit à 87 menit* Untuk Kasus Mendesak : 71,28 menit à 71 menit* Untuk Kasus Tidak Mendesak : 33,69 menit à 34 menit
Menurut Depkes Filipina (1984) kebutuhan pasien adalah sebagai berikut :Jenis Pelayanan Rata-rata jam perawatan/
pasien/hariNon Bedah (Interna) 3,4 jamBedah 3,5 jamCampuran Bedah dan Non Bedah (Interna) 3,5 jamPost Partum 3,0 jamBayi Baru Lahir 2,5 jamAnak – anak 4,0 jam
Menurut Althaus et al 1982 dan Kirk 1981 adalah sebagai berikut : Level I (Minimal) : 3,2 jam. Level II (Intermediate) : 4,4 jam. Level III (Maksimal) : 5,6 jam. Level IV (Intensif Care) : 7,2 jam.
Catatan : BOR = * PT * TT
e. METODE GILLIES Gillies (1989) mengemukakan rumus kebutuhan tenaga keperawatan di satu unit perawatan adalah
sebagai berikut :
A x B x C = F = H(C – D) E G
Keterangan :A = rata-rata jumlah perawatan/pasien/hariB = rata-rata jumlah pasien /hariC = Jumlah hari/tahunD = Jumlah hari libur masing-masing perawatE = jumlah jam kerja masing-masing perawatF = Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan per tahunG = Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahunH = Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut
Prinsip perhitungan rumus GilliesDalam memberikan pelayanan keperawatan ada 3 jenis bentuk pelayanan, yaitu :
Perawatan langsung adalah perawatan yang diberikan oleh perawat yang ada hubungan secara khusus dengan kebutuhan fisik, psikologis, dan spiritual. Jumlah Jam keperawatan yang dibutuhkan klien perhari untuk waktu keperawatan langsung (rata rata 4 - 5 jam/klien/hari). Berdasarkan tingkat ketergantungan pasien padfa perawat maka dapat diklasifikasikan dalam empat kelompok, yaitu: self care, partial care, total care dan intensive care. Menurut Minetti Huchinson (1994) Kebutuhan Keperawatan Langsung setiap pasien adalah empat jam perhari sedangkan untuk :* Self Care dibutuhkan ½ x 4 jam : 2 jam* Partial Care dibutuhkan ¾ x 4 jam : 3 jam* Total Care dibutuhkan 1- 1½ x 4 jam : 4 - 6 jam* Intensive Care dibutuhkan 2 x 4 jam : 8 jam
Perawatan tak langsung, meliputi kegiatan-kegiatan membuat rencana perawatan, memasang/ menyiapkan alat, konsultasi dengan anggota tim, menulis dan membaca catatan kesehatan, melaporkan kondisi pasien. Dari hasil penelitian sebagai berikut :
- RS Graha Detroit (Gillies, 1989, hal. 245) = 38 menit/ klien/ hari, sedangkan- Menurut Wolfe & Young (Gillies, 1989, hal. 245) = 60 menit/ klien/ hari - Penelitian di Rumah Sakit John Hpokins dibutuhkan 60 menit/pasien (Gillies, 1994)
Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada klien meliputi : aktifitas, pengobatan serta tindak lanjut pengobatan.
- Menurut Mayer dalam Gillies (1994), waktu yang dibutuhkan untuk pendidikan kesehatan / penyuluhan kesehatan ialah 15 menit/klien/hari = 0,25 jam/klien/hari
- Rata-rata klien per hari adalah jumlah klien yang dirawat di suatu unit berdsasarkan rata-ratanya atau menurut “Bed Occupancy Rate” (BOR) dengan rumus :
Jumlah hari perawatan RS dalam waktu tertentu x 100 % Jumlah Tempat Tidur X 365 hari
Jumlah hari pertahun, yaitu 365 hari. Hari libur masing-masing perawat pertahun, yaitu 128 hari, hari minggu = 52 hari dan hari sabtu
= 52 hari. Untuk hari sabtu tergantung kebijakan RS setempat, kalau ini merupakan hari libur maka harus diperhitungkan, begitu juga sebaliknya, hari libur nasional = 12 hari dan cuti tahunan = 12 hari.
Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam per minggu (kalau hari kerja efektif 5 hari maka 40/5 = 8 jam, kalu hari kerja efektif 6 hari per minggu maka 40/6 jam = 6,6 jam perhari)
Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan di satu unit harus ditambah 20% (untuk antisiapasi kekurangan/cadangan)
Perbandingan profesional berbanding dengan vocasional = 55% : 45 %
f. METODE (DepKes RI, 2005)
a. Pengelompokan unit kerja rumah sakitKebutuhan tenaga keperawatan (perawat dan bidan)harus memperhatikan unit kerja yang ada di rumah sakit. Secara garis besar terdapat pengelompokan unit kerja di rumah sakit sebagai berikut :
Rawat inap dewasa Rawat inap anak/perinatal Rawat inap intensif Gawat darurat (IGD) Kamar bersalin Kamar operasi Rawat jalan
b. Model pendekatan dalam perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan Beberapa model pendekatan yang dapat dipergunakan dalam perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan (perawat dan bidan) di ruang rawat inap rumah sakit.
Cara perhitungan berdasarkan klasifikasi pasien :1) Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus2) Rata pasien per hari3) Jam perawatan yang diperlukan/hari/pasien4) Jam perawatan yang diperlukan/ruangan/hari5) Jam efektif setiap perawat/bidan adalah tujuh jam per hari
Tabel. Contoh Perhitungan dalam satu ruangan Berdasarkan Klasifikasi pasienNo. Jenis / Kategori Rata-rata
pasien/hariRata-rata jam
perawatan/pasien/hariJumlah
perawatan/haria b c D e
1 Pasien penyakit dalam 10 3,5 352 Pasien bedah 8 4 323 Pasien gawat 1 10 104 Pasien anak 3 4,5 13,55 Pasien kebidanan 1 2,5 2,5Jumlah 23 93,0
Jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan adalah := 93 = 13 perawat Jumlah jam perawatan Jam kerja efektif per shif
Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksi) dengan hari libur/cuti/hari besar (loss day)
Loss day =x jumlah perawat tersedia Jumlah hari minggu dalam 1 tahun + cuti + hari besar Jumlah hari kerja efektif
x 13 = 3,5 orang 52 + 12 + 14 + = 78 hari 286
Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non-keperawatan (non-nursing jobs), seperti : membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan alat-alat makan pasien dan lain-lain, diperkirakan 25% dari jam pelayanan keperawatan. (Jumlah tenaga keperawatan + loss day) x 25% (13 + 3,5) x 25% = 4,1Jumlah tenaga : tenaga yang tersedia + faktor koreksi = 16,5 + 4,1 = 20,6 (dibulatkan 21 perawat/bidan)Jadi tenaga keperawatan yang dibutuhkan untuk contoh tersebut adalah 21 orang.
Tingkat Ketergantungan Pasien :Pasien diklasifikasikan dalam beberapa kategori yang didasarkan pada kebutuhan terhadap asuhan keperawatan/kebidanan.
1) Asuhan keperawatan minimal (minimal care), dengan kriteria:a) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri;b) Makan dan minum dilakukan sendiri;c) Ambulasi dengan pengawasan;d) Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap sif;e) Pengobatan minimal, status psikologis stabil;2) Asuhan keperawatan sedang, dengan kriteria:a) Kebersihan diri dibantu, makan, minum, dibantu;b) Observasi tanda-tanda vital setiap 2-4 jam sekali;
c) Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali;3) Asuhan keperawatan agak berat, dengan kriteria:a) Sebagian besar aktivitas dibantu;b) Observasi tanda-tanda vital setiap 2-4 jam sekali;c) Terpasang folley chateter, intake output dicatat;d) Terpasang infus;e) Pengobatan lebih dari sekali;f) Persiapan pengobatan memerlukan prosedur. 4) Asuhan keperawatan maksimal, dengan kriteria:a) Segala aktivitas dibantu oleh perawat;b) Posisi pasien diatur dan diobservasi tanda-tanda vital setiap dua jam ;c) Makan memerlukan NGT dan menggunakan suction;d) Gelisah/disorientasi
Jumlah jam perawat yang dibutuhkan adalah :
Jumlah jam perawatan di ruangan/hariJam efktif perawat
Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut ditambah (faktor koreksi) dengan : Hari libur/cuti/hari besar (loss day)
Loss day =x jumlah perawat yang diperlukan Jumlah hari minggu dalam 1 tahun + cuti + hari besar Jumlah hari kerja efektif
Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non-keperawatan (non-nursing jobs) seperti contohnya; membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan alat-alat makan pasien, dan lain-lain diperkirakan 25% dari jam pelayanan keperawatan.(Jumlah tenaga keperawatan + loss day) x 25%
PENUTUP
Keperawatan Indonesia sampai saat ini masih berada dalam proses mewujudkan
keperawatan sebagai profesi, maka akan terjadi beberapa perubahaan dalam aspek keperawatan
yaitu : penataan pendidikan tinggi keperawatan, pelayanan dan asuhan keperawatan, pembinaan
dan kehidupan keprofesian, dan penataan lingkungan untuk perkembangan keperawatan.
Pelayanan keperawatan harus dikelola secara profesional, karena itu perlu adanya Manajemen
Keperawatan.