P-sah Genetika 2

23
HEREDITAS PADA MANUSIA

Transcript of P-sah Genetika 2

Page 1: P-sah Genetika 2

HEREDITAS PADA MANUSIA

Page 2: P-sah Genetika 2

I. Cacat dan Penyakit

Contoh:• Albinisme (albino)• Haemofilia• Buta warna• Imbisil (gangguan mental)

Cacat dan penyakit menurun bersifat: Tidak dapat disembuhkan, tapi ada yg dpt ditanggulangi Tidak menular Dapat diusahakan agar terhindar Biasanya dibawa oleh gen resesif, sehingga harus muncul dalam keadaan homozigot Dalam keadaan heterozigot, sifat tsb tidak nampak (individunya disebut dengan carier.

Page 3: P-sah Genetika 2

(seseorang tidak memiliki gen yg memproduksi pigmen)

P : Aa >< AaAyah Ibu

AA 2Aa aa

R f : 3 normal : 1 albinog : 1 : 2 : 1

Page 4: P-sah Genetika 2

c/ imbisil

Tanda-tanda imbisil :• 1Q < 60 (1Q 2L)• Reaksi refleks lambat• Tampang tubuh khas• Warna kulit dan rambut kurang pigmen• Dalam urine terdapat derivat protein asam fenil priuvat (gangguan proses metabolisme fenilalanin )• Sifat ini dipengaruhi oleh gen resesif (i)

Page 5: P-sah Genetika 2

Faktor buta warna bersifat :• Resesif• Terpaut kromosom X

P XcXc >< XcYnormal buta warna

G Xc XcY

F1 XcXc ; XcYnormal normal

Page 6: P-sah Genetika 2

c/ pada peta silsilah Ratu Victoria

Disebabkan karena tidak adanya / tidak diproduksinya trombokinase, sehingga darah sukar membeku jika terjadi pendarahan

Faktor haemophilia bersifat• Resesif• Terpaut kromosom X• Bersifat letal dalam keadaan homozigot resesif

Page 7: P-sah Genetika 2

c/ haemophilia

P : XHXH >< XHYG : XH Xh

YF1 : XHXh (normal carier)

XHY (normal)

c2

P : XHXh >< XhYG : XH Xh

Xh YF1 : XHXh (carier) XhXh (letal)

XHY (normal) XhY (haemofilia)

Page 8: P-sah Genetika 2

Faktor-faktor genetik pada beberapa penyakit umum

A. Penyakit TBC bukan turunan, tapi ada kecenderungan kepekaan terhadap TBC diturunkan

B. Ulcus pepticus, bukan penyakit menurun, tapi ada kecenderungan saudara-saudara penderita lebih rentan terhadap penyakit tersebut dibanding orang lain. Ulcus pepticus ada hubungannya dengan tekanan (stress) dan kecemasan.

Pada beberapa penyakit genetis, faktor genetik dan lingkungan ikut bertanggung jawab terhadap manifestasi penyakit.

Page 9: P-sah Genetika 2

Klasifikasi :1. Kelainan kromosom (sitogenetik)2. Kelainan Mendelion3. Kelainan Multifactorial

Kelainan sitogenetik disebabkan oleh :1. Perubahan jumlah kromosom2. Perubahan struktur kromosom

Page 10: P-sah Genetika 2

Monosomi (2n – 1) Trisomi (2n + 1) Mosaik : -lebih dari 1 populasi sel, sebagian sel normal,

sebagian lainnya berubah. -kesalahan mitosis dalam xygote

Akibat nondisjunction

Autosomal monosomi dan trisomi + fetus Gonosom monosomi dan trisomi toleransi > baik

Page 11: P-sah Genetika 2

a. Translokasi

b. Iso kromosom

c. Delesid. Inversi

Page 12: P-sah Genetika 2

Gambaran Klinis

I. Trisomi 21 (Down Syndrome) 80% ibu usia 40 th.II. Mosaik• Profil wajah mendatar, pelpebra miring, lekukan epikantik• Retardasi mental• Resiko leukemia akut• Penyakit Alkheimer sampai dengan usia ≥ 30 th• Harapan hidup rata-rata 30 th.

Page 13: P-sah Genetika 2

Kariotipe : terjadi delesi pada lengan pendek dari kromosom no 5 (5p -)

Gambaran klinis :• Tangisan seperti kucing• Terjadi retardasi mental berat• Terjadi penyakit jantung kongenital• Beberapa individu dapat bertahan hidup sampai dewasa

Page 14: P-sah Genetika 2

Sindroma klinefelter Sindroma XYY Sindroma turner Hermafrodit dan Pseudohermafrodit

Page 15: P-sah Genetika 2

DefinisiHipogonadisme pria berkaitan dengan dua atau lebih kromosom X dan paling sedikit satu kromosom Y (mungkin lebih).

Kariotipe47, XXY adalah yang tersering (80% kasus), lainnya adalah mosaik (misalnya 46, XY / 47, XXY)

Page 16: P-sah Genetika 2

Gambaran klinis :

Penyebab utama infertilitas pria Postur tubuh eunuchoid Retardasi mental minimal atau tidak da Tidak terdapat tanda-tanda seksual sekunder pria Ginekomastia, penyebaran rambut seperti wanita Atrofi testis dengan hiperplasia sel Leydig Kadar FSH dan estrogen plasma meningkat, kadar testosteron rendah

Page 17: P-sah Genetika 2

Biasanya tinggi, fenotip normal Beberapa mempunyai kesulitan tingkah laku (agresif, antisosial,

bersifat impulsif)

Page 18: P-sah Genetika 2

Definisi :Hipogonadisme pada fenotip wanita disebabkan monosomi lengkap atau parsial kromosom X.

Kariotipe Tersering 45, X (57% kasus) 46, X, I (isokromosom lengan panjang dengan penghilangan lengan pendek) Mosaik, misalnya 45, X / 46, XX

Page 19: P-sah Genetika 2

Gambaran klinis

Mempunyai jarak derajat abnormalitas yang luas, tergantung pada kariotipe, 45,X adalah yang paling berat. Gambaran khasnya adalah:

Limfedema leher, tangan dan kaki Leher melebar (“webbing of neck”) Bertubuh pendek Dada lebar dan jarak putting susu jauh Amenore primer Kegagalan perkembangan payudara Genetalia eksterna infantil Ovarium atrofi berat dan fibrotik Penyakit jantung kongenital, terutama koarktasio aorta

Page 20: P-sah Genetika 2

Hermafrodit sejatiMempunyai ovarium dan testis, dapat berupa kombinasi ovotestis atau dengan satu gonad pada setiap sisi.2/3 mempunyai kariotipe 46,XX dengan translokasi kromosom Y ke kromosom X, atau suatu autosom.Sisanya (1/3) adalah mosaik, misalnya XX/XXY, dimana ada sel yang mengandungY.

PseudohermafroditMempunyai tanda-tanda seksual fenotip yang tidak sama dengan gonadnya.

Page 21: P-sah Genetika 2

Pseudohermafrodit wanitaMempunyai kariotipe 46,XX. Ovarium dan genetalia interna normal, tapi gentalia eksterna dapat berarti dua atau bersifat kelaki-lakian. Penyebab tersering adalah selama gestasi paparan terhadap steroid androgen tidak adekuat.Keadaan ini dapat terjadi pada hiperplasia adrenal kongenital atau jika pada ibu terdapat tumor yang mensekresi androgen.

Page 22: P-sah Genetika 2

Pseudohermafrodit priaKromosom Y ada, dan karenanya gonad yang ada hanya testis, tetapi genetalia eksterna dapat berarti dua atau benar-benar wanita.Keadaan ini disebabkan cacatnya sifat kejantanan embrio laki-laki karena sintesa androgen menurun atau resisten terhadap kerja androgen.Bentuk tersering adalah feminisasi testis lengkap berkaitan dengan mutasi struktur gen untuk reseptor androgen.

Page 23: P-sah Genetika 2