Genetika meiosis

12

description

Meiosis

Transcript of Genetika meiosis

Page 1: Genetika meiosis
JUN MAHARDIKA
Typewritten text
http://jurusanbiologi.
JUN MAHARDIKA
Typewritten text
Page 2: Genetika meiosis
Page 3: Genetika meiosis
Page 4: Genetika meiosis

Tahap meiosis I terdiri dari profase I, metafase I, anafase I, dan

telofase I.

1. Profase

Profase merupakan tahap terpanjang dibandingkan tahapan lainnya

dalam meiosis I karena terdiri dari 5 tahap, yaitu leptoten, zigoten,

pakiten, diploten, dan diakinesis.

Page 5: Genetika meiosis

a) Leptoten

Kromatin menebal membentuk kromosom.

b) Zigoten

Kromosom yang homolog mulai berpasangan, kedua sentriol bergerak menuju ke kutub

yang berlawanan.

c) Pakiten

Tiap kromosom menebal dan mengganda menjadi dua kromatida dengan satu

sentromer.

d) Diploten

Kromatida membesar dan memendek, bergandengan yang homolog dan menjadi rapat.

e) Diakinesis

Ditandai dengan adanya pindah silang (crossing over) dari bagian kromosom yang telah

mengalami duplikasi. Hal ini hanya terjadi pada meiosis saja,, yang dapat

mengakibatkan terjadinya rekombinasi gen. nucleolus dan dinding inti menghilang.

Sentriol berpisah menuju kutub yang berawanan, terbentuk serat gelendong diantara

dua kutub.

Page 6: Genetika meiosis

2. Metafase I

Pada tahap ini, tetrad menempatkan dirinya pada bidang ekuator. Membran

inti sudah tidak tampak lagi dan sentromer terikat oleh spindel pembelahan.

3. Anafase I

Pada tahap ini, spindel pembelahan memendek dan menarik belahan tetrad ke

kutub sel berlawanan sehingga kromosom homolog dipisahkan. Kromosom

hasil crossing over yang bergerak ke kutub sel membawa materi genetik yang

berbeda.

4. Telofase I

Pada tahap ini terjadi sitokinesis sehingga sel induk yang mula-mula diploid

telah menjadi dua sel anakan masing-masing haploid.

Page 7: Genetika meiosis

1. Profase II

a. Benang – benang kromatin berubah kembali menjadi kromosom.

b. Kromosom yang terdiri dari 2 kromatida tidak mengalami duplikasi

lagi.

c. Nukleolus dan dinding inti menghilang.

d. Sentriol berpisah menuju kutub yang berlawanan.

e. Serat – serat gelendong terbentuk diantara 2 kutub pembelahan.

Page 8: Genetika meiosis

2. Metafase II

Kromosom kebidang ekuator menggantung pada serat gelendong melalui

sentromernya.

3. Anafase II

Kromatida berpisah dari homolognya, dan bergerak menuju ke kutub yang

berlawanan.

4. Telofase II

a. Kromosom berubah menjadi benang – benang kromatin kembali.

b. Nukleolus dan dinding inti terbentuk kembali.

c. Serat – serat gelendong menghilang dan terbentuk sentrosom kembali.

d. Terjadi sitokinesis II dengan pemisahan inti oleh sekat sel dan akhirnya

menghasilkan 4 sel kembar haploid.

Page 9: Genetika meiosis
Page 10: Genetika meiosis

Gametogenesis adalah proses pembentukkan gamet yang mencakup

peristiwa pembelahan meiosis I dan meiosis II, diikuti dengan

pemasakan sel haploid menjadi sel gamet.

Gametogenesis pada hewan jantan disebut spermatogenesis dengan

menghasilkan 4 sperma yang haploid. Gametogenesis pada hewan

betina disebut oogenesis dengan menghasilkan 1 sel telur yang

haploid.

Gametogenesis pada tumbuhan terbagi menjadi mikrosporogenesis

untuk tumbuhan jantan dan megasporogenesis pada tumbuhan

betina.

Page 11: Genetika meiosis

Mikrosporogenesis adalah proses pembentukan mikrospora (serbuk

sari)

Mikrosporogenesis dimulai dari sel induk mikrospora yang membelah

melalui meiosis I dan meiosis II

Menghasilkan 4 mikrospora yang dinamakan tetrad

Masing-masing mikrospora akan berkembang terpisah satu sama lain

menjadi butir serbuk sari (polen)

Tiap serbuk sari, intinya mengadakan pembelahan mitosis menjadi inti

vegetatif dan inti generatif.

Pada tumbuhan Angiospermae , inti generatif membelah sekali lagi

membentuk 2 inti generatif setelah terjadi penyerbukan.

Page 12: Genetika meiosis

Megasporogenesis merupakan proses pembentukan megaspora.

Proses megasporogenesis dimulai dari pembelahan meiosis I dan

meiosis II, sel induk megaspora diploid.

Menghasilkan 4 sel megaspora yang haploid.

Pada tumbuhan Angiospermae hanya 1 megaspora saja yang

fungsional, sedangkan 3 lainnya mengalami degenarasi.

1 sel megaspora yang haploid mengalami 3 kali pembelahan mitosis

berturut-turut menghasilkan 8 sel megaspora di dalam gametofit

betina.

8 sel tersebut tersusun menjadi 3 sel antipoda, 2 inti kutub, 1 sel telur

(ovum), dan 2 sinergid.