Genetika Molekular_Tugas
-
Upload
mnurkholis2 -
Category
Documents
-
view
257 -
download
7
Transcript of Genetika Molekular_Tugas
PAPER GENETIKA MOLEKULAR
REKOMBINASI DI SUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH GENETIKA MOLEKULAR
JURSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
OLEH : FITRIA NUR HASANAH M0407034 MUHAMMAD NUR KHOLIS M0407049
2 | R e k o m b i n a s i
BAB I
PENDAHULUAN
Di alam dijumpai adanya variabilitas sifat-sifat genetik yang luas di antara makhluk
hidup. Perbedaan-perbedaan sifat semacam ini menyababkan dikenalnya berbagai kelompok
maklhuk hidup. Variabilitas yang ada dapat disebabkan karena adanya mutasi ataupun
rekombinasi. Pada dasarnya mutasi adalah perubahan structural atau komposisi DNA pada
genom yang dapat menyababkan adanya perubahan fenotipik pada organism yang bersangkutan.
Mutasi biasanya terjadi karena adanya faktor dari luar, misalnya perlakuan dengan senyawa imia
atau perlakuan fisik tertentu. Selain itu juga dapat disebabkan karena adanya kesalahan dalam
proses replikasi DNA.
Disamping mutasi, rekombinasi juga memegang peranan terhhadap adanya variabilitas
genetik dari makhluk hidup adalah rekombinasi. Makhluk hidup yang diturunkan dari suatu
individu tidak selamanya mempunyai sifat-sifat genetik yang sama denga induknya karena
umumnya makhluk hidup turunan (progeny) telah mengalami kombinasi alel antar induk jantan
dan betina sehingga memiliki komposisi genetik yang berbeeda. Perubahn komposisi tersebut
tidak pengaruhi faktor atau pengaruh perlakuan dari luar seperti yang terjadi pada proses mutasi.
Rekombinasi genetik adalah proses pertukaran elemen genetik yang dapat terjadi antara untaian
DNA yang berlainan atau antara bagian-bagian gen yang terletak dalam suatu untaian DNA.
Fungsi dari sistem rekombinasi genetik bervariasi tergantung mekanisme. Beberapa
fungsi dari rekombinasi genetik adalah untuk pemeliharaan perbedaan genetik, sistem perbaikan
DNA khusus, regulasi ekspresi gen tertentu, dan penyusunan kembali genetik yang diprogram
selama perkembangan.
3 | R e k o m b i n a s i
BAB II
PEMBAHASAN
A. Rekombinasi Genetik
Selain mutasi, mekanisme lain yang dapat menyebabkan terjadinya variasi genetik
adalah rekombinasi. Makhluk hidup yang diturunkan dari suatu induk tidak selalu mempunyai
sifat-sifat genetik yang sama dengan induknya karena umumnya makhluk turunan (progeny)
telah mengalami komposisi genetik yang berbeda.
Rekombinasi genetik adalah proses pertukaran elemen genetik yang dapat terjadi antara
untaian DNA yang berlainan (interstrand), atau antara bagian-bagian gen yang terletak dalam
satu untaian DNA (intrastrand). Dalam pengertian yang lebih sederhana, rekombinasi genetik
didefinisikan menjadi penggabungan gen dari satu atau lebih sel ke sel target. Sel yang disisipi
atau dimasuki gen dari luar atau dari sel lain disebut biakan rekombinan.
Rekombinasi artinya bergabungnya dua DNA dari sumber yang berbeda. Rekombinasi DNA
selain dengan proses konjugasi ada proses lain yaitu transformasi, transduksi, yang kemudian
disebut proses paraseksual. Proses paraseksual meliputi:
a. Transformasi
Pemindahan sebagian materi genetik atau DNA atau hanya satu gen bakteri ke bakteri
lain dengan proses fisiologi yang kompleks. Proses ini pertama ditemukan Frederick
Griffith tahun 1982. Contoh bakterinya adalah Streptococcus pnemoniae, Haemophillus,
Bacillus. Diduga transformasi ini merupakan cara bakteri menularkan sifatnya ke bakteri
lain. Misalnya bakteri patogen yang semula tidak kebal antibiotik dapat berubah menjadi
kebal antibiotik karena transformasi.
b. Transduksi
Pemindahan materi genetik dengan perantara virus. Virus dapat menyambungkan materi
genetiknya ke DNA bakteri dan membentuk profag. Ketika terbentuk virus baru, di dalam
DNA virus sering terbawa sepenggal DNA bakteri yang diinfeksinya. Virus yang
terbentuk memiliki dua macam DNA yang dikenal partikel transduksi (transducing
particle). Cara ini dikemukakan oleh Norton Zinder dan Jashua Lederberg.
Fungsi dari rekombinasi genetik bervariasi tergantung mekanismenya. Beberapa fungsi
rekombinasi genetik adalah memelihara perbedaan genetik, sistem perbaikan DNA khusus,
4 | R e k o m b i n a s i
regulasi ekspresi gen tertentu, dan penyusunan kembali genetik yang diprogram selama
perkembangan. Secara garis besar ada tiga tipe rekombinasi genetik yang sudah banyak
diketahui, yaitu:
1. Rekombinasi Homolog
Rekombinasi homolog menyebabkan terjadinya pertukaran antarmolekul DNA yang
merupakan homologi urutan nukleotida cukup besar. Ciri khusus rekombinasi homolog
adalah bahwa proses tersebut dapat terjadi setiap titik di daerah homologi. Rekombinasi
terjadi melalui tahap pemotongan untaian DNA yang kemudian diikuti dengan proses
penggabungan kembali. Rekombinasi antar kromosom melibatkan proses pertukaran
secara fisik antara bagian-bagian kromosom. Proses rekombinasi terjadi secara akurat
sehingga tidak ada satupun pasangan basa nukleotida yang hilang atau ditambahkan ke
dalam kromosom rekombinan. Proses pertukaran tersebut menyebabkan terbentuknya
struktur yang dapat terlihat sebagai kiasma (chiasma) pada waktu meiosis. Kiasma
merupakan tempat pemotongan dan penggabungan kembali untai DNA, yaitu ketika dua
kromatid yang berbeda (non-sister chromatids) terpotong dan tergabungkan satu sama
lain. Rekombinasi homolog dimulai ketika dua kromosom homolog terletak berdekatan
satu sama lain sehingga urutan nukleotida yang homolog dapat dipertukarkan. Kontak
antara dua pasang kromosom tersebut, disebut sebagai proses sinapsis, terjadi pada awal
meiosis yaitu pada profase.
2. Rekombinasi Khusus
Berbeda dari proses rekombinasi homolog, rekombinasi khusus hanya terjadi pada
tempat khusus di dalam segmen molekul DNA. Pertukaran materi genetik dilakukan oleh
protein khusus yang mengkatalisis pemotongan dan penggabungan molekul DNA secara
tepat pada tempat terjadinya rekombinasi. Proses rekombinasi semacam ini tidak
tergantung pada protein recA.
Rekombinasi khusus mempunyai beberapa ciri, yaitu:
i. Proses rekombinasi terjadi di tempat khusus pada kedua fragmen DNA,
5 | R e k o m b i n a s i
ii. rekombinasi berlangsung timbal balik (reciprocal), artinya kedua hasil
pertukaran genetik tersebut dapat diperoleh kembali,
iii. rekombinasi terjadi secara konservatif, artinya proses pertukaran genetik
tersebut dilakukan melalui pemotongan dan penyambungan kembali bagian
DNA yang berekombinasi tanpa ada sintesis nukleotida baru, dan
iv. bagian yang mengalami rekombinasi tersebut mempunyai homologi dalam hal
urutan nukleotida.
Proses rekombinasi khusus dimulai dengan terjadinya pemotongan bagian DNA
yang akan berekombinasi pada daerah yang mempunyai homologi sehingga dihasilkan
ujung lekat (sticky end). Kedua ujung lekat pada kedua fragmen DNA yang
berekombinasi tersebut kemudian mengalami pertukaran untai DNA sehingga akan
terbentuk konfigurasi rekombinan.
3. Rekombinasi Meiotik
Rekombinasi meiotik adalah proses rekombinasi yang terjadi pada organisme
eukaryotik pada saat terjadi proses meiosis. Dalam beberapa hal mekanisme rekombinasi
meiotik menunjukkan kemiripan dengan proses rekombinasi homolog pada bakteri
meskipun beberapa tahapan awalnya berbeda. Proses rekombinasi meiotik pada eukariot
dimulai dengan adanya pemotongan dua untai DNA (double-strand break) yang ada
pada salah satu kromosom.
Pada organisme eukariot, rekombinasi genetik terjadi melalui penggabungan seksual
sel telur dan sel sperma. Di dalam proses ini, kromosom sel sperma dan sel telur
mengalami pemotongan pada titik homolog, dari potongan-potongan kromosom dari
kedua sel induk lagi bertukar dan bergabung bersama-sama, menghasilkan gen
kombinasi baru menghasilkan progeny yang mengandung berbagai sifat fenotip yang
diturunkan dari kedua induk. Pemotongan, penyusunan kembali, dan bersatunya gen dan
serangkaian gen selama konjugasi seksual pada eukariot terjadi dengan ketepatan yang
tinggi tanpa mengganggu kerangka pembacaan atau isyarat pada urutan DNA. Pada
bakteri yang tidak menjalani meiosis, rekombinasi genetik terjadi pada seperti konjugasi
antara dua kromosom homologous yang terjadi selama atau segera setelah replikasi.
6 | R e k o m b i n a s i
Rekombinasi genetik yang terjadi pada bakteri dan kapang dapat terjadi melalui proses
berikut.
4. Rekombinasi Alami
Rekombinasi alami terjadi pada organisme eukariot. Proses rekombinasi ini
berlangsung pada saat proses meiosis.Pada gambar di bawah, terlihat bahwa pada fase
profase pada meiosis I, kromosom homolog bersaudara mengalami rekombinasi pada
titik homolog. Daerah terjadinya rekombinasi disebut kiasma. Pada tahap ini terjadi
crossing over sehingga terbentuk kromosom rekombinan.
Gambar Rekombinasi meiosis
5. Rekombinasi Buatan
Rekombinasi buatan dapat dilakukan dengan mnggabungkan gen dari suatu
organisme ke DNA vektor (biasanya plasmid). Rekombinasi buatan ini melibatkan
pemotongan gen yang dinginkan dan menyambungkannya ke DNA plasmid (Gambar ).
Proses pemotongan DNA plasmid dan gen yang diinginkan melibatkan enzim yang
7 | R e k o m b i n a s i
spesifik (contoh enzim EcoR1, enzim yang digunakan sama). selanjutnya gen tersebut
disambungkan ke DNA plasmid dengan menggunakan enzim ligase.
Gambar. Rekominasi Buata (Penyisipan gen ke plasmid)
B. Analisis Genetik
Dalam sejarah perkembangan ilmu genetika, Gregor Mendel dikenal sebagai orang
pertama yang memperkenalkan suatu sistem sederhana untuk menganalisis sifat-sifat genetik
suatu makhluk hidup. Prinsip yang digunakan oleh Mendel cukup sederhana yaitu dengan
membuat persilangan antarbunga Pisum sativum yang mempunyai fenotipe berbeda-beda. Warna
bunga dan kenampakan biji yang muncul dari hasil persilangan tersebut kemudian dijadikan
dasar untuk melakukan analisis matematik. Melalui eksperimen yang dilakukannya, Mendel
kemudian mengajukan konsep mengenai prinsip segregasi. Prinsip ini pada dasarnya
mengatakan bahwa hanya satu alel dari suatu gen yang diturunkan dari sel induk ke sel
keturunannya. Prinsip kedua yang dikemukakan oleh Mendel adalah prinsip pemisahan dan
pengelompokan secara bebas (independent assortment). Prinsip ini pada dasarnya menyatakan
bahwa segregasi suatu pasangan sifat berlangsung secara independen satu sama lain (Campbell
et.al., 2002 )
8 | R e k o m b i n a s i
Prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh Mendel kemudian dipergunakan sebagai dasar
analisis genetik pada makhluk-makhluk hidup yang lain, misalnya untuk mengetahui ada atau
tidaknya tautan gen (gene linkage) antara gen-gen pada makhluk renik. Perlu dipahami
bahwahukum Mendel yang kedua yaitu pengelompokan secara bebas hanya berlaku untuk lokus-
lokus yang terletak pada kromosom bukan homolog. Seringkali didapatkan penyimpangan dari
hukum Mendel pada hasil persilangan suatu makhluk karena adanya efek tautan gen. Meskipun
demikian, prinsip-prinsip seperti yang dikemukakan oleh Mendel masih dapat diterapkan sebagai
dasar analisis genetik (Campbell et.al., 2002 )
Analisis genetik merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan studi baik pada
tingkat morfologi, sel, biokimia, maupun molekuler lainnya (DNA, RNA) untuk menyelidiki
fenomena-fenomena kebakaan. Penyilangan-penyilangan eksperimental disertai pengamatan
morfologi (fenotipe) maupun molekuler merupakan metode yang dipakai untuk mempelajari
pewarisan suatu sifat atau untuk mengetahui terjadinya mutasi (Yuwono, 2002).
C. Elemen Loncat (Transposable Elements)
Pada awal tahun 1940-an, telah ditemukan beberapa urutan DNA dapat berubah posisi.
Urutan yang dapat berpindah ini disebut dengan elemen genetik yang transposabel atau
singkatnya disebut transposon. Penelitian menunjukkan bahwa elemen ini ada pada prokariotik
dan eukariotik. Elemen transposabel ini ditemukan oleh B. McClintock melalui analisa
ketidakstabilan genetik pada maizena yang berkaitan dengan kerusakan kromosom dan
ditemukan bagian elemen transposabel ini berada. Pada analisa McClintock, kerusakan dideteksi
dengan hilangnya penanda genetik tertentu. Pada beberapa eksperimen, McClintock
menggunakan penanda yang mengkontrol deposisi pigmentasi pada aleuron, membran terluar
dari endosperm biji maizena. Penanda tersebut adalah alel pada lokus C pada lengan pendek dari
kromosom 9. Alel yang disebut CI ini, adalah inhibitor dominan dari pewarnaan aleuron
sehingga biji yang memiliki alel ini akan menjadi tidak berwarna. McClintock memfertilisasikan
bunga betina CC dengan polen dari bunga jantan CI, menghasilkan biji yang endospermnya CI
CC. Walaupun banyak dari biji ini tersebut tidak berwarna, beberapa juga menunjukkan adanya
pigmen ungu kecoklatan.
9 | R e k o m b i n a s i
McClintock beranggapan bahwa alel inhibitor CI telah hilang beberapa saat selama
pembentukan endosperm, sehingga klon dari jaringan yang dapat membentuk pigmen dapat
muncul. Genotip dari klon ini kemungkinan adalah –CC dan yang hilang adalah alel CI . Analisis
lebih lanjut menunjukkan bahwa alel ini hilang akibat kerusakan kromosom. Kerusakan pada
suatu lokasi akan melepaskan segmen kromosom dari sentromernya sehingga membentuk
fragmen asentrik.
Transposisi adalah suatu proses perpindahan elemen genetik dari satu lokus dalam suatu
kromosom, plasmid, atau genom virus, ke bagian lain kromosom yang sama, atau bahkan ke
suatu lokus dalam kromosom yang lain. Elemen yang berpindah tersebut dasebut dapat berupa
satu gen atau beberapa gen yang tertaut (linkage) dan dikenal sebagai elemen genetik yang dapat
bertransposisi (Transposable elemen) atau juga disebut transposon (Yuwono, 2002).
Menurut Yuwono (2002), berdasarkan mekanisme perpindahan (transposisi), transposon
dapat digolongkan menjadi 2 kategori :
1. Retrotransposon
Dalam kategori ini elemen genetik bergerak ini menggandakan dirinya dengan
mentraskrip RNA, kemudian di transkrip kembali menjadi DNA dengan bantuan enzim
reverse transcriptase, selanjutnya menyisip pada bagian lain di genom. Karena
menggunakan mekanisme ―copy and paste‖ maka yang berpindah adalah hasil
penggandaan dari RNAnya (Brown, 2002).
Ada tiga kelas utama dari retrotransposon, yaitu: a. Viral, mengkode reverse
transkriptase (untuk transkripsi balik RNA menjadi DNA), dan memiliki LTR (Long
Terminal Repeat). b. LINEs, mengkode reverse transkriptase, dengan sedikit LTRs dan
ditranskrip oleh RNA polymerase II. c. Superfamily nonviral, tidak mengkode reverse
transkriptase dan ditranskrip oleh RNA polymerase III.
10 | R e k o m b i n a s i
Proses dari retrotransposon adalah sebagai berikut, tiruan RNA transposon disintesis
oleh proses transkripsi. Transkripsi RNA ditiru ke dalam DNA, yang sebelumnya
sebagai molekul tersendiri di luar genom. Proses ini memerlukan enzim transkriptase.
Tiruan DNA transposon diintegrasikan ke dalam genom, masuk ke dalam kromosom
(Gambar ).
Gambar Proses Retrotransposon
2. Transposon potong-tempel (cut-paste transposon)
Perpindahan terjadi secara langsung dari satu tempat ke tempat yang lain dalam
suatu genom dengan menggunakan enzim transposase dengan mekanisme “cut and
paste” dimana transposon dipotong dari lokasinya dan memasukkannya ke lokasi yang
baru sehingga transposon ini tidak terdapat lagi di genom asalnya. Perbedaannya dengan
retrotransposon , tidak melibatkan RNA intermediet. Enzim transposase bekerja secara
spesifik, setiap jenis transposase bekerja dengan cara yang berbeda. Transposase
berikatan dengan kedua sisi transposon yang mengandung pengulangan sisipan
(rangkaian identik bila dibaca dari arah kebalikannya). Transposase juga berikatan
dengan rangkaian DNA yang menjadi sisi target. Transposase memotong sisi target dan
membentuk “Sticky end”, dan memotong transposon lalu menyisipkannya ke sisi target.
11 | R e k o m b i n a s i
Suatu DNA polymerase mengisi celah yang dihasilkan dari ―Sticky end” dan DNA ligase
menutup ikatan gula-phosphat. Ini menghasilkan penggandaan pada sisi target dan
penyisipan pada sisi transposon DNA yang dapat diidentifikasi dengan pengulangan
langsung yang pendek (pemotongan pada DNA target diisi oleh DNA polymerase) diikuti
oleh pengulangan sisipan. Mekanisnme ini dapat disimak pada gambar beriku
Transposon seringkali melepas gen untuk transposase, namun ada beberapa yang dapat
menghasilkan enzim tersebut.
Gambar Transposon potong-tempel
D. Metabolisme DNA
Istilah Metabolisme DNA dapat digunakan untuk menjelaskan dari mana salinan molekul
DNA yang tepat dibuat (replikasi), melalui proses yang mempengaruhi struktur informasi
didalamnya (perbaikan dan penggabungan ulang). Pada replikasi DNA, rantai DNA baru
dibentuk berdasarkan urutan nukleotida pada DNA yang digandakan. Replikasi merupakan
proses pelipatgandaan DNA. Replikasi DNA adalah proses penggandaan molekul DNA untai
ganda. Pada sel, replikasi DNA terjadi sebelum pembelahan sel. Prokariota terus-menerus
melakukan replikasi DNA. Pada eukariota, waktu terjadinya replikasi DNA sangatlah diatur,
yaitu pada fase S daur sel, sebelum mitosis atau meiosis I. Penggandaan tersebut memanfaatkan
12 | R e k o m b i n a s i
enzim DNA polimerase yang membantu pembentukan ikatan antara nukleotida-nukleotida
penyusun polimer DNA. Proses replikasi DNA dapat pula dilakukan in vitro dalam proses yang
disebut reaksi berantai polimerase (PCR).
Metabolisme DNA terdiri dari mekanisme replikasi serta perbaikan serta penggabungan
ulang DNA. Replikasi merupakan proses penggandaan rantai ganda DNA. Pada sel, replikasi
DNA terjadi sebelum pembelahan sel. Prokariota terus-menerus melakukan replikasi DNA. Pada
eukariota, waktu terjadinya replikasi DNA sangatlah diatur, yaitu pada fase S siklus sel, sebelum
mitosis atau meiosis I. Penggandaan tersebut memanfaatkan enzim DNA polimerase yang
membantu pembentukan ikatan antara nukleotida-nukleotida penyusun polimer DNA. Proses
replikasi DNA dapat pula dilakukan in vitro dalam proses yang disebut reaksi berantai
polimerase (PCR).
Replikasi bahan genetik ditentukan oleh beberapa komponen utama :
a. DNA cetakan, yaitu molekul DNA atau RNA yang akan direplikasi.
b. Molekul deoksi ribonukleotida, yaitu dATP, dTTP,dCTP, dan dGTP.
c. Enzim DNA polymerase, yaitu enzim utama yang mengkatalis proses polimerasi
nukleotida menjadi untaian DNA
d. Enzim Primase, yaitu enzim yang menegkatalis sintesis primer untuk memulai
sreplikasi DNA.
e. Enzim helikase dan girase , enzim pembuka ikatan untaian DNA induk.
f. Protein SSB ( single strand binding protein) , molekul protein yang menstabilkan
untaian DNA yang sudah terbuka.
g. Enzim DNA Ligase , yaitu enzim yang berfungsi untuk menyambung fragemen-
fragmen DNA.
Tahapan-tahapan dalam proses replikasi
a. Inisiasi, DNA dalam sel-sel eukaryotik memiliki ARCs (autonomously replicating
sequence) yang berperan sebagai asal muasal replikasi dan mereka saling berlawanan dari
asal bakterial (ori). ARCs terdiri atas 11 pasangan landasan rentetan tambah dua atau tiga
rentetan nucleotida pendek tambahan dengan 100 hingga 200 pasangan landasan
sepanjang area DNA. Grup utama dari enam protein, secara kolektif dikenal dikenal
13 | R e k o m b i n a s i
sebagai ORC (Origin Recognition Complex), mengikat asal muasal replikasi, menandai
replikasi DNA dengan tepat pada saat waktu yang sesuai melalui siklus sel.Pengenalan
situs awal replikasi, oleh suatu protein komponen polymerase DnaA yang dihasilkan oleg
gen dnaA.
b. Terbentuknya Garpu replikasi. Garpu replikasi atau cabang replikasi (replication fork)
ialah struktur yang terbentuk ketika DNA bereplikasi. Garpu replikasi ini dibentuk akibat
enzim helikase yang memutus ikatan-ikatan hidrogen yang menyatukan kedua untaian
DNA, membuat terbukanya untaian ganda tersebut menjadi dua cabang yang masing-
masing terdiri dari sebuah untaian tunggal DNA. Masing-masing cabang tersebut menjadi
"cetakan" untuk pembentukan dua untaian DNA baru berdasarkan urutan nukleotida
komplementernya. DNA polimerase membentuk untaian DNA baru dengan
memperpanjang oligonukleotida (RNA) yang dibentuk oleh enzim primase dan disebut
primer.
Gambar Replikasi DNA
14 | R e k o m b i n a s i
c. Pemanjangan Untaian DNA. DNA polimerase membentuk untaian DNA baru dengan
menambahkan nukleotida—dalam hal ini, deoksiribonukleotida—ke ujung 3'-hidroksil
bebas nukleotida rantai DNA yang sedang tumbuh. Dengan kata lain, rantai DNA baru
disintesis dari arah 5'→3', sedangkan DNA polimerase bergerak pada DNA induk dengan
arah 3'→5'. Namun demikian, salah satu untaian DNA induk pada garpu replikasi
berorientasi 3'→5', sementara untaian lainnya berorientasi 5'→3', dan helikase bergerak
membuka untaian rangkap DNA dengan arah 5'→3'. Oleh karena itu, replikasi harus
berlangsung pada kedua arah berlawanan tersebut.
d. Pembentukan Leading strand.
Pada replikasi DNA, untaian pengawal (leading strand) ialah untaian DNA yang
disintesis dengan arah 5'→3' secara berkesinambungan. Pada untaian ini, DNA
polimerase mampu membentuk DNA menggunakan ujung 3'-OH bebas dari sebuah
primer RNA dan sintesis DNA berlangsung secara berkesinambungan, searah dengan
arah pergerakan garpu replikasi.
e. Pembentukan Lagging strand.
Lagging strand ialah untaian DNA yang terletak pada sisi yang berseberangan dengan
leading strand pada garpu replikasi. Untaian ini disintesis dalam segmen-segmen yang
disebut fragmen Okazaki. Panjang fragmen okazaki mencapai sekitar 2.000 nukleotides
panjang dalam sel-sel bakterial dan sekitar 200 panjang nukelotides dalam sel-sel
eukaryotic. Pada untaian ini, primase membentuk primer RNA. DNA polimerase dengan
demikian dapat menggunakan gugus OH 3' bebas pada primer RNA tersebut untuk
mensintesis DNA dengan arah 5'→3'. Fragmen primer RNA tersebut lalu disingkirkan
(misalnya dengan RNase H dan DNA Polimerase I) dan deoksiribonukleotida baru
ditambahkan untuk mengisi celah yang tadinya ditempati oleh RNA. DNA ligase lalu
menyambungkan fragmen-fragmen Okazaki tersebut sehingga sintesis lagging strand
menjadi lengkap. Enzim ini mengkatalis pembentukan ikatan phosphodiester antara 3‘ –
OH dari salah satu helaian dari 5‘-P dari halaian yang lain.DNA ligase diaktifkan oleh
AMP (adenosine monophosphate) sebagai cofactor (faktor pengendali). Dalam E.coli,
AMP dibawa dari nucleotide NAD+. Dalam sel-sel eukaryotik, AMP ditandai dari ATP.
15 | R e k o m b i n a s i
Ligaseligase tidak dilibatkan dalam pemanjangan rantai; melainkan, mereka berperan
pemasang enzim-enzim untuk perekatan ‗celah‘ melalui molekul DNA.
f. Modifikasi Post-Replikasi DNA
Setelah DNA direplikasikan, dua helaian tersintesis terbaru dipasangkan ke modifikasi
enzimatik. Perubahan-perubahan ini biasanya melibatkan penambahan molekul-molekul
tertentu untuk mekhususkan titik-titk sepanjang helix ganda. Pada cara ini, tags sel, atau
label-label, DNA, sehingga ini bisa membedakan material genetiknya sendiri dari
berbagai DNA asing yang mungkin bisa masuk ke dalam sel. Modifikasi post-replikasi
DNA mungkin juga mempengaruhi cara molekul diikat. DNA merupakan faktor utama
modifikasi dengan penambahan kelompok methyl ke beberapa adenine dan residu-residu
cytosine. Grup methyl ditambahkan oleh DNA methylasess setelah nucleotides telah
digabungkan dengan DNA polymerases. Penambahan methyl ke cytosine membentuk 5-
methylcytosine dan methylasi dari adenine membentuk 6-methyladine. Methyladine lebih
umum daripada methylcytosine dalam sel-sel bakterial, di mana dalam sel-sel eukaryotik,
grup methyl paling banyak ditambahkan ke cytosine. Methylase muncul hanya pada
beberapa rentetan nucleotide khusus.
Dalam sel-sel eukaryotik, sebagai contoh, methylasi secara umum muncul pada saat
cytosine berdampingan ke guanine di sisi 3‘-OH (5‘ P-CG-3‘OH).Pola methylasi bersifat
spesifik untuk spesies yang diberikan, berperan seperti tanda tangan untuk DNA spesies
tersebut. Hal ini patut diperhatikan karena grup methy melindungi DNA melawan
perlawanan enzim-enzim tertentu disebut restriction endonuclease (RE). Oleh karena itu
DNA asing melalui sebuah sel dicerna dengan RE yang bisa memotong DNA di titik
khusus tertentu di mana DNA methylase menambah sebuah grup methyl. Pola methylasi
melindungi DNA dari cernaan oleh sel yang memiliki endonucleases tapi tidak melawan
pembatasan enzim-enzim yang diproduksi sel-sel spesies yang lain. Pembatasan ini
menyederhanakan pertukaran DNA antar sel dari spesies yang diproduksi sel-sel spesies
yang berbeda. Methylasi DNA pada titik-titik tertentu mungkin akan berakhir pada
konversi terdekat dari B-DNA ke bentuk-bentuk Z-DNA. Dalam bentuk B-DNA, grup-
grup hydropholic methyl dari alur utama, menghasilkan pengaturan yang tepat.
16 | R e k o m b i n a s i
Proses replikasi DNA ini merupakan proses yang rumit namun teliti. Proses sintesis
rantai DNA baru memiliki suatu mekanisme yang mencegah terjadinya kesalahan pemasukan
monomer yang dapat berakibat fatal. Karena mekanisme inilah kemungkinan terjadinya
kesalahan sintesis amatlah kecil.
17 | R e k o m b i n a s i
BAB III
KESIMPULAN
Rekombinasi merupakan proses pertukaran elemen genetik yang dapat terjadi antara
untaian DNA yang berlainan (interstrand), atau antara bagian-bagian gen yang terletak dalam
satu untaian DNA (intrastrand). Dalam pengertian yang lebih sederhana, rekombinasi genetik
didefinisikan menjadi penggabungan gen dari satu atau lebih sel ke sel target. Proses
rekombinasi ini akan menjadi penyebab adanya variasi genetic pada makhluk hidup.
Rekombinasi digunakan untuk untuk pemeliharaan perbedaan genetik, sistem perbaikan DNA
khusus, regulasi ekspresi gen tertentu, dan penyusunan kembali genetik yang diprogram
selama perkembangan.
18 | R e k o m b i n a s i
DAFTAR PUSTAKA
Brown, T.A. 2002. DNA in Genomes.
Campbell, N.A., J.B. Reece, L.G. Mitchell. 2002. Biologi Edisi Kelima Jilid I. Jakarta.
Penerbit Erlangga.
Schumm E. D.1992. Essential of Biochemistry. F.A.Davis company. Ohio
Yuwono, T. 2002. Biologi Molekuler. Jakarta. Penerbit Erlangga