Otitis Eksterna

29
Lab/SMF Ilmu Kesehatan THT Refleksi Kasus Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman RSUD Abdul Wahab Sjahranie OTITIS EKSTERNA DIFUSA Disusun Oleh: Amaliaturrahmah 06.55372.00315.09 Pembimbing: dr. Rahmawati, Sp.THT-KL Dibawakan dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik SMF/Lab. Ilmu Kesehatan THT 0

Transcript of Otitis Eksterna

Page 1: Otitis Eksterna

Lab/SMF Ilmu Kesehatan THT Refleksi Kasus

Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman

RSUD Abdul Wahab Sjahranie

OTITIS EKSTERNA DIFUSA

Disusun Oleh:

Amaliaturrahmah

06.55372.00315.09

Pembimbing:

dr. Rahmawati, Sp.THT-KL

Dibawakan dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik

SMF/Lab. Ilmu Kesehatan THT

Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman

Samarinda

2012

0

Page 2: Otitis Eksterna

BAB I

PENDAHULUAN

Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis disebabkan

oleh infeksi bakteri, jamur, dan virus. Penyakit ini sering dijumpai pada daerah-

daerah yang panas dan lembab dan jarang pada iklim-iklim sejuk dan kering.

Patogenesis dari otitis eksterna sangat komplek dan sejak tahun 1844 banyak

peneliti mengemukakan faktor pencetus dari penyakit ini seperti Branca (1953)

mengatakan bahwa berenang merupakan penyebab dan menimbulkan

kekambuhan. Senturia dkk (1984) menganggap bahwa keadaan panas, lembab dan

trauma terhadap epitel dari liang telinga luar merupakan faktor penting untuk

terjadinya otitis eksterna. Howke dkk (1984) mengemukakan pemaparan terhadap

air dan penggunaan lidi kapas dapat menyebabkan terjadi otitis eksterna baik yang

akut maupun kronik. Penyakit ini merupakan penyakit telinga bagian luar yang

sering dijumpai, disamping penyakit telinga lainnya.1,2

Faktor penyebab timbulnya otitis eksterna antara lain, kelembaban,

penyumbatan liang telinga, trauma local dan alergi. Faktor ini menyebabkan

berkurangnya lapisan protektif yang menyebabkan edema dari epitel skuamosa.

Keadaan ini menimbulkan trauma local yang mengakibatkan bakteri masuk

melalui kulit, inflasi dan menimbulkan eksudat. Bakteri patogen pada otitis

eksterna akut adalah pseudomonas (41 %), strepokokus (22%), stafilokokus

aureus (15%) dan bakteroides (11%).1,2,3

Otitis eksterna ini merupakan suatu infeksi liang telinga bagian luar

yang dapat menyebar ke pina, periaurikular, atau ke tulang temporal. Biasanya

seluruh liang telinga terlibat, tetapi pada furunkel liang telinga luar dapat

dianggap pembentukan lokal otitis eksterna. Otitis eksterna difusa merupakan tipe

infeksi bakteri patogen yang paling umum disebabkan oleh pseudomonas,

stafilokokus dan proteus, atau jamur terutama timbul pada musim panas.

Terjadinya kelembaban yang berlebihan karena berenang atau mandi menambah

maserasi kulit liang telinga dan menciptakan kondisi yang cocok bagi

pertumbuhan bakteri. 4

1

Page 3: Otitis Eksterna

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Otitis eksterna adalah radang merata kulit liang telinga yang disebabkan

oleh kuman maupun jamur (otomikosis) dengan tanda-tanda khas yaitu rasa tidak

enak di liang telinga, deskuamasi, sekret di liang telinga dan kecenderungan untuk

kambuhan.5, otitis eksterna difus dikenal dengan swimmer ear (telinga perenang)

atau telinga cuaca panas (hot weather ear) adalah infeksi pada 2/3 dalam liang

telinga akibat infeksi bakteri yang menyebabkan pembengkakan stratum korneum

kulit sehingga menyumbat saluran folikel. 6

2.2 Etiologi

Swimmer’s ear (otitis eksterna) sering dijumpai, didapati 4 dari 1000

orang, kebanyakan pada usia remaja dan dewasa muda. Terdiri dari inflamasi,

iritasi atau infeksi pada telinga bagian luar. Dijumpai riwayat pemaparan terhadap

air, trauma mekanik dan goresan atau benda asing dalam liang telinga. Berenang

dalam air yang tercemar merupakan salah satu cara terjadinya otitis eksterna

(swimmer’s ear).7 Bentuk yang paling umum adalah bentuk boil (Furunkulosis)

salah satu dari satu kelenjar sebasea 1/3 liang telinga luar. Pada otitis eksterna

difusa disini proses patologis membatasi kulit sebagian kartilago dari otitis liang

telinga luar, konka daun telinga penyebabnya idiopatik, trauma, iritan, bakteri atau

fungal, alergi dan lingkungan. Kebanyakan disebabkan alergi pemakaian topikal

obat tetes telinga. Alergen yang paling sering adalah antibiotik, contohnya:

neomycin, framycetyn, gentamicin, polimixin, anti bakteri (clioquinol, Holmes

dkk, 1982) dan anti histamin. Sensitifitas poten lainnya adalah metal dan

khususnya nikel yang sering muncul pada kertas dan klip rambut yang mungkin

digunakan untuk mengorek telinga. Infeksi merupakan penyakit yang paling

umum dari liang telinga luar seperti otitis eksterna difusa akut pada lingkungan

yang lembab.1

2

Page 4: Otitis Eksterna

2.3 Patofisiologi

Secara alami, sel-sel kulit yang mati, termasuk serumen, akan dibersihkan

dan dikeluarkan dari gendang telinga melalui liang telinga. Cotton bud (pembersih

kapas telinga) dapat mengganggu mekanisme pembersihan tersebut sehingga sel-

sel kulit mati dan serumen akan menumpuk di sekitar gendang telinga. Masalah

ini juga diperberat oleh adanya susunan anatomis berupa lekukan pada liang

telinga.

Keadaan diatas dapat menimbulkan timbunan air yang masuk ke dalam

liang telinga ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah, lembab, hangat, dan

gelap pada liang telinga merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan bakteri

dan jamur.3

Adanya faktor predisposisi otitis eksterna dapat menyebabkan

berkurangnya lapisan protektif yang menimbulkan edema epitel skuamosa.

Keadaan ini menimbulkan trauma lokal yang memudahkan bakteri masuk melalui

kulit, terjadi inflamasi dan cairan eksudat. Rasa gatal memicu terjadinya iritasi,

berikutnya infeksi lalu terjadi pembengkakan dan akhirnya menimbulkan rasa

nyeri.

Proses infeksi menyebabkan peningkatan suhu lalu menimbulkan

perubahan rasa nyaman dalam telinga. Selain itu, proses infeksi akan

mengeluarkan cairan / nanah yang bisa menumpuk dalam liang telinga (meatus

akustikus eksterna) sehingga hantaran suara akan terhalang dan terjadilah

penurunan pendengaran.3

3

Gambar 1. Liang telinga yang lecet

Page 5: Otitis Eksterna

Bakteri patogen yang sering menyebabkan otitis eksterna yaitu

pseudomonas (41%), streptokokus (22%), stafilokokus aureus (15%) dan

bakteroides (11%). Infeksi pada liang telinga luar dapat menyebar ke pinna,

periaurikuler dan tulang temporal.

Otalgia pada otitis eksterna disebabkan :

Kulit liang telinga luar beralaskan periostium & perikondrium bukan

bantalan jaringan lemak sehingga memudahkan cedera atau trauma. Selain

itu, edema dermis akan menekan serabut saraf yang mengakibatkan rasa

sakit yang hebat.

Kulit dan tulang rawan pada 1/3 luar liang telinga luar bersambung dengan

kulit dan tulang rawan daun telinga sehingga gerakan sedikit saja pada

daun telinga akan dihantarkan ke kulit dan tulang rawan liang telinga luar

sehingga mengakibatkan rasa sakit yang hebat pada penderita otitis

eksterna.

2.4 Klasifikasi

a. Penyebab tidak diketahui :1

Malfungsi kulit : dermatitis seboroik, hiperseruminosis, asteotosis

Eksema infantil : intertigo, dermatitis infantil.

Otitis eksterna membranosa.

Meningitis kronik idiopatik

Lupus erimatosus, psoriasis

b. Penyebab infeksi

Bakteri gram (+) : furunkulosis, impetigo, pioderma, ektima, sellulitis,

erisipelas.

Bakteri gram (-) : Otitis eksterna diffusa, otitis eksterna bullosa, otitis

eksterna granulosa, perikondritis.1,2

Bakteri tahan asam : mikrobakterium TBC.

Jamur dan ragi (otomikosis) : saprofit atau patogen.

Meningitis bullosa, herpes simplek, herpes zoster, moluskum

kontangiosum, variola dan varicella.

4

Page 6: Otitis Eksterna

Protozoa

Parasit

c. Erupsi neurogenik : proritus simpek, neurodermatitis lokalisata/desiminata,

ekskoriasi, neurogenik.

d. Dermatitis alergika, dermatitis kontakta (venenat), dermatis atopik, erupsi

karena obat, dermatitis eksamatoid infeksiosa, alergi fisik.

e. Lesi traumatika : kontusio dan laserasi, insisi bedah, hemorhagi (hematom

vesikel dan bulla), trauma (terbakar, frosbite, radiasi dan kimiawi).

f. Perubahan senilitas.

g. Deskrasia vitamin

h. Diskrasia endokrin.1

Otitis eksterna diklasifikasikan atas :

1. Otitis eksterna akut :

• Otitis eksterna sirkumskripta (furunkel / bisul)

• Otitis eksterna difus

2. Otitis eksterna kronik

1. Otitis eksterna akut

Otitis eksterna sirkumskripta (furunkel/ bisul)

Otitis eksterna sirkumskripta adalah infeksi bermula dari folikel rambut di

liang telinga yang disebabkan oleh bakteri stafilokokus dan menimbulkan

furunkel di liang telinga di 1/3 luar. Sering timbul pada seseorang yang menderita

diabetes.

Gejala klinis otitis eksterna sirkumskripta berupa rasa sakit (biasanya dari

ringan sampai berat, dapat sangat mengganggu, rasa nyeri makin hebat bila

mengunyah makanan). Keluhan kurang pendengaran, bila furunkel menutup liang

telinga. Rasa sakit bila daun telinga ketarik atau ditekan. Terdapat tanda infiltrat

atau abses pada 1/3 luar liang telinga.

Penatalaksanaan otitis eksterna sirkumskripta: 5

5

Page 7: Otitis Eksterna

Lokal : pada stadium infiltrat diberikan tampon yang dibasahi dengan

10% ichthamol dalam glycerine, diganti setiap hari. Pada stadium

abses dilakukan insisi pada abses dan tampon larutan rivanol 0,1%.

Sistemik : Antibiotika diberikan dengan pertimbangan infeksi yang

cukup berat. Diberikan pada orang dewasa ampisillin 250 mg qid,

eritromisin 250 qid. Anak-anak diberikan dosis 40-50 mg per kg BB.

Analgetik : Parasetamol 500 mg qid (dewasa). Antalgin 500 mg qid

(dewasa).

Pada kasus-kasus berulang tidak lupa untuk mencari faktor

sistemik yaitu adanya penyakit diabetes melitus.5

Otitis Eksterna Difus

Otitis eksterna difus adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat

infeksi bakteri. Umumnya bakteri penyebab yaitu Pseudomonas. Bakteri

penyebab lainnya yaitu Staphylococcus albus, Escheria coli, dan sebagainya. Kulit

liang telinga terlihat hiperemis dan udem yang batasnya tidak jelas. Tidak terdapat

furunkel (bisul). Gejalanya sama dengan gejala otitis eksterna sirkumskripta

(furunkel = bisul). Kandang-kadang kita temukan sekret yang berbau namun tidak

bercampur lendir (musin). Lendir (musin) merupakan sekret yang berasal dari

kavum timpani dan kita temukan pada kasus otitis media. 3

Pengobatan otitis eksterna difus ialah dengan memasukkan tampon yang

mengandung antibiotik ke liang telinga supaya terdapat kontak yang baik antara

obat dengan kulit yang meradang. Kadang-kadang diperlukan obat antibiotika

sistemik. 8

Otomikosis

Infeksi jamur di liang telinga dipermudah oleh kelembaban yang tinggi di

daerah tersebut. Yang tersering ialah jamur aspergilus. Kadang-kadang ditemukan

juga kandida albikans atau jamur lain.

Gejalanya biasanya berupa rasa gatal dan rasa penuh di liang telinga, tetapi

sering pula tanpa keluhan. Pengobatannya ialah dengan membersihkan liang

6

Page 8: Otitis Eksterna

telinga. Larutan asam asetat 2-5% dalam alkohol yang diteteskan ke liang telinga

biasanya dapat menyembuhkan. Kadang-kadang diperlukan juga obat anti-jamur

(sebagai salep) yang diberikan secara topikal. 8

2. Otitis eksterna kronik

Otitis eksterna kronik adalah otitis eksterna yang berlangsung lama dan

ditandai oleh terbentuknya jaringan parut (sikatriks). Adanya sikatriks

menyebabkan liang telinga menyempit.

2.5 Gejala klinis

Rasa sakit di dalam telinga bisa bervariasi dari yang hanya berupa rasa

tidak enak sedikit, perasaan penuh didalam telinga, perasaan seperti terbakar

hingga rasa sakit yang hebat, serta berdenyut. Meskipun rasa sakit sering

merupakan gejala yang dominan, keluhan ini juga sering merupakan gejala sering

7

Gambar 2. Otitis eksterna akut

Gambar 3. Otitis eksterna kronik

Page 9: Otitis Eksterna

mengelirukan. Kehebatan rasa sakit bisa agaknya tidak sebanding dengan derajat

peradangan yang ada. Ini diterangkan dengan kenyataan bahwa kulit dari liang

telinga luar langsung berhubungan dengan periosteum dan perikondrium,

sehingga edema dermis menekan serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit

yang hebat. Lagi pula, kulit dan tulang rawan 1/3 luar liang telinga bersambung

dengan kulit dan tulang rawan daun telinga sehingga gerakan yang sedikit saja

dari daun telinga akan dihantarkan kekulit dan tulang rawan dari liang telinga luar

dan mengkibatkan rasa sakit yang hebat dirasakan oleh penderita otitis eksterna.

Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada tahap

awal dari otitis eksterna difusa dan sering mendahului terjadinya rasa sakit dan

nyeri tekan daun telinga.

Gatal merupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan

pendahulu rasa sakit yang berkaitan dengan otitis eksterna akut. Pada kebanyakan

penderita rasa gatal disertai rasa penuh dan rasa tidak enak merupakan tanda

permulaan peradangan suatu otitis eksterna akuta. Pada otitis eksterna kronik

merupakan keluhan utama.

Kurang pendengaran mungkin terjadi pada akut dan kronik dari otitis

eksterna akut. Edema kulit liang telinga, sekret yang sorous atau purulen,

penebalan kulit yang progresif pada otitis eksterna yang lama, sering menyumbat

lumen kanalis dan menyebabkan timbulnya tuli konduktif. Keratin yang

deskuamasi, rambut, serumen, debris, dan obat-obatan yang digunakan kedalam

telinga bisa menutup lumen yang mengakibatkan peredaman hantaran suara.1

Menurut MM. Carr secara klinik otitis eksterna terbagi : 4

1. Otitis Eksterna Ringan : kulit liang telinga hiperemis dan eksudat, liang telinga

menyempit.

2. Otitis Eksterna Sedang : liang telinga sempit, bengkak, kulit hiperemis dan

eksudat positif

3. Otitis Eksterna Komplikas : Pina/Periaurikuler eritema dan bengkak

4. Otitis Eksterna Kronik : kulit liang telinga/pina menebal, keriput, eritema

positif.

Menurut Senturia HB (1980) :

8

Page 10: Otitis Eksterna

Eritema kulit, sekret yang kehijau-hijauan dan edema kulit liang telinga

merupakan tanda-tanda klasik dari otitis diffusa akuta. Bau busuk dari sekret tidak

terjadi. Otitis eksterna diffusa dapat dibagi atas 3 stadium yaitu : 1

1. “Pre Inflammatory“

2. Peradangan akut (ringan/ sedang/ berat)

3. Radang kronik

2.6 Diagnosis

Anamnesis

Gejala awal dapat berupa gatal

Didapatkan riwayat faktor predisposisi

Rasa gatal berlanjut menjadi nyeri yang sangat dan terkadang tidak sesuai

dengan kondisi penyakitnya (misalnya pada folikulitis atau otitis eksterna

sirkumskripta). Nyeri terutama ketika daun telinga ditarik, nyeri tekan

tragus, dan ketika mengunyah makanan.

Rasa gatal dan nyeri disertai pula keluarnya sekret encer, bening sampai

kental purulen tergantung pada kuman atau jamur yang menginfeksi. Pada

jamur biasanya akan bermanifestasi sekret kental berwarna putih keabu-

abuan dan berbau.

Pendengaran normal atau sedikit berkurang.

Pemeriksaan Fisik

Kulit MAE edema, hiperemi merata sampai ke membran timpani dengan

liang MAE penuh dengan sekret. Jika edema hebat, membran timpani

dapat tidak tampak.

Pada folikulitis akan didpatkan edema, hiperemi pada pars kartilagenous

MAE.

Nyeri tragus (+)

Adenopati reguler dan terkadang didapatkan nyeri tekan

2.7 Diagnosis Banding

Diagnosis banding dari keadaan yang serupa dengan otitis eksterna antara

lain meliputi :

9

Page 11: Otitis Eksterna

Otitis Media akut

Otitis eksterna bullosa

Perikondritis yang berulang

2.8 Penatalaksanaan

Otitis eksterna difusa harus diobati dalam keadaan dini sehingga dapat

menghilangkan edema yang menyumbat liang telinga. Dengan demikian, biasanya

perlu disisipkan tampon berukuran ½ x 5 cm kedalam liang telinga mengandung

obat agar mencapai kulit yang terkena. Setelah dilumuri obat, tampon kasa

disisipkan perlahan-lahan dengan menggunakan forsep aligator. Penderita harus

meneteskan obat tetes telinga pada kapas tersebut satu hingga dua kali sehari.

Dalam 48 jam tampon akan jatuh dari liang telinga karena lumen sudah bertambah

besar. Polimiksin B dan colistemethate merupakan antibiotik yang paling efektif

terhadap Pseudomonas dan harus menggunakan vehiculum hidroskopik seperti

glikol propilen yang telah diasamkan bahan kimia lain, seperti gentian violet 2%

dan perak nitrat 5% bersifat bakterisid dan bisa diberikan langsung ke kulit liang

telinga. Setelah reaksi peradangan berkurang, dapat ditambahkan alcohol 70%

untuk membuat liang telinga bersih dan kering. Terapi sistemik hanya

dipertimbangkan pada kasus berat; dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan

kepekaan bakteri. Antibiotik sistemik khususnya diperlukan jika dicurigai danya

perikondritis atau kondritis pada tulang rawan telinga. 1,2,8

Pasien harus diingatkan mengenai kemungkinan kekambuhan yang

mungkin terjadi pada pasien, terutama setelah berenang. Untuk menghindarinya

pasien harus menjaga agar telinganya selalu kering, dengan cara menggunakan

alkohol encer secara rutin tiga kali seminggu. Pasien juga harus diingatkan agar

tidak menggaruk / membersihkan telinga dengan cotton bud terlalu sering. 1,3

2.9 Komplikasi

Perikondritis

Selulitis

Dermatitis aurikularis.9

10

Page 12: Otitis Eksterna

2.10 Prognosis

Otitis eksterna adalah suatu kondisi yang dapat diobati biasanya sembuh

dengan cepat dengan pengobatan yang tepat. Paling sering, otitis ekserna dapat

dengan mudah diobati dengan tetes telinga antibiotik. Otitis eksterna kronis yang

mungkin memerlukan perawatan lebih intensif. Otitis eksterna biasanya tidak

memiliki komplikasi jangka panjang atau serius. 10

11

Page 13: Otitis Eksterna

BAB III

LAPORAN KASUS

3.1 Identitas Pasien

Nama : Ny.R

Usia : 29 tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : Swasta

Alamat : Jl. Pasundan Gg. 20 Rt.36

MRS : 13 September 2012

3.2 Anamnesis

Keluhan Utama : Nyeri telinga kanan

Riwayat Sakit Sekarang : Nyeri telinga kanan dirasakan pasien sejak 2 hari

sebelum masuk rumah sakit, nyeri dirasakan terus-menerus, sebelumnya pasien

mengeluhkan adanya telinga gatal, pasien juga mengeluhkan adanya cairan

berwarna putih kekuningan dan tidak berbau sejak 2 hari SMRS. Pasien juga

mengalami demam yang naik turun, namun demam dirasakan tidak terlalu tinggi.

Pasien tidak mengeluhkan adanya penurunan pendengaran, batuk dan pilek, nyeri

menelan. Pasien mengaku keluhan timbul setelah mengorek-ngorek telinganya

dengan cotton bud, pasien memang memiliki kebiasaan untuk membersihkan

telinga sendiri setiap hari.

Riwayat Penyakit Dahulu:

Riwayat alergi (-).

Riwayat tekanan darah tinggi (-), DM (-)

Riwayat dermatitis (-)

Riwayat Penyakit Keluarga:

Tidak terdapat riwayat keluarga dengan penyakit alergi.

12

Page 14: Otitis Eksterna

3.3 Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : tampak sakit ringan

Kesadaran : compos mentis

Tanda Vital:

Frekuensi nadi : 88 x/menit, reguler, isi cukup

Frekuensi nafas : 20 x/menit, reguler

Suhu : 36,9º C (per axiller)

Status Generalis:

Kepala & Leher : normochepali, konjungtiva anemis (-/-), sklera

ikterik (-/-)

Telinga/Hidung/Tenggorok : Status Lokalis

Thorax :

Pulmo : Inspeksi : bentuk gerak dada simetris

Palpasi : fremitus raba kanan = kiri

Perkusi : sonor

Auskultasi : vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)

Cor : Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : ictus cordis tidak teraba

Perkusi : batas jantung dalam batas normal

Auskultasi : S1 S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-),

Abdomen:

Inspeksi : distensi (-)

Palpasi : soefel, organomegali (-)

Perkusi : timpani

Auskultasi : bising usus (+) normal.

Ektremitas : edema (-/-), varises (-/-), akral hangat

13

Page 15: Otitis Eksterna

Status lokalis telinga, hidung dan tenggorokan :

TELINGA Dextra Sinistra

Aurikula Radang (-), nyeri tekan tragus (-),

nyeri pergerakan aurikula (+)

Radang (-), nyeri tekan tragus (-)

Retroaurikula Radang (-), nyeri tekan (-), sulkus

retroaurikula (+)

Radang (-), nyeri tekan (-),

sulkus retroaurikula (+)

Meatus akustikus

eksternus

Mukosa hiperemi (+), edema

sekret (+), deskuamasi (+),

serumen lunak,

Mukosa hiperemi (-), sekret (-),

serumen lunak

Membran timpani Sukar dievaluasi Warna putih mengkilat, intak,

refleks cahaya (+)

HIDUNG

Hidung Luar Radang (-), deformitas (-),

massa (-)

Radang (-), deformitas (-), massa

(-)

Fetor (-) (-)

Septum nasi Deviasi (-) Deviasi (-)

Mukosa ronggga nasi Pucat (-), hiperemis (-),

massa (-)

Pucat (-), hiperemis (-),

massa (-)

Konka nasi Hiperemis (-), edema (-) Hiperemis (-), edema (-)

FARING

Fetor - -

Tonsil T1, hiperemi (-), kripta (-),

detritus (-), permukaan rata

T1, hiperemi (-), kripta (-),

detritus (-), permukaan rata

Uvula Simetris, hiperemi (-), oedem (-)

Palatum mole Simetris, hiperemi (-)

Dinding faring Mukosa halus, hiperemi (-), refleks muntah +/+

Regio Fasialis:

Inspeksi : pembengkakan pipi (-), deformitas wajah (-)

Palpasi : nyeri tekan maksila dekstra dan sinistra (-)

Perkusi : nyeri ketok maksila dekstra dan sinistra (-)

Mukosa bukal: warna mukosa merah muda, hiperemi (-)

14

Page 16: Otitis Eksterna

Pemeriksaan Gigi: karies (-)

3.4 Diagnosis

Otitis eksterna difusa dextra

3.5 Usulan penatalaksanaan

1. Terapi farmakologis:

Irigasi liang telinga menggunakan H2O2 3%

Dipasang tampon berukuran ½ x 5 cm

Antibiotik:

Ciprofloxacin tablet 500 mg 2x1 (selama 5 hari)

Otopain 2 dd II tetes telinga dextra

Analgetik: Asam mefenamat tablet 500 mg 3x1

Kortikosteroid: Dexametason tab 3x1

2. Edukasi

Selalu jaga hygiene liang telinga

Menghilangkan kebiasaan mengkorek-korek telinga

3.6 Prognosis

Ad bonam

15

Page 17: Otitis Eksterna

BAB IV

PEMBAHASAN

Pasien wanita datang ke RS dengan keluhan nyeri telinga kanan sejak 2

hari sebelum masuk rumah sakit, sebelumnya disertai adanya rasa gatal, keluhan

ini disertai keluarnya cairan berwarna putih keruh dan tidak berbau dari telinga

kanan dan adanya demam yang naik turun yang tidak terlalu tinggi. Riwayat

penyakit sebelumnya tidak pernah mengalami riwayat pilek menahun yang

mengarah pada penyakit alergi maupun infeksi. Menurut literatur penyebab otitis

eksterna dapat berasal dari infeksi, genetik (anatomi MAE), lingkungan ( tropis-

kering berdebu), trauma (korek-korek telinga), dimana sebelumnya pasien

memiliki kebiasaan mengkorek-korek telinga karena telinga terasa gatal. Hal ini

yang kemungkinan dapat menyebabkan trauma ringan sehingga terjadi perubahan

pada kulit liang telinga yang memudahkan terjadinya infeksi kuman, dimana pada

sepertiga luar liang telinga banyak mengandung adneksa kulit seperti folikel

rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar serumen.

Dari pemeriksaan fisik status lokalis terdapat nyeri tarik aurikula (+),

MAE sempit, hiperemis (+), edema (+), terdapat sekret purulen, deskuamasi,

pendengaran normal, membran timpani sulit dievaluasi, hal ini sesuai dengan

gejala otitis ekterna difusa yaitu nyeri tekan tragus, nyeri tarik aurikula, liang

telinga yang sempit akibat edema, terdapat sekret yang berbau dan terdapat

gangguan pendengaran yang terjadi karena liang telinga yang edema dan

menyumbat liang telinga

Terapi farmakologis yang diberikan pada pasien ini adalah ciprofloxacin mg 2x1

selama 5 hari, asam mefenamat 500 mg 3x1, dan dexametason tab 3x1. Otitis eksterna

difusa harus diobati dalam keadaan dini sehingga dapat menghilangkan edem

yang menyumbat liang telinga. Untuk tujuan ini biasanya perlu disisipkan tampon

berukuran ½ x 5 cm kedalam liang telinga mengandung obat agar mencapai kulit

yang terkena. Setelah dilumuri obat, tampon kasa disisipkan perlahan-lahan

dengan menggunakan forsep hartmann yang kecil. Penderita harus meneteskan

obat tetes telinga pada kapas tersebut satu hingga dua kali sehari. Dalam 48 jam

16

Page 18: Otitis Eksterna

tampon akan jatuh dari liang telinga karena lumen sudah bertambah besar. Untuk

pengobatan otitis eksterna difusa membutuhkan kepatuhan penderita terutama dalam

menjaga kebersihan liang telinga. Pembersihan liang telinga dengan mengkorek-korek

telinga dengan menggunakan benda yang dapat menimbulkan trauma tidak dianjurkan.

Kadang-kadang diperlukan obat-obatan antibiotika sistemik, Mengurangi rasa sakit,

peradangan dan edema dapat diberikan obat golongan kortikosteroid seperti dexametason,

asam mefenamat diberikan sebagai analgetik.

Prognosis pada pasien ini adalah ad bonam karena setelah diatasi

penyebab dan dilakukan terapi farmakologis yang adekuat diharapkan peluang

terjadinya rekurensi akan lebih minimal.

17

Page 19: Otitis Eksterna

DAFTAR PUSTAKA

1. Abdullah, F. 2003. Uji Banding Klinis Pemakaian Larutan Burruwi Saring dengan Salep Ichthyol (Ichthammol) pada Otitis Eksterna Akut. Available from : www.usudigitallibrary.com. Accessed: 14 September 2012

2. Ballanger, Jhon. 1996. Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorokan, Kepala dan Leher Edisi 13. Jakarta: Binarupa Aksara.

3. Kartika, Henny. 2008. Otitis Eksterna. Availble from http://library.usu.ac.id/modules.php&id. Accessed: 14 September 2012

4. Carr, MM. 2000. Otitis Eksterna. Available from : http://www. icarus.med.utoronto.ea/carr/manual/otitisexterna. htm. Accessed: 14 September 2012

5. Suardana, W. dkk. 1992. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorok RSUP Denpasar. Lab/UPF Telinga Hidung dan Tenggorok FK Unud. Denpasar.

6. Soepardie EA, Iskandar N, Bashirudin J, Restuti RD, editor. 2008. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Jakarta: FK UI.

7. Kotton, C. 2004. Otitis Eksterna. Available from : http:sav-ondrugs. com/shop/templates/encyclopedia/ ENCY/ artcle/000622. asp. Accessed: 14 September 2012

8. Sosialisman & Helmi. 2001. Kelainan Telinga Luar dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher. Ed. ke-5. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

9. Ardan, Juliarti, Satwika, et al. 2008, Sinopsis Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok. Available from : http://www.THTUB.pdf.co.id. Accessed: 14 September 2012

10. Stöppler M. Swimmer’s Ear Infection. Available at: http://www.medicinenet.com/otitis_externa/article.htm. Accessed: 14 September 2012

18