Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

52
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Proses menua merupakan suatu proses normal yang ditandai dengan perubahan secara progresif dalam proses biokimia, sehingga terjadi kelainan atau perubahan struktur dan fungsi jaringan, sel dan non sel. (Widjayakusumah, 1992). Berbagai perubahan fisik dan psikososial akan terjadi sebagai akibat proses menua. Terjadinya perubahan pada semua orang yang mencapai usia lanjut yang tidak disebabkan oleh proses penyakit, menyebabkan kenapa penderita geriatrik berbeda dari populasi lain. (Brocklehurst and Allen, 1987). Sejumlah gangguan muskuloskeletal dapat timbul pada lansia. Beberapa diantaranya merupakan kelanjutan dari penderitaan sebelum usia lanjut dan sering menimbulkan kecacatan. Dengan meningkatnya populasi lansia, meningkat pula prevalensinya pada lansia akibat proses degeneratif. Dan tak jarang pula gangguan muskuloskeletal pada lansia menimbulkan kemunduran fisik dan disabilitas yang sangat berpengaruh dalam hidup lansia. Diantara banyaknya penyebab gangguan muskuloskeletal pada lansia, osteoarthritis merupakan salah satu dari beberapa penyebab utama yang menimbulkan disabilitas orang yang berusia > 65 tahun. Selain osteoartritis, gangguan lain pada muskuloskeletal yang juga sering dapat menimbulkan disabilitas yaitu artritis rheumatoid, artritis gout, osteoporosis juga amiloidosis. Untuk memulihkan penderita dari disabilitas akibat gangguan muskuloskeletal diperlukan tindakan rehabilitasi yang merupakan gabungan pengobatan medis dan fisioterapi, bila perlu tindakan pembedahan. (limarwin.2008).

Transcript of Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

Page 1: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Proses menua merupakan suatu proses normal yang ditandai dengan perubahan secara

progresif dalam proses biokimia, sehingga terjadi kelainan atau perubahan struktur dan fungsi

jaringan, sel dan non sel. (Widjayakusumah, 1992). Berbagai perubahan fisik dan psikososial

akan terjadi sebagai akibat proses menua. Terjadinya perubahan pada semua orang yang

mencapai usia lanjut yang tidak disebabkan oleh proses penyakit, menyebabkan kenapa penderita

geriatrik berbeda dari populasi lain. (Brocklehurst and Allen, 1987).

Sejumlah gangguan muskuloskeletal dapat timbul pada lansia. Beberapa diantaranya

merupakan kelanjutan dari penderitaan sebelum usia lanjut dan sering menimbulkan kecacatan.

Dengan meningkatnya populasi lansia, meningkat pula prevalensinya pada lansia akibat proses

degeneratif. Dan tak jarang pula gangguan muskuloskeletal pada lansia menimbulkan

kemunduran fisik dan disabilitas yang sangat berpengaruh dalam hidup lansia. Diantara

banyaknya penyebab gangguan muskuloskeletal pada lansia, osteoarthritis merupakan salah satu

dari beberapa penyebab utama yang menimbulkan disabilitas orang yang berusia > 65 tahun.

Selain osteoartritis, gangguan lain pada muskuloskeletal yang juga sering dapat menimbulkan

disabilitas yaitu artritis rheumatoid, artritis gout, osteoporosis juga amiloidosis. Untuk

memulihkan penderita dari disabilitas akibat gangguan muskuloskeletal diperlukan tindakan

rehabilitasi yang merupakan gabungan pengobatan medis dan fisioterapi, bila perlu tindakan

pembedahan. (limarwin.2008).

Page 2: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

BAB II

KONSEP MEDIS

A. DEFINISI

Osteoporosis adalah berkurangnya kepadatan tulang yang progresif, sehingga tulang

menjadi rapuh dan mudah patah. Tulang terdiri dari mineral-mineral seperti kalsium dan fosfat,

sehingga tulang menjadi keras dan padat. Untuk mempertahankan kepadatan tulang, tubuh

memerlukan persediaan kalsium dan mineral lainnya yang memadai, dan harus menghasilkan

hormon dalam jumlah yang mencukupi (hormon paratiroid, hormon pertumbuhan, kalsitonin,

estrogen pada wanita dan testosteron pada pria). Juga persediaan vitamin D yang adekuat, yang

diperlukan untuk menyerap kalsium dari makanan dan memasukkan ke dalam tulang. Secara

progresif, tulang meningkatkan kepadatannya sampai tercapai kepadatan maksimal (sekitar usia

30 tahun). Setelah itu kepadatan tulang akan berkurang secara perlahan. Jika tubuh tidak mampu

mengatur kandungan mineral dalam tulang, maka tulang menjadi kurang padat dan lebih rapuh,

sehingga terjadilah osteoporosis.

Osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa massa

tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang

dapat akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang (wikipedia.org).

B. KLASIFIKASI

Adapun klasifikasi osteoporosis yaitu :

a. Osteoporosis primer

1 Tipe 1 adalah tipe yang timbul pada wanita pascamenopause

2 Tipe 2 terjadi pada orang lanjut usia baik pria maupun wanita

Page 3: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

b. Osteoporosis sekunder. Di sebabkan oleh penyakit-penyakit tulang erosif (misalnya

mieloma multiple, hipertiroidisme, hiperparatiroidisme) dan akibat obat-obatan yang toksik

untuk tulang (misalnya glukokortikoid). Jenis ini ditemukan pada kurang lebih 2-3 juta klien.

c. Osteoporosis idiopatik adalah osteoporosis yang tidak di ketahui penyebabnya dan di

temukan pada :

1 Usia kanak-kanak (juvenil)

2 Usia remaja (adolesen)

3 Pria usia pertengahan

C. ETIOLOGI

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengurangan massa tulang pada usia lanjut:

Determinan Massa Tulang

a Faktor genetik

Perbedaan genetik mempunyai pengaruh terhadap derajat kepadatan tulang. Beberapa

orang mempunyai tulang yang cukup besar dan yang lain kecil. Sebagai contoh, orang

kulit hitam pada umumnya mempunyai struktur tulang lebih kuat/berat dari pacia bangsa

Kaukasia. Jacii seseorang yang mempunyai tulang kuat (terutama kulit Hitam Amerika),

relatif imun terhadap fraktur karena osteoporosis.

b Faktor mekanis

Beban mekanis berpengaruh terhadap massa tulang di samping faktor genetk.

Bertambahnya beban akan menambah massa tulang dan berkurangnya beban akan

mengakibatkan berkurangnya massa tulang. Dengan perkataan lain dapat disebutkan

bahwa ada hubungan langsung dan nyata antara massa otot dan massa tulang. Kedua hal

Page 4: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

tersebut menunjukkan respons terhadap kerja mekanik Beban mekanik yang berat akan

mengakibatkan massa otot besar dan juga massa tulang yang besar. Sebagai contoh

adalah pemain tenis atau pengayuh becak, akan dijumpai adanya hipertrofi baik pada otot

maupun tulangnya terutama pada lengan atau tungkainya; sebaliknya atrofi baik pada otot

maupun tulangnya akan dijumpai pada pasien yang harus istrahat di tempat tidur dalam

waktu yang lama, poliomielitis atau pada penerbangan luar angkasa. Walaupun demikian

belum diketahui dengan pasti berapa besar beban mekanis yang diperlukan dan berapa

lama untuk meningkatkan massa tulang di samping faktor genetik.

c Faktor makanan dan hormone

Pada seseorang dengan pertumbuhan hormon dengan nutrisi yang cukup (protein dan

mineral), pertumbuhan tulang akan mencapai maksimal sesuai dengan pengaruh genetik

yang bersangkutan. Pemberian makanan yang berlebih (misainya kalsium) di atas

kebutuhan maksimal selama masa pertumbuhan, disangsikan dapat menghasilkan massa

tulang yang melebihi kemampuan pertumbuhan tulang yang bersangkutan sesuai dengan

kemampuan genetiknya.

Determinan penurunan Massa Tulang

a. Faktor genetic

Faktor genetik berpengaruh terhadap risiko terjadinya fraktur. Pada seseorang dengan

tulang yang kecil akan lebih mudah mendapat risiko fraktur dari pada seseorang dengan

tulang yang besar. Sampai saat ini tidak ada ukuran universal yang dapat dipakai sebagai

ukuran tulang normal. Setiap individu mempunyai ketentuan normal sesuai dengan sitat

Page 5: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

genetiknya serta beban mekanis den besar badannya. Apabila individu dengan tulang

yang besar, kemudian terjadi proses penurunan massa tulang (osteoporosis) sehubungan

dengan lanjutnya usia, maka individu tersebut relatif masih mempunyai tulang tobih

banyak dari pada individu yang mempunyai tulang kecil pada usia yang sama

b. Faktor mekanis

Di lain pihak, faktor mekanis mungkin merupakan faktor yang terpenting dalarn proses

penurunan massa tulang schubungan dengan lanjutnya usia. Walaupun demikian telah

terbukti bahwa ada interaksi panting antara faktor mekanis dengan faktor nutrisi

hormonal. Pada umumnya aktivitas fisis akan menurun dengan bertambahnya usia; dan

karena massa tulang merupakan fungsi beban mekanis, massa tulang tersebut pasti akan

menurun dengan bertambahnya usia.

c. Kalsium

Faktor makanan ternyata memegang peranan penting dalam proses penurunan massa

tulang sehubungan dengan bertambahnya Lisia, terutama pada wanita post menopause.

Kalsium, merupakan nutrisi yang sangat penting. Wanita-wanita pada masa peri

menopause, dengan masukan kalsiumnya rendah dan absorbsinya tidak bak, akan

mengakibatkan keseimbangan kalsiumnya menjadi negatif, sedang mereka yang masukan

kalsiumnya baik dan absorbsinya juga baik, menunjukkan keseimbangan kalsium positif.

Dari keadaan ini jelas, bahwa pada wanita masa menopause ada hubungan yang erat

antara masukan kalsium dengan keseimbangan kalsium dalam tubuhnya. Pada wanita

daiam masa menopause keseimbangan kalsiumnya akan terganggu akibat masukan serta

absorbsinya kurang serta eksresi melalui urin yang bertambah. Hasil akhir

Page 6: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

kekurangan/kehilangan estrogen pada masa menopause adalah pergeseran keseimbangan

kalsium yang negatif, sejumiah 25 mg kalsium sehari.

d. Protein

Protein juga merupakan faktor yang penting dalam mempengaruhi penurunan massa

tulang. Makanan yang kaya protein akan mengakibatkan ekskresi asam amino yang

mengandung sulfat melalui urin, hal ini akan meningkatkan ekskresi kalsium. Pada

umumnya protein tidak dimakan secara tersendiri, tetapi bersama makanan lain. Apabila

makanan tersebut mengandung fosfor, maka fosfor tersebut akan mengurangi ekskresi

kalsium melalui urin. Sayangnya fosfor tersebut akan mengubah pengeluaran kalsium

melalui tinja. Hasil akhir dari makanan yang mengandung protein berlebihan akan

mengakibatkan kecenderungan untuk terjadi keseimbangan kalsium yang negatif

e. Estrogen.

Berkurangnya/hilangnya estrogen dari dalam tubuh akan mengakibatkan terjadinya

gangguan keseimbangan kalsium. Hal ini disebabkan oleh karena menurunnya eflsiensi

absorbsi kalsium dari makanan dan juga menurunnya konservasi kalsium di ginjal.

f. Rokok dan kopi

Merokok dan minum kopi dalam jumlah banyak cenderung akan mengakibatkan

penurunan massa tulang, lebih-lebih bila disertai masukan kalsium yang rendah.

Mekanisme pengaruh merokok terhadap penurunan massa tulang tidak diketahui, akan

tetapi kafein dapat memperbanyak ekskresi kalsium melalui urin maupun tinja.

g. AlkohoL

Alkoholisme akhir-akhir ini merupakan masalah yang sering ditemukan. Individu

dengan alkoholisme mempunyai kecenderungan masukan kalsium rendah, disertai

Page 7: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

dengan ekskresi lewat urin yang meningkat. Mekanisme ang jelas belum diketahui

dengan pasti .

D. PENCEGAHAN

Pencegahan osteoporosis meliputi :

Mempertahankan atau meningkatkan kepadatan tulang dengan mengkonsumsi kalsium

yang cukup

Melakukan olah raga dengan beban

Mengkonsumsi obat (untuk beberapa orang tertentu). Mengkonsumsi kalsium dalam

jumlah yang cukup sangat efektif, terutama sebelum tercapainya kepadatan tulang

maksimal (sekitar umur 30 tahun). Minum 2 gelas susu dan tambahan vitamin D setiap

hari, bisa meningkatkan kepadatan tulang pada wanita setengah baya yang sebelumnya

tidak mendapatkan cukup kalsium. Sebaiknya semua wanita minum tablet kalsium setiap

hari, dosis harian yang dianjurkan adalah 1,5 gram kalsium. Olah raga beban (misalnya

berjalan dan menaiki tangga) akan meningkatkan kepadatan tulang. Berenang tidak

meningkatkan kepadatan tulang. Estrogen membantu mempertahankan kepadatan tulang

pada wanita dan sering diminum bersamaan dengan progesteron.

Semua manusia di dunia pasti akan menjadi tua baik pria maupun wanita.Proses penuaan

telah terjadi sejak manusia dilahirkan ke dunia dan terus menerus terjadi sepanjang

kehidupannya. Khususnya pada wanita, proses ini mempunyai dampak tersendiri

berkaitan dengan proses siklik haid setiap bulannya yang mulaiu terganggu dan akhirnya

menghilang sama sekali. Terganggunya atau sampai hilangnya proses haid (menopause

dan pasca menopause) disebabkan penurunana dan hilangnya hormon estrogen. Ini

Page 8: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

adalah hal yang normal dan alamiah. Namun, penerimaannnya berbeda-beda diantara

wanita. Dengan turunnya kadar hormon estrogen maka proses osteoblas (pembentukan

tulang) terhambat dan dua hormon yang berperan dalam proses ini yaitu D, PTH pun

turun sehingga dimulai hilangnya kadar mineral tulang. Apabila hal ini terus berlanjut

dan akibat kelanjutan harapan hidup masih akan mencapai keadaan osteoporosis yaitu

kondisi dimana massa tulang demikian rendah sehingga tulang mudah patah. Diketahui

85% wanita menderita osteoporosis yang terjadi sekitar 10 tahun setelah menopause, atau

8 tahun setelah pengangkatan kedua ovarium.

Jadi, para wanita perlu lebih waspada akan ancaman penyakit osteoporosis dibandingkan

pria. Karena penyakit ini baru muncul setelah usia lanjut, wanita muda harus sadar dan

segera melakukan tindakan pencegahan sebagai berikut, antara lain:

Asupan kalsium cukup

Mempertahankan atau meningkatkan kepadatan tulang dapat dilakukan dengan

mengkonsumsi kalsium yang cukup. Minum 2 gelas susu dan tambahan vitamin D setiap

hari, bisa meningkatkan kepadatan tulang pada wanita setengah baya yang sebelumnya

tidak mendapatkan cukup kalsium. Sebaiknya konsumsi kalsium setiap hari. Dosis harian

yang dianjurkan untuk usia produktif adalah 1000 mg kalsium per hari, sedangkan untuk

usia lansia dianjurkan 1200 mg per hari. Mengkonsumsi kalsium dalam jumlah yang

cukup sangat efektif, terutama sebelum tercapainya kepadatan tulang maksimal (sekitar

umur 30 tahun). Pilihlah makanan sehari-hari yang kaya kalsium seperti ikan teri,

brokoli, tempe, tahu, keju dan kacang-kacangan.

Paparan sinar UV B matahari (pagi dan sore), Sinar matahari terutama UVB membantu

tubuh menghasilkan vitamin D yang dibutuhkan oleh tubuh dalam pembentukan massa

Page 9: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

tulang. Untungnya, Indonesia beriklim tropis sehingga sinar matahari berlimpah.

Berjemurlah di bawah sinar matahari selama 30 menit pada pagi hari sebelum jam 09.00

dan sore hari sesudah jam 16.00.

Melakukan olah raga dengan beban. Selain olahraga menggunakan alat beban, berat

badan sendiri juga dapat berfungsi sebagai beban yang dapat meningkatkan kepadatan

tulang. Olah raga beban misalnya berjalan dan menaiki tangga tetapi berenang tidak

meningkatkan kepadatan tulang. Dr. Ade Tobing, Sp.KO kini mengenalkan yang disebut

latihan jasmani yang baik, benar, terukur dan teratur (BBTT). Latihan BBTT ternyata

terbukti bermanfaat dalam memelihara dan meningkatkan massa tulang. Oleh sebab itu,

latihan fisik (BBTT) dapat dilakukan untuk mencegah dan mengobati penyakit

osteoporosis.

Gaya hidup sehat, Tidak ada kata terlambat untuk melakukan gaya hidup sehat.

Menghindari rokok dan alkohol memberikan efek yang signifikan dalam menurunkan

risiko osteoporosis. Konsumsi kopi, minuman bersoda, dan daging merah pun dilakukan

secara bijak.

Hindari obat-obatan tertentu.

Hindari obat-obatan golongan kortikosteroid. Umumnya steroid ini diberikan untuk

penyakit asma, lupus, keganasan. Waspadalah penggunaan obat antikejang. Jika tidak ada

obat lain, maka obat-obatan tersebut dapat dikonsumsi dengan dipantau oleh dokter.

Mengkonsumsi obat (untuk beberapa orang tertentu)

a) Estrogen membantu mempertahankan kepadatan tulang pada wanita dan sering

diminum bersamaan dengan progesteron. Terapi sulih estrogen paling efektif dimulai

dalam 4-6 tahun setelah menopause; tetapi jika baru dimulai lebih dari 6 tahun setelah

Page 10: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

menopause, masih bisa memperlambat kerapuhan tulang dan mengurangi resiko patah

tulang.

b) Raloksifen merupakan obat menyerupai estrogen yang baru, yang mungkin kurang

efektif daripada estrogen dalam mencegah kerapuhan tulang, tetapi tidak memiliki efek

terhadap payudara atau rahim.

c) Untuk mencegah osteroporosis, bisfosfonat (contohnya alendronat), bisa digunakan

sendiri atau bersamaan dengan terapi sulih hormon.

E. PENATALAKSANAAN

Mencegah patah lebih baik daripada mengobati,” ungkap Dr. Bambang Setyohadi,

SpPD-KR yang lulus dari spesialis penyakit dalam FKUI tahun 1994. Patah tulang biasa

terjadi setelah penderita osteoporosis jatuh, sehingga mencegah jatuh pun menjadi

penting.Rumah yang ditempati sehari-hari pun bisa jadi menjadi ancaman. Sebaiknya

penderita osteoporosis menghindari karpet yang melekuk, kabel yang melintang,

permukaan licin seperti di kamar mandi, ataupun alas kaki yang terlalu longgar.

Selain itu, cara lain yang bisa dicoba adalah dengan memasang pegangan tangan (hand

rails) di kamar mandi, memperbaiki penglihatan misal dengan menggunakan kaca mata,

atau memperbaiki kekuatan otot dan keseimbangan dengan latihan.

Ada 4 tujuan penanganan osteoporosis, yaitu :

1. Mencegah berlanjutnya kehilangan massa tulang

2. Menstimulasi pembentukan tulang

3. Cegah terjadinya fraktur (patah tulang) dan mikrofraktur (keretakan tulang).

4. Mengatasi nyeri.

Bifosfonat merupakan zat sintetik stabil yang bekerja menghambat kerja osteoklas

Page 11: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

dalam meresorpsi dan pergantian (turnover) tulang. Bifosfonat menurunkan risiko

patah

5. tulang sampai 30-50%. Dalam sebuah studi yang bernama Studi Cohort Retrospektif ,

dievaluasi onset penurunan patah tulang dengan terapi menggunakan risedronate dan

alendronate di bawah kondisi Real World. Real World adalah data observasi yang

diambil dari praktek klinik sehari-hari yang memberikan informasi hasil perngobatan

pasien dalam kehidupan nyata

Pasien yang dibagi ke dalam 2 kelompok yaitu wanita berusia lebih dari 65 tahun dan

pengguna baru terapi sekali seminggu dengan baik alendronate atau risedronate.

Kemudian dinilai insidens fraktur nonvebtebral setelah 6 bulan dan 12 bulan.

Setelah tahun pertama terapi menggunakan risedronate, terjadi penurunan patah

tulang pinggul sebesar 43% dan patah tulang non-vertebral sebesar 18%

dibandingkan alendronate. Studi tersebut menyimpulkan bahwa pasien menggunakan

risedronat memiliki insiden patah tulang nonvertebral dan pinggul yang lebih rendah

dibandingkan pasien yang menggunakan alendronate. Jangan tunggu sampai kena

osteoporosis. Sedari muda lakukan usaha untuk mencegah penyakit keropos tulang.

F. PATOGENESIS

Dalam keadaan normal terjadi proses yang terus menerus dan terjadi secara seimbang

yaitu proses resorbsi dan proses pembentukan tulang (remodelling). Setiap ada perubahan

dalam keseimbangan ini, misalnya proses resorbsi lebih besar dari proses pembentukan,

maka akan terjadi penurunan massa tulang

Page 12: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

Proses konsolidasi secara maksimal akan dicapai pada usia 30-35 tahun untuk tulang

bagian korteks dan lebih dini pd bagian trabekula

Pada usia 40-45 th, baik wanita maupun pria akan mengalami penipisan tulang bagian

korteks sebesar 0,3-0,5 %/tahun dan bagian trabekula pada usia lebih muda

Pada pria seusia wanita menopause mengalami penipisan tulang berkisar 20-30 % dan pd

wanita 40-50 %

Penurunan massa tulang lebih cepat pd bagian-bagian tubuh seperti metakarpal, kolum

femoris, dan korpus vertebra

Bagian-bagian tubuh yg sering fraktur adalah vertebra, paha bagian proksimal dan radius

bagian distal.

Bahan katabolik endogen ( direproduksi oleh tubuh ) dan eksogen ( dari sumber luar )

dapat menyebabkan osteoporosis.

Keadaan medis penyerta ( mis: sindrom malabsorbsi, intoleransi laktosa, penyalahgunaan

alkohol, gagal ginjal, gagal hepar dan gangguan endokrin ) mempengaruhi pertumbuhan

oteoporosis.

C. MANIFESTASI KLINIS

1 Nyeri dengan atau tanpa fraktur yang nyata. Ciri-ciri khas nyeri akibat fraktur kompressi

pada vertebra (paling sering Th 11 dan 12 ) adalah:

2 Nyeri timbul mendadak

3 Sakit hebat dan terlokalisasi pada vertebra yg terserang

4 Nyeri berkurang pada saat istirahat di tempat tidur

Page 13: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

5 Nyeri ringan pada saat bangun tidur dan dan akan bertambah oleh karena melakukan

aktivitas

6 Deformitas vertebra thorakalis Penurunan tinggi badan

D. JENIS OSTEOPOROSIS

a. Osteoporosis postmenopausal

terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada wanita), yang membantu

mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita.Biasanya gejala timbul

pada wanita yang berusia di antara 51-75 tahun, tetapi bisa mulai muncul lebih cepat

ataupun lebih lambat.

b. Osteoporosis senilis, kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang

berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan diantara kecepatan hancurnya tulang

dan pembentukan tulang yang baru.Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi

pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada usia diatas 70 tahun dan 2 kali lebih

sering menyerang wanita. Wanita seringkali menderita osteoporosis senilis dan

postmenopausal.

c. Osteoporosis sekunder, dialami kurang dari 5% penderita osteoporosis, yang

disebabkan oleh keadaan medis lainnya atau oleh obat-obatan.

d. Osteoporosis juvenil idiopatik merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya tidak

diketahui.Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan

fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab

yang jelas dari rapuhnya tulang (Musculoskelethalbedah.blogspot, 2008).

Page 14: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan non-invasif yaitu ;

Pemeriksaan analisis aktivasi neutron yang bertujuan untuk memeriksa kalsium total dan

massa tulang.

Pemeriksaan absorpsiometri

Pemeriksaan komputer tomografi (CT)

Pemeriksaan biopsi yaitu bersifat invasif dan berguna untuk memberikan informasi

mengenai keadaan osteoklas, osteoblas, ketebalan trabekula dan kualitas meneralisasi

tulang. Biopsi dilakukan pada tulang sternum atau krista iliaka.

Pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan kimia darah dan kimia urine biasanya

dalam batas normal.sehingga pemeriksaan ini tidak banyak membantu kecuali pada

pemeriksaan biomakers osteocalein (GIA protein).

Page 15: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

F. PENYIMPANGAN KDM

Defesiensi kalsium

Kecepatan reabsorbsi tulang lebih besar

Penurunan masa tulang

Tulang menjdi rapuh/mudah patah

Spasme otot

Pengeluaran zat kimia

(prostaglandin, histamin, bradikinin) pergerakan terbatas

Dihantar ke sum-sum tulang belakang peristaltik menurun

Thalamus absorbsi meningkat

Korteks cerebri Perubahan status kesehatan faeces keras

Dipersepsi Kurang informasi

Fraktur

r

konstipasi

Nyeri Kurang pengetahuan

Page 16: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. risiko terhadap cedera: fraktur,yang berhubungan dengan tulang osteoporoti

2. Nyeri berhubungan dengan praktur dan spesme otot

3. Konstipasi yang berhubungan dengan mobilitas atau terjadinya ileus (obstruksi usus)

4. Kurang pengatahuan mengenai proses osteoporosis dan program terapi

H. INTERVENSI KEPERAWATAN

DX.1

1. Anjurkan melakukan Aktivitas fisik secara teratur hal ini sangat penting untuk memperkuat

otot, mencegah atrofi dan memperlambat demineralisasi tulang progresif.

2. Ajarkan Latihan isometrik, latihan ini dapat digunakan untuk memperkuat otot batang tubuh.

3. Anjurkan untuk Berjalan, mekanika tubuh yang baik, dan postur yang baik.

4. Hindari Membungkuk mendadak, melenggok dan mengangkat beban lama.

5. Lakukan aktivitas pembebanan berat badan Sebaiknya dilakukan di luar rumah di bawah

sinar matahari, karena sangat diperlukan untuk memperbaiki kemampuan tubuh

menghasilkan vitamin D.

DX.2

1. Peredaaan nyeri punggung dapat dilakukan dengan istirahat di tempat tidur dengan posisi

telentang atau miring ke samping selama beberapa hari.

2. Kasur harus padat dan tidak lentur.

3. Fleksi lutut dapat meningkatkan rasa nyaman dengan merelaksasi otot.

4. Kompres panas intermiten dan pijatan punggung memperbaiki relaksasi otot.

Page 17: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

5. Pasien diminta untuk menggerakkan batang tubuh sebagai satu unit dan hindari gerakan

memuntir.

6. Postur yang bagus dianjurkan dan mekanika tubuh harus diajarkan. Ketika pasien dibantu

turun dari tempat tidur,

7. pasang korset lumbosakral untuk menyokong dan imobilisasi sementara, meskipun alat

serupa kadang terasa tidak nyaman dan kurang bisa ditoleransi oleh kebanyakan lansia.

8. Bila pasien sudah dapat menghabiskan lebih banyak waktunya di luar tempat tidur perlu

dianjurkan untuk sering istirahat baring untuk mengurangi rasa tak nyaman dan mengurangi

stres akibat postur abnormal pada otot yang melemah.

9. opioid oral mungkin diperlukan untuk hari-hari pertama setelah awitan nyeri punggung.

Setelah beberapa hari, analgetika non – opoid dapat mengurangi nyeri.

DX.3

Konstipasi merupakan masalah yang berkaitan dengan imobilitas, pengobatan dan lansia.

1. Berikan diet tinggi serat.

2. Berikan tambahan cairan dan gunakan pelunak tinja sesuai ketentuan dapat membantu atau

meminimalkan konstipasi.

3. Pantau asupan pasien, bising usus dan aktivitas usus karena bila terjadi kolaps vertebra pada

T10-L2, maka pasien dapat mengalami ileus.

DX. 4

1. Ajarkan pada klien tentang faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya oeteoporosis.

2. Anjurkan diet atau suplemen kalsium yang memadai.

3. Timbang Berat badan secara teratur dan modifikasi gaya hidup seperti Pengurangan kafein,

sigaret dan alkohol, hal ini dapat membantu mempertahankan massa tulang.

Page 18: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

4. Anjurkan Latihan aktivitas fisik yang mana merupakan kunci utama untuk menumbuhkan

tulang dengan kepadatan tinggi yang tahan terhadap terjadinya oestoeporosis.

5. Anjurkan pada lansia untuk tetap membutuhkan kalsium, vitamin D, sinar matahari dan

latihan yang memadai untuk meminimalkan efek oesteoporosis.

6. Berikan Pendidikan pasien mengenai efek samping penggunaan obat. Karena nyeri lambung

dan distensi abdomen merupakan efek samping yang sering terjadi pada suplemen kalsium,

maka pasien sebaiknya meminum suplemen kalsium bersama makanan untuk mengurangi

terjadinya efek samping tersebut. Selain itu, asupan cairan yang memadai dapat menurunkan

risiko pembentukan batu ginjal.

7. Bila diresepkan HRT, pasien harus diajar mengenai pentingnya skrining berkala terhadap

kanker payudara dan endometrium.

Page 19: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

BAB III

KONSEP KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Pengumpulan Data

Biodata

a. Identitas Klien

Nama : ”Ny.A”

Umur : 50 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Bugis / Indonesia

Kawin/Belum Kawin : Sudah Kawin

Pendidikan :

Pekerjaan : IRT

Alamat : Soppeng

Tgl.Masuk RS : 3desember 2012

Tggl.Pengkajian : 4desember 2012

No.RM : 3106

Ruang Perawatan :

Diagnosa Medis : Osteoporosis

Page 20: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

b. Identitas Penanggung

Nama : ”Tn.S”

Umur :26 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Bugis / Indonesia

Kawin/Belum Kawin : Sudah Kawin

Pendidikan : S1

Pekerjaan : PNS

Alamat : Soppeng

Hub.Dengan Klien : Anak

2. Riwayat Kesehatan

Keluhan Utama

Nyeri punggung bagian belakang

Riwayat Keluhan Utama

Klien masuk RSUD Ajjapange Soppeng tanggal 25 Februari 2010 dengan keluhan

Nyeri punggung ,riwayat susah BAB ≥ 1 miggu.

Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien masuk di R.Perawatan Bedah sejak Tanggal 25 Februari 2010 setelah

diberikan pertolongan di Instalasi Unit Gawat Darurat RSUD Ajjappange Soppeng

Kondisi saat di kaji : Nyeri pada daerah punggung

Faktor Pencetus/Penyebab : Kekurangan Kalsium

a. Hal-hal yang memperberat : Pada saat beraktivitas berat

Page 21: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

b. Hal-hal yang meringankan : Pada saat beristirahat

c. Sifat Keluhan : Nyeri dirasakan hilang timbul

d. Lokasi dan penyebaran : Pada sekitar punggung

e. Skala Keparahan : Skala sedang

f. Mulai dan lamanya penyebaran : Sejak 2 minggu lalu sampai sekarang

g. Keluhan- keluhan lainnya : Klien mengatakan susah BAB Dan merasa cemas

Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Klien tidak pernah dioperasi sebelumnya

Klien tidak ada riwayat alergi

Klien tidak ada riwayat ketergantungan alkohol dan obat-obatan terlarang.

Riwayat Kesehatan Keluarga

Tidak ada anggota keluarga menderita penyakit yang sama

Genogram

Genogram

X X X

X

X X

X

X X

67 ?

?

? ? ? X

50 54

Page 22: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Klien

X : Meninggal

------ : Tinggal serumah

? : Tidak diketahui

G1 : Kakek dan nenek klien keduanya telah meninggal Karena faktor

ketuaan

G2 : Bapak klien adalah anak pertama dari 4 bersaudara dan semuanya sudah

meninggal

G3 : Klien adalah anak pertama dari 5 bersaudara dan anak yang ke 1 sudah

meninggal karena demam

Page 23: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

Riwayat Psikososial

a) Pola konsep diri

Klien dapat menerima keadaannya dan berharap agar cepat sembuh

b) Pola Kognitif

Komunikasi lancar, respon terhadap orang-orang disekitarnya baik.

c) Pola Koping

Klien dapat menyesuaikan diri selama dirawat dan dapat bekerjasama selama proses

perawatan dan pengobatan

d) Pola Interaksi

Orang terdekat klien adalah anaknya, hubungan dengan anggota keluarga yang lain

baik, dapat berinteraksi dengan orang lain dan dengan tenaga kesehatan.

Riwayat Spiritual

Klien beragama islam dan taat menjalankan ibadah, tetapi selama dirawat klien tidak

pernah menjalankan ibadah karna nyeri yang dirasakan sehingga sulit braktivitas.

Selama dirawat, klien selalu didampingi oleh anak-anaknya beserta anggota

keluarga yang lain.

Ritual agama yang biasa dilaksanakan klien yaitu syukuran.

I. Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum Klien

Keadaan Umum : Klien tampak lemah

Page 24: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

Kesadaran : Composmentis

Tanda-Tanda Vital :

o Tekanan darah : 110/80 mmHg

o Nadi : 70x/mnt

o Pernapasan : 37C

o Suhu Tubuh : 18x/mnt

Kepala

1.Inspeksi

(1) Penyebaran rambut merata dan tidak mudah rontok

(2) Tidak tampak adanya massa

(3) Tidak tampak adanya allapesia

2.Palpasi

Tidak ada nyeri tekan pada bagian kepala

Wajah / Muka

3.Inspeksi

(1) Muka tampak simetris kiri dan kanan

(2) Ekspresi wajah meringis

(3) Wajah tampak kusut

Palpasi

tidak ada nyeri tekan di sekitar wajah

Mata

Inspeksi

(4) Alis simetris kiri dan kanan

Page 25: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

(5) Kelopak mata menutup secara simetris

(6) Konjingtiva baik

(7) Sklera putih

Palpasi

(8) Tidak teraba adanya peningkatan TIO

(9) Tidak teraba adanya massa benjolan

(10) Tidak ada nyeri tekan

Telinga

Inspeksi

(11) Kanalis tampak bersih

(12) Tidak tampak adanya tanda-tanada peradangan.

Palpasi

(13) Tidak teraba adanya massa benjolan

(14) Tidak ada nyeri tekan pada daerah mastoid.

Hidung

Ispeksi

(15) Tidak tampak adanya deviasi septum

(16) Tidak tampak adanya polip

Palpasi

(17) Tidak ada nyeri tekan pada daerah sinus

Tidak teraba adanya massa/benjolan pada daerah sinus.

Rongga Mulut

Inspeksi

Page 26: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

Klien tidak menggunakan gigi palsu, Tidak tampak adanya lesi pada gusi, Tidak tampak

adanya gigi yang caries.

Lidah simetris kiri dan kanan, Tidak tampak adanya tanda-tanda peradangan pada lidah

Palpasi

(18) Tidak ada nyeri tekan

(19) Tidak teraba adanya massa atau benjolan.

Leher

Inspeksi

(20) Tidak tampak penekanan vena jugularis

(21) Tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid

Palpasi

(22) Tidak teraba adanya pembesaran vena jugularis

(23) Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid.

Thoraks

Inspeksi

(24) Bentuk dada simetris kiri dan kanan

(25) Irama pernafasan teratur

(26) Diameter nterior posterior mengecil ( Funnel chest)

(27) Frekuensi Pernafasan 16x/mnt

Palpasi

(28) Vocal premitus seimbang kiri dan kanan

(29) Terdapat nyeri tekan

(30) Tidak teraba adanya massa/benjolan

Page 27: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

(31) Ekspansi dada simetris kiri dan kanan

Perkusi

Tidak di kaji

Auskultasi

Tidak dikaji

Jantung

Inspeksi

Tidak tampak pembesaran ictus cordis

Palpasi

Ictus cordis teraba pada ICS (Intercostal) v pada garis md clavikula

(32) Tidak ada nyeri tekan

Perkusi

Batas-batas jantung paru pada spasimu ICS (Interostal) 3,4,5 sisi dada kiri

(33) Bunyi perkusi pekak

Auskultasi

Bunyi jantung (BJ) 1 Lub murni teratur dengan kekuatan sedang pada daerah apek

Bunyi jantung (BJ) II Dub murni teratur dengan kekuatan sedang pada daerah aortik.

Abdomen

Inspeksi

(34) Perut tampak kembung

(35) Tidak tampak adanya luka

(36) Warna kulit sama dengan sekitarnya

Auskultasi

Page 28: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

Peristaltik usus menurun

Perkusi

Suara perkusi hipertympani

Palpasi

(37) Teraba adanya massa

(38) Tidak teraba adanya pembesaran hepar.

Genetalia Dan Anus

Tidak dikaji

Ekstremitas

Inspeksi

Tidak tampak adanya luka

Ekstremitasatas dan bawah tampak simetris kiri dan kanan

Palpasi

Nyeri tekan pada daerah tertentu ( mis: lutut)

Sensorik

Dapat merasakan sentuhan kapas pada kedua ekstremitas.

Dapat merasakan rasa suhu panas, dan nyeri bila dicubit.

Motorik

ROM; ekstensi,fleksi,abduksi an adduksi agak kaku digerakkan.

Kekuatan otot pada kedua ekstremitas 4/5.

Refleks

Refleks babinski baik

Refleks biseps,trisep (-)

Page 29: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

Status Neurologis

a. Nevus I: Dapat mencium bau yang diberikan

b. Nervus II: Penglihatan klein jelas

c. Nervus III,IV,VI

Kontraksi pupil baik

Gerakan kelopak mata membuka dan menutup baik

Prgerakan mata ke atas dan ke bawah baik.

d.Nervus V: Sensibilitas sensorik bagian kanan dan kiri dapat merasakan nyeri.

e.Nervus VII

Gerakan mimik baik

Dapat merasakan dan membedakan rasa (pengecap)

f.Nervus VIII

Pendengaran baik,dapat membedakan respon yang benar sesuai dengan pernyataan

dan pertanyaan .

g.Nervus IX dan X

Refleks menelan: tidak sakit bila menelan

Kemampuan bicara baik.

h.Nervus XI

Mudah memalingkan kepala.

Mengangkat bahu: mudah dinilai

i.Nervus XII

Page 30: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

Gerakan lidah baik, tidak ada kelainan.

Fungsi Serebral

a. Status Mental: Orientasi klien terhadap mental, waktu dan orang yang ada di sekitarnya

baik.

b. Kesadaran: Composmentis (GSC= 13)

E3 : Mata membuka bila diajak berbicara,dipanggil namanya atau diperintahkan

membuka mata

M5 : Mampu menunjuk tepat, tempat rangsang nyeri yang diberikan.

V5: Respon bicara baik dan dapat mengetahui tempat dan waktu serta siapa

dirinya.

Aktivitas Sehari-Hari

A. Nutrisi

No KONDISI SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Selera makan

Menu makan

Frekuensi makan

Makanan yang disukai

Makanan pantangan

Pembatasan pola makan

Cara makan

Baik

Nasi,lauk,dan sayur

Tidak menentu

Nasi,lauk dan sayur

Tidak ada

Tidak ada

Makan sendiri

Baik

Bubur,lauk,sayur, pisang

porsi makan dihabiskan

Tidak menentu

Bubur,lauk dan sayur

Makanan keras(ubi)

Tidak ada

Makan sendiri

Page 31: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

B. Cairan

No KONDISI SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT

1.

2.

3

4..

Jenis minuman

Frekuensi minum

Kebutuhan cairan

Cara pemenuhan

Air putih,teh

7 -8 gelas / hari

1.500-2500 cc/24 jam

Oral

Air putih,susu

5 -7 hari / gelas

<2500 cc/24 jam

Oral,IV PAG

C. Eliminasi BAB

No KONDISI SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT

1.

2.

3.

4.

Frekuensi

Warna

Konsistensi

Tempat pembuangan

1-2x sehari

Kuning / coklat

Lunak

WC

1x sehari

Kuning / coklat

Agak Padat

WC

Page 32: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

D. Elminasi BAK

No KONDISI SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT

1.

2.

3.

4.

5.

Tempat pumbuangan

Frekuensi

Kesulitan

Warna

Bau

WC

4-6x sehari

Tidak ada

Kuning

Amoniak

WC

4-6x sehari

Tidak ada

Kuning

Amoniak

E. Istirahat / Tidur

No KONDISI SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT

1.

2.

Jam tidur:

Siang

Malam

Kebiasaan sebelum tidur

14.00-16.00

22.00-05.00

Nonton TV

14.00-17.00/ tdk teratur

01.00-07.00/ tdk teratur

Tidak ada

F. Personal Hygiene

No KONDISI SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT

1.

Mandi :

Frekuensi

Alat mandi

2x Sehari

Sabun,handuk,

1x Sehari

Sabun, handuk

Page 33: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

2.

3.

4.

Cara melakukan

Cuci rambut

Gunting kuku:

Frekuensi

Alat

Cara melakukan

Gosok gigi :

Frekuensi

Alat

Cara melakukan

shampoo

Sendiri

1x/hari

1x Seminggu

Gunting kuku

Sendiri

2x sehari

Sikat gigi + Pasta gigi

Sendiri

Sendiri

Tidak pernah

1x Seminggu

Gunting kuku

Sendiri

1x sehari

Sikat gigi + Pasta gigi

Sendiri

G.Status olahraga

No KONDISI SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT

1.

2.

3.

Program

Jenis dan Frekuensi

Kondisi setelah

olahraga

Tidak ada

Tidak ada

-

Tidak ada

Tidak ada

-

H. Aktifitas / Mobilitas fisik

No KONDISI SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT

Page 34: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

1.

2.

3.

Kegiatan sehari-hari

Penanggung jadwal

harian

Penggunaan alat bantu

URT

Tidak ada

Tidak ada

Relaksasi otot

Tidak ada

Tidak ada

I. Rokok/ Alkohol/ Obat-obatan

No KONDISI SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT

1.

2.

3.

4.

Merokok

Minum minuman keras

Kecanduan kopi

Konsumsi obat dari

doktrer

Tidak

Tidak

Tidak

Bila sakit

Tidak

Tidak

Tidak

Sementara melakukan

pengobatan di RS

J. Pola rekreasi

No KONDISI SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT

Page 35: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

1.

2.

3.

4.

5.

Persaan saat bekerja

Waktu luang

Perasaan setelah

rekreasi

Waktu senggang

keluarga

Kegiatan hari libur

Senang

Malam hari dan libur

Senang

Nonton TV

Bersama keluarga

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

d) Terapi saat ini.

-Cairan IV PAG

-Panamin G

- Diet minuman tinggi kalsium

- cell 95

Page 36: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

DATA FOKUS

Nama : Ny "A" Diagnosa medik : Osteoporosis

Umur : 50 Tahun Ruangan : UPF Bedah

Jenis kelamin : Perempuan Tanggal : 2/12/2012

Data Subjektif Data Objektif

1.Klien mengatakan nyeri pada bagian

punggung/ Bagian belakang

2.Klien mengatakan susah BAB

3.Klien mengatakan cemas dengan

penyakitnya

4.Klien bertanya tentang penyakitnya

1.Ekspresi Wajah nampak

meringis

2. Perut tampak kembung

3. Klien tampak gelisah

4.KU Lemah

Page 37: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah

1

2

DS: klien mengatakan

resiko terjadi cedera

DO :klien nampak

meringis

DS :

- Klien mengatakan

nyeri pada daerah

punggung/belakang

DO :

- Ekspresi wajah

tampak meringis

Defisiensi kalsium

Kecepatan reabsorbsi

tulang lebih besar

Penurunan massa tulang

Tulang mudah rapuh

Spasme otot

Fraktur

Pengeluaran zat kimia

Dihantar kesumsum

tulang

Thalamus

Korteks cerebri

Resiko terjadi

cedera

Nyeri

Page 38: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

nyeri

3 DS :

- Klien mengatakan

susah BAB

DO :

- Perut tampak kembung

Keterbatasan gerak

`

Pergerakan feces

mencapaicolon lambat

Reabsorbsi air

Feces keras

Konstipasi

Konstipasi

Page 39: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

4 DS :

- Klien mengatakan

cemas dengan

keadaannya

DO :

KU : lemah

- Klien nampak gelisah

Nyeri

Perubahan status

kesehatan

Kurang pengetahuan

Kecemasan

Kecemasan /

Ansietas

Page 40: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama : Ny.”A” Diagnosa medik : osteoprosis

Umur : 50Tahun Ruangan : Perawatan Bedah

Jenis kelamin : Perempuan Tanggal : 4/12/2012

Diagnosa Tanggal ditemukan Tanggal Teratasi

1. risiko terhadap cedera:

fraktur,yang

berhubungan dengan

tulang osteoporoti

2. Nyeri berhubungan

dengan praktur dan

spesme otot

3. Konstipasi yang

berhubungan dengan

mobilitas atau

terjadinya ileus

(obstruksi usus)

4. Kurang pengatahuan

mengenai proses

osteoporosis dan

program terapi

4/12/2012

4/12/2012

4/12/2012

4/12/2012

6/ 12 / 2012

5 / 12 / 2012

5/ 12 / 2012

5/12/212

Page 41: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

INTERVENSI

DIAGNOSA

KEPERAWATAN

PERENCANAAN

TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

1. risiko terhadap

cedera: fraktur,yang

berhubungan dengan

tulang osteoporoti

Untuk

mengurangi

terjadinya

resiko

cedera

a. Anjurkan

melakukan

Aktivitas fisik

secara teratur hal

ini sangat penting

untuk

memperkuat otot,

mencegah atrofi

dan

memperlambat

demineralisasi

tulang progresif.

b. Ajarkan Latihan

isometrik, latihan

ini dapat

digunakan untuk

memperkuat otot

batang tubuh.

c. Anjurkan untuk

Berjalan,

mekanika tubuh

yang baik, dan

postur yang baik.

d. Hindari

Membungkuk

mendadak,

melenggok dan

mengangkat

beban lama.

e. Lakukan aktivitas

pembebanan berat

a) Untuk memperkuat

otot

b) Untuk memperkuat

otot batang tubuh

c) Agar postur tubuh baik

d) .umtuk mencegah

terjadinya osteoprosis

Page 42: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

DIAGNOSA

KEPERAWATAN

PERENCANAAN

TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

2. Nyeri berhubungan

dengan praktur dan

spesme otot

badan Sebaiknya

dilakukan di luar

rumah di bawah

sinar matahari,

karena sangat

diperlukan untuk

memperbaiki

kemampuan tubuh

menghasilkan

vitamin D.

o Peredaaan nyeri

punggung dapat

dilakukan dengan

istirahat di tempat

tidur dengan

posisi telentang

atau miring ke

samping selama

beberapa hari.

o Kasur harus padat

dan tidak lentur.

o Fleksi lutut dapat

meningkatkan

rasa nyaman

dengan

merelaksasi otot.

o Kompres panas

intermiten dan

pijatan punggung

memperbaiki

relaksasi otot.

o Pasien diminta

untuk

menggerakkan

batang tubuh

sebagai satu unit

e) Untuk memperbaiki

kemampuan tubuh

o Untuk meredakan nyeri

o Agar terasa nyaman

o Untuk memperbaiki

relasasi otot

o Supaya aliran darah

Page 43: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

DIAGNOSA

KEPERAWATAN

PERENCANAAN

TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

dan hindari

gerakan memuntir

o Postur yang bagus

dianjurkan dan

mekanika tubuh

harus diajarkan.

Ketika pasien

dibantu turun dari

tempat tidur,

o pasang korset

lumbosakral untuk

menyokong dan

imobilisasi

sementara,

meskipun alat

serupa kadang

terasa tidak

nyaman dan

kurang bisa

ditoleransi oleh

kebanyakan

lansia.

o Bila pasien sudah

dapat

menghabiskan

lebih banyak

waktunya di luar

tempat tidur perlu

dianjurkan untuk

sering istirahat

baring untuk

mengurangi rasa

tak nyaman dan

lancar

o Untuk menghindari

postur tubuh yang

bungkuk

o Agar lansia merasa

nyaman

o untuk mengurangi

rasa tak nyaman dan

mengurangi stres

akibat postur

abnormal pada otot

yang melemah.

Page 44: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

DIAGNOSA

KEPERAWATAN

PERENCANAAN

TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

3. Konstipasi yang

berhubungan dengan

mobilitas atau

terjadinya ileus

(obstruksi usus)

Agar tidak

terjadi lagi

obstrukasi

dan

konstipasi

mengurangi stres

akibat postur

abnormal pada

otot yang

melemah.

o opioid oral

mungkin

diperlukan untuk

hari-hari pertama

setelah awitan

nyeri punggung.

Setelah beberapa

hari, analgetika

non – opoid dapat

mengurangi nyeri.

Berikan diet

tinggi serat.

Berikan tambahan

cairan dan

gunakan pelunak

tinja sesuai

ketentuan dapat

membantu atau

meminimalkan

konstipasi.

o Untuk mengurangi rasa

nyeri

Supaya tidak terjadi

obstruksi usus

Untuk meminimalkan

konstipasi

Page 45: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

DIAGNOSA

KEPERAWATAN

PERENCANAAN

TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

4. Kurang pengatahuan

mengenai proses

osteoporosis dan

program terapi

Klien

mengerti

tentang

penyebab

ostoprosis

Klien cepat

sembuh

1. Ajarkan pada

klien tentang

faktor-faktor yang

mempengaruhi

terjadinya

oeteoporosis.

2. Anjurkan diet

atau suplemen

kalsium yang

memadai.

3. Timbang Berat

badan secara

teratur dan

modifikasi gaya

hidup seperti

Pengurangan

kafein, sigaret dan

alkohol, hal ini

dapat membantu

mempertahankan

massa tulang.

4. Anjurkan Latihan

aktivitas fisik

yang mana

merupakan kunci

utama untuk

menumbuhkan

tulang dengan

kepadatan tinggi

yang tahan

Agar klien mengerti

penyebab osteoprosis

Agar klien cepat

sembuh

Dapat

mempertahankan

massa tulang

Untuk mnumbuhkan

tulang

Page 46: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

DIAGNOSA

KEPERAWATAN

PERENCANAAN

TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

terhadap

terjadinya

oestoeporosis.

5. Anjurkan pada

lansia untuk tetap

membutuhkan

kalsium, vitamin

D, sinar matahari

dan latihan yang

memadai untuk

meminimalkan

efek

oesteoporosis.

Untuk meminimalkan

osteoprosis

Page 47: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

IMPLEMENTASI

N

o Tanggal Jam Kode Dx Impelementasi

1

Selasa

4 des

2012

(Dinas

pagi)

08.30

09.15

09.30

12.00

12.15

1

a. menganjurkan melakukan Aktivitas fisik secara

teratur hal ini sangat penting untuk memperkuat

otot, mencegah atrofi dan memperlambat

demineralisasi tulang progresif.

Hasil:klien melakukan aktvitas fisik secara teratur

b. mengajarkan Latihan isometrik, latihan ini dapat

digunakan untuk memperkuat otot batang tubuh.

Hasil:klien melaksanakan latihan isometrik yang

di ajarkan

c. menganjurkan untuk Berjalan, mekanika tubuh

yang baik, dan postur yang baik.

Hasil: klien masih kaku untuk berjalan

d. menghindari Membungkuk mendadak,

melenggok dan mengangkat beban lama.

Hasil :klien berusaha untuk tidak membungkuk

e. melakukan aktivitas pembebanan berat badan

Sebaiknya dilakukan di luar rumah di bawah sinar

matahari, karena sangat diperlukan untuk

memperbaiki kemampuan tubuh menghasilkan

vitamin D.

Hasil :klien berusaha melakukan aktivitas

pembebanan berat

Page 48: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

2

Selasa 4

des 2012

Dinas

siang

02.12

02.45

02.50

15.00

15.15

15.30

15,50

16.00

2

1 Peredaaan nyeri punggung dapat dilakukan

dengan istirahat di tempat tidur dengan posisi

telentang atau miring ke samping selama

beberapa hari.

Hasil :klien istirahat dalam beberapa hari

2 Menggunakan Kasur harus padat dan tidak lentur.

Hasil : klien mengunakan kasur yang padat bukan

lentur

3 Melakukan Fleksi lutut dapat meningkatkan rasa

nyaman dengan merelaksasi otot.

Hasil:klien terlihat nyaman

4 mengompres panas intermiten dan pijatan

punggung memperbaiki relaksasi otot.

Hasil: nyeri berkurang

5 Pasien diminta untuk menggerakkan batang tubuh

sebagai satu unit dan hindari gerakan memuntir

Hasil:klien terlihat berhati –hati

6 Menganjurkan Postur yang bagus dan mekanika

tubuh harus diajarkan. Ketika pasien dibantu

turun dari tempat tidur.

Hasil :klien melaksanakanya sesuai anjuran

7 pasang korset lumbosakral untuk menyokong dan

imobilisasi sementara, meskipun alat serupa

kadang terasa tidak nyaman dan kurang bisa

ditoleransi oleh kebanyakan lansia.

Hasil : klien nyaman

8 Bila pasien sudah dapat menghabiskan lebih

banyak waktunya di luar tempat tidur perlu

dianjurkan untuk sering istirahat baring untuk

mengurangi rasa tak nyaman dan mengurangi

stres akibat postur abnormal pada otot yang

melemah.

Hasil:klien sering istirahat

Page 49: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

3

4

Rabu 5

des 212

Dinas

pagi

5 des

2012

16.25

08.15

08.30

08.45

09.00

09.30

3

4

9 opioid oral mungkin diperlukan untuk hari-hari

pertama setelah awitan nyeri punggung. Setelah

beberapa hari, analgetika non – opoid dapat

mengurangi nyeri.

Hasil :nyeri berkurang

1. memberikan diet tinggi serat.

Hasil : klien melakukan diet rendah serat

2. memberikan tambahan cairan dan gunakan

pelunak tinja sesuai ketentuan dapat membantu

atau meminimalkan konstipasi.

Hasil : konstipasi maksimal

mengajarkan pada klien tentang faktor-faktor

yang mempengaruhi terjadinya oeteoporosis.

Hasil : klien terlihat mengerti tentang penyebab

osteoprosis

menganjurkan diet atau suplemen kalsium yang

memadai.

Hasil :klien melakukan diet

menimbang Berat badan secara teratur dan

modifikasi gaya hidup seperti Pengurangan

kafein, sigaret dan alkohol, hal ini dapat

membantu mempertahankan massa tulang.

Page 50: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

10.15

11.20

Hasil : modifikasi gaya hidup

menganjurkan Latihan aktivitas fisik yang mana

merupakan kunci utama untuk menumbuhkan

tulang dengan kepadatan tinggi yang tahan

terhadap terjadinya oestoeporosis.

Hasil :melakukan latihan fisik

menganjurkan pada lansia untuk tetap

membutuhkan kalsium, vitamin D, sinar matahari

dan latihan yang memadai untuk meminimalkan

efek oesteoporosis.

Hasil :latihan memadai

Page 51: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)

EVALUASI

Tanggal Jam

Kode

Dx Evaluasi

4 des 2012

4 des2012

5 des 2012

5 des 2012

10.00 1

2

3

4

S: resiko terjadi cedera

O:klien tampak meringis

A:terjadinya resiko berkurang

P:pertahankan intervensi

S : Klien mengatakan nyeri punggung

O: Klien tampak meringis

A: Nyeri teratasi

P : pertahankan intervensi

S:klien mengatakan susah BAB

O:perut klien tampak kembumg

A:konstipasi sudah maksimal

P:pertahankan intrvensi

S:klien mengatakan cemas dengan keadaannya

O:klien nampak gelisah

A:klien sudah mengetahui tentang penyakitnya

P:pertahankan intervensi

Page 52: Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)