Osteoporosis

62
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Osteoporosis dapat dijumpai tersebar di seluruh dunia dan sampai saat ini masih merupakan masalah dalam kesehatan masyarakat terutama di negara berkembang. Prevalensi osteoporosis untuk umur kurang dari 70 tahun untuk wanita sebanyak 18- 36%, sedangkan pria 20-27%, untuk umur di atas 70 tahun untuk wanita 53,6%, pria 38%.Jumlah usia lanjut di Indonesia diperkirakan akan naik 414 persen dalam kurun waktu 1990-2025, sedangkan perempuan menopause yang tahun 2000 diperhitungkan 15,5 juta akan naik menjadi 24 juta pada tahun 2015. Berdasarkan studi di Indonesia lebih dari 50% keretakan osteoporosis pinggang di seluruh dunia kemungkinan terjadi di Asia pada 2050, Mereka yang terserang rata-rata berusia di atas 50 tahun, satu dari tiga perempuan dan satu dari lima pria di Indonesia terserang osteoporosis atau keretakan tulang. Dapat dibayangkan betapa besar jumlah penduduk yang dapat terancam penyakit osteoporosis. (Yayasan Osteoporosis Internasional). Pada umumnyapenyakit osteoporosis lebih banyak menyerang wanita, tetapi pria tetap memiliki risiko 1

Transcript of Osteoporosis

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangOsteoporosis dapat dijumpai tersebar di seluruh dunia dan sampai saat ini masih merupakan masalah dalam kesehatan masyarakat terutama di negara berkembang. Prevalensi osteoporosis untuk umur kurang dari 70 tahun untuk wanita sebanyak 18-36%, sedangkan pria 20-27%, untuk umur di atas 70 tahun untuk wanita 53,6%, pria 38%.Jumlah usia lanjut di Indonesia diperkirakan akan naik 414 persen dalam kurun waktu 1990-2025, sedangkan perempuan menopause yang tahun 2000 diperhitungkan 15,5 juta akan naik menjadi 24 juta pada tahun 2015. Berdasarkan studi di Indonesia lebih dari 50% keretakan osteoporosis pinggang di seluruh dunia kemungkinan terjadi di Asia pada 2050, Mereka yang terserang rata-rata berusia di atas 50 tahun, satu dari tiga perempuan dan satu dari lima pria di Indonesia terserang osteoporosis atau keretakan tulang. Dapat dibayangkan betapa besar jumlah penduduk yang dapat terancam penyakit osteoporosis.(Yayasan Osteoporosis Internasional).Pada umumnyapenyakit osteoporosis lebih banyak menyerang wanita, tetapi pria tetap memiliki risiko terkena penyakit osteoporosis. Sama seperti pada wanita, penyakit osteoporosis pada pria juga dipengaruhi estrogen. Bedanya, laki-laki tidak mengalami menopause, sehingga osteoporosis datang lebih lambat. Penderita osteoporosis sering di jumpai dengan gejala-gejala awal yang menyebabkan terjadinya perubahan pada penderita osteoporosis. Gejala gejala awal tersebut dapat berupa nyeri, perubahan bentuk tubuh, fraktur, hilngnya tinggi badan dan lain lain. Gejala gejala tersebut dapat menimbulkan masalah masalah keperawatan yang baru misalnya immobilitas fisik, konstipasi, personal hygien serta masalah keperawatan lainnya. Sehingga permasalahan ini sangat menarik untuk di bahas.

B. Tujuan PenulisanTujuan penulisan makalah ini adalah :a. Mahasiswa mampu memahami pengertian osteoporosisb. Mahasiswa mampu menjelaskan apa itu osteoporosisc. Meningkatkan pengetahuan dan menemukan wawasan tentang keperawatan khususnya Asuhan Keperawatan pada pasien gangguan Sistem Skeletal ( Osteoporosis ).

C. Metode PenulisanDalam penyusunan makalah ini, kelompok menggunakan metode studi kepustakaan yaitu mempelajari buku buka dan sumber sumber lainya untuk mendapatkan dasar dasar ilmiah yang berikutnya dengan permasalahan dalam makalah ini.

D. Ruang LingkupKarena luasnya permasalahan yang dapat terjadi kelompok kami mengambil judul asuahan keperawatan ganguan Sistem Skeletal(Osteoporosis).

E. Sistematika PenulisanAdapun sistematika penulisan makalah ini adalah :BAB I: Pengetahuan yang berisikan latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup penulisan, metode penulisan dan sistematis penulisan.BAB II: Anatomi fisiologi sistem skeletal dan konsep dasar penyakitBAB III: Asuhan keperawatan pada osteoporosisBAB IV: Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.DAFTAR PUSTAKA

BAB IIKONSEP DASAR TEORI

Sebelum memberikan asuhan keparawatan pada klien dengan gangguan sistemskeletal ( Osteoporosis ), maka terlebih dahulu perawat harus memahami teori - teori yang mendasarinya. Pada bab II ini penulis akan menguraikan tentang anatomi fisiologi sistem skeletal dan konsep penyakit osteoporosis.

A. Anatomi sistem skeletalAnatomi sistem tulang terdapat 206 tulang dalam tubuh manusia, terdiri 80 Appendicular dan 126 yang terbagi dalam 4 kategori yaitu tulang panjang, tulang pendek, tulang pipih dan tulang tak teratur. Tulang berfungsi sebagai pembentuk kerangka tubuh manusia, pelindung bagi tubuh dan organ-organ didalamnya, tempat melekatnya otot otot yang menggerakan kerangka tubuh dan merupakan tempat menyimpan kalsium dan fosfat serta pembentukan sel darah merah. Menurut jenisnya tulang dapat dibedakan menjadi dua yaitu :1. Tulang Rawan

Gambar 1. Tulang rawanTulang rawan tersusun dari sel-sel tulang rawan, ruang antar sel tulang rawan banyak mengandung zat perekat dan sedikit zat kapur, bersifat lentur.Tulang rawan banyak terdapat pada tulang anak kecil dan pada orang dewasa banyak terdapat pada ujung tulang rusuk, laring, trakea, bronkus, hidung, telinga, antara ruas-ruas tulang belakang.

2. Tulang Keras

Gambar 1. Struktur tulangMineral yang terdapat dalam matriks tulang terutama adalah calsium dan fosfat. Unit dasar dari kortek tulang disebut sistem haversian. Yang terdiri dari saluran haversian (yang berisi pembuluh darah, saraf dan lymphatik), lacuna (berisi osteosit), lamella, canaliculi (saluran kecil yang menghubungakan lacuna dan saluran haversian.Bentuk dan kontruksi tulang tertentu ditentukan oleh fungsi dan gaya yang bekerja padanya. Tulang tersususun oleh jaringan tulang kanselus (trabekular/spongius) dan ortikal (kompak).

Tulang manusia dapat di kelompokan menjadi beberapa bagian diantaranya :1) Tulang panjang

Gambar 2. Tulang panjangMisalnya femur berbentuk seperti tangkai atau batang panjang dengan ujung yang membulat. Batang atau diafasis terutama tersusun atas tulang kortikal. Ujung tulang panjang dinamakan epifisis yang tersusun oleh tulang kanselus. Plat epifisis memisahkan epifisis dari diafisis dan merupakan pusat pertumbuhan longitudinal pada anak-anak. Pada orang dewasa mengalami klasifikasi. Ujung tulang panjang ditutupi oleh kartilago artikular pada sendi-sendinya. Tulang panjang disusun untuk menyagga berat badan dan gerakan. Contoh contoh tulang panjang humerus, radius, ulna, femur, tibia dan fibula.2) Tulang pendek Misalnya metakarpal terdiri dari tulang kanselus ditutupi selapis tulang kompak. Perbandingan tebal dan panjang hampir sama,terdapat pada pergelangan tangan dan kaki, bentuknya seperti kubus.3) Tulang pipih Merupakan tempat penting hematopoesis dan sering memberikan perlindungan bagi organ vital. Tulang pipih tersusun dari tulang kanselus diantara 2 tulang kompak.Tulang iga, tempurung kepala, panggul dan belikat.Bentuk pipih berfungsi untuk perlindungan otak, rongga dada dan perlekatan yang luas4) Tulang tak teratur misalnya vertebra mempunyai bentuk yang unik yang sesuai dengan bentuknya. Secara umum, struktur tulang tak teratur sama dengan tulang pipih.

Tulang tersusun atas sel, matriks protein, dan deposit mineral. Sel-selnya terdiri atas tiga jenis dasar pembentukan osteoblas, osteosit, dan osteoklasa) OsteoblastMerupakan sel pembentuk tulang memproduksi kolagen tipe I dan berespon terhadap perubahan PTH. Tulang baru dibentuk oleh osteoblast yang membentuk osteoid dan mineral pad matriks tulang bila proses ini selesai osteoblast menjadi osteocytes dan terperangkap dalam matriks tulang yang mengandung mineral.b) Osteocytes Berfungsi memelihara kontent mineral dan elemen organik tulangc) OsteoclasOsteoklas adalah sel sel besar berinti yang banyak memungkinkan mineral dan matriks tulang dapat diabsorbsi. Sel sel ini menghasilkan enzim proteolitik yang memecahkan matriks dan beberapa asam yang melarutkan mineral tulang, sehingga kalsium dan fosfat terlepas kedalam aliran darah

Osteon merupakan unit fungsional mikroskopis tulang dewasa. Ditengah osteon terdapat kapiler, disekeliling kapiler tersebut merupakan matrik tulang yang dinamakan lamela. Di dalam lamela terdapat osteosit yang memperoleh nutrisi melalui prosesus yang berlanjut ke dalam kanalikuli yang halus (kanal yang menghubungkan dengan pembuluh darah sejauh >0,1 mm).Bagian luar tulang diselimuti oleh membran fibrus padat yang dinamakan periosteum. Periosteum memberi nutrisi pada tulang dan memungkinkannya tumbuh selain sebagai tempat perlekatan tendon dan ligamen. Periosteum mengandung syaraf, pembuluh darah, dan limfatik. Lapisan yang paling dekat dengan tulang mengandung osteoblas yang merupakan sel pembentuk tulangEnosteum adalah membran vasculer tipis yang menutupi rongga sum-sum tulang panjang dan rongga-rongga dalam tulang kanselus. Osteoklas melarutkan tulang untuk memelihara rongga sum-sum terletak dekat endosteum dan dalam lakuna howship.Sumsum tulang merupakan jaringan vasculer dalam rongga sumsum tulang panjang dan dalam tulang pipih. Sumsum tulang merah terutama terletak di dalam sternum vertebra dan rusuk pada tulang dewasa, bertanggung jawab pada produksi sel darah merah dan putih. Pada orang dewasa, tulang panjang terisi oleh sumsum lemak kuning.

3. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tulang1) HerediterTinggi badan anak secara umum bergantung pada orang tua.

2) Faktor nutrisiSuplai bahan makanan yang mengandung kalsium dan fosfat, protein, vitamin ( A, C, D ) penting untuk generasi pertumbuhan tulang serta untuk memelihara rangka yang sehat.3) Faktor endokrina. Hormon paratiroid ( PTH ) berfungsi dalam memelihara kadar kalsium darah.b. Tirokalsitonin, hormon yang dihasilkan dari sel sel parafolikuler dari kelenjar tiroid, cara kerjanya menghambat resorbsi tulang.c. Hormon pertumbuhan yang dihasilkan hipofise anterior penting untuk proliferasi ( bertambah banyak ) secara normal dari rawan epifisealis untuk memelihara tinggi badan yang normal dari seseorang.d. Hormon tiroksin bertanggung jawab untuk pertumbuhan tulang yang layak, remodelling tulang dan kematangan tulang.4) Faktor persarafanGangguan suplai persarafan mengakibatkan penipisan tulang seperti terlihat pada kelainan poliomielitis.

4. Sendi Sendi adalah tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Tulang tulang ini dipadukan dengan berbagai cara, misalnya kapsul sendi, pita fibrosa, ligamen, tendon, fasia atau otot. Sendi dapat dibedakan menjadi tiga tipe yaitu :1) Sendi FibrosaMerupakan sendi yang tidak dapat bergerak, misalnya persambungan pada tulang bergigi ( satura ) yang terdapat pada kepala sela antara tulang pipih yang menyatukan os frontal, os parietal, os temporal dan os etmoidal.

2) Sendi Tulang Rawan ( amfiartrosis )Merupakan sendi dengan gerak sedikit, permukaan dipisahkan oleh bahan antara yang memungkinkan sedikit gerakan. Misalnya, sendi pada simfisis pubis yag dipisahkan oleh tulang rawan. 3) Sendi sinovial ( diartrosis )Merupakan persendian bergerak bebas dan terdapat banyak ragamnya. Sendi sinovial terdiri dari :a. Sendi putar, bengkol sendi putar tepat masuk dalam mangkok sendi yang dapat memberikan gerak seluruh arah, misalnya sendi panggul, dan sendi peluru yang terdapat di bahu.b. Sendi engsel, satu permukaan bundar diterima oleh yang lain sedemikian rupa sehingga dalam satu bidang dan dua arah, misalnya sendi sendi siku dan lutut.c. Sendi kondiloid, seperti sendi engsel tapi dapat bergerak dua bidang dan empat arah lateral kedepan dan lateral ke belakang, misalnya pergelangan tangan.d. Sendi berporos atau sendi putar, pergerakan sendi memutar seperti pergerakan kepala sendi. Contoh sendinya adalah gerakan radius disekitar ulna.e. Sendi pelana misalnya sendi ranhan dan tulang metakarpalia pertama ( pergelangan tangan ) yang banyak memberikan kebebasan untuk bergerak.B. Konsep dasar Penyakit1. Pengertian Osteoporosis Osteoporosis didefinisikan sebagai kelainan skeletal yang ditandai dengan adanya gangguan kekuatan tulang yang mengakibatkan tulang menjadi lebih besar resikonya untuk mengalami patah tulang. (Edi Mutamsir, 2001, dalam buku Pekembangan Mutakhir ilmu Penyakit Dalam). Osteoporosis adalah suatu keadaan dimana terdapat pengurangan jaringan tulang per unit volume, sehingga tidak mampu melindungi atau mencegah terjadinya fraktur terhadap trauma minimal. Osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa massa tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang dapat akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang (wikipedia.org)Osteoporosis adalah kelainan di mana terjadi penurunan masa tulang total. (buku ajar medikal bedah vol 3)Jadi osteoporosis merupakan kelainan yang terjadi pada tulang diakibatkan oleh penurunan masa tulang sehingga tulang tersebut mengalami pengkeroposan.

Gambar 3. Osteoporosis pada daerah femur

Gambar 4. Osteoporosis pada tulang belakang

Osteoporosis dibagi menjadi tiga yaitu osteoporosis primer, osteoporosis sekunder dan osteoporosis idiopatik. a. Osteoporosis PrimerOsteoporosis primer adalah osteoporosis yang tidak diketahui penyebabnya dan merupakan kelompok yang terbesar. Osteoporosis primer dapat dibagi menjadi dua yaitu :a) Osteoporosis tipe I ( post menopause )Terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita. Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia diantara 51-75 tahun, tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun lebih lambat.b) Osteoporosis tipe II ( senile )Kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan diantara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang baru. Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut.b. Osteoporosis SekunderBila osteoporosis diakibatkan oleh berbagai kondisi klinik. Kurang dari 5% penderita osteoporosis juga mengalami osteoporosis sekunder, yang disebabkan oleh keadaan medis lainnya atau oleh obat-obatan. Penyakit ini bisa disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama tiroid, paratiroid dan adrenal) dan obat-obatan (misalnya kortikosteroid, barbiturat, anti-kejang dan hormon tiroid yang berlebihan).c. Osteoporosis IdiopatikOsteoporosis idopatik relatif di temui pada wanita pra menopous dan pria pada usia pertengahan bisa di karenakan karena nyeri pinggang yang hebat, penyebab osteoporosis idiopatik tidak jelas.

2. Etiologia. Osteoporosis postmenopausal terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita. Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia di antara 51-75 tahun, tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun lebih lambat. Tidak semua wanita memiliki risiko yang sama untuk menderita osteoporosis postmenopausal.b. Osteoporosis senilis kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan diantara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang baru. Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada usia diatas 70 tahun dan 2 kali lebih sering menyerang wanita. Wanita seringkali menderita osteoporosis senilis dan postmenopausal.c. Osteoporosis sekunder dialami kurang dari 5% penderita osteoporosis, yang disebabkan oleh keadaan medis lainnya atau oleh obat-obatan. Penyakit osteoporosis bisa disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama tiroid, paratiroid dan adrenal) dan obat-obatan (misalnya kortikosteroid, barbiturat, anti-kejang dan hormon tiroid yang berlebihan). Pemakaian alkohol yang berlebihan dan merokok bisa memperburuk keadaan osteoporosis.d. Osteoporosis juvenil idiopatik merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya tidak diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang.

3. Fakor ResikoFaktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya osteoporosis :1. WanitaOsteoporosis lebih banyak terjadi pada wanita. Hal ini disebabkan pengaruh hormon estrogen yang mulai menurun kadarnya dalam tubuh sejak usia 35 tahun. Selain itu, wanita pun mengalami menopause yang dapat terjadi pada usia 45 tahun.2. UsiaSeiring dengan pertambahan usia, fungsi organ tubuh justru menurun. Pada usia 75-85 tahun, wanita memiliki risiko 2 kali lipat dibandingkan pria dalam mengalami kehilangan tulang trabekular karena proses penuaan, penyerapan kalsium menurun dan fungsi hormon paratiroid meningkat.3. Ras/Suku Ras juga membuat perbedaan dimana ras kulit putih atau keturunan asia memiliki risiko terbesar. Hal ini disebabkan secara umum konsumsi kalsium wanita asia rendah. Salah satu alasannya adalah sekitar 90% intoleransi laktosa dan menghindari produk dari hewan. Pria dan wanita kulit hitam dan hispanik memiliki risiko yang signifikan meskipun rendah.4. Keturunan Penderita osteoporosis Osteoporosis menyerang penderita dengan karakteristik tulang tertentu. Seperti kesamaan perawakan dan bentuk tulang tubuh. Itu artinya dalam garis keluarga pasti punya struktur genetik tulang yang sama.5. Gaya Hidup Kurang Baik a. Konsumsi daging merah dan minuman bersoda, karena keduanya mengandung fosfor yang merangsang pembentukan horman parathyroid, penyebab pelepasan kalsium dari dalam darah.

b. Minuman berkafein dan beralkoholIndividu dengan alkoholisme mempunyai kecenderungan masukan kalsium rendah, disertai dengan ekskresi lewat urin yang meningkat. Mekanisme yang jelas belum diketahui dengan pasti .Minuman berkafein seperti kopi dan alkohol juga dapat menimbulkan tulang keropos, rapuh dan rusak. Hasilnya adalah bahwa air seni peminum kafein lebih banyak mengandung kalsium, dan kalsium itu berasal dari proses pembentukan tulang. Selain itu kafein dan alkohol bersifat toksin yang menghambat proses pembentukan massa tulang (osteoblas).c. Malas Olahraga Wanita yang malas bergerak atau olahraga akan terhambat proses osteoblasnya (proses pembentukan massa tulang). Selain itu kepadatan massa tulang akan berkurang. Semakin banyak gerak dan olahraga maka otot akan memacu tulang untuk membentuk massa.d. Merokok Ternyata rokok dapat meningkatkan risiko penyakit osteoporosis. Perokok sangat rentan terkena osteoporosis, karena zat nikotin di dalamnya mempercepat penyerapan tulang. Selain penyerapan tulang, nikotin juga membuat kadar dan aktivitas hormon estrogen dalam tubuh berkurang sehingga susunan-susunan sel tulang tidak kuat dalam menghadapi proses pelapukan. Disamping itu, rokok juga membuat penghisapnya bisa mengalami hipertensi, penyakit jantung, dan tersumbatnya aliran darah ke seluruh tubuh. Kalau darah sudah tersumbat, maka proses pembentukan tulang sulit terjadi. Jadi, nikotin jelas menyebabkan osteoporosis baik secara langsung tidak langsung.

e. Kurang KalsiumJika kalsium tubuh kurang maka tubuh akan mengeluarkan hormon yang akan mengambil kalsium dari bagian tubuh lain, termasuk yang ada di tulang.6. Mengkonsumsi ObatObat kortikosteroid yang sering digunakan sebagai anti peradangan pada penyakit asma dan alergi ternyata menyebabkan risiko penyakit osteoporosis. Jika sering dikonsumsi dalam jumlah tinggi akan mengurangi massa tulang. Sebab, kortikosteroid menghambat proses osteoblas. Selain itu, obat heparin dan antikejang juga menyebabkan penyakit osteoporosis. Konsultasikan ke dokter sebelum mengkonsumsi obat jenis ini agar dosisnya tepat dan tidak merugikan tulang.7. Kurus dan MungilPerawakan kurus dan mungil memiliki bobot tubuh cenderung ringan misal kurang dari 57 kg, padahal tulang akan giat membentuk sel asal ditekan oleh bobot yang berat. Karena posisi tulang menyangga bobot maka tulang akan terangsang untuk membentuk massa pada area tersebut, terutama pada derah pinggul dan panggul. Jika bobot tubuh ringan maka massa tulang cenderung kurang terbentuk sempurna

4. Hasil interaksi kompleks yang menahun antara faktor genetikdan faktor lingkunganMelemahnya daya serap sel terhadap kalsium dari darah ke tulangPeningkatan pengeluaran kalsium bersama urine tidak tercapainya massa tulang yang maksimal resorpsi tulang menjadi lebih cepatFaktor usia, jenis kelamin, ras, keluarga, bentuk tubuh, dan tidak pernah melahirkanMerokok, alcohol, kopi defisiensi vitamin dan gizi, gaya hidup (imobilitas), anoreksia nervosa, dan penggunaan obat-obatanPenyerapan tulang lebih banyak daripada pembentukan baruPenurunan massa tulang totalOsteoporosisTulang menjadi rapuh dan mudah patahKolaps bertahap tulang vertebraFraktur collesFraktur femurFraktur komperasi vertebra lumballsiFraktur kompresi veterbra torakalisKifosis progresifKifosis progresifPenurunan tinggi badanRelaksasi otot abdominal, perut menonjol4.defisit perawatan diriKelemahan dan perasaan mudah lelahInsufisiensi paruKompresi saraf pencernaan ileus paralitikkonstipsi5. gangguan eliminasi alvi3. risiko tinggi traumaPenurunan kemampuan pergerakanPerubahan posturalDeformitas skelet6. gangguan citra diri7. ansietasGangguan fungsi ekstremitas atas dan bawahPergerakan fragmen tulang, spasma ototNyeri2. hambata mobilitas fisikPerubahan posturalPathway

Sumber : Buku Arif Muttaqqin5. Gejala OeteoporosisGejala gejala yang timbul akibat osteoporosis pada usia lanjut adalah :a. Punggung yang semakin membungkukb. Hilangnya tinggi badanc. Nyeri punggungd. Kelainan bentuk pada tulange. Nyeri punggung menahunf. Nyeri timbul mendadakg. Sakit hebat dan terlokalisasi pada vertebra yang terserangh. Nyeri ringan pada saat bangun tidur dan dan akan bertambah oleh karena melakukan aktivitasi. Penurunan gerakan tulang belakang (fleksi lebih terbatas dari pada ekstensi).j. Spasme otot, khususnya pada bagian lumbal

6. Komplikasi Komplikasi pada osteoporosis adalah :a. Patah tulang b. Gangguan fungsic. Kifosis d. Nyeri dengan atau tanpa fraktur yang nyata. Ciri-ciri khas nyeri akibat fraktur kompressi pada vertebra (paling sering Th 11 dan 12) e. Fraktur kompresi

7. Pemeriksaan DiagnostikPada seseorang yang mengalami patah tulang, diagnosis osteoporosis ditegakkan berdasarkan gejala, pemeriksaan fisik dan rontgen tulang. Pemeriksaan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk menyingkirkan keadaan lainnya penyebab osteoporosis yang bisa diatasi.Untuk mendiagnosa osteoporosis sebelum terjadinya patah tulang dilakukan pemeriksaan yang menilai kepadatan tulang. Di Indonesia dikenal 3 cara penegakan diagnosa penyakit osteoporosis, yaitu:a. Densitometer (Lunar) menggunakan teknologi DXA (dual-energy x-ray absorptiometry). Pemeriksaan ini merupakan gold standard diagnosa osteoporosis. Pemeriksaan kepadatan tulang ini aman dan tidak menimbulkan nyeri serta bisa dilakukan dalam waktu 5-15 menit.DXA sangat berguna untuk: a) Wanita yang memiliki risiko tinggi menderita osteoporosisb) Penderita yang diagnosisnya belum pasti c) Penderita yang hasil pengobatan osteoporosisnya harus dinilai secara akurat.b. Densitometer-USGPemeriksaan ini lebih tepat disebut sebagai screening awal penyakit osteoporosis. Hasilnya pun hanya ditandai dengan nilai T dimana nilai lebih -1 berarti kepadatan tulang masih baik, nilai antara -1 dan -2,5 berarti osteopenia (penipisan tulang), nilai kurang dari -2,5 berarti osteoporosis (keropos tulang). Keuntungannya adalah kepraktisan dan harga pemeriksaannya yang lebih murah.c. Pemeriksaan laboratorium untuk osteocalcin dan dioksipiridinolin, CTx. Proses pengeroposan tulang dapat diketahui dengan memeriksakan penanda biokimia CTx (C-Telopeptide). CTx merupakan hasil penguraian kolagen tulang yang dilepaskan ke dalam sirkulasi darahsehingga spesifik dalam menilai kecepatan proses pengeroposan tulang. Pemeriksaan CTx juga sangat berguna dalam memantau pengobatan menggunakan antiresorpsi oral.Proses pembentukan tulang dapat diketahui dengan memeriksakan penanda bioklimia N-MID-Osteocalcin. Osteocalcin merupakan protein spesifik tulang sehingga pemeriksan ini dapat digunakan saebagai penanda biokimia pembentukan tulang dan juga untuk menentukan kecepatan turnover tulang pada beberapa penyakit tulanglainnya. Pemeriksaan osteocalcin juga dapat digunakan untuk memantau pengobatan osteoporosis.d. Pemeriksaan laboratorium penunjanga) Kadar kalsiumKadar normal kalsium serum 2,2 2,6 mmol/L. Absorbsi di intestinal ditingkatkan oleh 1,25-dihydrocholecalciferol ( 1,25-DHCC ). Ekskresi kalsium urine 2,5 10,0 mmol/24 jam. Bila defisit kalsium bersifat persisten maka terjadi mobilisasi kalsium tulang dengan meningkatkan resorbsi tulang. b) Kadar posfat serumKonsentrasi fosfat serum 0,9 1,3 mmol/L. Absorbsi di usus sebanding jumlah yang dimakan , ekskresi ginjal sangat efisien dan reabsorbsi 90 % di tubulus proksimal yang pengaturannya oleh hormon parathyroid.

8. Pencegahan Pencegahan osteoporosis dapat dibedakan menjadi dua yaitu :a. Pencegahan osteoporosis primerPencegahan osteoporosis primer merupakan usaha untuk mencapai kondisi puncak masa tulang yang optimal pada masa dewasa muda. Dengan tercapainya puncak masa tulang optimal pada masa muda, osteoporosis yang mungkin terjadi pada usia tua akan lebih ringan. Pada umumnya puncak masa tulang akan tercapai pada usia 16 40 tahun, dimana kemudian akan terjadi peningkatan turn over tulang yang menyebabkan terjadinya kehilangan masa tulang secara bertahap 2 3 % setiap tahun. Faktor penting yang menetukan puncak masa tulang adalah faktor genetik, status hormonal, asupan kalsium dan aktivitas fisik. Cara pencegahannya adalah :a) Makan dan minum yang kaya akan kalsium jumlahnya pada orang dewasa ( 1000 1200 per hari ). Kalsium bisa didapat pada susu, yogurth, keju, ikan salmon, dan brokoli. Satu gelas susu mengandung sekitar 300 mg kalsium.b) Minumlah suplemen yang berkalsium.c) Kalsium juga bisa didapatkan dengan mudah seperti vitamin D dari sinar matahari, terutama pada pagi hari. Dalam hal ini kompensasi tubuh ( kulit ) bila terkena sinar matahari akan membentuk vitamin D.d) Olah raga, hindari minuman yang beralkohol dan merokok.b. Pecegahan osteoporosis sekunderManfaat pencegahan osteoporosis sekunder untuk menghambat kecepatan kehilangan masa tulang pada wanita pasca menopause, pasien memerlukan immobilitas lama atau pasien yang mendapatkan terapi kortikosteroid jangka panjang tanpa gejala osteoporosis klinis masih bersifat kontroversial. Hal yang terpenting adalah usaha untuk menentukan apakah pasien tersebut memiliki resiko yang tinggi menderita osteoporosis.Adapun pencegahan maupun bagian dari perawatan osteoporosis lainnya adalah :a) Merokok dan mengkonsumsi alkoholKonsumsi alkohol yang berlebihan selama bertahun-tahun mengurangi masa tulang dan mempercepat berkurangnya masa tulang selama menopause dan pada pria lanjut usia. Seperti halnya tembakau, alkohol dan langsung meracuni tulang atau mempengaruhi secara tidak langsung melalui nutrisi yang buruk karena peminum menggantikan makanan yang sehat dan seimbang dengan alkohol. Akhirnya, alkohol akan mempengaruhi penyerapan kalsium. Terdapat bukti bahwa penggunaan alkohol yang tidak berlibahan (misalnya, satu atau dua gelas anggur merah setiap hari) sebenarnya menguntungkan karena dapat menyehatkan tulang. Tapi penggunaan yang berlebihan dari bentuk alkohol apa pun akan merusak dan harus dihindari. Berlawanan dengan alkohol, merokok tidak memiliki efek positif apa pun dan harus dihentikan sepenuhnya.b) Pemasukan kalsium dan vitamin dMakana yang rendah kalsium tentu saja mengarah pada tulang yang tidak sehat, dan bila makanan tersebut dikonsumsi oleh orang tua yang biasanya sulit menyerap kalsium situasinya akan semakin serius. Wanita lanjut usia yang tidak menggunakan HRT memiliki resiko tinggi khususnya karena meraka kekurangan estrogen, yang meningkatkan penyerapan kalsium. Cara terbaik untuk membangun tulang yang sehat sebelum menopause adalah dengan mengkonsumsi makanan yang kaya akan kalsium dan mendapatkan setidaknya 1000 miligram suplement kalsium. Wanita menopause harus mendapatkan 1500 miligram kalsium.c) Pola makanPola makan yang seimbang dengan makanan yang vitamin dan mineral penting dalam masa pertumbuhan untuk membangun tulang yang kuat dan untuk mencapai puncak masa tulang yang tinggi. Makanan tidak bole mengandung terlalu banyak protein; makanan yang kaya akan protein, yang menghasilkan asam dan menyebabkan pengeluaran kalsium, dapat memperbesar resiko osteoporosis. Untuk itu, makanan yang seimbang yang juga kaya akan buah-buahan dan sayuran penting di perhatikan.d) Obat-obatan Terapi Penggantian ThyroidHyperthyroidism dan hypothyroidism keduanya dapat mengurangi masa tulang. Hyperthyroidism beraksi secara langsung, hypothyroidism dikontrol dengan terapi penggantian thyroid, yang dapat mengurangi masa tulang jika digunakan berlebihan. GNGH AgonistAgonist hormon yang melepaskan gonadotropin ataugonadotropin-relesing hormone (GNRH) digunakan untuk merawat endometriosis dan tumor fibroid rahim pada wanita dan tumor prostat pada pria. Obat ini menurunkan kadar estrogen dan testestrogen, sehingga mengurangi masa tulang. Pasien yang menggunakan obat ini harus berkonsultasi dengan dokter mereka mengenai cara untuk mencegah berkurangnya masa tulang. DiuretiscDiuretisc, digunakan untuk mengontrol tekanan darah tinggi dan penyakit jantung, bisa berakibat baik dan buruk. Furosemide mengakibatkan hilangnya kalsium, thiazides menyimpan kalsium. Pasien harus menyadari efek-efek dari obat-obatan ini dan mengganti kalsium yang hilang. Harus dikonsultasikan dengan dokter. AntacidsAntacids dipakai secara luas, mengandung alummunium yang mempercepat ekskresi kalsium. Sedangkan untuk diuretisc, pasien harus menyadari efeknya dan mengganti kalsium yang hilang. SteroidsSteroids seringkali dipakai untuk merawat penykit kronis dan akut seperti arthritis. Namun meskipun pengobatan ini menolong mempertahankan hidup dan membuat orang tetap aktif, steroid yang menimbulkan osteoporosis adalah bentuk paling umum dari keausan tulang sekunder (yang disebabkan obat).Kini sekarang dapat mencegah dan merawat penyakit ini karena kita dapat memahami bagaimana obat ini mempengaruhi tulang.Pertama, steroid menyebabkan tubuh kehilangan kalsium karena tubuh tidak bisa menyerap kalsium. Untuk mencegah hilangnya kalsium, semua pasien dengan steroid memerlukan 1500 mg kalsium sehari dalam makanan sehari-harinya, dengan sulplemen, atau keduanya. Banyak kalsium yang dianjurkan untuk osteoporosis pasca menopause sama dengan osteoporosis steroid.Steroid menurunkan tingkat hormon gobadal (estrogen untuk wanita dan testosterone untuk pria), yang juga dapat menyebabkan keausan tulang. Estrogen tidak hanya memelihara masa tulang saat adanya steeroid tetapi juga menjaga kolesterol tetap rendah (kolesterol tinggi adalah masalah umum bagi orang yang memakai steroid secara kronis). Pria dengan steroid harus mengecek tingkat testosteronenya, jika rendah mereka harus mempertimbangkan penggantian testostrone.Wanita pramennopause yang menggunakan steroid juga memiliki tingkat estrogen yang rendah. Para wanita ini sering melaporkan mengalami periode menstruasi yang lebih singkat atau pendarahan ringan saat memakai steroid. Karena wanita ini kehilangan masa tulang yang disebabkan tingkat estrogen yang rendah, kami menganjurkan agar memakai pil kontrol kelahiran. Pil ini mungkin cukup mengandung estrogen untuk mencegah kehidupan masa tulang dan menjaga kolesterol agar tetap rendahSteroid juga mengurangi pembentukan tulang, sehingga akan lebih banyak tulang diserap kembali ketimbang dibentuk pada lingkaran pembentukan. Semua agen anti resorptif telah dipakai untuk mencegah keausan tulang dalam pasien yang dirawat dengan steroid. Secara umum, bisphosphonates mencegah keausan tulang dan bahkan menambah sekitar 1-2 % dalam masa tulang belakang lumbar selama setahun perawatan. Studi menunjukkan bahwa etidronate, alendronate, pamidronate dan residronate mencegah keausan tulang dalam. Calcitonin mengandung efek yang sama. Sebagian besar studi ini melibatkan pasien dengan memakai steroid dosis rendah, misalnya 5-20 miligram prednisone sehari.Meskipun kita dapat menggantikan kalsium dan hormon gonadal dan memberikan agen-agen antiresorptif untuk mencegah keausan tulang, salah satu alasan utama untuk steroid bisa menyebabkan keausan tulang adalah bahwa steroid mempengaruhi pembentukan tulang. Perawatan keausan tulang yang disebabkan steroid adalah untuk mencegah hilangnya masa otot. Steroid memecahkan masa otot, dan hilangnya masa otot dapat mengakibaatkan keausan tulang, khususnya tulang cortical (selaput luar). Untuk mencegah hilangnya masa tulang dan otot saat memakai steroid, adalah penting bagi pasien untuk melakukan beberapa tipe latihan resistensi. Latihan ini dapat berupa renang 2x seminggu atau latihan beban di rumah selama 10 menit. Pasien dengan steroid harus berkonsultasi dengan dokter atau ahli terapi fisik untuk mendapatkan latihan yang tepat.

9. Penatalaksanaana. Terapi pengganti hormonalIstilah terapi pengganti hormonal atau hormon replacement therapy ( HRT ) digunakan untuk terapi estrogen baik secara tunggal atau dalam bentuk kombinasi estrogen dengan progesteron.a) Estrogen Estrogen memiliki sifat anti resorptif yang kuat pada sel tulang dan penurunan kadar estrogen pada saat menopause merupakan penyebab utama kehilangan masa tulang pada wanita. Bagaimana mekanisme estroge menghambat resorpsi tulang hingga kini masih belum dapat di jelaskan dengan pasti. Respon peningkatan masa tulang pada penggunaan HRT bergantung pada dosis dan lamanya pemberian estrogen. Pada umumnya pengaruh estrogen baru terlihat setelah diberikan selama 5 tahun. Pada pasca menopause estrogen diberikan selama 10 tahun, setelah 10 tahun hasilnya di evaluasi untuk menentukan pengobatan selanjutnya bermanfaat dan aman untuk diteruskan.Dosis yang diberikan dapat berupa estrogen terkonjugasi (preparin, wyeth Ayers, tablet 0,625 mg) dan estradiol 2 mg.b) Kombinasi estrogen dengan progesteronDalam dosis yang tinggi progesteron dapat menghambat resorpsi dan meransang formasi tulang.Beberapa preparat progesteron yang yang umum digunakan antara lain :a. Noretisteron (primolut N, Schering AG, tablet 5 mg). jika ada b. Midroksiprogesteron asetat (Provera, Uphjohn, tablet 5 mg)c) TestosteronUntuk mengatasi osteoporosis pada pria dapat diberikan :b. Ester testosterone (sustanon, organon, ampul 250 mg/ml IM) c. Terapi non hormonala) KalsitoninKalsitonin bekerja menghambat resorpsi tulang sehingga menurunkan kadar kalsium plasma dengan cepat sehingga menyebabkan terjadinya hiperparatiroidisme sekunder. Untuk mencegahnya sering kali pemberian kalsitonin disertai dengan suplementasi kalsium dan vitamin D. Kalsitonin umumnya diberikan dalam dosis 50 100 mg IM selama 14 hari. Efek sampingnya nausea, muntah, diare dan nyeri lokal.b) BifosfonatPenggunaan intermitten pada osteoporosis akan menurunan turn over tulang dan mungkin dapat menyebabkan terjadinaya sedikit peningkatan masa tulang. Bifosfonat ( klodronat ) diberikan secara oral 400 mg selama 14 hari setiap 3 bulan. Pemberian ini harus disertai dengan suplementasi kalsium elemental dalam dosis 800 1200 mg/ hari.c) Kalsium Kalsium laktat glukonat + kalsium karbonat mengandung 400 mg kalsium elemental dan ossopan mengandung 176 mg kalsium elemental. d. Vitamin D dan metabolitnyaUntuk memelihara masa tulang dan mencegah fraktur diberikan alphakalsidol 1 mg/hari atau kalsitriol dalam dosis antar 0,25 mg -1mg/ hari yang diberikan bersama kalsium elemental 800 1200 mg/ hari.e. Steroid anabolikPemberian steroid anabolik ( nandrolon decanoat IM ) sudah terbukti dapat meningkatkan masa tulang tetapi penggunaan steroid dalam jangka panjang dikethui dapat menyebabkan gangguan fungsi hati. Obat ini merupakan pilihan terakhir jika pasien tidak menunjukan perbaikan dengan obat obatan yang lain.

10. Penyuluhan pasien Jelaskan mengenai osteoporosis pada pasien dan keluarganya secara detail. Jika mereka tidak memahami proses penyakit tersebut, mereka dapat memiliki rasa bersalah yang seharusnya tidak perlu, mereka akan berpikir bahwa mereka tidak dapat melakukan tindkan apapun untuk mencegah fraktur tulang. Peragakan mekanik tubuh yang tepat. Tunjukkan pada pasien cara membungkuk sebelum mengangkat dan cara menghindari gerakan yang memuntir dan menekuk tubuh yang lama. Beri tahu pasien untuk melaporkan setiap tempat nyeri baru dengan segera, khususnya setelah cedera yang bersifat traumatic. Ajarkan pasien bagaimana menggunakan brace punggung dengan baik jika tepat. Anjurkan pasien untuk memasang alat pengaman, seperti batangan untuk pegangan dan pagar, di rumah. Anjurkan pasien untuk makan diet kaya kalsium dan berikan pada pasien daftar makanan yang kaya kalsium. Jelaskan bahwa osteoporosis tipe II dapat dicegah dengan asupan kalsium dalam diet yang adekuat dan latihan yang teratur. Terapi hormone dan fluoride juga dapat membantu mencegah osteoporosis. Jika pasien meminum suplemen kalsium , anjurkan asupan cairan yang banyak untuk membantu mempertahankan haluran urine yang adekuat sehingga menghindari batu ginjal, hiperkalsemia, dan hiperkalsuria. Anjurkan pasien tidur pada matras yang keras dan menghindari tirah baring yang berlebihan . Jelaskan bahwa osteoporosis sekunder dapat dicegah dengan terapi efektif yang mendasari, mobilasi dini setelah pembedahan atau trauma, penurunan konsumsi alcohol, observasi dengan cermat tanda-tanda malabsorbsi, dan terapi hipotiroidisme dengan cepat. Perkuat upaya pasien untuk beraptasi, dan tunjukkan pada pasien bahwa kondisinya membaik atau stabil. Jika perlu, rujuk pasien ke ahli terapi okupasi atau perawat kesehatan dirumah untuk membantu melakukan koping terhadap aktivitas harian. Pastikan pasien dan keluarganya memahami dengan jelas regimen obat yang diresepkan. Beri tahu cara mengenali reaksi merugikan yang bermakna dan instruksikan mereka untuk melaporkan reaksi merugikan tersebut dengan segera. Ajarkan pasien dan anggota keluarganya aktivitas pengalihan perhatian untuk mengubah persepsi nyeri pasien. Instruksikan pasien untuk menghindari aktivitas yang memperburuk nyeri dan yang menciptakan lebih banyak tekanan pada sendi.

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM SKELETAL OSTEOPOROSIS

A. Kasus

Ny.Marian adalah wanita berusia 65 tahun, dengan tinggi 115 cm dan berat 75 kg, bekerja sebagai tukang cuci pakaian karena Ny.Marian tamatan SD. Ny.Marian memasuki menopouse pada usia 57 tahun. Pola hidup klien mengkonsumsi 3-4 cangkir kopi sehari merokok 1-2 batang sehari dan minum 6-8 minuman beralkohol sehari selama 40 tahun terakhir. Ny.Marian mengeluh sejak 6 bulan terakhir mengalami nyeri pada tulang belakangnya dan sekarang Ny.Marian berjalan sudah agak membungkuk. Ny.Marian berkonsultasi ke puskesmas dan dokter mendiagnosa Ny.Marian mengalami osteoporosis.B. Pengkajian IDENTITAS KLIENN a m a: Ny.MU m u r: 57 TahunJenis Kelamin: PerempuanA g a m a: Kristen Bangsa / S u k u: Indonesia/DayakPendidikan: SDPekerjaan: Tukang cuci pakaianStatus Perkawinan: Belum KawinA l a m a t: Jalan Imam Bonjol Gg. Rawa Batu No.90Ruangan: DahliaNo. RM: 536764Tanggal Masuk: 5 Oktober 2013Tanggal pengkajian: 7 Oktober 2013Diagnosa Medis: OsteoporosisPenanggung Jawab: Anak Klien

RIWAYAT KESEHATAN KLIENa. Kesehatan Masa Lalu :Sebelumnya klien tidak pernah masuk rumah sakitdengan keluhan yang sama namun klien sering mengalami batuk karena kebiasaan klien yang sering merokok.b. Riwayat Kesehatan Sekarang :a. Keluhan Utama/alasan Masuk Rumah Sakit :Pengkajian tanggal 7, keluhan klien adalah klien mengeluhkan nyeri dibagian punggung klien kemudian klien mengeluh nyeri ketika dari duduk bangun berdiri. Sebelumnya klien sudah berobat kepuskesmas tetapi tidak ada perubahan sehingga klien dirujuk ke Rs.b. Keluhan Waktu didata : Klien mengatakan lemah Klien mengatakan nyeri P : KetikabergerakQ : Ditusuk-tusukR : Bagian tulang bakangS : Nyeri skala 5-6T : Intermitten Klien mengatakan malu karena perubahan bentuk tubuhnya Klien mengatakan terkadang sulit untuk bergerak Klien mengatakan aktivitasnya di bantu keluarga

RIWAYAT KESEHATAN KELUARGADari hasil pengkajian keluarga pasien,klien mengatakan dikeluarganya tidak pernah mengalami penyakit seperti dirinya saat ini dan penyakit keturunan atau penyakit menular lainnya.

DATA BIOLOGIS :c. Pola NutrisiSebelum sakit : klien makan secara teratur 3 kali sehari dengan menu yang bervariasi Klien sering mengkonsumsi minuman beralkohol sebanyak 6-8 gelas perhari Klien juga sering mengkonsumsi 3-4 cangkir kopiSaat sakit : Dirumah sakit nafsu makan klien berkurang hanya dapat menghabiskan nasi lembut porsi yang di beli diluar rumah sakit/ diluar menu yang di berikan oleh rumah sakit dan di selingi biscuit. Klien mengatakan hanya minum air putih selama dirawat di Rs karena dipantang sama dokter.d. Pola Eliminasi Sebelum sakit BAB lancer 1x sehari Saat sakit klien hanya satu kali BAB dan BAK, selama di rumah sakit.e. Pola Istirahat dan Tidur Sebelum sakit, sewaktu dirumah klien istirahat tidur 6-8 jam perhari pada malam hari. Ketika dirumah sakit klien mengatakan susah tidur karena nyerif. Pola Kebersihan Sebelum sakit klien mandi 2-3 kali sehari. Ketika dirumah sakit, klien tidak pernah mandi, hanya dilap saja tidak menggunakan sabun.g. Pola Aktifitas Sebelum sakit klien mampu melakukan aktivitas sendiri. Saat sakit, semua aktivitas klien di bantu keluarga dan perawat.

PEMERIKSAAN FISIKh. Keadaan Umum: Lemah i. Kesadaran:Kesadaran Penuhj. Tanda-tanda vital: TD: 110/80 N: 87 kali S: 36,5 c R: 22 kalik. Kepala, Leher dan Axilla : Kepala : rambut berwarna hitam dan agak keputihan, tidak terdapat benjolan atau lesi,rambut kusam dan berminyak,tidak ada ketombe dan berkutu,rambut tidak rontok. Leher : leher klien simetris , tidak terdapat peradangan

l. M a t a: bentuk mata simetris,tidak menggunakan alat bantu penglihatan,konjungtiva berwarna pink

m. Telingga : telinga bentuknya simetris, pendengaran sedikit berurang dibagian sebelah kiri.n. Hidung: bentuk simetris,penciuman baik,tidak terdapat polip.

o. Mulut : bentuk simetris,tidak ada sariawan dan bibir kering, klien menggunakan gigi palsu.p. D a d a: bentuk simetris, pernafasan normal.a. Abdomen : tidak terdapat asites, udema maupun lesi, bentuk simetrisb. Punggung: kifosis, klien mengatakan nyeri pada tulang belakang

q. Ekstremitasa. A t a s: tangan klien dapat mengangkatb. Bawah: klien dapat bergerak namun dalam keadaan lemahc. Kekuatan otot : 2 2 2 2

DATA PSIKOLOGISr. Status Emosi: klien tenangs. Konsep Diri: klien terbuka pada tim kesehatant. Gaya Komunikasi: bicara klien jelas dan dapat di mengertiu. Pola Interaksi: dapat berinteraksi dengan baikv. Pola koping: Klien tabah dalam menghadapi penyakit yang diberikan serta berharap cepat sembuh dan dapat melakukan aktivitas sehari- hari

DATA SOSIALw. Pendidikan dan Pekerjaan:Klien saat ini berstatus sebagai seorang tukang cuci pakaian dan klien hanya lulusan SD.

x. Hubungan Sosial:Hubungan sosial klien dengan keluarga dan tim kesehatan sangat baik, hal ini di tandai dengan kemauan klien untuk diajak berkomunikasi dalam tindakan keperawatan, klien terbuka dengan penyakit yang dialami.y. Faktor Sosiokultural:Klien bersuku dayak dan tidak ada yang bertentangan dengan kebudayaan klien.z. Gaya Hidup: Gaya hidup klien kurang baik karena klien bersuku dayak dan kebiasaan untuk mengkonsumsi minuman beralkohol dam klien sering mengkonsumsi rokok.DATA SPIRITUALSelama dirumah, klien jarang beribadah dan pada saat dirumah sakit klien tidak bisa beribadah ke gereja.

DATA PENUNJANG Foto rontgen

PENGOBATAN Steroids Suplemen ca & vitamin D Kontak sinar matahari Menghindari alkohol, kopi dan rokok

C. PATHWAY KASUS

Etilogi sekunder

Kekurangan KalsiumJenis KelaminUsia

Konsumsi Alkohol, merokok, dan kopi

Pengaruh Hormon ( estrogen ) dan PTH menurun

Resorpsi Ca tulang MenurunGangguan pembentukan tulang osteoblast dan osteoklast

Penurunan Masa tulangNyeri

Meningkatkan pengeluaran kalsitonin dan bradikinin

Kepadatan tulang berkuangPengeroposan tulang

Tulang Rapuh

Resiko cedera

Osteoporosis

Informasi yang kurang tentang pengobatan

deformitas

Inefektif Regiment pengobatan

Perubahan citra Tubuh tubuh

D. Diagnosa Keperawatan1. Diagnosa yang dapat muncul dari buku Arif Mutaqqin yaitu (hal 377-378) Masalah yang bisa terjadi pada klien osteoporosis adalah sebagai berikut.a. Nyeri yang berhubungan dengan dampak sekunder dari fraktur vertebrab. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan disfugsi sekunder akibat perubahan skeletal (kifosis), nyeri sekunder, atau fraktur baru.c. Risiko cedera yang beruhubungan dengan dampak sekunder perubahan skeletal dan ketidakseimbangan tubuh.d. Kurang perawatan diri yang berhubungan dengan keletihan atau gangguan gerak.e. \Gangguan citra diri yang berhubungan dengan perubahan dan ketergantungan fisik serta fsikologis yang disebabkan oleh penyakit atau terapi.f. Ketidakefektifan koping yang berhubungan dengan gaya hidup atau perubahan peran yang actual atau dirasakan.g. Defisiensi pengetahuan dan informasi yang berhubungan dengan salah persepsi, kurang informasi.

2. Diagnosa dapat muncul dari kasus osteoporis diatas :a. Nyeri berhubungan dengan fraktur dan spasme ototb. Resiko terhadap cedera berhubungan dengan fraktur yang berhubungan dengan osteoporosis tulang, dampak sekunder perubahan skletal dan ketidakseimbangan tubuh.c. Perubahah mobilitas fisik berhubungan dengan disfungsi sekunder terhadap perubahan skletal (kiposis), nyeri sekunder atau frakatur baru.d. Gangguan konsep diri : perubahan citra tubuh dan harga diri yang berhubungan dengan proses penyakite. Resiko tinggi Inefektif penatalaksanaan regimen terapeutik yang berhubungan dengan ketidak cukupan pengetahuan tentang kondisi, faktor resiko, terapi nutrisi dan pencegahan.f. Konstipasi berhubungan dengan imobilitas fisik

E. IntervensiIntervensi adalah rencana tindakan keperawatan yang menggunakan tehnik ONEC (Observation, Nursing, Education, and Colaboration). Menurut Doengoes (2000) dan Arif Muttaqin (2009), Intervensi dan RasionalAritmia adalah sebagai berikut:1. Nyeri berhubungan dengan agen pencendera : usia lanjut

Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri berkurangKriteria : Klien akan mengekspresikan perasaan nyerinya Klien dapat tenang dan istirahat yang cukup Klien dapat mandiri dalam perawatan dan penanganannya secara sederhana

IntervensiRasional

Pantau tingkat nyeri pada punggung, terlokalisisr atau nyeri menyebar pada abdomen atau pinggang Ajarkan pada klien tentang alternatif lain untuk mengatasi dan mengurangi rasa nyerinya. Kaji obat-obatan untuk mengatasi nyeri

Rencanakan pada klien tentang periode istirahat adequat dengan berbaring dengan posisi terlentang selam kurang lebih 15 menit Tulang dalam peningkatan jumlah trabekuler, pembatasan gerak spinal.

Laternatif lain untuk mengatasi nyeri pengaturan posisi, kompres hangat dan sebagainya. Keyakinan klien tidak dapat mentolelir akanb obat yang adequaty atau tidak adequat untuk mengatasi nyerinya. Kelelahan dan keletihan dapat menurunkan minat untuk aktivitas sehari-hari

.2. Perubahah mobilitas fisik berhubungan dengan disfungsi sekunder terhadap perubahan skletal (kiposis), nyeri sekunder atau frkatur baru.Tujuan :

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, melakukan aktivits fisik..Kriteria :-Klien dapat meningkatkan mobilitas fisik-Klien mampu melakukan ADL secara independent

IntervensiRasional

Kaji tingkat kemampuan klien yang masih ada

Rencanakan tentang pemberian program latihan :bantu klien jika diperlukan latihan Ajarkan klien tentang ADL yang bisa dikerjakan, Ajarkan pentingnya latihan Bantu kebutuhan untuk beradaptasi dan melakukan ADL, rencana okupasi-Peningkatan latihan fisik secara adequat :Dorong latihan dan hindari tekanan pada tulang seperti berjalan Instruksikan klien latihan selama kurang lebi 30 menit dan selingi dengan isitirahat dengan berbaring selam 15 menitHindari latihan fleksi, membungkuk dengan tiba-tiba danmengangkat beban berat Dasar untuk memberikan alternatif dan latihan gerak yang sesuai dengan kemampuannya. Latihan akan meningkatkan pergrakan otot dan stimulasi sirkulasi darah.

ADL secara independent

Dengan latihan fisik :Massa otot lebih besar sehingga memberikan perlindungan pada osteoporosisProgram latihan merangsang pembentukan tulang

Gerakan menibulkan kompresi vertikal dan risiko fraktur vertebrae

3. .3.Risiko injury (cedera) berhubungan dengan dampak sekunder perubahan skletal dan ketidakseimbangan tubuh

.Kriteria : Klien tidak jatuh dan fraktur tidak terjadi Klien dapat menghindari aktivitas yang mengakibatkan fraktur

IntervensiRasional

Ciptakan lingkungan yang bebas dari bahaya :Tempatkan klien pada tetmpat tidur rendahAmati lantai yang membahayakan klien Berikan penerangan yang cukupTempatkan klien pada ruangan yang tertutup dan mudah untuk diobservasi Ajarkan klien tentang pentingnya menggunakan alat pengaman di ruangan Berikan support ambulasi sesuai dengan kebutuhan : Kaji kebutuhan untuk berjalan Konsultasi dengan ahli terapis Ajarkan klien untuk meminta bantuan bila diperlukan Ajarkan klien waktu berjalan dan keluarg ruangan Bantu klien untuk melakukan ADL secara hati-hati Ajarkan pad aklien untuk berhenti secara pelan-pelan, tidak naik tangga dan mengangkat beban berat Ajarkan pentingnya diit untuk mencegah osteoporosis : Rujuk klien pada ahli giziAjarkan diit yang mengandung banyak kalsium Ajarkan klien untuk mengurangi atau berhenti menggunakan rokok atau kopi Ajarkan efek dari rokok terhadap pemulihan tulang Observasi efek samping dari obat-obtan yang digunakan Menciptkan lingkungan yang aman danmengurangi resiko terjadinya kecelakaan. Ambulasi yang dilakukan tergesa-gesa dapat menyebabkan mudah jatuh. Penarikan yang terlaluk keras akanmenyebakan terjadinya fraktur.Pergerakan yang cepat akan lebih mudah terjadinya fraktur kompresi vertebrae pada klien dengan osteoporosis. Diit calsium dibutuhkan untuk mempertahnkan kalsium dalm serum, mencegah bertambahnya akehilangan tulang. Kelebihan kafein akan meningkatkan kehilangan kalsium dalam urine. Alkohorl akan meningkatkan asioddosis yang meningkatkan resorpsi tulang.

Rokok dapat meningkatkan terjadinya asidosis

Obat-obatan seperti deuritik, phenotiazin dapat menyebabkan dizzines, drowsiness dan weaknes yang merupakan predisposisi klien untuk jatuh.

F. Evaluasi1. Mendapatkan peredaan nyeri a. Mengalami redanya nyeri saat beristirahatb. Mengalami ketidaknyamanan minimal selama aktivitas kehidupan sehari-haric. Menunjukkan berkurangnya nyei tekan pada tempat fraktur2. Tidak mengalami fraktura. Mempertahankan postur yang bagusb. Mempegunakan mekanika tubuh yang baikc. Mengkonsumsi diet seimbang tinggi kalsium dan vitamin Dd. Rajin menjalankan latihan pembedahan berat badan (berjalan-jalan setiap hari)e. Istirahat dengan berbaring beberapa kali seharif. Berpartisipasi dalam aktivitas di luar rumahg. Menciptakan lingkungan rumah yang aman3. Kifosis berkurng.4. Mengungkapkan pearasaan tentang penyakit yang dialami, mampu menerima keadaan.5. Mendapatkan pengetahuan mengenai oesteoporosis dan program penanganannya.a. Menyebutkan hubungan asupan kalsium dan latihan terhadap massa tulangb. Mengkonsumsi kalsium diet dalam jumlah yang mencukupic. Meningkatkan tingkat latihand. Gunakan terapi hormon yang diresepkane. Menjalani prosedur skrining sesuai anjuran

BAB IVPENUTUP

A. KesimpulanTulang merupakan penunjang, tempat melekatnya otot otot, pembentuk rangka manusia dan pelindung bagi tubuh serta organ organ didalamnya. Komponennya berupa mineral dan jaringan organ ( prolaktin dan kolagen ). Tulang tulang tersusun dari osteoblast, osteosit dan osteoklas.Kerapuhan tulang dapat menyebabkan berbagai pennyakit misalnya osteoporosis. Osteoporosis adalah kelainan di mana terjadi penurunan masa tulang total. Osteoporosis merupakan kelainan yang terjadi pada tulang diakibatkan oleh penurunan masa tulang sehingga tulang tersebut menjadi keropos. Osteoporosis juga bisa dibagi menjadi tiga macam yaitu osteoporosis primer, sekunder dan idiopatik. Banyak faktor yang dapat menyebabkan osteoporosis tersebut terjadi lebih cepat misalnya pengaruh hormon, kekurangan kalsium akibat dari rendahnya asupan kalsium dan akibat dari obat obatan misalnaya kortikosteroid. Gejala yang ditimbulkan oleh kerapuhan tulang tersebut bisa patah tulang, nyeri, hilngnya tinggi badan dan lain lain. Osteoporosis meningkat pada wanita terutama pada pengkonsumsi alkohol yang berlebihan dan juga perokok. Tidak hanya wanita tetapi pria juga memiliki resiko terkena osteoporosis. Faktor resiko lainnya adalah usia, ras atau suku, keturunan, serta gaya hidup yang kurang baik. Pencegahan osteoporosis bisa merupakan pencegahan primer dan sekunder. Pengobatan yang dilakukan bisa menggunakan terapi hormonal seperti estrogen, progesteron atau kombinasinya dan terapi non hormonal. Asuhan keperawatan yang diberikan pada klien dengan masalah osteoporosis diantaranya masalah keperawatan nyeri, immobilitas, faktor resiko cedera dan patah tulang ( fraktur ) serta inefektif dalam regiment pengobatan.Osteoporosis dapat dicegah sejak dini dengan pola hidup yang sehat. Pencegahan bertujuan untuk mencapai masa tulang dewasa yang optimal, ini dapat dilakukan dengan pola hidup yang sehat. Pola hidup yang sehat dapat di lakukan dengan cara mengkonsumsi makan makan yang sehat, makanan yang mengandung kalsium rendah protein, olah raga yang teratur dan lain - lain.

B. SaranDari penjelasan diatas ada beberapa saran yang bermanfaat untuk kita :a. Makanlah makanan yang berkalisum tinggib. Olah raga yang teraturc. Minumlah suplemen yang mengandung kalsiumd. Hindari rokok dan minuman yang beralkohole. Pada orang yang menderita osteoporosis diharapkan menjalankan terapi dengan baik.

40