Osteomyelitis Kronik Pada Manusia Dewasa

27
Osteomyelitis Kronik pada Manusia Dewasa Ricky Sunandar 10.2012.227 A9

description

PPT

Transcript of Osteomyelitis Kronik Pada Manusia Dewasa

Osteomyelitis Kronik pada Manusia Dewasa

Osteomyelitis Kronik pada Manusia DewasaRicky Sunandar10.2012.227A9Identifikasi IstilahTidak AdaRumusan MasalahLaki-laki usia 60 tahun demam dan terluka di kaki kanan sejak 5 bulan yang lalu. Luka mengeluarkan darah dan nanah.Analisis MasalahLaki-laki usia 60 th demam dan luka sejak 5 bulan yang laluAnamnesisPemeriksaan FisikPemeriksaan PenunjangWorking DiagnosisDifferential DiagnosisPatogenesisEtiologiPencegahanFaktor ResikoPrognosaKomplikasiPenatalaksanaanEpidemologiGejala KlinisInspeksi KesadaranTTVLook Feel MoveKonjungtivaTes Darah LengkapCT ScanMRIOsteomyelitis KronikMyositisSeptik ArtritisTuberkulosis TulangHipotesisLaki-laki usia 60 tahun demam dan luka di kaki kanan sejak 5 bulan yang lalu karena osteomyelitis kronikAnamnesisMenanyakan identitas pasienKeluhan pasienKeluhan tambahanPenyebab penyakitRiwayat penyakit pasien dan keluarga(lama demam, lama luka, dan bagaimana gerakan pasien)Pemeriksaan FisikInspeksi kesadaran : Compos MentisTanda-tanda vital : Tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi pernapasan, suhu tubuhLook : melihat luka dan pus; Feel : meraba inflamasi dan kalor; Move: memeriksa pergerakan bagian tubuh yang terinfeksiKonjungtiva : memeriksa pasien terkena anemia atau tidakPemeriksaan PenunjangTes Darah LengkapJumlah sel darah putih biasanya normal. Tingkat kecepatan pengendapan eritrosit dan C-reactive protein meningkat.Kultur BakteriPercobaan bedah atau biopsi jarum dari jaringan yang terinfeksi.Pemeriksaan PenunjangCT ScanCT memperlihatkan perubahan pada osteomyelitis subakut atau kronik dengan baik, terlebih yang berkaitan dengan tulang kortikal atau periosteum.

Pemeriksaan PenunjangMRI (Magnetic Resonance Imaging)Perubahan tulang dan oedema jaringan lunak dapat diidentifikasi sedini mungkin, seperti juga iskemia dan kerusakan pada korteks atau sumsum. Kemudian ekstensi nanah pada jaringan lunak melalui kloaka dan abses para-osseous mungkin terlihat. Pusat nekrosis pada abses mungkin terlihat.

Working DiagnosisOsteomyelitis KronikInfeksi tulang yang telah berkembang menjadi nekrosis tulang dan pembentukan sequestrumOsteomyelitis kronik mungkin hasil dari infeksi jamur spesifik atau tuberkulosis, aktivasi kembali dari bakteri osteomyelitis akut, atau dari sebuah infeksi kronik fokus atau infeksi multifokal.

Differential DiagnosisSeptik ArtritisInfeksi bakteri pada sinovium dan ruang sendi yang menyebabkan reaksi inflamasi yang parah dengan migrasi dari polimorfonuklear leukosit dan pelepasan dari enzim proteolitik.Satu dari tiga pasien yang terinfeksi menderita hilangnya fungsi pada sendi yang bersangkutan.Mikroorganisme yang paling banyak menyebabkan septik artritis adalah Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, dan Serattia marcescens.

Defferential DiagnosisMyositisInflamasi pada otot yang digunakan untuk menggerakan tubuh. Sebuah luka, infeksi, ataupun penyakit autoimun dapat jadi penyebabnya.Dua jenis spesifik myositis adalah polimyositis dan dermatomyositis.Polimyositis dan dermatomyositis pertama-tama diatasi dengan pemberian kortikosteroid dengan dosis besar.Differential DiagnosisTuberkulosis TulangInfeksi sistemik yang diakibatkan oleh Mycobacterium tuberculosis, menghasilkan lesi fokal pada sistem pernapasan dan pencernaan, dengan keterlibatan dari limpa nodus sekitar.Pengobatan meliputi pengistirahatan bagian yang terinfeksi dan menggunakan agen kemoterapiutik; seperti gabungan dari Isoniazid, Rifampicin, Pyrazinamide dan Ethambutol; Strepromycin terkadang juga digunakan.Selain itu juga dapat dilakukan pembedahan seperti; debridemen dari abses jaringan lunak, sinovectomi, reseksi sendi, dan amputasi.EtiologiBakteri penyebab osteomyelitis terbanyak adalah Staphylococcus aureus. Organisme gram negatif seperti Pseudomonas aeruginosa dan Escherichia coli, staphylococci koagualse negatif, enterococci, dan propionibakteria juga terlibat.Etiologi jamur termasuk spesies Candida, Coccidioides, Histoplasma, dan Aspergillus

PatogenesisPenyebaran umum seperti; melalui sirkulasi darah berupa bakterimia dan septikemia dan melalui embolus infeksi yang menyebabkan infeksi multifokal di daerah-daerah lain.Penyebaran lokal seperti; abses subperiosteal akibat penerobosan abses melalui periosteum, selulitis akibat abses subperiosteal menembus sampai di bawah kulit, penyebaran ke dalam sendi sehingga terjadi artritis septik, penyebaran ke medula tulang sekitarnya sehingga sistem sirkulasi dalam tulang terganggu, yang menyebabkan kematian tulang lokal dengan terbentuknya tulang mati yang disebut sequestra.Patogenesis

Faktor yang mempengaruhi penyebaran infeksi sehingga dapat menyebabkan osteomielitis ialah umur penderita, daya tahan tubuh, lokasi infeksi, serta virulensi kuman.Sumber pemasukkan bakteri lainnya dapat menyerupai abses, selulitis, atau tempat injeksi.EpidemologiPrevalensi di seluruh dunia sebesar 1% dan kebanyakan terjadi di awal usia 40, walaupun dapat juga timbul pada manula. Penyakit ini 2-3 x lebih sering pada wanita, namun perbandingan antar jenis kelamin bervariasi sesuai dengan usia (pada usia 30 tahun, perbandingan wanita : pria adalah 10 : 1, pada usia 65 tahun 1 : 1).

Gejala KlinisOsteomyelitis muncul dengan gejala sistemik seperti demam dan malais serta nyeri lokal. Osteomyelitis vertebra dapat menyebabkan kolaps vertebra dan kompresi medula spinalis. Osteomyelitis pada penderita diabetes sering tidak nyeri.Pola yang jelas pada nyeri, bengkak, dan kemungkinan drainase setelah operasi atau luka harus meningkatkan kecurigaan, namun indikator tersebut tidak selalu muncul seluruhnya, bahkan pada pasien dengan neuropati, edema kronik, kegagalan fungsi organ, diabetes, atau faktor yang lainnya.PenatalaksanaanPenatalaksanaan konservatif adalah dengan melakukan imobilisasi tungkai yang terlibat diistirahatkan dan dielevasimemberikan antibiotika penisilin atau cloxacilin dengan probenecid intravena sebelum hasil kultur didapat, dilanjutkan dengan memberikan antibiotika yang sesuai dengan hasil uji sensitivitas.

KomplikasiKematian tulang (osteonekrosis). Infeksi pada tulang dapat menghambat sirkulasi darah dalam tulang, menyebabkan kematian tulang. Tulang Anda dapat sembuh setelah operasi untuk mengangkat bagian-bagian kecil tulang yang mati. Jika suatu bagian besar dari tulang Anda telah meninggal, namun, Anda mungkin harus diamputasi pada anggota tubuh untuk mencegah penyebaran infeksi.KomplikasiSeptic arthritis. Dalam beberapa kasus, infeksi dalam tulang bisa menyebar ke sendi di dekatnya.Kanker kulit. Jika osteomyelitis Anda telah mengakibatkan luka terbuka yang menguras nanah, kulit di sekitarnya berada pada risiko lebih tinggi terkena kanker sel skuamosa.MRSA (Methicillin-resistant Staphylococcus aureus). Jika MRSA adalah penyebab dari osteomyelitis, akan cukup sulit untuk disembuhkan dengan antibiotika.PrognosaAkibat dari osteomyelitis sangat bervariasi bergantung pada tulang yang terkena, faktor yang mempengaruhi, penyakit yang mendasari, dan pengobatan yang tersedia.Menentukan hasil dari osteomyelitis pada tulang panjang sangat rumit dengan ketidakpastian untuk durasi tindak lanjut yang diperlukan. Hasil yang sebenarnya dalam hal kelemahan dan penyelamatan anggota tubuh mungkin tergantung pada faktor-faktor yang mendasari dan faktor-faktor perumit dan perawatan seperti terapi antibiotik.Faktor ResikoInfeksi berdekatan (seperti kaki diabetes, luka)Fraktur terbuka yang terkontaminasiGigitan hewan (anjing dan kucing)Luka tusukan pada kaki (menggunakan sepatu)Hematogen (bakteremia)Penggunaan obat intravena yang tidak pantasPencegahanOsteomyelitis dapat dicegah dalam beberapa hal dengan langkah-langkah kontrol infeksi yang lebih baik, terutama sebelum operasi. Kedua mupirocin dan chlorhexidine telah terbukti ampuh dalam mencegah infeksi saat operasi, yang mana merupakan peningkatan penyebab infeksi tulang yang berhubungan dengan bahan implan.KesimpulanPasien menderita osteomyelitis kronik yang disebabkan oleh infeksi bakteri saat ia mengalami kecelakaan dan adanya kemungkinan kurangnya sanitasi/kebersihan saat pasien membalut luka kembali. Penyakit ini dapat diterapi dengan antibiotika ataupun pembedahan berupa debridement.