Kelompok 2 Osteomyelitis Akut

22
OSTEOMYELITIS AKUT Oleh : Kelompok 2 FAKULTAS KEDOKTERAN

Transcript of Kelompok 2 Osteomyelitis Akut

Page 1: Kelompok 2 Osteomyelitis Akut

OSTEOMYELITIS AKUT

Oleh : Kelompok 2

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG2013

Page 2: Kelompok 2 Osteomyelitis Akut

I. Definisi

Osteomielitis adalah infeksi pada tulang yang biasanya menyerang metafisis tulang panjang dan banyak terdapat pada anak-anak. Bakteri mecapai tulang dapat secara langsung (perkontinuitatum) atau dari aliran darah (hematogen). Streptococcus dan Stapilococcus aureus terutama menyerang anak dan dewasa Secara klinis dapat dibagi atas osteomielitis akut, serta sub akut dan kronik. Osteomielitis akut biasanya menyerang anak-anak sampai usia pubertas.

II. EpidemiologiUmumnya infeksi tulang panjang dimulai pada metafisis. Tulang yang sering terkena

ialah femur bagian distal, tibia bagian proksimal, humerus, radius dan ulna bagian proksimal dan distal,serta vertebra.

Infeksi dapat terjadi secara

a. Hematogen, dari fokus yang jauh seperti kulit, tenggorok

b. Kontaminasi dari luar

- Fraktur terbuka

- Tindakan operasi pada tulang

c. Perluasan infeksi jaringan ke tulang di dekatnya

Insidensi osteomyelitis berkisar antara 0,1–1,8%  dari populasi orang dewasa. Prevalensinya pada anak-anak berusia kurang dari 1 tahun adalah 1 kasus per 1000 populasi sedangkan pada anak-anak yang lebih tua adalah 1 kasus dari 5000 populasi.

Mortalitas osteomyelitis terjadi sekitar 5-25% dan ada pula yang melaporkan hingga 40% pada era sebelum antibiotik ditemukan. Sekarang, mortalitas telah mencapai angka 0%. Sedangkan morbiditas mencapai angka 5% menjadi komplikasi. Komplikasinya antara lain adalah arthritis septik, kerusakan jaringan lunak sekitar, keganasan (contohnya, ulkus Marjolin [karsinoma sel skuamosa], karsinoma epidermoid traktus sinus), amiloidosis sekunder, dan fraktur patologis.

Predileksi ras pada osteomyelitis berkaitan dengan penyakit sickle cell yang lebih tinggi pada keturunan ras Afrika. Di Afrika Timur, osteomyelitis subakut adalah jenis terbanyak osteomyelitis. Predileksi jenis kelamin pada osteomyelitis kebanyakan pada laki-laki dengan rasio laki-laki:perempuan adalah 1,5:1 hingga 2:1. Predileksi usia pada osteomyelitis dapat terjadi pada semua usia tetapi lebih sering terdapat pada neonatus. Sekitar setengah kasus terjadi pada usia pra-sekolah. Sedangkan osteomyelitis subakut banyak ditemukan pada usia 2–15 tahun.

Page 3: Kelompok 2 Osteomyelitis Akut

III. EtiologiPenyebab paling sering ialah bakteri staphylococcus, penyebab lain streptococcus,

pneumococcus, salmonella , jamur dan virus.

IV. Klasifikasi

Klasifikasi :

1. Berdasarkan durasi terpapar pada tubuh:

Acute (kurang dari 2 minggu)

Subakut (2-6 minggu)

Kronik (lebih dari 6 minggu)

2. Berdasarkan mekanisme penyebarannya:

Exogenous

Hematogenous

 

3. Respon host terhadap penyakit

Pyogenic

Non pyogenic .

 

4. Klasifikasi Clerny dan Mader 

Pada osteomielitis didasari dari faktor host dan kriteria anatomi.

Cierny-Mader Staging System for Osteomielitis Type Anatomic

- Stage 1: medullary osteomielitis- Stage 2: superficial osteomielitis- Stage 3: localized osteomielitis- Stage 4: diffuse osteomielitis

5. Sistem klasifikasi osteomielitis menurut Waldvoge 

Hematogenous osteomyelitis

Osteomyelitis secondary to contigous focus of infection

- No generalized vaskular disease

- Generilizedvascular disease Chronic Osteomielitis

6. Class Physiologic Class A

Page 4: Kelompok 2 Osteomyelitis Akut

Host : Healthy

Class B

Host :

- Bs : systemic compromise- Bl : local compromise- Bls : local and systemic compromise

Class C

Host treatment worse than the disease

V. Patogenesis

Pada anak-anak lebih sering didahului oleh trauma, yang dimana akan menimbulkan infeksi pada ekstremitas. Organisme yang paling sering menginfeksi adalah Staphylococcus aureus, tetapi Streptococcus (terutama pada neonates) dan infeksi gram negatif dapat terjadi. Tetapi organisme yang tidak biasa dapat hadir tergantung dari factor predisposisi, yang dapat dilihat pada table 1. Contohnya pada pasien AIDS dapat terinfeksi oleh jamur.Tiga penyebab utama Osteomielitis adalah :

1. Post Trauma Osteomyelitis

Fraktur terbuka menyebabkan bakteri dapat langsung masuk kedalam permukaan tulang. Luka lebar dan kotor biasanya berhubungan dengan trauma berat dan dapat menyebabkan osteomielitis post trauma. Debridement dan lavage segera sangat diperlukan untuk menghilangkan nekrosis tulang (sequester) dan sisa-sisa kotoran. Pembedahan yang terlambat atau tidak sempurna sering menyebabkan osteomielitis karena bakteri menempel pada tulang yang nekrosis. Pada keadaan ini fraktur sangat sulit sembuh.

2. Post Surgery Osteomielytis

Banyak prosedur bedah orthopedi seperti hip replacement, pemasangan plate yang dalam prosesnya menggunakan implan. Benda-benda asing ini dapat menyebabkan infeksi jika pada saat operasi terdapat paparan terhadap bakteri. Untuk alasan ini, dokter badah orthopedic menerapkan teknik aseptic yang ketat didalam kamar operasi dan menggunakan antibiotic sebagai profilaksis, walaupun itu infeksi masih dapat terjadi dan dapat menyebar di sekeliling implan didalam tulang.

3. Acute Hematogenous Osteomyelitis

Page 5: Kelompok 2 Osteomyelitis Akut

Osteomielitis jenis ini biasanya terjadi pada anak-anak dan dapat terjadi secara spontan. Pathogenesis Acute Hematogenous Osteomyelitis adalah sebagai berikut :

a. Trauma pada ektremitas yang terkenab. Terjadi bakteremia pada metafisis tulang panjangc. Metafisis memilikin suplai darah yang baik namun memiliki sangat sedikit sel

fagosit untuk melawan infeksi, sehingga infeksi dapat berkembang.d. Terjadi inflamasi dan pembentukan pus di dalam tulang.e. Pus menyebar melalui saluran kecil di tulang (canalis haversi) untuk

membentuk anses subperiosteal.f. Kemudian terbentuk pus dikedua sisi bagian tulang tersebut, menyebabkan

bagian tersebut mengalami nekrosis.g. Tulang yang mati yang disebut squester menyebabkan infeksi.h. Terbentunya periosteum baru yang disebut involukrum sebagai usaha tubuh

dalam melawan infeksi.i. Pada anak yang lebih tua lempeng pertumbuhantulang berfungsi sebagai

barier untuk mencegak infeksi yang lebih luas.j. Pada neonates dan bayi penyebaran dapat terjadi melawati physis (lempeng

pertumbuhan tulang) melalui arteri epiphysealisk. Pada beberapa sendi, capsula sendi turun kearah metafisis. Pus dapat keluar

menuju capsula tersebut maka dapat menyebabkan septic arthritis jika sequester dibiarkan atau tidak diambil secara sempurna.

Ketiga penyebab osteomyelitis diatas adalah penyebab yang paling sering terjadi, tetapi kondisi lain dapat menyebabkan osteomielitis seperti yang tercantum pada table 1. Belakangan ini sering ditemukan infeksi sendi dan tulang pada pengguna narkoba suntik, disebabkan karena penusukan jarum yang terlalu dalam yang tidak steril dan sering meninggalkan abses kecil yang dibiarkan begitu saja.

Page 6: Kelompok 2 Osteomyelitis Akut

Osteomielitis. Fokus primerinfeksi (A) telah menyebar melewati korteks tulang, menyebabkan nekrosis korteks tulangdan pembentukan abses subperiosteal (B).infeksi dapat menyebar masuk ke dalam sendi (C) menyebabkan arthritis septic.segmen tulang yang nekrosis (squesterum)terbentuk (D) , dan area yang nekrosis akan di lingkupi oleh lapisan subperiosteum yang baru ( involukrum)

Table.1 kondisi yang berhubungan dengan osteomielitis

Perbandingan tulang sehat dan osteomyelitis

Page 7: Kelompok 2 Osteomyelitis Akut

VI. Diagnosis

Gambaran Klinis Osteomielitis Hematogen tergantung dari stadium patogenesis dari penyakit. Osteomielitis hematogen akut berkembang secara progresif atau cepat. Pada keadaan ini mungkin dapat ditemukan adanya infeksi bakteria pada kulit dan saluran napas bagian atas. Gejala lain dapat berupa nyeri yang konstan pada daerah infeksi, nyeri tekan dan terdapat gangguan fungsi anggota gerak yang bersangkutan. Gejala-gejala umum timbul akibat bakteremia dan septikemia berupa panas tinggi, malaise, serta nafsu makan yang berkurang.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya: - Nyeri Tekan

- Gangguan pergerakan sendi oleh karena pembengkakan sendi dan gangguan akan bertambah berat bila terjadi spasme lokal. Gangguan pergerakan sendi juga dapat disebabkan oleh efusi sendi atau infeksi sendi (artritis septik)

Pada orang dewasa lokalisasi infeksi biasanya pada daerah vertebra torako-lumbal yang terjadi akibat torakosentesis atau akibat prosedur urologis dan dapat ditemukan adanya riwayat kencing manis, malnutrisi, adiksi obat-obatan atau pengobatan dengan imunosupresif.

VII. Pemeriksaan Fisik Umum Osteomyelitis Akut

Page 8: Kelompok 2 Osteomyelitis Akut

Inspeksi UmumPemeriksaan visual atau pemeriksaan pandang (inspeksi) dimulai pada saat penderita berada di bawah pengamatan dokter. Dan inspeksi ini terus berlanjut terus melalui berbagai tingkatan pengumpulan data dasar, yang dilakukan secara sistematis.

Inspeksi Kulit

1. Yang perlu diamatia. Warna dan pigmentasib. Lesi-lesic. Vaskularisasi superfisisald. Udemae. Kelembaban, kekeringan atau sifat perminyakan dan susunan jaringanf. Sifat rambut serta kuku

2. Pemeriksaan Kulita. Diperlukan penerangan yang baikb. Periksalah kulit penderita secara keseluruhanc. Mulailah pemeriksaan kulit dengan memperhatikan penderita dari jarak yang

tertentu untuk mendapatkan kesan tentang penyebaran lesi.d. Jangan takut menyentuh atau meraba kulit penderita atau lesi kulit yang terjadie. Lakukan pemeriksaan jarak dekat pada lesi-lesi tersebutf. Perlengkapan atau teknik khusus dapat dipergunakan untuk memeriksa lesi

khas.

Inspeksi MusculoskeletalPerhatikan bentuk dan ukuran lengan, tungkai, tangan dan kaki dibandingkan dengan

keadaan tubuh pasien. Misal lengan yang lebih pendek akibat gangguan pertumbuhan, dijumpai pada dwarfism. Tungkai yang menjadi bengkak amat membesar, akibat obstruktif pembuluh-pembuluh limfe dapat dijumpai pada elephantiasis.

Pemeriksaan jasmani khusus pada musculoskeletal meliputi inspeksi pada saat diam/ istirahat dan inspeksi pada saat gerak.

Gaya berjalan Normal terdiri dari 4 fase, yaitu heel strike phase, loading/stance phpase, toe off phase

dan swing phase. Pda heel strike phase lengan diayun diikuti gerakan tungkai yang berlawanan yang terdiri dari fleksi sendi koksae dan ekstensi sendi lutut. Pda loading/stance phase, pelvis bergerak secara simetris dan teratur melakukan rotasi ke depan bersamaan dengan akhir gerakan tungkai pada heel strike phase. Pada toe off phase, sendi oksae ekstensi dan tumit mulai terangkat dari lantai. PDa swing phase, sendi lutut fleksi diikuti dorsofleksi sendi talokruralis.

Sikap/postur badan Perlu diperhatikan bagaimana cara pasien mengatur posisi bagian badan yang sakity.

Sendi yang meradang biasannya memounyai tekanan intrartikular yang tinggi, oleh karena itu

Page 9: Kelompok 2 Osteomyelitis Akut

pasien akan berusaha menguranginya dengan mengatur posisi sendi tersebut seenak mungkin, biasanya pada posisi setengah fleksi.

DeformitasWalaupun deformitas sudah tampak jelas pada keadaan diam, tetapi akan lebih nyata

pada keadaan gerak. Perlu dibedakan apakah deformitas tersebut dapat dikoreksi (misalnya disebabkan gangguan jaringan lunak) atau tidak dapat dikoreksi (misalnya retriksi kapsul sendi atau kerusaka sendi).

Bengkak SendiBengkak sendi dapat diakibatkan oleh cairan, jaringan lunak, atau tulang. Cairan sendi

yang terbentuk biasanya akan menumpuk di sekitar daerah kapsul sendi yang resistensinya paling lemah dan mengakibatkan bentuk yang khas pada tempat tersebut.

Inspeksi pada OsteomielitisDitemukan

1. Terlihat lesi atau luka2. Lemas, lemah, keletihan3. Malaise4. Udeme5. Terbatasnya gerakan6. Eritem7. Pembengakakan ektremitas

Gambar lesi osteomyelitis akut

Palpasi UmumTindakan merasakan dengan tangan; penggunaan jari tangan dengan sentuhan ringan

pada permukaan tubuh untuk menentukan kodisi bagian bawahnya pada diagnosis fisik.

Page 10: Kelompok 2 Osteomyelitis Akut

Palpasi dilakukan untuk memeriksa denyut nadi, konsistensi otot, adanya kelanjar di daerah aksila dan inguinal dan bentuk saraf tepi.Setiap daerah tubuh harus diraba untuk mendapatkan keterangan yang berikut ini:

1. Penegasan dan penambahan hasil pengamatan yang berhasil dikumpulkan pada waktu inspeksi.

2. Keterangan primer yang kita dapatkan pada waktu melakukan palpasi:a. Kepekaan terhadap nyeri : Superfisial, profunda, nyeri lepas (rebound), nyeri

laih (reffered)b. Tonus otot : tahanan yang meningkat, spasme, kekakuan (rigiditas)c. Tumor (massa) : kelenjar limfe atau organ-organ yang terletak dibawahnya,

yang biasannya dapat kita raba, tetapi tidak terlihat. Lakukan penilaian atas :i. Letak dan hubungannya dengan struktur-struktur lain yang berada di

sekitarnyaii. Arsitektur : Ukuran, bentuk, simetris, kebebasannya, pinggirnya

iii. Konsistensi, fluktuasiiv. Kepekaan terhadap perasaan nyri, kemerahan, panasv. Mobilitas dan perlekatannya

vi. Berdenyut

Palpasi pada osteomielitisDitemukan :

1. Nyeri, nyeri tekan2. Panas, demam

VIII. Pemeriksaan Penunjang Osteomyelitis Akut

Pemeriksaan laboratorium rutin meliputi Complete Blood cell Count (CBC), Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR) dan/atau C-Reactive Protein (CRP), anteroposterior dan lateral radiografi dari daerah yang terkena, kultur darah, dan aspirasi dari daerah yang terkena.

Peningkatan leukosit atau persentase neutrofil yang tinggi (>80%) tidak memiliki sensitivitas yang tinggi untuk diagnosis osteomyelitis. Pada pasien dengan staphylococcal vertebral osteomyelitis, peningkatan leukosit hanaya ditemukan pada 64% dan 39% pasien . Kebalikannya, peningkatan erythrocyte sedimentation rate dan kadar C-reactive protein memiliki sensitivitas yang tinggi dan dilaporkan ditemukan pada 98% dan 100% kasus. Kadar C-reactive protein berkaitan erat dengan respon klinis terapi dibanding erythrocyte sedimentation rate dan karena itu lebih dipilih menjadi marker dari infeksi, terutama pada kasus infeksi luka spinal post operasi.

Page 11: Kelompok 2 Osteomyelitis Akut

Studi imaging penting untuk diagnosis osteomyelitis, tetapi tidak semua memberikan hasil optimal. Kondisi yang berkaitan dengan etiologi non infeksi dapat dibedakan dari osteomyelitis melalui studi imajing , karena biasanya bentukannya tidak melewati disk space.

Berikut tabel yang merangkum Pemeriksan Diagnostik Imaging Osteomyelitis

Jenis Pemeriksaan PenjelasanPlain radiograph (foto X-ray)

Tidak sensitive, terutama pada early oesteomyelitis. Menunjukkan elevasi periosteal setelah 10 hari, perubahan lytic setelah 2-6 minggu. Berguna untuk melihat abnormalitas anatomis (misal fraktur, kelainan bentuk tulang, dan deformitas) , benda asing, dan udara pada soft tissue.

Three-phase bone scan (99mTc-MDP)

Menunjukkan karasteritik osteomyelitiis yaitu peningkatan uptake pada semua 3 fase scan. Sensitivitas tinggi (~95%) pada infeksi akut, akan tetapi bis amenjadi kurang sensitif jika aliran darah ke tulang buruk. Spesifisitas moderate , tetapi kurang baik dalam menunjukan neuropathic arthropathy, fraktur, tumor, dan infark.

Scan Radionuclide yang lain

Contoh: 67Ga-citrate, 111In-labeledWBCs. 111In-WBCs lebih spesifik dibanding gallium tapi tidak selalu tersedia. Sering digunakan bersamaan dengan bone scan karena lebih besar spesifisitas nya untuk inflamasi dibanding 99mTc-MDP, sehingga dapat membantu membedakan proses infeksius dan non infeksius. Fungsi dapat digantikan dengan MRI.

Ultrasound Dapat mendeteksi cairan subperiosteal yang berkumpul atau abses soft tissue yang berdekatan dengan tulang, tetapi fungsi ini banyak digantikan oleh CT dan MRI.

CT Peran terbatas dalam diagnosis osteomyelitis akut. Pada osteomyelitis kronik secara baik mendeteksi sequestra, dekstruksi korteks, abses soft tissue. Tidak digunakan pada tubuh pasien yang menggunakan benda metalik

MRI Sama seperti 99mTc-MDP bone scan untuk osteomyelitis akut memiliki sensitivitas (~95%) . mendeteksi perubahan pada kandungan air di sumsum tulang sebelum terjadinya disrupsi dari korteks tulang. Spesifisitas tinggi (~87%) dengan tampilan anatomic yang lebih detail dari pemeriksaan nuklir. Prosedur pilihan untuk vertebral osteomyelitis karena sensitivitas tinggi untuk abses epidural. Tidak digunakan pada tubuh pasien yang menggunakan benda metalik

Catatan : WBCs : white blood cells. MDP : monodiphosponate

Jika memungkinkan, pengambilan sample untuk pemeriksaan mikrobiologis perlu dilakukan sebelum terapi antibiotik diberikan. Darah harus dikultur pada osteomyelitis

Page 12: Kelompok 2 Osteomyelitis Akut

akut hematogen. Kultur darah penting dalam evaluasi osteomyelitis vertebral. Pada studi yang dilakukan untuk vertebral osteomyelitis, kultur darah positif dilaporkan ditemukan pada 58% kasus. Jika vertebral osteomyelitis ditemukan pada pemeriksaan imaging tetapi pada kultur darah tidak menunjukkan pertumbuhan mikroorganisme, biopsi tulang secara umum diperlukan . Jika diduga polymicrobial osteomyelitis (misal : inraabdominal sepsis), biopsi dilakukan tanpa menunggu hasil kultur darah positif atau tidak. Jika pasien memiliki abses paravertebral, epidural, dan abses psoas,dapat dilakukan drainase yang di dukung dengan CT dan biopsi tulang tidak perlu dilakukan.

Differential diagnosis meliputi cellulitis, septic arthritis, fraktur, neoplasma, dan infark tulang. Cellulitis dapat membatasi gerakan dan menyebabkan pincang. Namun pada kebanyakan kasus, pembengkakan dan eritema di kulit membedakan cellulitis dari osteomielitis. Septic arthritis menyebabkan pembengkakan dan pembatasan gerakan sendi yang parah. Pembengkakan jelas pada lokasi superfisial, tapi pada lokasi seperti panggul, aspirasi dari sendi mungkin diperlukan untuk membedakan dengan osteomielitis. Riwayat trauma diikuti dengan nyeri akut biasanya mengindikasikan suatu fraktur. Namun pada pasien dengan ekstremitas mati rasa (contohnya disebabkan oleh myelomeningocele), fraktur dapat menyebabkan gambaran klinik menyerupai osteomielitis. Leukemia terjadi di sumsum hematopoietik dan menyebabkan anak kesakitan, pincang, letargi, dan demam. Pada leukemia akut, radiografi juga dapat menunjukkan osteopenia dan lesi radiolusen. Demikian juga dengan Sarkoma Ewing, dapat menyebabkan elevasi periosteal atau lesi radiolusen. Biopsi diperlukan untuk diagnosis yang tepat.

X. Penatalaksanaan

Intervensi Non Operatif

1. Bed rest2. Daerah yang terkena harus dimobilisasi (bidai atau traksi) untuk mengurangi

ketidaknyamanan dan mecegah terjadinya fraktur patologis karena osteomyelitis menyebabkan osteonekrosis, resorbsi tulang, dan pembentukan tulang batu.

3. Pemberian analgesik untuk menghilangkan nyeri4. Melakukan rendaman larutan salin fisiologis steril selama 20 menit beberapa kali

sehari untuk meningkatkan aliran darah5. Sasaran terapi awal adalah mengkontrol dan menghentikan proses infeksi6. Pemberian terapi anti mikroba7. Pemberian antibiotik secepatnya sesuai dengan penyebab utama yaitu Staphyloccous

aureus sambil menunggu hasil biakan kuman.Berdasarkan hasil kultur , maka dimulai terapi antibiotika intravena untuk mengontrol infeksi sebelum aliran darah kedaerah tersebut menurun akibat thrombosis. Antibiotik diberikan selama 3-6 minggu dengan melihat keadaan umum dan LED penderita. Antibiotik tetap diberikan hingga 2

Page 13: Kelompok 2 Osteomyelitis Akut

minggu setelah LED normal. Bila infeksi tampak lelah terkontrol, antibiotika dapat diberikan peroral dan dilanjutkan selama 3 bulan untuk mencapai tingkat kesembuhan yang memadai.

Antibiotik oral yang sudah terbukti efektif adalah clindamycin, rifampin, trimethoprim-sulfamethoxazole, dan fluoroquinolones. Clindamycin diberikan secara oral setelah pemberian antibiotik parenteral selama 1-2 minggu dan memiliki bioavailabilitas yang baik,serta bekerja efektif terhadap kuman gram positif termasuk staphylococcus. Linezolid efektif terhadap methicillin-resistant staphylococci dan vancomycin-resistant Enterococcus, dimana obat ini menghambat sintesis protein bakteri, memiliki penetrasi yang baik kedalam tulang, serta dapat diberikan secara oral maupun parenteral.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya,antibiotik parenteral sebaiknya diberikan selama beberapa minggu,kadang masa perawatan pasien di rumah sakit perlu di perpanjang. Terapi oral hanya diberikan kepada pasien yang tingkat kepatuhan yang tinggi.Jika infeksi rekuren terjadi setelah 6 bulan maka regimen baru bisa dicoba.

Debridement

Intervensi Operatif

1. Drainase bedahApabila setelah 24 jam pengobatan lokal dan sistemik antibiotik gagal (tidak ada perbaikan umum),maka dapat dipertimbangkan drainase bedah (chirurgis) .Pada drainase bedah,abses subperiosteal dievakuasi untuk mengurangi tekanan intraosesus kemudian dilakukan pemeriksaan biakan kuman. Drainase dilakukan selama beberapa hari dengan menggunakan cairan NaCl 0,9% dan dengan antibiotik.

2. Bone graftsTerdapat 3 fase yang dilakukan dalam pembedahan, yakni mengeksisi tulang yang mengalami nekrotik , memasang tulang grafts dan menutupi kulit tulang, dalam hal ini yang sering diambil oleh dokter adalah tulang ileum posterior dari pasien. Kemudian tulang diletakkan pada tempat yang telah dibuat dan dilakukan balutan , hal ini

Page 14: Kelompok 2 Osteomyelitis Akut

dilakukan di ruang operasi dengan kondisi steril, dimana perawatan dilakukan dilakukan setiap hari sekitar 2 minggu sampai grafts yang dipasang menjadi stabil. Perlu hati-hati dalam melakukan metode ini, karena grafts tulang dapat mengenai otot dan kulit.

3. Metode Ilizarov Melibatkan pemisahan jaringan dan teknik cortical osteotomy oesteoclasis yang memelihara elemen osteogenik pada anggota gerak. Untuk menciptakan kalus preliminer yang dapat diperpanjang, Ilizarov menyarankan jeda beberapa hari sebelum memulai distraksi. Ritme ditraksi berfrekuensi tinggi menyebabkan regenerasi tulang berkualitas baik dan komplikasi jaringan lunak yang lebih sedikit seperti cedera saraf dan pembuluh darah. Salah satu keutungan prosedur ini adalah berkurangnya kejadian nonunion dan cangkok tulang, dengan cara memproduksi tulang berkualitas baik.

4. Penutupan jaringan lunak diperlukan untuk menghentikan infeksi. Kerusakan jaringan lunak yang kecil dapat ditutupi dengan cangkok kulit dengan ketebalan berbeda, sementara kerusakan jaringan lunak yang luas dapat ditutupi dengan jaringan otot sekitar yang tidak tervaskularisasi. Rotasi jaringan otot tersebut dengan suplai neurovaskulernya harus memungkinkan secara anatomik agar prosedur tersebut berhasil.

5. Terapi hiperbarik dengan oksigen dapat memicu produksi kolagen, angiogenesis, dan penyembuhan luka infeksi atau daerah iskemik.

6. Prosedur pembedahan tidak berhasil atau kurang akurat maka tindakan amputasi adalah pilihan terakhir. Konsekuensi pada perawatannya sangat kompleks.

Penatalaksanaan medis Osteomielitis akut secaraumum :

Pada dasarnya penangan yang dilakukan adalah :

1. Perawatan di rumah sakit

2. Pengobatan suportif dengan pemberian infus dan antibiotika

3. Pemeriksaan biakan darah

4. Antibiotika yang efektif terhadap gram negatif maupun gram positif diberikan langsung tanpa menunggu hasil biakan darah dilakukan secara parenteral selama 3-6 minggu

5. Imobilisasi anggota gerak yang terkena

6. Tindakan pembedahan

XI . Prognosis

Page 15: Kelompok 2 Osteomyelitis Akut

Dengan pengobatan, hasil bagi akut osteomyelitis biasanya baik.Prospek lebih buruk bagi mereka dengan jangka panjang (kronis) osteomielitis. Gejala bisa datang dan pergi selama bertahun-tahun, bahkan dengan operasi. Amputasi mungkin diperlukan, terutama pada mereka dengan diabetes atau sirkulasi darah yang buruk.Prospek bagi mereka dengan infeksi prostesis tergantung, sebagian, pada:

    > Kesehatan pasien    > Jenis infeksi    > Apakah prostesis terinfeksi bisa dihapus secara aman

akut osteomyelitis hasilnya baik dan mayoritas membuat pemulihan penuh yang disediakan tidak ada komplikasi di atas terjadi.

XII. Komplikasi

Osteomyelitis adalah inflamasi yang terjadi pada tulang. Inflamasi tersebut biasanya terjadi karena infeksi oleh kuman pyogenik.

Jika infeksi ini dibiarkan saja maka dapat menyebar ke jaringan lunak sekitar dan menimbulkan berbagai komplikasiseperti :

1. AbsesTulang

Pada awalnya Abses terjadi pada jaringan lunak ( soft tissue abcess formation ).Kemudian infeksi dapat menyebar kekulit yang lebih superficial dari tulang yang dapat menimbulkan selulitis ( soft tissue cellulitis ). Abses tulang juga dapat terjadi, karena aliran darah menuju tempat tersebut buruk sehingga timbul nekrosis tulang dan infeksi akan terus menyebar ke kavitas medularis dan kebawah periosteum dan terbentuk abses tulang.

2. Arthritis septik

Infeksi yang meluas sampaike dalamsendi. Kontraktur terjadi karena hilangnya atau kurang penuhnya lingkup gerak sendi secara pasif maupun aktif karena keterbatasan sendi, fibrosis jaringan penyokong, otot dan kulit.

3.Meningitis

Osteomyelitis pada tulang belakang dapat menimbulkan komplikasi yang rumit, karena peradangan dapat mengelilingi sumsum tulang danmenyebabkanperadanganpadaselaputotak (meningitis)karena kuman yang menginfeksi dapat menyebar secara sistemik .Infeksi tersebut juga dapat menimbulkan septikemia dan bermetastasis ke tempat lain.

Page 16: Kelompok 2 Osteomyelitis Akut

4. Meregangnya Implan prostetik ( prosthetic implant )

Jika terdapat implant prostetik,implant tersebut yang menjadi longgar dan dapat menyebabkan patah tulang, dan menjadi osteomyelitis kronis.

5. Arthritis supuratif

Komplikasi ini banyak terjadi pada anak-anak karena lempeng epifisis bayi ( yang bertindak sebagai barrier ) belum berfungsi dengan baik. Osteomyelitis juga menimbulkan gangguan pertumbuhan karena rusak lempeng epifisi tersebut sehingga tulang yang terkena akan menjadi lebih pendek. Namun pada anak yang lebih besar akan terjadi hiperemi pada daerah metafisis tulangyang merupakan stimulasi bagi pertumbuhan tulang. Sehingga tulang berumbuh lebih cepat dan menyebabkan pemanjangan tulang. Deep Vein Trombosis juga dapat terjadi pada 30% anak yang mengalami osteomyelitis.