OSTEOARTHRITIS

64
1 MAKALAH PAPER INTERNA OSTEOARTRHITIS Oleh : - ESQHA ‘ARINI 111001082 - HARIYATI WAHYUNI 111001110 - ZAHROTUL UYUN 111001345 Pembimbing : dr. Medina Yuliza, Sp.PD dr. Dewi Murni Sartika, Sp.PD KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM

description

OSTEOARTHRITIS

Transcript of OSTEOARTHRITIS

Page 1: OSTEOARTHRITIS

1

MAKALAH PAPER INTERNA

OSTEOARTRHITIS

Oleh :

- ESQHA ‘ARINI 111001082

- HARIYATI WAHYUNI 111001110

- ZAHROTUL UYUN 111001345

Pembimbing :

dr. Medina Yuliza, Sp.PD

dr. Dewi Murni Sartika, Sp.PD

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT

DALAM

RUMAH SAKIT HAJI MEDAN

2015

Page 2: OSTEOARTHRITIS

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Osteoarthritis (OA) merupakan artropati yang paling banyak ditemukan

pada orang dewasa.³ Diketahui bahwa OA diderita oleh 151 juta jiwa di seluruh

dunia dan mencapai 24 juta jiwa di kawasan Asia Tenggara (WHO, 2004).

Insidennya pada usia kurang dari 20 tahun hanya sekitar 10% dan meningkat

menjadi lebih dari 80% pada usia diatas 55 tahun.¹ Prevalensi OA lutut radiologis

di Indonesia cukup tinggi, yaitu mencapai 15,5% pada pria dan 12,7% pada

wanita. 2

Osteoartritis (OA) dan artritis gout sama-sama penyakit pada sendi, tetapi

bedanya pada OA karena kerusakan jaringan rawan sendi atau struktur jaringan

sekitar persendian, sedangkan pada artritis gout nyeri sendi disebabkan adanya

penumpukan asam urat yang mengkristal pada daerah persendian. Tetapi salah

satu penyebab dari kedua penyakit ini adalah kegemukan (obesitas). 3 Hal ini

menunjukan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis. Perlu diingat

adalah masing-masing sendi mempunyai biomekanik, cedera dan persentase

gangguan yang berbeda, sehingga peran faktor-faktor resiko untuk masing-masing

osteoarthritis tentu berbeda.2

Penatalaksanaan terutama ditujukan pada pengendalian/menghilangkan

nyeri, memperbaiki gerak dan fungsi sendi serta meningkatkan kualitas hidup.

Penatalaksanaan OA panggul, lutut atau OA pada tempat lain, meliputi

penatalaksanaan secara non farmakologi dan farmakologi. Operasi pengganti

sendi hanya dilakukan untuk penderita dengan OA yang berat dan tidak respons

dalam pengobatan terapi. 4

Page 3: OSTEOARTHRITIS

3

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 OSTEOARTRITIS

2.1.1 Definisi

Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif yang berkaitan

dengan kerusakan kartilago sendi. Vertebra, panggul, lutut dan pergelangan kaki

paling sering terkena. OA biasanya mengeluh nyeri pada waktu melakukan

aktivitas atau jika ada pembebanan pada sendi yang terkena. Pada derajat yang

lebih berat nyeri dapat dirasakan terus menerus sehingga dapat mengganggu

mobilitas pasien. Penyakit ini disebut juga degenerative arthritis, hypertrophic

arthritis, dan degenerative joint disease. Osteoartritis adalah bentuk artritis yang

paling umum terjadi yang mengenai mereka di usia lanjut atau usia dewasa dan

salah satu penyebab terbanyak kecacatan di negara berkembang. 2,4

2.1.2 Klasifikasi

Klasifikasi Berdasarkan Etiologi

Osteoartritis diklasifikasikan berdasarkan etiologi oleh Altman et al

menjadi 2 golongan, yaitu OA primer dan OA sekunder. 4

Osteoartritis Primer

Osteoartritis primer atau OA idiopatik belum diketahui penyebabnya dan

tidak berhubungan dengan penyakit sistemik maupun proses perubahan lokal pada

sendi. Meski demikian, osteoartritis primer banyak dihubungkan pada penuaan.

Pada orangtua, volume air dari tulang muda meningkat dan susunan protein tulang

mengalami degenerasi. Akhirnya, kartilago mulai degenerasi dengan mengelupas

atau membentuk tulang muda yang kecil. Pada kasus-kasus lanjut, ada kehilangan

total dari bantal kartilago antara tulang-tulang dan sendi-sendi. Penggunaan

berulang dari sendi-sendi yang terpakai dari tahun ke tahun dapat membuat

bantalan tulang mengalami iritasi dan meradang, menyebabkan nyeri dan

pembengkakan sendi. Kehilangan bantalan tulang ini menyebabkan gesekan antar

tulang, menjurus pada nyeri dan keterbatasan mobilitas sendi. Peradangan dari

Page 4: OSTEOARTHRITIS

4

kartilago dapat juga menstimulasi pertumbuhan-pertumbuhan tulang baru yang

terbentuk di sekitar sendi-sendi. 4

Osteoartritis primer ini dapat meliputi sendi-sendi perifer (baik satu

maupun banyak sendi), sendi interphalang, sendi besar (panggul, lutut), sendi-

sendi kecil (carpometacarpal, metacarpophalangeal), sendi apophyseal dan atau

intervertebral pada tulang belakang, maupun variasi lainnya seperti OA

inflamatorik erosif, OA generalisata, Chondromalacia Patella, atau Diffuse

Idiopathic Skeletal Hyperostosis (DISH). 4

Osteoartritis sekunder

Osteoartritis sekunder adalah OA yang disebabkan oleh penyakit atau

kondisi lainnya, seperti pada post-traumatik, kelainan kongenital dan

pertumbuhan (baik lokal maupun generalisata), kelainan tulang dan sendi,

penyakit akibat deposit kalsium, kelainan endokrin, metabolik, inflamasi,

imobilitas yang terlalu lama, serta faktor risiko lainnya seperti obesitas, operasi

yang berulangkali pada struktur-struktur sendi, dan sebagainya. 4

Klasifikasi Berdasarkan Lokasi Sendi Yang Terkena

Klasifikasi ini digunakan dalam penatalaksanaan OA secara menyeluruh,

baik secara farmakologi maupun non farmakologi untuk kepentingan rekomendasi

ini. Penanganan OA tidak hanya pada sendi lutut, panggul, lumbal tetapi juga

dapat mengenai sendi- sendi di bawah ini :

Page 5: OSTEOARTHRITIS

5

Gambar 2.1 Sendi Yang Dapat Terkena Osteoartritis

2.1.3 Etiopatogenesis

Patogenesis osteoartritis tidak hanya melibatkan proses degeneratif saja,

namun melibatkan hasil kombinasi antara degradasi rawan sendi, remodelling

tulang dan inflamasi cairan sendi. Osteoartritis diperkirakan dapat diakibatkan

oleh proses biokimiawi dan biomekanis. 2

Pada tulang rawan sendi (kartilago) dilumasi oleh cairan sendi sehingga

mampu menghilangkan gesekan antar tulang yang terjadi ketika cairan sendi

(sinovial) mengurangi gesekan antar kartilago pada permukaan sendi sehingga

mencegah terjadinya keletihan kartilago akibat gesekan. Protein yang disebut

dengan lubricin merupakan protein pada cairan sendi yang berfungsi sebagai

pelumas. Protein ini akan berhenti disekresikan apabila terjadi cedera dan

peradangan pada sendi. 2

Rawan sendi dibentuk oleh sel rawan sendi (kondrosit) dan matriks rawan

sendi. Kondrosit berfungsi menyintesis dan memelihara matriks rawan sehingga

fungsi bantalan rawan sendi tetap terjaga dengan baik. Gangguan pada fungsi

kondrosit akan memicu proses patogenik osteoartritis. 2

Rawan sendi pada keadaan normal melapisi ujung tulang. Matrik rawan

sendi mempunyai dua macam makromolekul, yaitu proteoglikan dan kolagen,

Page 6: OSTEOARTHRITIS

6

disamping mineral, air dan enzim. Proteoglikan terdiri atas protein dengan rantai

glikosaminoglikan, kondroitin sulfat dan keratan sulfat. Proteoglikan bergabung

dengan glikosaminoglikan lain dan protein lain untuk menstabilkan dan

memperkuat rawan sendi. Kolagen rawan sendi atau kolagen tipe II penting untuk

integritas struktur dan kemampuan fungsi rawan sendi. 2

Stres mekanik yang terjadi akan mempengaruhi metabolisme kondrosit,

pelepasan enzim MPP gangguan biokimia sifat matrik sehingga terdapat

penurunan kadar proteoglikan sedangkan kolagen masih normal, sementara

sintesis kondrosit meningkat sebagai tanda usaha memperbaiki diri. Sintesis

kondrosit meningkatkan kuantitas sitokin seperti interleukin I (IL I), Tumor

Necrosis Factor (TNFa) enzim kolagenase, gelatin IL dan TNF a sebagai media

yang akan mengaktifkan enzim proteolitik. Molekul pro-inflamasi lain seperti

Nitride Oxide (NO, radikal bebas inorganik) dapat menjadi faktor yang ikut

berperan dalam kerusakan kartilago sendi. Proses ini terjadi akibat terbentuknya

enzim metaloproteinase (MPP) yang akan memecahkan proteoglikan dan kolagen. 2

Enzim MPP dalam keadaan normal dihambat oleh Tissue Inhibitor of

Metaloprotein (TIMP). Secara teoritis ketidakseimbangan antara produksi MPP

dan TIMP akan menyebabkan peningkatan proteolisis matrik sehingga terjadi

degenerasi rawan sendi (Osteoartritis). 2

Page 7: OSTEOARTHRITIS

7

Gambar 2.2 Osteoartritis Lutut

A. Atas : Sendi lutut normal.

B. Tengah : Sendi dengan osteoartritis sedang.

Page 8: OSTEOARTHRITIS

8

C. Bawa : Sendi dengan bentuk osteoartritis berat.

2.1.4 Faktor Resiko Osteoartritis

Harus diingat bahwa masing-masing sendi memiliki biomedik , cedera dan

persentase gangguan berbeda, sehingga peran dan faktor-faktor risiko ini, maka

sebenarnya semua OA individu dapat dipandang sebagai :

Faktor yang mempengaruhi predisposisi generalisata.

Faktor-faktor yang meyebabkna beban biomekanis tak normal pada sendi-

sendi tertentu.

Kegemukan, faktor genetik dan jenis kelamin adalah faktor risiko umum

yang paling.

2.1.4.1 Umur

Faktor ketuaan adalah yang terkuat dari semua faktor untuk timbulnya

OA. OA tak pernah pada anak-anak, jarang pada usia dibawah 40 tahun dan sering

pada usia diatas 60 tahun. OA bukan akibat ketuaan saja, perubahan tulang sendi

pada ketuaan berbeda dengan ketuaan pada perubahan pada OA. 2

2.1.4.2 Jenis Kelamin

Wanita lebih sering terkena OA lutut dan banyak sendi, dan lelaki lebih

sering pada paha, pergelangan tangan dan leher. Pada usia dibawah 45 frekuensi

OA laki-laki dan pewanita adalah sama., tetapi pada usia diatas 50 tahun OA lebih

banyak pada wanita. Hal ini menunjukan adanya perqn hormonal pada

patogenesis OA. 2

2.1.4.3 Suku Bangsa

OA paha lebih jarang diantara orang-orang berkulit hitam dan Asia dari

pada Kaukasia. Sering dijumpai pada orang Amerika asli (Indian) dari pada

berkulit putih. Hal ini berkaitan dengan kelainan kongenital dan pertumbuhan. 2

2.1.4.4 Genetik

Herediter berperan untuk timbulnya OA. Adanya mutasi dalam gen

prokolagen II atau gen-gen struktural lain untuk unsur-unsur tulang rawan sendi

seperti kolagen tipe IX dan XII, prtotein pengikat, atau proteoglikan dikatakan

Page 9: OSTEOARTHRITIS

9

berperan dalam timbulnya kecendrungan familial pada OA tertentu (terutama OA

sendi). 2

2.1.4.5 Kegemukan Dan Penyakit Metabolik

Kegemukan ternyata tak hanya berkaitan dengan OA sendi yang

menanggung beban, tapi juga dengan OA sendi lain (tangan atau sternoclavikula).

Selain karena faktor mekanis, disuga faktor lain (metabolik) juga berperan. Peran

faktor metabolik dan hormonal kaitannya dengan OA dan kegemukan juga

disokong oleh adanya kaitan antara OA dan penyakit jantung koroner, diabetes

melitus, dan hipertensi. Pasien osteoarthritis ternyata mempunyai risiko yang

tinggi terhadap penyakit jantung koroner dan hipertensi x c yx xx lebih tinggi dari

pada pasien tanpa osteoarthritis. 2

2.1.4.6 Cedera Sendi, Pekerjaan Dan Olahraga

Pekerjaan berat dengan pemakaian satu sendi yang terus-menerus

(misalnya tukang pahat, pemetik kapas), cedera olahraga berkaitan dengan resiko

OA. Aktivitas-aktivitas tertentu dapat menjadi predisposisi OA cedera traumatik

(misalnya robek meniscus, ketidakstabilan ligamen) yang mengenai satu sendi. 2

2.1.4.7 Kelainan Pertumbuhan

Kelainan kongenital dan pertumbuhan paha (misalnya penyakit pethes dan

dislokasi kongenital paha) telah dikaitkan dengan timbulnya OA paha pada usia

muda. 2

2.1.4.8 Faktor-Faktor Lain

Tingginya kepadatan tulang meningkatkan resiko OA. Hal ini mungkin

timbul karena tulang yang lebih padat (keras) tak membantu mengurangi benturan

beban yang diterima oleh tulang rawan sendi, akibatnya tulang rawan sendi

mudah robek. Faktor ini diduga berperan pada lebih tingginya OA pada orang

gemuk dan pelari (yang memiliki tulang padat) dan kaitan negatif antara

osteoporosis dan dab OA. Merokok dilaporkan menjadi faktor yang melindungi

untuk timbulnya OA, meskipun mekanismenya belum jelas. 2

2.1.4.9 Faktor-Faktor Untuk Timbulnya Keluhan

Bagaimana mekanisme timbulnya nyeri pada OA masih belum jelas.

Demikian juga faktor-faktor yang membedakan OA radiografik saja

Page 10: OSTEOARTHRITIS

10

(asimtomatik) dan OA simtomatik masih belum jelas. Beberapa penelitian

menunjukan bahwa wanita dan orang gemik cenderung lebih sering mempunyai

keluhan dari pada orang-orang dengan perubahan yang lebih ringan. Faktor-faktor

lain yang diduga meningkatkan timbulnya keluhan ialah hipertensi, merokok,

kulit putih dan psikologis yang tak baik. 2

2.1.5 Riwayat Penyakit

Pada umumnya pasien OA mengatakan bahwa keluhan-keluhannya sudah

berlangsung lama, tetapi berkembang secara perlahan-lahan.

Nyeri sendi : nyeri merupakan keluhan utama pasien datang ke dokter,

nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan

istirahat. Nyeri juga dapat berupa penjalaran atau akibat radikulopati,

misalnya pada OA servikal dan lumbal. OA lumbal yang menimbulkan

stenosis spinal mungkin menimbulkan keluhan nyeri betis (claudicatio

intermitten).

Hambatan gerakan sendi : biasanya bertambah berat dengan pelan-pelan

sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri.

Kaku pagi : pada beberapa pasien, nyeri atau kaku sendi setelah imobilitas,

seperti duduk di kursi atau mobil dalam waktu yang lama atau bahkan

setelah bangun tidur.

Krepitasi

Pembesaran sendi (deformitas) : pasien mungkin menunjukan salah satu

sendinya pelan-pelan membesar (seringkali di lutut dan tangan )

Perubahan gaya berjalan : gejala ini merupakan gejala yang menyusahkan

pasien. Hampir semua pasien OA pergelangan kaki, tumit, lutut, atau

panggul berkembang menjadi pincang.

2.1.6 Pemeriksaan Fisik

Hambatan Gerak

Hambatan gerak dapat konsentris (seluruh arah gerakan) maupun

eksentris (salah satu arah gerakan saja).

Page 11: OSTEOARTHRITIS

11

Krepitasi

Pada awalnya hanya berupa perasaan akan adanya sesuatu yang

patah atau remuk, namun dengan bertambah beratnya penyakit

krepitasi dapat terdengar sampai jarak tertentu.

Pembengkakan Sendi yang Seringkali Asimetris

Pembengkakan sendi pada OA dapat timbul karena efusi pada

sendi (<100 cc) atau karena adanya osteofit.

Tanda-tanda Peradangan

Tanda-tanda adanya peradangan pada sendi seperti nyeri tekan,

gangguan gerak, rasa hangat dan warna kemerahan.

Perubahan Bentuk (deformitas) Sendi yang Permanen

Adanya perubahan permukaan sendi, perubahan pada tulang,

kecacatan dan gaya berdiri akibat kontraktur sendi yang lama.

Perubahan Gaya Berjalan

Keadaan ini hampir selalu berhubungan dngan nyeri karena

menjadi tumpuan berat badan.

2.1.7 Pemeriksaan Diagnostik

Diagnosis OA biasana didasarkan pada gambaran klinis dan radiografis.

Gambaran radiografi sendi yang menyokong diagnosis OA adalah : 2

Penyempitan celah sendi yang seringkali asimetris (lebih berat pada

bagian yang menanggung beban)

Peningkatan densitas (sclerosis) subkondral

Kista tulang

Osteofit pada pinggir sendi

Perubahan struktur anatomi sendi

Berdasarkan perubahan-perubahan radiografi diatas secara radiografi OA

dapat digradasi menjadi ringan sampai berat. Kriteria Kellgren dan Lawrence

(Albar, 2004) : 5

Page 12: OSTEOARTHRITIS

12

Grade 1 : ragu-ragu (tanpa osteofit, permukaan sendi normal)

Grade 2 : minimal (osteofit sedikit pada tibia dan patella, permukaan

sendi menyempit asimetris)

Grade 3 : moderat (adanya osteofit moderat pada beberapa tempat,

permukaan sendi menyempit dan tampak sklerosis subkondral)

Grade 4 : berat (ada osteofit yang besar, permukaan sendi menyempit

secara komplit, sklerosis subkondral berat dan kerusakan

permukaan sendi.

Gambar. 2.3 Grade Osteoartritis

2.1.8 Pemeriksaan Laboratorium

Hasil dari pemeriksaan laboratorium ada OA biasanya tak banyak berguna,

namun dilakukan pemeriksaan laboratorium gunanya untuk membedakan dengan

artritis peradangan. Pada OA yang disertai peradangan akan dijumpai penurunan

viskositas, pleositosis ringan sampai sedang, peningkatan sel peradangan

(<8000/m) dan peningkatan protein. 2

Page 13: OSTEOARTHRITIS

13

2.1.9 Kriteria Diagnosis Osteoartritis

Klasifikasi diagnosis Osteoartritis berdasarkan kriteria American

College of Rheumatology (ACR)

Klasifikasi diagnosis OA lutut ICD-10 kode: M17

• Berdasarkan kriteria klinis :- Nyeri sendi lutut dan paling sedikit 3 dari 6 kriteria di bawah ini : 1. krepitus saat gerakan aktif 2. kaku sendi < 30 menit 3. umur > 50 tahun 4. pembesaran tulang sendi lutut 5. nyeri tekan tepi tulang 6. tidak teraba hangat pada sinovium sendi lutut.Sensitivitas 95% dan spesifisitas 69%.

• Berdasarkan kriteria klinis dan radiologis :Nyeri sendi lutut dan adanya osteofit dan paling sedikit 1 dari 3 kriteria di bawah ini : 1. kaku sendi <30 menit 2. umur > 50 tahun 3. krepitus pada gerakan sendi aktifSensitivitas 91% dan spesifisitas 86%.

• Berdasarkan kriteria klinis dan laboratoris:Nyeri sendi lutut dan paling sedikit 5 dari 9 kriteria berikut ini : 1. Usia >50 tahun 2. kaku sendi <30 menit 3. Krepitus pada gerakan aktif 4. Nyeri tekan tepi tulang 5. Pembesaran tulang 6. Tidak teraba hangat pada sinovium sendi terkena 7. LED <40 mm/jam 8. RF <1:40 9. Analisis cairan sinovium sesuai OASensitivitas 92% dan spesifisitas 75%

Catatan :

LED : Laju Endap Darah

RF : Rheumatoid Factor

Page 14: OSTEOARTHRITIS

14

KRITERIA DIAGNOSIS OA Tangan

• Berdasarkan Klinis :

Nyeri, ngilu atau kaku pada tangan dan paling sedikit 3 dari 4 kriteria di bawah

ini:

1. Pembengkakan jaringan keras dari 2 atau lebih sendi-sendi tangan di bawah

ini:

- Sendi distal interfalang ke-2 dan ke-3

- Sendi proksimal interfalang ke-2 dan ke-3

- dan sendi pertama karpometakarpofalang kedua tangan

2. Pembengkakan jaringan keras dari 2 atau lebih sendi distal interfalang

3. Kurang dari 3 pembengkakan sendi metakarpofalang

4. Deformitas sedikitnya pada 1 dari 10 sendi-sendi tangan pada kriteria 2

diatas.

Sensitivitas 92% dan spesifisitas 98%.

Catatan :

10 sendi yang dimaksud adalah: DIP 2 dan 3, PIP 2 dan 3 dan CMC 1 masing-masing tangan. DIP = distal interfalang; PIP = proximal interfalang; CMC = carpo metacarpal; MCP = metacarpofalang.

KRITERIA DIAGNOSIS OA Panggul

• Berdasarkan kriteria klinis dan laboratoris :

Nyeri pada sendi panggul/koksa dan paling sedikit salah 1 dari 2 kelompok

kriteria di bawah ini :

1. Rotasi internal sendi panggul < 15º disertai LED ≤ 45 mm/jam atau fleksi

sendi panggul ≤ 115º (jika LED sulit dilakukan)

2. Rotasi internal sendi panggul ≥ 15º disertai nyeri yang terkait pergerakan

rotasi internal sendi panggul, kekakuan sendi panggul pagi hari ≤ 60 menit, dan

usia > 50 tahun.

Sensitivitas 89% dan spesifisitas 91%.

Page 15: OSTEOARTHRITIS

15

• Berdasarkan kriteria klinis, laboratoris dan radiologis:

Nyeri pada sendi panggul/koksa dan paling sedikit 2 dari 3 kriteria di bawah ini:

1. LED < 20 mm pada jam pertama

2. Osteofit pada femoral dan atau asetabular pada gambaran radiologis

3. Penyempitan celah sendi secara radiologis (superior, axial dan atau medial)

Sensitivitas 89% dan spesifisitas 91%.

Catatan :

Radiografi pada panggul, lutut dan pergelangan kaki : dibuat dengan film yang

panjang, dengan pasien berdiri pada posisi tegak dapat menilai adanya perubahan

bentuk/ deformitas OA. Pasien harus dapat berdiri dengan seluruh berat badannya

menumpu pada seluruh tungkainya, untuk mendapatkan ketepatan deformitas

tungkai. Pemeriksaan radiografi harus dilakukan bilateral dan dibandingkan,

termasuk penilaian anteroposterior pelvis, pada posisi berdiri (weight-bearing

dengan rotasi interna dari jari-jari kaki 15-20 derajat), dan penilaian

anteroposterior dengan fokus pada satu panggul.

2.1.10 Pemantauan Progresivitas dan Outcome OA

Ada 3 cara utama untuk memantau progresivitas dan outcome OA : 2

Pengukuran nyeri sendi dan disabilitas pada pasien (misalnya nilai

algofungsional dari WOMAC dan indeks beratnya nyeri lutut dan

panggul)

Pengukuran perubahan struktural (anatomi) pada sendi yang terserang

(misalnya radiografi polos, MRI, artroskopi dan ultrasound frekuensi

tinggi)

Pengukuran proses penyakit yang dinyatakan dengan perubahan

metabolisme atau perubahan kemampuan fungsional dari rawan sendi

artikuler, tulang subkondral atau jaringan sendi lainnya (misalnya marker

rawan sendi dalam cairan tubuh, skintigrafi tulang, pengukuran resistensi

terhadap kompresi pada rawan sendi dengan mengukur kemampuan

identasi atau penyebaran)

Page 16: OSTEOARTHRITIS

16

Nilai algofungsional, radiologik polos dan artroskopi telah banyak

digunakan pada berbagai uji klinik OA, tetapi hanya nilai algofungsional saja

yang telah divalidasi sebagai instrumen outcome. 2

Foto polos sendi selama ini digunakan sebagai standard emas untuk

menilai perubahan struktur sendi pada berbagai uji klinik penggunaan obat

DMOA (Disease Modifying Osteoartritis Drugs). 2

2.1.11 Derajat Beratnya penyakit Osteoartritis Lutut dan Hip

1. Berdasarkan Western Ontario and McMaster Universities

(WOMAC) Composite index:

Penilaian WOMAC terbagi atas beberapa kelompok pertanyaan

Derajat nyeri ( 5 pertanyaan) Seberapa nyerikah anda :

1) Berjalan di permukaan yang rata ?

2) Naik atau turun tangga?

3) Malam hari saat tidur?

4) Duduk atau berbaring?

5) Berdiri tegak?

Derajat kekakuan (2 pertanyaan)

1) Seberapa berat kekakuan yang anda rasakan setelah anda berjalan di

pagi hari?

2) Seberapa berat kekakuan anda setelah duduk, bangun tidur dan setelah

istirahat dalam sehari?

Derajat gangguan fungsi

Seberapa sukarkah anda melakukan aktivitas berikut :

1) Turun tangga

2) Naik tangga

3) Berdiri dari duduk

4) Berdiri

5) Membungkuk menyentuh lantai

6) Berjalan di tempat datar

7) Naik atau turun dari kendaraan

Page 17: OSTEOARTHRITIS

17

8) Berbelanja

9) Memakai kaus kaki

10) Bangun dari tidur

11) Melepas kaus kaki

12) Berbaring di tempat tidur

13) Masuk atau keluar kamar mandi

14) Duduk

15) Buang air besar

16) Tugas berat

17) Tugas ringan

Keterangan :

Penilaian nyeri untuk menilai Index WOMAC dapat dilakukan berdasarkan nilai

VAS (visual analog scale = 0 – 100)

Skor :

0 = Tidak

1 = Sedikit

2 = Sedang

3 = Berat

4 = Sangat Berat

Skor = Dijumlahkan

Rata-rata skor=( jumlah skor/ 96)%

Interpretasi skor:

Minimum skor:0

Maksimum skor: 96

Minimum Derajat nyeri: 0

Maksimum Derajat nyeri :20

Minimum Derajat kekakuan: 0

Maksimum Derajat kekakuan: 8

Minimum Derajat gangguan fungsi: 0

Maksimum Derajat gangguan fungsi: 68

Page 18: OSTEOARTHRITIS

18

2. Berdasarkan Indeks Lequesne

Indeks Lequesne (berdasarkan aspek klinis saja) ini terbagi dalam 3

kategori, yaitu :

I. Keluhan nyeri atau ketidaknyamanan (pain or discomfort)

Parameter Temuan Klinis Besar Nilai

Nyeri atau ketidaknyamanan saat tidur dimalam hari

Tidak adaAda, hanya pada saat bergerak

satau pada posisi tertentuAda, meski tanpa gerakan

0

1

2Lamanya kekakuan pada pagi hari atau nyeri saat bangun tidur

Tidak ada<15 menit>15 menit

012

Nyeri bertambah bila berdiri selama 30 menit

Tidak ada 0

Nyeri saat berjalan AdaTidak ada

Ada, hanya setelah berjalan beberapa langkah

Ada, segera saat pertama melangkah

101

2

Nyeri atau ketidaknyamanansaat bangun dari duduk, tanpabantuan kedua tangan

Tidak adaAda

01

Page 19: OSTEOARTHRITIS

19

II. Jarak tempuh maksimal dalam berjalan (maximum distance walked)

Parameter Temuan Klinis Besar Nilai

Jarak tempuh maksimal

dengan berjalan

Tidak terbatas 0

Perlu alat bantu berjalan > 1 km, tapi terbatas1 km, dalam 15 menit500-900 m dalam 8-15

menit300-500 m100-300 m

< 100 mTidak

Perlu 1 tongkatPerlu 2 tongkat

123

456012

III. Kemampuan beraktivitas fisik sehari-hari (activities of daily living)

Parameter Temuan Klinis Besar Nilai

Kemampuan menaiki anaktangga standard/biasa

MudahMampu dengan sedikit

kesulitan/ringanMampu dengan kesulitan

sedangMampu dengan sangat

kesulitanTidak mampu sama sekali

00,5

1

1,5

2

Kemampuan menuruni anaktangga standard/biasa

MudahMampu dengan sedikit

kesulitan/ringanMampu dengan kesulitan

sedangMampu dengan sangat

kesulitanTidak mampu sama sekali

00,5

1

1,5

2

Page 20: OSTEOARTHRITIS

20

Kemampuan berjalan padapermukaan yang tidak rata

MudahMampu dengan sedikit

kesulitan/ringanMampu dengan kesulitan

sedangMampu dengan sangat

kesulitanTidak mampu sama sekali

00,5

1

1,5

2

Kemampuan berjongkok ataumenekuk lutut

MudahMampu dengan sedikit

kesulitan/ringanMampu dengan kesulitan

sedangMampu dengan sangat

kesulitanTidak mampu sama sekali

00,5

1

1,5

2

Derajat beratnya penyakit Osteoartritis berdasarkan Indeks Lequesne :

Kalkulasi terhadap ke-3 parameter

Interpretasi:

• minimal nilai dari setiap parameter : 0

• maksimal nilai dari setiap parameter : 8

• minimal nilai dari indeks Lequesne : 0

• maksimal nilai dari indeks Lequesne : 24

Besarnya Nilai dari Indeks Lequesne Derajat Beratnya Osteoartritis

01 - 45 - 78 - 1011 - 13

≥ 14

NormalRinganSedangBerat

Sangat BeratBerat Sekali (Extremely Severe)

Page 21: OSTEOARTHRITIS

21

2.1.12 Pengelolaan

Pengelolaan OA berdasarkan atas distribusinya (sendi mana yg terkena) dan

berat ringannya sendi yang terkena. Pengelolaannya terdiri dari 3 hal

- Terapi non-farmakologis :

Edukasi atau penerangan

Terapi fisik dan rehabilitasi

Penurunan berat badan

- Terapi farmakologis :

Analgesik oral non-opiat

Analgesik topikal

OAINS (Obat Abti Inflamasi Non Steroid)

Chondroprotective

Steroid intra-artekuler

- Terapi bedah :

Malaligment, deformitas lutt Valgus-Varus dsb

Arthroscopic debridment dan joint lavage

Osteotomi

Artroplasti sendi total

1. TERAPI NON-FARMAKOLOGIS

a) Penerangan : menerangkan agar pasien mengetahui sediit seluk-beluk

tentang penyakitnya , bagaimana menjaga penyakitnya tidak bertambah

parah serta persendiannya tetap dipakai.

b) Terapi fisik dan rehabilitasimelatih pasien agar persendiannya tetap dapat

dipakai dan melatih pasien untuk melindungi sendi yang sakit.

c) Penurunan berat badan : berat badan merupakan faktor yang memperberat

penyakit OA, maka dianjurkan unrtuk menurunkan berat badan, bila

mungkin mendekati berat badan ideal.

Page 22: OSTEOARTHRITIS

22

2. TERAPI FAKMAKOLOGIS

a) Analgesik oral non-opiat : berfungsi untuk mengurangi atau

menghilangkan rasa sakit.

b) Analgesik topikal : pada umumya pasien telah mencoba terapi dengan cara

ini, sebelum memakai obat-obatan peroral lainnya.

c) Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS) : apabila dengan cara diatas

tidak berhasil, pada umumnya pasien akan datang ke dokter. Dalam hal

seperti ini kita pikirkan pemeberian OAINS, oleh karena obat golongan ini

selain punya analgetik juga memiliki efek antiinflamasi. untuk usia lanjut

pemberian obat ini harus hati-hati, jadi pilihlah obat yang efek samping

minimal dan dengan cara pemakaian yang sederhana, disamping itu

pengawasan tehadap kemungkinan timbulnya efek samping selalu harus

ditekan,

d) Chondroprotective agent

Chondroprotective agent adalah obat-obatan yang dapat menjaga dan

merangsang perbaikan (repair) tulang rawan sendi pada pasien OA.

Sebagian peneliti menggolongkan obat-obatan tersebut dalam slow Anti

Osteoarhtritis Drugs (SAAODs) atau Diseaese Modifying Anti

Osteoarthritis Drugs (DMAODs). Sampai saat ini yang termasuk dalam

kelompok obat ini adalah : tetrasiklin, asam hialuronat, kondrotin sulfat,

glikosaminoglikan, vitamin-C, superoxide desmutase dan sebagainya.

Tetrasiklin dan derivatnya mempunyai kemampuan untuk menghambat

kerja enzim MMP dengan craa menghambatnya. Salah satu contoh adalah

doxycyxkine, sayangnya obat ini baru dipakai pada hewan dam belum

dipakai manusia.

Asal hialuronat disebut juga sebagai viscosupplementI oleh karena salah

satu obat ini adalah dapat memperbaiki viskositas cairan sinovial, obat ini

diberikan intra-artikuler. Asam hialuronat memliki peran penting dalam

pembentukan matriks tulang rawan melalui agregasi dengan proteoglikan.

Page 23: OSTEOARTHRITIS

23

Disamping itu binatang percobaan, asam hialuronat dapat mengurangi

inflamasi pada sinovium , menghambat angiogenesis dan khemotaksis sel-

sel inflamasi.

Glikosaminoglikan, dapat menghambat sejumlah enzim yang berperan

dalam proses degradasi tulang rawan. Antara lain : hialuronidase, protease,

elastase, dan hethepsin B1 in vitro dan juga merangsang sintesis

proteoglikan dan asam hialuronat pada kultur tulang rawan sendi manusia.

Dalam penelitian Rejholec tahun 1987 (dikutip dari Fife & Brand,1992)

pemakaian glikosaminoglikan selama 5 tahun dapat memberikan

perbaikan dalam rasa sakit pada lutut, naik tangga, kehilangan jam kerja

(mangkir), secara statistik bermakna. Juga dilaporkan pada pemeriksaan

radiologis menunjukkan progresivitas kerusakan rulang rawan menurun

dibandingkan dengan kontrol.

Kondroitin sulfat merupakan komponen penting pada jaringan kelompok

vertebra, dan terutama pada matriks ekstraseluler sekeliling sel. Salah satu

jaringan yang mengandun kondrotin sukfat adalah tulnag rawan sendi dan

zat ini merupakan bagian dari proteoglikan. Pada penyakit sendi

degeneratif seperti OA terjadi kerusakan tulang rawan sendi dan salah satu

penyebabnya adalah hilangnya tau berkurangnya proteoglikan pada tulang

rawan sendi tersebut. Menurut penelitian Uebelhars dkk (1998) pemberian

kondrotin sulfat pada pada OA mempunyai efek protektif pada terhadap

terjadinya kerusakan pada tulang rawan sendi. Sedangkan Ronca dkk

(1998) mengambil kesimpulam efektifitas kondrotin sulfat pada OA

melalui 3 mekanisme :

1) anti inflamasi

2) efek metabolik terhadap sintesis hialuronat dan proteoglikan

3) anti-degeneratif melalui hambatan efek oksigen reaktif.

Vitamin C , dalam penelitian ternyata dapat menghambat efek aktivitas

enzim lisozim. Pada pengamatan ternyata vitamin C mempunyai manfaat

dalam terapi OA.

Page 24: OSTEOARTHRITIS

24

Superoxide Dismutase, dapat dijumpai pada setiap sel mamalia dan

mempunyai kemampuan untuk menghilangkan superoxide dan hydroxil

radicals. Secara in vitro, radikal siperoxide mampu merusak asam

hialuronat, kolagen dan proteoglikan sedang hydrogen peroxyde dapat

nerusak kondrosit secara langsung.

Steroid intra-artikuler, pada penyakit artritis reumatoid menunjukan hasil

yang baik. Inflamasi kadang dijumpai pada pada OA. Oleh karena itu obat

ini mampu mengurangi rasa sakit dala waktu singkat. Penelitia selanjutnya

tidak menjunjukan keuntungan yang nyata pada pasien OA, sehingga

pemakaiannya dalam hal ini masih kontroversial.

3. TERAPI BEDAH

Terapi ini diberikan jika terapi farmakologis tidak berhasil untuk mengurangi

rasa sakit dan juga untuk koreksi apabila terjadi deformitas sendi yang

mengganggu aktivitas sehari-hari.

Page 25: OSTEOARTHRITIS

25

BAB 3

Laporan Kasus

Anamnesa Pribadi

Nama : Tiur Br. Haloho

Umur : 55 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Kawin : Menikah

Agama : Kristen

Pekerjaan : Wiraswasta

Suku : Batak

Anamnesa Penyakit

Keluhan Utama : BAB warna hitam

Telaah : Pasien datang ke RSHM dengan keluhan BAB berwarna

hitam yang sudah dialami 1 hari sebelum masuk rumah

sakit dengan frekuensi 4 kali sebelum masuk rumah sakit

dan konsistensi cair. Selain itu pasien juga mengeluhkan

mual dan muntah, frekuensi muntah 1 kali dalam sehari.

Muntah disertai darah berupa gumpalan berwarna hitam

dengan volume setengah sendok teh dan bercampur

makanan. Os juga mengeluhkan nyeri ulu hati disertai rasa

panas di dada, pusing (+), lemas (+).

Pasien juga mengeluhkan nyeri pada sendi lutut yang

sudah dialami kurang lebih satu tahun ini. Nyeri bersifat

terus menerus dan memberat saat pasien beraktifitas, yaitu

saat berjalan, bangkit dari duduk, dll. Nyeri akan mereda

jika pasien beristirahat. Pasien juga mengeluhkan adanya

suara gesekan yang terasa di lutut ketika berjalan. Setiap

pasien merasa sakit pasien mengkonsumsi obat penghilang

rasa nyeri yang dibeli di warung.

Pasien mempunyai riwayat meminum tuak sejak umur 20 tahun

Page 26: OSTEOARTHRITIS

26

RPT : Dispepsia, OA

RPO : Antasida dan obat penghilang rasa sakit

RPK : -

Anamnesis Umum

- Badan kurang enak : Ya - Tidur : Normal

- Merasa capek / lemas : Ya - Berat badan : Menurun

- Merasa kurang sehat : Ya - Demam : Tidak

- Menggigil : Tidak - Malas : Tidak

- Nafsu makan : Meurun - Pening : Tidak

Anamnesa Organ

1. Cor

- Dyspnoe d’effort : Tidak - Cyanosis : Tidak

- Dyspnoe d’ repos : Tidak - Angina pectoris : Tidak

- Oedema : Tidak - Palpitasi cordis : Tidak

- Nycturia : Tidak - Asma Cardial : Tidak

2. Sirkulasi perifer

- Claudicatio intermiten : Tidak - Gangguan tropis : Tidak

- Sakit waktu istirahat : Tidak - Kebas-kebas : Tidak

- Rasa mati ujung jari : Tidak

3. Traktus respiratorius

- Batuk : Tidak - Stridor : Tidak

- Berdahak : Tidak - Sesak Nafas : Tidak

- Haemaptoe : Tidak - Suara parau : Tidak

- Pernafasan cuping hidung : Tidak

- Sakit dada waktu bernafas : Tidak

Page 27: OSTEOARTHRITIS

27

4. Tractus digestivus

A. Lambung

- Sakit di epigastrium : Ya - Sendawa : Tidak

- Sebelum/sesudah makan : - Anoreksia : Ya

- Rasa panas di epigastrium: Tidak - Dysphagia : Tidak

- Muntah ( freq,warna,isidll ):Ya - Foetor ex ore : Tidak

- Mual-Mual : Ya - Pyrosis : Tidak

- Hematemesis : Ya

- Ructus : Tidak

B. Usus

- Sakit di abdomen : Tidak - Melena : Ya

- Borborygmi : Tidak - Tenesmi : Tidak

- Defekasi : Ya (2x/hari) - Flatulensi : Tidak

- Obstipasi : Tidak - Haemorrhoid : Tidak

- Diare ( freq,warna,konsistensi ) : Tidak

C. Hati dan saluran empedu

- Sakit perut kanan : Tidak - Gatal-gatal di kulit : Tidak

- Memancar ke : Tidak - Asites : Tidak

- Kolik : Tidak - Oedema : Tidak

- Icterus : Tidak - Berak dempul : Tidak

5. Ginjal dan saluran kencing

- Muka sembab : Tidak - Sakit pinggang memancar ke : Tidak

- Kolik : Tidak - Oliguria : Tidak

- Miksi (freq,warna,sebelum/ -Anuria : Tidak

Sesudah miksi,mengendan: Ya(>3x/hari)

- Polyuria : Ya - Polakisuri :Tidak

6. Sendi

- Sakit : lutut - Sakit digerakkan : Ya

- Sendi kaku: Tidak - Bengkak : Ya

- Merah : Ya - stand abnormal : Tidak

Page 28: OSTEOARTHRITIS

28

7. Tulang

- Sakit : ya - Fraktur spontan : Tidak

- Bengkak : Tidak - Deformitas : Tidak

8. Otot

- Sakit : Tidak - Kejang-kejang : Tidak

- Kebas-kebas : Tidak - Atrofi : Tidak

9. Darah

- Sakit di mulut dan lidah : Tidak - Muka pucat : Ya

- Mata berkunang-kunang : Tidak - Bengkak : Tidak

- Pembengkakan kelenjar : Tidak - Penyakit darah : Tidak

- Merah di kulit : Tidak -Pendarahan subkutan : Tidak

10. Endokrin

A. Pangkreas

- Polidipsi : Tidak - Pruritus : Tidak

- Polifagi : Tidak - Pyorrhea : Tidak

- Poliuri : Tidak

B. Tiroid

- Nervositas : Tidak - Struma - Tidak

- Exoftalmus : Tidak - Miksodem - Tidak

C. Hipofisis

- Akromegali : Tidak - Distrofi adipos congenital:Tidak

11. Fungsi genital

- Menarche : - - Ereksi : -

- Siklus haid : - - Libido sexual : -

- Menopause : ya - Coitus : -

- G/P/Ab : 4 / 3/ 1

12. Susunan saraf

- Hipoatesia : Tidak - Sakit kepala : Ya

Page 29: OSTEOARTHRITIS

29

- Parastesia : Tidak - Gerakan tics : Tidak

- Paralisis : Tidak

13. Panca indra

- Penglihatan : Normal - Pengecapan :Normal

- Pendengaran : Normal - Perasaan :Normal

- Penciuman : Normal

14. Psikis

- Mudah tersinggung : Tidak - Pelupa :Tidak

- Takut : Tidak

- Gelisah : Tidak

15. Keadaan social

- Pekerjaan : Wirasasta

- Hygiene : Baik

Anamnesa penyakit terdahulu : Dispepsia, OA

Riwayat pemakaian obat :Anatasida dan obat penghilang rasa sakit

Anamnesa penyakit veneris

- Bengkak kelenjar regional: TDT - Pyuria : TDT

- Luka-luka di kemaluan : TDT - Bisul-bisul : TDT

Anamnesa intoksikasi : -

Anamnesa makanan

- Nasi : 2x / hari - Sayur sayuran : Ya

- Ikan : Ya - Daging : Tidak

Anamnesa family

- Penyakit-penyakit family : Tidak

- Penyakit seperti orang sakit : -

- Anak-anak 4, hidup 3, mati 1

Page 30: OSTEOARTHRITIS

30

Status present

Keadaan umum

- Sensorium : Compos mentis

- Tekanan darah : 130/70 mmHg

- Temperature : 37 ºC

- Pernafasan : 20x/menit, reg, tipe pernafasan abdominothorakal

- Nadi : 80x/menit, reg, teg/vol (sedang/sedang)

Keadaan penyakit

- Anemia : Ya - Eritema : Tidak

- Ikterus : Tidak - Turgor : Baik

- Sianose : Tidak - Gerakan aktif : Tidak

- Dyspnoe : Tidak - Sikap tidur paksa : Tidak

- Edema : Tidak

Keadaan gizi

- BB : 60 kg

- TB : 158 cm

RBW : BB 60

TB - 100 X 100% = 158 - 100 X 100% = 103 %

Kesan : Normoweight

Pemeriksaan fisik

1. Kepala

- Pertumbuhan rambut : Normal

o Sakit klau di pegang : Tidak

o Perubahan local : Tidak

a. Muka

- Sembab : Tidak - Parase : Tidak

- Pucat : Tidak - Gangguan local : Tidak

- Kuning : Tidak

Page 31: OSTEOARTHRITIS

31

b. Mata

- Stand mata : Normal - Ikterus : Tidak

- Gerakan : Normal - Anemia : Ya

- Exoftalmus : Tidak - Reaksi pupil : ϴ 3 mm

isokor ka=ki

- Ptosis : Tidak - Gangguan local : Tidak

c. Telinga

- Secret : Tidak - Bentuk : Normal

- Radang : Tidak - Atrofi : Tidak

d. Hidung

- Secret : Tidak - Benjolan-benjolan : Tidak

- Bentuk : Normal

e. Bibir

- Sianosis : Tidak - Kering : Tidak

- Pucat : Tidak - Radang : Tidak

f. Gigi

- Karies : Tidak - Jumlah : 30

- Pertumbuhan : Normal - Pyorroe alveolaris : Tidak

g. Lidah

- Kering : Tidak - Beslag : Tidak

- Pucat : Tidak - Tremor : Tidak

h. Tonsil

- Merah : Tidak - Membran : Tidak

- Bengkak : Tidak - Angina lacunaris : Tidak

Page 32: OSTEOARTHRITIS

32

2. Leher

Inspeksi

- Struma : Tidak Membesar - Venektasi : Tidak

- Kelenjar bengkak : Tidak - Torticolis : Tidak

- Pulsasi vena : Tidak

Palpasi

- Posisi trakea : Medial -Tekanan vena jugularis: R-2 cmH20

- Sakit / nyeri tekan : Tidak - kosta servikalis : Tidak

3. Thorax depan

Inspeksi

- Bentuk : Fusiformis - venektasi : Tidak

- Simetris / asimetris: Simetris - Pembengkakan : Tidak

- Bendungan vena : Tidak - pylsasi verbal : Tidak

- Ketinggalan bernafas: Tidak - Mammae : Normal

Palpasi

- Nyeri tekan : Tidak - Iktus :Tidak Teraba

- Fremitus suara : normal Ka=ki a. Lokalisasi : -

- Fremissement : Tidak b. Kuat angkat : -

c. Melebar : -

d. Iktus negative : -

perkusi

- Suara perkusi paru : Sonor

- Batas paru hati

o Relative : ICR IV

o Absolute : ICR VI

Batas jantung

- Atas : ICR II Sinistra

- Kanan : Linea Sternalis Dextra

- Kiri : 2cm Lateral Linea Midclavicularis

Page 33: OSTEOARTHRITIS

33

Sinistra

Auskultasi

Paru-paru

- Suara pernafasan : Vesikuler

- Suara tambahan :

a. Ronchi basah : -

b. Ronchi kering : -

c. Krepitasi : -

d. Gesekan pleura : -

Cor

- Heart rate : 80 x / menit,ireg, intensitas sedang

- Suara katup : M1>M2 A2>A1

P2>P1 A2>P2

- Suara tambahan

o Desah jantung fungsional / organis : -

o Gesek pericardial / pleurocardial : -

4. Thorax belakang

Inspeksi

- Bentuk : Fusiformis - scapula alta : Tidak

- Simetris / asimetris: Simetris - Ketinggalan bernafas: Tidak

- Benjolan-benjolan : Tidak - Venektasi : Tidak

Palpasi

- Nyeri tekan : Tidak - penonjolan-penonjolan : Tidak

- Fremitus suara : normal Ka=ki

Perkusi

- Suara perkusi paru : Sonor - Gerakan bebas : 2 cm

Batas bawah paru

a. Kanan : proc.spin.vert.tho : ICR IX

b. Kiri : proc.spin.vert.tho : ICR X

Page 34: OSTEOARTHRITIS

34

Auskultasi

- Suara pernafasan : Vesikuler kanan/kiri

- Suara tambahan : -

5. Abdomen

Inspeksi

- Bengkak : Tidak

- Venektasi / pembentukan vena : Tidak

- Gembung : Tidak

- Sirkulasi collateral : Tidak

- Pulsasi : Tidak

Palpasi

- Defens muscular : Tidak

- Nyeri tekan : Ya, nyeri pada epigastrium

- Lien : Tidak Teraba

- Ren : Tidak Teraba

- Hepar : Tidak Teraba

Perkusi

- Pekak hati : Ya

- Pekak beralih : Tidak

Auskultasi

- Peristaltik usus : Normal

6. Genetalia

- Luka : TDP

- Cikatrik : TDP

- Nanah : TDP

- Hernia : TDP

Page 35: OSTEOARTHRITIS

35

7. Ekstremitas

a. Atas

Kanan Kiri

- Bengkak : Tidak Tidak - Reflex Kanan Kiri

- Merah : Tidak Tidak - Biceps : + +

- Stan abnormal : Tidak Tidak - Triceps : + +

- Gangguan fungsi : Tidak Tidak - Radio periost : + +

- Test rumple leed : TDP TDP

b. Bawah kanan Kiri

- Bengkak : Ya Tidak

- Merah : Tidak Tidak

- Oedema : Tidak Tidak

- Pucat : Tidak Tidak

- Gangguan fungsi : Tidak Tidak

- Varises : Tidak Tidak

- Krepitasi : Ya Tidak

- Reflex

o KPR : + +

o APR : + +

o Struple : + +

Page 36: OSTEOARTHRITIS

36

Pemeriksaan Laboratorium Rutin

Darah Satuan Urin Satuan Tinja Satuan

Hb 10,7 g/dl Warna Kuning Warna

Eritrosit 3,4x 106 Reduksi Konsistensi

Leukosit 9.700 mm3 Protein Negative Eritrosit

Hematokrit % Bilirubin Negative Leukosit

Trombosit 420.000

/µL

Urobilinogen Negative Amuba/

kista

Eosinofil 1 % Sedimen Telur

cacing

Basofil 0 % Eritrosit Askaris

N. stab 0 % Leukosit Ankilosis

N. segmen 63 % Silinder T. Trichura

Limfosit 31 % Epitel Kremi

Monosit 53% Fungsi ginjal

LED 11mm/jam Ureum 57

MCV 96,7 fl Kreatinin 1,86

MCH 31,7 pg Asam Urat 10,4

MCHC 32,9 % Glukosa

darah

sewaktu

85 mg/dL

Page 37: OSTEOARTHRITIS

37

Resume

Anamnesa

Keluhan Utama : Melena

Telaah : Melena (+)

Hematemesis (+)

Nyeri epigastrium (+)

Nausea (+)

Malaise (+)

Nyeri lutut (+)

Keadaan Umum Keadaan Penyakit Keadaan Gizi

Sens : Compos Mentis

TD : 130/70 mmHg

Nadi : 80x/menit

Nafas:20x/menit

Suhu : 37 ºC

Anemia : Ya

Ikterus : Tidak

Sianosis : Tidak

Dyspnoe : Tidak

Oedema : Tidak

Eritema : Tidak

Turgor : Baik

Gerakan aktif : Ya

Sikap paksa : Tidak

BB: 60 kg

TB :158 cm

RBW= BB

TB-100 x 100%

= 60

158-100 x 100%

= 103 %

Kesan : Normoweight

Pemeriksaan Fisik

Kepala : Dalam batas normal

Leher : Dalam batas normal

Thorax : Dalam batas normal

Abdomen : Nyeri pada regio epigastrium

Ektremitas : Adanya bengkak dan krepitasi di lutut kanan

Page 38: OSTEOARTHRITIS

38

Diagnosa Banding

1. PSMBA ec Gastritis Erosif + Osteoartritis Genu

2. PSMBA ec Ulcus Pepticum + Rheumathoid arthritis Genu

3. PSMBA ec Varises Esofagus +Gout arthritis Genu

4. PSMBA ec Ca Gaster + Septic artritis Genu

Diagnosa sementara : PSMBA ec. Gastritis Erosif + Osteoarthritis Genu

Terapi

1. Aktivitas : Bedrest

Diet : Puasa maksimal 24 jam pasca Haematemesis dan

diberikan Cooling spooling NaCl 0,9 % ± 100 cc

lalu di observasi setiap 1 - 2 jam sekali. Jika

spooling NGT bersih maka NGT bisa dilepas dan

diberi M II. Jika spooling masih kotor diberi diet

sonde.

2. Medikamentosa : IVFD RL 20 gtt/menit

Inj Omeprazole 40 mg/ 8jam

Paracetamol 3x 500mg

Antasida tab 3x600 mr

Sulcrofat tab 3x4 mg

Glucosamin tab 3x500 mg

Pemeriksaan anjuran/Usul : Darah Rutin

Foto rontgen genu

Endoscopi

Analisa cairan lambung

Page 39: OSTEOARTHRITIS

39

DAFTAR PUSTAKA

1. Davey Patrick. Medicine at a Glance. In: Safitri Amalia, S.Tp.M.si, dr.

Rahmalia Annisa, dr. Novianty R. Cut. Editors. Translation by Penerbit

Erlangga. Setting: Tim Perti MIPA. Jakarta: Erlangga;2005.p.374

2. Soeroso S, Isbagio H, Kalim H, Broto R, Pramudiyo R. Osteoartritis. In:

Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku

Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV. Jakarta: Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia;2006.p.1195-1201

Page 40: OSTEOARTHRITIS

40

3. Misnadiarly. Rematik: Asam Urat, Artritis Gout. Ed. 1. Jakarta: Pustaka

Obor Populer;2007.p.7

4. Rekomendasi Indonesian Reumatology Assosiation 2014

5. Dr. Yatim Faisal, DTM&H, MPH. Penyakit Tulang dan Persendian

(Artritis atau Artralgia) Ed. 1. Jakarta: Putaka Obor Populer;2006.p.26-29

6. Rosma Sofia Dewi, S.Kep.Ners. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Ed. 1

Cet. 1. Yogyakarta: Deepublish;2014.p.84

Page 41: OSTEOARTHRITIS

41

LAMPIRAN 1

Derajat Beratnya penyakit Osteoartritis Lutut dan Hip Pada Laporan

Kasus

1. Berdasarkan Western Ontario and McMaster Universities

(WOMAC) Composite index:

Derajat nyeri ( 5 pertanyaan) Seberapa nyerikah anda :

1) Berjalan di permukaan yang rata ? 1

2) Naik atau turun tangga? 2

3) Malam hari saat tidur? 1

4) Duduk atau berbaring? 1

5) Berdiri tegak? 2

Derajat kekakuan (2 pertanyaan)

1) Seberapa berat kekakuan yang anda rasakan setelah anda berjalan di

pagi hari? 2

2) Seberapa berat kekakuan anda setelah duduk, bangun tidur dan setelah

istirahat dalam sehari? 1

Derajat gangguan fungsi

Seberapa sukarkah anda melakukan aktivitas berikut :

1) Turun tangga 2

2) Naik tangga 3

3) Berdiri dari duduk 2

4) Berdiri 2

5) Membungkuk menyentuh lantai 2

6) Berjalan di tempat datar 1

7) Naik atau turun dari kendaraan 1

8) Berbelanja 0

9) Memakai kaus kaki 1

10) Bangun dari tidur 1

11) Melepas kaus kaki 0

12) Berbaring di tempat tidur 0

13) Masuk atau keluar kamar mandi 0

Page 42: OSTEOARTHRITIS

42

14) Duduk 1

15) Buang air besar 1

16) Tugas berat 3

17) Tugas ringan 1 +

TOTAL SKOR 31

RATA-RATA 32%

TOTAL DERAJAT NYERI 7

TOTAL DERAJAT KEKAKUAN 3

TOTAL DERAJAT GANGGUAN FUNGSI 21

2. Berdasarkan Indeks Lequesne

Indeks Lequesne (berdasarkan aspek klinis saja) ini terbagi dalam 3

kategori, yaitu :

I. Keluhan nyeri atau ketidaknyamanan (pain or discomfort)

Parameter Temuan Klinis Besar Nilai

Nyeri atau ketidaknyamanan saat tidur dimalam hari

Tidak adaAda, hanya pada saat bergerak

satau pada posisi tertentuAda, meski tanpa gerakan

0

1

2Lamanya kekakuan pada pagi hari atau nyeri saat bangun tidur

Tidak ada<15 menit>15 menit

012

Nyeri bertambah bila berdiri selama 30 menit

Tidak ada 0

Nyeri saat berjalan AdaTidak ada

Ada, hanya setelah berjalan beberapa langkah

Ada, segera saat pertama melangkah

101

2

Nyeri atau ketidaknyamanansaat bangun dari duduk, tanpabantuan kedua tangan

Tidak adaAda

01

Page 43: OSTEOARTHRITIS

43

II. Jarak tempuh maksimal dalam berjalan (maximum distance walked)

Parameter Temuan Klinis Besar Nilai

Jarak tempuh maksimal

dengan berjalan

Tidak terbatas 0

Perlu alat bantu berjalan > 1 km, tapi terbatas1 km, dalam 15 menit500-900 m dalam 8-15

menit300-500 m100-300 m

< 100 mTidak

Perlu 1 tongkatPerlu 2 tongkat

123

456012

III. Kemampuan beraktivitas fisik sehari-hari (activities of daily living)

Parameter Temuan Klinis Besar Nilai

Kemampuan menaiki anaktangga standard/biasa

MudahMampu dengan sedikit

kesulitan/ringanMampu dengan kesulitan

sedangMampu dengan sangat

kesulitanTidak mampu sama sekali

00,5

1

1,5

2

Kemampuan menuruni anaktangga standard/biasa

MudahMampu dengan sedikit

kesulitan/ringanMampu dengan kesulitan

sedangMampu dengan sangat

kesulitanTidak mampu sama sekali

00,5

1

1,5

2

Page 44: OSTEOARTHRITIS

44

Kemampuan berjalan padapermukaan yang tidak rata

MudahMampu dengan sedikit

kesulitan/ringanMampu dengan kesulitan

sedangMampu dengan sangat

kesulitanTidak mampu sama sekali

00,5

1

1,5

2

Kemampuan berjongkok ataumenekuk lutut

MudahMampu dengan sedikit

kesulitan/ringanMampu dengan kesulitan

sedangMampu dengan sangat

kesulitanTidak mampu sama sekali

00,5

1

1,5

2

TOTAL SKOR = 7

KESAN = Derajat Beratnya Osteoartritis Sedang