Skenario 2 Osteoarthritis

34
KATA PENGANTAR Dengan rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, kami dapat menyel makalah ini pada skenario dua. Makalah kami berjudul “nyeri lutut” yang dimaksudkan agar pembaca bisa mengetahui informasi tentang penyakit yang diderita Ny. Ani dan ap dalam dunia kedokteran . enyusunan makalah ini kami buat dalam bentuk sederhana dengan me mahasis!a pada kelompok kami untuk belajar aktif dalam proses perkuliahan yang d di kelas maupun di luar kelas dengan menggunakan metode diskusi, presentasi dan dalam menyelesaikan suatupermasalahan yang terdapat pada saat proses perkuliahan. Makalah ini berisi penyebab terjadinya nyeri lutut pada Ny. Ani serta diagn diambil. "erdasarkan penyusunan makalah ini, kami berharap agar mahasis!a bisa b kritis, tidak pasif dalam mengikuti proses perkuliahan, tidak berpedoman pada sa sebagai referensi serta bisa menerapkannya pada dunia kerja. Namun demikian, kami menyadari keterbatasan kami dalam menyusun makalah in #ntuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak, terutama dose pembimbing demi sempurnanya laporan ini. Akhir kata, kami mengucapkan terimakasihkepada semua pihak yang telah membantu kami dalam memperoleh bahan laporan, khususnya kepada dosen pembimbing kami yaitu Dr. $erni %uprapti yang dengan cermat dan jeli, mengedit dan membantu laporan hingga laporan ini bisa diselesaikan dengan baik. %urabaya, April '()) enyusun DAFTAR ISI 1

description

OA

Transcript of Skenario 2 Osteoarthritis

KATA PENGANTAR

Dengan rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, kami dapat menyelesaikan makalah ini pada skenario dua. Makalah kami berjudul nyeri lutut yang dimaksudkan agar pembaca bisa mengetahui informasi tentang penyakit yang diderita Ny. Ani dan aplikasinya dalam dunia kedokteran .

Penyusunan makalah ini kami buat dalam bentuk sederhana dengan melibatkan mahasiswa pada kelompok kami untuk belajar aktif dalam proses perkuliahan yang dilakukan di kelas maupun di luar kelas dengan menggunakan metode diskusi, presentasi dan analisis dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang terdapat pada saat proses perkuliahan. Makalah ini berisi penyebab terjadinya nyeri lutut pada Ny. Ani serta diagnosa yang bisa diambil. Berdasarkan penyusunan makalah ini, kami berharap agar mahasiswa bisa berfikir kritis, tidak pasif dalam mengikuti proses perkuliahan, tidak berpedoman pada satu buku sebagai referensi serta bisa menerapkannya pada dunia kerja.

Namun demikian, kami menyadari keterbatasan kami dalam menyusun makalah ini. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak, terutama dosen pembimbing demi sempurnanya laporan ini.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam memperoleh bahan laporan, khususnya kepada dosen pembimbing kami yaitu Dr. Herni Suprapti yang dengan cermat dan jeli, mengedit dan membantu revisi laporan hingga laporan ini bisa diselesaikan dengan baik. Surabaya, April 2011

Penyusun

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR..................... 1DAFTAR ISI........ 2BAB I. SKENARIO 2....................................................... 3BAB II. KATA KUNCI.................................. 4BAB III. MINIMAL PROBLEM.................... 5BAB IV. PEMBAHASAN....................................................... 6BAB V. HIPOTESIS AWAL (DIAGNOSA BANDING)........................................... 21BAB VI. ANALISIS DARI DIAGNOSA BANDING................................................ 22BAB VII. HIPOTESIS AKHIR.................................................................................. 27BAB VIII. MEKANISME DIAGNOSIS.................................................................... 28BAB IX. METODE TERAPI.................................................................................... 29BAB X. PROGNOSIS & KOMPLIKASI.................................................................. 31BAB XI. PENUTUP.................................................................................................. 32DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 33BAB I

SKENARIO 2Nyeri LututNy. Ani 56 tahun dibawa ke dokter oleh anaknya karena nyeri pada kedua lutut yang dirasakan sejak 6 bulan dan tambah nyeri dalam 1 bulan ini.BAB II

Kata KunciNyeri Lutut

Klasifikasi Istilah

Nyeri lutut adalah Nyeri lutut adalah perasaan tidak nyaman, baik ringan maupun berat yang terjadi daerah lutut, yang hanya dapat dirasakan oleh individu tersebut tanpa dapat dirasakan oleh orang lain, mencakup pola fikir, aktifitas seseorang secara langsung, dan perubahan hidup seseorang. Nyeri merupakan tanda dan gejala penting yang dapat menunjukkan telah terjadinya gangguan fisiologikal.BAB IIIMINIMAL PROBLEM1. Apa yang menyebabkan adanya nyeri lutut pada kasus di atas ?

2. Penyakit apa saja yang dapat menimbulkan munculnya nyeri lutut ?3. Pada kasus ini bagaimana cara diagnose pastinya ?

4. Bagaimana prinisip panatalaksanaan pada kasus tersebut ?

5. Tanda-tanda apa saja yang dijelaskan kepada pasien dan keluarganya untuk merujuk ? Bagaimana cara menjelaskannya ?

6. Apa saja yang sebaiknya dijelaskan oleh dokter kepada pasien dan keluarganya mengenai masalah ini ?

7. Dapatkah penyakit ini dicegah ?

BAB IV

PEMBAHASANA. JAWABAN MINIMAL PROBLEM

4.1 Penyebab nyeri lutut pada Ny. Ani Penyebab rasa nyeri pada Ny. Ani karena rusaknya Kartilago hyalin, dimana Kartilago hyalin ( merupakan jaringan tulang rawan / jaringan elastis yang berfungsi sebagai bantalan dimana tulang bertemu dan bergerak dan juga sebagai pelumas ) yang berlangsung lebih cepat daripada kemampuannya untuk memperbaiki dirinya sendiri, maka terjadi penipisan tulang rawan dan kehilangan pelumas sehingga kedua tulang akan bersentuhan. Rawan sendi yang menipis menyebabkan gesekan antar tulang , menimbulkan nyeri dan terbatasnya gerak lutut. Gerakan berulang sendi lutut bertahun- tahun mengiritasi dan menyebabkan peradangan.4.2 Berbagai macam penyakit yang dapat menimbulkan nyeria. Osteoarthritis

Osteoarthritis adalah tipe dari arthritis yang disebabkan oleh kerusakan atau penguraian dan akhirnya kehilangan tulang muda (cartilage) dari satu atau lebih sendi-sendi. Cartilage adalah senyawa protein yang melayani sebagai "bantal" antara tulang-tulang dari sendi-sendi. Biasanya terjadi pada orang yang sudah tua.b. Osteoporosis

Merupakan suatu keadaan dimana massa tulang menurun dan jaringan tulang yang memburuk sehingga tulang menjadi rapuh dan meningkatkan resiko fraktur meningkat.

c. Arthritis Gout

Adalah salah satu bentuk dari arthritis, merupakan penyakit hiperuricemia. Gejala yang khas, biasanya diikuti dengan adanya kristal monosodium urate pada leukosit dalam cairan sinovial, munculnya tophi (pengendapan kristal monosodium urate pada jaringan), penyakit ginjal interstitial dan nefrolitiasis asam urat.

d. Rheumatoid Arthritis

Suatu penyakit autoimun dimana persendian secara simetris mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi. Biasanya muncul pada usia antara 25-50 tahun tetapi bisa juga diluar usia tersebut.e. Osteomyelitis

Osteomyelitis adalah infeksi pada tulang. Osteomyelitis dapat terjadi pada bayi-bayi, anak-anak, dan kaum dewasa.4.3 Cara mendiagnose Ny. AniPemeriksaan fisik terhadap sistem muskuloskeletal akan memperlihatkan sendi yang nyeri tekan dan membesar, inflamasi kalau terjadi, bukan tipe destruktif sebagaimana terlihat pada penyakit jaringan ikat seperti arthritis rematoid. Penyakit osteoarthritis ditandai oleh penurunan progresif massa kartilago sendi yang akan terlihat pada foto roentgen sebagai penyempitan rongga sendi dan kita sudah dapat mendiagnosa adanya OA serta derajadnya. Pada foto akan didapatkan adanya penyempitan celah sendi dengan tepinya yang tak rata dan adanya osteofit (bangunan runcing-runcing). Apabila OA sudah tergolong derajat 3 atau 4 (dua derajad akhir), umumnya sendi tak dapat diselamatkan lagi dengan berbagai obat-obatan. Ortoped (dokter tulang) umumnya akan menganjurkan lutut demikian di reparasi seluruhnya dan digantikan dengan bahan metal buatan, suatu operasi yang dikenal sebagai Total Knee Replacement. Disamping itu perubahan reaktif akan terjadi pada pada tepi sendi dan paha tulang subkondrium dalam bentuk osteofit ketika kartilago berupaya untuk mengadakan regenerasi keberadaan osteofit maupun penyempitan rongga sendi saja bukanlah petunjuk yang spesifik bagi osteoarthritis namun demikian bila terdapat secara bersama-sama, kedua gambaran ini merupakan hasil pemeriksaan yang sensitive dan spesifik. Pada osteoartitis yang dini/ringan, korelasi antara nyeri sendi dan sinovitas sangat lemah. Pemeriksaan serum tidak bermanfaat untuk penegakan diagnosis kelainan ini.4.4 Prinsip penatalaksanaan kasus Ny. 56 tahunTerapi non farmakologi:

1. Pendidikan penderita (perawatan sendiri, konsep nyeri)

2. Latihan aerobik, penguatan otot, perbaikan lebar jangkauan3. Gerakan Fisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin serta program latihan yang tepat 4. Perlindungan sendi dengan koreksi postur tubuh yang buruk, penyangga untuk lordosis lumbal, menghindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit , dan pemakaian alat-alat untuk meringankan kerja sendi.5. Kontrol faktor resiko: berat badan, alas kaki, pengaturan kegiatan, tongkat, alat-alat pembantu6. Persoalan seksual pada pasien dengan osteoarthritis di tulang belakang7. Pengobatan fisik lokal : panas, dingin, rangsangan elektrik8. Terapi konservatif mencakup penggunaan kompres hangat, penurunan berat badan, upaya untuk mengistirahatkan sendi serta menghindari penggunaan sendi yang berlebihan pemakaian alat-alat ortotail. Untuk menyangga sendi yang mengalami inflamasi (bidai penopang) dan latihan isometric serta postural. Terapi okupasioanl dan fisioterapi dapat membantu pasien untuk mengadopsi strategi penangan mandiri.

9. Dukungan psikososialTindakan operasi :1. Intervensi fisik invasif : lavase artroskopi, irigasi, distensi kapsuler (pinggul)

2. Operasi : osteotomi, penggantian sendi

Terapi farmakologi :MedikamentosaTidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanya bersifat simpotamatik. Obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) bekerja hanya sebagai analgesic dan mengurangi peradangan, tidak mampu menghentikan proses patologis.1. Analgesic Yang dapat dipakai adalah asetaminofen dosis 2,6-4,9 g/hari atau profoksifen HCL. Asam salisilat juga cukup efektif namun perhatikan efek samping pada saluran cerna dan ginjal. Jika tidak berpengaruh, atau tidak dapat peradangan maka OAINS seperti fenofrofin, piroksikam,ibuprofen dapat digunakan. Dosis untuk osteoarthritis biasanya -1/3 dosis penuh untuk arthritis rematoid. Karena pemakaian biasanya untuk jangka panjang, efek samping utama adalah gangguan mukosa lambung dan gangguan faal ginjal.2. Anti-inflamasi Nonsteroid (NSAID)

3. Obat salep anti nyeri

4. Glukokortikoid intra-artikular

5. Hyaluronan intra-artikular, DMOAD

6. Penghambat COX-2

7. Obat-obat yang masih dalam proses penelitian4.5 Tanda-tanda yang dijelaskan pada pasien untuk merujuk dan cara menjelaskannyaDokter berusaha memberikan pengertian dan edukasi bahwa jika Ny. Ani tidak diobati, sakit akan bertambah sampai tidak bisa berjalan. Selain itu, tulang bisa mengalami perubahan bentuk atau deformity. Jika dibiarkan, osteoarthritis dapat menyebabkan cacat permanen pada tulang. Bentuk tulang bisa berubah menjadi bengkok baik ke dalam maupun keluar. Untuk itu penyakit tersebut perlu diwaspadai karena mempunyai dampak jangka panjang. Dampak tersebut baru dirasakan penderita 10 tahun kemudian.Untuk itu pasien disarankan berobat pada dokter yang lebih khusus seperti dokter bedah bila berkenan untuk operasi dan bisa juga menemui dokter spesialis ortopedi untuk kesehatan tulangnya yang selama ini terkena osteoarthritis

4.6 Penjelasan dokter kepada keluarga mengenai masalah iniDokter menjelaskan kemungkinan terburuk yang dapat dialami oleh pasien bila penanganan tidak dilakukan dengan segera. Pasien diharapakan menjalankan beberapa saran yang telah disampaikan oleh dokter. Peran keluarga sangat dibutuhkan dalam hal ini, jadi bagi kedua anak Ny. Ani diharapkan selalu mengawasi ibunya yang sedang menjalani tahap penyembuhan.4.7 Pencegahan penyakit ini1. Menjaga berat badan. Merupakan faktor yang penting agar bobot yang ditanggung oleh sendi menjadi ringan.

2. Melakukan jenis olahraga yang tidak banyak menggunakan persendian atau yang menyebabkan terjadinya perlukaan sendi. Contohnya berenang dan olahraga yang bisa dilakukan sambil duduk dan tiduran.

3. Aktivitas olahraga hendaknya disesuaikan dengan umur. Jangan memaksa untuk melakukan olahraga porsi berat pada usia lanjut. Tidak melakukan aktivitas gerak pun sangat tidak dianjurkan. Tubuh yang tidak digerakkan akan mengundang osteoporosis.

4. Menghindari trauma (perlukaan) pada persendian.

5. Meminum obat-obatan suplemen sendi (atas konsultasi dan anjuran dokter).

6. Mengkonsumsi makanan sehat.

7. Memilih alas kaki yang tepat & nyaman.

8. Lakukan relaksasi dengan berbagai teknik.

9. Hindari gerakan yang meregangkan sendi jari tangan.

Jika ada deformitas pada lutut, misalnya kaki berbentuk O, jangan dibiarkan. Hal tersebut akan menyebabkan tekanan yang tidak merata pada semua permukaan tulang.B. BATASANBatasan makalah ini seputar tulang dan persendian.

C. PENJELASAN :

- ANATOMI SENDI LUTUT

Sendi lutut merupakan persendian yang paling besar pada tubuh manusia. Sendi ini terletak pada kaki yaitu antara tungkai atas dan tungkai bawah. Pada dasarnya sendi lutut ini terdiri dari dua articulatio condylaris diantara condylus femoris medialis dan lateralis dan condylus tibiae yang terkait dan sebuah sendi pelana , diantara patella dan fascies patellaris femoris.

Secara umum sendi lutut termasuk ke dalam golongan sendi engsel, tetapi sebenarnya terdiri dari tiga bagian sendi yang kompleks yaitu :

1. Condyloid articulatio diantara dua femoral condylus dan meniscus dan berhubungan dengan condylus tibiae

2. Satu articulatio jenis partial arthrodial diantara permukaan dorsal dari patella dan femur. Pada bagian atas sendi lutut terdapat condylus femoris yang berbentuk bulat, pada bagian bawah terdapat condylus tibiae dan cartilago semilunaris. Pada bagian bawah terdapat articulatio antara ujung bawah femur dengan patella. Fascies articularis femoris . Tibiae dan patella diliputi oleh cartilago hyaline. Fascies articularis condylus medialis dan lateralis tibiae di klinik sering disebut sebagai plateau tibialis medialis dan lateralis.

DUA LIGAMENTUM PADA SENDI LUTUT

A. Ligamentum Extracapsular 1. Ligamentum Patellae

Melekat (diatas) pada tepi bawah patella dan pada bagian bawah melekat pada Tuberositas Tibiae.2. Ligamentum Collaterale Fibulare

Ligamentum ini melekat di bagian atas pada condylus lateralis dan dibagian bawah melekat pada capitulum fibulae.3. Ligamentum Collaterale Tibiae

Ligamentum ini melekat dibagian atas pada condylus medialis femoris dan pada bagian bawah melekat pada margo infraglenoidalis tibiae.

4. Ligamentum Popliteum Obliquum

Merupakan ligamentum yang kuat, terletak pada bagian posterior dari sendi lutut, letaknya membentang secara oblique ke medial dan bawah.

5. Ligamentum Transversum Genu

Ligamentum ini terletak membentang paling depan pada dua meniscus.

B. Ligamentum Intracapsular

Ligamentum Cruciata adalah dua ligamentum intra capsular yang sangat kuat, saling menyilang di dalam rongga sendi. Ligamentum ini penting karena merupakan pengikat utama antara femur dan tibiae.

1. Ligamentum Cruciata Anterior

Ligamentum ini melekat pada area intercondylaris anterior tibiae dan berjalan kearah atas, ke belakang dan lateral untuk melekat pada bagian posterior permukaan medial Condylus Lateralis Femoris.2. Ligamentum Cruciatum Posterior

Ligamentum cruciatum posterior melekat pada area intercondylaris posterior dan berjalan kearah atas, depan dan medial, untuk dilekatkan pada bagian anterior permukaan lateral Condylus Medialis Femoris.

CARTILAGO SEMILUNARIS (MENISCUS)

Cartilago Semilunaris adalah lamella fibrocartilago berbentuk C, yang pada potongan melintang berbentuk segitiga. Fungsi meniscus ini adalah memperdalam fascies articularis Condylus Tibialis untuk menerima Condylus Femoris yang cekung. 1. Cartilago Semilunaris Medialis

Cornu Anterior melekat pada Area Intercondylaris Anterior Tibiae dan berhubungan dengan Cartilago Semilunaris Lateralis melalui beberapa serat yang disebut Ligamentum Transversum. Cornu Posterior melekat pada Area Intercondylaris Posterior Tibiae.2. Cartilago Semilunaris Lateralis

Cornu Anterior melekat pada area Intercondylaris Anterior, tepat di depan Eminentia Intercondylaris. Cornu posterior melekat pada area Intercondylaris Posterior, tepat di belakang Eminentia Intercondylaris- HISTOLOGI SENDI LUTUT

Sendi sinovial tersusun atas:

1. Tulang rawan sendi

Tersusun atas tulang rawan hialin yang berfungsi untuk melindungi tulang dari benturan dan meredam tekanan.

2. Rongga sendi (Tempat cairan sinovial)a. Kapsul sendi

b. Cairan sinovial berasal dari filtrasi darah yang disekresikan fibroblast dalam membrane sinovial, cairan ini berfungsi sebagai pelumas untuk mempermudah gerakan.

3. Reinforcing ligament

Beberapa persendian sinovial menguat dan mengeras oleh ligament yang menutupinya. Berfungsi untuk mempertebal kapsul sendi, reinforcing ligament terbagi menjadi dua yaitu extracapsular ligament yang berada di luar kapsul sendi dan intracapsular ligament yang berada di dalam.

4. Syaraf

Syaraf akan mendeteksi rasa nyeri pada persendian dan memonitor peregangan pada sendi.

5. Pembuluh darah Suplai pembuluh darah untuk membentuk cairan sinovial.- FISIOLOGIPersendian atau artikulasio adalah suatu hubungan antara dua buah tulang atau lebih yang dihubungkan melalui pembungkus jaringan ikat pada bagian luar dan pada bagian dalam terdapat rongga sendi dengan permukaan tulang yang dilapisi oleh tulang rawan. Fungsi dari sendi secara umum adalah untuk melakukan gerakan pada tubuh Sendi lutut merupakan bagian dari extremitas inferior yang menghubungkan tungkai atas (paha) dengan tungkai bawah. Fungsi dari sendi lutut ini adalah untuk mengatur pergerakan dari kaki. Dan untuk menggerakkan kaki ini juga diperlukan antara lain :a. Otot- otot yang membantu menggerakkan sendi

b. Capsul sendi yang berfungsi untuk melindungi bagian tulang yang bersendi supaya jangan lepas bila bergerak

c. Adanya permukaan tulang yang dengan bentuk tertentu yang mengatur luasnya gerakan.

d. Adanya cairan dalam rongga sendi yang berfungsi untuk mengurangi gesekan antara tulang pada permukaan sendi.

e. Ligamentum-ligamentum yang ada di sekitar sendi lutut yang merupakan penghubung kedua buah tulang yang bersendi sehingga tulang menjadi kuat untuk melakukan gerakan-gerakan tubuh.

Sendi lutut ini termasuk dalam jenis sendi engsel, yaitu pergerakan dua condylus femoris di atas condylus tibiae. Gerakan yang dapat dilakukan oleh sendi ini yaitu gerakan fleksi, ekstensi dan sedikit rotatio. Jika terjadi gerakan yang melebihi kapasitas sendi maka akan dapat menimbulkan cedera yang antara lain terjadi robekan pada capsul dan ligamentum di sekitar sendi. - PATOFISIOLOGI

Pada OA terdapat proses degenerasi, reparasi dan inflamasi yang terjadi dalam jaringan ikat, lapisan rawan, sinovium dan tulang subkondral. Pada saat penyakit aktif, salah satu proses dapat dominan atau beberapa proses terjadi bersama dalam tingkat intensitas yang berbeda. OA lutut berhubungan dengan berbagai defisit patofisiologi seperti instabilitas sendi lutut, menurunnya lingkup gerak sendi (LGS) lutut, nyeri lutut sangat kuat berhubungan dengan penurunan kekuatan otot quadriceps yang merupakan stabilisator utama sendi lutut dan sekaligus berfungsi untuk melindungi struktur sendi lutut. Pada penderita usia lanjut kekuatan quadriceps bisa menurun 1/3 nya dibandingkan dengan kekuatan quadriceps pada kelompok usia yang sama yang tidak menderita OA lutut. Penurunan kekuatan terutama disebabkan oleh atrofi otot tipe II B yang bertanggungjawab untuk menghasilkan tenaga secara cepat. Perubahanperubahan yang terjadi pada OA adalah sebagai berikut:a. Degradasi rawan.Perubahan yang mencolok pada OA biasanya dijumpai di daerah tulang rawan sendi yang mendapatkan beban. Pada stadium awal, tulang rawan lebih tebal daripada normal, tetapi seiring dengan perkembangan OA permukaan sendi menipis, tulang rawan melunak, integritas permukaan terputus dan terbentuk celah vertikal (fibrilasi).

Dapat terbentuk ulkus kartilago dalam yang meluas ke tulang. Dapat timbul daerah perbaikan fibrokartilaginosa, tetapi mutu jaringan perbaikan lebih rendah daripada kartilago hialin asli, dalam kemampuannya menahan stres mekanik. Semua kartilago secara metabolis aktif, dan kondrosit melakukan replikasi, membentuk kelompok (klon). Namun, kemudian kartilago menjadi hiposeluler. Proses degradasi yang timbul sebagai akibat dari ketidakseimbangan antara regenerasi (reparasi) dengan degenerasi rawan sendi melalui beberapa tahap yaitu fibrilasi, pelunakan, perpecahan dan pengelupasan lapisan rawan sendi. Proses ini dapat berlangsung cepat atau lambat. Yang cepat dalam waktu 10 15 tahun, sedang yang lambat 20 30 tahun. Akhirnya permukaan sendi menjadi botak tanpa lapisan rawan sendi.b. OsteofitBersama timbulnya dengan degenerasi rawan, timbul reparasi. Reparasi berupa pembentukan osteofit di tulang subkondralc. Sklerosis subkondralPada tulang subkondral terjadi reparasi berupa sclerosis (pemadatan/ penguatan tulang tepat di bawah lapisan rawan yang mulai rusak)d. SinovitisSinovitis adalah inflamasi dari sinovium dan terjadi akibat proses sekunder degenerasi dan fragmentasi. Matriks rawan sendi yang putus terdiri dari kondrosit yang menyimpan proteoglycan yang bersifat immunogenik dan dapat mengaktivasi leukosit. Sinovitis dapat meningkatkan cairan sendi. Cairan lutut yang mengandung bermacam-macam enzim akan tertekan ke dalam celah-celah rawan. Ini mempercepat proses pengerusakan rawan. Pada tahap lanjut terjadi tekanan tinggi dari cairan sendi terhadap permukaan sendi yang botak. Cairan ini akan didesak ke dalam celah-celah tulang subkondral dan akan menimbulkan kantong yang disebut kista subkondral.D. JENIS-JENIS PENYAKIT YANG BERHUBUNGAN1. SkoliosisSkoliosis adalah suatu kelainan yang menyebabkan suatu lekukan yang abnormal dari spine (tulang belakang). Spine mempunyai lekukan-lekukan yang normal ketika dilihat dari samping, namun ia harus nampak lurus ketika dilihat dari depan.Tipe dari scoliosis ini digambarkan berdasarkan pada umur ketika scoliosis berkembang. Jika orang itu kurang dari 3 tahun umurnya, ia disebut infantile idiopathic scoliosis. Scoliosis yang berkembang antara umur 3 dan 10 tahun disebut juvenile idiopathic scoliosis, dan orang-orang yang diatas 10 tahun umurnya mempunyai adolescent idiopathic scoliosis.2. OsteomyelitisOsteomyelitis adalah infeksi pada tulang. Osteomyelitis dapat terjadi pada bayi-bayi, anak-anak, dan kaum dewasa. Tipe-tipe yang berbeda dari bakteri-bakteri secara khas mempengaruhi kelompok-kelompok umur yang berbeda. Pada anak-anak, osteomyelitis paling umum terjadi pada ujung-ujung dari tulang-tulang yang panjang dari lengan-lengan dan tungkai-tungkai, mempengaruhi pinggul-pinggul, lutut-lutut, pundak-pundak, dan pergelangan-pergelangan tangan. Pada kaum dewasa, adalah lebih umum pada tulang-tulang dari spine (vertebrae) atau pada pelvis.3. Disfungsi sendi sacroiliaca Ada banyak istilah-istilah yang berbeda untuk persoalan-persoalan sendi sacroiliac termasuk disfungsi sendi SS, sindrom sendi SS, ketegangan sendi SS, dan peradangan sendi SS. Setiap dari istilah-istilah ini merujuk pada kondisi yang menyebabkan nyeri pada sendi-sendi SS dari keberagaman penyebab-penyebab. Penyebab umum lainnya dari disfungsi sendi SS adalah kehamilan. Ada banyak penyakit-penyakit yang mempengaruhi sendi-sendi tubuh yang dapat juga menyebabkan peradangan pada sendi-sendi SS. Ini termasuk gout, rheumatoid arthritis, psoriasis, dan ankylosing spondylitis.

4. Ankylosing spondylitis Ankylosing spondylitis adalah bentuk peradangan kronis dari tulang belakang (spine) dan sendi-sendi tulang sacroiliac (sacroiliac joints). Sacroiliac joints berlokasi pada belakang bawah dimana sakrum (tulang kelangkang, tulang yang tepat berada diatas tulag ekor) bertemu tulang-tulang ilium (tulang-tulang yang berada di kedua sisi dari bokong atas). Peradangan kronis pada area-area ini menyebabkan nyeri dan kekakuan dalam dan sekitar tulang belakang (spine). Dengan berjalannya waktu, peradangan spine yang kronis (spondylitis) dapat menjurus pada suatu penyatuan bersama sepenuhnya (fusion) dari vertebra-vertebra, proses yang dirujuk sebagai ankylosis. Ankylosis menjurus pada kehilangan mobilitas dari tulang belakang (spine).5. Kanker tulang Kanker tulang adalah ketika kontrol yang normal dari sel-sel tulang hilang dan sel-sel mulai tumbuh dan membelah diluar kontrol. Sel-sel juga menjadi abnormal dan telah merubah fungsi-fungsi pada pasien-pasien dengan kanker.E. GEJALA KLINISDATA PASIEN

Nama

: Ny. Ani

Umur

: 56 tahun

Alamat

: Gubeng Airlangga SurabayaANAMNESA

Keluhan Utama :

Nyeri lutut

Riwayat Penyakit Sekarang :

Nyeri lutut sudah berulang kali dialami sejak lebih kurang 6 bulan lalu

Dirasakan nyeri lutut ini makin menjadi dalam sebulan ini, bahkan sampai ibu tidak bisa berjalan

Riwayat Penyakit Dahulu :

Dulu tidak pernah seperti ini

Riwayat Obat :

Akibat nyeri yang dirasakan pasien sering minum obat penghilang rasa sakit yang dibeli bebas di toko dekat rumahnya (reumacil)

Riwayat Keluarga :

Dulu ibu pasien ini juga mengalami sakit lutut seperti ini

Riwayat Sosial :

Menikah umur 25 th

Memiliki 2 orang anak, laki-laki umur 30 th dan wanita umur 27 th

Pekerjaan : Ibu tumah tanggaF. PEMERIKSAAN FISIK PENYAKITPEMERIKSAAN FISIK

a. Tanda Vital

Kesadaran

: Composmentis

Tekanan darah: 140/90 mmHg

Suhu

: 37C

Nadi

: 80x/menit

RR

: 19x/menit

b. Keadaan umum : Baik

c. Pemeriksaan kepala :

Anemia (-) / Ikterus (-) / Cyanosis (-) / Dyspnea(-)

Lidah, hidung, telinga : Dalam Batas Normald. Pemeriksaan Kulit :Dalam Batas Normale. Pemeriksaan Leher :Dalam Batas Normalf. Pemeriksaan Dada :

Inspeksi: Dalam Batas Normal Palpasi: Dalam Batas Normal Perkusi: Paru

Dalam Batas Normal JantungDalam Batas Normal Auskultasi : Paru

Dalam Batas Normal Jantung Dalam Batas Normalg. Pemeriksaan Abdomen

Inspeksi: Dalam Batas Normal Palpasi: Dalam Batas Normal Perkusi: Dalam Batas Normal Auskultasi: Dalam Batas Normalh. Pemeriksaan Ekstremitas

Inspeksi: Pada sendi lutut nampak bengkak dan kemerahan

Palpasi: Nyeri pada penekanan sendi lututKeterangan :

Pada pemeriksaan fisik Ny. Ani sebagian besar berstatus Dalam Batas Normal yang disini berarti tidak ada kelainan atau perubahan fungsi maupun bentuk dari yang semestinya/normal. Perubahan fungsi hanya ditemukan pada daerah lutut yang merupakan keluhan utama pasien. G. PEMERIKSAAN PENUNJANG PENYAKIT

Tidak ada pemeriksaan laboratorium darah spesifik untuk menegakkan diagnose OA yaitu:

1. Tes Darah dilakukan untuk menyingkirkan penyakit lain.

2. Pemeriksaan radiologis sendi yang terkena memberikan penampilan penipisan hingga hilangnya rawan sendi , penyempitan ruang sendi, dan terbentuknya spur / perkapuran.3. Artrosintesis dan artroskopi merupakan tindakan lanjut yang dilakukan seorang dokter, bilamana perlu.a. Arthrocentesis , dokter akan menusukkan jarum yang steril untuk mengambil cairan dalam sendi, untuk dianalisa. b. Arthroskopi adalah suatu teknik pembedahan dengan memasukkan tabung ke dalam sendi, untuk melihat, mendiagnosa dan memperbaiki jaringan.4. Dengan foto rontgen

contoh hasil foto x-ray (rontgen) pada sendi lutut

BAB V

HIPOTESIS AWAL

Berdasarkan hasil diskusi kelompok kami, ada beberapa jenis penyakit yang berhubungan dengan gejala yang dialami pasien tersebut, yaitu1. Osteoarthritis

2. Osteoporosis

3. Rheumatoid arthritis 4. Arthritis GoutBAB VI

ANALISIS DARI DIAGNOSA BANDING1. Osteoarthritis

Osteoarthritis adalah tipe dari arthritis yang disebabkan oleh kerusakan atau penguraian dan akhirnya kehilangan tulang muda (cartilage) dari satu atau lebih sendi-sendi. Cartilage adalah senyawa protein yang melayani sebagai "bantal" antara tulang-tulang dari sendi-sendi. Biasanya terjadi pada orang yang sudah tua. Gejala klinis seperti : Persendian terasa kaku dan nyeri apabila digerakkan. Terutama dirasakan setelah bangun tidur di pagi hari. Adanya pembengkakan/peradangan pada persendian.

Persendian yang sakit berwarna kemerah-merahan.

Kelelahan yang menyertai rasa sakit pada persendian.

Kesulitan menggunakan persendian.

Bunyi pada setiap persendian (crepitus). Gejala ini tidak menimbulkan rasa sakit, hanya rasa tidak nyaman pada setiap persendian (umumnya lutut).

Perubahan bentuk tulang. Ini akibat jaringan tulang rawan yang semakin rusak, tulang mulai berubah bentuk dan meradang, menimbulkan rasa sakit yang amat sangat.

Untuk mendapatkan ketepatan diagnosa, kita bisa melakukan pemeriksaan penunjang seperti pada pemeriksaan laboratorium darah tepi, imunologi dan cairan sendi umumnya tidak ada kelainan, kecuali osteoarthritis yang disertai paeradangan. Pemerikasaan tomography didapatkan penyempitan rongga sendi disertai sclerosis tepi persendian. Mungkin terjadi deformitas, osteoarthritis atau pembentukan kista juksta artikular. Kadang-kadang tampak gambaran taji (spur formation), liping pada tepi-tepi tulang, dan adanya tulang-tulang yang lepas.2. OsteoporosisOsteoporosis adalah suatu keadaan yang ditandai dengan massa (berat) tulang yang rendah dan kerusakan pada jaringan di dalam tulang. Pada Osteoporosis, terjadi penurunan kualitas tulang dan kuantitas kepadatan tulang, padahal keduanya sangat menentukan kekuatan tulang sehingga penderita Osteoporosis mudah mengalami patah tulang atau fraktur.

Gejala klinisnya berupa kepadatan tulang berkurang secara perlahan (terutama pada penderita osteoporosis senilis), sehingga pada awalnya osteoporosis tidak menimbulkan gejala. Beberapa penderita tidak memiliki gejala. Maka gejalanya tidak akan jauh dari tempat terjadinya patah tulang. Contohnya fraktur pada tulang belakang akan menimbulkan gejala seperti nyeri seperti diikat yang menjalar dari punggung ke sisi samping tubuh. Jika kepadatan tulang sangat berkurang sehingga tulang menjadi kolaps atau hancur, maka akan timbul nyeri tulang dan kelainan bentuk.Pada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri timbul secara tiba-tiba dan dirasakan di daerah tertentu dari punggung, yang akan bertambah nyeri jika penderita berdiri atau berjalan. Jika disentuh, daerah tersebut akan terasa sakit, tetapi biasanya rasa sakit ini akan menghilang secara bertahap setelah beberapa minggu atau beberapa bulan. Jika beberapa tulang belakang hancur, maka akan terbentuk kelengkungan yang abnormal dari tulang belakang (punuk Dowager), yang menyebabkan ketegangan otot dan sakit.Untuk memastikan diagnosa kita dapat melihat tingkat kepadatan tulang dan mendeteksi Osteoporosis, dapat dilakukan :

Mengukur kepadatan tulang menggunakan alat yang disebut Densitometer X-ray Absorptiometry (DXA). Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui aktivitas Remodelling tulang yaitu pemeriksaan CTx atau C-Telopeptide dan N-Mid Osteocalcin.3. Rheumatoid arthritisSuatu penyakit autoimun dimana persendian secara simetris mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi. Biasanya muncul pada usia antara 25-50 tahun,tapi bisa juga diluar usia itu. Beberapa gejala klinisnya yaitu : Kaku pada persendian sekitarnya pada pagi hari yang berlangsung lebih dari 1 jam Pembengkakan pada sendi ( minimal 3 sendi secara bersamaan ) misalnya : pada sendi jari-jari tangan / kaki, sendi pergelangan tangan / kaki, sendi siku, sendi pinggul, atau sendi lutut

Peradangan tersebut bisa terjadi pada kedua belah sisi, dapat disertai timbulnya nodul / benjolan dibawah kulit

Selain itu bisa timbul perubahan bentuk sendi (deformitas) akibat kerusakan rawan sendi & erosi tulang disekitar sendi

Pada RA juga bisa disertai dengan demam, lemah, dan nafsu makan berkurang

Pada pemeriksaan fisik ditemukan ciri-cirinya seperti ketika penyakit aktif, gejala-gejala dapat termasuk kelelahan, kehilangan nafsu makan, demam derajat rendah, nyeri-nyeri otot dan sendi, dan kekakuan. Kekakuan otot dan sendi biasanya paling terasa pada pagi hari dan setelah periode-periode ketidakaktifan. Beberapa pemeriksaan penunjang guna memperkuat diagnosa dapat dilakukan melalui :1. Pemeriksaan laboratorium.

- Penderita artritis reumatoid mempunyai autoantibodi di dalam serumnya yang dikenal sebagai faktor rheumatoid

- Laju endap darah (LED) adalah suatu indeks peradangan yang bersifat tidak spesifik. Pada artritis reumatoid nilainya dapat tinggi (100 mm/jam atau lebih tinggi lagi).- Kehilangan viskositasnya cairan sendi synovial dan hitungan sel darah putih meningkat mencapai 15.000 20.000/ mm3. - Pemeriksaan laboratorium khusus untuk membantu menegakkan diagnosis lainnya, misalnya : gambaran immunoelectrophoresis HLA (Human Lymphocyte Antigen) dan Rose-Wahler test .2. Pemerikasaan Gambaran Radiologik

Terjadi erosi tulang pada tepi sendi dan penurunan densitas tulang. Secara radiologik didapati adanya tanda-tanda dekalsifikasi (sekurang-kurangnya) pada sendi yang terkena.4. Gout arthritis Suatu kondisi di mana tubuh tidak dapat mengontrol asam urat, sehingga kristal asam urat yang berlebihan akan menumpuk di dalam jaringan tubuh terutama di persendian. Gout ditandai dengan peningkatan kadar asam urat dalam darah dan menyebabkan peradangan pada persendian (artritis). Gout kronik (jangka panjang) dapat menyebabkan penumpukan asam urat di dalam dan sekitar persendian, menurunkan fungsi ginjal dan membentuk batu ginjal.Beberapa gejala klinisnya, yaitu : 50% serangan pertama artritis gout yang akut akan mengenai ibu jari kaki atau yang lebih jarang lagi, punggung kaki, pergelangan kaki atau tumit. Kadang-kadang kelelahan fisik atau emosional, konsumsi minuman beralkohol atau makanan secara berlebihan mendahului serangan artritis gout. Serangan inisial mereda secara spontan atau dengan terapi tetapi biasanya serangan berikutnya akan timbul kembali dalam beberapa bulan hingga beberapa tahun. Persendian lainnya dapat terkena dan rekurensi yang multipel menyebabkan artritis gout yang kronik. Sekitar 90% pasien artritis gout kronik akan mengalami gangguan ginjal. Terapi urikosurik efektif untuk mengendalikan serangan gout.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan bila pada serangan akut penderita gout dapat menimbulkan gejala demam dan nyeri hebat yang biasanya bertahan berjam-jam sampai seharian, dengan atau tanpa pengobatan. Seiring berjalannya waktu serangan artritis gout akan timbul lebih sering dan lebih lama. Pasien dengan gout meningkatkan kemungkinan terbentuknya batu ginjal. Kristal-kristal asam urat dapat membentuk tophi (benjolan keras tidak nyeri di sekitar sendi) di luar persendian. Tophi sering ditemukan di sekitar jari tangan, di ujung siku dan sekitar ibu jari kaki, selain itu dapat ditemukan juga pada daun telinga, tendon achiles (daerah belakang pergelangan kaki) dan pita suara (sangat jarang terjadi).

Pemeriksaan penunjang yang paling bisa diandalkan untuk penyakit gout adalah menemukan kristal asam urat di dalam cairan sendi dengan cara aspirasi cairan sendi (arthrocentesis). Arthrocentesis merupakan prosedur umum yang dilakukan dengan anestesi lokal. Dengan menggunakan teknik yang steril, cairan diambil dari sendi yang meradang menggunakan suntikan dan jarum.TABEL DIAGNOSA BANDING

Kriteria Penyakit PasienRheumatoid ArthritisOsteoarthritisOsteoporosisArthritis gout

K.U : Nyeri Lutut-+--

Jenis KelaminWanita>Wanita>Wanita>Pria>

Usia 50 th>-++-

Banyak menyerang sendi besar-++-

Simetris +---

Kronis > 6 bln++++

Genetik-+++

Hipertensi----

Bengkak++-+

Kemerahan++-+

Nyeri tekan++++

Tidak bisa berjalan-+--

BAB VII

HIPOTESIS AKHIR (DIAGNOSIS)

Sesuai dengan gejala yang dialami pasien dengan mengeliminasi beberapa diagnose banding, maka kami menyimpulkan pasien tersebut menderita osteoarthritis. Jenisnya adalah Osteoarthritis Primer karena dialami setelah usia 45 tahun, sebagai akibat dari proses penuaan alami, tidak diketahui penyebab pastinya, menyerang secara perlahan tapi progresif, dan dapat mengenai lebih dari satu persendian. Biasanya menyerang sendi yang menanggung berat badan seperti lutut dan panggul, bisa juga menyerang punggung, leher, danjari-jari. Pada kasus Ny. Ani sendi yang terserang adlah sendi lutut.BAB VIII

MEKANISME DIAGNOSIS

BAB IX

METODE TERAPIA. Tujuan PelaksanaanPengobatan dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri dan meningkatkan luas pergerakan sendi sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Cara pengobatan adalah dengan edukasi kepada pasien untuk terus menjaga kesehatan persendiannya dengan mengetahui seluk beluk osteoarthritis, olahraga yang ringan, modifikasi aktivitas keseharian yang sesuai, pengobatan dengan menggunakan Glucosamine dan Chondroitin, terapi alternatif, suntik sendi, dan yang paling serius dilakukan adalah operasi pembedahan. B. Prinsip Tindakan MedisPerjalanan penyakit osteoarthritis terdiri dari empat stadium. Pada stadium yang lebih awal, seperti stadium 1 dan 2, pengobatannya dapat dilakukan dengan penanganan umum atau pencegahan, pemberian obat-obatan, atau pembersihan sendi. Salah satu suplemen makanan yang digunakan untuk terapi osteoarthritis adalah Glucosamine dan Chondroitin, masing-masing memiliki fungsi yaitu:

Glukosamine adalah bahan pembentukan proteoglycan, bekerja dengan merangsang pertumbuhan tulang rawan, serta menghambat perusakan tulang rawan.

Chondroitin Sulfat berguna untuk merangsang pertumbuhan tulang rawan dan menghambat perusakan tulang rawan.

Pembersihan dan pencucian sendi yang dikenal dengan istilah debridement dan lavage saat ini dapat dilakukan dengan bantuan arthroscopy. Lewat alat ini dokter dapat memasukkan teropong kecil ke dalam sendi dan melihat keadaan sendi di layar monitor. Alat ini juga dapat digunakan untuk diagnosis dan terapi (pengobatan) pada sendi, baik sendi lutut, bahu, siku, pergelangan tangan, kaki, maupun panggul dengan indikasi utama untuk cedera sendi akibat olahraga.Sebelumnya, penanganan osteoarthritis dilakukan dengan operasi konvensional, yakni teknik operasi dengan luka besar. Teknik ini memerlukan proses pemulihan lebih lama dan risiko operasi pun lebih besar. Dengan arthroscopy, risiko tersebut bisa dikurangi. Luka untuk memasukkan alat ini sangat kecil, sekitar 1,5 centimeter dan biasanya hanya diperlukan dua buah luka kecil sehingga secara kosmetik akan tampak lebih baik.Dalam penggunaan arthroscopy, dokter melakukan pembersihan sendi yang sakit dengan mencucinya hingga bersih. Selain itu, dokter dapat pula melihat langsung ke dalam sendi dan apabila ada kelainan maka dapat dilakukan perbaikan atau tindakan lain melalui luka yang kecil tadi. Kelainan dalam sendi yang sulit dilihat dengan pemeriksaan radiologis dapat pula dilihat secara langsung melalui arthroscopy.Untuk penanganan osteoarthritis dengan melakukan operasi dapat dilakukan juga melalui proses viskosuplementasi. Proses viskosuplementasi adalah cara yang dapat membantu pemulihan dan peningkatan pembatalan serta pelumasan cairan sinovial persendian pada penderita osteoarthritis. pada proses viskosuplementasi dilakukan penyuntikan semacam cairan atau gel yang sama dengan cairan sinovial ke dalam persendian untuk memulihkan sifat peredam kejut (shock breaker) serta pelumasan cairan sinovial yang terkena osteoarthritis.Pada stadium lanjut, seperti stadium 3 dan 4, sering kali sendi, terutama lutut, menjadi bengkok sehingga diperlukan penggantian sendi lutut. Tindakan yang disebut arthroplasty ini adalah penggantian permukaan sendi pangkal paha. Setelah operasi ini, pasien dapat berjalan kembali dengan baik tanpa terasa nyeri. BAB X

PROGNOSIS DAN KOMPLIKASI

Prognosis

Umumnya baik, sebagian besar nyeri dapat diatasi dengan obat-obat konservatif. Hanya kasus-kasus berat yang memerlukan operasi. Cara penyampaian prognosis pada keluarga pasienDokter berusaha memberikan pengertian dan edukasi bahwa jika Ny. Ani tidak diobati, sakit akan bertambah sampai tidak bisa berjalan. Selain itu, tulang bisa mengalami perubahan bentuk atau deformity. Jika dibiarkan, osteoarthritis dapat menyebabkan cacat permanen pada tulang. Bentuk tulang bisa berubah menjadi bengkok baik ke dalam maupun keluar. Untuk itu penyakit tersebut perlu diwaspadai karena mempunyai dampak jangka panjang. Dampak tersebut baru dirasakan penderita 10 tahun kemudian.BAB XI

PENUTUP

Osteoarthritis adalah peradangan sendi yang bersifat kronis dan progresif disertai kerusakan tulang rawan sendi berupa disintegrasi (pecah) dan perlunakan progresif permukaan sendi dengan pertumbuhan tulang rawan sendi (osteofit) di tepi tulang.Hal utama yang menyebabkan osteoarthritis yaitu usia dan genetik. Hal lain yang merupakan faktor resiko, mencakup kegemukan, jenis kelamin (perempuan cenderung lebih banyak terjadi ), trauma, kelemahan otot, sendi yang tidak stabil, meningkatnya pembebanan dinamik. Individu dengan obesitas cenderung mengalami OA lututGejala yang ditimbulkan sangat beragam, namun pada kasus Ny. Ani hanya didapatkan bahwa pasien mengalami nyeri pada kedua lututnya serta ditemukan kemerahan dan nyeri tekan pada kedua lututnya. Sehingga agar didapatkan diagnosa yang lebih akurat perlu dilakukan pemeriksaan penunjang seperti :

1. Tes Darah dilakukan untuk menyingkirkan penyakit lain.

2. Pemeriksaan radiologis sendi yang terkena memberikan penampilan penipisan hingga hilangnya rawan sendi , penyempitan ruang sendi, dan terbentuknya spur / perkapuran.3. Artrosintesis dan artroskopi merupakan tindakan lanjut yang dilakukan seorang dokter, bilamana perlu.a. Arthrocentesis , dokter akan menusukkan jarum yang steril untuk mengambil cairan dalam sendi, untuk dianalisa. b. Arthroskopi adalah suatu teknik pembedahan dengan memasukkan tabung ke dalam sendi, untuk melihat, mendiagnosa dan memperbaiki jaringan.4. Dengan foto rontgenDAFTAR PUSTAKABarrack L, Booth E, et all. 2006. OKU : Orthopaedic Knowledge Update 3. Hip and Knee Reconstruction Chapter 16 : Osteoarthritis dan Arthritis Inflamatoric.

Chapman, Michael W et al. 2001. Chapmans Orthopaedic Surgery 3rd edition. Chapter 107: Osteotomies of The Knee For Osteoarthritis. Lippincott Williams & Wilkins. USA

Fransisca, Frank J et al. 2007. 5-Minutes Orthopaedic Consult 2nd edition. Lippincott Williams & Wilkins.USA

Isbagio, Harry. 2000. CDK: Struktur Rawan Sendi dan Perubahannya pada Osteoartritis. Cermin Dunia Kedokteran.

15