osfis modul I

download osfis modul I

of 35

description

praktikum osfis modul I

Transcript of osfis modul I

LPORAN RESMI PRAKTIKUMOSEANOGRAFI FISIKAMODUL IPENGENALAN ALAT

Oleh:SUKRON ALFI R.26020112120006AsistenARINTIKA WIDHAYANTI 26020211130064

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTANJURUSAN ILMU KELAUTANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTANUNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG2013

LEMBAR PENGESAHAN DAN PENILAIAN

NoMateriNilai

1I. Tujuan

2II. Tinjauan Pustaka

3III. Materi Metode

4IV. Kesimpulan dan Saran

5Daftar Pustaka

6Bonus

Total

Semarang, 19 April 2013AsistenPraktikan

Arintika WidhayantiSukron Alfi R.NIM. 26020211130064 NIM. 26020112120006

MengetahuiKoordinator Mata Kuliah

Indra Budi Prasetyawan, SSi, MTNIP. 19791003 200312 1002I. TUJUAN

Tujuan dari praktikum ini adalah:1.1. Mengetahui jenis-jenis alat yang digunakan dalam praktikum oseanografi fisika.1.2. Mengetahui prinsip kerja, bentuk (gambaran) dan data yang dihasilkan dari tiap-tiap instrument yang digunakan dalam praktikum Oseanografi Fisika.1.3. Mengetahui fungsi dan cara kerja alat yang digunakan dalam praktikum Oseanografi Fisiska.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Alat Pengukur Suhu, Salinitas dan Kecerahan2.1.1 CTD (Conductivity Temperature Depth)CTD (Conductivity Temperature Depth) adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur karakteristik air seperti suhu, salinitas, tekanan, kedalaman, dan densitas.. Secara umum, sistem CTD terdiri dari unit masukan data, sistem pengolahan, dan unit luaran (steve, 2009).Gambar 2.1.1 CTD(godac.jamstec.go.jp)

Unit masukan data terdiri dari sensor CTD, rosette, botol sampel, kabel koneksi dll. Sensor berfungsi untuk mengukur parameter karakteristik fisik air laut yang terdiri dari sensor tekanan, temperatur, dan konduktivitas. Botol sampel berfungsi sebagai wadah sampel air sedangkan rosset berfungsi untuk mengatur penutupan botol. Kabel koneksi berfungsi sebagai penompang, dan juga berfungsi sebagai pengantar sinyal. Telekomando akan memberikan sinyal kepada rosset untuk menutup botol secara berurutan, setelah mengambil sampel air laut. Alat ini terdiri dari 3 sensor utama, yaitu: sensor tekanan untuk pengukuran kedalaman sensor suhu dengan thermistor sel induktif (conductivity) sebagai sensor salinitas, juga dapat diberikan sensor tambahan seperti sensor klorofil, kekeruhan, oksigen dsb (hertikawati,2010).Pada Prinsipnya teknik pengukuran pada CTD ini adalah untuk mengarahkan sinyal dan mendapatkan sinyal dari sensor yang menditeksi suatu besaran, kemudian mendapatkan data dari metode multiplexer dan pengkodean (decode), kemudian memecah data dengan metode enkoder untuk di transfer ke serial data stream dengan dikirimkan ke kontrolunit via cabel (hertikawati,2010).Pengukuran tekanan pada CTD menggunakan strain gauge pressure monitor atau quartz crystal. Tekanan akan dicatat dalam desibar kemudian tekanan dikonversi menjadi kedalaman dalam meter. Sensor temperatur yang terdapat pada CTD menggunakan thermistor, termometer platinum atau kombinasi keduanya. Sel induktif yang terdapat dalam CTD digunakan sebagai sensor salinitas. Pengukuran data tercatat dalam bentuk data digital. Data tersebut tersimpan dalam CTD dan ditransfer ke komputer setelah CTD diangkat dari perairan atau transfer data dapat dilakukan secara kontinu selama perangkat perantara (interface) dari CTD ke komputer tersambung (hertikawati,2010).Cara kerja dari CTD adalah CTD diletakan pada kerangka Rosette. Kemudian probe dihubungkan dengan kabel elektrik yang ada kerangka Rosette. Berat dari kerangka Rosette tersebut sekitar 25 Kg dan menghabiskan panjang kabel sekitar 5 meter untuk mengikat probe ke lengan-lengan kerangka. Setelah semua perangkat di pasang, akan lebih baik jika kita memeriksa keseimbangan peralatan, jika dipastikan fix maka kita dapat mulai memasukan CTD kedalam laut (hertikawati,2010).Data yang dihasilkan dari CTD yaitu berupa :1. Data realtime : data yang dapat langsung terbaca pada monitor.2. Data konvensional : harus di download terlebih dahulu (hertikawati,2010).2.1.2 RefraktometerRefraktometer adalah alat pengukur pasut yang paling sederhana yang berupa papan dengan tebal 1 2 inci dan lebar 4 5 inci. Sedangkan panjangnya harus lebih dari tunggang pasut (seandy, 2010).Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar/ konsentrasi bahan terlarut. Misalnya gula, garam, protein, dsb. Prinsip kerja dari refraktometer sesuai dengan namanya adalah memanfaatkan refraksi cahaya. Refraktometer ditemukan oleh Dr. Ernest Abbe seorang ilmuan dari German pada permulaan abad 20 (Khopkar, S.M. 2007).

Gamabar 2.1.2 Refraktometer (Sumber: devi, 2012)

Refraktometer adalah alat ukur untuk menentukan indeks cairan atau padat, bahan transparan dengan refrektometry. Prinsip pengukuran: oleh cahaya, penggembalaan kejadian, total refleksi. Ini adalah pembiasan (refraksi) atau refleksi total cahaya yang digunakan. Sebagai prisma umum menggunakan 3 prinsip, satu dengan indeks bias disebut prisma. Cahaya merambat dalam transisi antara pengukuran prisma dan media sampel (cairan) dengan kecepatan yang berbeda indeks bias diketahui dari media sampel diukur dengan refleksi cahaya (anonim, 2010).Gamabar 2.1.2i Bagian Refraktometer (aprilia, 2012)

Refraktometer analog tradisional sering digunakan sebagai sumber cahaya sinar matahari atau lampu pijar untuk berpisah dengan filter warna detektor adalah skala yang dapat dibaca dengan sistem optik, optik dengan mata. Contoh refraktometer adalah Obbe refraktometer, Pulfrich refraktometer, Woltan Stans refraktometer (1802), Jellay refraktometer (Khopkar, S.M. 2007).

2.1.3 HoribaHoriba merupakan alat untuk mengukur kualitas suatu perairan. Instrumen ini berfungsi untuk mengetahui kualitas air pada suatu tempat dimana memungkinkan perhitungan di atas 11 parameter kualitas air. Instrumen ini di design untuk keduanya baik pekerjaan berat ataupun memudahkan dalam cara pengoperasian , sehingga ini sangatlah cocok untuk lapangan pekerjaan. Sampling di sungai, lingkungan dinding bawah, danau, run off, dan lain-lain (anonym, 2011).Horiba adalah suatu alat untuk aplikasi yang menuntut panjangnya kabel, dalam pengukuran pada berbagai poin-poin, atau menghubungkan pemeriksaan dengan alat untuk memilih komponen penting dari table atau data berikut. Multi-Probe Sensor mampu memeriksa kedalaman, daya konduksi, temperatur, dan kekeruhan.(anonnim 2011)Gambar 2.1.3 Horiba (sumber: indonetwork.co.id)

Unit W-23Xd , pengukuran bersama sampai kepada 13 parameter dari pH, oksigen yang dihancurkan, dan daya konduksi ke seawater bobot jenis dan berbagai ion akan dapat diperoleh jauh lebih cepat dan dibanding dengan instrumen konvensional adalah paling mudah. Dengan kemampuan pengukuran yang kuat, U-20Xd dirangkaikan secara ringkas untuk direkomendasikan untuk semua air, oleh para peneliti profesional dan peneliti berkwalitas. Sensor built-in memori berfungsi memungkinkan pengukuran berlanjut sepanjang satu bulan dalam pemeriksaan menyelam di dalam contoh itu. Personil tidak perlu untuk menjadi menyajikan sepanjang proses pengukuran data yang ditangkap oleh komputer pribadi di dalam lokasi yang terbatas. (anonym, 2011)Pengukuran pada kerendahan dengan tekanan tinggi dan ketahanan atasan nya , sensor yang dikembangkan baru saja memudahkan asurements sejauh 100 meter di bawah permukaan air. Begitu, sebagai penambahannya terhadap sungai, danau dan tempat-tempat yang lain, sehingga pengukuran high-precision sekarang dapat siap diperoleh dan mutu air dapat dimonitor pada tanggul, dan bahkan di dalam laut yang terbuka (anonym, 2011)Berbagai parameter fisika-kimia sangat dibutuhkan untuk mengetahui kualitas air. Horiba memiliki fungsi yang cukup lengkap. Melalui horiba kita bisa mendapatkan berbagai parameter-parameter fisika-kimia, diantaranya adalah: DO, PH, temperatur, konduktivitas, kedalaman, salinitas serta turbidity. Jadi horiba merupakan gabungan dari berbagai alat pengukur parameter yang dijadikan satu kesatuan dan penggunaan yang sederhana (anonym, 2011).

2.1.4 Secchi DiskSecchi disk di temukan oleh Fr. Pietro Angelo secchi, seorang astropsikis yang diminta untuk mengukur kecerahan Laut Mediterania atas perintah Komandan Cialdi seorang Kepala Angkatan Laut. Secchi menggunakan beberapa piringan putih untuk mengukur kecerahan air di laut Mediterania pada bulan April 1965. Secchi disk digunakan untuk mengukur seberapa dalam seseorang dapat melihat kedalam air (anonym, 2008).Gambar 2.1.4 Secchi Disk(sumber: umass.edu)

Caranya diturunkan ke dalam air dengan gulungan pita tahan air yang mana dipasang sampai tidak kelihatan. Disk kemudian diangkat sampai muncul kembali. Pada kedalaman air dimana disk hilang/tidak kelihatan dan muncul kembali adalah cara pembacaan Secchi disk. Level kedalaman dalam pembacaan pada pita pada permukaan air mulai jarak yang terdekat (anonym, 2008).Beberapa faktor yang mempengaruhi hasil penguikuran sechi Disk : penglihatan pada waktu pembacaan, waktu pembacaan pada hari tersebut atau waktu ketika data itu diambil (10 2 siang), faktor refleksi disk, warna air, partikel lumpur dan material lain yang tersuspensi dalam air.Prosedur memasukkan secchi disk dalam air menurut Davies-Colley Gunakan ukuran disk yang tepat untuk mengukur kecerahan (20 mm 0.15-0.5 m, 60 mm 0.5-1.5 m, 200 mm 1.5-5 m, 600 mm 5-15 m), yang dicat putih / hitam dan putih pada kuadran dan menggunakan pemberat agar menjaga agar tali tetap lurus. Pengukuran dilakukan disamping kapal yang terkena sinar matahari Waktu pembacaan cukup (minimal 2 menit) ketika disk dekat atau diangkat Catat kedalaman ketika disk hampir menghilang Angkat perlahan-lahan dan catat kedalaman ketik disk mulai terlihat kembali. Kedalaman secchi merupakan rata-rata dari hilang dan muncul kembali Pembacaan dilakukan dimungkinkan pada siang hari Kedalaman sedikitnya 50% lebih besar dibanding kedalaman secchi (anonym, 2008).

2.2. Alat Pengukur Arus2.2.1 Current MeterCurrent Meter adalah Alat Ukur Arah dan Kecepatan Arus Laut, Seluruh current-meter mekanik mengukur kecepatan dengan melakukan pengubahan gerakan linear menjadi menjadi angular. Secara umum current meter yang biasa dipergunakan memiliki dua tipe : dengan verctical axis meter dan axis meter horizontal. Dalam kedua perbedaan tersebut rotasi dan rotor dari propeller dipergunakan untuk menentukan kecepatanarus laut sesuai dengan pengaturan pada current-meter. Sebelum current-meter ditempatkan, hubungan antara rotasi dan kecepatan dengan mempergunakan towing tank (tampubolon, 2010).Gambar 2.2.1 Current Meter(sumber: hydrobiosis.de)Tiga type dari alat ukur kecepatan dengan mempergunakan hukum Faraday. Dimana konduktor (air) menggerakkan daerah medan magnet (diubah dengan kumparan berbeda kutub) yang menghasilkan voltase dengan adanya arus air. Jadi secara umum ada tiga jenis yang sering dipergunakan saat ini, prinsip electromagnetik dengan mengukur kecepatan mempergunakan hukum Faraday dengan menyatakan bahwa air mengakibatkan perubahan medan magnetik yang ada dalam bidang yang telah diatur sehingga menghasilkan tegangan yang berbeda secara linear sebanding dengan kecepatan arus (tampubolon, 2010).Elektrode dalam penelitian dapat mendeteksi tegangan yang dihasilkan oleh air. Karena current meter tidak bergerak bagian mereka tidak terganggu banyak sehingga tidak membutuhkan pemeliharaan yang terkait dengan permasalahan mekanik (tampubolon, 2010).Pengukuran kecepatan arus air disebut dengan Water current meter yang secara prinsip terbagi dalam tiga sistem, yaitu :1. Sistem Pencacah Putaran, yaitu current meter yang mengkonversi kecepatan sudut dari propeller atau baling-baling kedalam kecepatan linear. Biasanya jenis ini mempunyai kisaran pengukuran antara 0,03 sampai 10 m/s2. Sistem Elektromagnetik, pada sistem ini air dianggap sebagai konduktor yang mengalir melalui medan mamgnentik. Perubahan pada tegangan diterjemahkan kedalam kecepatan.3. Sistem Akustik, pada sistem ini digunakan prinsip Dopler pada transduser, juga biasanya berperan sekaligus sebagai receiver, yang memancarkan pulsa-pulsa pendek pada frekuensi tertentu. Pulsa-pulas direfleksikan ataupun disebarkan oleh partikel-partikel dalam air dan terjadi pergeseran frekuensi dari yang diterima kembali oleh receiver, dimana hal tersebut dapat diukur sebagai kecepatan arus air. (anonim)2.2.2 ADCP (Acoustic Doppler Current Profiler)Acoustic Doppler Current Profiler atau biasa disebut ADCP adalah suatu instrumen yang digunakan untuk mengukur gelombang. Alat ini mengirimkan sinyal akustik frekuensi tinggi yang dapat dipantulkan oleh plankton, sedimen tersuspensi, dan gelembung, semua yang diasumsikan melakukan perjalanan dengan kecepatan rata-rata air. ADCP memperkirakan kecepatan horisontal dan vertikal sebagai fungsi dari kedalaman dengan menggunakan efek Doppler untuk mengukur kecepatan relatif radial antara instrumen dan scatterers di laut (anonym, 2011).

Gamabar 2.2.2 ADCP (sumber: oc.nps.edu)Prinsip dasar perhitungan dari perhitungan gelombang yaitu kecepatan orbit gelombang yang berada dibawah permukaan dapt diukur dari keakuratan ADCP. ADCP mempunyai dasar yang menjulang,dan mempunyai sensor tekanan untuk mengukur pasang surut dan rata-rata kedalaman laut. Time series dari kecepatan, terakumulasi dan dari time series ini, kecepatan spektral dapat dihitung. Untuk mendapatkan ketinggian diatas permukaan, kecepatan spektrum dierjemahkan oleh pergeseran permukaan menggunakan kinematika linear gelombang.(anonym, 2011)Data dari ADCP dapat berupa :1. Data konvensional, berarti alat akan di tinggal dalam beberapa khari , kemudian data di download dari kartu memori.2. Data real-time : data yang dapat langsung terkirim ke data center atau pusat kendali.Spesifikasi :Alat ini masih jarang dipergunakan dalam penelitian , dipergunakan hanya dalam penelitian besar oleh suatu lembaga karena harganya yang mahal serta memerlukan biaya operasional yang besar (anonym, 2011).2.3. Alat Pengukur Pasang Surut2.3.1 Tide GaugeTide gauge adalah perangkat untuk mengukur perubahan muka laut. Perubahan muka laut disebabkan oleh pasang naik dan surut muka laut harian (gaya tarik bulan dan matahari), angin dan tsunami. Informasi yang diperlukankan untuk peringatan ini adalah pasang surut seketika sebelum terjadinya tsunami untuk peringatan ini di lokasi tersebut, kemudian pasang naik akibat tsunami adalah maklumat peringatan dini untuk lokasi yang lebih jauh. Accelerograph dan tide gauge dipasang pada tempat yang sama dalam sebuah shelter di pantai yang dilengkapi dengan sistem komunikasi dan sistem alarm. Peringatan pertama untuk kewaspadaan datang dari accelerograph apabila mencatat getaran kuat. Peringatan kedua datang dari tide gauge setelah mencatat perubahan mendadak muka laut. Dua peringatan tersebut disampaikan kepada: i. Masyarakat setempat berupa alarm ii. Aparat setempat yang bertugas untuk koordinasi evakuasi iii. BMG pusat untuk sistem monitoring dan maklumat darurat agar disebarkan ke lokasi lain (hazis, 2011).Gambar sistematika Tide Gauge (sumber: hazis, 2011)Tide gauge juga dapat dibezakan menjadi 3 jenis, yaitu :1. Tide staff, merupakan alat pengukur pasangsurut yang paling sederhana, berupa [papan dengan tebal 1 2 inci dan lebar 4 5 inci. Sedangkan panjangnya harus lebih dari tunggang pasangsurut. Dimana pemasangan tide gauge ini haruslah pada kedudukan muka air terendah (lowest water) skala 0 masih terendam air, dan saat pasang tertinggi skala terbesar haruslah masih terlihat dari muka air tertinggi (highest water). Dengan demikian maka tinggi rendahnya muka air laut dapat kita ketahui. Dan dari data yang dicatat dari skala tide gauge tersebut, kita dapat mengetahui pola pasang surut pada suatu daerah pada waktu tertentu. Dalam pemasangannya rambu tersebut disekrup atau ditempalkan pada kedudukan vertical pada tiang atau penyangga yang sesuai. Lokasi rambu harus berada pada lokasi yang aman dan mudah terlihat dengan jelas, tidak bergerak-gerak akibat gelombang atau arus laut. Tempat tersebut tidak pernah kering pada saat kedudukan air yang paling surut. Oleh karena itu panjang rambu pasangsurut yang dipakai sangat bergantung sekali pada kedudukan pasangsurut air laut di tempat tersebut. Bila seluruh rambu pasangsurut dapat terendam air, maka air laut tidak dapat dipastikan kedudukannya.Pada prinsipnya bentuk rambu pasangsurut hampir sama dengan rambu dipakai pada pengukuran sifat datar (leveling). Perbezaannya hanya dalam mutu rambu yang dipakai. Mengingat bagian bawah rambu pasangsurut harus dipasang terendam air laut, maka rambu dituntut pula harus terbuat dari bahan yang tahan air laut.Rambu pasangsurut hampir selalu digunakan pada pelabuhan-pelabuhan laut. Akan tetapi dalam hal ini biasanya titik 0 skala rambu diletakkan sama dengan muka surut s tsatempat, sehingga setiap saat tinggi permukaan air laut terhadap muka surutan tersebut atau kedalaman laut dapat diketahui berdasarkan pembacaan pada rambu. Dengan demikian hal ini sangat membantu bagi keamanan kapal yang akan berlabuh atau meninggalkan pelabuhan.

Ganbar Tide Staff (sumber: hazis, 2011)2. Floating tide gauge, prinsip kerja alat pengukuran pasut ini berdasarkan pada gerak naik turunnya permukaan laut yang dapat diketahui melalui pelampung yang dihubungkan dengan alat pencatat. Alat ini harus dipasang pada tempat yang tidak begitu besar dipengaruhi oleh gerakan air laut sehingga pelampung dapat bergerak secara vertical dengan bebes. Pengamatan pasut dengan alat ini banyak dilakukan, namun yang lebih banyak dipakai adalah dengan rambu pasut.

Gambar Floating Tide Gauge (sumber: hazis, 2011)3. Pressure tide gauge, prinsip kerjanya sama dengan floating tide gauge, hanya gerak naik turunya permukaan air laut, dapat diketahui dengan perubahan tekanan, yang terjadi di dasar laut. Alat ini diletakkan di dasar laut dan dihubungkan dengan alat pencatat (recording unit), yang kemudian data diolah dengan mengkonversikan tekanan yang tercatat ke dalam nilai kedalaman, sehingga akan kita dapatkan model pasang surut pada daerah tersebut. Alat ini dipasang sedemikian rupa,sehingga selalu berada di bawah permukaan air laut tersurut (LLW). Namun demikian alat ini jarang sekali digunakan untuk pengamatan pasut.

2.3.2 Tide Pole (palem Pasut)2 2.5 2.5 2.5 2.5.1 Metode yang digunakan untuk mengukur pasang surut yaitu dengan Tide Pole yang merupakan alat pengukur pasut yang paling sederhana yang berupa papan dengan tebal 1 2 inci dan lebar 4 5 inci. Sedangkan panjangnya harus lebih dari tunggang pasut. Dimana pemasangantide poleini haruslah pada kondisi muka air terendah (lowest water) skala nolnya masih terendam air, dan saat pasang tertinggi skala terbesar haruslah masih terlihat dari muka air tertinggi (highest water). Dengan demikian maka tinggi rendahnya muka air laut dapat kita ketahui dengan melihat menggunakan teropong atau melakukan pengamatan secara langsung mendekati pelem pasuttersebut, kita dapat mengetahui pola pasang surut pada suatu daerah pada waktu tertentu.Lokasi pemasangan palem pasut harus berada pada lokasi yang aman dan mudah terlihat dengan jelas, tidak bergerak-gerak akibat gelombang atau arus laut. Tempat tersebut tidak pernah kering pada saat kedudukan air yang paling surut. Oleh karena itu panjang rambu pasut yang dipakai sangat tergantung sekali pada kondisi pasut air laut di tempat tersebut. Pada prinsipnya bentuk rambu pasut hampir sama dengan rambu dipakai pada pengukuran sifat datar (leveling). Perbedaannya hanya dalam mutu rambu yang dipakai. Mengingat bagian bawah palem pasut harus dipasang terendam air laut, maka palem dituntut pula harus terbuat dari bahan yang tahan air laut. Biasanya titik nol skala rambu diletakkan sama dengan muka surutan setempat, sehingga setiap saat tinggi permukaan air laut terhadap muka surutan tersebut atau kedalaman laut dapat diketahui berdasarkan pembacaan pada rambu. Palem pasut hampir selalu digunakan pada pelabuhan-pelabuhan laut. Dengan demikian hal ini sangat membantu bagi keamanan kapal yang akan berlabuh atau meninggalkan pelabuhan (dharma, 2010).Alat yang diperlukan :1. Alat pertukangan (palu, kayu)2. Bambu seperlunya3. Kerung Beras Plastik4. Palem pasut yaitu papan kayu dengan panjang 4 meter, lebar 15 cm dan tebal 3 cm yang berskala tiap 20 cm

Gambar2.3.2 Palem Pasut (sumber: geoenviron.blogspot.com)1. Papan kayu 15 cm dan panjang 3 meter2. Tali nylon

Pencatatan data Pasut1. Pengamatan tinggi air dilaksanakan setiap 30 menit sekali dengan menggunakan palm.2. Pencatatan data pasut dilakukan dengan membaca ketinggian permukaan air yang ditunjukkan oleh skala palem.3. Dilakukan pada malam hari, hendaknya diterangi dengan menggunakan senter (dharma, 2010).2.4 Alat Pengukur Gelomang2.4.1 Wave Pole (Palem Gelombang)Wave pole adalah alat pengukur gelombang laut yang terdiri dari papan kayu dengan panjang 4 meter, lebar 15 cm dan tebal 3 cm yang berskala tiap 20 cm. Pengukuran tinggi gelombang dilakukan dengan mengamati puncak dan lembah, perhitungan periode gelombang dilakukan dengan menghitung waktu gerakan gelombang melewati titik tertentu (seandy, 2010).Gambar 2.2.3 Wave Pole (sumber: flagandbanner.com) Cara penggunaan wave pole (papan kayu panjang 4 meter berskala tiap 20 cm) mengkaitkannya dengan karung beras berisi pasir yang berfungsi sebagai pemberat yang menstabilkan tegakkan wave pole, stopwatch yang berfungsi menghitung waktu, dan buku pencatat gelombang yang berfungsi mencatat hasil-hasil pengamatan. Pengamatan gelombang yang dilakukan yaitu mengukur tinggi gelombang dan menghitung periode gelombang (seandy, 2010).Data yang dihasilkan dari pengamatan gelombang dengan wave pole berupa data yang mempunyai skala pengambilan data yang tentu kemudian tiap waktu pengambilan data tersebut dicatat tinggi gelombang pada saat itu, periode gelombangnya dan arah gelombang kemudian di rata-rata (seandy 2010).Spesifikasi :Papan kayu dengan panjang 4 meter, lebar 15 cm serta tebalnya 3cm, berskala tiap 20cm (seandy, 2010).

2.5 Sampler2.5.1 Botol NansenBotol nansen merupakan alat yang digunakan oleh survyor untuk mengambil sample air laut, danau dan sungai pada kedalaman tertentu. Botol ini terbuat dari tabung acrylic dengan ketebalan 5 mm dan bahan-bahan lainnya yang tahan karat serta memiliki sepasang steering fins yang berguna untuk menstabilkan botol ketika digunakan pada arus deras memiliki kapasitas 2.2 lt, 3.2 lt atau 4.2 lt dilengkapi termometer tali dan massanger Merk GET buatan Indonesia. Harga botol nansen ini adalah Rp 6.000.000,- (andy, 2010).Gambar. 3.1.1 Botol Nansen sumber: (yayatabdillah, 2010)Botol nansen dirancang pada tahun 1910 oleh penjelajah awal abad ke-20 bernama Fridtjof Nansen ahli kelautan dan dikembangkan lebih lanjut oleh Shale Niskin. Botol Nansen telah diganti dengan botol Niskin, yang terbuat dari plastik, dengan demikian tidak menimbulkan korosi logam seperti botol nansen. botol niskin ini juga sering disebut sebagai botol nansen karena desain dasarnya sama seperti botol Nansen (andy, 2010).Botol nansen adalah alat instrumen oseanografi yang digunakan untuk mendapatkan sampel air dan pembacaan suhu di berbagai kedalaman di laut. Botol ini merupakan sebuah sampel botol air laut dengan katup pegas di kedua ujungnya yang tertutup pada kedalaman yang sesuai dengan perangkat massengger yang diturunkan untuk menghubungkan kabel botol ke permukaan (andy, 2010).Jenis-jenis Botol Nansen1. Vertikal Point Water SamplerFungsi : kegunaan umum water sampling- fisik (suhu)- kimia (gas terlarut, nutrisi, logam)- biologis (photozooplankton) freeflushing, pembatasan sampel non-logam sederhana, sure-fire mekanisme penurunan vertikal beberapa sampel di kawat tunggal dapat digunakan inseries mengambil sampel dari berbagai kedalaman2. Horizontal Point Water SamplerFungsi : lapisan tipis- fisik (suhu)- kimia (gas terlarut, nutrisi, logam)- biologis (phytobacteriaplankton) penahanan sampel non-logam penurunan massenger memudahkan untuk mengisi(andy, 2010).

2.5.2 Sediment Grabsedimen grab adalah alat yang sering digunakan dalam pengangkatan sedimen permukaan dari dasar laut .Pengambilan dengan grab ini biasanya ditujukan untuk keperluan seperti analisa besar butir, analisa organisme bentos, dan analisa kimia sedimen terutama pada lapisan atas dari sedimen sampai beberapa cm kedalaman (angga, 2013).Gambar 3.1.2 Jenis-jenis Sediment Grab(sumber: sciencedirect.com)

sedimen grab ada yang terbuat dari besi, secara pengalaman saya dalam penggunaan grab sedimen atau metode penggunaan alat grab sedimen cukup mudah, untuk pengambilan sampel sendiri dibutuhkan beberpa orang untuk melakukan nya, pertama buka bagian grab dengan penarikan pada tali,setelah grab terbuka lalu turan kan ke permukaan dasar laut secara perlahan, saat grab sedimen sampai didasar permukaan akan terasa dengan kendornya tali, maka kita dapat mengankat grab,setelah pengankatan kita dapat melakukan pengecekan apakah sudah terdapat sedimen yang cukup untuk kita pakai, setelah terasa cukup didapatlah sedimen yang terperangkap pada alat, maka sedimen dapat disimpan diplastik untuk selanjutnya di bawa ke laboratorium untuk analisa lebih lanjut (angga, 2013).Adapun kelebiahan dan kekurangan alat ini. Alat familier secara mekanik Dalam grab sedeimen yang sederhana dibutuhkan beberapa orang untuk menarik, Mudah dalam penggunaan. Dengan grab sedimen yang sederhana dimungkinkan tidak mendapat kan sampel karena menutup sebelum mendapatkan sampel. Tidak dibutuhkan waktu yang lama untuk pengambilan sempel sedimen, Hanya bisa mengambil sampel di permukaan sedimen. Lokasi sampel dapat ditentukan dengan pasti kapal harus berhenti sewaktu alat dioperasikan, prakiraan kedalam perairan dapat diketahui sampel teraduk, dan beberapa fraksi sedimen yang halus mungkin hilang. Bisa mengambil daerah sampel sedimen dipermukaan, Tidak bisa untuk mendapatkan data dari beberapa lapisan yang lebih dalam (angga, 2013).

III. MATERI METODE2.5 Alat Pengukur Suhu, Salinitas dan Kecerahan2.5.1 CTD (Conductivity Temperature Depth)Unit pengolah terdiri dari sebuah unit pengontrol CTDS (CTD Sensor) dan komputer yang dilengkapi perangkat lunak. Unit pengontrol berfungsi sebagai pengolah sinyal CTD, penampil hasil pengukuran serta pengubah sinyal analog ke digital. CTD mengontrol setiap kegiatan akusisi dan pengambilan sampel serta kalibrasi. Setiap penekanan tombol fungsi sesuai pada menu, maka printer akan mencetak posisi, kedalaman, salinitas, konduktifitas dan temperatur sehingga kronologis kegiatan pengoprasian CTD dapat terekam (hertikawati, 2010).CTD diturunkan ke kolom perairan dengan menggunakan winch disertai seperangkat kabel elektrik secara perlahan hingga ke lapisan dekat dasar kemudian ditarik kembali ke permukaan. CTD memiliki tiga sensor utama, yakni sensor tekanan, sensor temperatur, dan sensor untuk mengetahui daya hantar listrik air laut (konduktivitas). Pengukuran tekanan pada CTD menggunakan strain gauge pressure monitor atauquartz crystal (hertikawati, 2010).Gambar 3.1.1 Bagian CTD(sumber: natureeducation.org)

Tekanan akan dicatat dalam desibar kemudian tekanan dikonversi menjadi kedalaman dalam meter. Sensor temperatur yang terdapat pada CTD menggunakan thermistor, termometer platinum atau kombinasi keduanya. Sel induktif yang terdapat dalam CTD digunakan sebagai sensor salinitas. Pengukuran data tercatat dalam bentuk data digital. Data tersebut tersimpan dalam CTD dan ditransfer ke komputer setelah CTD diangkat dari perairan atau transfer data dapat dilakukan secara kontinu selama perangkat perantara (interface) dari CTD ke komputer tersambung (hertikawati, 2010).Data yang dihasilkan dari CTD yaitu berupa :1) Data realtime : data yang dapat langsung terbaca pada monitor.2) Data harus di sdownload terlebih dahulu(hertikawati, 2010).2.5.2 RefraktometerRefraktometer merupakan alat pengukur salinitas yang cukup umum. Juga disebut sebagai pengukur indeks pembiasan pada cairan yg dapat digunakan untuk mengukur kadar garam. Prinsip alat ini adalah dengan memanfaatkan indeks bias cahaya untuk mengetahui tingkat salinitas air, karena memanfaatkan cahaya maka alat ini harus dipakai ditempat yang mendapatkan banyak cahaya atau lebih baik kalau digunakan dibawah sinar matahari jadi sehabis kita mengambil sampel air laut kita langsung menghitungnya dengan alat ini. Berikut langkah - langkahnya :1. Tetesi refraktometer dengan aquadest2. Bersihkan dengan kertas tisyu sisa aquadest yang tertinggal3. Teteskan air sampel yang ingin diketahui salinitasnya4. Lihat ditempat yang bercahaya5. Akan tampak sebuah bidang berwarna biru dan putih6. Garis batas antara kedua bidang itulah yang menunjukan salinitasnya7. Bilas kaca prisma dengan aquades, usap dengan tisyu dan simpan refraktometer di tempat kering (Rahayu, 2012).Gamabar 3.1.2 Lensa Refraktometer (sumber: instumentalis.blogspot.com)

2.5.3 HoribaCara menggunakan Horiba:1) kita cek terlebih dulu apakah horiba tersebut berfungsi sebagaimana mestinya sebelum digunakan, dan hindari dari sinar matahari karena alat ini sangat sensitif terhadap cahaya.2) kita tentukan terlebih dahulu kedalaman yang akan kita ukur.3) lalu kita membuka penutup dari sensor untuk memulai pemerikasaan.4) kita turunkan alat horiba tersebut perlahan-lahan atau pelan-pelan ke dasar perairan. Yang perlu diperhatikan bahwa yang dipegang bukanlah kabel yang tersambung pada horiba tetapi tali yang diikatkan pada kabel. Hal ini untuk menjaga apabila kabel pada horiba putus.5) sesudah sampai kedalaman yang telah ditentukan lihat horiba tersebut berapa angka yang muncul. Dan data yang muncul bisanya berurutan dimana dari pH, DO, konduktivitas, salinitas, TDS, spesifikasi air laut, temperatur , kedalaman, dan lain-lain.6) kita catat data yang keluar dari horiba tersebut.7) setelah itu kita angkat horiba pelan-pelan keatas kapal dengan memegang tali itu lagi8) setelah selesai pengukuran dalam tiap stasiun horiba tersebut harus disiram dengan alkohol supaya netral lagi.9) tutup sensor dari horiba, dan setelah ditutup hindarkan dari sinar cahaya matahari (adios, 2011).

2.5.4 Secchi DiskPrinsip dari secchi disk sebagai berikut, Piringan diturunkan ke dalam air secara perlahan menggunakan pengikat/talisampai pengamat tidak melihat bayangan secchi. Saat bayangan piringan sudah tidak tampak, tali ditahan/berhenti diturunkan. Selanjutnya secara perlahan piringan diangkat kembali sampai bayangannya tampak kembali (yunuz, 2008). Kedalaman air dimana piringan tidak tampak dan tampak oleh penglihatan adalah pembacaan dari alat ini. Dengan kata lain, kedalaman kecerahan oleh pembacaan piringan secchi adalah penjumlahan kedalaman tampak dan kedalaman tidak tampak bayangan secchi dibagi dua (yunuz, 2008). Warna hitam dan putih digunakan karena hitam adalah warna yang dapat mewakili warna gelap dan putih mewakili warna cerah.Jadi, Pemantulan panjang gelombang dari bahan berwarna putih dan hitam inilah yang menjadi dasar pengukuran kecerahan menggunakan instrument secchi disk (yunuz, 2008).

Gambar 3.1.4 Cara Kerja Sechi Disk (sumber: ecy.wa.gov)Prosedur memasukkan secchi disk dalam air menurut Davies-Colley : Gunakan ukuran disk yang tepat untuk mengukur kecerahan (20 mm 0.15-0.5 m,60 mm 0.5-1.5 m, 200 mm 1.5-5 m, 600 mm 5-15 m), yang dicat putih / hitam dan putih pada kuadran dan menggunakan pemberat agar menjaga agar talitetap lurus.Pengukuran dilakukan disamping kapal yang terkena sinar matahari Waktu pembacaan cukup (minimal 2 menit) ketika disk dekat atau diangkat. Catat kedalaman ketika disk hampir menghilang (yunuz, 2008). Angkat perlahan-lahan dan catat kedalaman ketika disk mulai terlihat kembali.Kedalaman secchi merupakan rata-rata dari hilang dan muncul kembali Pembacaan dilakukan dimungkinkan pada siang hari. Kedalaman sedikitnya 50% lebih besar dibanding kedalaman secchiKecerahan laut dinyatakan dalam meter (m). berikut ini standar data kecerahan pada model data yang berbeda : Data titik Kecerahan disimpan dalam field kecerahan dengan presisi sebesar 0,1 m. Data garis adalah data kecerahan dalam format garis memiliki interval 2 m. Garis yang adatergantung dari nilai minimum dan maksimum yang ada. Sebagai contoh bilakisaran data adalah 2,2 sampai dengan 6,5, maka garis yang ada adalah 2,0, 4,0dan 6,0. Data Poligon menampilkan suatu wilayah dengan nilai kisaran kecerahan yang sama. Acuandalam klasifikasi data poligon adalah sebagai berikut :a. interval poligon adalah satu digit di belakang koma.b. interval poligon adalah 2 m.c. kelas pertama dimulai dengan nilai kelipatan 2 di bawah nilai minimum.d. interval poligon dimulai dengan angka kelipatan 2 dan diakhiri dengan angkakelipatan 2 berikutnya dikurangi 0,1.e. kelas terakhir diakhiri dengan nilai kelipatan 2 di atas nilai maksimumdikurangi 0,1.(yunuz, 2008). Spesifikasi secchi disk : Terbuat dari bahan akrilik diameter 250-300 mm Pemberat terbuat dari bahan stainless steel 2 bagian warna putih, 2 bagian warna hitamTerdiri dari :Secchi disc, Pemberat, tali 20 meter(yunuz, 2008).3.2 Alat Pengukur Arus2.5.5 Current MeterPengukuran kecepatan arus air disebut dengan water current meter.Alat untuk megukur kecepatan arus air yang secara prinsip pengukurannya terbagi dalam tiga sistem, yaitu :1. Sistem Pencacah Putaran, yaitu current meter yang mernkonversi kecepatan sudut dari propeller atau baling-baling kedalam kecepatan linear. Biasanya jenis ini mempunyai kisaran pengukuran antara 0,03 sampai 10 m/s.2. Sistem Elektromegnetik, pada sistem ini air dianggap sebagai konduktor yuang mengalir melalui medan magnetik. Perubahan pada tegangan diterjemahkan kedalam kecepatan. 3. Sistem Akustik, pada sistem ini digunakan prinsip Dopler pada transduser, juga biasanya berperan sekaligus sebagai receiver, yang memancarkan pulsa-pulsa pendek pada frekuensi tertentu. Pulsa-pulsa direfleksikan ataupun disebarkan oleh partikel-partikel dalam air dan terjadi pergeseran frekuensi dari yang diterima kembali oleh receiver, dimana hal tersebut dapat diukur sebagai kecepatan arus air (r-panuturi, 2009).

2.5.6 ADCP (Acoustic Doppler Current Meter)Prinsip kerja ADCP berdasarkan perkiraan kecepatan baik secara horizontalmaupun vertikal menggunakan efek Doppler untuk menghitung kecepatan radialrelatif, antara instrumen (alat) dan hamburan di laut. Tiga beam akustik yang berbedaarah adalah syarat minimal untuk menghitung tiga komponen kecepatan. Beam keempat menambah pemborosan energi dan perhitungan yang error. ADCPmentransmisikan ping, dari tiap elemen transducer secara kasar sekali tiap detik. Echoyang tiba kembali ke instrumen tersebut melebihi dari periode tambahan, dengan echodari perairan dangkal tiba lebih dulu daripada echo yang berasal dari kisaran yanglebih lebar. Profil dasar laut dihasilkan dari kisaran yang didapat. Pada akhirnya,kecepatan relatif, dan parameter lainnya dikumpulkan diatas kapal menggunakan DataAcquisition System (DAS) yang juga secara optional merekam informasi navigasi,yang diproduksi oleh GPS (seandy, 2010).Perhitungan navigasi, menggunakan kalibrasi yang dilakukan sekali secaralengkap.Arus absolut yang melampaui kedalaman atau kedalaman referensididapatkan dari rata-rata kecepatan relatif kapal. Arus absolut pada setiap kedalamandapat dibedakan dari data terakhir dari kapal navigasi dan perhitungan relatif ADCP (seandy, 2010).

Gambar. Gelombang ADCP(sumber: Seandy, 2010)Prinsip dasar perhitungan dari perhitungan arus/gelombang yaitu kecepatanorbit gelombang yang berada dibawah permukaan dapt diukur dari keakuratan ADCP.ADCP mempunyai dasar yang menjulang,dan mempunyai sensor tekanan untuk mengukur pasang surut dan rata-rata kedalaman laut. Time series dari kecepatan,terakumulasi dan dari time series ini, kecepatan spektral dapat dihitung. Untuk mendapatkan ketinggian diatas permukaan, kecepatan spektrum dierjemahkan oleh pergeseran permukaan menggunakan kinematika linear gelombang (seandy, 2010).Langkah-langkah penggunaan ADCP :3.3 Instalasi alat3.3 Setting program ADCP3.3 Deploy ke stasiun penelitian3.3 Download data(seandy, 2010)

3.3 Alat Pengukur Gelombang3.3.1 Wave Pole (Palem Gelombang)Cara penggunaan wave pole (papan kayu panjang 4 meter berskala tiap 20 cm) mengkaitkannya dengan karung beras berisi pasir yang berfungsi sebagai pemberat yang menstabilkan tegakkan wave pole, stopwatch yang berfungsi menghitung waktu, dan buku pencatat gelombang yang berfungsi mencatat hasil-hasil pengamatan. Pengamatan gelombang yang dilakukan yaitu mengukur tinggi gelombang dan menghitung periode gelombang (dharma, 2010).

3.4 Alat Pengukur Pasang Surut3.4.1 Tide Pole (Palem Pasang Surut)Pengamatan arus secara langsung dilakukan secara berkelompok dengan menggunakan peralatan antara lain : stopwatch, kompas, dan alat float tacking yang sederhana menggunakan topdal (dari pelampung bola). Kemudian cara kerjanya dengan mengamati arah pergerakan permukaan laut yang kemudian dicatat dengan GPS dengan waktu 5 menit sekali. Dalam pengamatan mungkin terdapat kekurangan dalam mengambil titik tracking karena adanya keterbatasan waktu (anonym, 2012). Setelah didapat beberapa koodinat di beberapa titik tracking, maka selanjutnya koordinat yang paling selatan dan koordinat yang paling timur diurutkan dan dapat disusun pada tabel sebagai berikut :

contoh :NoSouthEast

1.064403.11083511.2

2.064402.81083511.0

3.064402.11083510.9

Kemudian diplotkan dalam kertas grafik yang memperlihatkan arah pergerakan arus. Grafik pergerakan arus dapat digambarkan pada grafik di bawah ini :

Dari gambar grafik yang telah diplotkan di atas, kemudian perlu menghitung variabel kecepatannya, yaitu dengan cara menghitung jarak tempuh arus selama selang waktu yang ditentukan yaitu selama 5 menit sekali dengan rumus kecepatan (anonym, 2012).

3.4.2 Tide GaugePrinsip kerja alat ini berdasarkan naik turunnya permukaan air laut yang dapat diketahui melalui pelampung yang dihubungkan dengan alat pencatat (recording unit). Pengamatan pasut dengan alat ini banyak dilakukan, namun yang lebih banyak dipakai adalah dengan cara rambu pasut. Papan yang paling dekat dengan pantai harus mencapai mean low water level agar pada saat surut terendah dapat terbaca skalanya. jika menginginkan pengukuran yang akurat maka pengukuran dilakukan di tempat yang pengaruh gelombangnya sedikit. Dekat pantai diatas mean high water biasanya dibuat penampungan yang dasarnya kira-kira 3 sampai 6 kaki ke bawah dari level lowest low water (anonym, 2013).Penampungan dihubungkan ke laut denagn pipa yang sempit dan menurun ke dasar. Ujung dari pipa dibuat semacam alat penyiram air yang dimasukan untuk pengairan dan boy untukmenahannya pada dasr laut. Pelampung akan naik turun dengan terisisnya air di penampungan, kawat tembaga yang dihubungkan dengan dihubungkan dengan pelampung melewati drum, dikarenakan pada drum akan terjadi perubahan level air. Pergerakan pada drum diteransmisikan ke stylus (pena jarum untuk mencatat) yang akan mencatat perubahan secara terus menerus pada secarik kertas yang terdapat pada alat tersebut (anonym, 2013).

3.5 Sampler3.5.1 Botol NensenCara Kerja Botol NansenBotol nansen diturunkan dari kapal dengan menggunakan bantuan tali yang diikat pada botol nansen dan dipasang secara terbalik, setelah itu diturunkan pada kedalaman laut yang diinginkan, kemudian menggunakan bantuan massengger, nansen yang dipasang terbalik tadi akan kembali menutup secara otomatis, setelah di dalamnya terisi dengan air laut, setelah itu botol nansen tersebut siap diangkat dari laut ke atas kapal. Contoh air laut selanjutnya dialirkan dari botol nansen dengan bantuan selang karet yang dipasang pada bagian krannya (abdilah, 2010).Botol nansen yang terbuat dari logam atau plastik diturunkan dengan menggunakan tali ke dalam laut, ketika telah mencapai kedalaman yang diinginkan maka massengger akan jatuh ke tali setelah mencapai botol, botol tersebut akan terbalik dan menjebak sampel air di dalamnya. Botol dan sampel di ambil dan diangkut menggunakan tali. Massengger yang kedua dapat diatur agar terlepas oleh mekanisme pembalik dan bergeser ke bawah tali sehingga sampai mencapai botol nansen. Dengan memperbaiki urutan botol dan massengger pada interval sepanjang tali, serangkaian sampel pada setiap tingkatan kedalaman dapat diambil (abdilah, 2010).Suhu air laut di kedalaman akan direkam dengan menggunakan termometer tertentu ke botol nansen. Termometer ini adalah termometer air raksa dengan penyempitan dalam tabung kapilernya, ketika termometer tersebut terbalik, menyebabkan tali berhenti dan termometer akan membaca suhu. Karena tekanan air pada kedalaman akan memampatkan dan mempengaruhi dinding termometer untuk menunjukkan suhu, maka termometer dilindungi oleh lapisan dinding yang tebal. termometer yang tidak dilindungi terlebih dahulu akan dipasangkan dengan pelindung, biasanya termometer ini digunakan untuk pembacaan suhu titik sampling pada tekanan yang memungkinkan (abdilah, 2010).

3.5.2 Sediment Grabmetode penggunaan alat grab sedimen cukup mudah, untuk pengambilan sampel sendiri dibutuhkan beberpa orang untuk melakukan nya, pertama buka bagian grab dengan penarikan pada tali,setelah grab terbuka lalu turan kan ke permukaan dasar laut secara perlahan, saat grab sedimen sampai didasar permukaan akan terasa dengan kendornya tali, maka kita dapat mengankat grab,setelah pengankatan kita dapat melakukan pengecekan apakah sudah terdapat sedimen yang cukup untuk kita pakai, setelah terasa cukup didapatlah sedimen yang terperangkap pada alat, maka sedimen dapat disimpan diplastik untuk selanjutnya di bawa ke laboratorium untuk analisa lebih lanjut (angga, 2013).Gambar 3.1.10 Sediment Grab (sumber: coastal dinamics.com)

V. KESIMPULAN DAN SARAN4.1 KesimpulanAda beberapa macam jenis alat yang digunakan dalam priktikum oseanografi beserta pengertian dan kegunaannya, adalah sebagai berikut:1. CTD adalah alat yang digunakan untuk mengukur salinitas, suhu, tekanan, kedalaman, DO, konduktivitas pada kedalaman yang diinginkan. Mempunyai 3 sensor.2. Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur salinitas, dengan cara memasukkan sampel air laut ke ujung refraktometer lalu kita lihat pada lensa refraktometer.3. Horiba adalah alat yang hampir sama dengan CTD namun memiliki satu sensor saja, alat ini alat terbaru untuk mengukur salinitas, suhu, takanan, dll buatan jepang. Alat ini hanya mengukur pada kedalaman yang kita inginkan saja.4. Sechhi Disk adalah alat yang digunakan untuk mengukur kekeruhan dan kerapatan plankton yang terdapat pada perairan, terdiri dari piringan yang berwarna hitam dan putih disertai tali.5. Current Meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan arus suatu perairan, mengukur lewat kecepatan baling-baling yang terdapat pada current meter tersebut.6. ADCP adalah alat semacam sonar yang gunanya memonitoring perairan, rancangan pembuatan pelabuhan, mengetahui arah arus yang datng.7. Palem Gellombang adalah alat yang terbuat dari papan yang digunakan untuk mengukur tinggi rendah suatu gelombang air laut pada perairan dangkal.8. Tide Gauge adalah alat untuk mengukur pasang surut otomatis suatu perairan. Melalui tinggi rendah gelombang, Biasanya terdapat pada bangunan pinggir pantai.9. Palem Pasut adalah alat sejenis palem gelombang yang digunakan untuk mengukur pasang surut suatu perairan secara manual (pengamatan langsung) melaui tinggi rendah gelombang yang ada pada perairang dangkal.10. Botol Nansen adalah alat berbentuk tabung dan mempunyai dua katup, alat ini digunakan untuk mengambil sample air laut.11. Sediment Grab adalah alat yang berbentuk seperti mulut robot dan berguna untuk mengambil sample sediment.4.2 saranLebih teliti dalam mengerjakan suatu laporan, memperhatikan asisten ketika menerangkan.DAFTAR PUSTAKAKhopkar, S.M. 2007. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-PRESSThorpe, Steve . A. 2009. Encyclopedia of Ocean Science. 2nd Edition. Elseiver Ltd. ItalyAnonym, 2008. Secchi disk. www.black-kong.blogspot.com/ Diakses pada Hari Rabu, 17 April 2013 pada pukul 13.00Anonym, 2011. Laporan Instrumentasi Kelautan Kampus Semarang. www.adios19.files.wordpress.com/ Diakses pada Hari Selasa, 15 April 2013 pada pukul 05.00Anonym, 2012. Oceanografi. www.geoenviron.blogspot.com/ Diakses Pada Hari Kamis, 18 April 2013 pada pukul 13.00Anonym, 2013. Mengenal Lebih dalam Tentang Pasang. www.inuinic.blogspot.com/ Diakses pada Hari Jumat, 26 April 2013 pada pukul 05.00Anonym. www.chemistry.org/ Diakses pada hari Rabu, 17 April 2013, Pukul 13.00Anonym, www.coastaldinamics.com/ Diakses pada hari Rabu, 17 April 2013, Pukul 13.00Anonym. www.eng.fui.com/ Diakses pada Hari Selasa, 15 April 2013 pada pukul 05.00Anonim. www.godac.jamstec.go.jp/ Diakses pada hari Rabu, 17 April 2013 pada pukul 20.00Anonym. www.indonetwork.co.id/ Diakses pada Hari Rabu, 17 April 2013 pada pukul 13.00Anonym, www.instrumentalis.blogspot.com/ Diakses pada Hari Selasa, 15 April 2013 pada pukul 07.00Anonym, www.oc.nps.edu/ Diakses pada Hari Selasa, 15 April 2013 pada pukul 05.00Anonym, www.sciencedirect.com/ Diakses pada Hari Selasa, 15 April 2013 pada pukul 07.00Anonym, www.wikkipedia.com/ Diakses pada hari Rabu, 17 April 2013 pada pukul 20.00 Anonym.www.wordpress.com/ Diakses pada Hari Rabu, 17 April 2013 pada pukul 20.00Andy, 2010. Botol Nansen. www.andycuklek.wordpress.com/ Diakses pada Hari Selasa, 15 April 2013 pada pukul 06.00 Aprilia, Murty. 2012. Refraktometer dan Polarimeter. www.murtyaprilia.blogspot.com/ Diakses pada Hari Rabu, 17 April 2013 pada pukul 20.00Angga, 2013. Penjelasan Grab sedimen Core Sampler. www.anggacows3.blogspot.com/ Diakses pada Hari Selasa, 15 April 2013 pada pukul 07.00Devi, 2012. Refraktometer dan Polarimeter. www.devibluup.blogspot.com/ Diakses pada hari Rabu, 17 April 2013 pad pukul 20.00Dharma, Dhama. 2010. Laporan Praktikum Oseanografi Fisika. www.dhamadharma.wordpress.com/ Diakses pada Hari Selasa, 15 April 2013 pad pukul 06.00Dillah, Yayatab. 2010. Botol Nansen. www.yayatabdillah.blogspot.com/ Diakses pada Hari Selasa, 15 April 2013 pada pukul 07.00Hazis. 2011. Jenis-jenis Peralatan Ukur. www.hazis.wordpress.com/ diakses pada hari Selasa, 15 April 2013 pada pukul 06.00Hertikawati, Winnie. 2010. (CTD) Conductivity Temperature Depth. www.winniehertikawati.blogspot.com/ Diakses pada hari Rabu, 17 April 2013 pada pukul 20.00Rahayu, putrisantoso. 2012. Alat Pengukur Salinitas Tekanan dan Suhu. www.rahayu-purtisantoso/ Diakses pada Hari Selasa, 15 April 2013 pada pukul 07.00r-panuturi, 2008. Water Current Meter. www.r-panuturi.blogspot.com/. Diakses Pada Hari Kamis, 18 April 2013 pada pukul 13.00Seandy, 2010. Acoustic Doppler Current Profiler (ADCP). www.seandi-laut-biru.blogspot.com/ Diakses pada hari Rabu, 17 April 2013 pada pukul 20.00Tampubolon, Aprilm. 2010. 9. www.aprilmtampubolon.wordpress.com/ Diakses pada Hari Selasa, 15 April 2013 pada pukul 05.00Yunuz, Muhammad. 2008. www.yunuzmuhammad.blogspot.com/ Diakses pada Hari Selasa, 15 April 2013 pada pukul 07.00