Makalah Modul I

37
KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas ini dapat Karies, modul I dengan judul “Restorasi pada Lesi Jaringan Keras Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin. Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan makalah, sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Begitu juga dengan teman kelompok 4 tutorial yang sudah bekerja sama dan turut andil dalam pembuatan makanalah ini. Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan penyusunan makalah ini. Demikianlah tugas ini disusun semoga bermanfaat dan berguna bagi kehidupan masyarakat. Makassar, 09 Oktober 2014 i

Transcript of Makalah Modul I

KATA PENGANTARDengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas ini dapat Karies, modul I dengan judul Restorasi pada Lesi Jaringan Keras Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan makalah, sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Begitu juga dengan teman kelompok 4 tutorial yang sudah bekerja sama dan turut andil dalam pembuatan makanalah ini. Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan penyusunan makalah ini. Demikianlah tugas ini disusun semoga bermanfaat dan berguna bagi kehidupan masyarakat.

Makassar, 09 Oktober 2014

Penyusun

DAFTAR ISIKATA PENGANTARiDAFTAR ISIiiBAB I PENDAHULUAN1A. LATAR BELAKANG1B. BATASAN TOPIK1BAB II PEMBAHASAN21. LESI PADA JARINGAN KERAS GIGI21. PROSES PEMERIKSAAN101. PENEGAKAN DIAGNOSIS131. PERTIMBANGAN SEBELUM PERAWATN151. KONTROL INFEKSI161. PRINSIP DASAR PREPARASI181. PENCEGAHAN KARIES19BAB III RINGKASAN21DAFTARPUSTAKA23

4BAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANGGigi merupakan organ manusia yang terpenting, tanpa gigi geligi manusia tidak dapat mengunyah makanan. Gigi berfungsi untuk mengunyah beraneka ragam makanan dengan tekstur dan nilai gizi yang berbeda-beda. Kehilangan gigi merupakan penyebab terbanyak menurunnya fungsi pengunyahan. Kehilangan gigi dapat mempengaruhi kesehatan umum dan rongga mulut sehingga akan mempengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan.Gigi adalah salah satu bagian yang terkuat dari tubuh manusia. Email adalah bagian yang paling keras dari gigi. Gigi tidak mudah rusak kecuali akan larut jika terkena asam. Penyebab utama gigi berlubang adalah adanya proses demineralisasi email yang disebabkan oleh asam yang diproduksi oleh bakteri dalam jumlah banyak akibat perkembangbiakan bakteri yang tidak terkontrol di dalam rongga mulut. Streptococcus mutans adalah salah satu bakteri yang mendapat perhatian khusus, karena kemampuannya dalam proses pembentukan plak dan gigi berlubang (caries).

B. BATASAN TOPIK1. Menjelaskan etiologi, gejala-gejala yang berhubungan dengan kerusakan jaringan keras gigi pada pasien.2. Menjelaskan tentang klasifikasi karies dan prinsip dasar preparasi.3. Menjelaskan kontrol infeksi, proteksi diri dan strerilisasi alat-alat yang digunakan.4. Menjelaskan hal-hal yang perlu dipertimbangkan sebelum melakukan perawatan.

BAB IIPEMBAHASAN

A. LESI PADA JARINGAN KERAS GIGIGigi merupakan bagian terkeras dari tubuh manusia. Secara garis besar, struktur gigi terdiri atas enamel, dentin, dan pulpa. Meskipun gigi merupakan bagian terkeras dari tubuh, gigi juga dapat mengalami kerusakan., kerusakan atau lesi pada gigi dapat terjadi pada jaringan keras atau jaringan lunak gigi. Secara umum, lesi merupakan suatu istilah yang luas untuk menggambarkan zona jaringan yang terganggu akibat adanya penyakit atau trauma. Lesi pada gigi terbagi atas lesi pada jaringan keras dan lesi pada jaringan lunak. Lesi pada jaringan keras gigi terbagi atas dua, yaitu : lesi karies dan non-karies.1. Lesi KariesKaries ( secara harfiah berrarti busuk) didefinisikan sebagai penyakit pada jaringan keras gigi yang disebabkan oleh kerja mikroorganisme. Ditandai dengan adanya demineralisasi bahan inorganik dan penghancuran bahan organik. Ketika makin mendekati pulpa, karies akan menimbulkan perubahan-perubahan dalam bentuk dentin reaksioner dan pulpitis (mungkin disertai rasa nyeri dan bisa berakibat terjadinya invasi bakteri dan kematian pulpa. 1,2a. Etiologi KariesAda empat faktor penting yang dapat menimbulkan karies, yakni :1) Plak gigi2) Karbohidrat yang cocok (terutama gula)3) Permukaan gigi yang rentan4) WaktuKeempat faktor ini bekerja sama yaitu beberapa macam bakteri plak mempunyai kemampuan untuk melakukan fermentasi substrat karbohidrat dalam makanan yang sesuai (misalnya : glukosa dan sukrosa) sehingga membentuk asam dan mengakibatkan turunnya pH sampai di bawah 5 atau 4,5 dalam tempo 1-3 menit dan plak tersebut tetap asam untuk beberapa waktu. Untuk kembali ke pH normal sekitar 6-7, diperlukan waktu sekitar 30-60 menit. Anjloknya pH yang berulang-ulang dalam waktu tertentu mengakibatkan terjadinya demineralisasi pada permukaan gigi yang rentang dan karies pun terjadi.Proses demineralisasi mulai ketika bakteri spesifik melekat erat pada gigi dalam lapisan yang disebut dental plak (atau biofilm) dan terdedah terhadap karbohidrat diet dalam waktu yang cukup. Karbohidrat ini bereaksi dengan bakteri untuk membentuk asam (seperti asam laktat) yang berperan pada sturktur keras gigi, mengakibatkan hilangnya mineral. Oleh karena mineralnya hilang, struktur gigi yang terkena menjadi lunak, karena proses berlanjut, dapat terbentuk lubang.Streptococcus mutans dan lactobacilli adalah dua tipe bakteri yang diketahui mendukung terjadinya karies. Makanan yang mengandung gula, seperti permin, madu, pastry, dan khususnya non-diet, soft drink yang mengandung gula mendukung terbentuknya asam dan dapat merusak struktur termineralisasi gigi. Selain itu, substart (lingkungan gigi ; saliva dan diet) juga sangat berperan dalam proses terjadinya karies. Substrat terdiri atas saliva dan diet yang merupakan bagaian dari lingkungan gigi (host). Saliva berperan sebagai pembersih gigi yang cepat membersihkan debris dari mulut dan sebagai penyeimbang pH yang diproduksi oleh bakteri. Adanya gangguan kelenjar saliva, efek dari obat-obatan atau radioterapi dapat menyebabkan karies. Ketika aliran saliva menurun atau berhenti, dapat terjadi peningkatan retensi makanan. Hilangnya fungsi buffer oada saliva menyebabkan kondisi asam pada rongga mulut dapat memicu terjadinya karies. Sedangkan, diet dipengaruhi oleh adanya kandungan karbohidrat dalam makanan, frekuensi intake karbohidrat, dan kandungan vitamin dalam makanan. 1,2, 3Selain itu, faktor-faktor yang menunjang terjadinya karies, yaitu :1. Keturunan Dari suatu penelitian 12 pasang orang tua dengankeadaan gigi yang baik, terlihat bahwa anak-anak dari 11 pasang orang tua memiliki keadaan gigi yang cukup baik. Disamping itu dari 46 pasang orang tua dengan presentasi karies yang tinggi, hanya 1 pasang yang memiliki anak dengan gigi yang baik, 5 pasang dengan presentasi karies, selebihnya 40 pasang dengan presentase karies yang tinggi. Tapi, dengan teknik pencegahan karies yang demikian maju pada akhir-akhir ini, sebetulnya faktor keterunan dalam proses terjadinya karies tersebut telah dapat dikurangi.2. Ras Keadaan tulang rahang suatu ras bangsa mungkin berhubungan dengan presentase karies yang semakin meningkat atau menurun. Misalnya, pada rasa tertentu dengan rahang yang sempit, sehingga gigi gigi pada rahang sering tumbuh tidak teratur, tentu dengan keadaan gigi yang tidak teratur ini akan mempesukar pembersihan gigi, dan ini akan mempertinggi presentase karies pada ras tersebut.3. Umur Sepanjang hidup dikenal 3 fase umur dilihat dari sudut gigi geligi.1) Periode gigi campuran, disini Molar 1 paling sering terkena karies.2) Periode pubertas (remaja) umur antara 14 s/d 20 tahun. Pada masa pubertas terjadi perubahan hormonal yang dapat menimbulkan pembengkakan gusi, sehingga kebersihan mulut menjadi kurang terjaga. Hal inilah yang menyebabkan presentase karies lebih tinggi.3) Umur antara 40 s/d 50 tahun. Pada umur ini sudah terjadi tertraksi atau menurunnya gusi dan papil sehingga, sisa-sisa makanan sering lebih sukar dibersihkan.4. MakananMakanan makanan yang lunak dan melekat pada gigi akan merusak gigi seperti : bonbon, coklat, biskuit dan lain sebagainya.4

b. Daerah Rentan KariesKarena karies disebabkan oleh plak bateri, maka permukaan gigi yang rawan terhadap karies adalah permukaan yang mudah menjadi timbunan dan berkembang biaknya plak. Permukaan gigi tersebut adalah :1) Ceruk (pit) dan fissur dipermukaan oklusal gigi molar dan premolar, ceruk bukal molar dan ceruk palatal insisif atas.2) Permukaan halus email di daerah approximal sedikit ke arah serviks dan daerah kontak.3) Email pada tepi serviks di daerah tepi gingiva. Pada gigi yang mengalami resesi gingiva , daerah tempat stagnasinya plak yaitu pada permukaan akar yang terbuka.4) Tepi restorasi, terutama yang membpunyai celah antara restorasi dan giginya yang tumpatannya menggemper (overhang). 2

c. Klasifikasi KariesKaries diklasifikasikan berdasarkan ;1) Berdasarkan lokalisasi kariesG.V. Black mengklasifikasikan kavitas atas 5 bagian dan diberi tanda dengan nomor Romawi, dimana kavitas diklasifikasi berdasarkan permukaan gigi yang terkena karies. Pembagian tersebut adalah : Kelas IKaries yang terdapat pada bagian oklusal (pit dan fissure) dari gigi premolar dan molar (gigi posterior). Dapat juga terdapat pada bagian gigi anterior di foramen caecum. Kelas IIKaries yang terdapat pada bagian approximal dari gigi gigi molar dan premolarm yang umumnya meluas sampai ke bagian oklusal. Kelas IIIKaries yang terdapat pada bagian approximal dari gigi depan, tetapi belum mencapai margo incisalis (belum mencapai 1/3 incisal gigi). Kelas IVKaries yang terdapat pada bagian approximal dari gigi gigi depan dan sudah mencapai margo incisal (telah mencapai 1/3 incisal). Klas V Karies yang terdapat pada bagian 1/3 leher dari gigi-gigi depan maupun gigi belakang pada permukaan labial, lingual, palatal ataupun bukal dari gigi. Klas VIKaries yang terdapat pada incisal edge dan cusp oklusal pada gigi belakang yang disebabkan oleh abrasi, atrisi atau erosi.52) Berdasarkan stadium karies Karies SuperficialisKaries ini mengenai enamel saja, sedang dentin belum terkena Karies MediaKaries ini sudah mengenai dentin, tetapi belum melebihi setengah dentin. Karies ProfundaKaries ini sidah mengenai lebih dari setengah dentin dan kadang-kadang sudah mengenai pulpa.3) Berdasarkan letak anatominya Karies pit dan fissureKaries pit dan fissure terjadi pada daerah oklusal gigi posterior dan bukal serta lingual gigi molar dan pada permukaan lingual gigi insisivus rahang atas

Karies smooth surfaceKaries ini terjadi pada sepertiga dari bukal dan lingual dan pada permukaan proximal gigi. Karies akarKaries ini terjadi pada daerah akar (sementum dan dentin).4) Berdasarkan apakah lesi baru atau lesi berulang Karies PrimerKaries primer menunjuk pada lesi yang terjadi sebelum dilakukan restorasi Karies rekurenKaries ini merupakan lesi yang tumbuh atau ada pada daerah yang berbatasan dengan daerah yang sudah direstorasi. Residual kariesResidual karies merupakan karies yang terjadi akibat tertinggalnya jaringan karies pada saat dilakukan preparasi.5) Berdasarkan aktifitas karies Karies aktif Karies aktif merupakan lesi yang terus menerus terjadi dan menandakan bahwa karies tersebut aktif. Karies inaktif ( Arrested Karies)Karies inaktif merupakan lesi yang pada awalnya terbentuk kemudia berhenti.6) Berdasarkan kecepatan aktifitas Karies akut Kaies akut merupakan karies yang berjalan menuju pulpa dengan kecepatan yang cepat. Rampan karies Rampan karies merupakan karies aktif yang terjadi lebih dari satu gigi dan terjadi pada pasien yang sama.karies ini timbukl secara tiba-tiba / mendadak. Proses karies sangat cepat, menyebar luas dan bahkan dapat menyebabkan pulpa terkena, dan mengenai semua permuakaan gigi. Biasanya diesbakan karena seringnya makan makanan yang mengandung karbohidrat dan gula diantara waktu makan, faktor keturuanan / berkurangnya sekresi saliva dan kekentalan saliva, dan faktor psikologis (stress). Karies kronikKaries ini berjalan menuju pulpa sangat lambat, menunjukkan warna gelap dengan konsistensi kronik.7) Berdasarkan lebar jalan masuk karies Forward kariesKaries ini menggambarkan ketika karies pada enamel besar atau sama besar dengan karies pada dentin. Backward kariesKaries jenis ini memiliki lebar sepanjang dentinoenamel junction lebih besar dari karies yang ada pada email.8) Berdasarkan jumlah permukaan gigi Simple caries : terjadi pada satu permukaan Compound caries : terjadi pada dua permukaan Karies kompleks : terjadi pada lebih dari dua permukaan.9) Klasifikasi berdasarkan jarak Incipient caries : mencapai kurang dari setengah ketebalan enamel. Moderate caries : mencapai lebih dari setengah ketebalan enamel tetapi tidak mencapai dentinoenamel junction. Advanced caries : mencapai dentinoenamel junction dan kurang dari setengah jarak ke kavitas pulpa. Severe caries : mencapai lebih daru setengah jarak ke kavitas pulpa.1,4d. Gejala karies Karies menunjukkan gejala pada saat tahapnya relative sudah lanjut, misalnya terlihatnya diskolorasi coklat atau hitam, terdapatnya kavitas, terasa adanya lubang dalam gigi dengan sentuhan lidahnya atau sudah terasa nyeri.Kariesnya sendiri, sekalipun sudah sampai dentin, tidak menimbulkan rasa nyeri, namun kavitas yang terbentuk menimbulkan nyeri yang lumayan derajatnya jika termasuki makanan manis atau terangsang oleh panas atau dingin. Secara norma, email dan dentin nekrotik melindungi dentin yang sensitive dan pulpa dari stimuli tersebut. Akan tetapi, suatu penyebab yang paling umum atas timbulnya nyeri, yang bisa sangat parah adalah pulpitis yang timbul pada tahap lanjut penjalaran karies ketika karies sudah sangat dekat ke pulpa atau bahkan sudah menembusnya.Pulpa yang terinflamasi secara kronik bisa tidak menimbulkan gejala atau hanya menyebabkan gejala ringan saja. Sebaliknya, pulpitis akut terasa sangat nyeri dan rasa nyerinya sering dipicu oleh stimulus panas atau dingin. Lebih parah lagi, nyerinya tidak dapat dirasakan dengan tepat pada gigi yangmana, dan pasien hanya mampu menunjukkan kuadran atau bahkan sisi mulutnya saja yang terasa nyeri.2

2. Lesi Non-KariesLesi non karies yaitu hilangnya permukaan jaringan keras gigi yang bukan disebabkan oleh karies atau trauma dan merupakan akibat alamiah dari proses penuan. Lesi non karies terdiri atas ;a. ErosiErosi merupakan suatu lesi non-karies dengan kondisi hilangnya permukaan gigi yang disebabkan oleh bahan kimia atau proses elektrolit yang berasal dari non bakteri, yang pada umumnya disebabkan oleh asam.b. AtrisiAtrisi digambarkan sebagai permukaan gigi yang hilang disebabkan oleh adanya gesekan gigi antar permukaan gigi dengan gigi antagonisnya tanpa adanya pengaruh bahan asing, yang terjadi selama penelanan, berbicara, dan penggridingan gigi. c. AbrasiAbrasi digambarkan sebagai permukaan gigi yang hilang disebabkan karena adanya benda asing atau exogenous menjadi lebih kuat pada permukaan gigi yang terjadi selama proses pengunyahan manakan, menggosok gigidan penggunaan alat interdental cleaning dan karena adanya kebiasaan buruk seperti menggigit kuku.d. ResorbsiDigambarkan sebagai pembersihan biologis pada jaringan keras oleh sel vital khusus. Meskipun begitu, kemungkinan ada bahan yang hilang dari permukaan luar gigi.e. DemasticationMenggambarkan hilangnya bagian dari gigi selama proses mastikasi dari bolus makanan. 5

B. PROSES PEMERIKSAAN DAN PENCATATAN RIWAYAT PENYAKITRiwayat lengkap penyakit biasanya diselesaikan sebelum pemeriksaan dimulai. Pola yang biasa digunakan bagi pencatatan riwayat penyakit dan pemeriksaan akan berupa urutan seperti berikut :1. Alasan kedatangan pasienSebagian pasien datang karena memiliki masalah mendesak seperti nyeri atau trauma, sementara yang lain datang untuk pemeriksaan rutin tanpa gejala tertentu. Jika terdapat gejala, pasien hendaknya dibantu agar berani mengemukakan gejala tersbut denga sejelas-jelasnya dan seteliti-telitinya. 2. Riwayat medisInformasi yang biasanya diperlukan adalah :Mengenai pasien Nama, alamat, nomor teleponInformasi ini sangat penting dan harus selalu diperiksa keakuratannya. Sangat mungkin di ruang tunggu ada pasien dengan nama yang sama. Umur, jenis kelamin, pekerjaanUmur banyak kaitannya dengan keadaan perkembangan gigi pada pasien muda dan penting karena berbagai sebab pada umur yang lebih tua. Jenis kelamin pasien biasanya tidak berpengaruh pada perawatan walaupun tetap dicatat untuk menghindari kekeliruan. Pekerjaan pasti berpengaruh pada keadaan penyakit (misalnya erosi karena industry) dan dapat mempengaruhi ketersediaan waktu bagi perawatannya. Sikap dan motivasi terhadap kesehatan gigi dan perawatannyaJika informasi mengenai umur dan pekerjaan dapat di peroleh dengan mudah melalui pertanyaan langsung, maka penilaian sikap pasien terhadap kesehatan gigi dan motivasinya, lebih sukar. Pertanyaan langsung biasanya tidak akan membantu karena pasien akan cenderung menjawab dengan jawaban yang bisa menyenangkan dokter giginya. Akan tetapi, sikap pasien akan menjadi jelas selama berlangsungnya komunikasi, terutama jika percakapan berlangsung seputar pengalaman pasien dan perawatan yang pernah diterima. Diet. Memainkan peran penting dalam terbentuknya karies dan dapat pula berperan dalam proses kausan gigi, suatu pembahasan mengenai diet dengan pasien seringkali amat bermanfaat. KebiasaanSangat bermanfaat jika dicari informasi mengenai kebiasaan pasien dalam menggosok gigi dan pasta gigi yang dipakainya. Tetapi kebiasaan lain pun dapat pula relevan, misalnya merokok yang mungkin dapat menimbulkan pewarnaan pada permukaan gigi. Kemampuan membayar biaya perawatan dan biaya-biaya lainnyaSebagian besar perawatan gigi mengharuskan pasien melakukan pengeluaran yang cukup besar. Pada pasien yang tidak masuk dalam system asuransi, biasanya harus membayar sendiri seluruh biaya perawatannya. Bagi yang ikut pun, seringkali sebagian biaya masih harus dibayar sendiri.Mengenai keadaan umum dan kesehatan pasienDisini suatu daftar periksa biasanya bermanfaat dan juga diajukan pertanyaan-pertanyaan serta tindak lanjut jika diperlukan, mengenai : Riwayat penyakit dada dan penyakit jantung Medikasi yang sedang dilakukan atau baru saja dilaksanakan Alergi Kesukaran dalam menghentikan pendarahan setelah pencabutan atau cedera. Perawatan di rumah sakit terakhir kali. Penyakit lain Kehamilan.Riwayat kesehatan gigi Riwayat kesehatan gigi pasien di masa lalu, dapat memberi bantuan yang sangat berharga. Perawatan yang pernah dilakukan menunjukkan kerentanan gigi serta sikap pasien terhadap perawatannya. Latar belakang keluarga dan masyarakatJika dicurigai adanya kelainan yang diturunkan, hendaknya diteliti silsilah keluarganya. Pada kasus lain sikap pasien terhadap kesehatan gigi, baik yang positif maupun yang negative, yang tercermin dari silsilah keluarga dapat sangat membantu menunjukkan keadaan pasien pada saat itu atau mengenai sikapnya terhadap perawatan. Demikian juga halnya dengan latar belakang social pasien. Aspek lain dari latar belakang masyarakat-misalnya ketersediaan waktu berkunjung yang berulang-ulang juga dapat menentukan macam perawatan.C. Pemeriksaan pendahuluan D. Penilaian awal dari kondisi kesehatan gigi dan rongga mulut secara umum dan masalah khusus, jika ada.E. Komunikasi lebih lanjut untuk mengungkapkan rincian lebih banyak dari gejala (jika ada), dan latar belakang masalah yang mungkin relevan, misalnya diet, keadaan sosialnya dsb.F. Pemeriksaan lanjutan yang lebih rinci.G. Penilaian umum dari kesadaran pasien akan kesehatan giginya dan harapan-harapannya.H. Tes khususPemeriksaan 1. Keadaan umumDalam pemeriksaan, pasien bisa terlihat gugup atau tenang, bisa tampak segar atau loyo, atau bisa juga kelihatan bersih rapi atau kotor dan kumal. Hal tersebut atau pengamatan lainnya yang serupa akan membantu perawatan tetapi tidak merupakan penentu. 2. Keadaan ekstraoralUntuk mengetahui keadaan ekstraoral, lakukanlah pemeriksaan palpasi pada sendi temporomandibula dan kelenjar limfe. Periksalah keadaan bibir dan apakah ada asimetri. Jika terdapat luka atau bekas luka pada bibir, mungkin giginya juga mengalami cedera. Jika masalah yang dialami pasien termasuk juga masalah penampilan, dokter gigi dapat membuat penilaian pribadi mengenai ini sambil mendengar uraian pasien.3. Keadaan umum rongga mulut Hygiene rongga mulut berkaitan dengan karies dan penyakit periodontium. Menentukan apakah rongga mulut pasien dirawat dengan baik oleh pasien sendiri maupun dokter gigi yang merawat sebelumnya akan merupakan hal yang bermanfaat. Pasien yang melantarkan kesehatan giginya tidak serta merta akan tetap terus berperilaku demikian. Banyak pasien yang kepedulian akan kesehatan giginya menjadi meningkat setelah memperoleh perawatan.2

C. PENEGAKAN DIAGNOSIS KARIESPenegakan diagnosis lesi karies secara dini makin menjadi hal yang sangat penting sejak disadari bahwa karies bukan hanya suatu proses demineralisasi saja melainkan proses destruksi dan reparasi yang silih berganti. Ludah merupakan cairan yang sangat baik untuk menimbulkan remineralisasi dan keseimbangan dapat diarahkan kepada keadaan yang menguntungkan reparasi yakni dengan jalan modifikasi diet, penggunaan fluor secara benar, dan pembuangan plak. Prosedur penegakan diagnosisPenegakan diagnosis karies memerlukan pencahayaan yang baik dan obyek (gigi) yang kering dan bersih. Jika terdapat banyak kalkulus atau plak, maka semuanya harus dibersihkan dahulu sebelum mencoba menegakkan diagnosis dengan tepat. Kemudian dilakukan pemeriksaan perkuadran dengan jalan mengisolasinya menggunakan gulungan kapas,dan mengeringkannya dengan udara atau butiran kapas.Penegakan karies di ceruk dan fisurKaries di ceruk dan fisur pada tahapnya yang masih dini sukar didiagnosis karena lesi terbentuk di kedalaman fisur dan tidak mudah dilihat. Sonde dapat dipakai dengan hati-hati untuk menghilangkan plak dan fisur gigi tapi jangan ditekankan ke dalam fisur. Diagnosis klinis terutama ditegakkan dengan bantuan penglihatan, penemuan berubahnya warna permukaan terhadap kavitasi dan terdapanya email yang berwarna abu-abu akibat terdapatnya karies menggaung. Radiograf sayap gigi merupakan sarana yang sangat berharga dalam mendeteksi karies oklusal di dentin, walaupun karies email tidak terlihat. Pada saat lesi tersebut terlihat pada radiograf, lesi sudah mengenai dentin. Dengan demikian jelas bahwa penegkan diagnosis karies di ceruk dan fisur secara dini sukar di tegakkan. Selain itu, keadaan anatomic daerah tersebut memudahkan menyebarnya karies; tidak memudahkan terhentinya karies. Penegakan diagnosis karies permukaan aproksimalSepertinya halnya dengan fisur,sangatlah sukar melihat lesi karies email dini dipermukaan aproksimal. Jika lesi terdeteksi pada pemeriksaan klinis, biasanya keadaan lesi relative telah lanjut; lesi telah menjalar ke dentin dan terlihat sebagai daerah berwarna abu-abu kemerah merahan yang berbayang di daerah linger tepi.Radiograf sayapgigi sangat bermanfaat dalam penegakan diagnosis. Akan tetapi hendaknya diingat bahwa teknik ini relative tidak peka. Jika pada radiograf sayap gigit lesi telah terliahat mencapai email, biasanya secara histologic karies itu telah mencapai dentin.Lesi email aproksimal akan terlihat sebagai suatu daerah segitiga berwarna hitam di email pada radiograf sayapgigit. Lesi bisa terlihat hanya di email luar, seluruh kedalaman email, di email , dan dentin bagian luar atau mencapai seluruh kedalaman dentin. Pada yang terakhir ini, pulpa sering menjadi terbuka oleh proses penjalaran karies.Umur pasien juga menentukan risiko karies seseorang. Karies email terjadi paling banyak pada anak-anak muda dan makin tua umurnya kecepatan karisenya sering semakin berkurang. Penyebab pengurangan ini bisa disebabkan oleh berubahnya diet dan hygiene oralnya karena pasien menjadi lebih dewasa. Selain itu emailnya pun menjadi lebih matang sehingga menjadi kurang rentan terhadap karies. Akan tetapi, orang tua pun dapat mempunyai lesi karies baru jika factor-faktor seperti diet atau aliran ludah terganggu.2Manfaat informasi diagnostik bagi penanggulangan karies Ada empat pendekatan yang diambil dalam penanggulangan karies yakni: Mencoba menghentikan penyakit dengan upaya-upaya preventif Membuang jaringan karies dan menggantinya (dengan restorasi-tindakan operatif) Gabungan kedua pendekatan diatas Pencabutan gigi2 D. HALHAL yang PERLU DIPERTIMBANGKAN SEBELUM MELAKUKAN PERAWATANa. Status Oral Hygine OH buruk Penggunaan pasta gigi non fluoride Frekuensi membersihkan gigi rendah Perawatan orthodontik Penggunaan gigi tiruanb. Dental history Riwayat multiple Frekuensi panggantian restorasic. Faktor faktor obat-obatan Obat-obatan penyebab xerostomia Gastrik reflux Sjorgens syndrome Gula yang mengandung obat-obatand. Faktor sosio-ekonomis Rendahnya pengetahuan Kemiskinan Tidak ada suplement fluoride 1

E. KONTROL INFEKSISecara umum, penggunaan sarung tangan, masker, pelindung mata, plastik hambatan untuk melindungi peralatan, desinfektan, dan alat sterilisasi merupakan prosedur utama yang harus dilakukan oleh dokter gigi untuk mencegah terjadinya infeksi silang. Tanpa adanya proteksi diri dari seorang dokter gigi maka akan memungkinkan terjadinya kontaminasi selama proses perawatan gigi berlangsung baik secara langsung maupun tidak langsung.1. Riwayat KesehatanRiwayat kesehatan bertujuan sebagai berikut : a. untuk mendeteksi ada tidaknya penyakit pada pasien untuk menunjang diagnosis dan perawatan.b. untuk mengidentifikasi setiap infeksi atau tingginya risiko yang memungkinkan untuk seorang dokter yang terkena selama pemeriksaan, pengobatan atau prosedur pembersihan.c. membantu dalam mengelola dan merawat pasien terinfeksid. untuk memperkuat penggunaan pengendalian infeksi yang memadai prosedurSalah satu yang perlu diidentifikasi adalah tampilan dari pasien itu sendiri seperti mengamati keadaan pasien yang ditunjang dengan melihat adanya gejala misalnya adanya gangguan pernapasan yang terus-menerus, berkeringat di malam hari, kelelahan kronis, dan berat badan yang menurun dapat diidentifikasi sebagai gejala infeksi HIV atau TBC.

2. Proteksi DiriProteksi diri bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi silang baik karena adanya kontaminasi langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, seorang dokter gigi diharuskan memakai alat pelindung selama proses perawatan berlangsung.a. Sarung tanganPenggunaan sarung tangan berfungsi untuk melindungi adanya kontaminasi yang terjadi selama perawatan berupa darah, saliva, atau luka infeksi juga kontaminasi pada alat-alat yang digunakan selama proses perawatan. Penggunaan sarung tangan hanya digunakan pada satu pasien setiap kali perawatan. Sarung tangan tidak dapat dicuci dan harus dilepaskan dengan hati-hati untuk menghindari kontaminasi lain. Jika selama pemakaian sarung tangan robek, maka dengan cepat sarung tangan dilepas dan kedua tangan dicuci dengan sabun kemudian memakai sarung tangan yang baru.

b. Mencuci tangan. Selama proses perawatan seorang dokter gigi harus melepas jam tangan, perhiasan, dan cincin (atau setidaknya dengan proyeksi diperbesar atau hal-hal yang dapat menembus sarung tangan), kemudian mencuci tangan dengan pembersih yang cocok.Tangan harus disabun selama 10 detik, menggosok semua permukaan, dan dibilas. Pembersih tangan yang mengandung antiseptik ringan, seperti parachlorometaxyleno l 3% (PCMX) atau chlorhexidine.

c. Kacamata pelindung, masker, dan rambut.Kacamata pelindung dapat terdiri dari kacamata dengan perisai sisi padat. Penggunaan masker bertujuan untuk melindungi diri dari aerosol. Penggunaan masker harus berubah antara setiap pasien atau setiap kali menjadi lembab atau terlihat kotor. Setelah penggunaannya, masker harus dibuang pengobatan bukan memakainya. Orang harus menghindari menyentuh masker dan mata memakai selama perawatan untuk menghindari kontaminasi silang. Ketika kacamata atau pelindung diganti, maka harus segera dibersihkan dan didesinfeksi. d. Pelindung Overgarments. Overgarment digunakan sebagai pelindung pakaian dan kulit

STERILISASI ALATSterilisasi alat merupakan suatu metode yang digunakan untuk mensterilkan alat alat yang akan digunakan selama perawatan pasien. Ada empat macam metode sterilisais ditambah dengan metode tambahan untuk mensterilkan alat, yaitu :1. Sterilisasi AutoclaveSterilisasi dengan uap dilakukan dengan menggunakan autoclave uap. Waktu yang dibutuhkan pada suhu 250oF (121 oC) adalah minimum 15 menit di 15 lb tekanan. Uap yang dihasilkan pada autoclave lebih efisien untuk memusnahkan bakteri dibandingkan dengan air mendidih atau panas kering.2. Sterilisasi Uap Kimia Untuk metode ini digunakan panas 270 oF (131 oC) dan 20 lb tekanan dalam waktu 30 menit. Campuran formaldehyde, alkohol, keton, air dan aseton yang dipanaskan di bawah tekanan akan membentuk gas yang dapat mensterilkan instrumen.3. Sterilisasi Panas Kering Suhu yang baik untuk sterilisasi menggunakan alat yaitu 320oF (>160oC) dalam waktu 30 menit. 4. Sterilisasi Etthylene OxideSterilisasi ETOX merupakan metode terbaik untuk instrumen kompleks dan bahan lembut. Digunakan dengan suhu di bawah 100oC.5. Boiling WaterBoiling adalah metode desinfeksi tingkat tinggi ketika sterilisasi sesungguhnya tidak dapat terjangkau. Ini harus dilakukan dengan merendam seluruh bagian instrument dan merebusnya pada suhu 98 oC - 100 oC.6

F. PRINSIP DASAR PREPARASIPrinsip dasar preparasi kavitas dikembangkan oleh Dr. GV Black pada awal tahun 1900-an dan diterapkan secara unik pada setiap kelas karies dan tipe bahan restorasi. Prinsip dasar preparasi, yaitu :a. Membentuk OutlineBentuk outline adalah bentuk eksternal preparasi dimana gigi yang dipreparasi bertemu gigi yang belum dipreparasi. Adapun prinsipnya, yaitu : Memperluas preparasi samapu email yang sehat. Preparasi untuk tujuan preventif : dokter gigi mengevaluasi perlunya memperbesar preparasi pada email di luar daerah karies berdasarkan resiko pasien tersebut. Memberi akses yang cukup : outline restorasi harus cukup besar bagi dokter gigi untuk memastikan bahwa semua struktur gigi yang karies telah diambil dan instrumen yang diperlukan untuk memasukkan bahan tambalan. Memberi bentuk retensi : dokter gigi harus mendesain preparasi untuk memastikan ruang bagi ketebalan bahan tambalan yang cukup agar sisa struktur gigi cukup kuat dan tetap solid untuk menahan tekanan oklusal.b. Memberi bentuk retensiBentuk retensi adalah desain preparasi yang mencegah lepasnya restorasi.c. Menghilangkan karies dan merawat pulpaDokter gigi biasanya mempreparasi outline dan retensi untuk preparasi kavitas sampai kedalaman tepat di bawah DEJ. Apabila karies meluas sampai mendekati pulpa, jaringan vital gigi ini perlu dilindungi dengan pelapik (dental liner) dan semen basis.d. Penyelesaian dinding preparasiPenggunaan handpiece dengan bur yang sesuai untuk menghaluskan dinding dan mengambil email yang tidak sehat .e. Membersihkan preparasiSebelum restorasi kavitas, operator harus menghilangkan debris gigi, pendarahan, saliva, dan kelebihan semen basis.f. Evaluasi preparasi akhir.3

G. PENCEGAHAN KARIES Telah ditekankan bahwa karies merupakan proses destruksi dan reparasi yang silih berganti. Mengingat penyakit ini memerlukan bakteri plak, substrat karbohidrat, dan permukaan gigi yang rentan, maka terdapat tiga cara dalam pencegahan karies. Hilangkan substrat karbohidrat Upaya yang relative sederhana, seperti mengurangi frekuensi konsumsi gula dengan membatasi konsumsi gula hanya pada waktu makan dan memakai bahan pengganti gula pada minuman panas, biasanya cukup efisien. Meningkatkan ketahanan pejamuEmail dan dentin yang terbuka dapat menjadi lebih tahan terhadap karies dengan pemakaian fluor. Ceruk dan fisur yang dalam dapat dibuat resisten (tahan) dengan menutup atau menambalnya dengan resin penutup fisur. Hilangkan bakteri plakSecara teoritis, permukaan gigi yang bebas plak tidak akan mengalami karies, namun penghilangan plak secara total dari daerah tertentu (misalnya fisur) tidak mungkin dilakukan, dan tidak selalu praktis untuk dilakukan (misalnya di daerah proksimal yang untuk pembuangan plaknya membutuhkan keterampilan dalam menggunakan benang gigi secara baik). Walaupun demikian, di daerah lainnya (misalnya di daerah serviks) pengendalian plak dapat dilakukan dengan efektif dan dapat mencegah karies.2

BAB IIIRINGKASAN

Karies ( secara harfiah berrarti busuk) didefinisikan sebagai penyakit pada jaringan keras gigi yang disebabkan oleh kerja mikroorganisme. Ditandai dengan adanya demineralisasi bahan inorganik dan penghancuran bahan organik. Ada empat faktor penting yang dapat menimbulkan karies, yaitu ; plak gigi, karbohidrat yang cocok (terutama gula), permukaan gigi yang rentan, dan waktu. Keempat faktor ini bekerja sama yaitu beberapa macam bakteri plak mempunyai kemampuan untuk melakukan fermentasi substrat karbohidrat dalam makanan yang sesuai (misalnya : glukosa dan sukrosa) sehingga membentuk asam dan mengakibatkan turunnya pH sampai di bawah 5 atau 4,5 dalam tempo 1-3 menit dan plak tersebut tetap asam untuk beberapa waktu. Untuk kembali ke pH normal sekitar 6-7, diperlukan waktu sekitar 30-60 menit. Anjloknya pH yang berulang-ulang dalam waktu tertentu mengakibatkan terjadinya demineralisasi pada permukaan gigi yang rentang dan karies pun terjadi.Pengklasifikasian karies sangat beragam, ada berdasarkan tingkat keparaha, lokasi terjadinya, dll. Pengklasifikasian tersebut bertujuan untuk memudahkan seorang dokter gigi dalam melakukan preparasi kavitas. Sebelum melakukan preparasi diperlukan sebuah prinsip preparasi kavitas. Preparasi ini bertujuan untuk mempertahankan kembali kondisi antaomis gigi meskipun tidak seanatomis morfologi gigi sebelumnya. Dalam melakukan preparasi ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan seperti ; seorang dokter gigi harus mampu melakukan anamnesis terhadap pasien guna mengetahui kondisi pasien juga sebagai bahan acuan seroang dokter gigi untuk memproteksi dirinya dari kontaminasi antara pasien dengan dirinya. Yang dapat menyebabkan adanya infeksi silang baik yang berasal dari kontaminasi langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode yaitu kontrol infeksi. Metode ini merupaka suatu prsedur yang harus dilakukan sebelum melakukan perawatan terhadap pasien, seperti proteksi diri dengan menggunakan sarung tangan , pelindung mata, rambut, dan kulit, mencuci tangan sebelum dan setelah perawatan. Selain diri sendiri yang diproteksi juga diharuskan untuk mensterilkan alat-alat yang akan digunakan selama proses perawatan. Hal in betujuan untuk mencegah adanya infeksi silang antara pasien dan dokter gigi.

DAFTAR PUSTAKAi. Garg N, Garg A. Textbook of preclinical conservative dentistry. Ed. 1st. New Delhi : Jaypee ; 2011. P. 51-59.ii. Kidd E A M, Smith B G N, Pickard H M. Manual konservasi restorasi menurut pickard. Ed. 6st. Jakarta : Widya Medika l 2002. P.3-41.iii. Scheid R C, Weiss G. Woelfel anatomi gigi. Ed. 8th. USA : Lippincott Williams & Wilkins ; 2014. P. 308-309.iv. Tarigan R. Karies gigi. Jakarta : Hipokrates ; 1990. P. 17-19, 41-47.v. Yip K HK, Smales R J, Koidonis J A. Tooth erosion prevention and teratment. Ed. 1st. New Delhi : Jaypee ; 2006. P. 2-3.vi. Roberson M T, Heymann H O, Swift E J. Art and science of operative dentistry. Ed. 5th. Philadelphia : Elsevier ; 2006. P. 381-383