Oral Lansia

16
Merawat kesehatan gigi merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang dan lebih begitu, orang tua. Mereka perlu untuk menerima yang terbaik dalam kehidupan sehari-hari. Cara terbaik adalah  bahwa teknik yang dik uasai oleh para pengasuh mereka. Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat diikuti. Orang tua adalah sensitif tentang memiliki kepala atau mulut mereka disentuh. Lakukan  perlahan-lahan dan menjelaskan apa yang Anda akan laku kan. Berbicara dengan suara lembut dan membuat mereka merasa nyaman ketika menyikat gigi atau membersihkan gigi dengan  benang gigi. Gunakan sikat gigi bulu lembut. Sikat gigi deng an gerakan memijat lembut melingkar. Ganti sikat setiap tiga bulan. Hindari menyikat lidah. Menggores itu dengan lidah  pengerik untuk mengh ilangkan kotoran dan bakteri. Sikat gigi jug a bisa diikat ke tangan mereka untuk memberi mereka kemerdekaan dan penting. Sikat gigi otomatis juga bisa digunakan. Flossing tips yang cukup penting juga. Jika Anda tidak terbiasa, cobalah flosser otomatis. Awalnya mungkin gusi sakit dan berdarah, tetapi ini akan segera berlalu. Selalu ingat untuk benang belakang gigi terakhir di dalam mulut. Ini dapat menghilangkan partikel-  partikel makanan dan kotoran di mana tidak ada sikat dapat men capai. Sementara tugas ini dilakukan pada mereka, mengalihkan perhatian mereka dengan meletakkan di TV atau radio. Ada tips tentang gigi palsu juga. Sebelum memasang gigi palsu di pagi hari, gusi dan langit-langit mulut harus disikat dengan pasta gigi lembut untuk menghilangkan plak. The gigi palsu harus dibersihkan setiap hari. Setiap geligi palsu sumbing, retak atau rusak harus diperbaiki secara profesional oleh dokter gigi. Pastikan bahwa pas gigi palsu; ketika mereka membawa luka menyakitkan di mulut mereka.

description

Perawatan oral pada lansia

Transcript of Oral Lansia

Merawat kesehatan gigi merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang dan lebih begitu, orang tua. Mereka perlu untuk menerima yang terbaik dalam kehidupan sehari-hari. Cara terbaik adalah bahwa teknik yang dikuasai oleh para pengasuh mereka. Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat diikuti.

Orang tua adalah sensitif tentang memiliki kepala atau mulut mereka disentuh. Lakukan perlahan-lahan dan menjelaskan apa yang Anda akan lakukan. Berbicara dengan suara lembut dan membuat mereka merasa nyaman ketika menyikat gigi atau membersihkan gigi dengan benang gigi. Gunakan sikat gigi bulu lembut. Sikat gigi dengan gerakan memijat lembut melingkar. Ganti sikat setiap tiga bulan. Hindari menyikat lidah. Menggores itu dengan lidah pengerik untuk menghilangkan kotoran dan bakteri. Sikat gigi juga bisa diikat ke tangan mereka untuk memberi mereka kemerdekaan dan penting. Sikat gigi otomatis juga bisa digunakan. Flossing tips yang cukup penting juga. Jika Anda tidak terbiasa, cobalah flosser otomatis. Awalnya mungkin gusi sakit dan berdarah, tetapi ini akan segera berlalu. Selalu ingat untuk benang belakang gigi terakhir di dalam mulut. Ini dapat menghilangkan partikel-partikel makanan dan kotoran di mana tidak ada sikat dapat mencapai. Sementara tugas ini dilakukan pada mereka, mengalihkan perhatian mereka dengan meletakkan di TV atau radio. Ada tips tentang gigi palsu juga. Sebelum memasang gigi palsu di pagi hari, gusi dan langit-langit mulut harus disikat dengan pasta gigi lembut untuk menghilangkan plak. The gigi palsu harus dibersihkan setiap hari. Setiap geligi palsu sumbing, retak atau rusak harus diperbaiki secara profesional oleh dokter gigi. Pastikan bahwa pas gigi palsu; ketika mereka membawa luka menyakitkan di mulut mereka.

RENCANA PERAWATAN YANG PASTI

Jika perawatan primer telah selesai dilakukan, dokter gigi harus dapat memeriksa keadaan mulut pasien dengan lebih akurat. Sekarang dapat dilakukan penilaian ulang dan jika perlu, merevisi rencana perawatan awal serta menyusun rencana perawatan yang pasti.

Perawatan KeduaRekontruksi untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam rongga mulut, seperti keausan gigi geligi dan pembuatan mahkota gigi.

Perawatan KetigaPerawatan mendasar setelah selesainya suatu rekontruksi, yaitu pentingnya kunjungan pemeliharaan gigi pasien secara teratur. Tahap ini terbagi tiga, yaitu :1. Pencegahan Mencakup instruksi kebersihan mulut berkelanjutan untuk mendukung pasien dalam usahanya membersihkan gigi-gigi yang telah direstorasi ke level standar atau lebih optimal daripada sebelum rekontruksi.2. PengawasanKunjungan ulang secara teratur untuk memastikan standar pemeliharaan mulut yang adekuat tetap dipertahankan.3. PemeliharaanDitujukan untuk seluruh pekerjaan restorative.

PERAWATAN PADA PASIEN GERIATRIKPerawatan pada pasien geriatrik terbagi dua, yaitu:1. Pasien dentulusObservasi keadaan gigi geligi yang masih ada. Jika terdapat masalah, seperti karies, keausan gigi, dan lain-lain maka dilakukan perawatan.2. Pasien edentulousPembuatan gigi tiruan.PERUBAHAN YANG TERJADI PADA PASIEN LANJUT USIA

1. Perubahan fisiologis

Proses umum penuaan tidak dapat diterangkan dengan jelas. Hal ini sering dijabarkan sebagai gabungan dari fenomena fisiologis normal dan degenerasi patologis. Penuaan dapat didefinisikan sebagai suatu hal biologis di mana proses tersebut merupakan hal yang genetik, suatu terminasi yang tak terelakkan dari pertumbuhan normal. Segi patologis dari penuaan termasuk 1). proses destruksi, yang kemungkinan berkaitan dengan reaksi autoimun, atau 2). akumulasi dari pengaruh trauma-trauma minor yang terjadi sepanjang hidup. Berbagai penyakit tertentu yang pernah dialami sepanjang kehidupan cenderung memperkuat besarnya perubahan degeneratif yang terjadi pada usia lanjut. Usia lanjut juga mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan perubahan patologis. Terjadinya perubahan fisiologis yang normal pada pasien lanjut usia sepertinya sukar dijelaskan. Mungkin tidak pernah terjadi suatu perubahan fisiologis yang benar-benar murni pada usia lanjut tanpa dipengaruhi adanya penyakit sama sekali. Meskipun demikian beberapa kecenderungan perubahan sesuai dengan pertambahan usia dapat diprediksi.Regresi pada fungsi tubuh secara umum mulai terjadi pada usia 25 hingga 30 tahun dan berlanjut terus sampai akhir hayat. Penurunan metabolisme selular menyebabkan berkurangnya kemampuan sel untuk bertumbuh dan reparasi. Laju pembelahan sel (mitosis) menurun sehingga pada usia 65 tahun deplesi selular mendekati 30%. Karena semua jaringan, organ dan sistem tidak bergeser dengan kecepatan yang sama, struktur komposit tubuh dan fungsinya juga berbeda pada pasien usia lanjut dibandingkan dengan pasien muda. Temuan sistemik dan temuan pada rongga mulut hendaknya diinterpretasikan dalam kaitan dengan bagaimanakah seharusnya hal itu didapati pada pasien sehat yang berusia sama.Secara umum kondisi fisiologis pasien lanjut usia akan ditemui kemunduran pertumbuhan tulang dan tulang rahang. Resorbsi terjadi merata pada rahang atas dan rahang bawah. Kemampuan menjaga kebersihan rongga mulut menurun dan terjadi osteoporosis.

2. Perubahan mental pada pasien lanjut usia

Pola kemampuan mental dan sikap pasien lanjut usia merupakan hasil interaksi kompleks dari pengalaman masa lalu, ketuaan fisiologis dan perubahan sosial ekonomi pasien. Perubahan dalam kemampuan fisik, penampilan serta peranan pasien tersebut di dalam kehidupan keluarga dan di masyarakat sering menimbulkan stres yang sangat besar pada pasien lanjut usia. Kemampuan untuk menerima kenyataan dan mengatasi stres yang timbul menentukan apakah seseorang itu bertumbuh dengan sukacita atau merana. Berkaitan dengan perubahan usia terjadi perubahan pada indera tertentu dan sistem syaraf pusat, terjadi kemunduran kemampuan untuk menerima serta menyimpan informasi. Fungsi seperti pengertian logika dan persepsi spasial berkurang atau bisa hilang sama sekali. Bagaimana mengantisipasi dan melakukan tindakan (problem solving) atas sesuatu hal sudah lebih sulit dilakukan dan informasi yang tidak relevan sering menjadikannya lebih membingungkan. Sebaliknya, kemampuan atau ilmu yang dulunya dia peroleh sepertinya tetap bertahan; karena itu, pada pasien lanjut usia, pola sikap fisiologis dan psikologis yang konstan tidak dapat terlalu ditekankan.Perawatan prostodonsi terhadap kasus kerusakan/kehilangan gigi merupakan salah satu faktor untuk mendukung adaptasi mental yang dapat dilakukan pada pasien lanjut usia. Sewaktu pembuatan gigi tiruan, ada berbagai faktor lain yang perlu diperhatikan agar pembuatan gigi tiruan yang dilakukan dapat lebih berhasil dalam membantu kemampuan adaptasi mental pasien.Perubahan dalam penampilan dan kapasitas fisik dapat menimbulkan tekanan mental. Hilangnya atau memutihnya rambut, rusak atau tercabutnya gigi serta kekuatan fisik yang menurun mengarah kepada self image yang buruk. Pasien tersebut memandang dirinya seperti sudah tidak berguna atau hanya menyusahkan orang saja! Berkurangnya pendengaran dan kemunduran fisik dapat pula menyebabkan orang tersebut tidak dapat diterima bekerja di pekerjaan yang dia tekuni sebelumnya sehingga akibatnya dia lebih banyak tergantung pada orang lain (teman atau keluarga) dan hal ini kembali menambah beban mental baginya.Status sosial seorang pasien lanjut usia pada dasarnya merupakan refleksi dari penilaian masyarakat. Pandangan sosial yang ada di masyarakat telah menciptakan suatu subkelompok pasien lanjut usia sebagai suatu kelompok minoritas yang terbesar. Kelompok lanjut usia ini sering dianggap melambangkan orang-orang yang tidak berguna, pemikirannya tidak begitu dihargai, tidak memerlukan kehidupan seks lagi dan sakit-sakitan. Ironisnya mereka yang membuat diskriminasi ini sebenarnya sedang menuju kepada terminasi itu sendiri! Hanya waktu yang memisahkan kelompok mereka. Masa pensiun, seyogianya merupakan waktu yang didambakan oleh para pegawai untuk menikmati masa tua sebagai hasil jerih payah bekerja selama ini. Pada kenyataannya keadaan yang mengerikan yang diterima setelah memperoleh keputusan pensiun seperti: berkurangnya penghasilan, hilangnya sahabat yang selama ini menjadi teman berinteraksi, tidak tahu apa yang hendak dilakukan, dan sebagainya, sehingga membuat orang tersebut pada awalnya mengalami frustrasi yang berat (semacam post power syndrome). Seberapa besar kemampuan pasien lanjut usia dalam mengatasi hal ini sangat banyak dipengaruhi oleh sifat karakteristik orang tersebut, tetapi sebagian besar (dalam kaitannya dengan judul pidato ini) dapat juga dipengaruhi oleh kemampuan pendekatan yang dilakukan oleh dokter gigi.

Secara umum sifat pasien prostodonsia dapat digolongkan atas 2 kelompok besar yaitu 1. tipe pendiam (the quiet mind) dan 2. tipe neurotic atau kelompok yang lebih sukar, yaitu kelompok pasien yang membutuhkan lebih dari sekadar pembuatan gigi tiruan. Terhadap pasien dengan tipe pendiam ini pada dasarnya tidaklah sulit melakukan pendekatan perawatan, tetapi kepada kelompok yang kedua perlu dilakukan pendekatan khusus. Pasien tipe neurotic atau yang termasuk ke dalam kelompok yang lebih sukar dapat pula dikelompokkan atas: 1. mildly neurotic, dan 2. severely neurotic. Selanjutnya pasien yang tergolong kepada mildly neurotic dapat dibedakan atas 4 tipe utama yaitu: 1. anxious, 2. suspicious, 3. aggressive dan 4. indifferent. Setiap individu sebenarnya memiliki keempat tipe sifat-sifat yang disebutkan di atas, tetapi pada masing-masing pasien nervus ringan secara spesifik dijumpai salah satu dari sifat tersebut lebih dominan. Pasien yang tergolong pada tipe nervus berat (severely neurotic); pasien seperti ini memiliki kelainan jiwa yang lebih parah, maka untuk perawatannya perlu dikirim atau konsultasi ke dokter syaraf/psikiater. Dengan mengetahui tipe temperamen pasien, operator dapat mempersiapkan teknik pendekatan yang sesuai sehingga bisa dijalin kerjasama yang baik antara dokter gigi dengan pasien sepanjang proses perawatan dan pembuatan gigi tiruan maupun penanganan keluhan. Cara perawatan yang lebih efektif dapat dilaksanakan menyangkut peningkatan motivasi pemeliharaan gigi tiruan, kesehatan jaringan rongga mulut serta penjadwalan kontrol berkala sesuai dengan yang disepakati.

3. Perubahan sistemik dan degradasi yang terjadi pada pasien lanjut usiaSistem syaraf pusat terutama sangat peka terhadap ketuaan karena sel-sel otak tidak direproduksi. Meskipun sitoplasma sel-sel individu memang terlibat dalam proses destruksi parsialis dan replacement, sel-sel yang dihasilkan sewaktu kelahiran harus tetap dipertahankan seumur hidup. Karena sel-sel syaraf juga relatif sangat peka terhadap cukupnya suplai oksigen, fungsinya sangat berkaitan dengan kondisi sirkulasi darah. Diperkirakan bahwa 20% neuron tubuh hilang pada usia 70 tahun. Kecepatan transmisi rangsang sepanjang serat syaraf juga menurun sebesar 15 s.d. 20%. Aktivitas random neuron menurun sesuai dengan pertambahan usia sehingga mempengaruhi proses sensor perasa dan kontrol otot-otot.Perubahan pada sel-sel sistem syaraf pusat merupakan faktor yang melatarbelakangi terjadinya penurunan sensor taktik dan sensitivitas persepsi serta peningkatan ambang sakit. Pembelajaran menjadi lebih sukar, terutama apabila pola baru yang dikemukakan bertolak belakang dengan kebiasaan atau pola lama yang dia anut. Analisis situasional menjadi lebih lambat dan sulit memberi respons secara cepat. Perubahan pada otot-otot terjadi baik disebabkan oleh sel-sel otot dan juga karena perubahan pada sistem syaraf pusat. Terjadi pergantian serat-serat kontraktil otot-otot oleh jaringan ikat kolagen. Akibatnya terjadi kemunduran kekuatan, stamina, kelenturan dan tonus otot. Perubahan pada kontrol syaraf dan proprioseptif menyebabkan kekenyalan otot, kaku dan tidak begitu terkendali. Puncak kemampuan pengendalian rentang otototot terjadi pada usia 20 30 tahun dan pada usia 60 tahun kurang lebih sama dengan pada anak usia 6 tahun. Selama masa tersebut kekuatan otot berkurang sebesar 20%.Perubahan pada sistem peredaran darah terutama pada penderita arteriosklerosis sangat umum terjadi sehingga sering dianggap merupakan perubahan normal sebagai konsekuensi ketuaan. Dianggap bahwa kebanyakan gejala kesenilan merupakan akibat sekunder dari mekanisme arteriosklerosis. Penumpukan lemak pada dinding dan saluran pembuluh darah dan degenerasi lemak serat-serat otot jantung menuntun ke arah penurunan suplai darah yang mengandung oksigen. Hilangnya refleks baroreseptor pada leher dan diikuti dengan penumpukan darah vena, dapat mengarah kepada postural hypotention. Karena itu perubahan posisi dari sandar (supine) pada kursi gigi ke posisi tegak hendaknya dilakukan secara perlahan.Meskipun perubahan pada saluran pernafasan biasanya tidak demikian besar, hal ini cenderung mempengaruhi perubahan yang terjadi pada saluran peredaran darah. Kapasitas menghirup maksimum menurun disebabkan karena melemahnya otot-otot dinding dada dan diafragma. Terjadi penurunan jumlah alveoli yang berfungsi. Secara umum, kemampuan pertukaran oksigen dengan karbon dioksida berkurang. Setelah mencapai usia 65 tahun kapasitas ekskresi ginjal bisa menurun sampai 50%. Tidak saja aliran darah ke ginjal berkurang, tetapi waktu yang dibutuhkan untuk membersihkan darah dari sampah bawaannya bertambah secara signifikan. Penurunan fungsi ekskresi meningkatkan retensi sampah produk metabolisme dan memiliki potensi penyebab terjadinya kerusakan skala rendah sel-sel di seluruh tubuh. Sistem pengunyahan sebenarnya tidak terpengaruh langsung oleh pengaruh ketuaan, namun demikian secara gradual terjadi juga penurunan sekresi asam dan enzim. Dinding usus (intestinal) menjadi kurang permeable terhadap nutrisi. Sebagai akibatnya adalah berkurangnya pencernaan makanan dan absorbsi molekular. Selain itu, orang lanjut usia cenderung menggunakan obat-obatan tipe cathartic untuk mengosongkan lambung. Penggunaan laksansia mengandung minyak mineral dicampur dengan vit. D dan A secara umum cenderung memaksa makanan melewati usus besar sebelum nutrisi sempat dicerna dan diabsorbsi, mengakibatkan terjadi deteriorasi organ tubuh itu sendiri dan juga mengurangi kemampuan penyampaian informasi melalui susunan syaraf pusat.

4. Pengaruh nutrisiNutrisi mempunyai pengaruh utama pada proses penuaan. Ini mempengaruhi environment serta fungsi normal sel-sel. Meskipun peranan diet dan nutrisi dalam mempertahankan sistem pengunyahan belum diketahui secara mendalam, pengalaman klinis menunjukkan bahwa jaringan rongga mulut pasien lanjut usia sering bereaksi terhadap suplemen nutrisi dan diet terselubung (diet yang tidak diprogramkan).Masalah mengenai nutrisi sering berkaitan dengan faktor fisik dan sosial. Pada umumnya, makanan nutrisi harganya mahal dan sulit menyediakannya. Karena itu, orang yang tinggal sendirian dan terikat pada penghasilan tetap, cenderung menghindari makanan tinggi protein. Juga terlihat bahwa Manula memiliki kecenderungan mengkonsumsi lebih banyak karbohidrat dan tepung dan hanya sedikit protein. Penurunan sensasi pengecap dan pembau sering dikaitkan dengan kehilangan selera. Pada kebanyakan Manula kesukaran yang dihadapi dalam mendapatkan makanan yang bergizi serta merta menutupi minat dan motivasi mereka. Selain itu, perubahan pada usus besar menurunkan kemampuan pencernaan dan absorbsi makanan yang dikonsumsi. Kekurangan protein adalah salah satu dari kelainan nutrisi yang paling sering dijumpai pada Manula. Jumlah protein yang mencukupi perlu untuk mempertahankan dan memperbaiki jaringan lunak dan jaringan keras.Nitrogen dan asam amino yang diperoleh dari protein sangat diperlukan untuk sintesis hormon, enzim, plasma protein dan hemoglobin. Pada rongga mulut, kekurangan protein sering dikaitkan dengan degenerasi jaringan ikat gingiva, membran periodontal dan mukosa pendukung basis gigi tiruan. Kekurangan protein sering juga dikaitkan dengan percepatan kemunduran tulang alveolus dan linggir.

5. Keadaan penyakitPada pasien Manula insidensi penyakit kronis semakin besar. Sebanyak 80% penduduk berusia di atas 65 tahun memiliki salah satu bentuk gangguan kesehatan yang kronis. Untungnya, hanya 20% daripadanya yang memiliki kondisi sedemikian rupa sehingga mengganggu kegiatan sehari-hari. Sebaliknya, terlihat hanya sedikit penyakit akut yangmenyerang. Penyakit akut yang terjadi terbatas pada gangguan sirkulatori atau sesuatu yang secara langsung berkaitan dengan kecelakaan, seperti patah tulang, keseleo dan lain sebagainya. Penyakit jantung merupakan jenis penyakit sistemik kronis yang paling umum menimpa pasien lanjut usia, mengenai kurang lebih 50% kelompok Lansia di atas 65 tahun. Penyumbatan saluran pembuluh darah oleh deposit lemak (atherosklerosis) dan pengerasan dinding pembuluh darah (arteriosklerosis) tidak saja mengganggu aliran darah ke otot-otot jantung, tetapi juga meningkatkan jumlah pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh jantung untuk memompa darah yang mengandung oksigen ke seluruhbagian tubuh. Gejala kelainan jantung berupa nyeri pada dada, pembengkakan tungkai bawah, nafas yang pendek dan kelelahan yang berlebihan. Kegemukan, meskipun tidak dapat disebutkan sebagai penyebab langsung, namun hal ini dapat mempengaruhi tekanan darah, sehingga turut berperan dalam terjadinya kelainan jantung. Kegemukan sangat umum dijumpai pada orang lanjut usia dan sering dikaitkan dengan salah satu faktor: (1) terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat, (2) kesulitan dalam mendapatkan makanan berprotein tinggi, dan (3) penurunan kebutuhan kalori disebabkan karena menurunnya laju metabolisme dan derajat aktivitas fisik. Kelainan paling banyak berikutnya pada manusia lanjut usia adalah artritis. Hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor genetik, tetapi sepertinya usia lanjut adalah faktor pendukung utama predisposisi terjadinya artritis. Meskipun artritis tidak sering mempengaruhi sendi temporomandibular, hendaknya selalu diperhatikan bahwa hal ini dapat terjadi. Apabila artritis sudah mengganggu kelancaran pergerakan tangan, gigi tiruan lepasan hendaknyadidesain sedemikian rupa sehingga mudah memasang dan melepasnya. Pemakaian gigi tiruan perlekatan presisi atau yang memiliki cara pemasangan yang rumit hendaknya dihindari.Diabetes melitus adalah penyakit yang sangat sering didapati pada pasien lanjut usia. Bentuknya biasanya lebih ringan dibandingkan bentuk diabetes pada orang muda (childhood form) dan sering tidak terdeteksi. Meskipun penyakit ini biasanya dalam stadium rendah dan masih dapat dirawat, tetapi cenderung dapat memperparah keadaan berbagai penyakit degeneratif lainnya termasuk pembuluh darah, mata, ginjal dan kelainan neurologik. Gejala umum yang paling sering adalah keringnya ronggamulut, perasaan haus dan banyak urine. Perawatan sering dapat dilakukan dengan kontrol diet tetapi kadang-kadang sudah diperlukan perawatan menggunakan kandungan hypoglycemia atau terapi insulin. Penyakit diabetes yang tidak terkontrol menurunkan batas ambang resistensi terhadap stres semua jaringan rongga mulut dan proses penyembuhan menjadi sangat lambat. Keadaan xerostomia pada pasien DM disebabkan oleh gangguan fungsi kelenjar saliva. Jumlah produksi saliva berkurang sehingga mukosa terasa kering, hipersensitif terhadap rangsangan, mudah teriritasi dan mengalami infeksi oleh kerja bakteri dan jamur. Empisema, bronkitis kronis dan kanker paru adalah bentuk kelainan pada saluran pernafasan yang paling sering mengenai pasien lanjut usia. Terbentuknya parut meningkatkan kekakuan jaringan pada paru-paru dan memperkecil ukuran lumen bronki dan bronkiola. Penurunan kapasitas menghirup udara oleh karena adanya silia menyebabkan terjadinya penumpukan mukus pada alveoli. Secara bersama-sama, hal ini mengurangi kapasitas pemberian oksigen pada darah. Insidensi osteoporosis dapat mencapai 50% pada pasien lanjut usia, hal ini juga mempengaruhi tulang alveolus. Resorbsi linggir alveolus adalah gejala yang sering terlihat apabila daerah ini secara berketerusan menerima tekanan/beban basis gigi tiruan. Ciri-ciri adanya osteoporosis terlihat adanya resorbsi masa skeletal secara merata. Kehilangan tulang terutama bersifat endosteal dan sedikit pada permukaan periosteal. Kejadian osteoporosis banyak dikaitkan dengan penggunaan terapi kortikosteroid yang terlalu lama, intake kalsium yang rendah, dan tidur (bed rest) yang menahun. Ketidakpadatan tulang skeletal juga diasosiasikan dengan thyrotoxicosis, Cushings syndrome, diabetes melitus, dan penyakit lever.Gejala klinis osteoporosis antara lain adanya sakit pada punggung (backpain), postur bongkok, dan hilangnya berat badan. Meskipun dokter gigi tidak dibebani tanggung jawab penting untuk mendiagnosa keadaan penyakit sistemik dari pasiennya. hendaklah berhatihati terhadap akibatnya di mana penyakit sistemik tersebut dapat mempengaruhi atau menghambat dilakukannya perawatan prostodonsia. Sebagai contoh, penyakit jantung atau saluran pernafasan bisa menjadikan hambatan bagi pasien untuk melakukan kunjungan berulang kali ke praktek dokter gigi. Daya bertahan pasien terhadap stres menurun dan menghendaki sedapatnya hanya kunjungan yang singkat. Secara umum dapat disebutkan bahwa penyakit kronis yang serius menurunkanadaptabilitas fisiologis dan psikologis. Terhadap pasien seperti ini apabila memungkinkan, hendaknya dihindari melakukan perubahan-perubahan besar pada kondisi rongga mulut atau bentuk gigi tiruan secara drastis. Perubahan pada rongga mulut dan jaringan sekitar rongga mulut Perubahan yang terjadi pada rongga mulut mirip dengan yang terjadi pada kulit dan wajah. Dijumpai keadaan atropi, pengurangan ketebalan mukosa dan submukus, demikian juga dengan kelenturan jaringan ikat. Berkurangnya vaskularisasi menyebabkan memburuknya nutrisi dan pemberian oksigen ke jaringan. Mukosa menjadi peka terhadap iritasi mekanis, kemis dan bakteri. Waktu penyembuhan penyakit melambat. Perubahan mukosa secara normal bisa menjadi patologis karena pengaruh masalah dan kondisi sistemik. Atropi umum dapat dikaitkan dengan merosotnya output estrogen karena menopause. Radang mukosa dapat dikaitkan dengan kekurangan vit. B12, riboflavin dan zat besi pada diet pasien lanjut usia. Kekurangan vit. C dapat menyebabkan lambatnya penyembuhan luka, kerapuhan kapiler dan perdarahan serta pembangkakan pada gingiva. Perubahan pada lidah dan pengecapan sangat umum dijumpai pada pasien lanjut usia. Diprediksi bahwa pada usia 80 tahun sekitar 65% test buds lidah telah hilang. Penyakit diabetes yang tak terkontrol pada pasien lanjut usia dapat sebagai penyebab utama terjadinya lesi gingiva, xerostomia, hiperaemia mukosa, palatum dan lidah terasa kering/terbakar, hilangnya papila lidah dan masalah vaskularisasi dini. Kelainan oral dan perioral selain disebabkan oleh usia, banyak berkaitan dengan kondisi penyakit kronis dan malnutrisi. Penampilan sianosis dan pallor bisa disebabkan karena penyakit pada paru-paru atau polycythemia.Pada wanita, peningkatan pertumbuhan rambut pada muka mungkin sesuatu yang normal atau dapat berkaitan dengan Cushings syndrome atau sindrom pasca menopause. Kerapuhan kapiler dapat disebabkan oleh karena adanya berbagai injuri kompleks pada wajah dan petechia mukosa. Pengerutan kulit dan menggantungnya jaringan perioral merupakan dua perubahan utama pada wajah berkaitan dengan ketuaan. Faktor penyebab termasuk penurunan tonus otot-otot wajah, penurunan elastisitas jaringan, dan hilangnya lemak pada subkutan. Meskipun keringnya kulit sering dikaitkan dengan menurunnya sekresi sebasea, suatu kekeringan umum dari kulit dapat disebabkan karena penurunan fungsi ginjal. Hilangnya gigi atau pemakaian gigi tiruan yang tidak sempurna cenderung menyebabkan perubahan kontur dan bentuk wajah. Bagaimanapun juga, perlu dicatat bahwa meskipun dibuatkan suatu gigi tiruan yang terbaik, tidaklah menjamin akan diperoleh perbaikan tekstur permukaan kulit secara dramatis. Apabila pemasangan gigi tiruan terutama dimaksudkan untuk mengurangi kerutan wajah,janganlah terlalu optimis karena hal itu tidak akan berhasil. Kepada pasien hal ini perlu ditekankan, agar jangan menjadi kecewa setelah pemasangan gigi tiruan.

RENCANA PERAWATANMembuat rencana perawatan untuk lansia tidak mudah, dibutuhkan perkiraan atau ramalan ang membuat kita harus mampu melihat masa depan. Perawatan gigi untuk lansia secara berurutan adalah :1. Penilaian dan pembuatan rencana perawatanDasar rencana perawatan adalah membuat catatan klinis yang mencakup hasil dari pemeriksaan klinis yang terperinci, termasuk pemeriksaan periodontal dan oklusal, pencetakan model studi, dan pemeriksaan radiografi.2. Perawatan primerMencakup peredaan rasa sakit awal, penatalaksanaan enyakit periodontal, dan instruksi kebersihan mulut, identifikasi dan merawat faktor penyebab kerusakan pada gigi, perawatan karies aktif, dan retorasi dasar gigi.Pemeriksaan sendi temporomandibula dan hubungan otot harus dilakukan dan tanda atau gejala disfungsi diidentifikasi, serta dirawat.3. Rencana perawatan yang pasti4. Perawatan kedua5. Perawatan ketiga

PENYAKIT DAN PENUAANPenuaan bukan merupakan suatu penakit, namun banyak penyakit umum yang meningkat frekuensinya degan bertambahnya usia.Beberapa diantaranya relevan dengan praktik dokter gigi, yaitu :1. Kelainan sistem sarafa. Penyakit serebrovaskularb. Demensiac. Penyakit psikologisd. Gangguan ekstrapiramidal2. Penyakit kardiovaskulara. Penyakit katup jantung dan endokarditisb. Hipertensic. Hipotensid. Penyakit jantung iskemik dan gagal jantung3. Penyakit muskoskeletala. Osteoartritisb. Artritis rheumatoidc. Reumatik polimialgia 4. Gangguan nutrisi5. Nyeri orofasiala. Neuralgia trigeminalb. Neuralgia herpetic dan pascaherpetikc. Nyeri wajah

MASALAH-MASALAH PATOLOGIS MULUT PADA PASIEN GERIATRIK1. Lesi yang berhubungan dengan gigi tiruana. Stomatitis karena gigi tiruanb. Hiperplasia karena gigi tiruan2. Lesi ganas dan lesi yang berpotensi menjadi ganasTumor ganas pada rongga mulut yang sering diderita adalah karsinoma skuamosa.3. Mulut kering (xerostomia)4. Sindrom lidah terbakar

PERAWATAN PENYAKIT PERIODONTAL PADA PASIEN LANSIARespon Jaringan PeriodontalAda berbagai perubahan terkait usia yang terjadi pada imunitas tubuh dan respon peradangan yang dapat mempengaruhi ketahanan periodonsium terhadap bakteri plak. Respon imun terhadap plak berkurang pada lansia. Gambaran klinis perubahan jaringan periodonsium pada pasien geriatric :1. Epitel mulut bertambah tipis, kurang berkeratin, dan terdapat peningkatan kepadatan sel.2. Komponen serabut dan sel pada ligamen periodontal berkurang dan strukturnya tidak teratur. Sehingga mengakibatkan ligament periodontal melebar dan meningkatnya mobilitas gigi.3. Terjadinya peningkatan ketebalan dan ketidakteraturan permukaan sementum di gigi, sehingga memudahkan terjadinya penumpukan plak.4. Tulang alveolar menunjukkan perubahan yang mencakup meningkatnya jumlah lamella interstitial, menghasilkan septum interdental yang padat, dan menurunnya jumlah sel pada lapisan osteogenik pada fasia kribosa.

Efek Penuaan Pada PlakPerubahan biokimia dan mikrobiologi yang bervariasi terjadi pada plak gigi sejalan dengan usia Kadar kalsium dan fosfor meningkat dan berhubungan dengan peningkatan yang sama dari kadar kalsium dan fosfor dalam saliva. Berdasarkan penelitian, jumlah spirochaete meningkat pada plak sejalan dengan usia dan terdapat penurunan jumlah streptokokus. Sehingga pembentukan plak pada lansia lebih cepat terjadi. Hal ini disebabkan oleh perubahan fisiologis dari saliva atau terbukanya lebih banyak permukaan sementum yang kasar sebagai akibat dari resesi gingival. Diet makanan yang lebih lunak, berkurangnya aktivitas oral dan peningkatan insiden xerostomia pada lansia ikut berperan pada akumulasi deposit makanan.Perawatan :1. Kontrol Plak Edukasi pada pasien lansia mengenai langkah-langkah penyikatan gigi rutin Pemberian motivasi pada pasien mengenai pentingnya menjaga oral hygiene Selain itu sebagai tambahan disarankan penggunaan obat kumur. Pemodifikasian gagang sikat gigi agar nyaman dipakai oleh pasien2. BedahSeperti dilakukan gingivektomi dan amputasi akar gigi.3. Splinting

KARIES AKAR GIGIFaktor-faktor yang mempengaruhi karies akar :1. Diet => berkaitan dengan tingginya asupan gula sehari-hari terutama bila dikonsumsi diantara waktu makan.2. Flora mulut => adanya bakteri Streptococcuss mutans dan lactobacillus3. Penyakit Periodontal => terpajannya sementum atau dentin terhadap lingkungan mulut.4. Xerostomia => berkurangnya aliran saliva.

Peawatan :1. Pencegahan : saran diet, pembuangan plak, dan terapi flor2. Operatif : tindakan restoratif.

KEAUSAN GIGIEfek keausan bersifat kumuatif sepanjang hidup,karena itu lebih sulit menentukan etiologinya pada lansia. Kecepatan terjadinya keausan gigi bervariasi. Jadi, walaupun efek kumulatif keausan terlihat pada usia tua, proses keausan paling cepat mungkin saja terjadi beberapa dekade labih awal.Penatalaksaan : - Restorasi- Perawatan endodontic

PASIEN TAK BERGIGI SEBAGIANPerawatan dengan pembuatan gigi tiruan untuk menggantikan gigi asli yang hilang dan merawat gigi yang masih ada.PASIEN TAK BERGIGIPenatalaksanaannya dengan pembuatan gigi tiruan penuh.

DAFTAR PUSTAKAHertiana Ayati. Masalah Usia Lanjut Dalam Praktek Kedokteran Gigi. Cermin Dunia Kedokteran No. 48, 1988. Hal : 30-31

Ian E. Barnes. Perawatan Gigi Terpadu Untuk Lansia (Gerodontology). Ahli Bahasa : Cornelia Hutauruk. Jakarta : EGC.

Oral hygiene merupakan tindakan untuk membersihkan dan menyegarkan mulut, gigi dan gusi (Clark, 1993). Menurut Taylor et al (1997), oral hygiene adalah tindakan yang ditujukan untuk menjaga kontiunitas bibir, lidah dan mukosa membran mulut, mencegah terjadinya infeksi rongga mulut, dan melembabkan mukosa membran mulut dan bibir. Sedangkan menurut Clark (1993), oral hygiene bertujuan untuk mencegah penyakit gigi dan mulut, mencegah penyakit yang penularannya melalui mulut, mempertinggi daya tahan tubuh, dan memperbaiki fungsi mulut untuk meningkatkan nafsu makan.

Pengertian Lanjut Usia (Lansia)Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas (Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999;8). Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Constantinides, 1994). Karena itu di dalam tubuh akan menumpuk makin banyak distorsi metabolik dan struktural disebut penyakit degeneratif yang menyebabkan lansia akan mengakhiri hidup dengan episode terminal (Darmojo dan Martono, 1999;4). Penggolongan lansia menurut Depkes dikutip dari Azis (1994) menjadi tiga kelompok yakni :a) Kelompok lansia dini (55 64 tahun), merupakan kelompok yang baru memasuki lansia.b) Kelompok lansia (65 tahun ke atas).c) Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun.Cara Hidup Sehat Pada LansiaUsia lanjut adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapapun. Pada usia lanjut akan terjadi berbagai kemunduran pada organ tubuh. Namun tidak perlu berkecil hati, harus selalu optimis, ceria dan berusaha agar selalu tetap sehat di usia lanjut. Jadi walaupunb usia sudah lanjut, harus tetap menjaga kesehatan.Ada satu pendapat yang mengatakan KESEHATAN TIDAK BERARTI SEGALA-GALANYA, TETAPI TANPA KESEHATAN SEGALANYA TIDAK BERARTI, yang maksudnya orang yang sehat belum tentu hidupnya makmur, segala keinginannya terpenuhi, bisa saja hidupnya sederhana atau biasa saja. Akan tetapi kesehatan itu milik kita yang paling berharga, karena bila sakit kita tidak bisa berbuat apa-apa dan tidak bisa menikmati dengan baik apa yang dimiliki. Oleh karena itu kita harus selalu menjaga, merawat, memelihara dan menyayangi kesehatan.Hidup SehatSetiap orang pasti berkeinginan untuk terus dapat hidup sehat dan kuat sampai tua, untuk mencapainya ada berbagai cara yang dapat dilakukan, salah satu caranya adalah berperilaku hidup sehat.Sebelum membahas tentang cara hidup sehat sebaiknya terlebih dahulu diketahui apa itu sehat. Karena banyak masyarakat yang beranggapan bahwa sehat adalah tidak sakit secara fisik saja. Sehat adalah suatu keadaan sejahtera jiwa dan raga juga sosialnya. Sehat adalah suatu hadiah dari menjalankan hidup sehat. Oleh karena itu jika ingin terus menerus meningkatkan kesehatan harus menjalankan cara-cara hidup sehat.Cara Hidup SehatCara hidup sehat adalah cara-cara yang dilakukan untuk dapat menjaga, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan seseorang. Adapun cara-cara tersebut adalah:1. Makan makanan yang bergizi dan seimbangBanyak bukti yang menunjukkan bahwa diet adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan seseorang. Dengan tambahnya usia seseorang, kecepatan metabolisme tubuh cenderung turun, oleh karena itu, kebutuhan gizi bagi para lanjut usia, perlu dipenuhi secara adekuat. Kebutuhan kalori pada lanjut usia berkurang, hal ini disebabkan karena berkurangnya kalori dasar dari kegiatan fisik. Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tubuh dalam keadaan istirahat, misalnya : untuk jantung, usus, pernafasan, ginjal, dan sebagainya. Jadi kebutuhan kalori bagi lansia harus disesuaikan dengan kebutuhannya. Petunjuk menu bagi lansia adalah sebagai berikut (Depkes, 1991):a. Menu bagi lansia hendaknya mengandung zat gizi dari berbagai macam bahan makanan yang terdiri dari zat tenaga, pembangun dan pengatur.b. Jumlah kalori yang baik untuk dikonsumsi lansia 50% adalah hidrat arang yang bersumber dari hidrat arang komplex (sayur sayuranan, kacang- kacangan, biji bijian).c. Sebaiknya jumlah lemak dalam makanan dibatasi, terutama lemak hewani.d. Makanan sebaiknya mengandung serat dalam jumlah yang besar yang bersumber pada buah, sayur dan beraneka pati, yang dikonsumsi dengan jumlah bertahap.e. Menggunakan bahan makanan yang tinggi kalsium, seperti susu non fat, yoghurt, ikan.f. Makanan yang mengandung zat besi dalam jumlah besar, seperti kacang kacangan, hati, bayam, atau sayuran hijau.g. Membatasi penggunaan garam, hindari makanan yang mengandung alkohol.h. Makanan sebaiknya yang mudah dikunyah.i. Bahan makanan sebagai sumber zat gizi sebaiknya dari bahan bahan yang segar dan mudah dicerna.j. Hindari makanan yang terlalu manis, gurih, dan goreng gorengan.k. Makan disesuaikan dengan kebutuhan2. Minum air putih 1.5 2 literManusia perlu minum untuk mengganti cairan tubuh yang hilang setelah melakukan aktivitasnya, dan minimal kita minum air putih 1,5 2 liter per hari.Air sangat besar artinya bagi tubuh kita, karena air membantu menjalankan fungsi tubuh, mencegah timbulnya berbagai penyakit di saluran kemih seperti kencing batu, batu ginjal dan lain-lain. Air juga sebagai pelumas bagi fungsi tulang dan engselnya, jadi bila tubuh kekurangan cairan, maka fungsi, daya tahan dan kelenturan tulang juga berkurang, terutama tulang kaki, tangan dan lengan. Padahal tulang adalah penopang utama bagi tubuh untuk melakukan aktivitas. Manfaat lain dari minum air putih adalah mencegah sembelit. Untuk mengolah makanan di dalam tubuh usus sangat membutuhkan air. Tentu saja tanpa air yang cukup kerja usus tidak dapat maksimal, dan muncullah sembelit.Dan air mineral atau air putih lebih baik daripada kopi, teh kental, soft drink, minuman beralkohol, es maupun sirup. Bahkan minuman-minuman tersebut tidak baik untuk kesehatan dan harus dihindari terutama bagi para lansia yang mempunyai penyakit-penyakit tertentu seperti DM, darah tinggi, obesitas dan sebagainya.3. Olah raga teratur dan sesuaiUsia bertambah, tingkat kesegaran jasmani akan turun. Penurunan kemampuan akan semakin terlihat setelah umur 40 tahun, sehingga saat lansia kemampuan akan turun antara 30 50%. Oleh karena itu, bila usia lanjut ingin berolahraga harus memilih sesuai dengan umur kelompoknya, dengan kemungkinan adanya penyakit. Olah raga usia lanjut perlu diberikan dengan berbagai patokan, antara lain beban ringan atau sedang, waktu relatif lama, bersifat aerobik dan atau kalistenik, tidak kompetitif atau bertanding.Beberapa contoh olahraga yang sesuai dengan batasan diatas yaitu, jalan kaki, dengan segala bentuk permainan yang ada unsur jalan kaki misalnya golf, lintas alam, mendaki bukit, senam dengan faktor kesulitan kecil dan olah raga yang bersifat rekreatif dapat diberikan. Dengan latihan otot manusia lanjut dapat menghambat laju perubahan degeneratif.4. Istirahat, tidur yang cukupSepertiga dari waktu dalam kehidupan manusia adalah untuk tidur. Diyakini bahwa tidur sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan dan proses penyembuhan penyakit, karna tidur bermanfaat untuk menyimpan energi, meningkatkan imunitas tubuh dan mempercepat proses penyembuhan penyakit juga pada saat tidur tubuh mereparasi bagian-bagian tubuh yang sudah aus. Umumnya orang akan merasa segar dan sehat sesudah istirahat. Jadi istirahat dan tidur yang cukup sangat penting untuk kesehatan.5. Menjaga kebersihanYang dimaksud dengan menjaga kebersihan disini bukan hanya kebersihan tubuh saja, melainkan juga kebersihan lingkungan, ruangan dan juga pakaian dimana orang tersebut tinggal. Yang termasuk kebersihan tubuh adalah: mandi minimal 2 kali sehari, mencuci tangan sebelum makan atau sesudah mengerjakan sesuatu dengan tangan, membersihkan atau keramas minimal 1 kali seminggu, sikat gigi setiap kali selesai makan, membersihkan kuku dan lubang-lubang ( telinga, hidung, pusar, anus, vagina, penis ), memakai alas kaki jika keluar rumah dan pakailah pakaian yang bersih.Kebersihan lingkungan, dihalaman rumah, jauh dari sampah dan genangan air. Di dalam ruangan atau rumah, bersihkan dari debu dan kotoran setiap hari, tutupi makanan di meja makan. Pakain, sprei, gorden, karpet, seisi rumah, termasuk kamar mandi dan WC harus dibersihkan secara periodik.Namun perlu diingat dan disadari bahwa kondisi fisik perlu medapat bantuan dari orang lain, tetapi bila lansia tersebut masih mampu diusahakan untuk mandiri dan hanya diberi pengarahan.

6. Minum suplemen gizi yang diperlukanPada lansia akan terjadi berbagai macam kemunduran organ tubuh, sehingga metabolisme di dalam tubuh menurun. Hal tersebut menyebabkan pemenuhan kebutuhan sebagian zat gizi pada sebagian besar lansia tidak terpenuhi secara adekuat. Oleh karena itu jika diperlukan, lansia dianjurkan untuk mengkonsumsi suplemen gizi. Tapi perlu diingat dan diperhatikan pemberian suplemen gizi tersebut harus dikonsultasikan dan mendapat izin dari petugas kesehatan.7. Memeriksa kesehatan secara teraturPemeriksaan kesehatan berkala dan konsultasi kesehatan merupakan kunci keberhasilan dari upaya pemeliharaan kesehatan lansia. Walaupun tidak sedang sakit lansia perlu memeriksakan kesehatannya secara berkala, karena dengan pemeriksaan berkala penyakit-penyakit dapat diketahui lebih dini sehingga pengobatanya lebih mudan dan cepat dan jika ada faktor yang beresiko menyebabkan penyakit dapat di cegah. Ikutilan petunjuk dan saran dokter ataupun petugas kesehatan, mudah-mudahan dapat mencapai umur yang panjang dan tetap sehat.8. Mental dan batin tenang dan seimbangUntuk mencapai hidup sehat bukan hanya kesehatan fisik saja yang harus diperhatikan, tetapi juga mental dan bathin. Cara-cara yang dapat dilakukan untuk menjaga agar mental dan bathin tenang dan seimbang adalah:a. Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan YME dan menyerahkan diri kita sepenuhnya kepadaNya. Hal ini akan menyebabkan jiwa dan pikiran menjadi tenang.b. Hindari stres, hidup yang penuh tekanan akan merusak kesehatan, merusak tubuh dan wajahpun menjadi nampak semakin tua. Stres juga dapat menyebabkan atau memicu berbagai penyakit seperti stroke, asma, darah tinggi, penyakit jantung dan lain-lain.c. Tersenyum dan tertawa sangat baik, karena akan memperbaiki mental dan fisik secara alami. Penampilan kita juga akan tampak lebih menarik dan lebih disukai orang lain. Tertawa membantu memandang hidup dengan positif dan juga terbukti memiliki kemampuan untuk menyembuhkan. Tertawa juga ampuh untuk mengendalikan emosi kita yang tinggi dan juga untuk melemaskan otak kita dari kelelahan. Tertawa dan senyum murah tidak perlu membayar tapi dapat menadikan hidup ceria, bahagia, dan sehat.9. RekresiUntuk menghilangkan kelelahan setelah beraktivitas selama seminggu maka dilakukan rekreasi. Rekreasi tidak harus mahal, dapat disesuaikan denga kondisi dan kemampuan. Rekreasi dapat dilakukan di pantai dekat rumah, taman dekat rumah atau halaman rumah jika mempunyai halaman yang luas bersama keluarga dan anak cucu, duduk bersantai di alam terbuka. Rekreasi dapat menyegarkan otak, pikiran dan melemaskan otot yang telah lelah karena aktivitas sehari-hari.10. Hubungan antar sesama yang sehatPertahankan hubungan yang baik dengan keluarga dan teman-teman, karena hidup sehat bukan hanya sehat jasmani dan rohani tetapi juga harus sehat sosial. Dengan adanya hubungan yang baik dengan keluarga dan teman-teman dapat membuat hidup lebih berarti yang selanjutnya akan mendorong seseorang untuk menjaga, mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya karena ingin lebih lama menikmati kebersamaan dengan orang-orang yang dicintai dan disayangi.11. Back to nature (kembali ke alam)Seperti yang telah terjadi, gaya hidup pada zaman modern ini telah mendorong orang mengubah gaya hidupnya seperti makan makanan siap saji, makanan kalengan, sambal botolan, minuman kaleng, buah dan sayur awetan, jarang bergerak karena segala sesuatu atau pekerjaan dapat lebih mudah dikerjakan dengan adanya tekhnologi yang modern seperti mencuci dengan mesin cuci, menyapu lantai dengan mesin penyedot debu, bepergian dengan kendaran walaupun jaraknya dekat dan bisa dilakukan dengan jalan kaki. Gaya hidup seperti itu tidak baik untuk tubuh dan kesehatan karena tubuh kita menjadi manja, karena kurang bergerak, tubuh jadi rusak karena makanan yang tidak sehat sehingga tubuh menjadi lembek dan rentan penyakit.Oleh karena itu salah satu upaya untuk hidup sehat adalah back to nature atau kembali lebih dekat dengan alam. Kita tidak harus menjauhi tekhnologi tetapi paling tidak kita harus menghindari bahan makanan kalengan, minuman kalengan, makanan yang diawetkan, makanan siap saji dan harus lebih banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan yang segar dan juga minum air putih.12. Semua yang dilakukan tidak berlebihanUntuk menciptakan hidup yang sehat segala sesuatu yang kita lakukan tidak boleh berlebihan karena hal tersebut bukannya menjadikan lebih baik tetapi sebaliknya akan memperburuk keadaan. Jadi lakukanlah atau kerjakanlah sesuatu hal itu sesuai dengan kebutuhan.

Kesehatan mulut yang buruk dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan secara keseluruhan, yang disertai penurunan kemampuan mengunyah dan makan, sehingga memengaruhi asupan nutrisi.Penyakit sistemik, penyakit yang menyerang ke dalam tubuh, dan atau efek samping pengobatan penyakit juga memberikan dampak ke kawasan mulut. Hal lain seperti diet tinggi gula, kebersihan mulut yang tidak memadai karena ketidakmampuan lansia, serta penggunaan alkohol dan tembakau, merupakan faktor risiko yang juga memengaruhi kesehatan mulut.Golongan lansia, menurut Probo, memerlukan pelayanan yang lebih kompleks untuk meningkatkan status kesehatan mulut dan umum serta kualitas hidupnya.