OA

34
BAB I PENDAHULUAN Osteoartritis adalah suatu kelainan sendi kronis dimana terjadi proses pelemahan dan disintegrasi dari tulang rawan sendi yang disertai dengan pertumbuhan tulang dan tulang rawan baru pada sendi. 1 Osteoartritis adalah penyakit sendi degeneratif yang umumnya terjadi pada dewasa muda dan lansia dengan gangguan pada sendi, yang bersifat kronik, progresif lambat, tidak meradang dan ditandai dengan abrasi rawan sendi. Osteoartritis ditandai dengan adanya kerusakan tulang rawan (kartilago) hialin sendi, meningkatnya ketebalan serta sklerosis dari lempeng tulang. 2 Osteoartritis merupakan kelainan yang mengenai berbagai ras dan kedua jenis kelamin. Laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk terkena osteoartritis, namun pada perempuan biasanya sendi yang terkena lebih banyak. Seiring dengan bertambahnya usia, prevalensi osteoartritis juga semakin bertambah. Seperempat dari seluruh populasi perempuan dan seperlima dari seluruh populasi laki-laki dengan usia lebih dari 60 tahun dapat terkena osteoartritis. Osteoartritis 1

description

OA

Transcript of OA

BAB IPENDAHULUANOsteoartritis adalah suatu kelainan sendi kronis dimana terjadi proses pelemahan dan disintegrasi dari tulang rawan sendi yang disertai dengan pertumbuhan tulang dan tulang rawan baru pada sendi.1 Osteoartritis adalah penyakit sendi degeneratif yang umumnya terjadi pada dewasa muda dan lansia dengan gangguan pada sendi, yang bersifat kronik, progresif lambat, tidak meradang dan ditandai dengan abrasi rawan sendi. Osteoartritis ditandai dengan adanya kerusakan tulang rawan (kartilago) hialin sendi, meningkatnya ketebalan serta sklerosis dari lempeng tulang.2Osteoartritis merupakan kelainan yang mengenai berbagai ras dan kedua jenis kelamin. Laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk terkena osteoartritis, namun pada perempuan biasanya sendi yang terkena lebih banyak. Seiring dengan bertambahnya usia, prevalensi osteoartritis juga semakin bertambah. Seperempat dari seluruh populasi perempuan dan seperlima dari seluruh populasi laki-laki dengan usia lebih dari 60 tahun dapat terkena osteoartritis. Osteoartritis dapat menyerang semua sendi, namun predileksi yang tersering adalah pada sendi-sendi yang menanggung beban berat badan seperti panggul, lutut, dan sendi tulang belakang bagian lumbal bawah.1 World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa 10% penduduk dunia yang berusia 60 tahun atau lebih mempunyai masalah osteoartritis.2Penderita osteoartritis lutut biasanya datang dengan keluhan sakit sendi yang hilang-hilang timbul yang sudah menahun pada lututnya. Pada tahap awal, nyeri sendi timbul bila selesai latihan fisik yang berat dan kemudian hilang setelah istirahat. Keluhan kemudian berlanjut menjadi kekakuan sendi sewaktu bangun pagi yang hilang dalam waktu 15-30 menit dan makin berkurang setelah digerakkan. Jika proses ini terjadi secara berlebihan maka akan timbul nyeri yang hebat dan penderita mengalami gangguan aktifitas.3,4Rehabilitasi medik merupakan suatu proses pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan fungsional dan psikis individu serta mekanisme kompensasi agar individu dapat berdikari. Pada penderita osteoartritis lutut terjadi mekanisme penurunan kemampuan fungsional serta faktor psikologi dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat menurunkan kualitas hidup penderita. Hal ini sesuai dengan tujuan dari program rehabilitasi medik agar nantinya penderita bisa menjalankan aktivitas sehari-hari dan memiliki kualitas hidup yang lebih baik. Berikut ini akan dibahas suatu tinjauan pustaka dan laporan kasus tentang rehabilitasi medik pada osteoartritis genu sinistra.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA1. Definisi Osteoartritis (OA) adalah jenis artritis yang disebabkan oleh kerusakan dan hilangnya tulang rawan dari satu atau lebih sendi. Tulang rawan adalah substansi protein yang berfungsi sebagai bantalan antara tulang-tulang pada persendian. Osteoartritis juga dikenal sebagai artritis degeneratif. Di antara lebih dari 100 jenis yang berbeda dari artritis, osteoartritis adalah yang paling umum, yang mempengaruhi lebih dari 20 juta orang di Amerika Serikat. Osteoartritis lebih sering terjadi saat kita bertambah usia. Sebelum usia 45 tahun, osteoartritis lebih sering terjadi pada laki-laki. Setelah 55 tahun, osteoartritis lebih sering terjadi pada wanita. Di Amerika Serikat, semua ras muncul sama banyak. Sebuah kejadian osteoartritis ada yang lebih tinggi pada populasi Jepang, sementara orang kulit hitam Afrika Selatan, India Timur, dan Selatan Cina memiliki tingkat yang lebih rendah. Osteoartritis umumnya mempengaruhi tangan, kaki, tulang belakang, dan sendi yang menahan beban besar, seperti pinggul dan lutut.5

1. EpidemiologiOsteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi pada orang dewasa yang paling umum di dunia. OA pada lutut merupakan tipe OA yang paling sering dijumpai. Penelitian epidemiologi menemukan bahwa kelompok umur 60-64 tahun sebanyak 22%. Pada pria dengan kelompok umur yang sama, dijumpai 23% menderita OA pada lutut kanan, sementara 16,3% sisanya didapati menderita OA pada lutut kiri. Berbeda halnya pada wanita yang terdistribusi merata, dengan insiden OA pada lutut kanan sebanyak 24,2% dan pada lutut kiri sebanyak 24,7%.6Data di Indonesia didapatkan dari Malang dimana prevalensinya sekitar 10-13,5%. Di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta menunjukkan 43,8% (1991-1994) 35% (2000) merupakan penderita dengan osteoartritis. Prevalensi osteoartritis secara jelas meningkat sesuai dengan pertambahan usia. Usia, jenis kelamin, pekerjaan, kegemaran, ras, dan hereditas seluruhnya bisa berperan dalam manifestasi klinis osteoartritis.7 Prevalensi OA di SMF Rehabilitasi Medik BLU Prof. Dr. R. D. Kandou Manado cukup tinggi yaitu mencapai 19% pada tahun 2012. Prevalensi antara pria dan wanita mencapai 15,5% pada pria dan 12,7% pada wanita.8

1. EtiologiKebanyakan kasus osteoartritis tidak diketahui penyebabnya dan disebut sebagai osteoartritis primer, dan sering dihubungkan dengan adanya proses degeneratif (penuaan). Sedangkan osteoartritis yang diketahui penyebabnya disebut sebagai osteoartritis sekunder, contoh adanya riwayat trauma sebelumnya.1. UsiaFaktor resiko yang paling utama pada penyakit osteartritis adalah usia, biasanya mengenai usia dewasa muda hingga lansia, tetapi sering pada usia lebih dari 50 tahun. Prevalensi dan beratnya osteoartritis akan meningkat sesuai dengan pertumbuhan umur, namun osteoartritis bukan terjadi akibat pertumbuhan usia saja, melainkan juga dapat terjadi akibat perubahan pada tulang rawan sendi. Osteoartritis lebih sering diderita oleh usia lanjut, meskipun orang yang lebih muda juga dapat menderita hal yang sama. Pada pria dan wanita yang berusia kurang dari 45 tahun, osteoartritis yang terjadi terutama terkait dengan riwayat trauma yang dimiliki. Berdasarkan bukti-bukti radiografi, pada individu yang berusia 45-65 tahun terdapat 30% kasus osteoartritis, dan pada usia di atas 80 tahun terdapat lebih dari 80% kasus.1. Jenis KelaminBaik pria maupun wanita bisa menderita penyakit ini. Perbedaan utama insidensi antara pria dengan wanita tersebut terkait dengan area yang dipengaruhi oleh osteoartritis. Pada wanita, sendi yang sering terkena osteoartritis adalah sendi interphalangeal distal, sendi interphalangeal proksimal, sendi carpometacarpal pertama, sendi metatarsophalangeal, pinggul (pada usia 55-64 tahun), dan lutut (pada usia 65-74 tahun). Sedangkan pada pria yang berusia 65-74 tahun, pinggul dan lutut lebih sering terkena osteoartritis dari pada wanita. Secara keseluruhan, di bawah 45 tahun frekuensi osteoartritis kurang lebih sama pada laki-laki dan wanita, tetapi di atas 50 tahun (setelah menopause) frekuensi osteoartritis lebih banyak pada wanita dari pada pria. Hal ini menunjukan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.1. Faktor HerediterFaktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis misalnya, pada ibu dari seorang wanita dengan osteoartritis pada sendi-sendi interphalanx distal (nodus Heberden) terdapat dua kali lebih sering osteoartritis pada sendi-sendi tersebut, dan anak-anak perempuannya cenderung mempunyai tiga kali lebih sering, dari pada ibu dan anak perempuan-perempuan dari wanita tanpa osteoartritis tersebut. Adanya mutasi dalam gen prokolagen II atau gen-gen struktural lain untuk unsur-unsur tulang rawan sendi seperti kolagen tipe X dan XII, protein pengikat atau proteoglikan dikatakan berperan dalam timbulnya kecenderungan familial pada osteoartritis tertentu.1. ObesitasOsteoartritis lebih sering terjadi pada orang-orang yang mengalami obesitas daripada mereka yang kurus karena terkait dengan besarnya stress mekanis pada sendi penopang tubuh. Sendi-sendi pada tungkai bawah, khususnya lutut dan pinggul, setiap hari mereka menerima beban yang cukup berat dari aktivitas fisik harian manusia. Sebagai contoh, pada saat manusia berdiri pada kedua tungkainya, sendi lutut menerima beban sebesar 2 kali berat badan manusia (bukan setengah berat badan yang seperti kita perkirakan berdasarkan perhitungan matematis yang logis). Pada saat berdiri dengan satu tungkai, beban yang diterima oleh sendi lutut sebesar 4 kali berat badan dan pada saat mendarat kembali setelah meloncat lutut menanggung beban sebesar 8 kali berat badan ideal, akan menambah berat yang diterima oleh sendi lutut dan pinggul.1. Trauma, Pekerjaan dan OlahragaCedera sendi pinggul akan menimbulkan perubahan retikular pada sendi sehingga berdampak pada kejadian penyakit osteoartritis. Selain itu pekerjaan yang berat akan menjadi penentu beratnya osteoartritis yang dialami.6,9

1. Manifestasi KlinisManifestasi klinis seperti nyeri pada sendi yang terkena terutama sewaktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan, mula-mula rasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang dengan istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi, pembengkakan sendi, perubahan gaya berjalan, dan krepitasi tulang.Tempat predileksi osteoartritis adalah sendi karpometakarpal I, metatarsofalangeal I, apofiseal tulang belakang, lutut dan paha. Tanda-tanda peradangan pada sendi tersebut tidak menonjol dan timbul belakangan, mungkin dijumpai karena adanya sinovitis, terdiri dari nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat dan kemerahan.

1. PatofisiologiFaktor-faktor resiko diatas selanjutnya menyebabkan kerusakan pada daerah sendi melalui tiga mekanisme yaitu peningkatan Matrix Mettaloprotease (MMP), inflamasi pada membran sinovial, dan stimulasi produk nitric oxide.4. Peningkatan Matrix Mettaloprotease (MMP)Collagenase, sebuah enzim MMP bertanggung jawab atas degradasi kolagen. Begitu juga Stromelysin bertanggung jawab atas degradasi proteoglikan. Sebuah enzim yang disebut Aggrecanase juga bertanggung jawab atas degradasi proteoglikan.4. Inflamasi Membran SinovialSintesis mediator-mediator seperti interleukin-1 beta (II-I) dan TNF alfa (Tumor Necrosis Factor) pada membran sinovial menyebabkan degradasi tulang rawan. Sitokin ini mampu meningkatkan sintesis enzim MMP, menghambat sintesis fisiologis utama inhibitor dan menghambat sintesis bahan-bahan matriks misalnya kolagen dan proteoglikan. Aksi IL-1 dan TNF alfa pada proses enzim, dikombinasikan dengan penekan sisntesis matriks, menghasilkan degradasi yang parah dalam tulang rawan.4. Stimulasi Produksi Nitric OxideDisamping dua mekanisme diatas, terdapat pula mekanisme lain dimana IL-1 memunculkan efek yang dapat menyebabkan inflamasi dengan menstimulasi produksi nitric oxide (NO). NO juga dapat menghambat produksi kolagen dan sintesis proteoglikan.10

1. DiagnosisDiagnosis pada osteoartritis didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis akan didapatkan gejala-gejala yang sudah berlangsung lama, tetapi berkembang secara perlahan-lahan.2 Gejala utama adalah nyeri pada sendi yang terkena, terutama pada waktu bergerak. Awal mula terasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang dengan istirahat. Terdapat hambatan pada gerak sendi, biasanya semakin bertambah berat sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri. Kaku pada pagi hari dapat timbul setelah imobilisasi, seperti duduk dalam waktu yang cukup lama atau setelah bangun tidur. Krepitasi atau rasa gemertak pada sendi yang sakit juga menjadi keluhan dari penderita osteoartritis.10

1. Tes-tes provokasi yang dapat dilakukan untuk memeriksa sendi lutut:1. Tes McMurrayTes ini merupakan tindakan pemeriksaan untuk mengungkapkan lesi meniskus. Pada tes ini penderita berbaring terlentang. Dengan satu tangan pemeriksa memegang tumit penderita dan tangan lainnya memegang lutut. Tungkai kemudian ditekuk pada sendi lutut. Tungkai bawah eksorotasi/endorotasi dan secara perlahan-lahan diekstensikan. Kalau terdengar bunyi klek atau teraba sewaktu lutut diluruskan, maka meniskus medial atau bagian posteriornya yang mungkin terobek.9

Gambar 1. Pemeriksaan McMurray11

1. Anterior Drawer TestMerupakan suatu tes untuk mendeteksi ruptur pada ligamen cruciatum lutut. Penderita harus dalam posisi terlentang dengan panggul fleksi 45. Lutut fleksi dan kedua kaki sejajar. Caranya dengan menggerakan tulang tibia ke atas maka akan terjadi gerakan hiperekstresi sendi lutut dan sendi lutut akan terasa kendor. Posisi pemeriksa di depan kaki penderita. Jika terdorong lebih dari normal, artinya tes drawer positif.9

Gambar 2. Pemeriksaan Anterior Drawer Test11

1. Posterior Drawer TestPosterior Drawer Test sama halnya dengan Anterior Drawer Test, hanya saja menggenggam tibia kemudian didorong kearah belakang.9

Gambar 3. Pemeriksaan Posterior Drawer Test11

1. Lachman TestTest Lachman dikelola dengan meletakkan lutut pada posisi fleksi kira-kira dalam sudut 300, dengan tungkai diputar secara eksternal. Satu tangan dari pemeriksaan menstabilkan tungkai bawah dengan memegang bagian akhir atau ujung distal dari tungkai atas, dan tangan yang lain memegang bagian proksimal dari tulang tibia, kemudian usahakan untuk digerakkan ke arah anterior.

Gambar 4. Pemeriksaan Lachman11

1. Apley Compresion TestTes ini dilakukan untuk menentukan nyeri lutut yang disebabkan oleh robeknya meniskus. Penderita dalam posisi berbaring tengkurap lalu tungkai bawah ditekukkan pada sendi lutut kemudian dilakukan penekanan pada tumit pasien. Penekanan dilanjutkan sambil memutar tungkai ke arah dalam (endorotasi) dan luar (eksorotasi). Apabila pasien merasakan nyeri di samping medial atau lateral garis persendian lutut maka lesi pada meniskus medial dan lateral sangat mungkin ada.9

Gambar 5. Pemeriksaan Apley Compresion Test11

1. Apley Distraction TestTes ini dilakukan untuk membedakan lesi meniskal atau ligamental pada persendian lutut.Tindakan pemeriksaan ini merupakan kelanjutan dari Apley Comppresion Test. Lakukan distraksi pada sendi lutut sambil memutar tungkai bawah keluar dan kedalam dan lakukan fiksasi. Apabila pada distraksi eksorotasi dan endorotasi itu terdapat nyeri maka hal tersebut disebabkan oleh lesi di ligamen.9

Gambar 6. Pemeriksaan Apley Distraction Test111. Pemeriksaan Penunjang :1. Pemeriksaan radiologi foto polos lutut1. Pemeriksaan laboratorium darah1. Analisa cairan sendi

1. Pemeriksaan RadiologisDerajat kerusakan sendi berdasarkan gambaran radiologis kriteria Kellgren & Lawrence:

(A) (B)

(C)(D)Gambar 7. Kriteria Kellgren and Lawrence1. Derajat 1. (B) Derajat 2. (C) Derajat 3. (D ) Derajat 4.1. Derajat 0:radiologi normal.1. Derajat 1: penyempitan celah sendi meragukan.1. Derajat 2 : osteofit dan penyempitan celah sendi yang jelas.1. Derajat 3: osteofit sedang dan multipel, penyempitan celah sendi, sklerosis sedang dan kemungkinan deformitas kontur tulang.1. Derajat 4 :osteofit yang besar, penyempitan celah sendi yang nyata, sklerosis yang berat dan deformitas kontur tulang yang nyata.

The American College of Rheumatology menyusun kriteria diagnosis Osteoartritis lutut idiopatik berdasarkan pemeriksaan klinis dan radiologi sebagai berikut:1

Klinis dan LaboratoriumKlinis dan radiologiKlinis

Nyeri lutut + minimal 5 dari 9 berikut : - umur> 50 tahun- stiffness < 30 menit- krepitasi- nyeri pada tulang- pelebaran tulang-tidak hangat pada perabaan- LED < 40mm/jam - Rheumatoid factor 50 tahun- stiffness < 30 menit- krepitasi- nyeri pada tulang- pelebaran tulang- tidak hangat pada perabaan

1. PenatalaksanaanTujuan penatalaksanaan osteoartritis adalah:12-141. Menghilangkan rasa nyeri1. Mengurangi disabilitas1. Memperbaiki fungsi sendi yang terkena1. Menghambat progresifitasPenatalaksanaan osteoartritis pengobatan/medikamentosa yang terdiri dari analgesik dan anti inflamasi dan program rehabilitasi medik. Program rehabilitasi medik yang sering dilakukan pada osteoartritis dapat berupa:1. Fisioterapi13-151. Terapi panas superfisialTerapi panas superfisial yaitu panas hanya mengenai kutis atau jaringan sub kutis saja (Hot pack, infra merah, kompres air hangat, paraffin bath) Sedangkan terapi panas dalam, yaitu panas dapat menembus sampai ke jaringan yang lebih dalam yang sampai ke otot,tulang, dan sendi Diatermi gelombang mikro (MWD), Diatermi gelombang pendek (SWD), Diatermi gelombang suara ultra (USD). Pada kasus osteoartritis digunakan SWD (short wave diathermy) dan USD (ultra sound diathermy).1. Terapi dinginTerapi dingin digunakan untuk melancarkan sirkulasi darah,mengurangi peradangan, mengurangi spasme otot dan kekakuan sendi sehingga dapat mengurangi nyeri. Dapat juga menggunakan es yang dikompreskan pada sendi yang nyeri. Terapi dingin dapat berupa cryotherapy, kompres es dan masase es.1. Terapi listrikYang digunakan adalah TENS (Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation). TENS merupakan modalitas yang digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri melalui peningkatan ambang rangsang nyeri.1. HidroterapiHidroterapi bermanfaat untuk memberi latihan. Daya apung air akan membuat ringan bagian atau ekstermitas yang direndam sehingga sendi lebih mudah digerakan. Suhu air yang hangat akan membantu mengurangi nyeri, relaksasi otot dan memberi rasa nyaman.1. Latihan penguatan ototLatihan diketahui dapat meningkatkan dan mempertahankan pergerakan sendi, menguatkan otot, meningkatkan ketahanan statik dan dinamik dan meningkatkan fungsi yang menyeluruh. Latihan terdiri dari latihan pasif, aktif, ketahanan, peregangan dan rekreasi.

1. Ortotik ProstetikDigunakan untuk mengembalikan fungsi, mencegah dan mengoreksi kecacatan, menyangga berat badan dan menunjang anggota tubuh yang sakit. Pada penderita OA biasa dilakukan rencana penggunaan knee brace atau knee support.141. Terapi okupasiTerapi okupasi meliputi latihan koordinasi aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS) untuk memberikan latihan pengembalian fungsi sehingga penderita bisa melakukan kembali kegiatan/perkerjaan normalnya.14,151. PsikologiTujuannya untuk mengadakan evaluasi dan mengobati gangguan mental akibat kecacatan untuk meningkatkan motivasi berusaha mengatasi kecacatan serta akibatnya.1. Sosial medikTujuannya adalah menyelesaikan/memecahkan masalah sosial yang berkaitan dengan penyakit penderita, seperti masalah penderita dalam keluarga maupun lingkungan masyarakat.15-17

BAB IIILAPORAN KASUS1. IDENTITAS PENDERITANama:Ny. H.RUmur:44 tahunAlamat:Tateli Weru, Kec. Pineleng, Kab. MinahasaPekerjaan :IRTAgama:Kristen ProtestanSuku:MinahasaTanggal Periksa: 8 Desember 2014

1. ANAMNESISKeluhan utama:Nyeri pada lutut kiri.Riwayat penyakit sekarang:Nyeri pada lutut kiri dialami penderita sejak 2 minggu yang lalu, tidak menjalar, dan nyeri bersifat tajam. Nyeri yang dirasakan hilang timbul, dan bertambah berat ketika penderita beraktivitas seperti turun naik tangga, berdiri lama, jalan jauh (200m), dan jongkok. Nyeri hilang saat istirahat dan selama ini penderita tidak mengkonsumsi obat penghilang nyeri. Nyeri lutut disertai kekakuan terutama saat bangun di pagi hari 5-7 menit, kemudian hilang dengan sendirinya, penderita juga tidak merasakan nyeri yang hebat pada malam hari. Tidak ada riwayat bengkak, hangat dan kemerahan. Penderita juga mengeluh ada bunyi krek-krek saat lutut kiri digerakkan. Aktivitas yang terganggu jika penderita berdiri lama saat memasak dan saat memakai sepatu hak tinggi. Penderita kemudian berobat ke dokter spesialis Interna dan di konsul ke Rehabilitasi Medik untuk diperiksa lebih lanjut.

Riwayat penyakit dahulu:1. Riwayat trauma lutut (-)1. Riwayat operasi lutut (-)1. Penyakit jantung, paru, liver, ginjal, DM, asam urat disangkal penderita

Riwayat Keluarga:Hanya penderita yang sakit seperti ini.

Riwayat Sosial Ekonomi:Penderita tinggal di rumah permanen, 1 lantai, berlantai keramik. Sumber penerangan dari Perusahaan Listrik Negara, sumber air dari PAM, WC jongkok dan berjarak 10 meter dari kamar tidur. Penderita memiliki 2 orang anak, biaya hidup sehari-hari tercukupi dan biaya pengobatan ditanggung pemerintah melalui Askes.

Riwayat kebiasaan dan aktivitas:Penderita sekarang bekerja sebagai Ibu rumah tangga dan melakukan aktivitas sehari-hari di rumah seperti memasak, mencuci, menyapu, toileting, dll. Penderita memiliki kebiasaan berjalan jauh + 200 meter, contohnya pergi beribadah tiap 2-3 kali per minggu.

Riwayat Psikologis:Penderita sangat komunikatif dan terbuka selama anamnesa. Penderita merasa cemas dan terganggu dengan penyakit yang dialami sekarang.

1. PEMERIKSAAN FISIKKeadaan umum :Karnovsky Perform Scale = 90 Kesadaran : Compos Mentis Tekanan darah : 150/90 mmHg Respirasi: 20x/mNadi: 82x/menitSuhu : 36,40CTinggi badan : 151 cm Berat badan : 51 kg Indeks massa tubuh : 22,36kg/m2 (normal). Kepala :Normocephal Mata :Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik. Pupil bulat isokor 3 mm, refleks cahaya kiri dan kanan ada, refleks cahaya tidak langsung kiri dan kanan ada.Leher:Trakea letak tengah, pembesaran kelenjar getah bening tidak ada.Thoraks: Cor : I = Iktus kordis tidak tampak P = Iktus kordis tidak bergeser, tidak kuat angkat P = batas jantung normal A = S I-II regular, murmur (-)Pulmo: I = Pengembangan dinding dada simetris P = Vokal Fremitus normal P = batas paru normal, perkusi paru sonor A = Sp. Vesikuler, Wheezing (-), Ronkhii (-)Abdomen : Datar, lemas, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba, bising usus (+) normal.

Status lokalis :Regio genu sinistraInspeksi :deformitas(-/-), edema(-/-), hiperemi(-/-)Palpasi: Krepitasi (-/-), edema (-/-), nyeri tekan (-/-)Ekstremitas Inferior

DekstraSinistra

Appearance Leg Length89 cm89 cm

True Leg Length87 cm87 cm

Lingkar Paha43 cm43 cm

Lingkar Genu32 cm32 cm

Lingkar Betis22 cm22 cm

Movement: Nyeri gerak aktif (-/+), nyeri tekan (-/+).

Visual Analog Scale :8 Desember 2014

0 3 (sinistra) 10

Pemeriksaan Lingkup Gerak Sendi (LGS) regio genu dextra dan sinistra DekstraSinistraNormal

Fleksi0-13500-13501350

Ekstensi0-000-0000

Pemeriksaan status sensorik Ekstremitas InferiorSensibilitasDekstraSinistra

ProprioseptifNormalNormal

ProtopatikNormalNormal

Pemeriksaan status motorik Ekstremitas InferiorEkstremitas Inferior

DekstraSinistra

GerakanNormalNormal

Kekuatan Otot5/5/5/55/sde (nyeri)/5/5

Tonus ototNormalNormal

Refleks Fisiologis++Sulit di evaluasi (nyeri)

Refleks Patologis--

Tes Provokasi : Jenis tesDekstraSinistra

Ballotement--

Anterior drawer--

Posterior drawer--

McMurray--

Apley compression--

Apley distraction--

Lachman--

Test for medial stability--

Test for lateral stability--

Hasil X-Foto genu sinistra AP/lateral :

Kesan : Osteoartritis genu sinistra1. RESUMEPerempuan 44 tahun, nyeri pada lutut kiri, hilang timbul, bertambah berat jika beraktivitas dan hilang saat istirahat. penderita tidak mengkonsumsi obat penghilang nyeri, morning stiffness (+), bunyi krek-krek saat lutut kiri digerakkan (+). Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 150/90mmHg. Pada status lokalis regio genu, nyeri gerak dan krepitasi genu sinistra. Visual Analog Scale (VAS) pada genu sinistra: 3.Diagnosis klinis : Osteoartritis genu sinistraDiagnosis etiologi : Osteoartritis sekunderDiagnosis topis: Kartilago genu sinstraDiagnosis fungsional : Impairment: Nyeri genu sinstraDisability: Gangguan Aktivitas Kegiatan Sehari hari (AKS) seperti toileting dan gangguan vokasional.Anjuran : Konsul ke bagian Penyakit Dalam (Interna)Masalah :1. Nyeri lutut kiri; (VAS Genu sinistra: 3)1. Gangguan Aktivitas Kegiatan Sehari-hari (AKS), seperti toileting.1. Gangguan vokasional1. Cemas terhadap penyakitnyaPenatalaksanaan : 1. Medikamentosa:Obat Anti Inflamasi Non Steroid

1. Non medikamentosa :Rehabilitasi medik 1. Fisioterapi 1. Evaluasi : 1. Nyeri lutut (Visual Analog Scale (VAS) genu sinistra: 3)1. Program: 1. Short Wave Diathermy (SWD) genu sinistra1. Latihan isometrik untuk ekstremitas inferior sinistra1. Rencana latihan penguatan m.quadriceps + peregangan hamstring sinistra bertahap dengan sepeda statis.1. Okupasi terapi 1. Evaluasi : 1. Nyeri lutut (Visual Analog Scale (VAS) genu sinistra: 3)1. Gangguan Aktivitas Kegiatan Sehari-hari (AKS) seperti toileting1. Program:Latihan atau edukasi melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-hari meliputi prinsip mengurangi beban pada sendi lutut (joint protection) yaitu dengan memodifikasi WC duduk.1. Ortotik Prostetik 1. Evaluasi : 0. Nyeri lutut (Visual Analog Scale (VAS) genu sinistra: 3) 1. Program: Penggunaan knee brace untuk genu sinistra1. Psikolog 1. Evaluasi : penderita merasa cemas dengan sakitnya. 1. Program: memberi dukungan kepada penderita agar rajin berlatih di rumah dan kontrol secara teratur, memberi dukungan mental kepada penderita dan keluarga agar tidak cemas dengan penyakit yang dideritanya.1. Sosial medik 1. Evaluasi:0. Rumah berlantai satu, akses jalan ke rumah datar, tidak ada tangga di depan rumah.0. Jarak rumah ke Rumah sakit + 15 km, kontrol ke Rehab Medik ditemani oleh suami menggunakan sepeda motor.0. Biaya hidup sehari-hari cukup, biaya pengobatan ditanggung oleh pemerintah menggunakan Asuransi Kesehatan (Askes).1. Program:0. Memberikan edukasi pada penderita dan keluarga mengenai penyakit penderita dan memberikan dukungan agar penderita rajin melakukan terapi dan home program.

1. Home program atau edukasi 1. Mengurangi aktivitas yang berdampak besar pada lutut seperti naik turun tangga, berjalan lama, serta berdiri dalam waktu yang lama. 1. Posisi lutut lebih banyak diluruskan saat duduk (jangan ditekuk).1. Modifikasi WC duduk.1. Kompres dengan es pada lutut atau pada daerah yang nyeri atau bengkak1. Kontrol ke poli rehabilitasi medik secara rutin.1. Konsul ke poli interna

1. PROGNOSIS Quo ad vitam : Dubia ad BonamQuo ad fungtionam: Dubia ad BonamQua ad sanationam: Dubia ad Bonam

13