Nyeri Neuropatik
-
Upload
jayanthi-wulan-utami -
Category
Documents
-
view
46 -
download
0
Transcript of Nyeri Neuropatik
Definisi
Nyeri adalah suatu pengalaman sensorik dan emosional yang subjektif dan tidak menyenangkan
yang berhubungan dengan kerusakan jaringan yang nyata atau berpotensi seperti itu.
Jenis-Jenis Nyeri
1. Nyeri Fisiologik :Nyeri yang timbul akibat berbagai stimuli yang tidak menimbulkan
kerusakan jaringan
2. Nyeri Nosiseptif / Nyeri inflamasi : Nyeri yang timbul akibat berbagai stimuli yang
menimbulkan kerusakan jaringan
3. Nyeri neuropatik: Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer pada
sistem saraf
4. Nyeri Psikogenik/Nyeri Fungsional: Nyeri di mana faktor psikogenik dominan, tanpa
kerusakan jaringan dan system saraf sebagai penyebab
Nyeri Neuropatik
Nyeri neuropatik menurut International Association for The Study of Pain (IASP) adalah “nyeri
yang dipicu atau disebabkan oleh lesi primer atau disfungsi dari sistem saraf” dan dapat
disebabkan oleh kompresi atau infiltrasi dari nervus oleh suatu tumor, tergantung di mana lesi
atau disfungsi terjadi.
Nyeri neuropatik pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua yaitu berdasarkan asalnya yaitu
perifer dan sentral, juga berdasarkan waktunya, yakni nyeri neuropatik akut dan kronik. Ada
beberapa masalah dalam bidang kedokteran paliatif yang menyulitkan dalam mendiagnosis dan
menangani nyeri neuropatik, dan tak ada satupun hasil yang memuaskan yang dapat
menyebabkan hilangnya nyeri. Dalam membuat suatu diagnosa adanya nyeri neuropatik
diperlukan anamnesis yang tepat tentang apa yang sedang dirasakan pasien, baik tipenya maupun
derajat dari nyeri tersebut. 1, 2
Etiologi
Nyeri neuropatik dapat terjadi akibat lesi di susunan saraf pusat (nyeri sentral) atau
kerusakan saraf perifer (nyeri perifer). Nyeri neuropatik berasal dari saraf perifer di sepanjang
perjalanannya atau dari SSP karena gangguan fungsi, tanpa melibatkan eksitasi reseptor nyeri
spesifik (nosiseptor). Gangguan ini dapat disebabkan oleh kompresi, transeksi, infiltrasi,
iskemik, dan gangguan metabolik pada badan sel neuron. 3,4
Nyeri sentral neuropatik adalah suatu konsep yang berkembang akibat bertambahnya
bukti bahwa kerusakan ujung-ujung saraf nosiseptif perifer di jaringan lunak, pleksus saraf, dan
saraf itu sendiri juga dapat menyebabkan nyeri sentral nosiseptif melalui proses sensitasi.
Sindrom nyeri thalamus adalah salah satu nyeri neuropatik sentral. Nyeri sentral neuropatik juga
dapat ditemukan pada pasien post-strok, multiple sklerosis, spinal cord injury, dan penyakit
Parkinson. 3,4,5
Nyeri neuropatik perifer terjadi akibat kerusakan saraf perifer. Kerusakan yang berasal
dari perifer menyebabkan tidak saja pelepasan muatan spontan serat saraf perifer yang terkena
tetapi juga lepasnya muatan spontan sel-sel ganglion akar dorsal saraf yang rusak. Contoh-
contoh sindrom yang mungkin dijumpai adalah neuralgia pasca herpes, neuropati diabetes,
neuralgia trigeminus, kausalgi, phantom-limb pain, kompresi akibat tumor, dan post operasi. 4,5
Patofisiologi
Pada keadaan normal, bila kita mengalami trauma, katakanlah dicubit, maka di bagian tubuh
yang dicubit akan terjadi pelepasan berbagai zat-zat kimia, seperti ion H+ , Bradikinin, Kalium,
dan Prostaglandin, yang akan mengawali proses peradangan dan ujung-ujung saraf menjadi peka.
Proses ini akan diteruskan ke otak melalui medulla spinalis. Bila trauma berlanjut maka saraf
yang peka menjadi lebih banyak dan lebih luas sehingga akan menimbulkan pelipatgandaan
kepekaan ujung saraf. Bila perangsangan ini melewati ambang batas nyeri, yang berbeda-beda
bagi setiap orang, maka dia akan merasa nyeri.5,6
Berbeda dengan proses nyeri yang normal diatas dimana proses nyeri dapat dipahami dengan
baik pada proses nyeri neuropatik masih banyak hal yang belu dapat dipahami. Pada nyeri
neuropatik, proses awal (trauma, infeksi, keganasan, tumor, degenerasi) dari rangsang nyeri
seringkali sudah lama berlalu, misalnya pada nyeri saraf paska Herpes Zooster, atau bahkan tidak
terjadi secara kasat mata, misalnya akibat kencing manis, karena pada dasarnya yang terjadi
sejak awal adalah kerusakan saraf. Kerusakan saraf ini dapat terjadi di saraf tepi, medulla
spinalis bahkan di otak.
Akibat dari kerusakan ini, saraf akan melepaskan impuls yang tidak terkendali yang akan sangat
menyiksa penderita.4,5,6
Impuls nyeri yang berasal dari nosiseptor (reseptor nyeri) disalurkan melalui salah satu
dari dua jenis serat aferen. Sinyal-sinyal yang berasal dari nosiseptor mekanis dan termal
disalurkan melalui serat A-delta yang berukuran besar dan bermielin dengan kecepatan sampai
30 meter/detik (jalur nyeri cepat). Impuls dari nosiseptor polimodal (kimia) diangkut oleh serat
C yang kecil dan tidak bermielin dengan kecepatan yang jauh lebih lambat sekitar 12 meter/detik
(jalur nyeri lambat). Secara teori, nyeri neuropati terutama (jika tidak disertai penyakit lain)
disebabkan oleh gangguan fungsi dari akson yang tidak bermielin (serat C) dan akson yang
bermielin tipis (serat A-delta). 4,5
Ketika terdapat kerusakan pada jalur saraf yang mengirimkan informasi nyeri, sensasi
nyeri yang dirasakan akan berkurang. Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan dari ambang
batas nyeri dan penurunan intensitas rasa pada stimulus noksius (stimulus yang merusak
jaringan). Akan tetapi, pada beberapa kasus kerusakan jalur sensori, terjadi hal yang berbeda.
Pada pasien nyeri neuropati, akibat kerusakan sensibilitas pada stimulus noksius, juga terdapat
spontaneous pain (nyeri spontan). Nyeri yang mungkin dirasakan oleh pasien, timbul pada area
yang anastesi. Nyeri ini sering kali dirasakan berat dan sulit untuk diobati.5,6
Daftar Pustaka
1. Gilron I, Watson CPN, Cahill CM, Moulin DE. Neuropathic Pain: A Practical Guide For The
Clinician. CMAJ August 2006; 175: p.1-13.
2. Torrance N, Smith BH, Bannet MI, Lee AJ. The Epedimiology of Chronic Pain of
Predominantly Neuropathic Origin. J Pain April 2006; 7(4): 281-9.
3. Dupere D. Neuropathic Pain: An Option Overview. The Canadian Journal of CME February
2006; 79: 90-92.
4. Nicholson B. Differential Diagnosis: Nociceptive and Neuropathic Pain. The American Journal
of Managed Care June 2006; 12: S256-S262.
5. Vranken J.H et al. Pregabalin in Patients With Central Neuropathic Pain. J Pain Juni 2007; 7(4):
281-9
6. Gidal B, Billington R. New and Emerging Treatment Option for Neuropatic Pain. The American
Journal of Managed Care Juni 2006; 12(9): S269-S278.