nutrisi anak.docx

16
Alergi makanan merupakan masalah yang kadang kala terjadi pada bayi dan anak-anak. Alergi makanan biasanya muncul pada saat bayi berusia 1-2 tahun dan umumnya akan menurun pada saat anak berusia 5 tahun karena perkembangan sistem imun yang sudah baik. Bila dalam keluarga ada riwayat alergi, misalnya asma atau eksim, kemungkinan memiliki alergi menjadi lebih tinggi. Gejala alergi terhadap makanan tertentu terbagi 2: 1. Gejala pada saluran pencernaan: diare, muntah, mual, sakit perut, muka pucat, tidak sadar 2. Gejala pada kulit: gatal-gatal, wajah bengkak, telinga berair, hidung meler, mata berair, merah pada kulit seperti gigitan nyamuk, sulit tidur, bahkan sulit bernapas Menentukan jenis makanan yang menimbulkan alergi tidak mudah. Tes alergi di laboratorium adalah cara yang lebih cepat, namun orang tua juga bisa melakukan observasi pada anak. Umumnya pada bayi di bawah 1 tahun, makanan baru diperkenalkan satu jenis selama 3-4 hari berturut-turut untuk mengetahui reaksi. Bila ada kecendurangan alergi, metode ini juga bisa digunakan pada anak usia lebih dari 1 tahun. Beberapa makanan yang perlu diperhatikan oleh orang tua karena sering menyebabkan alergi makanan pada anak-anak adalah : kacang-kacangan, putih telur, susu sapi dan seafood. Lakukanlah observasi pada anak dan apabila jenis makanan tertentu dicurigai menyebabkan alergi, lebih baik untuk tidak memberikan makanan tersebut kepada anak. Seperti kata pepatah, lebih baik mencegah daripada mengobati. Bila alergi sudah terjadi, segera bawa anak ke dokter. MP-ASI harus dikenalkan bertahap, karena mekanisme menelan dan kemampuan mencerna bayi masih lemah. Selain itu, Anda juga perlu berhati-hati terhadap kemungkinan terjadinya reaksi simpang dari makanan, seperti alergi atau intoleransi terhadap makanan. Kenali step-by-step pengenalan makanan yang diberikan sesuai pertumbuhan anak. Mulailah dengan makanan lunak dan cair, yakni bubur atau bubur susu yang encer.

Transcript of nutrisi anak.docx

Alergi makanan merupakan masalah yang kadang kala terjadi pada bayi dan anak-anak. Alergi makanan biasanya muncul pada saat bayi berusia 1-2 tahun dan umumnya akan menurun pada saat anak berusia 5 tahun karena perkembangan sistem imun yang sudah baik. Bila dalam keluarga ada riwayat alergi, misalnya asma atau eksim, kemungkinan memiliki alergi menjadi lebih tinggi.Gejala alergi terhadap makanan tertentu terbagi 2:1. Gejala pada saluran pencernaan: diare, muntah, mual, sakit perut, muka pucat, tidak sadar2. Gejala pada kulit: gatal-gatal, wajah bengkak, telinga berair, hidung meler, mata berair, merah pada kulit seperti gigitan nyamuk, sulit tidur, bahkan sulit bernapasMenentukan jenis makanan yang menimbulkan alergi tidak mudah. Tes alergi di laboratorium adalah cara yang lebih cepat, namun orang tua juga bisa melakukan observasi pada anak. Umumnya pada bayi di bawah 1 tahun, makanan baru diperkenalkan satu jenis selama 3-4 hari berturut-turut untuk mengetahui reaksi. Bila ada kecendurangan alergi, metode ini juga bisa digunakan pada anak usia lebih dari 1 tahun.Beberapa makanan yang perlu diperhatikan oleh orang tua karena sering menyebabkan alergi makanan pada anak-anak adalah : kacang-kacangan, putih telur, susu sapi dan seafood. Lakukanlah observasi pada anak dan apabila jenis makanan tertentu dicurigai menyebabkan alergi, lebih baik untuk tidak memberikan makanan tersebut kepada anak. Seperti kata pepatah, lebih baik mencegah daripada mengobati. Bila alergi sudah terjadi, segera bawa anak ke dokter.

MP-ASI harus dikenalkan bertahap, karena mekanisme menelan dan kemampuan mencerna bayi masih lemah. Selain itu, Anda juga perlu berhati-hati terhadap kemungkinan terjadinya reaksi simpang dari makanan, seperti alergi atau intoleransi terhadap makanan. Kenali step-by-step pengenalan makanan yang diberikan sesuai pertumbuhan anak. Mulailah dengan makanan lunak dan cair, yakni bubur atau bubur susu yang encer. Perhatikan mutu bahan makanan. Pilih makanan yang segar, karena makanan yang bermutu baik akan menjamin kualitas gizi yang baik pula. Coba berikan sayuran lebih dahulu sebelum buah-buahan. Karena, bila bayi lebih menyukai rasa manis buah, ada kecenderungan kurang menyukai rasa sayuran yang hambar. Buah-buahan yang manis, seperti papaya, pisang, jeruk, bisa disajikan dalam bentuk jus atau dicampur dengan makanan lain. Kenalkan satu per satu jenis makanan sampai ia mengenalnya dengan baik. Lakukan setiap 3-4 hari untuk satu jenis makanan, setelah itu baru ganti dengan makanan lain. Ini penting, untuk mengetahui apakah ada makanan yang menyebabkan reaksi simpang pada tubuhnya. Seiring bertambahnya usia, kenalkan makanan dengan tekstur yang lebih padat dan tambahkan porsinya sesuai kondisi bayi. Di atas usia 6 bulan, anak bisa diberi nasi tim saring lengkap gizi. Di usia 9-12 bulan, ia dapat diberi makanan yang dicincang yang lebih kasar. Untuk telur, jika ada riwayat alergi dalam keluarga atau bayi menunjukkan reaksi alergi, tunda pemberian sampai ia berusia 1 tahun. Sementara bila alergi susu sapi, tunda hingga usia 2 tahun dan makanan laut serta kacang-kacangan tunda hingga usia 3 tahun. Ada baiknya bayi Anda juga diberi biskuit khusus bayi. Selain kemampuannya mengunyah, biskuit ini juga merangsang pertumbuhan giginya. Bahkan, biskuit ini bisa sebagai pengganti bubur susu dengan dihaluskan dengan cara mencampurnya dengan ASI atau susu formula.

Makanan Pendamping ASI: MPASIWHODalam pemberian MPASI menurut MPASI WHO ini mudah sekali, bayi boleh makan apa saja dari menu meja makan keluarga dan harus diperhatikan: frequency (frekuensi MPASI), amount (jumlah takaran MPASI), thickness (tekstur makanan MPASI), variety (jenis), active/responsive feeding dan higiene.1. Frekuensi pemberian makan MPASIPada awal MPASI WHO setelah bayi genap berumur 6 bulan (5 bulan 30 hari), frekuensi MPASI makanan utama/makan besar diberikan bertahap 2 3 kali sehari.Pada umur 6 8 bulan 29 hari, frekuensi MPASI makanan utama (makan besar) diberikan 3 kali. Berikan snack seperti biskuit atau buah matang 1 2 kali sehari.Pada umur 9 11 bulan 29 hari, frekuensi MPASI makanan utama (makan besar) diberikan 3 4 kali sehari. Berikan snack 1 2 kali sehari.Pada umur 12 24 bulan, frekuensi MPASI makanan utama (makan besar) diberikan 3 4 kali sehari dan juga 1 2 kali snack tambahan.Alasan kenapa frekuensi MPASI makan anak harus sering adalah karena anak -terpaksa- memakan makanan sedikit demi sedikit padahal PR kekosongan asupan kalori dan zat gizi yang dia miliki begitu serius.Menghitung umur 1 bulan = 30 hari. Jadi waktu makan MPASI itu bayi umur 5 bulan 30 hari.

2. Jumlah takaran makanan yang diberikanFrekuensi MPASI makan dan jumlah takaran makanan MPASI yang diberikan dalam panduan MPASI WHO menyesuaikan dengan kapasitas lambung bayi dan rata-rata kandungan kalori Kandungan kalori pada bubur MPASI diperkirakan sekitar 0,8 kcal/gram. Kapasitas ukuran lambung bayi masih kecil yah. Bayi yang baru lahir ukuran lambungnya hanya sebesar kelereng, umur 3 hari bertambah sebesar bola bekel dan umur 1 minggu bertambah menjadi sebesar bola pingpong. Nah, ukuran ini berangsur-angsur akan membesar seukuran bola tenis pada bayi umur 6 12 bulan (ada sumber yang menuliskan besarnya lambung bayi seukuran kepalan tanggannya). Menurut penelitian, kapasitas lambung bayi itu sekitar 30 gram makanan/kg BB-nya.Pada awal MPASI di umur 6 bulan jumlah takaran makanan MPASI yang diberikan sekitar 2 3 sendok makan per kali pemberian.Pada umur 6 8 bulan 29 hari,jumlah takaran makanan MPASI dinaikkan bertahap dari 2 3 sendok makan menjadi cangkir/mangkok (125 mL) per kali pemberian. Jadi saat bayi umur 6 bulan 2 minggu diharapkan sudah lancar makan sehingga bisa diberikan takaran setengah mangkok (125 mL) saat makan. > ukuran cangkir/mangkok yg digunakan 250 mL.Pada umur 9 11 bulan 29 hari, jumlah takaran makanan MPASI dinaikkan bertahap menjadi cangkir/mangkok (125 mL) > ukuran cangkir/mangkok 250 mL.Pada umur 12 24 bulan, jumlah takaran makanan MPASI dinaikkan bertahap menjadi 1 cangkir/mangkok (175 250 mL) > ukuran cangkir/mangkok 250

3. Tekstur makanan MPASIMenurut petunjuk MPASI WHO, pada umur 6 bulan tekstur makanan MPASI yang diberikan adalah makanan lumat/halus (bubur saring, pure atau makanan yang ditumbuk/dihaluskan). Pastikan tekstur makanan MPASI tidak terlalu cair atau encer, jadi gunakan sedikit saja air. Jadi tekstur bubur cair, tapi jika sendok dimiringkan bubur tidak tumpah.Pada umur 8 bulan bayi sudah bisa dikenalkan dengan makanan finger food.Pada umur 9 11 bulan 29 hari tekstur makanan MPASI dinaikkan menjadi makanan lembek (nasi tim, bubur tanpa disaring, makanan dicincang halus atau irisan makanan-lunak).Pada umur 12 bulantekstur makanan MPASI bayi sudah bisa memakan makanan meja keluarga: makanan yang dicincang kasar, diiris atau dipegang tangan.Tekstur makanan MPASI ini disesuaikan dengan perkembangan sistema persarafan dan oro-motorik bayi. Di atas sudah disampaikan tentang kekosongan suplai energi dan zat gizi juga ukuran lambung yang kecil. Sehingga kita hanya bisa memberikan makanan dalam jumlah sedikit namun frekuensi sering, juga sebaiknya yang mudah dicerna.Pemilihan tekstur makanan MPASI ini disesuaikan juga dengan proses pencernaan makanan. Proses pencernaan makanan ada dua tahap, yaitu pencernaan mekanik oleh kegiatan oro-motorik gigi-geligi dan pencernaan kimiawi oleh reaksi enzimatik enzim pemecah makanan. Reaksi enzimatik akan sempurna jika luas permukaan sentuh antar-partikel makin efisien, sehingga ukuran partikel bahan makanan yang tertelan sebaiknya sudah kecil.Kemampuan Fisik Bayi Untuk Makan:Bayi umur 5 bulan baru belajar menggerakkan sendi rahangnya dan makin kuat refleks hisapnya. Bayi umur 7 bulan bisa membersihkan sendok menggunakan bibirnya. Bayi saat ini bisa menggerakkan sendi rahang naik-turun juga gigi masih sedikit pun biasanya baru punya gigi seri yang bertugas memotong bukan menggilas makanan, sehingga proses mengunyah dan hasil partikel kunyahan masih kasar. Mulai umur 8 bulan bayi telah mampu menggerakkan lidah ke samping dan mendorong makanan ke gigi-geliginya, makin stabil menjaga keseimbangan dan memegang sehingga dia sudah bisa menerima makanan finger food.Umur 10 bulan merupakan waktu kritis bayi diharapkan sudah bisa memakan tekstur makanan MPASI semi-padat (lumpy solid food) sehingga mulai kenalkan makanan lembek tanpa saring di umur 9 bulan. Jika terlambat menaikkan tekstur makanan maka anak akan semakin sulit memakan makanan yang lebih padat. Umur 12 bulan sendi rahang bayi telah stabil dan mampu melakukan gerakan rotasi sehingga sudah bisa lebih canggih dalam mengunyah tekstur makanan MPASI kasar. Pada saat ini bayi telah siap memakan makanan meja sesuai yang dimakan oleh keluarga.Jika bayi dipaksa makan makanan padat dini-sendiri contohnya seperti dalam baby led weaning harus diperhatikan juga risiko tersedak yang masih sangat besar. Ibunya udah bisa manuver Heimlich belom nih? Banyak loh bayi yang berakhir mengenaskan karena tersedak, hiks.Selain itu bayi membutuhkan lebih banyak waktu untuk memanipulasi makanan tekstur padat untuk bisa mengunyahnya hingga menjadi partikel yang lebih kecil untuk ditelan. Akibatnya bayi akan memakan jumlah makanan yang lebih sedikit (karena capek dan bosan -dipaksa- mengunyah) sehingga asupan makanannya kurang dan kekosongan kebutuhan tubuhnya akan tetap kosong.Jika ibu ingin bayi mendapatkan manfaat zat gizi secara optimal dari makanan yang dia makan maka sebaiknya ibu pilih menu dengantekstur makanan MPASI sesuai tahap perkembangan bayi ya.4. Varietas Bahan MakananMenurut petunjuk MPASI WHO, pada umur 6 bulan sistem pencernaan bayi termasuk pancreas telah berkembang dengan baik sehingga bayi telah mampu mengolah, mencerna serta menyerap berbagai jenis/varietas bahan makanan seperti protein, lemak dan karbohidrat. Pencernaan serta organ tubuh bayi sudah siap mengolah bahan makanan lain selain ASI dan susu formula. Jadiii bayi sudah boleh makan berbagai jenis bahan makanan, bukan hanya buah aja.Pada umur 6 bulan, ginjal bayi telah berkembang dengan baik sehingga mampu mengeluarkan produk sisa metabolisme termasuk dari bahan pangan tinggi protein seperti daging. Jadi, bukan menjadi alasan menunda pemberian daging merah, ikan dan telur. Supaya bayi tumbuh berkembang dengan baik sebaiknya kawal dengan pemberian menu protein hewani plus nabati.Pada masa awal MPASI, varietas bahan makanan yang berikan 1 jenis makanan terlebih dahulu, kemudian tambahkan 1 jenis makanan lain setiap minggu (kalau AAP setelah beberapa hari percobaan, penelitian lain menyarankan tiap 2 4 hari tambah setiap bahan baru). Dalam pengenalan bahan baru disarankan memulai dengan dosis sekitar 1 2 sendok teh. Lebih disarankan lagi diberikan sebagai rasa tunggal, namun ada beberapa bayi yang menyukai saat dicampur.Makanan pertama -yang buat saya monumental, haha- prioritaskan memilih sumber karbohidrat (bubur serealia seperti bubur beras, bubur jagung, kentang tumbuk, pisang kerok, sukun) dan segerakan memberikan bahan pangan sumber zat besi hewani.Tambahkan minyak atau margarin setengah hingga satu sendok teh ke dalam bubur bayi untuk meningkatkan kandungan energi serta supaya makanan licin dan mudah ditelan bayi. Ibu bisa menggunakan minyak apapun yang tersedia di rumah selama minyaknya masih bersih dan bagus bukan minyak bekas menggoreng. Tambahkan minyak ketika bubur akan disajikan ke bayi.Hindari makanan dan minuman manis seperti teh, soda, atau biskuit manis. Jangan memberikan makanan yang keras dan berpotensi untuk tersedak. Hindari pemberian makanan asin seperti ikan asin.Bubur bayi dari tepung:Disarankan memasak bubur dari nasi atau beras. Namun, beberapa suku memiliki kebiasaan menyimpan bahan makanan pokok dalam bentuk tepung supaya awet seperti masyarakat Papua dengan sagu atau warga Wonosari dengan tepung singkongnya. Ibu bisa memasak bubur bayi dari bahan pokok yang tersedia di rumah, sesuaikan saja dengan menu meja keluarga.Bubur nasi dimasak dari nasi keluarga dalam pelatihan MPASI WHO di Perinasia.Bolehkah MPASI sayur dan buah saja?Makan ala diet vegetarian yaitu hanya memberikan bayi makanan buah sayur serta bahan pangan nabati lain -sudah dibuktikan dari serangkaian penelitian para ahli- tidak bisa memenuhi kekosongan zat gizi yang diperlukan bayi (alasannya sudah saya jelaskan di atas), KECUALI ibu juga memberikan bayi suplementasi dan produk makanan yang telah difortifikasi di bawah pengawasan dokter anak.Jika pilihan MPASI ibu hanya buah dan sayuran yang boleh dimakan bayi, tentu bayi akan rentan mengalami kekurangan energi, kecuali jumlah makanan yang diberikan sangat banyak dengan risiko bayi sembelit karena makan melebihi kapasitas pencernaannya (ingat bahwa bayi membutuhkan lebih banyak makanan jika kandungan kalorinya makin sedikit).Susu sapi untuk bayi:Susu sapi dan hewan lain belum boleh menjadi minuman utama bagi bayi di bawah 12 bulan karena terkait dengan risiko perdarahan di saluran cerna serta menghambat penyerapan zat besi. Namun, ibu bisa menggunakan susu dan produk susu seperti keju, yoghurt, dan lainnya sebagai campuran dalam MPASI jika bayi tidak sensitif dan alergi. Madu untuk bayi:Madu baru diberikan pada anak di atas umur 12 bulan terkait risiko botulisme akibat adanya Clostridium botulinum yang mencemari madu.Bolehkah memberikan makanan yang digoreng? Boleh.Kok boleh gorengan sih? Kan kalori gorengan lebih tinggi, toh ibu sendiri yang menggoreng dengan minyak yang aman digunakan. Oiya, jangan samakan diet bayi dengan diet kita-kita yang udah berumur ini. Bayi itu butuh kolesterol. Salah satu nutrisi unggulan di ASI yang tidak ada di sufor juga susu lain itu apa? KOLESTEROL dan ASAM LEMAK.Makanan pencetus alergi:Terkait ketakutan akan adanya alergi sebenarnya tidak ada pantangan makanan bagi bayi:Untuk bayi yang terlahir dari keluarga yang sangat kuat dan jelas riwayat alerginya, AAP merekomendasikan menunda pemberian susu sapi hingga usia anak 1 tahun, telur hingga usia anak 2 tahun dan kacang tanah, kacang-kacangan, dan ikan hingga anak 3 tahun (AAP, 1998). Namun demikian, penelitian yang membuktikan adanya manfaat penundaan atau pembatasan makanan dalam MPASI belum ada (Halken dan Host, 2001) sehingga para ahli internasional tidak merekomendasikan pembatasan diet pada MPASI anak (WHO/IAACI, 2000). Kejadian alergi makanan terjadi pada sekitar 2 8% anak berumur kurang dari 3 tahun, tandanya biasanya langsung muncul dalam beberapa jam setelah anak makan.Gejala yang mungkin timbul antara lain gejala saluran pencernaan (diare, muntah, sakit perut), gejala saluran pernafasan (batuk, mengi, infeksi telinga), gejala di kulit (bercak merah atau gatal) dan gejala sistemik (syok anafilaksis hingga BB anak susah naik bahkan gagal tumbuh). Alergi juga bisa muncul lambat setelah 72 jam terpapar alergen, jadi setelah 3 hari baru muncul gejala alergi.Jangan lupa berikan minum air putihBerikan air putih yang bersih dan sudah dimasak sebanyak kurang lebih 4 8 oz (120 240 mL) per hari, sebenarnya pemberian air putih bagi bayi yang sudah MPASI ini tidak dibatasi jadi menyesuaikan kebutuhan bayi. Tawarkan bayi minum air putih setiap selesai makan. Patokannya: lihat urin dan feses bayi. Jangan sampai bayi kekurangan cairan. Bayi yang tinggal di daerah panas akan membutuhkan lebih banyak minum sebagai pendamping MPASI.Pemberian air putih bagi bayi yang sudah makan MPASI berguna sebagai suplai cairan juga untuk mencegah sembelit.

Bagaimana dengan gula dan garam?

dan dalam buku MPASI rumahan bagi bayi dari WHO boleh ditambahkan sedikit gula.

Bayi bisa tetap lahap dengan rasa alami makanan. Masalahnya beberapa kasus akan berakhir dengan bayi malas makan dan lebih memilih menyusu karena rasa MPASI hambar sedangkan ASI ibu kaya rasa, hasilnya bayi jadi kurus. Jika bayi susah makan karena rasa MPASI rumahan yang hambar semua dikembalikan ke ibu apakah mau menambahkan SEDIKIT gula-garam sebagai perasa alami atau mencari solusi yang lain (ingat cukup SEDIKIT ya, jangan terlalu manis apalagi terlalu asin).Sebenarnya ibu bisa memakai keju, margarin, mentega, aneka ragam racikan bumbu atau ASIP supaya bubur terasa lebih lezat bagi bayi :)Bumbu yang bisa digunakan sebagai perasa bubur yang disukai anak Indonesia:1. Daun sereh atau batang sereh.2. Bawang merah (cukup belah 2).3. Bawang putih (cukup belah 2).4. Daun jeruk.5. Lengkuas.6. Daun bawang.7. Daun pandan.8. Kadang bisa juga daun salam dan seledri.Btw jangan sedih kalau bayi anda tidak mau makan bubur yang ditambah ASIP -normal jika ada bayi yang gak suka saat ASIP dicampur ke bubur- daripada bersedih mending segera mencari variasi menu baru.(Pesan moral: jadi busui jangan picky eater kalau gak mau anak picky eater :D).5. Pemberian makan dengan cara aktif/responsifMPASI bukan hanya sekedar makanan namun juga cara makan, kapan waktu makan, tempat makan, dan faktor pemberi makanan sehingga dalam MPASI WHO ini juga diperhatikan faktor psikososial anak. Suapi bayi dan perhatikan anak yang lebih besar serta beri bantuan bila dia membutuhkan. Beri anak makanan dengan sabar dan penuh perhatian, dorong anak untuk mau makan namun jangan paksa anak untuk makan. Jika anak menolak makan, coba ganti kombinasi makanan, rasa, tekstur dan metode makan. Minimalisasi gangguan saat anak makan jika anak tipe yang mudah teralihkan perhatiannya. Waktu makan adalah saatnya anak untuk belajar dan waktu keluarga mencurah cinta dan saling berkomunikasi sehingga ajak anak untuk mengobrol dengan kontak mata yang penuh kehangatan. Jika anak menolak sendok coba berikan makan dengan menggunakan tangan. Pastikan tangan ibu bersih yaa.

Jarang ada penelitian tentang anak yang dibiarkan makan sendiri tanpa bantuan sejak dini seperti dalam baby led weaning.Metode pemberian makan aktif responsif (jadi ibu menyuapi anak tapi anak juga dilibatkan secara aktif untuk makan) telah terbukti dari berbagai penelitian yang dilakukan bisa membuat anak makan lebih banyak. Cara pemberian makan aktif responsif:Berikan anak makanan dalam piring tersendiri sehingga ibu bisa mengukur banyaknya makanan yang dimakan anak. Beri makan dengan alat makan sesuai perkembangan umur anak serta budaya setempat, ada beberapa kebudayaan yang memberikan sendok yang lebih kecil bagi bayi. Bayi yang lebih besar akan tertarik untuk makan sendiri, berikan dia sendok untuk berpartisipasi menyuapkan makanan ke dalam mulutnya sambil dibantu oleh ibu.

Pemberian ASI pada saat MPASI masih seperti pada saat masa ASI eksklusif yaitu sesering dan selama yang anak inginkan. Pada umur 6 12 bulan WHO menyarankan untuk menyusui terlebih dahulu sebelum memberikan makanan lain. Beberapa ahli menyarankan menyusui setelah anak makan. Namun teknis pelaksanaannya dikembalikan kepada kenyamanan ibu dan anak. Jangan takut anak menyusu akan membuat anak malas makan. Menyusu semau bayi pada masa-masa ini akan tetap membuatnya masih lapar karena ASI sangat berbeda dari susu formula dan sudah tidak bisa memenuhi kebutuhan nafsu makan juga energi bagi bayi.Keuntungan masih menyusui semau bayi pada masa MPASI antara lain: Bayi akan terlindungi dari reaksi peradangan dan infeksi karena ada sel-sel darah putih, antibodi, antiradang dan aktivator sel darah putih di dalam ASI. Epidermal growth factor di dalam ASI akan membantu perkembangan sel-sel usus juga papilla lidah/taste bud bayi. Papilla lidah yang sehat akan membuat anak mudah merasakan rasa makanan sehingga nafsu makannya menjadi baik. Pencernaan yang berkembang sempurna membantu bayi makin efektif mencerna makanan. Terdapat enzim percerna karbohidrat, lemak dan protein di dalam ASI sehingga proses pencernaan zat gizi dalam makanan akan semakin efisien.6. HigienitasMPASI WHO sangat menekankan kebersihan. Pada masa-masa ini bayi sangat rentan terkena diare sehingga ibu harus memastikan kebersihan makanan, air, alat makan, proses memasak dan tangan (pemberi makan maupun bayi). Cuci tangan ibu dan bayi dengan air serta sabun saat mau memasak, mau makan dan setelah dari toilet (sabun biasa, tidak perlu sabun antibakteri). Disarankan menggunakan peralatan makan yang mudah dibersihkan seperti cangkir, mangkok dan sendok, bukan botol-sendok, dot atau pipet. Makanan bayi bisa disimpan di kulkas dalam rentang yang tidak terlalu lama (misal ibu bekerja menyiapkan makanan untuk 1 hari, jangan 3 hari apalagi 1 minggu yah, dudududuu..). Masak dengan benar hingga makanan matang. Bubur bayi yang tidak disimpan di kulkas sebaiknya segera digunakan dalam waktu 2 jam. Pastikan makanan mentah yang dimakan bayi bersih dan aman. Pisahkan makanan mentah dan matang.

Jadi kalo di cara makan ala MPASI WHO ini cukup dengan makanan yang ada di meja makan keluarga. Ambil nasi dari nasi keluarga (kenapa memasak bubur dari nasi bukan beras? Supaya hanya dibutuhkan tambahan air sedikit agar tidak terlalu encer, juga biar cepet masaknya) lalu pisahkan sayur juga lauk yang belum dibumbui bumbu-bumbu tajam (misal merica atau cabe).Untuk menu sesuaikan saja dengan masakan yang ibu masak dengan tekstur dan jumlah menyesuaikan tahap perkembangan anak. Boleh sih pakai blender, food processor atau yang lainnya, tapi kalo buat tipe ibu malas nyupir (nyuci piring) macam saya akhirnya jadi males banget. Penggunaan blender tidak boleh dengan menambah air karena tekstur bubur akan encer. Cara memasak bubur MPASI WHO:1. Ambil nasi 1 mangkok ditambah air satu mangkok. (air bisa kaldu atau santan)2. Tambahkan bumbu, sayur-mayur dan lauk-pauk. Bumbu utuh saja, bawang cukup dibelah dua dan jangan ikut dilumatkan. Sayur dan lauk yang diiris halus.3. Masak di atas api hingga air habis sehingga nasi telah menjadi bubur lembik.4. Ambil bubur lembik lalu lumatkan dengan saringan kawat.5. Ambil hasil pelumatan bubur dibalik saringan kawat sehingga menjadi bubur lumat.6. Sajikan dengan ditambahkan satu sendok minyak atau margarin.Hasil oleh-oleh memasak MPASI di Pelatihan MPASI PERINASIA ^_^ Ini dimasak dalam waktu yang sangat singkat loh, hanya sekitar 10 menit dan tidak merepotkan. Jadi kata siapa memasak MPASI sulit?

Sebenarnya pemberian MPASI itu tidak sulit ya, namun jika salah pilih akan sangat merugikan bayi. MPASI yang salah akan membuat:1. Bayi akan rentan sakit,2. Bayi lambat tumbuh,3. Bayi akan berhenti tumbuh.

Jangan sampai otak anak jadi kecil gara-gara kurang gizi yaa.. >_