Novita Dwi 2017.docx · Web viewDalam komunikasi korporat menghubungkan antara aplikasi teori...
Transcript of Novita Dwi 2017.docx · Web viewDalam komunikasi korporat menghubungkan antara aplikasi teori...
JURNAL
KOMUNIKASI KORPORASI DAN KONFLIK EKSTERNAL
(Proses Komunikasi PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu dengan
Masyarakat Dusun Tapen Kab. Tuban Dalam Upaya Mengatasi Konflik
Terkait Kegiatan Eksplorasi Sumur Minyak Tapen (TPN) Th. 2015)
Disusunoleh:
NOVITA DWI SETYORINI
D0210081
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2017
0
KOMUNIKASI KORPORASI DAN KONFLIK EKSTERNAL
(Proses Komunikasi PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu dengan
Masyarakat Dusun Tapen Kab. Tuban Dalam Upaya Mengatasi Konflik
Terkait Kegiatan Eksplorasi Sumur Minyak Tapen (TPN) Th. 2015)
Novita Dwi Setyorini
Dwi Tiyanto
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
AbstractIn order to meet the needs of oil and natural gas required by the state,
Pertamina EP as a subsidiary of PT Pertamina Persero engaged in exploration and production drilling. This activity is done by optimizing existing oil wells and opening new oil wells in potential areas. With the development of new oil wells in the regions, the company faces external challenges. This then has the potential for conflict. To anticipate and strive for a larger conflict that can hinder the running of the company's activities, then the communication process with the relevant external parties. This research will look at how corporate communications that occurred in PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu related to external conflict. Through this research, the researcher wants to know how the company tries to overcome the conflict that arises related to Tapen oil well exploration activities and the form of the settlement taken, how the communicators play a role in message delivery, media used in message delivery, and to know the effect of communication process implementation between company and society Dusun Tapen Desa Sidoharjo Kecamatan Senori Kabupaten Tuban to PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu. In this research used qualitative descriptive approach. Sampling is done by purposive sampling technique. Qualitative approach done by researchers to collect data that tangible words in sentences that have meaning more than just numbers or numbers. The technique of data analysis using interactive model of analysis is done through data reduction, data presentation and conclusion.Keywords: Communication Process, Corporate, External Conflict
1
2
Pendahuluan
Minyak dan gas bumi merupakan sumber daya alam yang mampu menjadi
ladang pendapatan bagi sebuah negara.Negara-negara yang menjadi penghasil
utama minyak dan gas bumi, seperti negara-negara di Timur Tengah contohnya,
mampu menjadi negara kaya karena pengoptimalan hasil sumber daya alam
tersebut. Minyak dan gas bumi yang terkandung di dalam “perut” Indonesia,
sejatinya menjadi kewenangan negara untuk memanfaatkan dengan sebaik-
baiknya, sebagaimana tercantum dalam Pasal 33 UUD 1945 yang berbunyi
sebagai berikut: “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran
rakyat”. Pasal ini merupakan salah satu prinsip mendasar bagaimana seharusnya
sumberdaya perekonomian kita dikelola.Dalam hal ini, negara atau Badan Usaha
Millik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang minyak dan gas bumi adalah PT
Pertamina (Persero).
Pertamina selaku BUMN yang bergerak di bidang minyak dan gas bumi
semakin berupaya untuk mengoptimalkan sumur minyak yang telah ada dan juga
membuka sumur minyak yang baru pada wilayah-wilayah yang potensial. Sejak
tahun 2013 lalu, Pertamina EP Asset 4 Field Cepu mulai melaksanakan kegiatan
eksplorasi di daerah Dusun Tapen, Desa Sidoharjo, Kecamatan Senori, Kabupaten
Tuban. Sumur minyak yang berada di daerah ini diberi nama sesuai dengan nama
daerah tersebut, yaitu sumur Tapen (TPN). Kegiatan eksploitasi dan eksplorasi di
wilayah ini merupakan yang pertama dilakukan oleh PT Pertamina EP Asset 4
Field Cepu.Dengan adanya kegiatan pengembangan sumur-sumur minyak baru di
daerah-daerah, perusahaan menghadapi tantangan dari pihak eksternal atau
masyarakat sekitar.Hal ini kemudian berpotensi menimbulkan konflik.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka
dikemukakan perumusan masalah yaitu, “Bagaimana proses komunikasi PT
Pertamina EP Asset 4 Field Cepu dengan masyarakat Dusun Tapen Kab. Tuban
3
dalam upaya mengatasi konflik terkait kegiatan eksplorasi sumur minyak Tapen
(TPN) Th. 2015?”
Tujuan Penulisan
Tujuan penelitian ini didasarkan pada rumusan masalah di atas yaitu, untuk
mengetahui bagaimanaproses komunikasi PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu
dengan masyarakat Dusun Tapen Kab. Tuban dalam upaya mengatasi konflik
terkait kegiatan eksplorasi sumur minyak Tapen (TPN) Th. 2015.
Tinjauan Pustaka
1. Komunikasi
Pada hakikatnya, proses komunikasi yaitu proses penyampaian pikiran
atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan).
Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul
dari benaknya.Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan,
kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya yang timbul
dari lubuk hati (Onong Uchjana Effendy, 2002:11). Efek dalam proses
komunikasi adalah perubahan yang terjadi pada diri komunikan, sebagai akibat
dari pesan yang diterima, baik secara langsung maupun menggunakan media.
Harold Laswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan
komunikasi adalah menjawab pertanyaan: Who Says What In Which Channel
With What Effect? Rumusan pertanyaan tersebut mengandung lima unsur dasar
dalam komunikasi dan sebagai jawabannya yaitu komunikator (communicator,
source, sender), pesan (message), media (channel, media), komunikan
(communicant, communicate, receiver, recipient), dan efek (effect, impact,
influence).
2. Komunikasi Korporasi
Proses komunikasi di dalam sebuah perusahaan, terkait dengan proses
komunikasi dan strategi yang dijalankan, berhubungan dengan komunikasi
4
korporasi. Komunikasi korporasi adalah cara-cara organisasi berkomunikasi
dengan bermacam kelompok orang. Komunikasi korporat merupakan cara
untuk membangun komunikasi dalam organisasi-organisasi. Dalam komunikasi
korporat menghubungkan antara aplikasi teori komunikasi yang membuat
hubungan komunikasi korporat dengan strategi korporat perusahaan
keseluruhan (Paul A. Argenti, 2010:31).
3. Eksplorasi dan Eksploitasi
Eksplorasi adalah penyelidikan lapangan untuk mengumpulkan data atau
informasi selengkap mungkin tentang keberadaan sumber daya alam di suatu
tempat. Kegiatan eksplorasi sangat penting dilakukan sebelum pengusahaan
bahan tambang dilaksanakan mengingat keberadaan bahan galian yang
penyebarannya tidak merata dan sifatnya sementara yang suatu saat akan habis
tergali. Sehingga unuk menentukan lokasi sebaran, kualitas, jumlah cadangan,
serta cara pengambilannya diperlukan penyelidikan yang teliti agar tidak
membuang tenaga dan modal, disamping untuk mengurangi resiko kegagalan,
kerugian materi, kecelakaan kerja, dan kerusakan
lingkungan(https://www.scribd.com/doc/91788738/Eksplorasi-Dan-
Eksploitasi-Sumberdaya-Mineral). Di satu sisi terdapat pula eksploitasi, yaitu
usaha penambangan dengan maksud untuk menghasilkan bahan galian dan
memanfaatkannya.Kegiatan ini dapat dibedakan berdasarkan sifat bahan
galiannya yaitu galian padat dan bahan galian cair serta gas.
4. Konflik
Dean G. Pruitt dan Feffrey Z. Rubin memaknai konflik sebagai persepsi
mengenai perbedaan kepentingan (perceived divergence of interest) atau suatu
kepercayaan bahwa aspirasi pihak-pihak yang berkonflik tidak dapat dicapai
secara simultan.Konflik dapat terjadi pada berbagai macam keadaan dan pada
berbagai tingkat kompleksitas.Konflik merupakan sebuah duo yang
dinamis.Konflik eksternal atau disebut juga konflik sosial dijelaskan oleh
5
Akhmad Harum(https://bukunnq.wordpress.com/penyelesaian-konflik-internal-
dan-eksternal) adalah konflik yang bersifat terbuka. Situasi yang terjadi ketika
ada perbedaan pendapat atau perbedaan cara pandang diantara beberapa orang,
kelompok atau organisasi dan bila keseimbangan antara perasaan, pikiran,
hasrat, dan perilaku seseorang atau lembaga terancam. Menurut Stevenin
(2000, pp.134-135), terdapat lima langkah meraih kedamaian dalam konflik.
Apa pun sumber masalahnya, lima langkah berikut ini bersifat mendasar dalam
mengatasi kesulitan, yaitu pengenalan, diagnosis,menyepakati suatu solusi,
pelaksanaan, evaluasi.
4.1. Konflik Eksternal
Konflik eksternal atau disebut juga konflik sosial dijelaskan oleh
Akhmad Harum (https://bukunnq.wordpress.com/penyelesaian-konflik-
internal-dan-eksternal) adalah konflik yang bersifat terbuka. Situasi yang
terjadi ketika ada perbedaan pendapat atau perbedaan cara pandang
diantara beberapa orang, kelompok atau organisasi dan bila
keseimbangan antara perasaan, pikiran, hasrat, dan perilaku seseorang
atau lembaga terancam.
4.2. Strategi Mengatasi Konflik
Menurut Stevenin (2000:134-135), terdapat lima langkah meraih
kedamaian dalam konflik. Apa pun sumber masalahnya, lima langkah
berikut ini bersifat mendasar dalam mengatasi kesulitan:
1. Pengenalan
Kesenjangan antara keadaan yang ada diidentifikasi dan
bagaimana keadaan yang seharusnya.Satu-satunya yang menjadi
perangkap adalah kesalahan dalam mendeteksi (tidak mempedulikan
masalah atau menganggap ada masalah padahal sebenarnya tidak ada).
2. Diagnosis
Inilah langkah yang terpenting. Metode yang benar dan telah
diuji mengenai siapa, apa, mengapa, dimana, dan bagaimana berhasil
dengan sempurna. Pusatkan perhatian pada masalah utama dan bukan
pada hal-hal sepele.
6
3. Menyepakati suatu solusi
Kumpulkanlah masukan mengenai jalan keluar yang
memungkinkan dari orang-orang yang terlibat di dalamnya.Saringlah
penyelesaian yang tidak dapat diterapkan atau tidak praktis. Jangan
sekali-kali menyelesaikan dengan cara yang tidak terlalu baik. Carilah
yang terbaik.
4. Pelaksanaan
Ingatlah bahwa akan selalu ada keuntungan dan kerugian.
Hati-hati, jangan biarkan pertimbangan ini terlalu mempengaruhi
pilihan dan arah kelompok.
5. Evaluasi
Penyelesaian itu sendiri dapat melahirkan serangkaian masalah
baru.Jika penyelesaiannya tampak tidak berhasil, kembalilah ke
langkah-langkah sebelumnya dan cobalah lagi.
Metodologi
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif.Pengumpulan data
primer diperoleh dari hasil wawancara dengan objek penelitian dengan
pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive
sampling.Informan yaitu humas PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu dan
pemerintah serta masyarakat Dusun Tapen Desa Sidoharjo Kabupaten
Tuban.Total informan dalam penelitian ini berjumlah 5 orang.
Dalam upaya mendapatkan validitas data, hasil temuan data dianalisis
dengan menggunakan triangulasi teori, dimana dalam membahas permasalahan
yang dikaji menggunakan teori yang berhubungan dengan permasalahan.Data
dikumpulkan berdasarkan teori- teori yang sudah dijelaskan pada telaah pustaka
yang dipergunakan sebagai referensi dan seperangkat alat pertanyaan.Data yang
sudah terkumpul dianalisis dengan menggunakan model Interaktif Miles dan
Huberman yang terdapat tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan atau verifikasi.
7
Sajian Data
1. Komunikator dalam Proses Komunikasi antara PT Pertamina Asset 4
Field Cepu dengan Masyarakat Dusun Tapen terkait Kegiatan Eksplorasi
Sumur Minyak Tapen (TPN).
Proses eksplorasi dan eksploitasi yang berlangsung secara terus-
menerus dan berkesinambungan di masyarakat ini membutuhkan perantara
diantara keduanya. Sebagai pihak yang melaksanakan kegiatan dan bertindak
sebagai penyampai pesan, maka komunikator adalah dari PT Pertamina EP
Asset 4 Field Cepu. Peneliti melihat di dalam proses komunikasi yang
dilakukan oleh PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu dengan masyarakat Dusun
Tapen, pihak yangditunjuk sebagai komunikator adalah humas, dimana di
dalam perusahaan humas termasuk ke dalam fungsi Legal and Relation (LR),
yang kini dinamakan fungsi Operation Support.
2. Pesan dalam Proses Komunikasi antara PT Pertamina Asset 4 Field Cepu
dengan Masyarakat Dusun Tapen terkait Kegiatan Eksplorasi Sumur
Minyak Tapen (TPN).
Pesan yang disampaikan oleh humas kepada pemangku kepentingan
terkait utamanya disampaikan melalui kegiatan sosialisasi di balai desa.Untuk
pemerintahan, pesan disampaikan di acara-acara formal yang dikhususkan
untuk pemerintah.
Sebagai sebuah proses komunikasi, kegiatan sosialisasi maupun
pertemuan di balai desa mengandung komponen di dalamnya yaitu media
sebagai wadah yang digunakan perusahaan untuk menyampaikan pesan
maupun segala informasi yang berkaitan dengan kegiatan eksplorasi ini.
Melalui kegiatan sosialisasi ini, perusahaan menyampaikan kegiatan yang
hendak dilaksanakan di wilayah tersebut dan mengharapkan masyarakat Dusun
Tapen Desa Sidoharjo dapat mengetahui dan menerima adanya kegiatan yang
kemungkinan akan mengganggu aktivitas atau wilayah mereka. Seperti
disampaikan oleh Aulia Arbiani:
8
“....kita akan melakukan pendekatan, pemberitahuan secara formal maupun informal, baik dari government, masyarakat, sama media. Kalau secara detailnya, itu nanti kita namakan sosialisasi, baik di tingkat pemerintah sosialisasi dulu terus nanti sosialisasi di tingkat masyarakat dengan misalnya.Setelah sosialisasi itu dilaksanakan barulah ke tahapan berikutnya mobilisasi (alat berat) akan masuk.”(Wawancara Aulia Arbiani, 6 Januari 2016)
Isi pesan yang disampaikan di dalam kegiatan sosialisasi dipusatkan
kepada penyampaian kegiatan yang akan dilakukan di wilayah tersebut.
Tujuan lain dari kegiatan sosialisasi ini yaitu untuk memberikan edukasi
publik (dengan isi pesan yang bermuatan edukasional). Seperti disampaikan
oleh Aulia Arbiani sebagai berikut:
“...... terkait kegiatan operasi, ini kan kegiatan operasi nih mau pengeboran gitu, terus harus sosialisasi itu harus dilakukan, terus yang kedua itu dengan melakukan edukasi publik, edukasi itu bisa dimana aja dan objeknya siapa saja, bisa kita buat itu untuk eee government, bisa kita buat itu untuk masyarakat pada umumnya, bisa juga kita buat itu untuk media, bisa juga untuk mahasiswa.”(Wawancara Aulia Arbiani, 6 Januari 2016)
3. Komunikan dan Timbal Balik atau Respon dari Masyarakat dalam Proses
Komunikasi PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu dengan Masyarakat
Dusun Tapen terkait Kegiatan Eksplorasi Sumur Minyak Tapen (TPN).
Komunikan di dalam proses komunikasi yang terjadi ini merupakan
masyarakat Dusun Tapen Desa Sidoharjo Kecamatan Senori Kabupaten
Tuban. Komunikan di wilayah ini memiliki keterbatasan, khususnya di
bidang pengetahuan mengenai kegiatan pengeboran atau eksplorasi minyak
dan gas bumi karena wilayahnya yang pelosok dan latar belakang mayoritas
penduduknya sebagai petani.
Kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumur minyak baru menjangkau
atau masuk ke wilayah mereka dirasakan baru beberapa tahun ini. Hal ini
seperti disampaikan oleh bapak Sekretaris Desa, yaitu Bapak Sukanto berikut
ini:
9
“...sekitar akhir tahun 80-an dulu pernah ada pengeboran di wilayah sini, ya di sumur ini, tapi kemudian ditutup. Baru kemudian beberapa waktu ini Pertamina masuk lagi ke wilayah ini buat ngebor.(Wawancara Sukanto, 13 januari 2013)
Dengan adanya pengeboran di wilayah tersebut, masyarakat merasa
terganggu dengan banyaknya kendaraan berat untuk memindahkan alat-alat
berat yang melewati wilayah mereka.Adanya suara bising, debu yang tebal
bertebaran, dan juga beberapa wilayah jalan yang rusak.Dengan adanya
gangguan-gangguan ini membuat masyarakat merasa harus meminta
kompensasi kepada pihak PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu, yaitu berupa
uang tunai.
Komunikasi yang terjalin antara perusahaan dengan pihak eksternal,
khususnya masyarakat Tapen tidak selalu berlangsung dua arah, kurang lancar
dan seringkali terhambat.Tidak berjalan lancarnya komunikasi ini
menimbulkan seringnya terjadi gesekan atau pandangan yang kurang baik
terhadap perusahaan. Perusahaan dianggap tidak begitu peduli terhadap
masyarakat, seperti disampaikan oleh Bapak Ulum:
“....Pertamina itu cuma dateng kesini kalau pas ada maunya aja. Nanti pas kita butuh atau mau mengajukan apa gitu, mereka sulit banget dihubungi.”
(Wawancara Ulum, 13 Januari 2016)
4. Gangguan atau Hambatan dalam Proses Komunikasi antara PT
Pertamina Asset 4 Field Cepu dengan masyarakat Dusun Tapen terkait
kegiatan eksplorasi sumur minyak Tapen (TPN).
Dalam proses komunikasi yang terjadi antara perusahaan dengan
masyarakat, muncul hambatan yang kemudian mempengaruhi keberlangsungan
kegiatan penyampaian program perusahaan dan juga kegiatan eksplorasi itu
sendiri. Seperti halnya hambatan di awal komunikasi yang dilakukan oleh
perusahaan di dalam kegiatan sosialisasi.Adanya ketidakpahaman masyarakat
baik terkait kegiatan pengeboran dan tujuan dari kegiatan pengeboran yang
dilakukan oleh Pertamina di wilayah mereka serta persepsi yang negatif
10
dirasakan oleh humas selaku penyampai pesan. Hal ini seperti disampaikan
oleh Aulia Arbiani:
“Ketika melakukan sosialisasi? Pastinya ada, baik dari pemerintah maupun masyarakat biasanya hambatannya adalah ketidakpahaman masyarakat atau persepsi masyarakat yang cenderung sudah negatif misalnya dengan segala kegiatan dari perusahaan apalagi kegiatan pengeboran, biasanya persepsinya sudah negatif duluan, gitu..terus pemahaman antara masyarakat sama pemerintah kan juga beda apalagi masyarakat di desa kan mungkin belum semuanya mengerti apa yang sedang dilakukan oleh perusahaan kami.”(Wawancara Aulia Arbiani, 6 Januari 2016)
Hambatan banyak terjadi karena proses komunikasi yang terjadi antara
kedua belah pihak tidak sepenuhnya terjalin dengan lancar. Pesan yang
disampaikan oleh perusahaan tak jarang tidak diterima dengan baik oleh pihak-
pihak tertentu, khususnya pihak masyarakat. Perusahaan yang memang
memiliki keterbatasan SDM dalam melakukan pendekatan lebih dalam kepada
masyarakat ini tetap mengupayakan yang terbaik agar tidak menimbulkan
masalah atau hambatan yang semakin besar kemudian, dengan berusaha
melakukan pendekatan secara tidak langsung, baik via perantara pihak ketiga
ataupun tokoh-tokoh terkait, namun memang belum dapat dijalankan secara
tepat.
5. Bentuk Penyelesaian Konflik yang Terjadi antara PT Pertamina EP Asset
4 Field Cepu dengan Masyarakat Dusun Tapen terkait Kegiatan
Eksplorasi Sumur Minyak Tapen (TPN).
Dengan adanya permasalahan tuntutan berupa kompensasi uang tunai
yang tidak dapat dipenuhi oleh pihak perusahaan, maka dilakukanlah
komunikasi lebih lanjut agar dapat tercapai kemufakatan.Hal ini juga
dimaksudkan untuk menyepakati suatu solusi (Stevenin, 2000:134-135). Hal
ini berkaitan dengan pengumpulan masukan akan jalan keluar yang
memungkinkan dari pihak-pihak yang terlibat di dalamnya dan kemudian
menyaring penyelesaian yang paling mungkin diterapkan dan praktis, serta
yang terbaik bagi kedua belah pihak.
11
Maka kemudian diambil keputusan yang disepakati oleh kedua belah
pihak bahwa perusahaan akan memberikan bantuan kepada masyarakat Tapen
dengan bentuk jalan keluar yaitu dialihkan ke dalam program CSR
perusahaan.Program yang diberikan oleh perusahaan masuk ke dalam program
pendidikan dengan kegiatan budi daya ternak domba beserta domba dan
program pemberdayaan di bidang pertanian dan peternakan yaitu dengan
pemberian alat perontok padi/DOS dan bantuan ternak domba.
Analisis Data
1. Komunikator dalam Proses Komunikasi antara PT Pertamina Asset 4
Field Cepu dengan Masyarakat Dusun Tapen dalam Upaya Mengatasi
Konflik Terkait Kegiatan Eksplorasi Sumur Minyak Tapen (TPN).
Sebagai sebuah bentuk kegiatan komunikasi, kegiatan penyampaian
pesan oleh perusahaan kepada masyarakat dilakukan guna tercapainya tujuan
kegiatan yang hendak dilakukan oleh perusahaan.Komunikator berusaha aktif
dalam mendekatkan diri kepada komunikan. Di dalam komunikasi korporasi
terkait kegiatan eksporasi dan eksploitasi sumur minyak Tapen (TPN), peran
komunikator di dalam proses komunikasi yang terjadi antara PT Pertamina
Asset 4 Field Cepu dengan Masyarakat Dusun Tapen terkait kegiatan
eksplorasi sumur minyak Tapen bertumpu pada pihak humas atau fungsi Legal
and Relation PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu.
Penunjukan humas sebagai komunikator dalam proses komunikasi
antara perusahaan dengan pihak eksternal atau pemangku kepentingan terkait
sebagai penjembatan komunikasi sudah sesuai dengan fungsi dan tugasnya di
dalam perusahaan, serta memiliki peranan yang sangat penting. Komunikator
berperan sebagai sumber penyampai informasi kepada komunikan seperti
dinyatakan oleh Onong Uchjana Effendy (2002:18-19) bahwa komunikator
memiliki unsur sender dan encoding.Unsur sender ini yaitu komunikator
berperan sebagai penyampai pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.
12
Sedangkan unsur encoding yaitu penyandian atau proses pengalihan pikiran ke
dalam bentuk lambang.
2. Pesan dalam Proses Komunikasi antara PT Pertamina EP Asset 4 Field
Cepu dengan Masyarakat Dusun Tapen terkait Eksplorasi Sumur Minyak
Tapen (TPN).
Berkaitan dengan pesan yang disampaikan oleh pihak perusahaan
kepada masyarakat Dusun Tapen Kabupaten Tuban di dalam penyampaiannya
baik melalui komunikasi formal dan non-formal kurang menjangkau
masyarakat.Perusahaan menyadari dalam mengomunikasikan pesan, pihaknya
tidak dapat menjangkau seluruh publiknya dalam kegiatan sosialisasi ini.
Pesan yang disampaikan oleh humas kepada masyarakat Dusun Tapen
berisi tentang kegiatan pengeboran yang akan dilakukan di wilayah tersebut.
Setelah muncul tuntutan-tuntutan oleh masyarakat, isi pesan lebih dipusatkan
kepada bagaimana mencari jalan keluar terbaik bagi kedua belah pihak.
Muatan edukasional juga disampaikan kepada masyarakat agar tercipta
pemahaman dan pengetahuan akan kegiatan eksplorasi dan eksplotasi
Pertamina, serta bagaimana seharusnya mengajukan tuntutan-tuntutan atau
permintaan bantuan kepada perusahaan.
3. Media dalam Proses Komunikasi PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu
dengan Masyarakat Dusun Tapen dalam Upaya Mengatasi Konflik terkait
Kegiatan Eksplorasi Sumur Minyak Tapen (TPN).
Berdasarkan sajian data yang telah dipaparkan, dapat diketahui jika
media yang digunakan oleh humas dalam menyampaikan pesan kepada pihak
eksternal, khususnya pemerintah dan masyarakat setempat yaitu melalui
sosialisasi atau tatap muka secara langsung.Melalui pendekatan kepada
pemangku kepentingan terkait secara formal maupun informal, humas
menyampaikan tujuan dari perusahaan melakukan rencana kegiatan
pengeboran atau eksplorasi dan eksploitasi di wilayah setempat.
13
Terkait dengan konflik yang kemudian terjadi akibat tuntutan
masyarakat kepada perusahaan, media yang digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan yang terjadi juga melalui kegiatan sosialisasi.Musyawarah untuk
mencari jalan keluar terbaik dimediasi oleh pihak Muspika pemerintah
Kabupaten Tuban.
4. Komunikan dalam Proses Komunikasi PT Pertamina EP Asset 4 Field
Cepu dengan Masyarakat Dusun Tapen dalam Upaya Mengatasi Konflik
terkait Kegiatan Eksplorasi Sumur Minyak Tapen (TPN).
Komunikan dari proses komunikasi yang dilakukan oleh PT Pertamina
EP Asset 4 Field Cepu terkait kegiatan pengeboran adalah pemerintahan di
wilayah Desa Sidoharjo Kecamatan Senori Kabupaten Tuban dan masyarakat
Dusun Tapen Desa Sidoharjo Kecamatan Senori Kabupaten Tuban. Berkaitan
dengan hal ini, pemangku kepentingan yang kemudian menjadi fokus utama
oleh humas adalah masyarakat Dusun Tapen.
Konflik yang terjadi akibat tuntutan masyarakat yang tidak mungkin
dipenuhi oleh perusahaan menjadikan komunikan melakukan penutupan akses
jalan masuk dan menuju sumur minyak Tapen (TPN).Masyarakat menuntut
perusahaan agar lebih memperhatikan wilayah mereka, karena selama kegiatan
berlangsung masyarakat merasa perusahaan hanya mengunjungi wilayah
mereka ketika ada kegiatan tertentu saja dan ketika masyarakat berusaha
“mencari perhatian” kepada perusahaan.
5. Efek dari Proses Komunikasi antara PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu
dalam Mengatasi Potensi Konflik dengan Masyarakat Dusun Tapen
terkait Kegiatan Eksplorasi Sumur Minyak Tapen
Terkait dengan pelaksanaan proses komunikasi antara PT Pertamina EP
Asset 4 Field Cepu dengan Masyarakat Dusun Tapen dalam mengatasi potensi
konflik yang muncul terkait kegiatan eksplorasi di wilayah masyarakat Dusun
Tapen seiring berjalannya waktu dapat berlangsung lebih baik. Penerimaan
masyarakat terhadap perusahaan dirasakan jauh lebih terbuka.
14
Dengan senantiasa memasukkan unsur edukasi kepada masyarakat,
pemahaman masyarakat akan program Pertamina dan juga mengenai aturan
bantuan bukan berupa uang tunai pada akhirnya dapat dipahami oleh
masyarakat, sedikit demi sedikit. Pemrosesan informasi (Severin, 2005:204)
dimana tercapai posisi adopsi baru dan perilaku yang diinginkan dapat tercapai.
Melalui bantuan pihak ketiga, yaitu Yayasan Sekar Mandiri dalam
melakukan social mapping dan juga koordinasi dengan kepala desa,
masyarakat, dan tokoh-tokoh masyarakat setempat maka terwujudlah bantuan
kepada masyarakat Dusun Tapen yaitu bantuan atau lebih tepatnya program
CSR program budidaya dan ternak domba sebanyak 107 ekor.Program ini
diserahkan kepada masyarakat yang kemudian membentuk kelompok “Domba
Cahaya Pertamina”.
Kesimpulan
Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan dan melihat analisis yang
telah dilakukan oleh penulis, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara umum, pelaksanaan proses komunikasi antara PT Pertamina EP Asset
4 Field Cepu dengan masyarakat Dusun Tapen Desa Sidoharjo Kecamatan
Senori Kabupaten Tuban dalam mengatasi potensi konflik terkait kegiatan
eksplorasi sumur minyak Tapen pada awalnya tidak berjalan dengan baik,
terdapat hambatan yaitu adanya perbedaan persepsi akan kegiatan yang
dilaksanaan oleh Pertamina, adanya keterbatasan personil, serta terdapat
kosongnya ruang komunikasi di antara pihak perusahaan dengan pihak
eksternal, khususnya masyarakat, namun dapat tercapai titik temu.
2. Peran komunikator di dalam proses komunikasi terletak pada humas fungsi
Legal and Relations (LR) PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu. Komunikator
senantiasa melakukan pendekatan, baik formal maupun non-formal kepada
pihak eskternal khususnya pemerintahan setempat dan masyarakat terkait
kegiatan yang hendak dilaksanakan. Dalam menanggapi tuntutan yang
diajukan oleh masyarakat, humas berusaha bersikap obyektif dan melakukan
pengindentifikasian terkait permasalahan atau potensi konflik yang ada.
15
Dalam pelaksanaanya, perusahaan dibantu oleh pihak ketiga yaitu Yayasan
Sekar Mandiri.
3. Komunikasi yang lebih efektif di dalam mencari jalan keluar terkait konflik
yang muncul di wilayah Tapen ini dilakukan oleh Yayasan Sekar Mandiri.
Dengan melakukan pendekatan yang lebih netral dan tidak memihak kepada
kedua belah pihak, maka komunikasi-komunikasi yang dilakukan oleh pihak
perusahaan dapat jauh lebih diterima dibandingkan dengan Pertamina itu
sendiri.
4. Pesan yang disampaikan oleh komunikator dalam proses komunikasi antara
PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu dengan masyarakat Dusun Tapen
bersifat normatif dan edukasional.
5. Jalan keluar yang telah disepakati oleh kedua belah pihak yaitu adanya
program CSR ke dalam bentuk budidaya ternak domba sebanyak 107 ekor
dan terbentuk kelompok dengan nama “Domba Cahaya Pertamina”. Program
ini dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.
6. Efek dari proses komunikasi antara PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu
dalam mengatasi potensi konflik dengan masyarakat Dusun Tapen terkait
eksplorasi sumur minyak Tapen dan adanya solusi berupa budi daya ternak
domba menilbulkan efek kognitif, yaitu masyarakat mulai memahami dan
mengetahui bagaimana seharusnya proses pengajuan tuntutan atau permintaan
bantuan kepada pihak perusahaan, dan efek afektif, yaitu adanya keterbukaan
dari masyarakat akan keberadaan sumur minyak atau PT Pertamina EP Asset
4 Field Cepu yang mengeksplorasi wilayah setempat.
Saran
1. Kepada pihak PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu, melihat bagaimana
proses komunikasi yang terjalin dengan masyarakat di wilayah Dusun Tapen
dalam upaya mengatasi potensi konflik yang muncul terkait kegiatan
eksplorasi sumur minyak Tapen (TPN), diharapkan dapat lebih berperan aktif
dalam mendekatkan diri dengan pihak masyarakat atau pemangku
kepentingan setempat. Adanya “jarak” dengan pihak eksternal menjadikan
16
penyampaian pesan menjadi lebih sulit diterima. Ruang-ruang kosong yang
tercipta akibat adanya proses komunikasi yang terhambat agar dapat
diperbaiki dengan meningkatkan kegiatan rutin di wilayah terkait. Terkait
dengan CSR sebagai solusi dari permasalahan komunikasi yang ada, agar
dapat lebih diperhatikan dan dikembangkan dengan lebih baik lagi sehingga
mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
2. Kepada masyarakat Dusun Tapen, Desa Sidoharjo, Kecamatan Senori,
Kabupaten Tuban agar mau dan berkenan untuk lebih membuka diri terhadap
PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu. Dalam menyampaikan aspirasi atau
harapan kepada perusahaan agar dapat lebih terorganisir dan tertata, sehingga
akan lebih mudah untuk direalisasikan oleh pihak perusahaan. Saling
membuka ruang komunikasi dan tidak mengutamakan emosi serta keinginan
pribadi akan lebih menyejukkan bagi kedua belah pihak.
Daftar PustakaArgenti, Paul A. (2010). Komunikasi Korporat. Jakarta: Salemba Humanika.Cangara, Hafied. (2005). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.Company Profile PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu.(2015).Coser, Lewis. (1956). The Function of Social Conflict. New York: Free Press.. (1967). Continuities in the Study of Social Conflict. New York: Free Press.Coyne, Norman Booth dan Julie Ann Matic Porter Novelli.(2011). Mapping and
Leveraging Influencers in Social Media to Shape Corporate BrandPerceptions. Corporate Communications: An International Journal Vol. 16 No. 3. 184-191.
Diagram Alir Produksi Minyak, Sumber data POP PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu
Effendy, Onong Uchjana.(1989).Human Relations dan Public Relations Dalam Management. Bandung: CV Mandar Maju.
____________________. (2002). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Fajar, Marhaeni. (2009). Ilmu Komunikasi (Teori& Praktek). Yogyakarta: Graha Ilmu.
Harum, Akhmad. Penyelesaian Konflik (Internal dan Eksternal).https://bukunnq.wordpress.com/penyelesaian-konflik-internal-dan-eksternal/.Diakses pada 27 Mei 2015 pukul 08.03 WIB.
17
Iriantara, Yosal & A. Yani Surachman.(2007). Public Relations Writing Pendekatan Teoretis dan Praktis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Kriyantono, Rachmat. (2010). Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana
Laporan Pendampingan Tahap 2 Yayasan Sekar Mandiri.(2015).Luh.(2013). Tuntut Kompensasi, Warga Tapen Senori Dialog dengan Pertamina
dan Muspika.www.halobojonegoro.com/tuntut-kompensasi-warga-tapen-senori-dialog-dengan-pertamina-dan-muspika/#sthash.mWe27Qfe.dpuf. Diakses pada tanggal 23 Januari 2014 jam 14:41 WIB.
Moleong, Lexy.(1996). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Morsing, Mette dan Majken Schultz.(2006). Corporate social responsibility communication: stakeholder information, response and involvement strategies. Business Ethics: A European Review Volume 15. Diakses pada tanggal 31 Juli 2017 jam 15:46 WIB.
Nasikun.(2003). Sistem Sosial Indonesia.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.Pawito.(2007). Penelitian Komunikasi Kualitatif.Yogyakarta: LKiS.Pratiwi, Yuliana. (2014). Dinamika Eksistensi Newmont: Serangkaian Konflik,
CSR, dan Sustainable Mining. http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2014/01/03/dinamika-eksistensi-newmont-serangkaian-konflik-csr-dan-sustainable-mining-623638.html. Diakses pada tanggal 4 November 2014 jam 15.05 WIB.
Pruitt, Dean G. & Jeffrey Z. Rubin. (2004). Teori Konflik Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Robert, K Yin. (1995). Case Study Research: Design and Methods (Applied Social Research Methods). California: SAGE
Ruslan, Rosady. (1994). Praktik dan Solusi Public Relations dalam Situasi Krisis dan Pemulihan Citra. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Soetomo, Drs. (1995). Masalah Sosial dan Pembangunan.Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya.
Steyn.(2000). Model For Developing CorporateCommunication Strategy.Communicare .19(2). 1-33. https://www.researchgate.net/profile/Benita_Steyn/publication/265230020_Steyn_Model_for_developing_corporate_communication_strategy_Model_for_developing_corporate_communication_strategy/links/5577196308ae7521586e121a/Steyn-Model-for-developing-corporate-communication-strategy-Model-for-developing-corporate-communication-strategy.pdf.Diakses pada tanggal 22 Maret 2014 jam 17:15 WIB.
Stevenin.(2000). Strategi Menang/Menang dalam Menghadapi Konflik. Jakarta: Perhalindo
Susanto.(2006). Metode Penelitian Sosial. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press.Sutopo, HB. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif, Dasar Teori dan
Terapannya dalam Penelitian. Surakarta: UNS Press.Teori Komunikasi Korporat. (http://thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-2-00424-mc
%202.pdf). Diakses pada tanggal 12 Mei 2014 jam 13:04 WIB.
18
Usman, Husaini & Purnomo Setiady Akbar.(2011). Metodologi Penelitian Sosial.Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Yudha, Yonatan Satria. (2011). Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT Holcim Indonesia Tbk. Cilacap Melalui Community Development Penyulingan Kayu Putih Dalam Membina Hubungan Dengan Masyarakat Kelurahan Kutawaru Cilacap Jawa Tengah. Skripsi Ilmu Komunikasi, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Zulkifli, Dr. Arif. (2013). Manajemen Konflik atau Conflict Management.http://bangazul.com/manajemen-konflik/.Diakses pada tanggal 27 Maret 2014 jam 15:57 WIB.