Yosi Novita

99
GAMBARAN ALAT PELINDUNG DIRI, PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAANNYA DI BIDANG OPERASI DAN PEMELIHARAAN PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAKARTA & BANTEN UPT JAKARTA SELATAN TAHUN 2010 LAPORAN MAGANG OLEH: YOSI NOVITA SARI NIM: 106101003364 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431/2010 M

Transcript of Yosi Novita

Page 1: Yosi Novita

GAMBARAN ALAT PELINDUNG DIRI, PENGGUNAAN DAN

PEMELIHARAANNYA DI BIDANG OPERASI DAN PEMELIHARAAN

PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAKARTA & BANTEN UPT JAKARTA

SELATAN TAHUN 2010

LAPORAN MAGANG

OLEH:

YOSI NOVITA SARI

NIM: 106101003364

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431/2010 M

Page 2: Yosi Novita

GAMBARAN ALAT PELINDUNG DIRI, PENGGUNAAN DAN

PEMELIHARAANNYA DI BIDANG OPERASI DAN PEMELIHARAAN

PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAKARTA & BANTEN UPT JAKARTA

SELATAN TAHUN 2010

LAPORAN MAGANG

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Kuliah Semester 8

dan Mengajukan Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

OLEH :

YOSI NOVITA SARI

NIM : 106101003364

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431/2010 M

Page 3: Yosi Novita

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Magang, Maret 2010

Yosi Novita Sari, NIM: 106101003364

GAMBARAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD), PENGGUNAAN DAN

PEMELIHARAANNYA DI BIDANG OPHAR (OPERASI DAN

PEMELIHARAAN) DI PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAKARTA &

BANTEN UPT JAKARTA SELATAN TAHUN 2010

xx + 77 halaman + 2 tabel + 11 gambar + 6 lampiran + 1 bagan

ABSTRAK

Kecelakaan menurut teori domino merupakan suatu rangkai kejadian yang di

ilustrasiakan sebagai deretan lima kartu domino yang didirikan secara berurutan, apabila

kartu dijatuhkan, maka kartu lain akan jatuh secara berurutan Adanya Keselamatan dan

Kesehatan Kerja pada dasarnya bartujuan untuk mencegah dan mengurangi terjadinya

kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka, di setiap tempat kerja diwajibkan

memenuhi syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang ditetapkan dalam

Undang-undang no. 1 tahun 1970 beserta peraturan pelaksanannya Penggunaan alat

pelindung diri merupakan upaya pengendalian yang banyak digunakan di industri-

industri, namun tidak sedikit industri-industri yang belum menggunakan alat pelindung

diri sebagai salah satu pengendalian bahaya di tempat kerja.

PT. PLN (Persero) P3B JB Region Jakarta & Banten UPT Jakarta Selatan telah

mengadakan program penyediaan, penggunaan dan pemeliharaan alat pelindung diri

bagi seluruh karyawan. Namun pada kenyataannya masih saja ada prilaku pekerja yang

kurang optimal. Hal ini dikarenakan pekerja merasa kurang nyaman dalam pemakaian

alat pelindung diri dan pekerja merasa tidak berbahaya jika tidak memakai alat

pelindung diri, penulis melihat masih ada pekerja yang tidak menggunakan alat

Page 4: Yosi Novita

pelindung diri, padahal potensi bahaya sudah jelas diketahui oleh pekerja. Penggunaan

alat pelindung diri di PT.PLN (Persero) khususnya di UPT Jakarta Selatan meliputi

pelindung kepala, plindung mata, pelindung telinga, pakaian kerja, pelindung kaki,

masker, sarung tangan, sabuk pengaman.

Upaya pengendalian bahaya harus didukung dengan kebijakan perusahaan

maupun program-program K3 lainnya, seperti diadakannya pelatihan, pengawasan,

sehingga pekerja dapat meningkatkan pemaakaian alat pelindung diri agar lebih optimal

dan terciptanya suasana kerja yang sehat, aman dan nyaman.

Daftar bacaan : 10 (1970-2008 )

Page 5: Yosi Novita

PERNYATAAN PERSETUJUAN

GAMBARAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD), PENGGUNAAN

DANPEMELIHARAANNYA DI BIDANG OPHAR (OPERASI DAN

PEMELIHARAAN)DI PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAKARTA &

BANTEN UPT JAKARTA SELATAN TAHUN 2010

Telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji Magang

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta,31 Maret 2010

Mengetahui,

Raihana Nadra Al-kaff Suharyadi

Pembimbing Fakultas Pembimbing Lapangan

Page 6: Yosi Novita

PANITIA SIDING UJIAN MAGANG

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Jakarta , Maret 2010

Penguji I,

Raihana Nadra Al-kaff

Penguji II,

Supriadi GM. Ssos

Page 7: Yosi Novita

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Yosi Novita Sari

Tempat/Tgl Lahir : Medan, 26 Juni 1988

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status Material : Belum menikah

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Ulujami Raya no.52 rt .012 rw.04 pesanggrahan Jakarta

Selatan 12250

Email : [email protected]

Pendidikan Formal :

1993-1994 : TK ABA Kisaran - Asahan

1994-2000 : SD Negeri 05 pagi Ulujami Jakarta Selatan

2000-2003 : SMP La Tansa Islamic Boarding School Cipanas Lebak

Banten

2003-2006 : Madrasah Aliyah Asshiddiqiyah Islamic Boarding School

Pusat Kebon Jeruk

2006-sekarang : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 8: Yosi Novita

KATA PENGANTAR

Diawali dengan menyebut nama ALLAH SWT. dan memuji kebesarannya,

penulis menulis laporan magang ini. Semoga karya ini merupakan bagian dari

memajukan ilmu pengetahuan pengabdian terhadap bangsa dan ibadah kepada Yang

Maha Memiliki Segalanya.

Penyusunan laporan ini merupakan hasil dari proses magang yang di lakukan di PT.

PLN (PERSERO) P3B JB Region Jakarta & Banten UPT Jakarta Selatan selama satu

bulan penuh. Semoga karya ini menjadi inspirasi dan manfaat bagi semua pihak yang

membaca dan bagi penulis khususnya.

Sungguh Maha Sempurna itu adalah ALLAH SWT, kekurangan dan kekhilafan

terdapat pada penulis maka dari pada itu penulis menyadari bahwa laporan ini tidak

lebih dari ketidak sempurnaan. Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan

untuk kokohnya laporan ini.

Ucapan terimakasi yang tak terhingga yang dituturkan penulis secara ikhlas dan

penuh dengan kerendahan hati atas terselasaikannya laporan magang ini kepada :

1. Keluarga besarku yang sangat ku cintai dan ku bangggakan ku persembahkan

karya ini untuk selalu bisa menjadi motivasi, dan terimakasih telah mendidikku

untuk menjadi manusia yang berguna bagi agama, orang lain serta nusa dan

bangsa.

Page 9: Yosi Novita

2. Bapak Yuli Prapanca MARS. Sebagai Ketua Program Studi Kesehatan

Masyarakat yang telah memberikan persembahan terbaik dalam menjadikan

Program Studi Kesehatan Masyarakat untuk menjadi jurusan terbaik.

3. Ibu Iting Shofwati ST, MKKK selaku penanggung jawab peminatan Kesehatan

dam Keselamata Kerja yang secara tulus dan penuh kesabaran dalam

menghadapi tingkah laku penulis yang membuat pusing.

4. Ibu Raihana Nadra Al-Kaff yang selalu siap memberikan bimbingan akademik

dan pengarahan membangun dalam proses magang.

5. Bapak Trino Erwin selaku Manager UPT Jakarta Selatan yang selalu

memberikan senyuman terbaiknya di setiap pagi.

6. Bapak Yayan Sofyan selaku Asisten Manager yang telah memberikan bimbingan

dan sebagai pengganti bapak kedua di lokasi magang.

7. Bapak Suharyadi selaku pembimbing lapangan yang tak pernah lelah

membimbing dan secara terbuka menerima dan memberikan arahan dan inspirasi

yang bermanfaat selama kegiatan magang berlangsung.

8. Bapak Ishaq, Bapak Nurdin, Bapak Hoedi, Bapak Abun terima kasih telah

berbagi ruangan kepada penulis, terima kasih atas bimbingannya dan terima

kasih telah memberikan salaman terhangat di setiap pagi.

9. Bapak-bapak yang berada di ruangan pemeliharaan (HAR), terimakasih yang tak

terhingga atas senyuman terbaiknya setiap penulis memasuki ruangan HAR dan

mengikuti kegiatan yang sedang berlangsung.

10. Semua staff, dan yang tidak sempat disebutkan lainnya, terimakasih atas

bantuannya yang telah membantu penulis dalam mengumpulkan informasi.

Page 10: Yosi Novita

11. Saudara Dwi LS yang tak pernah lelah menyemangati dan membuat penulis

kerasan selama kegiatan magang berlangsung.

12. Sahabat To4r$ yang membuat penulis terus selalu bersemangat dan yang telah

menjadikanku manusia yang bermakna, I lov3 U 4LL my best friend.

13. Sahabat MU (Kacrut) yang telah meluangkan waktu yang sangat berharga bagi

penulis.

Page 11: Yosi Novita

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK……………………………………………………………………….. iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN……………………………………………… v

KATA PENGANTAR…………………………………………………………… viii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. ..xi

DAFTAR TABEL………………………………………………………………… xvii

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………… xviii

DAFTAR BAGAN ……………………………………………………………...... xix

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………. xx

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………… 1

A. Latar Belakang………………………………………………... 1

B. Tujuan………………………………………………………… 4

1. Tujuan Umum……………………………………………. 4

2. Tujuan Khusus………………………………………….... 4

C. Manfaat……………………………………………………...... 5

1. Bagi Mahasiswa………………………………………....... 5

2. Bagi Fakultas……………………………………………… 5

3. Bagi Institusi………………………………………………. 6

Page 12: Yosi Novita

D. Ruang Lingkup……………………………………………….. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………….. 7

A. Keselamatan dan Kesehatan Kerja..………………………… 7

1. Pengertian Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)…. 7

2. Tujuan Keselamatan Dan kesehatan Kerja (K3)………. 7

3. Kecelakaan Akibat Kerja………………………………… 8

a. Definisi Kecelakaan Akibat Kerja…………………… 8

b. Klasifikasi Kecelakaan Akibat Kerja……………….. 8

4. Hirarki Pengendalian Kecelakaan………………………. 11

a. Eliminasi……………………………………………..... 11

b. Subtitusi………………………………………………. 12

c. Minimalisasi…………………………………………... 12

d. Engineering Control………………………………….. 12

e. Pengendalian Administratif………………………….. 12

f. Pemakaian Alat Pelindung Diri.................................... 13

5. Proses Manajemen Risiko………………………………... 13

a. Menentukan Ruang Lingkup……………………….. 13

b. Identifikasi Bahaya…………………………………… 13

c. Analisis Risiko………………………………………… 14

d. Pemantauan dan Evaluasi Risiko……………………. 16

e. Pengendalian Risiko………………………………….. 16

B. Alat Pelindung Diri (APD)………………………………… ..18

Page 13: Yosi Novita

1. Definisi Alat Pelindung Diri……………………………… 18

2. Dasar Hukum Alat Pelindung Diri……………………… 18

3. Pemilihan Alat Pelindung Diri…………………………… 19

4. Jenis-jenis Alat Pelindung Diri dan Penggunaannya….. 20

a. Alat Pelindung Kepala………………………………. 20

b. Alat Pelindung Mata………………………………… 22

c. Alat Pelindung Telinga………………………………. 22

d. Alat Pelindung Pernafasan………………………….. 24

e. Alat Pelindung Kaki…………………………………. 24

f. Alat Pelindung Tangan…………………………….... 25

g. Pakaian Pelindung…………………………………… 27

h. Sabuk Pengaman……………………………………. 27

5. Pemeliharaan APD……………………………………… 28

6. Penyimpanan APD……………………………………… 28

7. Kelemahan Penggunaan APD………………………….. 28

8. Penghargaan dan Sanksi………………………………… 29

9. Poster……………………………………………………. 30

BAB III LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN MAGANG……………. 31

A. Alur Magang………………………………………………… 31

B. Aktifitas Magang……………………………………………. 32

1. Tahap persiapan………………………………................. 32

2. Topik Magang…………………………………………… 32

Page 14: Yosi Novita

3. Lokasi……………………………………………………… 32

4. Waktu Pelaksanaan………………………………………. 32

5. Nara Sumber……………………………………………… 32

6. Jadwal Pelaksanaan………………………………………. 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………… 35

A. Gambaran Umum Perusahaan………………………………. 35

1. Sejarah Singkat PT. PLN (Persero)……………………... 35

2. Peraturan Perundang-undangan Yang Berkaitan Dengan

Usaha PT. PLN (Persero)……………………………………. 36

a. Visi dan Misi PT. PLN (Persero)…………………….. 36

3. Program Peningkatan Kinerja di PT PLN (Persero)

UPT Jakarta Selatan............................................................37

4. Jumlah Pekerja…………………………………………… 41

5. Kondisi tahun 2009-sekarang……………………………. 41

6. Tugas Pokok dan struktur Organisasi PT. PLN (Persero)

UPT Jakarta Selatan………………………………………… 42

7. Dasar - dasar Pelaksanaan K3 di PT. PLN (Persero)

UPT Jakarta Selatan…………………………………………. 47

8. Standar Alat pelindung Diri.............................................. 47

B. Unit K2 di UPT Jakarta Selatan PT. PLN (Persero)………. 50

C. Potensi Bahaya………………………………………………... 50

Page 15: Yosi Novita

D. Prosedur/Peraturan Alat Pelindung Diri (APD) yang ada

di Perusahaan………………………………………………….61

E. Jenis Alat Pelindung Diri……………………………………...62

F. Penggunaan Alat Pelindung Diri di UPT Jakarta Selatan

PLN (Persero)…………………………………………………. 63

a. Pelindung Kepala…………………………………….....63

b. Pelindung Mata………………………………………. 63

c. Pelindung Telinga…………………………………….. 64

d. Pakaian Kerja………………………………………… 64

e. Pelindung Kaki……………………………………….. 65

f. Masker………………………………………………… 65

g. Sarung Tangan……………………………………….. 66

h. Sabuk Pengaman…………………………………….. 66

G. Prosedur K3 Penggunaan Alat Pelindung Diri………………66

1. Pembelian………………………………………………… 66

2. Pendistribusian APD…………………………………….. 67

3. Pemeliharaan……………………………………………. 68

4. Penyimpanan……………………………………………. 69

5. Evaluasi Alat Pelindung diri……………………………. 69

6. Penghargaan dan Sanksi……………………………….. 70

H. Prosedur Permintaan dan Pengambilan APD……………. 71

Page 16: Yosi Novita

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……………………………… 73

A. Kesimpulan……………………………………………………. 73

B. Saran………………………………………………………… 75

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… 77

Page 17: Yosi Novita

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

3.1 Metriks Kegiatan Magang di PT. PLN (Persero) P3B JB

Region Jakarta & Banten UPT Jakarta Selatan 33

4.1 Identifikasi bahaya dan pengendalian di bagian OPHAR

(Operasi dan Pemeliharaan) khususnya di bagian pemeliharaan 52

Page 18: Yosi Novita

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Halaman

4.1 Peta Wilayah Kerja Di PT. PLN (Persero) P3B JB Region

Jakarta & Banten UPT Jakarta Selatan 44

4.2 Struktur Organisasi di PT. PLN (Persero) P3B JB Region

Jakarta & Banten UPT Jakarta Selatan 45

4.3 Bagan struktur organisasi 46

4.4 Pelindung kepala 63

4.5 Pelindung mata 63

4.6 Pelindung telinga 64

4.7 Pakaian kerja 64

4.8 Pelindung kaki 65

4.9 Masker 65

4.10 Pelindung tangan 66

4.11 Sabuk Pengaman 66

Page 19: Yosi Novita

DAFTAR BAGAN

Nomor Bagan Halaman

3.2 Bagan alur magang 31

Page 20: Yosi Novita

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat persetujuan praktek kerja lapangan dari PT. PLN (Persero)

Lampiran 2 Kebutuhan alat pelindung diri

Lampiran 3 Struktur organisasi

Lampiran 4 Surat keputusan Manager Region Jakarta – Banten K2LH

Lampiran 5 Bagan Operasi Jakarta Selatan

Lampiran 6 Prosedur Pelaksanaan Pemeliharaan Instalasi Tegangan Tinggi

dan Ekstra Tinggi

Page 21: Yosi Novita

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dewasa ini, batasan Negara tidak lagi menjadi hambatan khususnya dalam bisnis

baik untuk komoditas maupun tenaga kerja. Komoditas yang berkualitas dapat

dipercaya, dalam ketepatan penyerahan barang, harga bersaing serta memenuhi

ketentuan nasional dan internasional dari proses produksi sampai pemasaran hasil

peroduksi serta menjamin keamanan konsumen dalam mempergunakannya.

Untuk mencapai kondisi bisnis yang demikian diperlukan manajemen yang

handal, IPTEK tepat guna, serta tenaga kerja yang berkualitas dan kompeten pada

tugasnya. Pada bulan Juli 2000, bertempat di Markas Besar PBB Mr. Koffi Annan

mengemukakan bahwa visi dari dunia usaha agar didasarkan pada “Global Compact”

yang terdiri dari tiga dasar yaitu Hak Asasi Manusia (HAM), Standar Ketenagakerjaan

dan Lingkungan. Salah satu faktor HAM untuk tenaga kerja adalah Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) yang pada dasarnya penting untuk tenaga kerja.

Kecelakaan menurut teori domino merupakan suatu rangkai kejadian yang di

ilustrasiakan sebagai deretan lima kartu domino yang didirikan secara berurutan, apabila

kartu dijatuhkan, maka kartu lain akan jatuh secara berurutan (Henrich,1931).

Pada tahun 2002, di dunia kecelakaan yang terjadi sebanyak 66.367 kasus,

dengan korban meninggal dunia 4.142 orang, luka berat/cacat 20.970 serta sementara

tidak mampu bekerja (STMB) 87.390 orang (Jacob Nuawea,2003), kerugian langsung

dari kecelakaan kerja mencapai 498.160.780 jam kerja hilang atau total kerugian serta

Page 22: Yosi Novita

dengan 4% dari Produk Nasional Bruto Negara (Report ILO). Dilihat dari data tersebut

kecelakaan dapat menyebabkan dampak pada pendapatan negara maupun pendapatan

perusahaan. Dampak kecelakaan pada perusahaan salah satunya adalah kelambatan

produksi. Padahal ketepatan waktu dapat menghemat biaya yang besar, sebaliknya

ketidak tepatan dalam memenuhi jadwal dapat berakibat kerugian yang besar pada

perusahaan dan pelanggan. Oleh karena itu penerapan K3 sangatlah penting selain untuk

mencegah kecelakaan, penerapan K3 dapat meningkatkan keandalan perusahaan,

sehingga dapat menimbulkan kepercayaan kepada pelanggan dan konsumen.

ILO Geneva (1989) dalam pencegahan kecelakaan menyatakan bahwa,”Cara

yang terbaik untuk mencegah kecelakaan yang tidak terduga adalah menghilangkan

bahaya atau mengendalikannya dengan menutup sumber bahaya tersebut bila mungkin.

Bila tidak mungkin, maka perlu menyediakan bagi pekerja beberapa jenis alat pelindung

diri untuk dipakai pekerja tersebut”.

Adanya Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada dasarnya bartujuan untuk

mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Untuk

mewujudkan tujuan tersebut maka, di setiap tempat kerja diwajibkan memenuhi syarat

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang ditetapkan dalam Undang-undang no. 1

tahun 1970 beserta peraturan pelaksanannya. Pengupayaan perlindungan tenaga kerja

berupa alat pelindung diri (APD) pada hakikatnya merupakan upaya meningkatkan

harkat dan martabat pekerja sehingga timbul kepercayaan diri untuk mengembangkan

kemampuanya. Akan tetapi pemberian APD hendaknya tidak dijadikan upaya pertama

dalam pengendalian risiko ditempat kerja. Hal ini disebabkan keterbatasan perlindungan

Page 23: Yosi Novita

yang diberiakn APD, karena itu APD sabaiknya melengkapi program pengendalian

bahaya di lingkungan kerja.

PT. PLN(Persero) merupakan distributor Listrik Negara di Indonesia, yang juga

merupakan tempat dimana penulis melakukan magang. Setiap tempat kerja tidak

terkecuali PT. PLN (Persero) pasti mempunyai potensi bahaya yang dapat menyebabkan

kecelakaan, penyakit akibat kerja dan pencemaran yang dapat menyebabkan penderitaan

karyawan, dan juga lingkungan sekitar. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk

mencegah hal tersebut secara dini yaitu dengan menerapkan program keselamatan dan

kesehatan kerja yang berkesinambungan.

Untuk meminimalisasi kasus kecelakaan, perlu di perhatikan upaya pengendalian

sumber bahaya secara engineering dan administratif dan yang terakhir adalah pemakaian

alat pelindung diri ( OSHA 3071, 2003 ). Penggunaan alat pelindung diri merupakan

upaya pengendalian yang banyak digunakan di industri-industri, namun tidak sedikit

industri-industri yang belum menggunakan APD sebagai salah satu pengendalian bahaya

di tempat kerja.

Oleh karena itu tema yang di angkat penulis “Gambaran Alat Pelindung Diri

(APD), Penggunaan dan Pemeliharaannya di Bidang OPHAR (Operasi dan

Pemeliharaan) di PT. PLN (Persero) P3B JB Region Jakarta & Banten UPT Jakarta

Selatan Tahun 2010”.

Page 24: Yosi Novita

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Didapatkannya gambaran informasi tentang gambaran alat pelindung

diri (APD), penggunaan dan pemeliharaannya di PT. PLN (Persero) P3B JB

Region Jakarta & Banten UPT Jakarta Selatan Tahun 2010 khususnya di

bidang OPHAR (operasi dan pemeliharaan).

2. Tujuan Khusus

a) Didapatkannya gambaran perusahaan PT. PLN (Persero) P3B JB Region

Jakarta & Banten UPT Jakarta Selatan.

b) Didapatkan gambaran unit K3 perusahaan PT. PLN (Persero) P3B JB

Region Jakarta & Banten UPT Jakarta Selatan.

c) Didapatkan gambaran potensi bahaya di bidang OPHAR (operasi dan

pemeliharaan) PT. PLN (Persero) P3B JB Region Jakarta & Banten

UPT Jakarta Selatan.

d) Didapatkan gambaran alat pelindung diri (APD) serta jenis-jenisnya di

PT. PLN (Persero) P3B JB Region Jakarta & Banten UPT Jakarta

Selatan.

e) Didapatkan prosedur atau peraturan-peraturan yang berkaitan dengan

alat pelindung diri (APD) di PT. PLN (Persero) P3B JB Region Jakarta

& Banten UPT Jakarta Selatan.

Page 25: Yosi Novita

f) Didapatkan informasi mengenai penggunaan alat pelindung diri (APD)

di PT. PLN (Persero) P3B JB Region Jakarta & Banten UPT Jakarta

Selatan khususnya di bidang OPHAR (operasi dan pemeliharaan).

g) Didapatkan gambaran pemeliharaan APD di bidang OPHAR (operasi dan

pemeliharaan) PT. PLN (Persero) P3B JB Region Jakarta & Banten

UPT Jakarta Selatan.

C. Manfaat

1. Bagi mahasiswa

Mengimplementasikan pengetahuan yang telah didapatkan secara

akademis di lingkup lapangan kerja.

Memperoleh kesempatan bekerja sama dengan profesi lain yang ada

di PT. PLN (Persero) P3B JB Region Jakarta & Banten UPT Jakarta

Selatan dan dapat menjadi inspirasi dalam menambah wawasan dan

pengalaman mahasiswa.

Untuk menerapkan ilmu K3 yang di peroleh di bangku kuliah ke

damlam kondisi yang real yaitu di lingkungan kerja PT. PLN

(Persero) P3B JB Region Jakarta & Banten UPT Jakarta Selatan.

2. Bagi Fakultas

Memperoleh feed back mengenai system pengajaran yang di

terapkan, sehingga bisa di jadikan media evaluasi bagi kurikulum

peraktek kerja lapangan

Page 26: Yosi Novita

Membangun dan membina kerja sama secara akademis dan

professional dalam lingkukp pendidikan dan dunia keraja

Meningkatkan kualitas pendididkan dan melibatkan tenaga – tenaga

terampil dan tenaga lapangan dalam kegiatan magang

3. Bagi institusi

Membangun dan membina kerja sama secara akademis dan

profesional dalam lingkup pendidikan

Memperoleh masukan yang positif tentang upaaya-upaya pencegahan

kecelakaan kerja dengan menggunakan alat pelindung diri yang dapat

di jadikan acuan dalam pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja

perusahaan

D. Lingkup Magang

Pelaksanaan magang di lakukan di PT. PLN (Persero) P3B JB Region

Jakarta & Banten UPT Jakarta Selatan, dengan judul “Gambaran Alat

Pelindung Diri, Penggunaan dan Pemeliharaannya di bidang Operasi dan

Pemeliharaan PT. PLN (Persero) P3B JB Region Jakarta & Banten UPT

Jakarta Selatan Tahun 2010”. Adapun waktu pelaksanaanm magang selama satu

bulan, terhitung dari tanggal 1 Februari hingga 9 Maret 2010.

Page 27: Yosi Novita

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

1. Pengertian Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin,

pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan

lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan ( Suma’mur, 1985)

Kesehatan kerja menurut ILO/WHO didefinisikan sebagai promosi dan

pemaliharaan fisik, mental dan kesejahteraan sosial pekerja pada tingkat tertinggi

pada setiap pekerjaan melalui usaha preventif, mengontrol risiko dan

pengadaptasian pekerjaan ke pekerja.

Keselamatan dan kesehatan kerja menurut ILO/WHO Joint Safety and

Committe , 1998 yaitu promosi dan pemeliharaan derajat tertinggi fisik, mental

dan kesejahteraan sosial setiap pekerja disemua pekerjaan, pencegahan gangguan

kesehatan terhadap pekerja yang disebabkan oleh kondisi kerja, melindungi

pekerja dari risiko dan faktor risiko.

2. Tujuan Keselamatan Dan Kasehatan Kerja (K3)

Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan

pekerjaan untuk kesejahteraan hidup & meningkatkan produksi &

produktivitas nasional.

Menjamin keselamatan setiap orang yang berada di tempat kerja.

Page 28: Yosi Novita

Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien

3. Kecelakaan Akibat Kerja

a. Definisi Kecelakaan Akibat Kerja

Promosi dan memelihara derajat tertinggi semua pekerja baik secara fisik,

mental, dan kesejahteraan sosial di semua jenis pekerjaan.

Untuk mencegah penurunan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh

kondisi pekerjaan mereka

Melindungi pekerja pada setiap pekerjaan dari risiko yang timbul dari

faktor-faktor yang dapat mengganggu kesehatan

Penempatan dan memelihara pekerja di lingkungan kerja yang sesuai

dengan kondisi fisologis dan psikologis pekerja dan untuk menciptakan

kesesuaian antara pekerjaan dengan pekerja dan setiap orang dengan

tugasnya

b. Klasifikasi Kecelakaan Akibat Kerja

Klasifikasi kecelakaan akibat kerja bersifat jamak, karena pada

kenyataanya kecelakaan akibat kerja biasanya tidak disebabkan hanya satu

faktor, tetapi banyak faktor yang saling berkaitan untuk menyebabkan

terjadinya kecelakaan. Menurut International Labour Organization (ILO)

tahun1962 dalam Suma’mur (1995), kecelakaan akibat kerja diklasifikasikan

menjadi 4 macam penggolongan, yaitu:

Page 29: Yosi Novita

1. Klasifikasi Menurut jenis Kecalakaan akibat Kerja

a. Terjatuh

b. Tertimpa benda jatuh

c. Tertumbuk atau terkena benda-benda, kecuali benda jatuh

d. Terjepit oleh benda

e. Gerakan-gerakan melebihi kemampuan

f. Pengaruh suhu tinggi

g. Terkena arus listrik

h. Kontak dengan bahan-bahan berbahaya atau radiasi

i. Jenis-jenis lain, termasuk kecelakaan yang datanya tidak

cukup atau kecelakaan lain yang belum termasuk klasifikasi

tersebut.

2. Klasifikasi Menurut Penyebab Kecelakaan Akibat Kerja

a. Mesin, misalnya mesin pembangkit tenaga listrik

b. Alat angkut dan alat angkat

c. Peralatan lain, misalnya instalasi pendingin dan alat-alat listrik

d. Bahan-bahan atau zat-zat radiasi

e. Lingkungan kerja

f. Penyebab-penyebab lain yang belum termasuk golongan

tersebut

g. Penyebab-panyebab lain yang belum termasuk golongan

tersebut atau data tak memadai.

Page 30: Yosi Novita

3. Klasifikasi Menurut Sifat luka atau Kelainan

a. Patah tulang

b. Dislokasi atau keseleo

c. Regang otot atau urat

d. Memar dan luka dalam lain

e. Amputasi

f. Luka-luka lain

g. Luka di permukaan

h. Gegar dan remuk

i. Luka bakar

j. Keracunan-keracunan mendadak (akut)

k. Akibat cuaca

l. Mati lemas

m. Pengaruh arus listrik

n. Pengaruh radiasi

o. Luka-luka yang banyak dan berlainan sifatnya.

4. Klasifikasi Menurut letak Kelainan atau Luka Di Tubuh

a. Kepala

b. Leher

c. Badan

d. Anggota atas

e. Anggota bawah

f. Banyak tempat

Page 31: Yosi Novita

g. Kelainan umum

Letak lain yang tidak termasuk ke dalam klasifikasi tersebut.

4. Hirarki Pengendalian

Risiko yang ada di tempat kerja harus dapat dikendalikan. Pendekatan

hirarki pengendalaian merupakan upaya dalam pengendalian risiko. Jenis

pengendalian yang dapat dilakukan yang berkaitan dengan Permenaker No.

05/MEN/1996 adalah:

- Pengendalian teknis atau rekayasa yang meliputi eliminasi, subtitusi,

isolasi, ventilasi, hygiene dan sanitasi

- Pendidikan dan pelatihan

- Pembangunan kesadaran dan motivasi yang meliputi sistem bonus,

insentif, penghargaan dan motivasi diri.

- Evaluasi melalui internal audit, penyelidikan insiden dan etiologi.

Pengendalian tersebut di atas dapat diterapkan dengan memahami Hirarki

pengendalian, dimana langkah-langkahnya dijalankan dari yang tertinggi

kemudian diikuti ke langkah berikutnya secara berurutan, yaitu :

a. Eliminasi

Tahap pengendalian bahaya dengan jalan menghilangkan

atau menghapus barang , alat kerja atau cara kerja yang dapat

Page 32: Yosi Novita

menimbulkan bahaya baik tehadapap kesehatan maupun

keselamatan.

b. Subtitusi

Bila eliminasi tidak dapat dilakukan maka pengendalian

dengan cara mengganti barang, alat atau cara kerja yang dapat

menimbulkan bahaya dengan barang, alat atau cara kerja yang

lain yang kurang berbahaya.

c. Minimalisasi

Memperkecil bahaya risiko kecelakaan yang ada di wilayah

kerja

d. Engineering Control

Pengendalian ini dilakukan dengan memanfaatkan

pengetahuan di bidang rekayasa untuk menghilangkan atau

mengurangi risiko seperti modifikasi alat, ventilasi, pengaman

alat, otomatisasi dan sebagainya.

e. Pengendalian Administratif

Tahap penanggulangan bahaya secara adminstratif seperti

pembuatan prosedur, pemasangan sign atau rambu, pengaturan

jam kerja, pemberian pelatihan, penetapan aturan khusus,

mengikuti aspek hukum atau peraturan pemerintah terkait serta

penerapan higine perusahaan.

Page 33: Yosi Novita

f. Pemakaian Alat Pelindung Diri

Pemakaian alat pelindung diri merupakan tahap terakhir dari

hirarki pengendalian bila upaya lainnya tidak dapat memenuhi

maksud menghilangkan atau mengurangi risiko secara maksimal.

5. Proses Managemen Risiko

a. Menentukan Ruang Lingkup

Penentuan ruang lingkup merupakan parameter dasar proses

manajemen risiko. Ruang lingkup tersebut mencakup 3 komponen, yaitu

ruang lingkup eksternal, dan ruang lingkup internal, dan ruang lingkup

manajemen risiko di mana proses manajenen risiko akan deterapkan (AS /

NZS 4360 : 1999)

b. Identifikasi Bahaya

Identifikasi bahaya adalah tahap berikut setelah komitmen dimiliki.

Bahaya yang ada harus diidentifikasi oleh perusahaan dengan

mempertimbangkan :

1). Kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan potensi

bahaya, yang diketahui dengan cara :

- melakukan inspeksi

Page 34: Yosi Novita

- membaca keterangan yang ada di dalam Meterial Safety

Data Sheet

- laporan kecelakaan

- masukan dari karyawan

2). Jenis kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang

memungkinkan dapat terjadi.

Identifikasi bahaya harus dilakukan secara menyeluruh

tanpa melewatkan setiap bahaya yang ada di tempat kerja.

Dengan demikian bahaya yang ada dapat ditindak lanjut dengan

melakukan tahap berikut dari manageman risiko, yaitu penilaian

risiko.

c. Analisis Risiko

Analisis risiko ialah sebuah bentuk sistematika dalam penggunaan

informasi yang telah tersedia untuk mengidentifikasi bahaya dan untuk

memperkirakan suatu risiko terhadap individu, populasi, bangunan dan

lingkungan (Kolluru, 1999). Menurut Australian Standard / New Zaeland

Standar 4360 : 1999, analisi risiko ialah suatu kegiatan sistematik dengan

menggunakan informasi yang ada untuk mendeterminasi seberapa besar

konsekuensi dan tingkat keseringan suatu kejadian yang ditimbulkan.

Analisis ini harus mempertimbangkan kisaran konsekuensi potensial dan

bagaimana risiko dapat terjadi. Tujuan melakukan analisis risiko kecil

dengan risiko besar dan menyediakandata untuk membantu evaluasi dan

Page 35: Yosi Novita

penanganan risiko. Terdapat 3 metode dalam melakukan analisis risiko,

yaitu:

1. Analisis Kuantitatif, menggunakan bentuk kata atau skala

deskriptif untuk menjelaskan seberapa besar kondisi potensial

dari kemungkinan yang akan di ukur. Pada umumnya analisis

kualitatif digunakan untuk menentukan prioritas tingkat risiko

yang lebih dahulu harus diselesaikan (AS / NZS 4360 : 1999)

2. Analisis Kuantitatif, menggunakan hasil perhitungan numerik

untuk tiap konsekuensi dan tingkat probabilitas dengan

menggunakan data variasi, seperti catatan kejadian, literature, dan

ekperimen. Dengan adanya sumber data tersebut, hasil analisis

kuantitatif memiliki keakuratan lebih tinggi dibandingkn dengan

analisis risiko yang lainnya (Kolluru,1996)

3. Analisis Semi Kuantitatif, metode ini pada prinsipnya hampir

sama dengan metode analisis kualitatif, perbedaannya terletak

pada deskripsi parameter, pada analisis semi kuantitatif

dinyatakan dengan nilai atau skor tertentu. Menurut AS / NZS

4360 : 1999, analisis semi kuantitatif mempertimbangkan

kemungkinan untuk menggabungkan 2 elemen, yaitu probabilitas

(likelihood) dan paparan (eksposure) sebagai frekuensi.

Page 36: Yosi Novita

d. Pemantauan dan Evaluasi Risiko

Pengendalian risiko harus dapat dipantau sejauh mana efektifitasnya

dengan teknik-teknik tertentu, misalnya pemantauan udara di tempat kerja,

pemantauan biologis pada karyawan dan pemantauan kesehatan pada

karyawan.

Evaluasi dilakukan atas dasar hasil pemantauan yang kemudian

dilakukan analisis tentang sejauh mana Manageman Risiko berhasil

dilakukan. Kemudian evaluasi menjadi bahan masukan bagaimana proses

Manageman Risiko harus diperbaiki.

Seluruh proses Manageman Risiko merupakan proses

berkesinambungan yang dilakukan selama risiko masih terpapar di tempat

kerja kerja.

e. Pengendalian Risiko

Atas dasar pemahaman jenis bahaya dan besarnya risiko yang

diketahui setelah melakukan penilaian risiko, maka pengendalian risiko

adalah menentukan jenis pengendalian yang ingin dilakukan. Pengendalian

risiko dilakukan dengan penerapan Hirarki Pengendalian.

Menurut Suardi (2005), dalam melakukan langkah-langkah untuk

mengatasi bahaya yang timbul, dibutuhkan suatu skala prioritas yang dapat

membantu dalam pemilihan pengendalian suatu bahaya yang disebut dengan

hirarki pengandalian risiko. Upaya prioritas atau hirarki tersebut, yaitu :

Page 37: Yosi Novita

a. Eliminasi adalah langkah ideal yang dapat dilakukan dan harus

menjadi pilihan pertama dalam melakukan pengandalian risiko.

Eliminasi berarti menghilangkan paralatan yang dapat menimbulkan

bahaya.

b. Substitusi, prinsip dari alat kendali ini adalah mengendalikan sumber

risiko dangan sarana atau peralatan lain yang tingkat risikonya lebih

rendah atau tidak ada.

c. Rekayasa Engineering dilakukan dengan mengubah desain tempat

kerja, peralatan, atau proses kerja untuk mengurangi tingkat risiko.

Ciri khusus dari tahap ini adalah melibatkan pemikiran yang lebih

mendalam bagaimana membuat lokasi kerja yang lebih aman dengan

melakukan pengaturan ulang lokasi kerja, memodifikasi peralatan,

melakukan kombinasi kegiatan, perubahan prosedur, dan mengurangi

frekuensi dalam melakukan kegiatan berbahaya.

d. Pengendalian Administrasi, dalam tahap ini menggunakan prosedur,

standar operasi kerja, atau panduan sebagai langkah untuk

mengurangi risiko. Akan tetapi banyak kasus yang ada, pengendalian

administrasi tetap membutuhkan sarana pengendalian risiko lainnya.

e. APD adalah pemilihan terakhir yang dapat dilakukan untuk mencegah

paparan bahaya pada pekerja. Penggunaan APD ini disarankan hanya

digunakan bersamaan dengan penggunaan alat pengendali lainnya.

Dengan demikian pelindungan keamanan dan kesehatan personel

akan lebih efektif

Page 38: Yosi Novita

B. ALAT NPELINDUNG DIRI (APD)

1. Definisi Alat Pelindung Diri

Seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi

seluruh atau sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya

atau kecelakaan kerja.

APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi tenaga kerja

apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak dapat dilakukan

dengan baik. Namun pemakaian APD bukanlah pengganti dari kedua usaha

tersebut, namun sebagai usaha akhir.

2. Dasar Hukum Alat Pelindung Diri

1. Undang-undang No.1 tahun 1970.

a. Pasal 3 ayat (1) butir f: Dengan peraturan perundangan ditetapkan

syarat-syarat untuk memberikan APD

b. Pasal 9 ayat (1) butir c: Pengurus diwajibkan menunjukkan dan

menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang APD.

c. Pasal 12 butir b: Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan

atau hak tenaga kerja untuk memakai APD.

d. Pasal 14 butir c: Pengurus diwajibkan menyediakan APD secara cuma

- cuma.

Page 39: Yosi Novita

2. Permenakertrans No.Per.01/MEN/1981 Pasal 4 ayat (3) menyebutkan

kewajiban pengurus menyediakan alat pelindung diri dan wajib bagi tenaga

kerja untuk menggunakannya untuk pencegahan penyakit akibat kerja.

3. Permenakertrans No.Per.03/MEN/1982 Pasal 2 butir I menyebutkan

memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja,

pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta penyelenggaraan

makanan ditempat kerja.

4. Permenakertrans No.Per.03/Men/1986 Pasal 2 ayat (2) menyebutkan

tenaga kerja yang mengelola Pestisida harus memakai alat-alat pelindung diri

yg berupa pakaian kerja, sepatu lars tinggi, sarung tangan, kacamata

pelindung atau pelindung muka dan pelindung pernafasan

3. Pemilihan Alat Pelindung Diri

Dalam pemilihan APD haruslah memilih peralatan pelindung yang dapat

memberikan pelindungan terhadap bahaya, dimana APD tersebut memenuhi

standar yang berlaku pada saat ini, seperti NIOSH, OSHA, ANSI, JIS, dan lain

sebagainya.

Aspek-aspek lain yang perlu diperhatikan dalam pemilihan APD adalah :

Bentuknya cukup menarik

Dapat diapakai secara fleksibel

Page 40: Yosi Novita

Tahan untuk pemakaian yang cukup lama

Seringan mungkin dan tidak menyebabkan rasa ketidak nyamanan

yang lebih

Dapat memberiakn perlindungan yang adekuat terhadap bahaya

yang spesifik yang dihadapi oleh pekerja

Tidak menimbulkan bahaya tambahan bagi pemakaiannya yang

dikarenakan bentuk dan bahayanya tidak tepat atau salah dalam

penggunaannya.

Suku cadang mudah diperoleh untuk mempermudah pemeliharaan

4. Jenis-jenis APD dan Penggunaannya

a. Alat pelindung Kepala

Alat pelindung kepala (Safety Helmet) melindungi kepala dari benda

keras, pukulan dan benturan, terjatuh dan terkena arus listrik.

Kemudian melindungi kepala dari kebakaran, korosif, uap-uap, panas atau

dingin.

Pelindung kepala untuk penggunaan yang bersifat umum dan

pengaman dari tegangan listrik yang terbatas atau tahan terhadap tegangan

listrik tinggi. Perlindungan terhadap tenaga listrik biasanya terbuat dari

logam yang digunakan untuk pemadam kebakaran.

Adapun pengujian mekanik dengan menjatuhkan benda seberat 3 kg

dari ketinggian 1m, pelindung kepala tidak boleh pecah atau benda tak boleh

Page 41: Yosi Novita

menyentuh kepala. Jarak antara lapisan luar dan lapisan dalam dibagian

puncak ; 4-5 cm.

Tidak menyerap air dengan direndam dalam air selama 24 jam. Air

yang diserap kurang 5% beratnya tahan terhadap api.

Kemudian pengujian daya tahan terhadap api. Pelindung kepala

dibakar selama 10 detik dengan pembakar bunsen atau propan, dengan nyala

api bergaris tengah 1 cm. Api harus padam setelah 5 detik.

Pengujian listrik tahan terhadap listrik tegangan tinggi diuji dengan

mengalirkan arus bolak-balik 20.000 volt dengan frekuensi 60 Hz, selama 3

menit,kebocoran arus harus lebih kecil dari 9 mA. Tahan terhadap listrik

tegangan rendah, diuji dengan mengalirkan arus bolak-balik 2200 volt

dengan frekuensi 60 Hz selama 1 menit kebocoran arus harus kurang dari

9mA.

Manfaat alat pelindung kepala (Safety Helmet) adalah topi untuk

melindungi kepala dari zat-zat kimia berbahaya, dari iklim yang berubah-

ubah dan dari bahaya api dll.

Page 42: Yosi Novita

b. Alat Pelindung Mata

Mudah dikenakan cocok untuk kasus berisiko kecil dan menengah.

Lemparan benda – benda kecil, pengaruh cahaya dan pengaruh radiasi

tertentu.

Bahan pembuat alat pelindung mata dari plastic, ada beberapa jenis

tergantung dari bahan dasarnya seperti selulosa asetat, akrilik, poli karbonat

dll.

Syarat optis tertentu adalah lensa tidak boleh mempunyai efek

distorsi atau efek prisma lebih dari 1/16 prisma dioptri, artinya perbedaan

refraksi harus lebih kecil dari 1/16 dioptri.

Alat pelindung mata terhadap radiasi prinsipnya kacamata yang

hanya tahan terhadap panjang gelombang tertentu standar Amerika, ada 16

jenis kaca dengan sifat-sifat tertentu.

c. Alat Pelindung Telinga

Sumbat telinga (ear plug) dapat mengurangi intensitas suara 10 s/d

15 dB dan tutup telinga ( ear muff ) dapat mengurangi intensitas suara 20 s/d

30 dB.

Sumbat telinga yang baik adalah menahan frekuensi tertentu saja,

sedangkan frekuensi untuk bicara biasanya (komunikasi) tak terganggu.

Page 43: Yosi Novita

Kelemahan alat pelindung telinga yaitu tidak tepat ukurannya dengan

lobang telinga pemakai, kadang-kadang lobang telinga kanan tak sama

dengan yang kiri bahan sumbat telinga karet, plastik keras, plastik yang

lunak, lilin, kapas.

Penggunanan alat pelindung telinga yang banyak diminati adalah

jenis karet dan plastic lunak, karena bisa menyusaikan bentuk dengan lobang

telinga. Daya atenuasi (daya lindung): 25-30 dB jika ada kebocoran dapat

mengurangi atenuasi + 15 dB.

Ada yang terbuat dari bahan lilin seperti penggunaan lilin murni

yang dilapisi kertas atau kapas. Akan tetapi ada kelemahan dari bahan lilin

ini yaitu kurang nyaman dan mudah kotor.

Kemudian ada yang terbuat dari kapas mempunyai daya atenuasi

paling kecil antara 2 – 12 dB.

Alat pelindung telinga ada beberapa jenis atenuasinya yaitu pada

frekuensi 2800–4000 Hz sampai 42 dB (35–45 dB). Untuk frekuensi biasa

25-30 dB. Untuk keadaan khusus dapat dikombinasikan antara tutup telinga

dan sumbat telinga sehingga dapat atenuasi yang lebih tinggi akan tetapi tak

lebih dari 50 dB, karena hantaran suara melalui tulang masih ada.

Page 44: Yosi Novita

d. Alat Pelindung Pernafasan

Memberikan perlindungan terhadap sumber-sumber bahaya seperti

kekurangan oksigen dan pencemaran oleh partikel debu, kabut, asap dan uap

logam kemudian pencemaran oleh gas atau uap.

e. Alat Pelindung Kaki

Sepatu keselamatan kerja dipergunakan untuk melindungi kaki dari

bahaya kejatuhan benda-benda berat, percikan cairan, dan tertusuk oleh

benda-benda tajam. Menurut jenis pekerjaan sepatu keselamatan dapat dibagi

menjadi :

Sepatu dengan logam atau baja, sepatu boot, dan jenis lainnya

yang mampu digunakan dimana dapat terjadi kebakaran dan

bahaya peledakan.

Sepatu buruh atau tipe sepatu jalan, digunakan untuk melindungi

pekerja dari percikan, lelehan metal atau logam yang berasal dari

pengelasan atau bunga api.

Sepatu penguat bagian dalamnya memiliki sol metal yang

fleksibel dan di rancang menonjol pada jari-jarinya, tetapi

kemungkinan akan kontak dengan energi listrik namun dapat

diperkecil.

Untuk kondisi basah sepatu kulit dengan paduan kayu cendana,

sangat efektif dan dapat memberikan pelindungan yang baik

Page 45: Yosi Novita

dalam bekerja dan dibutuhkan ketika berjalan di permukaan

panas. Sepatu ini digunakan secara luas dalam pekerjaan aspal

panas.

Sepatu keselamatan dengan pelindung metatarsal, selalu

digunakan dalam opersi material berat. Juga untuk menjaga

kemungkinan bila ada denda jatuh dan menimpa jari kaki bagian

atas. Pelindung metal ini sangat cukup melindungi kaki sampai

pergelanagan kaki.

Sepatu boot keselamatan yaitu sepatu yang dilengkapi dengan

nonferrous yang akan mereduksi kemungkinan adanya gesekan

dari pecahan ketika dilokasi dengan bahaya ledakan api.

f. Alat Pelindung Tanagan

Sarung tangan merupakan alat pelindung diri yang banyak digunakan,

fungsinya untuk melindungi tangan dari luka lecet, luka teriris, luka terkena

bahan kimia dan terhadap temperature ekstrim.

Kelvar-trated gloves

Untuk melindungi dari kebakaran dan hal-hal yang tidak

menyenangkan ketika tangan terpapar panas secara terus menerus

Metal-mesh gloves

Sering dipakai oleh mereka yang bekerja dengan pisau dan

terhadap benda-benda tajam untuk melindung dari terpotong dan

Page 46: Yosi Novita

pukulan dari peralatan mereka sendiri dan dari ketajaman atau objek

yang kasar

Rubber gloves

Untuk melindungi dari listrik, sarung tangan karet ini harus di tes

kekutan listriknya

Rubber neoprene or viniyl gloves

Digunakan dalam penggunaan bahan kimia dan korosif

Leather gloves

Tahan percikan api, panas yang sedanng, benda kasar dan objek

yang keras dan dilengkapi dengan bantalan terhadap pukulan.

Biasanya dipakai untuk pekerjaan berat

Chrome-tanned cowhide leathe

Dengan alat penekan besi yang melekat pada tapal tangan dan jari

untuk pengecoran pada pabrik baja

Catton or fabric gloves

Dipakai untuk di tempat-tempat kotor, memotong atau melindungi

luka. Tidak terlalu berat untuk digunakan terhadap yang kasar, tajam

atau material berat

Coated fabric gloves

Melindungi dari konsentrasi kimia yang sedang direkomendasi

untuk pengalengan, pengepakan, penanganan makanan, indusrti yang

sejenis.

Page 47: Yosi Novita

Heated industrial gloves

Dipakai untuk pekerjaan dalam lingkungan dingin

Hand leathers atau bantalan tangan

g. Pakaian Pelindung

Berdasarkan jenis bahayanya pakaian pelindung terdiri atas :

Flame resistant catton atau duck

Untuk bahaya panas atau percikan api yang sedang.

Special flame- resistant and heat resistant synthetic fabrics

Untuk memadamkan api atau untuk pekerjaan-pekerjaan disekeliling

api yang terbuka.

Rubber, neoprene, vinyl or other protective material

Untuk pekerjaan-pekerjaan yang basah atau menanggulangi asam,

korosi dan zat-zat kimia.

h. Sabuk Pengaman

Berguna untuk melindungi tubuh dari kemungkinan terjatuh, biasanya

digunakan pada pekerjaan konstruksi dan memanjat serta tempat tertutup

atau boiler. Harus dapat menahan beban sebesar 80 Kg. Jenis penggantung

unifilar penggantung berbentuk U. Gabungan penggantung unifilar dan

bentuk U, ada beberapa macam safety harness yaitu penunjang dada (chest

Page 48: Yosi Novita

harness), penunjang dada dan punggung (chest waist harness), penunjang

seluruh tubuh (full body harness).

5. Pemeliharaan APD

Secara umum pemeliharaan APD dapat dilakukan antara lain dengan :

Menyimpan dengan benar alat pelindung diri

Mencuci dengan air sabun, kemudian dibilas dengan air

secukupnya. Terutama untuk helm, kaca mata, sepatu kerja,

pakaian kerja, sarung tangan kain/kulit/karet.

Menjemur Di bawah sinar matahari untuk menghilangkan bau,

terutama pada sepatu dan helm.

6. Penyimpanan APD

Untuk menjaga daya guna dari APD, hendaknya disimpan ditempat

khusus sehingga terbebas dari debu, kotoran, gas beracun, dan gigitan

serangga/binatang. Tempat tersebut hendaknya kering dan mudah dalam

pengambilannya

7. Kelemahan Penggunaan APD

Daya lindung tidak sempurna, karena cara pemakaian APD yang salah,

memakai APD tidak tepat dan APD tidak memenuhi persyaratan yang

diperlukan.

Page 49: Yosi Novita

8. Penghargaan dan Sangsi

Pada beberapa penelitian telah dilakukan oleh para ahli menejemen yang

membuktinan bahwa setiap individu di dalam organisasi, bagaimanapun

rendahnya pendidikan dan kedudukannya, ingin dihargai oleh orang lain.

Pemberian penghargaan itu memang wajar dan merupakan suatu keharusan oleh

karena manusia mempunyai martabat, harga diri, keinginan, harapan, cita-cita

dan bahkan impian dan dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya berupa

perhatian oleh pimpinan kepada karyawan karena melaksanakan tugas dengan

baik, memberikan penghargaan berupa uang, piagam, benda lainnya karena

karyawan melakukan tugas dengan baik, mendengarkan saran-saran maupun

keluhan para karyawan dengan penuh perhatian sehingga semua ini dapat

meningkatkan efisiensi dan produktifitas perusahaan. Dalam organisasi yang

baik system rewards penalty harus diberlakukan secara kontinyu dan objektif,

sebab apabila hal tersebut tidak dijalankan, akan terdapat keadaan dimana yang

rajin, pintar, tekun, berdisiplin dan produktif menjadi apatis melihat mereka

diperlakukan sama oleh pimpinan dengan karyawan yang malas, bodoh, tak

acuh, tidak disiplin dan tidak produktif (Siagain, 1985).

Pendekatan Skinner juga mengenal sistem penguat positif dan penguat

negatif. Skinner menyatakan bahwa hukuman (penguat negatif) adalah teknik

umum yang digunakan dalam dunia modern. Hukuman tersebut akan menekan

prilaku untuk sementara tapi perilaku itu dapat muncul kembali bila mungkin

hukuman ditarik atau dikendurkan. Penggunaan hukuman (penguat positif) untuk

Page 50: Yosi Novita

mengendalikan prilaku harus dihindarkan dan memfokuskan kepada penggunaan

penguat-penguat positif, misalnya penghargaan (Paulus, 1997).

9. Poster

Dengan menggunakan bahasa atau kalimat yang mudah dipahami, poster

atau spanduk dapat menjadi sarana informasi yang efektif. Dapat dipasang pada

papan pengumuman yang berdekatan dengan tempat kerja atau pada ruang

makan/kantin. (Ralph Wiliam, 1990)

Page 51: Yosi Novita

BAB III

LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN MAGANG

A. Alur Magang

Surat Permohonan

Region PT.PLN (Persero)

Surat Persetujuan Magang

Sosialisasi lapangan

Pengumpulan data

Membuat hasil

Laporan magang

Page 52: Yosi Novita

Bagan Alur 3.1

B. Aktifitas Magang

1. Tahap persiapan

Kegiatan magang dilakukan selama 26 hari kerja (minimal 26 hari kerja),

di rencanakan mulai tanggal 1 Februari samapai dengan 9 Maret 2010. Dalam

tahap perencanaan kegiatan yang di lakukan meliputi pengurus perizinan dan

pengumpulan bahan teori.

2. Topik Magang

Untuk megang yang dilakukan akan lebih difokuskan pada gambaran

mengenai penyediaan , pemeliharaan dan penggunaan alat pelindung diri yang

ada diperusahaan, khususnya pada bagian yang memiliki potensi tinggi

kecelakaan kerja. Diharapkan memperoleh data tersebut sehingga preventif

dapat mengurangi penyakit akibat kerja dan terjadinya kecelakaan.

3. Lokasi

Lokasi magang dilaksanakan di PT. PLN (Persero) P3B JB Region Jakarta

& Banten UPT Jakarta Selatan yang berlokasi Jl. Cinere Raya, Gandul – Jakarta

Selatan.

4. Waktu Pelaksanaan

Persentasi laporan

Page 53: Yosi Novita

Kegiatan magang telah dilakukan selama 26 hari kerja (minimal 26 hari

kerja), di rencanakan mulai tanggal 1 Februari samapai dengan 9 Maret 2010.

5. Narasumber

Narasumber pada kegiatan magang kali ini adalah orang-orang yang

mempunyai pengetahuan dan keterampilan dalam bidang kerjanya masing-

masing serta paham terhadap teori Environment Health and Safety (EHS)

yang ditunjuk oleh perusahaan untuk memberikan informasi kepada

mahasiswa.

6. Jadwal Pelaksanaan

Kegiatan magang meliputi observasi di lingkungan kerja, menelusuri

literatur dan data-data diperusahaan, serta mengikuti kegiatan yang ada di PT.

PLN (Persero) P3B JB Region Jakarta & Banten UPT Jakarta Selatan

dengan jadwal sebagai berikut.

Page 54: Yosi Novita

Tabel 3.1

Metriks Kegiatan Magang

di PT. PLN (Persero) P3B JB Region Jakarta & Banten UPT

Jakarta Selatan

No. Kegiatan Februari Maret

I II III IV I II

1. Perkenalan dengan karyawan/pekerja dan

pembimbing lapangan

X

2. Observasi lapangan X

3. Pengambilan data untuk mendukung laporan

magang

X X

4. Mengamati keselamatan kerja yang ada di

PT.PLN (Persero) P3B JB Region Jakarta &

Banten UPT Jakarta Selatan

X

5. Mengamati pengunaan dan pemeliharaan

APD di PT. PLN (Persero) P3B JB Region

Jakarta & Banten UPT Jakarta Selatan

X X X X

6. Bimbingan dengan dosen pembimbing

akademik

X X

7. Bimbingan dengan pembimbing lapangan X X X X X X

8. Menyusun laporan magang X X X X

Page 55: Yosi Novita

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Singkat PT. PLN (Persero)

Sistem ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada abad ke-19, ketika

beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkitan tenaga listrik untuk

keperluan sendiri. Pengusahaan tenaga listrik untuk kepentingan umum dimulai

sejak perusahaan Belanda NV NIGM memperluas usahanya di bidang tenaga

listrik, yang semula hanya bergerak di bidang gas. Kemudian meluas dengan

berdirinya perusahaan-perusahaan swasta lainnya. Setelah proklamasi

kemerdekaan Republik Indonesia, tanggal 17 Agustus 1945, perusahaan listrik

yang dikuasai Jepang direbut oleh pemuda-pemuda Indonesia pada bulan

September 1945, lalu diserahkan kepada Republik Indonesia. Pada tanggal 27

Oktober 1945 dibentuklah jawatan listrik dan gas oleh Presiden Soekarno.

Pada waktu itu kapasitas tenaga listrik hanyalah sebesar 157,5 MW.

Tanggal 01 Januari 1961, dibentuklah BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum-

Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak dalam bidang listrik, gas dan kokas.

Tanggal 01 Januari 1965, BPU-PLN dibubarkan dan dibentuk dua perusahaan

negara yaitu perusahaan listrik negara (PLN) dan perusahaan gas negara (PGN)

yang mengelola gas. Saat itu kapasitas pembangkit tenaga listrik PLN sebesar

300 MW. Tahun 1972, pemerintah Indonesia menetapkan status perusahaan

Page 56: Yosi Novita

listrik negara sebagai perusahaan umum listrik negara (PLN). Pada tahun 1990

melalui peraturan pemerintah No. 17, PLN ditetapkan sebagai pemegang kuasa

ketenagalistrikan. Pada tahun 1992, pemerintah memberikan kesempatan kepada

sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan tenaga listrik. Sejalan

dengan kebijakan diatas, pada bulan Juni 1994 status PLN dialihkan dari

perusahaan umum menjadi perusahaan perseroan (Persero).

2. Peraturan Perundang-undangan Yang Berkaitan Dengan Usaha PT. PLN

(Persero)

Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia No. 18 tahun 1972, juncto

PP No. 54 tahun 1981 dan UU No. 15 tahun 1985 sebagai juncto No. 17 tahun

1990, dengan tugas menangani penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan

umum. Visi Dan Misi PT PLN (Persero)

a. Adapun visi PT PLN (Persero) adalah :

- Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul

dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani

- Mewujudkan perusahaan setara kelas dunia

- Sumber daya manusia yang profesional.

- Aktivitas usaha akrab lingkungan

Page 57: Yosi Novita

b. Misi PT PLN (Persero) adalah :

- Melakukan usaha transmisi tenaga listrik yang efisien, andal, aman, dan

ramah lingkungan.

- Melaksanakan pengelolaan operasi sistem tenaga listrik yang andal,

aman, bermutu, dan ekonomis.

- Melaksanakan pengeloaan transaksi tenaga listrik yang transparan dan

kredibel.

- Melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan sumberdaya manusia

(SDM) yang kompeten dan profesional.

- Mengembangkan usaha di luar usaha pokok yang dapat memberikan

kontribusi pada perolehan laba usaha.

3. Program Peningkatan Kinerja di PT PLN (Persero) UPT Jakarta Selatan

Untuk mencapai proses operasi yang unggul dan melakukan penerapan

visi UPT Jakarta Selatan yaitu menjadi perusahaan kelas dunia, maka

dilakukanlah upaya perbaikan kinerja, proses bisnis dan sumber daya manusia.

Upaya perbaikan yang dilakukan dikemas dalam beberapa manajemen sistem,

antara lain OPI (Operational Performance Improvement) yang terdiri tiga bubles

yaitu Management Infrastructure (MI), Technical System (TS), Mindset

Capabilities and Leadership (MCL). Secara rinci, bubles tersebut memiliki

beberapa tujuan, yaitu:

Page 58: Yosi Novita

a. Technical Systems (TS), yang bertujuan untuk melakukan konfigurasi dan

optimalisasi aset-aset dan sumber daya untuk menciptakan nilai dan

meminimalisir kerugian. Hal ini dilakukan dengan cara:

- Mengoptimalkan kinerja

- Memperbaiki proses-proses pengoperasian

- Meningkatkan efisiensi energi

- Meningkatkan kehandalan dan ketersediaan

Program-program tersebut dijabarkan dalam bentuk rencana kerja

( Action Plans), yaitu sebagai berikut :

- Membuat Standar Waktu Pelaksanaan Pemeliharaan (Action Plan #2)

- Memastikan dan Melengkapi Instruksi Kerja Alat Uji pada Saat

Pemeliharaan (Action Plan #3)

- Mengidentifikasi Spare Part yang Diperlukan Sesuai Prioritas

Pengadaan. (Action Plan #4)

- Membuat Standarisasi Risk Management (Action Plan #8)

b. Management Infrastructure (MI), yang ditujukan untuk melakukan

perbaikan di bidang struktur, sistem dan proses dalam rangka mendukung

kegiatan Technical System. MI dilakukan dengan melakukan penerapan:

- Manajemen kinerja

- Perancangan organisasi

- Proses-proses fungsi pendukung

Page 59: Yosi Novita

Program-program tersebut kemudian didefiniskan dalam bentuk action

plans sebagai berikut:

- Menurunkan Indikator Kinerja Unit Hingga ke Level Paling Bawah/

Frontliner (KPI Cascading) (Action Plan #6)

- Melakukan Sosialisasi Aturan dan Etika Perusahaan (Action Plan #9)

c. Mindsets, Capabilities and Leadership (MCL), yang bertujuan untuk

mensetting ulang cara pegawai berpikir, merasakan dan bertindak dalam

lingkungan kerja. Beberapa hal yang menjadi perhatian dari MCL adalah

- Fokus – tujuan yang meyakinkan dan arah yang jelas

- Eksekusi – para pegawai dapat bekerja sama dengan baik dalam

melakukan pekerjaanya

- Kemampuan – para pegawai dapat bekerja secara efektif dalam posisi

mereka

- Perbaikan – dorongan tak berkesudahan untuk melakukan lebih baik

Program-program tersebut kemudian digambarkan dalam bentuk action

plans berikut:

- Meningkatkan Kompetensi dan Pengelompokan Keahlian Petugas

Pemeliharaan. (Action Plan #1)

- Mendorong Pelaksanaan Sharing Knowledge/Community of Practice

(COP) dan Konsistensi Pelaksanaan ISO 9001-2000 (Action Plan #5)

- Memastikan Pelaksanaan Rapat yang Efektif (Action Plan #7)

Page 60: Yosi Novita

- Program SCG ( Save, Clean, and Green ) (Action Plan #10)

Untuk merealisasikan kegiatan OPI, dibuatlah beberapa program andalan

dan sederhana. Kegiatan tersebut dinamakan Quick-Wins, yang bertujuan untuk

melakukan beberapa perubahan yang bersifat cepat namun berdampak luas.

Beberapa program yang digulirkan dalam quick-wins antara lain:

- Kelengkapan pakaian kerja (warepack, safety shoes, toolset, safety

helmet)

- Pemasangan pengumuman tentang safety dan clean di beberapa lokasi

antara lain : switchyard, ruang GI dan ruang kerja

- Membuat stiker anomali peralatan pada panel kontrol untuk transmisi dan

GI

- Pengaturan ruang staf pemeliharaan dan pengadaan loker untuk staf

pemeliharaan

- Pelaksanaan COP pada masing-masing bidang

- Meeting Rutin Intern Bidang (tiap dua minggu)

- Penerapan Smoking Area dan No Smoking Area di UPT dan GI-GI

- Membuat papan display tentang tata tertib ketika memasuki daerah UPT

JAKSEL (karyawan dan tamu)

- Membuat papan display tentang Key Performance Indicator (KPI) UPT

Jakarta selatan

- Menyediakan LCD Information Board di Ruang Lobby & Ruang

Pemeliharaan

Page 61: Yosi Novita

Sementara itu, penerapan Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan

Kerja (SMK3) masih dalam tahap penyusunan (Setup) oleh sub bidang K2LH PT

PLN (Persero) P3B JB untuk diterapkan di semua unit PT PLN (Persero) P3B

JB. Penerapan SMK3 diharapkan dapat meningkatkan budaya K3 untuk setiap

karyawan pada semua bidang pekerjaan.

Secara keseluruhan, kegiatan tersebut merupakan bagian dari penerapan

SMK3 yang diisyaratkan dalam OHSAS 18001:2007, yaitu adanya continual

improvement (peningkatan yang berkelanjutan) dalam rangka memperbaiki dan

memaksimalkan kinerja perusahaan.

4. Jumlah Pekerja

Untuk menunjang tugas pokok tersebut maka UPT Jakarta Selatan

didukung oleh 102 pegawai yang terdiri dari 1 orang Manajer, 9 orang pada sub

bidang Perencanaan & Evaluasi, 80 orang pada sub bidang Operasi &

Pemeliharaan serta 12 orang pada sub bidang Administrasi & Keuangan.

5. Kondisi tahun 2009 - sekarang

Berikutnya, pada tahun 2009 manajemen PLN P3B JB melakukan

reorganisasi PLN RJKB menjadi 9 UPT dan menggabungkan UJT-UJT kedalam

UPT-UPT yang ada, yaitu :

- UPT Jakarta Timur - UPT Jakarta Utara

- UPT Tangerang - UPT Jakarta Barat

Page 62: Yosi Novita

- UPT Banten - UPT Jakarta Pusat

- UPT Bogor - UPT Jakarta Selatan

- UPT Cilegon

6. Tugas Pokok dan Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) UPT Jakarta

Selatan

Terbentuknya PT PLN (Persero) P3B JB Unit Pelayanan Transmisi

Jakarta Selatan berdasarkan Surat Keputusan General Manager PT. PLN

(Persero) P3B Jawa Bali No. 0207.K/GM – P3B/2005, tanggal 04 Mei 2005.

Dimana sebelumnya bernama UPT Gandul, dengan lokasi di jalan PLN

kelurahan Krukut-Limo Depok 16514 dipimpin oleh seorang Manajer Unit dan

dibantu dengan 3 orang Asisten Manajer, yaitu Asisten Manajer Rencana dan

Evaluasi, Asisten Manajer Operasi dan Pemeliharaan dan Asisten Manajer

Administrasi dan Keuangan.

Tugas pokok PT PLN (Persero) P3B UPT Jakarta Selatan adalah

bertanggung jawab melaksanakan pemeliharaan instalasi penyaluran tenaga di

wilayah kerjanya yang meliputi fungsi : pemeliharaan meter dan proteksi,

pemeliharaan instalasi penyaluran, pemeliharaan ScadaTel, supervisi operasi,

logistik dan pengelolaan lingkungan dan keselamatan ketenagalistrikan untuk

mencapai target kinerja, mengelola bidang Administrasi dan Keuangan untuk

mendukung kegiatan operasi dan pemeliharaan instalasi.

Page 63: Yosi Novita

Untuk menunjang tugas pokok tersebut maka UPT Jakarta Selatan

didukung oleh 102 pegawai yang terdiri dari 1 orang Manajer, 9 orang pada sub

bidang Perencanaan & Evaluasi, 80 orang pada sub bidang Operasi &

Pemeliharaan serta 12 orang pada sub bidang Administrasi & Keuangan.

PT PLN (Persero) P3B JB UPT Jakarta Selatan mempunyai unit kerja : 2

GITET 500 kV, 9 Gardu Induk 150 kV dan 1 Gardu Induk 70 kV yang

meliputi:

- GITET 500 kV Gandul - GITET 500 kV Depok

- GI 150 kV Gandul - GIS 150 kV Kemang

- GI 150 kV Depok - GIS 150 kV Bintaro

- GI 150 kV Petukangan - GI 150 kV Legok

- GI 150 kV Cimanggis - GI 150 kV Serpong

- GI 150 kV Lengkong - GI 70 kV Depok Baru

Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT), Saluran Udara Tegangan

Ekstra Tinggi (SUTET) dan Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) yang

meliputi :

- SUTET 500 kV : 286.758 km

- SUTT 150 kV : 71.400 km

- SUTT 70 kv : 15.400 km

- SKTT 150 kV : 11.375 km

Page 64: Yosi Novita

Serta mengelola beberapa unit trafo, yaitu :

- Trafo IBT 500/150 kV – 500 MVA : 3 unit 1500

- Trafo Distribusi 150/20 kV – 60 MVA : 20 unit 1200 MVA

- Trafo Distribusi 70/20 kV – 30 MVA : 3 unit 70 MVA

Gambar 4.1

Peta Wilayah Kerja UPT Jakarta Selatan PT. PLN (Persero)

Page 65: Yosi Novita

Gambar 4.2

Struktur Organisasi PT. PLN (PERSERO) Kantor Pusat

Sumber: Profil PT. PLN (PERSERO) UPT JAKARTA SELATAN

Page 66: Yosi Novita

Gambar 4.3

Bagan Struktur Organisasi

ASISTEN MANAGER

RENCANA & EVALUASI

PRIYONO

ASISTEN MANAGER

OPERASI & PEMELIHARAAN

YAYAN SOPYANDI

ASISTEN MANAGER

ADM & KEUANGAN

ASNEL FAUZIAH

MANAJER

TRINO ERWIN

AE RENCANA & EVALUASI PEMEL TRANS

NURDIN (17c)

AE RENCANA & EVALUASI

PROTEKSI, PEMEL, SCADA & TEL

ABUNJANI

EG. EVALUASI OPERASI

SUKARNO

EG. ASESMEN KONDISI SIS TRANS

DAYAT RUHIYAT

AE PERENCANAAN PEMELIHARAAN

SUHARYADI ( 15c )

AE ANALISA & EVALUASI

TRANSMISI

JE RENCANA & EVALUASI

PROTEKSI, PEMEL, SCADA & TEL

1. ARIF ZM.

AE PELAKSANA PEMEL. TRAGI

1. SUPRIYADI

2.ISHAK

3.HOEDI PURWANTO

4.BAHRUDIN

5.SUROTO

6.RIMAN

7.SUKARDI

8.ASKIYANTO

9.E. MUISAN

10. TI’ING

11. SAAMIN

12. BUNYANIH

13. GUNTUR BS

14. ALI ASPAS

AE PENGELOLAAN DATA PEMEL

M. THOLIB

AO ADM. LOGISTIK

PUSENO ZAENAL ABIDIN

AE PEMELIHARAAN SCADATEL

1. TATA KARNATA

AE/ JE PELAKSANA PEMELIHARAAN

PROTEKSI

1. SUTARYONO

2. TRI WALUYO

3. FACHRUDIN

4. GUNTER E.

JO SDM & ADMINISTRASI

AE/JE PENGELOLAHAN METERING

AE/JE PEMANFAATAN DAN PEMEL ALAT UJI

ANALYST KEU & ANGGARAN

JA KEUANGAN, ANGGARAN

1. RATNA KUSWARDANI

2. RAHMAT

AA KEU,ANGGARAN

1. ROHMAIN

2. ZULKIFLI

AF SDM & ADMINISTRASI

1. DARIP HINDRIAN

2. ABDUL RAKIB

AO/JO HUMAS & BINA LINGKUNGAN

JO SEKRETARIAT & FASILITAS

1. LUKERTINA S.

2. TEGUH ARIFIANTO

3. RIPAN

4. ABDUL RODJIH

SPV

GIS KEMANG

SUKARI

SPV

GI GANDUL

EDISON S

SPV

GIS BINTARO

JONI SAHRONI

SPV

GI PETUKANGAN

DADANG.J

SPV

GI SERPONG

WAHYUDIN

SPV

GI 70kV DEPOK

HANNY T

SPV

GI CIMANGGIS

RAENAL

SPV

GI LENGKONG

SUYAMTA

SPV

GI LEGOK

RUSLAN.AG

SPV

GITET 500KV

GANDUL

A. SYAIKHU

SPV

GITET 500KV

DEPOK

ARDIYAN

1.SYAFRUDIN.H

2.RUSLANI

3.NAUMIN I.

1.DANANG HD.

2.FERDI EJ

3.M.REZA.I

1.BUDIMAN S.

2.SAFRUDIN

3.AVERROES

1.ZAINAL A.

2.N.SUMARNO

3.HELI S.

1.MAHRUP

2.MINAN S.

3.NURSALIM

1.IDRUS

2.MAKHMUD

3.TUSMINAR

1.SUPANGGIH

2.ENCEP S.

3.IRWAN A.

1.NARSIN

2.BADRI

3.AMIN B

1.DJAYA

2.NICO R.

3.AHMAD

1.M WALUYO

2.AGUNG SU.

3.SUHARTO

4.ROHANI

5.FAUJI

6. BAMBANG G.

7.SUSANTO

8.DANA IW

9.MUKHSIN

1.EDY P.

2.M ZAINUDDIN

3.BUDIYANTO

4.APIN

5.ROJALIH

6.GOKMAN P.

7.ANANG S.

8.ADI K.

9. BUNYANI

STRUKTUR ORGANISASI UPT JAKARTA SELATAN

JE PENGELOLAAN SAR SIS

INFORMASI

SIDIK SUKMANA

OFFICER SDM & ADMINISTRASI

OFFICER SEKRETARIAT &FASILITAS

AO SEKRETARIAT & FASILITAS

BAMBANG GUNARYO

JE RENCANA & EVALUASI PEMEL TRANS

AE/JE EVALUASI OPERASI

ANALYST EVALUASI KINERJA

AE PENGELOLAAN SARANA SIS

INFORMASI

1

1

1

0

2

2

2

2

1

0

2

2

1

0

1

0

1

1

44

1

0

1

1

1

1

1

1

1

1

1

0

1

1

2

2

1

1

1

0

1

1

1

0

1

0

1

1

1

0

1

1

1

1

1

1

4

4

1

0

1

0

14

14

Page 67: Yosi Novita

7. Dasar - dasar pelaksanaan K3 di PT. PLN (PERSERO) UPT

JAKARTA SELATAN

1. Undang-Undang RI No.1 tahun 1970, Undang-Undang RI Nomor 15

Tahun 1985, Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.PER.05/MEN/1996.

2. Peraturan Pemerintah RI Nomer 23 tahun 1994, Anggaran Dasar PT

PLN ( Persero), Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No.

2089.K/440/Dir/2001;

3. Edaran Manager Region Jakarta dan Banten PT PLN (Persero) P3B Jawa

Bali Nomer : 004.E/437/M.RJKB/2002, Keputusan Direksi PT PLN

(Persero) No. : 1014.K/426/DIR/2005 dan Surat inspektur jendral

pertambangan dan Energi No. 2287/08/IJ/1995.

8. Standar Alat pelindung Diri .

Menurut Standar Perusahaan Umum Milik Negara (SPLN) 66 : 1986

dalam lampiran surat Keputusan Direksi PLN No. 051/DIR/86, 2 Agustus 1986,

peralatan keselamatan kerja terdiri dari peralatan keselamatan kerja utama,

peralatan keselamatan kerja pelengkap dan peralatan pemadam kebakaran

termasuk juga dalam standar APD (alat pelindung diri).

1. Alat Pelindung Diri

Pelindung Kepala

Kegunaannya melindungi kepala terhadap bahaya listrik,

mekanik, kimia, panas dll. Terbuat dari bahan polyethylene, plastik,

katun, aluminium dan bahan sintetis lainnya.

Page 68: Yosi Novita

Pelindung Mata

Kegunaannya melindungi mata dari loncatan bunga api, loncatan

benda-benda kerja, percikan bahan kimia dan sinar yang bersifat keras.

Pelindung telinga

Memiliki kegunaan melindungi pendengaran petugas dari suara

keras yang melampaui batas kekuatan pendengar dengan spesifikasi

sesuai tempat kerja. Pelindung telinga ini terbuat dari karet.

Pelindung pernapasan

Memiliki kegunaan untuk melindungi alat pernafasan petugas

(kerongkongan, paru-paru dll) terhadap bahaya yang timbul oleh debu,

serbuk-serbuk cat, gas beracun lainnya. Pelindung pernafasan ini terbuat

dari karet, plastik, filter dan bahan sintesis lainya.

Pelindung Kaki

Kegunaannya melindungi kaki terhadap bahaya listrik, mekanik,

kimia, panas, dll. Dengan spesifikasi daya sekat 1 – 6 kV, 6 - 20 kV dan

terbuat dari bahan karet, kulit, kanvas, dan bahan sintesis lainnya.

Pelindung Tangan

Kegunaannya melindungi tangan terhadap bahaya listrik,

mekanik, kimia, panas dll , dengan spesifikasi daya sekat l.000 Volt, I-6

kV, 6 k V. Terbuat dari bahan katun, nilon, kanvas, kufit, karet, lapisan

Page 69: Yosi Novita

asbes dan bahan sintetis lainnya dan memiliki ukuran pendek dan

panjang.

Pakaian Pelindung

Kegunaannya melindungi badan terhadap bahaya listrik, mekanik,

kimia, panas dll. Dengan spesifikasi besar (LL), besar (L), sedang (M)

dan kecil (S). terbuat dari bahan katun, karet, neoprene, polveethane,

campuran/lapisan sabes, timah hitam dan bahan sintesis lainya.

Sabuk Pengaman

Memiliki kegunaan untuk melindungi petugas dari bahaya jatuh

pada waktu bekerja di tempat yang tinggi dan terbuat dari bahan kulit,

kanvas dan nilon.

B. Unit K2 di UPT Jakarta Selatan PT. PLN (Persero)

UPT Jakarta Selatan PT. PLN (Persero) telah menunjuk staf pengelola K2

(Keselamatan Ketenagalistrikan) berdasarkan surat Keputusan Meneger Region

Jakarta dan Banten No. 066.K/2010. Bertanggungjawab dan mempunyai tugas

sebagai berikut :

1. Membuat rencana kegiatan dan fungsi K2 untuk kelancaran pelaksanaan

kegiatan.

Page 70: Yosi Novita

2. Menganalisis hasil pengumpulan dan pemutahkiran data peralatan safety

untuk pemeliharaan peralatan GI, SUTT/SKTT, Proteksi, Meter, Scada

dan Telekomunikasi.

3. Menganalisis hasil pengumpulan dan pemutahkiran data peralatan safety

untuk penanggulanganbahaya kebakaran

4. Mengkoordinir pembinaan K2 pemeliharaan peralatan GI, SUTT/SKTT,

Proteksi, Meter, Scada dan Telekomunikasi agar selalusiap dan aman

dipergunakan

5. Mengkoordinir dan melaksanakan kegiatan K2 dan lingkungan untuk

menciptakan budaya K2 di wilayah kerja

6. Mengevaluasi seluruh kegiatan pemeliharaan ditinjau dari sisi K2

Seperti yang telah dituliskan diatas, K3 yang berlaku di PT.PLN

(Persero) termasuk kedalam lingkup K2 (Keselamatan Ketenagalistikan).

C. Potensi Bahaya

Faktor bahaya adalah segala sesuatu yang ada di tempat kerja yang dapat

menimbulkan terjadinya suatu penyakit akibat karja. Pada bagian operasi dan

pemeliharaan terdapat berbagai jenis bahaya, sumber maupun dampak yang dapat

merugikan pekerja, proses, alat maupun perusahaan.

Bahaya fisik antara lain : terjatuh, tersengat listrik, terpeleset, kejatuhan alat,

terbentur, terpukul, terjepit, silau, dan tertimpa alat. Bahaya kimia antara lain :

Page 71: Yosi Novita

penggunaan bahan-bahan kimia B3 dan iritasi pada kulit. Bahaya ergonomik antara

lain : cidera otot dan nyeri tulang belakang. Bahaya psikologis yang terdapat di area

kerja berupa :

1. Beban kerja yang menjadi target dan tanggung jawab yang harus dicapai

dalam bekerja.

2. Kondisi kerja yang tidak nyaman karena iklim yang berubah-ubah.

Potensi bahaya yang ada di PT. PLN (Persero) UPT Jakarta Selatan

meliputi bahaya fisik, kimia, ergonomik, dan bahaya psikologis. Untuk

itu dalam pengandalian bahaya yang bertujuan memberikan

pengetahuan dan keterampilan serta pengertian yang baik untuk

mengurangi potensi bahaya yang dapat membahayakan pekerja.

Pengendalian bahaya antara lain dapat dilakukan dengan cara sebagai

berikut :

a. Administratif Kontrol

Tahap penanggulangan bahaya secara adminstratif seperti

pembuatan prosedur, pemasangan sign atau rambu, pengaturan

jam kerja, pemberian pelatihan, penetapan aturan khusus,

mengikuti aspek hukum atau peraturan pemerintah terkait serta

penerapan hygiene perusahaan.

Page 72: Yosi Novita

b. Pemakaian Alat Pelindung Diri

Pemakaian alat pelindung diri merupakan tahap terakhir dari

hirarki pengendalian bila upaya lainnya tidak dapat memenuhi

maksud menghilangkan atau mengurangi risiko secara maksimal.

Berikut adalah tabel identifikasi bahaya serta pengendalian alat

pelindung diri yang digunakan pada bagian operasi dan pemeliharaan

khususnya di bagian pemeliharaan (HAR) :

Tabel 4.1

Identifikasi bahaya dan pengendalian di bagian OPHAR (Operasi dan

Pemeliharaan) khususnya di bagian Pemeliharaan pada kegiatan Tek Ct bocor :

No Langkah

Kerja

Potensi Bahaya Pengendalian

dengan APD Bahaya Risiko Risiko

1 Persiapan

Peralatan

Pekerjaan

Mekanik : Peralatan

terjatuh menimpa pekerja

Fisik : Ergonomi

Fisik : Tangan Terjepit

Dapat mengakibatkan

patah tulang pada kaki

Dapat mengakibatkan

cidra tulang punggung

Dapat mengakibatkan

jemari tangan patah

Safety helmet,

Safety Shoes

Safety lifting

Leather hand

gloves

Page 73: Yosi Novita

Fisik : Terbentur

Dapat mengakibatkan

kepala pecah

Safety helmet

2 Memasang

Taging, dan

rambu -

rambu K3

Fisik : Induksi

Fisik : Terbentur

Mekanik :

Kasalahan Pemaasangan

Dapet mengakibatkan

terpanggang, luka

bakar dan kematian

Dapat mengakibatkan

luka pada bagian

kepala dan kaki

Dapat mengakibatkan

pekerja lain salah

pengoperasian

Rubber gloves,

Safety shoes

Safety helmet,

Safety shoes

-

3 Pembagian

Regu

Pelaksana

Pekerjaan

Kesalahan Pembagian

Regu

- -

4 Memasang

Grounding

local pada

area yang

akan

Fisik : Induksi

Mekanik : Peralatan

Dapat mengakibatkan

terpanggang, luka

bakar dan kematian

Dapat mengakibatkan

Rubber gloves,

Safety shoes

Safety Helmet

Page 74: Yosi Novita

dikerjakan (

Melokalisir

daerah yang

akan

dikerjakan )

terjatuh menimpa pekerja kepala pecah

5 Memasang

Steger (step

tolding)

Mekanik : Peralatan

terjatuh menimpa pekerja

Fisik : Pekerja dapat

terjatuh

Dapat mengakibatkan

kepala pecah

Dapat mengakibatkan

patah tulang

Safety Helmet

Safety belt

6

Membuka

bagian

chasing CT

atau tutup

rubber billow

serta

memeriksa

bagian yang

bocor /

bermasalah.

Mekanik : Peralatan

terjatuh menimpa pekerja

Fisik : Pekerja terjatuh

Dapat mengakibatkan

kepala pecah

Dapat mengakibatkan

patah tulang

Safety Helmet

Safety belt

Page 75: Yosi Novita

7 Membongkar

dan

mengganti

Rubber

billow yang

bermasalah (

Penyebab CT

bocor )

Fisik : Induksi

Fisik : Terjatuh

Fisik : Tersiram Minyak

Dapat mengakibatkan

terpanggang, luka

bakar dan kematian

Dapat mengakibatkan

patah tulang

Dapat mengakibatkan

melepuh

Safety shoes,

Rubber gloves

Safety Belt

Rubber

neoprene,

viniyl gloves

8 Mengisi

minyak

konservator

CT sampai

level

medium. (

Memastikan

Minyak tidak

mengalami

kebocoran

kembali )

Fisik : Tersiram minyak

Fisik : Induksi

Fisik : Terjatuh

Dapat mengakibatkan

melepuh

Dapat mengakibatkan

terpanggang, luka

bakar dan kematian

Dapat mengakibatkan

patah tulang

Rubber

neoprene, viniyl

gloves

Safety shoes,

Safety helmet

Safety Belt

Page 76: Yosi Novita

9 Membongkar

Steger ( Step

tolding )

Mekanik : Peralatan

terjatuh menimpa pekerja

Fisik : Terjatuh

Dapat mengakibatkan

kepala pecah

Dapat mengakibatkan

patah tulang

Safety Helmet

Safety Belt

10 Membuka

Grounding

lokal serta

marapikan

Taging dan

Rambu K3

Mekanik : Peralatan

terjatuh menimpa orang

Fisik : Terjatuh

Dapat mengakibatkan

kepala pecah

Dapat mengakibatkan

patah tulang

Safety Helmet

Safety Belt

11 Merapihkan

Peralatan

Pekerjaan

Mekanik : Peralatan

terjatuh menimpa orang

Fisik : Ergonomi

Fisik : Terjepit

Dapat mengakibatkan

kaki terluka

Dapat mengakibatkan

cidra tulang punggung

Dapat mengakibatkan

patah pada tulang kaki

dan tangan

Safety Shoes

Safety lifting

Safety shoes,

Safety gloves

Page 77: Yosi Novita

12 Menyatakan

Pekerjaan

selesai.

- - -

Berdasarkan tabel identifikasi bahaya di atas dapat dinyatakan bahwa

pada setiap tahapan kegiatan operasi memiliki potensi bahaya yang dapat

menyebabkan kecelakaan akibat kerja. Pada tahap kegiatan pertama yaitu

persiapan peralatan pekrjaan dimana pada tahap ini memiliki bahaya keselamatan

berupa tertimpa peralatan ketika melakukan pengangkatan barang-barang yang

akan digunakan ke lokasi perbaikan mesin. Dan selain tertimpa, bahaya yang

terdapat di tahapan pertama ini adalah terjepit peralatan yang akan digunakan

dan ketidak sesuaian posisi pekerja (ergonomi). Upaya pengendalian yang

dilakukan oleh perusahaan untuk mencegah bahaya keselamatan kerja tersebut

khususnya dalam pengendalian melalui penyediaan alat pelindung diri bagi

pekerja, yaitu meggunakan pelindung kaki. Pelindung kaki jenis ini berfungsi

melindungi kaki pada material yang diangkat, pelindung lain yang digunakan

oleh perusahaan yaitu, safety helmet dan leather hand gloves.

Tahap selanjutnya adalah memasang tagging, dan rambu - rambu K3

dapat mengakibatkan luka pada bagian kepala dan kaki dikarenakan terbentur

pada saat pemasangan tagging. Selain terbentur, bahaya yang tedapat pada

Page 78: Yosi Novita

pemasangan tagging adalah terkena induksi dan kesalahan pemasangan rambu

K3. Upaya pengendalian yang dilakukan oleh para pekerja menggunakan APD

berupa safety shoes, safety helmet, serta rubber gloves. Untuk pemasangan

rambu upaya pengendaliannya adalah pekerja harus cermat dalam pemasangan

rambu tanda tersebut.

Pada tahap pembagian regu pelaksana pekerjaan tidak terdapat bahaya

keselamatan kerja dalam kegiatan ini. Hanya pembagian regu pada masing-

masing bidang ahlinya.

Kemudian pada tahap memasang grounding local pada area yang akan

dikerjakan ( melokalisir daerah yang akan dikerjakan ). Pada tahap ini potensi

bahaya yang timbul yaitu induksi dan peralatan menimpa pekerja. Upaya

pengendaliannya dengan menggunakan rubber gloves. Kemudian kegiatan ini

dapat mengakibatkan kepala pecah dan upaya pengendaliannya dengan memakai

safety helmet.

Tahap selanjutnya adalah memasang steger ( step tolding ). Pada tahap ini

potensi bahaya yang ditimbulkan yaitu peralatan terjatuh menimpa pekerja dan

pekerja dapat terjatuh .Upaya pengendalian yang dilakukan pada bahaya

peralatan terjatuh dengan menggunakan safety helmet, pengendalian yang di

lakukan pada bahaya terjatuh dengan menggunakan safety belt.

Selanjutnya membuka bagian chasing CT atau tutup rubber billow serta

memeriksa bagian yang bocor / bermasalah. Pada tahap ini potensi bahaya yang

Page 79: Yosi Novita

ditimbulkan yaitu peralatan terjatuh menimpa pekerja. Upaya pengendaliannya

dengan menggunakan safety helmet. Kemudian kegiatan ini dapat

mengakibatkan pekerja terjatuh dan upaya pengendaliannya dengan memakai

safety belt.

Setelah itu membongkar dan mengganti rubber billow yang bermasalah (

penyebab CT bocor ). Pada tahap ini potensi bahaya yang ditimbulkan yaitu

terjadi induksi yang dapat mengakibatkan pekerja tersengat listrik hingga

berdampak kematian dan upaya pengendaliannya menggunakan safety shoes dan

rubber gloves. Selain itu risiko terjatuh pengendaliannya dengan menggunakan

safety belt dan risiko tersiram minyak pengendaliannya dengan menggunakan

Rubber neoprene atau viniyl gloves.

Selanjutnya mengisi minyak konservator CT sampai level medium. (

memastikan minyak tidak mengalami kebocoran kembali ). Pada tahap ini

potensi bahaya yang ditimbulkan yaitu tersiram minyak dan upaya

pengendaliannya dengan menggunakan rubber neoprene atau viniyl gloves.

Kemudian kegiatan ini dapat mengakibatkan induksi dan upaya pengendaliannya

dengan menggunakan safety shoes dan safety helmet. Selain itu risiko terjatuh

pengendaliannya dengan menggunakan safety belt.

Tahap selanjutnya ialah membongkar steger ( scafolding ). Pekerjaan ini

terdapat risiko yang dapat membahayakan keselamatan pekerja. Risiko yang

mungkin terjadi berupa peralatan terjatuh menimpa pekerja dan upaya

Page 80: Yosi Novita

pengendaliannya dengan menggunakan safety helmet. Kemudian risiko terjatuh

dengan upaya pengendalian menggunakan safety belt.

Kemudian membuka grounding lokal serta marapikan tagging dan rambu

K3. Bahaya yang mungkin terjadi ialah peralatan terjatuh menimpa orang dengan

upaya pengendalian menggunakan safety shoes. Risiko yang mungkin akan

terjadi pada tahap ini yaitu pekerja terjatuh, upaya pengendaliannya dengan

menggunakan safety belt.

Merapihkan peralatan pekerjaan juga mempunyai risiko. Risiko yang

mungkin akan terjadi pada tahap ini ialah peralatan terjatuh menimpa pekerja

dengan upaya pengendaliannya menggunakan safety shoes. Kemudian risiko

terjepit dan upaya pengandaliannya yaitu safety shoes dan safety gloves. Bahaya

ergonomi juga mengiringi risiko pada tahap merapikan peralatan dan upaya

pengendalaiannya dengan safety lifting. Menyatakan Pekerjaan selesai tidak

memiliki risiko yang berarti.

Menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja,

pemakaian APD yang telah dipaparkan diatas dan yang berjalan di PT.PLN

(Persero) UPT Jakarta Selatan sudah memenuhi standar aman untuk pemakaian

APD bagi pekerja.

Page 81: Yosi Novita

D. Prosedur/Peraturan Alat Pelindung Diri (APD) yang ada di Perusahaan

Prosedur Alat Pelindung Diri yang ada di PT. PLN (Persero) P3B JB Region

Jakarta & Banten UPT Jakarta Selatan termasuk kedalam pengisian JSA yang

berdasarkan Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan Pada Instalasi Listrik Tegangan

Tinggi/ Eksra Tinggi, elemen DP3 PT.PLN (persero) P3B “Prosedur Pelaksanaan

Pemeliharaan Instalasi Tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi (Buku Biru)” No.

P3B/PRO/TIMSOP/B01/PK3, Mei 2002. Yang meliputi :

1. Ketentuan APD dan aturan tempat kerja :

a. Menegakkan peraturan APD yang diberikan dan menetapkan peraturan

minimum terhadap seluruh personil di lapangan kerja.

b. Pemakaian APD yang dibutuhkan di lokasi kerja Switchyard berdasarkan

dua klasifikasi , yaitu :

Klasifikasi Lokasi Pekerjaan

Klasifikasi Jenis Pekerjaan

Prosedur APD di PT. PLN (Persero) P3B JB Region Jakarta & Banten

UPT Jakarta Selatan tidak secara khusus diberlakukan SOP, dan prosedur

APD masuk ke dalam pengisian JSA dan masuk kedalam “Prosedur

Pelaksanaan Pemeliharaan Instalasi Tegangan Tingg.i dan Ekstra Tinggi (Buku

Biru)” No. P3B/PRO/TIMSOP/B01/PK3, Mei 2002.

Page 82: Yosi Novita

E. Jenis Alat Pelindung Diri

Berbagai macam jenis alat pelindung diri yang digunakan di PT. PLN

(Persero) P3B JB Region Jakarta & Banten UPT Jakarta Selatan yaitu :

a. Pelindung kepala

b. Pelindung mata

c. Pelindung telinga

d. Pakaian kerja

e. Pelindung kaki

f. Masker

g. Sarung tangan

h. Sabuk pengaman

Berbagai macam alat pelindung diri yang digunakan di bidang OPHAR

digunakan untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan seperti

tersengat, tertimpa peralatan, terjatuh dari ketinggian, kesilauan, kebisingan,

terpeleset, dan bahaya yang ada di tempat kerja. Jenis-jenis alat pelindung diri

yang digunakan di bidang pemeliharaan untuk mencegah terjadinya hal yang

tidak diinginkan, seperti kejatuhan barang, silau, kebisingan, dan bahaya yang

ada di tempat kerja. Berikut ini jenis - jenis APD yang ada dan digunakan di

PT. PLN (Persero) P3B JB Region Jakarta & Banten UPT Jakarta Selatan.

Page 83: Yosi Novita

F. Penggunaan Alat pelindung Diri di UPT Jakarta Selatan PLN (Persero)

a. Pelindung kepala

Pelindung kepala (safety helmet) yang dipakai di bidang OPHAR PT.

PLN (Persero) P3B JB Region Jakarta & Banten UPT Jakarta Selatan ada tiga

macam penggunaan. Terdapat pembagian warna untuk penggunaan pelindung

kepala di area switchyard, seperti warna merah, warna biru dan warna kuning.

Manfaat alat pelindung kepala (Safety Helmet) adalah topi untuk

melindungi kepala dari zat-zat kimia berbahaya, dari iklim yang berubah-ubah,

dari bahaya api dan tahan terhadap tegangan.

Gambar 4.4

b. Pelindung mata

Pelindung mata berupa safety glass anti UV yang biasa digunakan untuk

pekerjaan pada siang hari untuk melindungi mata dari ultra violet . debu atau

partikel kecil

Gambar 4.5

Page 84: Yosi Novita

c. Pelindung telinga

Pelindung telinga berupa ear muff yang biasa digunakan untuk pekerjaan

pada area yang memiliki kebisingan diatas nilai ambang batas.

Gambar 4.6

d. Pakaian kerja

Pakaian kerja atau wearpack untuk melindungi pekerja dari penyakit kulit

yang ditimbulkan akibat pekerjaan yang dilaksanakan.

Page 85: Yosi Novita

e. Pelindung kaki

Safety shoes digunakan untuk melindungi kaki dari benturan dan gesekan

serta tegangan yang mungkin terjadi pada saat bekerja. Pelindung kaki tahan

tegangan juga digunakan di bagian operasi dan pemeliharaan.

Gambar 4.8

f. Masker

Masker digunakan untuk melindungi dari racun zat kimia yang

ditimbulkan peralatan yang menggunakan zat kimia.

Gambar 4.9

Page 86: Yosi Novita

g. Sarung tangan

Sarung tangan digunakan untuk melindungi tangan dari berbagai kegiatan

pekerjaan yang menimbulkan risiko tergores. Sarung tangan tahan tegangan juga

dipergukanan di bagian operasi dan pemeliharaan.

Gambar 4.10

h. Sabuk pengaman

Sabuk pengaman digunakan pada pekerja yang dilakukan di atas

ketinggian lebih dari 2 meter diatas landasan yang mungkin terjadinya bahaya

terjatuh.

Gambar 4.11

G. Prosedur K3 Penggunaan Alat Pelindung Diri

1. Pembelian

PT. PLN (Persero) memberikan tanggung jawab sepenuhnya kepada

bagian RENEV dalam proses pembelian alat pelindung diri berdasarkan

Page 87: Yosi Novita

potensi bahaya yang ada di perusahaan tersebut dan berdasarkan kebutuhan

alat pelindung diri di masing-masing bagian.

Sub bidang K2LH bertanggung jawab dalam melakukan analisa

kebutuhan alat pelindung diri, menentukan jenis dan masa pemakaian alat

pelindung diri.

2. Pendistribusian APD

Tahap awal yang dilakukan dalam proses pendistribusian alat pelindung

diri (APD) adalah disusun surat usulan permintaan pengadaan barang atau jasa

(UPBJ) dari K2LH (Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan Hidup) atau asisten

engineer pemeliharaan transmisi kepada bagian rencana dan evaluasi (Renev).

Kemudian disusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) oleh bagian Administrasi

dan Keuangan. Selanjutnya disusun Rencana Pengadaan Barang (RPB) oleh

bagian Rencana & Evaluasi. Kemudian disusun SPBL (Surat Pesanan Barang

Pemakaian Langsung) kepada perusahaan pengadaan Alat Pelindung Diri (APD).

Selanjutnya jika Alat Pelindung Diri (APD) yang dipesan sudah ada, pihak

perusahaan pengadaan APD menyerahkan kepada bagian Officer Administrasi

Logistik. Selanjutnya disusun bukti penyerahan barang untuk pemakaian

langsung yang ditujukan kepada bagian (K2LH). Lalu disusun Berita Acara

Pemeriksaan Barang-Barang Untuk Pesanan langsung (BAPPL) oleh bagian

Administrasi & Keuangan. Dan terakhir verifikasi pembayaran berupa kwitansi,

faktur atau pajak.

Page 88: Yosi Novita

3. Pemeliharaan

Alat pelindung diri dapat dikatakan baik apabila alat pelindung diri

tersebut dipelihara dengan baik dan secara teratur dapat di bersihkan.

Pemeliharaan alat pelindung diri yang di lakukan OPHAR PT. PLN (Persero)

P3B JB Region Jakarta & Banten UPT Jakarta Selatan adalah dengan

pemeliaharaan APD secara personal artinya setiap pekerja bertanggung jawab

atas pemeliharaan alat pelindung dirinya yang telah diberikan oleh perusahaan.

Apabila terjadi kerusakan atau kehilangan maka, pekerja wajib melapor ke sub

bidang K2LH.

Berdasarkan observasi dan wawancara di bagian operasi dan

pemeliharaan. Secara umum pemeliharaan alat pelindung diri yang dilakukan

oleh setiap pekerja di bagian tersebut, yaitu :

1. Khusus untuk pemeliharaan sepatu. Gunakan lap basah untuk

membersihkan sepatu yang kotor, jangan disiram apalagi air yang

menggunakan tekanan. Jangan gunakan semir cair, gunakanlah wax yang

khusus. Jika sepatu basah, keringkan dengan cara alami, jangan dijemur

atau di keringkan di atas heater.

2. Mencuci dengan air sabun, kemudian dibilas dengan air bersih. Terutama

pada pakaian kerja.

3. Mengelap dengan lap basah bagian-bagian yang kotor. Terutama pada

kaca mata, pelindung kepala, sarung tangan, dan earplug.

Page 89: Yosi Novita

4. Penyimpanan

Untuk menjaga daya guna dari alat pelindung diri, hendaknya disimpan

ditempat khusus sehingga terbebas dari debu, kotoran, dan gigitan

serangga/binatang. Tempat tersebut hendaknya kering dan mudah dalam

pengambilan sewaktu mulai bekerja.

Setelah melakukan wawancara dengan pekerja di bagian operasi dan

pemeliharaan, bahwasanya para pekerja menyimpan alat pelindung diri secara

baik dan benar dikarnakan sudah tersedianya lemari untuk penyimpanan APD

dari masing-masing pakerja. Prilaku seperti itu karena jika salah satu alat

pelindung diri yang telah diberikan kepada masing-masing pekerja hilang maka

untuk penggantian APD sangat lama, bahkan salah satu dari pekerja mengatakan

jika kehilangan kemudian digantinya lama maka meminjam punya temannya.

Sehingga berdampah pada penurunan kinerja. Oleh karena itu upaya yang

dilakukan oleh bagian safety harus memberitahukan kepada para pekerja agar

menjaga APD yang telah diberikan dari perusahaan, agar kinerja tidak terhambat.

5. Evaluasi penggunanan alat pelindung diri

Evaluasi terhadap penggunaan alat pelindung diri (APD) yang di lakukan

oleh perusahaan PT. PLN (Persero) P3B JB Region Jakarta & Banten UPT

Jakarta Selatan, adalah :

a. Sub bidang K2LH akan melakukan evaluasi penggunaan alat

pelindung diri. Evaluasi ini untuk mengetahui efektifitas penggunaan,

kedisiplinan pemakaian dan lain-lain setiap saat di perlukan.

Page 90: Yosi Novita

b. Evaluasi kedisiplinan pemakaian alat pelindung diri akan dilakukan

bersama dengan inspeksi sub bidang K2LH.

PLN (Persero) menyediakan alat pelindung diri yang dibutuhkan para

pekerja di bagian operasi dan pemeliharaan namun terkadang pekerja

enggan menggunakan alat pelindung diri yang sesuai dengan jenis bahaya

yang ada di tempat kerja. Hal ini dikarenakan pekerja merasa tidak

berbahaya jika melakukan pekerjaan grounding tidak memakai leather

hand gloves dan hanya memakai stick isolation. Dan sebagian pekerja

juga mengataka bahwa enggan memakai APD karena ketidak sesuaian

APD pada pekerja.

6. Penghargaan dan Sanksi

PT.PLN (Persero) memberikan penghargaan bagi para karyawan yang

mentaati peraturan yang telah di tetapkan oleh perusahaan yang salah satu

berupa nilai kinerja organisasi (NKO).

PT.PLN (Persero) juga telah menetapkan sanksi tertulis berlandaskan

dengan UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30

TAHUN 2009 PASAL 48 , sebagai berikut :

1) Setiap orang yang melanggar ketentuan di kenakan sanksi administratif

berupa:

a. Teguran tertulis, pembekuan kegiatan semantara dan pencabutan izin

usaha

Page 91: Yosi Novita

2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh

Mentri, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya.

3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengenaan sanksi administratif

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atur dengan peraturan

Pemerintah.

Berdasarkan sanksi tertulis belum ada pekerja yang dikenakan

sanksi. Berdasarkan observasi penulis masih ada saja pekerja yang tidak

memakai APD di lingkungan kerja operasi. Dari kejadian tersebut

sebaiknya pengawas K3 lebih meningkatkan pengawasan pemakaian

APD dan teguran yang dikenakan kepada pekerja.

H. Prosedur Permintaan dan Pengambilan APD

Prosedur permintaan dan pengambilan alat pelindung diri di PT. PLN

(Persero) P3B JB Region Jakarta & Banten UPT Jakarta Selatan prosedur ini

meliputi :

1) Sepatu keselamatan (safety shoes), normal pengambilan harus setelah 6

bulan.

2) Kacamata (safety glasses), normal pengambilan harus setelah 6 bulan.

3) Helmet ( safety helmet), normal pengambilan harus setelah 6 bulan.

4) Permintaan di atas disertai pengajuan yang berbentuk LKS (Lembar

Ketidak Sesuaiaan) yang diketahui dan ditandatangani oleh supervisor.

5) Permintaan khusus dapat dilakukan , dalam kondisi :

Page 92: Yosi Novita

a. APD tersebut hilang, untuk penggantiannya harus disertai pengisisan

LKS yang ditandatangani oleh supervisor GI.

b. APD tersebut rusak, K2LH memeriksa untuk mengetahui

kerusakannya, kemudian ditanyakan apa penyebab terjadi kerusakan

APD tersebut agar dapat ditukar dengan yang baru.

6) Semua peraturan di atas, berlaku bagi seluruh karyawan PT. PLN

(Persero) UPT Jakarta Selatan .

7) Bagi tamu termasuk mahasiswa praktek kerja, APD yang dipinjamkan

harus dikembalikan lagi ke lemari khusus tempat penyimpanan APD

setelah berakhirnya masa kunjungan atau praktek pekerjaan di

Switchyard.

Page 93: Yosi Novita

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan yang sudah di paparkan sebelumnya, maka penulis

menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. PT. PLN(Persero) merupakan penanggung jawab pengelolaan

ketenagalistrikan yang meliputi pembangkitan, penyaluran dan distribusi

tenaga listrik. Setiap tempat kerja tidak terkecuali PT. PLN (Persero)

UPT Jakarta Selatan pasti mempunyai potensi bahaya yang dapat

menyebabkan kecelakaan, penyakit akibat kerja dan pencemaran yang

dapat menyebabkan penderitaan karyawan, dan juga lingkungan sekitar.

2. PT. PLN (Persero) P3B JB Region Jakarta & Banten UPT Jakarta

Selatan telah menunjuk unit staf pengelola K2 (Keselamatan

Ketenagalistrikan) berdasarkan surat Keputusan Manager Region Jakarta

dan Banten No. 066.K/2010.

3. Pengendalian bahaya antara lain dapat dilakukan dengan cara sebagai

berikut :

a. Administratif Kontrol

Tahap penanggulangan bahaya secara adminstratif seperti

pembuatan prosedur, pemasangan rambu, pengaturan jam kerja,

pemberian pelatihan, penetapan aturan khusus, mengikuti aspek

Page 94: Yosi Novita

hukum atau peraturan pemerintah terkait serta penerapan hygiene

perusahaan.

b. Pemakaian Alat Pelindung Diri

Pengendalian bila upaya lainnya tidak dapat memenuhi

maksud menghilangkan atau mengurangi risiko secara maksimal.

4. Berbagai macam jenis alat pelindung diri yang di gunakan di OPHAR

PT. PLN (Persero) P3B JB Region Jakarta & Banten UPT Jakarta

Selatan yaitu :

a. Pelindung kepala

b. Pelindung mata

c. Pelindung telinga

d. Pakaian kerja

e. Pelindung kaki

f. Masker

g. Sarung tangan

h. Sabuk pengaman

5. Prosedusr Alat Pelindung Diri yang ada di PT. PLN (Persero) P3B JB

Region Jakarta & Banten UPT Jakarta Selatan masuk dalam pengisian

JSA dan termasuk kedalam Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan Pada

Instalasi Listrik Tegangan Tinggi/ Eksra Tinggi, elemen DP3 PT.PLN

Page 95: Yosi Novita

(persero) P3B “Prosedur Pelaksanaan Pemeliharaan Instalasi Tegangan

Tinggi dan Ekstra Tinggi (Buku Biru)” No.

P3B/PRO/TIMSOP/B01/PK3, Mei 2002.

6. Prosedur K3 Penggunaan Alat Pelindung Diri di PT. PLN (Persero) P3B

JB Region Jakarta & Banten UPT Jakarta Selatan, meliputi :

1. Pembelian

2. Pendistribusian

3. Pemeliharaan

4. Penyimpanan

5. Evaluasi penggunaan alat pelindung diri

6. Penghargaan dan sanksi

7. Pemeliharaan alat pelindung diri secara personal artinya setiap pekerja

bertanggung jawab atas pemiliharaan alat pelindung diri masing-masing

pekerja yang telah di berikan oleh perusahaan.

B. Saran

1. Bagi pekerja yang kehilangan APD sebaiknya tidak meminjam APD

pekerja lain, prilaku seperti itu dapat berdampak pada penurunan

produktifitas pekerja, dan sebaiknya mengajukan permohonan APD pada

sub bidang K2LH agar segera dilakukan penggantian APD.

Page 96: Yosi Novita

2. Pengadaan SOP khusus APD sebaiknya dilakukan perbaikan dan

dipisahkan dari SOP lain , karena pekerjaan di bagian pemeliharaan

sangat mempunyai banyak risiko yang sangat serius dalam pekerjaannya.

3. Peningkatan pengawasan terhadap pengguna APD pekerja oleh

pengawas K2 yang ada di lapangan di area operasi dan teguran kepada

pekerja yang tidak mentaati pemakaian APD.

Page 97: Yosi Novita

DAFTAR PUSTAKA

Depnaker. Himpunan Peraturan Perundangan Keselamatn dan Kesehatan

Kerja.1997

International Labour Office, Pencegahan Kecelakaan, PT. Pustaka Binaman

Pressindo, Jakarta,1989

ILO. Introduction to Occupational Health and Safety. 2003

Suma’mur P.K, 1986 Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan kerja,

Haji Masagung,Jakarta.

Undang-undang RI,1992 TentangKesehatan Kerja.No.23

Sahab,Syukri,1989 Alat Pelindung Diri Terhadap bahan kimia,Majalah K3 ,

Jakarta.

Billy N,

http://hiperkes.wordpress.com/2008/04/04/dasar-hukum-keselamatan-

kesehatan-kerja/ di akses tanggal 4 April 2008

Rudi suardi. 2005. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Jakarta. Penerbit PPM

International Labour Office, Pencegahan Kecelakaan, PT. Pustaka Binaman

Pressindo, Jakarta, 1989

Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja

Page 98: Yosi Novita
Page 99: Yosi Novita