50122211 16 Etika Dalam Lingkungan Korporat

21
BAB I PENDAHULUAN Lingkungan korporat merupakan lingkungan yang memerlukan yang namanya etika dalam melakukan segala kegiatan di dalamnya. Dewasa ini, etika dalam lingkungan korporat masih hangat diperbincangkan karena dalam wacana ini pada dasarnya masih belum diimplementasikan dengan baik. Wacana etika dalam korporat masih mempunyai hubungan dengan profesi akuntan yang dalam hal ini adalah profesi yang cukup rentan dalam hal perilaku dan etikanya dalam lingkungan korporat. Dalam lingkungan korporat memiliki budaya yang dibangun sedari awal, dimana budaya yang ada didalam korporat dapat membawa lingkungan korporat kearah yang baik atau kearah yang buruk. Moral merupakan sesuatu yang mendorong ornag untuk melakukan kebaikan dan etika bertindak sebagai rambu-rambu yang merupakan kesepakatan secara suka rela dari semua anggota suatu kelompok. Dunia bisnis yang ebrmoral akan mampu mengembangkan etika yang menjamin kegiatan bisnis yang seimbang, selaras, dan serasi. Dalam lingkungan koroporat terdapat konflik kepentingan yang berpusat pada klien maupun berpusat pada manajemen organisasi. Dengan adanya konflik kepentingan ini, para akuntan akan ikut masuk dalam wilayah konflik dimana tanggung jawab professional mereka diuji apakah dengan profesi yang mereka punya dpaat membawa organisasi menjadi semakin baik dengan perilaku-perilaku professional mereka. Oleh karena itu, 1

description

eptkk

Transcript of 50122211 16 Etika Dalam Lingkungan Korporat

Page 1: 50122211 16 Etika Dalam Lingkungan Korporat

BAB I

PENDAHULUAN

Lingkungan korporat merupakan lingkungan yang memerlukan yang namanya

etika dalam melakukan segala kegiatan di dalamnya. Dewasa ini, etika dalam

lingkungan korporat masih hangat diperbincangkan karena dalam wacana ini pada

dasarnya masih belum diimplementasikan dengan baik. Wacana etika dalam

korporat masih mempunyai hubungan dengan profesi akuntan yang dalam hal ini

adalah profesi yang cukup rentan dalam hal perilaku dan etikanya dalam lingkungan

korporat. Dalam lingkungan korporat memiliki budaya yang dibangun sedari awal,

dimana budaya yang ada didalam korporat dapat membawa lingkungan korporat

kearah yang baik atau kearah yang buruk. Moral merupakan sesuatu yang

mendorong ornag untuk melakukan kebaikan dan etika bertindak sebagai rambu-

rambu yang merupakan kesepakatan secara suka rela dari semua anggota suatu

kelompok. Dunia bisnis yang ebrmoral akan mampu mengembangkan etika yang

menjamin kegiatan bisnis yang seimbang, selaras, dan serasi.

Dalam lingkungan koroporat terdapat konflik kepentingan yang berpusat pada

klien maupun berpusat pada manajemen organisasi. Dengan adanya konflik

kepentingan ini, para akuntan akan ikut masuk dalam wilayah konflik dimana

tanggung jawab professional mereka diuji apakah dengan profesi yang mereka

punya dpaat membawa organisasi menjadi semakin baik dengan perilaku-perilaku

professional mereka. Oleh karena itu, dibutuhkannya akuntan yang memiliki etika

dan mempunyai tanggung jawab sepenuhnya terhadap profesi mereka.

1

Page 2: 50122211 16 Etika Dalam Lingkungan Korporat

BAB II

PEMBAHASAN

A. Akuntan dalam Bisnis dan Pelaporan Keuangan

Akuntan adalah profesi yang memiliki peran penting dalam suatu

organisasi. Akuntan sebagai orang yang memberikan jasa profesionalnya untuk

organisasi baik sebagai akuntan internal bagi perusahaan maupun dalam

posisinya sebag ai akuntan publik. Seorang akuntan publik adalah salah satu

yang menyediakan jasa profesional kepada klien untuk biaya seperti layanan

konsultasi manajemen, jaminan dan perpajakan. Seorang akuntan dalam bisnis

adalah orang yang bekerja dalam perdagangan dan industri atau sektor publik

dan mendapatkan gaji dari perusahaan. Akuntan dalam bisnis juga dikenal

sebagai akuntan bergaji, akuntan bekerja, dan akuntan internal. Akuntan adalah

seorang yang berperan dalam bisnis suatu perusahaan dan memiliki tanggung

jawab banyak, tetapi mereka biasanya memilki pekerjaan dalam dua kategori,

yaitu:

- Pekerjaan dalam hal penyusunan dan pelaporan informasi keuangan dan

lainnya, serta;

- Bertugas menyediakan nasehat mengenai manajemen keuangan perusahaan

yang efektif dan kompeten untuk manajer senior pada berbagai hal yang

terkait dengan bisnis. Pada poin ini, fokusnya terletak pada peran seornag

akuntan sebagai akuntan menyiapkan informasi keuangan dalam organisasi

dimana ia bekerja.

Pasar modal yang efisien tergantung pada informasi keuangan yang

dibuat dan memiliki sifatnya yang dapat diandalkan, relevan, dimengerti, dan

sebanding dalam mengalokasikan sumber daya yang langka. Laporan keuangan

perusahaan biasanya sumber utama informasi keuangan dari mana

penggunanya seperti investor yang menggunakan laporan tersbeut untuk

membuat keputusan investasinya atau keputusan lainnya. Publik, termasuk

investor, kreditur, dan instansi pemerintah semua bergantung pada representasi

keuangan yang telah disusun dan disiapkan oleh akuntan. Informasi keuangan

terdistorsi dan dirilis ke publik pada akhirnya akan menghasilkan keputusan yang

2

Page 3: 50122211 16 Etika Dalam Lingkungan Korporat

sub-optimal, sehingga merugikan pengguna atau yang mempunyai kepentingan.

Pencatatan yang akurat dan pelaporan informasi keuangan ini bisa dikatakan

tanggung jawab pekerjaan yang paling penting dari akuntan, karena

kesejahteraan pengguna ini sangat dipengaruhi oleh kompetensi dan kualitas

informasi yang dibuat oleh akuntan dalam bisnis. Oleh karena itu, pelayanan

yang dilakukan oleh akuntan dalam bisnis yang bernilai besar ini memiliki peran

yang sangat signifikan bagi masyarakat, dan tingkat kompetensi atas fungsi

mereka, atau bagaimana mereka bertanggung jawab atas apa yang mereka

lakukan adalah suatu hal yang sangat penting.

Akuntan harus mengakui pentingnya profesionalisme dalam menjalankan

peran mereka yang berbeda. Seperti akuntan publik, akuntan dalam bisnis yang

dianggap publik akuntabel, tidak hanya bertanggung jawab kepada hati nurani

pribadi mereka tetapi juga bertanggung jawab terhadap semua elemen yang ada

dalam lingkungannya. Dalam lingkungan yang kompetitif dimana individu dan

organisasi yang mencoba untuk terus bertahan hidup dalam persaingan yang

ketat, akhirnya menimbulkan konflik kepentingan didalam lingkungan korporat

yang mengakibatkan erosi sikap profesional akuntan. Uang, kekuasaan, prestise,

kebanggaan, dan posisi selalu memberikan tekanan pada kebenaran, keadilan,

kerendahan hati, dan hal yang seharusnya paling dijunjung adalah kejujuran.

Sayangnya, dengan bisnis seperti Enron dan WorldCom membina budaya

akuntansi yang agresif dan kreatif, pertempuran untuk kebenaran dan keadilan

tampaknya akan kalah dari penipuan dan kebohongan. Perusahaan seperti

Enron dan WorldCom sekarang terkenal karena terlibat dalam transaksi yang

kompleks akuntansi kreatif mengaburkan posisi antara benar dan salah atas

keuangan dan kinerja.

Tedapat dua konflik kepentingan yang potensial yang dihadapi oleh

akuntan dalam lingkungan bisnis, yaitu:

- Pertama, akuntan mengalami dilema dalam mempertimbangkan tuntutan

atasan yang bertentangan dengan tanggung jawab profesionalnya

sebagai akuntan untuk melaporkan secara adil dan akurat.

- Kedua, pertimbangan atas konflik yang timbul dari memiliki kepentingan

keuangan pada badan yang mempekerjakan.

3

Page 4: 50122211 16 Etika Dalam Lingkungan Korporat

Tekanan untuk Berkolusi

Profesi akuntan dalam bisnis memiliki tanggung jawab profesional

untuk mendukung tujuan yang sah dan etis yang ditetapkan oleh atasan

mereka. Namun, ada kalanya tanggung jawab akuntan dalam konflik

organisasi yang mempekerjakan dengan kewajiban mereka untuk

menerapkan prinsip-prinsip dasar perilaku profesional menjadi sesuatu hal

yang bertentangan sehingga menjadikan suatu dilema baru kepada akuntan.

Laporan keuangan eksternal, yang pada akhirnya merupakan

tanggung jawab manajemen juga merupakan representasi dari perusahaan.

Konflik akan muncul saat manajemen mengusulkan kebijakan akuntansi atau

instruksi yang dapat mempengaruhi representasi setia kinerja keuangan

perusahaan atau posisi keuangan perusahaan sendiri. Sebagai akibatnya,

akuntan mungkin melakukan hal yang sesuai dengan proposal pengelolaan

dan menghadapi kemungkinan sanksi oleh badan profesional yang relevan,

atau mereka dapat menantang posisi atasan dan menghadapi kemungkinan

dampak dari atasan mereka, seperti promosi jabatan yang tertunda atau hal

yang paling parah adalah penghentian dari pekerjaan. Dalam kasus tersebut,

ada tekanan pada akuntan untuk melakukan semua tuntutan atasan terutama

alasan kesuksesan dalam suatu organisasi dinilai berdasarkan kepuasan dari

atasan.

Akuntan dalam bisnis harus waspada terhadap tekanan tersebut

sehingga mereka tidak dimanfaatkan oleh manajemen untuk melakukan hal-

hal yang bertentanga dalma hal etika professional akuntan. Seperti akuntan

publik, akuntan dalam bisnis memiliki tanggung jawab untuk menjamin bahwa

laporan keuangan tidak menyesatkan atau tidak akurat, dan bahwa tidak ada

bagian materi laporan yang sengaja dihilangkan. Profesionalisme sebagai

sebutan untuk akuntan merupakan sebuah tanggung jawab untuk

kepentingan orang banyak dan bukan untuk kepentingan mereka sendiri.

Penting bagi akuntan publik internal dianggap sebagai orang yang memiliki

integritas dan objektivitas. Pengguna tidak mungkin percaya akuntan yang

lebih mementingkan kepentingan pribadi atas pelayanannya kepada

masyarakat. Oleh karena itu, akuntan harus memastikan bahwa mereka tidak

4

Page 5: 50122211 16 Etika Dalam Lingkungan Korporat

ditekan oleh atasan mereka untuk menempatkan hal yang positif pada posisi

perusahaan.

Masalah dengan tekanan seperti itu adalah bahwa mereka sering

mengarah pada ancaman intimidasi. Ancaman intimidasi muncul ketika ada

ancaman pemberhentian atau penggantian akuntan profesional dalam bisnis,

atau dari anggota keluarga, atas ketidaksepakatan tentang penerapan prinsip

akuntansi, atau cara di mana informasi keuangan yang akan dilaporkan.

Akibatnya, akuntan mungkin terhalang untuk bertindak obyektif. Menanggapi

ancaman tersebut, akuntan internal harus, dalam contoh pertama, menolak

untuk berkolusi dalam hal-hal seperti itu. Jika manajemen terus menerapkan

tekanan untuk berkolusi, akuntan kemudian harus mengangkat isu, biasanya

sebuah otoritas yang lebih tinggi yang mempunyai peran dalam entitas,

misalnya, komite audit. Atau, akuntan dapat menarik diri pada proses

penyelesaian perselisihan formal dalam organisasi yang mempekerjakan. Jika

sengketa tetap tidak terselesaikan, akuntan bisa mencari nasihat dari

penasihat profesional yang independen atau badan profesional akuntansi

yang relevan. Pada akhirnya, akuntan dapat mempertimbangkan untuk

mengundurkan diri dari organisasi yang mempekerjakan. Jika pilihan untuk

mengundurkan diri dikejar, akuntan harus memberikan alasan mereka untuk

mengundurkan diri, tapi kewajiban kerahasiaan mereka menghalangi akuntan

untuk memberitahukan alasan mereka kepada pihak eksternal. Dalam

keadaan dimana akuntan berkeyakinan bahwa perilaku tidak etis atau

tindakan yang tidka etis akan terus terjadi setelah pengunduran diri mereka,

mereka mungkin mempertimbangkan untuk mencari nasihat dalam jalur

hukum.

Kepentingan Keuangan Atasan

Anggota profesi akuntan publik mempertahankan independensi

mereka dengan menghindari hubungan-hubungan khsusu, seperti

kepentingan keuangan klien, yang dapat dilihat oleh orang lain sebagai hasil

dari konflik kepentingan. Namun, situasi yang berbeda untuk akuntan dalam

bisnis. Akuntan dalam bisnis tidak dapat menjaga penampilan independensi

mereka, karena sifat kontrak hubungan mereka dengan atasan mereka.

5

Page 6: 50122211 16 Etika Dalam Lingkungan Korporat

Dalam pengertian ini, konsep independensi tidak memiliki relevansi langsung

dengan pekerjaan akuntan.

Meskipun sifat hubungan antara majikan dan seorang akuntan dalam

bisnis menghalangi mereka dari menjaga penampilan independesi, hal ini

tidak membebaskan akuntan dari tugas profesional mereka untuk melaporkan

secara akurat dan adil. Bentuk hubungan dengan organisasi yang

mempekerjakan mereka tidak berpengaruh pada tanggung jawab etis sebagai

kewajiban akuntan dalam bisnis. Jadi, seorang akuntan melakukan pekerjaan

profesional dalam perdagangan, industri atau pelayanan publik, harus

waspada terhadap masalah-masalah yang diciptakan oleh hubungan atasan-

karyawan yang mungkin mengancam objektivitas mereka.

Masalah dengan kepentingan keuangan dalam organisasi yang

mempekerjakan, seperti memiliki saham atau opsi saham, atau kelayakan

dalam bonus laba-terkait, adalah bahwa hal itu menciptakan ancaman

kepentingan pribadi. Kepentingan pribadi dapat mengaburkan penilaian

objektif ketika akuntan memiliki motif dan kesempatan untuk memanipulasi

informasi harga-sensitif untuk mendapatkan finansial. Masalah ini menjadi

semakin penting, dengan banyak organisasi besar menyertakan karyawan

mereka, termasuk akuntan, dalam kesempatan untuk berpartisipasi pada

rencana penyertaan saham perusahaan. Jika kepentingan keuangan dalam

atasan signifikan, akuntan memiliki tanggung jawab untuk mengungkapkan

semua kepentingan yang relevan, dan setiap rencana untuk melakukan

perdagangan saham yang relevan untuk mereka yang dituduh dengan tata

kelola organisasi yang mempekerjakan. Pengungkapan kepentingan

keuangan memungkinkan personil senior untuk mempertimbangkan sifat dari

konflik dan konsekuensi potensial. Akibatnya, perusahaan berada dalam

posisi untuk mengelola risiko dampak negatif dari konflik kepentingan dan

memberikan persetujuan untuk melanjutkan atau mengubah sifat hubungan.

B. Whistblowing

Whistblowing adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau

beberapa orang karyawan untuk membocorkan kecurangan entah yang

6

Page 7: 50122211 16 Etika Dalam Lingkungan Korporat

dilakukan oleh perusahaan atau atasannya kepada pihak lain.Whistblowing

terbagi 2, yaitu:

• Whistblowing Internal

Whistblowing internal terjadi ketika seseorang atau beberapa orang tahu

mengenai kecurangan yang dilakukan oleh karyawan lain atau kepala bagiannya

kemudian melaporkan kecurangan itu kepada pimpinan perusahaan yang lebih

tinggi.

• Whisteblowing Eksternal

Whistblowing eksternal terjadi bila seseorang pekerja mengetahui

kecurangan yang dilakukan perusahaanya lalu membocorkannya kepada

masyarakat karena dia tahu bahwa kecurangan tersebut akan merugikan

masyarakat.

Masalah akuntan yang bertindak sebagai pelapor sangat kompleks, yang

melibatkan konflik ekonomi, sosial dan emosional pada tingkat pribadi dan

profesional. Seperti dengan topik sebelumnya dalam bab ini, mengungkap

rahasia adalah benturan kepentingan; konflik antara melindungi kepentingan

umum dan tugas loyalitas dan kerahasiaan kepada majikan mereka.

Kesetiaan Sebuah T ugas

Whistleblowing menimbulkan pertanyaan penting tentang loyalitas

karyawan. Pada intinya, masalah ini adalah apakah akuntan harus di bawah

perintah pada organisasi yang mempekerjakan mereka untuk melindungi

masyarakat dari tindakan buruknya. Untuk beberapa karyawan pada dasarnya

memiliki kewajiban atas kesetiaan kepada atasan mereka. Karena atasan jarang

menyetujui pengungkapan rahasia dan umumnya merasa tidak dalam

kepentingan terbaik mereka, maka whistleblowing merupakan tindakan

pengkhianatan. Menurut pandangan ini, loyalitas yang diam mengesampingkan

arti tugas moral atau sosial karyawan. Dalam konteks ini, mengungkap rahasia

tidak bisa dibenarkan, bahkan atas dasar tugas yang lebih tinggi untuk

kepentingan publik. Whistleblowing dengan demikian suatu tindakan

7

Page 8: 50122211 16 Etika Dalam Lingkungan Korporat

ketidaksetiaan dan salah secara moral, karena karyawan mempunyai kewajiban

moral untuk atasan mereka.

Isu besar di sini adalah apakah tugas karyawan untuk atasan melebihi

kewajiban mereka kepada masyarakat. Masalah dengan memiliki kewajiban atas

kesetiaan kepada organisasi yang mempekerjakan adalah bahwa kadang-

kadang konflik dengan tugas lain, seperti tugas untuk whistblowing sebagai

respon terhadap praktek-praktek yang berbahaya atau tidak etis oleh majikan.

Kesetiaan adalah sifat dihargai, tetapi tidak berarti bahwa karyawan memiliki

kewajiban untuk menahan diri dari pelaporan tindakan bermoral dari mereka

kepada siapa mereka setia. Hal ini terutama penting bagi akuntan, yang memiliki

tugas profesional - mungkin lebih daripada profesi lainnya - untuk melindungi

kepentingan umum depan kesetiaan mereka kepada majikan.

Sebuah kewajiban kerahasiaan

Posisi calon akuntan pengungkap yang rumit dengan tugas akuntan

kerahasiaan di satu sisi dan kepentingan publik di sisi lain. Akuntan diwajibkan

untuk bertindak dalam kepentingan terbaik masyarakat, sementara juga menjaga

kekhawatiran kerja rahasia mereka. Prinsip rahasia menghalangi seorang

akuntan mengungkapkan informasi yang diperoleh dalam rangka kerjanya, tanpa

persetujuan dari atasan mereka. Namun, masalah muncul ketika atasan

bertindak ilegal atau tidak etis. Sayangnya, pedoman etis dari badan akuntansi

profesional menawarkan sedikit dukungan untuk calon pelapor. Mereka

umumnya mencakup persyaratan oleh hukum, atau persyaratan profesional

seperti penyelidikan resmi oleh badan akuntansi profesional, tetapi mereka

memberikan bantuan kecil di whistleblowing situasi. Bahkan ketika akuntan

memiliki tanggung jawab hukum untuk meniup peluit, mereka reman enggan

untuk melakukannya.

Awalnya, pelapor yang memuji oleh masyarakat sebagai pahlawan karena

memiliki keberanian dan kematangan moral untuk berdiri untuk perusahaan

mereka. Namun, dalam perusahaan, whistleblower adalah difitnah sebagai

pengkhianat yang telah setia kepada perusahaan dan rekan. Sayangnya, sejarah

dipenuhi dengan contoh-contoh kesalahan whistleblower atas tindakan mereka.

Mereka menderita beberapa bentuk pelecehan, evaluasi kinerja yang lebih

8

Page 9: 50122211 16 Etika Dalam Lingkungan Korporat

rendah, penurunan pangkat, transfer hukuman, dan pemberhentian. Pelapor

yang dikucilkan oleh manajemen dan rekan-rekannya sebagai onar, yang pada

gilirannya menghambat kesempatan kerja di masa depan. Terlepas dari apakah

sikap terhadap whistleblower berubah, banyak orang masih tidak setuju dengan

meniup peluit karena loyalitas mereka merasa berutang kepada majikan mereka.

Idealnya, organisasi yang mempekerjakan harus memiliki prosedur di

tempat yang berhubungan dengan pelanggaran etika atau hukum dan

membuatnya tidak perlu bagi seorang karyawan untuk melakukan whistblowing.

Namun, dalam keadaan di mana prosedur internal tidak berhasil, whistblowing

dilihat oleh karyawan sebagai satu-satunya pilihan.

Mencegah K erusakan P ublik

Whistblowing dibenarkan ketika hal itu dilakukan dari sebuah motif moral

yang tepat, khususnya, untuk melindungi masyarakat dari bahaya serius. Jika

merugikan tidak mungkin hasil dengan tetap diam, pengungkap harus sungguh-

sungguh pertanyaan apakah untuk whistblowing, whistblower harus menilai

apakah masyarakat akan akan menimbulkan investigasi yang akan

menghasilkan resolusi yang akan mencegah konsekuensi berbahaya bagi publik.

Tanpa kesempatan memadai untuk resolusi, pengungkap seharusnya tidak

berharap untuk menempatkan diri pada risiko pribadi. Dalam hal ini, mengungkap

rahasia harus dianggap sebagai tragedi dihindari.

Karyawan harus yakin bahwa mereka dapat mendukung tuduhan mereka

terhadap permainan kotor dengan bukti yang akan meyakinkan orang yang

wajar. whistleblower harus benar-benar yakin akan keandalan informasi, dan di

bawah tidak ada ilusi sebagai sejauh dan kekuatan tekanan yang akan mereka

hadapi. Jika bukti-bukti yang meragukan, bahaya besar dapat dilakukan dengan

reputasi mereka yang tidak bersalah, tetapi dituduh oleh pelapor.

Internal whistblowing

Dampak negatif dari mengungkap rahasia eksternal termasuk publisitas

buruk, reputasi menurun, tuntutan hukum, profitabilitas berkurang, dan

demoralisasi tenaga kerja. Cara yang paling efektif untuk menghindari

mengungkap rahasia eksternal adalah untuk mendorong karyawan untuk

9

Page 10: 50122211 16 Etika Dalam Lingkungan Korporat

melakukan whistblowing internal, dan untuk menyelesaikan masalah sebelum

menjadi skandal publik. Whistblowing internal terjadi ketika karyawan

mengungkapkan pelanggaran dalam organisasi ke luar organisasi. Namun,

masalah bagi whistblower adalah bahwa kadang-kadang menempatkan

karyawan dalam situasi yang tidak-menang jika manajemen menolak untuk

mengubah perilaku mereka.

Internal whistleblowing awalnya mungkin dapat menjadi ancaman bagi

organisasi, tetapi berpotensi dapat meningkatkan efektivitas organisasi jangka

panjang, dan manfaat pemangku kepentingan lainnya seperti karyawan,

pemegang saham, dan akuntansi society.In, mendorong karyawan untuk

melakukan whistblowing berarti bahwa pelaporan keuangan akan menjadi lebih

jujur dan bisnis kurang korup. Oleh karena itu, bukannya dilihat sebagai krisis,

mengungkap rahasia internal harus dipandang sebagai alat manajemen

pengendalian internal untuk menghindari efek mahal whistblowing eksternal.

Whistblower hotline

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mendorong mengungkap

rahasia internal 'wistblower hotline' ini. Sistem ini adalah mekanisme bagi

karyawan untuk mengungkapkan informasi ketika mereka bermasalah dan

enggan untuk membahas masalah ini dengan atasan mereka. Hotline sering

digunakan untuk meningkatkan proses pengendalian pelaporan internal

perusahaan, melayani sebagai pilihan bagi karyawan yang mungkin merasa maju

datang tidak nyaman.

C. Gift and Hospitality

Penawaran syukur dari pemasok dan klien seperti memberikan bentuk

keramah-tamahan dan hadiah dalam hubungan komersial menguntungkan.

Sayangnya untuk akuntan, menawarkan menerima dapat menimbulkan ancaman

kepentingan pribadi dan intimidasi. Ancaman kepentingan diri sendiri timbul

ketika penawaran ini dibuat untuk terlalu mempengaruhi tindakan akuntan atau

keputusan, mendorong perilaku ilegal atau tidak jujur, atau mendapatkan

informasi rahasia. Intimidasi ancaman muncul ketika tawaran hadiah dan bentuk

keramah-tamahan diterima oleh akuntan publik.

10

Page 11: 50122211 16 Etika Dalam Lingkungan Korporat

Usulan Revisi Kode Etik Profesional Akuntan menyediakan kriteria berikut,

yang harus dipertimbangkan sebelum hadiah diterima atau ditolak. Hal ini

menyatakan bahwa, ketika menawarkan hadiah dan keramahan yang tidak

signifikan, tidak dimaksudkan untuk mendorong perilaku yang tidak etis, dan

dibuat secara terbuka, akuntan dapat disimpulkan bahwa penawaran ini dibuat

dalam kegiatan usaha normal. Dalam keadaan ini, akuntan dapat menerima

tawaran syukur atau perhotelan.

D. Etika dan Bisnis dalam Perspektif Budaya

Meningkatnya globalisasi bisnis, dan internasionalisasi standar akuntansi

dan audit, dikombinasikan dengan industri akuntansi terobsesi dengan

pertumbuhan, berarti bahwa akuntan dapat mengharapkan untuk berinteraksi

dengan orang-orang dari meningkatnya spread beragam latar belakang budaya

dan keyakinan moral. Budaya memiliki dampak pada etika bisnis dan masalah-

masalah yang menimbulkan untuk akuntan. Nilai-nilai budaya dapat berbenturan

pada beberapa isu, misalnya, sikap terhadap perempuan, pekerja anak, kondisi

kerja, masalah lingkungan hidup dan, tentu saja, penyuapan.

Budaya dan Penyuapan

Masalah hadiah dan keramahan selalu merupakan masalah sulit, tetapi

bahkan menjadi lebih sulit ketika dikombinasikan dengan bisnis internasional.

Pada tingkat internasional, pembedaan antara hadiah dan suap tidak selalu jelas.

Dalam beberapa budaya, terdapat tradisi lama memberi hadiah untuk

menumbuhkan hubungan jangka panjang yang memfasilitasi urusan bisnis. Di

negara lain, hadiah tersebut hanya suap. Banyak negara seperti pangsa

Australia dan Singapura keengganan untuk membayar-off tetapi, di negara lain,

beberapa jenis suap merupakan elemen diterima tradisi komersial. Korupsi di

beberapa negara merupakan masalah besar, dan sering komponen terbesar dari

etika bisnis.

Dari perspektif etika, perusahaan memiliki dua pilihan:

1. Hal ini dapat mengikuti norma-norma negara tuan rumah untuk menunjukkan

hormat terhadap budaya negara tuan rumah. Hal ini sesuai dengan prinsip

"relativisme budaya". Prinsip relativisme budaya berpendapat bahwa standar

11

Page 12: 50122211 16 Etika Dalam Lingkungan Korporat

yang panduan perilaku etis adalah mereka yang telah ditetapkan oleh negara

tuan rumah. Budaya relativisme adalah didasarkan pada norma-norma moral

masyarakat di mana perilaku berlangsung. Apakah tindakan benar atau salah

tergantung pada norma-norma moral masyarakat di mana dipraktekkan.

Setiap tindakan yang tidak konsisten dengan norma-norma negara tuan

rumah adalah salah secara moral.

2. Hal ini dapat mengikuti norma-norma negara asal. Hal ini sesuai dengan

prinsip "universalisme". Universalisme, juga dikenal sebagai absolutisme,

menyatakan bahwa ada kebenaran moral yang absolut, tidak relatif terhadap

budaya, yang semua entitas mematuhi setiap saat tanpa kecuali. Menurut

pandangan ini, penilaian etika bersifat universal - yang berarti bahwa jika

suatu tindakan yang salah di satu negara, ini juga salah di negara lain. Untuk

bisnis internasional, ini berarti norma-norma budaya lokal tidak relevan, dan

perusahaan terikat hanya oleh standar perilaku yang ditetapkan di negara

asal mereka.

Moral yang Minimum

Jika perusahaan tidak dapat mengadopsi etika negara tuan rumah,

ataupun memperluas standar negara asal mereka, maka mereka dapat

melakukan 2 tindakan alternative yang didasarkan pada pengertian tentang

relativisme dan universalisme keduanya memiliki kekurangan. Komentator,

seperti Donaldson, telah kemudian berpendapat untuk jalan tengah, yang disebut

moral yang minimum.

Secara singkat, minimum moral duduk di tengah antara relativisme dan

universalisme, dan menyediakan ambang batas untuk semua kegiatan usaha.

Sebagai aturan umum, perusahaan harus menghormati dan beradaptasi dengan

norma-norma budaya lokal, sedangkan mengikuti standar perilaku minimum yang

melampaui setiap bangsa atau budaya tertentu. Dalam pengertian ini, minimum

moral mendefinisikan set minimum kewajiban bahwa semua perusahaan secara

moral terikat untuk mengamati, tidak peduli apa kegiatan berlangsung. Jika

norma setempat bertentangan dengan minimum moral, perusahaan harus

mengabaikan adat istiadat lokal dan mematuhi standar-standar diri mereka

12

Page 13: 50122211 16 Etika Dalam Lingkungan Korporat

dikenakan minimum. Hubungan antara universalisme, relativisme budaya, dan

minimum moral.

E. Pengembangan Budaya Korporat Etikal

Dua aspek laporan menerima perhatian khusus: pertama, nilai-nilai

manajemen senior dan manfaat dari pengaturan nada etis. Kedua, ada

rekomendasi untuk mengembangkan dan menegakkan kode etik tertulis

perusahaan untuk menumbuhkan iklim etika dan saluran komunikasi yang

terbuka. Insiden penipuan keuangan adalah penting bagi profesi akuntansi

karena, selain eksekutif yang menggambarkan laporan keuangan perusahaan

mereka, akuntan yang gagal untuk mendeteksi penipuan beng bertanggung

jawab juga.

Iklim etika organisasi, yang dikenal sebagai budaya perusahaan,

merupakan satu set bersama tentang norma, nilai, dan praktek tentang perilaku

yang sesuai di tempat kerja. Dengan kata lain, budaya organisasi adalah hal

yang dapat diterima dan tidak dapat diterima.

BAB III

13

Page 14: 50122211 16 Etika Dalam Lingkungan Korporat

PENUTUP

Kesimpulan

Akuntan harus mengakui pentingnya profesionalisme dalam menjalankan

peran mereka yang berbeda. Namun terdapat kondisi dimana akunta mengalami

dilema yang cukup berat dalam hal memilih posisi profesionalnya sebagai akuntan

atau posisi sebagai karyawan yang harus setia pada atasan. Dalam lingkungan yang

kompetitif dimana individu dan organisasi yang mencoba untuk terus bertahan hidup

dalam persaingan yang ketat, akhirnya menimbulkan konflik kepentingan didalam

lingkungan korporat yang mengakibatkan erosi sikap profesional akuntan.

Akuntan juga akan dihadapkan pada masalah penerimaan hadiah atau

bentuk ramah tamah yang berbeda ditiap Negara. Akuntanpun harus lebih selektif

dalam memutuskan apakah harus menerima hadiah tersebut atau tidak. Solusinya

dpaat dilihat apakah hadiah tersebut merupakan hal yang signifikan untuk

mendorong perilaku tidak etis atau tidak. Dalam hal menghormati aturan tiap

Negara yang ebrbeda, sebagai aturan umum, perusahaan harus menghormati dan

beradaptasi dengan norma-norma budaya lokal, sedangkan mengikuti standar

perilaku minimum yang melampaui setiap bangsa atau budaya tertentu. Akuntan

dapat menilai dengan standar minimum dalam hal penerimaan hadiah, karena jika

tidak akuntan akan terjebak dlama kondisi yang kurang mengenakkan jika memilih

untuk membatasi diri dan jika lebih membebaskan diri menerima segalanya.

DAFTAR PUSTAKA

14

Page 15: 50122211 16 Etika Dalam Lingkungan Korporat

- Dellaportas, Steven,et.al. 2004. “Ethics Governance and Accountability : a

professional perspective. Australia: John Wiley & Sons.

- http://imanph.wordpress.com/2007/12/11/peran-akuntan-dalam-menghadapi-

pengaruh-lingkungan-bisnis-terhadap-dunia-usaha/

- http://edratna.wordpress.com/2006/12/06/budaya-korporatif-etika-bisnis-dan-

corporate-sosial-responsibilities/

15