no.2 diskusi 2.docx

1
7. Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan: 1. Pemeriksaan mikroskopik Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya eritrosit dalam sitoplasma e. histolytica stadium trofozoit merupakan indikasi terjadi invasif amebiasis yang hanya disebabkan e. histolytica. 2. Pemeriksaan darah rutin Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui jumlah Hb, leukosit, hitung jenis (basofil, eusinofil, batang, segmen, limfosit, monosit), LED (laju endap darah), hematokrit, jumlah trombosit. Hal ini dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan darah yang dapat disebabkan oleh e. histolytica. 3. Polymerase chain rection (PCR) Metode PCR mempunyai sensitivitas dan spesifitas yang sebanding dengan deteksi antigen pada tinja penderita amebiasis intestinal. Hasilnya sangat dipengaruhi oleh berbagai kontaminan tinja. Selain itu kemungkinan false negative karena berbagai inhibitor pada tinja. Hal ini dapat juga dilakukan pada pus penderita dengan abses hati ameba. Ekstraktasi DNA dapat dilakukan pada tinja yang sudah diberi pengawet formalin. Dengan cara ini dapat dibedakan infeksi e. histolityca dengan e. dispar.

Transcript of no.2 diskusi 2.docx

7. Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan:1. Pemeriksaan mikroskopikPemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya eritrosit dalam sitoplasma e. histolytica stadium trofozoit merupakan indikasi terjadi invasif amebiasis yang hanya disebabkan e. histolytica.2. Pemeriksaan darah rutinPemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui jumlah Hb, leukosit, hitung jenis (basofil, eusinofil, batang, segmen, limfosit, monosit), LED (laju endap darah), hematokrit, jumlah trombosit. Hal ini dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan darah yang dapat disebabkan oleh e. histolytica.3. Polymerase chain rection (PCR)Metode PCR mempunyai sensitivitas dan spesifitas yang sebanding dengan deteksi antigen pada tinja penderita amebiasis intestinal. Hasilnya sangat dipengaruhi oleh berbagai kontaminan tinja. Selain itu kemungkinan false negative karena berbagai inhibitor pada tinja. Hal ini dapat juga dilakukan pada pus penderita dengan abses hati ameba. Ekstraktasi DNA dapat dilakukan pada tinja yang sudah diberi pengawet formalin. Dengan cara ini dapat dibedakan infeksi e. histolityca dengan e. dispar.