acara 2.docx

24
II. ANALISIS VEGETASI GULMA DENGAN METODE KUADRAT A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Lahan pertanian banyak terdapat di Indonesia mulai dari ujung timur sampai ujung barat negeri ini. Namun lahan pertanian pangan terpadat di pulau Jawa, sedangkan di luar pulau Jawa diprioritaskan untuk kebutuhan perkebunan. Masalah yang sering terjadi pada lahan adalah faktor pertumbuhan gulma yang cepat. Hal ini disebabkan karena gulma memiliki alat perkembangbiakan yang sangat efektif untuk tumbuh yakni biji. Biji yang dihasilkan akan berhamburan setelah terjadi kemasakan. Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis. Analisis vegetasi adalah cara mempelajari susunan komposisi jenis dan bentuk atau struktur vegetasi atau masyarakat tumbuhan. Vegetasi sendiri merupakan hal yang sangat kompleks 19

Transcript of acara 2.docx

II. ANALISIS VEGETASI GULMA DENGAN METODE KUADRATA. Pendahuluan1. Latar BelakangLahan pertanian banyak terdapat di Indonesia mulai dari ujung timur sampai ujung barat negeri ini. Namun lahan pertanian pangan terpadat di pulau Jawa, sedangkan di luar pulau Jawa diprioritaskan untuk kebutuhan perkebunan. Masalah yang sering terjadi pada lahan adalah faktor pertumbuhan gulma yang cepat. Hal ini disebabkan karena gulma memiliki alat perkembangbiakan yang sangat efektif untuk tumbuh yakni biji. Biji yang dihasilkan akan berhamburan setelah terjadi kemasakan.Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis.Analisis vegetasi adalah cara mempelajari susunan komposisi jenis dan bentuk atau struktur vegetasi atau masyarakat tumbuhan. Vegetasi sendiri merupakan hal yang sangat kompleks sehingga pengkajiannya tidak mudah dilakukan.Vegetasi di suatu tempat akan berbeda dengan vegetasi di tempat lain. Hal ini dikarenakan faktor lingkungan yang berbeda pula. Untuk menganalisis suatu vegetasi dibutuhkan data spesies tumbuhan beserta diameter dan tinggi pohon tumbuhan tersebut.Kelimpahan gulma di lahan sangat tergantung pada jenis gulma yang tersebar didalamnya. Hal ini berkaitan dengan cara perkembangan gulma melalui penyebaran pada lahan. Analisis vegetasi perlu dilakukan untuk menentukan dominansi, densitas dan frekuensi gulma pada suatu kawasan lahan. Oleh karena itu, gulma sangat penting dikendalikan agar hasil tanaman pokok dapat maksimal.Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Vegetasi di tempat tersebut mempunyai variasi yang berbeda antara vegetasi satu dengan vegetasi yang lain. Dengan adanya variasi yang dimiliki oleh suatu vegetasi akan menudukung suatu kehidupan organisme tertentu. Oleh karena itu, untuk menganalisis suatu vegetasi dalam area tertentu dengan menggunakan variabel kerimbunan, kerapatan, dan frekuensi, maka dilakukan analisis vegetasi menggunakan metode kuadrat. 2. Tujuan PraktikumPraktikum Acara II Ilmu Gulma mengenai analisis vegetasi gulma dengan metode kuadrat ini bertujuan untuk menganalisis vegetasi gulma dengan metode kuadrat.

B. Tinjauan PustakaGulma adalah semua tumbuhan selain tanaman budidaya. Dalam pertanian gulma merupakan tumbuhan yang memberikan dampak negatif terhadap tanaman yang dibudidayakan baik secara langsung maupun tidak. Gulma yang mengganggu tanaman pokok pada masa pertumbuhan dan perkembangan hidup tanaman merupakan salah satu masalah penting yang dapat menurunkan produksi tanaman. Persentase penurunan produksi setiap jenis tanaman berbeda tergantung pada spesies dan kerapatan gulma. Kehadiran gulma pada lahan pertanaman jagung dapat menurunkan hasil dan mutu biji. Penurunan hasil tergantung pada jenis gulma, kepadatannya, lama persaingan dan senyawa allelopati yang dikeluarkan oleh gulma (Solfiyeni 2013).Menurut Yuni (2009) bahwa metode kuadran adalah metode analisa vegetasi yang menggunakan daerah persegi panjang sebagai sampel unitnya. Ukuran yang digunakan yaitu untuk semak dan pohon digunakan kuadran diameter anti meter. Kerapatan, ditentukan berdasarkan jumlah individu suatu populasi jenis tumbuhan di dalam area kuadran. Pada beberapa keadaan, kesulitan dalam menentukan batasan individu tumbuhan, kerapatan dapat ditentukan dengan cara pengelompokan berdasarkan kriteria tertentu (kelas kerapatan).Analisis gulma merupakan cara untuk menghitung keberagaman jenis gulma, dominansi, densitas dan frekuensi. Ada beberapa metode yang digunakan dalam menganalisis dilahan salah satunya dengan metode kuadrat. Metode kuadrat yaitu dengan cara pengamatan plot sampel di lapangan. Contoh gulma diambil dengan cara menempatkan petak kuadrat berukuran 1 m x 1 m sebanyak tiga kali pada setiap lahan yang terpilih. Ulangan dilakukan untuk menyeragamkan agar semua jenis gulma dapat teranalisis (Kastanja 2011).Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keragaman komunitas gulma diantaranya adalah jenis tanah. Komposisi gulma dan penutupannya pada pertanaman yang berbeda jenis tanahnya di suatu daerah ekologi tertentu menunjukkan perbedaan yang besar. Pada tanah Alluvial atau hidromorfik dijumpai gulma golongan teki-tekian lebih banyak jenisnya dan lebih dominan dibanding dengan yang dijumpai pada tanah Podsolik. Jenis gulma berdaun lebar dijumpai lebih dominan pada pertanaman yang jenis tanahnya Podsolik (Moenandir 2010).Kemampuan gulma menekan pertumbuhan tanaman budidaya sangat ditentukan oleh jenisnya, kepadatan dan lamanya gulma tumbuh di pertanaman. Ketiga faktor tersebut menentukan derajat persaingan gulma dalam memperoleh sumberdaya yang tersedia. Pengendalian gulma dilakukan dengan tujuan untuk membatasi investasi gulma sedemikian rupa sehingga tanaman dapat dibudidayakan secara produktif dan efisien atau merupakan prinsip mempertahankan kerugian minimum yaitu menekan populasi gulma sampai pada tingkat populasi yang tidak merugikan secara ekonomi atau tidak melampaui ambang ekonomi, namun dalam pengendaliannya diperlukan pengetahuan yang cukup tentang gulma yang bersangkutan dan teknik penanggulangannya dan salah satu perbaikan teknik budidaya adalah usaha pengelolaan gulma dengan tidak merusak lingkungan (Froud Williams 2002).

C. Metodologi Praktikum1. Waktu dan Tempat PraktikumPraktikum Ilmu Gulma acara analisis vegetasi gulma dengan metode kuadrat ini dilaksanakan pada hari Sabtu 26 April 2014 pukul 07.30-09.30 WIB, bertempat di pusat penelitian dan pengembangan lahan kering Universitas Sebelas Maret Surakarta di Desa Sukosari, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar. 2. Alat dan Bahan a. Alat1) Kuadrat 1 m x 1 mb. Bahan1) Suatu kawasan dengan berbagai jenis gulma3. Cara Kerjaa. Tentukan minimal 2 kawasan yang memiliki berbagai jenis gulma untuk dilakukan identifikasi. Setiap kawasan dianalisis oleh 1 kelompok.b. Tentukan luas petak minimal untuk dilakukan analisis vegetasi.c. Secara acak tentukan tempat-tempat masing-masing 1 m2 untuk dilakukan analisis kerapatan, frekuensi dan dominansinya.d. Bandingkan 2 kawasan tersebut apakah sebaran gulmanya sama atau berbeda. Menggunakan nilai penting (IV) ataupun Summed dominance ratio (SDR).

9

1. 1

1. Hasil Pengamatan dan Pembahasan1. Hasil PengamatanTabel 2.1 Pengamatan Vegetasi Suatu Lahan dengan Metode KuadratNoNama VegetasiPetak ContohKKR (%)FFR (%)DDR (%)INP

12345

1A96157,35113,330,196,6427,32

2B1-10,490,56,67--7,16

3C2-20,980,56,67--7,65

4D45459044,12113,331,5754,9112,35

5E11-115,390,56,67--12,06

6F12102210,78113,330,3913,6437,75

7G3194019,61113,330,4315,0347,97

8H10-104,900,56,670,093,1514,72

9I1-10,490,56,67--7,16

10J1-10,490,56,67--7,16

11K-11115,390,56,670,196,6418,7

123812047,52,86

Rata-rata12,37,4

Sumber : Laporan Sementara

Gambar 2.1 Analisis Vegetasi Gulma Metode Kuadrat Petak 1

Gambar 2.2 Analisis Vegetasi Gulma Metode Kuadrat Petak 2

Analisis Data:1. Kerapatan Relatif (%)

a. = 7,35%b. = 0,49%c. = 0,98%d. = 44,12%e. = 5,39%f. = 10,78%g. = 19,61%h. = 4,90%i. = 0,49%j. = 0,49%k. = 5,39%2. Frekuensi Relatif (%)

a. = 13,33%b. = 6,67%c. = 6,67%d. = 13,33%e. = 6,67%f. = 13,33%g. = 13,33%h. = 6,67%i. = 6,67%j. = 6,67%k. = 6,67% 3. Dominansi

a. = 0,29 = 0,09 = 0,19b. = 1,57 = 1,57 = 1,57c. = 0,43 = 0,35 = 0,39d. = 0,43e. = 0,09f. = 0,194. Dominansi Relatif (%)

a. = 6,64%b. = 54,9%c. = 13,64%d. = 15,03%e. = 3,15%f. = 6,64%5. Indeks Nilai Penting (INP)

a. = 27,32%b. = 7,16%c. = 7,65%d. = 112,35%e. = 12,06%f. = 37,75%g. = 47,97%h. = 14,72%i. = 7,16%j. = 7,16%k. = 18,7%2. PembahasanGulma ialah tumbuhan yang tumbuhnya tidak diinginkan. Gulma di suatu tempat mungkin berguna sebagai bahan pangan, makanan ternak atau sebagai bahan obat-obatan. Dengan demikian, suatu spesies tumbuhan tidak dapat diklasifikasikan sebagai gulma pada semua kondisi. Namun demikian, banyak juga tumbuhan diklasifikasikan sebagai gulma dimanapun gulma itu berada karena gulma tersebut umum tumbuh secara teratur pada lahan tanaman budidaya. Gulma dari golongan monokotil pada umumnya disebut juga dengan istilah gulma berdaun sempit atau jenis gulma rumput-rumputan. Sedangkan gulma dari golongan dikotil disebut dengan istilah gulma berdaun lebar. Ada pula jenis gulma lain yang berasal dari golongan teki-tekian (atau golongan sedges).Kuadrat yang dimaksud disini adalah ukuran luas dalam satuan kuadrat (m2, cm2 dan sebagainya), tetapi bentuk petak-contoh dapat berupa segi empat, segi-panjang ataupun lingkaran. Untuk vegetasi yang pendek/rendah, bentuk lingkaran lebih menguntungkan karena ukurannya dapat diperluas dengan cepat dan teliti dengan menggunakan seutas tali yang dikaitkan pada titik pusat petak. Untuk gulma berbentuk herba rendah lebih efisien menggunakan metode kuadrat segi-panjang dari pada kuadrat segi-empat, karena kelompok tumbuhan berkembang membentuk sebuah lingkaran. Dengan kuadrat segi panjang akan lebih memungkinkan memotong kelompok tumbuhan dan lebih banyak kelompok yang bisa diamati. Jika yang ditinjau distribusi suatu kelompok tumbuhan, kuadrat lingkaran kurang efiasien dibanding semua bentuk segi-empat, tetapi lingkaran mempunyai keuntungan dibanding semua bentuk geometri lainnya karena lingkaran mempunyai perbandingan terkecil antara tepi dan luasnya. Bentuk lingkaran juga paling cocok untuk evaluasi asosiasi gulma di daerah yang luas dan bila menggunakansamplingestimasi visual. Karena luas dan keadaan vegetasi yang sangat bervariasi maka yang selalu menimbulkan pertanyaan adalah berapa luas/jumlah petak contoh yang memedai. Terutama bila kita hanya menggunakan petak contoh tunggal , luas yang memadai harus kita tentukan. Luas/jumlah petak-contoh minimal ini berbentuk kaudrat atau lingkaran, dapat ditentukan dengan menyusun sebuah kurva-jenis (Syakir et al. 2008).Luas minimum adalah luas terkecil yang masih bisa digunakan untuk menghitung kerapatan tumbuhan di suatu tempat. Luas minimum atau kurva spesies area merupakan langkah awal yang digunakan untuk menganalisis suatu vegetasi yang menggunakan petak contoh (kuadrat). Luas minimum digunakan untuk memperoleh luasan petak contoh (sampling area) yang dianggap representatif dengan suatu tipe vegetasi pada suatu habitat tertentu yang sedang dipelajari. Luas petak contoh mempunyai hubungan erat dengan keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut. Makin tinggi keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut, makin luas petak contoh yang dgunakan. Bentuk luas minimum dapat berbentuk bujur sangkar, empat persegi panjang dan dapat pula berbentuk lingkaran. Luas petak contoh minimum yang mewakili vegetasi hasil luas minimum, akan dijadikan patokan dalam analisis vegetasi dengan metode kuadrat.a. Luas minimum suatu petak yang dapat mewakili habitat yang akan diukur.b. Jumlah minimal petak ukur agar hasilnya mewakili keadaan tegakan atau panjang jalur yang mewakili jika menggunakan metode jalur.Teknik sampling kuadrat merupakan suatu teknik survey vegetasi yang sering digunakan dalam semua tipe komunitas tumbuhan: Petak contoh yang dibuat dalam teknik sampling ini bisa berupa petak tunggal atau beberapa petak. Petak tunggal mungkin akan memberikan informasi yang baik bila komunitas vegetasi yang diteliti bersifat homogen. Adapun petak-petak contoh yang dibuat dapat diletakkan secara random atau beraturan sesuai dengan prinsip-prinsip teknik sampling. Bentuk petak contoh yang dibuat tergantung pada bentuk morfologis vegetasi dan efisiensi sampling pola penyebarannya. Misalnya, untuk vegetasi rendah, petak contoh berbentuk lingkaran lebih menguntungkan karena pembuatan petaknya dapat dilakukan secara mudah dengan mengaitkan seutas tali pada titik pusat petak. Selain itu, petak contoh berbentuk lingkaran akan memberikan kesalahan sampling yang lebih kecil daripada bentuk petak lainnya, karena perbandingan panjang tepi dengan luasnya lebih kecil. Tetapi dari segi pola distribusi vegetasi, petak berbentuk lingkaran kurang efisien dibanding bentuk segi empat. Sehubungan dengan efisiensi sampling banyak studi yang dilakukan menunjukkan bahwa petak bentuk segi empat memberikan data komposisi vegetasi yang lebih akurat dibanding petak berbentuk lingkaran, terutama bila sumbu panjang dari petak sejajar dengan arah perubahan keadaan lingkungan atau habitat.Dalam analisis vegetasi gulma dengan metode kuadrat ini, parameter-parameter yang di gunakan adalah kerapatan, frekuensi dan dominansi. Kerapatan dinyatakan sebagai jumlah individu sejenis yang terdapat dalam petak contoh. Dominansi ditentukan berdasar luas petak contoh yang tertutup oleh individu tumbuhan, dan dapat merupakan prosentase perbandingan luas petak contoh yang tertutup oleh individu tumbuhan terhadap seluruh luas petak yang dibuat. Frekuensi diperoleh berdasarkan kekerapan suatu spesies yang ditemukan pada setiap garis yang disebar (Rohman 2001).Lahan yang dijadikan lokasi praktikum berada Desa Sukosari, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar. Lahan tersebut digolongkan ke dalam jenis tanah Alfisols. Lahan tersebut memiliki gambaran yaitu berada 50 m dari jalan raya, banyak ditumbuhi gulma, memiliki topografi yang rata, berbatasan dengan lahan pertanian, serta memiliki vegetasi yang cukup tinggi. Berdasarkan hasil praktikum yang kami lakukan mengenai analisis vegetasi gulma dengan metode kuadrat, kelompok 2 kami menganalisa petak contoh yang berjumlah 2 petak. Dari kedua petak tersebut, kami memperoleh hasil gulma berjumlah 11 spesies. Gulma terbanyak yaitu gulma D dengan jumlah keseluruhan 90 gulma, dengan nilai INP sebesar 112,35. Untuk gulma yang paling sedikit ialah gulma B, I dan J dengan jumlah masing-masing 1 gulma, dengan nilai INP sebesar 7,16.Indeks Nilai Penting (INP) ini digunakan untuk menetapkan dominasi suatu jenis terhadap jenis lainnya atau dengan kata lain nilai penting menggambarkan kedudukan ekologis suatu jenis dalam komunitas. Indeks Nilai Penting dihitung berdasarkan penjumlahan nilai Kerapatan Relatif (KR), Frekuensi Relatif (FR) dan Dominansi Relatif (DR). Semakin tinggi nilai INP suatu gulma pada lahan tersebut, maka menunjukkan gulma tersebut memiliki kedudukan ekologis yang tinggi pada lahan tersebut.Dengan analisis vegetasi metode kuadrat dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan. Berdasarkan tujuan pendugaan kuantitatif komunitas vegetasi dikelompokkanvegetasi, iklim dan tanah berhubungan erat dan pada tiap-tiap tempat mempunyai keseimbangan yang spesifik.Dalam ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk menganalisis suatu vegetasi yang sangat membantu dalam mendekripsikan suatu vegetasi sesuai dengan tujuannya. Dalam hal ini suatu metodologi sangat berkembang dengan pesat seiring dengan kemajuan dalam bidang-bidang pengetahuan lainnya, tetapi tetap harus diperhitungkan berbagai kendala yang ada.

E. Kesimpulan dan Saran1. KesimpulanDari hasil pengamatan yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:a. Gulma di suatu tempat mungkin berguna sebagai bahan pangan, makanan ternak atau sebagai bahan obat-obatan.b. Luas minimum adalah luas terkecil yang masih bisa digunakan untuk menghitung kerapatan tumbuhan di suatu tempat.c. Luas minimum digunakan untuk memperoleh luasan petak contoh (sampling area) yang dianggap representatif dengan suatu tipe vegetasi pada suatu habitat tertentu yang sedang dipelajari.d. Parameter-parameter yang di gunakan dalam metode kuadrat adalah kerapatan, frekuensi dan dominansi. e. Dengan analisis vegetasi metode kuadrat dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan.f. Berdasarkan hasil pengamatan, gulma terbanyak yaitu gulma D dengan jumlah 90 gulma dan nilai INP sebesar 112,35. Untuk gulma yang paling sedikit ialah gulma B, I dan J dengan jumlah masing-masing 1 gulma, dengan nilai INP sebesar 7,16.2. SaranSaran untuk praktikum acara II Ilmu Gulma adalah diharapkan kepada para praktikan agar lebih teliti dalam melaksanakan praktikum agar hasil yang diperoleh dapat lebih maksimal. Selain itu, diharapkan kondisi saat praktikum yang lebih kondusif agar praktikum dapat berjalan dengan lancar dan praktikan dapat memahami tahap-tahap praktikum.

DAFTAR PUSTAKAFroud Williams RJ 2002. Weed Competition in Robert. EL Naylor (Ed) Weed Management Hand Book. Ninth Edition. Published for The British Crop Protection Council by Blackwell Science.Kastanja Ariance Y 2011. Identifikasi Jenis Dan Dominansi Gulma Pada Pertanaman Padi Gogo (Studi Kasus Di Kecamatan Tobelo Barat, Kabupaten Halmahera Utara). J. Agroforestri Vol. VI (1): 40-46.Moenandir HJ 2010. Ilmu Gulma. Malang: Universitas Brawijaya Press. Rohman Fatchur dan I Wayan Sumberartha 2001. Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhan. Malang: JICA.Solfiyeni, Chairul dan Rahmatul Muharrami 2013. Analisis Vegetasi Gulma Pada Pertanaman Jagung (Zea mays L.) di Lahan Kering dan Lahan Sawah di Kabupaten Pasaman. Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Andalas.Syakir, Muhammad et al. 2008.Pemanfaatan limbah sagu sebagai pengendalian gulma pada lada perdu. Jurnal Littri 14 (3), September 2008. Hlm. 107 112.Yuni 2009. Metode Kuadrat dan Metode Garis. http://biologi-yunniebio. /2009/12/metode-kuadrat-dan-metode-garis.html. Diakses pada tanggal 19 Mei 2014.