silabus 2.docx

148
TUGAS FARMAKOLOGI PENGGOLONGAN OBAT OLEH: Kelompok: 1) Ni Kadek Ariyastuti P07120214007 2) Putu Epriliani P07120214010 3) I Gusti Ayu Cintya Adianti P07120214012 4) Ni Putu Novia Indah Lestari P07120214016 5) Kadek Poni Marjayanti P07120214026 DIV KEPERAWATAN TINGKAT 1 SEMESTER II KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

Transcript of silabus 2.docx

TUGAS FARMAKOLOGIPENGGOLONGAN OBAT

OLEH:Kelompok: 1) Ni Kadek AriyastutiP071202140072) Putu EprilianiP071202140103) I Gusti Ayu Cintya AdiantiP071202140124) Ni Putu Novia Indah LestariP071202140165) Kadek Poni MarjayantiP07120214026

DIV KEPERAWATAN TINGKAT 1 SEMESTER II

KEMENTERIAN KESEHATAN RIPOLITEKNIK KESEHATAN DENPASARTAHUN 2015

A. Penggolongan dan Penamaan Obat Kemoterapi (Antikanker)1. Definisi KankerKanker merupakan penyakit sel yang dicirikan dengan perubahan mekanisme yang mengatur proliferasi (pembelahan) dan diferensiasi sel, sehingga sel tersebut mengalami kelainan kromosom (mutasi) yang menyebabkan siklus sel berlangsung terus menerus (sel terus berproliferasi namun tidak berdiferensiasi).Kanker adalah suatu penyakit sel dengan ciri gangguan atau kegagalan mekanisme pengatur multiplikasi dan fungsi homeostatis lainnya pada organisme multiseluler. Sifat umum dari kanker ialah sebagai berikut :1. Pertumbuhan berlebihan umumnya berbentuk tumor.2. Gangguan diferensiasi dari sel dan jaringan sehingga mirip jaringan mudigah.3. Bersifat invasif, mampu tumbuh di jaringan sekitarnya.4. Bersifat metastatik, menyebar ke tempat lain dan menyebabkan pertumbuhan baru.5. Memiliki heriditas bawaan yaitu turunan sel kanker juga dapat menimbulkan kanker.6. Pergeseran metabolisme ke arah pembentukan makromolekul dari nukleosida dan asam amino serta peningkatan katabolisme karbohidrat untuk energi sel.2. Patogenesis KankerKanker dapat timbul karena terjadi mutasi pada sel normal yang disebabkan oleh pengaruh radiasi, virus, hormon dan bahan kimia karsinogen. Satu kali proses mutasi yang terjadi pada DNA belum dapat menimbulkan kanker. Tetapi dibutuhkan ribuan mutasi lagi yang terletak pada gen yang tidak sama. Apabila terjadi banyak mutasi pada DNA, maka sel mulai mengalami perubahan sifat secara perlahan-lahan. Sel yang bermutasi tersebut mulai membelah diri (proliferasi) dan membentuk grup tertentu (klonal) di lokasi tertentu dalam tubuh yang dapat membahayakan jaringan sehat. Tahap dimana sel kanker membentuk klonal inilah yang dinamakan tahap promosi kanker.Dengan regulasi sel seperti itu, proliferasi akan terjadi tak terkendali hingga sel kanker berhasil membentuk klonal (kelompok). Dari klonal tersebut, terdapat kemungkinan akan ada sel yang lepas dari induknya dan mencoba hidup di jaringan lain. Sehingga dapat terbentuk kanker sekunder yang dalam bahasa sehari-hari sering disebut kanker anakan.Penyakit kanker dapat menyerang berbagai macam sel, sel hati, sel kulit, sel jantung, sel darah, sel otak, sel-sel pada saluran pencernaan seperti sel lambung dan usus, sel saluran urine, sel-sel paru-paru, dan sel-sel lainnya. Dikenal beberapa jenis kanker seperti karsinoma, sarkoma, limfoma dan leukemia.

3. Klasifikasi Obat Anti Kanker1. Golongan AlkilatorObatinibekerjadengancara:a. MenghambatsintesaDNAdenganmenukargugusalkalisehinggamembentukikatansilangDNA.b. Mengganggufungsiseldenganmelakukantransfergugusalkalipadagugusamino,karboksil,sulfhidril,ataufosfat.c. Merupakangolonganselspesifiknonfasespesifik.Mekanisme penghambatan pertumbuhan sel kanker oleh golongan alkilator secara umum adalah membentuk ion karbonium (alkil) yang sangat reaktif, kemudian gugus alkil ini akan berikatan kovalen silang pada konstituen sel yang nukleofilik. N7 dari guanin adalah nukleofilik kuat sehingga guanin merupakan basa purin utama yang teralkilasi. Guanin biasanya terdapat dalam tautomer keto dan dapat berikatan dengan sitosin, namun karena posisi N7 pada guanine teralkilasi, maka akan terbentuk tautomer enol. Sehingga menyebabkan terjadinya pasangan basa yang abnormal yaitu basa guanine berpasangan dengan basa Timin, dan terjadimiscoding.Alkilasi juga menyebabkan labilnya cincin imidazo sehingga cincin tersebut dapat terbuka ketika masih merupakan bagian DNA ataupun keluarnya residu guanin dari rantai DNA. Hal ini menyebabkan ketidakstabilan dan pemecahan DNA. Pada akhirnya akan terjadicross link/ikatan silang (terjadi perubahan konformasi DNA), misalnya dapat terjadi ikatan antara dua guanin sehingga menghambat pemisahan rantai komplemen DNA dan replikasi DNA tidak terjadi, sehingga sintesis RNA dan protein tidak terjadi sehingga dapat mengakibatkan matinya sel kanker. Jenis-jenis obat yang termasuk dalam golongan alkilator yaitu:1) MekloretaminIndikasi: Penyakit Hodgkin, limfusar, karsinoma mama, dan karsinoma ovarium.2) SiklofosfamidSediaan: Siklofosfamid tersedia dalam bentuk kristal 100, 200, 500 mg dan 1,2 gram untuk suntikan, dan tablet 25 dan 50 gram untuk pemberian per oral. Indikasi : Leukemia limfositik Kronik, Penyakit Hodgkin, Limfoma non Hodgkin, Mieloma multiple, Neuro Blastoma, Tumor Payudara, ovarium, paru, Cerviks, Testis, Jaringan Lunak atau tumor Wilm.Mekanisme kerja : Siklofosfamid merupakan pro drug yang dalam tubuh mengalami konversi oleh enzim sitokrom P-450 menjadi 4-hidroksisiklofosfamid dan aldofosfamid yang merupakan obat aktif. Aldofosfamid selanjutnya mengalami perubahan non enzimatik menjadi fosforamid dan akrolein. Efek siklofosfamid dipengaruhi oleh penghambat atau perangsang enzim metabolismenya. Sebaliknya, siklofosfamid sendiri merupakan perangsang enzim mikrosom, sehingga dapat mempengaruhi aktivitas obat lain.3) MelfalanIndikasi : Mieloma multipel, kanker payudara, Ovarium.4) KlorambusilSediaan : Klorambusil tersedia sebagai tablet 2 mg. Untuk leukemia limfositik kronik, limfoma hodgkin dan non-hodgkin diberikan 1-3 mg/m2/hari sebgai dosis tunggal (pada penyakit hodgkin mungkin diperlukan dosis 0,2 mg/kg berat badan, sedangkan pada limfoma lain cukup 0,1 mg/kg berat badan).Indikasi : Leukimia limfositik Kronik, Penyakit Hodgkin, dan limfoma non Hodgkin, Makroglonbulinemia primer.Mekanisme kerja : Klorambusil (Leukeran) merupakan mustar nitrogen yang kerjanya paling lambat dan paling tidak toksik. Obat ini berguna untuk pengobatan paliatif leukemia limfositik kronik dn penyakin hodgkin (stadium III dan IV), limfoma non-hodgkin, mieloma multipel makroglobulinemia primer (Waldenstrom), dan dalam kombinasi dengan metotreksat atau daktinomisin pada karsinoma testis dan ovarium.5) TrietilenmelaminIndikasi : Penyakit Hodgkin, Limfosarkoma, Retinobalstoma, Leukimia kronik, Tumor payudara dan ovarium.6) TrietilentriofosforamidIndikasi : Penyakit Hofgkin, Limfosarkoma, Retinolblastoma, Tumor payudara dan ovarium.7) ProkarbazinSediaan : Prokarbazin kapsul berisi 50 mg zat aktif. Dosis oral pada orang dewasa : 100 mg/m2 sehari sebagai dosis tunggal atau terbagi selama minggu pertama, diikuti pemberian 150-200 mg/m2 sehari selama 3 minggu berikutnya, kemudian dikurangi menjadi 100 mg/m2 sehari sampai hitung leukosit dibawah 4000/m2 atau respons maksimal dicapai. Dosis harus dikurangi pada pasien dengan gangguan hati, ginjal dan sumsum tulang.Indikasi : Limfoma Hodgkin.Mekanisme kerja : Mekanisme kerja belum diketahui, diduga berdasarkan alkilasis asam nukleat. Prokarbazin bersifat non spesifik terhadap siklus sel. Indikasi primernya ialah untuk pengobatan penyakit hodgkin stadium IIIB dan IV, terutama dalam kombinasi dengan mekloretamin, vinkristin dan prednison (regimen MOPP).8) BusulfanIndikasi : Leukimia mielositik kronik.9) KarmustinIndikasi : Penyakit Hodgkin yang refrakter terhadap pengobatan, melanoma malignum, mieloma multipel (kombinasi dengan prednison).10) LomustinIndikasi : Karsinoma paru dan Kolorektal, limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin, dan karsinoma renal.11) SemustinIndikasi : Karsinoma paru lewis, melanoma malignum, tumor otak metastatik, penyakit Hodgkin, limfoma non-Hodgkin dan neoplasma saluran cerna.12) StreptozosinIndikasi : Karsinoma pankreas.13) SisplatinIndikasi : Kanker testis, ovarium, buli-buli, esofagus, paru, kolon.Mekanisme kerja : Mekanisme kerja pasti dari sisplastin belum diketahui, tapi diduga mirip dengan alkilator. Tempat ikatan utama adalah N7 pada guanin, namun juga terbentuk ikatan kovalen dengan adenin dan sitosin.14) KarboplatinSediaan : Serbuk injeksi 50 mg, 150 mg, 450 mg.Indikasi : Kanker ovarium lanjut.Mekanisme kerja : Mekanisme pasti masih belum diketahui dengan jelas, namun diperkirakan sama dengan agen alkilasi. Obat ini membunuh sel pada semua tingkat siklus, menghambat biosintesis DNA dan mengikat DNA melalui ikatan silang antar untai. Titik ikat utama adalah N7 guanin, namun juga terjadi interaksi kovalen dengan adenin dan sitosin.2. Golongan AntimetabolitMekanisme kerjanya adalah dengan menghambat sintesis DNA dan RNA melalui penghambatan pembentukan asam nukleat dan nukleotida. Antipurin dan antipirimidin mengambil tempat purin dan pirimidin dalam pembentukan nukleosida, sehingga mengganggu berbagai reaksi penting dalam sel kanker. Penggunaannya sebagai obat antikanker didasarkan pada metabolisme purin dan pirimidin lebih tinggi pada sel kanker daripada sel normal. Dengan demikian penghambatan sintesis DNA lebih tinggi daripada terhadap sel kanker. Beberapaantimetabolitmemilikistrukturanalogdenganmolekulnormalselyangdiperlukanuntukpembelahansel.Secaraumumaktifitasnyameningkatpadaselyangmembelahcepat. Jenis-jenis obat yang termasuk dalam golongan antimetabolit yaitu:1) 5-fluorourasil (5-FU)Target enzim untuk 5-FU ini adalah timidilat sintetase.Perbedaan respon ini berkaitan erat dengan adanya polimorfisme gen yang bertanggungjawab terhadap ekspresi enzim timidilat sintetase (TS). Enzim ini sangat penting dalam sintesis DNA yaitu merubah deoksiuridilat menjadi deoksitimidilat. Diketahui bahwa sekuen promoter dari gen timidilat sintetase bervariasi pada setiap individu. Ekspresi yang rendah dari mRNA TSberhubungan dengan meningkatnya kemungkinan sembuh dari penderita kanker yang diobati dengan 5-FU.Sediaan : Obat ini tersedia sebagai larutan 50 mg/mL dalam ampul 10 mL untuk IV.Indikasi : Kanker payudara, kolon, esofagus, leher dan kepala, Leukimia limfositik dan mielositik akut, Limfoma non-Hodgkin.2) 6-azauridinIndikasi : Mikosis fungoides, polisitemia vera.3) FloksuridinIndikasi : Leukimia limfostik akut dan kronik, leukimia granulositik akut dan kronik, koriokarsinoma.4) FludarabinIndikasi : Hairy cell leucemia, leukemia limfositik kronik, limfoma non-Hodgkin sel kecil.5) GemsitabinSediaan : Obat ini tersedia dalam bentuk larutan infus 1-1,2 g/m2.Indikasi : Kanker paru, pankreas dan ovarium.Mekanisme kerja : Sebelum menjadi bahan aktif, gemsitabin mengalami fosforilasi oleh enzim deoksisitidin kinase dan kemudian oleh nukleosida kinase menjadi nukleotida di- dan trifosfat yang dapat menghambat sintesis DNA. Gemsitabin difosfat dapat menghambat ribonukleotida reduktase sehingga menurunkan kadar deoksiribonukleotida trifosfat yang penting untuk sintesis DNA.6) 6-MerkaptopurinSediaan : Obat ini tersedia dalam bentuk tablet 50 mg.Indikasi : Leukimia limfositik akut dan kronik, leukemia mieloblastik akut dan kronik, kariokarsinoma.Mekanisme kerja : Merkaptopurin dimetabolisme oleh hipoxantin-guanin fosforibosil transferase (HGPRT) menjadi bentuk nukleotida (asam-6-tioinosinat) yang menghambat enzim interkonversi nukleotida purin. Sejumlah asam tioguanilat dan 6-metilmerkaptopurin ribotida (MMPR) juga dibentuk dari 6-merkaptopurin. Metabolit ini juga membantu kerja merkaptopurin. Metabolisme asam nukleat purin menghambat proliferasi sel limfoid pada stimulasi antigenik.7) MethotrexatSediaan : Tablet 2,5 mg, vial 5 mg/2ml, vial 50 mg/2ml, ampul 5 mg/ml, vial 50 mg/5ml.Indikasi : Leukimia limfositik akut, kariokarsinoma, kanker payudara, leher dan kepala, paru, buli-buli, Sarkoma osteogenik.Mekanisme kerja : Metotreksat adalah antimetabolit folat yang menginhibisi sintesis DNA. Metotreksat berikatan dengan dihidrofolat reduktase, menghambat pembentukan reduksi folat dan timidilat sintetase, menghasilkan inhibisi purin dan sintesis asam timidilat. Metotreksat bersifat spesifik untuk fase S pada siklus sel. Mekanisme kerja metotreksat dalam artritis tidak diketahui, tapi mungkin mempengaruhi fungsi imun. Dalam psoriasis, metotreksat diduga mempunyai kerja mempercepat proliferasi sel epitel kulit.8) PemetrexedIndikasi : Mesotelioma, Kanker paru.9) SitarabinSediaan : Vial 100 mg/ml, dan Vial 1 g/10 ml.Indikasi : Termasuk zat paling aktif untuk leukemia, juga untuk limphoma, leukemia meningeal, dan limphoma meningeal. Sedikit digunakan untuk tumor solid.Mekanisme kerja : Inhibisi DNA sintesis. Sitosin memasuki sel melalui proses carrier dan harus mengalami perubahan menjadi senyawa aktifnya : arasitidin trifosfat. Sitosin adalah analog purin dan bergabung ke dalam DNA, sehingga cara kerja utamanya adalah inhibisi DNA polimerase yang mengakibatkan penurunan sintesis dan perbaikan DNA. Tingkat toksisitasnya mempunyai korelasi linear dengan masuknya sitosin ke dalam DNA, bergabungnya DNA dengan sitosin berpengaruh terhadap aktivitas obat dan toksisitasnya.3. Golongan Produk AlamiahJenis-jenis obat yang termasuk dalam golongan Produk Alamiah yaitu :1) Vinkristin (VCR)Sediaan : Tersedia dalam bentuk vial berisi larutan 1, 2, dan 5 mL yang mengandung 1 mg/mL zat aktif untuk penggunaan IV.Indikasi : Leukimia limfositik akut, neuroblastoma, tumor Wilms, Rabdomiosarkoma, limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin.Mekanisme kerja : Berikatan dengan tubulin dan inhibisi formasi mikrotubula, menahan sel pada fase metafase dengan mengganggu spindel mitotik, spesifik untuk fase M dan S. Vinblastin juga mempengaruhi asam nukleat dan sintesis protein dengan memblok asam glutamat dan penggunaannya.2) Vinblastin (VLB)Sediaan : Tersedia dalam bentuk vial 10 mg/10 ml.Indikasi : Penyakit Hodgkin, limfosarkoma, kariokarsinoma dan tumor payudara.Mekanisme kerja : Vinblastin berikatan pada tubulin dan menghambat formasi mikrotubula, kemudian menahan sel pada fase metafase dengan cara mengganggu spindel mitotik, spesifik untuk fase M dan S. Vinblastin juga mempengaruhi asam nukleat dan sintesis protein dengan memblok asam glutamat dan penggunaannya.3) PaklitakselIndikasi : Kanker ovarium, payudara, paru, buli-buli, leher dan kepala.Mekanisme kerja : Obat ini berfungsi sebagai racun spindel dengan cara berikatan dengan mikrotubulus yang menyebabkan polimerisasi tubulin. Efek ini menyebabkan terhentinya proses mitosis dan pembelahan sel kanker.4) EtoposidSediaan : Tersedia dalam bentuk kapsul dan larutan injeksi.Indikasi : Kanker testis, paru, payudara, limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin, leukimia mielositik akut, sarkoma kaposi.Mekanisme kerja : Etoposid bekerja untuk menunda transit sel melalui fase S dan menahan sel pada fase S lambat atau fase G2 awal. Obat mungkin menginhibisi transport mitokrondia pada level NADH dehidrogenase atau menginhibisi uptake nukleosida ke sel Hella. Etoposid merupakan inhibitor topoisomerase II dan menyebabkan rusaknya strand DNA.5) Irinotekan, TopotekanIndikasi : Karsinoma ovarium, karsinoma paru sel kecil, karsinoma kolon.Mekanisme kerja : Irinotekan merupakan bahan alami yang berasal dari tanaman Camptotheca acuminata yang bekerja menghambat topoisomerase I, enzim yang bertanggung jawab dalam proses pemotongan dan penyambungan kembali rantai tunggal DNA. Hambatan enzim ini menyebabkan kerusakan DNA.6) Daktinomisin ( AktinimisinD)Sediaan : Tersedia dalam bentuk Injeksi, bubuk untuk rekonstitusi : 0,5 mg (mengandung manitol 20 mg).Indikasi : Kariokarsinoma, tumor Wilms, testis, rabdomiosarkoma, sarkoma KaposiMekanisme kerja : Terikat pada posisi guanin pada DNA, mengalami interkalasi antara pasang basa guanin dan sitosin sehingga menginhibisi sintesis DNA dan RNA serta protein.7) Antrasiklin : Daunorubisin, Doksorubisin, MitramisinSediaan : Daunorubisin tersedia dalam bentuk 20 mg daunorubisin hidroklorida dengan mannitol 100 mg. 2 mg/mL (50 mg) daunorubisin dengan 10 : 5 : 1 rasio molar distearofosfatidilkolin : kolesterol : daunorubisin. Doksorubisin tersedia dalam bentuk vial 10 mg dan 50 mg.Indikasi : Leukimia limfositik dan mielositik akut sarkoma jaringan lunak, sarkoma ostiogenik, limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin, leukemia akut, karsinoma payudara, genitourinaria, tiroid, paru, lambung, neuroblastoma dan sarkoma lain pada anak-anak.Mekanisme kerja : Interkalasi dengan DNA, mempengaruhi transkripsi dan replikasi secara langsung. Selain itu, obat ini juga mampu membentuk kompleks tripartit dengan topoisomerase II dan DNA. (Topoisomerase II adalah enzim dependen ATP yang terikat pada DNA dan memisahkan untai DNA dimulai dari 3 fosfat, menyebabkan DNA terpisah dan kemudian menggabungkannya lagi, fungsi penting dalam replikasi DNA dan repair). Formasi kompleks tripartit dengan antrasiklin dan etoposid menghambat pengikatan kembali untai DNA rusak, mengakibatkan apoptosis. Defek ini memungkinkan sel rusak karena obat ini, sementara adanya overekspresi repair DNA terkait transkripsi menunjukkan resistensi. Antrasiklin juga membentuk radikal bebas dalam larutan pada jaringan normal dan maligna. Intermediat semikuinon yang dihasilkan dapat bereaksi dengan oksigen membentuk radikal anion superoksida yang membentuk radikal hidroksil dan hidrogen peroksida yang menyerang dan mengoksidasi basa DNA (~kardiotoksisitas). Produksi ini dipicu interaksi antrasiklin dengan besi. Antrasiklin berik atan dengan membran sel mempengaruhi fluiditasdan transpor ion.Inhibisi sintesis DNA dan RNA dengan interkalasi antara basa DNA oleh inhibisi topoisomerase II dan obstruksi sterik. Doksurubisin menginterkalasi pada titik lokal uncoiling dari ikatan heliks ganda. Meskipun mekanisme aksi yang pasti belum diketahui, mekanismenya diduga melalui ikatan langsung DNA (interkalasi) dan inhibisi pembentukan DNA (topoisomerase II) yang selanjutnya memblokade sintesis DNA dan RNA dan fragmentasi DNA. Doksorubisin merupakan logam khelat yang kuat, komplek logam doksorubisin dapat mengikat DNA dan sel membran dan menghasilkan radikal bebas yang akan merusak DNA dan membran sel dengan cepat.8) Antrasenedion : MitoksantronIndikasi : Leukemia mielositik akut, kanker prostat dan payudara.Mekanisme kerja : Obat ini berikatan dengan DNA dan menyebabkan putusnya untaian DNA dengan akibat terhentinya sintesis DNA dan RNA.9) BleomisinSediaan : Bleomisin sulfat terdapat dalam vial berisi 15 unit untuk pemberian IV, IM, atau kadang-kadang SK atau intraarterial.Indikasi : Kanker paru, lambung dan anus karsinoma testis dan serviks, limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin.Mekanisme kerja : Menghambat sintesis DNA, ikatan-ikatan DNA untuk selanjutnya terjadi pemutusan untai tunggal dan ganda.10) Mitomisin CIndikasi : Kanker lambung.11) L-asparaginaseSediaan : Obat ini tersedian dalam bentuk serbuk untuk Injeksi.Indikasi : Leukemia limfositik akut.Mekanisme kerja : Asparaginase menghambat sintesis protein melalui hidrolisis asparaginase menjadi asam aspartat dan amonia. Sel leukimia, terutama limfoblast, memerlukan asparaginase eksogen, sel normal dapat memproduksi asparaginase. Asparaginase adalah daur spesifik untuk fase G1.4. Golongan Hormon dan AntagonisPemberian inhibitor hormon menimbulkan ketidakseimbangan hormon-hormon dalam badan. Ternyata hal ini dapat mempengaruhi pertumbuhan sel-sel kanker dalam jaringan-jaringan yang peka terhadap hormon. Mekanisme kerja inhibitor hormon ini adalah hormon akan berikatan dengan reseptor protein (estrogen, progesteron, kortikosteroid, androgen) pada sel kanker.Jenis-jenis obat yang termasuk dalam golongan Hormon dan Antagonis yaitu :1) PrednisonSediaan : Obat tersedia dalam bentuk tablet 5 mg dan kaptab 5 mg.Indikasi : Leukemia limfositik akut dan kronik, limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin, tumor payudara.Mekanisme kerja : Sebagai glukokortikoid, bersifat menekan sistem imun, anti radang.2) Hidroksiprogesteron kaproatIndikasi : Karsinoma payudara dan endometrium.3) Medroksiprogesteron asetatSediaan : Obat ini tersedia dalam bentuk tablet 5 mg, 10 mg, 100 mg.Indikasi : Tumor endometrium.Mekanisme kerja : Mencegah sekresi gonadotropin pituitari yang akan menghambat maturasi follicular yang menyebabkan penebalan endometrial.4) Megestrol asetatIndikasi : Tumor endometrium.5) DietilstilbestrolIndikasi : Karsinoma prostat dan payudara.6) Etinil estradiolSediaan : Obat ini tersedia dalam bentuk tablet 0,02 mg, 0,03 mg, 0,05 mg dan 0,5 mg.Indikasi : Gejala vasomotor sedang atau parah yang dihubungkan dengan menopause (Tidak ada bukti bahwa estrogen efektif mengatasi gejala kecemasan atau depresi yang mungkin terjadi selama atau sebelum menopause, oleh sebab itu tidak boleh diberikan untuk indikasi tersebut). Hipogonadism pada wanita. Terapi paliatif karsinoma prostat yang tak dapat dioperasi, pada tahap lanjut terapi paliatif kanker payudara yang tak dapat dioperasi, hanya dilakukan dengan pertimbangan khusus : misalnya pada wanita yang sudah lebih 5 tahun postmenopause dengan penyakit yang makin parah dan resisten terhadap radiasi.7) TamoksifenSediaan : Tamoksifen tersedia dalam bentuk tablet 10 mg dan 20 mg.Indikasi : Tumor payudara.Mekanisme kerja : Berikatan secara kompetitif dengan reseptor estrogen pada tumor atau target lain, membentuk kompleks nuklear yang menurunkan sintesis DNA dan menghambat efek estrogen, agen nonstreroidal dengan sifat antiestrogenik yang berkompetisi dengan estrogen untuk berikatan di bagian aktif pada payudara dan jaringan lain, sel terakumulasi pada fase Go dan G1. Sehingga tamoksifen lebih sifat sitostatik daripada sitosidal.8) Testosteron propionateSediaan : Obat ini tersedia dalam bentuk kapsul, injeksi, topikal, mucoadhesive, pellet, dan transdermal.Indikasi : Tumor payudara.Mekanisme kerja : Androgen endogen bertanggung jawab terhadap pertumbuhan dan perkembangan organ seks pria dan mempertahankan karakteristik seks sekunder pada pria yang mengalami defisiensi androgen.9) FlutamidIndikasi : Karsinoma prostat.10) Mitotan, aminoglutetimidIndikasi : Karsinoma kortek adrenal, karsinoma payudara.11) LeuprolidIndikasi : Karsinoma prostat.12) Anastrozol, letrozol, eksemestanIndikasi : Karsinoma payudara.5. Golongan Lain-lainJenis-jenis obat yang termasuk dalam golongan lain- lain yaitu :1) HidroksiureaSediaan : Obat ini tersedia dalam bentuk kapsul 500 mg.Indikasi : Leukemia mielositik kronik, melanoma malignum, polisitemia vera, trombositosis esensial.Mekanisme kerja : Hidroksi urea mempengaruhi sintesis DNA, selama fase S pada pembelahan sel, tanpa mempengaruhi sintesis RNA, inhibisi ribonukleosida difosfat reduktase, mencegah konversi ribonukleotida menjadi deoksribonukleotida, bersifat spesifik untuk fase S pada siklus sel dan menahan sel lain pada fase G1 siklus sel.2) TretinoinIndikasi : Leukimia promielositik akut.3) ImatinibIndikasi : Leukemia mielositik kronik, tumor stroma gastrointestinal, sindrom hiper eosinofilia.4) GefitinibIndikasi : Non small cell lung cancer.5) BortezumibIndikasi : Mieloma multipel.6) Interferon alfa, interleukin 2Indikasi : Hairy cell leukemia, sarkoma kaposi, melanoma malignum, tumor karsinoid, ginjal, ovarium, buli-buli, limfoma non-Hodgkin, mycosis fungoides, mieloma multipel, leukemia mielositik kronik. Indikasiantikanker yaitu : MenurutBrulecs, WHO 1973indikasipengobatandenganAntikankeradalahuntuk:1. Menyembuhkandanmenghilangkankanker2. Memperpanjanghidup3. Memperpanjangintervalbebaskanker4. Menghentikanprogresifitaskanker5. Mengecilkanvolumekanker6. TerapipaliatifEfekSampingAntikanker yaitu : 1. Terhadapsumsumtulang:leukopeni,anemi,trombositopenia.2. Terhadapsalurancerna:mual,muntah,stomatitis, gastritis,diare,ileus.3. Terhadapkardiovaskuler:kardiomiopati,hipertensi,dekompensasiocordis4. Terhadapparu: fibrosis5. Terhadaphepar: fibrosis.6. Terhadapginjal :nekrosistubulus7. Terhadapkulit:hiperpigmentasi,alopesia.8. Terhadapsyaraf:parestesi,neuropati, ,tuli.9. Terhadappankreas:pankreatitis.10. Terhadaputerus :perdarahan.11. Terhadapkandungkemih:sistitis.Mekanismeterjadinyaresistensi:1. Konsentrasiobatterbatasolehkarenavaskularisasiyangtidakadekuat.2. Kegagalanseluntukmengubahobatkedalambentukaktif3. Impermeabelitasdindingselterhadapsitostatika.4. Perubahanspesifitasenzimdalamsel.5. KatabolismeyangberlebihanolehseltumorCaramencegahresistensi:1. Pemakaiandosisintermiten2. Terapikombinasiataudisertaiimunoterapi3. Pemakaianobatberbedadengansiklusberurutan4. Jikatimbulresistensidigantidenganobatyangbermekanismekerjaberbeda.5. Pemakaianobatharussegeradihentikansesudahadaremisi.4. Kemoterapi1. Defenisi KemoterapiKemoterapi adalah proses pengobatan dengan menggunakan obat-obatan yang bertujuan untuk membunuh atau memperlambat pertumbuhan sel-sel Kanker. Banyak obat yang digunakan dalam Kemoterapi. Kemoterapi adalah upaya untuk membunuh sel-sel kanker dengan mengganggu fungsi reproduksi sel. Kemoterapi merupakan cara pengobatan kanker dengan jalan memberikan zat/obat yang mempunyai khasiat membunuh sel kanker.Kemoterapi bermanfaat untuk menurunkan ukuran kanker sebelum operasi, merusak semua sel-sel kanker yang tertinggal setelah operasi, dan mengobati beberapa macam kanker darah.Kemoterapi Merupakan bentuk pengobatan kanker dengan menggunakan obat sitostatikayaitu suatu zat-zat yang dapat menghambat proliferasi sel-sel kanker.2. Tujuan Dan Manfaat Dari Pemberian KemoterapiTujuan pemberian kemoterapi1. Pengobatan.2. Mengurangi massa tumor selain pembedahan atau radiasi.3. Meningkatkan kelangsungan hidup dan memperbaiki kualitas hidup.4. Mengurangi komplikasi akibatmetastase.Manfaat Kemoterapi1. PengobatanBeberapa jenis kanker dapat disembuhkan secara tuntas dengan satu jenis Kemoterapi atau beberapa jenis Kemoterapi.2. KontrolKemoterapi ada yang bertujuan untuk menghambat perkembangan Kanker agar tidak bertambah besar atau menyebar ke jaringan lain.3. Mengurangi GejalaBila kemotarapi tidak dapat menghilangkan Kanker, maka Kemoterapi yang diberikan bertujuan untuk mengurangi gejala yang timbul pada penderita, seperti meringankan rasa sakit dan memberi perasaan lebih baik serta memperkecil ukuran Kanker pada daerah yang diserang.3. Macam Macam Obat KemoterapiObat kemoterapi ada beberapa macam, diantaranya adalah :1. Obat golonganAlkylating agent, platinum Compouns,danAntibiotik Anthrasiklinobat golongan ini bekerja dengan antara lain mengikat DNA di inti sel, sehingga sel-sel tersebut tidak bisa melakukan replikasi.2. Obat golonganAntimetabolit, bekerja langsung pada molekul basa inti sel, yang berakibat menghambat sintesis DNA.3. Obat golonganTopoisomerase-inhibitor, Vinca Alkaloid, danTaxanesbekerja pada gangguan pembentukan tubulin, sehingga terjadi hambatan mitosis sel.4. Obat golonganEnzimseperti,L-Asparaginasebekerja dengan menghambat sintesis protein, sehingga timbul hambatan dalam sintesis DNA dan RNA dari sel-sel kanker tersebut.4. MekanismeKerja Kemoterapi KankerSebagian besar obat kemoterapi (sitostatika) yang digunakan saat ini bekerja terutama terhadap sel-sel kanker yang sedang berproliferasi, semakin aktif sel-sel kanker tersebut berproliferasi maka semakin peka terhadap sitostatika hal ini disebutKemoresponsif,sebaliknya semakin lambat prolifersainya maka kepekaannya semakin rendah , hal ini disebutKemoresisten.Pada inti sel, pada waktu sel membelah (mitosis). Makin cepat sel bermitosis, makin sensitive terhadap kemoterapi.CELL CYCLE PHASE SPECIFIC, yaitu obat yang bekerja pada sel yang berkembang aktif, jadi harus diberikan secara kontinyu.CELL CYCLE PHASE NON SPECIFIC, yaitu obat yang bekerja pada sel yang berkembang maupun yang istirahat, jadi dapat diberikan secara single bolus.5. Indikasi KemoterapiPasien dengan keganasan memiliki kondisi dan kelemahan kelemahan, yang apabila diberikan kemoterapi dapat terjadi untolerable side effect. Sebelum memberikan kemoterapi perlu pertimbangan sebagai berikut :1. Menggunakan kriteria Eastern Cooperative Oncology Group (ECOG) yaitu status penampilan 22. Jumlah lekosit 3000/ml3. Jumlah trombosit 120.0000/ul4. Cadangan sumsum tulang masih adekuat misal Hb > 105. Creatinin Clearence diatas 60 ml/menit (dalam 24 jam) ( Tes Faal Ginjal )6. Bilirubin 3000/mm7. Bentuk Sediaan Dan Dosis Dari Obat Kemoterapia. Bentuk Sediaan Dalam bentuk tablet atau kapsul yang harus diminum beberapa kali sehari. Keuntungan kemoterapi oral semacam ini adalah: bisa dilakukan di rumah. Dalam bentuk suntikan atau injeksi. Bisa dilakukan di ruang praktek dokter, rumah sakit, klinik, bahkan di rumah. Dalam bentuk infus. Dilakukan di rumah sakit, klinik, atau di rumah (oleh paramedis yang terlatih).b. DosisDihitung berdasar Luas Permukaan Tubuh (LPB). Sedangkan LPB dihitung dengan table berdasarkan tinggi badan dan berat badan.Apabila tubuh pasien makin kurus selama pemberian kemoterapi seri I dan II maka untuk pemberian seri selanjutnya harus diukur lagi LPB-nya, mis: BB = 56 kg, TB = 150 cm, LPT = 1,5m2. Dosis obat X : 50 mg/m2, berarti penderita harus mendapat obat 50 x 1,5 mg = 75 mg.8. Efek Samping KemoterapiIntensitas efek samping tergantung dari karakteristik obat, dosis pada setiap pemberian, maupun dosis kumulatif, selain itu efek samping yang timbul pada setiap penderita berbeda walaupun dengan dosis dan obat yang sama, faktor nutrisi dan psikologis juga mempunyai pengaruh bermakna.Efek samping yang selalu hampir dijumpai adalah gejala gastrointestinal, supresi sumsum tulang, kerontokan rambut. Gejala gastrointestinal yang paling utama adalah mual, muntah, diare, konstipasi, faringitis, esophagitis dan mukositis, mual dan muntah biasanya timbul selang beberapa lama setelah pemberian sitostatika danberlangsung tidak melebihi 24 jam.Gejala supresi sumsum tulang terutama terjadinya penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia), sel trombosit (trombositopenia), dan sel darah merah (anemia), supresi sumsum tulang belakang akibat pemberian sitistatika dapat terjadi segera atau kemudian, pada supresi sumsum tulang yang terjadi segera, penurunan kadar leukosit mencapai nilai terendah pada hari ke-8 sampai hari ke-14, setelah itu diperlukan waktu sekitar 2 hari untuk menaikan kadar laukositnya kembali. Pada supresi sumsum tulang yang terjadi kemudian penurunan kadar leukosit terjadi dua kali yaitu pertama-tama pada minggu kedua dan pada sekitar minggu ke empat dan kelima. Kadar leukosit kemudian naik lagi dan akan mencapai nilai mendekati normal pada minggu keenam. Leukopenia dapat menurunkan daya tubuh, trombositopenia dapat mengakibatkan perdarahan yang terus-menerus/ berlabihan bila terjadi erosi pada traktus gastrointestinal.Kerontokan rambut dapat bervariasi dari kerontokan ringan dampai pada kebotakan. efek samping yang jarang terjadi tetapi tidak kalah penting adalah kerusakan otot jantung, sterilitas, fibrosis paru, kerusakan ginjal, kerusakan hati, sklerosis kulit, reaksi anafilaksis, gangguan syaraf, gangguan hormonal, dan perubahan genetik yang dapat mengakibatkan terjadinya kanker baru.Kardiomiopati akibat doksorubin dan daunorubisin umumnya sulit diatasi, sebagian besar penderita meninggal karena pump failure, fibrosis paru umumnya iireversibel, kelainan hati terjadi biasanya menyulitkan pemberian sitistatika selanjutnya karena banyak diantaranya yang dimetabolisir dalam hati, efek samping pada kulit, saraf, uterus dan saluran kencing relatif kecil dan lebih mudah diatasi.Tergantung jenisnya,Kemoterapiada yang diberikan setiap hari, seminggu sekali, tiga minggu sekali, bahkan sebulan sekali. Berapa seri penderita harus menjalani Kemoterapi, juga tergantung pada jenis kanker penderita. Yang paling ditakuti dari kemoterapi adalah efek sampingnya. Ada orang yang sama sekali tidak merasakan adanya efek samping Kemoterapi. Ada yang mengalami efek samping ringan. Tetapi ada juga yang sangat menderita karenanya. Ada-tidak atau berat-ringannya efek samping kemoterapi tergantung pada banyak hal, antara lain jenis obat kemoterapi, kondisi tubuh Anda, kondisi psikis Anda, dan sebagainya. Efek samping Kemoterapi timbul karena obat-obat kemoterapi sangat kuat, dan tidak hanya membunuh sel-sel kanker, tetapi juga menyerang sel-sel sehat, terutama sel-sel yang membelah dengan cepat. Karena itu efek samping kemoterapi muncul pada bagian-bagian tubuh yang sel-selnya membelah dengan cepat. Efek samping dapat muncul ketika sedang dilakukan pengobatan atau beberapa waktu setelah pengobatan.Efek samping yang bisa timbul adalah antara lain:1. LemasEfek samping yang umum timbul. Timbulnya dapat mendadak atau perlahan. Tidak langsung menghilang dengan istirahat, kadang berlangsung terus hingga akhir pengobatan.2. Mual dan MuntahAda beberapa obat Kemoterapi yang lebih membuat mual dan muntah. Selain itu ada beberapa orang yang sangat rentan terhadap mual dan muntah. Hal ini dapat dicegah dengan obat anti mual yang diberikan sebelum,selama, atau sesudah pengobatan Kemoterapi. Mual muntah dapat berlangsung singkat ataupun lama.3. Gangguan PencernaanBeberapa jenis obat Kemoterapi berefek diare. Bahkan ada yang menjadi diare disertai dehidrasi berat yang harus dirawat. Sembelit kadang bisa terjadi. Bila diare: kurangi makanan berserat, sereal, buah dan sayur. Minum banyak untuk mengganti cairan yang hilang. Bila susah BAB: perbanyak makanan berserat, olahraga ringan bila memungkinkan.4. Rambut RontokKerontokan rambut bersifat sementara, biasanya terjadi dua atau tiga minggu setelah kemoterapi dimulai. Dapat juga menyebabkan rambut patah di dekat kulit kepala. Dapat terjadi setelah beberapa minggu terapi. Rambut dapat tumbuh lagi setelah kemoterapi selesai.5. Otot dan SarafBeberapa obat kemoterapi menyebabkan kesemutan dan mati rasa pada jari tangan atau kaki serta kelemahan pada otot kaki. Sebagian bisa terjadi sakit pada otot.6. PerdarahanKeping darah (trombosit) berperan pada proses pembekuan darah. Penurunan jumlah trombosit mengakibatkan perdarahan sulit berhenti, lebam, bercak merah di kulit.7. AnemiaAnemia adalah penurunan jumlah sel darah merah yang ditandai oleh penurunan Hb (hemoglobin). Karena Hb letaknya di dalam sel darah merah. Akibat anemia adalah seorang menjadi merasa lemah, mudah lelah dan tampak pucat.8. Kulit dapat menjadi kering dan berubah warnaLebih sensitive terhadap matahari. Kuku tumbuh lebih lambat dan terdapat garis putih melintang.Setiap obat memiliki efek samping yang berbeda! Reaksi tiap orang pada tiap siklus juga berbeda! Tetapi Anda tidak perlu takut. Bersamaan dengan kemoterapi, biasanya dokter memberikan juga obat-obat untuk menekan efek sampingnya seminimal mungkin. Lagi pula semua efek samping itu bersifat sementara. Begitu kemoterapi dihentikan, kondisi Anda akan pulih seperti semula.Beberapa produk suplemen makanan mengklaim bisa mengurangi efek samping kemoterapi sekaligus membangun kembali kondisi tubuh Anda. Anda bisa menggunakannya, tetapi konsultasikanlah dengan ahlinya, dan sudah tentu dengan dokter Anda juga.Saat ini, dengan semakin maraknya penggunaan obat-obatan herbal (yang semakin diterima kalangan kedokteran), banyak klinik yang mengaku bisa memberikan kemoterapi herbal yang bebas efek samping. Kalau Anda bermaksud menggunakannya, pastikan yang menangani Anda di klinik tersebut adalah seorang dokter medis. Paling tidak Anda harus berkonsultasi dengan dokter yang merawat Anda, dan lakukan pemeriksaan laboratorium secara teratur untuk memantau hasilnya.9. Cara Mengatasi Efek Samping Kemoterapia. Pemberian anti mual dan muntahSaat merasa mual duduk ditempat yang segarb. Makan makanan tinggi kadar protein dan karbohidrat (sereal, bakso, puding, susu, roti panggang, sup, yoghurt, keju, susu kental, kurma, kacang, dll)c. Lakukan perawatan mulut dengan menggosok gigi sebelum tidur dan setelah makan. Bila tidak dapat menggosok gigi karena gusi berdarah, gunakan pembersih mulutd. Berikan pelembab bibir sesuai kebutuhane. Hindari rokok, makanan pedas dan air es.Dalam beberapa penelitian kemoterapi mampu menekan jumlah kematian penderita kanker tahap dini, namun bagi penderita kanker tahap akhir / metastase, tindakan kemoterapi hanya mampu menunda kematian atau memperpanjang usia hidup pasien untuk sementara waktu.

B. Penggolongan Dan Penamaan Obat Antimikroba dan Antiparasit1. Pengertian Antimikroba dan AntiparasitAntimikroba (AM) ialah obat pembasmi mikroba, khususnya mikroba yang merugikan manusia.Antiparasit termasuk dalam antimikroba.Dalam pembicaan di sini, yang dimaksud dengan mikroba terbatas pada jasad renik yang tidak termasuk kelompok parasit.Berdasarkan sifat toksisitas selektif, ada anti mikroba yang bersifat menghambat pertumbuhan mikroba, dikenal sebagai aktifitas bakteriostatik dan ada yang bersifat membunuh mikroba, dikenal sebagai aktivitas bakterisid.Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi, yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain. Banyak antibiotik dewasa ini dibuat secara semisintetik atau sintetik penuh. Namun dalam praktek sehari-hari AM sintetik yang tidak diturunkan dari produk mikroba (misalnya sulfonamida dan kuinolon) juga sering digolongkan sebagai antibiotik.Obat yang digunakan untuk membasmi mikroba,penyebab infeksi pada manusia,ditentukan harus memiliki sifat toksisitas selektifsetnggi mungkin. Artinya,abat harus bersifat sangat toksik umtuk mikroba,tetapi relatif tidak toksik untuk hospes. Sifat tokosisitas selektif yang absolute belum atau mungkin tidak diperoleh.Suatu zat antimikroba yang ideal memiliki toksisitas selektif. Istilah ini berarti bahwa suatu obat berbahaya bagi parasit tetapi tidak membahayakan inang. Seringkali, toksisitas selektif lebih bersifat relatif dan bukan absolut; ini berarti bahwa suatu obat yang pada konsentrasi tertentu dapat ditoleransi oleh inang, dapat merusak parasit. Antibiotika yang ideal sebagai obat harus memenuhi syarat-syarat berikut:1. Mempunyai kemampuan untuk mematikan atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang luas (broad spectrum antibiotic)2. Tidak menimbulkan terjadinya resistensi dari mikroorganisme pathogen3. Tidak menimbulkan pengaruh samping (side effect) yang buruk pada host, seperti reaksi alergi, kerusakan syaraf, iritasi lambung, dan sebagainya4. Tidak mengganggu keseimbangan flora yang normal dari host seperti flora usus atau flora kulit.Kemoterapeutika dapat melakukan aktivitasnya lewat beberapa mekanisme, terutama dengan penghambatan sintesa materi penting dari bakteri, misalnya:1. Dinding sel : sintesanya terganggu sehingga dinding menjadi kurang sempurna dan tidak tahan terhadap tekanan osmotis dari plasma dengan akibat pecah.Contohnya : kelompok penisilin dan sefalosporin.2. Membran sel : molekul lipoprotein dari mambran plasma (di dalam dinding sel) dikacaukan sintesanya, hingga menjadi lebih permeable. Hasilnya, zat-zat penting dari isi sel dapat merembas keluar. Contohnya : polipeptida dan polyen (nistatin, amfoterisin) dan imidazol (mikonazol, ketokonazol, dan lain-lain).3. Protein sel : sintesanya terganggu, misalnya kloramfenikol, tetrasiklin, aminoglikosida, dan makrolida.4. Asam-asam inti (DNA, RNA) : rifampisin (RNA), asam nalidiksat dan kinolon, IDU, dan asiklovir (DNA).5. Antagonisme saingan. Obat menyaingi zat-zat yang penting metabolisme kuman hingga pertukaran zatnya terhenti, antara lain sulfonamida, trimetoprim, PAS, dan INH.Sifat anti mikroba dapat berbeda satu dengan yang lainnya. Umpumanya, penisilin G bersifat aktif terutama terhadap bakteri gram positif , sedangkan bakteri gram negatif pada umumnya tidak peka ( resisiten) terhadap penisilin G:Streptomomisin memiliki sifat yang sebaliknya ; tetrasiklin aktif terhadap beberapa bakteri gram positif maupun gram negative, dan juga terhadap Rickettsia dan Chlamydia. Berdasarkan sifat ini antimikroba dibagi menjadi 2 kelompok yaitu berspektrum sempit, umpamanya benzyl penisilin dan streptomizin, dan berspektrum luas umpamanya tetrasiklin dan kloramfenikol. Batas antara kedua jenis spectrum ini terkadang tidak jelas.2. Penggolongan Obat Antimikroba dan Antiparasita. AntimikrobaObat antimikroba (antibiotik) dapat dikelompokkan berdasarkan:1. Daya Bunuh atau Daya Kerjanya Dalam Zat Bakterisid dan Zat BakteriostatisObat jenis ini dapat dikelompokan menjadi :a. BakterisidAntibiotika yang bakterisid secara aktif membasmi kuman. Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah penisilin, sefalosporin, aminoglikosida (dosis besar), kotrimoksazol , polipeptida, rifampisin, isoniazid dll.b. BakteriostatikAntibiotika bakteriostatik bekerja dengan mencegah atau menghambat pertumbuhan kuman, tetapi tidak membunuhnya, sehingga pembasmian kuman sangat tergantung pada daya tahan tubuh. Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah sulfonamida, tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin, trimetropim, linkomisin, makrolida, klindamisin, asam paraaminosalisilat, dll.Manfaat dari pembagian ini dalam pemilihan antibiotika mungkin hanya terbatas, yakni pada kasus pembawa kuman (carrier), pada pasien-pasien dengan kondisi yang sangat lemah (debilitated) atau pada kasus-kasus dengan depresi imunologik tidak boleh memakai antibiotika bakteriostatik, tetapi harus bakterisid.2. Berdasarkan Spektrum Kerja Antibiotik yaitu Luas AktivitasPenggolongan obat ini berarti aktif terhadap banyak atau sedikit jenis mikroba. Dapat dibedakan menjadi antibiotik dengan aktivitas sempit dan luas.a. Spektrum luas (aktivitas luas) : antibiotik yang bersifat aktif bekerja terhadap banyak jenis mikroba yaitu bakteri gram positif dan gram negative. Contoh antibiotik dalam kelompok ini adalah sulfonamid, ampisilin, sefalosforin, kloramfenikol, tetrasiklin, dan rifampisin.b. Spektrum sempit (aktivitas sempit) : antibiotik yang bersifat aktif bekerja hanya terhadap beberapa jenis mikroba saja, bakteri gram positif atau gram negatif saja. Contohnya eritromisin, klindamisin, kanamisin, hanya bekerja terhadap mikroba gram-positif. Sedangkan streptomisin, gentamisin, hanya bekerja terhadap kuman gram-negatif.3. Berdasarkan Tempat kerjanyaa. Dinding sel, menghambat biosintesis peptidoglikan, Contoh obat: penisilin, sefalosporin, basitrasin, vankomisin, sikloserin.b. Membran sel, fungsi dan integritas membran sel, Contoh obat: nistatin, amfoteresin, polimiksin B.c. Asam nukleat, menghambat biosintesis DNA, mRNA, biosintesis DNA dan mRNA Contoh obat: mitomisin C, rifampisin, griseofilvind. Ribosom, menghambat biosintesis protein (subunit 30S prokariotik contoh: aminosiklitol, tetrasiklin, subunit 50S prokariotik contoh: amfenicol, makrolida, linkosamida.4. Berdasarkan Cara KerjanyaAntibiotika golongan ini dibedakan berdasarkan sasaran kerja senyawa tersebut dan susunan kimiawinya. Ada enam kelompok antibiotika dilihat dari target atau sasaran kerjanya.a. Inhibitor sintesis atau mengaktivasi enzim yang merusak dinding sel bakteri sehingga menghilangkan kemampuan berkembang biak dan sering kali terjadi lisis, mencakup golongan Penicsillin, Polipeptida, sikloserin, basitrasin, vankomisin dan Sefalosporin, misalnya ampisillin, penisillin G;b. Inhibitor transkripsi dan replikasi, mencakup golongan Quinolone, misalnya rifampicin, actinomycin D, nalidixic acid;c. Inhibitor sintesis protein, yang mengganggu fungsi ribosom bakteri, menyebabkan inhibisi sintesis protein secara reversibel, mencakup banyak jenis antibiotik, terutama dari golongan Macrolide, Aminoglycoside, dan Tetracycline, misalnya gentamycin, chloramphenicol, kanamycin, streptomycin, oxytetracycline.d. Inhibitor fungsi membran sel, mempengaruhi permeabilitas sehingga menimbulkan kehilangan senyawa intraselular. misalnya ionomycin, valinomycin dan polimiksine. Inhibitor fungsi sel lainnya, misalnya difiksasi pada subunit ribosom 30 S menyebabkan timbunan kompleks pemula sintesis protein, salah membaca kode mRNA, produksi polipeptida abnormal. Contoh aminoglikosida, golongan sulfa atau sulfonamida, misalnya oligomycin, tunicamycin; danf. Antimetabolit yang mengganggu metabolisme asam nukleat. Contoh rifampin (inhibisi RNA polimerase yang dependen DNA),azaserine.Pembagian ini walaupun secara rinci menunjukkan tempat kerja dan mekanismenya terhadap kuman, namun kiranya kurang memberikan manfaat atau membantu praktisi dalam memutuskan pemilihan obat dalam klinik. Masing-masing cara klasifikasi mempunyai kekurangan maupun kelebihan, tergantung kepentingannya.5. Berdasarkan Penyakitnyaa. Golongan Penisilin DeskripsiPenisilindihasilkan oleh fungiPenicillinum chrysognum. Memiliki cincin b-laktam yang diinaktifkan oleh enzim b-laktamase bakteri. Aktif terutama pada bakteri gram (+) dan beberapa gram (-). Sejarah dan SumberPada tahun 1928 di London,Fleming menemukan antibiotika pertama yaitu penisilin yang satu decade kemudian dikembangkan oleh Florey daru biakan penicillium notatum untuk penggunaan sistemik kemudian digunakan P. chrysogenum yang menghasilkan lebih banyak penisilin.Penisilin yang digunakan dalam pengobatan terbagi dalam penisilin alam dan penisilin semisintetik. Penisilin semisintetik diperoleh dengan cara mengubah struktur kimia penisilin alam atau dengan cara sintetis dari inti penisilin yaitu asam 6aminopenisilanat (6-APA). Sebagai bahan dasar untuk penisilin semisintetik,6-APA dapat pula disintetis dengan memecah rantai samping. Kimia dan KlasifikasiPenisilin dan sefalosporin kelompok antibiotic betalaktam yang telah lama dikenal. Pada permulaan tahun 1970 telah didapatkan kelompok ke tiga antibiotika betalaktam yaitu kelompok asam 6-amidinopenisilanat,dengan mesilinam sebagai antibiotic pertama dari kelompok ini.Penisilin meruoakan asam organic,terdri dari satu inti siklik dengan satu rantai samping. Inti siklik terdiri dari cincin tiazolidin dan cincin betalaktam. Rantai samping merupakan gugus amino bebas yang dapat meningkat berbagai jenis radikal. Dengan mengikat berbagai radikal pada gugus amino bebas tersebut akan diperoleh berbagai jenis penisilin,misalnya pada penisilin G,radkalnya adalah gugus benzyl. Penisilin G untuk suntikan biasanya tersedia sebagai garam Na dan K. bila atom H pada gugus karboksil diganti dengan prokain,diperoleh penisilin G prokain yang sukar larut dalam air,sehinnga dengan suntikan IM akan didapatkan absorbsi yang lambat dan masa kerja lama. Klasifikasi PenicillinBerdasarkan sifat kimia yang menonjol dibedakan ke dalam 5 kelompok sebagai berikut :1) Penicillin alamiMisalnya penicillin-G, yang dihasilkan dari biakan jamur yang diekstraksi dan kemudian dimurnikan. Kalau diberikan secara oral kelompok penicillin ini cepat mengalami hidrolisis oleh asam lambung2) Penicillin yang tahan asamTermasuk asam lambung, kelompok penicillin ini memiliki gugus phenoxyl yang terikat oleh gugus alkyl dari rantai acylnya. Dalam kelompok ini terdapat Phenoxy-methyl-penicillin, Phenoxy-aethyl-penicillin, Phebenicillin, Amoxicillin dan Ampiciliin.3) Penicillin yang tahan terhadap enzim penicillinase ( laktamase)Yang disebabkan oleh penggantian cincin aromatis untuk melindungi cincin laktam. Termasuk kelompok ini adalah Methicillin, Azidocillin dan Pirazocillin.4) Penicillin yang tahan asam dan enjima penicillinaseTermasuk kelompok ini meliputi Oxacillin, Nafcillin, Cloxacillin, Quinacillin dan Dicloxacillin.5) Penicilin yang memiliki spektrum anti bakterial luas terhadap kuman gram positif dan negatif.Termasuk kelompok ini adalah Ampicillin, Carbenicillin, Epicillin, Suncillin, Hetacillin dan Carfecilin Mekanisme kerjaDinding sel kuman terdiri dari suatu jaringan peptidoglikan, yaitu polimer dari senyawa amino dan gula, yang saling terikat satu dengan yang lain (crosslinked) dan dengan demikian memberikan kekuatan mekanis pada dinding. Penicillin dan sefalosporin menghindarkan sintesa lengkap dari polimer ini yang spesifik bagi kuman dan disebut murein. Bila sel tumbuh dan plasmanya bertambah atau menyerap air dengan jalan osmosis, maka dinding sel yang tak sempurna itu akan pecah dan bakteri musnah .Penisilin menghambat pembentukan Mukopeptida yang diperlukan untuk sintesis dinding sel mikroba. Terhadap mikroba yang sensitif, Penisilin akan menghasilkan efek bakterisid (membunuh kuman) pada mikroba yang sedang aktif membelah. Mikroba dalam keadaan metabolik tidak aktif (tidak membelah) praktis tidak dipengaruhi oleh Penisilin, kalaupun ada pengaruhnya hanya bakteriostatik (menghambat perkembangan).Penicillin bersifat bakterisid dan bekerja dengan cara menghambat sintesis dinding sel. Obat ini berdifusi dengan baik di jaringan dan cairan tubuh, tapi penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami infeksi. Obat ini diekskresi ke urin dalam kadar terapeutik. Probenesid menghambat ekskresi penicillin oleh tubulus ginjal sehingga kadar dalam darah lebih tinggi dan masa kerjanya lebih panjang.Penicillin berpengaruh terhadap sel yang sedang tumbuh dan hanya berpengaruh kurang berarti terhadap kuman yang sedang tidak aktif tumbuh (dorman). Penicillin tidak mempengaruhi sel-sel jaringan mamalia, karena sel mamalia tidak memiliki dinding masif seperti halnya pada kuman. FarmakokinetikA. AbsorbsiPenisilin G mudah rusak dalam keadaan asam ( Ph 2 ) cairan lambung dengan ph 4 tidak terlalu merusak penisilin. Bila dibandingkan dengan dosis oral terhadap IM , maka untuk mendapatkan kadar efektif dalam darah, dosis penisilin G oral haruslah 4 5 kali lebih besar dari pada dosis IM. Oleh karena itu penisilin G tidak di anjurkan untuk diberikan oral.Penisilin tahan asam pada umumnya dapat menghasilkan kadar obat yang dikehendaki dalam plasma dengan penyesuaian dosis oral yang tidak terlalu berfariasi, walaupun beberapa penisilin oral di absorbs dalam proporsi yang cukup kecil. Adanya makanan akan menghambat absorbsi, tetapi beberapa diantaranya di hambat secara tidak bermakna. Penisilin V walaupun relative tahan asam, 30 % mengalami pemecahan disaluran cerna bagian atas, sehingga tidak sempat di absorbs.Absorbsi ampisilin oral tidak lebih baik dari penisilin V. adanya makanan dalam saluran cerna akan menghambat absorbsi obat. Perbedaan absorbs ampisilin bentuk trihidrat dan bentuk anhidrat tidak memberikan perbedaan bermakna dalam penggunaan diklinik.B. DistribusiPenisilin G di distribusi luas dalam tubuh. Kadar obat yang memadai dapat tercapai dalam hati, empedu, ginjal, usus, limfa dan semen, tetapi dalam CSS sukar sekali dicapai kadar 0,5 IU/ml dalam CSS walaupun kadar plasmanya 50 IU/ml. adanya radang meninggen lebih memudahkan penetrasi penisilin G ke CSS tetapi tercapai tidaknya kadar efektif tetap sukar di ramalkan. Pemberian intratekal jarang dikerjakan karena resiko yang lebih tinggi dan efektivitasnya tidak memuaskan.Distribusi fenoksimetil penisilin isoksazolil dan metisilin pada umumnya sama dengan penisilin G. dengan dosis yang sama, kadar puncak dalam serum tertinggi dicapai oleh diklosasilin, sedangkan kadar tertinggi obat bebas dalam serum di capai oleh flukloksasilin. Perbedaannya nyata terlihat antara lain adalah dalam hal pengikatan oleh protein plasma. Penisilin isopsazolil memiliki angka ikatan protein tertinggi.C. Biotrasformasi dan ekskresiBiotrasformasi penisilin umumnya dilakukan oleh mikroba berdasarkan pengaruh enzim penisilinase dan amidase. Proses biotransformasi oleh hospes tidak bermakna. Akibat pengaruh penisilinase terjadi pemecahan cincin betalaktam, dengan kehilangan seluruh aktivitas antimikroba. Amidase memecah rantai samping, dengan akibat penurunan potensi antimikroba.Diantara semua penisilin, hanya penisilin isoksazolil dan metisilin yang tahan terhadap pengaruh penisilinase sedangkan amidase dapat mempengaruhi semua penisilin tanpa terkecuali. Untungnya tidak banyak mikroba yang menghasilkan enzim amidase.Penisilin umumnya di eksresi melalui proses sekresi di tubuli ginjal yang dapat di hambat oleh probenesit. Masa paruh eliminasi penisilin dalam darah diperpanjang ole probenesit menjadi 2 3 kali lebih lama. Beberapa obat lain juga meningkatkan masa paruh eliminasi penisilin dalam darah. Kegagalan fungsi ginjal sangat memperlambat eksresi penisilin. FarmakodinamikPenisilin menghambat pembentukan mukopeptida yang diperlukan untuk sintesis dinding sel mikroba. Terhadap mikroba yang sensitive penisilin akan menghasilkan efek bakterisik. Mekanisme kerja antibiotika betalakta dapat diringkas dengan urutan sebagai berikut:1) Obat bergabung dengan penicillin binding protein ( PBPs ) pada kuman.2) Terjadi hambatan sintesis dinding sel kuman karena proses transteptidasi antar rantai peptidoglikan terganggu.3) Kemudian terjadi aktivasi enzim proteulitik pada dinding sel.Diantara semua penisilin, penisilin G mempunyai aktivitas terbaik terhadap kuman gram positif yang sensitive. Kelompok ampisilin, walaupun spectrum AM nya lebar, aktivitasnya terhadap mikroba gram positif tidak sekuat penisilin G, tetapi efektif terhadap beberapa mikroba gram negative dan tahan asam , sehingga dapat diberikan peroral.Mekanisme Resistensi terhadap penisilin adalah :1. Pembentukan enzim betalaktamase misalnya pada kuman S. aureus, H. influenza, Gonococus dan berbagai batang gram negative pada umumnya kuman gram negative mensekresi beta laktamase ekstraseluler dalam jumlah relative besar. Kuman gram negative hanya sedikit mensekresi keluar betalaktamase tetapi tempatnya strategis. Kebanyakan jenis betalaktamase dihasilkan oleh kuman melalui kendali genetik oleh plasmid.2. Enzim autolisin kuman tidak bekerja sehingga timbul sifat toleran kuman terhadap obat.3. Kuman tidak memiliki dinding sel.4. Perubahan PBP atau obat tidak dapat mencapai PBP.Enzim penisilinase selain bersifat konstitutif dapat pula dirangsang pembentukkannya justru dengan penggunaan penisilin yang pada dasarnya merupakan substrat yang sukar dirusak oleh enzim tersebut. Contoh :a) AmoksisilinNama dagang : Ammoxillin, AmosineIndikasi : infeksi pada saluran napas, saluran genito-urinaria, GonnorrhoeaKontra indikasi : hipersensitif terhadap Penisilin, gangguan ginjal, leukimia limfatik.Efek samping : gangguan ginjal, reaksi hipersensitifDosis : dewasa 250-500 mg 3 x sehari, anak-anak (7-12 th) 10 ml sirop 125 mg/ 5mlb) AmpisilinNama dagang : Ambiopi, AmpisilinIndikasi : ISK, saluran pernapasan dan pencernaanKontra indikasi : hipersensitifEfek samping : mual, muntah, diare,hipersensitifDosis: 250-500 mg 4 x sehari selama 5-10 harib. Golongan Sefalosporin Deskripsi : Sefalosporin termasuk golongan antibiotika Betalaktam. Sefalosporin aktif terhadap kuman gram positif maupun garam negatif, tetapi spektrum masing-masing derivat bervariasi. Dihasilkan oleh jamurCephalosporium acremonium. Sefalosporin terbagi dalam beberapa generasi, yaitu: Sefalosporin generasi pertamaSefalosporin generasi pertama termasuk di dalamnya sefadroxil, sefazolin, sefalexin, sefalotin, sefafirin, dan sefradin. Obat - obat ini sangat aktif terhadap kokus gram positif seperti pnumokokus, streptokokus, dan stafilokokus. Sefalosporin generasi keduaAnggota dari sefalosporin generasi kedua, antara lain: sefaklor, sefamandol, sefanisid, sefuroxim, sefprozil, loracarbef, dan seforanid. Secara umum, obat obat generasi kedua memiliki spektrum antibiotic yang sama dengan generasi pertama. Hanya saja obat generasi kedua mempunyai spektrum yang diperluas kepada bakteri gram negatif. Sefalosporin generasi ketigaObatobat sefalosporin generasi ketiga adalah sefeperazone, sefotaxime, seftazidime, seftizoxime, seftriaxone, sefixime, seftibuten, moxalactam, dll. Obat generasi ketiga memiliki spektrum yang lebih diperluas kepada bakteri gram negatif dan dapat menembus sawar darah otak. Sefalosporin generasi keempatSefepime merupakan contoh dari sefalosporin generasi keempat dan memiliki spektrum yang luas. Sefepime sangat aktif terhadap haemofilus dan neisseria dan dapat dengan mudah menembus CSS (Katzung, 2007). Mekanisme kerja: Seperti antibiotik Betalaktam lain, mekanisme kerja antimikroba Sefalosporin ialah dengan menghambat sintesis dinding sel mikroba. Yang dihambat adalah reaksi transpeptidase tahap ketiga dalam rangkaian reaksi pembentukan dinding sel. Obat golongan ini berkaitan dengan penisilin dan digunakan untuk mengobati infeksi saluran pencernaan bagian atas (hidung dan tenggorokan) seperti sakit tenggorokan, pneumonia, infeksi telinga, kulit dan jaringan lunak, tulang, dan saluran kemih (kandung kemih dan ginjal). Contoh :1) SefadroksilNama dagang : BiodroxilIndikasi : Infeksi saluran nafas, kulit dan jaringan, tulang dan jaringan artikulasiKontra indikasi : HipersensitifEfek samping : gejala ruam kulitDosis : dewasa 1-2 g per hari terbagoi menjadi 2 dosis. Pengobatan dilakukan selama 2-3 hari setelah gejala hilang.2) SefoperazonNama dagang : Biofotik, CefobidIndikasi : Infeksi saluran napas , saluran kemih, meningitis.Kontra indikasi : HipersensitifEfek samping : ruam makulopapula, urtikaria.Dosis : dewasa 2-4 g per hari dalam dosis terbagi setiap 12 jam.3) SefotaksimNama dagang : Biocef, CefoxalIndikasi : Infeksi bakteri pada saluran napas bawah, saluran cerna, tulang, dan sendi.Kontra indikasi : HipersensitifEfek samping : diare, nyeri abdomen, ruam kulitDosis : dewasa 1 g setiap 12 jam.c. Golongan Tetracycline Deskripsi: Diperoleh dariStreptomyces aureofaciens&Streptomyces rimosus. Khasiatnya bersifat bakteriostatik , pada pemberian iv dapat dicapai kadar plasma yang bersifat bakterisid lemah. Mekanisme kerja : Mengganggu sintesis protein kuman Spektrum kerjanya luas kecuali terhadap Psudomonas & Proteus. Juga aktif terhadap Chlamydia trachomatis (penyebab penyakit mata), leptospirae, beberapa protozoa. Contoh :a) TetrasiklinNama dagang : Bimatra, TetrasanbeIndikasi : Infeksi bakteri positif dan negatif, infeksi ricketssiaKontra indikasi : gangguan ginjalEfek samping : gangguan saluran cerna, anoreksia, dermatitis, urtikaria, anafilaksisDosis : Dewasa 500 mg 4 x sehari, anak : 25-50 mg /kg/BB /hari terbagi menjadi 4 dosisb) DoksisiklinNama dagang : Doxin, DoxicorIndikasi : infeksi saluran nafas,saluran pencernaan, saluran individu, saaluran kemih dan kelaminKontra indikasi : kerusakan hati, diskrasia darah, hipersensitifitasEfek samping : gangguan saluran pencernaan, kerusakan hati.Dosis: Dewasa hari I 200 mg, dilanjutkan dengan 100 mg 1 x sehari pada hari berikutnya.d. Golongan Kloramfenikol Mekanisme kerja : Kloramfenikol bekerja dengan jalan menghambat sintesis protein kuman. Yang dihambat adalah enzim peptidil transferase yang berperan sebagai katalisator untuk membentuk ikatan-ikatan peptida pada proses sintesis protein kuman. Efek toksis Kloramfenikol pada sel mamalia terutama terlihat pada sistem hemopoetik/darah dan diduga berhubungan dengan mekanisme kerja Kloramfenikol. Indikasi : Bersifat bakteriostatik terhadap Enterobacter & S. aureus berdasarkan perintangan sintesis polipeptida kuman. Bersifat bakterisid terhadap S. pneumoniae, N. meningitidis & H. influenza. Obat golongan ini digunakan untuk mengobati infeksi yang berbahaya yang tidak efektif bila diobati dengan antibiotic yang kurang efektif. Penggunaannya secara oral, sejak thn 1970-an dilarang di negara barat karena menyebabkan anemia aplastis. Sehingga hanya dianjurkan pada infeksi tifus (salmonella typhi) dan meningitis (khusus akibat H. influenzae). Juga digunakan sebagai salep 3% tetes/salep mata 0,25-1%. Contoh : Kloramfenikol, Turunannya yaitu tiamfenikol. Nama Dagang : Colme, Anicol, Biothicol. Kontra indikasi : hipersensitif, penderita gangguan fungsi hati dan ginjal. Dosis : Dewasa 4 x sehari 250-500 mg, anak-anak25-50 mg /kg dalam dosis terbagi 3-4 x sehari Efek samping :1) Reaksi HematologikTerdapat dalam 2 bentuk yaitu: Reaksi toksik dengan manifestasi depresi sumsum tulang.Kelainan ini berhubungan dengan dosis, menjadi sembuh dan pulih bila pengobatan dihentikan. Reaksi ini terlihat bila kadar Kloramfenikol dalam serum melampaui 25 mcg/ml. Bentuk yang kedua bentuknya lebih buruk karena anemia yang terjadi bersifat menetap seperti anemia aplastik dengan pansitopenia. Timbulnya tidak tergantung dari besarnya dosis atau lama pengobatan. Efek samping ini diduga disebabkan oleh adanya kelainan genetik.2) Reaksi AlergiKloramfenikol dapat menimbulkan kemerahan kulit, angioudem, urtikaria dan anafilaksis. Kelainan yang menyerupai reaksi Herxheimer dapat terjadi pada pengobatan demam Tifoid walaupun yang terakhir ini jarang dijumpai.3) Reaksi Saluran CernaBermanifestasi dalam bentuk mual, muntah, glositis, diare dan enterokolitis.4) Sindrom GrayPada bayi baru lahir, terutama bayi prematur yang mendapat dosis tinggi (200 mg/kg BB) dapat timul sindrom Gray, biasanya antara hari ke 2 sampai hari ke 9 masa terapi, rata-rata hari ke 4.Mula-mula bayi muntah, tidak mau menyusui, pernafasan cepat dan tidak teratur, perut kembung, sianosis dan diare dengan tinja berwarna hijau dan bayi tampak sakit berat. Pada hari berikutnya tubuh bayi menjadi lemas dan berwarna keabu-abuan; terjadi pulahipotermia(kedinginan).5) Reaksi NeurologikDapat terlihat dalam bentuk depresi, bingung, delirium dan sakit kepala.e. Golongan Makrolid Deskripsi : Eritromisin merupakan bentuk prototipe dari obat golongan makrolida yang disintesis dari S.erythreus. Eritromisin efektif terhadap bakteri gram positif terutama pneumokokus, streptokokus, stafilokokus, dan korinebakterium. Aktifitas antibakterial eritromisin bersifat bakterisidal dan meningkat pada pH basa (Katzung, 2007). Mekanisme kerja : Golongan Makrolida menghambat sintesis protein kuman dengan jalan berikatan secara reversibel dengan Ribosom subunit 50S,sehingga mengganggu sintesis protein. Bersifat bakteriostatik atau bakterisid tergantung dari jenis kuman dan kadar obat Makrolida. Contoh :a) KlaritromisinNama Dagang : Abbotic, BinoklarIndikasi : Infeksi saluran pernapasan,otitis media akut, infeksi saluran kulitKontra indikasi : Hipersensitivitas, gagal jantung, ibu hamil dan menyusui.Efek samping : Diare, mual, pengecapan yang abnormal, ketidaknyamanan pada perut.Dosis : dewasa 250-500 mg 2 x sehari selama 7-14 harib) EritromisinNama dagang : Bannthrocin, DuramycinIndikasi : infeksi Streptokokus, Mycoplasma pneumoniae,Treponema pallidum, ClostridiumKontra indikasi : gangguan fungsi hati.Efek samping : kejang perut, mual, muntah, diare.Dosis:250-500 mg 4 x seharic) AzitromisinNama dagang : Mezatrin, ZithromaxIndikasi : Infeksi saluran nafas atas dan bawah, penyakit yang ditularkan melalui hubungan seks.Kontra indikasi : hipersensitif, pemberian bersama dengan derivat ergot.Efek samping : mual, muntah, diare, nyeri perut dan dada, palpitasi,vertigo.Dosis : 500 mg (hari I) dilanjutkan 250 mg (hari II-V)f. Golongan Kuinolon Mekanisme kerja : Pada saat perkembangbiakkan kuman ada yang namanya replikasi dan transkripsi dimana terjadi pemisahan double helix dari DNA kuman menjadi 2 utas DNA. Pemisahan ini akan selalu menyebabkan puntiran berlebihan pada double helix DNA sebelum titik pisah. Hambatan mekanik ini dapat diatasi kuman dengan bantuan enzim DNA girase. Peranan antibiotika golongan Kuinolon menghambat kerja enzim DNA girase pada kuman dan bersifat bakterisidal, sehingga kuman mati. Efek Samping :Golongan antibiotika Kuinolon umumnya dapat ditoleransi dengan baik. Efek sampingnya yang terpenting ialah pada saluran cerna dan susunan saraf pusat. Manifestasi pada saluran cerna,terutama berupa mual dan hilang nafsu makan, merupakan efek samping yang paling sering dijumpai. Efek samping pada susunan syaraf pusat umumnya bersifat ringan berupa sakit kepala, vertigo, dan insomnia. Efek samping yang lebih berat dari Kuinolon seperti psikotik, halusinasi, depresi dan kejang jarang terjadi. Penderita berusia lanjut, khususnya dengan arteriosklerosis atau epilepsi, lebih cenderung mengalami efek samping ini. Contoh :a) SiprofloksasinNama Dagang: Bactiprox,BaquinorIndikasi : Infeksi saluran nafas bawah, infeksi kulit, jaringan lunak, saluran kemih dan pencernaanKontra indikasi : Hipersensitif, hamil dan menyusui, anak-anak dan remajaDosis: dewasa 200 mg setiap 12 jam (infeksi saluran kemih ringan), 400 mg setiap 12 jam, (infeksi berat)b) OfloksasinNama dagang : Akilen, DanoflokIndikasi : ISK, uretritis, servistis, saluran nafas bawah, enteritis bakterial.Kontraindikasi:Hipersensitivitas, hamil dan menyusui, anak-anak sebelum pubertasDosis: dewasa 100-400 mg 1-2 x sehari selama 10 haric) LevofloksasinNama dagang : Cravit, DifloxinIndikasi : Pnemonia, bronkitis akutKontraindikasi : Hipersensitif, epilepsi, anak, remaja, hamil dan menyusuiDosis : oral, parenteral 250-500 mg 1 x seharig. Golongan Aminoglikosida Deskripsi : Dihasilkan oleh fungi Streptomyces & micromonospora. Mekanisme kerjanya : bakterisid, berpenetrasi pada dinding bakteri dan mengikatkan diri pada ribosom dalam sel.Semua anggota aminoglikosida diketahui menghambat sintesis protein bakteri dengan mekanisme yang ditentukan untuk streptomisin. Aktivitas aminoglikosida dipengaruhi oleh berbagai faktor terutama perubahan pH, keadaan aerobik dan anaerobik. Aktivitas aminoglikosida lebih tinggi pada suasana alkali daripada suasan asam. Contoh :a) AmikasinaNama dagang : Alostil, AmikinIndikasi :infeksi kuman Gram nefatif pada intra abdominal, jaringan lemak, combustio, saluran nafas bawah, saluran kemih.Konta indikasi :-Efek samping : ototoksis, nefrotoksikDosis :15 mg/kg/BB/hari terbagi dalam 2 dosis (im).b) GentamisinNama dagang: Ethigent, GentamerckIndikasi:Infeksi mikroba pada gentamisin,septikemia bakteri, infeksi mikroba gram negatif dengan komplikasi, ISK, saluran napas, saluran cerna.Kontra indikasi: hipersensesitifEfek samping: telinga berdengung, vertigo, tinitus, pusing.Dosis: dewasa 3 mg/kg dalam dosis terbagi tiap 8 jam (im)c) KanamisinNama dagang:Kanarco, KanoxinIndikasi:Infeksi saluran napas, bronkitis, GO, ISK, uretritis.Kontra indikasi: HipersensitifEfek samping: Ototoksisitas, hipersensitif, avitaminosis, gangguan ginjalDosis: 15 mg/kg/BB/hari terbagi dalam 2-4 dosis.d) SpektinomisinNama dagang:TrobicinIndikasi:Uretritis dan proktitis gonokokus akutKontra indikasi: hipersensitifEfek samping: -Dosis: dewasa suntik 5 ml larutan yang mengandung 2 Spektinomisin (im).h. Golongan Sulfonamida dan TrimetoprimSulfonamida dan trimetoprim merupakan obat yang mekanisme kerjanya menghambat sintesis asam folat bakteri yang akhirnya berujung kepada tidak terbentuknya basa purin dan DNA pada bakteri. Kombinasi dari trimetoprim dan sulfametoxazole merupakan pengobatan yang sangat efektif terhadap pneumonia akibat P.jiroveci, sigellosis, infeksi salmonela sistemik, infeksi saluran kemih, prostatitis, dan beberapa infeksi mikobakterium non tuberkulosis (Katzung, 2007).i. Golongan FluorokuinolonGolongan fluorokuinolon termasuk di dalamnya asam nalidixat, siprofloxasin, norfloxasin, ofloxasin, levofloxasin, dan lainlain. Golongan fluorokuinolon aktif terhadap bakteri gram negatif. Golongan fluorokuinolon efektif mengobati infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh pseudomonas. Golongan ini juga aktif mengobati diare yang disebabkan oleh shigella, salmonella, E.coli, dan Campilobacter (Katzung, 2007).6. Berdasarkan Mekanisme Kerja Anti MikrobaPemusnaan mikroba dengan antimikroba yang bersifat bakteriostatik masih tergantung dari kesanggupan reaksi daya tahan tubuh hospes. Peranan lamanya kontak antara mikroba dan antimikroba dalam kadar efektif juga sangat menentukan untuk mendapatkan efek khususnya pada tuberculostatik.Berdasarkan mekanisme kerjanya, antimikroba dibagi dalam lima kelompok :a) Yang menganggu metabolisme sel mikroba.Antimikroba yang termasuk dalam kelompok ini adalah sulfonamide, trimetropim, asam p-aminosalisilat dan sulfon. Dengan mekanisme kerja ini diperoleh efek bakteriostatik. Mikroba membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya. Berbeda dengan mamalia yang mendapatkan asam folat dari luar,kuman pathogen harus mensintesis sendiri asam folat dari asam amino benzoate (PABA) untuk kebutuhan hidupnya. Apabila sulfonamide atau sulfon menang bersaing dengan PABA untuk diikutsertakan dalam pembentukan asam folat,maka terbentuk analog asam folat yang nonfunsional. Akibatnya,kehidupan mikroba akan terganggu. Berdasarka sifat kompetisi,efek sulfonamide dapat diatasi dengan meningkatkan kadar PABA.b) Yang menghambat sintesis dinding sel mikroba.Obat yang termasuk dalam kelompok ini adalah penisilin. sefalosporin, basitrasin, vankomisin dan sikloserin. Dinding sel bakteri terdiri dari polipeptidoglikan yaitu suatu kompleks polimer mukopeptida. Sikloserin menghambat reaksi yang paling dini dalam proses sintesis dinding sel,diikuti berturut-turut oleh basitrasin,vankomisin dan diakhiri oleh penisilin dan sefalosporin yang menghambat reaksi terakhir dalam rangkaian reaksi tersebut. Oleh karena tekanan osmotic dlam sel kuman akan menyebabkan terjadinya lisis,yang merupakan dasar efek bakterisidal pada kuman yang peka.c) Yang menganggu permaebilitas membrane sel mikroba.Obat yang termasuk kelompok ini adalah polimiksin,golongan polien serta berbagai antimikroba kemoterapeutik,umpanya antiseptic surface active agents. Polimiksin sebagai senyawa ammonium-kuartener dapat merusak membrane sel setelah bereaksi dengan fosfat pada fosfolipid membrane sel mikroba. Polimiksin tidak efektif terhadap kuman garam positif karena jumlah-jumlah fosfor bakteri ini rendah. Bakteri tidak sensitive terhadap antibiotic polien,karena tidak memiliki struktur sterol pada membrane selnya.d) Yang menghambat sintesis protein sel mikroba.Obat yang termasuk dalam kelompok ini adalah golongan aminoglikosit,makrolit,linkomisin,tetrasiklin dan kloramfenikol. Untuk kehidupannya,sel mikroba perlu mensintetis berbagai protein. Sintesis protein berlangsung di ribosom,dengan bantuan mRNA dan tRNA. Pada bakteri,ribosom terdiri dari 2 sub unit,yang berdasarkan konstanta sedimentasi di nyatakan sebagi ribosom 3OS dan 5OS. Untuk berfungsi pada sintesis protein,kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal rantai mRNA menjadi ribosom 7OS. Penghambatan sintesis protein terjadi dengan berbagai cara.e) Yang menghambat sintesis atau merusak asam nukleat sel mikroba.Antimikroba yang termasuk dalam kelompok ini adalah rifampisin,dan golongan kuinolon. Yang lainnya walaupun bersifat antimikroba,karena sifat sitotoksisitasnya,pada umumnya hanya digunakan sebagai obat antikanker; tetapi beberapa obat dalam kelompok terakhir ini dapat pula digunakan sebagai antivirus. Yang akan dikemukakan disini hanya kerja obat yang berguna sebagai antimikroba,yaitu rifampisin dan golongan kuinolon. Rifampisin,salah satu derivate rifamisin,berikatan dengan enzim polymerase-RNA (pada subuni0 sehingga menghambat sintetis RNA dan DNA oleh enzim tersebut. Golongan kuinolon menghambat enzim DNA girase pada kuman yang fungsinya menata kromosom yang sangat panjang menjadi bentuk spiral hingga bisa muat dalam sel kuman yang kecil.b.Antiparasit1. Antelmintik Deskripsi : Antelmintik atau obat cacing adalah obat yang digunakan untuk memberantas atau mengurangi cacing dalam lumen usus atau jaringan tubuh. Sebagian besar obat cacing efektif terhadap satu macam kelompok cacing, sehingga diperlukan diagnosis yang tepat sebelum menggunakan obat tertentu. Diagnosis dilakukan dengan menemukan cacing, telur cacing dan larva dalam tinja, urin, sputum, darah atau jaringan lain penderita. Sebagian besar obat cacing diberikan secara oral yaitu pada saat makan atau sesudah makan dan beberapa obat cacing perlu diberikan bersama pencahar. Mekanisme kerja : Mekanisme kerja obat cacing yaitu dengan menghambat proses penerusan impuls neuromuskuler sehingga cacing dilumpuhkan. Mekanisme lainnya dengan menghambat masuknya glukosa dan mempercepat penggunaan (glikogen) pada cacing. Contoh:a) Dietil karbamazinNama dagang : FilarzanIndikasi : Filariasis, onkoseriasis, loaiasis, askariasis, dan ankilostomiasisKontra indikasi:anak berumur kurang dari 2 tahun, ibu hamil/menyusuiEfek samping :demam, sakit kepala, sakit otot dan persendian, mual, muntah, menggigil,urtikaria, gejala asma bronkial. Sedangkan gejala lokal berupalimfadenitis,limfangitis, abses,ulkus, funikulitis, epidimitis, orchitis, dan limfedeme. Dosis :Untuk filariasis bankrofti, dosis yang dianjurkan adalah 6mg/kg berat badan/hari selama 12 hari. Sedangkan untuk filaria brugia, dosis yang dianjurkan adalah 5mg/kg berat badan/hari selama 10 hari.b) LevamisolNama dagang : Kam cek san, obat cacing kancisanIndikasi : cacing perut, cacing tambang, cacing gelang, cacing kremiKontraindikasi : hipersensitif, gangguan fungsi ginjal, hati dan ibu hamilEfek samping: mual, muntah, nyeri perut, pusing, sakit kepala, sindroma seperti enselopati.Dosis:Dewasa dan anak berusia lebih dari 16 tahun: 3 tablet, anak berusia 5-15 tahun: 2 tablet., anak berusia 1-4 tahun: 1 tablet. Diberikan sebagai dosis tunggal. Dosis kedua dianjurkan 1 atau 7 hari kemudian.c) MebendazolNama dagang : GavoxIndikasi :Ascaris lumbricoides (cacing gelang), Trichuris trichiura (cacing cambuk), Enterobius vermicularis (cacing kremi), Ancylostoma duodenale (cacing tambang), Necator americanus (cacing tambang).Kontra indikasi : kehamilan dan menyusuiEfek samping : Nyeri perut, diareDosis : Ascariasis: 100 mg, 2 kali sehari selama 3 hari Trichuriasis:100 mg, 2 kali sehari selama 3 hari Enterobiasis: 100 mg dalam dosis tunggal Ancylostomiasis/Necatoriasis: 100 mg, 2 kali sehari selama 3 hari. Infeksi campuran : 100 mg, 2 kali sehari selama 3 hari atau 500 mg dalam dosis tunggal untuk semua jenis infeksi.d) PiperazinNama dagang : Degezine, CombicetrinIndikasi : enterobiasis, askariasisKontra indikasi : pasien dengan riwayat epilepsi, pasien dengan penyakit atau kerusakan ginjal kronik.Efek samping :mual, muntah, kolik, diare, alergi, nyeri sendi, demam, vertigo.Dosis :Diberikan pada dosis 50-75 mg/kgBB dibagi dalam 4 dosis selama 2 hari.

C. ImunosupresanImunosupresan adalah kelompok obat yang digunakan untuk menekan respon imun sepertipencegahpenolakantranspalansi,mengatasipenyakitautoimundanmencegah hemolisis rhesus dan neonatus. Imunosupresan merupakan zat-zat yang justru menekan aktivitas system imun dengan jalan interaksi di berbagai titik dari sistem tersebut. Titik kerjanya dalam proses imun dapat berupa penghambatan transkripsi dari cytokin, sehingga mata rantai penting dalam respon imun diperlemah. Khususnya IL-2 adalah esensial bagi perbanyakan dan diferensial limfosit, yang dapat dihambat pula oleh efek sitostatis langsung. Lagi pula T-cells bisa diinaktifkan atau dimusnahkan dengan pembentukan antibodies terhadap limfosit. Imunosupresan digunakan untuk tiga indikasi utama yaitu, transplantasi organ, penyakit autoimun, dan pencegahan hemolisis Rhesus pada neonatus. Contoh imunosupresan: Metotrekstat, Azatioprin, Siklofosfamid intravena, Cyclophosphamide.Sebagain dari kelompok ini bersifat sitotokis dan digunakan sebagai antikanker (kemoterapi). Adapun Prinsip kerja obat-obatan kemoterapi adalah menyerang fase tertentu atau seluruh fase pada pembelahan mitosispadasel-selyangbereplikasiatauberkembangdengancepat, yang diharapkan adalah sel onkogen yang bereplikasi. Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke dua sel identik yang dihasilkan olehpembelahansel.Mitosis umumnya diikutisitokinesis yang membagisitoplasma dan membran sel.Proses ini menghasilkan dua sel anak yang identik, yang memiliki distribusi organel dan komponen sel yang nyaris sama. Jadi, obat yang menghambat deplesi sel T ini akan mencegah fase mitosis pada sel T, sehingga perbanyakan sel T sebagai sistem imun awal akan dihambat, fungsi ini mampu menekan jumlah dari sel T. Obat kemoterapi hampir tidak menimbulkan dampak pada sel yang sedang dalam masa beristirahat (tidak melakukan pembelahan), namun terkadang sel-sel rambut dan sel-sel yang sedang aktif membelah lainnya dapat terkena dampak obat ini apabila siklus mitosisnya berada dalam target obat-obatan kemoterapi yang sedang digunakan. Pemberian imunosupresan digunakan untuk kondisi seperti :1. Pencegahan penolakan organ atau jaringan transplant2. Pengobatan penyakit autoimuna, seperti: Lupusb. Rhc. Chrons disease Multiple sclerosis3. Pengobatan keganasan seperti tumor dan kankerObat-obat yang berperan dalam imunosupresan sebagai berikut:a. Glukokortikoid (menghambat produksi sitokin)Mekanisme: 1. Inhibisi ekspresi gen IL1 & TNF2. Penurunan aktivasi sel T3. Fungsinetro"l (kemotaksis) menurun4. Produksi Ab menurun5. Release kinin &pro-inflamatory cytokines menurun contoh: Prednisonb. Inhibitor kalsineurin (inhibitor sel T spesifik)Mekanisme:1. menghambat proses signaling)Bekerja di sel Th2. inhibisi signaling (calcineurin)3. proliferasi sel T dan skeresiIL2contoh Cyclosporin, Tacrolimusc. Antiproliferatif/antimetabolik (sitotoksik)Penggunaan imunosupresan bertujuan untuk mendapatkan toleransi spesifik (terarah), yaitu toleransi terhadap suatu antigen tertentu saja. Alasan dikehendakinya suatu toleransi spesifik, dan bukan umum, ialah karena toleransi umum dapat membahayakan individunya, khususnya memudahkan timbulnya penyakit infekis berat. Tetapi sayangnya toleransi spesifik seringkali sulit dicapai.1. Pilahan Obat ImunosupresanSecara praktis, di klinik penggunaan obat imunosupresan berdasarkan waktu pemberiannya. Untuk itu, respon imun dibagi dalam dua fase: Fase pertama adalah fase induksi, yang meliputi:a. Fase pengolahan antigen oleh makrofag, dan pengenalan antigen oleh limfosit imunokompetenb. Fase proliferasi dan diferensiasi sel B dan sel T Fase kedua adalah fase produksi, yaitu fase sintesis aktif antibodi dan limfokin.Berdasarkan respon imun, imunosupresan dibagi menjadi tiga kelas:a. Kelas I: harus diberikan sebelum fase induksi yatu sebelum terjadi perangsangan oleh antigen. Kerjanya merusak limfosit imunokompeten. Jika diberikan setelah terjadi perangsangan oleh antigen, biasanya tidak diperoleh efek imunosupresif sehingga respon imun dapat berlanjut terus.b. Kelas II: harus diberikan dalam fase induksi, biasanya satu atau dua hari setelah perangsangan oleh antigen berlangsung. Obat golongan ini bekerja mengambat proses diferensiasi dan proliferasi sel imunokompeten, misalnya antimetabolit.c. Kelas III: memiliki sifat dari kelas I dan II. Jadi golongan ini dapat menghasilkan imunosupresi bila diberikan sebelum maupun sesudah adanya perangsangan oleh Antigen.2. Beberapa Obat Imunosupresana. AzatioprinAzatioprin sudah digunakan selama 20 tahun untuk menekan penolakan cangkok organ ginjal dan sudah merupakan prosedur yang diterima. Juga digunakan untuk pengobatan artritis reumatoid berat yang refrakter. Toksisitas terhadap darah seperti leukopenia dan trombositopenia harus dimonitor dengan baik sebagai petunjuk penentuan dosis azatioprin.b. Metotreksat (MTX)Digunakan sebagai obat tunggal atau kombinasi dengan siklosporin dalam mencegah penolakan cangkok sumsum tulang. MTX juga berguna untuk penyakit autoimun dan peradangan tertentu. Saat ini disetujui untuk digunakan dalam pengobatan artritis reumatoid yang aktif dan berat pada orang dewasa dan pada psoriasis yang sudah refrakter terhadap obat lain.c. SiklofosfamidSecara umum siklofosfamid mengurangi respon imun humoral dan meningkatkan respon imun selular. Selain pada bedah cangkok, obat ini juga digunakan pada artritis reumatoid, sindrom nefrotik dan granulomatosis Wegener.d. KortikosteroidYang digunakan sebagai imunosupresan adalah golongan glukokortikoid yaitu prednison dan prednisolon.e. Siklosporin (Cyclosporin A)Berasal dari jamurTolypocladium inflatum gams.Siklosporin punya efek imunosupresan karena mempunyai kemampuan yang selektif dalam menghambat sel T. Siklosporin digunakan terutama dalam kombinasi denga prednison untuk mempertahankan ginjal, hati dan cangkok jantung pada transplantasi.f. Antibodi - Rho (D) imunoglobulinAntibodi ini merupakan bentuk spesifik dalam pengobatan imunologi untuk ibu denga Rho (D) negatif yang terpapar darah Rho (D) positif pada perdarahan karena abortus, amniosintesis, trauma abdomen atau kelahiran biasa dari janin.

D. Obat Hematologi1. Pengertian Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang marfologi darah dan jaringan pembentuk darah. Salah satu contoh penyakit yang berhubungan dengan kekurangan darah adalah Anemia. Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit hingga di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh dan perubahan patofisiologis yang mendasar yang diuraikan melalui anamnesa yang seksama, pemeriksaan fisik, dan informasi laboratorium. Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk sintesis eritrosit, antara lain: besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya merupakan akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik, penyakit kronik, keracunan obat, dan lain-lain. Batas bawah dari nilai normal untuk wanita dan laki laki dewasa berbeda yaitu: a. Untuk laki laki dewasa: 13,0 gr/dl.b. Untuk wanita dewasa: 11,5 gr/dl.Sel darah merah (eritrosit) dibuat dalam sumsum tulangtulang pipih dan pembentukan eritrosit ini memerlukan zat besi (FerumFe) untuk pembentukan warna sel darah merah (hemopoese), sedang asam folat dan vitamin B12 untuk pembentukan sel darah merah (eritropoese).2. Farmakokinetik Fe di dalam TubuhAbsorbsi Fe melalui saluran cerna terutama berlangsung di duodenum; makin ke distal absorbsinya makin berkurang. Zat ini lebih mudah di absorbsi dalam bentuk fero. Transportnya melalui sel mukosa usus secara aktif. Ion fero yang sudah di absorbsi akan diubah menjadi ion feri dalam sel mukosa. Selanjutnya ion fero akan masuk ke dalam plasma dengan perantara transferin, atau diubah menjadi feritin dan disimpan dalam sel mukosa usus. Bila cadangan rendah atau kebutuhan meningkat, maka Fe yang baru diserap akan segera diangkut dari sel mukosa ke sumsum tulang untuk eritropoesis. Absorbsi dapat ditingkatkan oleh kobal, inosin, etionin, vitamin C, HCl, sucsinat dan senyawa asam lainnya. Absorbsi ini meningkat pada keadaan defisiensi Fe, berkurangnya depot Fe dan meningkatnya eritropoesis. Setelah di absorbsi, Fe dalam darah akan diikat oleh transferin (siderifilin), sel beta 1-globulin glikoprotein, untuk kemudian diangkut ke berbagai jaringan, terutama ke sumsum tulang dan depot Fe. Selain transferin, sel-sel reticulum dapat pula mengangkut Fe, yaitu untuk keperluan eritropoesis. Sel ini juga berfungsi sebagai gudang Fe.Jika tidak digunakan dalam eritropoesis, Fe akan disimpan sebagai cadangan dalam bentuk terikat sebagai feritin. Feritin terutama terdapat dalam sel-sel retikuloendotelial (di hati, limpa, dan sumsum tulang). Cadangan ini tersedia untuk digunakan oleh sumsum tulang dalam proses eritropoesis: 10%, diantaranya terdapat dalam labile pool yang cepat dapat di kerahkan untuk proses ini, sedangkan sisanya baru digunakan bila labile pool telah kosong. Bila Fe diberikan melalui IV, akan sangat cepat diikat oleh apoferitin (protein yang membentuk feritin) dan disimpan terutama di dalam hati sedangkan setelah pemberian peroral terutama akan disimpan di limpa dan sumsum tulang. Penimbunan Fe dalam jumlah abnormal tinggi dapat terjadi akibat transfuse darah.Jumlah Fe yang diekskresi setiap hari sedikit sekali, biasanya sekitar 0,5-1 mg/hari. Ekskresi terutama berlangsung melalui sel epitel kulit dan saluran cerna yang berkelupas, selain itu juga melalui keringat, urin, feses, serta kuku dan rambut yang di potong. Pada wanita usia subur siklus haid 28 hari, jumlah Fe yang diekskresi sehubungan dengan haid diperkirakan sebanyak 0,5-1mg/hari.3. Farmakokinetik Vitamin B12 di dalam TubuhSianokobalamin diabsorbsi baik dan cepat setelah pemberian IM dan (subkutan) SK. Hidroksokobalamin dalam koenzim B12 lebih lambat di absorbs karena ikatannya yang lebih kuat dengan protein.Absorbsi dengan perantara FIC, sangat penting dan sebagian besar pasien anemia megaloblastik disebabkan oleh gangguan mekanisme ini. FIC hanya mampu mengikat sejumlah 1,5-3 mcg vitamin B12. Vitamin ini masuk ke ileum dan di sini melekat pada reseptor khusus di sel mukosa ileum untuk diabsorbsi. Intrinsic konsentrat (eksegen) yang diberikan bersama vitamin B12 hanya berguna untuk penderita yang kurang mensekresi FIC dan penderita menolak untuk disuntik. Absorbsi secara langsung, tidak begitu penting karena baru terjadi bila kadar vitamin B12 yang tinggi, dan berlangsung secara difusi.Setelah diabsorbsi hampir semua vitamin B12 dalam darah terikat dengan protein plasma. Sebagian besar terikat pada beta globulin (transkobalamin II), sisanya terikat pada alfaglikoprotein (transkobalamin I) dan interalfa glikoprotein (transkobalamin III). 4. Jenis Jenis Obata. KoagulansiaKoagulansia merupakan zat atau obat untuk menghentikan pendarahan. Golongan obat koagulansia ini dapat diberikan secara oral maupun parenteral. Obat ini berguna untuk menekan atau menghentikan perdarahan. Yaitu dengan mempercepat perubahan protombin menjadi thrombin dan secara langsung mengumpalkan fibrinogen. Misalnya: Anaroxil, Adona AC, Coagulen, Transamin, vitamin K.b. AntikoagulanAntikoagulan dapat digunakan untuk mencegah pembekuan darah dengan jalan menghambat pembentukan atau menghambat fungsi beberapa faktor pembekuan darah. Atas dasar ini antikongulan diperlukan untuk mencegah terbentuk dan meluasnya trombus dan emboli, maupun untuk mencegah bekunya darah di luar tubuh pada pemeriksaan laboratorium atau tranfusi.5. Sediaan Kongulansia. Sediaan OralSediaan yang banyak digunakan dan murah ialah hidrat sulfas ferosus (FeSO4.7 H2O) 300 mg yang mengandung 20% Fe. Untuk anemia berat biasanya diberikan 3 x 300 mg Sulfas Ferosus sehari selama 6 bulan. Dalam hal ini mula-mula absorpsi berjumlah 45 mg/hari, dan setelah depot Fe terpenuhi, dosis diturunkan menjadi 510 mg/hari. Berbeda dengan Fero Sulfat, Fero Fumarat tidak mudah mengalami oksidasi pada udara lembap; dosis efektifnya 600800 mg/hari adalah dosis terbagi.b. Sediaan ParenteralIron-dekstran (imferon) mengandung 50 mg Fe setiap ml-nya (larutan 5%) untuk penggunaan intra muskular (IM) atau intra vena (IV). Total yang diperlukan dihitung berdasarkan tingkat kekurangan Hbnya, yaitu 250 mg Fe untuk setiap gram kekurangan Hb. Untuk memperkecil reaksi toksik pada pemberian IV, dosis permulaan tidak boleh melebihi 25 mg, dan dengan peningkatan bertahap untuk 23 hari sampai mencapai dosis 100 mg/hari. Obat harus diberikan perlahan-lahan yaitu dengan menyuntikkan 2050 mg/menit.6. Sediaan Antikongulansia Vitamin B12 diindikasikan untuk penderita defisiensivitamin B12 misalnya anemia pernisiosa. Vitamin B12 tersedia dalam bentuk tablet untuk pemberian oral dan larutan untuk suntik. Penggunaan sediaan oral pada pengobatan anemia pernisiosa kurang bermanfaat dan biasanya terapi oral lebih mahal dari pada terapi pariteral. Tetapi sediaan oral dapat bermanfaat sebagai supplement diet, namun kecil manfaatnya untuk penderita yang kekurangan faktor intrinsik atau penderita dengan penyakit pada ileum, karena absorbsi secara difusi tidak dapat diandalkan sebagai terapi efektif. Maka cara pemberian yang terbaik adalah secara IM atau SK. Dikenal tiga jenis suntikan vitamin B12 yaitu: (1) Sianokobalamin yang berkekuatan 10-1000 ncg/ml, (2) Larutan ekstrak hati dalam air, (3) Suntikan depot vitamin B12. Suntikan larutan sianokobalamin jarang sekali menyebabkan reaksi alergi dan iritasi di tempat suntikan, adapun manfaat larutan ekstrak hati terhadap anemia pernisiosa di sebabkan oleh vitamin B12 yang terkandung di dalamnya penggunaan suntikan ekstrak hati ini dapat menimbulkan reaksi alergi lokal maupun umum, dan dari yang ringan sampai berat. Dosisianokobalamin untuk penderita anemia pernisiosa tergantung dari berat anemianya, ada tidaknya komplikasi dan respon trhadap pengobatan. Pada terapi awal, di berikan dosis 100 mcg sehari parenteral selama 5-10 hari. Dengan terapi ini respon hematologi baik sekali, tetapi respon depot kurang memuaskan terdapat keadaan yang menghambat hematopoesis misalnya, infeksi, urenia atau penggunaan kloramfenikol. Respon yang buruk dengan dosis 100 mcg/hari selama 10 hari, mungkin juga disebabkan oleh salah diagnosis atau potensi obat yang kurang.Terapi penunjang, dilakukan dengan memberikan dosis penunjang 100-200 mcg/bulan sampai diperoleh remisi yang lengkap yaitu jumlah eritrosit dalam darah 4,5 juta/mm3 dan morfologi hematologik berada dalam batas-batas normal.7. Contoh-Contoh Obat Hematologi1. AdferKomposisi: Fe glukonat 250 mg, Mangan sulfat 200 g, Tembaga sulfat 200 g, Vitamin C 50 mg, Asam folat 1000 g, Vitamin B12 7,5 g, dan Sorbitol 25 mg.Indikasi: Anemia yang disebabkan oleh kekurangan Fe, anemia akibat traumatik atau anemia endogenik, anemia akibat perdarahan selama masa pertumbuhan, usia lanjut dan masa penyembuhan, kehamilan, menyusui, dan anemia yang disebabkan malnutrisi umum atau diet.Kontra Indikasi: Penumpukan Fe, gangguan penggunaan Fe.Efek Samping: Gangguan saluran pencernaan.Kemasan: Kapsul 100 biji.Dosis: Dosis awal 1-2 kapsul sehari.

2. BufironKomposisi : Fe (II) Fumarat 250 mg, Vitamin B12 10 ug, Mn (II) Sulfat 0,2 mg, Cu (II) Sulfat 0,2 mg, dan Dioktil Natrii Sulfosuccinate 20 mg.Indikasi: Pencegahan dan penyembuhan berbagai bentuk anemia seperti anemia makrositik, anemia hipokromik, anemia pernisiosa. Untuk mengobati keadaan kurang darah yang disebabkan oleh karena kekurangan zat besi yaitu karena pendarahan, pada wanita hamil dan pada masa pertumbuhan karena kebutuhan akan zat besi meningkat.Kontra Indikasi: - Efek Samping: -Kemasan : Dus 10x10 kapsulDosis: Pencegahan 1 x 1 kapsul/hari, pengobatan 3 x 1 kapsul/hari

3. Dasabion KapsulKomposisi: Besi (II) Fumarat 360 mg, Kalsium 20 mg, Asam Folat 1,5 mg, Vitamin B12 15 mkg, Vitamin C 75 mg, Vitamin D3 400 SI, dan Sorbitol 25 mg.Indikasi: Segala macam anemiaKontra Indikasi: -Efek Samping: Nyeri pada saluran pencernaan disertai mual, muntah dan diare. Pemberian secara terus menerus dapat menyebabkan konstipasi dan feses menjadi hitam.Kemasan: Dus 100 kapsulDosis: Sehari 1 kapsul atau menurut resep dokter

4. EminetonKomposisi : Ferrous Fumarate 90 mg, Cupric Sulfate 0,35 mg, Cobaltous Sulfate 0,15 mg, Manganese Sulfate 0,05 mg, Pyridoxine Hydrochloride 0,192 mg, Cyanocobalamine 5 mg, Ascorbicacid 60 mg, Dl-A-Tocopherol Acetate 5 mg, Folicacid 400 mg, Calcium Phosphate Dibasic 60 mg.Indikasi: Membantu mengurangi gejala anemiaKontra indikasi: Efek Samping: Pemakaian Emineton secara berlebihan dapat menyebabkan gangguan gastroenterik seperti diare atau gastritis, mual dan muntah.Kemasan : Dosis: Dewasa (12 tablet/hari pada waktu atau sesudah makan), Anak-anak (1 tablet/hari pada waktu atau sesudah makan).

5. Ferro GlukonatKomposisi: Besi (II) sulfat 525 m