Musni Umar: Bangun Rekonsiliasi dan Kebersamaan

31
Bangun Resonsiliasi dan Ke Oleh Musni Umar, Ph.D

Transcript of Musni Umar: Bangun Rekonsiliasi dan Kebersamaan

Pengantar Pada 15 Oktober 2012 adalah hari yang amat bersejarah bagi Gubernur dan

Wakil Gubernur terpilih Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama karena dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017 dalam Rapat Paripurna Istimewa DPRD DKI Jakarta.

Pelantikan oleh Menteri Dalam Negeri yang disiarkan langsung oleh 9 TV secara langsung (live) dan diliput seluruh media cetak, media online dan disiarkan langsung berbagai stasiun radio, serta dihadiri ribuan pendukung Jokowi dan Ahok, telah menjadikan pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta kali ini paling meriah, mungkin sepanjang sejarah republik ini.

Pelantikan kedua pemimpin baru Jakarta, merupakan awal dari perjalanan untuk membangun Jakarta yang maju, adil dan sejahtera.

Untuk mewujudkan janji-janjji di saat kampanye pemilukada, maka dirasakan pentingnya dilakukan rekonsiliasi karena dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur dDKI putaran kedua harus diakui berlangsung sangat ketat. Masyarakat Jakarta terbelah dua, sebagian mendukung dan memilih Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli, dan sebagian lagi mendukung dan memilih Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama.

Pemilukada merupakan salah satu ritual dalam demokrasi. Di Indonesia setiap lima tahun dilakukan pemilihan Gubernur dan Wakil Gibernur. Dalam suatu pemilihan, selalu ada yang kalah dan menang. Pasangan calon Gubernur dan calon Wakil Gibernur yang memperoleh suara terbanyak dalam pemilukada DKI, ditetapkan sebagai pemenang dan dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur.

Kita memberi apresiasi yang tinggi kepada Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli yang legowo menerima kekalahan, dan para pendukungny juga menerima.

Lebih hebat lagi, Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli dan timnya, tidak mengajukan sengketa ke Mahkamah Konstitusi (MK). Ini pelajaran dalam berdemokrasi yang sangat baik dan patut dicontoh.

Pembangunan DKI

Permasalahan di DKI

Pedagang Kaki Lima

Wujudkan Rekonsiliasi Walaupun Foke-Nara menerima hasil pemilukada DKI, tetapi

penerimaan itu sebaiknya dilanjutlanjuti dengan berbagai program untuk mewujudkan rekonsiliasi. Bentuk rekonsiliasi yang bisa dilakukan.

Pertama, merangkul berbagai kelompok masyarakat, yang tidak menjadi pendukung Jokowi-Ahok dalam pemilukada DKI.

Kedua, memaafkan kalau ada yang kebablasan dan sangat fanatik mendukung Foke-Nara dan menafikan pasangan Jokowi-Ahok.

Ketiga, sebaiknya tidak dilakukan politik bumi hangus dalam melakukan perubahan di birokrasi, tetapi perubahan melalui pendekatan “the right man on the right place”.

Keempat, sebaiknya dibangun kebersamaan di kalangan seluruh kelompok masyarakat DKI, birokrasi dan politisi di DPRD DKI.

Pentingnya Rekonsiliasi

Bangun Kebersamaan Kebersamaan mengandung makna yang selalu lekat pada

setiap sisi kehidupan manusia. Jika kita tidak pernah menyadari pentingnya arti kebersamaan, maka tidak akan pernah sukses dalam melakukan sesuatu yang besar.

Dalam kehidupan rumah tangga saja, sebagai unit terkecil dalam masyarakat, sangat diperlukan kebersamaan seluruh keluarga untuk membangun bahtera rumah tangga yang baik dan sejahtera.

Kalau dalam membangun keluarga saja memerlukan kebersamaan, apatah lagi dalam membangun masyarakat DKI Jakarta yang multi etnik, agama, budaya, multi partai, organisasi sosial, LSM dan lain sebagainya.

Tidak bisa dibayangkan sulitnya mengatasi dan memecahkan berbagai persoalan dan membangun Jakarta, jika tidak ada kebersamaan dengan DPRD DKI yang mempunyai sekurang-kurangnya empat fungsi.

Pertama, fungsi budget (anggaran)

Kedua, fungsi legislasi (peraturan)

Ketiga, pengawasan (control).

Keempat, fungsi representative (perwakilan).

Selain itu, kebersamaan dengan birokrasi, masyarakat, ilmuan, partai-partai politik, NGO, mahasiswa, TNI dan POLRI.

Pentingnya Kebersamaan

Kebersamaan Lahirkan Partisipasi Pada dasarnya, pemerintah memerlukan partisipasi

masyarakat, dan masyarakat memerlukan pemerintah. Untuk membangun Jakarta yang sangat kompleks, diperlukan keikut-sertaan semua kekuatan yang ada di dalam masyarakat tanpa terkecuali.

Partisipasi masyarakat hanya bisa dibangun, jika ada kebersamaan. Melalui kebersamaan, semua masyarakat ikut serta secara partisipatif, sehingga berlaku pepatah “berat sama dipikul ringan sama dijinjing”.

Melalui kebersamaan, semua kekuatan di masyarakat Jakarta, dapat disatu-padukan untuk membangun Jakarta, yang maju, sejahtera lahir dan batin.

Partisipasi

Kebersamaan Lahirkan Kerjasama

Kebersamaan, tidak hanya melahirkan partisipasi, tetapi juga mewujudkan kerjasama. Di dalam kebersamaan, jika dilaksanakan dengan tulus dan ikhlas, maka akan wujud kerjasama.

Kerja sama antara pemimpin dan semua jajaran birokrasi di Jakarta dan pemerintah pusat, dengan masyarakat, DPRD DKI, TNI/POLRI, sangat penting dan menentukan untuk membangun Jakarta.

Sehebat-hebatnya seorang pemimpin, tidak mungkin bisa melaksanakan semua hal. Oleh karena itu, dia memerlukan kerjasama dengan semua kekuatan untuk menjalankan pemerintahannya.

Kerjasama

Kebersamaan Lahirkan Cinta Manusia sebagai makhluk sosial tidak mungkin bisa bertahan

hidup, jika tidak dibantu orang lain. Seorang ibu yang sedang hamil, sebelum, pada saat dan setelah

melahirkan, memerlukan bantuan orang lain, apakah dokter, perawat, orang tua, dan keluarga terdekat.

Dengan demikian, hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak memerlukan orang lain. Dalam berhubungan dan memerlukan orang lain, diperlukan cinta dan kasih sayang. Di dalam cinta, terbangun hubungan batin yang saling memerlukan, saling merindukan dan saling mengasihi.

Demikian juga dalam membangun kebersamaan dengan masyarakat bawah pada khususnya, mesti dibangun hubungan batin yang dilandasi cinta dan kasih sayang.

Dengan begitu, hubungan antara yang memerintah dan yang diperintah (masyarakat) bersifat lahir batin. Tidak hanya hubungan kepentingan kekuasaan, tetapi dalam rangka pengabdian dan pemberdayaan.

Cinta

Kebersamaan lahirkan Semangat Membangun masyarakat yang dilandasi kebersamaan, akan melahirkan

energi positif. Lahirnya energi positif didorong oleh semangat. Salah satu semangat yang memberi dorongan ialah gotong royong.

Masalah gotong royong sangat penting ditumbuh-kembangkan di kalangan masyarakat Jakarta. Oleh karena, masyarakat Jakarta semakin lama semakin tergerus semangat gotong-royongnya. Ini terjadi karena perubahan budaya yang semakin bercorak materialistik.

Dalam artian bahwa semua kegiatan yang dilakukan selalu diukur dari kepentingan materi belaka. Kalau mengerjakan sesuatu, segera terbayang apakah ada keuntungan kebendaan yang dikerjakan.

Pada hal di dalam kebersamaan dapat diraih dua hal. Pertama, kepentingan spiritual, seperti silaturrahim, tolong-menolong dan bantu-membantu. Kedua, keuntungan kebendaan, seperti informasi peluang pekerjaan, peluang bisnis, permodalan dan sebagainya.

Bisa juga di dalam kebersamaan, tidak diperoleh sesuatu apapun, atau hanya memperoleh satu keuntungan, bisa peluang bisnis atau peluang pekerjaan.

Kemampuan mendayagunakan momentum kebersamaan sangat diperlukan sehingga bisa diraih manfaat ekonomi dan manfaat immateri.

Semangat

Kebersamaan Lahirkan Solidaritas Solidaritas dapat diartikan kesatuan kepentingan. Dalam kamus bahasa

Indonesia dijelaskan bahwa solidaritas yaitu sifat perasaan solider, sifat satu rasa (senasib dan sebagainya), perasaan setia kawan.

Kebersamaan, setidaknya bisa melahirkan banyak manfaat. Pertama, kesatuan kepentingan. Masalah ini sangat penting karena kepentingan bersama, mustahil bisa diraih jika tidak dibangun kebersamaan lahir dan batin.

Kedua, solidaritas sosial. Melalui kebersamaan yang dibangun, dapat melahirkan solidaritas sosial. Masalah ini semakin sulit dibangun karena manusia Indonesia semakin individualistik. Akan tetapi, bukan berarti tidak bisa dibangun. Dalam banyak kasus, solidaritas sosial lahir bersamaan dengan terjadinya peristiwa alam seperti Stunami di Aceh yang merenggut nyawa cukup banyak. Artinya, di dalam diri bangsa Indonesia telah tumbuh dan berakar benih-benih solidaritas sosial.

Untuk melestarikan benih-benih solidaritas sosial, bangunan kebersamaan, sangat penting dikembangkan dan ditumbuh-suburkan, sehingga lahir dan tumbuh subur solidaritas dan kedermawanan sosial di dalam masyarakat.

Solidaritas

Kebersamaan Lahirkan Musyawarah

Kebersamaan diyakini bisa melahirkan musyawarah. Pancasila yang menjadi dasar Negara Republik Indonesia, menetapkan dalam sila keempat “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan”.

Pasal ini sangat penting karena “musyawarah” menjadi pilar untuk menyelesaikan atau mencari titik temu dalam menghadapi berbagai persoalan.

Dengan kebersamaan, sesulit apapun persoalan yang dihadapi, dapat dipecahkan berdasar musyawarah mufakat.

Musyawarah

Kebersamaan Lahirkan Persatuan Manfaat lain dari kebersamaan yang bisa diraih ialah tumbuhnya persatuan

dan kesatuan. Di dalam bekersamaan, dipastikan akan lahir persatuan dan kesatuan.

Masalah persatuan dirasa amat penting bagi bangsa Indonesia, sehingga dijadikan sila ketiga dari Pancasila yaitu Persatuan Indonesia.

Masalah persatuan Indonesia, semakin penting dipelihara, dijaga, dirawat dan ditegakkan di era Orde Reformasi. Karena konflik antar warga, antar pelajar, antar mahasiswa, antar warga dengan pengusaha, dan antar warga dengan aparat keamanan, sudah menjadi pemandangan umum hampir setiap hari di seluruh Indonesia.

Belum lagi konflik antar suku di Papua, dan adanya keinginan merdeka dari Papua dan berbagai persoalan eksternal seperti dari negara lain yang tidak rela melihat Indonesia menjadi negara besar. Maka, Indonesia harus diperlemah dari berbagai aspek sehingga tidak bisa maju seperti yang diharapkan bangsa Indonesia.

Oleh karena itu, kebersamaan yang hakiki sangat perlu dan penting dibangun pasca pemilukada DKI sebagai sarana membangun persatuan dan kesatuan seluruh masyarakat Jakarta.

Persatuan

Kesimpulan Pemilukada DKI telah berjalan aman, damai, sukses, dengan asas

luber dan jurdil. Pelaksanaan pemilukada di DKI dapat menjadi contoh di berbagai

daerah dalam melaksanakan pesta demokrasi. Hasil pemilukada DKI telah melahirkan pemimpin baru yaitu Joko

Widodo sebagai Gubernur dan Basuki Tjahaja Purnama sebagai Wakil Gibernur DKI Jakarta periode 2012-2017.

Dalam pelaksaksanaan pemilukada DKI terjadi persaingan yang amat ketat, sehingga melahirkan berbagai permasalahan, yang sudah tentu belum sembuh seiring dengan berakhirnya pemilukada, ditetapkannya dan dilantiknya Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama sebagai Gubernur dan Wakil Gibernur DKI Jakarta.

Sehubungan itu, sangat diperlukan adanya rekonsiliasi ditingkat masyarakat, dan DPRD sehingga diharapkan pemerintahan DKI dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan.

Jakarta Baru

Dalam rangka rekonsiliasi, maka sangat perlu dan penting dibangun kebersamaan bagi seluruh rakyat Jakarta. Melalui kebersamaan, diharapkan terbangun silaturrahim, solidaritas sosial, persatuan dan kesatuan, semangat gotong royong dan lain sebagainya.Akhirnya, mau tidak mau dan suka tidak suka, seluruh rakyat Jakarta tanpa kecuali harus berpartisipasi membangun DKI Jakarta dibawah pimpinan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, sehingga terwujud Jakarta yang aman, sejahtera dan maju.

* Musni Umar, Ph.D adalah Sosiolog dan Direktur Institute for Social Empowerment and Democracy (INSED)

Damai

Sejahtera

Terima Kasih