Musni Umar: Manajemen Konflik Cara Mengatasi Konflik di DKI

26
MANAJEMEN KONFLIK: CARA MENGATASI KONFLIK DI MASYARAKAT DKI JAKARTA Oleh Musni Umar, Ph.D

description

Konflik merupakan bagian dari kehidupan. Sejak manusia ada di dunia sudah melakukan konflik. Yang bisa dilakukan adalah mengeliminir supaya konflik tidak meluas dan membahayakan masyarakat.

Transcript of Musni Umar: Manajemen Konflik Cara Mengatasi Konflik di DKI

Page 1: Musni Umar: Manajemen Konflik Cara Mengatasi Konflik di DKI

MANAJEMEN KONFLIK:CARA MENGATASI KONFLIK

DI MASYARAKAT DKI JAKARTAOleh Musni Umar, Ph.D

Page 2: Musni Umar: Manajemen Konflik Cara Mengatasi Konflik di DKI

PENGANTAR• Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang

berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Ada juga yang megatakan bahwa konflik berasal dari bahasa Inggris “conflict.”

• Adapun sinonim atau persamaan arti daripada konflik adalah:

Page 3: Musni Umar: Manajemen Konflik Cara Mengatasi Konflik di DKI

KONFLIK

TAWURAN

PERTIKAIAN

SENGKETA

PERTENGKARAN

PERTENTANGAN

KONFRONTASI

Page 4: Musni Umar: Manajemen Konflik Cara Mengatasi Konflik di DKI

Konflik di DPR beberapa Anggota Walk Out

Page 5: Musni Umar: Manajemen Konflik Cara Mengatasi Konflik di DKI

Contoh Konflik FBR

Page 6: Musni Umar: Manajemen Konflik Cara Mengatasi Konflik di DKI

Konflik Forkabi

Page 7: Musni Umar: Manajemen Konflik Cara Mengatasi Konflik di DKI

Konflik Warga di Tambora

Page 8: Musni Umar: Manajemen Konflik Cara Mengatasi Konflik di DKI

Buruh Mogok KBN Cilincing

Page 9: Musni Umar: Manajemen Konflik Cara Mengatasi Konflik di DKI

• Dari pengertian diatas dapat dikemukakan bahwa konflik sangat luas maknanya. Ia telah menjadi bagian dari kehidupan manusia sejak manusia ada di dunia. Dalam sejarah umat manusia, konflik pertama terjadi antara dua putera Nabi Adam yaitu Kabil dan Habil, ketika keduanya berkurban. Akan tetapi, kurban Habil yang dilandasi takwa diterima oleh Allah, sementara kurban Kabil ditolak, kemudian dia melampiaskan kemarahan dengan membunuh Habil, walaupun Habil sudah menasehatinya bahwa yang bersalah adalah Kabil karena berkurban tanpa dilandasi ikhlas dan takwa.

Page 10: Musni Umar: Manajemen Konflik Cara Mengatasi Konflik di DKI

Penyebab, Jenis dan akibat Konflik

Konflik bisa timbul kapan saja dengan berbagai macam penyebab yang kadang-kadang bisa sepele. Penyebab konflik bisa disebabkan macam-macam:

1. Perbedaan pendirian dan perasaan, 2. Perbedaan latar belakang budaya, 3. Perbedaan kepentingan individu dan kelompok, 4. Perubahan nilai yang cepat dan mendadak 5. Lingkungan sosial ekonomi dan lingkungan hidup 6. Kepentingan politik dan ekonomi.

Page 11: Musni Umar: Manajemen Konflik Cara Mengatasi Konflik di DKI

Konflik Mesuji

Page 12: Musni Umar: Manajemen Konflik Cara Mengatasi Konflik di DKI

Tawuran Warga di Johar Baru

Page 13: Musni Umar: Manajemen Konflik Cara Mengatasi Konflik di DKI

Adapun jenis-jenis konflik menurut Dahrendorft yaitu:

1) Konflik antara atau dalam peran sosial, 2) Konflik antar kelompok-kelompok sosial 3) Konflik kelompok terorganisasi dan tidak terorganisasi 4) Konflik antar satuan nasional (kampanye dan perang saudara) 5) Konflik antar atau tidak antar agama

Page 14: Musni Umar: Manajemen Konflik Cara Mengatasi Konflik di DKI

Konflik Umat Beragama

Page 15: Musni Umar: Manajemen Konflik Cara Mengatasi Konflik di DKI

Akibat konflik

(1) Meningkatkan solidaritas sesama (ingroup) (2) Keretakan hubunagn antar kelompok yang

bertikai (3) Perubahan kepribadian pada individu misalnya timbul rasa dendam, benci dan saling curiga (4) Kerusakan harta benda dan kehilangan nyawa (5) Dominasi bahkan penaklukan salah satu fihak yang terlibat dalam konflik.

Page 16: Musni Umar: Manajemen Konflik Cara Mengatasi Konflik di DKI

Konflik Politik (Pemilukada)

Page 17: Musni Umar: Manajemen Konflik Cara Mengatasi Konflik di DKI

Strategi Mengatasi Konflik 1. Intra-individual conflict Strategy (mengatasi konflik dlm diri indvidu Menurut Wijono (1993 : 42-66), untuk mengatasi konflik

dalam diri individu diperlukan paling tidak tujuh strategi yaitu:1) Menciptakan kontak dan membina hubungan2) Menumbuhkan rasa percaya dan penerimaan3) Menumbuhkan kemampuan /kekuatan diri

sendiri4) Menentukan tujuan5) Mencari beberapa alternatif6) Memilih alternatif7) Merencanakan pelaksanaan jalan keluar

Page 18: Musni Umar: Manajemen Konflik Cara Mengatasi Konflik di DKI

Interpersonal conflict strategy Ardhita Maharindra menyebut 4 faktor penyebab konflik

interpersonal: 1) Interdepence 2) Disagreement 3) Interference (gangguan campur tangan) 4) Negative emotions Cara mengatasi konflik: (1) Asserting (pernyataan, penegasan) (2) Accomodating (penyesuaian) (3) Compromissing (4) Problem Solving (5) Avoiding (penghindaran)

Page 19: Musni Umar: Manajemen Konflik Cara Mengatasi Konflik di DKI

Avoiding /Penghindaran Konflik

Page 20: Musni Umar: Manajemen Konflik Cara Mengatasi Konflik di DKI

Lose-lose Strategy (Strategi kalah-kalah) Menurut Wijono (1993 : 66-112), Biasanya individu atau kelompok yang bertikai mengambil jalan tengah

(berkompromi) atau membayar sekelompok orang yang terlibat dalam konflik atau menggunakan jasa orang atau kelompok ketiga sebagai penengah. Dalam strategi kalah-kalah, konflik bisa diselesaikan dengan cara melibatkan pihak ketiga bila perundingan mengalami jalan buntu. Maka pihak ketiga diundang untuk campur tangan oleh pihak-pihak yang berselisih atau barangkali bertindak atas kemauannya sendiri. Ada dua tipe utama dalam campur tangan pihak ketiga yaitu:a. Arbitrasi (Arbitration)Arbitrasi merupakan prosedur di mana pihak ketiga mendengarkan kedua belah pihak yang berselisih, pihak ketiga bertindak sebagai hakim dan penengah dalam menentukan penyelesaian konflik melalui suatu perjanjian yang mengikat.b. Mediasi (Mediation)Mediasi dipergunakan oleh Mediator untuk menyelesaikan konflik tidak seperti yang diselesaikan oleh abriator, karena seorang mediator tidak mempunyai wewenang secara langsung terhadap pihak-pihak yang bertikai dan rekomendasi yang diberikan tidak mengikat.

Page 21: Musni Umar: Manajemen Konflik Cara Mengatasi Konflik di DKI

Win-Lose Strategy (Strategi menang-kalah)

Dalam strategi ini menekankan adanya salah satu pihak yang sedang konflik kalah tetapi yang lain menang.Beberapa cara yang digunakan untuk menyelesaikan konflikdengan win-lose strategy (Wijono, 1993 : 44), dapat melalui:a. Penarikan diri, b. Penghalusan dan damai, yaitu dengan melakukan tindakan perdamaian dengan pihak lawan untuk menghindari terjadinya konfrontasi

Bujukan, yaitu dengan membujuk pihak lain untuk mengubah posisinya untuk mempertimbangkan informasi-informasi faktual yang relevan dengan konflik,

Paksaan dan penekanan, yaitu menggunakan kekuasaan formal dengan menunjukkan kekuatan (power) Tawar-menawar dan pertukaran persetujuan sehingga tercapai suatu kompromi yang dapat diterima oleh dua belah pihak, untuk menyelesaikan konflik yang berkaitan dengan persaingan terhadap sumber-sumber (competition for resources) secara optimal bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Page 22: Musni Umar: Manajemen Konflik Cara Mengatasi Konflik di DKI

Win-Win Strategy (Strategi Menang-Menang)

Penyelesaian dengan strategi menang-menang memerlukan sikap dan ketrampilan menciptakan relasi komunikasi dan interaksi yang dapat membuat pihak-pihak yang konflik saling merasa aman dari ancaman, merasa dihargai, menciptakan suasana kondusif dan memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi masing-masing dalam upaya penyelesaian konflik. Strategi ini menolong memecahkan konflik, bukan hanya sekedar memojokkan orang.Ada 2 cara didalam strategi ini yang dapat dipergunakan sebagai alternatif pemecahan konflik interpersonal yaitu:a. Pemecahan masalah terpadu (Integrative Problema Solving) secara mufakat atau memadukan kepentingan kedua belah pihak.b. Konsultasi proses antar pihak (Inter-Party Process Consultation). Biasanya ditangani oleh konsultan proses, dimana keduanya tidak mempunyai kewenangan untuk menyelesaikan konflik dengan kekuasaan atau menghakimi salah satu atau kedua belah pihak yang berkonflik

Page 23: Musni Umar: Manajemen Konflik Cara Mengatasi Konflik di DKI

Strategi Mengelola dan Mengatasi Konflik Organisasi (Organizational Conflict)

Menurut Stevanim (2000, hlm 134-135) setidaknya ada 5 (lima) langkah menyelesaikan masalah:

1. Pengenalan 2. Diagnosis, siapa, apa, mengapa, di mana dan bagaimana? 3. Menyepakati suatu solusi 4. Pelakasanaan 5. Evaluasi.

Page 24: Musni Umar: Manajemen Konflik Cara Mengatasi Konflik di DKI

Mengelola Konflik

Page 25: Musni Umar: Manajemen Konflik Cara Mengatasi Konflik di DKI

Kesimpulan Konflik merupakan bagian dari dinamika partai politik dan organisasi

kemasyarakatan, karena perbedaan kepentingan dan persaingan untuk merebut kekuasaan politik dan kepentingan ekonomi.

Yang harus dilakukan ialah mengelola konflik supaya tidak memecah partai politik dan organisasi kemasyarakatan. Persatuan dan kesatuan harus dijaga dan dipelihara dengan menjaga keseimbangan berbagai kepentingan yang ada dalam partai politik dan ormas di semua tingkatan.

Untuk bisa memelihara soliditas dan dinamika internal partai politik dan ormas, maka harus ada kekuatan di luar partai dan ormas yang dijadikan sparing partner (teman bertanding) atau lawan. China maju seperti sekarang karena menjadikan Amerika Serikat sebagai lawan dalam kekuatan global yang harus dikalahkan. Korea Selatan, bisa maju dan menyaingi Jepang karena menjadikan Jepang sebagai lawan dalam ekonomi yang harus dikalahkan atau paling tidak menyamai.

Akan tetapi yang baik ialah setiap partai politik dan ormas berlomba berbuat kebaikan yang berarti bersaing untuk berbuat yang lebih baik untuk kemajuan masyarakat, bangsa dan negara, jangan konflik terbuka yang menciptakan kerusakan dan ketakutan masyarakat.

Cipanas, 20 Desember 2011

Page 26: Musni Umar: Manajemen Konflik Cara Mengatasi Konflik di DKI