Musni Umar: Cinta Lahirkan Kepedulian Lingkungan di DKI Jakarta

30
Musni Umar: Cinta Lahirkan Kepedulian Lingkungan di DKI Jakarta * Sociologist and Researcher Direktur Eksekutif Institute for Social Empowerment and Democracy (INSED)

Transcript of Musni Umar: Cinta Lahirkan Kepedulian Lingkungan di DKI Jakarta

Musni Umar: Cinta Lahirkan Kepedulian Lingkungan di

DKI Jakarta* Sociologist and Researcher

Direktur Eksekutif Institute for Social Empowerment and

Democracy (INSED)

Pengantar Lingkungan di DKI Jakarta sangat kompleks dan berat. Berbagai

persoalan tumpang tindih. Belum selesai satu masalah muncul masalah lain, sehingga banyak sekali persoalan, dan mungkin tidak akan pernah selesai sampai akhir hayat manusia.

Dalam kaitan dengan lingkungan, maka paling tidak kita bisa membincangkan lima hal. Pertama, lingkungan sosial,Kedua, lingkungan ekonomi,Ketiga, lingkungan hukum,Keempat, lingkungan politikKelima, lingkungan keamanan dan pertahanan

Pemecahan masalah lingkungan sosial, ekonomi, hukum, politik dan keamanan di DKI Jakarta pada khususnya, tidak bisa diserahkan sepenuhnya kepada Gubernur DKI Jakarta dan Wakilnya serta seluruh jajaran pemerintah Provinsi DKI Jakarta, karena kompleksnya masalah dan banyaknya persoalan.

Oleh karena itu, diperlukan partisipasi masyarakat dalam berbagai bidang lingkungan yang dikemukakan. 1. Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial merupakan persoalan yang sangat rumit dan sulit dipecahkan karena terkait langsung dengan banyak orang, yang pada umumnya berada di lapisan masyarakat bawah dan sangat bawah (lower and lower-lower class).

Masyarakat bawah dan sangat bawah ini sering dikemukakan sebagai “korban pembangunan”, karena diantara mereka banyak yang terkena gusur dalam rangka pembangunan proyek dengan ganti rugi yang kurang memadai. Selain itu, mereka tidak bisa memperoleh manfaat yang berarti dari pelaksanaan pembangunan lantaran tidak memiliki pendidikan, kepakaran, modal dan jaringan. Mereka hanya mendapat tetesan manfaat yang kecil (trickle down effect) dari pelaksanaan pembangunan. Inilah ironi pembangunan, yang tujuan mulia, tetapi lebih banyak yang tidak bisa berpartisipasi dalam pembangunan.

Persoalan Sosial: Kemiskinan

Persoalan Sosial: Tidak Disiplin

Persoalan Sosial: Macet

Persoalan Sosial: Banjir

Dalam rangka pembangunan sosial di DKI Jakarta, pemerintah telah

memberi perhatian pada tiga sektor. Pertama, bidang pendidikan. Pemerintah telah mewujudkan anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Bahkan di DKI Jakarta, anggaran pendidikan telah mencapai Rp 11,5 triliun (26-27 persen) dari total APBD DKI Jakarta tahun 2013 sebesar Rp 46 triliun.

Selain itu, Gubernur Jokowi dan Wagub Ahok, telah merealisasikan janjinya sewaktu kampanye pemilukada DKI Jakarta tahun 2012 untuk mewujudkan Jakarta Pintar melalui program Kartu Jakarta Pintar (KJP). Tahun 2013, sekitar 332.000 anak tidak mampu akan diberikan bantuan tunai. Untuk jenjang SD sebesar Rp 180.000/bulan persiswa, SMP Rp 210.000/bulan persiswa, dan jenjang SMA Rp 240.000/bulan persiswa.

Walaupun begitu, jumlah siswa yang mendapat KJP masih sangat sedikit dibandingkan jumlah siswa yang membutuhkan, mengingat jumlah siswa tidak mampu yang mayoritas sekolah di SMP, SMA, MA dan SMK swasta terus meningkat.

Kedua, bidang kesehatan. Bidang kesehatan, juga mendapat prioritas, sehingga anggaran bidang kesehatan meningkat pada tahun 2013 menjadi sebesar Rp 1.139 triliun (4 persen dari APBD DKI Jakarta). Pada tahun 2012 sebesar Rp 965 milyar (3 persen dari APBD 2012 sekitar Rp 40 triliun). Jumlah ini tidak terlalu besar. Oleh karena itu, semboyan lebih baik mencegah daripada mengobati harus terus digelorakan di kalangan masyarakat. Walaupun program Kartu Jakarta Sehat (KJS) telah disiapkan.

Ketiga, pembangunan kampung deret, diberbagai perkampungan kumuh, padat dan miskin (padkumis). Pada tahun 2013 telah dianggarkan pembangunan kampung deret sebesar Rp 46 milyar di tiap lokasi. Di Jakarta Selatan, pada tahun 2013 memperoleh anggaran untuk membangun kampung deret di 7 (tujuh) lokasi.

Kartu Jakarta Sehat

2. Lingkungan Ekonomi Kita patut bersyukur kepada Allah karena sebagai warga DKI

Jakarta, telah menikmati kemajuan dari pembangunan ekonomi yang dilaksanakan selama ini.

Akan tetapi, pembangunan ekonomi ternyata memiliki sisi positif dan negatif. Sisi positif dari pembangunan, telah melahirkan berbagai kemajuan pembangunan pisik yang mengagumkan. Serta melahirkan orang-orang kaya.

Akan tetapi sisi negatif dari pembangunan ekonomi cukup banyak, seperti telah melahirkan kesenjangan sosial ekonomi yang sangat lebar antara sesama warga DKI Jakarta, yang kaya semakin kaya, sementara mayoritas masyarakat tidak memperoleh manfaat yang signifikan dari kemajuan pembangunan ekonomi bahkan yang terjadi adalah sebaliknya-semakin miskin dan terpuruk.

Persoalan Ekonomi: lingkungan Miskin

Taman Ayodia Kebayoran Baru

Kawasan Eksklusif di DKI Jakarta

Lingkungan ekonomi dari hasil pembangunan di era Orde Baru dan Orde Reformasi harus segera diatasi karena telah melahirkan paling tidak 5 (lima) persoalan. Pertama, mengkhianati tujuan Indonesia merdeka yang antara lain untuk memajukan kesejahetaran umum. Kedua, berlawanan dengan seluruh sila dari Pancasila. Ketiga, melahirkan ketidak-adilan ekonomi. Keempat, menciptakan kecumburuan sosial. Kelima, kemarahan sosial, yang berpotensi melahirkan revolusi.

3. Lingkungan hukum Pelaksanaan hukum di Indonesia bagaikan “pisau”, di bawah

tajam dan di atas tumpul. Lingkungan hukum semacam ini semakin menciptakan perasaan sosial yang tidak baik seperti benci, antipasti, depresi dan frustrasi .

Oleha karena itu, tidak mengherankan jika muncul “pengadilan jalanan” yang dilakukan masyarakat. Korban pertama, polisi. Kedua, pelaku kejahatan, ketiga, hakim dan jaksa. Perasaan tidak mempercayai hukum semakin meluas di masyarakat, yang ditandai dengan berbagai fenomena sosial yang terjadi di masyarakat seperti polisi diamuk massa, hakim diserang yang sedang berperkara, pelaku kejahatan diserang dan dibunuh dan lain sebagainya.

Lingkungan Hukum

4. Lingkungan politik Lingkungan politik, juga semakin tidak dipercaya publik,

disebabkan berbagai persoalan yang mencuat dilingkungan partai politik. Kasus Nazarudin, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Luthfi Hasan Ishaq, mantan Presiden PKS, dan paling terakhir kasus Setya Novanto, Bendahara Umum Partai Golkar, yang juga Ketua Fraksi Partai Golkar, yang diduga terkait dalam kasus korupsi PON, dan banyak lagi kasus yang menimpa para anggota DPR RI dari berbagai partai politik, telah menimbulkan sikap pesimis dari masyarakat tentang lingkungan politik yang kotor, dpersepsikan sebagai sarang “korupsi”.

Belum lagi dalam praktik politik yang sering menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Praktik politik yang tidak ada lawan dan kawan abadi, yang abadi adalah kepentingan, telah menimbulkan antipati dari masyarakat dan beranggapan bahwa politik adalah “kotor”, sehingga banyak kalangan muda yang tertarik kepada lingkungan dan kehidupan politik.

Pada politik adalah cara atau seni untuk mencapai tujuan.

Politik Tanpa Cinta

5. Lingkungan keamanan dan pertahanan Berbagai persoalan yang terjadi dalam lingkungan sosial, ekonomi, hukum,

dan politik, telah menimbulkan persoalan di masyarakat, sehingga menciptakan lingkungan yang tidak aman, tidak tenang dan stabilitas keamanan terganggu.

Selain itu, pembangunan yang menghasilkan ketidak-adilan dalam bidang sosial dan ekonomi, telah menimbulkan persoalan pertahanan, karena ada yang memilih untuk berpisah dari Indonesia seperti yang tengah terjadi di Papua.

Residu atau ampas yang diakibatkan oleh pembangunan telah menciptakan ketidak-stabilan sosial, sehingga mengganggu keamanan dan pertahanan Negara.

Cinta Memecahkan Persoalan Cinta adalah sesuatu yang agung, mengandung misteri karena melahirkan

kasih sayang kepada lawan jenis, kepada sesuatu yang dilihat dan dipandang. Cinta adalah pemberian Allah kepada manusia dan kepada setiap makhluk.

Dari mana datangnya lintah? Dari sawah turun ke kali. Dari mana datangnya cinta? Dari mata turun ke hati. Maka, cinta bermula dari pandangan mata, kemudian memunculkan ingin memiliki, mengagisi dan menyayangi.

Cinta Memecahkan Persoalan

Cinta adalah sesuatu yang agung, mengandung misteri karena melahirkan kasih sayang kepada lawan jenis, kepada sesuatu yang dilihat dan dipandang. Cinta adalah pemberian Allah kepada manusia dan kepada setiap makhluk.

Dari mana datangnya lintah? Dari sawah turun ke kali. Dari mana datangnya cinta? Dari mata turun ke hati. Maka, cinta bermula dari pandangan mata, kemudian memunculkan ingin memiliki, mengagisi dan menyayangi.

Dalam kaitannya dengan pemecahan masalah lingkungan sosial, ekonomi, hukum, politik dan keamanan dan pertahanan, maka salah satu pendekatan yang saya tawarkan adalah menjadikan cinta sebagai alat dan sarana untuk memecahkannya.

Cinta meleburkan kebencian karena perbedaan strata sosial, ekonomi. Cinta menghadirkan hukum yang berkeadilan, cinta menghadirkan politik yang santun, ramah, dan menjadikan lawan politik sebagai teman dan sahabat yang abadi. Cinta mewujudkan kedamaian, kesenangan dan kebahagian.

Cinta melahirkan kasih sayang, empati dan tanggung jawab terhadap sesama warga DKI Jakarta yang terpuruk, dan melahirkan kepedulian yang tidak ada bandingannya.

Cinta melahirkan kepekaan sosial terhadap yang dicintai selama hayat dikandung badan.

Politik Cinta

Bersama Anak2 Sedang Bergadang

Kesimpulan Berbagai persoalan dilingkungan DKI Jakarta seperti lingkungan sosial,

ekonomi, hukum, politik dan lingkungan keamanan dan pertahanan, sudah terbukti tidak dapat dipecahkan dengan pendekatan satu disiplin ilmu seperti ekonomi, tetapi harus dengan pendekatan multi disiplin ilmu (multi-disciplinary approach) yang dibalut dengan konsep cinta.

Cinta kepada mereka yang terpuruk dan menjadi korban pembangunan, cinta kepada mereka yang masih mengalami kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan, cinta kepada mereka yang mengalami ketidak-adilan hukum, politik dan keamanan dan pertahanan, akan melahirkan kasih sayang, kepedulian, empati, mau berkorban, bertanggungjawab dan bahkan rela mati demi yang dicintai.

Saatnya kita mewujudkan cinta kepada Jakarta sebagai tempat kita bermukim, hidup, mencari nafkah, dan bahkan tempat mengakhiri hidup ini.

Kobarkan cinta demi warga DKI Jakarta yang maju, damai, sejahtera, dan insya Allah makmur.

* Tulisan ini adalah bahan dialog dengan pimpinan partai politik, ormas, LSM dan tokoh masyarakat, Program Kesbangpol Jakarta Selatan, 25 April 2013, Hotel Maharaja, Jakarta Selatan