Musni Umar: Hadirkan Keadilan Ekonomi di Indonesia

15

Transcript of Musni Umar: Hadirkan Keadilan Ekonomi di Indonesia

Page 1: Musni Umar: Hadirkan Keadilan Ekonomi di Indonesia
Page 2: Musni Umar: Hadirkan Keadilan Ekonomi di Indonesia
Page 3: Musni Umar: Hadirkan Keadilan Ekonomi di Indonesia

Kemiskinan masih mencengkram sebagian besar masyarakat Papua (sumber gambar Google, 7/8/2013)

Page 4: Musni Umar: Hadirkan Keadilan Ekonomi di Indonesia
Page 5: Musni Umar: Hadirkan Keadilan Ekonomi di Indonesia

Gambaran Kemajuan Jakarta, pusat Bisnis Indonesia, (Sumber Google, 7/8/2013)

Page 6: Musni Umar: Hadirkan Keadilan Ekonomi di Indonesia
Page 7: Musni Umar: Hadirkan Keadilan Ekonomi di Indonesia

Mantan Wakil Presiden RI H. Muhammad Jusuf Kalla ketika berbicara sebagai tuan rumah dalam buka puasa dengan keluarga besar Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) di Jakarta (20/7/2013) menggambarkan bahaya Indonesia sedang dihadapi yang disebutnya sebagai “bom waktu” karena ekonomi makin pincang.

Beliau mengemukakan berbagai fenomena kepincangan ekonomi yang terjadi di masyarakat seperti di Puri Kembangan Jakarta Barat. Beberapa hari lalu dia diundang dan shalat di satu Masjid dikawasan tersebut. Ketika berbincang dengan para jamaah, secara kebetulan dia menanyakan siapa pemilik rumah-rumah mewah di kawasan itu, para jamaah spontan mengatakan 90 persen pemiliknya non Muslim.

Page 8: Musni Umar: Hadirkan Keadilan Ekonomi di Indonesia

Hal serupa terjadi di kawasan elit di Pondok Indah Jakarta Selatan, JK mengemukakan bahwa dulu para pemilik rumah di kawasan itu banyak dimiliki golongan Muslim, kini mulai berkurang karena dijual dan yang mampu membeli golongan lain. Sementara para pejabat tidak berani membeli rumah mewah takut diusut KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi).

Saya kemukakan masalah tersebut untuk direnungkan pada saat mayoritas bangsa Indonesia melaksanakan puasa ramadhan 1434 H. Semoga puasa ramadhan memberi motivasi, semangat dan dorongan untuk bersama-sama mengatasi masalah besar yang dihadapi bangsa Indonesia.

Page 9: Musni Umar: Hadirkan Keadilan Ekonomi di Indonesia

Wujudkan Keadilan Sebagai sosiolog saya harus kemukakan fenomena ketidak-

adilan dalam ekonomi dalam upaya mencari dan menemukan keadilan dalam bidang ekonomi. Setidaknya ada lima alasan yang mendasari pengungkapan masalah tersebut. Pertama, sebagai bentuk pertanggungjawaban moral kepada seluruh rakyat Indonesia dan kepada Tuhan untuk mewujudkan keadilan ekonomi.

Kedua, untuk mengingatkan kembali bahwa bangsa Indonesia menghadapi bahaya dan merupakan bom waktu yang sewaktu-waktu bisa meledak jika masalah ketidak-adilan ekonomi tidak ada upaya untuk mengatasinya.

Ketiga, makin lama masalah ketidak-adilan ekonomi dibiarkan akan semakin mengundang kecemburuan dan kebencian sosial terhadap sesama anak bangsa Indonesia.

Page 10: Musni Umar: Hadirkan Keadilan Ekonomi di Indonesia

Keempat, ketidak-adilan ekonomi dapat meletupkan isu “SARA (Suku, Agama dan Ras) yang melahirkan keresahan sosial yang berujung pertentangan dan konflik antar umat beragama.

Kelima, bisa menjadi bom waktu yang memicu revolusi sosial jika hal ini dibiarkan karena berkaitan erat dengan ketidak-adilan ekonomi di masyarakat.

Oleh karena itu, isu keeadilan ekonomi ekonomi harus disuarakan. Tujuannya bukan untuk mengobarkan kebencian antar umat beragama, justru untuk mewujudkan perdamaian abadi antar sesama warga beragama di Indonesia.

Penyebab dan Pemecahannya Telah banyak dikemukakan penyebab ketidak-adilan

ekonomi di Indonesia. Untuk menyegarkan ingatan, saya kemukakan kembali ketidak-adilan ekonomi di Indonesia.

Page 11: Musni Umar: Hadirkan Keadilan Ekonomi di Indonesia

Pertama, sejak zama penjajahan , etnis Tionghoa diberi tempat sebagai pedagang perantara, menengah dan kecil. Ditambah dengan spirit dan budaya perantau, mereka bisa beradaptasi dan akhirnya sangat unggul . Apalagi pribumi sebagai penduduk asli telah diposisikan sebagai petani, buruh, dan pegawai. Setelah merdeka posisi itu diteruskan dan mereka mengisi posisi tentara, polisi , selain pegawai, petani, nelayan, buruh dan sebagainya.

Kedua, sesudah Indonesia merdeka, posisi golongan Eropa yang menempati sebagai pedagang besar, diisi oleh etnis Tionghoa, sehingga pedagang besar, menengah dan kecil dipegang oleh mereka.

Ketiga, zaman Orde Baru, di mana Indonesia mulai melaksanakan pembangunan, pemerintahan Presiden Soeharto, bekerjasama dengan golongan etnis Tionghoa untuk melaksanakan pembangunan. Motifnya, pertama, mereka yang lebih siap berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi. Kedua, etnis Tionghoa dijadikan sapi perah untuk mencari uang bagi para pejabat. Ketiga, ada motif untuk mencegah bangkitnya kelas pribumi dalam bidang ekonomi, khawatir kalau sudah kuat ekonomi akan terlibat politik.

Page 12: Musni Umar: Hadirkan Keadilan Ekonomi di Indonesia

Keempat, setelah terjadi kerusuhan 1998, banyak dari golongan etnis Tionghoa lari keluar negeri dengan membawa uang mereka. Sesudah situasi politik dan keamanan mulai aman, mereka kembali ke Indonesia. Orde Reformasi, melahirkan liberalisasi dibidang ekonomi dan politik, sehingga mereka yang sudah kaya semakin kaya. Sementara kaum pribumi semakin marjinal. karena dalam liberalisasi ekonomi dan politik, yang berkuasa adalah pemilik modal (uang).

Kelima, dalam Orde Reformasi, kekuasaan Negara diminimalisir, sementara yang tampil mengambil peranan dalam pembangunan adalah masyarakat. Mereka yang bisa berperan dalam pembangunan adalah yang memiliki kekuasaan ekonomi (pemodal).

Pemecahan masalah Ketidak-adilan ekonomi yang melahirkan kepincangan ekonomi di

Indonesia, suka tidak suka harus diatasi dan dipecahkan. Setidaknya ada lima solusi pemecahan. Pertama, Negara harus hadir untuk mengatasi dan memecahkan ketidak-adilan ekonomi yang dialami mayoritas bangsa Indonesia.

Page 13: Musni Umar: Hadirkan Keadilan Ekonomi di Indonesia

Kedua, mesti ada pemihakan (special treatment) kepada pengusaha baru (pemula), PKL dan pengusaha lemah, dalam bidang pemasaran, permodalan, tempat berusaha, legalitas usaha, pendidikan, pembinaan, dan pengawasan.

Ketiga, harus ada konsensus nasional untuk mengatasi ketidak-adilan ekonomi yang diperkuat dengan undang-undangan atau keputusan Presiden (Keppres).

Keempat, harus ada kemauan dan keberanian politik dari penguasa untuk mengatasi dan memecahkan ketidak-adilan ekonomi di kalangan bangsa Indonesia.

Kelima, kerjasama semua kekuatan politik, pelaku ekonomi dan masyarakat sipil (civil society) untuk memecahkan persoalan ketidak-adilan ekonomi di kalangan bangsa Indonesia.

Page 14: Musni Umar: Hadirkan Keadilan Ekonomi di Indonesia

Kesimpulan

Ketidak-adilan ekonomi yang melahirkan kepincangan ekonomi yang luar biasa di Indonesia tidak boleh dibiarkan karena sangat berbahaya dan merupakan “bom waktu” yang berpotensi melahirkan revolusi sosial.

Untuk mencegah terjadinya bahaya yang dapat memporak-porandakan Indonesia, maka keadilan ekonomi untuk mengatasi kepincangan ekonomi di Indonesia harus menjadi kesadaran bersama. Selain itu, harus ditumbuhkan kemauan, semangat dan komitmen bersama untuk memecahkan masalah ketidak-adilan ekonomi yang sedang dihadapi bangsa Indonesia.

Page 15: Musni Umar: Hadirkan Keadilan Ekonomi di Indonesia

Disamping itu, sangat penting terus ditumbuh-kembangkan keberanian dan kemauan politik Presiden RI dan seluruh kekuatan bangsa Indonesia untuk bersama-sama mengatasi masalah ketidak-adilan ekonomi yang melahirkan kepincangan ekonomi yang luar biasa.

Terakhir, diharapkan lahir pemimpin baru Indonesia dari Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014 yang gagah berani mengatasi masalah ketidak-adilan ekonomi dan kepincangan ekonomi Indonesia untuk mewujudkan tujuan Indonesia merdeka yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Semoga tulisan ini memberi pencerahan, penyadaran dan pencerdasan untuk menyelamatkan seluruh bangsa Indonesia.

Jakarta, 11 Ramadhan 1434 H/21 Juli 2013