muskulo

34
SEMESTER 2 BLOK 5 MUSKULOSKELETAL-1 MAKALAH MANDIRI PBL NAMA : AHMED HAYKAL HILMAN NIM : 10.2008.160 FAKULTAS KEDOKTERAN 1

description

blok 5

Transcript of muskulo

Page 1: muskulo

SEMESTER 2

BLOK 5

MUSKULOSKELETAL-1

MAKALAH MANDIRI PBL

NAMA : AHMED HAYKAL HILMAN

NIM : 10.2008.160

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

JAKARTA

2010

1

Page 2: muskulo

DAFTAR ISI

Daftar isi ………………………………………………….…….....2

I. ISI

I.1. STRUKTUR LENGAN & TUNGKAI

I.1.1. Makroskopis...............................................................................3

I.1.2. Mikroskopis...............................................................................11

I.2. MEKANISME

I.2.1. Kontraksi Otot..........................................................................14

I.2.2. Metabolisme Otot.....................................................................16

I.3. PEMERIKSAAN

I.3.1. Anamnesis................................................................................19

I.3.2. Fisik..........................................................................................22

Daftar Pustaka..........................................................................................................23

2

Page 3: muskulo

BAB I

ISI

I.1. STRUKTUR LENGAN & TUNGKAI

I.1.1. Makroskopis

Struktur Tulang

a. Periosteum

Pada lapisan pertama kita akan bertemu dengan yang namanya periosteum.

Periosteum merupakan selaput luar tulang yang tipis. Periosteum mengandung osteoblas (sel

pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat dan pembuluh darah. Periosteum merupakan

tempat melekatnya otot-otot rangka (skelet) ke tulang dan berperan dalam memberikan

nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang rusak.

b. Tulang Kompak (Compact Bone)

Pada lapisan kedua ini kita akan bertemu dengan tulang kompak. Tulang ini

teksturnya halus dan sangat kuat. Tulang kompak memiliki sedikit rongga dan lebih banyak

3

Page 4: muskulo

mengandung kapur (Calsium Phosfat dan Calsium Carbonat) sehingga tulang menjadi padat

dan kuat.

Kandungan tulang manusia dewasa lebih banyak mengandung kapur dibandingkan

dengan anak-anak maupun bayi. Bayi dan anak-anak memiliki tulang yang lebih banyak

mengandung serat-serat sehingga lebih lentur.

Tulang kompak paling banyak ditemukan pada tulang kaki dan tulang tangan.

c. Tulang Spongiosa (Spongy Bone)

Pada lapisan ketiga ada yang disebut dengan tulang spongiosa. Sesuai dengan namanya

tulang spongiosa memiliki banyak rongga. Rongga tersebut diisi oleh sumsum merah yang

dapat memproduksi sel-sel darah. Tulang spongiosa terdiri dari kisi-kisi tipis tulang yang

disebut trabekula

4

Page 5: muskulo

d. Sumsum Tulang (Bone Marrow)

Lapisan terakhir yang kita temukan dan yang paling dalam adalah sumsum tulang. Sumsum

tulang wujudnya seperti jelly yang kental. Sumsum tulang ini dilindungi oleh tulang

spongiosa seperti yang telah dijelaskan dibagian tulang spongiosa. Sumsum tulang berperan

penting dalam tubuh kita karena berfungsi memproduksi sel-sel darah yang ada dalam tubuh

Tulang adalah organ vital yang berfungsi untuk gerak pasif, proteksi alat-alat di dalam

tubuh, pembentuk tubuh, metabolisme kalsium dan mineral, dan organ hemopoetik.

Tulang terdiri dari komponen matriks dan sel. Matriks tulang terdiri dari serat-serat

kolagen dan protein non-kolagen. Sedangkan sel tulang terdiri dari osteoblas,

oisteosit, dan osteoklas. Osteoblas membangun tulang dengan membentuk kolagen

tipe I dan proteoglikan sebagai matriks tulang atau jaringan osteosid melalui suatu

proses yang disebut osifikasi. Ketika sedang aktif menghasilkan jaringan osteoid,

osteoblas mensekresikan sejumlah besar fosfatase alkali, yang memegang peranan

penting dalam mengendapkan kalsium dan fosfat ke dalam matriks tulang. Sebagian

dari fosfatase alkali akan memasuki aliran darah, dengan demikian maka kadar

fosfatase alkali di dalam darah dapat menjadi indikator yang baik tentang tingkat

pembentukan tulang setelah mengalami patah tulang atau pada kasus metastasis

kanker ke tulang. Osteosit adalah sel-sel tulang dewasa yang bertindak sebagai suatu

5

Page 6: muskulo

lintasan untuk pertukaran kimiawi melalui tulang yang padat. Osteoklas adalah sel-sel

berinti banyak yang memungkinkan mineral dan matriks tulang dapat diabsorbsi.

Tidak seperti osteoblas dan osteosit, osteoklas mengikis tulang. Sel-sel ini

menghasilkan enzim proteolitik yang memecahkan matriks dan beberapa asam yang

melarutkan mineral tulang sehingga kalsium dan fosfat terlepas ke dalam aliran darah.

Tulang-tulang tungkai bawah terdiri atas tulang tempurung lutut (os patella), tulang

kering (os tibia), tulang betis (os fibula), Tulang pergelangan kaki (os tarsal), tulang

telapak kaki (os metatarsal), tulang jari kaki (os phalanges pedis).

Femur adalah tulang terpanjang dalam tubuh

Tibia berfungsi memindahkan berat badan dari femur ke tangan

Fibula tidak temasuk tulang pembentuk articulation genus dan tidak turut

memindahkan berat badan. Fungsi utama fibula adalah sebagai origo otot-otot dan

turut berperan dalam articulation talokruralis

6

Page 7: muskulo

Tulang yang terdapat pada regio brachium adalah : os humerus

Juga terdapat articulatio yang menyambungka tulan hurus dengan tulang ulna yaitu articulatio

Cubiti

7

Page 8: muskulo

Gambaran ossa

Tulang yang membentuk regio anterbrachii:

1. Os radius

2. Os ulna

8

Page 9: muskulo

Otot, adalah daging tubuh yang tersusun dari banyak dinding organ berongga, dan

pembuluh-pembuluh tubuh. Sel-sel jaringan otot, yang dinamakn serabut, sangat

terspesialisasi untuk kontraktilitas. Otot terdiri atas 3 macam, yakni otot polos,

otot rangka, dan otot jantung.

Sendi merupakan tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Sendi dapat dibagi

menjadi tiga tipe. Sendi fibrosa dimana tidak terdapat lapisan kartilago, antara

tulang dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa, dan dibagi menjadi dua subtipe

yaitu sutura dan sindemosis. Sendi kartilaginosa dimana ujungnya dibungkus oleh

kartilago hialin, disokong oleh ligament, sedikit pergerakan, dan dibagi menjadi

subtipe yaitu sinkondrosis dan simpisis. Sendi sinovial merupakan sendi yang

dapat mengalami pergerakkan, memiliki rongga sendi dan permukaan sendinya

dilapisi oleh kartilago hialin. Suatu artikulasi atau persendian terjadi saat

permukaan dari 2 tulang bertemu. Adanya pergerakan atau tidak bergantung pada

sambungannya.

Articulatio Genu

Pada sendi ini bertemu condyli femoris dengan condyli tibiae dan patella. Patella

merupakan suatu tulang bijian yang besar yang terdapat didalam urat lekat

m.quadriceps femoris. Condyli femoris berbentuk sebagai tabung dengan sumbu-

sumbu yang pendek. Sumbu kedua condyli itu berpotongan membentuk sebuah

sudut tumpul yang membuka kekraniodorsal. Lengkung prmukaan dorsoventral

condyli tidak merupakan lengkung suatu lingkaran, melainkan merupakan suatu

spiral. Artinya jari-jari lengkung tidak tetap sama melainkan kearah dorsal jari-jari

it uterus bertambah pendek sehingga lengkung bertambah pelengkungannya.

Simpai sendi disebelah depan dan samping tipis, tetapi kuat disebalah belakang.

Stratum synoviale disebelah depan dibawah patella membentuk suatu lipat yang

besar yang berisi jaringan lemak, corpus adiposum genus. Dari corpus adiposum

ini berjalan suatu lipat sinovia kebagian depan fossa intercondylica femoris, plica

synovialis patellaris. Kesamping berjalan pula lipat melihat kedepan sehinggan

ligamentum cruciata terdapat diluar rongga sinovia. Lipat kedepan ini dinamakan

septum intercodylicum.

9

Page 10: muskulo

Articulatio tibiofibularis

Berada diantara ujung-ujung proksimal kedua tulang tungkai bawah. Permukaan-

permukaan yang bertemu ialah facies articularis fibularis tibiae dan facies

articuaris capituli fibulae. Rongga-rongga sndi nya sering berhubungan dengan

bursa m.poplitei. ikat-ikatnya ialah ligamentum capituli fibulae anterius dan

posterius yang berjalan dari medial atas ke lateral bawah. Kemungkinan gerak

pada sendi hanya suatu geseran dari depan kebelakang dan dalam arah sebaliknya.

Pembuluh Darah, darah mengangkut berbagai zat didalam tubuh sewaktu dipompa

melintasi pembuluh darah. Sebagian besar sel tubuh tidak berkontak langsung dengan

lingkungan eksternal, namun sel-sel ini harus melakukan penyrapan O2 dan nutrient

dan membuang zat-zat sisa. Selain itu zat-zat perantara kimiawi harus diangkut antara

sel-sel agar aktivitas terintegrasi dapat berlangsung. Untuk melaksanakan pertukaran

jarak jauh ini, sel-sel dihubungkan satu sama lain dengan lingkungan eksternal oleh

pembuluh darah. Darah diangkut ke semua bagian tubuh melalui suatu system

pembuluh yang membawa pasokan segar ke sel seklaigus mengeluarkan zat-zat sisa

sel-sel tersebut.1,2

I.1.2. Mikroskopis

Jaringan Tulang Rawan

Tulang rawan terbentuk dari jaringan mesenkim. Pada masa embrional, tubuh terdiri dari

tulang rawan, dan tulang rawan akan semakin berkurang seiring dengan pertambahan usia.

Terdapat dua cara perkembangan tulang rawan yaitu aposisional dan intersitisial.

Pertumbuhan apsisionnal diawali dengan kerja dari mesenkim yang mengelilingi sel-sel

tulang rawan yang memadat dan membentu perikondrium. Dan sel-sel didalamnya

berkembang menjadi kondrosit dan membentuk matriks baru. Sedangkan perkembangan

intersisial merupakan perkembangan dari dalam seel tersebut. Hal inilah yang menyebabkan

terdapatnya isogenik. Sekesri matriksnya membentuk sekat yang makin tebal diantara sel

10

Page 11: muskulo

anak sehingga menempati lacuna terpisah. Jaringan tulang rawan di bagi menjadi tiga yaitu

tulang rawan hialin, elastin dan fibrokartilago.

Tulang rawan hialin ditemukan pada cincin trakea, hidung dan laring, permukaan sendi dan

ujung ventral iga yang menghubungkannya pada sternum. Pada masa fetus, seluruh

kerangkanya merupakan tulang rawan hialin sehingga sangat mudah untuk dicari. Cirri-

cirinya adalah dalam keadaan yang segar memiliki warna kelabu kebiruan yang merupakan

jaringan semi translusen.

Tulang rawan elastin ditemukan pada telinga luar, dinding liang telinga, epiglottis,dan tulang

laring. Secara mikroskopis berbeda dari tulang raawan hialin karena lebih keruh, warnanya

kuning dan lebih fleksibel. Kondrositnya serupa dengan tulang rawan hialin, hanya saja

matriksnya lebih renggang dan terdiri sebagian besar dari serat elastin yang bercabang.

Perikondrium yang terdapat di tulang rawan elastin merupakan merupakan hasil pemadatan

jaringan ikat di sekitar tepiannya.

Tulang fibrokartilago memiliki rantai yang parallel dengan serat kolagen dan berwarna merah

muda terang. Fibrokartilago ditemukan di diskus intervertebralis dan merupakan seperlima

dari panjang columna vertebralis. Fibrokartilago ditemukan menyatu dengan tulang rawah

hialin atau jaringan padat fibrosa. Cirri yang juga khas dari fibrokartilago adalah tidak

memiliki perikondrium. Dalam diskus intervertebralis, tepat ditengahnya, terdapat materi

gelatinosa yang lunak yang disebut dengan nucleus pulposus dan di tepinya dibatasi oleh

annulus fibrosus yang merupakan fibrokartilago.

Jaringan Tulang

Sebagian besar dari jaringan tulang merupakan matriks tulang yang merupakan mineral

bermineralisasi. Dalam substansi intersisial tulang terdapat ronga yang disebut dengan

lacuna, dan ditempati oleh sel-sel tulang. Dari lacuna tersebut memancar keluar kanalikuli

yang menembus lamel dan berantomosis dengan kanalikuli dari lacuna yang berdekatan. Pada

tulang rawan penerimaan nutrisi berlangsung dengan cara bermitosis, sedangkan pada

jaringan tulang terdapat rongga yang sangat halus yang berguna untuk pertukaran nutrisi yang

terjadi pada tulang.

11

Page 12: muskulo

Lamel pada system tulang kompak dibagi menjadi tiga bagian umum. Yang pertama yaitu

system yang mengelilingi saluran vaskuler memanjang yang berbentuk unit silindris yang

disebut dengan system harves. Yang berikutnya adalah system interstisial yaitu bagian yang

terdapat antara system harves yang tidak beraturan. Batas dari system harves dan system

interstitial adalah lapis reflaktil yang disebut dengan garis semen. Dan system lamel yang

ketiga disebut dengan lamel sirkumfernes yaitu lamel yang tepat berada dibawah periosteum.

System ini berjalan tidak terputus-putus dan mengitari dari seluruh tulang kompak tersebut.

Pada system harves terdapat lubang yang terlihat berwarna hitam pada mikroskop, ini yang

disebut sebagai saluran harves. Dalam saluran harves ini mengandung pembuluh darah yang

terbungkus dengan jaringan ikat. Saluran harves ini saling berhubungan, saluran

penghubungnya dinamakan dengan saluran volkman. Saluran volkman ini biasanya

berbentuk miring atau memanjang dari tulang tersebut.

Dalam tulang terdapat materi organic dan materi anorganik dari tulang tersbeut. Pada matriks

tulang 65% terdiri dari zat anorganik yaitu kalsium fosfat 85%, kalsium karbonat 10%, dan

selebihnya ckalsium kloridan dan magnesium fisfat. Zat organic yang terdapat dalam matriks

tulang 90% nya merupakan serat kolagen. Sel-sel yang terdapat dalam tulang antara lain

adalah osteoprogenitor, osteoblast, osteosit, dan osteoklas.

Osteoprogenitor adalah stemsell dari sel tulang tersebut, bentuknya seperti gelendong dengan

inti pucat. Osteoprogenitor memiliki lapisan dalam perikondrium. Terdapat dua jenis

osteoprogenitor, yang pertama adalah preosteoblast yang akan menjadi osteoblast dan

preosteoklas yang akan berkembang menjadi osteoklas. Unutk osteoblas, osteosit dan

osteolkas telah dibahas dalam bagian metabolism tulang.

Jaringan Otot

Sifat dasar dari makhluk hidup adalah melakukan gerakan. Gerakan pada vertebrata terdapat

menjadi tiga kategori otot yaitu otot polos, otot rangka, dan otot jangutng. Otot polos terdiri

atas sel-sel yang fusiform berinti satu yang tidak dapat dikendalikan namun berrespon

terhadap rangsangan dari susunan saraf otonom. Otot polos menyusun bagian kontraktil dari

dinding saluran cerna dan mengendalikan besarnya pembuluh darah. Selain itu otot polos

juga ditemukan pada saluran keluar kelenjar yang berhubungan dengan saluran pencernaan.

Sama halnya dengan otot yang lain, otot polos juga tersbusun atas serat yang panjangnya

12

Page 13: muskulo

dapat mencapai 0,5 mm. sel otot polos berbentuk fusiformis, yaitu terdapat bagian yang lebih

mengelembung di bagian tengahnya. Dalam sel otot polos terdapat minimal satu inti sel dan

dapat sampai dua buah inti sel.

Dibawah mikroskop cahaya, otot jantung memiliki pola bergarus melintang serupa dengan

otot rangkan namun serat-seratnya bercabang dan saling berhubungan. Sarkoplasmanya lebih

banyak dan corak garis memanjang lebih jelas karena berkas-berkasnya dipisahkan oleh

deretan mitokondria. Myofibril mmenghindari inti di inklusi. Sebuah kompleks golgi kecil

terletak dekat satu kutub masing-masing inti yang memanjang. Tetes lipid umunya terdapat

pada daerah ini dan pada binatang lebih tua, banyak terdapat deposit bergranul pigmen

lipokrom. Inti dari otot jangtung sama dengan otot polos yaitu beradaa di tengah serat. Dan

memiliki sifat bercorak seperti yang dimiliki oleh otot rangka. Pembahasan otot rangka

terdapat dalam mekanisme otot rangka.3

13

Page 14: muskulo

I.2. MEKANISME

I.2.1. Kontraksi Otot

Otot tersusun atas serat otot. Serat otot terdiri dari myofibril yang mengandung filamen tebal

dan filament tipis. Dibawah mikroskop memperluhatkan pita gelap (pita A), dan pita terang

(pita I). Pita A terdiri dari tumpukan filament tebal dan sebagian filament tipis yang tumpang

tindih di kedua ujung filament tebal. Dalam filament tebal terdapat zona H yang lebih tipis,

ini dikarenakan tidak adanya aktin pada daerah tersebut. Pita I terdiri dari filamen aktin yang

tidak tertutupi oleh myosin. Pada pita tipis terdapat garis Z yang agak tebal, ini merupakan

batas antara aktin yang satu dan akitn yang berikutnya. Pertemuan antara dua buah garis Z

disebut satu sarkomer. Diyakini bahwa dipertengahan antara pita A dan zona H terdapat garis

M yang berfungsi untuk menjaga letak dari filamen myosin. Pada masa otot berkontraksi

yang terjadi adalah pengeseran dari filamen aktin. Sehingga zona H akan menjadi semakin

kecil, disertai dengan pengecilan dari pita I.

Miosin merupakan suatu protein khusus yang memiliki dua sifat yaitu sifat fibros dan

grobular. Pada ekor myosin akan berpilin dengan susunan tertentu dengan ekor myosin

lainya. Sedangkan kepala dari myosin berbentuk dua buah protein globular yang berfungsi

untuk membentuk ikatan silang dengan aktin yang juga berfungsi sebagai enzim ATPase.

Filamen tipis yaitu aktin terdiri dari tiga buah protein yaitu F-aktin, troponin, dan

tropomiosin. Struktur tulang dari filamen tipis yaitu terdiri dari dua buah F-aktin yang saling

berpilin. Pada saat berlelaksasi membentuk kompleks dengan troponin dan tropomiosin.

Tropomiosin adalah protein berbentuk benang yang terletak sepanjang alur spiral aktin

bersmbungan ujung ke ujung. Dalam posisi ini tropomiosin menutupi bagian dari aktin yang

akan berikatan silang dengan protein myosin. Keadaan seperti ini distabilkan oleh troponin.

Troponin berupakan suatu kompleks protein yang terdiri dari tiga ujung polipeptida.. yang

satu berikatan dengan aktin, tropomiosin dan Ca. Apabila troponin berikatan dengan Ca maka

troponin akan tergelincir sedemikian rupa sehingga sisi aktif dari aktin untuk berikatan silang

akan terbuka dan terjadi kontraksi. Oleh karena itu troponin disebut sebagai protein regulator

kontraksi.

14

Page 15: muskulo

Pada saat masa relaksasi kepala dari myosin bertindak sebagai ATPase yang menghidrolosis

ATP menjadi ADP dan Pi. Tetapi ADP dan Pi tidak dapat terlepas dari kepala myosin

sebelum berikatan dengan aktin. Dan pada saat ini kepala myosin bergerak ke arah menjauhi

dari ekor myosin. Apabila potensial aksi sampai pada reticulum sarkoplasma, Ca akan keluar

dari sana dan akan mengeser posisi dari protein tropomiosin. Pada saat bagian dari aktin yang

berfungsi untuk berikatan silang dengan myosin terbuka, maka myosin akan membentuk

ikatan silang. Setelah terjadi ikatan silang kemampuan myosin untuk melepaskan ADP dan Pi

akan meningkat hingga 100 kali lebih besar. Setelah ADP tersbut lepas dari kepala myosin,

kepala myosin akan bergerak ke arah mendekati ekornya yang secara tidak langsung akan

menarik aktin untuk bergerak saling merapat. Apabila tidak terdapat ATP segar dalam otot

tersebut , maka ikatan silang yang terbentuk tidak dapat terlepas ini dapat dilihat pada orang

yang sudah meninggal yang sering disebut dengan rigor mortis.

Untuk melakukan suatu proses relaksasi ion Ca perlahan lahan ditarik kembali ke dalam

reticulum sarkoplasmik. Pada saat ion Ca mulai berkurang pada daerah aktin, maka troponin

akan kembali keposisi asalnya itu kembali ke daerah aktin. Yang secara tidak langsung

membawa tropomiosin untuk kembali menutupi daerah aktif dari aktin. Pada saat tersebut

kepala dari myosin tidak dapat berikatan kembali dengan aktin. Pada saat ini lah yang

dinamakan dengan masa relaksasi karena tidak akan terjadi lagi proses pendekatan dari aktin.

Pada saat relaksasi ini sama seperti yang telah disebutkan diatas kepala dari myosin akan

kembali melakukan proses mengubah ATP menjadi ADP dan Pi. Kondisi melepaskan ikatan

silang ini tidak berlangsung secara serentak, tetapi berlangsung satu persatu karena apabila

berlangsung secara serentak maka tidak akan ada yang berfungsi untuk menahan beban

tersebut.

Setiap otot dipersyarafi oleh sejumlah neuron motorik yang berlainan. Setiap satu neuron

motorik mempersyarafi beberapa serat otot, tetapi setiap serat otot hanya dipersyarafi oleh

satu neuron motorik. Sewaktu neuron motorik diaktifkan, semua serat otot yang

dipersyarafinya terangsang untuk berkkontraksi secara bersamaan. Yang disebut dengan unit

motorik adalah sebuah neuron motorik yang mempersyarafi serat – serat otot nya. Untuk

melaksanakan suatu kontraksi yang lemah, maka hanya satu atau beberapa unit motorik yang

diaktifkan, sedangkan untuk kontraksi yang lebih kuat, maka akan lebih banyak unit motorik

yang ikut terlibat. Proses ini disebut dengan retekumen unit motorik. Untuk mencegah sebuah

kelelahan tubuh melakukan sebuah proses yang disebut dengan retekumen unit motorik yang

15

Page 16: muskulo

asinkron. Maksudnya adalah tubuh secara berselang-seling mengaktifkan unit-unit motorik

yang berlainan untuk memberikan waktu bagi unit motorik yang telah aktif.

Dalam otot ada dua jenis kontraksi yang utama, yaitu kontraksi isotonic dan kontraksi

isometric. Pada kontraksi isotonic, ketegangan otot tetap pada saat pemendekan otot atau

pemanjangan otot tetap sama. Hal ini terjadi pada usaha-usaha yang menghasilkan kerja.

Misalnya saja pad waktu mengangkat sebuah barang, otot yang berkontraksi tersebut akan

mengalami pemendekan, tetapi tetap memiliki ketonusan yang sama. Sedangkan pada

kontraksi isometric, panjang otot yang tetap pada saat melakukan kontraksi. Konsekuensi dari

keadaan tersebut adalah meningkatnya ketegangan dari otot tersebut sehingga meningkatkan

ketonusannya. Kontraksi isometric banyak terjadi pada kerja otot-otot penyangga tubuh, hal

ini diperlukan untuk menjaga tubuh tetap tegak. Pada sebagian besar kerja kontraksi dari otot

tubuh manusia, otot berkontraksi dengan cara isometric dan isotonic. Misalnya pada saat

mengangkat benda, otot tidak mungkin mengangkatnya langsung pada puncak kontraksi, otot

pasti akan menahannya sebentar pada posisi tertentu dan inilah bagian pada saat otot

mengalami kontraksi isometric.2,5

16

Page 17: muskulo

I.2.2. Metabolisme otot

Dalam kontraksi otot banyak hal yang mempengaruhinya, misalnya lempeng aktin, lempeng

myosin, troponin, tropomiosin, dan ATP, dan ion Ca. Lempeng aktin yang tidak tertutup

myosin disebut juga sebagai lempeng I, lempeng myosin disebut sebagai lempeng A.

Troponin merupakan protein globular yang bersama-sama dengan tropomiosin bertugas

mengatur kerja kontraksi dari otot tersebut. Troponin sendiri terdiri dari tiga macam, yaitu

troponin C yang berfungsi mengikat Ca, troponin T yang mengikat tropomiosin, dan troponin

I yang berikatan dengan aktin. Ketiga troponin ini saling berikatan membentuk tiga buah bola

yang bersatu. Tropomiosin merupakan sebuah protein fibros yang berfungsi menutupi sisi

aktif dari aktin yang akan menjadi tempat berikatanya aktin myosin.

Regulasi kontraksi pada otot rangka dengan Ca sebagai regulator adalah sebagai berikut.

Apabila sakromer dirangsang, Ca dilepaskan menuju sarkoplasma. Peningkatan ion Ca akan

meningkatkan peningkatan terikatnya pada trpponon C yang secara otomatis akan membuka

bagian yang akan menjadi tempat terikatnya aktin dan myosin. Setelah kadar Ca menurun

akan terjadi relaksasi karena troponin kemmbali mengikat bagian dari aktin. Sehingga aktin

dan myosin tidak dapat lagi berikatan.

Pada ptot polos miosinnya terikat pada F-aktin tanpa adanya protein otot yang lain. Myosin

otot dpolos mengandung rantai ringan-p yang mencegah pengikatan kaput myosin pada F-

aktin. Rantai tipis-p harus mengalami fosforilasi dahulu sebuelum memungkinkan

pengaktifan myosin ATPase oleh F-aktin. Kemudian aktivitas ATP ase menyebabkan

hidrolisis ATP berlangsung. Fosfat pada rantai ringan myosin dapat membentuh khelasi

dengan ion Ca yang terikat pada kompleks tropomioson TpC-aktin sehingga terjadi kecepatan

pembentukan jembatan silang antara kaput myosin dan aktin. Fosforilaasi rantai ringan-p

memulai siklus kontraksi pelekatan-pelepasan pada otot polos.

Relaksasi otot polos terjadi ketika konsentrasi ion Ca dalam sarkoplasma turun hunggan di

bawah 107 Mol/L. ion Ca berdisosiasi dari kalmodulin yang selanjutnya akan berdisosiasi dari

enzim konase rantai ringan myosin. Dengan kejadian berikut tidak terdapart fosfat baru yang

mengikat rantai ringan-p dan enzim fosfatase protein rantai ringan yang terus menerus aktif

serta tidak tergantung kalsuim mengeluarkan gugus fosfat yang ada dari rantai ringan-p.

kemudian rantai ringan-p myosin yang sudah mengalami defosforilasi menghambat

17

Page 18: muskulo

pengikatan kaput myosin pada F-aktin. Setelah kaput miolsin lepas, dan dingantikan oleh

rantai ringan, sehingga kaput myosin tidak dapat lagi bergabung dengan aktin.4,7

18

Page 19: muskulo

I.3. PEMERIKSAAN

I.3.1. Anamnesis

Sistematika anamnesis terdiri dari :

1. Data umum pasien

Nama pasien, Jenis kelamin, Umur, Alamat, Pekerjaan, Perkawinan, Agama, dan Suku

bangsa

2. Keluhan Utama

Keluhan yang paling dirasakan atau paling berat sehingga mendorong pasien datang berobat

atau mencari pertolongan medis. Tidak jarang pasien datang dengan beberapa keluhan

sekaligus, sehingga seorang dokter harus cermat untuk menentukan keluhan mana yang

merupakan keluhan utamanya. Pada tahap ini sebaiknya seorang dokter sudah mulai

memikirkan beberapa kemungkinan diagnosis banding yang berhubungan dengan keluhan

utama tersebut. Pemikiran ini akan membantu dalam mengarahkan pertanyaan-pertanyaan

dalam anamnesis selanjutnya. Pertanyaan diarahkan untuk makin menguatkan diagnosis yang

dipikirkan atau menyingkirkan kemungkinan-kemungkinan diagnosis banding.

3. Riwayat Penyakit Sekarang

Dari seluruh tahapan anamnesis bagian inilah yang paling penting untuk menegakkan

diagnosis. Tahapan ini merupaka inti dari anamnesis. Terdapat 4 unsur utama dalam

anamnesis riwayat penyakit sekarang, yakni : (1) kronologi atau perjalanan penyakit, (2)

gambaran atau deskripsi keluhan utama, (3) keluhan atau gejala penyerta, dan (4) usaha

berobat.

4. Riwayat Penyakit dahulu

Seorang dokter harus mampu mendapatkan informasi tentang riwayat penyakit dahulu secara

lengkap, karena seringkali keluhan atau penyakit yang sedang diderita pasien saat ini

19

Page 20: muskulo

merupakan kelanjutan atau akibat dari penyakit-penyakit sebelumnya.

5. Riwayat penyakit Keluarga

Untuk mendapatkan riwayat penyakit keluarga ini seorang dokter terkadang tidak cukup

hanya menanyakan riwayat penyakit orang tuanya saja, tetapi juga riwayat kakek/nenek,

paman/bibi, saudara sepupu dan lain-lain. Untuk beberapa penyakit yang langka bahkan

dianjurkan untuk membuat susunan pohon keluarga, sehingga dapat terdeteksi siapa saja yang

mempunyai potensi untuk menderita penyakit yang sama.

6 Riwayat Kebiasaan/Sosial

Beberapa kebiasaan berakibat buruk bagi kesehatan dan bahkan dapat menjadi penyebab

penyakit yang kini diderita pasien tersebut. Biasakan untuk selalu menanyakan apakah pasien

mempunyai kebiasaan merokok atau minum alkohol. Tanyakan sudah berapa lama dan

berapa banyak pasien melakukan kebiasaan tersebut. Pada masa kini bila berhadapan dengan

pasien usia remaja atau dewasa muda harus juga ditanyakan ada atau tidaknya riwayat

penggunaan obat-obatan terlarang seperti narkoba, ekstasi dan lai-lain.

7. Anamnesis Sistem

Anamnesis sistem adalah semacam review dimana seorang dokter secara singkat dan

sistematis menanyakan keluhan-keluhan lain yang mungkin ada dan belum disebutkan oleh

pasien. Keluhan ini mungkin saja tidak berhubugan dengan penyakit yang sekarang diderita

tapi mungkin juga merupakan informasi berharga yang terlewatkan.

Kesimpulan Anamnesis

Pada akhir anamnesis seorang dokter harus dapat membuat kesimpulan dari anamnesis yang

dilakukan. Kesimpulan tersebut berupa perkiraan diagnosis yang dapat berupa diagnosis

tunggal atau diagnosis banding dari beberapa penyakit. Kesimpulan yang dibuat haruslah

logis dan sesuai dengan keluhan utama pasien. Bila menjumpai kasus yang sulit dengan

banyak keluhan yang tidak dapat dibuat kesimpulannya, maka cobalah dengan membuat

20

Page 21: muskulo

daftar masalah atau keluhan pasien. Daftar tersebut kemudian dapat digunakan untuk

memandu pemeriksaan fisik atau pemeriksaan penunjang yang akan dilaksanakan, sehingga

pada akhirnya dapat dibuat suatu diagosis kerja yang lebih terarah.8

21

Page 22: muskulo

I.3.2. Fisik

1. Inspeksi   (look)

Memeriksa dengan cara melihat dan mengamati bagian tubuh pasien yang diperiksa

Adanya deformitas (kelainan bentuk) seperti bengkak, pemendekan, rotasi, angulasi,

fragmen tulang (pada fraktur terbuka).

warna kulit, bentuk tulang, kesimetrisan tulang dan otot

2. Palpasi   (feel)

Pemeriksaan secara perabaan dengan menggunakan rasa propioseptif ujung jari

tangan

Permukaan: ada rasa atau benjolan

Adanya nyeri tekan (tenderness),

pemeriksaan status neurologis dan vaskuler di bagian distal fraktur.

palpasi daerah ektremitas tempat fraktur tersebut, di bagian distal cedera misalnya

pulsasi arteri

3. Gerakan   (moving)

Adanya keterbatasan gerak pada daerah fraktur,

kekuatan tulang dan otot

22

Page 23: muskulo

DAFTAR PUSTAKA

1. Munandar, A. Iktisar Anatomi Alat Gerak & Ilmu Gerak. Jakarta :

EGC

2. Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : EGC

3. Bloom dan Fawcett. Buku Ajar Histologi ( edisi 12 ). Jakarta : EGC

4. Murray, Robet K., dkk. Biokoima Harper (edisi 24). Jakarta : EGC

5. Sherrwood. Fisiologi

6. Impuls. Diunduh dari, http://en.wikipedia.org/wiki/Impulse. 2008

7. Metabolisme tulang. Diunduh dari,

http://en.wikipedia.org/wiki/bone_metabolism. 2007

8. Pemeriksaan fisik. Diunduh dari, www.medicastore.com. 2008