muskulo
-
Upload
ahmed-haykal-hilman -
Category
Documents
-
view
13 -
download
0
description
Transcript of muskulo
SEMESTER 2
BLOK 5
MUSKULOSKELETAL-1
MAKALAH MANDIRI PBL
NAMA : AHMED HAYKAL HILMAN
NIM : 10.2008.160
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
JAKARTA
2010
1
DAFTAR ISI
Daftar isi ………………………………………………….…….....2
I. ISI
I.1. STRUKTUR LENGAN & TUNGKAI
I.1.1. Makroskopis...............................................................................3
I.1.2. Mikroskopis...............................................................................11
I.2. MEKANISME
I.2.1. Kontraksi Otot..........................................................................14
I.2.2. Metabolisme Otot.....................................................................16
I.3. PEMERIKSAAN
I.3.1. Anamnesis................................................................................19
I.3.2. Fisik..........................................................................................22
Daftar Pustaka..........................................................................................................23
2
BAB I
ISI
I.1. STRUKTUR LENGAN & TUNGKAI
I.1.1. Makroskopis
Struktur Tulang
a. Periosteum
Pada lapisan pertama kita akan bertemu dengan yang namanya periosteum.
Periosteum merupakan selaput luar tulang yang tipis. Periosteum mengandung osteoblas (sel
pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat dan pembuluh darah. Periosteum merupakan
tempat melekatnya otot-otot rangka (skelet) ke tulang dan berperan dalam memberikan
nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang rusak.
b. Tulang Kompak (Compact Bone)
Pada lapisan kedua ini kita akan bertemu dengan tulang kompak. Tulang ini
teksturnya halus dan sangat kuat. Tulang kompak memiliki sedikit rongga dan lebih banyak
3
mengandung kapur (Calsium Phosfat dan Calsium Carbonat) sehingga tulang menjadi padat
dan kuat.
Kandungan tulang manusia dewasa lebih banyak mengandung kapur dibandingkan
dengan anak-anak maupun bayi. Bayi dan anak-anak memiliki tulang yang lebih banyak
mengandung serat-serat sehingga lebih lentur.
Tulang kompak paling banyak ditemukan pada tulang kaki dan tulang tangan.
c. Tulang Spongiosa (Spongy Bone)
Pada lapisan ketiga ada yang disebut dengan tulang spongiosa. Sesuai dengan namanya
tulang spongiosa memiliki banyak rongga. Rongga tersebut diisi oleh sumsum merah yang
dapat memproduksi sel-sel darah. Tulang spongiosa terdiri dari kisi-kisi tipis tulang yang
disebut trabekula
4
d. Sumsum Tulang (Bone Marrow)
Lapisan terakhir yang kita temukan dan yang paling dalam adalah sumsum tulang. Sumsum
tulang wujudnya seperti jelly yang kental. Sumsum tulang ini dilindungi oleh tulang
spongiosa seperti yang telah dijelaskan dibagian tulang spongiosa. Sumsum tulang berperan
penting dalam tubuh kita karena berfungsi memproduksi sel-sel darah yang ada dalam tubuh
Tulang adalah organ vital yang berfungsi untuk gerak pasif, proteksi alat-alat di dalam
tubuh, pembentuk tubuh, metabolisme kalsium dan mineral, dan organ hemopoetik.
Tulang terdiri dari komponen matriks dan sel. Matriks tulang terdiri dari serat-serat
kolagen dan protein non-kolagen. Sedangkan sel tulang terdiri dari osteoblas,
oisteosit, dan osteoklas. Osteoblas membangun tulang dengan membentuk kolagen
tipe I dan proteoglikan sebagai matriks tulang atau jaringan osteosid melalui suatu
proses yang disebut osifikasi. Ketika sedang aktif menghasilkan jaringan osteoid,
osteoblas mensekresikan sejumlah besar fosfatase alkali, yang memegang peranan
penting dalam mengendapkan kalsium dan fosfat ke dalam matriks tulang. Sebagian
dari fosfatase alkali akan memasuki aliran darah, dengan demikian maka kadar
fosfatase alkali di dalam darah dapat menjadi indikator yang baik tentang tingkat
pembentukan tulang setelah mengalami patah tulang atau pada kasus metastasis
kanker ke tulang. Osteosit adalah sel-sel tulang dewasa yang bertindak sebagai suatu
5
lintasan untuk pertukaran kimiawi melalui tulang yang padat. Osteoklas adalah sel-sel
berinti banyak yang memungkinkan mineral dan matriks tulang dapat diabsorbsi.
Tidak seperti osteoblas dan osteosit, osteoklas mengikis tulang. Sel-sel ini
menghasilkan enzim proteolitik yang memecahkan matriks dan beberapa asam yang
melarutkan mineral tulang sehingga kalsium dan fosfat terlepas ke dalam aliran darah.
Tulang-tulang tungkai bawah terdiri atas tulang tempurung lutut (os patella), tulang
kering (os tibia), tulang betis (os fibula), Tulang pergelangan kaki (os tarsal), tulang
telapak kaki (os metatarsal), tulang jari kaki (os phalanges pedis).
Femur adalah tulang terpanjang dalam tubuh
Tibia berfungsi memindahkan berat badan dari femur ke tangan
Fibula tidak temasuk tulang pembentuk articulation genus dan tidak turut
memindahkan berat badan. Fungsi utama fibula adalah sebagai origo otot-otot dan
turut berperan dalam articulation talokruralis
6
Tulang yang terdapat pada regio brachium adalah : os humerus
Juga terdapat articulatio yang menyambungka tulan hurus dengan tulang ulna yaitu articulatio
Cubiti
7
Gambaran ossa
Tulang yang membentuk regio anterbrachii:
1. Os radius
2. Os ulna
8
Otot, adalah daging tubuh yang tersusun dari banyak dinding organ berongga, dan
pembuluh-pembuluh tubuh. Sel-sel jaringan otot, yang dinamakn serabut, sangat
terspesialisasi untuk kontraktilitas. Otot terdiri atas 3 macam, yakni otot polos,
otot rangka, dan otot jantung.
Sendi merupakan tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Sendi dapat dibagi
menjadi tiga tipe. Sendi fibrosa dimana tidak terdapat lapisan kartilago, antara
tulang dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa, dan dibagi menjadi dua subtipe
yaitu sutura dan sindemosis. Sendi kartilaginosa dimana ujungnya dibungkus oleh
kartilago hialin, disokong oleh ligament, sedikit pergerakan, dan dibagi menjadi
subtipe yaitu sinkondrosis dan simpisis. Sendi sinovial merupakan sendi yang
dapat mengalami pergerakkan, memiliki rongga sendi dan permukaan sendinya
dilapisi oleh kartilago hialin. Suatu artikulasi atau persendian terjadi saat
permukaan dari 2 tulang bertemu. Adanya pergerakan atau tidak bergantung pada
sambungannya.
Articulatio Genu
Pada sendi ini bertemu condyli femoris dengan condyli tibiae dan patella. Patella
merupakan suatu tulang bijian yang besar yang terdapat didalam urat lekat
m.quadriceps femoris. Condyli femoris berbentuk sebagai tabung dengan sumbu-
sumbu yang pendek. Sumbu kedua condyli itu berpotongan membentuk sebuah
sudut tumpul yang membuka kekraniodorsal. Lengkung prmukaan dorsoventral
condyli tidak merupakan lengkung suatu lingkaran, melainkan merupakan suatu
spiral. Artinya jari-jari lengkung tidak tetap sama melainkan kearah dorsal jari-jari
it uterus bertambah pendek sehingga lengkung bertambah pelengkungannya.
Simpai sendi disebelah depan dan samping tipis, tetapi kuat disebalah belakang.
Stratum synoviale disebelah depan dibawah patella membentuk suatu lipat yang
besar yang berisi jaringan lemak, corpus adiposum genus. Dari corpus adiposum
ini berjalan suatu lipat sinovia kebagian depan fossa intercondylica femoris, plica
synovialis patellaris. Kesamping berjalan pula lipat melihat kedepan sehinggan
ligamentum cruciata terdapat diluar rongga sinovia. Lipat kedepan ini dinamakan
septum intercodylicum.
9
Articulatio tibiofibularis
Berada diantara ujung-ujung proksimal kedua tulang tungkai bawah. Permukaan-
permukaan yang bertemu ialah facies articularis fibularis tibiae dan facies
articuaris capituli fibulae. Rongga-rongga sndi nya sering berhubungan dengan
bursa m.poplitei. ikat-ikatnya ialah ligamentum capituli fibulae anterius dan
posterius yang berjalan dari medial atas ke lateral bawah. Kemungkinan gerak
pada sendi hanya suatu geseran dari depan kebelakang dan dalam arah sebaliknya.
Pembuluh Darah, darah mengangkut berbagai zat didalam tubuh sewaktu dipompa
melintasi pembuluh darah. Sebagian besar sel tubuh tidak berkontak langsung dengan
lingkungan eksternal, namun sel-sel ini harus melakukan penyrapan O2 dan nutrient
dan membuang zat-zat sisa. Selain itu zat-zat perantara kimiawi harus diangkut antara
sel-sel agar aktivitas terintegrasi dapat berlangsung. Untuk melaksanakan pertukaran
jarak jauh ini, sel-sel dihubungkan satu sama lain dengan lingkungan eksternal oleh
pembuluh darah. Darah diangkut ke semua bagian tubuh melalui suatu system
pembuluh yang membawa pasokan segar ke sel seklaigus mengeluarkan zat-zat sisa
sel-sel tersebut.1,2
I.1.2. Mikroskopis
Jaringan Tulang Rawan
Tulang rawan terbentuk dari jaringan mesenkim. Pada masa embrional, tubuh terdiri dari
tulang rawan, dan tulang rawan akan semakin berkurang seiring dengan pertambahan usia.
Terdapat dua cara perkembangan tulang rawan yaitu aposisional dan intersitisial.
Pertumbuhan apsisionnal diawali dengan kerja dari mesenkim yang mengelilingi sel-sel
tulang rawan yang memadat dan membentu perikondrium. Dan sel-sel didalamnya
berkembang menjadi kondrosit dan membentuk matriks baru. Sedangkan perkembangan
intersisial merupakan perkembangan dari dalam seel tersebut. Hal inilah yang menyebabkan
terdapatnya isogenik. Sekesri matriksnya membentuk sekat yang makin tebal diantara sel
10
anak sehingga menempati lacuna terpisah. Jaringan tulang rawan di bagi menjadi tiga yaitu
tulang rawan hialin, elastin dan fibrokartilago.
Tulang rawan hialin ditemukan pada cincin trakea, hidung dan laring, permukaan sendi dan
ujung ventral iga yang menghubungkannya pada sternum. Pada masa fetus, seluruh
kerangkanya merupakan tulang rawan hialin sehingga sangat mudah untuk dicari. Cirri-
cirinya adalah dalam keadaan yang segar memiliki warna kelabu kebiruan yang merupakan
jaringan semi translusen.
Tulang rawan elastin ditemukan pada telinga luar, dinding liang telinga, epiglottis,dan tulang
laring. Secara mikroskopis berbeda dari tulang raawan hialin karena lebih keruh, warnanya
kuning dan lebih fleksibel. Kondrositnya serupa dengan tulang rawan hialin, hanya saja
matriksnya lebih renggang dan terdiri sebagian besar dari serat elastin yang bercabang.
Perikondrium yang terdapat di tulang rawan elastin merupakan merupakan hasil pemadatan
jaringan ikat di sekitar tepiannya.
Tulang fibrokartilago memiliki rantai yang parallel dengan serat kolagen dan berwarna merah
muda terang. Fibrokartilago ditemukan di diskus intervertebralis dan merupakan seperlima
dari panjang columna vertebralis. Fibrokartilago ditemukan menyatu dengan tulang rawah
hialin atau jaringan padat fibrosa. Cirri yang juga khas dari fibrokartilago adalah tidak
memiliki perikondrium. Dalam diskus intervertebralis, tepat ditengahnya, terdapat materi
gelatinosa yang lunak yang disebut dengan nucleus pulposus dan di tepinya dibatasi oleh
annulus fibrosus yang merupakan fibrokartilago.
Jaringan Tulang
Sebagian besar dari jaringan tulang merupakan matriks tulang yang merupakan mineral
bermineralisasi. Dalam substansi intersisial tulang terdapat ronga yang disebut dengan
lacuna, dan ditempati oleh sel-sel tulang. Dari lacuna tersebut memancar keluar kanalikuli
yang menembus lamel dan berantomosis dengan kanalikuli dari lacuna yang berdekatan. Pada
tulang rawan penerimaan nutrisi berlangsung dengan cara bermitosis, sedangkan pada
jaringan tulang terdapat rongga yang sangat halus yang berguna untuk pertukaran nutrisi yang
terjadi pada tulang.
11
Lamel pada system tulang kompak dibagi menjadi tiga bagian umum. Yang pertama yaitu
system yang mengelilingi saluran vaskuler memanjang yang berbentuk unit silindris yang
disebut dengan system harves. Yang berikutnya adalah system interstisial yaitu bagian yang
terdapat antara system harves yang tidak beraturan. Batas dari system harves dan system
interstitial adalah lapis reflaktil yang disebut dengan garis semen. Dan system lamel yang
ketiga disebut dengan lamel sirkumfernes yaitu lamel yang tepat berada dibawah periosteum.
System ini berjalan tidak terputus-putus dan mengitari dari seluruh tulang kompak tersebut.
Pada system harves terdapat lubang yang terlihat berwarna hitam pada mikroskop, ini yang
disebut sebagai saluran harves. Dalam saluran harves ini mengandung pembuluh darah yang
terbungkus dengan jaringan ikat. Saluran harves ini saling berhubungan, saluran
penghubungnya dinamakan dengan saluran volkman. Saluran volkman ini biasanya
berbentuk miring atau memanjang dari tulang tersebut.
Dalam tulang terdapat materi organic dan materi anorganik dari tulang tersbeut. Pada matriks
tulang 65% terdiri dari zat anorganik yaitu kalsium fosfat 85%, kalsium karbonat 10%, dan
selebihnya ckalsium kloridan dan magnesium fisfat. Zat organic yang terdapat dalam matriks
tulang 90% nya merupakan serat kolagen. Sel-sel yang terdapat dalam tulang antara lain
adalah osteoprogenitor, osteoblast, osteosit, dan osteoklas.
Osteoprogenitor adalah stemsell dari sel tulang tersebut, bentuknya seperti gelendong dengan
inti pucat. Osteoprogenitor memiliki lapisan dalam perikondrium. Terdapat dua jenis
osteoprogenitor, yang pertama adalah preosteoblast yang akan menjadi osteoblast dan
preosteoklas yang akan berkembang menjadi osteoklas. Unutk osteoblas, osteosit dan
osteolkas telah dibahas dalam bagian metabolism tulang.
Jaringan Otot
Sifat dasar dari makhluk hidup adalah melakukan gerakan. Gerakan pada vertebrata terdapat
menjadi tiga kategori otot yaitu otot polos, otot rangka, dan otot jangutng. Otot polos terdiri
atas sel-sel yang fusiform berinti satu yang tidak dapat dikendalikan namun berrespon
terhadap rangsangan dari susunan saraf otonom. Otot polos menyusun bagian kontraktil dari
dinding saluran cerna dan mengendalikan besarnya pembuluh darah. Selain itu otot polos
juga ditemukan pada saluran keluar kelenjar yang berhubungan dengan saluran pencernaan.
Sama halnya dengan otot yang lain, otot polos juga tersbusun atas serat yang panjangnya
12
dapat mencapai 0,5 mm. sel otot polos berbentuk fusiformis, yaitu terdapat bagian yang lebih
mengelembung di bagian tengahnya. Dalam sel otot polos terdapat minimal satu inti sel dan
dapat sampai dua buah inti sel.
Dibawah mikroskop cahaya, otot jantung memiliki pola bergarus melintang serupa dengan
otot rangkan namun serat-seratnya bercabang dan saling berhubungan. Sarkoplasmanya lebih
banyak dan corak garis memanjang lebih jelas karena berkas-berkasnya dipisahkan oleh
deretan mitokondria. Myofibril mmenghindari inti di inklusi. Sebuah kompleks golgi kecil
terletak dekat satu kutub masing-masing inti yang memanjang. Tetes lipid umunya terdapat
pada daerah ini dan pada binatang lebih tua, banyak terdapat deposit bergranul pigmen
lipokrom. Inti dari otot jangtung sama dengan otot polos yaitu beradaa di tengah serat. Dan
memiliki sifat bercorak seperti yang dimiliki oleh otot rangka. Pembahasan otot rangka
terdapat dalam mekanisme otot rangka.3
13
I.2. MEKANISME
I.2.1. Kontraksi Otot
Otot tersusun atas serat otot. Serat otot terdiri dari myofibril yang mengandung filamen tebal
dan filament tipis. Dibawah mikroskop memperluhatkan pita gelap (pita A), dan pita terang
(pita I). Pita A terdiri dari tumpukan filament tebal dan sebagian filament tipis yang tumpang
tindih di kedua ujung filament tebal. Dalam filament tebal terdapat zona H yang lebih tipis,
ini dikarenakan tidak adanya aktin pada daerah tersebut. Pita I terdiri dari filamen aktin yang
tidak tertutupi oleh myosin. Pada pita tipis terdapat garis Z yang agak tebal, ini merupakan
batas antara aktin yang satu dan akitn yang berikutnya. Pertemuan antara dua buah garis Z
disebut satu sarkomer. Diyakini bahwa dipertengahan antara pita A dan zona H terdapat garis
M yang berfungsi untuk menjaga letak dari filamen myosin. Pada masa otot berkontraksi
yang terjadi adalah pengeseran dari filamen aktin. Sehingga zona H akan menjadi semakin
kecil, disertai dengan pengecilan dari pita I.
Miosin merupakan suatu protein khusus yang memiliki dua sifat yaitu sifat fibros dan
grobular. Pada ekor myosin akan berpilin dengan susunan tertentu dengan ekor myosin
lainya. Sedangkan kepala dari myosin berbentuk dua buah protein globular yang berfungsi
untuk membentuk ikatan silang dengan aktin yang juga berfungsi sebagai enzim ATPase.
Filamen tipis yaitu aktin terdiri dari tiga buah protein yaitu F-aktin, troponin, dan
tropomiosin. Struktur tulang dari filamen tipis yaitu terdiri dari dua buah F-aktin yang saling
berpilin. Pada saat berlelaksasi membentuk kompleks dengan troponin dan tropomiosin.
Tropomiosin adalah protein berbentuk benang yang terletak sepanjang alur spiral aktin
bersmbungan ujung ke ujung. Dalam posisi ini tropomiosin menutupi bagian dari aktin yang
akan berikatan silang dengan protein myosin. Keadaan seperti ini distabilkan oleh troponin.
Troponin berupakan suatu kompleks protein yang terdiri dari tiga ujung polipeptida.. yang
satu berikatan dengan aktin, tropomiosin dan Ca. Apabila troponin berikatan dengan Ca maka
troponin akan tergelincir sedemikian rupa sehingga sisi aktif dari aktin untuk berikatan silang
akan terbuka dan terjadi kontraksi. Oleh karena itu troponin disebut sebagai protein regulator
kontraksi.
14
Pada saat masa relaksasi kepala dari myosin bertindak sebagai ATPase yang menghidrolosis
ATP menjadi ADP dan Pi. Tetapi ADP dan Pi tidak dapat terlepas dari kepala myosin
sebelum berikatan dengan aktin. Dan pada saat ini kepala myosin bergerak ke arah menjauhi
dari ekor myosin. Apabila potensial aksi sampai pada reticulum sarkoplasma, Ca akan keluar
dari sana dan akan mengeser posisi dari protein tropomiosin. Pada saat bagian dari aktin yang
berfungsi untuk berikatan silang dengan myosin terbuka, maka myosin akan membentuk
ikatan silang. Setelah terjadi ikatan silang kemampuan myosin untuk melepaskan ADP dan Pi
akan meningkat hingga 100 kali lebih besar. Setelah ADP tersbut lepas dari kepala myosin,
kepala myosin akan bergerak ke arah mendekati ekornya yang secara tidak langsung akan
menarik aktin untuk bergerak saling merapat. Apabila tidak terdapat ATP segar dalam otot
tersebut , maka ikatan silang yang terbentuk tidak dapat terlepas ini dapat dilihat pada orang
yang sudah meninggal yang sering disebut dengan rigor mortis.
Untuk melakukan suatu proses relaksasi ion Ca perlahan lahan ditarik kembali ke dalam
reticulum sarkoplasmik. Pada saat ion Ca mulai berkurang pada daerah aktin, maka troponin
akan kembali keposisi asalnya itu kembali ke daerah aktin. Yang secara tidak langsung
membawa tropomiosin untuk kembali menutupi daerah aktif dari aktin. Pada saat tersebut
kepala dari myosin tidak dapat berikatan kembali dengan aktin. Pada saat ini lah yang
dinamakan dengan masa relaksasi karena tidak akan terjadi lagi proses pendekatan dari aktin.
Pada saat relaksasi ini sama seperti yang telah disebutkan diatas kepala dari myosin akan
kembali melakukan proses mengubah ATP menjadi ADP dan Pi. Kondisi melepaskan ikatan
silang ini tidak berlangsung secara serentak, tetapi berlangsung satu persatu karena apabila
berlangsung secara serentak maka tidak akan ada yang berfungsi untuk menahan beban
tersebut.
Setiap otot dipersyarafi oleh sejumlah neuron motorik yang berlainan. Setiap satu neuron
motorik mempersyarafi beberapa serat otot, tetapi setiap serat otot hanya dipersyarafi oleh
satu neuron motorik. Sewaktu neuron motorik diaktifkan, semua serat otot yang
dipersyarafinya terangsang untuk berkkontraksi secara bersamaan. Yang disebut dengan unit
motorik adalah sebuah neuron motorik yang mempersyarafi serat – serat otot nya. Untuk
melaksanakan suatu kontraksi yang lemah, maka hanya satu atau beberapa unit motorik yang
diaktifkan, sedangkan untuk kontraksi yang lebih kuat, maka akan lebih banyak unit motorik
yang ikut terlibat. Proses ini disebut dengan retekumen unit motorik. Untuk mencegah sebuah
kelelahan tubuh melakukan sebuah proses yang disebut dengan retekumen unit motorik yang
15
asinkron. Maksudnya adalah tubuh secara berselang-seling mengaktifkan unit-unit motorik
yang berlainan untuk memberikan waktu bagi unit motorik yang telah aktif.
Dalam otot ada dua jenis kontraksi yang utama, yaitu kontraksi isotonic dan kontraksi
isometric. Pada kontraksi isotonic, ketegangan otot tetap pada saat pemendekan otot atau
pemanjangan otot tetap sama. Hal ini terjadi pada usaha-usaha yang menghasilkan kerja.
Misalnya saja pad waktu mengangkat sebuah barang, otot yang berkontraksi tersebut akan
mengalami pemendekan, tetapi tetap memiliki ketonusan yang sama. Sedangkan pada
kontraksi isometric, panjang otot yang tetap pada saat melakukan kontraksi. Konsekuensi dari
keadaan tersebut adalah meningkatnya ketegangan dari otot tersebut sehingga meningkatkan
ketonusannya. Kontraksi isometric banyak terjadi pada kerja otot-otot penyangga tubuh, hal
ini diperlukan untuk menjaga tubuh tetap tegak. Pada sebagian besar kerja kontraksi dari otot
tubuh manusia, otot berkontraksi dengan cara isometric dan isotonic. Misalnya pada saat
mengangkat benda, otot tidak mungkin mengangkatnya langsung pada puncak kontraksi, otot
pasti akan menahannya sebentar pada posisi tertentu dan inilah bagian pada saat otot
mengalami kontraksi isometric.2,5
16
I.2.2. Metabolisme otot
Dalam kontraksi otot banyak hal yang mempengaruhinya, misalnya lempeng aktin, lempeng
myosin, troponin, tropomiosin, dan ATP, dan ion Ca. Lempeng aktin yang tidak tertutup
myosin disebut juga sebagai lempeng I, lempeng myosin disebut sebagai lempeng A.
Troponin merupakan protein globular yang bersama-sama dengan tropomiosin bertugas
mengatur kerja kontraksi dari otot tersebut. Troponin sendiri terdiri dari tiga macam, yaitu
troponin C yang berfungsi mengikat Ca, troponin T yang mengikat tropomiosin, dan troponin
I yang berikatan dengan aktin. Ketiga troponin ini saling berikatan membentuk tiga buah bola
yang bersatu. Tropomiosin merupakan sebuah protein fibros yang berfungsi menutupi sisi
aktif dari aktin yang akan menjadi tempat berikatanya aktin myosin.
Regulasi kontraksi pada otot rangka dengan Ca sebagai regulator adalah sebagai berikut.
Apabila sakromer dirangsang, Ca dilepaskan menuju sarkoplasma. Peningkatan ion Ca akan
meningkatkan peningkatan terikatnya pada trpponon C yang secara otomatis akan membuka
bagian yang akan menjadi tempat terikatnya aktin dan myosin. Setelah kadar Ca menurun
akan terjadi relaksasi karena troponin kemmbali mengikat bagian dari aktin. Sehingga aktin
dan myosin tidak dapat lagi berikatan.
Pada ptot polos miosinnya terikat pada F-aktin tanpa adanya protein otot yang lain. Myosin
otot dpolos mengandung rantai ringan-p yang mencegah pengikatan kaput myosin pada F-
aktin. Rantai tipis-p harus mengalami fosforilasi dahulu sebuelum memungkinkan
pengaktifan myosin ATPase oleh F-aktin. Kemudian aktivitas ATP ase menyebabkan
hidrolisis ATP berlangsung. Fosfat pada rantai ringan myosin dapat membentuh khelasi
dengan ion Ca yang terikat pada kompleks tropomioson TpC-aktin sehingga terjadi kecepatan
pembentukan jembatan silang antara kaput myosin dan aktin. Fosforilaasi rantai ringan-p
memulai siklus kontraksi pelekatan-pelepasan pada otot polos.
Relaksasi otot polos terjadi ketika konsentrasi ion Ca dalam sarkoplasma turun hunggan di
bawah 107 Mol/L. ion Ca berdisosiasi dari kalmodulin yang selanjutnya akan berdisosiasi dari
enzim konase rantai ringan myosin. Dengan kejadian berikut tidak terdapart fosfat baru yang
mengikat rantai ringan-p dan enzim fosfatase protein rantai ringan yang terus menerus aktif
serta tidak tergantung kalsuim mengeluarkan gugus fosfat yang ada dari rantai ringan-p.
kemudian rantai ringan-p myosin yang sudah mengalami defosforilasi menghambat
17
pengikatan kaput myosin pada F-aktin. Setelah kaput miolsin lepas, dan dingantikan oleh
rantai ringan, sehingga kaput myosin tidak dapat lagi bergabung dengan aktin.4,7
18
I.3. PEMERIKSAAN
I.3.1. Anamnesis
Sistematika anamnesis terdiri dari :
1. Data umum pasien
Nama pasien, Jenis kelamin, Umur, Alamat, Pekerjaan, Perkawinan, Agama, dan Suku
bangsa
2. Keluhan Utama
Keluhan yang paling dirasakan atau paling berat sehingga mendorong pasien datang berobat
atau mencari pertolongan medis. Tidak jarang pasien datang dengan beberapa keluhan
sekaligus, sehingga seorang dokter harus cermat untuk menentukan keluhan mana yang
merupakan keluhan utamanya. Pada tahap ini sebaiknya seorang dokter sudah mulai
memikirkan beberapa kemungkinan diagnosis banding yang berhubungan dengan keluhan
utama tersebut. Pemikiran ini akan membantu dalam mengarahkan pertanyaan-pertanyaan
dalam anamnesis selanjutnya. Pertanyaan diarahkan untuk makin menguatkan diagnosis yang
dipikirkan atau menyingkirkan kemungkinan-kemungkinan diagnosis banding.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Dari seluruh tahapan anamnesis bagian inilah yang paling penting untuk menegakkan
diagnosis. Tahapan ini merupaka inti dari anamnesis. Terdapat 4 unsur utama dalam
anamnesis riwayat penyakit sekarang, yakni : (1) kronologi atau perjalanan penyakit, (2)
gambaran atau deskripsi keluhan utama, (3) keluhan atau gejala penyerta, dan (4) usaha
berobat.
4. Riwayat Penyakit dahulu
Seorang dokter harus mampu mendapatkan informasi tentang riwayat penyakit dahulu secara
lengkap, karena seringkali keluhan atau penyakit yang sedang diderita pasien saat ini
19
merupakan kelanjutan atau akibat dari penyakit-penyakit sebelumnya.
5. Riwayat penyakit Keluarga
Untuk mendapatkan riwayat penyakit keluarga ini seorang dokter terkadang tidak cukup
hanya menanyakan riwayat penyakit orang tuanya saja, tetapi juga riwayat kakek/nenek,
paman/bibi, saudara sepupu dan lain-lain. Untuk beberapa penyakit yang langka bahkan
dianjurkan untuk membuat susunan pohon keluarga, sehingga dapat terdeteksi siapa saja yang
mempunyai potensi untuk menderita penyakit yang sama.
6 Riwayat Kebiasaan/Sosial
Beberapa kebiasaan berakibat buruk bagi kesehatan dan bahkan dapat menjadi penyebab
penyakit yang kini diderita pasien tersebut. Biasakan untuk selalu menanyakan apakah pasien
mempunyai kebiasaan merokok atau minum alkohol. Tanyakan sudah berapa lama dan
berapa banyak pasien melakukan kebiasaan tersebut. Pada masa kini bila berhadapan dengan
pasien usia remaja atau dewasa muda harus juga ditanyakan ada atau tidaknya riwayat
penggunaan obat-obatan terlarang seperti narkoba, ekstasi dan lai-lain.
7. Anamnesis Sistem
Anamnesis sistem adalah semacam review dimana seorang dokter secara singkat dan
sistematis menanyakan keluhan-keluhan lain yang mungkin ada dan belum disebutkan oleh
pasien. Keluhan ini mungkin saja tidak berhubugan dengan penyakit yang sekarang diderita
tapi mungkin juga merupakan informasi berharga yang terlewatkan.
Kesimpulan Anamnesis
Pada akhir anamnesis seorang dokter harus dapat membuat kesimpulan dari anamnesis yang
dilakukan. Kesimpulan tersebut berupa perkiraan diagnosis yang dapat berupa diagnosis
tunggal atau diagnosis banding dari beberapa penyakit. Kesimpulan yang dibuat haruslah
logis dan sesuai dengan keluhan utama pasien. Bila menjumpai kasus yang sulit dengan
banyak keluhan yang tidak dapat dibuat kesimpulannya, maka cobalah dengan membuat
20
daftar masalah atau keluhan pasien. Daftar tersebut kemudian dapat digunakan untuk
memandu pemeriksaan fisik atau pemeriksaan penunjang yang akan dilaksanakan, sehingga
pada akhirnya dapat dibuat suatu diagosis kerja yang lebih terarah.8
21
I.3.2. Fisik
1. Inspeksi (look)
Memeriksa dengan cara melihat dan mengamati bagian tubuh pasien yang diperiksa
Adanya deformitas (kelainan bentuk) seperti bengkak, pemendekan, rotasi, angulasi,
fragmen tulang (pada fraktur terbuka).
warna kulit, bentuk tulang, kesimetrisan tulang dan otot
2. Palpasi (feel)
Pemeriksaan secara perabaan dengan menggunakan rasa propioseptif ujung jari
tangan
Permukaan: ada rasa atau benjolan
Adanya nyeri tekan (tenderness),
pemeriksaan status neurologis dan vaskuler di bagian distal fraktur.
palpasi daerah ektremitas tempat fraktur tersebut, di bagian distal cedera misalnya
pulsasi arteri
3. Gerakan (moving)
Adanya keterbatasan gerak pada daerah fraktur,
kekuatan tulang dan otot
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Munandar, A. Iktisar Anatomi Alat Gerak & Ilmu Gerak. Jakarta :
EGC
2. Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : EGC
3. Bloom dan Fawcett. Buku Ajar Histologi ( edisi 12 ). Jakarta : EGC
4. Murray, Robet K., dkk. Biokoima Harper (edisi 24). Jakarta : EGC
5. Sherrwood. Fisiologi
6. Impuls. Diunduh dari, http://en.wikipedia.org/wiki/Impulse. 2008
7. Metabolisme tulang. Diunduh dari,
http://en.wikipedia.org/wiki/bone_metabolism. 2007
8. Pemeriksaan fisik. Diunduh dari, www.medicastore.com. 2008