MOTTO DAN PERSEMBAHAN -...

68
ii

Transcript of MOTTO DAN PERSEMBAHAN -...

Page 1: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

ii

Page 2: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia

mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari

kejahatan) yang dikerjakannya.

(Q.S Al-Baqarah 286)

Sesungguhnya bersama kesukaran itu ada kemudahan, karena itu bila kau telah selesai (mengerjakan yang lain) dan kepada Tuhan, berharaplah

(Q.S Al-Insyirah :6-8)

Kamu tidak bisa kembali dan mengubah masa lalu, maka dari itu tataplah masa depan dan jangan buat

kesalahan yang sama dua kali

(Penulis)

Kupersembahkan karya sederhana ini untuk orang tuaku tercinta

Bpk Tahir M. Harun dan Ibu Asyura D. Koli yang tak pernah lelah memberikan doa, membimbingku dengan penuh kasih sayang, dukungan,

serta memberikan semangat dan kepercayaan kepada penulis.

Kakak-kakaku: Salma T. Harun, S.Th, Jamila T. Harun,S.Th, Aisyah T. Harun, S.Pd.I, Ruqaiyah T. Harun, S.Pd.I dan Adikku Ikrimah T. Harun yang telah mendukung dan

memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

Teman-teman jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan 2015 khususnya kelas D yang telah memberikan sebuah kenangan dalam kehidupan penulis selama menjalani kuliah.

Tak terlupakan almamaterku yang kubanggakan

Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Page 3: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

iv

Sultan Amai Gorontalo

KATA PENGANTAR

بسم هللا الرحمن الرحیمــم, و في ھذا الحمد � الذي جــــعل اللغة العربیة من أفضل اللغــــات حیث انـــزل بھما القر أن الكری

لون." و الصالة و السالم على سیدنا محمد صلى قــال تعــالى " إنــا انــزلنا قرأنا عربــیا لعلكم تعق هللا علیھ و سلم خــاتم األنبیــاء و إمــام المتقیــن أمــا بعد.

Segala puji bagi Allah swt yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Peran Orang Tua dalam Mengembangkan Kepribadian Anak Pada Masa Pubertas di Desa Mongiilo Kecamatan Bulango Ulu Kabupaten Bone Bolango”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan meraih gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo, Alhamdulillah selesai sesuai dengan waktu yang ditentukan. Shalawat dan salam selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw, keluarga, sahabat dan pengikut beliau sampai akhir zaman.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin terselesaikan apabila tanpa bantuan dari semua pihak, baik bantuan materiil maupun immaterial. Untuk itu melalui kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan ucapan terima kasih serta penghargaan kepada:

1. Tahir M. Harun dan Asura D. Koli adalah kedua orang tua penulis yang telah mendidik dan membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang dan selalu mendoakan penulis hingga dapat menyelesaikan studi di IAIN Sultan Amai Gorontalo,

2. Dr. Lahaji, M.Ag., selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo. Dr. Sofyan Kau, M.Ag., Dr. Ahmad Faisal. M.Ag. dan Dr. Mujahid Damopolii, M.Pd, masing-masing Wakil Rektor I,II dan III.

3. Dr. H. Lukman Arsyad, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Drs. Muh.Hasbih, M.Pd, Dr. Lamsike Pateda, M.Pd, Dr. H. Arten Mobonggi,M.Pd. selaku wakil dekan I,II dan III.

Page 4: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

v

4. Dr. Razak H. Umar, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Yang selalu mendorong penulis untuk segera menyelesaikan pendidikan.

5. Dr. H. Lukman Arsyad, M.Pd dan Dr. Zohra Yasin, M.HI selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Kepada Kepala Perpustakaan IAIN Sultan Amai Gorontalo bapak Drs. H. M. Ramound Manahung, M.Sos.I. beserta seluruh staf yang telah memberikan pelayanan kepada penulis selama menjalani studi di kampus ini.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Sultan Amai Gorontalo yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama menempuh pendidikan di IAIN Sultan Amai Gorontalo.

8. Yajir Idrus beserta staf kantor Desa Mongiilo yang telah membantu penulis selama penelitian.

9. Saudara-saudaraku yang tercinta Salma T. Harun S.Th, Jamila T. Harun S.Th, Aisyah T. Harun S.Pd.I, Ruqaiyah T. Harun S.Pd.I, Adikku Ikrima T. Harun. Ponakanku ” Sofiah dan Fauziah”. Dan seluruh keluarga besar Harun dan Koli yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu. Senantiasa membantu dan memberikan dorongan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan studi, tanpa kalian saya tidak dapat menyelesaikan studi akhir ini.

10. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Agama Islam khususnya kelas D angkatan 2015 yaitu: Vivin, Tini, Elan, Wirda, Sitria, Ratna, Susan, Titis, Indri, Tari, Nirma, Tita, Arin, Yuni, Vina, Leha, Suci, Tasrin, Roni, Yuyan, Syarif, Yudi, Kifli, Bayu, Arman yang senantiasa memberi motivasi selama bersama-sama menempuh studi.

11. Kepada semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, terima kasih untuk semua partisipasinya.

Semoga bantuan, bimbingan serta petunjuk yang telah diberikan berbagai pihak akan memperoleh imbalan yang setimpal dari Allah SWT, dan semoga senantiasa di limpahkan rahmat taufik dan hidayah- Nya kepada kita sekalian. Akhirnya, semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amiin..

Gorontalo, Juli 2019 Penulis,

Sakina T. Harun NIM : 151 012 028

Page 5: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................... PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... MOTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iii KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv ABSTRAK ...................................................................................................... vi DAFTAR ISI ................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................ 3 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .......................................................... 3 D. Pengertian Judul dan Definisi Operasional ........................................... 4 E. Kajian Pustaka ...................................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 8 A. Peran Orang Tua

1. Pengertian Orang Tua ...................................................................... 8 2. Lembaga Pendidikan Keluarga ........................................................ 9 3. Orang tua sebagai Guru Pertama dan Utama ................................ 10

B. Kepribadian 1. Pengertian Kepribadian .................................................................. 11 2. Prinsip Perkembangan Kepribadian ............................................... 12 3. Pendidikan Keluarga sebagai pembentukan kepribadian anak...... 13

C. Masa Pubertas 1. Konsep dan Perkembangan masa Pubertas .................................. 15 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pubertas .................................. 20 3. Peran dan Fungsi Keluarga terhadap anak pada masa

Pubertas ........................................................................................................... 21 .......................................................................................................

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN .......................................................... 26 A. Jenis dan Pendekatan Pendekatan .................................................. 26 B. Kehadiran Penelitian ........................................................................ 26 C. Lokasi Penelitian .............................................................................. 27

Page 6: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

vii

D. Sumber Data .................................................................................... 27 E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 27 F. Teknik Analisis Data ......................................................................... 28 G. Pengecekan Keabsahan Data .......................................................... 29 H. Tahapan-tahapan Penelitian ............................................................ 30

BAB 1V HASIL PENELITIAN ...................................................................... 31 A. Gambaran Umum Desa Mongiilo Kec. Bulango Ulu ........................ 31 B. Peran Orang Tua Dalam Mengembangkan Kepribadian Anak

Pada Masa Pubertas Di Desa Mongiilo Kec. Bulango Ulu Kab. Bone Bolango ......................................................................... 36

C. Perkembangan Kepribadian Anak Pada Masa Pubertas Di Desa Mongiilo Kec. Bulango ulu Kab.Bone Bolango .............. 39

D. Faktor Penghambat dan Pendukung Mengembangkan Kepribadian Anak Pada Masa Pubertas Di Desa Mongiilo Kec. Bulango Ulu Kab. Bone Bolango .................................................................................... 44

BAB V PENUTUP ................................................................................ 46 A. Kesimpulan .............................................................................. 46 B. Saran ....................................................................................... 46

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................... LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 7: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

viii

DAFTAR TABEL

1. Tabel I : Nama-Nama Kepala Desa Yang Pernah Memangku Jabatan Kepala Desa Mongiilo 1879 – 2017

2. Tabel II : Tabel Luas Wilayah dan Batas-batas Wilayah Desa Mongiilo

3. Tabel III : Tabel mata pencaharian penduduk Desa Mongiilo 4. Tabel IV : Sarana Punjang Pendidikan Desa Mongiilo 5. Tabel V : Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Mongiilo

Page 8: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam dunia pendidikan, sebelum mengetahui lingkungan masyarakat yang luas dan sebelum mendapat bimbingan dari sekolah, seorang anak pertama mendapat bimbingan dari keluarga. Dalam hal ini orangtua berperan sebagai pendidik dan si anak menjadi peserta didik.

Menurut Rosyi Datus Saadah, keluarga adalah lingkungan pendidikan yang cukup efektif dan efisien dalam upaya mengantarkan generasi penerus dalam membekali kemampuan diri dengan sebaik-baiknya sehingga menjadikan penerus yang andal, terampil, dan tangguh.

Sebagai lembaga pendidikan terkecil dalam masyarakat, keluarga ialah lingkungan pendidikan pertama dan yang paling utama dalam membiasakan norma dan mengembangkan kebiasaan dan perilaku yang dianggap penting bagi kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat. Menurut Kamrani Buseri, lingkungan keluarga berlangsung pengembangan sikap sosial awal yang akan menopang perkembangan sikap sosial selanjutnya. Kemampuan bergaul yang diperoleh di lingkungan keluarga mendasari kemampuan bergaul yang lebih luas1.

Pubertas (puberty) adalah suatu masa di mana kematangan kerangka dan seksual terjadi dengan cepat terutama pada awal masa remaja. Kematangan seksual yaitu perubahan-perubahan yang terjadi setelah anak memasuki masa remaja, yang ditandai dengan perubahan pada ciri-ciri seks primer (primary sex cheracteristics) dan ciri-ciri seks sekunder (secondary sex characteristics). Meskipun pertumbuhan anak itu mengikuti suatu perkembangan tertentu, tetapi urutan setiap anak dari kematangan seksual tidak sama, dan terdapat perbedaan setiap orang dalam umur dan perubahan-perubahan tersebut.2

Anak puber atau remaja banyak mengambil pengalaman-pengalaman seputar seks dari komunitas yang lebih tua, sehingga kedua matanya menjadi terbuka, yakni dari suasana keluarga dimana mereka tumbuh. Sementara itu, Ilmu jiwa menyatakan kepada kita bahwa tahun-

1 Syamsul Kuniawan, Pendidikan Karakter (konsepsi dan Implementasinya secara

Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat), (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), h. 64

2 Yessy Nur Endah Sary, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Parama Publishing, 2015), h. 14

Page 9: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

2

tahun pertama kanak-kanak dari kehidupan manusia berpengaruh besar dalam memberi pengalaman-pengalaman tentang seks keluarga.3

Salah satu bentuk tanggung jawab orangtua terhadap anak di dalam keluarga adalah dengan mendidik anak-anaknya. Bentuk tanggung jawab tersebut menjadi kewajiban dan kewajiban tersebut dipertegas dalam firman Allah dalam Al-Quran surat at-Tahrim ayat 6 berikut.

$ p k š ‰r ' ¯ » t ƒ t ûï Ï %© ! $ # ( # q ã Z t B# u ä ( # þ q è % ö / ä 3 | ¡ à ÿ R r & ö / ä 3 ‹ Î = ÷ d r & u r # Y ‘ $ t R $ y d ß Š q è %u r â ¨ $ ¨ Z 9 $ #

ä o u ‘ $ y f Ï t ø : $ # u r $ p k ö Ž n = t æ î p s3 Í ´ ¯ » n = t B Ô â Ÿx Ï î × Š # y ‰Ï © žw t b q Ý Á ÷ è t ƒ

© ! $ # ! $ t B ö Nè d t � t B r & t b q è = y è ø ÿ t ƒ u r $ t B t b r â �sD÷ sã ƒ Ç Ï È

Terjemahnya Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.4

Ayat di atas memerintahkan kepada orangtua untuk menjaga anaknya melalui proses pendidikan. Anak adalah mereka yang dijaga dari segala sifat, sikap, dan perbuatan haram atau tercela sehingga apabila perbuatan itu dilakukan maka ia akan terperosok ke dalam neraka. Pengawasan anak dari proses pendidikan itu seperti memberikan pengarahan baik dalam bentuk nasihat, perintah, larangan, pembiasaan, pengawasan, maupun pemberian ilmu pengetahuan.5

Sekarang ini banyak remaja yang masih duduk dibangku sekolah terjerumus pada pergaulan bebas, salah satunya Di Desa Mongiilo Kecamatan Bulango Ulu Kabupaten Bone Bolango menurut pengamatan penulis, dimana siswa-siswi yang ada di Desa Mongiilo masih duduk dibangku sekolah SMP sudah tau pacaran, merokok,minum-minuman keras bahkan ada yang sampai putus sekolah.

Dari masalah tersebut penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang peran orang tua dalam mengembangkan kepribadian

3 Ma’ruf Zuraiq, Cara Mendidik Anak dan Mengatasi Problemanya, ( Bandung:

NuansaAulia, 2008), h. 194 4 Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an Kementerian Agama Republik Indonesia, Al Qur’an

dan Terjemahnya, (Bandung: Fokus Media, 2010), h. 560 5 Novan Ardy Wiyani, Barnawi, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jogjakarta:Ar-Ruzz Media,

2016), h. 55-56

Page 10: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

3

anak pada masa pubertas di desa Mongiilo Kecamatan Bulango Ulu Kab. Bone Bolango.

B. Rumusan Masalah Melihat betapa pentingnya peran orang tua dalam mengembangkan

kepribadian anak pada masa pubertas , khususnya Sebagian Anak-anak di Desa Mongiilo Kecamatan Bulango Ulu Kabupaten Bone bolango. Karena itu, penulis akan meneliti permasalahannya sebagai berikut: 1. Bagaimana peran orang tua dalam mengembangkan kepribadian anak

pada masa pubertas di Desa Mongiilo Kecamatan Bulango Ulu Kabupaten Bone Bolango?

2. Bagaimana perkembangan kepribadian anak pada masa pubertas di Desa Mongiilo Kecamatan Bulango Ulu Kabupaten Bone Bolango?

3. Apa saja faktor penghambat dalam mengembangkan kepribadian anak pada masa pubertas di Desa Mongiilo Kecamatan Bulango Ulu Kabupaten Bone Bolango?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui peran orangtua dalam mengembangkan

kepribadian anak pada masa pubertas di Desa Mongiilo Kecamatan Bulango Ulu Kabupaten Bone Bolango.

b. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan kepribadian anak pada masa pubertas di Desa Mongiilo Kecamatan Bulango Ulu Kabupaten Bone Bolango. Untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang menjadi penghambat peran orangtua dalam mengembangkan kepribadian anak pada masa pubertas di Desa Mongiilo Kecamatan Bulango Ulu Kabupaten Bone Bolango.

2. Kegunaan Penelitian a. Bagi instansi terkait hasil penelitian ini dapat menjadi bahan

informasi tehadap permasalahan-permasalahan yang ada di lingkungan keluarga dan perlu untuk mengembangkan kepribadian anak pada masa pubertas.

b. Bagi orang tua siswa, hasil penelitian ini merupakan bahan informasi yang berharga dalam mengembangkan kepribadian anak pada masa pubertas agar tidak terjerumus lagi pada pergaulan bebas.

Page 11: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

4

c. Bagi diri pribadi, penelitian ini sebagai bahan pembelajaran dan tambahan pengetahuan dan sekaligus untuk mengembangkan pengetahuan penulis.

D. Pengertian Judul dan Definisi Operasional 1. Peran adalah perlengkapan aksi yang diharapkan dimilki oleh orang

yang berada dalam masyarakat.6 Menurut Peter Salim, “Peran adalah sesuatu yang diharapkan

dimiliki oleh orang yang memiliki kedudukan dalam Masyarakat”.7 2. Orang tua adalah orang yang telah berumur, orang yang usianya

sudah banyak, orang yang sudah lama hidup di dunia; ayah dan ibu kita; orang yang cerdik cendekia; dukun, orang yang bisa menyembuhkan penyakit melalui ilmu kebatinannya, orang pintar dalam Ilmu gaib.8

3. Kepribadian adalah sifat hakiki yang terlihat pada perilaku seseorang atau suatu bangsa yang membedakannya dari orang atau bangsa lain.9

4. Pubertas yaitu masa akil baliq.10 Puber berasal dari bahasa latin “pubescare” yang artinya mendapat

pubes atau rambut kemaluan, yaitu suatu tanda kelamin sekunder yang menunjukkan perkembangan seksual. Istilah puber dimaksudkan remaja sekitar masa pematangan seksual.11

Masa ini disebut masa yang sulit karena anak memasuki tahap baru dalam kehidupannya. Di sinilah peran orang tua sangat penting untuk memahami mereka.12

Dari pengertian di atas maka penulis dapat merumuskan judul secara operasional proposal ini membahas masalah peran orang tua dalam mengembangkan kepribadian anak pada masa pubertas di desa Mongiilo Kec Bulango ulu Kabupaten Bone Bolango.

6 Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Terbaru, (Jakarta:GitaMedia

Press, 2012), h. 600 7 Peter Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Balai Pustaka,

2005). H. 1132 8 Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Terbaru, Ibid, h. 563 9 https://kbbi.web.id/pribadi 10 Suharsono, Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi Lux, (Semarang,

Widya Karya, 2016), h. 393. 11 Panut Panuju, Ida Umami, Psikologi Remaja, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya,

1999), h.1. 12 Muhammad Al-Mighwar, Psikologi Remaja, (Bandung: Pustaka Setia, 2006), h. 17-18

Page 12: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

5

E. Kajian Pustaka Berdasarkan beberapa kajian penulis terhadap penelitian terdahulu

yang membahas “ Peran Orang Tua dalam mengembangkan Kepribadian anak pada Masa Pubertas di Desa Mongiilo Kecamatan Bulango Ulu Kabupaten Bone Bolango”. Sejauh pemahaman penulis terhadap penelitian ini sebelumnya belum pernah diteliti. Tapi beberapa penelitian yang mirip dengan penelitian penulis antara lain: 1. Skripsi yang di tulis oleh Lisma Kobandaha berjudul, Peran Orang Tua

Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SDN 2 Sangkub I Kab Bolaang Mongondow Utara. 13

Hasil penelitian ditemukan bahwa (1) peran orang tua dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 2 Sangkub I Kab. Bolaang Mongondow Utara belum terlaksana secara optimal dalam hal menanamkan nilai-nilai positif, mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang terarah, membantu anak belajar sendiri, memberikan teladan yang baik dan perilaku negative pada diri anaknya, (2) faktor-faktor yang mempengaruhi orang tua dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 2 Sangkub I Kab. Bolaang Mongondow Utara diperoleh gambaran bahwa faktor internal dan eksternal sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar. Tetapi faktor yang paling menonjol dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik adalah faktor eksternal yaitu lingkungan.

2. Skripsi yang di tulis oleh Tristin Mou yang berjudul, Peran Orang Tua Terhadap Pendidikan Agama Anak di Desa Tenilo Kec. Paguyaman. 14

Hasil penelitian ini (1) Pendidikan Agama Terhadap Anak di Desa Tenilo pada umumnya orang tua anak di Desa Tenilo Kec. Paguyaman belum sepenuhnya melaksanakan tanggung jawabnya sebagai salah satu kunci pokok keberhasilan atau kesuksesan anak-anaknya di dunia pendidikan. Ini di tandai dengan kurangnya perhatian orang tua terhadap pendidikan anak serta dukungan orang tua dalam mengikut sertakan pendidikan diluar sekolah seperti les prifat, ini disebabkan oleh kondisi ekonomi yang di gunakan hanya memenuhi kebutuhan keluarga yang berdampak pada kurang perhatian orang tua terhadap

13 Menurut Lisma Kobandaha, Mahasiswa Alumni Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN

Sultan Amai Gorontalo tahun 2017 14 Menurut Tristin Mou, Mahasiswa Alumni Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Sultan

Amai Gorontalo tahun 2014

Page 13: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

6

perkembangan hasil belajar anak di sekolah, serta tingkat pendidikan orang tua yang rendah menyebabkan kurangnya pemahaman akan pentingnya keterlibatan orang tua terhadap pendidikan anak-anaknya; (2) peran dan tanggung jawab orang tua di Desa Tenilo dapat di lihat dari bentuk-bentuk tanggung jawab orang tua di antaranya adalah membimbing dan memberikan motivasi. Membimbing dalam arti orang tua memberikan pengarahan kepada anak didik untuk bisa memperoleh pengetahuan yang lebih luas demi kesuksesannya di masa-masa mendatang. Sedangkan memberikan motivasi dalam arti orang tua memberikan dukungan dan semangat yang tinggi kepada anak untuk terus belajar, selain itu orang tua harus memperhatikan perkembangan pendidikan anak.

3. Skripsi yang di tulis oleh Cindi D. Lasena yang berjudul, Peran Orang Tua Dalam Memotivasi Pendidikan Anak (studi kasus di Desa Dulamayo Kecamatan Bongomeme). 15

Hasil penelitian ini (1) tanggung jawab orang tua terhadap kelangsungan pendidikan anak di Desa Dulamayo Kecamatan Bongomeme, tanggung jawab ini dapat berupa motivasi dari orang tua untuk anak-anaknya, memberikan dukungan dengan mem fasilitasi kebutuhan anak di sekolah. Di lihat dari kondisi yang ada di Desa Dulamayo, tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak masih sangat kurang. (2) kendala dan solusi bagi orang tua untuk kelangsungan pendidikan anak di Desa Dulamayo Kecamatan Bongomeme, kendala yaitu ketidak mampuan membiayai sekolah atau faktor ekonomi, dan kondisi orang tua yang tidak begitu memperhatikan pendidikan anak-anak mereka atau tidak begitu memahami makna penting pendidikan. (3) adapun solusi yang dilakukan, solusinya yaitu melalui kerja sama antara pihak sekolah dan hal ini pendidik dan orang tua. Pihak sekolah dapat mengadakan pertemuan-pertemuan secara teratur untuk membicarakan masalah-masalah mendidik anak yang masih banyak kesalahannya yang terdapat pada pendidik dan orang tua.

Dalam penelitian ini peneliti mengkaji beberapa penelitian yang pernah di teliti oleh beberapa peneliti lain, penelitian tersebut digunakan sebagai bahan kajian pendukung dalam penelitian ini. Terkait dengan hal tersebut di atas maka penulis memberikan tanggapan tentang persamaan yakni, pada penelitian ini sama-sama

15 Menurut Cindi D. Lasena, Mahasiswa Alumni Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN

Sultan Amai Gorontalo tahun 2017

Page 14: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

7

membahas tentang peran orang tua terhadap anak sedangkan perbedaanya penelitian yang dilakukan oleh penulis berfokus pada peran orang tua dalam mengembangkan kepribadian anak pada masa pubertas di Desa Mongiilo Kecamatan Bulango Ulu Kabupaten Bone Bolango.

Page 15: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam
Page 16: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam
Page 17: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

8

BAB II LANDASAN TEORI

A. Orang Tua

1. Pengertian Orang Tua Orang tua merupakan anggota keluarga yang terdiri dari ayah dan

ibu dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membangun sebuah keluarga.16

Orang tua sebagai pemimpin dalam suatu keluarga yang bagaimanapun juga mempunyai tanggung jawab terhadap pendidikan anak-anaknya dan tidak boleh diwakilkan kepada orang lain, kecuali mereka tidak mampu untuk mendidiknya. Adapun sekolah merupakan tempat mereka belajar dan mencari ilmu, guru memiliki tanggung jawab terhadap pendidikan anak-anak. Kontribusi orang tua sangat diperlukan dalam mendidik dan menjaga anak-anaknya.17

Orang tua memiliki peran penting dan stretegi dalam menentukan kearah mana dan kepribadian anak yang bagaimana yang akan dibentuk. Keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu serta anak merupakan konsep yang bersifat multidimensial. Dalam konteks pedagogis tidak dibenarkan orang tua membiarkan anak tumbuh dan berkembang tanpa pengawasan dan bimbingan. Bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan kepada anak untuk meningkatkan ketakwaan dan keimanan kepada Allah SWT dan untuk menemukan serta mengembangkan potensi-potensi anak.18 Pengawasan adalah batas-batas yang sudah ditentukan sebelumnya.

Keluarga setidaknya dapat ditinjau berdasarkan tiga sudut pandang yaitu:19 a. Definisi fungsional. Keluarga didefinisikan dengan penekanan pada

terpenuhnya tugas-tugas dan fungsi-fungsi psikosional. Fungsi-fungsi tersebut mencakup perawatan, sosialisasi pada anak, dukungan

16 Ernie Martsiswati, Yoyon Suryono, “Peran Orang Tua Dalam Menerapkan Perilaku

Disiplin Terhadap Anak Usia Dini”, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Masyarakat, VOL. 1 NO. 2, November 2014, h. 190

17 Mohammad Roesli Dkk, Kajian Islam Tentang Partisipasi Orang Tua Dalam Pendidikan Anak”, Jurnal Darussalam; Jurnal Pendidikan, Komunikasi dan Pemikiran Hukum Islam, VOL. IX, NO. 2, April 2019, h.334

18 Evi Fitri Yeni, Skrispsi: Peran Orang Tua Terhadap Pembentukan Kepribadian Anak Di Desa Negara Tulung Bawang Kecamatan Bunga Mayang Kabupaten Lampung Uara” (Lampung:2017) h.38

19 Evi Fitri Yeni, Ibid, h.39

Page 18: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

9

emodional dan materi dan pemenuhan peran-peran tertentu. Definisi ini memfokuskan pada tugas-tugas yang dilakukan keluarga.

b. Definisi transaksional. Keluarga didefinisikan sebagai kelompok yang mengembangkan keintiman melalui perilaku-perilaku yang memunculkan rasa identitas sebagai keluarga (family identity), berupak ikatan emosi, pengalaman histori maupun cita-cita masa depan. Definisi ini memfokuskan pada bagaimana keluarga melaksanakan fungsinya.

c. Definisi structural. Keluarga didefinisikan berdasarkan kehadiran atau ketidakhadiran anggota keluarga, seperti orang tua, anak. Definisi ini memfokuskan pada siapa yang menjadi bagian dari keluarga. Dari perspektif ini dapat muncul pengertian tentang keluarga sebagai asal usul , keluarga sebagai wahana melahirkan keturunan dan keluarga batin.

2. Lembaga Pendidikan Keluarga Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang

pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapat didikan dan bimbingan. Lingkungan keluarga yang utama, karena kehidupan anak sebagian besar di dalam keluarga, sehingga di lembaga keluarga anak lebih banyak menerimapendidikan. Tugas pokok bagi keluarga tentang pendidikan anak yaitu sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. sifat dan tabiat anak separuh besar diambil dari kedua orang tuanya dan anggota keluarga yang lain.

Di dalam pasal 1 UU Perkawinan Nomor 1 tahun 1974, dinyatakan bahwa perkawinan merupakan ikatan lahir dan batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan sejahtera, berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Anak yang lahir dari perkawinan ini merupakan anak yang sah dan menjadi hak serta tanggung jawab kedua orang tuanya memelihara dan mendidiknya, dengan sebaik-baiknya. Kewajiban kedua orang tua dalam mendidik anak ini sampai ia dikawinkan atau dapat berdiri sendiri, bahkan menurut Pasal 45 ayat 2 UU Perkawinan ini, kewajiban orang dan tanggung jawab orang tua akan kembali apabila perkawinan antara keduanya berakhir karena sesuatu hal. Maka anak ini kembali menjadi tanggung jawab orang tua.

Dengan demikian terlihat tanggung jawab sebagai orang tua terhadap anak sangalah besar. Bagi seorang anak, keluarga adalah persekutuan hidup pada lingkungan keluarga tempat dimana ia menjadi

Page 19: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

10

diri pribadi atau diri sendiri. Keluarga juga yaitu sebagai tempat bagi anak dalam konteks proses belajarnya untuk mengembangkan dan membentuk diri dalam fungsi sosialnya. Disamping itu keluarga juga tempat belajar bagi anak dalam segala sikap untuk berbakti kepada Tuhan sebagai perwujudan nilai hidup yang tertinggi.

Dengan demikian sangat jelas bahwa orang yang perdana dan yang paling penting bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup dan pendidikan anak adalah orang tua.20

3. Orang Tua sebagai Guru pertama dan Utama

Lembaga pendidikan keluarga memberikan pengalaman pertama dan merupakan faktor sangat penting dalam perkembangan pribadi anak. Suasana dalam pendidikan keluarga ini sangat penting diperhatikan, sebab dari sinilah keseimbangan jiwa di dalam perkembangan anak selanjutnya ditentukan.

Sebagaimana dikemukakan terdahulu, bahwa pendidikan keluarga adalah yang pertama dan utama. Pertama, maksudnya bahwa kehadiran anak di dunia ini disebabkan ikatan kedua orang tuanya. Mengingat orang tua merupakan orang dewasa, maka merekalah yang harus bertanggung jawab terhadap anak. Peranan orang tua tidak hanya sekedar memelihara keberadaan anak untuk menjadikannya kelak sebagai seorang pribadi, tetapi juga memberikan pendidikan anak sebagai individu yang tumbuh dan berkembang.

Sedangkan utama, maksudnya adalah bahwa orang tua bertanggung jawab pada pendidikan anak. Hal itu memberikan pengertian bahwa seorang anak dilahirkan dalam keadaan tidak berdaya, dalam keadaan penuh ketergantungan dengan orang lain, tidak mampu berbuat apa-apa bahkan tidak mampu menolong dirinya sendiri. Anak lahir dalam keadaan suci bagaikan meja lilin berwarna putih (a sheet of white paper avoid of all character) atau yang lebih dikenal dengan istilah Tabularasa21. Di dalam Islam secara jelas Nabi Muhammad Saw. Mengisyaratkan lewat sabdanya yang artinya:

”setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka orang tuanyalah yang dapat menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi”.

Anak merupakan perwujudan cinta kasih orang dewasa yang siap atau tidak untuk menjadi orang tua. Memiliki anak siap atau tidak, mengubah banyak hal dalam kehidupan kita, dan pada akhirnya mau

20 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2008), h. 38-

39 21 Hasbullah, Ibid, h.39

Page 20: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

11

atau tidak kita dituntut untuk siap menjadi orang tua yang harus dapat mempersiapkan anak-anak kita agar dapat menjalankan kehidupan masa depan mereka dengan baik.

Mengenal, mengetahui, memahami dunia anak memang bukan sesuatu yang mudah. Dunia yang pernah warna-warni, dunia yang segalanya indah, mudah, ceria, penuh cinta, penuh keanehan dan penuh kejutan. Dunia yang seharusnya dimiliki oleh setiap anak yang namun dalam kepemilikinnya banyak bergantung pada kewajiban orang tua.22

Kepedulian orang tua yang katanya sebagai guru yang pertama dan utama bagi anak-anak. Sebagai orang tua harus betul-betul melakukan sesuatu untuk putera-putrinya yang tercinta. Bagaimana anak-anak dapat tetap memandang masa depan mereka di dalam angan seorang anak, bagaimana mereka dapat menjadi keturunan pengganti bangsa kita. Masa mendatang bangsa Indonesia kelak di tangan mereka dan masa depan mereka dipersiapkan oleh orang tua saat ini.23

B. Kepribadian

1. Pengertian Kepribadian Kepribadian atau personality berasal dari bahasa latin personare,

yang artinya mengeluarkan suara (to sound through). Istilah ini digunakan untuk menunjukkan suara dari percakapan seorang pemain sandiwara melalui topeng (masker) yang dipakainya. Pada mulanya istilah persona yaitu topeng yang dipakai oleh pemain sandiwara, di mana suara pemain sandiwara itu diproyeksikan. Kemudian kata persona itu berarti pemain sandiwara itu sendiri.24

Kepribadian sebagai substansi adalah real personality yakni kepribadian yang sesungguhnya, yang tidak dibuat-buat atau berpura-pura, yang dapat berbeda dari situasi ke situasi yang lain sesuai dengan topeng yang dipakainya. Dalam kenyataannya kita sering mengalami kesulitan membedakan mana kepribadian topeng dan mana kepribadian substansi atau kepribadian yang sebenarnya dari seseorang. Ini bukan berarti bahwa real personality berlainan, akan tetapi disebabkan karena kepribadian itu sendiri bersifat dinamis. Hal lain yang juga menyulitkan kita membedakannya adalah karena kepribadian seseorang ini tak dapat dilepaskan dari kepribadian orang-orang disekitarnya dan orang-orang

22 Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011),

h. 17-18 23 Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, Ibid, h. 19 24 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), h.

154

Page 21: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

12

yang dihadapinya. Sikap dan tingkah laku orang yang dihadapinya dan sekaligus merupakan stimulus bagi orang lainnya lagi.

Pengertian kepribadian secara konseptual. Banyak para ahli psikologi telah membuat definisi kepribadian secara konseptual. Di antara definisi itu terdapat perbedaan sudut pandangan. Perbandingkan berbagai definisi kepribadian, Gordon dan Allport telah membuat suatu definisi kepribadian yang dipandang lebih konseptual dan komprehensif. Definisi tersebut dirumuskan sebagai berikut. Personality is the dynamic organization within the individual of those psychophysical system that determine his unique adjustments to his/her environment. Atau kepribadian ialah suatu organisasi yang dinamis dari sistem-sistem jasmani rohani individu yang menentukan penyesuaian dirinya secara unik terhadap lingkungannya.25

Menurut Wetherington bahwa kepribadian mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 26

1) Manusia karena keturunannya mula sekali hanya merupakan individu dan kemudian barulah merupakan suatu pribadi karena pengaruh belajar dan lingkungan sosialnya.

2) Kepribadian adalah istilah untuk menyebutkan tingkah laku seseorang secara terintegrasikan dan bukan hanya beberapa aspek saja dari keseluruhan itu.

3) Kata kepribadian menyatakan pengertian tertentu saja yang ada pada pikiran orang lain dan isi pikiran itu ditentukan oleh nilai perangsang social seseorang.

4) Kepribadian tidak menyatakan sesuatu yang bersifat statis, seperti bentuk badan atau ras tetapi menyertakan keseluruhan dan kesatuan dari tingkah laku seseorang.

5) Kepribadian tidak berkembang secara pasif saja, setiap orang mempergunakan kapasitasnya secara aktif untuk menyesuaikan diri kepada lingkungan sosial.

2. Prinsip Perkembangan Kepribadian Prinsip dasar dalam pandangan Frederick S. (Fritz) Perls tentang

perkembangan kepribadian ialah perubahan dari bantuan lingkungan menjadi berdiri sendiri. Sebelum dilahirkan, kita sama sekali tergantung pada bantuan lingkungan rahim. Fetus sama sekali tidak mengisi untuk

25 Mohamad Surya, Psikologi Guru Konsep dan Aplikasi dari Guru untuk Guru,

(Bandung: Alfabeta, 2013), h. 84-85 26 Jalaluddin, Psikologi Agama Memahami Perilaku dengan Mengaplikasikan prinsip-

prinsip Psikologi, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012), h. 202-203

Page 22: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

13

dirinya sendiri. Hal ini berubah pada saat kelahiran, ketika bayi terpaksa bernafas sendiri. Untuk suatu periode yang singkat pada kelahiran, kita mengalami symptom pertama dan kemacetan, suatu konsep Terapi Gestalt yang penting. Kemacetan itu merupakan hal yang menentukan dimana bantuan lingkungan tidak lagi tersedia, berdiri sendiri belum siap; bayi itu harus mati atau belajar untuk bernafas sendiri.

Ketika bayi tumbuh, ia tetap memerlukan bantuan lingkungan. Kemudian perlahan-lahan kebutuhan terhadap bantuan lingkungan berkurang karena anak belajar lebih banyak melakukan sendiri. Dalam segi motorik, dia belajar merangkak, berdiri, berjalan, memanjat, dan berlari. Dalam segi bahasa, dia belajar mengoceh, mendengar dan berbicara. Bayi yang telah menjadi anak ini mengembangkan lebih banyak sumber-sumber dan potensinya yang ada di dalam dirinya sendiri. Anak itu mulai kurang tergantung pada orang-orang lain, usahanya yang berasal dari dirinya sendiri semakin bertambah.27

Perls percaya bahwa anak-anak ‘tertancap’ apabila mereka dimanjakan atau tidak mengalami kekecewaan yang cukup. Mereka bukannya menggunakan potensinya yang unik untuk bertumbuh dan berkembang, anak-anak ini menggunakannya untuk mengontrol lingkungan, khususnya orang tua. Mereka menggunakan energinya untuk memanipulasi orang tua supaya membantu mereka. Lagi pula, mereka tergantung pada lingkungan dan bukan pada diri sendiri.

Apabila anak-anak mempelajari cara-cara ‘manipulasi’ yang efektif, maka mereka telah memperoleh watak. Semakin seseorang memiliki watak tertentu, maka semakin berkurang juga dia dapat mengungkapkan potensinya yang unik karena tingkah lakunya sudah menjadi tegar dan dapat diramalkan.28

3. Pendidikan Keluarga sebagai Peletak Dasar Pembentukan

Kepribadiaan Anak Dalam pendidikan keluarga hal penting yang menentukan

pembentukan kepribadian adalah ayah dan ibu. Mereka berdualah yang paling bertanggung jawab terhadap pembentukan kepribadian anak-anaknya. Hitam putihnya sifat dan kepribadian anak-anaknya adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab ayah dan ibu, bukan orang lain seperti guru atau pendidik. Meskipun kedua orang tua telah membiayai anak-anaknya kepada orang lain (pendidik atau guru) dalam mendidik

27 Mif Baihaqi, Psikologi Pertumbuhan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), h. 68 28 Mif Baihaqi, Psikologi Pertumbuhan, Ibid, h. 70

Page 23: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

14

putra-putrinya agar memiliki kepribadian yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan dalam keluarga.

Pendidikan untuk berkepribadian baik sangat diperlukan oleh anak-anak selagi mereka belum dibebani tanggung jawab. Masa anak-anak masih menggantungkan diri pada kedua orang tuanya. Kebanyakan anak-anak masih suka meniru tindakan-tindakan yang dilakukan oleh orang tuanya. Dalam hal pemenuhan kebutuhan-kebutuhan hidupnya, baik berupa kebutuhan fisik maupun psikis masih sangat tergantung kepada orang tuanya. Kebutuhan-kebutuhan anak berupa kebutuhan psikis yang harus dipenuhi contohnya ketenteraman atau kebahagiaan, hiburan, pendidikan, agama, dan lain-lain.

Dari kedua orang tua yang paling banyak berperan dalam pembentukan kepribadian anak-anaknya adalah ibu. Dalam keluarga umumnya, sang ibu lebih banyak meluangkan waktunya untuk bisa bersama-sama dengan anak-anaknya. Bagi sang ayah, waktunya lebih banyak digunakan untuk mencari nafkah guna mencukupi kebutuhan keluarga. Dengan demikian, kedudukan ibu dalam keluarga berkaitan dengan upaya pembentukan kepribadian anak sangat penting. Tugas seorang ibu dalam keluarga seperti itu sangat berat, tetapi mulia.

Si ibu yang mengandung anak-anaknya, melahirkan, menyusui dengan Asi, mengasuh, membimbing, serta mengajarinya duduk dan berjalan. Si ibu pula yang pertama kali mengajari bercakap-cakap pada anak. Si ibu juga dengan kesabaran dan ketelatenannya mau mengajari anak-anak cara makan dan minum dengan baik dan sopan. Hal-hal tersebut merupakan upaya untuk mencapai tingkat kepribadian anak yang baik. Mengingat tugas yang begitu banyak dan tidak ringan, dalam ajaran Agama Islam muncul ungkapan surga anak terletak di bawah telapak kaki ibunya. Artinya, sebagian dari perilaku si anak ditentukan oleh contoh dan perilaku si ibu. Demikian itu sangat pentingnya peranan pendidikan dan keteladanan si ibu pada pembentukan kepribadian anak-anaknya. Secara umum, dapat dikatakan bahwa keluarga mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian anak. Secara umum juga dapat dinyatakan bahwa keluarga merupakan peletak dasar pola pembentukan kepribadian anak.29

29 Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Kepribadian dengan Perspektif Baru, ( Jogjakarta: Ar-

Ruzz Media, 2016), h. 82-84

Page 24: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

15

C. Masa Pubertas 1. Konsep dan Perkembangan Masa Pubertas

Pubertas dianggap sebagai periode sensitive yang memiliki pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan individu. Periode ini menandai perpindahan dari tahap anak-anak menjadi tahap dewasa sebagaimana dinyatakan dalam hadist berikut ini.

Dari Nafi’, ia berkata, Aku memberikan hal ini kepada Umar Ibnu bin Abdul Aziz, maka dia pun berkata, “Inilah usia yang menjadi batas antara anak kecil dan dewasa.” (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, At Thurmudzi dan An-Nasa).30

Pada saat itu, batas usia masa pubertas adalah 15 tahun, sebagaimana dinyatakan berikut ini:

Dari Ibnu Umar ra, dia berkata: “Aku menghadap Rasulullah Saw untuk ikut serta dalam pasukan perang. Ketika itu aku masih berusia empat belas tahun. Namun Rasulullah Saw menolak aku. Pada tahu berikutnya, aku kembali mengajukan diri untuk ikut dalam pasukan perang. Ketika itu aku sudah berusia lima belas tahun, maka beliau pun menerimaku.” (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, at-Thurmudzi dan an-Nasa’i).31

Pada saat ini, usia pubertas terlihat lebih cepat. Perubahan fisik yang terjadi pada saat pubertas dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Berbagai faktor seperti nutrisi, sikap social, kondisi keluarga dan aktivitas fisik mempengaruhi proses pubertas. Kata pubertas sendiri berasal dari bahasa latin “pubescere” yang berarti menjadi berbulu. Nabi Muhammad Saw menggunakan konsep ini untuk membedakan anak-anak dengan orang dewasa, sebagaimana terlihat ketika beliau memisahkan antara orang dewasa dan anak-anak pada perang Bani Quraizah, dengan cara berikut.

Diriwayatkan dari ath-Thiyah al-Qurazhi, dia berkata: “ Kami telah dihadapkan kepada Nabi Saw pada hari perang Bani Quraizhah. Barangsiapa yang telah tumbuh (rambut kemaluannya), maka dia dibunuh. Dan barangsiapa yang belum tumbuh (rambut kemaluannya),

30 Muhammad Fu’ad Abdul Baqi, Mutiara Hadits Shahih Bukhari Muslim, (Surabaya: PT

Bina Ilmu), h. 676 31 Muhammad Fu’ad Abdul Baqi, Mutiara Hadits Shahih Bukhari Muslim, Ibdis, h. 678

Page 25: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

16

maka dia akan tetap hidup. Dan aku merupakan salah satu seorang dari mereka yang dibiarkan hidup.” (at Thurmudzi dan an-Nasai’i). 32

Usia pubertas juga digambarkan dalam al-Qur’an surah an-Nisa ayat 6 sebagai usia yang mencukupi untuk menikah, sebagaimana berikut ini.

( # q è = t Gö / $ # u r 4 ’ y J » t Gu Š ø 9 $ # # Ó ¨ L y m # sŒÎ ) ( # q ä ó n = t /

y y %s3 Ï i Z 9 $ # ÷ b Î * sù L ä ê ó ¡ n S# u ä ö Nå k ÷ ] Ï i B # Y‰ô © â ‘ ( # þ q ã è sù÷ Š $ $ sù

ö NÍ k ö Ž s9 Î ) ö Nç l m; º u q ø Br & ( Ÿwu r ! $ y d q è = ä . ù' s? $ ] ù# u Ž ó Î )

# · ‘ # y ‰Î / u r b r & ( # r ç Ž y 9 õ 3 t ƒ 4 ` t Bu r t b %x . $ | ‹ Ï Yx î

ô # Ï ÿ ÷ è t Gó ¡ u Š ù= sù ( ` t Bu r t b %x . # Z Ž �É ) sù ö @ä . ù' u Š ù= sù

Å $ r á �÷ è y J ø 9 $ $ Î / 4 # sŒÎ * sù ö Nç F ÷ è sùy Š ö NÍ k ö Ž s9 Î ) ö Nç l m; º u q ø Br &

( # r ß ‰Í k ô - r ' sù ö NÍ k ö Ž n = t æ 4 4 ‘ x ÿ x . u r « ! $ $ Î / $ Y7 Š Å ¡ y m Ç Ï È

Terjemahnya Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), Maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya. dan janganlah kamu Makan harta anak yatim lebih dari batas kepatutan dan (janganlah kamu) tergesa-gesa (membelanjakannya) sebelum mereka dewasa. barang siapa (di antara pemelihara itu) mampu, Maka hendaklah ia menahan diri (dari memakan harta anak yatim itu) dan Barangsiapa yang miskin, Maka bolehlah ia Makan harta itu menurut yang patut. kemudian apabila kamu menyerahkan harta kepada mereka, Maka hendaklah kamu adakan saksi-saksi ( tentang penyerahan itu) bagi mereka. dan cukuplah Allah sebagai Pengawas (atas persaksian itu).33

Dengan demikian al-Qur’an memandang usia pubertas sebagai usia dimana individu telah memiliki kematangan pada alat reproduksinya dan hal ini menandai pula kematangan aspek yang lain.

32 Bayyinatul Muchtaromah, Pendidikan Reproduksi bagi Anak Menuju Aqil Baligh,

(Yogyakarta: Sukses Offest, 2008,) h. 140-143

33 Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an Kementerian Agama Republik Indonesia, Al Qur’an dan Terjemahnya, Ibid, h. 77

Page 26: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

17

Para ahli memiliki pandangan yang berbeda mengenai kapan dan berapa lama masa remaja itu berlangsung karena memang perkembangan manusia itu bersifat individual sehingga terdapat perkembangan yang cepat dan ada pula yang lambat.

Adanya perbedaan pendapat mengenai batasan usia remaja tersebut menunjukkan bahwa periode remaja bersifat fleksibel. Artinya dapat maju atau mundur sesuai dengan kecepatan perkembangan masing-masing individu. Selain itu batas antara masa remaja dan masa dewasa makin lama makin kabur. Hal tersebut antara lain disebabkan oleh masa remaja yang diperpendek maupun di perpanjang. Misalnya, remaja yang menikah cepat atau remaja putus sekolah yang bekerja membuat masa remaja diperpendek atau remaja yang masih bergantung pada orang tuanya baik secara emosi maupun materi menyebabkan masa remaja yang diperpanjang .34

Dalam konsep psikologi perkembangan, masa remaja merupakan masa transisi dari tahap anak-anak ke masa dewasa. Remaja mempunyai karakteristik khusus yang menandai masa pergantian biopsikososial, antara lain perubahan fisik, psikis dan social dan kognitif. Tentu saja perubahan-perubahan tersebut tidak seutuhnya sama antara seorang remaja dengan yang lainnya.

a. Perkembangan Fisik Secara fisik, seseorang dikatakan telah memasuki masa remaja jika

sudah mengalami masa pubertas, yaitu masa munculnya tanda-tanda kelamin sekunder menuju kearah kemasakan. Ini ditandai dengan menstruasi pertama pada perempuan dan mimpi basah pertama pada laki-laki.

Pada masa remaja terjadi dua jenis perubahan fisik, yaitu: 1) Percepatan Pertumbuhan

Pada awal masa remaja, perkembangan fisik meliputi pertumbuhan panjang lengan, tungkai dan sebagainya. Penambahan ini terjadi secara berjenjang. Bagian-bagian tubuh tertentu, seperti kepala, tangan, dan kaki akan mengalami kematangan lebih dahulu dibanding yang lainnya. Setelah itu akan menyusl bagian-bagian tubuh yang lain.

2) Proses Kematangan Seksual Pada anak perempuan proses kematangan seksual di tandai

dengan pembesaran payudara. Setelah itu mulai pertumbuhan

34 Lia Amalia, Mitos Cantik di Media, ( Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2009), h. 15-

16

Page 27: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

18

rambut di daerah kemaluan bagian luar dan ketiak. Menarche atau kedatangan haid untuk pertama kalinya, pada umumya bakal kelihatan sudah memuncaknya percepatan pertumbuhan.

Pada anak laki-laki proses ini dimulai dengan pertumbuhan buah pelir dan zakar. Tumbuhnya rambut di daerah alat kelamin luar lebih lambat. Percepatan pertumbuhan buah pelir terjadi kira-kira bersamaan dengan percepatan penambahan tinggi badan. Selain itu juga terjadi perubahan pada suaranya.

Perubahan tubuh baik secara eksternal maupun internal terjadi dengan pesat pada masa remaja. Perubahan tubuh eksternal meliputi. (a) perubahan tinggi badan, (b) pertumguhan berat badan, (c) proporsi tubuh, (d) organ seks, dan (e) cirri-ciri seks sekunder sedangkan perubahan tubuh internal meliputi: (a) sistem pencernaan, (b) sistem peredaran darah, (c) sistem pernafasan, (d) sistem endoktrin, dan (e) jaringan tubuh.

Perubahan sebagai akibat proses kematangan biologis pada masa remaja ini terjadi dengan hebat dibandingkan dengan apa yang terjadi pada tahap perkembangan sebelumnya. Setiap remaja akan mengalami perubahan-perubahan fisik dan perkembangan seksualitas primer dan tanda-tanda seksualitas yang sekunder. Perkembangan seksualitas primer adalah organ-organ kelamin dalam yang menunjukkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan sedangkan tanda-tanda seksualitas yang sekunder. Perkembangan seksualitas primer adalah primer adalah organ-organ kelamin dalam yang menunjukkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan sedangkan tanda-tanda seksualitas sekunder adalah tanda sifat kelaki-lakian dan kewanitaan yang nampak dari luar.

Pertumbuhan fisik masih jauh dari sempurna pada saat masa puber berakhir, dan juga belum sepenuhnya sempurna pada akhir masa awal remaja. Selain terdapat variasi dalam perubahan fisik yang disebabkan adanya perbedaan invidual yang dipengaruhi oleh usia kematangan seseorang.

b. Perkembangan psikis Masa remaja sering juga disebut sebagai periode badai dan

tekanan, yaitu suatu masa di mana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Meskipun tidak semua remaja mengalami hal ini, namun adanya perubahan fisik dan kelenjar membuat remaja memiliki kecenderungan melawan orang tua, mengalami gangguan suasana hati dan emosi, bersikap nekat dan berperilaku anti social.

Page 28: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

19

Remaja akan mengalami proses perubahan figure identifikasi dari masa anak-anak menuju karakteristik orang dewasa. Pembentukan kepribadian ini akan dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, diantaranya adalah pola asuh dan hubungan serta komunikasi dalam keluarga, pendidikan, nilai-nilai dan norma-norma yang dianut, lingkungan, serta pergaulan dengan teman sebaya. c. Perkembangan social

Dalam konsep psikologi perkembangan, masa remaja merupakan masa transisi dari tahap anak-anak menuju dewasa. Remaja memiliki karakteristik khas yang menandai masa peralihan biopsikososial ini, antara lain adalah perubahan fisik yang pesat sejalan dengan perubahan sikap dan perilaku dan ambivalensi terhadap nilai-nilai. Secara social, remaja mempunyai suatu posisi marjinal, karena belum memasuki masa dewasa tetapi sudah meninggalkan masa anak-anak. Remaja sedang berusaha melepaskan diri dari ketergantungan masa anak-anak menuju dunia otonom orang dewasa. Di saat inilah terjadi beberapa perubahan dan perkembangan dalam aspek social. Perkembangan social di masa remaja anatara lain meliputi: a) Jangkauan pergaulan social bertambah luas b) Wawasan social bertambah luas c) Hubungan dengan teman sebaya lebih diutamakan d) Lebih mengikuti norma kelompok atau teman daripada orang tua e) Peran social yang sesuai dengan jenis kelamin semakin jelas.

Dasar-dasar sosialisasi telah ditanamkan sejak masa anak-anak. Sosialisasi adalah proses belajar menyesuaikan diri kepada standar, moral, dan kebiasaan suatu kelompok. Remaja diharapkan bisa membengun bentuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan dunia orang dewasa. Hal inilah yang akan membantunya memasuki dunia orang dewasa.

Penerimaan social juga dibutuhkan oleh remaja. Penerimaan social hanya bisa diraih ketika seorang remaja sesuai dengan standar nilai kelompok yang diidentifikasikannya. Salah satu hal yang mempengaruhi penerimaan social adalah daya tarik penampilan. Daya tarik penampilan akan berpengaruh pada cara seseorang bergaul dengan orang laindan cara orang lain memperlakukannya. Seorang remaja yang merasa tidak puas pada penampilan dirinya akan berdampak negative terhadap pergaulannya. Sebaliknya, remaja yang

Page 29: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

20

merasa dirinya menarik akan tampil dengan percaya diri dalam bergaul dengan orang lain.

d. Perkembangan kognitif Menurut piaget, perkembangan kognitif remaja berada dalam tahap

formal operasional yang berlangsung dari umur 11-15 tahun. Perkembangan kognitif pada remaja membuat remaja mampu berpikir.

1) Abstrak, kritis, dan serba ingin tahu. Remaja tidak lagi terbatas dalam menuangkan pengalaman-pengalamannya dengan bahasa yang lebih abstrak. Mereka memiliki cara berpikir yang kritis dan memiliki rasa ingin tahu tentang segala hal meskipun terkadang tampak ego sentries dan cenderung menentang pendapat orang lain.

2) Idealis. Remaja mulai berpikir idealis tentang dirinya dan karakteristik ideal baginya dan orang lain. Ia juga membandingkan dirinya dan orang lain terhadap standar ideal yang ada di masyarakat. Selain itu juga mulai memikirkan apa yang nyata dan semua dalam segala keterbatasan yang ada. Kemampuan berpikir seperti ini memberikan kemampuan untuk berfantasi dan berandai-andai tentang masa yang akan datang.

3) Logis. Remaja mampu merencanakan penyelesaian masalah dan menguji solusi penyelesaian masalah secara sistematis. Dengan kemampuan kognitifnya, remaja mampu mengembangkan hipotesis atau pikiran-pikiran mengenai bagaimana cara menyelasikan masalah. Inilah apa yang disebut oleh piaget sebagai hypothetical-deductive reasoning.35

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pubertas Variasi usia pubertas melibatkan 74% faktor genetic dan 26% faktor

lingkungan. Pengaruh faktor genetic pada saat pubertas diakibatkan oleh karakteristik rasa tau herediter. Variasi pubertas dari seiap orang dipengaruhi oleh keturunan dan etnik yang tergantung dari kontrol genetic yang mengekspresikan signal atau reseptor signal pada hipotalamus. Faktor genetic ini sangat kuat hubungannya antara berat badan dan waktu pubertas. Karena diakibatkan perbe daan faktor genetic yang akan mempengaruhi faktor hormone, sebagai contoh faktor hormonal akan merangsang peningkatan berat badan pada remaja dan awal pubertas. Studi dengan ras dan karakteristik etnis yang berbeda seperti ras Negro Amerika, Afrika, jepang, oriental, Israel dan Eksimo, memiliki pengaruh

35Lia Amalia, Mitos Cantik di Media, Ibid, h. 16-21

Page 30: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

21

terhadap waktu pubertas, tetapi faktor lingkungan lebih memilki peranan dibandingkan dengan faktor ras. Beberapa laporan juga menyebutkan hubungan yang signifikan antara umur menarche ibu dan anak.

Di samping faktor genetic, faktor lingkungan seperti nutrisi dan stres juga berperan dalam awitan pubertas. Pada keadaan malnutrisi dapat dijumpai pubertas yang terlambat. Studi di Amerika Serikat mendapatkan awitan pubertas yang lebih dini dibandingkan data normal yang dibuat 2 dekade sebelumnya. Hal ini dihubungkan dengan peningkatan prevalensi overweight dan obesitas pada remaja.

Berbagai stress seperti penyakit akut ataupun kronis dapat menekan HPG Axix. Latihan fisik dan kompetisi olahraga yang intensif seperti senam dapat mengakibatkan stress fisik dan psikologis yang berhubungan dengan keterlambatan pubertas. Pada anak yang berimigrasi atau diadobsi ke luar negeri dapat terjadi kejar tumbuh (catch-up growth) dan terpicu pubertas dini. Hal ini diduga akibat anak keluar dari lingkungan yang penuh stress. Keadaan ini dihubungkan pula dengan peningkatan aktivitas metabolic pada masa kejar tumbuh. Namun pada keadaan lain lingkungan yang penuh stress dan hubungan orang tua yang tidak nyaman dapat pula menyebabkan timbulnya pubertas dini. Respon neuroendokrin terhadap berbagai faktor lingkungan menunjukkan pola yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa faktor lingkungan tertentu menggunakan beberapa jalur spesifik dalam mempengaruhi pubertas. Berbagai faktor seperti siklus pajanan terhadap cahaya musim, dan bahan kimia yang mengganggu sistem endokrin juga dikatakan dapat mempengaruhi awitan pubertas.36

3. Peran dan Fungsi Keluarga terhadap Anak pada masa Pubertas

a. Peran Keluarga Peran keluarga dalam membina anak pada masa pubertas

mencakup pembinaan akidah, ibadah, akhlak, fisik dan psikologis: 1. Pembinaan melalui Akidah

Dalam pembinaan akidah, pada anak usia pubertas di tanamkan landasan keimanan yang kokoh. Akidah merupakan landasan yang paling utama dan pertama di dalam pembinaan syariat Islam. Oleh karena itu, dalam membimbing anak usia pubertas, pembinaan akidah menjadi faktor dominan. Apabila akidah telah sempurna maka akan sempurnalah semua ajaran

36http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/38010/Chapter%20II.pdf?seque

nce=4&isAllowed=y

Page 31: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

22

Islam, sebaliknya apabila iman rusak, maka sia-sialah semua amal perbuatannya.37

Inti dari akidah yang menjadi objek pembinaan anak usia pubertas adalah Tauhidullah yaitu keyakinan kepada Allah yang Maha Esa sebagaimana dalam Firman-Nya surah An-Nisa’ ayat:36.

* ( # r ß ‰ç 6ô ã $ # u r © ! $ # Ÿwu r ( # q ä . Î Ž ô ³ è @ ¾Ï mÎ / $ \ « ø ‹ x © (

È ûø ï t $ Î ! º u q ø 9 $ $ Î / u r $ YZ » | ¡ ô mÎ ) “ É ‹ Î / u r 4 ’ n 1 ö �à ) ø 9 $ #

4 ’ y J » t Gu Š ø 9 $ # u r È ûü Å 3 » | ¡ y J ø 9 $ # u r Í ‘ $ p g ø : $ # u r “ Ï Œ 4 ’ n 1 ö �à ) ø 9 $ # Í ‘ $ p g ø : $ # u r É = ã Yà f ø 9 $ #

É = Ï m$ ¢ Á 9 $ # u r É = / Z y f ø 9 $ $ Î / È ûø ó $ # u r È @‹ Î 6¡ ¡ 9 $ # $ t Bu r ô M s3 n = t B

ö Nä 3 ã Z » y J ÷ ƒ r & 3 ¨ b Î ) © ! $ # Ÿw �= Ï t ä † ` t B t b %Ÿ2 Z w$ t F ø ƒ è C # · ‘ q ã ‚ sù Ç Ì Ï È

Terjemahnya Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.38

Ayat di atas menegaskan tentang akidah yang kokoh. Hal ini

menjadi konsep pembinaan akidah yang ditanamkan pada anak usia pubertas sebagai upaya memperkokoh rasa keimanan mereka. 2. Pembinaan melalui Akhlak

Akhlak dalam istilah Islam adalah “kepribadian yang melahirkan tingkah laku perbuatan manusia terhadap diri sendiri dan makhluk lain sesuai dengan suruhan dan larangan serta petunjuk Al-Quran dan hadis.39

37 Cut Nyai Dhin,”Pembinaan Anak Pada Masa Pubertas Menurut Pendidikan Islam”,

Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA VOL. XIV NO.1, Agustus 2013, h. 116

38 Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an Kementerian Agama Republik Indonesia, Al Qur’an dan Terjemahnya,Ibid, h. 84

39 Cut Nyai Dhin,”Pembinaan Anak Pada Masa Pubertas Menurut Pendidikan Islam”,

Ibid, h. 117

Page 32: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

23

Dalam pembinaan akhlak kepada anak anak usia pubertas, diperkenalkan sikap dan perilaku Nabi Muhammad Saw yang di utus untuk menyempurnakan akhlak manusia. Dalam hal ini Allah Swt berfirman dalam surah Al-Ahzab ayat 21 sebagai berikut:

ô ‰s) © 9 t b %x . ö Nä 3 s9 ’ Î û É Aq ß ™u ‘ « ! $ # î o u q ó ™é & × p u Z | ¡ y m ` y J Ï j 9 t b %x .

( # q ã _ ö � t ƒ © ! $ # t P ö q u ‹ ø 9 $ # u r t �Å z F y $ # t �x . sŒu r © ! $ # # Z Ž � Ï Vx .

Ç Ë Ê È Terjemahnya

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.40

Ayat diatas menunjukkan bahwa setiap mukmin dapat

mencontoh Nabi Muhammad yang merupakan pedoman yang dapat menuntun manusia kepada akhlakul karimah. Termasuk juga membina anak usia pubertas, pembinaan anak melalui akhlak pada masa pubertas itu sangatlah penting mengingat bahwa akhlak merupakan pokok dalam membina kea rah yang baik. 3. Pembinaan melalui Ibadah

Selain aspek pembinaan melalui akidah dan akhlak, pembinaan anak usia pubertas juga harus diarahkan pada aspek pembinaan melalui ibadah. Secara umum ibadah berarti mencakup perilaku dalam semua aspek kehidupan yang sesuai dengan ketentuan Allah yang dilakukan dengan ikhlas untuk mendapatkan ridha Allah Swt.

Sayyid Sabiq mengatakan bahwa “ibadah merupakan perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah dengan sunguh-sungguh.41 Sebagaimana firman Allah dalam surah Adz-Dzariyat ayat:56

40 Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an Kementerian Agama Republik Indonesia, Al Qur’an dan Terjemahnya, Ibid , h. 420

41 Cut Nyai Dhin,”Pembinaan Anak Pada Masa Pubertas Menurut Pendidikan Islam”,

Ibid, h. 120

Page 33: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

24

$ t Bu r à M ø ) n = y z £ ` Å g ø : $ # } §R M } $ # u r žwÎ ) È b r ß ‰ç 7 ÷ è u ‹ Ï 9 Ç Î Ï È

Terjemahnya dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.42 Uraian di atas menunjukkan bahwa ibadah merupakan salah

satu aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah yang telah menciptakan dengan sempurna. Serta melaksanakan ibadah dengan penuh keyakinan, ketaatan serta ikhlas untuk mencapai ridha Allah Swt. 4. Pembinaan melalui fisik dan psikologis

Dalam pembinaan anak pada masa pubertas harus diperhatikan pembinaan fisik agar anak tumbuh sampai dewasa dengan kondisi fisik yang kuat, sehat, bergairah dan bersemangat dalam kehidupan. Aspek psikologis juga harus mendapat prioritas dalam membina kejiwaan si anak, baik dari orang tua, guru dan masyarakat. Pembinaan psikologis di sini adalah membina anak supaya bersikap berani atau terbuka, mandiri, suka menolong dan bisa mengendalikan amarah, berpikir sehat, serta bertindak penuh keseimbangan dan kemauan tinggi.43

5. Fungsi Keluarga

Fungsi dasar keluarga ialah membangun ikatan emosional, memberikan cinta dan perhatian pada masing-masing anggota keluarga adalah keutamaan sebuah keluarga. Masa sekarang keluarga memiliki arti penting untuk bertanggung jawab atas setiap kebutuhan social anggotanya.

Fungsi lain keluarga ialah sebagai peletak dasar kepribadian anak. Perilaku perseorangan sebagai anggota masyarakat banyak dibentuk dan dipengaruhi oleh keluarganya sebagai lembaga pendidikan pertama dan utama dalam kehidupannya. Anak-anak banyak belajar langsung tentang sosialisasi dari interaksi yang ia lakukan dalam keluarganya. Kualitas interaksi antar anggota

42 Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an Kementerian Agama Republik Indonesia, Al Qur’an dan Terjemahnya, Ibid, h. 523

43 Cut Nyai Dhin,”Pembinaan Anak Pada Masa Pubertas Menurut Pendidikan Islam”,

Ibid, h. 125

Page 34: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

25

keluarga menjadi sebuah unsure yang sangat berpengaruh terhadap berfungsinya sebuah keluarga.44

Kefungsian keluarga yang utuh dapat ditandai dengan adanya peran yang dijalankan dengan baik oleh anggota-anggota keluarga sehingga peran tersebut berfungsi sebagai pembentuk keluarga yang ideal. Keluarga menjadi pembentuk karakter seorang anak secara tidak langsung, karena keluarga menjadi tempat pertama bagi anak melakukan pembelajaran termasuk sosialisasi.

Remaja mengalami masa puber diusianya, yaitu dimana mereka mengalami perasaan-perasaan tidak menentu dan sikap yang tidak tenang. Disaat-saat seperti ini remaja membutuhkan keluarga sebagai pelindung dan pendidik mereka. kondisi keluarga yang membuat para remaja merasa tidak nyaman, akan menyebabkan mereka lebih percaya dan merasa dihargai oleh teman sebaya daripada keluarga mereka.45

44 Firra Noor Nayana, “Kefungsian Keluarga Dan Subjective Well-Being Pada Remaja”,

Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan VOL.01, NO.02, Agustus 2013, h. 234 45 Firra Noor Nayana, “Kefungsian Keluarga Dan Subjective Well-Being Pada Remaja”,

Ibid, h. 235

Page 35: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif deskriptif ditujukan untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena-fenomena apa adanya.46 Fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian seperti tentang perilaku, persepsi, motivasi dan lain-lain secara holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa secara jelas pada suatu konteks khusus yang alamiah.47

Bodgan dan Taylor mendefinisikan Metode Penelitian Kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang bisa diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistic (utuh). Sedangkan menurut Kirk dan Miller bahwa penelitian kualitatif yaitu tradisi tertentu dalam ilmu pengetahun social yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya.48

Pendekatan yang penulis gunakan adalah pendekatan psikologis, yaitu berusaha memahami atau mempelajari motif-motif, respons, reaksi-reaksi dari sisi psikologi manusia. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan psikologis untuk mengetahui persepsi, pendapat, atau tanggapan orang tua tentang peran orang tua dalam mengembangkan kepribadian anak pada masa pubertas di Desa Mongiilo Kecamatan Bulango Ulu.

B. Kehadiran Peneliti

Dalam setiap penelitian, sudah seharusnya peneliti untuk hadir dilokasi penelitian, hal ini dikarenakan peneliti adalah istrumen utama

46 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung, Remaja Rosda

Karya, 2010), h. 18 47 Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktis, (Jakarta : Bumi

Akrasa, 2008), h 16 48 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2017), h. 4

Page 36: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

27

dalam penelitian. Kehadiran peneliti dimaksudkan agar data yang diperoleh benar-benar valid dan tidak mengada-ada.

Oleh karena itu, yang dimaksud dengan kehadiran peneliti adalah salah satu fase penelitian dimana yang menjadi aktor utama pada saat mengumpulkan data adalah si peneliti.

C. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian didasarkan pada pendahuluan yang telah dilakukan sebelum perumusan judul skripsi, adapun lokasi dan tempat penelitian adalah di Desa Mongiilo Kec. Bulango Ulu Kab. Bone Bolango. Alasan penulis memilih tempat dan lokasi penelitian ini penulis tertarik untuk meneliti tentang peran orang tua dalam mengembangkan kepribadian anak pada masa pubertas, hal ini didasarkan karena banyaknya siswa di desa Mongiilo putus sekolah.

D. Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data yang diperlukan yakni : 1. Data primer yaitu pengambilan data secara langsung melalui

wawancara dan observasi/ pengamatan pada pihak-pihak terkait dengan masalah yang diteliti yakni orang tua siswa dan siswa.

2. Data sekunder yaitu data pendukung seperti dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu:

Observasi menurut Nasution yaitu dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan electron) maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat diobservasi dengan jelas.49

1. Wawancara atau interviu (interview) merupakan suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan cara Tanya-jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam wawancara ini reponden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk

49 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, ( Bandung: Alfabeta, 2013), h. 64

Page 37: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

28

mengajukan pertanyaan. Pertanyaan hanya diajukan oleh subjek evaluasi.50

2. Dokumentasi merupakan catatan atau karya seseorang tentang sesuatu yang sudah berlalu. Dokumen tentang orang atau sekelompok orang, peristiwa, atau kejadian dalam situasi social yang sesuai dan terkait dengan focus penelitian adalah sumber informasi yang sangat berguna dalam penelitian kualitatif. Dokumen itu dapat berbentuk teks tertulis, artefacts, gambar, maupun foto.51

F. Tekhnik Analisis Data Fossey, cs mengemukakan batasan tentang analisis data dalam

penelitian kualitatif sebagai berikut: Qualitative analysis is a process of reviewing, synthesizing and interpreting data to describe and explain the phenomena or social worlds being studied. Ia menegaskan bahwa analisis data kualitatif adalah proses mereviu dan memeriksa data, menyintesis dan menginterprestasikan data yang terkumpul sehingga dapat menggambarkan dan menerangkan fenomena atau situasi social yang diteliti.52

Miles and Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data di bagi menjadi tiga tahap yaitu:53 a. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan catatan hasil wawancara, catatan lapangan dan catatan observasi.54 Data yang terkumpul dipilih dalam karakter yang menjadi fokus penelitian peran orang tua dalam mengembangkan kepribadian anak pada masa pubertas di Desa Mongiilo Kecamatan Bulango Ulu Kabupaten Bone Bolango. b. Data Reduction (Reduksi data)

Reduksi data merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari analisis data. Peneliti memilih data mana akan diberi kode, mana yang ditarik keluar, dan pola rangkuman sejumlah potongan atau apa

50 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2016),

h.44 51 Muri Yusuf, Metodologi Penelitian : Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan,

(Jakarta:Prenamedia Group, 2015), h. 391 52 Muri Yusuf, Metodologi Penelitian : Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan,

Ibid, h. 400 53 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Ibid, h. 91 54 Djam’an Satori, Aan Komariah, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung:CV

Alfebeta,2009), h. 157.

Page 38: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

29

pengembangan ceritanya merupakan pilihan analitis. Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih, memfokuskan, membuang, dan mengorganisasikan data dalam satu cara, di mana kesimpulan akhir dapat digambarkan dan diverifikasikan.55 c. Data Display (penyajian data)

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Hurben menyatakan “The most form of display data for qualitative research data in the past has been narrative tex”. Yang paling sering di gunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.56 d. Conclusion Drawing/verification

Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-vukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel.57

G. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam tekhnik keabsahan data, triangulasi diartikan sebagai tekhnik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai tekhik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data. yaitu mengecek kredibilitas data dengan: 1. Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan tekhnik

pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak.58

55 Muri Yusuf, Metodologi Penelitian : Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan,

Ibid, h. 408 56 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,

2014), h. 249 57 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Ibid, h. 99 58 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Ibid, h. 241

Page 39: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

30

2. Triangulasi Sumber Data dilakukan dengan membandingkan dan mengecek baik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan cara yang berbeda dalam metode penelitian kualitatif.59

H. Tahapan-Tahapan Penelitian Secara umum, tahap-tahap penelitian yang ditempuh penulis dalam

penulisan skripsi ini adalah : 1. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini penulis mulai merencanakan apa saja yang dilakukan dalam penelitian diantaranya, yaitu menentukan sample dan lokasi penelitian, menentukan waktu untuk mulai melakukan penelitian, dan pembuatan instrument penelitian. 2. Tahap pemilihan lapangan penelitian

Kegiatan ini mengharuskan peneliti untuk mengamati langsung atau menjejaki kondisi lapangan apakah pokok-pokok pikiran atau focus permasalahan yang penulis anggap relevan dengan kenyataan dilapangan. 3. Tahap pelaksanaan penelitian

Tahap pelaksanaan ini dapat pula dikatakan sebagai tahapan inti dalam penelitian dimana mulai melakukan data, pengolahan dan analisis data. 4. Tahap penulisan laporan

Tahap ini merupakan tahap akhir dalam suatu penelitian yaitu: pengumpulan data fakta-fakta yang ditemukan di lapangan menjadi sebuah karya ilmiah, yang terdiri dari 5 bab yaitu : pendahuluan, landasan teori, metode penelitian, hasil penelitian dan penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran. Dalam tahap ini penulis senantiasa melakukan konsultasi dengan pihak pembimbing.

59 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi,Ekonomi,Kebijakan Publik, dan Ilmu

Sosial, (Jakarta: Kencana Pernanda Media Group, 2012), h. 264

Page 40: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

31

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Desa Mongiilo Kecamatan Bulango Ulu

Sebelum membahas lebih jauh tentang deskripsi hasil penelitian, penulis akan menguraikan secara singkat tentang deskripsi umum obyek penelitian. Pada pembahasan ini akan diketengahkan sejarah singkat, letak geografis, dan monografis desa Mongiilo. 1. Sejarah Singkat Desa Mongiilo Kecamatan Bulango Ulu

Desa Mongiilo dari kata Mengikis yaitu Mongiilo, sebelum terbentuk menjadi satu desa tempat ini sudah dihuni oleh sejumlah masyarakat yang berasal dari kecamatan Kabila dan dari kota Gorontalo dengan kegiatan sehari-hari yaitu berkebun, namun pada Tahun 1879 lokasi ini di datangi oleh raja Bulango bersama rombongan dan sampai di desa yang sekarang desa Mongiilo, kebetulan Raja mengalami sakit kepala sehingga rombongan Raja mulai khawatir dengan keadaan kesehatan Raja. Tetapi diantara rombongan ada salah seorang pengawal Raja mengeluarkan geraka (Melito) dari pundi-pundinya dikikisnya di atas batu dan langsung dioleskan pada kepala Raja sehingga saat itu juga keadaan Raja menjadi sehat. Peristiwa mengikis geraka atau jahe tersebut menjadi asal nama desa, yaitu Mengikis dalam bahasa daerah Gorontalo Mongiilo.60

Pada awalnya desa Mongiilo adalah salah satu diantara 13 desa di kecamatan Tapa kabupaten Gorontalo provinsi Sulawesi Utara. Kemudian setelah Gorontalo menjadi Provinsi dan Kabupaten Gorontalo sudah dimekarkan ke-2 setelah kabupaten Boalemo yaitu kabupaten Bone Bolango, maka tahun 2004 Kecamatan Tapa dimekarkan menjadi kecamatan Tapa dan kecamatan persipan Bulango. Maka desa Mongiilo termasuk pada kecamatan persiapan Bulango dengan Jumlah 6 desa.61

Pada Tahun 2005 desa Mongiilo dimekarkan menjadi 3 desa yaitu desa Mongiilo Induk, desa Mongiilo Utara dan desa Pilolaheya. Pada tahun 2007 kecamatan tadinya kecamatan persiapan Bulango menjadi kecamatan Bulango Utara dan dimekarkan lagi menjadi 2 kecamatan yaitu kecamatan Bulango Utara dan kecamatan Bulango Ulu yang ditetapkan melalui PERDA NO 30 Tahun 2007 Tanggal 30 Juli 2007 kecamatan Bulango Ulu resmi menjadi satu kecamatan dengan desa-

60 Profil Desa Mongiilo Kec. Bulango Ulu Kab. Bone Bolango Tahun 2019 61 Profil Desa Mongiilo, Tahun 2019

Page 41: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

32

desanya yaitu : Desa Owata, Desa Mongiilo, Desa Mongiilo Utara, Desa Pilolaheya.62

Pejabat yang pernah memimpin sebagai kepala desa Mongiilo Sebagai Berikut:

Tabel I Nama-Nama Kepala Desa Yang Pernah Memangku Jabatan

Kepala Desa Mongiilo 1879 – 2019 No Nama Masa Jabatan Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Bapak Supu Bapak Tekuwa Bapak Tabi Bapak Supu Nusi Bapak Hasan Ahmad Bapak Supu Nusi Bapak D. Lamato Bapak Sander Podungge Bapak Kadir D. Lamato Bapak Abubakar Podungge Bapak Tjin S. Nusi Bapak Abdul Wahab Rauf Bapak Lamanan Baha Bapak Kadir Delatu Bapak Sander Podungge Bapak Arifin Jahja Bapak Syam G. Pakaya Bapak Adam Podungge Bapak Hamzah Nani Bapak Mahmud M. Harun Bapak Yajir Idrus

1879 - 1890 1890 - 1898 1898 - 1930 1930 - 1945 1945 - 1945 1945 - 1946 1946 - 1964 1964 - 1965 1965 - 1971 1971 - 1973 1973 - 1975 1975 - 1976 1976 - 1978 1978 - 1978 1978 - 1978 1978 - 1979 1979 - 1981 1981 - 1989 1990 - 1998 1998 - 2015

2015 s/d Sekarang

Almarhum Almarhum Almarhum Almarhum

Pejabat Almarhum Almarhum Almarhum Almarhum Almarhum Almarhum Almarhum Almarhum

- Almarhum

- Almarhum Almarhum Almarhum

- -

Profil Data : Kantor Desa Mongiilo Tahun 2019. Data sebagaimana tertuang pada tabel di atas menunjukkan telah

terjadi 21 kali pergantian kepemimpinan pada Desa Mongiilo dalam kurun waktu tahun 1879 s/d sekarang. Dengan melihat kepemimpinan di Desa Mongiilo bahwasanya sudah berapakali mengalami pergantian kepala desa.

62 Profil Desa Mongiilo, Tahun 2019

Page 42: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

33

2. Letak Geografis Desa Mongiilo Kebijakan sektoral pembangunan di kabupaten Bone Bolango

diarahkan untuk taraf hidup, kecerdasan dan kesejahtraan masyarakat disegala lapisan secara merata, serta meletakkan landasan yang kuat untuk tahap pembangunan selanjutnya, sehingga kedepan pelaksanaan pembangunan di desa Mongiilo dapat benar-benar mencerminkan keterpaduan dan keserasian antar program-program sektoral, dengan demikian sumber-sumber potensi daerah dapat dioptimalkan pemanfaatannya dan dapat dikembangkan secara merata.

Pelaksanaan pembangunan tentunya tidak terlepas dari upaya peningkatan kesejahtraan masyarakat, hal ini berkaitan dengan kondisi ekonomi dan kemakmuran masyarakatnya, apalagi desa Mongiilo yang termasuk pada kecamatan Bulango Ulu yang terbentuk pada tanggal 12 Mei 2007 dengan masalah utama yang dihadapi adalah hubungan transportasi jalan kecamatan Bulango Utara maupun kepusat kecamatan Tapa sampai saat ini belum lancar, belum lagi jika musim hujan maka hasil produksi warga masyarakat sangat sulit memasarkan ke pusat pertokoan sehingga akibatnya pertumbuhan ekonomi warga masyarakat desa sangat lambat.

Tabel II Tabel Luas Wilayah dan Batas-batas Wilayah Desa Mongiilo

No Nama Dusun Luas Wilayah Batas-batas Wilayah 1 Dusun I Loji 712, 045 Ha Berbatasan dengan desa

Owata 2 Dusun II Pangi 637,9 Ha Berbatasan dengan desa

Meranti Kec. Tapa 3 Dusun III

Bongo 707, 295 Ha Berbatasan dengan desa

Pilolaheya 4 Dusun IV

Pohumbuwo 680, 76 Ha Berbatasan dengan desa

Mongiilo Utara Sumber Data: Profil desa Mongiilo tahun 2019

Desa mongiilo terletak di tengah-tengah wilayah kecamatan Bulango Ulu yang terbagi menjadi empat dusun dan memiliki luas wilayah 2.738 Ha dan batas-batas wilayah utara berbatasan dengan desa Mongiilo utara, timur berbatasan dengan desa Pilolaheya, Selatan Berbatasan dengan desa Meranti Kec. Tapa dan barat berbatasan dengan desa Owata.

Page 43: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

34

3. Monografis Desa Mongiilo. Jumlah penduduk desa Mongiilo 853 Jiwa, terdiri dari penduduk laki-

laki 428 jiwa, dan perempuan 425 jiwa, dengan kepala keluarga 244 KK, yang terbagi dalam 4 dusun (Sumber kantor Desa Mongiilo 2019).

a. Mata Pencaharian

Mata pencaharian warga masyarakat desa Mongiilo kebanyakan adalah Petani. Berdasarkan data dari desa Mongiilo diperoleh perincian mata pencaharian penduduk sebagai berikut:

Tabel III Tabel mata pencaharian penduduk

Desa Mongiilo No Pekerjaan Jumlah

1 Petani 215 Orang 2 Pedagang 4 Orang 3 PNS 5 Orang 4 Pertukangan 13 Orang 5 Pegawai Swasta 11 Orang 6 Buruh Bangunan 20 Orang 7 Penjahit 2 Orang 8 Buruh tani 15 Orang

9 Jasa angkutan 8 Orang Sumber Data : Profil desa Mongiilo Tahun 2019. b. Aspek Pendidikan

Untuk mengetahui dengan jelas keadaan sarana penunjang pendidikan di Desa Mongiilo dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel IV Sarana Penunjang Pendidikan

Desa Mongiilo NO NAMA

SEKOLAH JUMLAH

SEKOLAH JUMLAH MURID

GURU PNS

GURU HONOR

ER 1 Paud 1 10 Orang - 3 2 TK 2 25 Orang 1 Orang 6 3 SDN 1

Mongiilo 1 114 Orang 7 Orang 2

4 SMP 1 1 160 Orang 9 Orang 2

Page 44: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

35

Bulango Ulu 5 SMA 1

Bulango Ulu 1 73 Orang 2 9

Sumber Data: Profil desa Mongiilo tahun 2019

Pendidikan di desa Mongiilo sejak tahun 2015 baru di buka SMA dengan masih menumpang di SMP 1 Bulango Ulu, pada tahun 2016 SMA sudah mempunyai gedung tersendiri. Sebelum adanya SMA di desa Mongiilo maka banyak anak-anak SMP melanjutkan ke SMK 1 Bulango Utara menjadi putus sekolah akibat jauhnya perjalanan apalagi jalannya yang masih melewati gunung-gunung dan belum di aspal. c. Kondisi Agama

Kondisi keagamaan penduduk desa Mongiilo tergolong kedalam perkampungan muslim karena berdasarkan data dari tata pemerintahan desa Mongiilo dan dari hasil penelitian di lapangan bahwa penduduk desa Mongiilo 100% memeluk agama Islam.

d. Keadaan Sosial 1) Adat Istiadat

Penduduk desa Mongiilo masih menjunjung adat istiadat, misalnya adat istiadat gotong royong yang masih berjalan dengan baik, selamatan dari hari-hari besar Islam atau Nasional juga masih berlaku. Peringatan hari besar keagamaan seperti Maulid Nabi Muhammad SAW, Isra’ Mi’raj, serta pengumpulan dan pembagian zakat.

Selain hari-hari besar keagamaan, kegiatan keagamaan lainnya juga berjalan dengan baik di desa Mongiilo, seperti setiap malam Jumat ada kegiatan yasinan di laksanakan oleh anggota majelis tak’lim Al-ikhlas yang diketuai oleh bapak Imran U. Harun, pengajian ini khusus ibu-ibu dan bapak-bapak yang sudah berjalan dengan baik.

2) Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Mongiilo Desa Mongiilo di pimimpin oleh seorang kepala desa

dibantu oleh aparatnya, dengan struktur organisasi sebagai berikut:

Tabel V Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Mongiilo

NO NAMA JABATAN 1 Yajir Idrus Kepala Desa Mongiilo 2 Karim Lahmutu S.St Sekretaris Desa Mongiilo 3 Ridwan Podungge Kaur Umum

Page 45: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

36

4 Saida Latif S.Km Kaur Pelayanan dan Kesejahtraan

5 Melis Nusi Kasi Keuangan 6 Hadjira Djafar Kasi Pemerintahan 7 Hadina Lahmutu Asisten Keuangan 7 Idris Dani Kepala Dusun I Loji 8 Mohammad H. Nani Kepala Dusun II Pangi 9 Ronal Podungge Kepala Dusun III Bongo

10 Fatma Komona Kepala Dusun IV Pohumbuwo Sumber data: Profil desa Mongiilo, Tahun 2019

B. Peran Orang Tua dalam Mengembangkan Kepribadian Anak Pada Masa Pubertas

Menurut Ismail Nusi63, keadaan remaja sekarang semakin buruk, mereka memanfaatkan tugas sekolah sebagai alasan keluar rumah, berbonceng-boncengan dengan yang bukan mahramnya tanpa sepengetahuan orangtuanya, terjadi kenakalan remaja yang seperti itu dikarenakan kurang control secara rutin. Oleh karena itu peran orangtua juga masih kurang mengontrol perilaku keseharian remaja kurang terawasi dalam bertindak dan melakukan penyimpangan-penyimpangan seksual yang dapat merusak masa depan meraka. Padahal peran orang tua sangatlah penting, untuk itu saya sebagai orangtua mengawasi anak saya ketika berangkat sekolah maupun pulang sekolah, dan meluangkan sedikit waktu untuk anak agar dia merasakan kasih sayang dari orangtua. Ini bukan hanya untuk saya pribadi tapi bagi semua orangtua saya berharap mereka tetap mengawasi anak walaupun sesibuk apapun luangkan sedikit waktu untuk menasehati mereka agar mengikuti hal-hal yang positif seperti belajar mengaji dan ikut majelis taklim.

Berikut hasil wawancara peneliti dengan orang tua remaja tentang peran orang tua dalam mengawasi dan membimbing anak remaja.

Ibu Sunarti harun64 menyatakan Saya mengawasi anak saya hanya malam Karena saya setiap hari dikebun untuk mencari sesuap nasi pergi pagi dan pulangnya sore hari, tetapi sebelum bekerja saya sudah pesan duluan “kalau ti mama tidak ada dirumah baru ti Fika so pulang dari skola, jangan kaluar-kaluar apalagi ba jalan-jalan yang tidak penting”. Dan Alhamdulillah anak saya menurut jika saya melarang dan dia juga jarang kaluar malam, dia punya pacar tapi setiap pacarnya mau apel datang

63 Ismail Nusi, Orang Tua Remaja, Wawancara, Tanggal 22 Juni 2019 64 Sunarti Harun, Orangtua Remaja, Wawancara, Tanggal 21 Juni 2019

Page 46: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

37

kerumah, saya tidak melarang yang penting anak saya tidak di ajak jalan-jalan malam. Jadi peran saya sebagai orangtua mengawasi anak yaitu dengan cara menasehati saja karena saya selalu mengingatkan apa yang tidak boleh dilakukan dan apa yang boleh dilakukan.

Berikut hasil wawancara peneliti dengan orang tua tentang jika anak Bapak/Ibu berperilaku tidak baik, bagaimana peran Bapak/Ibu ketika menegur atau memberikan nasehat kepada anak:

Ibu Agustin Amu, S.Pd65, memberikan pernyataan dalam wawancara dengan peneliti bahwa Jika anak saya berbuat yang tidak baik maka saya akan memberikan hukuman dan nasehat tetapi sebelum memberi nasehat kepada anak, saya perhatikan dan sesuaikan dengan waktu dulu macam seperti waktu santai dan di saat hati anak saya itu senang. Jangan pas pulang sekolah dia langsung dinasehati pasti dia akan membentak kembali karena suasana hatinya belum tenang baru pulang sekolah.

Ibu Ruqiah Batalipu66 pun sependapat dengan ibu Agustin Amu dengan memberikan pernyataan bahwa orang tua tidak dapat menunggu waktu tepat untuk memberikan nasehat kepada anak kecuali saya sebagai orangtua menciptakan suasana yang nyaman buat anak agar anak itu bisa menerima nasehat, dengan cara seperti itu pasti anak akan bersifat terbuka dia akan meceritakan apa saja yang di alaminya setiap hari untuk itu orang tua harus lebih dekat dengan anak.

Jadi bukan hanya saja menasehati, orangtua pun harus mendidik anak. Berikut hasil wawancara peneliti dengan orangtua tentang cara mendidik anak yang sudah memasuki masa remaja:

Menurut Ibu Asni Dani S.Pd.I,67 cara saya mendidik anak saya agar tidak ikut-ikutan dengan anak-anak yang lain yang pulang sekolah berkeliuran diluar yaitu dengan menasehati dia dan berkata “nak kamu harus belajar dengan baik agar menjadi orang berguna dan jangan dulu pacaran masi panjang perjalananmu, sekolah dulu baik-baik jodoh itu sudah di atur oleh Allah”. Bukan saja hanya menasehati tapi saya juga mensekolahkan anak saya ke pesantren agar ia akan terbiasa dengan hal-hal yang positif. Ibu Ervi Nani68 pun menuturkan bahwa saya juga mensekolahkan juga anak saya ke Pesantren biarpun berpisah jauh yang penting anak saya menjadi orang yang baik yang terdidik karena jika dia sekolah di sini maka

65 Agustin Amu, Orangtua Remaja, Wawancara, Tanggal 22 Juni 2019 66 Ruqiah Batalipu, Orangtua Remaja, Wawancara, Tanggal 22 Juni 2019 67 Asni Dani, Orangtua Remaja, Wawancara,Tanggal 16 Juni 2019 68 Ervin Nani, Orangtua Remaja, Wawancara, Tanggal 16 Juni 2019

Page 47: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

38

dia pasti akan ikut-ikutan dengan anak-anak yang ada di sini ada yang sudah merokok, pacaran bahkan ada yang sering minum- minuman keras. Dari hasil wawancara penulis dengan orang tua di atas tentang cara mendidik anak bahwa dengan mensekolahkan anak mereka ke pesantren mereka berharap agar anak mereka akan terbiasa dengan hal-hal positif. Tanggapan remaja tentang apa saja yang telah orang tua ajarkan kepada meraka ketika sudah beranjak dewasa: Menurut Fitra Nusi69 orang tua saya sering mengajarkan saya untuk melakukan hal-hal yang positif seperti harus berperilaku yang baik agar bisa memiliki banyak teman dan disenangi orang banyak. Bukan hanya itu, orang tua saya terutama papa ketika tidak sholat saya akan di marah-marah bahkan saya akan diancam ketika tidak akan melaksanakan sholat dengan tepat waktu. Menurut Syariffuddin Harun70 kalau saya yang sering diajarkan orang tua yaitu harus berbuat baik pada sesama manusia dan makhluk hidup lainnya, mengajarkan saya untuk tepat sholat 5 waktu apalagi saya laki-laki kata orang tua saya kelak menjadi pemimpin dalam keluarga, dan mengajarkan saya mencintai Al-Qur’an karena itu adalah pedoman bagi umat muslim. Oleh karena itu saya dari waktu masuk SMP saya di sekolahkan ke pesantren Darul Qur’an Moosalamati yang ada di desa Buliide dan tinggal di asrama agar terbiasa dengan hal-hal yang positif. Berkat sekolah di pesantren saya sudah bisa menghafal Al-Quran walaupun baru 5 juz. Dan setelah lulus di situpun saya melanjutkkan ke sekolah yang berbasis Agama, agar ilmu-ilmu yang saya dapatkan di Pesantren bisa dikembangkan lagi. Menurut Moh. Adhan Abdullah71 saya juga di sekolahkan ke pesantren agar tidak mengikuti remaja-remaja yang disini merokok, minuman keras dll. Dan saya juga termotivasi dari ka Syariffuddin yang sudah bisa menghafal 5 juz, oleh karena itu saya setelah lulus SD disekolahkan ke Pesantren oleh orang tua saya. Dari hasil wawancara dengan remaja yang ada di Desa Mongiilo meraka sering diajarkan orangtua untuk beribadah dan berperilaku baik. Bahkan orang tua rela berjauhan dengan anak-anaknya demi menyekolahkan mereka ke pesantren agar mereka akan terbiasa dengan hal-hal yang positif.

Peran orangtua dalam mengajarkan anak remaja agar memiliki kepribadian yang baik itu sangatlah penting terhadap anak, orangtua harus

69 Fitra Nusi, Remaja Desa Mongiilo,Wawancara, Tanggal 30 Juli 2019 70 Syariffuddin Harun, Remaja Desa Mongiilo,Wawancara, Tanggal 30 Juli 2019 71 Moh. Adhan Abdullah, Remaja Desa Mongiilo, Wawancara, Tanggal 30 Juli 2019

Page 48: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

39

membimbing dan mengontrol pergaulan remaja walaupun sesibuk apapun meluangkan sedikit waktu untuk mereka, jangan para orangtua sibuk mencari nafkah hingga kadang menghabiskan waktu diluar rumah itu akan mengakibatkan para remaja kurang mendapatkan perhatian walaupun orangtua ada memberikan contoh perilaku yang terpuji kepada anak. Pekerjaan orangtua sangat berpengaruh kepada perkembangan remaja. Hal inilah yang dapat mendorong remaja untuk mencari sensasi dengan cara melakukan perbuatan yang menyimpang yang bermula dari bolos sekolah, merokok, meminum minuman keras hingga pergaulan seks bebas.

C. Perkembangan Kepribadian Anak Pada Masa Pubertas

Masa remaja ditandai dengan terjadinya berbagai proses perkembangan yang meliputi perkembangan fisik dan non-fisik. Perkembangan fisik terlihat dari perubahan-perubahan bentuk tubuh dari kecil menjadi besar sedangkan non-fisik tampak dari emosi, sikap dan juga intelektual.

Pada saat seseorang memasuki masa pubertas, perubahan yang Nampak pada dirinya adalah perubahan fisik dimana ditandai dengan menstruasi, selain menstruasi seorang remaja perempuan juga mengalami berbagai macam perubahan pada bentuk tubuhnya yaitu buah dada yang membesar, timbulnya bulu-bulu halus di daerah tertentu dan pada masa pubertas hormone seseorang menjadi aktif, pertumbuhan secara cepat pada hormon-hormon tersebut dapat merubah sistem biologi seorang anak terutama pada anak perempuan karena pubertas menjadikan seorang anak tiba-tiba memilki kemampuan untuk bereproduksi.

Mengenai respon anak terhadap masa puber, tentu setiap anak mempunyai tanggapan yang berbeda tentang masa yang sedang dialaminya yaitu masa pubertas.

Menurut Taufika (14 tahun)72 masa puber adalah masa kedua yang dilalui setiap manusia setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai dengan tumbuhnya payudara dan menstruasi, serta perubahan pada bentuk tubuh. Sebelum dapat halangan (menstruasi) bentuk tubuh saya kurus karena malas makan, kalau sekarang berubah, karena nafsu makan saya bertambah, suka makan terus, makan makanan ringan, bukan Cuma berat badan yang bertambah, tinggi badan sayapun bertambah. Dan pertama kali saya dapat halangan yaitu duduk di bangku SMP, pertama kali ada darah dicelana saya merasa takut, keheranan, kenapa tiba-tiba ada darah padahal saya tidak merasakan sakit, pada saat itu mama tidak ada di rumah karena

72 Taufika Lahmutu, Remaja Desa Mongiilo, wawncara, tanggal 15 Juni 2019.

Page 49: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

40

kerja, jadi saya nunggu mama sampe pulang dan bertanya, mamapun menjelaskan semuanya sama saya dan ngajarin caranya pake kain, pertama kali itu belum pakai softex karena dirumah tidak ada, jadi saya diajarin mama pakai kain bekas.

Menurut Six Susance Dani (16 tahun)73 masa puber itu masa dewasa, bukan anak-anak lagi. Dan perubahan fisik saya yaitu dapat halangan setiap bulan, buah dada saya membesar dan yah gitu-gitu. Pertama kali dapat halangan waktu kelas 1 SMP, pertama halangan saya takut dan terkejut dan menangis karena tiba-tiba ada darah dicelana saya, untung ada mama waktu itu, jadi mama yang kasih tau semuanya.

Menurut Aripandi Lahmutu (16 Tahun)74 masa puber itu masa menuju ke remaja. Dan perubahan fisik yang saya alami sama seperti yang umumnya jika anak laki-laki sudah remaja suara akan berubah, tinggi badan dan lain sebagainya.

Menurut Mudzakir Umar (14 tahun)75 masa puber itu masa perubahan dari anak-anak menjadi remaja. Tetapi jika perubahan dalam bentuk fisik, tinggi badan saya tetap tidak berubah, saya bingung kenapa saya tidak seperti teman-teman yang lain jika sudah remaja perubahan pada tinggi badan ada. Sehingga jika saya ditempat umum orang-orang mengira saya masih SD padahal saya sudah mau lulus SMP.

Itulah respon seorang anak remaja terhadap masa pubertas yang membuat banyak perubahan dari segi fisik yang dialaminya. Setiap anak mempunyai tanggapan yang berbeda-beda terhadap apa yang dialaminya meski yang dialami semua anak yang memasuki masa pubertas itu sama yaitu dapatnya menstruasi, membesarnya buah dada bagi perempuan dan laki-laki seperti suaranya berubah, bentuk tubuh dan lain sebagainya.

Disamping perubahan dari segi fisik, terdapat juga beberapa perubahan dari segi non-fisiknya seperti pada kepribadiannya yang bisa dilihat dari tingkahlaku, sikap serta sifatnya dan sosial anak. Terkadang, ketidaknyamanan pada tubuh yang dirasakannya, dan ketidakpahaman anak dalam menghadapi perubahan tersebut akan menimbulkan perilaku-perilaku baru seperti mudah marah, melawan, bingung, berperilaku yang beresiko, problem sekolah dan dapat banyak keluhan mengenai aktivitasnya.

73 Six Susance Dani, Remaja Desa Mongiilo, wawancara, tanggal 15 Juni 2019 74 Aripandi Lahmutu, Remaja Desa Mongiilo, wawancara, Tanggal 30 Juli 2019. 75 Mudzakir Umar, Remaja Desa Mongiilo, wawancara, Tanggal 30 Juli 2019.

Page 50: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

41

Menurut hasil wawancara peneliti terhadap perubahan yang terjadi pada masa pubertas kepada orangtua yaitu:

Menurut mama Taufika Lahmutu (Ibu Sitran Rauf), saat penulis bertanya tentang makna pubertas dan apa-apa saja yang berubah dari kepribadiah Taufika saat ia remaja sekarang?

Dan mamanya Taufika menjawab76: menurut saya masa puber itu masa menuju kedewasaan, bukan hanya fisiknya saja tetapi perilakunya juga berubah sudah tidak kekanak-kanakan lagi. Tapi kalau Taufika, memang ia sudah remaja karena sudah menstruasi tetapi kalau kepribadiannya saya rasa tidak ada yang berubah dengan dia yang waktu masih SD dulu, malah kalau sekarang sifatnya itu tambah kekanak-kanakan, tidak mau mengalah dengan adiknya sendiri, sampai mereka berkelahi malah saya melihat adiknya lebih dewasa dari pada Taufika, mungkin karena adiknya laki-laki, dimana-mana memang laki-laki cepat dewasa sikap dari pada perempuan.

Peneliti bertanya lagi “sering dikatakan orang bahwa remaja itu mempunyai sifat yang labil, kadang baik kadang menjadi orang buruk (jahat), pernah atau tidak Taufika memberontak atau melawan sama orangtuanya terutama sama ibu?

Ibu Sitran (Mamanya Taufika)77 menjawab: saya rasa kalau anak itu tidak dituruti kemauannya oleh orangtua pasti akan marah atau melawan, tapi kalau taufika saya rasa tidak ada sifat seperti itu, karena saya larang setiap apa yang tidak bisa dia dilakukan, saya memberikan larangan itu dengan banyak pertimbangan supaya dia mangarti, seperti saya melarangnya untuk keluar malam, itu memang saya larang, tapi saya jelaskan kenapa perempuan itu tidak bisa keluar malam, jadi mangarti dan tidak ba bantah lagi, tapi sebagai balasannya saya memberikan kebebasan apapun yang dia lakukan dirumah selama itu baik dan yang penting dia tidak kaluar-kaluar malam. Tapi bukan dia juga tidak pernah kena marah atau hukuman dari saya, setiap gurunya menulis dibuku control yang tidak baik tentang dia, pasti saya akan menghukumnya misalnya saya suka bermain HP saat sedang belajar. Dia tahu kalau dia salah dan dia siap menerima hukuman dari saya. Tetapi jika saya menyuruh taufika untuk belajar mengaji dia tidak mau walaupun saya membujuk dengan cara apaupun. Menurut mamanya Sulis (Ibu Aisyah Lahmutu)78 makna masa pubertas dan yang berubah pada sulis yaitu: Masa puber itu masa menuju dewasa, ditandai dengan sulis yang mulai dapat menstruasi dan mulai

76 Sitran Rauf, OrangTuan Remaja Desa Mongiilo, Wawancara, Tanggal 15 Juni 2019 77 Sitran Rauf, Orangtua Remaja, Wawancara, Tanggal 15 Juni 2019 78 Aisyah Lahmutu, Orangtua Remaja, Wawancara, Tanggal 15 Juni 2019

Page 51: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

42

membesar payudaranya. Perubahan pada kepribadiannya ada yang berubah dari sulis dia tetap seorang yang pemalu dan penakut dan gak gampang buat didekat dengan orang lain apalagi orang yang baru dia kenal tetapi dia kalau dengan pacarnya sering keluar malam-malam bahkan sampai tengah malam, sayapun tidak tau kemana mereka alasannya mau belajar dirumahnya teman. Menurut mamanya Aripandi (Ruqiah Batalipu)79 kepribadian anak saya berubah pada saat dia sudah remaja, dia sering keluar bersama teman-temannya ke tempat wifi sampai larut malam. Bahkan dia juga sering bolos sekolah belum waktunya pulang sekolah dia sudah nongkrong di tempat wifi, Nanti gurunya yang memberitahu saya bahwa anak saya datang ke sekolah hanya pada saat apel setelah itu sudah tidak ada lagi dan juga sering kedapatan membawa rokok ke sekolah. Setelah saya mengetahui semuanya ketika dia ke sekolah HPnya saya tahan. Menurut papanya Jodi Batalipu (Can Batalipu) setelah masuk remaja ketika itu anak saya kelas 2 SMP, dia berubah drastis bahkan dia sudah tidak mau sekolah lagi walaupun saya sudah membujuk dia akan membelikan motor agar dia tetap sekolah, tetapi usaha itupun tetap tidak berhasil dia tetap tidak mau sekolah. Dia sudah terpengaruh dengan sepupu-sepupunya yang tidak sekolah yang kerjanya hanya mabuk-mabukkan, merokok dll.

Dari hasil wawancara peneliti terhadap perkembangan dari segi kepribadian yang dialami seorang anak dalam masa pubertas. orangtua menyatakan ada perkembangan kepribadian anak-anak mereka pada saat memasuki masa remaja. Yang tadinya mereka masih anak-anak tidak melawan ketika di nasehati sekarang berubah karena faktor lingkungan. Dimana remaja yang sudah tidak sekolah mengajak mereka ke hal-hal yang tidak baik sehingga merekapun mengikutinya.

Dari hasil pengamatan peneliti terhadap remaja di Desa Mongiilo lebih suka bermain dan menghabiskan waktu di luar rumah daripada memanfaatkan waktu untuk melakukan hal-hal yang positif seperti belajar mengaji padahal di Desa Mongiilo ada penyuluh yang mengajar mengaji tetapi kurangnya minat anak-anak remaja untuk datang. Dikarenakan hal tersebut anak remaja kurang mendapatkan pendidikan agama yang memadai sebagai bekal mereka untuk menjauhi perilaku yang melanggar ajaran Islam. Oleh karena itu, semestinya orang tua tidak boleh lalai mencari tahu dengan siapa anak-anaknya pergi keluar dan juga tidak lupa untuk membiasakan anak agar tidak telat pulang.

79 Ruqiah Batalipu, Orang Tua Remaja, Wawancara, Tanggal 30 Juli 2019

Page 52: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

43

Menurut Abdullah Umar80, Kepribadian yang baik pada anak remaja adalah idaman semua orang tua. Perkembangan kepribadian seseorang dilakukan secara bertahap sesuai dengan tingkat kebutuhan pada hidupnya. Penanaman kepribadian yang baik ini haruslah dilakukan secara terus menerus dengan cara pemberian nasehat dan dimusyawarahkan dengan anak serta menggunakan kata-kata yang dimengerti oleh anak dalam proses orang tua membimbing dan mengawasi anak.

Hal lain yang harus dilakukan orang tua agar anak dapat menjadi pribadi yang baik dan bisa mandiri selain memberi nasehat atau musyawarah adalah cara mengawasi dan membimbing anak menurut Ibu Hadija Usman81 agar anak tidak salah menanggapi nasehat, seperti contoh ketika orang tua berkata “nak, kamu harus memiliki kepribadian yang mandiri agar kelak kamu bisa berdiri sendiri dan tidak menyusahkan orang lain” . kalimat ini luas artinya sehingga anak berpikir maksudnya “aku harus melakukan apa-apa sendiri tanpa menyulitkan orang lain termasuk orang tua”, disini tugas orang tua harus benar-benar mengawasi anak jangan sampai anak menjadi salah dalam menerima pemahaman.

Hal ini pun kembali ditegaskan oleh Bapak Mahmud M. Harun82 dalam hasil wawancara dengan peneliti, dari nasehat yang diberikan oleh orangtua anak akan mengekspresikannya dengan kebiasaan-kebiasaan kepribadian mandiri, karena orang tua bukan hanya sebagai panutan namun sebagai pendidik dalam segala bidang kehidupan anak. Bapak Mahmud M. Harun menyampaikan dengan cara seperti ini anak lebih akan menjadi pribadi yang mandiri misalnya dengan bangun pagi tanpa harus dibangunkan, mengerjakan pekerjaan rumah (pr) tanpa harus di perintah atau pun diminta, serta dapat menjalankan ibadah-ibadah seperti sholat secara tepat waktu, puasa di bulan ramadhan, puasa sunah serta sedekah disetiap harinya . Oleh karena itu anak saya, saya sekolahkan dipesantren agar ia bisa terbiasa dengan hal-hal yang positif.

Menurut Marten Lahmutu83 membentuk kepribadian mandiri pada anak tidaklah begitu sulit ketika orang tua mampu memahami anak dan pemberian nasehat yang baik serta penanaman intelektual sebagai daya dukung untuk membantu menanamkan kepribadian mandiri kepada anak. Melalui nasehat dan penanaman nilai intelektual tentang kemandirian, anak akan mampu menyerap dan mengerti tujuan ataupun maksud dari kedua orang tuanya.

80 Abdullah Umar, Orangtua Remaja, Wawancara, Tanggal 16 Juni 2019 81 Hadijah Usman, Orangtua Remaja, Wawancara, Tanggal 15 Juni 2019 82 Mahmud M. Harun, Orangtua Remaja, Wawancara, Tanggal 15 Juni 2019 83 Marten Lahmutu, Orangtua Remaja, Wawancara, Tanggal 15 Juni 2019

Page 53: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

44

Pendidikan nonformal seperti keluarga itu sangat membantu dalam membentuk kepribadian pada seorang remaja. Karena pendidikan di keluarga itu yang pertama dan utama dalam mengajarkan kepribadian yang baik kepada anak sudah memasuki masa remaja. D. Faktor Penghambat dalam Mengembangkan Kepribadian Anak Pada

Masa Pubertas

Menurut Bapak Nijam Usman84 kendala yang dialami dalam mengawasi anaknya yaitu karena kesibukannya dalam bekerja, sehingga sangat sedikit waktu yang tersedia untuk mengontrol perilaku anak-anak mereka. Sedangkan menurut Wara Lahmutu85 kondisi ekonomi kami kurang mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari sehingga menyebabkan anak-anak saya kurang maksimal dalam memberikan pendidikan dan pembinaan untuk mengatasi perilaku buruk remaja, ditambah lagi dengan kondisi lingkungan yang sangat mendukung terjadi perilaku buruk remaja.

Menurut bapak Mansur Lahmutu86 saya dan mamanya jarang mengawasi anak karena sibuk kerja di kantor, dan anak saya pun setiap pulang sekolah sering keluar bersama teman-temannya bahkan sering juga bolos sekolah dan datang ke tempat wifi, pulang kerumah saja hanya datang makan kemudian malamnya lagi keluar bersama teman-temannya, walaupun sering dimarah tapi tetap tidak ada perubahan bahkan saya akan dibentak balik. Karena kesibukan kami anak jadi korban, kurangnya waktu bersama dia. Dan anak saya juga terpengaruh dari faktor lingkungan, baik lingkungan sekolah maupun teman bermain. Selain pengaruh lingkungan, anak saya juga terpengaruh dengan media seperti game dan internet, sehingga menyebabkan pembinaan karakter anak yang baik dalam keluarga tidak berhasil.

Menurut Imran U. Harun87 bahwa para remaja memang sudah semakin ramai leluasa nongkrong di mana-mana apalagi ditempat wifi tersebut. Padahal saya sering marah mereka jika sampai larut malam di wifi karena paginya mereka harus kesekolah, tetapi usaha saya ini belum berhasil mungkin karena kurang kontrolnya orangtua akibat sibuk mencari nafkah, sehingga orangtua tidak mampu mengontrol anak secara optimal. Pada dasarnya orangtua mereka itu pasti tidak menginginkan anaknya melakukan perbuatan dalam bentuk apapun seperti pergaulan seks bebas,

84 Nijam Usman, Orangtua Remaja, Wawancara, Tanggal 21 Juni 2019. 85 Wara Lahmutu, Orangtua Remaja, Wawancara, Tanggal 21 Juni 2019 86 Mansur Lahmutu, Orangtua Remaja, Wawancara, Tanggal 22 Juni 2019 87 Imran U. Harun, Tokoh Masyarakat, Wawancara, Tanggal 16 Juni 2019

Page 54: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

45

merokok dan lain sebagainya, namun karena,orangtua mengalami berbagai kendala dalam mengontrol anak, pada akhirnya banyak remaja yang terjerumus ke dalam pergaulan bebas yang menyimpang dari budaya masyarakat dan ajaran Islam khususnya.

Dari permasalahan di atas sangat menuntut orangtua sebagai penasehat untuk lebih bersikap disiplin dalam mengawasi anak remaja. Karena tanpa pengawasan orangtua anak akan bebas melakukan apapun. Di samping orangtua mengawasi di rumah orangtua juga harus memahami kepribadian anak tentang apa yang dibutuhkan anak.

Dari hasil pengamatan saya mengamati banyak remaja yang duduk di tempat wifi bahkan setiap malam mereka di tempat itu, laki-laki maupun perempuan bercampur baur sampai tengah malam. Untuk itu anak harus dibatasi pergaulannya diluar. Karena dilingkungan masyarakat banyak anak-anak muda yang sering merokok, meminum minuman keras dan lain-lain, sehingga mereka dengan mudah tertarik dengan ajakan-ajakan mereka oleh karena itu, orangtua harus terus mengawasi anak-anaknya.

Page 55: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

46

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan skripsi menyimpulkan bahwa; 1. Peran orangtua dalam mengembangkan kepribadian anak pada masa

pubertas sangatlah penting dan berpengaruh atas pendidikan anak-anak. Adapun peran dan tanggung jawab orang tua yaitu a. Mengawasi dan membimbing anak b. Menegur dan memberikan nasehat ketika anak melakukan

kesalahan c. Mengasuh dan mendidik dengan penuh kasih sayang d. mengajar dan membiasakan anak tentang akidah,akhlak,ibadah,

fisik dan psikologis dengan cara menyekolahkan anak ke Pesantren Peran orangtua dalam mengajarkan anak remaja agar memiliki

kepribadian yang baik itu sangatlah penting terhadap anak, orangtua harus membimbing dan mengontrol pergaulan remaja walaupun sesibuk apapun meluangkan sedikit waktu untuk mereka.

2. Perkembangan kepribadian anak pada masa pubertas di Desa

Mongiilo mengalami perubahan ketika mereka memasuki masa remaja. Yang tadinya mereka masih anak-anak tidak melawan ketika di nasehati sekarang berubah karena faktor lingkungan. Dimana remaja yang sudah tidak sekolah mengajak mereka ke hal-hal yang tidak baik sehingga merekapun mengikutinya.

3. Faktor penghambat yaitu kurangnya pengawasan orang tua terhadap anaknya karena kesibukannya dalam bekerja, sehingga sangat sedikit waktu yang tersedia untuk mengontrol perilaku anak-anak mereka. dan ada juga faktor lingkungan maupun media seperi game dan internet.

B. Saran-saran 1. Hendaknya orangtua di Desa Mongiilo Kec. Bulango Ulu meluangkan

lebih banyak waktu untuk anak, terutama yang sudah berusia remaja, dengan cara mengontrol pergaulannya sehari-hari agar tidak mudah terpengaruh dengan lingkungan dan alat-alat teknologi.

Page 56: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

47

2. Diharapkan kepada masyarakat di Desa Mongiilo Kec. Bulango Ulu agar senantiasa menyikapi berbagai perilaku menyimpang remaja dengan sebaik mungkin dan menumbuhkan rasa memiliki bagi setiap jiwa remaja sehingga terwujudnya kesadaran untuk menegur remaja ketika melakukan penyimpangan dan menghilangkan rasa ketidakpedulian.

3. Diharapkan kepada Kepala Desa dan Tokoh Masyarakat lainnya untuk selalu mengawasi remaja ketika berada dalam masyarakat supaya tidak terpengaruh kedalam perilaku menyimpang.

Page 57: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam
Page 58: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Lia. Mitos Cantik di Media, Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2009.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktis,

Jakarta : Bumi Akrasa, 2008. Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta:

Bumi Aksara, 2016. Baihaqi, Mif. Psikologi Pertumbuhan, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2008. Baqi, Muhammad Fu’ad Abdul, Mutiara Hadits Shahih Bukhari

Muslim, Surabaya: PT Bina Ilmu. Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif

Komunikasi,Ekonomi,Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial, Jakarta: Kencana Pernanda Media Group, 2012.

Dhin, Cut Nyai Dhin. Pembinaan Anak Pada Masa Pubertas

Menurut Pendidikan Islam, Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA VOL. XIV NO.1, Agustus 2013.

Hasbullah. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: Rajagrafindo

Persada, 2008. Jalaluddin. Psikologi Agama Memahami Perilaku dengan

Mengaplikasikan prinsip-prinsip Psikologi, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012.

Kuniawan, Syamsul. Pendidikan Karakter (konsepsi dan

Implementasinya secara Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat), Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016.

Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an Kementerian Agama Republik Indonesia, Al Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: Fokus Media, 2010.

Page 59: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

Mansur. Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2011. Martsiswati, Ernie, Yoyon Suryono, Peran Orang Tua Dalam

Menerapkan Perilaku Disiplin Terhadap Anak Usia Dini, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Masyarakat, VOL. 1 NO. 2, November 2014.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2017. Muchtaromah, Bayyinatul. Pendidikan Reproduksi bagi Anak

Menuju Aqil Baligh, Yogyakarta: Sukses Offest, 2008. Nayana, Firra Noor. Kefungsian Keluarga Dan Subjective Well-

Being Pada Remaja, Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan VOL.01, NO.02, Agustus 2013.

Panuju Panut, Ida Umami, Psikologi Remaja, Yogyakarta: Tiara

Wacana Yogya, 1999. Prawira, Purwa Atmaja. Psikologi Kepribadian dengan Perspektif

Baru, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016. Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2010. Roesli Mohammad Dkk, Kajian Islam Tentang Partisipasi Orang

Tua Dalam Pendidikan Anak, Jurnal Darussalam; Jurnal Pendidikan, Komunikasi dan Pemikiran Hukum Islam, VOL. IX, NO. 2, April 2019.

Salim Peter, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer,

Jakarta: Balai Pustaka, 2005. Sary, Yessy Nur Endah. Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Parama

Publishing, 2015.

Page 60: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

Satori, Djam’an, Aan Komariah, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung:CV Alfebeta,2009.

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta,

2013. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,

Bandung: Alfabeta, 2014. Suharsono, dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa

Indonesia edisi Lux, Semarang: Widya Karya, 2016. Surya, Mohamad. Psikologi Guru Konsep dan Aplikasi dari Guru

untuk Guru, Bandung: Alfabeta, 2013. Tim Prima Pena. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Terbaru,

Jakarta: GitaMedia Press, 2012. Wiyani, Novan Ardy dan Barnawi. Ilmu Pendidikan Islam,

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016. Yusuf, Muri. Metodologi Penelitian : Kuantitatif, Kualitatif, dan

Penelitian Gabungan, Jakarta: Prenamedia Group, 2015. Zuraiq, Ma’ruf. Cara Mendidik Anak dan Mengatasi Problemanya,

Bandung: NuansaAulia, 2008. https://kbbi.web.id/pribadi http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/38010/Chapt

er%20II.pdf?sequence=4&isAllowed=y

Page 61: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

Instrumen Penelitian

Peran Orang Tua dalam Mengembangkan Kepribadian Anak Pada Masa Pubertas di Desa Mongiilo Kecamatan Bulango Ulu

1. Kamukan sudah remaja, jadi perubahan apasaja yang kamu hadapi saat sedang memasuki masa pubertas?

2. Kapan anda pertama kali halangan dan bagaimana perasaannya? 3. Saat ini anak anda sudah memasuki masa remaja atau masa

pubertas, apa makna pubertas menurut anda? 4. Perubahan apa saja yang dialami anak anda saat memasuki masa

pubertas? 5. Dalam masa puber, menurut anda adakah yang berubah dari anak

anda dalam hal sikap dan sifatnya? 6. Kepribadian apa yang Bapak/Ibu contohkan terhadap anak? 7. Apakah ada kendala bapak/ibu memberikan bimbingan dan

pengawasan kepada anak yang sudah memasuki masa remaja? 8. Bagaimana keadaan remaja di desa Mongiilo? 9. Bagaimana cara Bapak/Ibu lakukan dalam mengawasi anak yang

sudah memasuki masa remaja? 10. Jika anak Bapak/Ibu berperilaku tidak baik, bagaimana cara menegur

atau memberi nasehat? 11. Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam mendidik anak yang sudah

memasuki masa remaja? 12. Apa saja orang Tua ajarkan kepada anda mengenai

akidah,akhklah,ibadah?

Page 62: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

CATATAN PENGAMATAN

Nama Desa : Desa Mongiilo Kec. Bulango Ulu

Pengamat : Sakina T. Harun

Responden : Orang Tua Remaja, Remaja Desa Mongiilo dan Tokoh Masyarakat

Catatan pengamatan selama proses penelitian di Desa Mongiilo Kec. Bulango Ulu. Dalam penelitian ini saya melakukan pengamatan atau observasi sejak bulan februari dan melakukan penelitian bulan juni. Adapun kegiatan yang saya lakukan selama pengamatan/wawancara adalah:

Deskriftif I:

Jumat 15 februari 2019 Hari ini pukul 09.30 saya mengantarkan surat izin penelitian ke kantor desa untuk melakukan penelitian di Desa Mongiilo Kec. Bulango Ulu. Karena hari jumat waktu pendek maka saya pulang dulu. Dan melanjutkan pada hari Senin 18 februari 2019 pukul 09.00 saya datang kembali ke kantor Desa Mongiilo untuk melakukan penelitian disana. Hal pertama yang saya lakukan adalah menemui kepala desa untuk meminta izin bahwa hari ini saya akan meneliti dan kepala desa mengatakan jika mau wawancara orangtua datang sore atau malam karena kalau pagi mereka bekerja. setelah di izinkan maka saya mulai menyiapkan pertanyaan untuk wawancara. Yang saya tanyakan adalah profil dan sejaran desa. Karena kepala desa dan kaur-kaur pukul 13.00 ada rapat maka saya pulang ke rumah. Kemudian Kamis 21 februari 2019 pukul 09.00 saya datang kembali ke kantor desa untuk melengkapi profil desa karena belum lengkap. Setelah semuanya sudah lengkap saya pulang.

Catatan Deskriptif II:

Karena terhalang dengan KKST maka saya melanjutkan pengamatan Hari sabtu 18 Mei 2019 pukul 21.00. saya mengamati anak-anak remaja. Setelah pulang tarwih saya melihat remaja banyak yang nongkrong di tempat wifi laki-laki maupun perempuan bercampur baur.

Catatan Deskriftif III:

Pada hari Sabtu 15 juni 2019 pukul 15.00 saya mulai melakukan penelitian dan mewawancarai anak-anak remaja tentang apa

Page 63: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

saja perubahan yang dihadapi mereka setelah memasuki masa pubertas. taufika lahmutu dan six susance Dani mengatakan masa puber adalah masa kedua yang dilalui setiap manusia setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai dengan tumbuhnya payudara dan menstruasi, serta perubahan pada bentuk tubuh. Setelah mewawancarai taufika dan Six Susance saya juga mewawancarai orang tua mereka tentang makna pubertas menurut orang tua dan bagaimana perkembangan kepribadian anak mereka yang sudah memasuki masa pubertas. Dan kedua orangtua menyatakan bahwa tidak ada yang berubah dari segi kepribadian pada anaknya, anaknya tetap sama seperti saat anak-anak dulu. Karena saya sudah lelah dan sudah malam juga, maka saya pulang dulu untuk istirahat.

Kemudian pada hari Minggu 16 juni 2019 Pukul 19.30 Saya melanjutkan kembali penelitian untuk mewawancarai orang tua remaja guna mendapatkan tambahan informasi tentang faktor penghambat mengembangkan kepribadian anak yang sudah memasuki masa pubertas, kemudian orang tua menjawab ada karena kesibukannya dalam bekerja, sehingga sangat sedikit waktu yang tersedia untuk mengontrol perilaku anak-anak mereka. dan ada juga yang menjawab karena pengaruh lingkungan dan terpengaruh dengan media seperti game dan internet, sehingga menyebabkan pembinaan karakter anak yang baik dalam keluarga tidak berhasil. Deskriftif IV:

Kemudian saya melanjutkan kembali wawancara tentang bagaimana peran orang tua dalam mengembangkan kepribadian anak mereka setelah memasuki masa remaja. Dan orang tua ada yang menjawab peran mereka yaitu ada yang menasehati anak-anaknya, mensekolahkan anak-anak ke pesantren, mendidik mereka dengan hal-hal yang. Karena sudah pukul 22.00 maka saya pulang untuk istirahat.

Kamis 20 juni 2019 Karena orang tua hanya menerima pada waktu-waktu tertentu maka selama beberapa hari saya pending dulu untuk penelitian tapi saya datang mengamati di tempat wifi. Pukul 11.30 saya melakukan pengamatan di tempat wifi. Belum waktunya pulang anak remaja yang masih sekolah sudah banyak duduk di tempat wifi sampai pukul 14.00 padahal belum waktunya pulang sekolah. Deskriftif V:

Kemudian hari Jumat 21 juni 2019 Pukul 19.30 saya melakukan penelitian kembali Setelah beberapa hari tidak melakukan pengamatan karena saya rasa masih ada yang kurang, saya kembali datang kepada orang tua remaja yang ada di desa Mongiilo untuk menambah data yang saya perlukan dan setelah data yang saya peroleh sejak pertama

Page 64: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

mengamati dan penelitian yang saya lakukan sudah cukup maka saya pulang.

Selasa 25 juni 2019 pukul 10.00 saya datang ke kantor desa Mongiilo untuk menemui kepala desa bahwa penelitian yang saya lakukan sudah berakhir, kemudian saya datang ke kaur pelayanan untuk meminta surat keterangan telah melakukan penelitian.

Selasa 30 juli 2019 pukul 16.00 saya kembali mewawancarai remaja dan orang tuanya terkait peran orang tua untuk menambah hasil penelitian peneliti karena masih kurang.

Catatan reflektif 1. Perkembangan dari segi kepribadian yang dialami seorang anak dalam

masa pubertas mengalami perubahan, yang tadinya masi anak-anak sering mendengar ketika di nasehat sekarang sudah berubah,bahkan mereka sering membantah, sering keluar malam. Pendidikan nonformal seperti keluarga itu sangat membantu dalam membentuk kepribadian pada seorang remaja. Karena pendidikan di keluarga itu yang pertama dan utama dalam mengajarkan kepribadian yang baik kepada anak sudah memasuki masa remaja.

2. Faktor penghambat yang dialami orang tua dalam mengawasi anaknya yaitu karena kesibukannya dalam bekerja, sehingga sangat sedikit waktu yang tersedia untuk mengontrol perilaku anak-anak mereka. Orangtua sebagai penasehat untuk lebih bersikap disiplin dalam mengawasi anak remaja. Karena tanpa pengawasan orangtua anak akan bebas melakukan apapun. Di samping orangtua mengawasi di rumah orangtua juga harus memahami kepribadian anak tentang apa yang dibutuhkan anak.

3. Peran orangtua dalam mengajarkan anak remaja agar memiliki kepribadian yang baik itu sangatlah berpengaruh terhadap anak, orangtua harus membimbing dan mengontrol pergaulan remaja walaupun sesibuk apapun meluangkan sedikit waktu untuk anak, jangan para orangtua sibuk mencari nafkah hingga kadang menghabiskan waktu diluar rumah itu akan mengakibatkan para remaja kurang mendapatkan perhatian walaupun orangtua ada memberikan contoh perilaku yang terpuji kepada anak. Pekerjaan orangtua sangat berpengaruh kepada perkembangan remaja. Hal inilah yang dapat mendorong remaja untuk mencari sensasi dengan cara melakukan perbuatan yang menyimpang yang bermula dari bolos sekolah, merokok, meminum minuman keras hingga pergaulan seks bebas.

Page 65: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

DOKUMENTASI

Foto Bersama salahsatu anak remaja Desa Mongiilo

Orang Tua Remaja Desa Mongiilo

Page 66: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam
Page 67: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam

RIWAYAT HIDUP

Sakina T. Harun. Lahir di desa Mongiilo pada

tanggal 25 Agustus 1997, anak kelima dari enam

bersaudara dari pasangan Bapak Tahir M. Harun

dan Ibu Asyura D. Koli. Menamatkan sekolah

dasar pada tahun 2009 di SDN 1 Mongiilo Kec.

Bulango Ulu, melanjutkan sekolah lanjutan tingkat

pertama di SMP N 1 Bulango Ulu dan

menamatkan sekolah tingkat atas di Madrasah

Aliyah Negeri Model Gorontalo pada tahun 2015. Setelah itu melanjutkan kuliah

pada perguruan tinggi Islam yang ada di kota Gorontalo. Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo dengan jurusan Pendidikan Agama Islam di

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan akhirnya sampai pada titik terakhir

berhasil meraih Sarjana Pendidikan. Semua apa yang didapat baik itu ilmu,

kesehatan, kebahagiaan dan juga gelar tidak luput dari kalimat Syukur

Alhamdulillah dengan semua nikmat yang datangnya dari sang pencipta yang maha

kuasa Allah SWT.

Page 68: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/... · pembimbing I dan pembimbing II yang telah ikhlas membimbing penulis dalam