Resensi Ikhlas Tanpa Batas

download Resensi Ikhlas Tanpa Batas

of 4

description

tugas imsac

Transcript of Resensi Ikhlas Tanpa Batas

Ikhlas Tanpa Batas Seperti halnya jasad tak bernilai tanpa ruh, demikian juga amal, ia tak bernilai tanpa niat. Niat adalah hatinya hati. Kalau saja niat tak bertempat di hati, entah seperti apa nilai hati. Syekh Abu Thalib al-Makki-. Ikhlas adalah rahasia antara Allah dan hamba-Nya. Malaikat pencatat tidak mengetahui sedikit pun mengenainya untuk dapat dia tulis, setan tidak mengetahuinya sehingga tidak dapat dia rusak, nafsu pun tidak menyadarinya sehingga tak mampu dia pengaruhi. Bila ikhlas adalah inti agama, mengapa banyak orang yang tidak mengenalinya ? Itu karena ikhlas adalah rahasia. Inilah yang diterangkan Syekh al-Lajai dalam salah satu bab awal pada kitab Syams al-Qulub.Buku ini mengajak kita untuk memaksimalkan keikhlasan. Ini penting karena nilai sebuah amal atau perbuatan ditentukan oleh seberapa tulus niat kita. Perbuatan yang dimaksud tentu adalah yang termasuk ketaatan atau perkara yang diperbolehkan, bukan hal-hal yang dilarang. Tulusnya niat diukur dari sebelum, selama, dan setelah kita berbuat. Kita harus tulus di ketiga tahapan ini, dan tidak hanya salah satunya.Tulus sebelum berbuat, berarti kita berniat untuk melakukan suatu perbuatan demi Allah semata, bukan demi memperoleh pujian, penghargaan, balasan dari orang baik itu harta, jabatan dan popularitas. Tulus sebelum berbuat berarti berkehendak melakukan suatu perbuatan bukan karena dorongan emosi negatif dari dalam diri, atau karena ingin bereaksi atas suatu situasi.Tulus selama berbuat, berarti kita membaguskan perbuatan kita hanya karena keteringatan kita pada Allah, bukan karena keteringatan pada manusia, karenan selalu diawasi oleh Allah. Tulus dalam berbuat juga berarti tidak berbuat dengan malas-malasan (saat sendiri atau saat diawasi oleh orang), dan tidak mudah putus asa atau panik saat bertemu kesulitan atau kendala. Tulus saat berbuat juga berarti berbuat tanpa membayangkan bagaimana kita akan dinilai, dipuji, atau dihormati ketika nanti menyudahi perbuatan tersebut, ataupun sebaliknya resah membayangkan anggapan orang-orang yang nantinya meremehkan.Tulus setelah berbuat, berarti tetap mengingat Allah saat disanjung ataupun dicela, tidak menjadi sombong saat dipuji dan tidak kesal saat dimaki. Kita menisbahkan kemampuan berbuat kepada Allah, dan bukan pada kemampuan kita sendiri. Menyerahkan hasil perbuatan kita kepada Allah dan tidak memandang bahwa hasilnya harus seperti harapan atau kemauan kita. Tulus setelah berbuat berarti tidak mengharapkan balasan, pujian, mengungkit perbuatan yang telah lalu, tidak pamer atau sombong, tidak membanggakannya dalam hati dan tidak tersinggung jika tidak disebut-sebut orang. Inilah ikhlas yang tanpa balas.Salah satu perbuatan yang membutuhkan niat yang benar dan hati ikhlas adalah beramal. Amal yang kita lakukan akan diterima oleh Allah jika memenuhi dua syarat :1. Amal itu harus berdasarkan kepada keikhlasan dan niat yang suci hanya mengharap keridhaan Allah swt.2. Amal perbuatan yang kita lakukan itu harus sesuai dengan sunnah nabi saw.Syarat pertama mengenai masalah batin. Niat ikhlas artinya ketika melakukan amal perbuatan, batin kita harus benar-benar bersih. Rasulullah saw bersabda :"sesungguhnya amal perbuatan itu bergantung kepada niatnya." (HR Bukhari dan Muslim). Berdasarkan hadits itu, maka diterima atau tidaknya oleh Allah swt suatu amal perbuatan yang kita lakukan sangat bergantung kepada niat kita.Sedangkan syarat yang kedua, harus sesuai dengan syariat islam dan syarat ini menyangkut sudut zahiriah. Rasulullah saw bersabda :"barangsiapa yang mengerjakan suatu perbuatan yang tidak pernah kami perintahkan, maka perbuatan itu ditolak." (HR Muslim). Berdasarkan dua syarat tersebut, Allah swt menerangkannya pada sejumlah ayat dalam Al qur'an. Di antaranya dua ayat berikut :"dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kukuh." (qs luqman : 22)"dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan." (qs an-nisa : 125) Yang dimaksudkan dengan menyerahkan diri kepada Allah dalam dua ayat di atas adalah : mengikhlaskan niat dan amal perbuatan hanya kerana Allah semata-mata. Sedangkan yang yang dimaksud dengan mengerjakan kebaikan dalam ayat tersebut ialah : mengerjakan kebaikan dengan serius dan sesuai dengan sunnah rasulullah saw.Maih ada banyak hal yang akan diulas dalam buku ini, dan untuk memperkuat teori dari tiap materi, juga dituliskan beberapa hadis dan ayat al-quran. Materi-materi yang ada akan mengajak kita belajar ilmu dan kearifan tentang ikhlas sehingga dapat memperbaiki diri dengan menanamkan niat baik dan keikhlasan di setiap perbuatan. Niatpun bisa membuat setiap amal atau aktivitas kita bermakna dan bernilai ibadah, contohnya :Seseorang yang hendak makan, namun sebelumnya ia berniat bahwa dengan makan ia akan berpeluang menjadi sehat, dan saat sehat ia berpeluang untuk menjalankan sholat dengan giat dan melakukan pekerjaan yang dari hasilnya ia bisa bersedekah. Kegiatan makan itu menjadi bernilai karena ia meniatkan aktivitas makan sebagai rangkaian pengabdian kepada Allah. Berbeda dengan seseorang yang mengaji Al-quran, namun karena ingin disanjung oleh orang lain ia pun membagus-baguskan bacaan dan mengaji dalam waktu yang lama, maka tindakan mengaji itupun menjadi hampa pahala karena niatnya yang tidak ikhlas. Tiada amal yang lebih bisa diharapkan untuk diterima daripada amal yang tidak engkau sadari dan engkau pandang tak berarti. Syekh Ibn AthaillahKeikhlasan itu bermanfaat, tidak saja bagi masa depan, namun juga bagi persiapan untuk berbuat, bagi perbuatan itu sendiri dan bagi dampak perbuatan itu.

Selamat membaca

Penulis : Vony, Dea, Laily, Nunun, Ayu, Anggita, Meytika, Okta, Farmitalia