Mola Hidatidosa.doc

32
Laporan Kasus Ilmu Kebidanan & Kandungan Mola Hidatidosa STATUS PASIEN Medical Record : 16 04 56 Masuk RS : 10 Februari 2012 I. IDENTITAS ISTRI SUAMI Nama : Ny. Adawiyah Nama :Tn.Fadjri T Umur : 43 tahun Umur : 47 tahun Agama : Islam Agama : Islam Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan: Swasta II. ANAMNESIS Keluhan Utama Keluar darah dari kemaluan sejak 5 hari yang lalu. Keluhan Tambahan Kepanitraan Klinik Ilmu Kebidanan dan Kandungan Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Siloam Hospital Lippo Karawaci Periode 9 Januari 2012 - 17 Maret 2012 1

Transcript of Mola Hidatidosa.doc

Page 1: Mola Hidatidosa.doc

Laporan Kasus Ilmu Kebidanan & Kandungan Mola Hidatidosa

STATUS PASIEN

Medical Record : 16 04 56

Masuk RS : 10 Februari 2012

I. IDENTITAS

ISTRI SUAMI

Nama : Ny. Adawiyah Nama :Tn.Fadjri T

Umur : 43 tahun Umur : 47 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan: Swasta

II. ANAMNESIS

Keluhan Utama

Keluar darah dari kemaluan sejak 5 hari yang lalu.

Keluhan Tambahan

Nyeri perut bagian bawah, nyeri pada daerah lipat paha.

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke poli dengan keluhan keluar darah dari kemaluan sejak 5

hari lalu. Pasien mengaku terlambat datang menstruasi. Riwayat trauma

juga disangkal oleh pasien. Kira-kira 3 jam sebelum masuk rumah sakit,

pasien merasakan nyeri pada perut bagian bawah dan nyeri pada daerah

lipat paha.

Kepanitraan Klinik Ilmu Kebidanan dan KandunganFakultas Kedokteran Universitas Pelita HarapanSiloam Hospital Lippo KarawaciPeriode 9 Januari 2012 - 17 Maret 2012

1

Page 2: Mola Hidatidosa.doc

Laporan Kasus Ilmu Kebidanan & Kandungan Mola Hidatidosa

Riwayat Haid

Menarche : umur ± 13 tahun

Siklus haid : tidak teratur

Lama : 5-7 hari

Panjang siklus : +28 hari

Banyak : 1-3 pembalut/hari

Nyeri haid : kadang-kadang

HPHT : 26-12-2011

Usia Gestasi : -

TP : -

Riwayat Kehamilan

Pasien tidak mengetahui bahwa dirinya hamil.

Riwayat perkawinan

Pasien menikah pertama kalinya dengan suami pertama pada tahun 1985.

Riwayat Obstetri Terdahulu

Anak pertama umur 24 tahun, laki-laki, lahir ditolong bidan.

Anak kedua umur 21 tahun, perempuan, lahir ditolong bidan.

Anak ketiga umur 15 tahun, perempuan, lahir ditolong bidan.

Riwayat Perawatan Antenatal

Pasien tidak melakukan perawatan antenatal karena tidak mengetahui

bahwa dirinya hamil.

Kepanitraan Klinik Ilmu Kebidanan dan KandunganFakultas Kedokteran Universitas Pelita HarapanSiloam Hospital Lippo KarawaciPeriode 9 Januari 2012 - 17 Maret 2012

2

Page 3: Mola Hidatidosa.doc

Laporan Kasus Ilmu Kebidanan & Kandungan Mola Hidatidosa

Riwayat Keluarga Berencana

Pasien mengaku tidak pernah memakai KB sebelumnya.

Riwayat penyakit terdahulu

Pasien mengaku riwayat darah tinggi kencing manis dan asma disangkal

pasien.

Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien tidak mengetahui riwayat penyakit hipertensi, asma, maupun

kencing manis dalam keluarganya.

Riwayat operasi

Pasien mengaku tidak pernah dioperasi sebelumnya.

Riwayat pribadi dan sosial ekonomi

Riwayat merokok, minum alkohol, obat-obatan, dan jamu disangkal oleh

pasien. Pasien adalah seorang ibu rumah tangga. Keadaan sosial ekonomi

sedang.

III.PEMERIKSAAN FISIK (10 Februari 2012)

Status Generalisata

- Keadaan umum : sedang

- Kesadaran : CM

- TD : 90/60 mmHg

- Nadi : 100 x/ menit

- Pernapasan : 20 x/ menit

- Suhu : 360 C

Kepanitraan Klinik Ilmu Kebidanan dan KandunganFakultas Kedokteran Universitas Pelita HarapanSiloam Hospital Lippo KarawaciPeriode 9 Januari 2012 - 17 Maret 2012

3

Page 4: Mola Hidatidosa.doc

Laporan Kasus Ilmu Kebidanan & Kandungan Mola Hidatidosa

- Berat Badan : 50 kg

- Tinggi Badan : 164 cm

Kulit :

- Warna : sawo matang

- Turgor : baik

Kelenjar Getah Bening:

- KGB leher : tidak membesar

- KGB aksila : tidak membesar

- KGB inguinal : tidak membesar

Kepala:

- Mata : Konjungtiva tidak pucat

Sklera tidak ikterik

- Telinga : Tidak ada kelainan

- Hidung : Tidak ada kelainan

- Tenggorok : Tidak ada kelainan

Leher:

- Tiroid : Tidak membesar, mengikuti gerakan dan simetris

- Trakea : Terletak di tengah

Thoraks:

- Paru-paru:

Inspeksi : Bentuk dada antero-posterior : lateral = 2 : 1

Tidak terdapat pektus ekskavatus

Kepanitraan Klinik Ilmu Kebidanan dan KandunganFakultas Kedokteran Universitas Pelita HarapanSiloam Hospital Lippo KarawaciPeriode 9 Januari 2012 - 17 Maret 2012

4

Page 5: Mola Hidatidosa.doc

Laporan Kasus Ilmu Kebidanan & Kandungan Mola Hidatidosa

Nafas abdominotorakal

Tidak ada bagian yang tertinggal saat

bernafas

Palpasi : Fremitus paru simetris

Perkusi : Sonor

Auskultasi : Bunyi nafas pokok vesikuler

Bunyi nafas tambahan (wheezing, rhonki)

tidak ada

- Jantung:

Inspeksi : Iktus cordis terlihat

Palpasi : Iktus cordis teraba

Perkusi : Batas-batas jantung dalam batas normal

Auskultasi : S1, S2, Murmur (-), Gallop (-)

Mamae:

- Simetris, tidak ada benjolan.

- Areola mammae pigmentasi normal.

- Puting susu menonjol, ASI (-)

Abdomen:

- BU (+) normal

- Nyeri tekan (-)

- Hati dan limpa tidak teraba

- Lihat status ginekologis

Punggung:

- Nyeri ketok costovertebral tidak ada

Kepanitraan Klinik Ilmu Kebidanan dan KandunganFakultas Kedokteran Universitas Pelita HarapanSiloam Hospital Lippo KarawaciPeriode 9 Januari 2012 - 17 Maret 2012

5

Page 6: Mola Hidatidosa.doc

Laporan Kasus Ilmu Kebidanan & Kandungan Mola Hidatidosa

- Tidak ada skoliosis, hiperlordosis, hiperkifosis

Ekstremitas:

- Akral hangat, pulsasi kuat dan teratur

- Varises (-), Sianosis (-), edema (-)

Status Ginekologis

- Pemeriksaan Luar

Inspeksi: abdomen sedikit membuncit

Palpasi: ballotement (+)

- Pemeriksaan Dalam

Inspeksi : Vulva dan uretra tidak ada kelainan.

Vaginal Toucher : Osteum uteri terbuka ± 1 jari.

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium (10 Februari 2012)

Hematologi

Hemoglobin : 8,4 (N: 12-16 g %)

Hematokrit : 30 (N: 37-54 %)

Leukosit : 16,7 (N: 5-10 rb/dl)

Trombosit : 507 (N: 150-400 rb/dl)

Urin

hCG +

USG (10 Februari 2012)

- Uterus tampak membesar

- Tidak ditemukan kantong gestasi

Kepanitraan Klinik Ilmu Kebidanan dan KandunganFakultas Kedokteran Universitas Pelita HarapanSiloam Hospital Lippo KarawaciPeriode 9 Januari 2012 - 17 Maret 2012

6

Page 7: Mola Hidatidosa.doc

Laporan Kasus Ilmu Kebidanan & Kandungan Mola Hidatidosa

- Curiga kehamilan mola hidatidosa

V. DIAGNOSIS

Mola hidatidosa

VI. RENCANA PENATALAKSANAAN

1. Rencana Terapi

- Dilatasi dan kuretase

2. Rencana pendidikan

- Menginformasikan kepada pasien dan keluarganya tentang

keadaan pasien dan merencana pemeriksaan dan penatalaksanaan

yang lebih lanjut

VII. OBSERVASI

Tanggal 10 Februari 2012,

S : Perdarahan dari kemaluan, nyeri perut bagian bawah, dan

nyeri pada daerah lipat paha.

O : KU sedang, kesadaran composmentis

TD 100/ 70 mmHg Suhu 360 C

Nadi 98 x/ menit Nafas 24 x/ menit

USG: Mola hidatidosa

A : Observasi perdarahan pervaginam

P : - IVFD RL 20 tetes/menit

- Amoxicilin 3x 500 mg

- Asam mefenamat 3x 500 mg

- Papaverin 3 x 1

Kepanitraan Klinik Ilmu Kebidanan dan KandunganFakultas Kedokteran Universitas Pelita HarapanSiloam Hospital Lippo KarawaciPeriode 9 Januari 2012 - 17 Maret 2012

7

Page 8: Mola Hidatidosa.doc

Laporan Kasus Ilmu Kebidanan & Kandungan Mola Hidatidosa

Laporan kuret:

- Dilakukan anestesi

- Pasien dalam posisi litotomi.

- Asepsis dan antisepsis daerah vulva dan sekitarnya.

- Spekulum dimasukkan, portio dijepit dengan tenakulum

pada arah jam 12 sondase (RD).

- Dilakukan dilatasi dan kuretase pada uterus, dikeluarkan

jaringan 150 cc.

- Diberi antibiotik dan analgetik.

VIII. PROGNOSIS

- Ad vitam : dubia ad bonam

- Ad fungsionam : dubia ad bonam

- Ad sanationam : dubia ad bonam

IX. RESUME

Seorang wanita berusia 43 tahun datang ke poli dengan keluhan

perdarahan dari kemaluan sejak 5 hari yang lalu. Pasien mengaku

terlambat datang menstruasi. Riwayat trauma juga disangkal oleh pasien.

Kira-kira 3 jam sebelum masuk rumah sakit, pasien merasakan nyeri

pada perut bagian bawah dan nyeri pada daerah lipat paha.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan status generalis dalam batas normal.

Status ginekologis, pemeriksaan luar, abdomen sedikit membuncit dan

ballotement (+). Pada pemeriksaan dalam didapatkan osteum uteri

terbuka ± 1 jari. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan hCG (+).

Pemeriksaan dengan USG menunjukkan gambaran unterus membesar

tanpa ditemukan kantong gestasional. Pasien direncanakan untuk

Kepanitraan Klinik Ilmu Kebidanan dan KandunganFakultas Kedokteran Universitas Pelita HarapanSiloam Hospital Lippo KarawaciPeriode 9 Januari 2012 - 17 Maret 2012

8

Page 9: Mola Hidatidosa.doc

Laporan Kasus Ilmu Kebidanan & Kandungan Mola Hidatidosa

menjalani dilatasi dan kuretase. Selama perawatan tidak ada komplikasi,

pasien mendapat terapi amoxicilin 3 x 500 mg, asam mefenamat 3 x 500

mg, BecomC 1 x 1, dan Iberet 1 x 1.

X. SARAN

Disarankan untuk dilakukan pemeriksaan PA untuk mengetahui

apakah ada keganasan atau tidak.

Kepanitraan Klinik Ilmu Kebidanan dan KandunganFakultas Kedokteran Universitas Pelita HarapanSiloam Hospital Lippo KarawaciPeriode 9 Januari 2012 - 17 Maret 2012

9

Page 10: Mola Hidatidosa.doc

Laporan Kasus Ilmu Kebidanan & Kandungan Mola Hidatidosa

TINJAUAN PUSTAKA

MOLA HIDATIDOSA

Mola hidatidosa (MH) merupakan kehamilan

abnormal dimana hampir seluruh vili korialisnya

mengalami perubahan hidropik. Pada kehamilan ini

janin biasanya meninggal, tetapi villus yang membesar

dan edematus akan hidup dan tumbuh terus dan

memberi gambaran seperti buah anggur, maka sering

disebut dengan hamil anggur.

Penyebab MH sendiri masih belum jelas,

diperkirakan infeksi, defisiensi makanan, faktor genetik, dan erat

hubungannya dengan faktor-faktor risiko. Adapun sebuah teori yaitu teori

Acosta Sison yang menyatakan bahwa MH disebabkan oleh defisiensi

protein.

Diagnosis MH dapat ditegakkan melalui keluhan pasien akan adanya

perdarahan pervaginam, amenorea, dan gejala-gejala seperti ada kehamilan.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan uterus yang membesar tetapi ballotement

dan DJJ negatif, dan dari pemeriksaan penunjang didapatkan hasil lab HCG

yang tinggi, gambaran “snow storm” pada USG, selain itu juga dapat

didukung dengan pemeriksaan penunjang lainnya.

Pada laporan kasus ini akan dibahas dimana seorang wanita berusia

43 tahun yang mengalami perdarahan pervaginam selama 2 hari, sakit

kepala, merasa sakit pada daerah perut bawah, dan merasa pegal-pegal pada

selangkangannya.

Kepanitraan Klinik Ilmu Kebidanan dan KandunganFakultas Kedokteran Universitas Pelita HarapanSiloam Hospital Lippo KarawaciPeriode 9 Januari 2012 - 17 Maret 2012

10

Page 11: Mola Hidatidosa.doc

Laporan Kasus Ilmu Kebidanan & Kandungan Mola Hidatidosa

Penanganan cepat dan tepat yang dilalkukan seorang dokter dalam laporan

kasus ini dapat dijadikan contoh bagaimana cara kita menangani kejadian

mola hidatidosa, agar dapat terhindar dari komplikasi-komplikasi yang tidak

diinginkan.

DEFINISI

Mola hidatidosa (MH) disebut juga

hydatidiform mole, vesicular mole,

hydatid mole, hydatidiform degeneration

of the chorion, hamil anggur. Mola

hidatidosa adalah kehamilan abnormal

dimana hampir seluruh vili korialisnya

mengalami perubahan hidrofik. Janin

biasanya meninggal, tetapi villus yang

membesar dan edematus akan hidup dan

tumbuh terus dan memberi gambaran

seperti buah anggur, maka mola

hidatidosa sering dikenal sebagai hamil anggur.

Gambaran umumnya meliputi: degenerasi hidropik stroma villi khorialis,

proliferasi trofoblas, dan berkurangnya pembuluh darah villi.

EPIDEMIOLOGI

Mola hidatidosa terjadi pada 1 dari 1500 kehamilan di Amerika Serikat dan 1

dari 125 kehamilan di Asia bagian timur. Mola hidatidosa komplit terjadi 5

sampai 10 kali lebih besar pada wanita yang hamil pada usia lebih dari 40

tahun.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi insidens mola hidatidosa, yaitu:

Kepanitraan Klinik Ilmu Kebidanan dan KandunganFakultas Kedokteran Universitas Pelita HarapanSiloam Hospital Lippo KarawaciPeriode 9 Januari 2012 - 17 Maret 2012

11

Page 12: Mola Hidatidosa.doc

Laporan Kasus Ilmu Kebidanan & Kandungan Mola Hidatidosa

1. Faktor umur.

Risiko MH paling rendah pada kelompok umur 20-35 tahun. Risiko MH

naik pada kehamilan remaja < 20 tahun, dan naik sangat tinggi pada

kehamilan remaja < 15 tahun, kira-kira 20 x lebih besar. Risiko MH juga

tinggi pada umur > 40 tahun, dan lonjakan sangat menyolok pada umur

45 tahun.

2. Faktor riwayat kehamilan MH sebelumnya.

Wanita yang mempunyai riwayat kehamilan MH sebelumnya

mempunyai risiko lebih besar terhadap kejadian MH berikutnya.

3. Faktor kehamilan ganda.

Wanita dengan kehamilan ganda, mempunyai risiko yang meningkat

untuk terjadinya MH.

4. Faktor graviditas.

Risiko kejadian MH makin meningkat dengan meningkatnya graviditas.

Hal ini masih merupakan kontroversial.

5. Faktor kebangsaan.

Wanita kulit hitam meningkat, dibanding wanita lainnya.

6. Faktor genetika.

Frekuensi balance tranlocation, wanita dengan MH komplit lebih banyak

dibandingkan dengan yang didapatkan pada populasi normal.

7. Faktor makanan dan minuman.

Angka kejadian MH tinggi diantara wanita miskin yang cenderung

kurang gizi dan pada wanita yang kekurangan protein.

8. Faktor sosial-ekonomi.

Risiko MH tinggi pada kelompok dengan sosial ekonomi rendah.

9. Faktor lain

Faktor hubungan keluarga, merokok, toksoplasmosis.

Kepanitraan Klinik Ilmu Kebidanan dan KandunganFakultas Kedokteran Universitas Pelita HarapanSiloam Hospital Lippo KarawaciPeriode 9 Januari 2012 - 17 Maret 2012

12

Page 13: Mola Hidatidosa.doc

Laporan Kasus Ilmu Kebidanan & Kandungan Mola Hidatidosa

ETIOLOGI

Etiologi MH belum diketahui pasti. Ada yang menyatakan akibat infeksi,

defisiensi makanan, dan genetik, serta faktor risiko yang ada. Yang paling

cocok ialah teori Acosta Sison, yaitu defisiensi protein.

PATOGENESIS

Mola hidatidosa berkembang dari trofoblas pada villus yang berproliferasi,

kadang ringan, kadang keras, dan mengeluarkan hormon Human Chorionic

Gonadotrophin (HCG) dalam jumlah lebih besar daripada kehamilan normal.

Patogenesis dari MH dapat dijabarkan sebagai berikut,

Tidak sempurnanya aliran darah fetus (“fetal circulatory

inadequacy”) yang terjadi pada sel telur patologik, yaitu pada hasil

pembuahan dimana embrionya mati kehamilan 3-5 minggu,

pembuluh darah villi tidak berfungsi , penimbunan cairan dijaringan

mesenkhim villi.

Struktur trofoblas abnormal ,hiperplasia, displasia, neoplasia.

Fungsi abnormal, absorbsi cairan yang berlebihan kedalam villi,

proses penekanan, kerusakan pembuluh darah, kematian bayi.

Adanya gangguan dari pertahanan imonologis terhadap trofoblas.

Adanya kelainan sitogenetik. Dimana terdapat sel telur patologik

yang tidak mempunyai kromosom maternal (“empty egg”).

Defisiensi vitamin A.

Dari mola yang sifatnya jinak, dapat tumbuh tumor trofoblas yang bersifat

ganas. Tumor ini kadang masih mengandung villus di samping trofoblas

yang berproliferasi, dapat mengadakan invasi lokal yang dinamakan mola

destruens (invasive mole, penyakit ganas trofoblas villosum). Selain itu

Kepanitraan Klinik Ilmu Kebidanan dan KandunganFakultas Kedokteran Universitas Pelita HarapanSiloam Hospital Lippo KarawaciPeriode 9 Januari 2012 - 17 Maret 2012

13

Page 14: Mola Hidatidosa.doc

Laporan Kasus Ilmu Kebidanan & Kandungan Mola Hidatidosa

terdapat pula tumor trofoblas yang hanya terdiri dari sel-sel trofoblas tanpa

stroma, yang umumnya tidak hanya berinvasi di otot uterus tetapi menyebar

ke organ lain, disebut dengan koriokarsinoma (penyakit ganas trofoblas non

villosum).

Mola hidatidosa ada yang berhubungan dengan kehamilan, dan ada

yang tidak ada hubungannya dengan kehamilan. Mola hidatidosa terbagi

menjadi:

1. Mola hidatidosa komplit (klasik), merupakan hasil pembuahan yang

tidak normal, tidak terdapatnya mudigah (embrio) ataupun janin

(fetus), maupun tali pusat, dan selaput amnion.

2. Mola hidatidosa inkomplit (parsial), terdapat mudigah atau janin baik

hidup ataupun mati, tali pusat dan selaput amnion.

Mola Hidatidosa Komplit

Villi chorialis diubah menjadi massa gelembung-gelembung bening dengan

ukuran yang berbeda-beda dan biasanya bergantung dalam kelompok dengan

tangkai yang halus.

Secara histologik, mola jenis ini mempunyai gambaran :

Degenerasi hidropik dan pembengkakan stroma villi.

Tidak terdapat pembuluh darah di dalam villi yang bengkak.

Proliferasi sel epitel trofoblast dengan derajat yang beragam

Tidak terdapat janin dan amnion.

Gambaran secara sitogenetik :

Kromosom 46 XX, asal paternal

Kepanitraan Klinik Ilmu Kebidanan dan KandunganFakultas Kedokteran Universitas Pelita HarapanSiloam Hospital Lippo KarawaciPeriode 9 Januari 2012 - 17 Maret 2012

14

Page 15: Mola Hidatidosa.doc

Laporan Kasus Ilmu Kebidanan & Kandungan Mola Hidatidosa

Khas : kromosom telah dibuahi oleh spermatozoa haploid, yang kemudian

mengadakan duplikasi kromosomnya sendiri. Kromosom asli yang berasal

dari ovum, tidak ada atau tidak aktif.

Kromosom 46 XY

Kromosom 45 X

Gambaran klinis :

Perdarahan pervaginam

Pembesaran uterus lebih dari usia kehamilan

Preeklamsia (27 %)

Hiperemesis gravidarum

Hipertiroid (7 %)

Distres pernapasan karena emboli trofoblas (2 %)

Kista teka lutein ( > 6 cm)

Mola komplit dapat timbul bersamaan dengan fetus normal pada

placenta yang lain.

Mola komplit potensial ke invasi lokal dan diseminasi dan mengalami

perubahan menjadi ganas. Setelah evakuasi mola, invasi lokal terjadi 15 %

dan metastase 4 %. Pasien dengan resiko tinggi kemungkinan invasi lokal 31

% dan metastase 8,8 %, sedangkan resiko rendah kemungkinan invasi lokal

3,4 % dan metastase 0,6 %.

Pasien dengan resiko tinggi, bila ditemukan :

Beta-hCG > 100.000 mIU/ml.

Pembesaran rahim berlebihan.

Kista lutein > 6 cm

Kepanitraan Klinik Ilmu Kebidanan dan KandunganFakultas Kedokteran Universitas Pelita HarapanSiloam Hospital Lippo KarawaciPeriode 9 Januari 2012 - 17 Maret 2012

15

Page 16: Mola Hidatidosa.doc

Laporan Kasus Ilmu Kebidanan & Kandungan Mola Hidatidosa

Mola Hidatidosa Inkomplit

Bila perubahan mola hanya fokal, dan tidak berlanjut, dan terdapat janin atau

kantung amnion.

Gambaran secara patologi :

Pada vili koriales terdapat variasi ukuran pembesaran fokal, kavitasi,

dan hiperplasia trofoblas.

Vili tampak berkerut-kerut.

Jarang didapat villi yang mengandung pembuluh darah yang lain

yang berperan dalam sirkulasi feto-lasental.

Masuknya stroma trofoblas menonjol

Terdapat fetus atau setidaknya kantung amnion

Gambaran secara sitogenik:

Triploid (90 %), dengan satu komplemen haploid maternal dan dua

komplemen haploid paternal.

Gambaran klinis :

Tidak menunjukkan gejala klinis dramatis.

Secara umum seperti ‘missed abortion’ atau abortus inkomplit.

Diagnosis ditegakkan melalui patologi anatomi.

MANIFESTASI KLINIS

Amenorea dan tanda-tanda kehamilan.

Perdarahan pervaginam berulang. Darah cenderung berwarna coklat.

Pada kejadian lanjut kadang keluar gelembung mola.

Pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.

Nyeri perut bawah.

Kepanitraan Klinik Ilmu Kebidanan dan KandunganFakultas Kedokteran Universitas Pelita HarapanSiloam Hospital Lippo KarawaciPeriode 9 Januari 2012 - 17 Maret 2012

16

Page 17: Mola Hidatidosa.doc

Laporan Kasus Ilmu Kebidanan & Kandungan Mola Hidatidosa

Tidak terabanya bagian janin pada palpasi dan tidak terdengarnya

denyut jantung janin (DJJ) sekalipun uterus sudah membesar setinggi

pusar atau lebih.

Preeklampsia atau eklampsia yang terjadi sebelum kehamilan 24

minggu.

Gestosis/Toksemia / Pregnancy Induced Hypertension / Toxaemia

Like Syndrome.

Kelainan Kelenjar Tiroid.

PEMERIKSAAN FISIK

Palpasi abdomen teraba uterus membesar,tidak teraba bagian

janin,gerakan janin, ballotement juga tidak ada.

Tidak terdengar DJJ.

Pemeriksaan dalam vagina uterus membesar, bagian bawah uterus

lembut dan tipis, serviks terbuka dapat diketemukan gelembung MH,

perdarahan, sering disertai adanya Kista Teka Lutein Ovarium

(KTLO).

Pemeriksaan dengan sonde uterus (Acosta Sison), MH hanya ada

gelembung-gelembung yang lunak tanpa kulit ketuban  sonde uterus

mudah masuk sampai 10 cm tanpa adanya tahanan.

Pungsi melalui dinding perut / omniosentesis / guiffredas test /

aspirasi test.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Radiologi

Foto polos abdomen MH tidak tampak kerangka janin. Dilakukan

setelah umur kehamilan 16 minggu.

Kepanitraan Klinik Ilmu Kebidanan dan KandunganFakultas Kedokteran Universitas Pelita HarapanSiloam Hospital Lippo KarawaciPeriode 9 Januari 2012 - 17 Maret 2012

17

Page 18: Mola Hidatidosa.doc

Laporan Kasus Ilmu Kebidanan & Kandungan Mola Hidatidosa

Amniografi/histerografi  cairan kontras transabdominal /

transkutaneus / transervikal kedalam rongga uterus, akan

menghasilkan amniogram atau histerogram yang khas pada kasus

MH, yang disebut sebagai sarang tawon/typical honeycomb

pattern/honeycomb.

Typical Molar Pattern/Classic Echogram Pattern, pola gema yang

difus, gambaran badai salju/kepingan salju/snowstorm.

Atypical molar pattern/atypical echogram pattern, adanya perdarahan

diantara jaringan mola.

Pada USG, janin, MH komplit tidak didapatkan janin, MH inkomplit

didapatkan plasenta yang besar dan luas, kantong amnion kosong

atau terisi janin. Janin masih hidup dengan gangguan pertumbuhan &

kelainan kongenital, atau sudah mati. Kista Teka Lutein Ovarium

(KTLO), biasanya besar, multilokuler, dan sering bilateral.

Pemeriksaan laboratorium

HCG (Human Chorionic Gonadotropin), kadar HCG yang tetap

tinggi & naik cepat setelah hari ke 100 (dihitung sejak gestasi / hari

pertama haid terakhir ).

Pemeriksaan sitogenik

Pada MH komplit ( 92- 96% ) konstitusi kromosomnya mempunyai

kariotipe diploid (46 XX).

Pada MH inkomplit kebanyakan kromosomnya triploid (69 XXY)

dan beberapa kasus 92 XXY.

Kepanitraan Klinik Ilmu Kebidanan dan KandunganFakultas Kedokteran Universitas Pelita HarapanSiloam Hospital Lippo KarawaciPeriode 9 Januari 2012 - 17 Maret 2012

18

Page 19: Mola Hidatidosa.doc

Laporan Kasus Ilmu Kebidanan & Kandungan Mola Hidatidosa

Patologi anatomi

Makroskopis. Gambaran khas MH berupa kista / gelembung dengan

berbagai macam ukuran, dindingnya tipis, kenyal, berwarna putih

jernih, berisi cairan. Tangkai melekat pada endometrium. Bila

tangkainya terlepas akan terjadi perdarahan.

Mikroskopis. Stroma villi mengalami degenerasi hidropik, yang

tampak sebagai kista, proliferasi trofoblast (baik sel Langhans /

sitotrofoblast maupun sinsisiotrofoblast), sehingga terbentuk

beberapa lapisan, tidak ada atau berkurangnya pembuluh darah pada

villi.

KLASIFIKASI

Klasifikasi berdasarkan histopatologi

Mola hidatidosa

Korikarsinoma villosum

Korikarsinoma non villosum

Klasifikasi WHO

Molahidatidosa (komplet dan parsial)

Mola Invasif

Koriokarsinoma

Plasental site tropoblastic tumor

Trophoblastic tumor, Miscellaneuous (Exaggerated placentalsite, placsite

nodule or plaque)

Unclasified trophoblastic lesion

Kepanitraan Klinik Ilmu Kebidanan dan KandunganFakultas Kedokteran Universitas Pelita HarapanSiloam Hospital Lippo KarawaciPeriode 9 Januari 2012 - 17 Maret 2012

19

Page 20: Mola Hidatidosa.doc

Laporan Kasus Ilmu Kebidanan & Kandungan Mola Hidatidosa

Klasifikasi berdasarkan manifestasi klinis

Stage I : Tumor terbatas pada Uterus

Stage II : Tumor meluas keorgan genital lainnya

Stage III : Tumor metastasis ke paru-paru denganatau tanpa perluasan

genital.

Stage IV : Distant metastases ( other than lung ).

DIAGNOSIS

Anamnesis.

Perdarahan pervaginam, gejala kehamilan, gejala toksemia pada trimester I-

II, gejala tirotoksikosis, dan gejala emboli paru.

Pemeriksaan fisik.

Uterus lebih besar dari usia kehamilan, balotemen negatif, denyut jantung

janin negatif.

Pemeriksaan penunjang.

Kadar HCG yang tinggi, tidak didapatkan kehamilan dari hasil pemeriksaan

radiologi, gambaran honeycomb dari pemeriksaan amniografi, gambaran

snow storm dari USG, kelainan kromosom menjadi 46XX atau 69XXY,

gambaran PA makroskopik terdapat gambaran gelembung-gelembung

bening bertangkat yang melekat pada endometrium, dan tampak degeneraasi

hidropik pada gambaran mikroskopik. Pada tes Acosta Sison dapat

dikeluarkan jaringan mola, pada tes Hanifa sonde dapat masuk tanpa tahanan

dan diputar 360o dengan deviasi sonde kurang dari 10o.

Kepanitraan Klinik Ilmu Kebidanan dan KandunganFakultas Kedokteran Universitas Pelita HarapanSiloam Hospital Lippo KarawaciPeriode 9 Januari 2012 - 17 Maret 2012

20

Page 21: Mola Hidatidosa.doc

Laporan Kasus Ilmu Kebidanan & Kandungan Mola Hidatidosa

DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis banding uterus yang ukurannya lebih besar dari pada umur

kehamilan. Hidramnion, kehamilan multipel,dan uterus hamil disertai

adanya mioma uteri.

Diagnosis banding perdarahan uterus dan nyeri perut pada trimester I

atau trimester II kehamilan. Abortus mengancam & abortus

inkomplit.

Diagnosis banding pemeriksaan sonde. Kehamilan biasa sebelum 20

minggu , kematian janin intra uterine (IUFD), solusio plasenta &

missed abortion.

Diagnosis banding pemeriksaan USG. Missed abortion, massa

dirongga panggul, massa plasenta yang besar pada kehamilan ganda,

kematian janin dalam rahim.

PENATALAKSANAAN

Perbaiki keadaan umum.

Keluarkan jaringan mola dengan vakum kuretase dilanjutkan dengan

kuret tajam, lakukan kuretase kedua bila tinggi fundus uteri lebih dari

20 minggu sesudah hari ketujuh.

Untuk memperbaiki kontraksi, sebelumnya berikan uterotonik (20-40

oksitosin dalam 250 cc darah atau 50 unit oksitosin dalam 500 ml

NaCl 0,9%). Bila tidak dapat dilakukan vakum kuretase, dapat

diambil tindakan histerotomi.

Histerektomi perlu dipertimbangkan pada wanita yang telah cukup

umur dan cukup anak. Batasan yang dipakai ialah umur 35 tahun

dengan anak hidup 3.

Kepanitraan Klinik Ilmu Kebidanan dan KandunganFakultas Kedokteran Universitas Pelita HarapanSiloam Hospital Lippo KarawaciPeriode 9 Januari 2012 - 17 Maret 2012

21

Page 22: Mola Hidatidosa.doc

Laporan Kasus Ilmu Kebidanan & Kandungan Mola Hidatidosa

Terapi profilaksis dengan sitostatik metotreksat atau aktinomisin D

pada kasus dengan resiko keganasan tinggi seperti umur tua dan

paritas tinggi.

Pemeriksaan ginekologi, radiologi, dan kadar beta hCG lanjutan

untuk deteksi dini keganasan. Terjadinya proses keganasan bisa

berlangsung antara 7 hari sampai 3 tahun pasca mola, yang paling

banyak dalam 6 bulan pertama. Pemeriksaan kadar beta hCG tiap

minggu sampai kadar menjadi negatif selama 3 minggu lalu tiap

bulan selama 6 bulan. Pemeriksaan foto thoraks tiap bulan sampai

kadar beta hCG negatif.

Kontrasepsi, sebaiknya diberikan preparat progesteron selama 2

tahun.

KOMPLIKASI

Anemia, syok, infeksi, eklampsia, dan tirotoksikosis.

PROGNOSIS

Hampir 20% mola hidatidosa komplet berlanjut menjadi keganasan,

sedangkan mola hidatidosa partial jarang. Mola yang terjadi berulang disertai

tirotoksikosis atau kista lutein memiliki kemungkinan menjadi ganas lebih

tinggi.

Umumnya kematian pada MH disebabkan karena: perdarahan, pre-

eklampsi dan eklampsi, infeksi, perforasi dinding uterus pada waktu

tindakan, emboli paru, krisis tiroid. Risiko jangka panjang yang paling utama

pada penderita pasca MH adalah tetap berlanjutnya aktivitas trofoblast

sebagai koriokarsinoma.

Kepanitraan Klinik Ilmu Kebidanan dan KandunganFakultas Kedokteran Universitas Pelita HarapanSiloam Hospital Lippo KarawaciPeriode 9 Januari 2012 - 17 Maret 2012

22

Page 23: Mola Hidatidosa.doc

Laporan Kasus Ilmu Kebidanan & Kandungan Mola Hidatidosa

DAFTAR PUSTAKA

1. Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani W.I., Setiowulan W.

Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga. Jilid 1. Jakarta. Media

Aesculapius Fakultas Kedokteran UI. 2001: 265-7.

2. Christina B. Gestational Trophoblastic Disease. Dalam Morgan M,

Siddighi S. National Medical Series for Independent Study Obstetrics

and Gynecology fifth ed. United States of America. Lippincot

Williams & Wilkins. 2005: 202-5.

3. Kurman RJ. Blaustein’s Pathology of the Female Genital Tract. 4th

Ed. New York: Springer-Verlag, 1994: 1051.

Kepanitraan Klinik Ilmu Kebidanan dan KandunganFakultas Kedokteran Universitas Pelita HarapanSiloam Hospital Lippo KarawaciPeriode 9 Januari 2012 - 17 Maret 2012

23