[Modul 2_Senin 1_10111072].pdf

download [Modul 2_Senin 1_10111072].pdf

of 17

Transcript of [Modul 2_Senin 1_10111072].pdf

  • 8/11/2019 [Modul 2_Senin 1_10111072].pdf

    1/17

    LAPORAN PRAKTIKUM PETROFISIKA TM-2108

    PERCOBAAN MODUL II

    EMULSI

    Nama : Rina Yuliana

    NIM : 10111072

    Shift : Senin 1

    Tanggal Praktikum : 7 Oktober 2013

    Tanggal Laporan : 14 Oktober 2013

    Dosen : Dr. Ir. Taufan Marhaendrajana

    Asisten : Alfino Harun Lubis 12210013

    Nelly Irmawati 12210047

    LABORATORIUM PETROFISIKA

    PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

    FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN

    INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    2013

  • 8/11/2019 [Modul 2_Senin 1_10111072].pdf

    2/17

    EMULSI

    I. Tujuan

    1.

    Memahami bagaimana dan mengapa emulsi terbentuk.

    2.

    Memahami proses pemecahan emulsi

    II. Teori Dasar

    Emulsi merupakan kombinasi dua jenis cairan yang immiscible (tidak saling larut) pasa

    kondisi normal. Salah satu cairan tersebut akan tersebar atau terdispersi sebagai droplet pada

    cairan lainnya. Fasa terdispersi dianggap sebagai fasa dalam dan medium dispersi sebagai fasa

    luar atau kontinu. Terdapat tiga komponen dalam suatu emulsi oil-water, yaitu air, minyak, dan

    emulsifying agent. Berdasarkan ukuran partikelnya, terdapat 2 jenis emulsi. Pertama, mikro

    emulsi dengan ukuran partikel 0.0001 0.1 m. Secara fifik, bila emulsi kelihatan jernih dan

    tembus pandang artinya ukuran partikel fasa terdispersi kurang dari 0.1m. Kedua, makro emulsi

    dengan ukuran partikel 0.1 50 m.. Dan bila emulsi tersebut terlihat buram (tidak jernih),

    artinya ukuran partikrl dari fasa tedispersi kira-kira 7 m.. Selain itu, terdapat 3 jenis emulsi

    minyak air, yaitu emulsi minyak dalam air o.w (emulsi yang terbuat dari air dan minyak dengan

    jumlah air lebih banyak dari minyak, sehingga membentuk emulsi minyak di dalam air), serta

    emulsi multistage emulsion (air dalam minyak dalam air).

    Sesuai dengan definisi emulsi, maka terbentuknya emulsi disebabkan oleh 3 faktor, yaitu :

    terdapat dua cairan yang tidak saling melarutkan (immiscible), terjadinya proses pengadukan

    (agitasi), dan adanya emulsifying agent. Untuk dapat terbentuknya emulsi pada minyak harus

    terjadi proses pengadukan, misalnya gelembung gas bergerak melewati campuran minyak-air atau

    akibat campuran air-minyak melewati celah kecil dengan kecepatan relatif tinggi. Pembentukan

    emulsi pada umumnya terjadi dari beberapa tingkat pada waktu produksi. Sumber proses agitasi

    yang cukup untuk dapat membentuk emulsi, diantaranya terjadi pada waktu minyak atau air

    masuk kedalam sumur (minyak dan air mengalir dari formasi melewati lubang perforasi),

    pengangkatan buatan yaitu dengan pompa maupun gaslift, aliran fliuda pada tubing, flowline,

    valve, dan jepitan yang dapat menimbulkan turbulensi aliran yang akan memecahkan partikel

    minyak sehingga potensial untuk terbentuk emulsi, dan penurunan tekanan dan temperatur fluida

    produksi.

    Emulsifying agent (emulsifier) merupakan zat aktif permukaan (surfactant) yang memperkecil

    tegangan antar muka air dan minyak. Emulsifying agent tersusun atas kelompok polar disebut

  • 8/11/2019 [Modul 2_Senin 1_10111072].pdf

    3/17

    hydrophilic(suka air) dan kelompok non polardisebut hydrophobic(takut air).Emulsifying agent

    yang umum ditemukan dalam emulsi minyak bumi adalah asphalt, material resin, naphtenikdan

    asam-asam organicyang terlarut dan tersebar di dalam minyak.

    Tiga proses yang berlangsung dari proses emulsifying agent adalah mempekecil tegangan

    antar muka partikel, membentuk lapisan penghalang (film), yang mencegah penggabungan antar

    butiran air, serta mensuspensi butiran air.

    Pada emulsi air dalam minyak, zat pengemulsi ini hadir dari fasa minyak dan bergerak ke

    bidang antar muka, sehingga terakumulasi disekitar permukaan minyak air. Emulsifying agent ini

    selanjutnya akan berperan sebagai penghalang (buffer) yang menurunkan gaya tarik menarik

    antara partikel air dan minyak sehingga menurunkan luas permukaan antar butiran dan akibatnya

    akan mampu menurunkan tegangan permukaan. Tidak semua jenis emulsifying agent mempunyai

    kemampuan untuk menurunkan tegangan antar permukaan antar partikel, membentuk lapisan

    penghalang serta mensuspensi butiran air dalam pembentukan emulsi. Kadang-kadang

    emulsifying agentini hanya mampu bekerja dengan salah satu dari ketiga prinsip diatas, sehingga

    jenis demulsifiermenjadi penentuan terhadap kestabilan emulsi.

    Kestabilan atau ketahanan emulsi untuk pecah tergantung pada 4 faktor, yaitu:

    Viskositas

    Viskositas dari cairan berhubungan dengan ketahanan untuk mengalir. Bila minyak

    mempunyai viskositas yang tinggi, maka butir-butir akan memerlukan waktu yang lebih lama

    untuk bergabung dan mengendap dibandingkan pada minyak dengan viskositas yang rendah(butiran air relatif sulit bergerak dengan cepat dalam minyak yang relatif kental).

    Kecepatan jatuh dari butiran air dalam minyak dapat dihitung dengan persamaan Stokes :

    Vt =.()

    Dimana Vt kecepatan jatuh butiran (cm/detik), dm diameter droplet (m), SG specific gravity,

    viskositas fasa kontinu (cp).

    Specific Gravity

    Minyak berat mempunyai API yang rendah, minyak jenis ini cenderung untuk menahanbutiran air berada dalam suspensi untuk waktu yang relatif lama dibandingkan dengan

    minyak yang memiliki API yang tinggi. Perbedaan spesifik gravitasi yang besar antara

    minyak dan air akan menyebabkan pengendapan yang relatif cepat dan emulsi mudah

    dipecahkan

    Kandungan Air

  • 8/11/2019 [Modul 2_Senin 1_10111072].pdf

    4/17

    Bila dalam emulsi water-in-oilkandungan air bertambah, maka diperlukan agitasi yang lebih

    intensif supaya pengemulsian air dapat terjadi dengan sempurna. Emulsi dengan kandungan

    air yang tinggi tentunya mempunyai jumlah butir-butir air per unit volume yang tinggi pula,

    sehingga cenderung untuk lebih mudah membentuk butir-butir air yang lebih besar dan emulsi

    akan pecah. Emulsi jenis water-in-oil dengan kandungan air yang besar cenderung untuk

    menjadi tidak stabil.

    Umur Emulsi

    Emulsi pada dasarnya berada pada kondisi yang tidak stabil, bila emulsi water in oil

    dimasukan dalam tangki dan tidak dilakukan treatment, maka sejumlah butiran air akan

    bergabung dan memisahkan diri akibat gaya gravitasi. Bila dilakukan treatment terhadap

    emulsi tersebut, maka proses pemecahan emulsi akan lebih sempurna dan tinggal sedikit

    kandungan air yang tertinggal dalam minyak.

    Demulsifikasi adalah proses pemecahan emulsi minyak. Prinsip dari proses demulsifikasi atau

    pemecahan emulsi adalah penggabungan dari butiran-butiran yang tersebar (fasa terdispersi) dan

    pemecahan film antar permukaan yang menyelimuti butiran-butiran.Pemecahan emulsi dapat

    dikategorikan dalam 5 (lima) metode, yaitu metode gravitasi, metode pemanasan, metode listrik,

    metode kimiawi, dam metode tenaga putaran (sentrifugasi).

    III. Alat dan Bahan

    Alat yang digunakan dalam percobaan adalah sebagai berikut:1. Gelas kimia 250 cc 3 buah 7. Pipet tetes

    2. Gelas ukur 100 cc 4 buah

    3. Mixer

    4. Pemanas celup

    5. Stopwatch

    6. Toples

    Bahan yang digunakan dalam percobaan adalah sebagai berikut:

    1.

    Air

    2. Air formasi

    3. Crude oil

    4. Demulsifier

    IV. Tabulasi Data

  • 8/11/2019 [Modul 2_Senin 1_10111072].pdf

    5/17

    Berikut data hasil percobaan pengaruh agitasi terhadap kestabilan emulsi dengan putaran 260

    RPM

    t (menit) Volume air (ml) t (menit) Volume air (ml)

    2 39 22 40

    4 39 24 40

    6 40 26 408 40 28 40

    10 40 30 40

    12 40 32 40

    14 40 34 40

    16 40 36 40

    18 40 68 40

    20 40 40 40

    Berikut data hasil percobaan pengaruh agitasi terhadap kestabilan emulsi dengan putaran 500

    RPM

    t (menit) Volume air (ml) t (menit) Volume air (ml)

    2 25.0 22 31.5

    4 29.0 24 31.5

    6 30.0 26 31.5

    8 31.0 28 31.5

    10 31.0 30 31.5

    12 31.0 32 31.5

    14 31.5 34 31.5

    16 31.5 36 31.5

    18 31.5 68 31.5

    20 31.5 40 31.5

    Berikut data hasil percobaan pengaruh agitasi terhadap kestabilan emulsi dengan putaran 800

    RPM

    t (menit) Volume air (ml) t (menit) Volume air (ml)

    2 05.0 22 22.1

    4 07.0 24 22.3

    6 17.0 26 22.4

    8 18.5 28 23.0

    10 19.5 30 23.0

    12 20.0 32 23.2

    14 21.0 34 23.8

    16 21.3 36 24.0

    18 21.3 68 24.0

    20 22.0 40 24.0

  • 8/11/2019 [Modul 2_Senin 1_10111072].pdf

    6/17

    Berikut data hasil percobaan pemecahan emulsi dengan cara kimia

    t (menit)Volume air

    (ml)t (menit)

    Volume air

    (ml)t (menit)

    Volume air

    (ml)t (menit)

    Volume air

    (ml)

    00.5 05.0 10.5 38.5 20.5 39.3 30.5 39.3

    01.0 09.0 11.0 38.5 21.0 39.3 31.0 39.301.5 18.0 11.5 38.5 21.5 39.3 31.5 39.3

    02.0 27.0 12.0 39.0 22.0 39.3 32.0 39.3

    02.5 28.0 12.5 39.0 22.5 39.3 32.5 39.3

    03.0 30.0 13.0 39.0 23.0 39.3 33.0 39.3

    03.5 31.0 13.5 39.0 23.5 39.3 33.5 39.3

    04.0 34.0 14.0 39.0 24.0 39.3 34.0 39.3

    04.5 35.0 14.5 39.0 24.5 39.3 34.5 39.3

    05.0 37.0 15.0 39.0 25.0 39.3 35.0 39.3

    05.5 37.0 15.5 39.0 25.5 39.3 35.5 39.3

    06.0 37.0 16.0 39.0 26.0 39.3 36.0 39.306.5 37.0 16.5 39.0 26.5 39.3 36.5 39.3

    07.0 37.0 17.0 39.0 27.0 39.3 37.0 39.3

    07.5 38.0 17.5 39.0 27.5 39.3 37.5 39.3

    08.0 38.5 18.0 39.3 28.0 39.3 38.0 39.3

    08.5 38.5 18.5 39.3 28.5 39.3 38.5 39.3

    09.0 38.5 19.0 39.3 29.0 39.3 39.0 39.3

    09.5 38.5 19.5 39.3 29.5 39.3 39.5 39.3

    10.0 38.5 20.0 39.3 30.0 39.3 40.0 39.3

    Berikut data hasil percobaan pemecahan emulsi dengan cara pemanasan

    t (menit) Volume air (ml)

    3 0

    6 0

    9 17

    12 32

    15 37

    18 38

    21 39

    24 3927 40

    30 40

    33 40

    36 40

    39 40

    42 40

  • 8/11/2019 [Modul 2_Senin 1_10111072].pdf

    7/17

    V. Pengolahan Data

    Dari data percobaan, dapat dibuat grafik untuk setiap percobaan sehingga perbandingan waktu

    terhadap volume kumulatif air dapat teramati. Berikut adalah grafik kombinasi dari kelima

    percobaan yang telah dilakukan dengan sumbu x menyatakan waktu dalam menit dan sumbu y

    menyatakan volume kumulatif air dalam satuan ml :

    Untuk metode gravity settling dengan agitasi 260 RPM:

    Volume total = 100 ml

    Volume kumulatif air pada menit ke 40 = 40 ml

    Untuk metode gravity settling dengan agitasi 500 RPM:

    Volume total = 100 ml

    Volume kumulatif air pada menit ke 40 = 31.5 ml

    Untuk metode gravity settling dengan agitasi 800 RPM:

    Volume total = 100 ml

    Volume kumulatif air pada menit ke 40 = 24 ml

    Untuk metode dengan menggunakan demulsifier

    Volume total = 100 ml

    Volume kumulatif air pada menit ke 20 = 39.3 ml

    Untuk metode pemanasan

    Volume total = 100 ml

    Volume kumulatif air pada menit ke 40 = 40 ml

    -5

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    40

    45

    0 20 40 60 80

    V

    kumulatif(ml)

    t (menit)

    t vs Vkumulatif

    gravity settling 250 RPM

    gravity settling 500 RPM

    gravity settling 800 RPM

    dengan demulsifier

    dengan pemanasan

  • 8/11/2019 [Modul 2_Senin 1_10111072].pdf

    8/17

    VI. Analisis dan Pembahasan

    Dalam percobaan kali ini akan dijelaskan tentang bagaimana dan mengapa emulsi dapat

    terbentuk serta proses pemecahan emulsi dengan beberapa metode. Prinsip dari percobaan ini

    adalah pengaruh agitasi dengan berbagai kecepatan putaran terhadap kestabilan emulsi serta

    pemecahan emulsi dengan metode gravity settling, metode demulsifier (kimiawi), dan metode

    pemanasan.

    Terdapat 3 macam variasi kecepatan pengadukan dalam percobaan kali ini, yaitu 260 RPM,

    500 RPM, dan 800 RPM. Tujuan dari agitasi atau pengadukan ini adalah supaya emulsi dapat

    terbentuk. Untuk metode gravity settling, variasi kecepatan pengadukan yang dipakai adalah

    ketiganya. gravity settling (pengendapan secara gravitasi) adalah metode yang paling tua, mudah

    dan banyak digunakan dalam pemecahan emulsi minyak. Langkah pertama yang harus dilakukan

    adalah menyiapkan minyak mentah bebas air 60 ml (minyak ini merupakan minyak murni yang

    belum terkontaminasi), serta air formasi sebanyak 40 ml. Minyak mentah tersebut diaduk dengan

    menggunakan mixer, dan ketika proses pengadukan sedang berlangsung tambahkan air formasi.

    Alasan digunakannya air formasi dalam proses pembentukan emulsi ini adalah karena di lapangan

    (di reservoir) yang akan kita jumpai adalah air formasi buka aquades ataupun air biasa yang

    sering kita gunakan. Pengadukan ini dilakukan selama 3 menit pada setiap kecepatan putar (260,

    500, dan 800 RPM). Minyak mentah yang sudah diagitasi dan ditambahkan air formasi

    didalamnya kemudian dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 cc. Amati proses pemisahan

    minyak-air setiap 2 menit selama 40-60 menit. Dan catat waktu vs volume air kumulatif.

    Pengendapan secara gravitasi menjadikan emulsi tidak stabil, sehingga mudah pecah dan butiran

    fasa terdispersi akan tergabung membentuk ukuran butiran yang lebih besar dengan gaya gravitasi

    mendukung proses pemisahan. Pemanfaatan efek gravitasi akan dapat membantu pemisahan

    butiran air yang telah menyatu pada suatu selang waktu pengendapan. Sesuai dengan namanya,

    gravity settling ini menjadikan cairan yang memiliki densitas lebih besar akan berada diposisi

    bawah pada waktu pemisahan. Namun demikian, gaya gravitasi ini tidak dapat bekerja

    sepenuhnya karena adanaya gaya penahan (drag force) yang disebabkan oleh gerakan kebawah

    partikel air melalui fasa minyak. Dari data hasil percobaan yang telah diperoleh, semakin besar

    kecepatan putar saat agitasi, maka proses pemisahannya akan semakin lambat. Perhatikan bahwa

    cairan yang diagitasi dengan kecepatan putar 260 RPM, emulsi lebih cepat memisah dari pada

    cairan yang diagitasi dengan kecepatan putar 500 RPM. Serta cairan yang diagitasi dengan

    kecepatan putar 500 RPM, emulsinya akan lebih cepat memisah dari pada cairan yang diagitasi

    dengan kecepatan putar 800 RPM. Hal ini disebabkan pada kecepatan putar 800 RPM, ukuran

  • 8/11/2019 [Modul 2_Senin 1_10111072].pdf

    9/17

    droplet air menjadi sangat kecil dan tersebar merata di dalam minyak. Dan emulsi yang terbentuk

    ini dapat dikatakan stabil. Akibatnya, waktu yang dibutuhkan butir-butir air yang terdispersi di

    dalam minyak ini untuk bergabung akan menjadi cukup lama. Jadi, semakin besar agitasi akan

    semakin lama pula emulsi memecah, atau dengan kata lain emulsi akan semakin stabil, karena

    dengan agitasi yang kuat, maka akan terbentuk droplet yang lebih kecil ukurannya, sehingga

    memperlama terjadinya flokulasi dan coalesense .

    Untuk pemisahan emulsi dengan cara kimia (penambahan demulsifier), langkah pertama yang

    harus dilakukan adalah mengulangi prosedur sebelumya sampai terbentuk emulsi (kecepatan

    putar yang digunakan saat agitasi adalah 800 RPM). Setelah itu, diamkan cairan selama 1 menit,

    dan tambahkan demulsifier sebanyak 30 tetes dengan pipet tetes. Setelah satu menit, sistem

    emulsi diaduk kembali pada 800 RPM selama 30 menit. Lalu, cairan dimasukkan ke dalam gelas

    ukur, dan proses pemisahan diamati setiap setengah menit selama 20-40 menit. Jika diperhatikan,

    grafik hasil percobaan memperlihatkan bahwa pemisahan emulsi dengan demusifier ini relatif

    lebih cepat dibandingkan dengan metode gravity settling. Hal ini disebabkan oleh demulsifier

    (surfaktan yang mengakibatkan flocculation, coalescence dan solid wetting) bereaksi dengan

    cepat saat dimasukkan dalam sistem emulsi. Namun, surfaktan ini tentu saja membutuhkan waktu

    untuk berekasi dengan emulsi yang ingin dipisahkan. Demulsifier ini mengakibatkan pecahnya

    lapisan penghalang antar butir-butir air. Sehingga droplet-droplet air akan lebih cepat untuk

    menyatu dan pemisahan emulsi dapat berlangsung dengan cukup cepat. Dapat dilihat bahwa

    volume air kumulatif pada metode ini mulai stabil di menit ke 19, dan metode gravity settling

    menunjukkan volume air kumulatif yang stabil di menit ke 40. Dan metode pemanasan

    menunjukkan volume air kumulatif air yang stabil di menit ke 33. Meskipun, metode pemanasan

    baru stabil di menit ke 33, namun di menit ke 40, metode pemanasan menunjukkan volume air

    kumulatif 40 ml, sedangkan untuk cara kimia masih menunjukkan volume air kumulatif air 39.3

    ml. Jadi, pemisahan emulsi dengan cara kimia tidak lebih cepat dari pemisahan emulsi dengan

    metode pemanasan.

    Untuk pemisahan emulsi dengan metode pemanasan, langkah awal yang harus dilakukan

    adalah membuat emulsi yang langkahnya sama seperti yang telah dilakukan sebelumnya

    (kecepatan putar agitasi 800 RPM). Selanjutnya, emulsi dimasukkan ke dalam gelas ukur.

    Tuangkan air biasa ke dalam toples. Air dalam toples dipanaskan dengan pemanas celup. Lalu

    gelas ukur yang berisi emulsi dimasukkan ke dalam toples tersebut. Dan amati waktu vs volume

    air kumulatif setiap 3 menit selama 40-60 menit. Panas air tetap dijaga selama percobaan masih

    berrlangsung. Air yang digunakan dalam percobaan ini bukanlah aquades karena harga aquades

  • 8/11/2019 [Modul 2_Senin 1_10111072].pdf

    10/17

    yang cukup mahal dan persediaannya terbatas. Pertimbangan digunakannya air biasa dalam

    proses pemanasan adalah konduktivitas air biasa yang masih cukup tinggi, sehingga jika dialirkan

    listrik di dalamnya, dapat menghantarkan panas ke gelas ukur yang berisi emulsi. Dalam grafik

    hasil percobaan, pemecahan emulsi dengan cara pemanasan ini memberikan hasil pemisahan

    paling cepat dibanding metode gravity settling dan metode demulsifier (jika pembentukan emulsi

    dibuat sama, yaitu agitasi dengan kecepatan putar 800 RPM). Hal ini dikarenakan pada

    temperature yang tinggi jarak antar partikel relatif jauh, dan selain itu gaya tarik menarik antar

    molekul menjadi menurun. Oleh karenanya, viskositas cairan menjadi menurun, dan akibatnya

    pemisahan emulsi menjadi cukup cepat. Temperatur tinggi mengakibatkan energy kinetic partikel

    serta laju reaksi suatu partikel menjadi meningkat. Sehingga kemungkinan terjadinya tabrakan

    antar butiran air menjadi cukup besar. Akibatnya, penggabungan butiran-butiran air menjadi lebih

    mudah. Selain itu, pemanasan juga dapat meningkatkan beda densitas suatu sistem. Jadi,

    pemisahan emulsi akan menjadi mudah. Jika diperhatikan, setelah melewati menit ke 9,

    pemisahan emulsi menjadi sangat cepat. Pada grafik kombinasi, grafik untuk metode pemanasan

    ini naik dengan sangat tajam, setelah menit ke-9. Dan mulai stabil di menit ke 30. Jadi, metode

    pemanasan inilah yang memberikan waktu pemisahan emulsi tercepat.

    Asumsi yang digunakan dalam percobaan ini adalah pengukuran volume untuk sample

    minyak tepat 60 ml, serta pengukuran air formasi tepat 40 ml. Sehingga jika dijumlahkan, volume

    total cairan adalah 100 ml (tidak kurang, dan tidak lebih). Dengan demikian, tidak perlu

    dilakukan normalisasi untuk volume air kumulatif yang terukur pada saat pengolahan data dan

    plot grafik. Alat yang digunakan, seperti gelas ukur diasumsikan bersih dari cairan pada saat

    pengukuran sample minyak maupun air formasi. Pengukuran waktu vs volume air kumulatif

    diasumsikan akurat dan tepat setelah proses agitasi untuk setiap metode.

    Pengetahuan tentang emulsi di dunia perminyakan sangatlah penting untuk dipelajari. Hal ini

    disebabkan peningkatan oil recovery dapat dilakukan dengan membentuk emulsi minyak dalam

    air di reservoir dan jika kita ingin memecah emulsi minyak dalam air di separator, maka kita bisa

    menggunakan cara yang lebih efektif dan efisien sehingga hasil produksi minyak bisa optimal.

    VII. Kesimpulan

    1. Emulsi dapat terbentuk karena adanya dua macam cairan yang immiscible (tidak saling larut)

    serta adanya pengadukan (agitasi). Semakin cepat agitasi, maka emulsi yang terbentuk akan

    semakin stabil.

  • 8/11/2019 [Modul 2_Senin 1_10111072].pdf

    11/17

    2. Jika emulsi dibentuk dengan proses agitasi yang sama (kecepatan putar 800 RPM), maka

    proses pemecahan emulsi tercepat adalah dengan menggunakan metode pemanasan,

    dilanjutkan dengan cara kimia dan metode gravity settling. Volume air kumulatif di menit 40

    untuk metode gravity settling sebesar 24 ml, 39.3 ml untuk metode demulsifier (dengan cara

    kimia), serta 40 ml untuk metode pemanasan.

    VIII.Pustaka

    Mucharam, Leksono, Surface Facilities and Transportation

    IX. Pesan dan Kesan

    Selama praktikum, praktikan memperoleh banyak ilmu pengetahuan tentang emulsi karena

    selama keberjalanan praktikum, asisten juga menjelaskan tentang emulsi. Praktikum kali ini juga

    enjoy dan tidak tegang, karena prosedur dan prosesnya tidak terlalu ribet. Pesan untuk asisten

    tetaplah baik hati serta jangan pernah lelah untuk membagi ilmunya untuk praktikan.

    X. Jawaban Pertanyaan

    1. Jelaskan tentang wettability

    Rock wettability merupakan sifat batuan untuk dapat dibasahi oleh suatu fluida relatif

    terhadap fluida yang lain. Kebasahan ini merupakan hasil interaksi antar bagian padatan

    batuan dan fluida yang mengisi pori-pori. Dalam media berpori termuat dua atau lebih fluida

    yang tidak saling larut (immiscible). Misalnya, untuk reservoir minyak yang pori-porinya

    terisi juga dengan air. Bila air ini mudah membasahi butir-butir batuan (diding pori-pori),

    maka batuan ini dikatakan sebagai water-wet. Sebaliknya, bila minyak mudah membasahi

    batuan itu, maka sifat kebasahan batuan ini adalah oil-wet.

    Gaya kapiler hanya ada jika dua dua fluida yang impressible. Gas tidak membasahi

    batuan bila air dan atau minyak berada bersama-sama gas. Jadi sifat kebasahan batuan

    reservoir gas selalu water-wet. Fluida yang membasahi batuan disebut wetting phase, dan

    fluida yang tidak membasahi batuan disebut non-wetting phase. Dimana gas selalu berada

    dalam kondisi non-wetting phase. Sifat kebasahan dapat mempengaruhi distribusi fluida (air

    dan minyak/gas) dalam pori-pori dan proses displacement, resistivity batuan reservoir, bentuk

    kurva tekanan kapiler, dan bentuk tekanan permeabilitas relatif.

  • 8/11/2019 [Modul 2_Senin 1_10111072].pdf

    12/17

    Gambar 3 memperlihatkan sistem air-minyak yang kontak dengan benda padat, dengan

    sudut kontak sebesar . Umumnya sudut kontak diukur melalui fasa air. Sudut kontak diukur

    antara fluida yang lebih ringan terhadap fluida yang lebih berat, yang berharga 0 - 180 C,

    yaitu antara air dengan padatan, sehingga tegangan adhesi (AT) dapat dinyatakan dengan

    persamaan:

    AT = so sw= wocos wo

    Dimana AT adalah tegangan adhesi, so adalah tegangan permukaan antara padatan dan

    minyak, sw adalah tegangan permukaan antara padatan dengan air, serta wo adalah

    tegangan permukaan antara fluida. Ketika dua fluida yang immiscible (gas-liquid atau liquid-

    liquid) saling kontak (bersentuhan), maka fluida akan terpisah oleh dinding interface.

    Aktivitas permukaan membuat film (penghalang) seperti layer molekul yang merupakan

    tegangan, fungsinya untuk pembebasan energi interface. Jika sudut kontak kurang dari nol,

    artinya air menyebar ke semua permukaan, sehingga sulit untuk diukur. Jika sudut kontaknya

    0 < < 30, artinya bersifat basa air. Dan jika sudut kontaknya 30 < < 65, artinya wickly

    water wet. Dan apabila sudut kontaknya > 65, artinya wickly oil wet. Tegangan adhesi

    positif mengindikasikan bahwa fasa tersebut membasahi permukaan yang padat. Sedangkan

    tegangan adhesi nol mengindikasikan bahwa fasa tersebut memiliki gaya kontak yang sama

    besarnya dengan permukaan solid. Berikut adalah konsep dari wettability:

  • 8/11/2019 [Modul 2_Senin 1_10111072].pdf

    13/17

    Merkuri menyerupai bentuk bola, droplet minyak menyebar menjadi bentuk busur (setengah

    lingkaran), dan air menyebar menutupi permukaan gelas. Wettability sistem fluida batuan

    secara keseluruhan merepresentasikan karakteristik rata-rata keheterogenan sistem wetting

    relatif secara mikroskopik melalui medium pori. Penentuan sifat kebasahan ini sangatlah

    penting karena kebasahan memilki pengaruh dalam penentuan t ingkat produksi minyak, rasio

    produksi air/minyak, saturasi residual oil reservoir yang berada dalam keadaan bebas.

    Metode langsung dalam penentuan sifat kebasahan, yaitu dengan menganalisis sudut kontak

    secara cermat. Metode tidak langsung menggunakan indeks sifat relatif fasa wetting adalah

    metode Amott berdasarkan imbibisi fluida oleh sample batuan dibawah berbagai kondisi,

    serta USBM (U.S. Bureau of Mines) method berdasarkan penentuan lokasi dibawah kurva

    tekanan kapiler yang diperoleh dengan menggunakan sentrifugasi, kombinasi Amott-USBM

    method, dan spontaneous imbibitions method yang didasarkan pada tingkat kecepatan

    imbibisi.

    2. Petroleum System

    Di dalam petroleum system, terdapat komponen-komponen penting yang harus ada sepeti

    source rock, reservoir rock, migrasi, trap (jebakan), serta seal.

  • 8/11/2019 [Modul 2_Senin 1_10111072].pdf

    14/17

    a. Source Rock

    Source rock merupakan endapan sedimen yang mengandung bahan-bahan organic yang

    cukup untuk dapat menghasilkan minyak dan gas bumi ketika endapan tersebut tertimbun

    dan terpanaskan, dan dapat mengeluarkan minyak dan gas bumi tersebut dalam jumlah

    yang ekonomis. Bahan organic yang terkandung disebut karogen. Karogen memiliki 4

    tipe, yaitu

    - Tipe 1, alga dari lingkungan pengendapan lacustrine dan lagoon. Tipe seperti ini dapat

    menghasilkan minyak dengan kualitas baik dan mampu menghasilkan gas.

    - Tipe 2, campuran dari tumbuhan dan mikroorganisme laut. Tipe seperti ini merupakan

    bahan utama minyak dan gas bumi.

    - Tipe 3, tanaman darat dalam endapan dan mengandung batubara. Tipe seperti ini

    umumnya mengahasilkan gas dan sedikit minyak.

    - Tipe 4, bahan bakar tanaman yang teroksidasi. Tipe seperti ini tidak mampu

    menghasilkan minyak dan gas.

    b.

    Reservoir Rock

    Batuan yang mampu menyimpan dan mampu mengalirkan hidrokarbon. Dimana batuan

    tersebut harus memiliki porositas sebagai penyimpanan hidrokarbon dan permeabilitas

    sebagai tempat mengalirnya hidrokarbon. Jenis-jenis reservoir adalah:

    - Siliclastic rock

    - Carbonate rock

  • 8/11/2019 [Modul 2_Senin 1_10111072].pdf

    15/17

    - Igneous Rock (batuan beku)

    - Metamorphic rock

    c. Migrasi

    Proses transportasi minyak dan gas dari batuan sumber menuju reservoir. Dalam

    transportasi hidrokarbon terjadi beberapa proses, yaitu migrasi primer (migrasi di dalam

    sekuen dari source rock), ekspulsion (dari sekuen source rock menuju carrier bed), migrasi

    sekunder (transportasi carrier bed menuju ke trap).

    d. Trap (jebakan)

    Bentuk dari suatu geometri atau facies yang mampu menahan minyak dan gas bumi untuk

    berkumpul dan tidak berpindah lagi. Suatu trap harus terdiri dari batuan reservoir sebagai

    tempat penyimpan hidrokarbon dan suatu set seal (penutup/tudung) sehingga tidak

    dimungkinkan terjadi migrasi lagi. Proses migrasi dan pembentukan trap tidak saling

    berhubungan dan terjasi di waktu yang berbeda. Waktu pembentukan trap sangat penting

    Karena jika trap terbentuk sebelum hidrokarbon bermigrasi maka kemungkinan akan

    ditemukannya akumulasi hidrokarbon di dalam trap. Dan jika sebaliknya, maka

    kemungkinan hidrokarbon telah melewati trap tersebut. Adapun 5 jebakan, yaitu:

    - jebakan structural (pelipatan, pengangkatan, intrusi)

    - jebakan stratigrafi (perubahan facies, perubahan permeabilitas, pinch out)

    -

    jebakan patahan (fault trap)

    - jebakan ketidakselarasan (unconformity trap)

    - jebakan kombinasi

  • 8/11/2019 [Modul 2_Senin 1_10111072].pdf

    16/17

    e. Seal (tudung penutup), yaitu batuan yang memiliki porositas dan permeabilitas kecil.

    3. Pemecahan emulsi dengan metode sentrifugasi

    Sentrifugasi adalah pemisahan dengan menggunakan gaya putaran atau gaya sentrifugal.

    Pada metode ini, semakin besar perbedaan rapat massa dari kedua cairan, maka kedua cairan

    tersebut semakin mudah untuk dipisahkan. Dimana cairan yang lebih berat akan menjauhi

    pusat putaran. Gaya sentrifugal berfungsi ganda, yaitu sebagai perusak sistem emulsi dan

    memisahkan kedua fasa cairnya. Pemisahan sentrifugal ini menggunakan prinsip dimana

    objek diputar secara horizontal pada jarak radial dari titik dimana titik tersebut dikenakan

    gaya. Objek yang diputar secara horizontal dan konstan merubah arah dan percepatan

    walaupun kecepatan rotasi konstan. Peralatan sentrifugasi untuk memisahkan dua fasa cair

    dapat dikelompokkan menjadi dua tipe,yaitu tubular centifuge dan disk bowl centrifuge.

    Emulsi yang akan dipisahkan dimasukkan dalam tabung , kemudian tabung dimasukkan

    kedalam alat sentrifugasi. Selain itu, digunakan tabung lain yang berisi cairan sebagai

    penyeimbang. Di dalam alat sentrifugasi, tabung diputar dengan cepat. Karena adanya daya

    sentrifugal, maka cairan dengan berat jenis lebih besar akan terkumpul di bagian bawah

    tabung sehingga memudahkan untuk dipisahkan dari sistem emulsi.4. Pemecahan emulsi dengan metode elektrostatik

    Prinsip dari metode ini adalah memberikan aliran listrik pada cairan. Alat yang digunakan

    untuk pemisahan emulsi dengan metode elektrostatik ini adalah dehydrator. Dehydrator

    merupakan vessel yang berfungsi untuk memisahkan butiran-butiran air yang masih

    terkandung di dalam minyak. Pemisahan yang terjadi di dalam dehydrator menggunakan kalor

  • 8/11/2019 [Modul 2_Senin 1_10111072].pdf

    17/17

    atau pemanas dan sistem listrik (prinsip elektrostatik). Di dalam vessel terdapat sepasang

    elektroda, yaitu upper electrode dan lower electrode yang berupa kisi-kisi (electrical grids).

    Lower electode dialiri listrik sebesar 23 kV sedangkan upper electrode dihubungkan dengan

    ground. Elektroda tersebut berfungsi untuk membangkitkan medan listrik tegangan tinggi

    yang disuplai dari sebuah transformer pada bagian atas. Ketika melewati medan listrik

    tegangan tinggi, yang dibangkitkan oleh elektroda, titik-titik air dalam minyak akan terinduksi

    menjadi partikel dengan dua kutub yang berlawanan (terpolarisasi). Hal ini akan

    menyebabkan kutub-kutub yang berlawanan akan selalu tarik-menarik, menyebabkan

    partikel-partikel air akan saling bergabung membentuk droplet-droplet air yang lebih besar.

    Demikian seterusnya sampai droplet yang terbentuk cukup besar untuk menyebabkan gaya

    gravitasi dapat menarik jatuh ke bagian dasar vessel.