Skoring Infeksi Dengue Sebagai Prediktor Derajat Keparahan Infeksi Dengue
Modul 1 Penyakit Infeksi Medan 2013 DSA
-
Upload
julianspringsteen -
Category
Documents
-
view
19 -
download
1
description
Transcript of Modul 1 Penyakit Infeksi Medan 2013 DSA
CURICULUM VITAENama : Toto Wisnu Hendrarto, Dr., SpA(K)., DTMHPekerjaan : Staf Medis Fungsionil KK Perinatologi RSAB Harapan KitaPendidikan : Dokter FKUI, 1985 SpA, FKUI, 1994
Konsultan Bidang Neonatologi. 2011 Pendidikan tambahan: Seameo Trop-Med, 1989
Neonatology Fellow, Sophia Children Hospital/ Erasmus University, Rotterdam, 1996. Certificate of Neonatologist, University of Groningen, 2000
Certificate of Trainer Neonatal Technical Supervisory Group, HSP-USAID 2005 Sertifikat trainer vaksinologi Sat Gas Imunisasi PP IDAI 2002
Organisasi : Pengurus Cabang IDAI Jaya, 2012-sekarang Anggota Sat Gas Imunisasi PP IDAI 2002 - sekarang
Anggota KomNas KIPI 2010-sekarang Anggota Indonesian-Technically Advisory Group on Immunization 2010-sekarang Anggota International Pediatric Association-Technically Advisory Group on Immunization 2013
PELATIHANVAKSINOLOGI DASAR
Modul 1
Penyakit dan Infeksi
Untuk Dokter Spesialis Anak
PELATIHANVAKSINOLOGI DASAR
GLOBAL CAUSES OF CHILD DEATHS 2008
• 8.795 juta kematian balita per tahun, global
• 68% karena infeksi (5.970 juta)
• Penyebab utama: pneumonia (18%, 1.575 juta), diare (15%, 1.336 juta)
• 2,5 juta dapat dicegah dengan imunisasi
Black RE et al for the Child Health Epidemiology Reference Group, WHO/UNICEF. Global, regional, and national causes of child mortality in 2008: a systematic analysis. Lancet 2010; 375: 1969–87
PERTIMBANGAN PEMBERIAN IMUNISASI
• Kerentanan bayi/anak tersebut terhadap suatu penyakit
• Kekebalan pada diri anak atau bayi tersebut terhadap suatu penyakit
• Kontra indikasi untuk penyuntikan• Pertimbangan kemungkinan akan
terjadinya komplikasi serius yang dapat terjadi ataupun kematian
• Beban biaya bagi keluarga dan masyarakat
• Manfaat serta keamanan vaksin.
Tuberkulosis (TB)
• 1/3 penduduk dunia terinfeksi
• 0% TB aktif (daya tahan tubuh menurun)
• 8 juta orang di dunia menderita TB dan 2 juta meninggal karena TB.
• HIV 30x TB aktif • Multi drug resistant (MDR)
TB memperberat masalah
TUBERKULOSIS (TB)
BESARAN MASALAH TB 2004
• Secara keseluruhan, 1/3 penduduk dunia saat ini terinfeksi M tuberculosis
• 16 juta terinfeksi TB (termasuk 38%% TB/HIV)• 8,8 juta kasus baru, 80% di 22 negara dengan
kasus TB tertinggi, (3,9 juta berdasarkan uji pewarnaan +)
• 2 juta kematian• 98% dari kematian ini di negara berkembang• Di negara berkembang dewasa-muda; negara
maju: orang tua• Lebih dari 1/4 juta kematian akibat TB/HIV• Multi Drug Resistance TB (MDRTB)terdapat pada
102 dari 109 negara yang disurvei 1994-2003
HEPATITIS B • Penyebab: virus
hepatitis B (HBV)
• HBV ditularkan melalui darah atau cairan tubuh
• Sebagian besar kasus tak dapat diobati
• Setiap tahun sekitar 1-2 juta orang meninggal terkait dengan HBV
• Seluruh dunia diperkirakan melibatkan sekitar 2 trilliun orang
PERJALANAN HEPATITIS B
INFEKSI DEWASA80% ASIMPTOMATIK20% HEPATITIS AKUT1% FULMINAN
95%
5%
INFEKSI ANAK95% ASIMTOMATIK4% HEPATITIS AKUT1% FULMINAN
95%
5%
KARIER KRONIK dan Serosis
Sembuh
Sembuh
KarsinomaHepatoSeluler
0.5% infeksiDewasa
Sampai 40%anak yang terinfeksiLaki > Peremp
POLIOMYELITIS
• Virus Polio masuk kedalam tubuh melalui mulutn dan bereplikasi dalam pharynx, gastrointestinal
• Perjalanan penyakit :– 90-95% kasus ABORTIF
– 5% simtomatik ditandai dengan panas, nyeri telan, mual (umumnya menghilang dalam 1-3 hari)
– Sampai 2% dari penderita virusnya masuk kedalam otak/ sumsum tulang belakang, menyebabkan kelainan neurologis.
– 0.1-2% dari kasus menyebabkan polio paralitik(kelainan yang paling serius)
Virus PolioPenyebab: enterovirus, sangat infeksius
WHO.2012
BESARAN MASALAH POLIO KINI
DIFTERIAPenyebab: Corynebacterium diphtherae• Infeksi saluran napas atas akut, nyeri,
tenggorok, selaput abu2 mudah berdarah demam, ulkus di kulit.
• KLB DIPHTERI PER TAHUN, JAWA TIMUR 2000 s/d
2008(Juli)
PERJALANAN PENYAKIT DIFTERIA Tertular penyakit
Gejala awal● Gelisah● Aktifitas menurun● Bintik eksudat di pharynx
Gejala akut● Membran tebal berwarna abu-abu di pharynx● Pembengkaan dan pengerasan kelenjar limfe di leher● Peradangan dan pembengkaan jaringan lunak di
sekitar pharynx nampak sebagai “bull-neck”● Nadi cepat
Membran menghilang, gejala infeksi akut mereda
Penyembuhan
Hari-bulan
masa inkubasi 1-5 hari
2–3 hari
7 hari
Komplikasi
Kematian pada 3,5–12% kasus
TETANUS
• Tidak mudah meluas (Non-communicable)
• Penyebab: Clostridium tetani
• Sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan
• Kondisi khusus: kejang khusus
• 1 juta kasus/tahun
• Mortalitas dinegara sedang berkembang sangat tinggi (termasuk 10 penyebab kematian tertinggi)
Clostridium tetani
PERJALANAN PENYAKIT TETANUS Tertular penyakit
Gejala awal● Kelemahan umum● Sakit leher● Kekakuan (kejang) otot● Neonatus sering menangis dan tidak mau mengisap
Kejang otot meningkat dan melibatkan● Flexi sendi siku dan pergelangan tangan● Extensi kaki
Gejala sisa kelemahan dan kekakuan
Penyembuhan
● Kematian pada bentuk ringan dan sedang 10%● Pada dewasa yang berat kematian:> 50%● Pada neonatus yang berat kematian: > 90%
1–2 bulan
Masa inkubasi (pada umumnya <14 hari)
Masa onset (1–4 har)
1–2 minggu
Kematian
PERTUSIS • Sangat menular, melalui
saluran napas
• Penyebab Bordetella pertussis
• Penularan melalui kontak penderita yang batuk
• Angka kesakitan meningkat pada bayi yang belum mendapatkan vaksinasi
• Penyebab kesakitan dan kematian yang cukup berarti di negara berkembang
Bordetella pertussis
EPIDEMIOLOGI PERTUSIS
• 40 juta kasus/tahun
• 360,000 kematian/tahun
• Th 1970 terdapat peningkatan angka kesakitan karena penurunan cakupan
• Anak remaja dan dewasa sering menjadi reservoir bagi bayi muda
PERLUNYA PROTEKSI TERHADAP BAYI RENTAN
Penelitian CDC, AS: – 774 kasus bayi di 4 negara bagian dari tahun 1999-2002 – Wawancara orang tua dari 616 kasus bayi, dapat diidentifikasi 264 sumber
penularan
Bisgard et al. PIDJ, 2004
Sumber Data Surveilans tahun 2004
KASUS PERTUSIS DILAPORKAN 2004
CAMPAK
• Gejala prodomal: panas, conjunctivitis, koriza, batuk, dan Koplik spots.
• Hari ke 3-7: bercak makulopapular, berawal di daerah muka
• Komplikasi: diarrhea; otitis media dan pneumonia (5%-10%); encephalitis (1 per 1000 kasus), nephritis, myocarditis
• Pada bayi dan anak lebih berat; Balita: Kematian krn komplikasi terutama Pneumonia
• Anak besar: Kejadian SSPE (Subacute Sclerosing Pan Encephalitis)
ELIMINASI CAMPAK, KONTROL RUBELA
RUBELLA• Disebabkan oleh virus
rubella• Pertama kali dikenal
abad 18, varian campak.
• Pada anak ringan, pada dewasa:– Artralgia/artritis 70%– Purpura 1/3000 kasus– Ensefalitis 1/6000 kasus
SINDROM RUBELLA KONGENITAL
• Ganggguan pendengaran
• Katarak• Kelainan Jantung• Mikrosefali• Retardasi mental • Gangguan fungsi hati
dan limpa
25
<5050-<100100-<150>150No data
Average CRS incidence per 100,000 live births
Kejadian Sindrom Rubella Kongenital per 100.000 lahir hidup, 2008
Source: Vynnycky, Adams, HPA,et al (in preparation)
MUMPS
MMWR 2006;55(No. 42):1152-3
Penyebab: virus Mumps (Paramyxovirus parotitis),Family Paramyxoviridae,Suatu virus RNA.
BESARAN MASALAH HIB
• Haemophilus influenzae patogen yang sering
• Penyebab infeksi dan mortalitas yang sering pada anak
• Hib merupakan 95% dari penyebab infeksi serius akibat Haemophilus
• Cara penularan terutama melalui jalan napas
Haemophilus influenzae
MANIFESTASI KLINIK PENYAKIT AKIBAT INVASI HIB
8%
6%
7%
7%
8%
64%
Empyema osteomyelitis pericarditis cellulitis etc
Bacteraemia
Septic arthritis
Epiglottitis
Pneumonia
Meningitis Hib
PENYAKIT PNEUMOKOKUS
Penyakit yang disebabkan oleh : • Streptococcus pneumoniae
(Pneumokokus), terdiri atas 90 strain kuman
• Ditemukan secara normal pada daerah hidung & tenggorokan
• Cepat menyerang kedalam sirkulasi darah pada bayi hingga anak usia 2 tahun
Otitis mediaOtitis media
PneumoniaPneumonia
BakteremiaBakteremia
MeningitisMeningitis
Bera
tnya
pen
yaki
t
Untuk setiap kasus
meningitis pneumokok
per tahun
X 1000
X 100
X 10
Insiden
Invasive
Non-invasif
Sindrom klinis Streptococcus pneumoniae
Adapted from: American Academy of Pediatrics. Pediatrics. 2000;106:367-376 & MMWR. 1997;46:1-24
Insiden tahunan meningitis pada anak <2 tahun di AS7-10/100,000
CACAR AIR
• Disebabkan oleh virus varicella zoster (varicella zoster virus = VZV)1
• VZV dapat mengakibatkan 2 penyakit yang berbeda:– varisela (cacar air)
– herpes zoster (HZ / cacar ular)
• Sangat umum − 60 juta kasus per tahun2
• Sangat menular − risiko 95% seumur hidup3,4
• Sangat menular − infeksi sekunder 90%4
Image courtesy of Centers for Disease Control and
Prevention
1. Whitley RJ. In: Fauci AS et al, eds. Harrison’s Principles of Internal Medicine, 17th ed. McGraw-Hill, 2008.2. Plotkin SA et al. Postgrad Med J 1985; 61 (Suppl 4): 155−62.3. Ono E et al. World Congress for Pediatric Infectious Diseases, Santiago, Chile, 19−23 November 2002. Abstract4. ACIP. Centers for Disease Control and Prevention. MMWR 1996; 45 (RR1-11): 1−37.
PENULARAN CACAR AIR – 3 JALUR
Penularan cacar air1
Menghirup kuman lewat udara2,3
Kontak langsung melalui bentol-bentol pada kulit
Penularan dari ibu hamil ke janinnya (transplasental)
Image courtesy of Centers for Disease Control and Prevention
1. Am Acad Pediatr. In: Pickering LK, ed. Red Book: 2003 Report of the Committee on Infectious Diseases, 26th Ed., Elk Grove Village, IL. AAP, 2003.2. Chen J et al. Cell 2004; 119: 915−26.3. Whitley RJ. In: Fauci AS et al, eds. Harrison’s Principles of Internal Medicine, 17th ed. McGraw-Hill, 2008.
GAMBARAN PENYAKIT CACAR AIR
Masa inkubasi: 14–16 haritidak ada gejala klinis
Fase prodromal: 1−2 haridemam, tidak enak badan, berat badan menurun,
nyeri kepala, batuk, nyeri tenggorokan
Radang vesikuler: ~16 hari setelah terpapar jumlah bentol-bentol 250−1.5001,2
Proses penyembuhan: dimulai dengan pembentukan krusta (keropeng)
Sembuh
1. Varicella. In: Centers for Disease Control and Prevention. Epidemiology and Prevention of Vaccine-Preventable Diseases. Atkinson W, Hamborsky J, McIntyre L, Wolfe S, eds. 10th ed. Ch-13; 175–96. 2nd printing, Washington DC: Public Health Foundation, 2008.
2. Macartney KK et al. J Paediatr Child Health 2005; 41: 544−52.
Herpes zosterVarisela neonatalKomplikasi padaremaja dan dewasa
Penderita cacar airdengan kekebalan rendah
CACAR AIR BUKAN PENYAKIT RINGAN
Cacar air pada anak-anak sehat
Image reproduced with kind permission from Dr. Barbara Watson
TIFOID
Etiologi• Salmonella enterica serovar
Typhi (S typhi)• Gram negatif• Serupa namun tingkat
keparahan lebih rendah:– S paratyphi A – S paratyphi B (Schotmulleri)– S paratyphi C (Hirschfeldii)
Bhutta AZ. Current Concept in the Diagnosis and Treatment of Typhoid Fever. BMJ 2006;333;78-82
EPIDEMIOLOGI
US Centers for Disease Control and Prevention
• 21.6 juta kasus tiphoid per tahun • Insidens bervarias dari 100 hingga 1000
kasus per 100 000 orang. • mortalitas 200 000• Asia Utara Insidens tertinggai pada
anak-anak usia < 5 tahun dengan angak komplikasi dan rawat inap yang tinggi.
Bhutta AZ. Current Concept in the Diagnosis and Treatment of Typhoid Fever. BMJ 2006;333;78-82
EPIDEMIOLOGI (2)
Indonesia • umumnya 5 – 15 tahun• Insidens per tahun180,3 per
100.000• Usia onset rata-rata: 10.2 tahun• Semua Antibiotik masih dapat
digunakan
Ochial RL et al. A studyt of typhoid fever in five asian countries: disease burden and implications for controls. WHO 2008;86(4) p260-8
MORBIDITAS DAN MORTALITAS
HAV
• Scourge of military campaigns in antiquity
EPIDEMIOLOGI
• Cara penularan melalui Tinja - mulut
• Mengkonsumsi air / makanan yang tercemar dengan tinja
• Di negara berkembang sering menimbulkan kekebalan alamiah
DISTRIBUSI GEOGRAFIS HEPATITIS A, 2005
CDC, Travelers’ health: yellow book, 2007
Prevalensi infeksiHVA
TinggiSedangRendah
KELOMPOK BERESIKO – DIANJURKAN PEMBERIAN VAKSIN
• Pelancong• Anak dan petugas TPA• Anggota tentara• Pekerja/pelopor perdamaian• Homosexual• IVDA• Pedagang ketering makanan• Petugas/pengasuh anak
cacad• Penerima organ
transplantasi• Penerima donor darah
• Petugas lab.• Peneliti Hepatitis A • Petugas kesehatan• Petugas sampah• Penderita hepatitis kronik•
Human Papiloma Virus
HPV ADALAH PENYEBAB KANKER SERVIKS1,2
RR/OR
> 500 HPV 18 dan adenokarsinoma servikal di Filipina
DNA HPV onkogenik dan kanker serviks di Costa Rica
DNA HPV dan kanker serviks di Bangkok
100 Virus Hepatitis B dan kanker hati di Taiwan
50 Virus Hepatitis B and Kanker hati di Yunani
20 Virus Hepatitis C dan kanker hati di Itali
10 Merokok dan kanker paru-paru
Referensi Dasar
0.1 Berhenti merokok pada usia pertengahan dan kanker paru di Inggris
0.6 Vaksinasi HBV dewasa dan kanker hati di Korea
0.1 Vaksinasi HBV bayi baru lahir dan kanker hati diTaiwan
1
1. Wallboomers JH et al. J Pathol 1999; 189: 129; 2. Bosch FX et al. J Clin Pathol 2002; 55: 244–65.
KEPENTINGAN HPV 16/18 PADA LESI SERVIKAL
CIN11
25%
CIN22
50%
Kanker servikal 2
71%
Prevalensi HPV tipe 16/18
Prevalensi tipe HPV penyebab kanker selain 16/18
1. Clifford et al. Cancer Epidemiol Biomarkers Prev 2005;14(5). May 2005 2. Muñoz N, et al. N Engl J Med 2003; 348: 518–527.
Semakin berat lesi semakin besar kepentingan HPV 16/18
75%
50%
25%
100%
0%
Lesi Pre-Kanker
EPIDEMIOLOGI INFEKSI HPVPrevalensi HPV di Indonesia• Infeksi HPV sangat sering terjadi:
- 5-10% wanita <35 tahun- Lebih dari 630 juta orang di dunia terinfeksi- Infeksi HPV pada wanita di AS: 10 juta- Kebanyakan infeksi subklinis dan laten
Infeksi Transient• Banyak terjadi pada wanita muda yang
seksual aktif- Rata-rata terjadi selama 8 bulan- Risiko jangka panjang pada usia 20–80
tahun: 80% (Finland)
84.314.669.7Europe/North America
78.225.752.5South Asia
69.612.657.0Central/South America
84.617.067.6Northern Africa
66.819.147.7Sub-Saharan Africa
Total (%)
Tipe 18(%)
Tipe 16(%)
Munoz N et al. Int J Cancer 2004;111:278–85.
PREVALENSI GLOBAL HPV SUBTIPE16 DAN 18
DAMPAK KANKER SERVIKS
• Beban utama Penyakit terkait HPV adalah akibat kanker serviks
• 493,000 kasus baru dan 274,000 kematian pada 2002 dan diperkirakan 2.7 juta YLL pada 20001,2
• Wanita dengan kanker servike memiliki skor kualitas hidup yang lebih rendah dibandingkan wanita dengan kanker payudara, endometrium atau ovarium3
1. Parkin DM et al. eds. Cancer Incidence in Five Continents, Vol. VIII. IARC, 2002. 2. http://www.who.int/healthinfo/statistics/bodprojections2030/en/index.html. 3. Greimal E et al. Gynecol Oncol 2002;85:140–7.
MORTALITAS KANKER SERVIKS
Ferlay J et al. Globocan 2002; IARC 2004.
Age standardised rate (ASR) per 100,000 population (All ages)
Di dunia, setiap dua menit 1 orang wanita meninggal karena kanker
serviks
Di Asia Pasifik setiap 4 menit 1 orang wanita meninggal karena
kanker serviks
KESIMPULAN 1. Semua penyakit sebenarnya dapat
dicegah (non-spesifik!)
2. Pencegahan spesifik dengan vaksinasi belum dapat diberikan pada semua penyakit
3. Vaksinasi terutama untuk penyakit yang mematikan, cacat, tak ada obatnya
4. Kekebalan yang ditimbulkan dipengaruhi banyak faktor!
5. Vaksinasi merupakan kebijakan global