MK. Ekonomi Kelembagaan Sumber Daya Alam dan …
Transcript of MK. Ekonomi Kelembagaan Sumber Daya Alam dan …
MK. Ekonomi Kelembagaan Sumber
Daya Alam dan Lingkungan (ESL 327)
Departemen Ekonomi Sumber Daya & Lingkungan
Fakultas Ekonomi & Manajemen
Institut Pertanian Bogor
• Property secara merupakan sesuatu yang dimiliki oleh
seseorang, bisa tangible atau intangible
• Property rights merupakan hak atas sesuatu yang
mengandung kekuatan klaim yang dapat ditegakan
(enforceable) atau dihormati oleh pihak lain.
• Hak tersebut dapat meliputi : hak untuk mengakses,
memanfaatkan (utilize), mengelola atas sesuatu, mengubah
atau mentransfer sebagian atau seluruh hak atas sesuatu
tersebut pada pihak lain. Transfer bisa dalam bentuk
menjual, menghibahkan, menyewakan, meminjamkan dll.
• Bromley (1989) mendefinisikan propety rights sebagai hak
untuk mendapatkan aliran laba/keuntungan secara aman
(secure) karena orang lain respek terhadap aliran laba
tersebut (terkait dengan transaksi).
PENGERTIAN PROPERTY RIGHTS
TEORI PROPERTY RIGHTS (1)
Furubotn dan Richter (2000) melacak teori kepemilikan dan
bermuara pada dua teori, yaitu teori kepemilikan individu
dan teori kepemilikan sosial.
Teori kepemilikan individu merupakan penopang utama
doktrin hak-hak alamiah (natural rights) dari ekonomi klasik
yang mengarah pada lahirnya private property
right/individualistis.
Sedangkan teori kepemilikan sosial mendorong lahirnya
commons property atau state property yang dianut secara
ekstrim oleh negara-negara sosialis.
TEORI PROPERTY RIGHTS (2)
Caporapo dan Levine (1992) menjelaskan dua teori yang
berbeda mengenai property rights:
1) Aliran positivis menganggap hak-hak kepemilikan lahir
melalui sistem politik. Sistem politik/kekuasaan
mendesain hak kepemilikan dan menegakannya melalui
pengadilan hukum.
2) Aliran alamiah mengatakan bahwa hak kepemilikan
melekat pada seseorang sejak lahir. Kelahiran individu
disertai dengan kelahiran atas hak-haknya yang tidak
bisa dipisahkan. Ditegakan atau tidak melalui prose
pengadilan hukum, hak bawaan lahir sejatinya harus ada.
• Property rights merupakan hak yang harus
ditegakan/dihormati oleh pihak lain.
• Karena itu, property rights memuat aturan
main/institutions.
• Lembaga yang berwenang/authoritative body
(misalnya lembaga pemerintah, lembaga adat, dll)
diperlukan untuk menjamin tegaknya aturan main
dan diakuinya hak-hak kepemilikan tersebut
PROPERTY RIGHTS SEBAGAI
KELEMBAGAAN
Property sangat penting dalam ekonomi karena berkaitan
dengan kepastian penguasaan faktor-faktor produksi.
Terutama terhadap faktor produksi/sesuatu yang bersifat
langka.
Faktor-faktor produksi harus mendapat prioritas utama
untuk memperoleh kepastian. Kalau tidak, proses produksi
akan terganggu dan menyebabkan perekonomian macet.
Terbukti, kepastian penguasaan atas lahan dan tenaga kerja
sebagai faktor produksi utama telah mendapatkan perhatian
penting dalam sejarah ekonomi dari masa ke masa.
Semakin tinggi kepastian tersebut, biaya transaksi semakin
rendah
URGENSI PROPERTY RIGHTS
KARAKTERISTIK ROPERTY RIGHTS
1. Exclusivity: pemanfaatan, nilai manfaat dari
sesuatu dan biaya penegakan, secara ekslusif
jatuh ke tangan pemilik termasuk keuntungan
yang diperoleh dari transfer hak kepemilikan
tersebut
2. Transferability: seluruh hak kepemilikan dapat
dipindahkan dari satu pemilik ke pemilik yang lain
secara suka rela melalui jual beli, sewa, hibah dll
3. Enforceability: hak kepemilikan bisa ditegakan,
dihormati dan dijamin dari praktek perampasan
oleh pihak lain.
Tietenberg (1992)
REZIM PROPERTY (1)
1. Rezim kepemilikan individu/pribadi (private property regime);
kepemilikan pribadi atas sesuatu dimana hak atas sesuatu
tersebut melekat pada pemiliknya, sehingga aturan
berkenaan dengan sesuatu tersebut ditetapkan sendiri dan
hanya berlaku untuk pemiliknya.
2. Rezim kepemilikan bersama (common property regime);
kepemilikan oleh sekelompok orang tertentu dimana hak,
kewajiban dan aturan ditetapkan dan berlaku untuk anggota
kelompok tersebut
3. Rezim kepemilkan oleh negara (state property), hak
kepemilikan dan aturan-aturannya ditetapkan oleh negara,
individu tidak boleh memilikinya
4. Rezim akses terbuka (open access); tidak ada aturan yang
mengatur mengenai hak dan kewajiban
Bromley (1991) membagi rezime kepemilikan menjadi empat:
REZIM PROPERTY (2)
Tipe Pemilik Pemilik/pemegang akses
Hak Kewajiban
Private property Individu
Akses,
pemanfaatan,
kontrol
Mencegah
pemanfaatan yang
merugikan sosial
Common property Kolektif
Akses,
pemanfaatan,
kontrol
(pengecualian
kepada non
pemilik)
Merawat, mengatur
tingkat
pemanfaatan
State property Negara/warg
a negara
Akses,
pemanfaatan,
kontrol
(menentukan
aturan)
Menjaga
tujuan/manfaat
sosial
Open Access Tidak ada Pemanfaatan Tidak ada
Hanna, 1995
Bundle of rights atas sumberdaya
(Schlager and Ostrom, 1992)
• Access: otoritas untuk masuk • Withdrawal:otoritas untuk pengambilan unit sumberdaya • Management: otoritas membuat keputusan bagaimana
pemanfaatan sumberdaya • Exclusion: otoritas memutuskan siapa boleh (tidak boleh
masuk) • Transfer: otoritas menjual, menyewakan atau mewariskan
Dua hak pertama adalah level operasional dan tiga sisanya hak
pilihan bersama (collective choice rights) Semakin lengkap hak-hak dimiliki semakin bersifat private,
semakin sedikit semakin ke arah common property right.
HAK KEPEMILIKAN DAN SISTEM EKONOMI
KAPITALIS
Seluruh kepemilikan kepada swasta dan diatur oleh
mekanisme pasar sehingga akan menghasilkan ekonomi yang
efisien.
Argumentasinya: Setiap pemilik mempunyai kepastian atas
kepemilikannya sehingga menjadi insentif untuk melakukan
aktivitas transaksi.
Faktanya :
Alokasi sumberdaya yang tidak merata karena perbedaan
akses, eksternalitas, informasi yang tidak merata, dll
Munculnya insentif untuk mengambil manfaat atas
sumberdaya yang langka yang ada pada domain publik
sehingga akan menyebabkan over used.
HAK KEPEMILIKAN DAN SISTEM EKONOMI
SOSIALIS
Hak kepemilikan kepada negara dimana negara berhak memiliki
dan mengelola seluruh sumberdaya yang ada.
Argumentasiya: agar efisiensi distribusi mudah dicapai
Faktanya, efisiensi itu sulit dicapai karena :
Ekonomi dikendalikan oleh birokrat yang umumnya tidak
reponsif terhadap kebutuhan masyarakat,
penempatan kaum usahawan pada perusahaan publik kurang
termotivasi (kurang insentif) untuk mencari keuntungan;
Kontrol negara atas faktor produksi menyebabkan kekuasaan
politik berada ditangan orang yang titunjuk negara;
Perencanaan ekonomi terpusat dimana supply, demand,
preferensi konsumen ditentukan oleh negara.
HAK KEPEMILIKAN DALAM SISTEM
EKONOMI CAMPURAN
Menjamin keberadaan kepemilikan pribadi tapi negara juga
berhak memiliki dan mengelola sumberdaya strategis yang
menyangkut kepentingan umum.
Dikenal dengan welfare economic system/social market economy dimana peran kelembagaan sangat dominan dalam
mendistribusikan kesejahteraan pada masyarakat.
Hak kepemilikan diserahkan kepada swasta untuk memberikan
insentif ekonomi bagi pelakunya sepanjang hal itu tidak
merugikan secara sosial. Kepemilikan dapat pula diserahkan
kepada negara manakala pasar tidak responsif atau mengalami
kegagalan untuk mencapai tujuan-tujuan sosial.
Penyerahan kepemilikan pada swasta pada saat pasar tidak
reponsif atas sumberdaya tersebut hanya akan menimbulkan
kesenjangan kesejahteraan. Disinilah peran negara diperlukan
untuk mengintroduksi kelembagaan sebagai pengganti pasar
yang mengalami kegagalan.
EKSTERNALITAS DAN PROPERTY RIGHTS
Ekonomi klasik/neoklasik mengakui keberadaan eksternalitas,
namun pasar tidak dapat menyelesaikannya sehingga
diperlukan intervensi pemerintah.
Menurut Ronald Coase eksternalitas dapat diselesaikan
melalui mekanisme pasar (tidak diperlukan intervensi
pemerintah) asalkan hak kepemilikan telah diatur dengan baik
(artinya, semua komoditas dan jasa telah memiliki status
kepemilikan yang jelas)
Contoh: jika industri akan membuang limbah ke sungai maka
ia harus membayar/memberikan kompensasi kepada pihak
yang dirugikan. Hal ini dapat dilakukan jika hak masyarakat
atas jasa lingkungan sungai telah mendapatkan pengakuan.
Peran pemerintah mempertegas/menjamin hak-hak
masyarakat atas jasa lingkungan tersebut
Kriteria AS Jerman Jepang
Institusi
Politik
Demokrasi liberal Demokrasi
sosial
Demokrasi pembangunan,
birokrasi kuat, hubungan timbal
balik antara negara dan pasar
Institusi
Ekonomi
Desentralisasi,
pasar terbuka,
pasar modal yang
tdk terkonsentrasi,
tradisi antitrust,
kepemilikan
swasta, tidak ada
ruang bagi BUMN
Pasar yang
terorganisir,
pasar modal
terpusat pada
bank, ada
kepemilikan
negara untuk
SD ekonomi
strategis
Pasar terpimpin, sulit
melakukan penetrasi ke pasar,
jaringan bisnis ketat (jika ada
perusahaan yang kurang efisien
pemerintah turun tangan).
Kebijakan pemerintah
mempengaruhi pasar, negara
mengadakan kordinasi integratif
dengan pihak swasta. Ada
kepemilikan negara
Ideologi
Ekonomi
Dominan
Kebebasan usaha
(free enterprise
liberalism)
Kemitraan
sosial (social
partnership)
Technonationalism
(paham/keyakinan bahwa
negara harus dikelola oleh para
teknokrat)
Perbandingan Kelembagaan Kapitalis
antara AS, Jerman dan Jepang
DINAMIKA PROPERTY RIGHTS
o Dinamis: mengalami perubahan seriring dengan perubahan
sistem politik, sosial, budaya dan teknologi.
o Ketika jumlah manusia masih sedikit sementara
sumberdaya masih melimpah tidak perlu adanya
kepemilikan, tidak perlu adanya aturan main yang mengatur
kepemilikan
o Kepemilikan bersama yang secara tradisional hidup dan
efektif menjaga keseimbangan pemanfaatan sumberdaya
alam mengalami tekanan hebat seiring dengan
meningkatkan jumlah populasi manusia sehingga
kepemilikan individu menjadi alternatif yang dipilih
PERUBAHAN PROPERTY RIGHTS
Barang
Kepemilikan
privat dan
beberapa
kepemilikan
lain
Common
pool
Barang publik
murni
Common Property Regime
Kelompok
Terbuka:
Keanggotaan
Sukarela
Kelompok tertutup :
Keanggotaan wajib
(compulsary)
Barang bersama
terbatas
(commons or
club goods
Barang
diproduksi
dengan
kepemilika
n private
Barang
diproduksi
dengan
kepemilika
n publik
Kepemilika
n publik
Kepemilika
n
masyaraka
t
PROPERTY RIGHTS DAN EFISIENSI EKONOMI
Efisiensi: upaya untuk memperoleh output yang lebih
banyak dengan input yang sama
Dapat ditempuh melalui tiga cara:
1. Meningkatkan spesialisasi tenaga kerja
2. Meningkatkan kapasitas dan inovasi teknologi
3. Meningkatkan kepastian status kepemilikan
1. Pemberian status/perlindungan hak kepemilikan atas
temuan teknologi atau produksi barang baru berimplikasi
terhadap peningkatan produktifitas dan efisiensi ekonomi
2. Ketidakjelasan kepemilikan terhadap SDA menyebabkan
terjadinya kecenderungan eksploitasi besar-besaran yang
dalam jangka panjang akan menurunkan efisiensi ekonomi
CONTOH KASUS:
20
Studi kasus: Kalimantan Barat Objek Suku dayak Kanayatn-Pontianak; Dayak Mayau, Mualau dan Kutungau Sanggau; Dayak Jelai-Katapang.
Terdapat 12 kecamatan yang mendapatkan pengakuan atas sistem pemanfaatan lahan oleh masyarakat adat: Simpang Hulu, Sekadau Hilir, Sengah Temila, Menjalin, Sungai Laur, Bonti, Belitang Hilir, Sandai, Kapuas Hulu, Mandor, Toho, dan Jelai Hulu
21
1. Praktek Pengelolaan Masyarakat Dayak
Akses/properti yang di tata Akses Pengelolaan dan Pemanfaatan/Sumberdaya Hutan
Devolusi kewenangan otoritas (lembaga)
Pemerintah daerah kepada ketua adat/desa
Devolusi Popertiyright Hak kelompok barang publik ke hak private kelompok
Lokal institusi Lembaga masyarakat adat
Distribusi manfaat
Keberlanjutan Dapat mengatur Sda sendiri demi kesejahterann
Alur Pengakuan CBPRs Kalimantan Barat 22
Legitimasi masyarakat adat
Pemberntukan kelembagaan adat,
penyusunan peraturan adat, penyesuaian
lembaga adat kedalam aturan pemerintah daerah,
pemetaan areal pemanfaatan
Legitimasi Pemerintah
Power: Juridisial (Permen BPN dan UU agraria); Knowledge (LSM LBBT, SHK dan Pancur Kasih); Identikal
(masyarakat adat)
Empat studi kasus deklarasi :
Taman Nasional Lorentz (Papua Barat)
Cagar Alam Tangkoko (Sulawesi
Utara)
Taman Nasional Lore Lindu (Sulawesi
Tengah)
Taman Nasional Meru Betiri (Jawa
Timur)
23
Declaration of Protected Area
Community-Managed Zones
24
Taman Nasional Lorentz (Papua Barat)
Akses/properti yang di tata Wilayah adat
Devolusi kewenangan otoritas (lembaga)
Masyarakat Adat Ibel kepada YBAW
Devolusi Property rights Membantu untuk penyelesaian pembangunan jalan dengan Dinas PU
Lokal institusi Yayasan Bina Adat Walesi (YBAW)
Capability YBAW berhasil menyelesaikan permasalahan yang serupa ditempat lain
Power YBAW memiliki kewenangan untuk memantau pelaksanaan
perjanjian bersama WWF-Sahul
Property Rights Private Group
25
Cagar Alam Tangkoko (Sulawesi Utara)
Akses/properti yang di tata Akses Pengelolaan dan Pemanfaatan/Sumberdaya Hutan
Devolusi kewenangan otoritas (lembaga)
Pemerintah desa kepada yayasan Kelola
Devolusi Property rights penilaian partisipatif pedesaan pemetaan masyarakat pengembangan sistem informasi desa
Lokal institusi Lembaga masyarakat adat
Capability Yayasan Kelola mampu mencapai kesepakatan dengan pemerintah Kecamatan Bitung
Distribusi manfaat mencegah pencurian kayu dan perburuan satwa liar
Property Rights Private Group
26
Taman Nasional Lore Lindu (Sulawesi
Tengah)
Akses/properti yang di tata Penguasaan Kawasan Hutan
Devolusi kewenangan otoritas (lembaga)
Taman Nasional kepada Suku Katu
Devolusi Property right Hak penguasaan kawasan hutan
Lokal institusi Masyarakat adat Katu
Capability Katu telah terbukti lebih efektif dibandingkan dengan penjaga taman dalam menjaga penebang dan pemburu liar beroperasi di bagian mereka dari taman nasional.
Power hak-hak suku untuk mengontrol hutan adat mereka telah
diakui, tidak ada pemburu telah mampu masuk ke areal ini.
Distribusi manfaat Menjaga kawasan dari penebang dan memburu liar
Property Rights Public Group
27
Taman Nasional Meru Betiri (Jawa Timur)
Akses/properti yang di tata Akses Pengelolaan dan Pemanfaatan Tumbuhan Obat
Devolusi kewenangan otoritas (lembaga)
Taman Nasional kepada LATIN
Devolusi Property right Hak pemanfaatan tumbuhan obat
Lokal institusi Lembaga masyarakat lokal
Capability LATIN mempunyai akses untuk mencari modal yang
diperlukan masyarakat untuk memulai pengolahan bahan
baku menjadi produk.
Power LATIN didelegasikan Bupati Jember dan Dirjen PKA
bertanggung jawab untuk rehabilitasi dan pengelolaan zona
penyangga
Distribusi manfaat Dengan penerbitan lisensi, penduduk desa telah mampu mengelola waktu mereka lebih baik.
Keberlanjutan Lahan dapat direhabilitasi dan masyarakat dapat memanen
bahan baku obat.
Property Rights Public Group