Jawaban MK

31
TUGAS MANAJEMEN KONSTRUKSI I POLITEKNIK NEGERI BALI OLEH: 1. I PUTU INDRA YUDA (1215113003) 2. I KADEK ARNAWA ARIYATA (1215113047) 3. I GEDE SUARNATA (1215113051) KEMENTERIAN PENDIDIKAN & KEBUDAYAAN POLITEKNIK NEGERI BALI Bukit Jimbaran, Kuta Selatan, Badung – Bali 1

description

MK

Transcript of Jawaban MK

Page 1: Jawaban MK

TUGAS

MANAJEMEN KONSTRUKSI I

POLITEKNIK NEGERI BALI

OLEH:

1. I PUTU INDRA YUDA (1215113003)

2. I KADEK ARNAWA ARIYATA (1215113047)

3. I GEDE SUARNATA (1215113051)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN & KEBUDAYAAN

POLITEKNIK NEGERI BALI

Bukit Jimbaran, Kuta Selatan, Badung – Bali

Website : http : // www.pnb.ac.id, Mail to: [email protected]

TAHUN AJARAN :2012/2013

1

Page 2: Jawaban MK

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa,

karena berkat rahmat beliau kami dapat menyusun Laporan Resume Dokumen

Kontrak ini dengan sebagaimana mestinya. Kami berharap laporan ini dapat

berguna sebagai panduan untuk menambah wawasan agar menjadi lebih luas .

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang ikut

membantu dalam penyelesaian Laporan ini:

1. Bapak Ir. I Wayan Arya, MT sebagai Ketua Jurusan Teknik Sipil Politeknik

Negeri Bali.

2. Bapak I Made Budiadi, ST sebagai Dosen Pembingbing

3. Semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian laporan ini.

Dengan selesainya laporan ini, kami berharap karya ini menjadi sesuatu

yang bermanfaat untuk kedepannya. Kami minta maaf apabila terdapat kesalahan

kata dalam pembuatan laporan ini.

Denpasar, 31 Mei 2013

Penulis

2

Page 3: Jawaban MK

DAFTAR ISI

Judul ....................................................................................................... i

Kata Pengantar.................................................................................................. ii

Daftar Isi ....................................................................................................... iii

1. Jenis Kontrak dalam Dokumen Proyek...................................................... 4

2. Prosedur Penyusunan Dokumen Proyek dari Pra Design

sampai akhir PelaksanaanProyek................................................................ 7

3. Perbedaan Prakualifikasi dan Pascakualifikasi........................................... 7

4. Proses Verifikasi dan Validasi terhadap Data Teknis................................. 8

5. Pengertian RAB Kontrak dan RAB Penawaran......................................... 9

6. Jaminan yang harus disediakan oleh Penyedia

Barang dan Jasa.......................................................................................... 9

7. Penetapan Pemenang dan Sanggahan dari Peserta Lelang

apabila Berkeberatan atas Penetepan Pemenang........................................ 11

8. Terjadinya Kegagalan Pelelangan dan Pelelangan Ulang.......................... 11

9. Hal-hal yang menyebabkan terjadinya Pemutusan Kontrak....................... 12

10. Force Mejeur............................................................................................... 13

11. Amandemen Kontrak.................................................................................. 14

12. Metode Pelelangan...................................................................................... 14

13. Segitiga Project Constraint......................................................................... 16

14. Karakteristik Proyek Konstruksi................................................................. 17

15. Pihak-pihak yang terlibat dalam Suatu Proyek........................................... 17

16. Tahap Pemeliharaan dan Persiapan Penggunaan........................................ 19

Daftar Pustaka................................................................................................... 21

Lampiran

3

Page 4: Jawaban MK

1. Jenis Kontrak dalam Dokumen Proyek

a.   Kontrak Lumpsum.

Kontrak Lumpsum merupakan jenis dokumen kontrak dimana BQ tidak

diberikan kepada kontraktor sehingga kontraktor akan menghitungnya langsung

dari gambar rencana yang diberikan sehingga konsekuensinya akan ada perbedaan

intreprestasi yang akhirnya akan menghasilkan perbedaan volume dari tiap-tiap

item pekerjaan. Panitia lelang harus mengevaluasi volume, harga satuan dan total

harga.

Sistem Kontrak Lumpsum ini lebih tepat digunakan untuk :

1. Jenis pekerjaan borongan yang perhitungan volumenya untuk masing-masing

unsur/jenis item pekerjaan sudah dapat diketahui dengan pasti berdasarkan

gambar rencana & spek teknisnya.

2. Jenis pekerjaan dengan Budget tertentu yang terdiri dari Jenis Multi Paket

Pekerjaan yang sangat beresiko bagi Pemberi tugas atas terjadinya “unpredictable

cost” seperti misalnya adanya claim kontraktor akibat adanya ketidak-sempurnaan

dari Batasan Lingkup Pekerjaan, Gambar lelang, Spesifikasi teknis, atau Bill of

Quantity yang ada. Dengan system kontrak ini diharapkan dapat meminimalis

tejadinya unpredictable cost tersebut karena harga yang mengikat adalah Total

Penawaran Harga (Volume yang tercantum dalam daftar kuantitas / Bill of

Quantity bersifat tidak mengikat).

Hal-hal  yang  harus diperhatikan dalam  penggunaan system kontrak Lumpsum

adalah :

1. Batasan lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan harus jelas dinyatakan

dalam Spesifikasi Teknis / Gambar Lelang.

2. Apabila ada perbedaan lingkup pekerjaan antara yang tercantum dalam

Spesifikasi Teknis / Gambar dengan Pekerjaan yang akan dilelangkan, harus

dijelaskan dalam Rapat Penjelasan Lelang (Aanwijzing) dan dibuat Addendum

Dokumen Lelang yang menjelaskan perubahan lingkup pekerjaan tersebut.

4

Page 5: Jawaban MK

3. Penggunaan Daftar Kuantitas/Bill of Quantity dalam pelelangan hanya

digunakan sebagai acuan bagi kontraktor dalam mengajukan penawaran harga

yang bersifat tidak mengikat & Peserta Lelang harus melakukan perhitungan

sendiri sebelum mengajukan penawaran.

4. Untuk mempermudah dalam hal evaluasi penawaran harga, saat rapat

penjelasan lelang (Aanwijzing) harus ditegaskan bahwa apabila terdapat

perbedaan antara volume pada Bill of Quantity (BQ) dengan hasil perhitungan

peserta lelang maka peserta lelang tidak boleh merubah volume Bill of Quantity

yang diberikan dan agar menyesuaikannya dalam harga satuan yang diajukan

5. Dalam perhitungan volume pekerjaan yang akan dicantumkan & Bill of

Quantity harus dihindari sampai sekecil mungkin kesalahan yang mungkin terjadi,

karena setelah terjadi kontrak nantinya volume lebih/kurang tidak dapat

dikurangkan/ditambahkan.

6. Pekerjaan tambah/kurang terhadap nilai kontrak yang ada hanya boleh

dilakukan apabila :

Permintaan dari Pemberi Tugas untuk menambah / mengurangi pekerjaan

yang instruksinya dilakukan secara tertulis.

Adanya perubahan gambar / spesifikasi teknis dari Perencana yang sudah

Dalam perhitungan biaya tambah/kurang harga satuan yang digunakan

harga satuan pekerjaan yang tercantum dalam Bill of Quantity kontrak

yang bersifat mengikat.

Implikasi/penyimpangan yang sering dilakukan oleh Kontraktor di lapangan :

1. Kontraktor tidak mau melaksanakan pekerjaan tertentu karena item pekerjaan

tidak tercantum dalam Bill of Quantity

2. Kontraktor mengajukan perhitungan perubahan pekerjaan mengacu kepada

volume Bill of Quantity yang ada.

3. Kontraktor melaksanakan pekerjaan dilapangan sesuai volume yang tercantum

dalam BQ.

5

Page 6: Jawaban MK

b.  Kontrak Unit Price atau Harga Satuan.

Kontrak Unit Price merupakan jenis kontrak dimana BQ diberikan kepada

kontraktor sehingga dapat dijadikan pedoman bagi kontraktor dalam menyusun

RAB penawaran dan akan memudahkan panitia lelang dalam mengevaluasi

penawaran karena uraian jenis pekerjaan akan sama dan volumenya sama

sehingga hanya perlu mengevaluasi harga satuan dan total harga.

Sistem Kontrak Unit Price/Harga Satuan ini lebih tepat digunakan untuk

Jenis   pekerjaan   dengan  keakuratan perhitungan volume

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan system kontrak Unit

Price / Harga Satuan ini adalah :

1) Untuk pekerjaan-pekerjaan yang terdiri dari banyak sekali item pekerjaan

namun volume pekerjaan sudah dapat dihitung dari gambar rencana seperti

halnya bangunan gedung, maka kurang tepat apabila digunakan system

kontrak unit price ini karena :

a) Untuk setiap proses pembayaran harus dilakukan pengukuran bersama di

lapangan yang dapat dipastikan memerlukan waktu yang cukup lama.

b) Biaya total pekerjaan belum dapat diprediksi dari awal sehingga untuk

pekerjaan dengan Budget tertentu sangat riskan bagi Pemberi Tugas

terhadap terjadinya resiko pembengkakan biaya proyek

c.  Kontrak Gabungan/Lumpsum Fix Price

Sistem Kontrak gabungan ini pada umumnya digunakan pada : Unit Price.

a.  Jenis pekerjaan borongan yang terdiri dari gabungan antara :

Komponen pekerjaan yang perhitungan volumenya untuk masing - masing

unsur / jenis / item pekerjaan sudah dapat diketahui dengan pasti

berdasarkan gambar rencana dan spesifikasi teknisnya,

6

Page 7: Jawaban MK

b.  Jenis pekerjaan borongan yang sebagian perhitungan volumenya untuk

masing-masing unsur/jenis/item pekerjaan sudah dapat diketahui dengan pasti

berdasarkan gambar rencana, namun terdapat bagian-bagian tertentu pekerjaan

yang masih memerlukan adanya tambahan gambar/detail/sample sedangkan

pekerjaan sudah sangat mendesak dan harus segera dilaksanakan.

2. Prosedur Penyusunan Dokumen Kontrak dari Pra Design sampai akhir

Pelaksanaan Proyek

Didalam Surat Perjanjian Pemborongan selain berisi ketentuan kontrak

ditetapkan “urutan hirarki” bagian-bagian dokumen kontrak yang bertujuan

apabila terjadi pertentangan ketentuan antara bagian satu dengan bagian yang lain

maka yang berlaku adalah ketentuan berdasarkan urutan yang lebih tinggi dari

urutan yang telah di tetapkan. Pada umumnya “Urutan Hirarki” dokumen kontrak

adalah sebagai berikut :

a.  Urutan ke-1   :  Surat Perjanjian dan Amandemen/Addendum Kontrak

b.  Urutan ke-2   :  Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

c.  Urutan ke-3   :  Rencana Anggaran Biaya (RAB)

d.  Urutan ke-4   :  Gambar Rencana

e.  Urutan ke-5   :  Berita Acara dan catatan yang disetujui kedua belah pihak saat

klarifikasi dan negosiasi

3. Perbedaan Prakualifikasi dan Pascakualifikasi

a. Prakualifikasi

Prakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha

serta pemenuhan persyaratan administrasi terhadap perusahaan sebelum

pemasukan dokumen penawaran. Rekanan wajib untuk melengkapi dokumen

administrasi dengan ketentuan sebagai berikut:

Melengkapi isian formulir kualifikasi berupa:

i. Data administrasi

ii. IUJK (Ijin Usaha Jasa Konstruksi)

iii. Landasan Hukum Pendirian Perusahaan

7

Page 8: Jawaban MK

iv. Pengurus Perusahaan

v. Data Keuangan

vi. Data Personalia

vii. Data Peralatan

viii. Data Pengalaman Perusahaan

ix. Data Pekerjaan yang sedang dilaksanakan

b. Pascakualifikasi

Pascakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan

usaha serta pemenuhan persyaratan terhadap perusahaan setelah lolos di tahap

prakualifikasi.

Disini rekanan dapat memasukkan dokumen penawaran yang terdiri dari:

i. Bill of Quantity dan RAB Penawaran

ii. Spesifikasi Teknis

iii. RKS

iv. Surat Penambahan/ Pengurangan Pekerjaan yang digunakan

untuk klarifikasi mengenai volume kerja yang ada di BQ\

v. Surat Jaminan Penawaran

4. Proses Verifikasi dan Validasi terhadap Data Teknis

Proses Verifikasi merupakan proses pengecekan yang dilakukan oleh

panitia lelang mengenai dokumen penawaran yang sudah masuk untuk di

kordinasikan bersama rekanan.

Proses Validasi merupakan tahap pengecekan lebih lanjut mengenai

dokumen penawaran, apakah dokumen tersebut masih berlaku masa aktifnya atau

tidak.

8

Page 9: Jawaban MK

5. Pengertian RAB Kontrak dan RAB Penawaran

RAB Kontrak merupakan RAB penawaran yang sudah disesuaikan dengan

klarifikasi dan negosiasi yang dilakukan oleh panitia lelang dengan pemenang

tender. Sedangkan RAB Penawaran merupakan daftar kuantitas yang telah diisi

harga dan total harga yaitu perkalian antara volume pekerjaan dengan harga

satuan.

Nilai RAB Kontrak terhadap RAB Penawaran bisa sama ataupun berbeda

bila mengalami revisi, penambahan / pengurangan item pekerjaan saat klarifikasi

dan negosiasi. Setelah klarifikasi dan negosiasi antara kedua belah pihak dan

sudah dibuat kesepakatan maka untuk selanjutnya melalui perjanjian kontrak RAB

Penawaran ini menjadi RAB Kontrak

6. Jaminan yang harus disediakan oleh Penyedia Barang dan Jasa

Asuransi Surety Bond

Surety Bond adalah suatu perjanjian tertulis antara Perusahaan Asuransi

(Surety Company) dan Kontraktor (Principal) untuk menjamin kepentingan

Pemilik Proyek (Owner), dimana apabila Kontraktor (Principal) cidera janji atau

gagal melaksanakan kewajibannya sesuai dengan perjanjian dalam kontrak  maka

Surety Company akan bertanggung jawab untuk menyelesaikan kewajiban

Principal terhadap kerugian yang diderita Owner.

Surety Bond dibagi atas 4 (empat) Jaminan  :

Jaminan Penawaran (Bid Bond)

Jaminan Pelaksanaan (Perfomance Bond)

Jaminan Uang Muka (Advance Payment Bond)

Jaminan Pemeliharaan (Maintenance Bond)

Bank Garansi

Bank Garansi adalah jaminan pembayaran yang diberikan kepada pihak

penerima jaminan (bisa perorangan atau perusahaan), apabila pihak yang dijamin

tidak dapat memenuhi kewajiban atau cidera janji. Bank Garansi dikeluarkan oleh

Bank, Bank Pemerintah dan Bank Swasta.  

9

Page 10: Jawaban MK

Jenis-Jenis Bank Garansi dibagi atas 4 (empat) :

Bank Garansi Jaminan Penawaran (Bid Bond)

Bank Garansi Jaminan Pelaksanaan (Perfomance Bond)

Bank Garansi Jaminan Uang Muka (Advance Payment Bond)

Bank Garansi Jaminan Pemeliharaan (Maintenance Bond)

Jaminan Penawaran (Bid Bond)

Menjamin Pemilik Proyek (Owner) apabila Kontraktor (Principal) yang

telah dinyatakan sebagai pemenang tender tidak bersedia menanda tangani

kontrak atau menyerahkan jaminan pelaksanaan dalam jangka waktu yang telah

ditentukan oleh Pemilik Proyek (Owner). Nilai Jaminan berkisar 1% s.d 3% dari

Nilai Penawaran.

Jaminan Pelaksanaan (Perfomance Bond)

Menjamin Pemilik Proyek (Owner) apabila Kontraktor (Principal)

mengundurkan diri atau memutuskan kontrak secara sepihak dan atau Kontraktor

(Principal) tidak dapat menyelesaikan pekerjaan yang diberikan Pemilik Proyek

(Owner) sesuai dengan ketentuan yang diperjanjikan dalam kontrak. Nilai

Jaminan berkisar antara 5% s.d 10% dari Nilai Proyek.

Jaminan Uang Muka (Advance Payment Bond)

Menjamin Pemilik Proyek (Owner) apabila Kontraktor (Principal) tidak

dapat mengembalikan atau memperhitungkan uang muka yang telah diterima pada

awal kontrak kepada Pemilik Proyek (Owner) sampai dengan proyek selesai. Nilai

Jaminan berkisar antara 10% s.d 20% dari Nilai Proyek.

Jaminan Pemeliharan (Maintenance Bond)

Menjamin Pemilik Proyek (Owner) apabila Kontraktor (Principal) tidak

dapat melaksanakan kewajibannya memperbaiki kerusakan yang terjadi setelah

pelaksanaan pekerjaan selesai sesuai ketentuan dalam kontrak. Nilai Jaminan

berkisar antara 5% s.d 10% dari Nilai Proyek.

10

Page 11: Jawaban MK

7. Penetapan Pemenang dan Sanggahan dari Peserta Lelang Apabila

Berkeberatan atas Penetapan Pemenang

Pemenang Pengadaan yang ditetapkan sesuai dengan Klausul 31 IKPP

akan diumumkan oleh Panitia melalui papan pengumuman dan/atau media

elektronik/internet dan diberitahukan secara tertulis kepada para peserta

pengadaan.

Peserta pengadaan yang berkeberatan terhadap penetapan

pemenang diberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara

tertulis kepada PPK/Pejabat yang berwenang selambat-lambatnya 5 (lima)

hari kerja setelah pengumuman pemenang.

Sanggahan hanya dapat diajukan apabila terjadi penyimpangan prosedur,

meliputi:

a) Panitia dan/atau PPK / Pejabat yang berwenang menyalahgunakan

wewenangnya

b) Pelaksanaan pelelangan menyimpang dari ketentuan Dokumen

Pemilihan

c) Terjadi praktik KKN di antara Peserta Pengadaan dan/atau dengan

anggota Panitia/PPK/Pejabat yang berwenang.

d) Terdapat rekayasa pihak-pihak tertentu sehingga pelelangan

tidak adil, tidak transparan, dan tidak terjadi persaingan yang sehat.

8. Terjadinya Kegagalan Pelelangan dan Pelelangan Ulang

Pelelangan dikatakan gagal jika:

a) Penyedia barang yang tercantum dalam daftar calon Peserta

Pengadaan kurang dari 3 (tiga)

b) Dokumen penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga)

c) Tidak ada penawaran yang memenuhi persyaratan Dokumen

Pemilihan

d) Semua penawaran diatas pagu dana/anggaran yang tersedia

11

Page 12: Jawaban MK

e) Sanggahan dari peserta pengadaan atas kesalahan prosedur yang

tercantum dalam Dokumen Pemilihan ternyata benar

f) Sanggahan dari peserta pengadaan atas terjadinya KKN oleh calon

pemenang ternyata benar

g) Calon pemenang pelelangan mengundurkan diri dan tidak bersedia

ditunjuk

h) Pelaksanaan pelelangan tidak sesuai dengan ketentuan Dokumen

Pemilihan atau Prosedur yang berlaku

Jika Pelelangan dinyatakan gagal maka PPK akan memerintahkan

pelelangan ulang dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut:

a) Jika dalam pelelangan ulang pesertanya kurang dari 3 (tiga) maka:

1. Proses pelelangan dilanjutkan dengan metode Pemilihan Langsung jika

peserta pengadaan yang memenuhi syarat hanya 2 (dua)

2. Proses pelelangan dilanjutkan dengan metode penunjukan langsung jika

peserta pengadaan yang memenuhi syarat hanya 1 (satu)

b) Jika dalam pelaksanaan lelang ulang terjadi KKN maka PPK wajib

menghentikan proses pengadaan.

9. Hal-hal yang Menyebabkan Terjadinya Pemutusan Kontrak

Pemutusan kontrak sebelum berakhirnya masa kontrak dapat terjadi

apabila salah satu pihak melakukan penyimpangan terhadap kewajiban dan hak

yang sudah termuat dalam kontrak.

Adapun berbagai penyimpangan yang terjadi baik dari pengguna jasa

maupun penyedia jasa adalah sebagai berikut:

1. Oleh Penyedia Jasa:

a) Tidak dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dan tepat pada

waktuya

b) Tidak memenuhi mutu

c) Tidak memenuhi kuantitas

d) Tidak menyerhkan hasil pekerjaan

12

Page 13: Jawaban MK

2. Oleh Pengguna Jasa:

a) Keterlambatan pembayaran

b) Tidak membayar hasil pekerjaan

c) Tidak menyerahkan sarana dan prasarana pelaksanaan pekerjaan

10. Force Mejeur

Force majeure adalah klausal yang sering kurang dimengerti dan masih

juga disalah artikan. Banyak pengguna jasa dan penyedia jasa tidak tahu bahwa

setiap kondisi yang tidak menentu tidaklah dengan sendirinya dapat ditafsirkan

sebagai force majeure. Sekalipun kejadiannya bukan merupakan kreasi

kesengajaan dari pihak-pihak yang terkait dalam kontrak dan berciri force

majeure. Kejadian seperti itu tidak dengan sendirinya akan dapat memunculkan

klaim financial terhadap satu sama lainnya, kecuali jika memang ada ketentuan

dalam kontrak untuk memperhitungkan dampak tersebut.

Keadaan memaksa (force majeure) memuat ketentuan tentang kejadian

yang timbul di luar kemauan dan kemampuan para pihak, yang menimbulkan

kerugian bagi salah satu pihak.

Kondisi force majeure biasanya merupakan peristiwa pemogokan, unjuk

rasa, huru-hara social, kebakaran, banjir, gempa, atau bencana alam. Kejadian-

kejadian tersebut termasuk dalam golongan risiko murni yang umumnya ditutup

dengan jaminan asuransi kerusakan. Dalam penyelenggaraan proyek, cukup

banyak jumlah jenis item yang termasuk dalam kategori diatas yang harus

diasuransikan. Agar tidak ada yang tertinggal, maka harus ada koordinasi sebaik-

baiknya antara penyedia jasa dan pengguna jasa untuk menentukan item mana

yang akan ditanggung oleh pengguna jasa atau penyedia jasa. Kondisi force

majeure akan dipakai pihak-pihak yang terkait dalam kontrak untuk

memperpanjang waktu dalam masa yang wajar, dan apabila kontrak memang

menentukan demikian mungkin juga memberikan konpensasi finansialnya.

13

Page 14: Jawaban MK

11. Amandemen Kontrak

Amandemen kontrak merupakan perubahan kontrak berdasarkan

perbedaan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan, dengan gambar

dan/atau spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen kontrak sehingga

PPK bersama penyedia barang/jasa dapat melakukan perubahan kontrak yang

meliputi:

a) Menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam

kontrak

b) Menambah dan/atau mengurangi jenis pekerjaan

c) Mengubah spesifikasi teknis pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan

d) Mengubah jadwal pelaksanaan proyek

Pekerjaan tambah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilaksanakan dengan ketentuan:

1) Tidak melebihi 10 % (sepuluh perseratus) dari harga yang

tercantum dalam perjanjian/kotrak awal

2) Tersedianya anggaran.

3) Penyedia Barang/Jasa dilarang mengalihkan pelaksanaan

pekerjaan utama berdasarkan kontrak, dengan melakukan sub

kontrak kepada pihak lain, kecuali sebagian pekerjaan utama kepada

penyedia barang/jasa spesialis.

4) Perubahan kontrak yang disebabkan masalah administrasi, dapat

disepakati kedua belah pihak.

12. Metode Pelelangan

Metode Pemilihan Penyedia barang/ Jasa Pemerintah menurut KEPPRES

No. 80 Tahun 2003

Tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang/ jasa pemerintah (pasal

17, pasal 22 dan lampiran I keppres No.80, ada 4 metode pemilihan penyedia

barang/ jasa pemerintah, yaitu :

14

Page 15: Jawaban MK

1. Metode Pelelangan Umum/ Seleksi umum adalah metode pemilihan yang

dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas melalui media massa

dan papan pengumuman resmi dan penerangan umum sehingga masyarakat luas

dan dunia usaha yang berminat dan memenuhu kualifikasi dapat mengikutinya

2. Metode Pelelangan Terbatas/ Seleksi Terbatas adalah metode pemilihan yang

dilakukan dengan pengumuman secara luas melalui media massa dan papan

pengumuman resmi dengan mencantumkan penyedia barang/ jasa yang telah

diyakini mampu, guna memberi kesempatan kepada penyedia barang/jasa lainnya

yang memenuhi kualifikasi

3. Metode Pemilihan Langsung/ Seleksi Langsung adalah metode pemilihan

penyedia barang/ jasa yang dilakukan dengan membandingkan sebanyak-

banyaknya penawaran, sekurang- kurangnya 3 penawaran dari penyedia barang/

jasa yang telah lulus prakualifikasi serta dilakukan negosiasi baik teknis maupun

biaya serta harus diumumkan minimal melalui papan pengumuman resmi untuk

penerangan umum dan bila memungkinkan melalui internet.

4. Metode Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan Penyedia barang/ jasa

yang dilakukan dengan menunjuk langsung 1 penyedia barang/ jasa dengan cara

melakukan negosiasi baik teknis maupun biaya sehingga diperoleh harga yang

wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan

Pada prinsipnya pemilihan penyedia barang/ jasa dilakukan melalui

pelelangan/ seleksi umum, nilai diatas Rp. 100.000.000,00, dilakukan dengan

pelelangan umum atau seleksi umum. Bila pekerjaannya kompleks dan diyakini

jumlah penyedia jasa yang mampu melaksanakan pekerjaan tersebut jumlahnya

terbatas, pemilihan penyedia barang/ jasa untuk pekerjaan yang bernilai diatas Rp.

100.000.000,00 dapat dilakukan dengan metode pelelangan terbatas/ seleksi

terbatas.

15

Page 16: Jawaban MK

Dalam hal metode pelelangan/ seleksi umum atau pelelangan/ seleksi

terbatas dinilai tidak efisien dari segi biaya pelelangan atau untuk pengadaan

barang/ jasa dengan nilai maksimum Rp. 100.000.000,00 pemilihan penyedia

barang/ jasa dapat dilaksanakan dengan Metode Pemilihan Langsung/ seleksi

langsung. Untuk pekerjaan berskala kecil dengan nilai maksimum Rp.

50.000.000,00 atau dalam keadaan tertentu/ khusus atau memenuhi kriteria

tertentu, pemilihan penyedia barang/ jasa dapat dilakukan dengan metode

penunjukan langsung.

13. Segitiga Project Constraint

Pengendalian proyek adalah suatu usaha sistematis untuk menentukan

standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang system

informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standar, menganalisis

kemungkinan adanya penyimpangan antara pelaksanaan dengan standar, dan

mengambil tindakan pembetulan yang diperlukan agar sumber daya yang

digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran.

Sumber daya direncanakan untuk mencapai sasaran proyek dengan

batasan:

1. waktu,

2. biaya dan

3. mutu

Biaya , Mutu dan Waktu memiliki hubungan yang sangat erat terhadap

keberhasilan suatu proyek. Dengan adanya saling keterkaitan antara Biaya, Mutu

dan Waktu maka dapat disimpulkan:

a) Biaya mempengaruhi Mutu, semakin besar biaya maka mutu pekerjaan

yang didapatkan akan semakin baik

b) Waktu mempengaruhi Mutu, semakin lama waktu yang diberikan maka

mutu pekerjaan yang didapatkan akan jauh lebih baik dibandingkan dengan

mutu pekerjaan yang dilaksanakan dalam waktu yang relative singkat.

16

Page 17: Jawaban MK

c) Waktu mempengaruhi Biaya, semakin lama waktu yang dibutuhkan dalam

penyelesaian proyek maka biaya yang dikeluarkan akan semakin besar

14. Karakteristik Proyek Konstruksi

Karakteristik/ Sifat-Sifat Proyek Konstruksi

1. Proyek bersifat unik

Tidak pernah terjadi rangkaian kegiatan yang sama persis (tidak ada

proyek identik tapi proyek sejenis), proyek bersifat sementara dan selalu

melibatkan grup pekerja yang berbeda-beda.

2. Membutuhkan sumber daya (resources)

Membutuhkan 5 m (man, money, mechine, material & methode).

Pengorganisasian sumberdaya dilakukan seorang manajer proyek.

Mengorganisasikan pekerja lebih sulit dibanding yang lainya, sehingga

dibutuhkan pengetahuan tentang teori kepemimpinan yang harus dipelajari.

Sementara pengetahuan yang dipelajari bersifat teknis, misal struktur beton.

3. Membutuhkan organisasi

Setiap organisasi mempunyai keragaman tujuan dimana didalamnya

terlibat banyak individu dengan ragam keahlian, ketertarikan, kepribadian juga

ketidakpastian, sehingga sebagai langkah awal adalah menyatukan visi menjadi

satu tujuan yang ditetapkan organisasi.

15. Pihak-pihak yang Terlibat dalam Suatu Proyek

Secara garis besar unsur-unsur yang terlibat dalam pelaksana pembangunan

proyek meliputi pemberi tugas ( Owner ), kontraktor pelaksana dan perencana. Ketiga

unsur pengelola proyek tersebut mempunyai wewenang dan tanggung jawab

sesuai kedudukan dan fungsinya.

1. Pemberi Tugas ( Owner )

Pemberi tugas ( pemilik proyek ) adalah seseorang atau badan hukum

atau instansi yang memiliki proyek dan menyediakan dana untuk

merealisasikannya. Pemilik proyek mempunyai tugas dan kewajiban sebagai

berikut:

17

Page 18: Jawaban MK

a) Mengendalikan proyek secara keseluruhan untuk mencapai sasaran baik

segi kualitas fisik proyek maupun batas waktu yang telah ditetapkan.

b) Mengadakan kontrak dengan kontraktor yang memuat tugas dan

kewajiban sesuai prosedur.

c) Menunjuk kontraktor pemenang tender untuk melaksanakan proyek

tersebut.

d) Menyediakan dana yang diperlukan untuk merealisasikan proyek.

e) Menandatangani surat perjanjian pemborongan dan surat perintah kerja.

f) Menetapkan pekerjaan tambahan atau pengurangan pekerjaan.

g) Mengeluarkan semua instruksi dan menyerahkan semua dokumen

pembayaran kepada kontraktor

h) Menerima hasil pekerjaan dari pelaksanaan proyek atau kontraktor

2. Konsultan Perencana

Konsultan Perencana adalah badan yang menyusun program

kerja,rencana kegiatan dan pelaporan serta ketatalaksanaan sesuai ketentuan

yang berlaku.

Adapun pihak yang bergabung dalam konsultan perencana ini meliputi bidang

keahlian khusus, seperti :

1. Arsitektural.

2. Struktur dan konstruksi.

3. Mekanikal dan elektrikal.

Konsultan Perencana mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut :

a) Membuat perencanaan lengkap meliputi gambar bestek,Rencana Kerja

dan Syarat (RKS),perhitungan struktur ,serta perencanaan anggaran

biaya.

b) Menyiapkan dokumen untuk proses lelang.

c) Membantu dalam pelelangan proyek seperti memberikan penjelasan

dalam rapat pemberian pekerjaan,membuat berita acara penjelasan.

d) Memberikan usulan,saran dan pertimbangan kepada pemberi

tugas (owner) tentang pelaksanaan proyek.

18

Page 19: Jawaban MK

e) Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-

hal yang kurang jelas dari gambar bestek dan Rencana Kerja dan

Syarat (RKS).

f) Membuat gambar revisi jika ada perubahan .

g) Mempelajari petunjuk–petunjuk teknis,Peraturan Perundang-

undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.

3. Kontraktor

Kontraktor adalah pihak yang diserahi tugas untuk melaksanakan pembangunan

proyek oleh owner melalui prosedur pelelangan. Pekerjaan yang dilaksanakan harus

sesuai dengan kontrak ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat serta Gambar-Gambar

Kerja) dengan biaya yang telah disepakati.

Kontraktor mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut :

a) Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan peraturan dan syarat-syarat yang telah

ditetapkan dalam dokumen kontrak.

b) Membuat gambar kerja (shop drawing) sebelum memulai pelaksanaan

pekerjaan.

c) Membuat dokumen tentang pekerjaan yang telah dilaksanakan dan

diserahkan kepada owner.

d) Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan kemajuan proyek.

e) Mengasuransikan pekerjaan dan kecelakaan kerja bagi tenaga kerja.

f) Melakukan perbaikan atas kerusakan atau kekurangan pekerjaan akibat

kelalaian selama pelaksanaan dengan menanggung seluruh biayanya.

g) Menyerahkan hasil pekerjaan setelah pekerjaan proyek selesai.

16. Tahap Pemeliharaan dan Persiapan Penggunaan

Tahap ini merupakan akhir dari aktivitas proyek. Pada tahap ini, hasil

akhir proyek (deliverables project) beserta dokumentasinya diserahkan kepada

owner (pemilik), kontak dengan supplier diakhiri, tim proyek dibubarkan dan

memberikan laporan kepada semua stakeholder yang menyatakan bahwa kegiatan

proyek telah selesai dilaksanakan.

19

Page 20: Jawaban MK

Adanya Jaminan Pemeliharan (Maintenance Bond) yang berfungsi untuk

menjamin Pemilik Proyek (Owner) apabila Kontraktor (Principal) tidak dapat

melaksanakan kewajibannya memperbaiki kerusakan yang terjadi setelah

pelaksanaan pekerjaan selesai sesuai ketentuan dalam kontrak. Nilai Jaminan

berkisar antara 5% s.d 10% dari Nilai Proyek.

Langkah akhir yang perlu dilakukan pada tahap ini yaitu melakukan post

implementation review untuk mengetahui tingkat keberhasilan proyek dan

mencatat setiap pelajaran yang diperoleh selama kegiatan proyek berlangsung

sebagai pelajaran untuk proyek-proyek dimasa yang akan dating.

20

Page 21: Jawaban MK

DAFTAR PUSTAKA

1. Imam Soekoto, Ir. 1997 . Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi. Jakarta ;

Departemen Pekerjaan Umum.

2. Sukanto Reksohadiprodjo M.com, Ph.D, Prof. 1995. Manajemen Proyek.

Yogyakarta

21