MIKROBIOLOGI KULIT

15
BAB I MIKROBIOLOGI KULIT 1.1 PENDAHULUAN Kulit manusia tidak bebas hama (steril). Kulit steril hanya didapatkan pada waktu yang sangat singkat setelah lahir. Bahwa kulit manusia tidak steril mudah dimengerti oleh karena permukaan kulit mengandung banyak bahan makanan (nutrisi) untuk pertumbuhan organisme antara lain lemak, bahan-bahan yang mengandung nitrogen, mineral, dan Iain-Iain yang merupakan hasil tambahan proses keratinisasi atau yang merupakan hasil apendiks kulit. Mengenai hubungannya dengan manusia, bakteri dapat bertindak sebagai: - parasit yang dapat menimbulkan penyakit, atau sebagai - komensal yang merupakan flora normal. 2 1.2 PATOGENESIS DAN VIRULENSI Spesies bakteri yang mampu menimbulkan penyakit dianggap sebagai patogen. Patogenesitas atau sifat patogen merupakan

description

a

Transcript of MIKROBIOLOGI KULIT

BAB IMIKROBIOLOGI KULIT

1.1 PENDAHULUANKulit manusia tidak bebas hama (steril). Kulit steril hanya didapatkan pada waktu yang sangat singkat setelah lahir. Bahwa kulit manusia tidak steril mudah dimengerti oleh karena permukaan kulit mengandung banyak bahan makanan (nutrisi) untuk pertumbuhan organisme antara lain lemak, bahan-bahan yang mengandung nitrogen, mineral, dan Iain-Iain yang merupakan hasil tambahan proses keratinisasi atau yang merupakan hasil apendiks kulit.Mengenai hubungannya dengan manusia, bakteri dapat bertindak sebagai: parasit yang dapat menimbulkan penyakit, atau sebagai komensal yang merupakan flora normal. 2

1.2 PATOGENESIS DAN VIRULENSISpesies bakteri yang mampu menimbulkan penyakit dianggap sebagai patogen. Patogenesitas atau sifat patogen merupakan istilah yang relatif dan bakteri mempunyai frekuensi untuk menimbulkan penyakit yang sangat berbeda. Organisme dengan patogenesitas rendah, kadang-kadang patogen atau patogen oportunistik, sering muncul tanpa menimbulkan penyakit.Organisme dengan patogenesitas tinggi atau patogen habitual umumnya berasosiasi dengan penyakit. Patogen oportunistik ialah organisme nonpatogen yang dapat menimbulkan infeksi pada hospes dengan debilitas atau hospes yang mempunyai predisposisi. Pembawa kuman (carrier) ialah hospes yang mengandung bakteri patogen, tanpa adanya penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri tersebut.Istilah virulensi dipakai untuk melukiskan perbedaan galur (strain) dalam suatu spesies patogen dan mencakup semua bahan-bahan di dalam organisme tersebut yang dapat menyebarkan kuman atau menimbulkan penyakit pada hospes yang baru. 2, 3, 4

1.3 KOLONISASIBakteri yang mengontaminasi kulit dapat hidup dan bermultiplikasi disebut kolonisasi dan kemudian dapat menimbulkan penyakit infeksi. Kolonisasi berbeda daripada infeksi, yakni pada kolonisasi hospes tidak memberi respons dan dengan demikian pada kolonisasi juga tidak terdapat kenaikan titer antibodi.Frekuensi kontaminasi menimbulkan kolonisasi dan kolonisasi menimbulkan penyakit infeksi bergantung pada:1. Virulensi organisme.2. Besarya inokulasi.3. Tempat masuk kuman.4. Pertahanan atau imunitas hospes.

1.4 PATOGENESIS INFEKSISifat respons inflamasi kulit terhadap bakteri tertentu, di samping bergantung pada banyaknya bakteri yang masuk ke dalam kulit (inokulasi kulit), juga bergantung pada cara bakteri tersebut mencapai daerah yang bersangkutan. Dinding pem-buluh darah sering merupakan tempat utama kelainan kulit pada penyebaran infeksi. Manifestasi permulaan berupa perdarahan atau trombosis disertai infark. Kemudian diikuti reaksi selular akibat inokulasi bakteri ke dalam kulit, lalu timbul inflamasi setempat dan supurasi. Hal ini dapat menimbulkan penyebaran sistemik.Ada bakteri-bakteri tertentu yang dapat menimbulkan bakteriemia atau lesi jauh tanpa menimbulkan respons inflamasi yang jelas pada tempat masuk kuman (porte d'entre'e). Contohnya ialah kuman Yersinia pestis, dan Streptobacillus moniliformis (rat-bite fever).

Peranan imunoglobulin yang beredar dan hipersensitivitas tipe lambat dalam pertahanan kulit untuk ,menghadapi kuman tertentu masih banyak yang belum diketahui. IgM belum pemah ditemukan di dalam keringat, dan IgA, IgG dan IgD hanya ditemukan dalam jumlah yang kecil (0,01% dari kadar dalam serum). Akan tetapi banyaknya frekuensi infeksi jamur spesifik di kulit, dan mukosa, dan kandidosis pada penderita penyakit imuno-defisit memberi dugaan ada kaitan dengan respons imun. 2, 3, 4

1.5 PERTAHANAN KULIT1. Keadaan keringKulit mempunyai perlindungan yang kering dan secara mekanik terhadap kon-taminasi organisme dengan jalan deskuamasi. Teori acid mantle yang mula-mula dikemuka-kan oleh ARNOLD, MERCHIONINI, dan yang lain, mengatakan bahwa pH permukaan kulit yang kebanyakan bersifat asam sebagai per-iahanan kulit yang penting, sekarang sama sekali ditolak. Rupanya yang bertanggung jawab terhadap perbedaan ukuran meng-hilangnya bakteri dari daerah asam atau alkali ialah desikasi. Derajat kekeringan kulit yang relatif dapat membatasi pertumbuhan kuman negatif-Gram.2. Mekanisme kimiawiAsam-asam lemak berantai karbon yang tidak jenuh terbentuk di permukaan kulit sebagai hasil pemecahan ester-ester sebum oleh flora komensal. Streptococcus pyogenes sangat sensitif terhadap asam-asam yang tidak jenuh yang berantai karbon panjang. Faktor kering dan bahan-bahan yang terdiri atas asam-asam lemak berantai karbon tidak jenuh rupanya juga dapat mengeliminasi Staphylococcus aureus. Dari hasil-hasil penyelidikan telah diketahui bahwa bahan aktif asam-asam lemak tidak jenuh yang mempunyai efek antibakteri, ialah terutama asam oleat.

3. Fenomen interferensf bakteriFenomen ini ialah pengaruh supresif bakteri atau galur bakteri terhadap kolonisasi bakteri lainnya. Walaupun pengaruh tersebut merupakan sesuatu yang sulit diterangkan, akan tetapi relevansinya minimal jelas tampak dalam hal kolonisasi Staphylococcus di kulit dan hidung. Contoh: untuk menghadapi epidemi Staphylococcus aureus pada tempat-tempat perawatan bayi, dipergunakan galur spesies yang kurang virulen. Galur tersebut diinokulasikan pada umbilikus bayi yang baru lahir. Dengan cara tersebut kemungkinan untuk mendapat infeksi oleh epidemi faga 80/81, galur yang prevalens (yang lebih banyak dan lebih berkuasa) pada bayi, dapat dikurangi. Dengan kata lain kolonisasi di beberapa tempat oleh satu galur Staphylococcus akan mengganggu kolonisasi oleh galur lain.

4. Bakteri normal di kulitAdanya bakteri tersebut menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat mikroorganisme lainnya.

1.6 FLORA NORMAL KULITPRICE pada tahun 1938 membedakan flora transien dan flora residen. Flora transien terdiri atas organisme yang sangat beraneka ragam, dapat bersifat patogen atau nonpatogen, yang tiba di permukaan kulit dari sekitarnya dan bukan merupakan organisme yang secara teratur dijumpai

di permukaan kulit. Flora tersebut dianggap tidak memperbanyak din di permukaan kulit dan cepat menghilang dengan hapusan, jadi tidak dapat mempertahankan dirinya secara tetap pada kulit normal. Flora transien juga lebih muda dihilangkan dari kulit normal dengan desinfektan.Flora residen terdiri atas sejumlah kecil jenis organisme yang memperbanyak diri di permukaan kulit. Flora residen hampir selalu secara teratur terdapat pada kebanyakan individu normal, berupa organisme yang nonpatogen dan tidak mudah menghilang dengan hapusan.Perbedaan antara flora residen dengan flora transien dicantumkan di bawah ini.Flora residen1. Nonpatogen.2. Sebagai organisme yang stabil di permukaan kulit. Hampir selalu secara teratur terdapat pada kebanyakan individu normal.3. Dapat mempertahankan diri dari tekanan-tekanan kompetisi oleh organisme lainnya yang secara kontinyu mengontaminasikan permukaan kulit. Dapat memperbanyak diri secara teratur.4. Tidak mudah dihilangkan dengan cara menghapus.5. Jenis organismenya sangat kecil. Kebanyakan organismenya termasuk salah satu dari dua famili, yaitu famili Micrococcaceae atau famili Corynebacteriaceae.

Flora transien1. Patogen atau nonpatogen.2. Bukan merupakan organisme yang secara teratur terdapat di permukaan kulit.

3. Tidak dapat mempertahankan dirinya secara tetap pada kulit normal. Tidak dapat memperbanyak diri.4. Mudah dihilangkan dari kulit normal dengan cara menghapus atau dengan desinfektan. Tetapi lebih sukar dihilangkan dari kulit yang sakit.5. Jenis organismenya sangat banyak (beraneka ragam).

FLORA RESIDENFlora residen yang tersering ialah :1. Micrococcaceae2. Corynebacterium acnes3. Aerobic diphteroidsFamili Micrococcaceae terdiri atas 3 genera:1. Micrococcus2. Staphylococcus3. SarcinaSifat-sifat famili Micrococcaceae ialah kokus Gram-positif dan katalase positif.

Klasifikasi sistem Baird Parker (1963):Berdasarkan kemampuan membentuk asam dari glukosa dalam kondisi anaerobik, makaMicrococcaceae dibagi dalam genus Staphylococcus yang memberi reaksi positif, dan genus Micrococcus yang memberi reaksi negatif. Kemudian masing-masing genus dibagi lagi dalam subdivisi, contoh : Staphylococcus mempunyai 6 tipe, dan Micrococcus mempunyai 7 tipe. Pembagian subdivisi tersebut berdasarkan kemampuan organisme memproduksi asam dari gula, memproduksi fosfatase, dan membentuk aseton dari glukosa.

S.I. ialah Staphylococcus aureus, dapat dibedakan dari subdivisi lainnya berdasarkan sifat koagulase positif dan fermentasi anaerobik manitol positif. Organisme-organisme yang termasuk dalam subdivisi-subdivisi S II dan S V disebut Staphylococcus epidermidis. S VI ialah galur yang dapat memproduksi asam dari manitol secara aerobik, tetapi tidak secara anaerobik. S I jarang ditemukan dalam jumlah besar pada kulit normal dewasa. Galur S II dari grup ini dapat diisolasikan dari hampir setiap sampel kulit normal. S VI dapat meragi manitol secara aerobik.Micrococcus tipe Mi & M2 : sering ditemukan di daerah intertriginosa tipe M3 : dominan pada kulit kepala dewasa tipe M7 : sering disebut Sarcina lutea, lebih sering ditemukan pada kulit normal daripadadermatitis.

CorynebacteriaAerobic diphtheroids merupakan anggota genus Corynebacterium yang nonpatogen. Organisme ini berbentuk batang Gram-positif.

Anaerobic diphtheroidContohnya antara lain ialah Corynebacterium acnes, merupakan flora residen di kulit, terutama di folikel, yakni di tempat- tempat yang banyak sekresi sebum Jumlahnya akan bertambah banyak setelah akil balik. Organisme ini ber-tanggung jawab pada sebagian besar sebum lipolisis di dalam kanal folikel.Organisme negatif-GramFlora residen lainnya ialah Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, dan organisme grup Mima-Herella.

FLORA TRANSIENFlora transien terdiri atas :1. Organisme aerobik yang membentuk spora (Bacillus spp.)2. Streptococcus3. Neisseria4. Basil negatif-Gram yang berasal dari daerah intertriginosa dapat menjadi flora transien di tern pat lain.

FAKTOR MODIFIKASI1. Pantang mandi tidak meningkatkan jumlah organisme.2. Musim rupanya hanya berpengaruh sedikit pada jumlah organisme. Jumlah organisme meningkat jika suhu luar dan kelembaban meningkat.3. Penambahan hidrasi akan meningkatkan flora total. Mula - mula Staphylococcus dan Micrococci yang predominan, tetapi kemudian diphtheroid dan bentuk negatif-Gram yang lebih banyak. 2, 3, 4

1.7 LOKALISASI FLORA BAKTERIMayoritas organisme aerobik terdapat di perrnukaan lapisan terluar stratum komeum. Juga banyak ditemukan organisme pada infundibulum folikel rambut. Organisme anaerobik terdapat dalam jumlah besar pada sebum yang disekresikan dan mungkin pada bagian dalam folikel pilosebaseus. Kelenjar keringat, baik ekrin maupun apokrin dan saluran keluarnya mungkin bebas dari bakteri.PERANAN FLORA NORMAL1. Yang terpenting ialah sebagai pertahanan ter-hadap infeksi bakteri, dengan jalan interferensi bakteri.

2. Memproduksi asam lemak bebas. Terdapat banyak bukti Corynebacterium acnes dan kokus negatif-Gram mampu menghidrolisis-kan lemak dari sebum dan menghasilkan asam lemak bebas.FLORA PADA ORIFISIUM TUBUH Meatus Meatus auditorium eksternumDi samping Micrococci dan diphtheroid, juga terdapat basil tahan asam yang nonpatogen.Vestibulum nasiOrganisme yang tersering diisolasi ialah Micrococci dan diphtheroid. Staphylococcus dapat ditemukan pada separuh populasi yang diambil sampelnya. Streptococcus pyogenes kadang-kadang juga ditemukan.UretraMicrococci dan diphtheroid biasanya terdapat dalam jumlah kecil. Mycobacterium smegmatis mungkin ditemukan di sekret preputium pada laki-laki dan wanita.VulvaOrganisme aerobik, termasuk diphteroid, Micrococci, enterococci dan coliform banyak ditemukan pada vulva.UmbilikusUmbilikus bayi biasanya dikolonisasi oleh Staphylococcus aureus segera setelah lahir. Juga dapat dikolonisasi oleh Streptococcus pyogenus.