Lap Mikrobiologi

51
OBJEK I “ MEDIUM DAN STERILISASI ” I. TUJUAN Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara kerja pembuatan medium PDA dan NA. II. ALAT DAN BAHAN Medium PDA Alat dan bahan yang digunakan adalah kentang 200 gram, dekstrosa 10 gram, agar 15 gram, aquades, dan dengan Ph 5,6. Medium NA Alat dan bahan yang digunakan adalah beef ekstrak atau ekstrak daging 3 gr, peptone 5 gr, agar 15 gr, aquades 1000 ml, dengan Ph 6,8-7,0. III. CARA KERJA 3.1 PDA Kentang dikupas, diiris tipis-tipis dengan ukuran 1 cm x 1 cm x 1 cm, lalu ditimbang sebanyak 200 gr, dimasak dengan ½ aquades sampai empuk, kemudian disaring dengan menggunakan kain saring yang bersih atau kapas dan diambil infus atau cairannya. Filtrat

description

laporan hasil pratikum mikrobiologi

Transcript of Lap Mikrobiologi

Page 1: Lap Mikrobiologi

OBJEK I

“ MEDIUM DAN STERILISASI ”

I. TUJUAN

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara kerja

pembuatan medium PDA dan NA.

II. ALAT DAN BAHAN

Medium PDA

Alat dan bahan yang digunakan adalah kentang 200 gram, dekstrosa 10

gram, agar 15 gram, aquades, dan dengan Ph 5,6.

Medium NA

Alat dan bahan yang digunakan adalah beef ekstrak atau ekstrak daging 3

gr, peptone 5 gr, agar 15 gr, aquades 1000 ml, dengan Ph 6,8-7,0.

III. CARA KERJA

3.1 PDA

Kentang dikupas, diiris tipis-tipis dengan ukuran 1 cm x 1 cm x 1 cm, lalu

ditimbang sebanyak 200 gr, dimasak dengan ½ aquades sampai empuk, kemudian

disaring dengan menggunakan kain saring yang bersih atau kapas dan diambil

infus atau cairannya. Filtrat (hasil penyaringan) ditambahkan dengan agar

sebanyak 15 gram dan dextrosa sebanyak 10 gram. Kemudian dipanaskan hingga

agarnya larut. Langkah selanjutnya adalah penambahan aquades untuk

menggantikan air yang hilang selama pemanasan hingga volume semula.

Dimasukkan ke dalam tabung (wadah lain). Lalu disterilisasikan dalam autoclave.

3.2 NA

Masukkan agar, peptone, beef extract dan aquades ke dalam suatu wadah,

campurkan kemudian dipanaskan sambil diaduk sampai homogen.

Page 2: Lap Mikrobiologi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari praktikum yang telah dilakukan, dalam pembuatan medium dan

sterilisasi didapatkan hasil sebagai berikut :

Gambar 1.1 medium PDA Gambar 1.2 medium NA

Dari gambar diatas, hasil yang diperoleh dari pembuatan medium NA ini

akan di gunakan selanjutnya untuk isolasi mikroba udara. Hasil yang diperoleh

pada medium PDA ini pun akan digunakan selanjutnya untuk isolasi mikroba

udara. PDA adalah media tempat pembiakan jamur, sedangkan NA adalah media

tempat pembiakan bakteri. Medium merupakan tempat tumbuh dan

berkembangbiaknya mikroba sehingga komposisi dari suatu medium sangat

berpengaruh besar terhadap mikroorganisme yang tumbuh dan berkembang biak

pada media tersebut.

Untuk menstimulir pertumbuhan mikroba, medium yang digunakan harus

mengandung komponen – komponen yang dibutuhkan oleh mikroba tersebut.

Mikroba juga mempunyai pH minimum , maksimum, dan optimum untuk

pertumbuhannya, oleh karena itu dalam mempersiapkan medium perlu dilakukan

pengaturan pH sehingga tercapai pH yang optimum untuk pertumbuhan mikroba

yang diinginkan.Proses pensterilan atau sterilisasi dilakukan dengan tujuan untuk

membebaskan medium dari segala bentuk pertumbuhan mikroba. Hal ini

dilakukan agar pada media yang telah kita siapkan tidak ditumbuhi oleh mikroba

lain yang tidak kita diinginkan. Namun, proses sterilisasi bukan berarti dapat

membunuh mikroba dalam waktu bersamaan, hal ini dikarenakan ada beberapa

Page 3: Lap Mikrobiologi

jenis mikroba yang mempunyai sifat tahan terhadap panas dan tekanan tinggi.

Pensterilan dilakukan dengan cara fisika, yaitu dengan menggunakan autoclave.

Autoclave adalah alat yang digunakan untuk sterilisasi dengan uap panas

bertekanan. Cara sterilisasi dengan autoclave merupakan cara sterilisasi yang

paling baik jika dibandingkan dengan cara-cara lainnya. Bahan-bahan atau alat

yang disterilkan ialah bahan-bahan atau alat-alat yang tidak rusak karena

pemanasan dan tekanan tinggi.

Page 4: Lap Mikrobiologi

OBJEK II

” ISOLASI MIKROBA UDARA ”

I. TUJUAN

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengisolasi mikroba udara pada

medium pertumbuhan.

II. ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan yang digunakan adalah cawan perti steril, bunsen, medium

NA dan PDA, alcohol 95%, test tube yang berisi medium steril.

III. CARA KERJA

Masukkan medium PDA dan NA masing – masing ke dalam petridish

yang sebelumnya telah disterilkan. Tunggu medium benar – benar sudah padat.

Lalu letakkan petridish yang sudah berisi medium tersebut di dalam ruangan

laboratorium,toilet dan di luar ruangan. Kemudian biarkan cawan petridish

tersebut terbuka selama 10 menit, lalu tutup dan dibawa kelaboratorium untuk di

inkubasi selama 2 hari. Setelah jangka waktu tersebut, terbentuklah koloni bakteri.

Amati dan catat bentuk koloni, pinggir koloni, warnanya, kenaikan

permukaannnya dan hitung jumlahnya.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengamatan isolasi mikroba udara pada pada medium NA di kamar mandi.

Tabel. 1 Hasil isolasi mikroba udara pada beberapa tempat medium.

No Lokasi IsolasiSifat khas koloni

PDA NA

1 Laboratorium

Kel I&II

- miselium banyak

- warna hijau,abu-

abu,putih

- permukaan

mengkilat dan

licin

Page 5: Lap Mikrobiologi

- Jumlah 38 koloni - warna putih

kekuningan

- jumlah 29 koloni

2 Toilet

Kel III

- miselium berkapang

- warna orange,putih,hijau

- jumlah 47 koloni

- permukaan

mengkilat dan

licin

- warna

kuning,orange,puti

h kekuningan dan

biru

- jumlah 40 koloni

3 Luar Ruangan

Kel IV

- miselium banyak

- warna abu-abu dan hijau

- jumlah 41 koloni

- permukaan

mengkilat dan

licin

- warna

kuning,putih

kekuningan

- jumlah 34 koloni

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ada 3 lokasi tempat pengamatan,

yaitu di laboratorium (kelompok I dan II), toilet ( kelompok III), dan di luar

ruangan (kelompok IV). Pada masing – masing tempat tersebut terdapat

perbedaan sifat khas dan perbedaan jumlah koloni yang tumbuh.

Dari data diatas dapat dikatakan bahwa koloni yang ditemukan pada ketiga

tempat pengamatan tersebut berbeda satu sama lainnya, dimana pada pengamatan

di dalam ruangan pada medium PDA ditemukan jamur, dimana miseliumnya

Page 6: Lap Mikrobiologi

banyak warna hijau,abu-abu,putih. Dan pada medium NA ditemukan bakteri yang

permukaannya mengkilat dan licin warna putih kekuningan. Pada pengamatan di

toilet pada medium PDA nya ditemukan jamur yang miseliumnya berkapang

warna orange,putih,hijau, dan pada medium NA ditemukan bakteri yang

permukaannya mengkilat dan licin warna kuning,orange,putih kekuningan dan

biru. Pada pengamatan di luar ruangan ditemukan jamur miselium banyak warna

abu-abu dan hijau, dan pada medium NA ditemukan bakteri permukaan mengkilat

dan licin warna kuning, putih kekuningan.

Dari tabel diatas juga dapat dilihat jumlah koloni yang paling banyak

ditemukan pada pengamatan di toilet, dimana pada PDA sebanyak 47 koloni dan

pada NA sebanyak 40 koloni. Pada lokasi luar ruangan pada PDA sebanyak 41

koloni dan pada medium NA 34 koloni. Dan yang paling sedikit yaitu pada

pengamatan di laboratorium, dimana pada PDA sebanyak 38 koloni dan pada NA

29 koloni. Perhitungan jumlah koloni koloni dapat dilakukan dengan

menggunakan alat “ koloni counter “. Alat ini dapat mempermudah kita untuk

menghitung jumlah koloni bakteri.

Gambar 2.1 PDA di laboratorium Gambar 2.2 NA di laboratorium

Setelah diinkubasi selama 2 hari, maka didapatkan sifat-sifat khas dari

koloni. Isolasi mikroba udara pada edium PDA berjalan dengan baik, karena yang

tumbuh jamur sesuai dengan apa yang diharapkan. Sedangkan pada medium NA

yang tubuh seharusnya bakteri, tapi pada percobaan ini juga tumbuh jamur. Hal

Page 7: Lap Mikrobiologi

ini disebabkan karena petridish yang kurang steril, kesalahan dalam pembuatan

media dan kurang kehati-hatian dalam melaksanakan praktikum sehingga terjadi

kesalahan.

Page 8: Lap Mikrobiologi

OBJEK III

“ISOLASI MIKROBA TANAH DAN PENGENCERAN”

I. TUJUAN

- Untuk menghitung jumlah koloni dengan metoda pengenceran bertingkat.

II. ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan yang diperlukan untuk isolasi mikroba tanah dan

pengenceran adalah tanah biasa, tanah kandang, tanah sampah, tanah kampus,

tanah ternak, jarum ose, tabung reaksi, aguadest, lampu spritus, mikroskop dan

pipet tetes.

Alat dan bahan yang digunakan untuk pengenceran air tebu adalah air

tebu, tabung reaksi, cawan petridish, aquadest dan mikroskop.

III. CARA KERJA

3.1 Isolasi mikroba tanah

Di ambil tanah dari lapangan dari berbagai lokasi yaitu tanah kampus,

tanah biasa, tanah sampah, dan tanah ternak. Kemudian diambil masing-masing 1

gr sampel tanah, masukkan ke dalam tabung reaksi hingga volume menjadi 10 ml

aquadest, homogenkan (pengenceran 10-1). Ambil 1 ml cairan hasil dari

pengenceran tersebut, masukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 9 ml

aquadest, homogenkan (pengenceran 10-2). Ambil lagi 1 ml dari pengenceran 10-2,

masukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 9 ml aquadest, homogenkan

(pengenceran 10-3). Ambil 1 ml dari pengenceran tersebut kemudian masukkan ke

dalam 9 ml aquadest, homogenkan (pengenceran 10-4). Ambil 1 ml dari

pengenceran 10-4 masukkan ke dalam 9 ml aquadest, homogenkan (pengenceran

10-5). Ambil lagi 1 ml dari pengenceran 10-5 masukkan lagi ke dalam 9 ml

aquadest, homogenkan, (pengenceran 10-6). Sehingga didapatkan sampel dengan

Page 9: Lap Mikrobiologi

volume 10 ml lalu dituangkan ke dalam petridish, baik secara spread plate ataupun

pour plate, kemudian diinkubasi selama 2 hari.

3.2 Pengenceran air tebu

Diambil air tebu sebanyak 1 ml yang sudah di encerkan 5 kali pengenceran

dengan metoda pengenceran bertingkat, campurkan kedalam 9 ml aquadest.

Kemudian masukkan ke dalam medium PDA dan NA. Lalu amati beberapa hari.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Adapun yang hasil yang diperoleh pada praktikum isolasi mikroba tanah

adalah sebagai berikut

Tabel.1 Isolasi Mikroba Tanah

No Jenis TanahJumlah koloni

PDA NA

1 Tanah kandang - 17 koloni

- Warna abu-abu, hijau

- miseliumnya banyak

- 64 koloni

- Warna kuning,putih

- Permukaan mengkilat

dan licin

2 Tanah biasa - 3 koloni

- Warna putih

- Miselium banyak

- 20 koloni

- Warna putih

- Tepi bergerigi

3 Tanah kampus - 45 koloni

- Warna putih, abu-abu

- Miselim banyak

- 80 koloni

- Warna putih

- Permukaan mengkilat

Page 10: Lap Mikrobiologi

4 Tanah sampah - 15 koloni

- Warna putih,abu-abu

- Miselium banyak

- 52 koloni

- Warna putih

- Permukaan mengkilat

Tabel 2.Isolasi Mikroba Air Tebu

No BahanJumlah koloni

PDA NA

1 Air tebu - 17 koloni

- Warna abu-abu,

hijau

- miseliumnya

banyak

- 64 koloni

- Warna kuning,putih

- Permukaan mengkilat

dan licin

Dari tabel diatas pada isolasi mikroba tanah dapat dikatakan bahwa, pada

tanah kandang pada medium PDA ditemukan 17 koloni warna abu-abu, hijau,

miseliumnya banyak, dan pada medium NA ditemukan 64 koloni warna

kuning,putih, permukaan mengkilat dan licin. Pada tanah biasa medium PDA

ditemukan 3 koloni warna putih miselium banyak, dan pada medium NA

ditemukan 20 koloni warna putih tepi bergerigi. Pada tanah kampus medium PDA

ditemukan 45 koloni warna putih, abu-abu miselim banyak, pada medium NA

ditemukan 80 koloni warna putih permukaan mengkilat. Pada tanah sampah

medium PDA ditemukan 15 koloni warna putih,abu-abu miselium banyak, dan

pada medium NA ditemukan 52 koloni warna putih permukaan mengkilat.

Page 11: Lap Mikrobiologi

Gambar 3.1 PDA tanah kandang Gambar 3.2 NA tanah kandang

Pada pengamatan isolasi miroba tanah jumlah koloni yang paling banyak

ditemukan pada tanah kampus, dimana pada medium PDA sebanyak 45 koloni

dan pada medium NA sebanyak 80 koloni.

Dari tabel pengamatan isolasi mikroba udara pada air tebu, pada medium

PDA ditemukan 17 koloni warna abu-abu, hijau, miseliumnya banyak, dan pada

medium NA ditemukan 64 koloni warna kuning,putih, dan permukaan mengkilat

dan licin.

OBJEK IV

” PEWARNAAN GRAM DAN PERGERAKAN BAKTERI ”

I. TUJUAN

Page 12: Lap Mikrobiologi

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk membedakan antara bakteri

gram positif dan bakteri gram negative.

II. ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan yang diperlukan pada praktikum pewarnaan gram dan pergerakan

bakteri adalah :

Pewarnaan Gram

Alat dan bahan yang digunakan adalah larutan kristal violet (garm A),

larutan lugol-s ionida (gram B), larutan pencuci atau alcohol (gram C), larutan cat

safranin (gram D), objek glass.

Pergerakkan Bakteri

Alat dan bahan yang digunakan adalah alkohol, lampu spritus, biakkan

murni Bacillus Subtilis, kaca objek dengan cekungan, cover glass, dan veselin.

III. CARA KERJA

3.1 Pewarnaan Gram

Objek glass dan cover glass di bebas lemakkan dengan menggunakan

alkohol kemudian fiksasi dengan diatas nyala lampu spritus. Ditetesi objek glass

dengan 1 tetes aquadest, diambil secara aseptis 1 oce suspensi bakteri dan

diletakkan pada objek glass. Kemudian ratakan campuran suspensi bakteri

tersebut. Kering anginkan dan selanjutnya lakukan fiksasi di atas nyala lampu

spritus. Diwarnai dengan kristal violet (gram A), kemudian biarkan selama 30

detik, lalu cuci dengan air mengalir. Setelah itu tetesi lugol (gram B), lalu

diamkan selama 30 detik. Teteskan / cuci dengan alkohol (gram C), lalu cuci

dengan air mengalir. Tetesi dengan safranin (gram D), kemudian diamkan selama

1 menit, lalu cuci dengan air mengalir. Setelah itu diamati dibawah mikroskop.

3.2 Pengecatan negatif

Dibersihkan objek glass dengan alkohol hingga bebas lemak, kemudian

fikserkan diatas nyala lampu spiritus. Setelah dingin, ambillah suspensi biakan

Page 13: Lap Mikrobiologi

murni dengan ose secara aseptis dan letakkan di atas objek glass. Kemudian ambil

sedikit tinta cina dengan batang gelas dan campur dengan suspensi bakteri yang

telah diletakkan di atas objek glass, campurkan bakteri dengan larutan tinta cina

kemudian ratakan dengan batang gelas hingga lapisan tipis. Keringkan dan amati

dibawah mikroskop.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Adapun hasil yang didapatkan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut :

Tabel 1. pewarnaan gram

Perlakuan Gram positif Gram negatif Fungsi

Cristal violet Ungu Ungu Pewarna utama

Lugol Ungu Ungu Pelarut

Alkohol Ungu Tidak berwarna Pelarut

Safranin Ungu Merah Pewarna

pembanding

Pewarnaan Gram

Cara pewarnaan gram pertama kali diciptakan oleh seorang ahli

bakteriologi, yaitu Christian Gram. Cara pewarnaan ini merupakan cara

pewarnaan diffrensial, dimana dengan cara ini bakteri dapat dibedakan menjadi 2

grup, yaitu : bakteri gram positif dan bakteri gram negatif.

Dari gambar 4.1 dapat kita lihat bahwa ini adalah bakteri gram positif, hal

ini dapat dibuktikan dengan bakteri yang berwarna ungu. Hal ini disebabkan

karena bakteri gram positif lebih cepat mengikat warna kristal violet sehingga

bakteri berwarna ungu. Selain itu bakteri gram positif mempunyai dinding sel

yang lebih tebal dibandingkan dengan bakteri gram negatif. Contoh bakteri gram

positif adalah : Lactobacillus, Staphylococcus, dan Steptococcus.

Page 14: Lap Mikrobiologi

Gambar 4.2 merupakan bakteri gram negatif. Dari gambar terlihat bahwa

bakteri gram negatif berwarna merah, hal ini disebabkan karena bakteri gram

negatif lebih cepat mengikat warna merah. Bakteri gram negatif ini mempunyai

dinding sel yang lebih tipis dibandingkan bakteri gram positif. Contoh bakteri

gram negatif adalah : E. Coli, Enterobacter aerogenesis, dan Pseudomonas.

Adapun faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri adalah faktor fiksasi,

pelunturan warna, substrat, identifikasi pewarnaan, dan zat warna penyusun.

Gambar 4.1 Bakteri gram positif Gambar 4.2 bakteri gram negatif

Adapun keuntungan dalan melakukan pewarnaan adalah :

1. Memberi warna pada sel sehingga menambah kontras dan tampak lebih jelas.

2. Untuk menunjukkan bagian-bagian dari struktur sel.

3. Untuk membedakan mikroba yang satu dengan yang lain.

4. Untuk mengenal sifat dari mikroorganisme

Perbedaan antara bakteri gram positif dengan bakteri gram negatif

No. Bakteri gram positif Bakteri gram negatif

1. Dinding sel terdiri dari

polisakarida sederhana dan

mengandung asam stekoat.

Dinding sel terdiri dari protein,

lipid, polisakarida dan tidak

mengandung asam stekoat.

2. Menyebabkan zat warna tetap Berwarna merah.

Page 15: Lap Mikrobiologi

terikat dan sel tetap berwarna

ungu.

3. Tidak larut dalam alkohol. Dalam alkohol larut.

4. Berdinding tebal. Berdinding tipis.

5. Tidak larut dalam lugol. Dalam lugol larut.

6. Ditemukan senyawa Mg

ribonukleat yang akan bereaksi

dengan kristal violet dan tidak

mudah dilarutkan oleh larutan

pemucat.

Tidak ditemukan senyawa Mg

ribonukleat.

.

OBJEK V

“ISOLASI MIKROBA PADA TANAMAN DAN MAKANAN”

I. TUJUAN

- Untuk mengidentifikasi mikroba patogen yang terdapat pada tanaman dan

makanan

Page 16: Lap Mikrobiologi

II. ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan yang diperlukan pada praktikum isolasi mikroba pada

tanaman dan makanan adalah obek glass, jarum ose, lampu spritus, cover glass,

dan mikroskop.

III. CARA KERJA

Ambil 1 ose suspensi jamur, masing-masing jamur roti, nasi, tempe, sambal,

dan kulit jeruk, kemudian letakkan pada objek glass. Sebelumnya jarum ose ini

dibakar terlebih dahulu dengan lampu spiritus kemudian amati di bawah

mikroskop bentuk-bentuk dari pada jamur tersebut dan setelah itu identifikasi.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Adapun jenis jamur yang ditemukan dari isolasi mikroba pada tanaman

dan makanan adalah : Rhizopus oryzae, Fusarium sp, Mucor sp, Moniliella sp,

Aspergillus sp dan Penicillium sp.

Tabel.1 pengamatan isolasi mikroba pada tanaman dan makanan

No Jenis jamur Makroskopis Mikroskopis

1 Rhizopus oryzae - Pada tempe warna

putih

- Pada ikan goreng

- Pada duku dan PDA

dalam ruangan hitam

- Mempunyai rhizoid

- Spora terbungkus

oleh sporangium

- Tangkai spora

disebut

sporangiofor

- Ada colummela

2 Moniliella sp - Pada nasi berwarna

kuning

- Terdiri dari

beberapa konidia

3 Fusarium sp - Pada tomat warna hitam

- Pada kentang warna putih

- Berbentuk bulat

sabit

Page 17: Lap Mikrobiologi

- Terdiri dari

makrokonidia dan

mikrokonidia

4 Aspergillus sp. - Pada nasi berwarna

orange, dan hijau.

- - - Terdiri dari konidia,

phialid, konidiosfor

dan vesicle.

5 Mucor sp - Pada nasi berwarna hijau- - Spora dibungkus oleh

sporangium,

colummela lebih tipis

dari rhizopus dan tidak

memiliki rhizoid

6 Penicillium sp - - Pada kulit jeruk berwarna

hijau

- Terdiri dari konidia

- Phialid

- konidiosfor

1. Rhizopus oryzae

Klasifikasi

Kingdom : Myceteae

Divisi : Mycota

Sub divisi : Zygomycotina

Class : Zygomycetes

Ordo : Mucorales

Famili : Mucoraceae

Genus : Rhyzopus

Species : Rhyzopus oryzae

Page 18: Lap Mikrobiologi

Gambar 5.1 Rhizopus oryzae

Jamur Rhyzopus oryzae pada gambar di atas dapat ditemukan media

tumbuhnya pada tempe, pada ikan goreng, pada duku dan PDA dalam ruangan

hitam duku . Rhyzopus itu banyak menyerupai Mucor, hanya miselliumnya yang

terbagi – bagi atas stolon yang menghasilkan alat – alat serupa akar (rhizoid) dan

spongiofor. Tangkai pada Rhyzopus disebut dengan sporagiofor karena spora yang

dihasilkan disebut dengan spora, sama halnya dengan Mucor. Mucor sama dengan

Rhyzopus, tetapi Mucor memiliki kolumela, sedangkan Rhyzopus tidak memiliki

kolumela. Rhyzopus oryzae merupakan ragi untuk pembuatan tempe, spesies ini

dapat mengubah amilum menjadi dextrosa, dapat memecah protein dan lemak

yang ada di dalam sel – sel kedelai dan kacang.

2. Aspergillus sp.

Klasifikasi

Kingdom : Myceteae

Divisi : Amastigomycotina

Sub divisi : Ascomycotina Gambar 3.2 Aspergillus

Class : Ascomycetes

Ordo : Eurotiace

Famili : Eurotiaceae Gambar 5.2 Aspergillus sp.

Genus : Aspergillus

Species : Aspergillus sp.

Jamur ini dapat kita temukan pada nasi yang warna koloninya orange dan

pada nasi yang warna koloninya hijau. Jamur ini hidup saprofit. Koloni yang

sudah menghasilkan spora warnanya menjadi coklat kehijau – hijauan atau

kehitam – hitaman, misellium yang semula berwarna putih sudah tidak tampak

Page 19: Lap Mikrobiologi

lagi. Aspergillus memiliki tangkai yang disebut dengan konidiofor, karena spora

yang dihasilkan disebut dengan konidia. Konodianya dapat membentuk rantai,

sterigmatanya relatif lebih pendek dan banyak, konodiosporanya tidak bercabang,

sedikit bercabang atau membengkak pada ujungnya.

3. Mucor sp.

Klasifikasi

Kingdom : Myceteae

Divisi : Amastigomycotina

Sub divisi : Zygomycotina

Class : Zygomycetes

Ordo : Mucorales

Famili : Mucoraceae

Genus : Mucor . Gambar 5.3 Mucor sp

Species : Mucor sp.

Jamur ini biasanya hidup saprofit pada banyak kepadatan pada sisa – sisa

makanan yang banyak mengandung karbohidrat. Jamur ini dapat kita temukan

pada nasi yang warna koloninya hijau. Mucor sama dengan Rhyzopus, tetapi

Mucor memiliki kolumela, sedangkan Rhyzopus tidak memiliki kolumela. Mucor

berkembang biak dengan 2 jalan, yaitu dengan spora yang semacam saja dan

spora – spora yang berlainan jenis. Spora – spora yang sejenis itu dihasilkan oleh

sporangium, yang tumbuh pada ujung hifa. Mula – mula ujung hifa

menggelembung, kemudian protoplast yang ada di dalam gelembung membelah

diri menjadi spora. Ciri – ciri lain dari Mucor adalah sporangiosfora tidak timbul

dari stolon, sporangianya hanya satu jenis, zygosporanya jarang atau tidak ada,

tidak ada hifanya.

Page 20: Lap Mikrobiologi

4. Fusarium sp.

Klasifikasi

Kingdom : Myceteae

Divisi : Amastigomycotina

Sub divisi : Zygomycotina

Class : Zygomycetes

Ordo : Mucorales

Famili : Mucoraceae

Genus : Mucor

Species : Mucor sp Gambar 5.4 Fusarium sp.

Jamur ini biasanya ditemukan pada tomat warna hitam dan pada kentang

warna putih, berbentuk bulat sabit, dan terdiri dari makrokonidia dan

mikrokonidia. Makrokonidia mempunyai sekat. Konidiospora bersatu membentuk

satuan spherakel, konidianya berwarna biru muda, beberapa sel berbetuk “sickle”.

Jamur ini dapat bergerak dengan berpindah tempat.

5. Pennicillium sp.

Klasifikasi

Kingdom : Myceteae

Divisi : Amastigomycotina

Sub divisi : Ascomycotina

Class : Ascomycetes

Page 21: Lap Mikrobiologi

Ordo : Eurotiales

Famili : Eurotiaceae

Genus : Pennicillium

Species : Pennicillium sp. Gambar 5.4 pennicillium sp.

Jamur ini biasanya ditemukan pada kulit jeruk yang berwarna hijau. Jamur

ini hidup saprofit, terdiri dari konidia, phialid, konidiosphor, dan vesicle. Pada

Pennicillium sp susunan konidianya hanya beberapa cabang saja, sterigmata

relatif panjang dan lebih sedikit. Konidiosporanya bercabang pada ujungnya

membentuk sikat.

6. Moniliella sp.

Klasifikasi

Kingdom : Fungi

Divisi : Ascomycota

Sub divisi : Ascomycotina

Class : Ascomycetes

Ordo : Monielles

Famili : Moniliaceae

Genus : Moniliella

Species : Moniliela sp.

Jamur ini biasanya ditemukan pada nasi warna kuning dan terdiri dari

beberapa konodia, dan konidospor.. Hifa dalam bentuk masa seperti kapas

konidiospora tidak bersatu atau tepisah, koniosporalebih panjang dan tidak

bercabang.

Page 22: Lap Mikrobiologi

OBJEK VI

“PERHITUNGAN MIKROBA DENGAN COUNTING CHAMBER”

I. TUJUAN

- Untuk menghitung jumlah koloni jumlah mikroba dengan alat counting

chumber.

II. ALAT DAN BAHAN

Page 23: Lap Mikrobiologi

Alat dan bahan yang diperlukan pada perhitungan mikroba dengan

counting chamber adalah counting chamber, air nira yang berisi biakan

Saccaromyces cereviciae, pipet tetes, cover glass, mikroskop dan kaca objek.

III.CARA KERJA

Air nira diteteskan beberapa tetes diatas Counting Chamber hingga

permukaam tertutupi lalu sisa dbersihkan kemudian amati di bawah miskroskop.

Hitung jumlah sel ragi. Counting Chumber merupakan objek glass yang tebal

yang mempunyai 25 kotak besar dan 16 kotak kecil. Adapun rumus yang

digunakan yaitu:

Volume : 1 mm x 1 mm x 0,1 mm3

Rumus ∑ sel = ∑ (kotak I + kotak II + … + kotak V)/5 x 25/0,1 mm3

Apabila air tersebut dilakukan denan pengenceran maka : ∑ sel x pengenceran

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Adapun hasil yang diperoleh pada praktikum perhitungan mikroba dengan

counting chamber adalah sebagai berikut ;

∑ sel = (kotak I + kotak II + … + kotak V)/5 x 25/0,1 mm3

Dimana pada kotak I = 0

Kotak II = 10

Kotak III = 6

Kotak IV = 2

Page 24: Lap Mikrobiologi

OBJEK VII

“ FERMENTASI TEMPE DAN TAPE”

I. TUJUAN

- untuk mengetahui proses fermentasi pada tempe dan tape.

III. CARA KERJA

3.1 Pembuatan Tempe

Kacang kedelai direndam selama 1 malam sebelum direbus. Setelah selesai

direndam, rebus kacang kedelai tersebut sampai matang. Kemudian buang

kulitnya. Setelah itu dikukus sampai masak, kemudian dinginkan, tambahkan

dengan tepung tapioka dan laru tempe kemudian taburi lagi dengan ragi.

Sebaiknya tepung jangan terlalu banyak, hal ini dikarenakan agar tidak lengket

sehingga masih bisa digoyang-goyang. Tepung yang tersisia kemudian dibuang.

Setelah itu bungkus dengan plastik yang telah dilubangi, daun pisang yang

dilubangi dan daun pisang yang tidak dilubangi. Simpan selama 2 hari dan amati

perubahannya!

3.2 Pembuatan Tape

Rebus ubi kayu sampai matang, kemudian dinginkan. Timbang ubi kayu

seberat 50 gr kemudian taburi ubi kayu tersebut, masing-masing dengan 2 gr ragi

dan 4 gr ragi, kemudian masukkan masing-masingnya ke dalam plastik dan daun

pisang. Sehingga didapatkan 4 buah sampel yaitu : tape yang diberi ragi sebanyak

Page 25: Lap Mikrobiologi

2 gr (dalam plastik dan daun pisang) dan tape yang diberi ragi sebanyak 4 gr

(dalam plastik dan daun pisang). Amati perubahannya!

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Tabel.1 pengamatan tempe dan tape

No Klp Pengamatan dibungkus dengan

Daun Plastik yang

dilobangi

Plastik tidak dilobangi

1 I - Berhasil

- Miselium

jamur banyak

- Berhasil

- Misellium

jamurnya

banyak

- Tidak berhasil

- Tidak ada jamur

2 II - Berhasil

-Miselium

jamurnya

banyak

- Berhasil

- Miselium jamur

banyak

- Tidak berhasil

- Tidak ada jamur

3 III - Berhasil

-Miseliumnya

jamurnya

banyak

- Kurang

berhasil

- Miseliumnya

jamurnya sedikit

- Tidak berhasil

- Tidak ada jamur

4 IV - Berhasil

-Miseliumnya

jamurnya

banyak

- Kurang

berhasil

- Miseliumnya

jamurnya sedikit

- Tidak berhasil

- Tidak ada jamur

Page 26: Lap Mikrobiologi

b. Tabel 2 tapai singkong

No Klp Pengamatan dibungkus dengan

Daun Plastik yang dilobangi Plastik tidak

dilobangi

1 I - Tidak Berhasil

-Ditumbuhi

jamur

- tidak beraroma

alkohol

- Rasa pahit

- Berhasil

- Tekstur empuk

-Beraroma

alkohol

- Rasa manis

- Kurang berhasil

- Tekstur empuk

- Sedikit beraroma

alkohol

-Rasa kurang manis

2 II - Tidak Berhasil

-Ditumbuhi

jamur

- tidak beraroma

alkohol

- Rasa pahit

- Berhasil

- Tekstur empuk

-Beraroma

alkohol

- Rasa manis

- Kurang berhasil

- Tekstur empuk

- Sedikit beraroma

alkohol

-Rasa kurang manis

3 III - Berhasil

-Tidak

ditumbuhi jamur

-Beraroma

alkohol

- Rasa manis

- Berhasil

- Tekstur empuk

-Beraroma

alkohol

- Rasa manis

- Kurang berhasil

- Tekstur empuk

- Sedikit beraroma

alkohol

-Rasa kurang manis

Page 27: Lap Mikrobiologi

4 IV - Berhasil

-Tidak

ditumbuhi jamur

-Beraroma

alkohol

- Rasa manis

- Berhasil

- Tekstur empuk

-Beraroma

alkohol

- Rasa manis

- Kurang berhasil

-Tekstur lunak

berair

- Sedikit beraroma

alkohol

- Rasa kurang

manis

c. Tabel 3 tape ketan

No Klp Pengamatan dibungkus dengan

Daun

Plastik yang dilubangi

Plastik tidak

dilobangi

1 I - Tidak Berhasil

-Tekstur lunak

berair

- tidak beraroma

alkohol

- Rasa pahit

- Tidak Berhasil

-Tekstur lunak berair

- tidak beraroma

alkohol

- Rasa pahit

- Tidak Berhasil

- Tekstur lunak

berair

- tidak beraroma

alkohol

- Rasa pahit

2 II - Tidak Berhasil

-Tekstur lunak

berair

- tidak beraroma

alkohol

- Rasa pahit

- Tidak Berhasil

-Tekstur lunak berair

-tidak beraroma alkohol

- Rasa pahit

- Tidak Berhasil

-Tekstur lunak

berair

- tidak beraroma

alkohol

- Rasa pahit

3 III - Berhasil

-tekstur empuk

-Beraroma

- Berhasil

- Tekstur empuk

-Beraroma

- Kurang berhasil

-Tekstur agak keras

- Sedikit beraroma

Page 28: Lap Mikrobiologi

alkohol

- Rasa manis

alkohol

- Rasa manis

alkohol

- Rasa kurang

manis

4 IV - Berhasil

-Tekstur empuk

-Beraroma

alkohol

- Rasa manis

- Berhasil

- Tekstur empuk

- Beraroma

alkohol

- Rasa manis

- Kurang berhasil

-Tekstur agak

keras

- Sedikit beraroma

alkohol

- Rasa kurang

manis

OBJEK VIII

“TEH KOMBUCHA”

I. TUJUAN

- Untuk mengetahui proses fermentasi pada pembuatan kombucha.

I. CARA KERJA

Page 29: Lap Mikrobiologi

Panaskan air sebanyak 400 ml, lalu dibagi menjadi 2 bagian masing 200

ml. Timbang kopi dan teh masing-masing sebanyak 2 gram. Lalu masukkan ke

dalam masing-masing gelas. Gabungkan kedua larutan tersebut hingga homogen.

Kemudian masukkan kedalam 2 gelas masing-masing 150 ml.gelas pertama

ditambahkan gula sebanyak 20 gram, sedangkan gelas kedua tidak. Dinginkan dan

terakhir masukkan stater kombucha sebanyak 50 ml. Lalu tutup dengan kertas dan

ikat yang erat. Amati selama 2 minggu.

Tabel 1. Ukuran Nata

No PengamatanKopi

Tambah gula Tanpa gula

1 RasaLebih asam dari air tambah

gula

Pahit,

sedikit asam

2 Tebal nata 1,5 cm 0,9 cm

3 Berat nata 35 gram 23,6 gr

4 pH 1,85 2,01

5 Kadar gula 12% 2%

No PengamatanTeh hijau

Tambah gula Tanpa gula

1 RasaAsam(lebih asam dari teh

melati tambah gula

Asam

Sedikit pahit

Lebih asam dari teh

hitam

Page 30: Lap Mikrobiologi

2 Tebal nata 1 cm O,7 cm

3 Berat nata 30,9 gram 15,1 gram

4 pH 1,83 1,92

5 Kadar gula 14% 1%

No PengamatanTeh celup

Tambah gula Tanpa gula

1 Rasa KecutAgak pahit,tidak terlalu

asam

2 Tebal nata 1 cm 0,6 cm

3 Berat nata 27,8 gram 19,1 gram

4 pH 1,90 2,07

5 Kadar gula 14% 4%

No PengamatanTeh hitam

Tambah gula Tanpa gula

1 Rasa Asam, tidak pahit Pahit, sedikit asam

2 Tebal nata 0,8 cm 0,5 cm

3 Berat nata 27 gram 18,7 gram

4 pH 1,94 2,19

5 Kadar gula 11% 5%

Page 31: Lap Mikrobiologi

OBJEK IX

“FERMENTASI YOGHURT DAN DADIH”

I. TUJUAN

- Untuk mengetahui proses fermentasi as.laktat pada yoghurt dan dadih.

III.CARA KERJA

Page 32: Lap Mikrobiologi

3.1 Pembuatan Yoghurt

Sebanyak 2 Sendok makan masing-masing susu (dancow , bendera,

anlene) dimasukkan ke dalam 200 ml air hangat. Dan 3 sendok makan susu kental

manis, fullcream, dan skim ke dalam 200 ml air hangat. Serta 200 ml susu ultra.

Homogenkan, lalu masing-masing sampel susu ditambah stater 2 sendok makan

(yoghurt plain sweet dan yoghurt plain). Aduk rata. Kemudian diinkubasi pada

suhu 38oC selama 24 jam.

3.2 Pembuatan dadih

1. Sebanyak 200 ml susu sapi segar di masukkan kedalam botol steril. Kemudian

dipasteurisasi pada suhu 70-80oC selama 15 menit. Di dinginkan hingga suhu

45oC, lalu tambah stater dadih secukupnya.dan di inkubasi selama 48 jam.

Perlakuan 2 susu segar langsung dimasukkan ke dalam gelas tanpa di tambah

stater. Kemudian diinkubasi selama 48 jam.

Tabel.1 pengamatan yoghurt

No Jenis susuPengamatan

Tekstur Aroma Rasa

1 AnleneLebih padat,ada rongga

udaraBau susu Asam

2 Bendera Banyak rongga udara Bau susu Asam

3 Dancow

Lebih lunak dari pada

anlene

berongga

Bau susu Asam

4 Kental manis Hancur,cair Bau susu Asam

5 Ultra Cair, hancur Bau susu Asam

6 Skim Cair, hancur Bau susu Asam

7 Full cream Cair, hancur Bau susu asam

Page 33: Lap Mikrobiologi

Tabel.2 pengamatan dadih

No PerlakuanPengamatan

Tekstur Aroma Rasa

1 PasteurisasiLebih kental dan

padat

Aroma susu

segarEnak

2Tidak

dipasteurisasiLebih cair Tidak sedap

Kurang

enak

OBJEK X

“FERMENTASI KHAMIR PADA ROTI”

I. TUJUAN

- untuk mengetahui pegaruh fermipan dan baking powder terhadap

fermentasi roti.

I. CARA KERJA

Page 34: Lap Mikrobiologi

Ditimbang tepung terigu segitiga biru masing-masing sebanyak ½ kg. Lalu

masukkan ke dalam baskom . Tambahkan gula halus sebanyak 2 sendok makan.

Bagian pertama ditambah 1 senok teh baking powder, sedangkan bagian kedua

ditambah 1 sendok teh fermipan. Kemudian tambahkan air secukupnya, aduk

hingga kalis. Diamkan beberapa menit hingga adonan mengembang. Lalu bentuk

sedemikian rupa. Dan beri isi sesuai selera. Kemudian goreng atau kukus.

No Bahan Perlakuan Tekstur Rasa

1 Baking powderYang dikukus bantet Cukup enak

Yang digoreng Agak keras Kurang enak

2 FermipanYang dikukus Lembut Sangat Enak

Yang digoreng Empuk Enak

Page 35: Lap Mikrobiologi
Page 36: Lap Mikrobiologi