DERMATOTERAPI & mikrobiologi

85

Click here to load reader

description

Kulit

Transcript of DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Page 1: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Pembimbing :dr. H. Dindin Budhi R, Sp.KK

Disusun Oleh :Dian Fitriany Suhardi

2010730025

Fakultas Kedokteran dan KesehatanUnversitas Muhammadiyah Jakarta

2015

STASE KULIT DAN KELAMINRSUD CIANJUR

Page 2: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Macam-macam cara pengobatan penyakit kulit:

1. Topikal

2. Sistemik

3. Intra lesi

Cara lain :1. Radioterapi 4. Krioterapi

2. Sinar UV 5. Bedahlistrik

3. Pengobatan Laser 6. Bedah Skalpel

Page 3: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

PENGOBATAN TOPIKAL

KEGUNAAN & KHASIAT Pengaruh fisik & kimiawi obat-obat yang dipakai di atas kulit yang sakit.

Pengaruh Fisik antara lain :

Mengeringkan

Membasahi (Hidrasi)

Melembutkan

Mendinginkan

Memanaskan

Melindungi (proteksi)

Page 4: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

PRINSIP OBAT TOPIKAL SECARA UMUM :

A. BAHAN DASAR (VEHIKULUM)

B. BAHAN AKTIF

Page 5: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Merupakan langkah awal dan terpenting

Ex pada keadaan dermatosis yang membasah

dipakai bahan dasar yang cair/basah

Ex pada keadaan kering dipakai bahan dasar

padat/kering ---- mis : salap

Page 6: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Cairan

Bedak

Salap

Di samping itu ada 2 campuran atau lebih bahan dasar, yaitu :

Bedak kocok (lotion), yaitu campuran cairan dan bedak.

Krim, yaitu campuran cairan dan salap

Pasta, yaitu campuran salap dan bedak

Linimen ( pasta pendingin ), yaitu campuran, cairan, bedak, dan salap

Page 7: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Bedak kocok

krim Pasta berlemak

Pasta pendingin

cairan bedak

BAGAN VEHIKULUM

SALAP

Page 8: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Vehikulum pada terapi topikal terbagi atas:

I. Vehikulum Monofasik

II. Vehikulum Bifasik

III. Vehikulum Trifasik

Page 9: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

A. CAIRANA. CAIRAN

I . VEHIKULUM MONOFASIK

Cairan terdiri atas :

1. Solusio : larutan dalam air

2. Tingtura : larutan dalam alkohol

Page 10: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Solusio dibagi dalam :

› Kompres

› Rendam (bath), misalnya rendam kaki, rendam tangan

› Mandi (fullbath)

Page 11: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

• Membersihkan kulit yang sakit dari debris (pus, krusta

dan sebagainya) dan sisa–sisa obat topikal yang

pernah dipakai.

• Disamping itu terjadi perlunakan dan pecahnya

vesikel, bula, dan pustule.

Page 12: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

• Hasil akhir pengobatan ialah keadaan yang membasah menjadi kering, permukaan menjadi bersih sehingga mikroorganisme tidak dapat tumbuh dan mulai terjadi proses epitelisasi.

• Pengobatan cairan berguna juga untuk menghilangkan gejala, misalnya rasa gatal, rasa terbakar, parastesi oleh bermacam–macam dermatosis.

Page 13: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

2. Kompres

• Tipe :

Kompres terbuka Penguapan cairan kompres disusul

oleh absorbsi eksudat

atau pus.

Kompres tertutup vasodilatasi, memperlambat

penguapan

Page 14: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Kompres terbuka

INDIKASI : Dermatosis madidans Infeksi kulit dengan eritema yang mencolok, misalnya erisipelas Ulkus kotor yang mengandung pus dan krusta.

EFEK PADA KULIT : Kulit yang semula eksudative menjadi kering Permukaan kulit mnejadi dingin Vasokontriksi Eritema berkurang

Page 15: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Digunakan kain kasa yang bersifat absorben dan non-iritasi serta tidak terlalu tebal (3 lapis). Balutan jangan terlalu ketat, tidak perlu steril dan jangan menggunakan kapas karena lekat dan menghambat penguapan.

Kasa dicelup ke dalam cairan kompres, diperas, lalu di balutkan dan didiamkan, biasanya sehari dua kali selama 3 jam. Hendaknya jangan sampai terjadi maserasi. Bila kering dibasahkan lagi. Daerah yang di kompres luasnya 1/3 bagian tubuh agar tidak terjadi pendinginan.

Page 16: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Kompres tertutup

INDIKASI :• Kelainan yang dalam, misalnya limfogranuloma

venerium.

CARA :• Digunakan pembalut tebal dan di tutup dengan

bahan impermeable, misalnya selofan atau plastik.

Page 17: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Efek bedak :

• Mendinginkan

• Antiinflamasi ringan karena ada sedikit-efek

vasokontriksi

• Antipruritus lemah

• Mengurangi pergeseran pada kulit yang berlipat

(intertrigo)

• Proteksi mekanis

B. BEDAK

Page 18: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Yang diharapkan dari bedak terutama ialah efek fisik.

Bahan dasarnya ialah talcum venetum. Biasanya bedak dicampur dengan seng oksida,

sebab zat ini bersifat mengabsorbsi air dan sebum, astringen, antiseptik lemah dan antipruritus lemah.

Page 19: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Indikasi pemberian bedak ialah : Dermatosis yang kering dan superficial Mempertahankan vesikel/bula agar tidak pecah,

misalnya pada varicela dan herpes zoster.

Kontraindikasi Dermatitis yang basah, terutama bila disertai

dengan infeksi sekunder.

Page 20: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

• Sinonim : bedak kocok, liquid powder

mixture(bedak campuran).

• Definisi : suspensi dari bahan padat di air.

II . Vehikulum Bifasik

A.A. L O T I O N L O T I O N ( bedak kocok )( bedak kocok )

Page 21: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

• Efek pemberian lotion :

mendinginkan.

astringents.

mengeringkan.

Anti inflamasi superfisial.

Page 22: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Indikasi :• Dermatosis yang kering, superficial dan agak luas,

yang diinginkan ialah sedikit penetrasi.• Pada keadaan subakut

Kontraindikasi : • Dermatitis Madidans • Daerah badan yg berambut.

Efek samping :

mengeringkan diindikasikan untuk jangka pendek

Page 23: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

• Agar bedak tidak terlalu kental & tidak cepat kering

jumlah zat padat maksimal 40% & jumlah gliserin 10-

15%.

• Hal ini berarti bila beberapa zat aktif padat ditambahkan,

maka persentase tersebut jangan dilampaui

Page 24: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

• Sinonim : krim hidrofilik.

• Definisi : emulsi oil in water (O/W),

sistem dua fase air dan substansi

lemak.

B. K R I M

Page 25: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Efek :

mendinginkan.

Efek anti inflamasi.

Melembabkan & efek emolien

Penetrasi cepat ke kulit.

Dapat dicuci dengan air.

Page 26: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Indikasi :

Indikasi kosmetikDermatosis yang subakut dan luas, yang dikehendaki ialah

penetrasi yang lebih besar daripada bedak kocok.Krim boleh digunakan di daerah yang berambut.

Kontraindikasi :Dermatitis madidans.

Efek samping : Kekeringan (pemakaian jangka panjang) Efek pruritus (sebab tendensi kekeringan)

Page 27: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

• Sinonim : krim lipofilic.• Definisi : bahan berlemak atau seperti lemak, yang

pada suhu kamar berkonsistensi seperti mentega. Bahan dasar biasanya vaselin, tetapi dapat pula lanolin atau minyak.

C. S A L A P

Efek pemberian salap :

Melindungi.

Melembutkan skuama, krusta

Menghaluskan.

Page 28: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Indikasi pemberian salap ialah :• Dermatosis yang kering dan kronik• Dermatosis yang dalam dan kronik, karena daya penetrasi salap paling kuat jika

dibandingkan dengan bahan dasar lainya.• Dermatosis yang bersisik dan berkrusta

Kontra indikasi :

• Dermatitis madidans, jika kelainan kulit terdapat pada bagian badan yang berambut, penggunaan salap tidak dianjurkan dan salap jangan dipakai di seluruh tubuh.

Efek samping :

Inflamasi menetap efek oklusi. Hidrasi menetap.

Page 29: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

• Definisi :

D. P A S T AD. P A S T A

campuran homogen bedak dan vaselin.

Efek pemberian pasta :

Mendinginkan.

Anti-inflamasi

Sekresi – absorbsi (mengeringkan).

Melindungi kulit.

Page 30: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Indikasi:Penggunaan pasta ialah dermatosis yang agak basah.

Kontraindikasi : Dermatosis yang eksudatif dan daerah yang berambut. Untuk daerah

genital eksterna dan lipatan – lipatan badan pasta tidak dianjurkan karena terlalu melekat.

Page 31: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

• Definisi :

III . VEHIKULUM TRIPHASIC

PASTA PENDINGIN ( Linimen )

campuran cairan, bedak dan salap.

Page 32: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Efek :

• Menghaluskan.

• Mendinginkan.

Formula dasar untuk pasta pendingin :

• Zinc oxide

• Calcium hydroxide solution

• Oil

Indikasi:

• Dermatosis yang sub akut

Kontra indikasi:

• Dermatosis madidans

Page 33: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Memilih obat topikal selain faktor vehikulum, juga faktor bahan aktif

yang dimaksudkan ke dalam vehikulum yang mempunyai khasiat

tertentu yang sesuai untuk pengobatan topikal.

Asam salisilat misalnya dapat dicampur dengan asam lainya,

contohnya asam benzoate atau denga ter, resorsinol tidak

tercampur dengan yodium, garam, besi atau bahan yang bersifat

oksidator.

Page 34: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Aluminium asetat

Contohnya ialah larutan Burowi yang mengandung

alumunium asetat 5%. Efeknya ialah astringent dan

antiseptik ringan.

Page 35: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Asam asetatDipakai sebagai larutan 5% untuk kompres, bersifat antiseptik untuk infeksi pseudomonas.

Asam benzoateMempunyai sifat antiseptik terutama fungisidal.

Asam undersilenat

Bersifat antimitotik dengan knsentrasi 5% salap atau

krim. Dicampur dengan garam seng 20%

Page 36: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Asam borat

Konsentrasinya 3% tidak dianjurkan untuk dipakai sebagai

bedak, kompres atau dalam salap berhubung untuk

antiseptiknya sangat sedikit dan dapat bersifat toksik,

terutama pada kelalinan yang luas dan erosif terlebih –

lebih pada bayi.

Page 37: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Asam salisilat› Merupakan zat keratolitik yang tertua yang dikenal

dalam pengobatan topikal.› Efeknya ialah mengurangi proliferasi epitel dan

menormalisasi keratinisasi yang terganggu.› Pada konsentrasi yang rendah (1-2%) mempunyai efek

keratoplastik, yaitu menunjang pembentukan keratin yang baru.

› Pada konsentrasi yang tinggi (3-20%) Asam salisilat bersifat keratolitik dan dipakai untuk keadaan dermatosis yang hiperkeratolitik.

Page 38: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

• Vit.A ( tretonin,asam retinoat )– Efek : memperbaiki keratinisasi menjadi normal jika

terjadi gangguan, meningkatkan sintesis D.N.A dalam epithelium germinatif, meningkatkan laju mitosis, menebalkan staratum granulosum, menormalkan parakeratosis.

– Indikasi : penyakit dengan sumbatan folikular, penyakit dengan hiperkertaosis, pada proses menua kulit akibat sinar matahari

Page 39: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

BenzokainBersifat anastesia

Benzyl benzoateCairan berkhasiat sebagai skabisid dan pedikulosid. Digunakan sebagai emulsi dengan konsentrasi 20% dan 25%.

CamphorKonsentrasinya 1-2%. Bersifat anti pruritus berdasarkan penguapan zat tersebut sehingga terjadi pendinginan. Dapat dimasukan ke dalam bedak atau bedak kocok yang mengandung alkohol agar dapat larut. Juga dapat di pakai dalam salap dan krim.

Page 40: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Khasiat : anti inflamasi, anti alergi, anti pruritus, anti mitotik, dan vasokontriksi.

Zat – zat ini pada konsentrasi 0.025% sampai 0.1% memberikan pengaruh anti inflamasi yang kuat, yang termasuk dalam golongan ini ialah : betametason valerat, betametason benzoate, fluinolon asetonid dan triamnisolon asetonid.

Page 41: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Penggolongan› Kortikosteroid topical dibagi menjadi 7 golongan besat,

diantaranya berdasarkan anti-inflamasi dan anti mitotik.

› Golongan 1 yang paling kuat daya anti–inflamasinya dan anti mitotiknya (superpoten). Sebaliknya golongan VII yang terlemah (potensi lemah).

Page 42: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Dermatosis yang responsif dengan K.T. Dermatosis yang kurang responsif Dermatosis yang responsif dengan kortikosteroid

intralesi

Page 43: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Dipilih K.T yang sesuai, aman, efek samping sedikit dan harga murah : disamping itu ada beberapa faktor yang perlu di pertimbangkan, yaitu jenis penyakit kulit, jenis vehikulum,

kondisi penyakit, luas/tidaknya lesi, dalam/dakangkalnya lesi, dan lokallisasi lesi. Perlu juga di pertimbangkan umur penderita.

Page 44: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Gejala efek samping Atrofi Striae atrofise Telangiketasis Purpura Dermatosis akneformis. Hyperkeratosis setempat Hipopigmentasi Dermatitis perioral Menghambat penyembuhan ulkus Infeksi mudah terjadi dan meluas Gambaran klinis penyakit infeksi menjadi kabur Pencegahan efek samping

Page 45: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Efek samping jarang sekali terjadi, agar aman dosis yang dianjurkan ialah, jangan melebihi 30 gram sehari.

Pada bayi kulit masih tipis, hendaknya di pakai K.T yang lemah.

Pada kelainan sub akut digunakan K.T sedang. Jika kelainan kronis dan tebal dipakai K.T kuat. Bila telah membaik pengolasan dikurangi, yang semula dua kali sehari menjadi sehari sekali untuk mencegah efek samping.

Page 46: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Pada daerah lipatan (inguinal, ketiak) dan wajah digunakan K.T lemah/sedang. K.T jangan digunakan untuk infeksi bacterial, infeksi mikotik, infeksi virus dan scabies.

Disekitar mata hendaknya berhati–hati untuk menghindari timbulnya glaukoma dan katarak

Page 47: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Gol.I (super poten) : betamethasone diproprionate 0.05%, clobetasol proprionate 0.05%

Gol.II (poten) :desoximetasone 0.25%. Gol.III(poten):desoximetasone 0.5%,betamethasone

valerate 0.01%

Klassifikasi Kortikosteroid Topikal:

Page 48: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Gol.IV (potensi medium) : triamcinolone acetoninide 0.1%, momethasone furoate 0.1%.

Gol.V (potensi medium) : prednicarbate 0.1%, desonide 0.05%

Gol.VI (potensi ringan): fluocinolone asetonide 0.01%, triamcinolone acetonide 0.025%

Gol.VII (potensi lemah): obat topikal dg hidrokortison, dexametason, glumetalon, prednisolon & metil prednisolon

Page 49: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Lama pemakaian KS topikal sebaiknya:

tidak lebih dari 4-6 minggu untuk KS potensi

LEMAH

tidak lebih dari 2 minggu untuk KS potensi KUAT

Page 50: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Fluodrokortison asetat 0.1 mg Hidrokortison 5 – 20 mg Prednison 5 mg Metilprednisolon 4 mg

Page 51: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Bersifat antipruritik seperti campora.

Pemakaiannya seperti pada campora, konsentrasinya ¼ - 2%

Page 52: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Dammar podofilin digunakan dengan konsentrasi 25%

sebagai tingtur untuk kondiloma akuminata. Setelah 4-

6 jam hendaknya di cuci.

Page 53: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Selenium disulfide

Digunakan sebagai sampo 1% untuk dermatitis

seboroik pada kepala dan tinea versikolor.

Kemungkinan terjadinya efek toksik rendah.

Page 54: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Sulfur

Bersifat antiseboroik, anti-akne, anti scabies, antibakteri

gram positif dan anti jamur.

Yang digunakan ialah sulfur dengan tingkat terhalus, yaitu

sulfur presipitatum (belerang endap) berupa bubuk kuning

kehijauan, biasanya dipakai dalam konsentrasi 4-20%.

Dapat digunakan dalam pasta, krim, salap dan bedak

kocok.

Page 55: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Contoh : dalam salap ialah 2-4 yang mengandung asam salisilat 2% dan sulfur presipitatum 4%

Page 56: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Preparat golongan ini di dapat sebagai hasil destilasi kering dari batubara kayu dan fosil.

Preparat ter yang digunakan ialah likuor karbonis detergens karena tidak berwarna hitam seperti yang lain dan tidak begitu berbau.

Konsentrasinya 2-5%. Efeknya antipruritus, anti radang, anti ekzem, anti kantosis

keratoplastik, dapat digunakan untuk psoriasis dan dermatitis kronik dalam salap.

Page 57: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Cara pengolesan digilir, tubuh dibagi 3, hari 1 : kepala dan ekstremitas atas, hari II : batang

tubuh dan hari III ekstremitas bawah.

Page 58: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Efek sampingnya pada pemakaian ter perlu diperhatikan

adanya reaksi fototoksik, pada ter yang berasal dari batubara dapat juga terjadi folikulitis dan ter akne.

Terjadi Efek karsinogen ter batubara dapat terjadi pada pemakain yang lama.

Pada pemakain dalam waktu yang singkat efek samping ini tidak pernah terjadi.

Page 59: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Kristal mudah larut dalam air. Bersifat antimikotik untuk tinea versikolor dengan larutan 25%

Page 60: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Dengan konsentrasi 10% dalam krim mempunyai efek sebagai emolien, dapat dipakai untuk iktiosis atau xerosis kutis.

Pada konsentrasi 40% melarutkan protein.

Page 61: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

• Zat ini bersifat bakteriostatik.• Golongan :• Alcohol• Fenol• Halogen• Zat – zat pengoksidasi• Senyawa logam berat• Zat warna

Page 62: DERMATOTERAPI & mikrobiologi
Page 63: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Kulit steril hanya didapatkan dalam waktu yang singkat setelah lahir.

Kulit manusia tidak bebas hama (steril) karena permukaan kulit mengandung banyak bahan makanan (nutrisi) untuk pertumbuhan organisme, antara lain lemak, bahan - bahan yang mengandung nitrogen, mineral dan lain - lain

Page 64: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Dalam hal hubungannya dengan kulit manusia, bakteri dapat bertindak sebagai :Parasit yang dapat menimbulkan

penyakitKomensal yang merupakan flora

normal

Page 65: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Bakteri patogen spesies bakteri yang mampu menimbulkan penyakit.

Patogenitas atau sifat patogen merupakan istilah yang relatif dan bakteri mempunyai frekuensi untuk menimbulkan penyakit yang berbeda.

Terdapat 2 jenis patogenitas bakteri, yaitu :› Patogen habitual› Patogen oportunistik

Page 66: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Carrier (pembawa kuman) hospes yang mengandung bakteri patogen, tanpa adanya penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri tersebut.

Virulensi istilah yang digunakan untuk menggambarkan perbedaan galur (strain) dlm suatu spesies patogen dan mencakup semua bahan - bahan di dalam organisme tersebut yg dapat menyebarkan kuman atau menimbulkan penyakit pada hospes yang baru.

Page 67: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Bakteri yang mengkontaminasi kulit dapat hidup dan bermultiplikasi disebut kolonisasi dan kemudian menimbulkan penyakit infeksi.

Kolonisasi berbeda dari infeksi, yakni pada kolonisasi hospes tidak memberi respons dan dengan demikian pada kolonisasi juga tidak didapatkan kenaikan titer antibodi.

Page 68: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Frekuensi kontaminasi menimbulkan kolonisasi dan kolonisasi menimbulkan penyakit infeksi bergatung pada :1. Virulensi organisme2. Besarnya inokulasi3. Tempat masuk kuman4. Pertahanan atau imunitas hospes

Page 69: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

• Sifat respons inflamasi kulit terhadap bakteri tertentu bergantung pada :– Banyaknya bakteri yang masuk ke dalam

kulit (inokulasi kulit).– Bergantung pada cara bakteri tersebut

mencapai daerah yang bersangkutan.

• Dinding pembuluh darah sering merupakan tempat utama kelainan kulit pada penyebaran infeksi.

Page 70: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Manifestasi permulaan berupa perdarahan atau trombosis disertai infark. Kemudian diikuti reaksi selular akibat inokulasi bakteri ke dalam kulit, lalu timbul inflamasi setempat dan supurasi. Hal ini dapat menimbulkan penyebaran sistemik.

Page 71: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Terdapat beberapa bakteri yang menyebabkan bakterimia atau lesi jauh tanpa menimbulkan respon inflamasi yang jelas pada tempat masuk kuman (port d’entre’ e) :› Yernisia Pestis› Streptobacillus Moniliformis

Page 72: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

1. Keadaan Kering• Kulit mempunyai perlindungan yang kering dan

secara mekanik kontaminasi organisme dengan jalan deskuamasi.

2.Mekanisme Kimiawi• Asam - asam lemak berantai karbon yang tidak

jenuh terbentuk di permukaan kulit sebagai hasil pemecahan ester - ester sebum oleh flora komensal.

• Dari hasil penyellidikan telah diketahui bahwa bahan aktif asam - asam lemak tidak jenuh yang mempunyai efek anti bakteri, ialah terutama asam oleat.

Page 73: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

3. Fenomena Interferensi Bakteri• Fenomena ini ialah pengaruh supresif bakteri

atau galur bakteri terhadap kolonisasi bakteri lainnya.

• Contoh : untuk menghadapi epidemi Staphylococcus aureus pada tempat - tempat perawatan bayi, dipergunakan galur spesies yang kurang virulen. Galur tersebut diinokulsikan pada umbilikus. Dengan cara tersebut galur (strain) yang prevalen pada bayi, dapat dikurangi.

4.Bakteri Normal di Kulit• Adanya bakteri tersebut menghasilkan

antibiotika yang dapat menghambat mikroorganisme lainnya.

Page 74: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

PRICE pada tahun 1938 membedakan flora transien dan flora residen

Flora Residen

Flora Transien

1. Patogen Non - patogen

Patogen/ non patogen

2. Sifat di permukaan kulit Stabil Tidak stabil

3. Mempertahankan diri Dapat Tidak dapat

4. Memperbanyak diri secara tetap/ teratur

Dapat Tidak dapat

5. Dihilangkan dari kulit dengan cara menghapus

Sulit Mudah

Page 75: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

FLORA RESIDEN• Flora residen yang tersering ialah :

1. Micrococcaceae2. Corynebacteriaceae acnes3. Aerobic diphteroids• Famili Micrococcaceae terdiri atas 3

genera :1. Micrococcus2. Staphylococcus3. Sarcina

• Sifat - sifat famili Micrococcaceae ialah kokus Gram-positif dan katalase positif

Page 76: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Berdasarkan kemampuan membentuk asam dari glukosa dalam kondisi anaerobik, maka Micrococcaceae dibagi dalam : Genus Staphylococcus reaksi positif Genus Micrococcus reaksi negatif

• Kemudian masing - masing genus dibagi lagi dalam sub divisi, contoh : Staphylococcus mempunyai 6 tipe, dan Micrococcus mempunyai 7 tipe.

Page 77: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Micrococcus› Tipe M1 dan M2 : sering dittemukan di

daerah intertriginosa.› Tipe M3 : dominan pada kulit kepala

dewasa.› Tipe M7 : sering disebut Sarcina lutes,

lebih sering ditemukan pada kulit normal daripada dermatitis.

Page 78: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Staphylococcus› S.I Staphylococcus aureus› S.II dan V Staphylococcus

epidermidis› S.VI galur (strain) yang dapat

memproduksi asam dari manitol secara aerobik, tetapi tidak secara anaerobik.

Page 79: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Corynebacteria› Aerobic diphtheroids merupakan

anggota genus Corynebacterium yang non - patogen. Organisme ini berbentuk batang gram-positif.

Page 80: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

FLORA TRANSIEN Flora transien terdiri atas :

1. Organisme aerobik yang membentuk spora (Bacillus spp.)

2. Streptococcus3. Neisseria4. Basil negatif - gram yang berasal dari

daerah intertriginosa dapat menjadi flora transien di tempat lain

Page 81: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

1. Pantang mandi tidak meningkatkan jumlah organisme.

2. Musim rupanya hanya berpengaruh sedikit pada jumlah organisme. Jumlah organisme meningkat jika suhu luar dan kelembaban meningkat.

3. Penambahan hidrasi akan meningkatkan flora total.

Page 82: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Mayoritas organisme aerobik terdapat di permukaan lapisan terluar stratum korneum. Juga banyak ditemukan organisme pada infundibulum folikel rambut.

Organisme anaerobik terdapat dalam jumlah besar pada sebum yang disekresikan dan mungkin pada bagian dalam folikel pilosebaseus.

Page 83: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

1. Yang terpenting ialah sebagai pertahanan terhadap infeksi bakteri, dengan jalan interferensi bakteri.

2. Memproduksi asam lemak bebas. Terdapat banyak bukti Corynebacterium acnes dan kokus negatif - gram mampu menghidrolisiskan lemak dari sebum dan menghasilkan asam lemak bebas.

Page 84: DERMATOTERAPI & mikrobiologi

Jenis Flora

Meatus Auditorium Ekternum

Micrococci dan diphtheroid, juga terdapat BTA yang Non - patogen

Vestibulum Nasi Micrococci dan diphtheroid, Staphylococcus, Streptococcus pyogenes

Uretra Micrococci dan diphtheroid, Mycobacterium smegmatis

Vulva Organisme aerobik termasuk diphtheroid, Micrococci, enterococci dan coliform

Umbilikus Biasanya dikolonisasi oleh Staphylococcus aureus segera setelah lahir. Juga dapat dikolonisasi oleh Streptococcus pyogenes.

Page 85: DERMATOTERAPI & mikrobiologi