Mikrobiologi 3

23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Praktikum Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari teknik-teknik isolasi mikroba dan pemurniannya. 1.2 Dasar Teori Isolasi merupakan cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Populasi mikroba di alam sekitar kita besar dan kompleks. Penelitian yang layak mengenai mikroorganisme dalam berbagai habitat memerlukan teknik untuk memisahkan campuran biakan menjadi spesies-spesies yang berbeda-beda sebagai biakan murni. Biakan murni terdiri dari suatu populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel induk (Pelczar ,1986).

description

hvjh

Transcript of Mikrobiologi 3

Page 1: Mikrobiologi 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum

Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari teknik-teknik isolasi

mikroba dan pemurniannya.

1.2 Dasar Teori

Isolasi merupakan cara untuk memisahkan atau memindahkan

mikroba tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau

biakan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal

dari pembelahan dari satu sel tunggal. Populasi mikroba di alam sekitar kita

besar dan kompleks. Penelitian yang layak mengenai mikroorganisme dalam

berbagai habitat memerlukan teknik untuk memisahkan campuran biakan

menjadi spesies-spesies yang berbeda-beda sebagai biakan murni. Biakan

murni terdiri dari suatu populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel

induk (Pelczar ,1986).

Salah satu tahap dalam membuat biakan mikroba adalah dengan

sterilisasi, yaitu usaha untuk memisahkan atau memindahkan mikroba

tertentu dari lingkungannya sehingga diperoleh biakan murni dan mencegah

masuknya mikroorganisme yang tidak diinginkan. Usaha mencegah

masuknya mikroorganisme yang tidak diinginkan dan untuk menanam suatu

spesies terdapat beberapa cara yaitu penanaman dengan goresan, penanaman

lapangan, biakan agar tabung, biakan tusukan, biakan agar tuang dan biakan

cairan (Pelczar ,1986).

Page 2: Mikrobiologi 3

Di alam bebas tidak ada mikroba yang hidup tersendiri terlepas dari

spesies yang lain. Mikroba patogen sering kedapatan bersama-sama dengan

mikroba saproba (saprobakteri). Dalam teknik biakan murni tidak saja

diperlukan bagaimana memperoleh suatu biakan murni, tetapi juga

bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran dari luar. Medium

untuk membiakkan mikroba haruslah steril sebelum digunakan. Pencemaran

(kontaminasi) dari luar terutama berasal dari udara yang banyak

mengandung mikroorganisme. Beberapa langkah pada pekerjaan inokulasi

dan isolasi mikroba yaitu menyiapkan ruangan, pemindahan dengan kawat

inokulasi, pemindahan dengan pipet dan teknik biakan murni. Teknik biakan

murni untuk suatu spesies dikenal dengan beberapa cara yaitu pengenceran,

penuangan, penggesekan/penggoresan, penyebaran dan pengucilan satu sel

(Waluyo, 2004).

Pekerjaan memindahkan bakteri dari medium lama ke medium baru

meminta banyak ketelitian. Semua alat-alat yang dipakai dalam pekerjaan

tersebut harus benar-benar disterilkan untuk menghindari kontaminasi yaitu

masuknya mikroorganisme yang tidak diinginkan. Beberapa faktor yang

perlu diperhatikan dalam melakukan isolasi mikroba yaitu sifat setiap jenis

mikroba yang akan diisolasi, tempat hidup atau asal mikroba tersebut,

medium pertumbuhan yang sesuai, cara menginokulasi mikroba, cara

menginkubasi mikroba, cara menguji bahwa mikrobia yang diisolasi telah

berupa kultur murni dan sesuai dengan yang dimaksud dan cara memelihara

agar mikrobia yang telah diisolasi tetap merupakan kultur murni (Ali, 2003).

Page 3: Mikrobiologi 3

Mengisolasi bakteri dari tanah atau benda padat yang mudah

tersuspensi atau terlarut, atau zat cair dilakukan serangkaian pengenceran

terhadap zat tersebut. Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa

campuran diencerkan dalam suatu tabung tersendiri secara berkelanjutan

dari suatu tabung ke tabung lain. Pertumbuhan bakteri pada medium agar

pada umumnya berbentuk koloni berupa lendir dan mengkilap. Pemurnian

dengan suhu inkubasi 30oC selama 24 jam (Cappuccino, 1983).

Fungi dan yeast/khamir tidak pernah berada di suatu tempat hanya

dalam satu spesies. Memperoleh populasi fungi dan yeast/khamir dalam

kultur murni harus dilakukan teknik isolasi dan pemurnian. Metodenya

serupa bakteri, sumber fungi hampir sama dengan bakteri. Perbedaannya

bahwa populasi fungi di air lebih sedikit dibanding lingkungan dengan pH

yang rendah. Yeast/khamir diperoleh dari buah over mature, tanah kebun

buah, dan khamir yang dijual dengan berbagai merek dagang. Pertumbuhan

fungi pada medium menunjukkan penampakan yang pada umumnya berupa

benang-benang putih dan sangat mudah untuk dilihat. Sedangkan

yeast/khamir akan tampak seperti koloni bakteri yang tidak mengkilap

(Fardiaz, 1992).

Page 4: Mikrobiologi 3

BAB II

METODE PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 12 Maret 2012, pukul

10.00-12.10 WITA, bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat

Banjarbaru.

2.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung reaksi,

cawan petri, vortex mixer, mikropipet, lampu spritus, , inkubator, colony

counter manual, laminar air flow dan otoklaf.

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah media Nutrient

Agar (NA), Potato Dextrose Agar (PDA) , Malt Extract Agar (MEA),

larutan garam fisiologis (NaCl), alkohol 70%, air sumur, buah tomat (over

mature), dan tanah di sekitar sampah, kertas label, sil, kapas dan karet.

2.3 Prosedur Kerja

2.3.1 Isolasi dan Pemurnian Bakteri

1. Disiapkan larutan garam fisiologis (NaCl) sebanyak 9 ml

2. Diambil sampel air sumur sebanyak 1 ml

3. Dilakukan serangkaian pengenceran sampel dari 10-1–10-5 dan

dihomogenkan dengan menggunakan vortex mixer

4. Disuspensikan sebanyak 1 ml ke dalam cawan petri dari masing-masing

pengenceran

5. Diratakan pada dasar cawan dengan digoyang membentuk angka delapan

Page 5: Mikrobiologi 3

6. Dituang media Nutrient Agar (NA) sebanyak 10-15 ml

7. Digoyang dengan membentuk angka delapan dan dibiarkan hingga

memadat

8. Diinkubasi cawan-cawan dengan posisi terbalik pada suhu 300C selama

24 jam

2.3.2 Isolasi dan Pemurnian Fungi

1. Disiapkan larutan garam fisiologis (NaCl) sebanyak 9 ml

2. Diambil sampel tanah di sekitar sampah sebanyak 1 gr

3. Dilakukan serangkaian pengenceran sampel dari 10-1–10-5 dan

dihomogenkan dengan menggunakan vortex mixer

4. Disuspensikan sebanyak 1 ml ke dalam cawan petri dari masing-masing

pengenceran

5. Diratakan pada dasar cawan dengan digoyang membentuk angka delapan

6. Dituang media Potato Dextrose Agar (PDA) sebanyak 10-15 ml

7. Digoyang membentuk angka delapan dan dibiarkan hingga memadat

8. Diinkubasi cawan-cawan dengan posisi terbalik pada suhu 280C selama

48 jam

2.3.3 Isolasi dan Pemurnian Khamir/Yeast

1. Disiapkan larutan garam fisiologis (NaCl) sebanyak 9 ml

2. Diambil sampel buah tomat (over mature) sebanyak 1 ml

3. Dilakukan serangkaian pengenceran sampel dari 10-1–10-5 dan

dihomogenkan dengan menggunakan vortex mixer

4. Disuspensikan sebanyak 1 ml ke dalam cawan petri dari masing-masing

pengenceran

Page 6: Mikrobiologi 3

5. Diratakan pada dasar cawan dengan digoyang membentuk angka delapan

6. Dituang media Malt Extract Agar (MEA) sebanyak 10-15 ml

7. Digoyang membentuk angka delapan dan dibiarkan hingga memadat

8. Diinkubasi cawan-cawan dengan posisi terbalik pada suhu 300C selama

48 jam

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Hasil yang diperoleh dari praktikum yang telah dilaksanakan, yaitu sebagai

berikut :

Tabel 1. Hasil Pengamatan Isolasi dan Pemurnian BakteriGambar Konsentras

iJumla

h Bentu

kTepian Warn

aElevasi

Page 7: Mikrobiologi 3

Bakteri

NA 10-3 (2) 0 - - - -

NA 10-4 6 Bulat Bergelombang

Krim Muda

Cembung

NA 10-5 1 Bulat Bergelombang

Krim Muda

Cembung

Tabel 2. Hasil Pengamatan Isolasi dan Pemurnian FungiGambar Konsentra

siJumla

h Bakte

ri

Bentuk Tepian Warna

Elevasi

PDA 10-312 Tak

beraturan

Bergerigi

Putih susu

Cembung

Page 8: Mikrobiologi 3

PDA 10-4 3Tak

beraturan

Bergerigi

Putih susu

Cembung

PDA 10-5 2Tak

beraturan

Bergerigi

Putih susu

Cembung

Tabel 3. Hasil Pengamatan Isolasi dan Pemurnian Yeast/KhamirGambar Konsentras

iJumla

h Bakter

i

Bentuk

Tepian Warna

Elevasi

Page 9: Mikrobiologi 3

MEA 10-3 (2) TBUD - - - -

MEA 10-4 57 Bulat Bergerigi Krim Cembun

g

MEA 10-5 12 Bulat Bergerigi Krim Cembun

g

3.2 Pembahasan

Praktikum ini membahas tentang teknik-teknik isolasi mikroba dan

pemurniannya. Teknik untuk melakukan isolasi yang sering digunakan

adalah cara sebar dan cara tuang. Isolasi dilakukan untuk mendapatkan

biakan murni dari mikroba yaitu sel-sel mikroba yang berasal dari

pembelahan satu sel tunggal agar lebih mudah dalam mengidentifikasi jenis

mikroba yang diperoleh.

Page 10: Mikrobiologi 3

Kegiatan pengisolasian dan pemurnian mikroba tidak lepas dari

suatu kondisi yang steril baik itu alat, bahan, maupun praktikan. Semua

peralatan yang digunakan dalam proses isolasi mikroba di laboratorium

mikrobiologi harus selalu dalam keadaan steril. Hal yang perlu diperhatikan

dalam proses pengisolasian mikroba adalah ketelitian. Sebelum melakukan

pengisolasian, tangan terlebih dahulu harus disterilkan dengan alkohol,

cawan petri yang akan digunakan terlebih dahulu harus disterilisasi dalam

otoklaf dan bahkan sebelum meletakkan medium atau sampel kedalam

cawan petri terlebih dahulu juga harus dipanaskan diatas/disamping nyala

api lampu spritus.

Isolasi bakteri, fungi, dan yeast/khamir pada praktikum ini

menggunakan metode tuang. Metode tuang adalah suatu metode isolasi

yang dilakukan dengan cara memasukkan sampel yang telah diencerkan

terlebih dahulu kedalam cawan petri yang kemudian dituangi dengan

medium. Kelebihan pengisolasian mikrobia dengan menggunakan metode

tuang yaitu dapat menumbuhkan, mengetahui atau melihat mikrobia yang

bersifat anaerob, namun memiliki kelemahan yaitu tidak dapat

menumbuhkan mikrobia yang bersifat aerob.

Praktikum ini dilakukan serangkaian pengenceran sampel (air sumur,

buah tomat (over mature), dan tanah di sekitar sampah) dari 10-1 - 10-5,

setiap tahap pengenceran dilakukan penghomogenan larutan dengan

menggunakan vortex mixer. Pengenceran berfungsi menurunkan jumlah

mikroba sehingga diperoleh biakan/koloni murni dari suatu medium. Isolasi

pengenceran bertingkat dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi jumlah

Page 11: Mikrobiologi 3

konsentrasi sel mikroba yang terdapat di dalam larutan sehingga semakin

sedikit mikroba yang tersuspensi dalam cairan. Semakin tinggi

pengenceran maka akan semakin banyak konsentrasi sel yang berkurang dan

memudahkan untuk menghitung jumlah koloni pada media.

Beberapa hal yang membedakan antara bentuk koloni bakteri,

khamir dan fungi. Koloni bakteri nampak seperti lendir, bagian tepinya

bergelombang, berbentuk bulat dan warna krim muda. Sedangkan khamir

bentuk dan warnanya mirip dengan koloni bakteri tetapi bagian tepinya

bergerigi, hal ini nampak pada pengamatan dengan menggunakan colony

counter. Sedangkan bentuk koloni fungi nampak jelas berbeda, tidak

beraturan yang berbentuk benang-benang tipis atau hifa dan berwarna lebih

putih.

Bakteri merupakan spesies parasit dan patogen pada tumbuhan dan

hewan. Bakteri biasanya berbentuk batang, tidak membentuk spora dan

tidak berkapsul. Koloni bakteri berupa lendir dan mengkilap (Hadioetomo,

2004).

Hasil praktikum isolasi dan pemurnian bakteri pada sampel air

sumur dengan medium NA 10-3 tidak terdapat koloni. NA 10-4 terdapat 6

koloni berbentuk bulat, tepiannya bergelombang, berwarna krim muda

dengan sudut elevasi cembung. NA 10-5 terdapat 1 koloni berbentuk bulat,

tepiannya bergelombang, berwarna krim muda dengan sudut elevasi

cembung.

Fungi terdiri atas untaian seperti benang-benang tipis disebut hifa.

Hifa tumbuh sebagai masa di permukaan atau menembus medium tempat

Page 12: Mikrobiologi 3

fungi tersebut tumbuh. Masa hifa disebut misellium. Reproduksi fungi yang

terpenting adalah dengan spora seksual. Spora biasanya terbentuk dalam

suatu wadah spora yang disebut sporangium. Spora yang masak dibebaskan

ke udara, apabila jatuh dalam suatu subtrat (makanan) yang cocok akan

berkecambah dan membentuk pertumbuhan jamur yang baru. Beberapa

jenis fungi juga menghasilkan spora seksual dengan penggabungan dua hifa

(Cappuccino, 1983).

Hasil praktikum isolasi dan pemurnian fungi pada sampel tanah di

sekitar sampah dengan medium PDA 10-3 terdapat 12 koloni berbentuk tidak

beraturan, tepiannya bergerigi, berwarna putih susu dengan sudut elevasi

cembung. PDA 10-4 terdapat 3 koloni berbentuk tidak beraturan, tepiannya

bergerigi, berwarna putih susu dengan sudut elevasi cembung. PDA 10-5

terdapat 2 koloni berbentuk tidak beraturan, tepiannya bergerigi, berwarna

putih susu dengan sudut elevasi cembung.

Yeast merupakan mikrobia yang termasuk fungi mikroskopis, seperti

halnya fungi. Khamir adalah mikroorganisme bersel tunggal dengan ukuran

antara 5 - 20 mikron. Biasanya berukuran 5-10 kali lebih besar dari bakteri.

Terdapat berbagai macam bentuk ragi dan bentuk seringkali tergantung dari

cara pembelahan selnya. Pertumbuhan yeast tidak berupa benang, koloninya

akan tampak seperti koloni bakteri, bedanya terletak pada permukaan koloni

yeast yang tidak mengkilap (Cappuccino, 1983).

Hasil praktikum isolasi dan pemurnian yeast/khamir pada sampel

buah tomat (over mature) dengan medium MEA 10-3 tidak bisa untuk

dihitung (TBUD). MEA 10-4 terdapat 57 koloni berbentuk bulat, tepiannya

Page 13: Mikrobiologi 3

bergerigi, berwarna krim dengan sudut elevasi cembung. MEA 10-5 terdapat

12 koloni berbentuk bulat, tepiannya bergerigi, berwarna krim dengan sudut

elevasi cembung.

Saat menginkubasi mikroba cawan petri harus dalam posisi yang

terbalik dimana permukaan medium menghadap kebawah, hal ini

dimaksudkan untuk menghindari rusaknya permukaan media dan

menetesnya uap air yang mungkin melekat pada dinding dalam tutup cawan.

BAB IV

PENUTUP

Page 14: Mikrobiologi 3

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Mikroorganisme yang disolasi adalah bakteri (air sumur), fungi (tanah di

sekitar sampah) dan khamir (buah tomat (over mature)) menggunakan

metode tuang.

2. Pengenceran berfungsi untuk menurunkan atau mengurangi konsentrasi

sel mikroba yang tersuspensi dalam larutan dan mempermudah dalam

perhitungan koloni pada media.

3. Hasil pengamatan pada sampel air sumur dengan medium NA

konsentrasi 10-3 tidak terdapat koloni, 10-4 terdapat 6 koloni dan 10-5

terdapat 1 koloni bentuk bulat, tepian bergelombang, warna krim muda

dengan sudut elevasi cembung.

4. Hasil pengamatan pada sampel tanah di sekitar sampah dengan medium

PDA konsentrasi 10-3 terdapat 12 koloni, 10-4 terdapat 3 koloni, 10-5

terdapat 2 koloni bentuk tidak beraturan, tepian bergerigi, warna putih

susu dengan sudut elevasi cembung.

5. Hasil pengamatan pada sampel buah tomat (over mature) dengan

medium MEA 10-3 tidak bisa untuk dihitung (TBUD), 10-4 terdapat 57

koloni, 10-5 terdapat 12 koloni bentuk bulat, tepian bergerigi, warna krim

dengan sudut elevasi cembung.

4.2 Saran

Page 15: Mikrobiologi 3

Sebaiknya praktikan benar-benar memiliki keterampilan dan

kecermatan dalam mengisolasi mikroba serta dapat berhadir pada

pengamatan tambahan yang dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Page 16: Mikrobiologi 3

Ali. 2003. Dasar-Dasar Pemeriksaan Mikrobiologi. FK UGM. Yogyakarta.

Cappuccino, J.G. & Natalie, S. 1983. Microbiology A Laboratory Manual. Addison Wesley Publishing Company. New York.

Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Hadioetomo, R.S. 2004. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktik. PT Gramedia. Jakarta.

Pelczar, J. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia (UI Press). Jakarta.

Waluyo, L. 2004. Mikrobiologi Umum. Universitas Muhammadiyah Malang (UMM Press). Malang.