METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak...

82
METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM THAILAND (Studi Analisis Fatwa Nomor 11 Tahun 2013 Tentang Donasi Organ dan Transplantasi Organ Tubuh Manusia) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam (S.H) OLEH : Hizbullah Mayi NIM : 1113043000072 PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M

Transcript of METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak...

Page 1: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL

ISLAM THAILAND (Studi Analisis Fatwa Nomor 11 Tahun 2013 Tentang Donasi Organ dan

Transplantasi Organ Tubuh Manusia)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum Islam (S.H)

OLEH :

Hizbullah Mayi

NIM : 1113043000072

PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2017 M

Page 2: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

ii

Page 3: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

iii

Page 4: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

iv

Page 5: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

v

ABSTRAK

Hizbullah Ma Yi, NIM: 1113043000072, Metode Penetapan Fatwa Di Majelis

Syeikhul Islam Thailand (Studi Analisis Fatwa Nomor 11 Tahun 2013 Tentang Donasi

Organ dan Transplantasi Organ Tubuh Manusia), Program Studi Perbandingan Mazhab,

Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta 1438 H / 2017 M. xi + 65 halaman + 9 halaman lampiran.

Kemajuan ilmu dan teknologi dalam kesehatan dan kedokteran membawa

manfaat yang begitu besar bagi kehidupan manusia. Namun kemajuan tersebut juga

akan memberikan dampak negatif yang mencemaskan bagi kehidupan manusia itu

sendiri. Salah satunya kemajuan dalam hal donasi dan transplantasi organ tubuh

manusia, hal ini mengundang diskusi dan perdebatan terutama dari segi hukum agama,

terutama agama Islam. Selain itu tidak semua kemajuan teknologi dalam bidang ilmu

kesehatan dapat diterima dalam kehidupan masyarakat pada umumnya.

Dikarenakan donasi dan transplantasi organ tubuh manusia tidak dapat dalam

Al-Quran dan juga hadits, maka metode istinbath hukum MSIT dalam menetapan fatwa

donasi dan transplantasi organ tubuh manusia yaitu menggunakan qiyas dan MSIT

mengqiyaskan membunuh diri diqiyaskan dengan jangan menjatuhkan dirimu dalam

kebinasaan dan juga mendasarkan kepada maslahah mursalah. Dan karena tidak

ditemukan dalil yang eksplisit maka MSIT dalam menentukan donasi dan transplantasi

organ tubuh manusia agaknya masih perlu penyempunaan lagi karena istinbath yang

digunakan MSIT untuk menetukan hukum donasi dan transplantasi organ tubuh

manusia terlalu global cakupan dan pengertiannya, karena ayat-ayat dan hadits yag

digunakan MSIT hanya menjelaskan tentang perintah agar tidak membunuh diri dan

orang lain.

Adapun metode penelitian untuk menyelesaikan skripsi ini adalah jenis

penelitian kepustakaan (library research), metode pengumpulan data yang

dipergunakan dalam penelitian ini yaitu: dokumentasi, yaitu mengenai hal-hal yang

berupa catatan, transkrip, buku, dan sebagainya. Disini yang menjadi sumber adalah

Fatwa Majelis Syeikhul Islam Thailand (MSIT). Sedangkan data primer yang digunakan

adalah fatwa MSIT nomor 11 tahun 2013 tetang donasi dan transplantasi organ tubuh

manusia, dan data skundernya adalah buku-buku yang ada relevansinya dengan

permasalahan yang penulis bahas. Adapun analisis data, penulis menggunakan metode

deskriptif analisis, yaitu metode analisis yang menekankan pada pemberian sebuah

gambaran baru terhadap data yang telah terkumpul.

Kata kunci : Donasi, Transplantasi

Pembimbing : Dr.Asep Saepudin Jahar, MA

Drs. Sirril Wafa, MA

Daftar Pustaka : Tahun 1975 s.d. Tahun 2016

Page 6: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puja dan puji penulis haturkan ke hadirat Allah SWT yang telah

memberikan beribu nikmat diantaranya nikmat iman, Islam dan juga nikmat sehat wal

afiat sehingga penulis dapat menyelesaikan penulis skripsi yang berjudul “Metode

Penetapan Fatwa di Majelis Syeikhul Islam Thailand (Studi Analisis Fatwa Nomor 11

Tahun 2013 Tentang Donasi Organ dan Transplantasi Organ Tubuh Manusia)”.

Shalawat dan salam tidak lupa penulis haturkan kepada Nabi akhir zaman Nabi

Muhammad SAW yang membawa umatnya dari zaman jahiliyah hingga zaman ini.

Selama penulis menuntut ilmu di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta banyak pengalaman baik suka maupun duka yang penulis alami

dan juga banyak pelajaran yang dapat diambil penulis. Dengan ini penulis mengucapkan

banyak terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr.Asep

Saepudin Jahar, MA.

2. Ketua Program Studi Perbandingan Mazhab dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Fahmi Muhammad Ahmadi, M.Si.

3. Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Hj. Siti Hanna, S.Ag, Lc, MA.

4. Pembimbing Skripsi penulis, Dr. Asep Saepudin Jahar, MA., Drs. Sirril Wafa, MA.,

yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, dan motivasi dalam penulisan

skripsi serta tidak jera memberi masukan-masukan dalam penyelesaian skripsi ini

dan juga bersedia meluang waktu kepada penulis di tengah kesibukannya.

Page 7: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

vii

5. Para Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah bersedia membagi ilmu pengetahuannya kedapa

penulis dan mahasiswa/I lainnya.

6. Pimpinan dan seluruh karyawan Perpustakaan Umum serta pimpinan dan seluruh

karyawan Perpustakaan Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah membantu dalam pencarian literature yang

berkenaan dengan skripsi ini.

7. Ketua pengurus Pusat Majelis Syekhul Islam Thailand yang bersedia meluang

waktunya untuk mendapatkan data-data yang diperlukan penulis.

8. Pimpinan Majelis Syeikhul Islam wilayah Songkhla yang telah bersedia

memberikan datanya.

9. Orang Tua tercinta, ayahanda Kholet Mayi dan ibunda Pannee Mayi yang telah

memberikan kasih sayang, perhatikan dan dukungan baik moril maupun material

yang tiada henti-hentinya kepada anaknya. Semoga penulis dapat membuat kedua

orang tua bangga.

10. Para paman dan bibi yang telah memberikan dukungan moril dan nasihat-nasihat

agar penulis semakin berkarya.

11. Masenee Dolah yang setia menemani, menyemangati dan memberikan dorongan

dengan rasa saying kepada penulis untuk menyelesaikan karya tulis ini.

12. Keluarga besar Sumur Batu Jakarta pusat Bapak Dalijo, dan keluarganya yang telah

memberikan motivasi, support, fasilitas dan telah membantu penulis dalam mengisi

hari-hari selama mengerjakan skripsi.

13. Semua orang yang tidak dapat penulis sebutkan per satu.

Page 8: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

viii

Demikianlah skripsi ini penulis susun, semoga bermanfaat bagi semuanya

khususnya bagi penulis sendiri dan bagi para pihak yang turut membantu semoga amal

ibadahnya dibalas oleh Allah SWT. Amin

Jakarta : 07 Juni 2017 M

12 Ramadan 1438 H

Penulis

Page 9: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………….. i

LEMBAR PENGESAHAN ………………………….………………………. ii

LEMBAR PERNYATAAN ………………………………………………….. iv

ABSTRAK …………………………………………………………………….. v

KATA PENGANTAR …….………………………………………………….. vi

DAFTAR ISI …………………………………………………………...… ….. ix

I : PENDAHULUAN…………………………………………....... 1

A. Latar Belakang Masalah.......................................................... 1

B. Identifikasi Masalah……….……………………….………... 8

C. Pembatasan Dan Perumusan Masalah……………………….. 8

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………………….... 9

E. Tinjauan Kajian Terdahuli…………………………………… 10

F. Metode Penelitian..................................................................... 12

G. Sistematika Penulisan………………………………….…….. 13

BAB II : TINJAUAN UMUM DONASI ORGAN DAN

TRANSPLANTASI ORGAN TUBUH MANUSIA………….. 16

A. Pengertian Donasi Organ dan Transplantasi Organ

Tubuh Manusia………………………………………………. 16

1. Sejarah Donasi Organ dan Transplantasi Organ

Tubuh Manusia……………………….………….………… 17

2. Jenis-jenis Donasi Organ dan Transplantasi Organ

Page 10: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

x

Tubuh Manusia……………………………..………………. 20

B. Dampak Yang Timbul dari Donasi Organ dan Transplantasi

Organ Tubuh Manusia………………………………………... 21

C. Hukum Donasi Organ dan Transplantasi Organ Tubuh

Manusia Menurut Hukum Islam……………………………….. 21

1. Hukum Transplantasi Organ Tubuh Donor Dalam

Keadaan Sehat……………………………………………... 23

2. Hukum Transplantasi Organ Tubuh Donor Dalam

Keadaan Koma…………………………………………….. 25

3. Hukum Transplantasi Organ Tubuh Donor Dalam

Keadaan Meninggal……………………………………….. 26

4. Hukum Menjual-beli Organ Tubuh Manusia…………….... 28

5. Adapun Dalil-Dalil Yang Dapat Menjadi Dasar

Dibolehkannya Transplantasi Organ Tubuh………………. 29

BAB III : METODE PENETAPAN FATWA MAJELIS SYEIKHUL

ISLAM THAILAND…………………………………………… 32

A. Sejarah Majelis Syeikhul Islam Thailand…………………..… 32

1. Syeikhul Islam Dari Segi Kerajaan Thailand…………….. 32

2. Visi……………………….................................................. 32

3. Misi……………………….................................................. 32

4. Strategi………………………............................................. 33

5. Nama-Nama Ketua Majelis Syeikhul Islam........................ 33

B. Metode Pendekatan dan Pengambilan Fatwa di Majelis

Syeikhul Islam Thailand…….………………………………... 35

C. Keputusan Fatwa Majelis Syeikhul Islam Thailand Nomor 11

Tahum 2013 tentang Donasi Organ dan Transplantasi Organ

Tubuh Manusia……………………………………………….. 39

1. Hukum jual-beli organ tubuh manusia…………………….. 40

2. Hukum Transplantasi Organ Tubuh Donor Dalam

Page 11: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

xi

Keadaan Sehat…………………………………………….. 42

3. Hukum Donasi dan Transplantasi Organ Tubuh

Manusia yang Meninggal………………………………….. 44

4. Hukum tentang penggunaan organ diri sendiri…………..... 46

BAB IV : METODE ISTINBATH DAN KEPUTUSAN FATWA

MAJELIS SYEIKHUL ISLAM THAILAND NOMOR 11

TAHUM 2013 TENTANG DONASI ORGAN DAN

TRANSPLANTASI ORGAN TUBUH MANUSIA…………... 47

A. Metode Istinbath Hukum dan Keputusan Fatwa Majelis Syeikhul

Islam Thailand………………………….…………………….. 47

B. Metode Pendekatan dan Pengambilan Fatwa di Majelis Syeikhul

Islam Thailand……………………………………………….... 52

BAB V : PENUTUP………………………………………………………. 60

A. Kesimpulan…………………………………………………… 60

B. Saran-Saran…………………………………………………… 62

DAFTAR PUSTAKA…….…………………………………………………….. 63

LAMPIRAN.......................................................................................................... 66

Page 12: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Agama Islam memperhatikan kesehatan rohani sebagai jembatan menuju

ketenteraman hidup dunia dan keselamatan di akhirat. Ia juga sangat menekankan

pentingnya kesehatan jesmani sebagai nikmat Allah yang sangat mahal untuk

dapat hidup secara optimal. Kesehatan jasmani berperan disamping menjadi faktor

pendukung dalam terwujudnya kesehatan rohani, juga sebagai modal kebahagiaan

lahiriah. Keduanya saling melengkapi tidak bisa dipisahkan satusama lain. Salah

satu untuk menjaga keberlangsungan hidup adalah trasplantasi tubuh bagi yang

sudah rusak dan mengharapkan adanya penyebuhan, masalah ini menjadi diskusi

atau perbedaan dikalangan ulama fiqih.Persoalan yang terkait dengan kebutuhan

kesehatan masyarakat dimana sering ada pertimbangan ilmu kedokteran yang

harus dilakukan sebagai upaya penyembuhan suatu penyakit. Respon para ulama

terhadap masalah ini sangat beragam, semisal Abu Hanifah, Iamam Malik, Imam

Syafi‟i, dan Imam Hambali.

Transplantasi ialah pemidahan organ tubuh yang mempunyai daya hidup

yang sehat untuk menggantikan organ tubuh yang tidak sehat dan tidak berfungsi

dengan baik, yang apabila diobati dengan prosedur medis biasa, harapan penderita

untuk bertahan hidup tidak ada lagi.1 Orang yang bagian anggota tubuhnya

1 Kutbudidin Aibak, Kajian Fiqh Kontemporer, (Yogyakarta: Sukses Offset, 2009), hlm.

121.

Page 13: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

2

dipindahkan disebut donor (pen-donor), sedang yang menerima disebut Resipien.

Cara ini merupakan solusi bagi penyembuhan organ tubuh tersebut karena

penyembuhan/pengobatan dengan prosedur medis biasa tidak ada harapan

kesembuhannya. Dalam penyembuhan suatu penyakit, adakalanya transpalntasi

tidak dapat dihindari dalam menyelamatkan nyawa si penderita. Dengan

keberhasilan teknik transplantasi dalam usaha penyembuhan suatu penyakit dan

dengan meningkatnya keterampilan dokter–dokter dalam melakukan transplantasi,

upaya transplantasi mulai diminati oleh para penderita dalam upaya penyembuhan

yang cepat dan tuntas.

Ada 3 (tiga) tipe donor organ tubuh, dan setiap tipe mempunyai

permasalahan sendiri-sendiri, yaitu; pertama, Donor dalam keadaan hidup sehat.

Tipe ini memerlukan seleksi cermat dan general check up, baik terhadap donor

maupun terhadap penerima (resepient), demi menghindari kegagalan transplantasi

yang disebabkan oleh karena penolakan tubuh resepien, dan sekaligus mencegah

resiko bagi donor, kedua, Donor dalam hidup koma atau di duga akan meninggal

segera. Untuk tipe ini, pengambilan organ tubuh donor memerlukan alat control

dan penunjang kehidupan, misalnya dengan bantuan alat pernapasan khusus.

Kemudian alat-alat tersebut di cabut setelah pengambilan organ tersebut selesai,

ketiga, Donor dalam keadaan mati. Tipe ini merupakan tipe yang ideal, sebab

secara medis tinggal menunggu penentuan kapan donor dianggap meninggal

Page 14: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

3

secara medis dan yudiris dan harus diperhatikan pula daya tahan organ tubuh yang

mau di transplantasi.2

Kalangan Imam mazhab juga berpendapat bahwa transplantasi organ

tubuh manusia tidak diperbolehkan.

1. Mazhab Hanafi, penggunaan tulang manusia atau tulang babi dalam praktik

pengobatan adalah perbuatan keji karena mengambil manfaat dari kedua benda

tersebut merupakan perbuatan terlarang. Demikian pula, tidak diperbolehkan

menjual segala sesuatu yang tumbuh dari tulang manusia, misalnya rambut,

kuku, dan lain-lain, karena benda-benda ini merupakan bagian tubuh manusia

dan karenanya, wajib bagi seseorang untuk menguburnya.3

2. Mazhab Maliki, menggunakan kuku seseorang yang telah mati atau tubuh yang

lain (termasuk rambut) tidak diperbolehkan karena (bagian-bagian) ini

dianggap suci. Mencopot bagian-bagian ini akan dianggap sebagai pelanggaran

terhadap kesucian tubuh manusia. Merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari manusia itu sendiri, karena masing-masing organ tubuh mempunyai fungsi

yang melekat dengan manusia itu sendiri.4

3. Mazhab Syafi‟i, seseorang dilarang memotong bagian mana pun dari tubuhnya

untuk diberikan kepada orang lain yang sedang menderita. Pelarangan ini

diberikan karena sekalipun ditujukan untuk kebaikan orang lain (nyawanya

terancam) tetapi perbuatan semacam ini dapat membahayakan diri sendiri,

2 Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah, (Jakarta: PT Toko Gunung Agung, 1997), hlm. 86-

87. 3 Abul Fadi Mohsin Ebrahim, Fiqih Kesehatan, tejm. Mujiburohman, (Cet. I; Jakarta:

Serami ilmu semesta, 2007), hlm. 79. 4 Abul Fadi Mohsin Ebrahim, Fiqih Kesehatan, hlm. 80.

Page 15: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

4

sejalan dengan hal ini dilarang pula bagi seorang yang terancam nyawanya

untuk memotong bagian tubuh binatang hidup untuk kepentingan dirinya

sendiri (yaitu untuk menyelamatkan hidupnya).5

4. Mazhab Hambali menyatakan bahwa sekalipun nyawa seseorang sedang

terancam (akibat kelaparan berat), ia tidak boleh membunuh orang lain baik

Muslim, kafir, maupun zimmi dan tidak boleh pula memotong bagian tubuh

orang lain untuk dimakan, karena hidup keduanya (orang yang pertama dan

kedua) sama-sama dihargai.6

Sudah jelas, bahwa Imam mazhab juga tidak memperbolahkan

transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ,

walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang kafir. Transplantasi organ

tidak diperbolehkan berdasarkan atas tiga (3) prinsip: (1) kesucian hidup/ tubuh

manusia, (2) tubuh manusia adalah amanah, dan (3) bahwa praktik tersebut bisa

disamakan dengan memperlakukan tubuh manusia sebagai benda material.7

Dari ajaran-ajaran yang terdapat dalam Al-Quran, dapat disimpulkan

bahwa manusia diperintahkan untuk melindungi dan melestarikan kehidupan

sendiri serta kehidupan orang lain. Sebagai contoh, manusia dilarang melakukan

bunuh diri: Allah SWT berfirman dalam surah An-Nisaa (4) ayat 29:

5 Samsul Arifin, Pendidikan Agama Islam, (Cet. II; Yogyakarta: deepulish, 2014), hlm.

157. 6 Samsul Arifin, Pendidikan Agama Islam, hlm. 158.

7 Abul Fadi Mohsin Ebrahim, Fiqih Kesehatan, hlm. 83.

Page 16: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

5

Artinya:“dan janganlah kamu membunuh dirimu.8 Sesungguhnya Allah adalah

Maha Penyayang kepadamu” (QS. An-Nisa (4): 29)

Penjelasan transplantasi adalah suatu hal yang diperbolehkan baik itu

dilakukan di masa pendonor masih hidup ataupun sudah meninggal, akan tetapi

kebolehan tersebut bukanlah suatu kebolehan yang bersifat mutlak tanpa syarat

melainkan ada ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan.9 Bahwa upaya

menghilangkan penderitaan seorang Muslim dengan cara memberikan donor

organ tubuh yang sehat kepadanya adalah merupakan tindakan yang

diperkenankan syara‟ bahkan terpuji dan berpahala bagi orang yang

melakukannya. Akan tetapi yang harus diperhatikan, kebolehan ini bukanlah

bersifat mutlak, bebas tanpa syarat, melainkan tindakan ini bisa dibenarkan jika

memang tidak menimbulkan mudarat (bahaya) bagi si pendonor.10 Allah SWT

berfirman dalam surat Al-Baqarah (2) ayat 195 :

Artinya:“dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu

menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah,

karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat

baik.”(QS. Al-Baqarah (2):195)

8 Larangan membunuh diri sendiri mencakup juga larangan membunuh orang lain,

sebab membunuh orang lain berarti membunuh diri sendiri, karena umat merupakan suatu

kesatuan dan dengan melakukan hal-hal yang menyebabkan kecelakannya begaimanapun juga cara

dan gejalanya, baik di dunia maupun di akhirat. Jalaluddin As-Suyuti, Tafsir Jalalain, tejm.

Bahrun Abubakar, (Cet. XII; Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2014), hlm. 328. 9 Yusuf Qardawi, Fatwa-fatwa Kontemporer, Seputar pencangkoan Organ Tubuh, juz

II, (Jakarta; Gema Insani Press, 1995), hlm. 759. 10

Yusuf Qardawi, Fatwa-fatwa Kontemporer, Seputar pencangkoan Organ Tubuh, hlm.

759.

Page 17: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

6

Begitu pula, Al-Quran mengingatkan manusia tentang besarnya dosa

mengambil nyawa orang lain. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Ma‟idah (5)

ayat 32:

Artinya:“oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa:

Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu

(membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka

bumi, Maka seakan-akan Dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan

Barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, Maka seolah-

olah Dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan

sesungguhnya telah datang kepada mereka Rasul-rasul Kami dengan

(membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara

mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat

kerusakan dimuka bumi.” (QS. Al-Ma‟idah (5): 32)

Kaidah fiqhiyyah:

“bahaya tidak boleh dihilangkan dengan bahaya lainnya”11

11

Ahmad Sudirman Abbas, Qawa‟id Fiqhiyyah, (Cet. I; Jakarta: Radar jayam offset,

2004), hlm. 125.

Page 18: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

7

Kaidah ini menegaskan bahwa dalam Islam tidak dibenarkan

penanggulangan suatu bahaya dengan menimbulkan bahaya yang lain. Sedangkan

orang yang mendonorkan organ tubuhnya dalam keadaan hidup sehat dalam

rangka membantu dan menyelamatkan orang lain adalah dinilai upaya

menghilangkan bahaya dengan konsekwensi timbulnya bahaya yang lain.

Di Thailand, untuk menentukan suatu hukum perkara sosial-agama,

biasanya dilakukan melalui Majelis Syeikhul Islam Thailand yang kemudian

mengeluarkan fatwa dengan menentukan suatu hukum yang menyangkut masalah-

masalah kemasyarakatan. Untuk menghasilkan suatu hukum, Majelis Syeikhul

Islam Thailand melakukan kajian-kajian permasalahan yang dihadapi dengan

merujuk pada Al-Qur‟an, Hadits, Ijma‟, dan Qiyas yang diambil dari kitab-kitab

kuning karangan imam mazhab empat dan pendapat ulama sebagai sumber

hukumnya yang dilakukan dalam suatu Majelis Syeikhul Islam Thailand.12

Pendekatan dan metode pengambilan suatu hukum di Majelis Syeikhul

Islam Thailand yaitu: mengutamakan pendapat mazhab Syafi‟i. Jika pendapat

mazhab Syaifi‟I bertentangan dengan kepentingan masyarakat, maka Majelis

Syeikhul Islam Thailand mengambil pendapat ulama mazhab Hanafi, Maliki, dan

Hambali. Jika pendapat empat mazhab bertentangan dengan kepentingan

masyarakat maka Majelis Syeikhul Islam Thailand mengambil pentapat ulama

lain selain ulama empat mazhab tersebut (Hanafi, Maliki, Syafi‟I, Hambali).13

12

Aziz Pithakhkhumphol, Kumpulan Fatwa Majelis Syeikhul Islam Thailand, (t.t.:

t.p., t.th.), hlm. X. 13

Aziz Pithakhkhumphol, Kumpulan Fatwa Majelis Syeikhul Islam Thailand, hlm. X.

Page 19: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

8

Berdasarkan uraian-uraian di atas maka penulis akan menganalisis

keputusan fatwa, metode dan pendakatan pengambilan fatwa di Majelis Ulama

Islam Thailand Nomor 11 Tahun 2013 Tentang Donasi Organ Dan Transplantasi

Organ Tubuh Manusia, dalam bentuk karya ilmiah yang disusun dalam skripsi

yang berjudul “Metode Penetapan Fatwa di Majelis Syeikhul Islam Thailand

(Studi Analisis Fatwa Nomor 11 Tahun 2013 tentang Donasi Organ dan

Transplantasi Organ Tubuh Manusia)”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka

identifikasi masalahnya sebagai berikut:

1. Apa yang di maksud dengan transplantasi organ tubuh manusian;

2. Apa manfaat dan kemudhorotan transplantasi organ tubuh manusia;

3. Bagaimana pendapat ulama tentang transplantasi organ tubuh manusia;

4. Bagaimana metode istinbath dan keputusan Fatwa Majelis Syeikhul Islam

Thailand nomor 11 tahun 2013 tentang donasi organ dan transplantasi organ

tubuh manusia;

5. Bagaimana metode dan pendekatan pengambilan fatwa yang digunakan di

Majelis Syeikhul Islam Thailand.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berangkat dari pemikiran di atas maka diperoleh pembatasan

masalah dan penentuan masalah yang akan dikaji, agar tidak terjadi kesimpang

siuran dalam pembahasan yang nantinya bisa mengarah menuju satu titik

pemecahan permasalahan-permasalahan yang ada. Penulis memberi batasan

Page 20: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

9

masalah pada keputusan fatwa Majelis Syeikhul Islam Thailand nomor 11 tahun

2013 tentang donasi organ dan transplantasi organ tubuh manusia dan metode

pendekatan serta pengambilan fatwa di Majelis Syeikhul Islam Thailand, yang

dapat dikumpulkan sebagai berikut :

1. Bagaimana metode pendekatan dan pengambilan fatwa di Majelis Syeikhul

Islam Thailand?

2. Bagaimana metode istinbath dan keputusan fatwa Majelis Syeikhul Islam

Thailand nomor 11 tahun 2013 tentang donasi organ dan transplantasi organ

tubuh manusia?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Setelah identifikasi terhadap masalah-masalah yang ada, maka

selanjutnya penulis akan menguraikan tujuan dari pada penelitian ini, antara lain

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana metode istinbath dan keputusan fatwa Majelis

Syeikhul Islam Thailand nomor 11 tahun 2013 tentang donasi organ dan

transplantasi organ tubuh manusia.

2. Untuk mengetahui bagaimana metode pendekatan dan pengambilan yang

digunakan di Majelis Syeikhul Islam Thailand.

Adapun manfaat atau kegunaan penelitian ini adalah:

1. Dalam rangka pengembangan dan memperluas wawasan pengetahuan

mengenai metode istinbath dan keputusan fatwa Majelis Syeikhul Islam

Page 21: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

10

Thailand nomor 11 tahun 2013 tentang donasi organ dan transplantasi organ

tubuh manusia.

2. Dapat memberikan informasi kepada pembaca tentang metode pendekatan dan

pengambilan fatwa yang digunakan fatwa di Majelis Syeikhul Islam Thailand.

3. Menambah literature perpustakaan khususnya dalam bidang penetapan fatwa di

Majelis Syeikhul Islam Thailand.

E. Tinjauan Kajian Terdahulu

Unuk mengetahui kajian terdahulu yang telah ditulis oleh yang lainnya,

maka penulis me-review beberapa tulisan terdahulu yang pembahasnya hampir

sama dengan pembahasan yang penulis angkat. Dalam hal ini penulis menemukan

beberapa skripsi, yaitu:

1. Mochamad Syaiban dalam skripsi yang berjudul “Transplantasi Organ Tubuh

Orang Muslim Kepada Orang Non-Muslim Menurut Hukum Islam (Studi

Bahtsul Masail Nahdhatul Ulama)”. Dalam penulis ini menyimpulkan pada

prinsipnya transplantasi organ manusia diharamkan oleh lembaga fatwa di

Indonesia. Jadi apapun alasan untuk melakukan transplantasi organ orang

Muslim kepada orang non-Muslim hukumnya haram.14 Disini yang berbeda

dengan judul yang saya bahas yaitu, untuk seorang Muslim haram

mendonasikan organ tubuh kepada orang non-Muslim, sedangkan dalam

bahasan skripsi ini hukumnya mubah untuk donasi organ dan transplantasi

organ tubuh manusia sesama Muslim.

14

Mochamad Syaiban, Transplantasi Organ Tubuh Orang Muslim Kepada Orang Non

Muslim Menurut Hukum Islam (Studi Bahtsul Masail Nahdhatul Ulama), Skripsi SHI, (Jakarta:

UIN Syarif Hidayatullah, 2010), hlm. 68.

Page 22: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

11

2. Ahmad Fadhil dalam skripsi yang berjudul “Transplantasi Mata Mayit Dalam

Pandangan Hukum Islam (Studi Komparasi Pandangan Muhammadiyah dan

Nahdatul Ulama)”. Dimana di dalamnya memberi kesimpulan pandangan

Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama transplantasi mata mayit diperbolehkan,

akan tetapi Nahdatul Ulama menyebut syarat bahwa seorang yang menjadi

donor dan resipien harus memiliki persamaan agama. Pandangan

Muhammadiyah menyatakan boleh karena terdapat unsur kebaikan

(kemaslahatan) bagi penerima.15 Disini yang berbeda dengan judul yang saya

bahas yaitu, transplantasi organ tubuh manusia ada haram demi membela

kehormatan mayat, kecuali ada orang yang benar-benar butuh organan itu, atau

ada wasia dari si pedonor itu sendiri tanpa adanya paksaan.

3. Hasbullah Ma‟ruf dalam skripsi yang berjudul “Transplantasi Organ tubuh

manusia Persektif Nahdlatul Ulama dan Persatuan Islam” didalam skripsi ini

memberi kesimpulan transplantasi organ tubuh manusia perspektif Nahdlatu

Ulama dan Persatuan Islam dalam dua pendapat ini hukum transplantasi organ

tubuh manusia itu dibolehkan, kalau itu tidak dilakukan transplantasi berarti

sama dengan membiarkan pasien mati, dalam arti menghilangkan nyawa

pasien. Disini yang berbeda dengan skripsi saya yaitu transplantasi ada yang

membolehkan dan ada juga yang tidak membolehkan menurut Majelis

Syeikhul Islam Thailand.16

15

Ahmad Fadhil, Transplantasi Mata Mayit Dalam Pandangan Hukum Islam (Studi

Komparasi Pandangan Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama), Skripsi SHI, (Yogyakarta: UIN

Sunan Kalijaga, 2015), hlm. 99. 16

Hasbullah Ma‟ruf, Transplantasi Organ tubuh manusia Persektif Nahdlatul Ulama

dan Persatuan Islam, Skripsi SHI, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2015), hlm. 84.

Page 23: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

12

F. Metode Penelitian

Agar mencapai hasil yang maksimum, ilmiah dan sistematis, maka

metode penulisan mutlak diperlukan. Dalam hal ini jenis penelitian yang

digunakan adalah normatif (library research), yaitu penelitian yang dilakukan

dengan cara menelaah atau mengkaji sumber-sumber kepustakaan.17 Adapun

dalam penulisan dan pembahasan skripsi ini metode yang digunakan adalah

sebagai berikut:

1. Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dalam skripsi ini menggunakan metode

Dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal tertarik atau fariabel ini dan

beberapa catatan, transkip, buku, surat, majalah, prasasti, dan sebagainya.18 Di

sini yang menjadi sumber dokumentasi diantaranya adalah Fatwa Majelis

Syeikhul Islam Thailand.

2. Sumber Data

Untuk mengumpulan data dalam skripsi ini diperoleh melalui:

a. Data Primer

Yaitu sumber data yang langsung dikumpulkan oleh penelitian dari sumber

pertamanya19 atau sumber literature utama yang berkaitan lansung dengan

obyek penelitian. Dalam hal ini Fatwa Majelis Syeikhul Islam Thailand

17

Sutrisno Hadi, Metodelogi Research, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas

Prikologi UGM, 1982), hlm. 9. 18

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Cet. V;

Yogyakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 206. 19

Sumardi Suyabrata, Metodelogi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo, 2003), hlm. 38-

39.

Page 24: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

13

nomor 11 tahun 2013 tentang donasi organ dan transplantasi organ tubuh

manusia.

b. Data Sekunder

Yaitu data yang digunakan untuk menganalisa dan memberi penjelasan

tentang pokok permasalahan.20 Biasanya data sekunder ini telah tersusun

dalam bentuk dokumen-dokumen, dan data sekunder ini digunakan untuk

menganalisa dan memberi penjelasan tentang pokok-pokok permasalahan.

Dalam hal ini penulis mengambil sumber data sekunder dari buku-buku

yang ada relevansinya dengan permasalahan yang sedang penulis bahas.

3. Metode Analisis Data

Dalam analisis data penulis menggunakan metode deskriptif analisis, yakni

suatu metode analisis yang menekankan pada pemberian sebuah gambaran

baru terhadap data yang telah terkumpul.21 Metode ini digunakan terutama pada

keputusan fatwa Majelis Syeikhul Islam Thailand nomor 11 tahun 2013 tentang

donasi organ dan transplantasi organ tubuh manusia.

4. Teknik Penulisan Skripsi

Penulisan skripsi ini berpendoman pada “Buku Pedoaman Penulisan Skripsi

Fakultas Syari‟ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarat yang deterbitkan oleh FSH UIN Jakarta Tahun 2013/2014.”

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam penulisan skripsi ini, penulis membuat

sistematika penulisan dengan membagi kepada lima (5) bab, masing-masing bab

20

Sumardi Suyabrata, Metodelogi Penelitian, hlm. 38-39. 21

S. Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm.

165.

Page 25: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

14

membahas permasalahan yang jelas serta mempermudah dalam pembahasan,

serata global, sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini dikemukakan Latar Belakang Masalah, Identifikasi

Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian dan Manfaat

Penelitian, Talaah Pustaka, Metode Penelitian Serta Sistematika

Penulisan.

BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG DONASI ORGAN

DAN TRANSPLANTASI ORGAN TUBUH MANUSIA

Dalam bab ini dibahas pengertian donasi organ dan transplantasi

organ tubuh manusia secara komprehensif, dampak yang timbul dari

donasi organ dan transplantasi organ tubuh manusia, dan hukum

donasi organ dan transplantasi organ tubuh manusia menurut para

ulama.

BAB III : METODE PENDEKATAN DAN PENGAMBILAN FATWA DI

MAJELIS SYEIKHUL ISLAM THAILAND

Bab ini membahas Sejarah Majelis Syeikhul Islam Thailand, metode

pendekatan dan pengambilan fatwa di Majelis Syeikhul Islam

Thailand, keputusan fatwa Majelis Syeikhul Islam Thailand nomor

Page 26: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

15

11 tahum 2013 tentang donasi organ dan transplantasi organ tubuh

manusia.

BAB IV : METODE ISTINBATH DAN KEPUTUSAN FATWA MAJELIS

SYEIKHUL ISLAM THAILAND NOMOR 11 TAHUM 2013

TENTANG DONASI ORGAN DAN TRANSPLANTASI ORGAN

TUBUH MANUSIA

Dalam bab ini diuraikan tentang analisis terhadap metode istinbath

dan keputusan fatwa Majelis Syeikhul Islam Thailand dan analisis

terhadap metode pendekatan dan pengambilan fatwa di Majelis

Syeikhul Islam Thailand.

BAB V : PENUTUP

Pada bab terakhir ini akan dikemukakan kesimpulan, saran-saran.

Page 27: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

16

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG DONASI DAN TRANSPLANTASI ORGAN

TUBUH MANUSIA

A. Pengertian Donasi dan Transplantasi Organ Tubuh Manusia

Transplantation (tran + plantation) pencangkokan jaringan yang diambil

dari tubuh pasien itu sendiri atau dari tubuh pasien yang lain.22 Transplantasi

berasal dari bahasa Inggris to transplant, yang berarati to move from one place to

another, bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Adapun pengertian menurut

ahli ilmu kedoteran, transplantasi ialah pemindahan jaringan atau organ dari

tempat satu ke tempat lain.23 Transplantasi ialah pemindahan organ tubuh yang

mempunyai daya hidup yang sehat untuk menggantikan organ tubuh yang tidak

sehat dan tidak berfungsi dengan baik, yang apabila diobati dengan prosedur

medis biasa, harapan penderita untuk bertahan hidup tidak ada lagi.24 Yang

dimaksud jaringan disini ialah pemindahan sel, jaringan maupun organ hidup dari

seseorang (donor) kepada orang lain (resipien) atau dari satu bagian tubuh ke

bagian tubuh lainnya, dengan tujuan mengembalikan fungsi yang telah hilang.25

Adapun definisi di atas dapat ditarik suatu pengertian bahwa transplantasi adalah

suatu usaha medis untuk memindahkan jaringan, sel, atau organ tubuh dari donasi

kepada resipien.

22

W.A. Newman Dorland, Kamus Kedokteran Dorland, (Cet. 3; Jakarta: Perpustakaan

Nasional: Katalog Dalam Terbitan, 2012), hlm. 2278. 23

Tim Perumusan Komisi Ahkam, Ahkamul Fuqaha: solusi Problematika Aktual

Hukum Islam, PBNU, hlm. 483. 24

Kutbudidin Aibak, Kajian Fiqh Kontemporer, (Yogyakarta: Sukses Offset, 2009),

hlm. 121. 25

Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah, (Jakarta: PT Toko Gunung Agung, 1997), hlm. 86.

Page 28: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

17

1. Sejarah Donasi dan Transplantasi Organ Tubuh Manusia

Transplantasi jaringan mulai dipikirkan manusia sejak 4000 tahun silam

menurut manuscrip yang ditemukan di Mesir yang memuat uraian mengenai

eksperimen. Transplantasi jaringan yang pertama kali dilakukan di Mesir sekitar

2000 tahun sebelum kelahiran Nabi Isa as. Sedang di India beberapa puluh tahun

sebelum lahirnya Nabi Isa as, seorang ahli bedah bangsa Hindu telah berhasil

memperbaiki hidung seorang tahanan yang cacat akibat siksaan, dengan cara

mentransplantasikan sebagian kulit dan jaringan lemak yang diambil dari

lengannya. Pengalaman inilah yang merangsang Gaspare Tagliacosi, seorang ahli

bedah Itali, pada tahun 1597M untuk mencoba memperbaiki cacat hidung

seseorang dengan menggunakan kulit milik kawannya.26

Pada ujung abad ke-19 M para ahli bedah, baru berhasil

mentransplantasikan jaringan, namun sejak penemuan John Murphy pada tahun

1897 yang berhasil menyambung pembuluh darah pada binatang percobaan.

Barulah terbuka pintu percobaan mentransplantasikan organ dari manusia ke

manusia lain. Percobaan yang telah dilakukan terhadap binatang akhirnya

berhasil, meskipun ia menghabiskan waktu cukup lama yaitu satu setengah abad.

Pada tahun 1954, Dr. J.E. Murray berhasil mentransplantasikan ginjal kepada

seorang anak yang berasal dari saudara kembarnya yang membawa perkembangan

pesat dan lebih maju dalam bidang transplantasi.27

26

Http://nursing-transplan.blogspot.com/2008/12/03/, diakses tanggal 16 November

2016. 27

Http://nursing-transplan.blogspot.com/2008/12/03/, diakses tanggal 16 November

2016.

Page 29: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

18

Tatkala Islam muncul pada abad ke-7 Masehi, ilmu bedah sudah dikenal

di berbagai negara dunia, khususnya negara-negara maju saat itu, seperti dua

negara adidaya Romawi dan Persia. Namun pencangkokan jaringan belum

mengalami perkembangan yang berarti, meskipun sudah ditempuh berbagai upaya

untuk mengembangkannya. Selama ribuan tahun setelah melewati bentuk

eksperimen barulah berhasil pada akhir abad ke-19 M, untuk pencangkokan

jaringan, dan pada pertengahan abad ke-20 M untuk pencangkokan organ

manusia.

Di masa Nabi saw. negara Islam telah memperhatikan masalah kesehatan

rakyat, bahkan senantiasa berupaya menjamin kesehatan dan pengobatan bagi

seluruh rakyatnya secara cuma-cuma. Ada beberapa dokter ahli bedah di masa

Nabi yang cukup terkenal seperti al Harth bin Kildah dan Abu Ramtah Rafa'ah,

juga Rafidah al Aslamiyah dari kaum wanita.

Meskipun pencangkokan organ tubuh belum dikenal oleh dunia saat itu,

namun operasi plastik yang menggunakan organ buatan atau palsu sudah dikenal

di masa Nabi saw, sebagaimana yang diriwayatkan Imam Abu Daud dan Tirmidzi

dari Abdurrahman bin Tharfah (Sunan Abu Dawud, hadits. no.4232) "bahwa

kakeknya 'Arfajah bin As'ad pernah terpotong hidungnya pada perang Kulab, lalu

ia memasang hidung (palsu) dari logam perak, namun hidung tersebut mulai

membau (membusuk), maka Nabi saw. menyuruhnya untuk memasang hidung

(palsu) dari logam emas". Imam Ibnu Sa'ad dalam Thabaqatnya (III/58) juga telah

meriwayatkan dari Waqid bin Abi Yaser bahwa 'Utsman (bin 'Affan) pernah

memasang mahkota gigi dari emas, supaya giginya lebih kuat (tahan lama).

Page 30: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

19

Pada periode Islam selanjutnya berkat doktrin Islam tentang urgensi

kedokteran mulai bertebaran karya-karya monumental kedokteran yang banyak

memuat berbagai praktek kedokteran termasuk transplantasi dan sekaligus

mencuatkan banyak nama besar dari ilmuwan muslim dalam bidang kesehatan

dan ilmu kedokteran, diantaranya adalah: Al-Rozy (Th. 251-311 H.) yang telah

menemukan dan membedakan pembuluh vena dan arteri disamping banyak

membahas masalah kedokteran yang lain seperti, bedah tulang dan gips dalam

bukunya Al-Athibba. Lebih jauh dari itu, mereka bahkan telah merintis proses

spesialisasi berbagai kajian dari suatu bidang dan disiplin. Az-Zahrawi ahli

kedokteran muslim yang meninggal di Andalusia sesudah tahun 400-an Hijriyah

telah berhasil dan menjadi orang pertama yang memisahkan ilmu bedah dan

menjadikannya subjek tersendiri dari bidang Ilmu Kedokteran. Beliau telah

menulis sebuah buku besar yang monumental dalam bidang kedokteran

khususnya ilmu bedah dan diberi judul "At-tashrif".28

Transplantasi sebagai upaya untuk melepaskan manusia dari penderitaan

yang secara biologis mengalami keabnormalan, atau menderita suatu penyakit

yang mengakibatkan rusaknya fungsi suatu organ, jaringan, atau sel, pada

dasarnya bertujuan:

a. Kesembuhan dari suatu penyakit, rusaknya jantung, ginjal dan sebagainya.

28

Http://nursing-transplan.blogspot.com/2008/12/03/, diakses tanggal 16 November

2016.

Page 31: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

20

b. Pemulihan kembali fungsi atau organ, jaringan atau sel yang telah rusak atau

mengalami kelainan tapi sama sekali tidak terjadi kesakitan biologis misalnya

bibir sumbing.29

2. Jenis-jenis Donasi Organ dan Transplantasi Organ Tubuh Manusia

Berdasarkan hubungan genetik antara donasi dan resipien (penerima)

maka transplantasi digolongkan menjadi tiga macam :

a. Auto transplantasi, yaitu transplantasi di mana donor resipiennya satu individu.

Seperti seorang yang pindah dioperasi, untuk memulihkan bentuk, diambilkan

daging dari bagian badannya yang lain dalam badannya sendiri.

b. Homo transplantasi, yakni di mana transplantasi itu donor dan resipiennya

individu yang sama jenisnya, homo transplantasi ini bisa terjadi donor dan

resipiennya dua individu yang masih hidup, ada juga terjadi antara donor yang

telah meninggal dunia yang disebut cadaver donor, sedang resipien masih

hidup.

c. Hetero transplantasi, ialah yang donor dan resipiennya dua individu yang

berlainan jenisnya, seperti transplantasi organ hewan ke manusia atau

sebaliknya.30

29

H. Chuzaimah dan HA. Hafiz Anshary, Problematika Hukum Islam Kontemporer,

(Jakarta: PT Pustaka, 1995), hlm. 69. 30

Tim Perumusan Komisi Ahkam, Ahkamul Fuqaha: solusi Problematika Aktual

Hukum Islam, hlm. 484.

Page 32: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

21

B. Dampak Yang Timbul dari Donasi Organ dan Transplantasi Organ Tubuh

Manusia

Pada homo transplantasi, kemungkinan dampak yang dikenal ada 3

macam :

1. Apabila resipien dan donor adalah saudara kembar yang berasal dari satu telur,

maka transplantasi hamper selalu tidak menyebabkan reaksi penolakan.

2. Apabila resipien dan donor adalah saudara kandung atau salah satunya adalah

orang tuanya, maka reaksi penolakan pada golongan ini lebih besar dari pada

golongan pertama, tetapi dampaknya lebih kecil dari golongan ketiga.

3. Apabila resipien dan donor adalah dua orang yang tidak ada hubungan saudara,

maka kemungkinan besar transplantasi selalu bereaksi penolakan.31

C. Donasi Organ dan Transplantasi Organ Tubuh Manusia Menurut Hukum

Islam

Hukum Islam memberikan petunjuk kepada kita bahwa untuk

menentukan hukum suatu perkara maka harus dilihat terlebih dahulu konteks

waktu dan tempat perkara tersebut, walaupu di era modern ini telah berkembang

berbagai macam teknologi baik di bidang kedokteran maupun yang lain

persaingan muncul diantara satu Negara dan Negara lainnya maka kita sebagai

Muslim harus bisa berfikir kritis untuk menetapkan suatu hukum termasuk hukum

31

Tim Perumusan Komisi Ahkam, Ahkamul Fuqaha: solusi Problematika Aktual

Hukum Islam, hlm. 484.

Page 33: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

22

mengenai transplantasi organ manusia. Pencangkokan organ tubuh yang menjadi

pembicaraan pada masa ini adalah: mata, ginjal, dan jaringan, karena ketiga organ

tubuh tersebut sangat penting fungsinya untuk manusia, terutama ginjal dan

jantung, Mengenai donor mata pada dasarnya dilakukan, karena ingin membagi

kebahagiaan kepada orang yang belum pernah melihat keindahan alam ciptaan

Allah ini, ataupun orang yang menjadi buta karena penyakit.32

Kebanyakan dari para pemerhati masalah transpalnasi ini ketika

membahas hukum mereka akan mengklasifikasikan kapan transplantasi itu

dilakukan, apabila pencangkokan tersebut dilakukan pada saat pendonor dalam

keadaan hidup sehat wal afiat, begitu juga sakit (koma) atau hampir

meninggal, maka hukumnya adalah dilarang (haram), sedangkan apabila di

lakukan ketika pendonor sudah meninggal maka hukumnya ada yang

mengharamkan, juga ada yang memperbolehkannya dengan syarat- syarat

tertentu.33

Adapun syarat-sarat yang membolehkan:

1. Resipien dalam keadaan darurat, yang dapat mengancam jiwa dan ia sudah

menempuh pengobatan secara medis dan non medis tapi tidak berhasil.

2. Pencangkokan tidak menimbul komplikasi penyakit yang lebih berat bagi

resipien dibandingkan dengan keadaan sebelum pencangkokan.

32

M. Ali Hasan, Masail Fiqhiyah al-haditsah: masalah-masalah kontemporan hukum

Islam, (Cet. 4; Jakarta: PT rajaGrafindo Persada, 2000), hlm. 121. 33

Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah, hlm. 88.

Page 34: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

23

Para donor yang dikenal sekarang ini, lebih banyak dari kalangan orang

yang sudah meninggal dunia dan tidak banyak dari kalangan orang yang masih

hidup, Ada 3 (tiga) tipe donor organ tubuh, da setiap tipe mempunyai

permasahannya sendiri, yaitu:

1. Hukum Transplantasi Organ Tubuh Donor Dalam Keadaan Sehat

Apabila transplantasi organ tubuh diambil dari orang yang masih dalam

keadaan hidup sehat, maka hukumnya „Haram‟, dengan alasan, Firman Allah

dalam Al Quran surah Al Baqarah (2) ayat 195:

… …

Artinya:“dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam

kebinasaan…” (QS. Al-Baqarah (2): 195)

Ayat di atas mengingatkan kepada manusia agar tidak merusak sesuatu

yang bisa berakibat fata bagi dirinya, sekalipun mempunyai tujuan kemanusiaan

yang luhur termasuk menyumbangkan mata atau ginjalnya untuk orang lain yang

membutuhkan. Kareana hal itu selain mengubah ciptaan Allah, ia akan

menghadapi resiko yang berbahaya, yaitu ketindak normalan berupa tidak

berfungsinya mata atau ginjal yang tinggal sebuah itu bahkan organ tubuh yang

tersebut terakhir ini bisa mengakibatkan kematian si pendonor.34 Hal ini tidak

diperbolehkan karena dalam kaidah fiqhiyyah disebutkan:

34

M. Ali Hasan, Masail Fiqhiyah al-haditsah: masalah-masalah kontemporan hukum

islam, hlm. 122.

Page 35: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

24

“Menghindari kerusakan/resiko, didahulukan dari/atas menarik kemaslahatan”35

Dikaitkan dengan kaidah diatas, maka mendonor mata atau ginjal yang

bertujuan untuk kemashlahatan orang lain akan berdampak kepada dua (2) akibat

yang berbeda. Bagi si pendonor akan bahaya,36 sedangkan bagi si resipien akan

mendapat mashlahat. Jika demikian halnya, maka pilihan harus diutamakan

kepada penolakan kerusakan dalam hal ini menolak untuk merusak ginjal. Dengan

demikian, maka hukumnya tidak boleh mengambil ginjal atau mata seseorang

untuk kemashlahatan orang lain. Hal ini tidak diperbolehkan karena dalam kaidah

fiqihiyyah disebutkan:

“Bahaya (kemudharatan) tidak boleh dihilangkan dengan bahaya(kemudharatan)

lainnya”37

Berdasarkan kaidah di atas, donor dari orang yang masih hidup itu tidak

mampu menyelesaikan masalah, Karena dengan cara mendonor ginjal atau mata

berarti menimbulkan mudarat yang baru. Hal ini tidak dibolehkan oleh Islam,

maka dari itu bisa mengupayakan menghilangkan penderitaan seorang Muslim

dengan cara memberikan donor organ tubuh yang sehat kepadanya adalah

merupakan tindakan yang di perkenankan syara‟ bahkan terpuji dan berpahala

bagi orang yang melakukannya. Akan tetapi yang harus diperhatikan, kebolehan

35

Al-Suyuthi, Al-Asybah wa al-Nazhair, (Beirut-Lebanon: Dar-al-Fikr, 1415 H/1995

M), hlm. 63. 36

Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah, hlm. 88. 37

Al-Suyuthi, Al-Asybah wa al-Nazhair, hlm. 62.

Page 36: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

25

ini bukanlah bersifat mutlak, bebas tanpa syarat, melainkan tindakan ini bisa

dibenarkan jika memang tidak menimbulkan mudarat (bahaya) bagi si pendonor.

Dalam kata lain jika seseorang melakukan donor dan ternyata itu mengakibatkan

bahaya, kesengsaraan pada dirinya maka tindakan itu tidak bisa dibenarkan

syara‟.38 Hal itu disepakati ulama hukum Islam tentang kebolehannya bila ginjal

yang bersumber dari orang masih hidup yang biasanya diambil hanya sebelah

saja, kemudian dipindahkan kepada resipien yang membutuhkannya.39

2. Hukum Transplantasi Organ Tubuh Donor Dalam Keadaan Koma

Melakukan transplantasi organ tubuh donor dalam keadaan koma,

hukumnya tetap haram, walaupun menurut dokter, bahwa si donor itu akan segera

meninggal, karena hal itu dapat mempercepat kematiannya dan mendahului

kehendak Allah SWT, hal tersebut dapat dikatakan mempercepat kematian.

Tidaklah berperasaan/bermoral melakukan transplantasi atau mengambil organ

tubuh dalam keadaan sekarat. Orang yang sehat seharusnya berusaha untuk

menyembuhkan orang yang sedang koma tersebut, meskipun menurut dokter,

bahwa orang yang sudah koma tersebut sudah tidak ada harapan lagi untuk

sembuh. Sebab ada juga orang yang dapat sembuh kembali walau itu hanya

sebagian kecil, padahal menurut medis, pasien tersebut sudah tidak ada harapan

untuk hidup.40 Maka dari itu, mengambil organ tubuh donor dalam keadaan koma,

tidak boleh menurut Islam dengan alasan sebagai berikut: Hadits Nabi, riwayat

38

Yusuf, Qardawi, Fatwa fatwa Kontemporer, Seputar pencangkoan Organ Tubuh,

hlm. 759. 39

Mahjuddin, Masail Al-Fiqh: Kasus-kasus Aktual dalam Hukum Islam, (Jakarta:

Kalam Mulia, 2012), hlm. 159. 40

M. Ali Hasan, Masail Fiqhiyah al-haditsah: masalah-masalah kontemporan hukum

Islam, hlm. 123.

Page 37: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

26

Malik dari „Amar bin Yahya, riwayat al-Hakim, al-Baihaqi dan al-Daruquthni

dari Abu Sa‟id al-Khudri dan riwayat Ibnu Majah dari Ibnu „Abbas dan „Ubadah

bin al-Shamit :

“Tidak boleh membuat madharat pada diri sendiri dan tidak boleh pula membuat

madharat pada orang lain.”41

Berdasarkan hadits tersebut, mengambil organ tubuh orang lain dalam

keadaan koma/sekarat haram hukumnya, karena dapat membuat madharat kepada

donor tersebut yang berakibat mempercepat kematiannya, yang disebut

euthanasia. Manusia wajib berusaha untuk menyembuhkan penyakitnya demi

mempertahankan hidupnya, karena hidup dan mati berada di tangan Allah SWT,

oleh karena itu manusia tidak boleh mencabut nyawanya sendiri atau

mempercepat kematian orang lain, demikian hal itu dilakukan oleh dokter dengan

maksud mengurangi atau menghilangkan penderitaan pasien.42

3. Hukum Transplantasi Organ Tubuh Donor Dalam Keadaan Meninggal

Mengambil organ tubuh donor (jantung, mata atau ginjal) yang sudah

meninggal secara yuridis dan medis,43 hukumnya mubah, yaitu dibolehkan

menurut pandangan Islam dengan syarat bahwa:

Resipien (penerima sumbangan organ tubuh) dalam keadaan darurat yang

mengancam jiwanya bila tidak dilakukan transplantasi itu, sedangkan ia sudah

41

Al-Suyuthi, al-Jami‟ al-Shaghir, Jilid II, (Cet. IV; Beirut: Dar-al-Kutub al-Ilmiah, tt.),

hlm. 203. 42

Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah, (Jakarta: PT Toko Gunung Agung, 1997), hlm. 86. 43

Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah, hlm. 87.

Page 38: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

27

berobat secara optimal baik medis maupun non medis, tetapi tidak berhasil. Hal

ini berdasarkan qaidah fiqhiyyah :

“Darurat akan membolehkan yang diharamkan”44

“Bahaya itu harus dihilangkan”45

Juga pencangkokan cocok dengan organ resipien dan tidak akan

menimbulkan komplikasi penyakit yang lebih gawat baginya dibandingkan

dengan keadaan sebelumnya. Disamping itu harus ada wasiat dari donor kepada

ahli warisnya, untuk menyumbangkan organ tubuhnya bila ia meninggal, atau ada

izin dari ahli warisnya.

Demikian ini sesuai dengan fatwa Majelis Ulama Indonesia tanggal 29

Juni 1987, bahwa dalam kondisi tidak ada pilihan lain yang lebih baik, maka

pengambilan katup jantung orang yang telah meninggal untuk kepentingan orang

yang masih hidup, dapat dibenarkan oleh hukum Islam dengan syarat ada izin dari

yang bersangkutan (lewat wasiat sewaktu masih hidup) dan izin keluarga/ahli

waris.46

4. Hukum Menjual-beli Organ Tubuh Manusia

44

Al-Suyuthi, al-Asybah wa al-Nazhair, hlm. 61. 45

Al-Suyuthi, al-Asybah wa al-Nazhair, hlm. 60. 46

MUI. Himpunan Keputusan dan Fatwa MajelisUlama Indonesia, (Jakarta: Sekretariat

MUI, 1415 H/1995 M), hlm. 176.

Page 39: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

28

Pendapat yang membolehkan donor organ tubuh itu tidak berarti

memperbolehkan memperjual-belikannya, karena jual-beli itu sebagaimana

dita‟rifkan fuqaha adalah tukan-menukar harta secara sukarela, sedangkan tubuh

manusia itu bukan harta yang dapat dipertukarkan dan ditawar-menawarkan

sehingga organ tubuh manusia menjadi obyek pertimbangan dan jual-beli, Para

ahli ilmu bersepakat bahwa seandainya seorang manusia menjual-beli apa-apa

yang bukan miliknya maka jual-beli tersebut menjadi batal, Sebagaimana

diketahui bahwa organ tubuh manusia bukanlah milik seorang manusia sehingga

secara syar‟i tidak diizinkan bagi manusia untuk meperjual-belikannya karena

jual-beli organ tubuh itu termasuk dalam jual-beli yang tidak dimiliki manusia,

didalam jual-beli organ tubuh manusia baik organ seorang Muslim atau kafir

maka terdapat penghinaan terhadapnya padahal Allah SWT telah memuliakannya.

Dan didalam Al-Quran surah Al Israa (17) ayat 70:

Artinya:“dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut

mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-

baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas

kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (QS. Al-Israa (17):

70)

Tetapi, apabila orang yang memanfaatkan organ itu memberikan

sejumlah uang kepada pedonor tanpa persyaratan dan tidak ditentukan

Page 40: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

29

sebelumnya, semata-mata hibah, hadiah, dan pertolongan, maka yang demikian

itu hukumnya boleh, bahkan terpuji dan termasuk akhlak yang mulia, Hal ini sama

dengan pemberian orang yang berutang ketika mengembalikan pinjaman dengan

memberikan tambahan yang tidak dipersyaratkan sebelumnya, Hal ini

diperkenankan syara` dan terpuji, bahkan Rasulullah SAW pernah melakukannya

ketika beliau mengembalikan pinjaman (utang) dengan sesuatu yang lebih baik

daripada yang dipinjamnya.47

5. Adapun Dalil-Dalil Yang Dapat Menjadi Dasar Dibolehkannya Transplantasi

Organ Tubuh

Al-Quran surah Al-Baqarah (2) ayat 195 yang telah disebutkan dalam

pembahasan didepan yaitu bahwa islam tidak membenarkan seseorang

membiarkan dirinya dalam bahaya, tanpa berusaha mencari penyembuhan secara

medis dan non medis, termasuk upaya transplantasi, yang memberi harapan untuk

bisa bertahan hidup dan menjadi sehat kembali. Dan didalam Al-Quran surah Al-

Maidah (5) ayat 32 :

…” … “

Artinya:“…dan Barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia,

Maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia

semuanya….” (QS. Al-Maidah (5): 32)

Ayat tersebut menunjukkan bahwa tindakan kemanusiaan (seperti

transplantasi) sangat dihargai oleh agama Islam, tentunya sesuai dengan syarat-

47

Yusuf Qardawi, Fatwa fatwa Kontemporer, Seputar pencangkoan Organ Tubuh, hlm.

760-762.

Page 41: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

30

syarat yang telah disebutkan diatas, sebagaimana disebukan lagi dalam surat Al-

Israa‟ (17) ayat 15:

Artinya:“Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), Maka

Sesungguhnya Dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan

Barangsiapa yang sesat Maka Sesungguhnya Dia tersesat bagi

(kerugian) dirinya sendiri. dan seorang yang berdosa tidak dapat

memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan meng'azab sebelum Kami

mengutus seorang rasul.”(QS. Al-Israa‟ (17): 15)

Hal ini didasarkan pada kaidah fiqhiyyah:

“Apabila bertemu dua hal yang mendatangkan mafsadah (kebinasaan), maka

dipertahankan yang mendatangkan madharat yang paling besar, dengan

melakukan perbuatan yang paling ringan madharatnya dari dua madharat”48

Meskipun pekerjaan transplantasi itu dilarang walau pada orang yang

sudah meninggal, demi kemaslahatan karena membantu orang lain yang sangat

membutuhkannya, maka hukumnya mubah/dibolehkan selama dalam pekerjaan

transplantasi itu tidak ada unsur merusak tubuh mayat sebagai penghinaan

kepadanya.49

48

Al-Suyuthi, al-Asybah wa al-Nazhair, hlm. 63. 49 Abdul Wahab Al-Muhaimin, Kajian Islam Aktual (Cet. I; Jakarta: Gaung Persada

Press, 2001), hlm. 197-198.

Page 42: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

31

Berdasarkan dalil-dalil sebagaimana disebutkan di atas, maka

terjawablah bahwa orang yang mendonorkan organ tubuhnya tidak dapat

menanggung akibat perbuatan yang dilakukan oleh resipien, baik berupa pahala

atau dosa, Sebab nash Al-Quran seperti tersebut diatas dengan tegas menyatakan

bahwa tanggung jawab semua perbuatan itu akan dipikul oleh masing-masing.

Page 43: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

32

BAB III

METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM

THAILAND

A. Sejarah Majelis Syeikhul Islam Thailand

1. Syeikhul Islam di Kerajaan Thailand.

Sejak masa Ayutthaya di kerajaan Trailokkanat pada 1448-1488 M

dikatakan bahwa "Majelis Syeikhul Islam" menurut beberapa para ahali sebelum

menyebutkan, "Chularachmontri" menjadi menteri menerima tamu dari luar

negeri. Tidak disebutkan secara pasti dia itu siapa tetapi di masa kerajaan

Ekathosarot 1605- 1620. Tetapi belum ada yang tahu tentang dia secara pasti,

Dimasa kerajaan Songtham tahun 1620-1628, dia melantik Syeikh Ahmad

menjadi menteri Syeikhul Islam Siam, yang bertampat pada Kementerian Luar

Negeri tujuan adalah mengontrol hubungan dengan orang asing, seperti menerima

tamu dari luar negeri, perpajakan impor, ekspor, mengawasi perdagangan maritim

internasional, dan mengontrol Urusan Agama Islam di Kerajaan Siam.

2. Visi

Adalah sebuah organisasi masyarakat Islam, dalam dimensi agama

pendidikan, budaya dan kualitas hidup

3. Misi

a. Menyebarkan pengetahuan dan pemahaman tentang ketentuan Islam.

b. Penguatan institusi keluarga.

c. Mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang Negara Thailand,

untuk hidup bersama dengan damai dalam masyarakat.

Page 44: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

33

d. Kerjasama dengan organisasi pemerintah, organisasi keagamaan, untuk

mengembangkan dan memberikan manfaat bagi masyarakat dan bangsa.

e. Kerjasama dengan organisasi internasional di bidang manajemen bisnis,

agama, pendidikan, budaya, sosial, ekonomi, dan lain-lain.

f. Pengembangan pendidikan dan aspek lain dari orang-orang Muslim dan

organnisasi di semua tingkatan.

4. Strategi

a. Kurikulum belajar dan proses belajar

b. Pengembangan masyarakat belajar.

c. Pengembangan perubahan sosial serta menerima perubahan sosial.

d. Mempertahankan budaya nasional dan budaya lokal.

e. Memperkuat sosial

f. Untuk membangun hubungan dengan negara-negara asing.50

5. Nama-Nama Ketua Majelis Syeikhul Islam

a. Syeikh Ahmad, adalah seorang Muslim Persia, yang menganut aliran Syiah,

menjabat Syeikhul Islam pada masa kerajaan Songtham (1502-1627),

sampai masa kerajaan Prasat Thong (1630-1655) Ayutthaya.

b. Kauw, adalah cucu dari Syeikh Ahmad, Menjabat Syeikhul Islam pada

masa kerajaan Narai (1656-1682), Ayutthaya.

c. Son, adalah putra Phraya Sri Syai Hannarong dalam garis keturunan dari

Syeikh Ahmad. Menjabat Syeikhul Islam pada masa kerajan Boromakot

(1732-1758), Ayutthaya.

50

Artikal, http://www.skthai.org/index.php?mo=10&art=598477, diakses tanggal 20

Januari 2017.

Page 45: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

34

d. Shane, adalah anak dari Phrapisyai dalam garis keturunan Syeikh Ahmad,

menjabat pada masa raja Suriya Pangeran Ayutthaya.

e. Muhammad Maksum, anak dari Shane, menjabat pada masa kerajaan

Pharaput Tajotfa Culalhok, Rattanakosin.

f. Arriaga Yi, adalah adik dari Muhammad Maksum, menjabat Syeikhul

Islam pada masa raja Phaputtale Tlanakpalai Raja II, Rattanakosin.

g. Muhammad Qasim, adalah anak Muhammad Maksum, menjabat

Syeikhul Islam pada masa kerajaan Phanangkau Yuhoah Raja IV.

h. Muhammad Bakir, putra dari Arriaga Yi, menjabat Syeikhul Islam pada

masa raja Phacomkaucau Yuhoah.

i. Muhammad Taki, putra Muhammad Qasim menjabat Syeikhul Islam pada

masa kerajaan Phacomkaucau Yuhoah.

j. Kula Husen, putra Muhammad Taki menjabat Syeikhul Islam pada masa

Raja ke VI.

k. San Ahmad Cula, adalah putra Kula Husen, menjabat pada masa kerajaan

yang ke VI.

l. Kasem Ahmad Cula, adalah putra Kula Husen menjabat Syeikhul Islam

pada masa pemerintahan Raja ke VI.

m. Soan Ahmada Cula, adalah putra San Ahmada Cula, menjabat Syeikhul

Islam pada masa pemerintahan Raja ke VII.

n. Samsuddin Mustafa, seorang Muslim Sunni yang pertama kali menjabat

Syeikhul Islam. Pada masa pemerintahan Raja Ananda Mahidol (1945-

1947)

Page 46: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

35

o. Ismail Yahyawi, seorang Muslim Sunni yang kedua, Menjabat Pada masa

pemerintahan Yang Mulia Raja Bhumibol Adulyadej (1947-1981).

p. Ahmad Bin Ahmad, Muslim Sunni yang ketiga, menjabat Syeikhul Islam

memerintah. Raja Bhumibol Adulyadej Sejak masa jabatannya 1981-1997.

q. Swasdis Sumaiyasak, dipilih oleh dewan Islam dari 29 provinsi, dan

dilantik pada 5 November 2001 menjabat sejak 1997-2010.

r. Aziz Phidakkhumphul, menjabat pada 6 Juni 2010 - Sampai sekarang.51

B. Metode Pendekatan dan Pengambilan Fatwa di Majelis Syeikhul Islam

Thailand

Dalam kajian ushul fiqh, dilihat dari produk hukum, terdapat perbedaan

antara mujtahid dan mufti. Para mujtahid berupaya meng-intinbath-kan hukum

dari nash (Al-Quran dan Sunnah) dalam berbagai kasus, baik diminta dari pihak

lain maupun tidak. Sedangkan mufti tidak mengeluarkan fatwanya kecuali apabila

diminta dan persoalan yang diajukan kepadanya adalah persoalan yang bisa

dijawabnya sesuai dengan pengetahuannya. Oleh sebab itu, mufti dalam

menghadapi suatu persoalan hukum harus benar-benar mengetahui secara rinci

kasus yang dipertanyakan, mempertimbangkan kemaslahatan peminta fatwa,

lingkungan yang mengitarinya, serta tujuan yang ingin dicapai dari fatwa tersebut.

Ada bererapa faktor yang mendorong perlunya rekonstruksi fiqih pada masa

sekarang adalah sebagai berikut: Pertama, terkait dengan perubahan sosial dan

politik. Kedua, terkait dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

51

Artikal, http://www.skthai.org/index.php?mo=3&art=581158, diakses tanggal 20

Januari 2017.

Page 47: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

36

Ketiga, karena tuntutan perkembangan zaman. Kompleksitas masalah

kontemporer mengharuskan para fuqaha untuk lebih memilih pandangan-

pandangan dan fatwa hukum yang lebih memudahkan dan menghindari kesulitan

dalam hukum-hukum cabang, baik dalam masalah ibadah maupun muamalah.52

Maka perlu Majelis Syeikhul Islam Thailand untuk mengeluarkan fatwa

dengan yang dimintakan oleh mustafti baik itu lembaga-lembaga sosial,

pemerintah yang Muslim dan masyarakat Muslim itu sendiri. Fatwa yang

dikeluarkan oleh Majelis Syeikhul Islam Thailand berkaitan dengan masalah

peribadatan, masalah ekonomi dan masalah kontemporer lainnya.53

Metode teknis dan prosedur penilain dan penetapan fatwa Majelis

Syeikhul Islam Thailand mengalami perkembangan, dan terakhir diputuskan

dalam ijtihad ulama komisi fatwa Majelis Syekhul Islam Thailand (MSIT) yaitu:

seperti

1. Pemberian fatwa diberikan hasil penetapan kolektif komisi fatwa

2. Rapat komisi fatwa harus dihadiri anggota komisi fatwa yang jumlahnya

dipandang cukup

3. Dalam hal-hal tertentu, rapat dapat menghadirkan tenaga ahli yang

berhubungan dengan masalah yang dibahas

4. Rapat diadakan bila:

a. Permintaan masyarakat yang dipandang penting

52

Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh, Juz II, (Cet. V; Jakarta: Predana Media Group, 2009),

hlm 459-460. 53

Aziz Phithakhkhumphon, Kumpulan Fatwa Syeihkul Islam Thailand (t.t.: t.p.,

t.th.), hlm. VII-VIII.

Page 48: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

37

b. Permintaan pemerintah, lembaga sosial atau dari Majelis Syeikhul Islam itu

sendiri

c. Masalah keagamaan yang muncul akibat perkembangan masyarakat dan

iptek

5. Rapat dipimpin oleh ketua atau wakilnya atau salah satu anggota yang disetujui

apabila ketua atau wakilnya berhalangan

6. Hasil rapat yang dilakukan mendalam dan komprehensif, bila telah mendapat

kesepakatan diputusakanlah fatwa dan disampaikannya kepada dewan

pimpinan untuk dipermaklumkan kepadam masyarakat atau pihak-pihak yang

bersangkutan.

Jika keputusan fatwa sudah disepakati oleh ketua dan anggota komisi

fatwa, maka ketua Majelis Syeikhul Islam akan meresmikan fatwa sebagaiman

yang ditetapkan dalam UU urusan agama pasal 8 tahun 1998 yang memberikan

kewenangan penuh kepada Majelis Syeikhul Islam untuk meresmikan fatwanya.

Dasar penetapan fatwa, penetapan fatwa didasarkan pada Al-Quran,

Hadits, Ijma‟ dan Qiyas atau ijtihad. Karena keempat hal tersebut adalah

merupakan sumber hukum syara‟ yang disepakati oleh jumhur ulama. Metode

penetapan fatwa yang digunakan oleh Majelis Syeikhul Islam Thailand yaitu:

sebelum fatwa ditetapkan hendaklah ditinjau lebih dahulu pendapat para imim

mazhab (Hanafi, Maliki, Syafi‟i, Hambali) dan ulama yang mu‟tabar tentang

masalah yang akan difatwakan tersebut, secara seksama berikut dalil-dalil. Salah

satunya masalah yang telah terjadi khilafiyah di kalangan mazhab, maka:

Page 49: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

38

a. Penetpan fatwa didasarkan pada hasil usaha penemuan titik temu diantara

pendapat-pendapat ulama mazhab melalui metode al-jam‟u wa al-taufiq54

b. Jika usaha penemuan titik temu tidak berhasil dilakukan, penetapan fatwa

didasarkan pada hasil tarjih55 melalui metode muqaranah dengan menggunakan

kaidah-kaidah ushul fiqh muqaran.

Dalam masalah yang tidak ditemukan penetapan hukumnya di kalangan

mazhab, penetapan fatwa didasarkan pada hasil ijtihad jama‟i (kolektif) melalui

metode bayani,56ta‟lili (qiyasi, istihsani, ilhaqi), istishlahi, dan sad al-zari‟ah.

Penetapan fatwa harus senantiasa memperhatikan kemaslahatan umum dan

maqashid al-syari‟ah.57

Format fatwa Syeikhul Islam Thailand, yaitu:

1. Fatwa dirumuskan dengan bahasa hukum yang mudah dipahami oleh

masyarakat luas

2. Fatwa memuat:

a. Nomor dan judul fatwa

b. Kalimat pembuka shalawatan untuk beginda Nabi Muhammad SAW

54

Jam‟u wa Taufiq adalah mengumpulkan dali-dalil yang tampak bertentangan

kemudian mengkompromikannya. Totok Jumantoro, Samsul Munir Amin, Kamus Ilmu Ushul

Fikih, (Cet. II; Jakarta: Amzah, 2009), hlm. 157. 55

Tarjih ialah memenangkan salah satu diantara dua dalil yang bertentangan, karena

ternyata yang satu lebih kuat dari yang lainnya. Yang lebih kuat disebut Rajih dan yang kalah

disebut Marjuh. Zainal Abidin Ahmad, Ushul Fiqih, (Cet. III; Jakarta: Bulan Bintang, 1975), hlm.

221. 56

Bayani adalah menemukan hukum yang terkandung dalam nash, namun sifatnya

dhanni, baik dari segi ketetapannya maupun dari segi penunjukannya. Lapangan ijtihad bayani ini

hanya dalam batas pemahaman terhadap nash dan menguatkan salah satu di antara beberapa

pemahaman yang berbeda, namun tidak memberikan penjelasan yang pasti. Amir Syarifuddin,

Ushul Fiqh, jilid II, (Cet. V; Jakarta: Pernada Media Group, 2008), hlm. 286. 57

Aziz Phithakhkhumphon, Kumpulan Fatwa Syeihkul Islam Thailand, hlm. IX.

Page 50: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

39

c. Konsideran yang terdiri atas:

1) Menimbang, memuat latar belakang, alasan, dan urgensi penetapan fatwa

2) Mengingat, memuat dasar-dasar hukum

3) Memperhatikan, memuat pendapat peserta rapat, para ulama, pendapat

para ahli, dan hal-hal lain yang mendukung penetapan fatwa

d. Diktum, Substansi hukum yang difatwakan, dan rekomendasi dan jalan

keluar, jika dipandang perlu

e. Penjelasan, berisi uraian dan analisis secukupnya tentang fatwa

f. Lampiran-lampiran, jika dipandang perlu

3. Fatwa ditandatangani oleh Ketua Majelis Syeikhul Islam58

C. Keputusan Fatwa Majelis Syeikhul Islam Thailand Nomor 11 Tahum 2013

tentang Donasi Organ dan Transplantasi Organ Tubuh Manusia

Pertanyaan: Donasi organ dan penggunaan organ manusia boleh dilakukan atau

tidak?

Fatwa, Untuk dapat menyatakan bahwa organ-organ tubuh manusia

diperbolehkan oleh syariat Islam untuk donasi atau tidak, perlu penjelasan

masalah-masalah berikut ini:

58

Aziz Phithakhkhumphon, Kumpulan Fatwa Syeihkul Islam Thailand, hlm. IX-X.

Page 51: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

40

1. Hukum jual-beli organ tubuh manusia

Semua ulama fiqih sepakat bahwa jual-beli organ hubuh bagian dalam

maupun luar manusia tidak diperbolehkan. Seseorang tidak diperbolehkan

menjual salah satu organnya baik bagian dalam ataupun bagian luar.

Jual-beli sebagaimana diuraikan fuqaha adalah tukar-menukar harta

secara sukarela, sedangkan tubuh manusia itu bukan harta yang dapat

dipertukarkan dan dijadikan komoditi jua-beli sehingga organ tubuh manusia

menjadi obyek pertimbangan dan jual-beli. Para ulama fiqih bersepakat bahwa

seandainya seorang manusia melakukan jual-beli sesuatu yang bukan miliknya

maka jual-beli tersebut menjadi batal. Sebagaimana diketahui bahwa organ tubuh

manusia bukanlah milik seorang manusia sehingga secara syar‟i tidak diizinkan

bagi manusia. Karena jual-beli organ tubuh itu, termasuk dalam jual-beli yang

tidak dimiliki manusia, walaupun jual-beli organ tubuh seorang Muslim atau kafir.

praktek jual-beli organ tubuh adalah penghinaan terhadap ciptaan Allah SWT. Di

dalam Al-Quran surah Al Israa (17): 70) disebutkan:

Artinya:“dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut

mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-

baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas

kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (QS. Al-Israa (17):

70)

Page 52: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

41

Tetapi, apabila orang yang memanfaatkan organ itu memberikan

sejumlah uang kepada pendonor tanpa persyaratan dan tidak ditentukan

sebelumnya, semata-mata hibah, hadiah, dan pertolongan, maka yang demikian

itu hukumnya boleh, bahkan terpuji dan termasuk akhlak yang mulia. Hal ini sama

dengan pemberian orang yang berutang ketika mengembalikan pinjaman dengan

memberikan tambahan yang tidak dipersyaratkan sebelumnya. Hal ini

diperkenankan syara` dan terpuji, bahkan Rasulullah SAW pernah melakukannya

ketika beliau mengembalikan pinjaman (utang) dengan sesuatu yang lebih baik

daripada yang dipinjamnya.59

Karena badan dan organ tubuh manusia dilarang untuk diperjual-belikan

secara mutlak. Karena ia merupakan pelanggaran kehormatan tersebut, dan tubuh

manusia, menurut fakta, bukanlah milik manusia itu sendiri tetapi milik Allah

SWT yang menciptakan dan manusia bertanggung jawab untuk pemeliharaan

tubuhnya. Serta mereka disuruh menggunakannya sesuai dengan batas tanggung

jawab bukan dengan apa yang menyebabkan kerusakan. Jika manusia melanggar

batas-batas dan bertindak atas tubuh mereka dengan sesuatu yang tidak sesuai

dengannya berarti seseorang itu telah mengkhianati tanggung jawabnya kepada

Allah SWT yang telah diamanatkan kepadanya, Maka praktek jual-beli organ

tubuh manusia termasuk usaha bertindak atas hak atau miklik Allah SWT tanpa

izin dan bahwa tidak ada manfaat serta alasan yang cukup.60

59

Yusuf Qardawi, Fatwa fatwa Kontemporer, Seputar pencangkoan Organ Tubuh,

hlm. 760-762. 60

Aziz Phithakhkhumphon, Kumpulan Fatwa Syeihkul Islam Thailand, hlm. 56.

Page 53: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

42

2. Hukum Transplantasi Organ Tubuh Donor Dalam Keadaan Sehat

Para ulama fiqih berbeda pendapat tentang hal ini, menjadi dua (2)

pendapat sebagai berikut:

a. Dilarang memotong salah satu organ dari manusia yang masih hidup yang

mendapat perlindungan dari pelanggaran dalam kehidupan orang itu baik

dengan ada timbal balik atau tidak, untuk pencangkokan organ tubuh ke orang

lain, menurut proses pengobatan. Walaupun dalam keadaan darurat sekalipun.

Dan Allah SWT berfiman dalam Al-Quran surah An-Nisa (4) ayat 29:

Artinya:“Dan janganlah kamu membunuh dirimu, Sesungguhnya

Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”(QS. An-Nisa

(4): 29)

Artinya:“dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam

kebinasaan dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah

menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah (2):

195)

Ayat Al-Quran di atas jelas menunjukkan bahwa Allah melarang

tindakan bunuh diri atau tindakan apapun yang menghilangkan nyawa, oleh

sebab itu, seorang yang memdonasi dan trasplantasi organ tubuh berarti ia

membawa dirinya menuju bahaya dan kerugian demi mempertahan kehidupan

Page 54: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

43

orang lain, Sedangkan orang itu tidak bekewajiban untuk berbuat demikian,

Namun kewajibannya adalah mempertahankan kehidupan dirinya sendiri,

Menurut ayat-ayat Al-Quran di atas memotong salah satu organ tubuh manusia

merupakan bahaya yang nyata baik organ pasangan atau tunggal dan tindakan

apapun yang membahayakan tindakan itu dilarang sebagaimana kaidah

fiqihyah yang ditetap dari hadist sebagai berikut :

“Tidak boleh membuat madharat pada diri sendiri dan tidak boleh pula

membuat madharat pada orang lain” HR. Hakim dan lainnya dari Abu Sa‟id

Al-Khudri, HR. Ibnu Majjah dari Ibnu „Abbas.61

b. Donasi organ atau bagian tubuh dari orang yang hidup untuk orang lain,

diperbolehkan dengan syarat tersebut sebagai berikut itu:

1) Donor organ bersifat sukarela dan merupakan orang yang memenuhi

syarat hukum agama yaitu baligh dan pikiran yang sehat sepenuhnya atau

waras serta menyatakan kesukarelaannya melalui surat tercatat.

2) Akibatnya, tidak membahayakan pendonor organ sampai meninggal dalam

kondisi normal. Walaupun dalam kondisi normal, tidak akan menyebabkan

kematian pendonor itu, karena ada kaidah fiqh yang menyatakan bahwa

“bahaya itu tidak dihapuskan dengan sesama berbahaya atau sangat

berbahaya”, Tapi bahaya itu akan dilindungi oleh yang lebih ringan,

bahkan organ yang tidak mengakibatkan kematian atau dapat mengurangi

kemampuan fisik. Hal ini memerlukan keputusan atau penilaian dari

dokter spesialis yang dapat dipercayai. Keputusan dan pertimbangan yang

61

Ash-Shuyuti, Al-Asybah wa Nadzair, hlm. 83.

Page 55: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

44

dimaksud menyatakan bahwa operasi organ tersebut tidak membahayakan

penyumbang dan bermanfaat bagi pasien.

3) Pencangkokan organ itu hanya satu-satunya cara medis. Hal ini

dimungkinkan untuk pasien yang berada dalam kondisi kritis yang tidak

dapat diobati dengan cara-cara yang biasa untuk menyelamatkan pasien

tersebut.

4) Pasien yang menerima pencangkokan organ harus dalam kondisi kritis,

Pasien bisa meninggal setiap saat, jika tidak segera diobati dengan

memotong organ pendonor dan dicangkokan.

5) Pencangkokan pasien tersebut harus memiliki keberhasilan yang nyata,

dalam kondisi normal, dan tidak diizinkan untuk mengambil tindakan

apapun pencangkokan yang masih dalam proses uji coba.

6) Organ yang dicangkokkan itu harus hanya dari sumbangan saja.

Pendapat ulama bagian ke-2 ini, memperbolehkan donor organ dengan

syarat yang disebutkan diatas, adalah pendapat sebagian besar ulama kontemporer

dan keputusan organisasi yang berperanan penting dalam memfatwakan masalah

kontemporer menurut hukum Islam.62

3. Hukum Donasi dan Transplantasi Organ Tubuh Manusia yang Meninggal

Menurut hukum Islam, tubuh manusia mempuyai kehormatan yang tidak

boleh dilanggar, Apakah seseorang itu masih hidup atau sudah mati, baik Muslim

atau bukan, Jadi penggunaan organ dari orang yang sudah meninggal dengan

62

Aziz Phithakhkhumphon, Kumpulan Fatwa Syeihkul Islam Thailand, hlm. 56.

Page 56: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

45

pencangkokan ke orang yang masih hidup yang sangat memerlukannya, Ulama

berbeda pendapat bahwa apakah diperbolehkan atau tidak, Hal ini dibagi menjadi

dua (2) pendapat sebagai berikut:

Pendapat pertama, Memperbolehkan cangkok organ mayat dengan syarat

sebagai berikut;

a. Pasien yang mendapat manfaat dari organ tersebut, yang telah dicangkokan itu,

harus dalam kondisi darurat, Yaitu, dikawatirkan bahwa pasien mungkin

meninggal atau sangat berbahaya, jika tidak diobati dengan pencangkokan

organ tersebut.

b. Tidak ada organ sesuatu yang hidup lainnya yang dapat dimanfaatkan selain

dari padanya. Jika ditemukan sesuatu yang dapat menggantinya, Tidak

diizinkan menggunakan organ mayat.

c. Keputusan dari dokter spesialis yang dapat dipercaya bahwa organ yang

diambil dari mayat itu benar-benar bermanfaat dalam mengobati pasien dan

memastikan bahwa tidak ada cara lain yang dapat dijalankan.

d. Penggunaan organ mayat itu harus mendapat izin terlebih dahulu, pesan atau

wasiat dari si mayat sebelum meninggal atau walinya mempersetujui untuk

melakukan hal tersebut dengan izin dan persetujuan dengan sukarela, (secara

tidak dipaksa).

e. Ke izinan atau persetujuan untuk operasi organ si mayat, hanya bersifat

sukarela saja.

f. Kematian pendonor organ harus dikonfirmasi oleh pihak medis dan kematian

dalam keadaan normal tanpa keraguan.

Page 57: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

46

Pendapat kedua, pendapat yang tidak memperbolehkan operasi mayat untuk

dicangkokan kepada orang yang masih hidup. Perbuatan ini dinilai merupakan

pelanggaran kehormatan, hak si mayat dan si mayat tidak berhak atas organ

tubuhnya. Maka tidak ada wewenang untuk memesan atau mewasiat untuk donor

organnya untuk seseorang sebelum dia meninggal. Wali pun tidak punya hak atas

mayat.

MSIT memutuskan bahwa, menurut hukum Islam, transpalntasi dalam

kondisi normal, menggunakan organ-organ tubuh manusia, orang tersebut masih

hidup atau sudah mati itu dilarang. Untuk melindungi kehormatan dan hak asasi

manusia (HAM) dan melindungi kehormatan si mayat untuk menjaga tindakan

yang menyebabkan kekacauan mayat dengan kekerasan, Kecuali dalam kasus

sangat darurat atau sangat membutuhkannya itu dibolehkannya, dengan syarat

yang ditetapkan dengan ketat.

4. Hukum tentang penggunaan organ diri sendiri

Dalam masalah ini majelis memfatwakan bahwa, jika ternyata

pencangkokan organ sangat perlu menurut keputusan doktor spesialis. Seperti

penggantian pembuluh darah normal dalam tubuh untuk pengobatan arteri

koronaris misalnya, tindakan tersebut dibolehkan karena dapat menyelamatkan

nyawa pasien.63

63

Aziz Phithakhkhumphon, Kumpulan Fatwa Syeihkul Islam Thailand, hlm. 56.

Page 58: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

47

BAB IV

METODE ISTINBATH DAN KEPUTUSAN FATWA MAJELIS SYEIKHUL

ISLAM THAILAND NOMOR 11 TAHUM 2013 TENTANG DONASI ORGAN

DAN TRANSPLANTASI ORGAN TUBUH MANUSIA

A. Metode Istinbath Hukum dan Keputusan Fatwa Majelis Syeikhul Islam

Thailand

Hukum Islam merupakan kumpulan tata aturan yang mencakup banyak

aspek yang tanpa diragukan lagi, karena hukum Islam memberi ketentuan hukum

terhadap semua perbuatan manusia dalam semua keadaannya, baik dalam urusan

pribadinya sendiri atau dalam hubungannya dengan masyarakat.

Islam sendiri merupakan agama yang mengatur berbagai aspek

kehidupan umat manusia. Salah satu aspek ajaran Islam adalah masalah yang

berhubungan dengan muamalah. Diantara ajaran Islam yang diajarkan kepada

umatnya adalah bermuamalah, yaitu tentang tolong-menolong sesama oramg lain.

Dalam pandangan Islam sudah dijelaskan bahwa manusia itu harus saling tolong-

menolong atas sesama manusia seperti dalam masalah transplantasi organ tubuh.

Berkaitan dengan fatwa yang dikeluarkan oleh Majelis Syeikhul Islam Thailand

(MSIT) tentang hukum transplantasi organ dan donasi organ tubuh manusia, maka

Majelis Syeikhul Islam Thailand (MSIT) memandang transplantasi dan donasi

organ tubuh sebagai salah satu Huquq Maliyyah (hak kekayaan) yang mendapat

perlidungan hukum sebagaimana mal (harta). Demi ketentuan hukum, Majelis

Syeikhul Islam Thailand (MSIT) mengeluarkan aturan bahwa dalam transplantasi

Page 59: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

48

dan donasi organ tubuh manusia tersebut dasar yang digunakan adalah Dasar-

dasar penetapan fatwa Majelis Syeikhul Islam Thailand MSIT ditetapkan dalam

pasal 8 ayat1, 4 tahun 1997. Bahwa setiap fatwa didasarkan pada adillat al-

ahkam yang paling kuat dan membawa kemaslahatan bagi umat. Berikutnya

dijelaskan bahwa dasar-dasar fatwa adalah alquran, hadis, ijma‟, qiyas dan dalil-

dalil lainnya.

Metode istinbath hukum yang digunakan oleh MSIT tidak berbeda jauh

dengan metode istinbath hukum yang digunakan oleh para ulama salaf. Sikap

akomodatif yang digunakan dalam penetapan fatwa MSIT adalah perlunya

memikirkan kemaslahatan umat ketika menetapkan fatwa, di samping itu juga

perlunya memperhatikan pendapat para ulama madzhab fikih, baik pendapat yang

mendukung maupun yang menentang, sehingga diharapkan apa yang diputuskan

tersebut tidak cenderung pada kedua ekstrimitas, tetapi lebih mencari jalan tengah

antara dua pendapat yang bertolak belakang tersebut. Solusi cemerlang yang

diberikan oleh MSIT dalam menetapkan fatwa adalah perlunya mengetahui

pendapat para pakar di bidang keilmuan tertentu sebagai bahan pertimbangan

dalam penetapan fatwanya. Dengan adanya fatwa MSIT maka putusan fatwanya

sebagai berikut:

1. Kesepakatan ulama bahwa tidak boleh mengejualbelikan organ tubuh manusia,

karena seluruh anggota manusia itu milik Allah SWT dan harus kembali

kepada pemiliknya (Allah SWT). Jadi penjualan organ tubuh manusia, tidak

dibolehkan karena manusia tidak memilik hak atas organ tubuh secara mutlak.

Persoalan yang menyangkut transplantasi organ tubuh adalah jual-beli organ

Page 60: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

49

tubuh kepada orang yang memerlukannya. Dalam berbagai literatur fiqih

ditemukan pernyataan para ulama fiqih yang tidak membolehkan seseorang

memperjual-belikan organ tubuhnya karena hal itu bisa mencelakakan dirinya

sendiri. Sikap mencelakakan diri sendiri diancam oleh Allah SWT melalui

firman-Nya dalam surah al-Baqarah (2) ayat 195:

Artinya:“…dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam

kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai

orang-orang yang berbuat baik.”(QS. Al-Baqarah (2):195)

2. Fatwa yang dikeluarkan oleh Majelis Syeikhul Islam Thailand (MSIT), terbagi

menjadi dua (2) pendapat yaitu:

a. Menurut para ulama tentang transplantasi dan donasi organ tubuh manusia

yang sehat kepada orang lain dan orang yang meninggal kepada orang lain

tidak dibolehkan karena untuk menjaga kehormatan hak asasi manusia

(HAM). Demikian juga mayoritas ulama klasik dan ulama kontemporer

tidak membolehkan transplantasi dan donasi organ tubuh manusia yang

masih hidup kepada orang lain. Karena itu seperti dia membunuh diri atau

menjatuhkan dirinya kedalam bahaya. Larangan ini menunjuk pada kaidah

fiqhiyyah disebutkan :

Page 61: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

50

“Bahaya (kemudharatan) tidak boleh dihilangkan dengan bahaya

(kemudharatan) lainnya”64

Berdasarkan kaidah di atas, donor dari orang yang masih hidup itu

belum tentu mampu menyelesaikan masalah. Karena dengan cara mendonor

ginjal atau mata berarti menimbulkan mudarat yang baru. Namun dalam

surat Ali „Imran (3) ayat 109 :

Artinya:“kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan

kepada Allahlah dikembalikan segala urusan.”(QS. Ali „Imran

(3):109)

Intinya menyebutkan, apa saja yang ada di langit dan bumi adalah

milik Allah, manusia menggunakan saja. Jadi, memberikan sesuatu yang

tidak kita miliki kepada orang lain hukumnya haram, hal ini tidak

dibolehkan oleh Islam.

b. Transplantasi organ tubuh manusai yang masih sehat kepada orang lain, dan

transplantasi organ tubuh orang meninggal kepada orang lain juga di

bolehkan, dibagian ini Majelis Syeikhul Islam Thailand (MSIT)

membolehkan untuk orang yang sehat kepada orang lain dan tidak dalam

kondisi bahaya dan orang yang mempunya perasaan kemanusiaan dan atas

hak masing-masing, bersyarat bagi orang yang mau transplantasi organ,

64

Al-Suyuthi, Al-Asybah wa al-Nazhair, hlm. 62.

Page 62: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

51

dalam kondisi sehat dan persetujuan sukarela, transplantasi organ harus

secara medis, Resipien (penerima sumbangan organ tubuh) dalam keadaan

darurat yang mengancam jiwanya bila tidak dilakukan transplantasi itu,

sedangkan ia sudah berobat secara optimal baik medis maupun non medis,

tetapi tidak berhasil. Hal ini berdasarkan kaidah fiqhiyyah:

“Darurat akan membolehkan yang diharamkan”65

“Bahaya itu harus dihilangkan”66

Juga pencangkokan cocok dengan organ resipien dan tidak akan

menimbulkan komplikasi penyakit yang lebih gawat baginya dibandingkan

dengan keadaan sebelumnya. Disamping itu harus ada wasiat dari donor

kepada ahli warisnya, untuk menyumbangkan organ tubuhnya bila ia

meninggal.

Hal ini tidak dibolehkan oleh Islam dari itu bisa mengupayakan

menghilangkan penderitaan seorang Muslim dengan cara memberikan donor

organ tubuh yang sehat kepadanya adalah merupakan tindakan yang

diperkenankan syara‟ bahkan terpuji dan berpahala bagi orang yang

melakukannya. Akan tetapi yang harus di perhatikan, kebolehan ini

bukanlah bersifat mutlak, bebas tanpa syarat, melainkan tindakan ini bisa

dibenarkan jika memang tidak menimbulkan mudarat (bahaya) bagi si

65

Al-Suyuthi, al-Asybah wa al-Nazhair, (Beirut-Lebanon: Dar-al-Fikr, 1415 H/1995

M), hlm. 61. 66

Al-Suyuthi, al-Asybah wa al-Nazhair, hlm. 60.

Page 63: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

52

pendonor. Dalam kata lain jika seseorang melakukan donor dan ternyata itu

mengakibatkan bahaya, kesengsaraan pada dirinya maka tindakan itu tidak

bisa di benarkan syara‟.67 Hal itu disepakati ulama, hukum Islam tentang

kebolehannya bila ginjal yang bersumber dari orang masih hidup yang

biasanya diambil hanya sebelah saja, kemudian dipindahkan kepada resipien

yang membutuhkannya.68

Ada pendapat yang membolehkan, ini sesuai dengan hadis Bukhari

dan Muslim yang menyebutkan, organ tubuh akan hancur kecuali tulang

ekor.69 Karena itu, memanfaatkan sesuatu yang apabila tidak dimanfaatkan

akan hancur adalah hal yang baik, jadi hukumnya boleh.

B. Metode Pendekatan dan Pengambilan Fatwa di Majelis Syeikhul Islam

Thailand

Dalam kehidupan masyarakat yang semakin moderen ini, kita tidak bisa

membayangkan seandainya tidak ada fatwa keagamaan yang senantiasa menjadi

pedoman kita dalam menghadapi permasalahan-permasalahan yang muncul pada

masa dewasa ini. Untuk itu penting bagi masyarakat yang kebanyakan kurang

67

Yusuf Qardawi, Fatwa fatwa Kontemporer, Seputar pencangkoan Organ Tubuh,

hlm. 759. 68

Mahjuddin, Masail Al-Fiqh: Kasus-kasus Aktual dalam Hukum Islam, hlm. 159. 69

Abu Hurairah radhiyallahu „anhu mengatakan, Rasulullah SAW bersabda:

“Jarak antar dua tiupan sangsakala itu empat puluh. Kemudian Allah menurunkan hujan dari

langit, lalu mereka tumbuh seperti tumbuhnya sayuran. Semua bagian manusia akan hancur

kecuali satu tulang, yaitu tulang ekor. dari tulang ekor itulah manusia diciptakan pada hari

kiamat.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Page 64: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

53

memahami masalah keagamaan. Pentingnya fatwa bagi masyarakat karena fatwa

memiliki peran yang cukup signifikan sebagai media atau instrument untuk

menjadi arahan bagaimana sikap dan perilaku yang harus ditunjukkan oleh umat

Islam.

Tapi pada dasarnya fatwa tidak bisa berdiri sendiri tanpa didasari oleh

ijtihad ulama ushul dalam menggali ajaran-ajaran Islam yang sesungguhnya.70

Menurut jumhur ulama ushul melihat bahwa ayat-ayat Al-Qura‟an dan al-Hadits

terbatas jumlahnya, sementara permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat

senantiasa muncul dan jawabannya tidak senantiasa ditemukan dalam nash,

kemudian para mujtahid berijtihad guna menetapkan suatu hukum yang baru

tersebut.

Jumhur ulama ushul telah sepakat bahwa dalam menggali atau dalam

memecahkan permasalahan yang memerlukan ketetapan hukum, langkah yang

pertama ditempuh adalah mencari dahulu dalam Al-Qur‟an, kalau dalam Al-

Qur‟an ditemukan hukumnya maka ditetapkan hukum tersebut sesuai dengan

yang ditunjuk oleh Al-Qur‟an. Tetapi kalau tidak ditemukan dalam Al-Qur‟an

maka selanjutnya dicari dalam As-Sunah dan selanjutnya jika tidak ditemukan

dalam As-Sunah maka barulah para ahli ushul fiqh menempuh tahap pemeriksaan

keputusan para mujtahid yang menjadi ijma‟ (kesepakatan bersama) dari satu

masa ke masa tentang masalah yang dicari ketetapan hukumnya. Kalau ada

ditetapkan padanya, sekiranya ijma‟ dalam masalah tersebut tidak didapatkan,

70

Rahardi Abdul Fatlah, Analisis Keagamaan Dalam Fiqih Islam, (Cet. I; Jakarta: Bumi

aksara, 1991), hlm. 2.

Page 65: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

54

maka hendaklah berusaha dengan sungguh-sungguh untuk melakukan ijtihad

mengguna menetapkan dasar hukum personal tersebut.71

Dalam hal ini Majelis Syeikhul Islam Thailand (MSIT) tidak

membenarkan mengistinbatkan suatu ketetapan hukum dengan cara menduga-

duga dan didasarkan pada keinginan dan kepentingan tertentu tanpa didasari oleh

dalil-dalil. Tegasnya setiap menyatakan suatu hukum haruslah dapat menunjukkan

dalil baik dalam Al-Quran, Hadits Nabi maupun dalil-dalil hukum yang lain.

Pedoman atau cara Majelis Syeikhul Islam Thailand (MSIT) dalam

menetapkan fatwa menurut urutan atau tingkatan yang dijadikan dasar adalah Al-

Qur‟an, Hadits, Ijma‟ dan Qiyas72 serta dalil-dalil lainnya.

Oleh karena itu, Majelis Syeikhul Islam Thailand (MSIT) mendasarkan

keputusan fatwa tentang Donasi dan Transplantasi Organ Tubuh Manusia adalah

diantaranya firman Allah SWT (QS. An Nisaa: 29), (QS. Al-Baqarah: 195) yang

membahas tentang larangan jangan kamu membunuh dirimu sendiri dan larangan

merugikan harta hak orang lain. Firman Allah SWT tentang larangan jangan kamu

membunuh dirimu sendiri, surah An Nisaa (4) ayat 29:

71

Nasrun Rusli, Konsep Ijtihad Al-Syaukami: Relevansinya Bagi Pembaharuan Hukum

Islam di Indonesia, (Cet. I; Jakarta: Logos, 1999), hlm. 80. 72

Qiyas adalah dalil ketiga dalam agama, Qiyas dipergunakan untuk menetapkan

hukum suatu masalah, jika tidak terdapat ketepan dalam Al-Qur‟an dan Hadits, qiyas artinya

perbandingan, yaitu membandingkan sesuatu kepada yang lain dengan persamaan illatnya.

Menurut istilah agama yaitu mengeluarkan (mengambil) suatu hukum yang serupa dari hukum

yang disebutkan (belum mempunyai ketetapan hukum) yang telah ada atau ditepkan oleh kitab dan

sunah disebabkan sama illatnya antara keduanya (asal dan furu‟), lihat, Nazar Bakri, Fiqih dan

Ushul Fiqh, (Cet. III; Jakarta: Raja Grafindo Persada, t.th.), hlm. 45.

Page 66: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

55

Artinya:“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta

sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan

yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah

kamu membunuh dirimu, Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang

kepadamu”(QS. An Nisaa (4): 29)

Larangan membunuh diri sendiri dengan hal-hal yang menyebabkan

kecelakaannya bagaimana juga cara dan gejalanya, baik di dunia maupun di

akhirat, mencakup juga larangan membunuh orang lain, sebab membunuh orang

lain berarti membunuh diri sendiri, karena umat merupakan suatu kesatuan.73

Artinya:“dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu

menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah,

karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat

baik.”(QS. Al-Baqarah (2): 195)

Maksud dari ayat ini adalah melarang sebagian manusia membunuh

sebagian lain, kemudian lafaz ayat ini mencakup orang yang membunuh karena

rakus terhadap dunia dan bertujuan mancari harta dengan membawa dirinya

73

Jalaluddin As-Suyuti, Tafsir Jalalain, tejm Bahrun Abubakar, (Cet. XII; Bandung:

Sinar Baru Algensindo, 2014), hlm. 328.

Page 67: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

56

bahaya yang menimbulkan kebinasaan.74 Karana itu janganlah kalian saling

membunuh sesama kalian wahai kaum Muslimin, kecuali kerena sebab yang

ditetapkan oleh syari‟at.75

Disamping dasar menggunakan Al-Quran untuk menetapkan fatwa

tentang donasi dan transplantasi organ tubuh manusia, Majelis Syeikhul Islam

Thailand (MSIT) juga menggunakan hadits Nabi SAW yang berkenaan tentang

bahaya harus dihilangkan, Sebagaimana disebutkan pula dalam sebuah hadits,

beliau bersabda:

“Tidak boleh membuat madharat pada diri sendiri dan tidak boleh pula membuat

madharat pada orang lain”HR. Hakim dan lainnya dari Abu Sa‟id Al-Khudri,

HR. Ibnu Majjah dari Ibnu „Abbas.

Hadits-hadits tersebut menunjukkan bahwa Rasulullah SAW telah

memberikan pedoman mengenai sifat kemudharatan yang harus dihindari dan

dihilangkan, apalagi jika kemudharatan tersebut mengancam nyawa, harta,

kehormatan dan darah seorang Muslim.76 Hadits ini menunjukkan bahwa seorang

Muslim tidak boleh memudharatkan (membahayakan) orang lain tanpa alasan

yang benar. Seorang Muslim tidak boleh memudharatkan orang yang

memudharatkannya, tidak boleh mencaci orang yang mencacinya dan tidak boleh

memukul orang yang memukulnya. Untuk meminta haknya ia bisa memintanya

74

Imam Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi, tejm. Ahmad Rijal Kadir, jil. V, (Cet I;

Jakarta: Pustaka Azzam, 2008), hlm. 364. 75

Al Imam Muhammad bin Ali bin Muhammad Asy-Syaukani, Tafsir Fathul Qadir,

tjm. Amir Hamzah Fachruddin, jil. II, (Cet I; Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), hlm. 814. 76

Ash-Shuyuti, Al-Asybah wa Nadzair, hlm. 83.

Page 68: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

57

melalui hakim tanpa harus mencaci-maki. Dalam banyak hadits, Rasulullah SAW

melarang segala yang mendatangkan bahaya atas kaum Muslimin.

Untuk itu, penulis memandang bahwa dalil Al-Quran maupun Hadits

yang dijadikan dasar istimbath hukum yang digunakan oleh Majelis Syeikhul

Islam Thailand (MSIT) dalam menetapkan fatwa tentang donasi dan transplantasi

organ tubuh manusia ini masih terlalu global cakupannya dan pengertiannya, dan

dalam pembahasan ini Majelis Syeikhul Islam Thailand (MSIT) menggunakan

istimbath hukumnya berupa qiyas, MSIT mengqiyaskan pembajakan terhadap

larangan jangan membuhuh dirinya sendiri diqiyaskan dengan larang jangan

mejatuhkan dirinya sediri dalam kebinasaan, untuk itu ayat-ayat dan juga Hadits

yang digunakan MSIT tersebut hanya menjelaskan tentang perintah agar kita tidak

membunuh diri.

Kemudian dalam permasalahan Donasi dan Transplantasi Organ Tubuh

Manusia, penulis juga memperhatikan kaidah fiqhiyah yang menyatakan bahwa

mendahulukan menghindarkan mafsadah atas mendatangkan kemaslahatan dan

meninggalkan atas sesuatu yang membahayakan atau meragukan, karena segala

sesuatu yang lahir atau timbul dari sesuatu yang haram hukumnya adalah haram.

“Bahaya itu harus dihilangkan”77

“Menghindari kerusakan/resiko, didahulukan dari/atas menarik kemaslahatan”78

77

Al-Suyuthi, Al-Asybah wa al-Nazhair, (Beirut-Lebanon: Dar-al-Fikr, 1415 H/1995

M), hlm. 60.

Page 69: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

58

Dari uraian di atas, walaupun persumbangan organ dan transplantasi

organ tidak terdapat dalam Al-Quran dan Hadits secara eksplisit namun secara

implisit donasi dan transplantasi organ tetap ditemukan dalam sistem hukum

Islam. Tetapi Islam memberikan aturan hukum yang dapat dijadikan sebagai

pedoman, baik yang terdapat di dalam Al-Quran maupun sunah Rasul, hal-hal

yang tidak diatur secara jelas dalam Al-Quran dan Hadits tersebut dapat diperoleh

ketentuannya dengan cara ijtihad.79

Untuk melaksanakan ijtihad dapat dilakukan dengan menggunakan

berbagai metode, diantaranya adalah dengan menggunakan metode maslahah

mursalah, yaitu suatu kemaslahatan dimana syar‟i tidak menyariatkan suatu

hukum untuk merealisasi kemaslahatan itu, dan tidak ada dalil yang menunjukkan

pengakuannya atau pembatalannya bahwasanya pembentukan hukum tidaklah

dimaksudkan kecuali untuk mewujudkan kemaslahatan orang banyak.

Adapun syarat-syarat maslahah mursalah adalah sebagai berikut:

1. Harus benar-benar membuahkan masalah atau tidak berdasarkan mengada-ada,

maksudnya agar bisa diwujudkan pembentukan hukum masalah atau peristiwa

yang melahirkan kemanfaatan menolak kemadharatan.

2. Masalah itu sifatnya umum, bukan bersifat perorangan.

3. Pembentukan hukum dengan mengambil kemaslahatan ini tidak berlawanan

dengan taat hukum atas dasar ketetapan nash dan ijma‟.80

78

Al-Suyuthi, Al-Asybah wa al-Nazhair, hlm. 63. 79

Suhardi K. Lubis, Hukum Ekonomi Islam, (Jakarta: Sinar Grafindo, 2004), hlm. 4. 80

Abdul Khalaf Wahbah, Ilmu Ushul Fiqh, hlm. 46.

Page 70: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

59

Dari uraian di atas, harus dilihat kondisi dan situasi masyarakat umat

Islam Thailand juga, karena mayoritas umat Islam Thailand menganut mazhab

syafi‟i, karena itu, Majelis Syeikhul Islam Thailand (MSIT) mengutamakan

mazhab syafi‟i untuk memutuskan salah satu fatwa. Kemaslahatan tersebut dapat

dilihat dari aspek bahwa donasi dan transplantasi tersebut, jika melihat sisi

kemanusiannya transplantasi dihukumi boleh, karena salah satu dasarnya adalah

adanya maslahat yang lebih besar, Maslahat itu ditentukan oleh kesaksian tim

medis berdasarkan analisis kedokteran yang kuat, namun jelas bahwa transplantasi

diharamkan bila didasari tujuan komersial. Seperti terlihat jika dijual akan

mendapatkan keuntungan yang tidak sedikit. Karena itu menjaga hak cipta Allah

SWT atau menjaga jiwanya tersebut tidak ada bedanya dengan menjaga harta

yang sifatnya fisik, atau dalam Islam disebut sebagai hak milik, sedangkan dalam

Islam, menjaga diri dan jiwanya merupakan suatu kewajiban.

Page 71: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan skripsi ini maka penulis dapat mengambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Dalam fatwa Majelis Syeikhul Islam Thailand tentang donasi dan transplantasi

organ tubuh manusia, bahkan pada dasarnya memberikan sesuatu yang tidak

kita miliki kepada orang lain hukumnya haram. Namun bila dilihat dari sisi

kemanusiannya transplantasi dihukumi boleh, berdasarkan kaidah adanya

maslahat yang lebih besar. Maslahat itu ditentukan oleh kesaksian tim medis

berdasarkan analisis kedokteran yang kuat. Transplantasi organ tubuh manusia

dapat dikatakan haram hukumnya ketika pendonor berada dalam kondisi sehat.

Hal tersebut dikarenakan pendonor dikhawatirkan akan mengalami gangguan

kesehatan organ tubuhnya akibat dari organ tubuhnya yang didonorkan kepada

orang lain. Hal ini diharamkan karena dalam kasus dapat dikatakan pendonor

menghilangkan masalah orang lain tetapi menimbulkan masalah bagi dirinya

sendiri ini adalah yang dikataqorikan sebagai “menjatuhkan diri dalam

kebinasaan” yang diterang dalam Al-Quran. Transplantasi organ tubuh

manusia dapat dikatakan boleh hukumnya ketika pendonor berada dalam

kondisi meninggal dunia. Hal tersebut dikarenakan pendonor dapat dikatakan

tidak lagi membutuhkan organ tubuhnya dan jika didonorkan kepada orang lain

akan jau lebih bermanfaat. Akan tetapi, penerima organ diutamakan adalah

keluarga dan lebih baik lagi dengan adanya wasiat dari si pendonor. Namun

Page 72: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

61

jelas bahwa transplantasi diharamkan bila didasari tujuan komersial. Artinya

tidak boleh diperjual-belikan apalagi memperjual-belikan organ tubuh manusia

dari korban trafficking. Karena sebuah bagian organ tubuh manusia bukanlah

banda milik pribadi yang bisa diperjualbelikan atau untuk kepentingan

kemanusi.

2. Dikarenakan donasi dan transplantasi organ tubuh manusia tidak terdapat dalam

Al-Quran dan jaga Hadits, maka metode istinbath hukum Majelis Syeikhul

Islam Thailand (MSIT) dalam menetapkan fatwa donasi dan transplantasi

organ tubuh manusia diqiyaskan dengan membunuh diri dan juga mendasarkan

kepada maslahah mursalah. Dan karena tidak ditemukan dalil yang eksplisit

maka Majelis Syeikhul Islam Thailand (MSIT) dalam menentukan donasi dan

transplantasi organ tubuh manusia agaknya masih perlu penyempurnaan lagi

karena dasar istinbath yang digunakan Majelis Syeikhul Islam Thailand

(MSIT) untuk menetukan donasi dan transplantasi organ tubuh manusia masih

terlalu global cakupan dan pengertiannya, karena ayat-ayat dan Hadits yang

digunakan Majelis Syeikhul Islam Thailand (MSIT) hanya menjelaskan tentang

perintah agar tidak mejatuhkan diri kedalam kebinasaan dan jangan membunuh

diri sendiri dan orang lain. Dari kemaslahatan tersebut, dilihat dari aspek untuk

menghargai kepada keluarga penerima donor organ dan menghargai kepada

orang yang medonor organ tubuhnya. Walaupun sudah diwasiatkan untuk

dimanfaatkan organ tubuhnya kita harus tetap menghargai kepada si mayit

tersebut, karena seluruh badan dan organ tubuh kita ini adalah hak milik Allah

SWT makanya haruslah kembali kepada peciptanya.

Page 73: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

62

B. Saran-Saran

1. Fatwa Majelis Syeikhul Islam Thailand tentang onasi dan transplantasi organ

tubuh manusia ini masih terlalu global objek permaslahan. Dan dalam

menentukan kemaslahatan donasi dan transplantasi hendaknya Majelis

Syeikhul Islam Thailand juga memandang donasi dan transplantasi dari sudut

pendang masyarakat umum dan dampak sosial bagi masyarakat bukan hanya

dari sudut pandang kepentingan hak untuk donasi dan transplantasi yang lebih

pada kepentingan pribadi seseorang dan kepentingan ekonomi.

2. Menurut penulis, konsep donasi dan transplantasi organ tubuh manusia sudah

cocok untuk masa sekarang ini, meskipun dari segi keefektifan masih kurang.

Karena itu, sudah saatnya pemerintah meminimalisir kerugian akibat

pebajakan dan pemalsuan liar yang dilakukan oleh oknum tak

bertanggujawab. Seperangkat hukum saja tidak cukup. Maka perlu ada satu

kondisi budaya hukum yang menentukan bagi terciptanya kesadaran di

masyarakat terhadap pentingnya hukum Donasi dan Transplantasi Organ

Tubuh Manusia.

3. Sehingga dari itu, berdasarkan analisis fatwa Majelis Syeikhul Islam Thailand

terhadap donasi dan transplantasi organ tubuh manusia masih perlu

penyempurnaan. Dan dalam menentukan kemaslahatan dan menkaji ulang

tentang metode penetapan fatwa di Majelis Syeikhul Islam Thailand dengan

menganalisis terkait fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh Majelis Syeikhul

Islam Thailand dengan memakai masalah-masalah yang difatwakannya

contoh seperti fatwa tengan konsumsi makanan dan minuman.

Page 74: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

63

Daftar Pustaka

Abbas, Ahmad Sudirman. Qawa‟id Fiqhiyyah, (Cet. I; Jakarta: Radar

JayamOffset, 2004).

Abidin Ahmad, Zainal. Ushul Fiqih, (Cet. III; Jakarta: Bulan Bintang, 1975).

Aibak, Kutbudidin. Kajian Fiqh Kontemporer, (Yogyakarta: Sukses Offset,

2009).

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Cet. V;

Yogyakarta: Rineka Cipta, 2002).

Arifin, Samsul. Pendidikan Agama Islam, (Cet. II; Yogyakarta: deepulish, 2014).

Artikal. Sejarah Majelis Syeikhul Islam Thailand, diakses tanggal 20 Januari

2017, http://www.skthai.org/index.php?mo=3&art=5811587

Artikal. Visi dan Misi Majelis Syeikhul Islam Thailalnd, diakses tanggal 20

Januari 2017 http://www.skthai.org/index.php?mo=10&art=598477

Bakri, Nazar. Fiqih dan Ushul Fiqh, (Cet. III; Jakarta: Raja Grafindo Persada,

t.th.).

Dorland, W.A. Newman. Kamus Kedokteran Dorland, (Cet. 3; Jakarta:

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan, 2012).

Fadhil, Ahmad. Transplantasi Mata Mayat Dalam Pandangan Hukum Islam

(Studi Komparasi Pandangan Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama),

Skripsi SHI, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2015).

Falah, Rahardi Abdul. Analisis Keagamaan Dalam Fiqih Islam, (Cet. I; Jakarta:

Bumi Aksara, 1991).

Hadi, Sutrisno. Metodelogi Research, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas

Prikologi UGM, 1982).

H. Chuzaimah dan HA. Hafiz Anshary. Problematika Hukum Islam Kontemporer,

(Jakarta: PT Pustaka, 1995).

Hasan, M. Ali. Masail Fiqhiyah al-haditsah: masalah-masalah kontemporan

hukum Islam, (Cet. IV; Jakarta: PT rajaGrafindo Persada, 2000).

Imam Al-Qurthubi. Tafsir Al-Qurthubi, tejm. Ahmad Rijal Kadir, (Cet. I; Jakarta:

Pustaka Azzam, 2008).

Page 75: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

64

Jumantoro, Totok, Samsul Munir Amin. Kamus Ilmu Ushul Fikih, (Cet. II;

Jakarta: Amzah, 2009).

Lubis, Suhardi K. Hukum Ekonomi Islam, (Jakarta: Sinar Grafindo, 2004).

Ma‟ruf, Hasbullah. Transplantasi Organ tubuh manusia Persektif Nahdlatul

Ulama dan Persatuan Islam, Skripsi SHI, (Yogyakarta: UIN Sunan

Kalijaga, 2015).

Mahjuddin. Masail Al Fiqh Kasus-Kasus Aktual dalam Hukum Islam, (Jakarta:

Kalam Mulia, 2012).

Mohsin Ebrahim, Abul Fadi. Fiqih Kesehatan, tejm Mujiburohman, (Cet. I;

Jakarta: Serami Ilmu Semesta, 2007).

Muhaimin, Abdul Wahab, Kajian Islam Aktual, (Cet. I; Jakarta: Gaung Persada

Press, 2001).

Muhammad bin Ali bin Muhammad Asy-Syaukani. Tafsir Fathul Qadir, tjm.

Amir Hamzah Fachruddin, juz II, (Cet. I; Jakarta: Pustaka Azzam, 2009).

MUI, Himpunan Keputusan dan Fatwa Majelis Ulama Indonesia, (Jakarta:

Sekretariat MUI, 1415 H/1995 M).

Pithakhkhumphol, Aziz. Kumpulan Fatwa Majelis Syeikhul Islam Thailand (t.t.:

t.p., t.th.).

Qardawi, Yusuf. Fatwa-fatwa Kontemporer, Seputar pencangkoan Organ Tubuh,

(Jakarta: Gema Insani Press, 1995).

Rusli, Nasrun. Konsep Ijtihad Al-Syaukami: Relevansinya Bagi Pembaharuan

Hukum Islam di Indonesia, (Cet. I; Jakarta: Logos, 1999).

S. Margono. Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004).

Syaiban, Mochamad. Transplantasi Organ Tubuh Orang Muslim Kepada Orang

NonMuslim Menurut Hukum Islam (Studi Bahtsul Masail Nahdhatul

Ulama), Skripsi SHI, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2010).

Syarifuddin, Amir. Ushul Fiqh, jilid II, (Cet. V; Jakarta: Pernada Media Group,

2008).

Suyabrata, Sumardi. Metodelogi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo, 2003).

Suyuthi. al-Jami‟ al-Shaghir, Jilid II (Cet. IV; Beirut: Dar-al-Kutub al-Ilmiah, tt).

Suyuti, Jalaluddin. Tafsir Jalalain, tjm. Bahrun Abubakar, (Cet. XII; Bandung:

Sinar Baru Algensindo, 2014).

Page 76: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

65

Suyuthi. Al-Asybah wa al-Nazhair, (Beirut-Lebanon: Dar-al-Fikr, 1415 H/1995

M).

Sejarah Transplantasi Organ Tuhuh Manusia, diakses tanggal 16 November

2016, Http://nursing-transplan.blogspot.com

Tim Perumusan Komisi Ahkam. Ahkamul Fuqaha: solusi Problematika Aktual

Hukum Islam, PBNU, (Cet. I; Surabaya: Khalista, 2011).

Wahab, Abdul Khalaf. Ilmu Ushul Fiqih, terj. Masdar Helmy, (Cet. VII; Bandung:

Gema Risalah Press, 1996).

Zuhdi, Masjfuk. Masail Fiqhiyah, (Jakarta: PT Toko Gunung Agung, 1997).

Page 77: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

1

FATWA SYEIKHUL ISLAM THAILAND

KE-11/2556

TENTANG DONASI ORGAN DAN TRANSPLANTASI ORGAN TUBUH

MANUSIA

Pertanyaan: Donasi Organ dan Penggunaan Organ Manusia Boleh

Dilakukan atau Tidak?

احلمد هلل رب العاملني والصالة والسالم على سيدنا حممد وعلى آله وصحابته أمجعي...وبعد

Untuk dapat menyatakan bahwa organ-organ tubuh manusia

diperbolehkan oleh syariat Islam untuk menyumbangkan atau tidak, perlu

diskriminasi masalah-masalah berikut ini :

Keputusan, Hukum perdagangan organ tubuh manusia.

Keputusan, Hukum donasi organ tubuh manusia yang masih hidup kepada orang

lain.

Keputusan, Hukum transplantasi organ diri sendiri

Dalam setiap masalah ada rincian sebagai berikut :

Keputusan hukum perdagangan organ tubuh manusia

Semua ulama Fiqih sepakat bahwa perdagangan organ sebagai bagian

dari tubuh manusia tidak diperbolehkan (tidak shah) dan tidak diperbolehkan

seseorang untuk menjual salah satu organnya baik bagian eksternal (luar) atau pun

bagian internal (dalam) badan dan apakah itu organ pasangan atau organ tunggal.

Seperti ginjal, paru-paru, testis, dan lain-lain. Organ tunggal seperti jantung atau

hati atau limpa, dan sebagainya.

Alasannya bahwa bagian tubuh manusia dan organ-organ tubuh manusia

tidak dimaksudkan untuk tujuan perdagangan, bukan produk yang digunakan

untuk pertukaran komersial. Tapi tubuh dan organ manusia adalah ciptaan Allah

SWT, mengangkat derajat terhormat dan hak yang mulia daripada

diperdagangkan. Oleh itu,badan dan organ tubuh manusia dilarang perdagangan

secara mutlaq.Karena merupakan pelanggaran kehormatan tersebut. Dan tubuh

manusia,menurut fakta, bukanlah milik manusia sendiri akan tetapi milik Allah

Page 78: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

2

SWT. Yang menciptakan dan manusia bertanggung jawab untuk pemeliharaan

tubuhnya. Serta mereka disuruh menggunakannya sesuai dengan batas tanggung

jawab bukan dengan apa yang menyebabkan kerusakan.Jika manusia melanggar

batas-batas dan bertindak atas tubuh mereka dengan sesuatu yang tidak sesuai

dengannya berarti seseorang itu telah mengkhianati tanggung jawabnya kepada

Allah yang telah dimanatkan kepadanya.

Maka, penjualan organ tubuh manusia termasuk usaha bertindak atas haq

atau miklik Allah SWT tanpa izin. Dan bahwa tidak ada manfaat serta alasan yang

cukup. Oleh karena itu, tidak ada hak bagi manusia menjual sesuat yang bukan

miliknya. Bahkan, jika diizinkan untuk menjual organ tubuh manusia. Ini akan

membawa kepada kerusakan dan bahaya yang sangat besar. Maksunya, peluang

bagi masyarakat miskin untuk menjual organ tubuh mereka dengan imbalan uang.

Dan mungkin terlalu agresif pada penjualan organ secara sukarela yang akan

membawa kepada peculikan orang tidak bersalah.Terutama anak-anak untuk

perdagangan manusia dan pemindahan organ tubuh dari mereka bahkan dibunuh

untuk diambil organnya mengambil manfaat dari penjualan organ.

Dengan itu, penjualan organ tubuh manusia dilarang,dalam rangka untuk

menutup saluran atau peluang yang mengarah ke kerugian tersebut.

Keputusan hukum donasi organ tubuh orang masih hidup kepada orang lain

Telah dinyatak dalam fatwa yang ke-1 bahwa penjualan organ manusia

batal dan dilarang oleh hukum agama akan timbul pertanyan bahwa kasus donasi

organ manusia yang masih hidup kepada orang lain yang membutuhkannya itu

dilarang seperti penjuanlannya atau tidak? Ahli fiqh berbeda dua pendapat sebagai

berikut:

1. Dilarang memotong salah satu organ dari manusia yang masih hidup yang

mendapat perlindungan dari pelanggaran dalam kehidupan orang itu baik

dengan ada timbal balik atau tidak untuk pencangkokan organ tubuh ke orang

lain menurut proses pengobatan. Walaupun dalam keadaan darurat sekalipun

(sebagian dari mereka adalah; Profesor. Dr. Hsan Ali Asy-sya Zully dalam

bukunya “Hukmu Naqli A’dho Al-Insan Fil Fiqhil Islami” hlm 109 sampai

akhir. Frofesor. Dr. Abdussalam Abdurrahim Asy-Syukri dalam buku” Naqlu

Wa Syiro’ah A’dho Al-Adamiyah Min Manshur Islami”halaman 104, Syaikh

Muhammad Mutawalli Asy-Sya’rowi dalam buku”Minan Alif Ilan Yau (baca

Ya u) disusun oleh THoriq Habib halaman 82-83, Dr. Abdurrahman Al-Waddy

dalam Majalah Mimbar Al-Islam artikel”Junun Al-Ilm Fisyira’ah Al-A’dho

dan Profesor. Dr. Adbulfatah Mahmud Idris dan lain-lain.

Page 79: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

3

Artinya:“dan janganlah kamu membunuh dirimu, Sesungguhnya Allah adalah

Maha Penyayang kepadamu.” (An-Nisa (4): 29)

Artinya:“dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam

kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena Sesungguhnya Allah

menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (At-taubah (2): 195)

ayat Al-Quran di atas jelas menunjukkan bahwa Allah melarang

tindakan bunuh diri atau tindakan apapun yang akan menghilangkan nyawa.

Oleh itu, seorang donasi organ tubuh berarti ia membawa dirinya menuju

bahaya dan kerugian demi mempertahan kehidupan orang lain. Sedangkan

orang itu tidak bekewajiban untuk berbuat demikian.Namun kewajibannya

adalah mempertahankan kehidupan dirinya sendiri. Menurut ayat-ayat Al-

Quran di atas dan memotong salah satu organ tubuh manusia merupakan

bahaya yang nyata baik organ pasangan atau tunggal dan tindakan apapun yang

membahayakan tindakan itu dilarang menurut hadist sebagai berikut:

الَ َضَرَر َوالَ ِضرَارَ

“Tidak boleh membuat madharat pada diri sendiri dan tidak boleh pula

membuat madharat pada orang lain” (Ibnu Majah Allah: 2341)

2. Donasi organ atau bagian tubuh dari orang yang hidup untuk orang lain.

Diperbolehkan dengan syarat tertentu sehubungan dengan prinsip yang

mempertimbangkan kedudukan dan hak kemanusiaan, serta tidak ada gejala

yang dapat membahayakan orang yang menyumbangkan organ itu. Syarat

tersebut sebagai berikut itu :

a. Donor organ bersifat sukarela dan merupakan orang yang memenuhi syarat

hukum agama iaitu baligh dan pikiran yang sehat sepenuhnya atau waras

serta menyatakan kesukarelaannya melalui surat tercatat.

b. Akibatnya, tidak membahayakan donor organ sampai meninggal dalam

kondisi normal. Persyaratan ini tidak diizinkan operasi salah satu dari organ

tubuh yang mengakibatkan donor meninggal dari operasi organ tersebut

seperti jantung dan organ tunggal seperti hati umpamanya dan sama juga

organ pasangan seperti testis laki laki dan ovarium perempuan umpamanya,

operasi organ tersebut dari ubuh donor akan menguranggi fungsi anatomi

Page 80: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

4

organ tersebut, walaupun dalam dalam kondisi normal, tidak akan

menyebabkan kematian donor itu, karena ada aturan hukum menyatakan

bahwa "bahaya itu tidak dihapuskan dengan sesama berbahaya atau sangat

berbahaya.Tapi bahaya itu akan dilindungi oleh yang lebih ringan "Jadi,

bahkan organ yang tidak mengakibatkan kematian atau mengurangi

kemampuan fisik pun ada syarat, iaitu bahwa operasi organ tersebut itu

tidak membahayakan juga. Hal ini memerlukan keputusan atau penilaian

dari dokter spesialis yang dapat dipercayai keputusan dan pertimbangan

yang menyatakan bahwa operasi organ tersebut tidak membahayakan

penyumbang dan bermanfaat bagi pasien.

c. Pencangkokan organ itu hanya satu-satunya cara medis. Hal ini

dimungkinkan untuk pasien yang berada dalam krisis yang tidak dapat

pengobati dengan cara biasa digunakan untuk menyelamatkan pasien

tersebut. Namun, persyaratan dalam kasus ini tidak dapat gunakan dalam

kasus pencangkokan ginjal. Sebab kasus gagal ginjal diobati dengan 2 cara;

iaitu dengan dialysis (cuci darah) pencangkokan ginjal. Tapi pencangkokan

ginjal yang lebih efektif daripada itu. Sedangkan pasien tetap dialisis.

d. Pasien yang menerima pencangkokan organ harus dalam krisis. Pasien

boleh meninggal setiap saat jika tidak segera diobati dengan memotong

organ donor dan dicangkokan.

e. Pencangkokan pasien tersebut harus memiliki keberhasilan yang

nyata,dalam kondisi biasa atau kebanyakan. Dan tidak diizinkan untuk

mengambil tindakan apapun cangkokan yang masih dalam proses uji coba.

f. Organ yang akan dicangkokan itu harus hanya dari sumbangan saja.

Bahkan, pendapat ulama bagian yang ke-2, mereka memperbolehkan

donor organ dengan syarat yang disebutkan di tas. Ini adalah pendapat bagian

besar ulama kontemporer. Dan keputusan organisasi yang berperanan penting

dalam memfatwakan masalah kontemporer menurut hukum islam seperti Syaikh

Jadalhaq Ali Jadalhaq Imam Bakar Syaikhul Ashar, Syaikh Muhammad Saiyid

Thonthowi, Dr. Muhammad Umar Hasyim, Syaikh Athiyah Shokhr, Dr.

Muhammad Ali Al-Bar dan fatwa Al-Maj’ah Al-Fiqh organasasi Robithoh Al –

Alam Al-Islami dan juga merupakan fatwa Lajnah Al-Alfiqh negeri Jorden, Eljiria

dan fatwa ini memberi bobot kepada pendapat ulama bagian ke-2 ini.

Keputusan hukum transplantasi organ manyat

Menurut hukum Islam.Tubuh manusia mempuyai kehormatan yang tidak

boleh dilanggar. Apakah seseorang itu masih hidup atau sudah mati, baik muslim

atau bukan. Jadi, penggunaan organ dari orang yang sudah meninggal dengan

pencangkokan ke orang yang masih hidup yang sangat memerluknnya. Ulama

Page 81: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

5

berbeda pendapat bahwa apakah diperbolehkan atau tidak. Hal ini dibagi menjadi

dua (2) pendapat sebagai berikut.

Pendapat Pertama, Memperbolehkan cangkok organg mayat untuk dicangkokan

ke tubuh pasien dengan syarat sebagai berikut :

a. Pasien yang akan mendapat manfaat dari organ tersebut, yang telah

dicangkokan itu, harus dalam kondisi darurat. Iaitu, dikawatirkan bahwa pasien

mungkin meninggal atau sangat berbahaya jika tidak diobati dengan

cangkokan organ tersebut.

b. Tidak ada organ sesuatu yang hidup lainnya yang dapat dimanfaatkan selain

dari padanya. Maka, jika ditemukan sesuatu yang dapat menggantinya. Tidak

diizinkan menggunakan organ mayat.

c. Keputusan dari doktor spesialis yang dapat dipercaya bahwa organ yang

diambil dari mayat itu benar-benar bermanfaat dalam mengobati pasien dan

memastikan bahwa tidak ada cara lain yang dapat dijalankan.

d. Penggunaan organ mayat itu harus mendapat izin terlebih dahulu. Misalnya,

pesan atau wasiat dari si mayat sebelum meninggal atau walinya

mempersetujui untuk melakukan hal tersebut dengan izin dan persetujuan

sukarela (tidak dipaksa).

e. Keizinan atau persetujuan untuk operasi organ si mayat, hanya bersifat

penyumbangan saja.

f. Kematian donor organ harus dikonfirmasi oleh prinsip medis dan kepastian

kematian dalam keadaan normal tanpa keraguan.

Pendapat Kedua Mereka berpendapat bahwa tidak boleh operasi sesuatu organ

dari mayat untuk dicangkokkan bagi orang yang masih hidup. Sebab, perbuatan

itu merupakan pelanggaran kehormatan dan haq si mayat.Dan mayat tidak berhaq

apa-apa atas organ tubuhnya. Maka tidak ada wewenang untuk memesan atau

mewasiat untuk donor organnya untuk seseorang sebelum dia meninggal. Dan

wali atau kaum kerabatnya pun tidak punya haq apapun juga. Namun, perbedaan

pendapat para ulama tentang operasi organ untuk dicangkokan ke pasien dalam

keadaan dharurat itu, tidak terlalu penting, seperti hal cangkokan organg orang

yang masih hidup unuk dicangkokan ke pasien dalam keadaan dharurat. Alasan

tersebut mengakibatkan para ulama yang tidak setuju dengan pendapat ini

berpendapat bahwa boleh menggunakan organ mayat untuk pasien dalam keaadan

dharurat dengan enam (6) syarat yang telah disersebut di atas.Sebagian dari ulama

tersebut ialah;Prof. Dr. Hasan Azzasuli, Dr. Abdul Rahim Asy-Syukri dan Dr.

Abdul Fattah Idris umpamanya.

Telah mempertimbangkan dan memutuskan bahwa menurut hukum

agama, dalam kondisi normal,menggunakan organ-organ tubuh manusia ,apakah

Page 82: METODE PENETAPAN FATWA DI MAJELIS SYEIKHUL ISLAM … · transplantasi organ tubuh manusia dan tidak boleh memperjualbelikan organ, walaupun organ tubuh seorang Muslim dan seorang

6

orang tersebut masih hidup atau sudah mati itu dilarang. Untuk melindungi

kehormatan hak asasi manusia dan melindungi kehormatan si mayat untuk

menjaga tindakan apapun yang menyebabkan pemnunuhan manyat dengan

kekerasan. Kecuali dalam kasus sangat dharurat atau sangat membutuhkannya itu

dibolehkannya. Dengan syarat yang ditetapkan dengan ketat.

Keputusan hukum penggunaan organ diri sendiri

Masalah ini memfatwakan bahwa,jika ternyata cangkokan organ itu

sangat perlu menurut keputusan doktor spesialis. Seperti penggantian pembuluh

darah normal dalam tubuh untuk pengobatan arteri koronaris misalnya. Tindakan

tersebut akan dibolehkan, Karena memenyelamatkan nyawa

Pasien itu, hanya dengan satu cara pengobatan tersebut menurut medis

diperbolehkan juga jika ternyata bahwa pencangkokan organ kepada pasien yang

sangat membutuhkannya. Seperti pencangkokan kulit yang masih normal dan

cocok dari satu tempat ke posisi lain dari tubuh. Dalam kasus mengalami

kebakaran tubuh misalnya. Keputusan ini didasarkan pada pendapat para ulama

dahulu yang membolehkan memotong organ atau anggota badan yang lain untuk

mengobati seseorang itu menghilangkan bahaya yang akan terjadi dengan

keyakinan bahwa jika tidak dipotong organ atau anggota badan orang itu akan

meninbulkan gejala menyebar atau gejala komplikasi yang menyebabkan

kematian pasien.Maka pencangkokan organ untuk mengobati pasien agar dapat

menyelamatkannya, serta organ itu milik pasien sendiri, itu merupakan suatu

tindakan yang sangat perlu dilakukan.

Wallohu A’lam Bishawaab

Aziz Phithakhkhumphol

Ketua Majelis Syeikhul Islam Thailand

***