Metoda Rigid

5
METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN PEKERJAAN PERSIAPAN : Mobilisasi 1. Lokasi dan Lahan untuk Base camp. - Kantor - Gudang - Workshop / bengkel - dll 2. Mobilisasi Personil Pelaksanaan pekerjaan paket proyek ini mengusulkan staf inti proyek yang terdi - Manager Proyek - Pelaksana Lapangan - Juru Gambar - Juru Ukur - Administrasi dan Keuangan - Logistik - Mandor - Kepala Tukang - Tukang - Pekerja - Operator - Mekanik 3. Mobilisasi Peralatan - Concrete Mixer - Dump Truck - Vibrator Concrete - Vibro Roller - Waterpas Instrumen - Theodolite - Excavator Program mobilisasi yang akan diuraikan didalam bagian ini adalah untuk memberikan penjelasan dan penjabaran mengenai hal-hal yang akan dilakukan oleh CV. PRIMA GATRA SEJATI didalam masa mobilisasi, program mobilisasi ini meliputi : Dalam melaksanakan pekerjaan ini kami akan menggunakan base camp yang berjarak ± 0.5 km. Untuk menunjang pekerjaan dilapangan, kami akan menyewa lahan dekat dengan lokasi pekerjaan. Pada lokasi base camp ini telah tersedia fasilitas dan peralatan sebagai berikut : Tenaga kerja yang akan diadakan / dimobilisasi ke lapangan untuk melaksankan pekerjaan paket pyoyek ini, akan terdiri dari : Seluruh staf inti proyek tersebut beserta staf lainnya sesuai dengan usulan di dalam Struktur Organisasi Kerja, akan dimobilisasikan ke lokasi proyek dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari sejak diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). Sedangakan mobilisasi tenaga kerja akan disesuaikan dengan kebutuhan yang tercermin dari Rencana Kerja/Schedule. Daftar jenis peralatan yang akan dimobilisasi ke lapangan untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan utama pada paket proyek ini, sesuai dengan kebutuhan alat untuk melaksanakan pekerjaan, yaitu :

description

Metoda Rigid

Transcript of Metoda Rigid

MetodaMETODA PELAKSANAAN PEKERJAANPEKERJAAN PERSIAPAN :MobilisasiProgram mobilisasi yang akan diuraikan didalam bagian ini adalah untuk memberikan penjelasan dan penjabaran mengenai hal-hal yang akan dilakukan oleh CV. PRIMA GATRA SEJATI didalam masa mobilisasi, program mobilisasi ini meliputi :

1.Lokasi dan Lahan untuk Base camp.Dalam melaksanakan pekerjaan ini kami akan menggunakan base camp yang berjarak 0.5 km. Untuk menunjang pekerjaan dilapangan, kami akan menyewa lahan dekat dengan lokasi pekerjaan. Pada lokasi base camp ini telah tersedia fasilitas dan peralatan sebagai berikut :

-Kantor-Gudang-Workshop / bengkel-dll

2.Mobilisasi PersonilPelaksanaan pekerjaan paket proyek ini mengusulkan staf inti proyek yang terdiri dari :-Manager Proyek-Pelaksana Lapangan-Juru Gambar-Juru Ukur-Administrasi dan Keuangan-Logistik

Tenaga kerja yang akan diadakan / dimobilisasi ke lapangan untuk melaksankan pekerjaan paket pyoyek ini, akan terdiri dari :

-Mandor-Kepala Tukang-Tukang-Pekerja-Operator-Mekanik

Seluruh staf inti proyek tersebut beserta staf lainnya sesuai dengan usulan di dalam Struktur Organisasi Kerja, akan dimobilisasikan ke lokasi proyek dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari sejak diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). Sedangakan mobilisasi tenaga kerja akan disesuaikan dengan kebutuhan yang tercermin dari Rencana Kerja/Schedule.

3.Mobilisasi PeralatanDaftar jenis peralatan yang akan dimobilisasi ke lapangan untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan utama pada paket proyek ini, sesuai dengan kebutuhan alat untuk melaksanakan pekerjaan, yaitu :

-Concrete Mixer-Dump Truck-Vibrator Concrete-Vibro Roller-Waterpas Instrumen-Theodolite-Excavator

4.Pengukuran Lapangan dan Shop DrawingDalam periode mobilisasi ini, kami akan melakukan pengukuran berdasarkan data titik dasar dan titik tetap ( Bench Mark ) kerangka dasar eksisting, selanjutnya diikuti dengan pemasangan Bench Mark, pengukuran poligon, pengukuran sipat datar, pengukuran situasi detail dan staking out. Hasil dari Pengukuran ini akan disajikan dalam bentuk gambar sesuai skala gambar yang ditentukan dalam spesifikasi teknis, yang akan menghasilkan gambar kerja ( shop drawings ) berupa gambar situasi, potongan memanjang dan usulan potongan melintang ( profil desain ). Gambar kerja tersebut akan dimintakan persetujuannya dari Pengawas Proyek / Direksi. Gambar kerja yang telah disetujui tersebut kemudian akan menjadi dasar pelaksanaan pekerjaan dilapangan ( Site Execution ).

5.Manajemen Pengaturan Lalu Lintas

Pengaturan lalu lintas merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan jalan ini . untuk setiap tahapan pekerjaan dan sepanjang waktu pelaksanaan, diupayakan tidak mengganggu aktifitas arus lalu lintas yang ada di jalan tersebut. Terhambatnya aktifitas arus lalu lintas di lokasi pekerjaan dan daerah sekitarnya akan menimbulkan kerugian bagi pengguna jalan dalam berbagai aspek, safety bagi para pengguna jalan perlun mendapat jaminan agar tidak menimbulkan kerugian bagi seluruh pihak.

Manajemen pengaturan lalu lintas dalam pelaksanaan pekerjaan dapat di lakukan dengan dengan berbagai cara antara lain:

1.memasang berbagai jenis rambu rambu pengaman di sekitar lokasi pekerjaan secara tepat dan benar, baik secara fungsi bentuk dan lokasi penempatan sesuai spesifikasi dan ketentuan yang ada.

2.Menempatkan petugas pengatur lalu lintas secara efektif dan efisien untuk mengatur dan mengerahkan arus lalu lintas yang ada.

3.Mengatur secara tepat jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan yang ada. Pekerjaan pekerjaan yang akan menimbulkan gangguan besar (friction) terhadap arus lalu lintas, di atur jadwalnya sedemikian rupa sehingga pelaksanaan pekerjaan tidak terlalu mengganggu arus lalu lintas yang ada dan menimbulkan kepadatan arus lalulintas yang berarti.

4.Jika tidak memingkinkan melakukan pekerjaan pada siang hari, maka untuk pekrjaan tertentu seperti overlay, akan dilakukan pada malam hari dengan memasang penerangan yang cukup, agar tidak mengganggu arus lalu lintas

PEKERJAAN JALAN BETON 1.500 m2Pekerjaan Bond Breaker (Plastik)Adapun pelaksanaan pekerjaanya sebagai berikut :-Dipasang diatas subbase agar tidak ada kelekatan/friction/bonding antara subbase dengan pelat.

-Dibuat dari plastic tipis.-Permukaan subbase tidak boleh di groove.Pekerjaan BegestingAdapun pelaksanaan pekerjaanya sebagai berikut :-Bekisting harus terbuat dari triplek uk 3 mm dan rangka yang kokoh terbuat dari kayu keras, sama sekali tidak diijinkan memakai bambu sebagai rangka bekisting.

-Bekisting harus rapat dan kedap air, terutama pada sambungan - sambungan. Pada saat pengecoran beton, tidak boleh ada cairan atau adukan beton yang mengalir keluar karena bocor.

-Untuk permukaan luar beton yang tidak akan diplester (semi exposed), permukaan dalam bekisting/ multiplex sebaiknya dilapisi bahan sejenis minyak yang disetujui oleh Direksi/ Pengawas untuk memudahkan pembongkaran bekisting itu kelak. Penggunaan olie bekas tidak bisa dibenarkan.

-Penggunaan ulang dari (bahan) bekisting yang sudah pernah dipakai harus atas seijin Direksi/ Pengawas.

-Bekisting yang sudah dipasang, harus diperiksa oleh Direksi/ Pengawas terlebih dahulu sebelum pengecoran. Direksi berhak menolak dan memerintahkan pembongkaran atau perbaikan terhadap bekisting yang dianggapnya tidak memenuhi syarat baik kekuatan maupun ukuran - ukurannya.

Pekerjaan Beton K 300Adapun pelaksanaan pekerjaanya sebagai berikut :-Bila tidak ditentukan lain, adukan beton harus dibuat dengan menggunakan mesin pengaduk beton. Penentuan jenis dan ukuran beton molen harus sepengetahuan Direksi.

-Permukaan bagian dalam molen harus selalu bersih, tidak diperbolehkan ada kerak - kerak beton sisa adukan yang dibuat sebelumnya.

-Campuran Adukan BetonCampuran adukan beton harus dibuat sesuai dengan Rencana Campuran Beton yang sesuai dengan RKS. Sehubungan dengan hal itu, jumlah PC, bahan - bahan adukan dan air untuk membuat adukan beton harus ditakar dengan alat - alat penakar yang tertera dalam RKS.

Waktu Pengadukan-Lamanya waktu yang digunakan untuk mengaduk semua campuran beton adalah paling sedikit 1 1/2 menit untuk 1 m3 beton dihitung dari saat sesudah semua bahan, kecuali air, dimasukkan ke dalam molen.

-Lamanya waktu pengadukan harus ditambah bila kapasitas mesin pengaduk lebih besar dari l m3. Contoh : untuk 2 m3, waktu pengadukan adalah : 1 1/2 menit + 1 menit = 2 1/2 menit dan seterusnya.

Kekentalan Adukan Beton-Kekentalan adukan beton harus diperiksa, sesuai dengan (SKSNI T- 15-1990-03).-Pemeriksaan kekentalan ini harus disaksikan oleh Direksi/Pengawas.-Untuk memenuhi persyaratan kekentalan adukan beton ini, jumlah air yang digunakan dapat dirubah, disesuaikan perubahan keadaan cuaca atau kelembapan bahan - bahan adukan.

Pengecoran Beton-Pelaksanaan pengecoran beton harus disaksikan oleh Direksi/Pengawas.-Pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan bila keadaan cuaca buruk dan bila pada lokasi yang sama sedang dilaksanakan pekerjaan pemancangan tiang pancang.

-Adukan beton yang tidak memenuhi syarat tidak boleh dipakai dan harus dikeluarkan dari tempat pekerjaan.

-Pada waktu pengecoran, adukan beton tidak boleh dijatuhkan dengan tinggi jatuh lebih dari 1,5 m. Bila tinggi jatuh adukan beton lebih dari 1,5 m maka kerikil akan terpisah dari adukan dan akan membentuk sarang - sarang kerikil yang berongga.

-Untuk pengecoran yang dalam/tinggi, dapat menggunakan saluran vertikal dan/ atau corong yang licin agar adukan beton yang melaluinya tetap homogen.

-Pengecoran harus dilakukan dengan merata, adukan beton yang telah dicorkan, tidak boleh didorong atau dipindahkan lebih dari 2 (dua) meter dalam arah datar.

-Bagian struktur yang pengecorannya harus dilakukan lapis demi lapis, tiap lapis harus mempunyai tinggi yang merat/seragam dan tidak melebihi 100 cm, harus dihindarkan terjadinya lapisan, yang tingginya tidak seragam dan berbentuk miring. Pengecoran lapisan yang berikutnya harus dilakukan pada waktu lapisan sebelumnya masih lunak. Pemakaian conveyor belt untuk mengangkut adukan beton harus seijin Direksi.

-Dalam cuaca panas, Rckanan harus melakukan langkah - langkah pengamanan agar adukan beton tidak terlalu cepat mengering, misalnya dengan cara melindunginya dari panas matahari secara langsung.

Pemadatan Adukan Beton-Adukan beton yang telah dicor ke dalam bekisting atau galian pondasi, harus digetarkan dengan menggunakan alat penggetar (vibrator) agar diperoleh beton yang padat dan homogen serta tidak terjadi sarang - sarang kerikil.

-Pada waktu digunakan, jarum penggetar tidak boleh menyentuh bekisting atau besi tulangan.

-Pencelupan jarum penggetar kedalam adukan beton tidak boleh terlalu lama sebab bisa mengakibatkan pemisahan unsur - unsur adukan beton.

-Ukuran diameter jarum penggetar yang digunakan harus disesuaikan dengan keadaan/dimensi bagian yang harus dicor.

Perawatan Selama Proses Pengerasan Beton-Beton yang telah dicor harus dijaga tetap basah sekurang - kurangnya selama 14 (empat belas) hari setelah dicor, dengan cara disirami air, atau ditutup dengan karung goni yang dibasahi atau dengan cara lain yang dapat dibenarkan.

-Air tidak diperbolehkan mengalir melalui permukaan beton yang baru dicor dengan kecepatan aliran yang bisa merusak permukaan beton tersebut.

-Sama sekali tidak diijinkan menaburkan semen kering dan pasir di permukaan beton yang masih basah.

Pembukaan Bekisting-Bila tidak ditentukan lain oleh Direksi/ Pengawas, dalam keadaan normal bekisting pelat hanya boleh dibongkar setelah beton berumur 28 hari.

-Pembongkaran bekisting harus dilakukan dengan tenaga statis tanpa getaran, goncangan atau pukulan yang bisa merusak beton.

Pekerjaan Cuttering-Pekerjaan ini dilakukan pada saat penghamparan beton sepanjang 9 m dengan kedalaman kurang lebih 5 cm.

PEKERJAAN BOX CULVERT 30 M'-Tanah digali dengan excavator dengan ukuran dan kedalaman sesuai dengan gambar kerja yang disetujui.

-Material hasil galian tanah termasuk hasil pembersihan dan pengupasan top soils ini akan dibuang kelokasi pembuangan yang telah disiapkan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

-Baja Tulangan yang telah dirakit (cutting and bending) di base camp akan dibawa kelokasi pekerjaan untuk dipasangkan sesuai shop drawings. Baja tulangan akan dipasangkan / diikat dengan menggunakan kawat beton.

-Pekerjaan dilanjutkan dengan pembuatan dan pemasangan bekisting yang terbuat dari balok kayu dan multiplex untuk membentuk dimensi struktur sesuai shop drawings.

-Sebelum dilakukan pengecoran beton, maka semua hasil rakitan penulangan dan bekisting akan dibersihkan terlebih dahulu dan dimintakan persetujuannya dari Direksi Pekerjaan.

-Untuk menjaga agar tidak terjadi pemisahan agregat (segredasi) dari beton, maka pengecoran beton akan dilakukan dengan menggunakan luncuran manual.

PEK.SUSUNAN BLOK BETON 131.25 m2Blok beton yang masih utuh dan bagus disusun kembali dengan rapi dan kuat. pekerjaan ini dilanjutkan dengan pekerjaan urugan sirtu setebal 20 cm.

PEK. BETON OPRIT 72 M2-Pekerjaan urugan sirtu setebal 20 cm dilanjutkan dengan lapisan pasir urug setebal 5 cm. lapisan ini berfungsi sebagai subbase.

-Selanjutnya pemasangan plastik diatas subbase agar tidak ada kelekatan/friction/bonding antara subbase dengan pelat. Permukaan subbase tidak boleh digrove.

-Pemasangan begesting, yang terbuat dari kayu dan triplek.-Tahap berikutnya pengecoran dengan beton mutu K 300 dengan tahapan dan prosedur kerja sama dengan pembetonan pada badan jalan diatas.

Pengendalian Mutu Bahan Dasar dan PekerjaanUntuk memantau dan menjamin mutu bahan dan hasil pekerjaan, maka kami akan mengusulkan laboratorium utama dan laboratorium penunjang yang akan diadakan di lokasi proyek. Laboratorium ini dilengkapi dengan minimal uji, antara lain :

a.Pemeriksaan / pengujian tanah Kepadatan laboratorium CBR Laboratorium Berat jenis tanah Batas batas Atterberg Analisa saringan Kadar air Kepadatan lapangan dengan metode kerucut (sand come)b.Pemeriksaan / pengujian beton Slump test Cube/cylinder mouldsPengendalian mutu ini akan dilakukan sejak pengadaan seluruh bahan dasar yang akan digunakan dalam pekerjaan ini. Pengendalian mutu ini dijalankan untuk memeriksa dan menjamin bahwa bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini telah memenuhi atau melebihi ketentuan yang disyaratkan dalam spesifikasi. Pemeriksaan mutu bahan tersebut akan dilakukan secara intern CV. PRIMA GATRA SEJATI dengan melibatkan Quality Control (Material Engineer) tingkat pusat dan di lapangan. Hasil pengendalian mutu secara intern ini, selanjutnya akan diperiksakan secara extern dengan melibatkan pihak external untuk mendapatkan persetujuan, dalam hal ini adalah dari konsultan supervise dan Direksi Pekerjaan. Untuk gambaran lebih jelas mengenai pengendalian mutu ini, dapat di lihat dalam flow chart yang melampiri dokumen ini.

Pekanbaru, 11 September 2014

Dibuat oleh : CV. PRIMA GATRA SEJATI

F A D H L IDirektur