Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini...

48
Guru Belajar Menularkan Kegemaran Belajar Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas

Transcript of Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini...

Page 1: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini adalah Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas. Tulisan yang dimuat

1 Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI

Guru Belajar

Menularkan Kegemaran Belajar

Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI

MembangunKemerdekaan Belajarmelalui Kesepakatan Kelas

Page 2: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini adalah Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas. Tulisan yang dimuat

Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI2

BERANDA

Guru BelajarSurat Kabar

Info Surat Kabar Guru Belajar

Surat Kabar Guru Belajar ini merupakan edisi Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI yang menampilkan praktik baik pengajaran dan pendidikan di Kota Batu untuk menularkan kegemaran belajar pada Komunitas Guru Belajar. Isi tidak sepenuhnya mewakili pandangan redaksi.mewakili pandangan redaksi.

Dewan Redaksi

Najelaa ShihabBukik SetiawanMahayu IsmaniarRizqy Rahmat HaniM. Abdurrahman B

Alamat Surat Elektronik dan Media Sosial

Kampus Guru Cikal

Kampusgurucikal

@Kampusgurucikal

[email protected]

Alamat Kantor

Jl. Ciater Rawa Mekar Jaya, SerpongTangerang Selatan, 15310

Kontributor

Editor tulisan

Kontributor Desainer Grafis

Suhud RoisKGB Cimahi

SD Peradaban Insan Mulia Cimahi

IG :@suhudroisFB : Suhud Rois

Rizqy Rahmat HaniKGB Pekalongan

Kampus Guru CikalIG :@rizqyrahmat

FB : Rizqy Rahmat Hani

Wilma A.I.S KailolaKGB Jakarta Pusat

Sekolah Kembang -KemangIG :@wilmakailola

FB : -

Virandy PutraKGB BelitungSMAN 1 Sijuk

IG :@virandhypFB : Virandy Putra

M. Rizky SatriaKGB Tangerang SelatanSekolah Cikal Serpong

FB : Rizky SatriaIG : @rizkysatria87

Muhammad Abdurrahman BKGB Pekalongan

Kampus Guru CikalIG :@mamanbasyaiban

FB : Muhammad Abdurrahman Basyaiban

Page 3: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini adalah Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas. Tulisan yang dimuat

3 Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI

BERANDADARI REDAKSI

Kelas Merdeka Belajar,Merayakan BelajarBermaknaOlehNajelaa Shihab

Ruang kelas adalah salah satu ruangan paling berharga, tetapi juga paling berbahaya.

Kalau kita percaya pentingnya proses belajar dan mengajar yang merdeka, maka sebagian besar upaya akan kita mulai dari bagaimana bentuk dan bagian, koneksi dan kausalitas, perspektif dan perubahan yang melekat pada apa yang kita namakan sebagai kelas.

Berbeda dengan ruangan lainnya, kelas selalu punya lebih dari empat sisi. Kemampuan setiap orang yang berada di dalamnya untuk melebur batas antarruangan, antara ruangan dengan halaman, dengan apa yang relevan dalam kehidupan adalah salah satu tantangan utama pendidikan. Kelas tidak terbentuk secara fisik dengan lambang-lambang yang melekat didalamnya, papan tulis atau barisan absen, bukan juga oleh daftar materi yang diceramahkan atau tumpukan tugas yang sudah dikumpulkan. Komitmen untuk terlibat aktif - sebagai pelajar dan pengajar dengan tujuan

Page 4: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini adalah Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas. Tulisan yang dimuat

Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI4

adalah esensi dari ruangan yang kita butuhkan. Karenanya, di ruang dengan pendingin udara atau di tengah pematang sawah, di bioskop ataupun di bis dalam perjalanan karyawisata, kita bisa mendapatkan kelas dalam bentuk yang seideal-idealnya ataupun kelas yang hanya berisi orang-orang yang melalui proses tanpa makna. Berbeda dengan interaksi lainnya, kelas selalu punya multidimensi. Keberhasilan setiap orang yang berada didalamnya, ditentukan bukan hanya oleh satu atau sekelompok penguasa (yang pasti bukan yang paling tua usianya), tetapi hal kecil ataupun besar yang dikontribusikan oleh semua yang terlibat dan menjadi bagian dari budaya kelas, sekolah dan lingkungannya. Koneksi yang terjadi dalam interaksi, jadi esensi yang membedakan apakah kelas menjadi pemantik tumbuhnya anak yang berdaya, atau justru menjadi pemati asa dan keinginan untuk berubah. Kita mungkin sudah “tahu” kenapa memanusiakan hubungan penting dalam pendidikan, tetapi yang sering kita lupakan, semua orientasi dan empati pada anak, adalah prasyarat untuk memastikan pendidikan lestari. Prasyarat untuk mencapai mandiri. Ada kausalitas yang terjadi di kelas yang merdeka. Semua butuh

beradaptasi setiap hari, kalau salah satu dari jaringan ini menjadi benalu atau bahkan mati, maka di saat yang sama proses transformasi akan terhenti. Kalaupun kelas masih berfungsi, tanpa setiap orang yang mandiri, yang akan terjadi hanya belajar mengajar sebatas materi yang tidak meresap ke hati apalagi menjadi bagian dari apa yang dilakukan sehari-hari.

Di kelas merdeka belajar, setiap sudut pandang dirayakan, terlepas dari apapun peran yang diemban. Perspektif yang beragam, dipandang sebagai kekuatan, karena tanpa umpan balik yang berkesinambungan tidak mungkin proses refleksi bisa dilakukan. Kesepakatan, bukan peraturan. Menumbuhkan, bukan mengendalikan apalagi mematahkan. Memenuhi kebutuhan, meningkatkan kesiapan, memberikan tantangan yang akan menjadi keberhasilan. Semua sadar bahwa perubahan pada semua dan setiap pelajar adalah tanggungjawab diri. Bukan akuntabilitas yang muncul dari keinginan menguasai atau sebatas administrasi.

Dengan paradigma ini, dan praktik sehari-hari yang dicontohkan oleh begitu banyak guru yang bisa menjadi inspirasi, tak sulit untuk meyakini bahwa kelas merdeka belajar adalah jembatan untuk kehidupan. Mengubah dunia adalah tujuan yang mulia, tetapi sejatinya, perubahan selalu dimulai dari apa yang di depan mata. Satu bata di setiap kelas kita, adalah simbol dari begitu banyak langkah bersama - inovasi atau reformasi, akselerasi dan disrupsi dalam pendidikan, dimulai dari hal sederhana.

... kelas selalu punya multidimensi. Keberhasilan setiap orang yang berada di dalamnya, ditentukan bukan hanya oleh satu atau sekelompok penguasa (yang pasti bukan yang paling tua usianya), tetapi hal kecil ataupun besar yang dikontribusikan oleh semua yang terlibat dan menjadi bagian dari budaya kelas, sekolah dan lingkungannya.

Najelaa ShihabPendiri Sekolah Cikal, Kampus Guru Cikal, IniBudi.Org, Keluarga Kita, Islamedu dan penggagas Semua Murid Semua Guru

Bisa ditemui di instagram@NajelaaShihab

Page 5: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini adalah Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas. Tulisan yang dimuat

5 Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI

Membangun Kemerdekaan Belajarmelalui Kesepakatan Kelas

Bukik Setiawandewan redaksi

DARI REDAKSI

Kampus Guru Cikal berkolaborasi dengan Keluarga Kita, Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK) dan IniBudi membentuk Kolaborasi

Literasi Bermakna (KLB) sebagai mitra dari INOVASI. Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) merupakan program kemitraan antara pemerintah Australia dengan pemerintah Indonesia yang bertujuan memahami dan menemukan cara-cara untuk meningkatkan hasil pembelajaran siswa di sekolah-sekolah yang ada di berbagai kabupaten di Indonesia, terutama dalam hal kemampuan literasi dan numerasi.

Kolaborasi Literasi Bermakna sebagai kolaborasi menggarap bidang dan bekerja bersama dengan berbagai pemangku kepentingan mulai guru, orangtua, komunitas dan pengambil kebijakan di Kota Batu dan Kabupaten Probolinggo. Kampus Guru Cikal sendiri bertanggung jawab mengelola program yang berkaitan dengan praktik pengajaran literasi dan numerasi di ruang kelas melalui program pengembangan guru.

Kampus Guru Cikal melakukan pengembangan guru mengacu pada 4 kunci yaitu Kemerdekaan, Kompetensi, Kolaborasi dan Karier. Pada kunci kemerdekaan, Kampus Guru Cikal memberi kesempatan pada kepala sekolah dan guru untuk memilih terlibat dalam program melalui kegiatan sosialisasi dan rekrutmen guru penggerak. Kami percaya bahwa belajar tidak bisa dipaksa. Belajar efektif justru ketika pelajar, guru maupun murid, sadar akan tujuan dan paham bahwa belajar merupakan bagian dari kebutuhan.

Pada kunci kompetensi, Kampus Guru

Cikal mengadakan tiga pelatihan yaitu Penggerak Kelas Merdeka Belajar, Pengajaran Literasi Bermakna dan Dokumentasi Praktik Pengajaran. Ketiga pelatihan tersebut dirancang untuk memastikan setiap guru dapat mengembangkan kompetensi yang sesuai kebutuhan murid dan kondisi ruang kelas masing-masing.

Kunci Kolaborasi melahirkan kegiatan berupa Temu Pendidik Daerah dan Surat Kabar Guru Belajar. Kami percaya bahwa perubahan pendidikan terjadi ketika guru saling berbagi praktik pengajaran yang terbukti berhasil melalui beragam kanal. Guru belajar dari sesama guru untuk menghasilkan praktik pengajaran yang membumi sekaligus menghasilkan terobosan inovasi.

Kunci Karier melahirkan kegiatan berupa penerbitan buku dan pameran karya guru pada Pesta Pendidikan yang akan diadakan pada akhir program. Kampus Guru Cikal percaya bahwa karier guru bukan didasarkan pada SK atau penunjukkan melainkan melalui kontribusi dan karya nyata yang mendapat pengakuan dari masyarakat guru maupun masyarakat luas.

Tentang Surat Kabar Guru Belajar Surat Kabar Guru Belajar adalah terbitan berkala dua bulanan dari Komunitas Guru Belajar yang berisi praktik baik pengajaran dan pendidikan. Pada sejumlah program, kami menerbitkan Surat Kabar Guru Belajar edisi khusus yang memuat tulisan dari guru yang menjadi peserta program. Surat Kabar Guru Belajar ini berisi tulisan dari guru yang terlibat dalam program Kolaborasi Literasi Bermakna - INOVASI.

Tentang Kolaborasi Literasi Bermakna

Page 6: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini adalah Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas. Tulisan yang dimuat

Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI6

Topik yang diusung pada Surat Kabar Guru Belajar edisi ini adalah Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas. Tulisan yang dimuat adalah hasil perjuangan guru dalam menerapkan pelajaran dari Pelatihan Penggerak Kelas Merdeka Belajar. Berbeda dengan pendekatan lain, meski mempunyai kesamaan fokus program pada literasi, tapi Kampus Guru Cikal percaya bahwa inovasi pengajaran literasi tidak akan efektif bila ruang kelas belum merdeka belajar. Kelas Merdeka Belajar adalah prasyarat untuk mewujudkan pengajaran literasi yang bermakna.

Kenyataannya, persoalan mendasar di ruang kelas bukanlah inovasi pengajaran, penerapan kurikulum atau pun pencapaian prestasi murid. Persoalan mendasar yang sering muncul adalah pengelolaan kelas yang tidak efektif. Tidak efektifnya pengelolaan kelas menghasilkan dampak seperti murid terpaksa belajar, murid tidak paham tujuan belajar, suasana kelas yang tidak kondusif, serta sulit terbentuknya relasi saling percaya antara guru dengan murid maupun sesama murid. Gejala yang mudah dikenali, murid tidak termotivasi belajar, suasana belajar terjadi ketika guru hadir, dan suasana ramai ketika guru meninggalkan ruang kelas.

Berdasarkan hasil asesmen pra Pelatihan Penggerak Kelas Merdeka Belajar, guru di Kota Batu pada dasarnya sudah cukup memadai dalam mengelola ruang kelas. Guru di Kota Batu sudah menggunakan sejumlah strategi untuk membangun

ruang kelas yang kondusif. Meski demikian, seringkali penerapan strategi manajemen kelas masih belum konsisten mengarah pada tujuan esensial, kemerdekaan belajar. Masih ditemui penerapan strategi pengajaran sebatas untuk melancarkan tugas guru dalam melakukan pengajaran.

Apa itu Kelas Merdeka Belajar? Kelas yang mempunyai komitmen terhadap tujuan belajar, mandiri terhadap cara belajar dan melakukan refleksi terhadap proses dan capaian belajar. Jadi merdeka belajar itu jauh artinya dari pemahaman kebanyakan orang, bebas belajar. Kelas Merdeka Belajar melibatkan murid dan guru untuk membicarakan, menetapkan dan berkomitmen terhadap tujuan belajar yang ingin dicapai. Guru dan murid sama-sama sadar tujuan kehadiran mereka di ruang kelas.

Kelas Merdeka Belajar melibatkan murid dan guru dalam menentukan dan melakukan cara belajar mengacu pada tujuan, kondisi kelas, profil dan kebutuhan belajar murid. Ada beragam cara belajar yang sama efektifnya secara teori, namun secara praktis, cara-cara belajar tersebut penting untuk dibicarakan dan disepakati bersama.

Kelas Merdeka Belajar melibatkan murid dan guru dalam melakukan refleksi dan evaluasi terhadap proses dan capaian belajar. Murid mendapat kesempatan untuk menilai capaiannya. Seberapa puas mereka dengan capaiannya? Apa cara belajar yang sudah efektif? Apa cara belajar yang masih perlu diperbaiki?

Kebiasaan melakukan refleksi akan melejitkan kemampuan belajar baik per individu murid maupun per kelas sebagai sistem sosial.

Tulisan guru yang dimuat di Surat Kabar Guru Belajar ini sangat kental dengan upaya mereka untuk membangun kemerdekaan belajar melalui kesepakatan kelas. Ini terkait dengan asesmen sumatif pelatihan yang meminta peserta pelatihan membuat laporan penerapan kesepakatan belajar untuk membangun kemerdekaan belajar. Anda akan menemui beragam tulisan yang renyah, enak dibaca dan tetap mempertahankan esensi, upaya membangun kemerdekaan belajar melalui kesepakatan kelas.

Silakan nikmati tulisan di Surat Kabar Guru Belajar! Temukan praktik baik yang bisa dipelajari dan dikembangkan di ruang kelas Anda. Lakukan modifikasi sesuai gaya dan kondisi Anda. Mari jadikan ruang kelas kita menjadi ruang kelas merdeka belajar!

Sekali merdeka, tetap merdeka belajar!

Bukik Setiawan

Page 7: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini adalah Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas. Tulisan yang dimuat

7 Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI

MELALUI

Page 8: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini adalah Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas. Tulisan yang dimuat

Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI8

Saya baru pindah ke SD saya sekarang hampir satu tahun. Saya diberi kepercayaan untuk mengajar kelas 1 lagi, lagi, dan lagi. Mengapa lagi dan lagi??? Karena selama sepuluh tahun menjadi guru, saya selalu dipercaya untuk mengajar kelas 1. Tanpa disangka, Kelas 1 tahun ini benar-benar luar biasa. Jumlah murid laki-laki dua kalinya daripada jumlah murid perempuan. Jumlah murid laki-laki 22 dan murid perempuan 11. Bisa dibayangkan bagaimana suasana di dalam kelas??? Pasti ramai sekali ya.

Berawal dari suatu hari ketika saya ingin menyampaikan tujuan pembelajaran. Suasana kelas pada hari itu, anak-anak sangat ramai bicara sendiri. Tidak ada yang memperhatikan apa yang saya sampaikan.

“Anak-anak, tolong diam sebentar ya.”“Jangan bicara sendiri!” “Dengarkan Bu guru ya!”

Apa yang terjadi setelah itu? Anak-anak memang diam, tetapi tidak lama kemudian kelas menjadi ramai lagi. Anak-anak berbicara sendiri, tidak memperhatikan. Dalam keadaan seperti itu, untuk mengawali setiap pembelajaran saya selalu memulai dengan menenangkan murid terlebih dahulu. Kegiatan tersebut pasti butuh waktu sehingga secara tidak sadar waktu belajar murid menjadi berkurang. Kondisi kelas seperti itu terasa kurang nyaman.

Saya berpikir zaman sekarang kita tidak bisa hanya menyuruh anak dari satu pihak saja. Tidak bisa menyuruh mereka hanya dengan ancaman. Pasti hasilnya tidak akan lama karena tidak mendapat motivasi dari dalam dirinya sendiri .Saya berusaha mencari cara bagaimana pengelolaan dan tata atur ruang kelas yang baik. Saya percaya dan yakin setiap murid mempunyai kelebihan dan keunikannya masing-masing. Mereka bisa terlibat aktif dalam setiap pembelajaran. Sebagai guru, saya harus mengenali dan memahami kebutuhan murid. Untuk itu ini tantangan saya adalah bagaimana cara efektif mengelola kelas? Bagaimana saya bisa membuat semua murid aktif dalam mengikuti pembelajaran? Bagaimana saya bisa memahami kebutuhan murid?

Akhirnya saya mencoba membuat kesepakatan kelas. Kesepakatan kelas adalah kesepakatan yang dibuat bersama-sama dengan semua anggota kelas. Bagaimana cara membuat kesepakatan kelas? Pembuatan kesepakatan kelas bisa dilakukan dengan diskusi bersama-sama dengan seluruh murid. “Anak-anak, hari ini kita bersama-sama membuat kesepakatan kelas yuukk!”“Apa itu Bu?”

PRAKTIK BAIKPENGAJARAN

MANTRAKELAS

PELANGI

Nurina ManggiasihGuru Penggerak Program KLB

SDN Mojorejo 01, Kota [email protected]

Wilma A.I.S KailolaKGB Jakarta Pusat

Sekolah Kembang, Kemang

Penulis

Desainer

Page 9: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini adalah Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas. Tulisan yang dimuat

9 Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI

Page 10: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini adalah Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas. Tulisan yang dimuat

Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI10

“Caranya bagaimana Bu?”Anak-anak terlihat antusias dan tertarik. Sebelum membuat kesepakatan kelas, saya menerangkannya terlebih dahulu.“Anak-anak, sebelum kita membuatnya, ada yang tahu apa itu kesepakatan kelas?”“Aturan kelas Bu.” “Peraturan Bu.”“Jadi anak-anak, kesepakatan kelas adalah kesepakatan yang dibuat atau dirumuskan atas persetujuan dari seluruh anggota kelas. Adapun syarat membuat kesepakatan kelas yaitu:

1. Menggunakan kalimat positif.2. Sederhana dan mudah dimengerti.3. Jumlah poin kesepakatan dibatasi.4. Semua murid terlibat dalam pembuatan kesepakatan.5. Semua murid membuat tanda setuju di lembar kesepakatan kelas.

Anak-anak semangat menyebutkan kondisi kelas yang diinginkan. Setelah itu, saya membagi mereka menjadi tujuh kelompok dan meminta setiap anak menuliskan satu poin kesepakatan kelas, kemudian menempelnya di pohon kesepakatan kelas.

“Saya ingin kelas bersih Bu.”“Sesama teman harus hidup rukun Bu.““Tidak boleh nakal Bu.”“Memakai seragam lengkap Bu.”“Tidak boleh datang terlambat Bu.”“Harus minta maaf kalau berbuat salah Bu.”“Bilang tolong dan permisi Bu.”Dan lain sebagainya...

Kemudian kami membahas dan mendiskusikan manakah kesepakatan kelas yang cocok dan sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Akhirnya kami pun sepakat ada tujuh kesepakatan kelas. Satu kelompok satu kesepakatan kelas. Apa saja itu?1. Menyayangi teman.2. Menghormati guru.3. Datang tepat waktu.4. Memakai seragam lengkap.5. Membiasakan Empat Kata Ajaib.6. Piket sesuai jadwal.7. Mengerjakan tugas tepat waktu.

Saya catat semuanya. Kemudian saya ketik dan dibuat dalam bentuk balon. Ada tujuh balon dengan warna berbeda. Warnanya sesuai dengan warna pelangi: Merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila , dan ungu. Kami memberi nama kesepakatan kelas dengan sebutan bim salabiimmm “Mantra Kelas Pelangi“. Tidak lupa saya membuat persetujuan dengan anak-anak dengan menempelkan foto mereka satu persatu.Jadi ketika membuat kesepakatan kelas ini, saya mengajak setiap anak untuk mengungkapkan pendapatnya tentang kondisi kelas yang perlu

7 Kesepakatan yang dibuat dengan melibatkan murid

Murid dengan kesepakatanyang dibuat bersama

Page 11: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini adalah Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas. Tulisan yang dimuat

11 Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI

dibuatkan kesepakatan bersama. Brainstorming, mengumpulkan semua pendapat murid, kemudian dipilih mana yang kira-kira paling dibutuhkan untuk dibuat sebagai aturan bersama. Di sini, saya hanya berperan sebagai fasilitator. Saya akan melakukan refleksi dengan mengubah bila ada kesepakatan yang dirasa sudah tidak efektif. Bila ada yang melanggar, saya pastikan konsekuensi tetap dijalankan. Kemudian kesepakatan kelas ini saya buat tertulis dan saya pajang di tempat yang mudah dilihat dan dibaca anak.

Supaya anak lebih mudah ingat akan kesepakatan kelas yang telah disepakati, saya juga membuat Mantra Kelas Pelangi menjadi sebuah lagu:

Menghormati guruMenyanyangi temanTugas tepat waktuSeragam yang lengkapPiket sesuai jadwalEmpat Kata AjaibDatang tepat waktuMantra Kelas Pelangi(Nada dari lagu Pelang-pelangi)

Semua murid jika ikut dilibatkan dalam membuat kesepakatan kelas, maka mereka akan merasa menjadi bagian dalam kegiatan belajar mengajar. Memang butuh banyak waktu untuk diskusi. Mereka belajar untuk berkomitmen dalam melakukan aturan yang telah menjadi kesepakatan bersama. Murid suka sekali didengar pendapatnya. Tak perlu lagi ancaman atau hukuman yang “memaksa” mereka tunduk pada aturan. Sistem komunikasi yang memanusiakan hubungan dalam membuat kesepakatan kelas akan sangat membantu murid dalam menerapakan pola disiplin yang positif.

Anak-anak ditempatkan sebagai tokoh utama dalam pembelajaran, termasuk juga dalam pembuatan kesepakatan kelas. Sehingga mereka merasakan keterlibatan dan perilaku yang mereka tunjukkan sebagai bagian dari tanggung jawab mereka sendiri, bukan sekadar menjalankan peraturan yang berlaku di kelas.

Anak-anak ditempatkan sebagai tokoh utama dalam pembelajaran, termasuk juga dalam pembuatan kesepakatan kelas. Sehingga mereka merasakan keterlibatan dan perilaku yang mereka tunjukkan sebagai bagian dari tanggung jawab mereka sendiri, bukan sekadar menjalankan peraturan yang berlaku di kelas.

Nurina Manggiasih

Page 12: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini adalah Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas. Tulisan yang dimuat

Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI12

PRAKTIK BAIKPENGAJARAN

Seperti biasa, di awal tahun pelajaran 2018-2019 saya bersama murid-murid kelas 2B membuat kesepakatan. Kami menyebutnya “tata tertib”. Tata tertib itu dibuat dengan menggunakan

banyak kata negatif, dengan penggunaan kata “tidak” dan “jangan”. Contohnya: jangan jalan-jalan di dalam kelas ketika pelajaran berlangsung, tidak boleh ramai, jangan berbicara jika pelajaran, dan lain-lain. Penerapan tata tertib ini kurang berjalan maksimal, karena hanya secara lisan saja, belum didokumentasikan dalam bentuk tulisan. Banyak murid yang melanggar atau tidak menghiraukan, sehingga saya harus selalu mengingatkan tentang tata tertib tersebut.

Setelah mengikuti pelatihan Guru Penggerak, saya diharuskan untuk menerapkan apa yang telah saya dapatkan di kelas. Langkah pertama yang saya lakukan adalah membuat PENGELOMPOKAN murid. Saya mengelompokkan mereka menggunakan nama binatang yang sama. Anak-anak saya beri potongan kertas yang berisi tulisan nama hewan, Mereka menuirukan suara hewan tersebut. Kemudian mereka saya minta untuk mencari kelompok yang sesuai. Suasana kelas menjadi riuh dengan suara binatang dan gelak tawa. Ada satu anak yang diam saja dan bingung mencari teman satu kelompoknya. Saya tanya.,“Kenapa diam?”

Katanya karena dia dapat monyet dan malu bersuara mirip monyet. Saya ajak dia untuk bersama-sama menirukan suara monyet. Anak tersebut akhirnya menemukan kelompoknya.

Anak-anak tidak bisa memprediksi dengan siapa mereka akan berkelompok. Jadi, anak-anak akan belajar untuk bekerjasama dengan semua warga kelas. Beberapa anak ketika mengetahui teman satu kelompok sempat protes. Saya terus memberi dukungan dan motivasi pada mereka sehingga mereka bisa menerima teman satu kelompok. Saya membuat kegiatan outbound sederhana untuk membangun kerjasama dan rasa percaya antarteman.

Tibalah hari di mana kami akan membuat kesepakatan. Setiap anak sudah duduk dalam kelompoknya masing-masing.

Pertama, saya ajak untuk tepuk 2B. Kemudian saya tanya apa yang mereka harapkan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas 2B. Beberapa anak langsung berbicara dan saling mendahului, “Jangan berbicara ketika belajar!”“Tidak boleh jalan-jalan di kelas!”Itu beberapa jawaban mereka.

Kereta ApiKesepakatan

Kelas

Rr. Sri Noviani WulandariGuru Penggerak Program KLB

SDN Mojorejo 01, Kota [email protected]

Wilma A.I.S KailolaKGB Jakarta Pusat

Sekolah Kembang, Kemang

Desainer

Penulis

Page 13: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini adalah Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas. Tulisan yang dimuat

13 Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI

Page 14: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini adalah Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas. Tulisan yang dimuat

Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI14

Kemudian saya bertanya kembali, “Kalau ingin berbicara, apa yang harus dilakukan?”Ada yang menjawab, “Harus angkat tangan, Bu.”

Itu kami sepakati bersama. Anak-anak sangat antusias ketika dilibatkan dalam membuat kesepakatan kelas. Mereka dapat mengungkapkan harapan mereka akan kondisi kelas yang nyaman bagi semua. Mereka berlomba-lomba mengangkat tangan dan memberi saran mengenai isi kesepakatan kelas yang kami buat bersama.

Saya sebagai moderator. Saya menggunakan I-message dan menumbuhkan empati pada anak-anak. Salah satu permasalahan dalam kelas adalah banyak anak yang masih sering terlibat konflik. Misalnya karena tidak sengaja tersenggol dan jatuh, anak tersebut bertengkar dengan temannya. Untuk mencegah hal tersebut, kami sepakat menggunakan kata positif. Pernyataan yang kami pakai bukan dilarang bertengkar, melainkan rukun dalam berteman.

Kesepakatan kelas juga menggunakan bahasa yang mudah dimengerti anak dan fokus pada tindakan yang diharapkan. Jumlah kesepakatan kelas saya batasi lima item. Kesepakatan kelas yang telah disetujui bersama adalah anak-anak belajar dengan tertib dan nyaman di kelas. Kesepakatan kelas 2B adalah:

Jaga kebersihan dan barang milik bersamaTugas bersama untuk menjaga kebersihan kelas dan lingkungan sekolah serta bertanggung jawab terhadap barang milik kelas (buku, meja,

kursi, piring, sendok dll). Tugas mereka adalah mengingatkan jika ada yang masih membuang sampah sembarangan. Kelas 2B berusaha meminimalisasi penggunaan bungkus plastik dengan cara menggunakan mangkok melamin jika akan beli makanan atau kue.

Shalat berjamaahMembuat barisan dalam kelas dan bersama-sama menuju mushola untuk sholat Dhuhur berjamaah. Yang nonmuslim bertugas menjaga barang teman di dalam kelas.

Tertib dalam belajarBertanggung jawab terhadap tugas dan mengingatkan jika ada teman yang membuat gaduh

Rukun dalan bertemanSaling menghormati dan membantu teman. Di kelas 2B ada anak yang masih kesulitan membaca dan mengenal huruf. Tugas teman, terutama yang satu kelompok, adalah membimbing dalam mengerjakan tugas.Angkat tangan ketika hendak berbicaraMengangkat tangan ketika hendak berbicara dan menghormati serta mendengarkan teman yang berbicara.

Kemudian saya minta kepada anak-anak untuk berunding akan dibuat bentuk apa kesepakatan tersebut. Mereka setuju untuk dibuat model kereta.

Setiap kelompok saya minta untuk menuliskan kesepakatan yang telah dibuat di kertas berbentuk gerbong kereta api. Mereka boleh memberi

Kita harus mengetahui karakteristik setiap murid dan menanyakan apa yang menjadi alasan anak tersebut tidak mengikuti kesepakatan kelas, kemudian secara bersama-sama mencari solusinya. Yang terpenting, guru menjadi contoh dalam melaksanakan kesepakatan bersama. Sri Noviani

Page 15: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini adalah Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas. Tulisan yang dimuat

15 Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI

hiasan semenarik mungkin pada tulisan tersebut. Kemudian mereka antri untuk membubuhkan cap jempol dan nama pada lokomotifnya sebagai tanda persetujuan. Saya juga ikut membubuhkan cap jempol.

Kesepakatan dibuat dengan model kereta dengan maksud bahwa persetujuan dari warga kelas merupakan lokomotif penggerak kesepakan kelas yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan bersama. Kesepakatn tersebut diletakkan di dinding agar semua dapat membacanya.

Persoalan yang dihadapi adalah penerapan kesepakatan kelas yang dibuat belum maksimal. Kadang anak-anak masih melanggar, contohnya jika guru ada perlu ke kantor, dalam kesepakatan kelas disepakati bahwa murid tertib dalam belajar, tetapi beberapa anak akan keluar dari kelas dengan alasan ke kamar mandi, buang sampah, dan lain-lain. Jumlahnya tidak sebanyak ketika kesepakatan kelas belum dibuat.

Kemudian saya melakukan refleksi belajar dengan cara mengikuti diskusi dalam grup Penggerak Kelas. Saya kemukakan masalah yang saya hadapi di kelas. Guru dan murid belum maksimal dalam menerapkan kesepakatan kelas yang dibuat bersama. Saya diingatkan kembali bahwa sebagai penggerak kelas belajar, guru merupakan posisi kontrol dalam kelas yang mampu mengelola elemen dalam kelas dan harus selalu menumbuhkan disiplin positif. Membiasakan anak-anak untuk bersikap sesuai kesepakatan kelas memang butuh latihan, kesabaran, dan pengertian kita sebagai guru. Bagaimana kita senantiasa mendorong anak untuk melakukan yang terbaik dan tidak memarahi anak jika dia belum mampu menerapkan kesepakatan kelas. Yang kita lakukan adalah memberi motivasi bahwa dia bisa.

Kita harus mengetahui karakteristik setiap murid dan menanyakan apa yang menjadi alasan anak tersebut tidak mengikuti kesepakatan kelas. Kemudian secara bersama-sama mencari solusinya.

Yang terpenting, guru menjadi contoh dalam melaksanakan kesepakatan bersama. Konsekuensi yang disepakati bukan merupakan hukuman, tetapi lebih mengajarkan anak untuk memahami konsekuensi dari perilaku mereka. Contohnya membuat karangan atau meminta anak untuk membantu temannya

Membuat Kesepakatan dengan Model Kereta

Guru menjadi contoh dalam melaksanakan kesepakatan bersama. Konsekuensi yang disepakati bukan merupakan hukuman, tetapi lebih mengajarkan anak untuk memahami konsekuensi dari perilaku mereka.

Page 16: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini adalah Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas. Tulisan yang dimuat

Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI16

PRAKTIK BAIKPENGAJARAN

Merancang Kesepakatan Kelas dengan

MemahamiMurid

Herdy Indra FiyantoGuru Penggerak Program KLB

SDN Tlekung 02, Kota [email protected]

Desainer

Penulis

Di kelas yang saya ampu, kelas 3 SD Negeri Tlekung 2, muridnya berjumlah 30 anak. Terdiri 21 putra dan 9 putri. Ada 3 anak berkebutuhan khusus, yang memerlukan

perhatian lebih. Saya memang lemah di pengelolaan kelas. Murid-murid saya sangat aktif. Apalagi jumlah murid putra jauh lebih banyak daripada murid putri.

Selama ini saya menertibkan murid dengan tepuk tangan sederhana, bentakan yang mengarah ke ancaman, bahkan hukuman kepada mereka yang sudah terlalu ramai di kelas. Keaktifan murid selama ini saya anggap biasa-biasa saja senyampang belum mengganggu kegiatan pembelajaran di kelas. Lambat laun saya merasa bahwa bila saya membiarkan murid seperti itu akan berdampak dan terbawa pada tingkah lakunya di luar kelas, bahkan di kehidupan sehari-hari. Hal inilah yang saya coba cari solusinya, tetapi belum ketemu sampai saya mengikuti pelatihan Guru Penggerak.

Sekembali ke kelas setelah pelatihan, saya mencoba melihat kelas dan murid-murid saya dengan cara yang berbeda. Saya melihat mereka sebagai individu yang perlu diperhatikan dan dipenuhi kebutuhan belajar masing-masing.

Dengan percakapan ringan dan santai, saya berbicara dengan mereka tentang apa yang selama ini mereka rasakan di kelas. Tentang masalah yang dihadapi, perbuatan teman yang tidak disukai, serta perilaku dan tindakan guru yang tidak berkenan di hati. Belum banyak yang bisa mereka ungkapkan. Sepertinya masih malu atau takut.

Hari berikutnya saya bertanya tentang apa yang mereka inginkan di kelas. Ingin kelas yang seperti apa, ingin mempunyai teman yang bagaimana, ingin guru seperti apa, dan ingin guru melakukan apa untuk mereka di kelas sehari-hari. Ternyata memang masih sulit bagi mereka untuk mengungkapkan apa yang mereka rasakan dan mereka inginkan.

Kemudian saya menugaskan mereka menulis apa yang ingin diungkapkan. Jawaban yang saya baca, masih belum seperti apa yang saya inginkan. Jawaban yang ditulis sebagian besar adalah kelas bersih dan guru yang baik. Saya terus mencoba selama beberapa hari untuk berbicara dan menggali pendapat mereka tentang kegiatan pembelajaran yang terjadi di dalam kelas.

Proses tidak pernah mengkhianati hasil. Meskipun belum sempurna, murid saya perlahan bisa mengungkapkan pembelajaran seperti apa yang mereka inginkan di kelas. Selain jawaban normatif seperti kelas yang bersih dan guru yang baik, mereka bisa menuliskan secara lebih detail. Kami, saya bersama murid-murid saya, bersepakat akan membuat kesepakatan kelas.

Saya awali dengan fokus membentuk karakter religius. Saya mengajak mereka berbincang tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang umat beragama dalam memulai segala aktivitasnya. Respon positif muncul. Murid-murid berani

Virandy PutraKGB BelitungSMAN 1 Sijuk

Page 17: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini adalah Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas. Tulisan yang dimuat

17 Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI

mengungkapkan ide yang mereka punya. Membersihkan diri, berdoa, dan shalat adalah alternatif ide yang mereka ungkapkan.

Disepakatilah bahwa sebelum memulai pembelajaran harus doa bersama sebagai wujud rasa syukur kepada Yang Mahakuasa. Mereka juga mengusulkan agar berdoa tidak hanya dilakukankan sebelum pelajaran, tetapi juga setelah pelajaran berlangsung, sebelum pulang sekolah. Mereka sepakat akan bergantian memimpin doa sebelum dan setelah pelajaran.

Karakter berikut yang akan dikembangkan adalah nasionalisme. Saya rasa penting untuk menumbuhkan rasa kepemilikan terhadap bangsa meyakinkan mereka adalah bagian dari negara Indonesia. Murid sepakat menyanyikan lagu Indonesia Raya setelah berdoa. Yang menarik, mereka ingin menyanyikan lagu kebangsaan tiga stanza. Ide yang tidak pernah terpikir oleh saya. Bersama-sama mereka mencari lirik lagu kebangsaan versi tiga stanza ini dan menghafalkannya setiap pagi. Alhasil, kelas kami masih bersuara nyaring ketika kelas lain sudah selesai menyanyikan lagu kebangsaan satu stanza. Sebuah kebanggan untuk saya.

Tidak cukup sampai lagu kebangsaan saja, murid mengungkapkan idenya untuk mengucapkan teks Pancasila. Hanya lima sila memang, tapi masih ada saja

murid yang belum hafal. Murid bersepakat untuk secara bergantian memimpin pengucapan Pancasila di depan kelasDengan demikian, semua murid bisa hafal dan juga paham teks Pancasila. Setelah sepakat tentang beberapa hal, masih ada murid yang ingin mengungkapkan idenya. Murid tersebut berkata bahwa dengan berdoa, menyanyikan lagu kebangsaan, dan Pancasila tidak membuat kelas mereka menjadi bersih dari sebelumnya. Yap. Mereka ingin membuat kelas lebih bersih dan lebih nyaman daripada biasanya. Regu piket memang sudah ada, tetapi belum melaksanakan tugas dengan baik. Regu piket biasanya hanya membersihkan kelas sebelum pelajaran berlangsung. Ide yang disepakati adalah regu piket melaksanakan tugasnya sebelum pelajaran berlangsung, selama istirahat, dan setelah pelajaran berlangsung. Diharapkan kelas akan menjadi lebih nyaman sari sebelumnya.Untuk melatih dan menumbuhkan etika dan sopan santun, saya membiasakan murid untuk meminta izin sebelum keluar kelas dan berterima kasih ketika telah kembali ke kelas. Tidak hanya ke kamar mandi, tetapi apapun yang membuat mereka keluar kelas dan sejenak meninggalkan kegiatan belajar. Berterima kasih pun harus dibiasakan untuk melatih rasa menghargai orang lain, selain bersyukur dapat melaksanakan kegiatan. Terakhir, setelah pelajaran

Kegiatan Murid Merancang Kesepakatan Kelas

Page 18: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini adalah Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas. Tulisan yang dimuat

Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI18

Ketika kesepakatan berlangsung murid-murid bisa saling memberi tahu danmengingatkan apa yang harus dan akan mereka lakukan di kelas.

Herdy Indra Fiyanto

Merancang Kesepakatan Kelasdengan Memahami Murid

Kesepakatan PertamaMembentuk karakter religius.

Kesepakatan KeduaMembentuk karakter nasionalisme.

Kesepakatan KetigaMembersihkan kelas sebelumpelajaran berlangsung selamaistirahat dan setelah pelajaran.

Kesepakatan KeempatMeminta izin saat ingin keluar kelas.

Kesepakatan KelimaMengucapkan terima kasih, untuk melatih rasa menghargai orang lain

Page 19: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini adalah Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas. Tulisan yang dimuat

19 Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI

selesai, murid ingin menyanyikan lagu wajib nasional yang berbeda setiap harinya, agar ketika pulang sekolah tidak merasa capek dan lelah, tetapi bisa bersemangat lagi. Sepakat!

Kesepakatan kelas telah dibuat. Murid sepakat mematuhi karena ini adalah hasil pemikiran dan dikerjakan bersama. Mereka sepakat karena ini untuk kelancaran belajar di kelas. Semua murid senang karena merasa apa yang mereka ungkapkan tertulis di lembar kesepakatan kelas. Semua bahagia karena ini adalah hal baru yang bisa mereka bicarakan dengan teman dan bisa saling mengingatkan. Kesepakatan ini juga membuat mereka bisa mengelola diri ketika proses belajar mengajar di kelas berlangsung.

Ketika kesepakatan ini berlangsung, murid-murid bisa saling memberitahu dan mengingatkan apa yang harus dan akan mereka lakukan di kelas. Ketika bel berbunyi, mereka masuk ke kelas dengan berbaris, mulai berdoa dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan mengucapkan teks Pancasila. Murid saling mengingatkan siapa saja yang bertugas pada pagi itu, secara bergantian dan tertib. Mengingatkan juga ketika ada teman yang masih lupa salah satu sila dalam Pancasila.

Murid saling mengingatkan ketika ada teman yang masih membuang sampah di dalam laci meja. Mengingatkan jika masih ada yang membuang sampah sembarangan dan tidak membuang sampah pada tempatnya. Petugas piket juga lebih tertib dan rajin dalam melaksanakan tugasnya di kelas.

Ketika izin keluar kelas dan kembali ke dalam kelas tidak lupa mengucapkan apa yang telah disepakati. Kegiatan belajar mengajar selesai murid juga saling mengingatkan lagu wajib nasional apa yang akan mereka nyanyikan.

Menjadi konsisten tidak mudah. Kesepakatan kelas telah disepakati, tetapi ada murid yang melanggar dan tidak patuh. Masih ada yang harus berkali-kali diingatkan untuk piket dan membuang sampah pada tempatnya. Juga ada ayng masih belum menyesuaikan sikapnya ketika menyanyikan lagu nasional.

Percobaan dan upaya mengingatkan murid terus dilakukan. Apalagi ada murid yang mempunyai kebutuhan khusus dan perhatian yang lebih, harus lebih keras dalam memberitahu dan mengingatkan terhadap kesepakatan kelas yang dimaksud.

Saya berbahagia ada perubahan yang terjadi pada kegiatan belajar mengajar di kelas. Murid jadi lebih bisa menghargai teman dan menghargai kelas sebagai ruang belajar mereka. Merawat kebersihan dan keindahan kelas jadi lebih baik daripada sebelumnya.

Ada kendala dan masalah dalam mematuhi kesepakatan kelas, tetapi akan terus bisa berproses dan berubah sesuai dengan keinginan bersama. Semoga ilmu yang saya dapat, bisa ditularkan secara utuh dan diterapkan pada kelas-kelas lain di sekolah saya.

Semua bahagia karena ini adalah hal baru yang bisa mereka bicarakan dengan teman dan bisa saling mengingatkan. Kesepakatan ini juga membuat mereka bisa mengelola diri ketika proses belajar mengajar di kelas berlangsung.

Herdy Indra Fiyanto

Page 20: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini adalah Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas. Tulisan yang dimuat

Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI20

PRAKTIK BAIKPENGAJARAN

Satu Kata‘Sepakat’

Firdiani YulianaGuru Penggerak Program KLB

SDN Junrejo 01, Kota [email protected]

Desainer

Penulis

Saya seorang guru di SDN Junrejo 01 dengan latar belakang pendidikan Psikologi. Di sekolah ini saya sudah mengabdi selama 14 tahun. Di delapan tahun pertama tugas pokok

saya adalah GPK (Guru Pembimbing Khusus) untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Masuk tahun ke sembilan saya mendapat tugas yang luar biasa yaitu menjadi guru kelas 2B yang pada waktu itu terdiri dari 37 murid dengan 7 ABK. Berbagai macam karakter dan berbagai macam kebutuhan yang berbeda ada di dalam kelas saya. Tantangan terbesar saya muncul saat kelas yang saya pegang harus saya pegang sendiri tanpa ditemani, tidak ada team teaching di kelas saya. Alhamdulillah di tahun ke 14 saya tetap menjadi seorang guru yang selalu berupaya menumbuhkan budaya inklusif.

Sekarang saya mendapatkan tantangan untuk dapat menerapkan satu topik pelatihan tentang Kesepakatan Kelas. Saya berpikir bahwa sebuah kesepakatan akan lebih sesuai jika dibuat dan dilaksanakan di awal tahun ajaran baru. Tetapi saat ini sudah memasuki semester dua. Apa yang akan saya lakukan dan berikan untuk murid-murid saya tentang kesepakatan kelas? Karena bagi saya tidak mungkin memberikan petunjuk langsung, “Ayo anak-anak, kita membuat sebuah kesepakatan kelas!” Karena yang terjadi mungkin mereka akan bingung, apa maksud dari kesepakatan kelas.

Akhirnya, seiring berjalannya waktu dalam proses pembelajaran Tema 6 Subtema 2 PB 2 sampai 6, saya menemukan sebuah materi dan pembahasan yang akan sangat sesuai jika nantinya akan saya hubungkan dengan pembuatan kesepakatan di kelas saya dan bagaimana kesepakatan akan menjadi topik yang akan bisa saya ingatkan setiap saat. Karena materi yang tersajikan adalah tentang tata tertib pada saat pelajaran di sekolah. Untuk empat pertanyaan besar yang terdapat dalam buku tema, saya memberikan tugas melalui Pekerjaan Rumah (PR). Dari PR yang saya berikan harapan saya murid-murid saya akan berdiskusi dengan orangtua ataupun wali murid yang lain tentang tata tertib saat pelajaran di sekolah. Hasil PR murid-muridi saya kemudian satu-persatu saya koreksi dan saya identifikasi apa saja yang mereka tuliskan dan apa yang mereka ketahui tentang tata tertib sekolah.

Sesaat sebelum saya mengoreksi PR, murid-murid sudah sangat heboh juga “excited” dengan kertas yang sudah saya pegang. Karena hari itu saya akan membawa mereka pada proses pembuatan kesepakatan kelas. Saya memberikan kertas warna warni pada semua murid dalam kelas. Dan saya meminta masing-masing murid menuliskan apa yang

M. Abdurrahman BasyaibanKGB Pekalongan

Kampus Guru Cikal

Page 21: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini adalah Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas. Tulisan yang dimuat

21 Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI

Page 22: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini adalah Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas. Tulisan yang dimuat

Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI22

mereka inginkan saat belajar di sekolah. Tiga hal yang membantu mereka untuk menuliskan keinginannya adalah pertanyaan:

1. Apa keinginanmu jika bersekolah? 2. Teman bagaimana yang kamu inginkan?3. Guru bagaimana yang kamu inginkan?

Dari tiga pertanyaan yang saya ajukan kepada murid-murid, saya mendapat respon yang beragam dengan ekspresi yang menyenangkan. Mereka menjawab dengan senang hati dan dengan waktu 10 menit semua sudah selesai dan terkumpul di meja saya. Celetukan yang saya ingat adalah, “Bu… Saya ingin jadi guru yang seperti Bu Dian…” “Kenapa begitu?” jawab saya. “Karena Bu Dian selalu tersenyum kalo kita berbuat kesalahan.” Padahal saya juga bisa memasang raut wajah marah :-) ”Terima kasih ya Nak,” jawab saya dengan senyum kembali.

Setelah semua terkumpul, murid-murid saya mengerjakan tugas yang lain sementara saya mengidentifikasi apa sajakah yang mereka inginkan dari ketiga pertanyaan yang saya ajukan. Setelahnya saya bacakan apa saja yang menjadi keinginan mereka. Dan tiba di pembelajaran Subtema 2 Pembelajaran ke-2, dengan tugas PR yang saya berikan. Setelah saya membacakan dan menuliskan di papan tulis hasil identifikasi

keinginan anak-anak, kami pun membahas PR tentang tata tertib saat pelajaran berlangsung. Waaaaaa....Riuh rendah dengan banyak teriakan anak-anak mengungkapkan yang dikerjakan dan diinginkan. Semua berebut untuk menjawab. Nah… berawal dari kegaduhan yang sangat menarik saya mengarahkan untuk bergantian menjawab dan mendengarkan terlebih dahulu apa yang disampaikan teman-temannya. Akhirnya terdapat enam hal yang menjadi topik utama untuk dibahas dan muncullah dari saya istilah baru “Kesepakatan Kelas”.

1. Membuang sampah pada tempatnya.2. Meletakkan barang pada tempatnya.3. Berbicara yang sopan.4. Mendengarkan guru dan teman.5. Kerja sama.6. Mengerjakan tugas sesuai dengan waktu yang diberikan.

Konsekuensi yang harus diterima jika kesepakatan kelas tersebut tidak dilaksanakan adalah:

1. Jika masih banyak sampah di kelas, kelas tidak bersih, maka semua murid harus membersihkan kembali sepulang sekolah.2. Jika meletakkan barang tidak pada tempatnya, maka saya mengingatkan agar mereka mau meletakkannya di tempat yang sesuai dengan

murid-murid

Page 23: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini adalah Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas. Tulisan yang dimuat

23 Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI

memberikan penekanan kata, “Jika barang bisa kamu letakkan dengan benar dan rapi apa manfaatnya?” 3. Jika secara sengaja atau tidak sengaja berbicara tidak sopan, maka mereka harus memuji setiap orang atau teman yang ditemui selama satu hari 4. Jika masih menunjukkan sikap tidak menghargai seperti tidak mendengarkan guru atau teman yang sedang berbicara maka ia akan berpindah tempat duduk paling depan atau dipisahkan dengan kelompoknya sampai jam istirahat atau pulang sekolah.5. Kerjasama adalah saling membantu dan saling mengingatkan jika ada teman yang membutuhkan bantuan karena di kelas banyak murid-murid (terutama ABK) yang membutuhkan bantuan. Jika sikap kerjasama tidak muncul maka siswa diajak bersama-sama melakukan refleksi di waktu akhir pembelajaran.6. Mengerjakan tugas sesuai dengan waktu yang diberikan adalah sebuah tanggung jawab yang penting untuk meningkatkan disiplin diri murid. Tugas saya untuk selalu mengarahkan dan mengingatkan mana yang menjadi prioritas untuk segera diselesaikan. Jika tidak menyelesaikan tepat waktu atau terlambat maka harus dikerjakan pada waktu istirahat atau pada waktu jam sepulang sekolah.

Alhamdulillah setelah kesepakatan berjalan hingga saat ini dengan penuh tantangan, saya bisa mengembangkan model komunikasi yang tidak menekan namun mampu membuat murid merasa lebih dihargai, sehingga mereka nyaman belajar dan menunjukkan perubahan dalam hal disiplin dan tanggung jawab.

Tidak lupa pula hasil kesepakatan dan bagaimana konsekuensinya saya sampaikan kepada orangtua melalui Grup WA. Jadi akan ada kontrol positif yang membuat anak-anak dapat meningkatkan tanggung jawab dan disiplinnya di rumah. Pada akhirnya, istilah kesepatakan kelas lebih mudah dipahami dan tidak terlalu menakutkan anak-anak jika dibandingkan kata-kata peraturan.

Kesepakatan yangDirancang Bersama

Model komunikasi yang tidak menekan namun mampu membuat murid merasa lebih dihargai, sehingga mereka nyaman belajar dan menunjukkan perubahan dalam hal disiplin dan tanggung jawab.

Page 24: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini adalah Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas. Tulisan yang dimuat

Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI24

PRAKTIK BAIKPENGAJARAN

Membangun Kesepakatan

melalui Pengalamandan Empati

Sumarmi MarmiGuru Penggerak Program KLB

SDN Sisir 02, Kota [email protected]

Virandy PutraKGB BelitungSMAN 1 Sijuk

Desainer

Penulis

Menjadi seorang guru adalah pekerjaan yang sangat menyenangkan, karena banyak peran yang harus kita lakukan. Selain mengajar, kita juga menjadi orangtua

di sekolah, menjadi teman baik yang bisa diajak curhat, dan yang terpenting adalah orang yang bisa diajak diskusi untuk membantu anak belajar dalam mencapai cita-citanya. Setiap anak terlahir pasti dibekali oleh Allah kemampuan untuk mengembangkan potensinya sendiri. Setiap anak juga memiliki karakteristik yang berbeda sesuai dengan latar belakang yang memengaruhi perkembangannya. Namun, sebagian guru beranggapan bahwa tingkah laku anak yang berbeda dari teman pada umumnya sering menimbulkan permasalahan yang dapat mengganggu proses belajar mengajar.

Saya mengajar mata pelajaran Pendidikan Agama. Sudah menjadi rahasia umum bahwa ketika ada anak yang bermasalah entah itu kelas berapapun selalu yang dituntut untuk menyelesaikannya adalah guru agama. Saya diminta untuk memberikan wejangan, hukuman, atau konsekuensi yang telah ditetapkan sekolah atas perbuatan yang dilakukan. Awal mula saya menuruti saja kebiasaan yang selama ini mungkin telah berjalan, karena saya termasuk guru yang baru dimutasi di sekolah tersebut. Padahal menurut saya menyelesaikan masalah yang terjadi di sekolah merupakan tanggung jawab semua guru sekaligus untuk mengenali kepribadian masing-masing dari anak didiknya.

Tiga bulan berlalu, permasalahan yang membutuhkan hukuman dan konsekuensi hampir setiap hari terjadi di kelas meskipun tata tertib dan peraturan selalu diingatkan setiap upacara. Mulai dari perkelahian, mengambil barang milik teman, tidak masuk sekolah tanpa izin lebih dari tiga hari, tidak mengerjakan tugas, berbicara kurang sopan dengan guru dan masih banyak lagi permasalahan yang lainnya.

Kebetulan sekolah tempat saya mengajar banyak terdapat anak-anak yang mempunyai latar belakang masalah keluarga. Meskipun terletak di tengah kota namun kurang diminati masyarakat, karena terkenal dengan tempat sekolah anak-anak yang super. Beberapa guru yang selesai mengajar setiap kali keluar kelas selalu membawa banyak keluhan di ruang guru bahkan ada yang sampai menangis karena tidak tahan dengan kenakalan dan kegaduhan yang terjadi di kelas. Berbagai latar belakang keluarga dan kondisi lingkungan yang memaksa menjadikan anak-anak bertingkah yang luar biasa.

Kelas yang sering sekali dikeluhkan guru adalah mulai dari kelas tiga, empat, lima, dan enam. Pada kenyataanya meskipun tata tertib sudah dibuat, hukuman dan konsekuensi diberlakukan bagi si pelanggar, ceramah tentang budi pekerti, namun permasalahan yang sama masih saja terjadi berulang kali.

Saya mulai merenung, merefleksi diri, mengingat kembali tentang karakteristik, latar belakang dan kebutuhan anak.

Page 25: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini adalah Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas. Tulisan yang dimuat

25 Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI

Saya berpikir bahwa ada yang kurang tepat untuk menyelesaikan permasalahan yang selama ini terjadi. Saya ingin menyentuh hatinya, saya ingin memunculkan rasa empati pada dirinya, saya ingin mencoba berdamai dengan apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh anak.Akhirnya saya memutuskan dalam satu minggu ini bahwa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk semua jenjang kelas materinya adalah “Perilaku Terpuji” dengan tujuan membangun kesadaran individu ke arah yang lebih baik melalui pengalaman sendiri atas konsekuensi logis akibat dari tindakannya, di mana semua hal tersebut dituangkan dalam kesepakatan kelas.

Saya memulainya dari kelas tiga. Peralatan yang saya siapkan adalah 3 jenis lembar kerja, kertas manila, dan spidol. Perilaku terpuji yang diharapkan tercapai dalam kesepakatan kelas adalah terbiasa berkata yang baik, sikap pemaaf, perilaku jujur, tanggung jawab dan sikap saling menghargai yang menumbuhkan perilaku percaya diri. Dalam kegiatan menulis saya meminta masing-masing anak menuliskan pengalamannya sendiri berdasarkan kejadian yang pernah dialaminya ketika di dalam kelas.

Di mulai dari sikap terbiasa berkata yang baik dan sikap pemaaf dengan pertanyaan pancingan “Siapa di kelas ini yang pernah berkata tidak baik seperti suka mengejek atau memarahi temannya? Coba tuliskan seperti apa kata-katanya?” “Bagaimana rasanya ketika diejek atau dimarahi teman?” “Apa yang kamu inginkan dari teman yang pernah berkata tidak baik kepadamu?” dan “Apa yang akan terjadi jika di kelas ada teman yang suka berkata tidak baik?”

Dari beberapa pertanyaan pancingan tersebut respon murid sangat beragam. Hampir semua murid mengeluarkan pendapatnya semacam curhat dan ingin mengadukan kejadian tidak menyenangkan yang pernah dialaminya. Saya membimbing anak dengan beberapa kalimat pada lembar kerja supaya mudah menuliskannya untuk beberapa sikap yang ingin dicapai dan dibuat dalam kesepakatan kelas.

Tidak butuh waktu lama anak-anak menuliskannya, karena hanya butuh mengingat apa yang pernah dialaminya. Selesai menulis saya minta kepada masing-masing anak untuk membacakan hasilnya bergantian, terlihat anak yang namanya disebut oleh temannya tersipu malu dan tersenyum, di luar dugaan anak tersebut langsung menghampiri dan bersalaman untuk minta maaf. Sungguh pemandangan yang mengharukan bagi saya melihat anak-anak yang selama ini dikeluhkan ternyata hatinya jernih dan lembut.

Berdasarkan hasil lembar kerja, anak-anak saya ajak dialog atau umpan balik dengan beberapa pertanyaan pancingan antara lain: “Anak-anak, sekarang bagaimana rasanya?” “Menurutmu apa yang terjadi jika semua yang ada di kelas ini selalu berkata yang baik dan saling memaafkan?” Hampir semua menjawab, “Senang Bu.” “Nyaman Bu, rukun.” “Tidak bertengkar Bu.” Kemudian saya menjelaskan, “Yuk selalu berkata yang baik. Kita jadikan ini kesepakatan kelas yang pertama supaya kelasnya nyaman.”

• Dulu aku pernah mendapatkan kata-kata yang tidak baik dari................(nama). Aku masih ingat kata-katanya “..................................................................” Rasanya ................................. . Aku ingin temanku itu.................................. sekarang aku sudah memaafkannya, supaya di kelas suasananya................dan akhirnya aku senang belajar di kelas.

• Dulu aku pernah berkata tidak baik kepada ............(nama). Aku masih ingat kata-katanya”....................................................” dan sekarang aku ingin minta maaf . Aku ingin merubah kata-kataku yang dulu menjadi“.........................” supaya di kelas suasananya............. dan akhirnya aku senang belajar di kelas.

Page 26: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini adalah Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas. Tulisan yang dimuat

Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI26

Kemudian saya lanjutkan membuat kesepakatan yang mengarahkan pada perilaku tanggung jawab, perilaku jujur, dan sikap saling menghargai untuk menumbuhkan kepercayaan diri. Pada lembar kerja kedua ini anak-anak saya bagi berkelompok. Kesepakatan kelas ditentukan berdasarkan hasil diskusi antar kelompok. Masing-masing dari anak menuliskan pengalamannya pada lembar kerja.

• Dulu ketika ada tugas kelompok pada mata pelajaran......................, aku pernah .................., akhirnya tugas kelompok ............................. akibatnya guruku .................................dan teman kelompokku ..........................

• Sekarang ketika ada tugas kelompok aku akan....................................... pada semua mata pelajaran, sehingga tugas kelompok...................dan teman-teman akan senang aku menjadi kelompoknya.

• Dulu aku pernah tidak sungguh-sungguh mengerjakan tugas yang diberikan guru sehingga aku tidak mendapat kesempatan bermain ketika jam istirahat. Sekarang aku akan ............................mengerjakan tugas yang diberikan guru agar aku dapat bermain seperti teman lainnya ketika jam istirahat

• Aku tidak berani jika diminta guru mempresentasikan hasil kerja atau diskusi karena aku khawatir jika temanku....................................... karena akan membuatku malu dan sedih.

• Aku akan percaya diri untuk mempresentasikan hasil diskusi atau menunjukkan karyaku jika teman-temanku...............................

Murid Berpose dengan Kesepakatan yang Mereka Buat

Kesepakatan yang Dibuat oleh Murid

Page 27: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini adalah Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas. Tulisan yang dimuat

27 Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI

Setelah anak menuliskannya secara individu, saya membimbing anak untuk membandingkan dan memadukan hasil tulisannya dalam kelompok diskusinya. Kemudian hasil perpaduan dibandingkan dan dipadukan lagi antar kelompok di kelas. Saya membimbingnya sampai anak menemukan tiga kata sepakat selanjutnya, yaitu: 1) Aktif bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompok; 2) Bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas; 3) Menghargai dan memuji karya teman apapun hasilnya.

Untuk menumbuhkan perilaku jujur metode yang saya gunakan sama dengan lembar kerja dua yaitu dengan diskusi kelompok. Anak saya minta menuliskan pengalamannya tentang perbuatan yang pernah dia lakukan kepada temannya, yang dirasakan ketika mendapat perlakuan tersebut serta akibat dari perbuatannya seandainya peristiwa tersebut menimpa pada dirinya. Pernyataan panduan seperti pada lembar kerja sebagai berikut.

• Dulu saya pernah berbuat yang merugikan teman yaitu...................................akibatnya............................. dan suasana kelas menjadi.....................................

• Dulu saya pernah dirugikan temanku yaitu........................rasanya..................akibatnya.........................dan suasana kelas menjadi....................., maka dari itu saya tidak akan berbuat seperti temanku itu.

Seperti biasanya anak adalah pribadi yang unik, jujur, dan polos dengan peristiwa yang pernah mereka alami. Hasil tulisan anak bermacam-macam namun setelah dibandingkan dan dipadukan sebagian besar adalah pernah mencontek pekerjaan temannya, pernah mengambil buku atau alat pelajaran lainnya tanpa izin karena takut dihukum guru jika tidak membawanya, ada pula beberapa anak

Bagi saya, mengajak anak untuk berefleksi dari pengalaman diri dan orang lain akan menumbuhkan empati dan kesadaran untuk menjadi lebih baik dan tidak akan mengulangi kesalahan yang pernah dilakukan.

Sumarmi Marmi

Page 28: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini adalah Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas. Tulisan yang dimuat

Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI28

Page 29: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini adalah Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas. Tulisan yang dimuat

29 Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI

yang iseng menyembunyikan sepatu, tas, atau perlengkapan sekolah lainnya. Sehingga hasil kesepakatan yang didapatkan untuk poin keempat dan kelima adalah meminta izin jika meminjam atau mengambil barang milik temannya dan percaya diri dengan hasil pemikiran dan pekerjaanya sendiri.Sudah terdapat lima kesepakatan kelas yang menurut saya sudah cukup mewakili untuk mengurangi permasalahan dan keluhan guru yang selama ini terjadi di kelas.

Pada kegiatan terakhir saya menuliskan lima kesepakatan kelas yang telah dibuat bersama di kertas manila dengan spidol besar dan meminta semua anak untuk membubuhkan tanda tangan sebagai bukti bahwa mereka setuju dengan kesepakatan yang telah disusun bersama dan siap melaksanakannya dengan sepenuh hati atas keinginannya sendiri .

Sebelum mengakhiri kelas saya tekankan kembali kepada anak-anak bahwa kesepakatan ini harus dijaga bersama, berlaku dengan guru siapapun. Jika ingin atau akan melanggar tanyakan lagi kepada diri sendiri, “Untuk apa aku melanggar?” Jika ada teman yang sudah terlanjur melanggar, semua teman berhak mengingatkan dan menyakan untuk apa melanggar dan apa sebenarnya yang diinginkannya, sehingga selanjutnya dapat dikomunikasikan bersama untuk membuat kesepakatan lanjutan.

Sesuai program saya bahwa hari-hari berikutnya saya lanjutkan membuat kesepakatan di kelas satu, dua, empat, lima, dan enam dengan metode yang sama seperti di kelas tiga. Meskipun hasil kesepakatannya ada sedikit perbedaan, namun tujuannya sama yakni membuat belajar di kelas nyaman dengan menerapkan perilaku terpuji yang dituangkan dalam kesepakatan kelas.

Satu semester berlalu setelah kesepakatan dibuat, waktu mengalir begitu saja tidak terdengar lagi keluhan guru tentang permasalahan yang terjadi seperti dulu. Guru Tutik yang dulu pernah menangis berkata, “Kok bisa ya si Rafli, Yusuf, sembuh dan sudah tidak pernah mengamuk lagi seperti dulu membanting meja dan kursi di kelas ketika dinasehati guru? Si Fikri dan Rangga, Ahmad dan Lionel sekarang sudah tidak pernah bertengkar lagi padahal dulu hampir setiap hari? Sekarang mengajar serasa mudah, tugas-tugas diselesaikan dengan baik, hanya ada 1 atau 2 anak yang masih perlu diingatkan untuk tanggung jawab.” “Sejak kapan ya anak-anak berubahnya, seakan lupa bahwa mereka dulu adalah anak-anak yang bermasalah,” imbuh guru Nurhayati.

Rasa syukur tak terhingga ketika melihat anak-anak tersenyum ceria berada di sekolah. Aura yang memancarkan kebahagiaan karena rasa aman dan nyaman, tanpa terbebani adanya perbedaan karakteristik dan latar belakang kehidupan teman-teman yang ada di sekitarnya.

Bagi saya, mengajak anak untuk berefleksi dari pengalaman diri dan orang lain akan menumbuhkan empati dan kesadaran untuk menjadi lebih baik dan tidak akan mengulangi kesalahan yang pernah dilakukan. Hukuman terkadang bukan suatu solusi, karena akan membuat anak sakit hati dan merasa berkecil hati, sementara seharusnya kita menggali apa sebenarnya yang sedang dialami anak selama ini. Mulailah untuk memahami anak bukan menghakimi karena anak butuh dimengerti dan dilindungi hak-haknya sebagai pribadi yang mandiri. Kesepakatan kelas yang bermula dari pengalaman dan empati menumbuhkan kesadaran dari dalam diri anak untuk menjadi lebih baik yang sangat berdampak terhadap kenyamanan dan kesuksesan belajar.

Demikian pengalaman yang dapat saya bagikan semoga dapat bermanfaat bagi teman-teman pendidik.

Page 30: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini adalah Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas. Tulisan yang dimuat

Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI30

PRAKTIK BAIKPENGAJARAN

Kesepakatan Membuat

Kelas Lebih Tertib

Magdalena Ninuk RustianawatiGuru Penggerak Program KLB

SD Immanuel, Kota [email protected]

Desainer

Penulis

Saya Magdalena Ninuk Rustianawati. Saat ini mengajar di kelas 1 SD Immanuel Kota Batu. Pengalaman saya mengajar beberapa tahun membuat saya merasa perlu untuk melibatkan anak-anak dalam merumuskan

peraturan-peraturan yang dapat diterapkan dalam kelas untuk menjaga kondusivitas kelas. Penyusunan kesepakatan kelas bagi saya merupakan salah satu terobosan bagi dunia pendidikan yang melibatkan seluruh siswa untuk bertindak sesuai dengan kesepakatan bersama.

Pada 8 Maret 2019 saya mengajak anak-anak berperan aktif menyusun apa saja yang dapat dilakukan agar suasana kelas menjadi nyaman. Berdasarkan referensi dari artikel di BAIKdigital.com, prinsip-prinsip kesepakatan yang dapat diterapkan antara lain melibatkan semua pihak, memuat nilai yang penting, dipahami oleh semua pihak, singkat, tertulis sehingga dapat diakses sewaktu-waktu, membuat konsekuensi atas pelanggaran, serta melakukan evaluasi berkala.

Setelah melalui proses diskusi dengan seluruh murid, yang menjadi kesepakatan kelas adalah:

1. Datang tepat waktuDatang tepat waktu membantu anak-anak menghargai waktu dan memiliki manajemen waktu yang baik. 2. Bermain amanBermain aman dapat membantu anak-anak mengetahui apa konsekuensi dari permainan yang dilakukan, apakah aman atau berpotensi untuk mencelakakan. Dengan bermain aman, anak-anak tetap bisa mengeksplorasi banyak hal tanpa harus mencelakakan dirinya ataupun teman.3. Kompak dan rukunKompak dan rukun merupakan salah satu faktor penting untuk menjadikan anak-anak saling menghormati, mendengarkan, toleransi, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan. Hal ini juga menghindarkan anak-anak dari pertengkaran. 4. Mengangkat tangan sebelum bicaraMengangkat tangan sebelum bicara bertujuan agar anak-anak menghargai siapapun yang sedang berbicara dan mengambil giliran untuk menyampaikan pendapatnya. Hal ini perlu diajarkan agar anak-anak mengerti bagaimana pentingnya menangkap suatu informasi dengan cara mendengarkan terlebih dahulu. Tujuan lainnya, anak-anak memiliki etika yang benar dalam menyampaikan pendapat atau pertanyaan.5. Budaya antriAntri merupakan budaya yang akan terus digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Budaya antri jmerupakan salah satu upaya mengajarkan anak memiliki manajemen waktu yang baik serta menghargai orang lain. Saya juga memberikan pemahaman bahwa dengan mengantri, suatu proses dapat dijalankan dengan lebih cepat dan tertib. Contoh budaya antri yang diterapkan dalam kelas adalah ketika anak-anak mengantri untuk mendapat tanda tangan pada agenda, mengantri untuk mendapatkan nilai dari pekerjaannya, mengantri saat akan membeli makanan di kantin, dan lain sebagainya. 6. Jujur dan sportifJujur dan sportif juga merupakan hal dasar yang perlu diketahui dan diterapkan oleh anak-anak sedari kecil. Apabila anak menemukan barang yang bukan miliknya, anak akan mengembalikan kepada pemiliknya atau menyerahkannya

Virandy PutraKGB BelitungSMAN 1 Sijuk

Page 31: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini adalah Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas. Tulisan yang dimuat

31 Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI

Kesepakatan MembuatKelas Lebih Tertib

Datang Tepat WaktuDatang tepat waktu membantu anak-anak menghargai waktu dan memilikimanajemen waktu yang baik.

Bermain AmanBermain aman dapat membantuanak-anak mengetahui konsekuensidari permainan yang dilakukan.Apakah aman atau berpotensi untukmencelakakan

Kompak dan RukunKompak dan rukun merupakansalah satu faktor penting untukmenjadikan anak-anak salingmenghormati, mendengarkan,toleransi dan bekerja sama untukmencapai tujuan.

Mengangkat TanganSebelum BicaraMengangkat tangan sebelumbicara bertujuan agar anak-anakmenghargai seiapapun yangsedang berbicara dan mengambilgiliran untuk menyampaikanpendapatnya.

Budaya AntreAntre merupakan budayayang akan terus digu-nakan dalam kehidupan sehari-hari. Budaya ini merupakan salah satu upaya mengajarkan anakmemiliki manajemenwaktu yang baik sertamenghargai orang lain.

Jujur dan SportifJujur dan sportif jugamerupakan hal dasar yang perlu diketahui danditerapkan oleh anak-anak sedari kecil.

MenjagaKebersihan danKerapianMenjaga kebersihan dankerapian merupakan halyang penting untukmewujudkan rasa nyamanketika proses belajar mengajar.

Page 32: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini adalah Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas. Tulisan yang dimuat

Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI32

kepada guru kelas. Sikap sportif mengajarkan pada anak-anak untuk berjiwa besar mengakui kesalahan yang dilakukan.

7. Menjaga kebersihan dan kerapianMenjaga kebersihan dan kerapian merupakan hal yang penting untuk mewujudkan rasa nyaman ketika proses belajar mengajar. Dengan adanya kesepakatan ini, anak-anak diharapkan tertib untuk membuang sampah pada tempatnya serta melaksanakan piket untuk menjaga kebersihan kelas.

Ketujuh kesepakatan kelas tersebut kemudian ditulis secara menarik dan ditempatkan di tempat yang mudah dilihat sehingga anak-anak akan selalu mengingat kesepakatan tersebut. Dalam menuliskannya, saya juga melibatkan anak-anak. Mereka menghias bersama sehingga diharapkan tumbbuh rasa memiliki pada kesepakatan kelas tersebut.

Tujuan dari adanya kesepakatan kelas bagi saya bukan untuk membatasi anak-anak dengan seluruh kreativitasnya dalam melakukan sesuatu pada masa kembangnya, tetapi untuk memberikan jalur yang tepat bagi perkembangan anak-anak. Hal ini pula yang saya sampaikan pada murid-murid saya agar mereka dapat menyerap dengan baik maksud pembuatan kesepakatan kelas ini.

Pelaksanaan kesepakatan kelas ini juga perlu dipantau dari hari ke hari agar anak-anak tidak menganggap kesepakatan ini sebagai suatu peraturan yang mengikat, melainkan sebagai suatu kebiasaan baik yang akan membantu anak-anak dalam kehidupannya kelak.

Saya pun memosisikan diri sebagai pembimbing yang bersedia mengingatkan anak-anak apabila ada potensi pelanggaran kesepakatan.. Selain itu, saya juga

mengajak seluruh siswa untuk saling mengingatkan apabila ada teman yang melanggar kesepakatan.

Konsekuensi yang diberikan disesuaikan dengan jenis pelanggarannya. Namun yang terpenting bagi saya adalah bagaimana saya memahami alasan mengapa anak-anak melanggar suatu kesepakatan, apa motif di baliknya, apakah lingkungan sekitarnya mendukung anak melakukan suatu pelanggaran, dan berbagai faktor lainnya. Dengan mengetahui seluruh alasan anak secara komprehensif, saya dapat membantu anak memperbaiki tingkah lakunya, disesuaikan dengan kondisi anak.

Kelas saya terasa berbeda sebelum dan setelah adanya kesepakatan kelas ini. Jika sebelumnya ada kesepakatan saya mengalami adanya kesulitan dalam menertibkan, setelah adanya kesepakatan ini kondisi kelas dapat berjalan lebih tertib. Anak-anak memiliki kesadaran diri untuk mengakui dan menjalankan kesepakatan yang sudah dibuat bersama, untuk kepentingan bersama. Apabila ada yang melanggar kesepakatan, anak secara sadar mengakui dan merasa malu, serta tidak akan mengulangi hal tersebut lagi. Anak-anak juga lebih memiliki inisiatif mengingatkan untuk menjaga kesepakatan, dan mengingatkan apabila ada yang melanggar kesepakatan yang berlaku.

Page 33: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini adalah Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas. Tulisan yang dimuat

33 Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI

PRAKTIK BAIKPEMBELAJARAN

KESEPAKATANBERBUAHPOSITIF

Widi Hari SusantiGuru Penggerak Program KLB

SDN Sisir 06, Kota [email protected]

Rizqy Rahmat HaniKGB Pekalongan

Kampus Guru Cikal

Desainer

Penulis

Saya adalah salah satu perserta pelatihan Guru Penggerak. Saya guru kelas 3 di SDN Sisir 06 Batu. Dalam pelatihan ini ditekankan

bahwa penanaman karakter dan budi pekerti harus dibiasakan pada kelas awal, yakni kelas 1, 2, dan 3.

Peraturan yang selama ini kami jalankan di kelas sering kali tidak memberi dampak positif bagi murid. Banyak murid yang melanggar karena peraturan hanya dibuat oleh satu pihak. Murid tidak dilibatkan dan tidak mengetahui tujuan peraturan itu dibuat. Mereka terpaksa untuk melakukannya atau mematuhinya. Penjelasan ataupun contoh- contoh yang sudah diberikan dalam pelatihan ini membuat saya tertantang. Banyak refleksi yang saya lakukan berkaitan dengan pembelajaran yang selama ini saya terapkan di kelas. Ternyata banyak yang harus saya ubah.

Proses awal yang saya lakukan adalah mengubah peraturan yang telah kami buat di awal semester I menjadi kesepakatan bersama. Di awal semester sebenarnya kami telah melakukan musyawarah menentukan peraturan di kelas. Sayapun menyampaikan tujuan peraturan itu dibuat. Namun masih belum menggunakan kalimat positif. Masih banyak menggunakan kata perintah atau larangan, seperti harus, dilarang, dan jangan.

Selain itu,pada peraturan yang kami buat juga terdapat hukuman yang ditentukan bersama. Misalnya, jika tidak mengerjakan PR, maka murid mengerjakan di luar kelas dan menulis 25 kalimat untuk tidak mengulanginya. Itu harus

Page 34: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini adalah Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas. Tulisan yang dimuat

Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI34

Sebelum pelatihan

Peraturan dibuat oleh satu pihak.

Murid tidak tahu tujuan dari peraturan.

Murid tidak dilibatkan.

Tidak menggunakan kalimat positif.

Masih menggunakan hukuman.

Setelah pelatihan

Dibuat dengan melibatkan murid.

Guru menyampaikan tujuantentang peraturan yang dibuat.

Menggunakan kalimat positif.

Menggunakan konsekuensi.

Page 35: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini adalah Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas. Tulisan yang dimuat

35 Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI

ditandatangani orangtua dan guru. Kalau guru sedang menerangkan, murid harus memperhatikan. Jika tidak, murid harusmenjelaskan atau mengulas kembali apa yang disampaikan guru. Bila tidak melaksanakan tugas piket, maka murid akan melakukan tugas piket selama dua hari.

Peraturan itu tidak berjalan dengan baik. Justru banyak yang melanggar peraturan tersebut. Peraturan itu tidak membuat jera atau kesadaran murid untuk memperbaiki kesalahan.

Pada minggu pertama seusai pelatihan saya mulai menerapkan ragam kelompok dan kami membuat kesepakatan bersama di kelas 3. Sebelumnya saya menyampaikan tujuan dibuatnya kesepakatan. Saya juga menjelaskan cara membuat kesepakatan yang baik dengan menggunakan kalimat positif.

Saya menugaskan untuk setiap kelompok membuat kesepakatan. Kemudian dari hasil musyawarah kesepakatan tiap kelompok saya kelompokkan untuk kalimat yang sama. Sehingga jadilah kesepakatan bersama kelas 3, yaitu jujur dalam perkataan dan perbuatan; saling berbagi; kelas bersih, rapi, dan nyaman; berkata sopan; mengangkat tangan sebelum bertanya; mendengar dan didengar; dan mengerjakan tugas tepat waktu. Kesepakatan kelas kami beri nama bersama sebagai simbol kami semua yang membuat.

Perubahan mulai nampak pada bulan pertama setelah kesepakatan kami buat. Yang dulunya banyak yang tidak mengerjakan PR menjadi berkurang. Bahkan sering mengerjakan semua. Kelas mulai kondusif walaupun sesekali saya atau

teman- temannya masih saling mengingatkan. Kebiasaan kelas mulai terbiasa dilakukan, disiplin positif pun mulai terbentuk sedikit demi sedikit. Saling menghargai sekarang sudah mulai terbiasa. Namun tidak dipungkiri masih banyak kendala yang dihadapi. Saya selalu berupaya untuk mencari solusi dan menggunakan kalimat- kalimat yang positif. Saya juga masih mengalami kesulitan dalam menggunakan you message, masih sering menggunkan i message. Saya akan terus berlatih dan memperbaikinya.

Untuk mendukung pembelajaran, saya juga meminta murid membuat kesepakatan di rumah dengan orangtua. Saya menjelaskan sebelumnya kepada wali murid tentang inovasi pembelajaran yang dapat dilakukan di rumah. Ini sangat mendukung.Jika guru dan wali murid berkomitmen kuat dalam mendidik anak, maka akan membentuk karakter murid yang baik. Kesepakatan ditandatangani oleh murid dan orangtua. Sebelum pelatihan kami sudah terbiasa bermusyawarah bersama wali murid ataupun kadang secara pribadi membahas dan mencari solusi eluhan atau permasalahan murid baik di rumah ataupun di kelas. Hanya beberapa yang sulit untuk kami ajak bekerja sama.

Perubahan adalah proses yang sangat sulit dilakukan. Gagal adalah proses dari keberhasilan. Jika gagal, kita perbaiki dengan mencari solusi yang terbaik. Hasil perubahan tidak dapat terwujud secara instan. Saya yakin jika komitmen kita jalankan dengan sungguh- sungguh kelak akan mendapatkan hasil positif berupa generasi yang berkarakter dan berbudi pekerti.

Page 36: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini adalah Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas. Tulisan yang dimuat

Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI36

PRAKTIK BAIKPENGAJARAN

Panen BuahPohon

Kesepakatan

Penulis:Andhi Dwi Purwidijanto

Guru Penggerak Program KLBSDN Bumiaji 01, Kota [email protected]

Wilma A.I.S KailolaKGB Jakarta Pusat

Sekolah Kembang, Kemang

Desainer

Penulis

Hay, perkenalkan namaku Andhi Dwi Purwidijanto. Anak anak dan rekan guru biasa memanggilku Pak Andik, meskipun sebenarnya

ejaan tersebut sedikit kurang tepat. Saya bertugas sebagai Wali Kelas 3 di SDN Bumiaji 01, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Membuat keadaan kelas yang kondusif menurut saya gampang-gampang susah. Banyak teknik sebenarnya mulai dari yang agak keras sampai dengan yang biasa saja, meski guru tidak memahami kenapa kelasnya tidak kondusif. Sebagai contoh, meskipun kadang membuat saya bosan, setiap hari saya melontarkan kata,

“Jangan ramai!” “Diam!” “Kamu kok terlambat?” “Kenapa tidak kerjakan PR?” “Jangan bohong!” “Jangan berkelahi!” “Jangan, jangan dan jangan ...”

Lama otak ini berpikir untuk mencari solusi bagaimana supaya kelas ini kondusif, bagaimana supaya kelas ini lebih aktif, bagaimana supaya kata

“Jangan” tidak sering terucap dari mulut ini.Pagi-pagi Ibu kepala sekolah memanggil saya, “Pak Andik besok persiapkan ikut pelatihan inovasi ya.” Dalam benakku, “Waduh... pelatihan lagi, paling seperti biasanya.” Walaupun dengan berat hati, “Siap Bu,” jawab saya.

Sesi pertama saya datang ke villa Toety Songgokerto, setelah mengisi daftar hadir saya diberi 3 buah buku. Yang membuat tertarik ada yang berjudul “Memanusiakan Hubungan”. Kemudian kegiatan yang pertama ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah beserta bagaimana mencari solusi untuk memecahkannya dengan dipandu oleh Pak Bukik. Kebetulan saya juga mempunyai banyak permasalahan di kelas, di sini permasalahan yang menjadi beban saya mulai ada titik terang.

SDN Sumbergondo 02, sesi dua pelatihan inovasi dimulai di sini. Saya mendapat materi tentang bermain peran dengan membagi beberapa tugas peran dalam suatu kelompok secara acak dan bergantian tanpa ada rasa ketidakpercayaan kepada orang lain. Hal ini membuat kata “Jangan” mulai minggir (tidak perlu saya gunakan lagi). Langsung saya praktikkan di kelas dan alhamdulilah metode ini berhasil serta anak-anak lebih aktif dan mulai belajar bertanggung jawab atas peran dan pekerjaannya. Hari kedua materi tentang kesepakatan kelas. Setelah dapat pencerahan dari narasumber, saya mulai paham tentang apa itu kesepakatan kelas beserta manfaatnya. Hal ini memang banyak tidak dipikirkan oleh para pendidik, rata rata peraturan kelas menjadi pengendali suatu kelas dan murid-

Page 37: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini adalah Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas. Tulisan yang dimuat

37 Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI

murid tidak mengerti tentang peraturan kelas sehingga sering ada pelanggaran. Beda dengan kesepakatan kelas, anak anak diajak bersama sama menyusun kesepakatan kelas dan harus kita laksanakan bersama sama dengan rasa tanggungjawab. Anak anak juga bisa lebih cepat ingat tentang isi kesepakatan kelas walaupun ada beberapa anak yang sering perlu diingatkan dan yang mengingatkan bukan saya tetapi temannya sendiri.

Dalam mengembangkan praktik kesepakatan kelas, saya memodifikasi desain kesepakatan kelas menjadi sebuah pohon yang mempunyai banyak buah buahan (yang saya sesuaikan dengan hobi saya menanam). Tujuan saya memodifikasi kesepakatan kelas menjadi sebuah pohon yang bisa ditempel di dinding kelas menurut saya karena terlihat indah seperti wallpaper yang lagi marak sekarang.

Setelah membahas bersama dan menghasilkan poin kesepakatan kelas, masing masing saya tampung dan saya jadikan menjadi ibarat sebuah buah. Harapan saya dari tumbuhnya pohon kesepakatan di kelas, saya dan anak anak mengharap panen dari buah tersebut. Buah apa sajakah itu? Ada buah disiplin, buah tenang, buah kreatif, buah tidak telat, buah silent please, buah kerjakan PR, buah kebersihan, buah rukun, buah no bully, buah jujur, buah sabar, buah antri, dan buah rajin. Itu adalah jenis-jenis buah yang bisa kita panen di pohon kesepakatan.

Pohon KesepakatanSaat proses penyusunan kesepakatan kelas anak anak sangat antusias dan ternyata banyak tuntutan dari mereka terhadap temannya, gurunya, kondisi kelasnya. maunya seperti ini seperti itu. Alhamdulilah dari hasil inovasi yang memberi saya inspirasi tentang kesepakatan kelas ini sehingga pengendalian kelas lebih kondusif dan hidup seperti bertumbuhnya pohon kesepakatan. Harapan saya pohon kesepakatan ini bisa tumbuh dengan subur sehingga kita bisa memanen buahnya.

Maju terus inspirasi maju terus inovasi, salam hangat dari Pak Andhi SDN Bumiaji 01. Terima kasih.

Page 38: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini adalah Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas. Tulisan yang dimuat

Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI38

PRAKTIK BAIKPENGAJARAN

Sepakat,Yuk!

Ike Fitri RakhmawatiGuru Penggerak Program KLB

SDN Sisir 03, Kota [email protected]

M. Abdurrahman BasyaibanKGB Pekalongan

Kampus Guru Cikal

Desainer

Penulis

Kesepakatan akan menumbuhkan sikap disiplin pada diri murid. Dengan kesepakatan, mereka terlibat secara langsung dalam menentukan hal-hal baik yang dilakukan

di kelas. Kesepakatan juga akan menimbulkan rasa tanggung jawab. Hal yang sulit dilakukan seorang guru adalah membuat murid-murid memiliki sikap disiplin tinggi dan rasa tanggung jawab. Sebagai seorang guru kita tidak mungkin melakukan pengawasan 24 jam pada murid-murid atau mengawasi setiap saat di sekolah. Inilah yang menjadi PR untuk kita sebagai seorang guru. Saya seorang guru kelas 2 di salah satu sekolah dasar di Kota Batu. Sekolah saya terletak di perkampungan yang sebagian besar penduduk sekitarnya bermata pencaharian sebagai pedagang. Mereka juga walimurid di sekolah tempat saya mengajar.

Murid-murid kurang mendapat perhatian orang tua. Orang tua mereka sibuk bekerja. Kebanyakan dari mereka kurang sadar bertanggung jawab dan kewajibannya. Mereka juga belum memiliki sikap disiplin yang baik. Awalnya saya kesulitan mengendalikan perilaku murid-murid saya. Mereka akan mengerjakan tugas apabila saya mengawasi mereka. Bila saya tidak mengawasi, mereka mengabaikan tugas yang saya berikan. Mereka bermain atau mengobrol. Biasanya mereka saya tegur. Saya beri nasehat. Namun ternyata tidak efektif. Mereka mengulangi kesalahan. Bahkan kadang saya juga memberikan hukuman apabila mereka tidak melaksanakan tugasnya. Hukuman ternyata tidak membuat mereka menjadi lerebih baik dan akan bertanggung jawab terhadap tugasnya. Karena hal tersebut, saya sadar bahwa hukuman tidak membawa dampak positif dan tidak memotivasi siswa untuk bertanggung jawab dan disiplin. Kondisi tersebut membuat saya merasa tertantang untuk melakukan perubahan agar kondisi kelas lebih kondusif dan murid-murid memiliki bertanggung jawab dan lebih disiplin.

Setelah ikut pelatihan tenatang kesepakatan, saya coba praktikkan ilmu yang saya peroleh. Saya melibatkan murid-murid dalam pembuatan kesepakatan kelas. Poin-poin yang akan dimasukkan pada kesepakatan mengacu pada keadaan kelas sebelumnya yang akan dilakukan perubahan. Mereka sangat antusias dengan kegiatan ini dan mengajukan beberapa poin untuk dimasukkan di kesepakatan. Kemudian saya menyempurnakan menjadi kalimat yang sederhana sehingga mudah dipahami siswa sesuai.

Page 39: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini adalah Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas. Tulisan yang dimuat

39 Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI

Dengan kesepakatan kelas suasana kelas menjadi lebih kondusif. Murid-murid akan merasa nyaman belajar di dalam kelas. Murid-murid yang dilibatkan dalam pembuatan kesepakatan kelas mereka akan merasa menjadi bagian dalam kegiatan belajar mengajar.

Page 40: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini adalah Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas. Tulisan yang dimuat

Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI40

Beberapa poin kesepakatan tersebut adalah:

1. Menghormati dan memperhatikan penjelasan guruSaat poin ini didiskusikan, murid-murid tahu kapan harus fokus belajar dan kapan saatnya mereka bermain atau mengobrol dengan teman. Hasilnya, dengan poin kesepakatan ini secara umum mereka lebih memperhatikan penjelasan y dan lebih fokus mengerjakan tugas-tugas yang saya berikan. Kadang saya juga mengajak mereka melakukan permainan atau mengajak mereka menyanyikan lagu supaya mereka tidak merasa jenuh.

2. Merapikan alat tulis dan bangku sebelum istirahatPada poin ini, murid-murid mengetahui apa tujuan dari kesepakatan ini yaitu supaya alat tulis mereka tidak hilang atau berserakan, dan supaya kelas terlihat tetap rapi.Hasilnya, 90 % siswa telah melaksanakan kesepakatan tersebut. Sebelum meninggalkan kelas untuk beristirahat, mereka merapikan alat-alat tulis dan bangku, sehingga kelas terlihat rapi.

3. Bermain di luar kelas pada jam istirahatSuatu ketika beberapa siswa laki-laki bermain bola di dalam kelas pada jam istirahat akibatnya bola yang mereka tendang mengenai jam dinding dan jam dinding tersebut pecah. Dari kejadian tersebut beberapa siswa mengajukan poin ini untuk dimasukkan dalam kesepakatan kelas. Kemudian saya bertanya kepada seluruh siswa di kelas, apakah mereka setuju poin ini dimasukkan dalam kesepakatan? Mereka menyetujuanya.i Hasilnnya, siswa laki-laki tidak lagi bermain bola di kelas. Mereka bermain bola di halaman sekolah pada jam istirahat.

Dengan kesepakatan kelas suasana kelas menjadi lebih kondusif. Murid-murid akan merasa nyaman belajar di dalam kelas. Murid-murid yang dilibatkan dalam pembuatan kesepakatan kelas mereka akan merasa menjadi bagian dalam kegiatan belajar mengajar. Mereka juga akan belajar berkomitmen untuk melakukan aturan yang telah menjadi kesepakatan bersama. Menerapkan disiplin positif itu memang tidak mudah. Tidak dilakukan sekali dan langsung berhasil, tetapi melalui proses mengalami, merefleks,i dan memperbaiki.

Page 41: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini adalah Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas. Tulisan yang dimuat

41 Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI

LIPUTANKEGIATAN

Harapan BaruGuru Kota Batu

oleh Mahayu Ismaniar

“Mbak yang tepuk semangat versi koboi itu kan? Sampai berjumpa di Kota Batu ya Mbak Mahayu.”

Begitulah pesan singkat yang saya terima dari salah satu guru peserta ketika mengirimkan ucapan sela-mat bergabung dan menginformasikan terkait Pro-gram Pelatihan kepada guru peserta dari SD Terpilih, yang akan dilaksanakan tanggal 13-15 Februari 2019 di Kota Batu oleh Kolaborasi Literasi Bermakna – Program Kemitraan INOVASI. Banyak respon yang masuk tapi yang paling berkesan adalah balasan dari bu Lusi yang mengingat tepukan yang kita lakukan saat tahapan rekrutmen guru di Batu, 31 Januari 2019.

Pelatihan Kelas Penggerak Guru Merdeka Belajar di hadiri dari 19 Sekolah Dasar, 18 negeri dan 1 swasta dengan total 58 peserta yang mengajar di kelas 1-3. Saat Koordinator Daerah Batu, Lany mencari tempat untuk melaksanakan pelatihan muncul beberapa tawaran dan pilihan, yang salah satunya muncul dari Sri Winarni Kepala Sekolah yang sekolahnya terpilih untuk mengikuti Program Kolaborasi Literasi Bermak-na. Kami pun memutuskan Aula SDN Sumbergondo 02 yang menjadi tempat pelaksanaan.

Kali ini yang bertugas dari Kampus Guru Cikal berjumlah 4 orang, Bukik Setiawan, Chusnul Chotimah, Elisabeth Susan dan saya, Mahayu. Persiapan terus dilakukan dengan koordinasi Korda Batu, Lany dan sesampainya di Batu, kami langsung meninjau lokasi serta menyiapkan ruangan serta kebutuhan untuk pelatihan. Cuacanya sejuk, karena lokasi kegiatan berada di atas dan dekat dengan Gunung Panderman. Harapannya, besok pun sejuk sepanjang kegiatan. Setelah pulang ke penginapan, kami melakukan briefing terakhir.

Hari PertamaPeserta sudah berdatangan dan saling menyapa satu dan lainnya. Pelatihan pun dibuka dengan berdoa dan menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan tiga stanza, lagu itu memiliki kekuatan makna, sambil beberapa kali saya melihat ekspresi wajah peserta, begitu mendalami. Semoga semua kegiatan yang akan dilakukan pun dapat bermakna. Tak kenal maka tak sayang, setelah pelatih memperkenalkan diri ala bernyanyi, peserta pun diminta berkenalan dengan permainan 3 Benar 1 Salah yang terbagi menjadi 9 kelompok.

Page 42: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini adalah Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas. Tulisan yang dimuat

Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI42

Sesi pelatihan dimulai ketika seluruh peserta sudah selesai mengisi form asesmen pra pelatihan via online yang sudah disebar di grup WA Peserta H-3, karena ada beberapa peserta belum mengisi, diberikan tambahan waktu 15 menit untuk pengi-sian. Terlihat ada yang meminjamkan smartphone, ada yang membantu untuk login ke link sampai ada yang membantu memastikan isian tersebut sudah terkirim.

Sesi Hari Pertama dipandu oleh Bukik, Unun dan Susan dengan beberapa topik seperti sesi guru merdeka belajar. Peserta diajak merasakan pengalaman Merdeka Belajar dengan 2 simulasi mengerjakan tugas kegiatan lalu peserta akan mendiskusikan pengalaman mengerjakan tugas pertama dan kedua. Apa yang berbeda dan apa yang mereka rasakan sebagai pembelajar. Apakah guru sudah memahami posisi dan kebutuhan mu-rid. Kegiatan tersebut dikaitkan dalam Miskonsep-si Belajar sekaligus melakukan refleksi terhadap cara belajar yang keliru dan juga tujuan pendidi-kan sebagai acuan dalam melakukan pengajaran dan dalam menjalankan profesi sebagai guru.

Peserta diminta membuat dan merumuskan indikator dari merdeka belajar dari hasil diskusi. Merdeka belajar terdiri dari 3 elemen yang mem-bentu suatu siklus yaitu komitmen terhadap tu-juan belajar, mandiri menentukan cara belajar dan melakukan refleksi belajar.

Lanjut ke sesi berikutnya, refleksi pengalaman suka duka selama menjadi guru dengan berpa-sangan dan beberapa peserta diminta menceri-takan kembali pengalaman pasangannya. Saat menonton video “ Kisah Guru Belajar episode 2 : “Memahami Murid” peserta mencatat 3 perbedaan guru dulu dan guru sekarang yang ditampilkan di video. Sepanjang video tersebut diputar banyak guru yang mengeluarkan per-kataan, “Oh iya ya.” Tujuan sesi ini mengajak guru melakukan refleksi perjalanan emosional dan pengembangan dirinya sebagai guru, peserta pun dapat memahami miskonsepsi guru belajar dan 4 kunci pengembangan guru. Sesi selanjutnya adalah kelas penggerak merdeka belajar, Bu Unun memandu peserta untuk refleksi peran guru di kelas dengan 5 posisi kontrol den-gan bermain tebak posisi. Peserta diajak refleksi berdasarkan pengalaman saat simulasi “apa ket-erampilan yang dibutuhkan untuk menjadi guru dengan posisi kontrol sebagai penggerak (bertan-ya, i-message, mendengar). Setelahnya peserta membuat kalimat i-message dan mempraktikan-nya dalam kelompok. Sesi hari pertama selesai, diakhiri dengan refleksi dan salam sampai jumpa esok hari. Hari Kedua

Page 43: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini adalah Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas. Tulisan yang dimuat

43 Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI

Peserta datang lebih awal dari biasanya, mereka terli-hat bercerita dan berbaur satu sama lainnya. Sesi pun dimulai, pembagian kelompok yang dilakukan pun mengundang murid-murid yang sedang di luar kelas ingin melihat sedang apa guru-guru di dalam. Bu Unun memulai materi dengan memberikan per-tanyaan yang terkait dengan miskonsepsi manajemen kelas dan juga menanyakan dari 6 elemen kelas, ada berapa yang sudah dipraktikkan? Jawaban paling kon-sisten adalah strategi pengelompokan. Masih ada 5 el-emen yang perlu dikembangkan, mengingat Pengelo-laan kelas yaitu upaya membangun kesadaran akan tujuan, mengembangkan cara dan kebiasaan bersama, dan refleksi untuk melakukan perbaikan untuk menca-pai tujuan belajar. Peserta mendiskusikan penerapan 1 strategi pengelolaan kelas di kelas masing-masing sambil belajar memahami ragam strategi pengelolaan kelas. Peserta diminta menuliskan harapannya dalam post it tentang guru, teman dan lingkungan seperti apa yang diinginkan lalu ditempelkan dalam kertas flip chart. Se-belum menyusun kesepakatan kelas di dalam kelom-pok, peserta diminta menonton video dan mendiskusi-kan jika dikaitkan dengan aturan. Sesi selanjutnya, Peserta dibagi menjadi 10 kelompok dan membuat kesepakatan kelas dengan aturan untuk aturan. Hasil kesepakatan dipajang untuk dimintai masukan oleh kelompok lain dengan dan direvisi setelahnya. Setelah melihat situasi saat menyusun kesepakatan, ada beberapa yang terlihat memandu teman satu kelompoknya untuk mengerti tentang kes-epakatan dan bagaimana menuliskannya agar esensial, seperti Bu Dian dan Bu Widi. Curcol berpasangan, wah saat mendengarnya saja sudah langsung ramai, secara berpasangan peserta diminta untuk melakukan curcol tentang pengala-man membekas saat menjadi murid saat menerima tindakan disiplin, apa dampak positif dan negatifnya. Banyak sekali cerita yang saya dengar, dari Pak Yudhi saya mendengar beliau pernah diremehkan oleh guru-nya terkait gambarnya yang bagus, gurunya tidak yakin bahwa itu asli karya Pak Yudhi.

Melakukan refleksi pengalaman penegakan disiplin dan mengenali miskonsepsi yang penegakan disiplin. Sehingga guru memiliki kemampuan dalam membantu murid agar merdeka belajar mulai dari membuat kes-epakatan bersama. Hari Ketiga Sesi dimulai dengan lembaran hukuman dan konsek-uensi, peserta diminta memilih mana yang termasuk hukuman atau konsekuensi dalam diskusi kelompok. Lalu Peserta dapat menjelaskan perbedaan serta merefleksikan dampak hukuman dan konsekuensi. Simulasi yang dikemas dalam 2 drama, meminta pe-

Page 44: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini adalah Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas. Tulisan yang dimuat

Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI44

serta dapat menganalisis perilaku dan perkataan guru yang sesuai dan bertentangan dengan disiplin positif. Peserta menjelaskan perbedaan dan merefleksikan antara penguatan vs sogokan. Sesi selanjutnya adalah simulasi perubahan praktik mengajar yang dibagi dalam dua grup besar dan satu grup untuk mendokumentasikan simulasi tersebut, peserta diminta membuat kesepakatan kelas dengan situasi yang tiap kelompok desain sendiri. Sesi penutup adalah PEMANTIK, instrumen pen-gukuran literasi-numerasi dasar yang diadaptasi dari ASER read/math tools, Pratham-India. Tujuan dari sesi ini pengukuran dampak program dengan meng-etahui kemampuan murid di awal program yang akan dibandingkan dengan kemampuan murid di akhir program. Peserta mempraktikkan cara assesmen se-cara berpasangan dan juga disiapkan menjadi asses-sor Pemantik untuk mengukur kemampuan murid di sekolah lain (sekolah terpilih). Sesi pelatihan Kelas Guru Penggerak Merdeka Belajar selesai, tentu dengan banyak dinamika yang terjadi termasuk saat pelatih memandu membagi kelompok dengan berbagai metode atau saat melakukan ice breaking. Kalau untuk makanan, setiap harinya kami makan bersama dengan prasmanan dan peserta pun membawa botol minum, karena pelatihan pun tetap harus bermakna dan meminimalisir dampak sampah terhadap lingkungan. Beberapa guru pun terkadang membawa bekal dari rumah untuk dibagikan ke te-man guru lainnya. Sesi selesai, tetap ada asesmen pasca pelatihan dan mengisi umpan balik. Beberapa indikator asesmen pasca pelatihan mengalami pengingkatan, dan ada juga yang bertahan seperti sebelumnya. Yang pal-ing menyenangkan ketika membaca item tertinggi dimana guru sudah sadar bahwa yang bertanggung jawab terhadap karier guru adalah guru itu sendiri. Rasanya badan mau remuk, tapi lebih remuk lagi ka-lau masih ada kejadian di masa lalu yang saya alami saat menjadi murid masih juga terjadi dan dialami murid saat ini. Bingung, adalah salah satu perasaan yang membawa pada pilihan agar mencapai tujuan atau malah mematikan tujuan. Ketika guru sudah tahu tujuannya, sudah tahu kebutuhannya dan men-cari atau mendapatkan kesempatan untuk belajar, ini adalah ciri dari Guru Merdeka Belajar.

Sampai jumpa kembali di Kota Batu dengan cerita perubahannya di kelasnya Bapak Ibu.

Ketika guru sudah tahu tujuannya, sudah tahu kebutuhannya dan mencari atau mendapatkan kesempatan untuk belajar, ini adalah ciri dari Guru Merdeka Belajar.

Mahayu Ismaniar

Page 45: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini adalah Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas. Tulisan yang dimuat

45 Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI

TATA RUANG

KESEPAKATAN KELAS

KEBIASAAN KELAS

STRATEGI PENGELOMPOKAN

STRATEGI KOMUNIKASISTRATEGI MEMOTIVASI

KELASMERDEKA BELAJAR

Page 46: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini adalah Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas. Tulisan yang dimuat

Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI46

Page 47: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini adalah Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas. Tulisan yang dimuat

47 Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI

Guru Belajar EsensialBUKU

DIFERENSIASIMemahami Pelajar untuk Belajar

Bermakna & Menyenangkan

MERDEKA BELAJARDI RUANG KELAS

MEMANUSIAKANHUBUNGAN

KAUS

Dapatkan produk Guru Belajar di

Bit.ly/BeliProdukGuruBelajar

Page 48: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar · 2020-04-07 · Surat Kabar Guru Belajar edisi ini adalah Membangun Kemerdekaan Belajar melalui Kesepakatan Kelas. Tulisan yang dimuat

Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu - INOVASI48

LITERASI UNTUKMENGGERAKKAN

NEGERI

TEMA

JAKARTA, 25-27 OKTOBER 2019