Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Bagi saya sebagai seorang guru, manajemen kelas...

25
Guru Belajar Menularkan Kegemaran Belajar Edisi khusus Pesisir Selatan Januari 2019 Melek Literasi dengan Memanusiakan Hubungan

Transcript of Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Bagi saya sebagai seorang guru, manajemen kelas...

Page 1: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Bagi saya sebagai seorang guru, manajemen kelas adalah hal yang sangat penting dan mutlak. Mana-jemen kelas sangat erat kaitannya

#PendidikanUntukSemua 1

Guru Belajar

Menularkan Kegemaran Belajar

Edisi khusus Pesisir Selatan Januari 2019

Melek LiterasidenganMemanusiakan Hubungan

Page 2: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Bagi saya sebagai seorang guru, manajemen kelas adalah hal yang sangat penting dan mutlak. Mana-jemen kelas sangat erat kaitannya

Surat Kabar Guru Belajar #PesisirSelatan2 3

BERANDA

Surat Kabar

Guru Belajar

Info Surat Kabar Guru Belajar

Surat kabar edisi khusus praktik cerdas pen-gajaran dan pendidikan guru-guru belajar Pesisir Selatan. Isi tidak sepenuhnya mewakili pandangan redaksi.

Dewan Redaksi

Najelaa ShihabBukik SetiawanMahayu IsmaniarRizqy Rahmat HaniM. Abbdurrahman

Alamat Surat Elektronik dan Media Sosial

Alamat kantor

Jalan Ciater Rawa Mekar Jaya, SerpongTangerang Selatan, 15310

Edisi Khusus KGB Pesisir Selatan

Dari Redaksi

Mereka yang Merdeka Belajardi Pesisir Selatan

Bukik SetiawanDewan Redaksi

Berawal dari sapaan di aplikasi Telegram di tengah malam, berakhir pada perubahan prak-tik pengajaran di Pesisir Selatan. Kok bisa?

Selamat malam Pak Bukik

Selamat malam Bu. Ada keperluan apa?

Begini Pak. Saya tertarik dengan Komunitas

Guru Belajar

Apa Ibu bersedia menjadi Penggerak Komuni-

tas Guru Belajar?

Bersedia Pak.

Itulah penggalan obrolan saya dengan Bu Rah-miyanti yang mengawali interasi Kampus Guru Cikal dengan rekan guru di Pesisir Selatan. Ke-tika pertama mendengar Pesisir Selatan, terus terang tidak terbayang dimana letak daerah tersebut. Saya menduga di Kalimantan, namun saya sadar dugaan itu keliru ketika mencari di mesin pencari.

Cerita praktik pengajaran yang dibagikan di multi kanal (Instagram, Grup Facebook mau-pun Surat Kabar Guru Belajar) rupanya menar-ik perhatian Bu Rahmi. Beliau baca, pelajari, dan tanya bila perlu. Ketika ada kesempatan, Bu Rahmi pun hadir di Temu Pendidik Nu-santara sejak tahun 2017 (TPN). Hadir di TPN semakin membalikkan pandangan Bu Rahmi tentang praktik pengajaran dan kemerdekaan guru dalam mengajar. Pulang ke daerah, be-liau berupaya mempraktikkan apa yang dipela-jarinya.

Di tengah semangat belajar seorang guru perempuan di Pesisir Selatan, Cikal meng-gelar Playground of Minang. Minang kebetu-lan menjadi pilihan fokus belajar pada tahun 2018. Setiap tahun fokus belajar Playgroud berganti-ganti dari budaya daerah yang satu ke budaya daerah yang lain. Playground meru-pakan perayaan belajar murid yang menginte-grasikan antara pelajaran, minat bakat, budaya Indonesia dan aksi sosial yang berkontribusi terhadap kualitas pendidikan Indonesia. Ke-giatan ini melibatkan murid, guru, orangtua, dan manajemen dari Rumah Main Cikal, Se-kolah Cikal dan Kampus Guru Cikal.

Guru merancang proses belajar yang meman-du murid mempelajari pelajaran dan mengem-bangkan minat bakat yang terintegrasi dengan budaya Minang. Budaya Minang menjadi konteks bagi murid Cikal dari jenjang PAUD, Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah dalam mempelajari Bahasa Indonesia, Matematika, Sains, Kewarganegaraan hingga Seni Budaya. Hasil belajarnya ditampilkan dalam bentuk pameran dan panggung seni. Tiket masuk pagelaran Playground of Minang dan hasil le-lang karya murid digunakan untuk membiayai aksi sosial. Bayangkan ribuan murid Cikal dari berbagai suku dan agama belajar dan berkon-tribusi tentang dan dalam konteks Budaya Minang. Itulah wujud nyata kecintaan pada Indonesia.

Kontributor

Rizky SatriaKGB Tangerang Selatan

Sekolah Cikal

Puti HamidSekolah Cikal

Penyunting

Page 3: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Bagi saya sebagai seorang guru, manajemen kelas adalah hal yang sangat penting dan mutlak. Mana-jemen kelas sangat erat kaitannya

Surat Kabar Guru Belajar #PesisirSelatan4 5

“Kalian paham nggak, dengan apa yang Ibu katakan? Sudah setengah jam Ibu berceramah di depan kalian, hampir tiap hari, kenapa kalian selalu melakukan hal yang sama?!” Kata saya dengan suara yang berintonasi tinggi.

Seperti itulah ceramah saya kepada murid saat mengelola kelas yang sedang ribut dan tidak bisa diatasi dengan teriakan lembut yang bersahaja. Ujung-ujungnya pasti saya marah dan mulai cer-amah. Sudah delapan tahun kurang lebih saya menerapkan metode seperti itu.

Bagi saya sebagai seorang guru, manajemen kelas adalah hal yang sangat penting dan mutlak. Mana-jemen kelas sangat erat kaitannya dengan kemam-puan mengajar agar proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik. Karena guru yang hebat sekalipun dalam mengajar, jika tidak bisa mengatur kelasnya, maka pembelajarannya bisa gagal.

Mengajar di kelas tinggi tidak pernah lepas dari saya semenjak saya mulai mengabdikan diri men-jadi seorang guru sampai sekarang. Di benak saya, mengajar murid yang sudah berusia 10 tahun ke atas tentu manajemen kelasnya tidak terlalu su-lit dibandingkan mengajar murid kelas rendah. Karena murid kelas tinggi sudah mengerti tentang kebiasaan baik/berkarakter, lebih sopan, lebih teratur dari kelas rendah, dan bisa menerima serta menjalankan apa yang kita harapkan. Ternyata tidak, kelas rendah maupun kelas tinggi sama saja permasalahan tentang manajemen kelasn-ya, hanya beda usia dan strategi saja. Murid saya masih banyak yang belum memiliki kebiasaan baik. Untuk membuat suasana yang tenang dari riuh

gaduh suara-suara murid, saya harus ceramah dulu dengan nada tinggi. Cukup ampuh untuk hari itu, bahkan beberapa jam. Setelah itu mereka akan lupa ceramah saya dan mengulanginya lagi, besok dan besoknya lagi. Saya pusing dengan persoalan yang saya hadapi, ditambah lagi dengan murid yang menyelonong keluar kelas, dengan hanya mengucapkan kata “Izin Bu …,” dan berlalu tanpa menunggu ucapan balasan dari saya.

Otak saya berpikir dalam kebingungan, bagaimana ya caranya mengelola kelas tanpa harus ceramah dan marah. Tanpa ada intonasi tinggi dan murid bisa sedikit menyadarinya dari hati tanpa paksaan. Sudah lama menjadi guru, tapi metode dan strate-gi jarang diperbaharui. Saya pun mulai membuat peraturan khusus kelas saya. Peraturan yang saya rancang berisi tentang sikap-sikap mereka yang kurang baik agar menjadi baik, serta akhirnya bisa menghargai saya sebagai guru mereka. Yang pasti saya berharap keresahan saya akan segera hilang. Setelah dua minggu berjalan, peraturan yang saya buat, tinggal peraturan, hasilnya tetap sama, saya kembali mengulang metode yang lama.

Suatu hari, saya dan guru-guru lain mengikuti pela-tihan yang diadakan oleh “Kampus Guru Cikal Ja-karta” yang katanya tentang praktik pembelajaran dan literasi. “Wah, rasanya sudah lama sekali saya tidak ikut pelatihan tentang pembelajaran,” gum-am saya. Lewat pelatihannya yang sangat menarik dan menyenangkan, Kampus Guru Cikal meng-ingatkan kami kembali tentang “Memanusiakan hubungan dengan murid”. Sebenarnya itu teori lama, namun bahasanya baru saya dengar. Dengan cara berbeda dari pelatihan umumnya, Kampus

SAYA BELAJAR,SAYA SADAR,SAYA MOVE UP Penulis :

ElvadeniSDN No 07 Padang Laban

[email protected]

Praktik Baik Pengajaran

Ditengah proses Playground of Minang, tim Kam-pus Guru Cikal diminta untuk merancang akses so-sial dan memilih daerah yang menjadi sasaran aksi sosial tersebut. Tim Kampus Guru Cikal pun mel-akukan studi penjajakan melalui obrolan dengan Komunitas Guru Belajar maupun berdasarkan data sekunder terkait kualitas pendidikan di Sumatera Barat. Setelah sejumlah diskusi, akhirnya diputus-kan aksi sosial Playground of Minang diwujudkan dalam bentuk Pengembangan Literasi di Kabupat-en Pesisir Selatan yang harapannya berdampak pada 2.000 anak. Bentuknya berupa pelatihan guru yang mempelajari 3 topik: Guru Merdeka Belajar, Memanusiakan Hubungan di Ruang Kelas dan Pengajaran Literasi, serta penyerahan bahan bacaan berkualita sebagai media bagi guru untuk mengembangkan literasi murid.

3 - 5 paragraf:- Ketemu kepala dinas dan dapat dukungan - Sosialiasasi dan rekrutmen peserta pelatihan - Proses pelatihannya

Surat Kabar Guru Belajar edisi “Mereka yang

Merdeka Belajar di Pesisir Selatan” Ini adalah bukti nyata bahwa aksi sosial Playground of Minang bukan sekedar keseruan sesaat, tapi kegiatan yang berdampak. Berbagai tulisan menunjukkan peruba-han praktik pengajaran yang terjadi di berbagai sekolah di Pesisir Selatan. Namun, dampak aksi sosial sebenarnya jauh lebih luas lagi. Alumni pela-tihan berbagi cerita perubahan praktik pengajaran di berbagai forum guru yang dilakukan baik di internal sekolah maupun dengan guru dari sekolah lain. Cerita yang membuktikan bahwa mereka yang merdeka belajar akan menemukan jalan untuk mel-akukan perubahan pendidikan.

Playground of Minang bukansekedarkeseruan sesaat, tapi kegiatan yangberdampak.

Page 4: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Bagi saya sebagai seorang guru, manajemen kelas adalah hal yang sangat penting dan mutlak. Mana-jemen kelas sangat erat kaitannya

Surat Kabar Guru Belajar #PesisirSelatan6 7

Guru Cikal menyadarkan saya, bahwa sebagai seorang guru selama ini saya kerap tidur dan meme-jamkan mata terhadap mereka (murid-murid). Saya egois, selama ini saya hanya ingin dipahami oleh murid, namun tak mau dan mampu memahami mereka. Melalui materi “Memanusiakan hubungan” kami diperkenalkan dengan cara membuat kesepakatan kelas yang sangat menyentuh hati. Ternyata akan lebih baik jika saya mengganti kata “Peraturan” dengan “Kesepakatan”. Awalnya saya berpikir itu sama saja, namun dalam penggunaannya, makna dan penerapannya sangat berbeda. Jika peratur-an dibuat oleh yang berkuasa, maka kesepakatan dibuat oleh orang yang akan menjalankannya. Itulah kesimpulan yang saya dapatkan dari pelatihan Kampus Guru Cikal yang sangat super duper keren itu.

Kesepakatan kelas yang diajarkan oleh Tim KGC sangat unik, yaitu tidak boleh menggunakan kata “tidak” di dalamnya. Sangat jauh berbeda dengan peraturan yang saya buat dulu di kelas. Sep-erti contoh kata peraturan yang dulu saya buat di kelas adalah: 1) Tidak boleh berbicara, ketika guru berbicara; 2) Tidak boleh keluar kelas sebelum ada izin dari guru; 3) Tidak boleh mengambil barang milik teman tanpa izin, dan lain sebagainya. Sedangkan dalam kesepakatan kelas, bentuknya jadi sep-erti tabel berikut:

Maka mulailah saya bersama murid membuat kesepakatan kelas yang saya arahkan pada kebiasaan

baik murid terutama dalam menghargai guru. Namun, sebelum membuat kesepakatan, saya pun memanusiakan hubungan dengan mereka terlebih dahulu sesuai con-toh-contoh yang diajarkan .

“Kampus Guru Cikal” yaitu memulai pembelajaran den-gan ice breaking, melibatkan murid dalam pembelajaran, membentuk kelompok dengan ragam permainan, serta membuat pembelajaran lebih menarik dari biasanya, sep-erti membuat board game, atau dalam asesmen membuat permainan TTS (Teka Teki Silang). Dengan memanusiakan hubungan, maka kita sebagai guru akan menumbuhkan disiplin positif pada diri murid. Di mana murid mampu menyelesaikan masalah mereka sendiri dan saya sebagai guru hanya sebagai fasilitator yang menggiring mere-ka melalui pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana cara menyelesaikannya. Setelah semua itu saya lakukan, saya paling mudah membuat kelas lebih tenang dengan mencuri perhatian murid hanya dengan kata “Coklat dan pisang” yang telah dijelaskan terlebih dahulu kepada mu-rid. Hasinya “Waaw… amazing!” mereka bisa tenang dan fokus dalam hitungan detik, walaupun masih ada juga satu atau dua orang murid yang belum fokus dengan metode “Coklat pisang” itu. Tapi bagi saya yang pemula itu suatu perubahan yang luar biasa. Hal kecil namun manfaatnya besar sekali yang selama ini tidak pernah terlintas di pikiran saya.

Kebiasaan murid yang menyelonong ke luar kelas, mulai berangsur hilang, mereka menunggu ucapan timbal balik dari saya terlebih dahulu, apakah dapat izin atau tidak, setelah itu baru mereka bisa keluar meninggalkan kelas. Alhamdulillah, saya bisa perlahan membiasakan murid un-tuk berkarakter baik dan menghargai saya sebagai seorang guru, tanpa emosi, tanpa nada dan intonasi tinggi, tanpa ceramah yang panjang lebar lagi. Sesekali ada juga murid yang melanggar kesepakatan, namun mereka diingatkan lagi tentang sejarah kesepakatan itu dibuat. Jika perlu kami menetapkan konsekuensi dari pelanggaran itu. Semuanya dari kesepakatan mereka. Dan yang pasti bukan dengan hukuman fisik.

Saya sadar pembentukan karakter murid tidak bisa kita dapatkan dengan cara instan hanya dalam waktu hitungan hari atau minggu saja, itu pasti butuh proses yang berkes-inambungan dan menjadi tugas saya sebagai guru. Untuk itu akhirnya mulai saat ini, saya bertekad untuk “Move On” dengan tidak mengulangi lagi strategi lama yang tidak membuahkan hasil. Aku “Move On” untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Terima kasih “Kampus Guru Cikal” yang telah menyadarkan saya dan membuat saya “Move On”.

Page 5: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Bagi saya sebagai seorang guru, manajemen kelas adalah hal yang sangat penting dan mutlak. Mana-jemen kelas sangat erat kaitannya

Surat Kabar Guru Belajar #PesisirSelatan8 9

Mengajar anak usia taman kanak-kanak merupakan pekerjaan yang sangat menye-nangkan bagi saya, dengan keunikan

mereka perlu adanya pembelajaran yang menarik dan dapat menumbuhkan minat mereka untuk be-lajar. Tuntutan orang tua yang menginginkan agar anaknya dapat berhitung dan mengenal lambang bilangan membuat saya perlu memikirkan kegiatan yang lebih menarik sesuai dengan perkembangan anak usia dini.

Dalam memilih kegiatan untuk anak usia TK, saya merancang kegiatan untuk melihat bagaima-na seluruh aspek perkembangan anak dapat berkembang dengan baik dengan kegiatan yang menyenangkan tentunya. “Lari Senang” salah satu kegiatan yang saya gunakan untuk pembelajaran di TK. Lari senang adalah gerak lokomotor yang merupakan keterampilan gerak dasar anak usia dini yang saya kombinasikan dalam kegiatan ber-hitung. Selain dari perkembangan fisik, motorik, dan kognitif dalam kegiatan berhitung, dengan lari senang juga dapat mengembangkan sosial emo-sional, bahasa, nilai-nilai agama dan moral serta seni didalamnya.

Selama ini kegiatan berhitung yang saya lakukan hanya semata menghitung dengan benda-ben-da lalu mencari angka, mereka hanya duduk di satu tempat sehingga selesai kegiatan berhitung. Namun menurut saya ketika itu bahwa berhitung butuh konsentrasi yang lebih, jadi jika saya kom-binasikan dengan gerakan akan terpecah konsen-

trasi anak. Ternyata, justru gerakan motorik kasar menjadi kegiatan yang dapat menimbulkan rasa senang anak dan sekaligus sesuai dengan kebutu-han perkembangan anak di usia tersebut. Dengan kegiatan lari senang, maka kebutuhan ger-ak anak usia TK dapat terpenuhi. Untuk melakukan lari senang masih banyak anak yang belum bisa membedakan antara gerak lari senang dengan berlari yang dilakukannya sehari-hari, mereka perlu latihan yang berulang untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Dalam kegiatan berhitung dengan lari senang saya menggunakan benda-benda yang bisa untuk dihitung, menyiapkan botol bekas air mineral, angka-angka beserta gambar.

Saya dan anak menyebutkan kesepakatan sebelum main, menyebutkan aturan apa saja selama per-mainan, serta menanyakan konsekuensi apa yang akan mereka terima jika mereka melanggar aturan bermain sesuai kesepakatan bersama.Dalam kegiatan lari senang saya mengajak anak bermain di luar karena lari senang membutuhkan tempat yang luas untuk anak dapat berlari dengan bebas. Sebelum melakukan lari senang terlebih dahulu saya mengajak anak melakukan gerak pe-manasan untuk melemaskan otot-otot tubuh yang kaku, setelah itu saya memberi contoh bagaima-na gerak lari senang yang benar, setelah itu anak melakukan gerakan lari senang secara bergantian dengan perasaan senang kita berlari ketempat yang kita tuju. Lari senang dilakukan dengan ayunan lengan berkurang/tangan di bawah bahu, pergerakan yang berirama dengan ritme teratur

‘Lari Senang’Senang-Senangdalam Berhitung

Praktik Baik Pengajaran

Penulis :Ernawati

TK Negeri Pembina [email protected]

dan santai, kaki penopang dekat dengan per-mukaan lantai saat melompat (satu kaki).

Anak diberi kesempatan untuk memilih satu teman dalam melakukan kegiatan berhitung dengan lari senang, setelah anak mendapatkan pasangan masing-masing mereka menunggu giliran untuk melakukan kegiatan berhitung sesuai kesepakatan bersama. Saya memberi-kan angka sesuai jumlah gambar kepada dua orang anak dengan angka yang berbeda ses-uai kemampuan mereka masing-masing, anak berlari senang sambil membawa botol menuju benda (potongan selang air) untuk dimasukkan ke dalam botol sesuai angka yang mereka dap-at, lalu anak berlari senang kembali ke tempat semula dan menghitung jumlah benda sesuai angka, jika jumlah benda tidak sesuai dengan angka yang mereka dapat, anak akan ber-lari senang kembali untuk mengambil benda hingga jumlah benda sesuai dengan angkanya, setelah itu dua orang anak tadi menggabung-kan potongan selang air yang mereka miliki dan menghitung kembali, setelah mereka mendapatkan hasil penjumlahannya mereka berdua akan mencari angka yang telah disedi-akan sesuai dengan penjumlahan mereka tadi.

Setelah semua anak mendapat kesempatan berhitung dengan lari senang, saya mengajak anak untuk melakukan gerakan melemaskan otot-otot kembali. Setelah itu saya melakukan refleksi kepada anak, menanyakan perasaann-ya tentang kegiatan yang sudah dilakukannya, apa yang mereka dapat dari kegiatan tersebut.

Saya melihat anak-anak sangat antusias sekali berhitung dengan lari senang. Lari senang merupakan gerak yang baru bagi mereka, ka-rena lari senang tidak sama dengan lari seperti biasa yang dilakukan anak sehari-hari. Setelah anak mengenal lari senang anak selalu berlari dengan gerakan tersebut, sehingga setiap kegiatan bahkan jika kita memanggil naman-ya mereka akan berlari menuju saya dengan menggunakan lari senang.

Terlihat bahwa anak sangat menyukai kegiatan lari senang ini, terutama untuk berhitung karena keinginannya untuk melakukan aktivi-tas ini berulang kali. Saya mengkombinasikan kegiatan berhitung dengan lari senang sehing-ga dapat berkembang seluruh aspek perkem-bangan anak, perkembangan nilai agama dan

Keinginan untukbisa menjelaskantentang gambar yang dibuatnya jugamendorongnyauntuk terus belajarmembaca danmenuliskan sendiri cerita tentanggambarnya.

Andi Olle Mashurah

Page 6: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Bagi saya sebagai seorang guru, manajemen kelas adalah hal yang sangat penting dan mutlak. Mana-jemen kelas sangat erat kaitannya

Surat Kabar Guru Belajar #PesisirSelatan10 11

moral anak dapat mensyukuri bahwa Allah memberi kaki yang kuat untuk berlari, dari segi fisik anak dapat melakukan gerak terkoordinasi sesuai ritmik gerakan lari senang, dari segi kognitif anak dapat menghitung banyak benda sesuai lambang bilangan, untuk segi sosial emosional anak dapat menum-buhkan rasa percaya diri dengan gerakan lari senang, dari aspek bahasa anak dapat menyebutkan lam-bang bilangan dan dari aspek seni anak dapat berlari senang dengan perasaan senang.

Melihat keseruan anak dalam melakukan kegiatan berhitung dengan lari senang, saya sebagai pen-didik telah melihat pentingnya inovasi kegiatan yang sudah ada sehingga kegiatan pembelajaran lebih menyenangkan bagi anak usia dini. Terkadang aktivitas yang terkesan sederhana, apabila digabungkan dengan ide baru dapat menjadi sebuah inovasi yang berguna bagi proses pembelajaran murid kita.

“Hei sayang, perhatikan ibu nak.. suara ibu sudah

habis, kalian 30 orang sementara ibu sendiri. Putri,

kamu sibuk berbicara dengan Amel. Laras, kenapa

kamu cubit Zirli? Aduh Cacan, Jelang, kenapa kok

tidur-tiduran saja? Ah, hanya Zahfa yang perhatian

dengan ibu..” keluh saya dengan mata yang sudah berlinang. Hampir saja tak terbendung air mataku melihat keriuhan muridku di kelas. 7 Juli 2017 adalah sebuah awal, anugerah, aman-ah dan peluang yang dititipkan Allah SWT dalam hidup saya untuk bisa berdiri dan mengembang-kan praktik cerdas pembelajaran di sekolah baru yang saya kelola. 7 tahun sebelumnya, saya hanya seorang guru biasa. Guru kelas Taman Kanak-Kanak di sekolah Yayasan PAUD, yang telah memberi banyak pengalaman pembelajaran dan kemudian mengantarkan saya untuk mendapatkan sertifikat pendidikan dari kedinasan.

Di sekolah yang sekarang, saya berkolaborasi den-gan rekan guru dari latar belakang sekolah yang berbeda, tentunya dengan pengalaman yang ber-beda pula. Perbedaan tentunya muncul diantara kami, tapi kami berusaha saling menghormati satu sama lain dan mencari kesepakatan yang tepat untuk kebaikan praktik pengajaran.

Pengelolaan diri dan pengelolaan kelas, bagi se-orang pendidik merupakan hal penting dan mut-

lak ada, karena ini merupakan esensi dari proses belajar itu sendiri. Selain harus mengetahui karak-teristik dari masing-masing murid, seorang guru juga harus memiliki kemampuan untuk merancang kegiatan belajar beserta strateginya, mengingat rentang fokus anak usia dini yang singkat. Menan-amkan visi dan misi sekolah dalam pembelajaran juga dapat membantu guru menciptakan kegiatan belajar yang bertujuan untuk membentuk murid menjadi individu yang cerdas, kreatif, berakhlak mulia. Proses menanamkan fondasi dan menyemai benih karakter butuh kesabaran, dengan waktu dan hasil yang terlihat dalam jangka panjang. “Kenapa ya, setiap ibu masuk materi, anak-anak sibuk dengan sendirinya?” tanya saya suatu ketika. “Capek buu“ adalah jawaban yang paling sering saya dengar dari bibir mereka. Biasanya, ini saya siasati dengan melakukan penyemangat seperti tepukan-tepukan yang bisa membangkitkan fokus dan kesiapan belajar mereka. Salah satu contohn-ya adalah tepukan WOW yang saya pelajari dari pelatihan bersama Kampus Guru Cikal. Biasanya, setelah melakukan tepukan ini, murid bisa lebih memusatkan perhatiannya untuk kembali mem-perhatikan guru dan materi yang ingin dipelajari. Ini adalah salah satu contoh pengelolaan kelas yang saya pakai di dalam kelas dan yang perlahan saya kenalkan juga dengan rekan guru lainnya dari sekolah saya. Saya coba meyakinkan rekan guru

Seni Mengelola DiriSeni Mengelola Sekolah

Praktik Baik Pengajaran

Penulis :Lidia Fransiska TK Insan [email protected]

Page 7: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Bagi saya sebagai seorang guru, manajemen kelas adalah hal yang sangat penting dan mutlak. Mana-jemen kelas sangat erat kaitannya

Surat Kabar Guru Belajar #PesisirSelatan12 13

lainnya, bahwa dengan melakukan aktivitas-aktiv-itas seperti ini, dapat membantu mereka dalam pengelolaan kelas.

Tentunya, perjalanan saya untuk mencoba menu-larkan kesadaran pengelolaan diri dalam sekolah tidak berlangsung hanya dengan semalam saja. Pernah di satu waktu, saya mendapati salah satu guru yang menggunakan strategi berceramah di depan kelas. Perasaan bimbang pun melanda saya, karena awalnya saya ragu untuk menegur. Namun kemudian perlahan dengan proses disk-usi, bertukar pikiran sampai dengan kesempatan yang saya berikan kepada guru tersebut untuk mengikuti pelatihan mengenai strategi di kelas PAUD. Senangnya, guru tersebut sangat reflektif dan memahami apa yang selama ini belum tepat dilaksanakan di kelas. Guru tersebut pun mulai memperbaiki strategi pengajarannya di kelas.Dalam keseharian saya mengelola sekolah, ada berbagai ragam guru yang harus saya hadapi, sama seperti halnya seorang guru yang mengh-adapi beragam murid di kelasnya. Ada guru yang sangat piawai dalam memanusiakan hubungan dengan murid, namun masih memerlukan peman-tapan dalam pendalaman materi pengajarannya, ada juga guru yang masih perlu lebih banyak sesi refleksi dengan saya.

Sebagai seseorang yang telah diberikan keper-cayaan untuk mengelola sekolah, saya mencari begitu banyak referensi yang dapat berguna bagi saya, guru dan tentunya murid di sekolah. Saya sadar perlu lebih banyak referensi mengenai

pengelolaan diri, pengelolaan kelas dan pengelo-laan sekolah. Sampailah saya pada satu pelatihan “Memanusiakan Hubungan” dan “Guru Merdeka Belajar” yang dipelopori oleh Kampus Guru Cikal.

Di pelatihan memanusiakan hubungan, saya mengerti ada anak didik dan guru yang harus saya pahami, “Tidak ada orang belajar dari orang yang tidak disukai, Tidak ada orang yang bekerja sama dengan orang yang tidak dipercayai, dan Tidak ada orang yang termotivasi mengatasi kesulitan dengan orang yang tidak mempunyai relasi“ menjadi sebuah motto bagi saya dalam menjaga hubungan bersama rekan guru. “Tidak ada orang belajar dari orang yang tidak disukai“ kalimat yang selalu jadi cambuk bagi saya dalam hubungan saya bersama rekan guru, dan saya, guru ke anak didik.

Saya mulai dari menerapkan pendekatan disiplin positif kepada rekan guru, untuk merubah cara dari menerapkan ‘peraturan’ (di PAUD peraturan diganti dengan tata tertib), menjadi ‘kesepa-katan kelas’ kepada murid. murid yang berusia dini memang sebaiknya tidak boleh kita kekang dengan peraturan-peraturan yang kuat, melain-kan mengikuti kesepakatan bersama di sekolah. Mengingat kegiatan bermain merupakan esensi penting dalam proses belajar di PAUD, maka kesepakatan kelas dibuat dan diwakilkan dengan gambar-gambar yang berwarna yang memikat perhatian murid usia dini.

Dari pengelolaan diri ke pengelolaan kelas adalah

hal yang seiring dan selaras, seperti halnya memanusiakan hubungan dengan merdeka belajar, dari menetapkan posisi kontrol yang tepat pada murid, menerapkan konsekuensi dan bukan hukuman, dengan melibatkan murid pada proses refleksi (di Taman Kanak-Kanak caranya tentu lebih sederha-na dari kelas Pendidikan Dasar) dan memberi penguatan pada murid yang mencapai keberhasilan belajar.

Salah satu praktik baik yang dapat saya bagikan adalah penggunaan kegiatan penyemangat dalam proses belajar yang dapat membantu kesiapan murid untuk mengikuti pembelajaran di kelas. Strategi pengelompokkan dalam diskusi belajar misalnya, dapat dibuat dengan cara-cara yang menarik sep-erti bermain “lampu lalu lintas” atau “estafet kelompok” yang dapat meningkatkan kerjasama murid di kelas. Dengan kegiatan ini, seperti memberikan energi positif pada murid. Tentunya pelaksanaan dapat disesuaikan dengan tingkatan murid yang sesuai kelas kita. Sungguh luar biasa sekali ekspresi murid-murid dalam pembelajaran ketika kita sudah menerapkan metode pengelolaan diri dan pen-gelolaan kelas. Memberikan kepuasan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Alhasil, murid selalu bersemangat setiap hari datang ke sekolah, dengan senyum sumringah dan suka cita dari rekan-rekan guru yang ikut bersemangat berbagi setiap harinya. Saya juga sempat berbincang dengan salah satu wali murid, yang mengatakan bahwa anak menjadi semangat sekolah, sampai-sampai tidak mau bolos ketika harus izin karena harus menghadiri acara keluarga di luar kota. Sekarang, ketika saya berjalan di selasar sekolah sambil mengintip ke dalam kelas, kelas selalu penuh keceriaan diiringi dengan riuh rendah tawa mereka. Alhamdulillah, hal ini membuat saya ingin belajar mengelola diri, kelas dan sekolah menjadi lebih baik lagi dengan terus belajar, belajar, mengembang-kan kompetensi, berkolaborasi dan berkarir dengan baik. Terima kasih Tim Kampus Guru Cikal dan komunitas guru belajar Pesisir Selatan. You are always in my heart, Bravo! Semangat! Basamo Mangko Manjadi!

Page 8: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Bagi saya sebagai seorang guru, manajemen kelas adalah hal yang sangat penting dan mutlak. Mana-jemen kelas sangat erat kaitannya

Surat Kabar Guru Belajar #PesisirSelatan14 15

Ruang kelas adalah tempat dimana proses belajar dan interaksi antara guru dan murid paling banyak terjadi. Oleh karena itu, pengaturan ruang kelas ternyata sangatlah penting bagi murid karena dengan adanya penataan atau pengaturan ruang kelas maka tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Ruang kelas yang aman dan nyaman dapat memaksimalkan konsentrasi murid dalam menerima materi yang disampaikan oleh guru. Mendekorasi kelas dan menciptakan ruang kelas yang aman, nyaman dan memberikan kebebasan kepada murid merupakan kewajiban seorang guru di dalam kelas.

Waktu bertandang ke Sekolah Cikal, kok bagus sekali ya kelasnya, setiap dinding kelasnya penuh dengan hasil kreasi murid, ketika duduk di dalam kelasnya pun terasa sangat nyaman. Mungkin karena Cikal adalah sekolah swasta sehingga semuanya serba bagus dan lengkap. Berbeda dengan sekolah kami yaitu sekolah negeri yang terletak di pedesaan dan dengan lokasi yang jauh dari pusat kabupaten. Tapi setelah saya teliti lagi, ternyata tidak semua yang di dalam kelas itu ada-lah barang yang dibeli, ada juga kreasi murid dari barang bekas yang disulap menjadi hiasan kelas yang bagus dan menarik. Dari situ saya melihat ada banyak hal yang bisa saya buat bersama den-gan murid.

Terbayang di mata saya keadaan kelas saya yang sekarang, ruang kelas dua yang merupakan sebuah kelas yang membosankan. Keadaan kursi dan meja kayu yang penuh coretan, gorden pintu yang

lusuh, cat yang sudah kusam, serta bekas coretan murid yang tidak bermakna ada di mana-mana, se-hingga kelas kelihatan kumuh dan tidak nyaman. Saya tidak menyadari dan mengacuhkan itu selama ini. Sebelum mengikuti rangkaian pelatihan dari Kampus Guru Cikal ini, bagi saya, mengajar itu hanya terbatas kepada menyampaikan pelajaran yang ada di buku kepada murid dan melakukan penilaian, kemudian menuliskan nilai di raport mu-rid. Pantas saja selama ini saya merasa ada yang membuat saya tidak betah dan tidak nyaman. Saya saja sebagai pengajar tidak nyaman, bagaimana dengan murid saya yang harus belajar di kelas itu? Wah, mengapa saya baru menyadari itu sekarang, padahal saya sudah mengajar selama 11 tahun lamanya.

Mulailah saya melakukan beberapa hal untuk membuat ruang kelas menjadi lebih menarik. Saya mengecat ulang tembok kelas saya supaya terli-hat agak bersih. Kegiatan ini tidak dilakukan oleh tukang cat profesional, namun merupakan kolab-orasi antara saya dan murid. Saya ajak murid juga turut mengerjakannya agar terbangun rasa memi-liki ruang kelas bersama pada diri murid. Ternyata murid saya sangat antusias sekali!. Setelah kami selesai mengecat, kelas terlihat agak bersih tapi masih kurang membangkitkan semangat belajar murid. Ketika pembelajaran berlangsung, saya pandang wajah-wajah murid, ada yang ceria, cemberut, diam, dan ada juga seorang murid saya yang menangis karena diganggu oleh teman dis-ampingnya.

MembuatKelasBerekspresi

Praktik Baik Pengajaran

Penulis :Novi ZainiSDN 10 Pasar [email protected]

Kembali saya berpikir, kegiatan kelas apalagi yang dapat membangkitkan semangat be-lajar murid ya?. Kemudian timbul ide saya untuk membuatkan gambar bunga matahari yang berekspresi di dinding kelas. Ketika jam istirahat, mulailah tangan saya menari-nari di dinding yang polos, murid datang mengelilingi saya sambil bertanya-tanya apa yang sedang saya lakukan. Ketika saya masih belum selesai menggambar berbagai ekspresi di dinding kelas itu, murid sudah ribut saling berbisik “Bu Novi bikin apa sih?” tanya beberapa murid serentak. “Ooo,, ibu sedang menggambar ekspresi sedih ya,Bu” tanya Manohara. “Saya bisa lho bu, bikin ekspresi marah seperti itu” kata Vino sambil menirukan ekspresi seperti sedang marah, lucu sekali gayanya, tak tahan saya tersenyum meli-hat tingkahnya. “Nanti diwarnai dengan warna merah ya, Bu” kata Akbar. Ada juga murid yang mengoreksi pekerjaan saya “Bu, itu garis mulut-nya tidak lurus loh”. Setelah saya jelaskan dan saya tanggapi pertanyaan mereka satu persatu, mereka nampak bersemangat ingin membantu. Saya persilahkan mereka mewarnai dengan war-na favorit mereka, kami bekerja dalam keadaan

gembira. Seharian itu saya dan murid berkutat dengan pensil dan krayon. Saya membuat sket-sa, murid yang mewarnainya. Sebelum pulang saya meminta murid untuk membawa botol minuman bekas pada keesokan harinya. Murid bertanya lagi dengan penasarannya, “Kita besok mau buat apa lagi, Bu?” “Kejutan untuk besok ya, anak-anak!”.

Keesokan harinya botol minuman yang telah di-kumpulkan murid, saya ajak murid untuk meng-gunting dan memberi warna sehingga botol tadi menjadi cantik dan menarik. Mereka bekerja dengan serius tapi gembira. Kemudian saya min-ta murid untuk meletakkan peralatan tulis mere-ka ke dalam botol tersebut. Berbagai tanggapan mereka berikan “Bu, saya buat gambar bunga di botol saya ya bu!”. “Bu, kalau saya mau bikin gambar kucing, karena saya suka kucing dan dirumah saya banyak sekali kucingnya” celoteh Akbar. Mulai hari itu kami sering melakukan kegiatan yang menyenangkan dengan menghi-as kelas sehingga kelas lebih lebih nyaman dan menyenangkan.Selain menghias dinding kelas dan membuat

Page 9: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Bagi saya sebagai seorang guru, manajemen kelas adalah hal yang sangat penting dan mutlak. Mana-jemen kelas sangat erat kaitannya

Surat Kabar Guru Belajar #PesisirSelatan16 17

tempat peralatan tulis dari botol bekas, saya juga mengu-bah posisi duduk murid yang biasanya berjejer ke samp-ing, saya ubah menjadi berkelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 orang murid. Murid yang biasanya dapat memilih teman sebangkunya sendiri, kini saya terapkan sistem acak. Pembentukan kelompok ini saya acak dengan melakukan permainan yang telah saya dapatkan selama ikut pelatihan dengan kawan dari Kampus Guru Cikal. Se-hingga murid tidak bisa memilih dengan siapa saja mereka ingin sekelompok. Ternyata metode ini cukup efektif untuk meningkatkan sosialisasi antar kawan dan antusias murid dalam belajar. Terlihat bahwa mereka dengan senang hati berkelompok dan mau bekerja sama dengan siapa saja.

Sungguh saya kaget sekali melihat perubahan yang terjadi di kelas saya. Pembelajaran yang biasanya membosankan, murid yang susah menerima materi, kelas yang ribut oleh kegiatan yang tidak bermakna, sekarang jadi kelas yang menyenangkan. Murid terlihat lebih semangat memasuki kelas yang mereka hias sendiri, dan kesempatan untuk kolaborasi antar murid lebih terlihat dengan sistem peng-aturan duduk yang baru. Bonus tambahan adalah adanya tengokan penuh keingintahuan dari murid di kelas lain. Mulai muncul keinginan murid di kelas lain untuk turut juga menghias, mendekorasi dan berkolaborasi untuk mengatur kelasnya sendiri.

Begitulah sedikit perjalanan saya dalam melihat kemba-li ruang kelas dan bagaimana memanfaatkannya untuk membuat ruang kelas lebih berekspresi, sehingga tercipta suasana pembelajaran yang gembira dan menyenangkan untuk murid-murid saya.

Saya percaya bahwa setiap murid itu adalah unik, dan masing-masing murid juga punya kelebihan dan keunggulan

masing-masing sesuai dengan kemampuan mereka. Saya melihat itu pada seluruh murid kami di sekolah. Hanya saja potensi itu be-lum muncul karena berbagai sebab, bisa jadi karena guru belum punya ide sehingga kebin-gungan bagaimana menggali itu semua, yang kedua mungkin karena keterbatasan informa-si, karena di daerah kita pelatihan-pelatihan bagaimana menggali potensi jarang dilakukan. Akhirnya, sikap kurang kreatif, tidak peduli dengan lingkungan, tidak mengerti dengan tujuan, tidak mampu memaknai makna baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis seolah membudaya bagi murid kami. Berdasarkan hal tersebut saya menjadi gelisah dan berke-inginan bagaimana supaya murid memiliki sikap reflektif, mampu mengungkapkan apa yang mereka rasakan, peduli dengan lingkun-gan, mengerti dan menerapkan dari apa yang dibaca dan dilihat. Lalu saya berpikir bagaima-na supaya potensi itu muncul?

Ketika melihat Mading sekolah yang sudah lama tak terpakai dan tidak dimanfaatkan secara maksimal, kalaupun ada itu pun ha-

nya diisi dengan menempelkan karya orang lain dan saya merasa sebagian murid juga tidak menyadari lagi bahwa mading tersebut terpajang di dinding. Keadaan ini membuat saya berpikir, daripada hanya menjadi pajan-gan yang tak bermakna, akhirnya muncullah ide untuk memanfaatkan mading itu kembali sesuai dengan fungsinya. Untuk mewujudkan keinginan tersebut, akhirnya saya bersama An-ggota OSIS mengadakan rapat dan mengajak mereka untuk mengaktifkan mading tersebut kembali, tapi mereka bilang bagaimana cara mengisi mading tersebut karena selama ini tidak banyak teman-teman mereka yang mau mengisi mading tersebut dan kalaupun ada yang mengisi mading tersebut hanya orang itu-itu saja dan yang isinya pun hanya men-contek hasil tulisan atau meniru, bahkan hanya menempel karya orang lain.

Akhirnya saya berdiskusi dengan mereka bagaimana supaya menarik dan bagaimana jika mading tersebut kita ubah dengan sesuatu yang relevan dengan dunia kalian semua. Saya memberi masukan bagaimana kalau kita buat seperti sebuah laman sosial media, akhirnya anak-anak berebut memberikan pendapat ada yang bilang “Bagaimana kalau kita buat sep-

Mading Sekolah,Wadah Kreatif dan Reflektif

Praktik Baik Pengajaran

Penulis :Rahmi YantiSMP Negeri 2 [email protected]

Page 10: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Bagi saya sebagai seorang guru, manajemen kelas adalah hal yang sangat penting dan mutlak. Mana-jemen kelas sangat erat kaitannya

Surat Kabar Guru Belajar #PesisirSelatan18 19

erti laman Instagram, Facebook dan lain sebagainya?”. Akhirnya terjadilah diskusi seru antara murid-murid, hingga akhirnya mereka sepakatilah untuk membuat laman Facebook karena hampir seluruh murid sudah mengenal Facebook dan memiliki Facebook. Maka dimulailah pekerjaan mading tersebut. Dengan kesepakatan bahwa semua murid harus terlibat, mere-ka mulai berbagi tugas. Ada yang membeli properti, memberi ide, ada yang menggunting, menempel mewarnai dan sebagainya. Setelah bentuk fisik mading dibuat, untuk memancing sikap reflektif dan kreatif siswa saya buatlah pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan yang saya buat berkisar antara ‘Apa yang difikirkan?’ ‘Apa yang dirasakan, apa yang diinginkan?’ dan ‘Mengapa kamu menginginkannya serta bagaimana cara mendapatkannya?’. Agar lebih ber-sahabat, maka kalimat pertanyaan disepakati untuk diganti menjadi ‘Apa yang teman fikirkan? Apa yang teman inginkan?’ dan lain sebagainya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut terus digan-ti secara rutin selama seminggu sekali. Tentunya juga dengan melibatkan murid dalam meng-ganti pertanyaan tersebut, maka dibentuklah sebuah tim yang bertugas mengganti pertanyan setiap seminggu sekali.

Setelah kegiatan itu secara rutin dilakukan, saya mulai melihat perubahan pada perilaku murid. Setiap jam istirahat, banyak murid berkumpul di depan mading, awalnya hanya mem-baca dan melihat perubahan mading yang sudah ada, seperti halaman Facebook dan mereka keheranan juga melihat mading Facebook tersebut. Saya juga menyempatkan waktu untuk melihat mading tersebut bersama murid lain sambil memberi arahan untuk menjawab per-tanyaan di mading. Saya jelaskan bahwa tidak ada jawaban benar ataupun salah, karena sifat pertanyaan ini berupa pertanyaan yang merefleksikan perasaan mereka. Sungguh seru ketika melihat antusias murid yang berebut menjawab pertanyaan di mading tersebut sampai mad-ing tidak mampu memuat hasil tulisan dari murid-murid.

Mading Facebookdipilih karenadigemari murid,relevan dengankehidupan MuridZaman Now

Yang paling membanggakan adalah ketika melihat murid yang awalnya menunjuk-kan rasa tidak acuh, tidak peduli, dan tidak mampu mengekspresikan perasaannya, menggunakan mading tersebut untuk ekspresi dirinya. Tulisan murid pun beragam dan menghibur pastinya. Semua tulisan menggambarkan kepolosan murid dan tidak jarang membuat saya tersenyum sendiri. Saya mulai memikirkan pengembangan apa yang dapat dilakukan melalui mading tersebut dengan memberikan pertanyaan yang lebih terarah dan spesifik. Secara berkala, saya juga mengadakan diskusi refleksi dengan tim mading sekolah. Sampai saat ini, kami sudah memiliki beberapa ide untuk pengembangan mading sekolah kami.

Pengalaman saya ini menunjukkan betapa pentingnya seorang guru mampu berpikir kreatif dan mencari solusi dalam sebuah pembelajaran, bukan hanya menyalahkan keadaan tapi mencari cara agar potensi yang dimiliki anak-anak bisa digali sedemikian rupa, sehingga terwujudlah generasi kreatif dan mampu menjawab tantangan pada zamannya. Terkadang, sesuatu yang kita atau sekolah kita butuhkan, memiliki solusi yang lebih dekat dari yang kita kira. Siapa menyangka, mading sekolah yang sederha-na bisa menjadi wadah murid untuk berefleksi dan terbangun rasa komunitas sekolah di antara murid? Kalau di sekolah anda, kira-kira bisa menggunakan wadah apa? :)

Page 11: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Bagi saya sebagai seorang guru, manajemen kelas adalah hal yang sangat penting dan mutlak. Mana-jemen kelas sangat erat kaitannya

Surat Kabar Guru Belajar #PesisirSelatan20 21

Mereka yang Merdeka Belajardi Pesisir Selatan

Page 12: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Bagi saya sebagai seorang guru, manajemen kelas adalah hal yang sangat penting dan mutlak. Mana-jemen kelas sangat erat kaitannya

Surat Kabar Guru Belajar #PesisirSelatan22 23

“Ayo, anak – anak siapa yang mau mencer-itakan cerita yang dibacakan tadi?” tanya saya. Senyap. Tidak satupun murid saya yang mengacungkan jempol, mereka saling ber-pandangan satu sama lainnya dengan senyam – senyum. “Ayo, Nak ceritakan apa yang kamu ingat saja, dengan bahasamu sendiri, tidak usah terpaku dengan tulisan di buku cerita-mu”, kata saya lagi, tetap dengan respon yang sama tidak ada murid yang bergeming dengan apa yang saya minta. Sepertinya bercerita di depan kelas menjadi momok yang menakut-kan bagi murid saya.

Mereka takut ditertawakan, takut dicemooh oleh teman temannya, takut salah, semua rasa takut ini mengalahkan keberaniannya. Kondisi seperti ini memang tidak sama untuk setiap sekolah. Saya selalu berusaha untuk menemu-kan cara yang tepat untuk menumbuhkan ke-beranian murid untuk berbicara. Keterampilan berbicara merupakan salah satu dari keteram-pilan berbahasa dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Keterampilan berbicara ini sangat penting posisinya dalam kegiatan belajar di kelas dan dalam kehidupan sehari – hari. Dengan terampil berbicara murid mampu mengek-

spresikan pikiran, gagasan, ide, dan perasaan melalui lambang – lambang bunyi. Berbicara merupakan suatu keterampilan, dan keteram-pilan akan berkembang jika dilatih dan diasah secara terus menerus. Apabila selalu dilatih, keterampilan berbicara tentu akan semakin baik dan berkembang, keberanian dan rasa percaya diri murid akan tumbuh seiring den-gan meningkatnya kemampuan berbicara murid.

Berbicara butuh keberanian untuk memprak-tikkan. Kasus diatas menunjukan murid saya tidak punya keberanian untuk berbicara, rasa malu, ragu, dan takut salah yang menghan-tui pikirannya, menghambat perkembangan keterampilan berbicara. Minimnya kosa kata membuat mereka bagaikan sibisu barasian, terasa ada tapi susah untuk diungkapkan.

Keterampilan berbicara lebih mudah dikem-bangkan apabila murid-murid memperoleh kesempatan untuk mengkomunikasikan secara alami kepada teman- temannya atau orang lain. Bagaimana menciptakan pembelajaran yang menyenangkan sehingga murid saya dapat berbicara dengan leluasa tanpa beban? Pertanyaaan ini membuat kepala saya berputar untuk mencari strategi yang tepat sehingga

Permainan Circle MelodiMembawa Keceriaan Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia

Praktik Baik Pengajaran

Penulis :Rini SuryatiSDN 01 [email protected]

semua murid terlibat dalam berbicara di kelas.

Terinspirasi dari Ibu Chusnul Chotimah, pelatih literasi untuk Guru Belajar Pesisir Selatan dari Kampus Guru Cikal, beliau mempraktikkan permainan “Lingkaran-Lagu-Lonceng”. Kese-ruan permainan ini menginspirasi saya untuk mempraktikkannya di kelas.

Permainan sederhana ini saya beri nama Circle Melodi. Yang dibutuhkan dalam permainan ini adalah bahan pembicaraan (isi bacaan, cerita, pengalaman murid), lonceng, dan lagu yang dikuasai. Lonceng digunakan untuk menghen-tikan gerakan, menghentikan lagu dan meng-ingatkan saat mulai berbicara atau berbagi cerita.

Cara bermainnya begini :1. Awalnya murid ditugaskan untuk membaca buku (dapat kita tentukan halamannya), boleh juga materinya menceritakan pengalaman yang menyenangkan yang pernah dialami sesuai dengan kompetensi dasar pembelaja-ran bahasa indonesia di Sekolah Dasar sesuai dengan kelas yang diampu.2. Murid membentuk lingkaran besar dan lingkaran kecil. Lingkaran kecil berada di da-lam lingkaran besar, dan murid berdiri seperti membentuk kereta api.3. Sambil berputar mereka menyanyikan ber-sama lagu yang dikuasai dan disukai, misalnya lagu Halo – Halo Bandung atau lagu daerah.4. Apabila lonceng berbunyi mereka berhenti berputar dan berhenti bernyanyi, posisi mere-ka saling berhadapan, kemudian mereka saling berbagi cerita secara bergantian dengan teman yang di hadapannya.5. Setelah beberapa menit lonceng berbunyi kembali, mereka kembali berputar dan men-eruskan lagunya untuk beberapa saat hingga lonceng berbunyi lagi, mereka berhenti ber-putar dan bernyanyi kemudian saling berhada-pan dan bercerita, begitu seterusnya. Hingga mereka bisa berbagi cerita dengan teman – teman yang berbeda. 6. Beri batasan waktu selama 5-15 menit agar aktivitas ini tidak kehilangan keseruannya.7. Setelah waktu habis, lakukan refleksi. Kita bisa memberikan tantangan pada murid untuk berdiri di tengah-tengah lingkaran dan ber-

bicara di hadapan teman – temannya kemudi-an teman yang lain boleh menanggapi, boleh mengajukan pertanyaan, boleh juga berupa saran terhadap apa yang dibicarakan temann-ya.

Dengan langkah permainan di atas saya coba praktikan pada mata pelajaran Bahasa Indo-nesia kelas III SD pada Kompetensi Dasar “Menceritakan pengalaman yang mengesan-kan dengan menggunakan kalimat yang runtut dan mudah dipahami“. Saya menjelaskan alur permainan yang akan mereka lakukan, setelah paham masing-masing murid menceritakan pengalaman yang menyenangkan yang per-nah dialami. Awalnya proses tidak berjalan lan-car. Ketika murid laki-laki berhadapan dengan murid perempuan mereka malu-malu sehingga proses bercerita tidak berjalan baik. Dengan adanya proses diskusi mengenai bagaimana sebaiknya kita berbagi kepada semua teman di kelas, perlahan murid mulai mau bercerita kepada seluruh temannya di kelas. Tentunya proses ini tidak hanya berjalan selama satu atau dua kali dan semuanya berhasil. Proses ini setelah melewati pengulangan aktivitas secara konsisten di waktu berbeda, sehingga murid perlahan terbiasa dengan aktivitas baru ini.

Hasil yang diharapkan oleh saya pun mulai terlihat. Permainan ini telah menumbuhkan keceriaan dan rasa senang pada murid. Riuh ramai-tawa selalu hadir di tengah-tengah mereka. Ada yang bercerita dengan lancar, ada yang terbata-bata, bahkan ada murid yang mengulang kata-kata yang sama. Semua saya biarkan secara alami, sambil saya mel-akukan observasi pada keterampilan berbicara setiap murid. Ini menunjukan bahwa untuk bisa terampil berbicara, keterampilan berba-hasa lainnya yaitu keterampilan membaca juga sangat diperlukan. Keterampilan membaca dapat memperkaya kosakata, tata bahasa dan ragam kalimat. Selain itu, melalui permainan ini juga telah melatih keterampilan berbahasa lainnya yaitu menyimak. Dalam setiap putaran masing-masing murid menyimak pembicaraan temannya, semakin banyak murid menyimak, tentu akan meningkatkan keterampilannya da-lam berbahasa. Melalui kegiatan menyimak ini juga akan meningkatkan konsentrasi murid.

Page 13: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Bagi saya sebagai seorang guru, manajemen kelas adalah hal yang sangat penting dan mutlak. Mana-jemen kelas sangat erat kaitannya

Surat Kabar Guru Belajar #PesisirSelatan24 25

Setiap usai permainan ini, saya melaksanakan sesi refleksi agar pembelajaran tidak kehilangan mak-nanya. Setelah murid berbagi pengalaman dengan teman-temanya, kita juga bisa menanyakan kepada murid lain, “Adakah yang pengalamannya sama dengan si Banu?”, misalnya, “Siapa lagi di sini yang pernah dapat hadiah ulang tahun Sepeda dari ayah-nya seperti si Yanuar?” atau “ Siapakah yang dapat menceritakan kembali pengalaman yang dialami oleh si Intan?”. Setiap murid yang ingin berbagi saya minta untuk maju ke tengah lingkaran dan sebagain-ya. Sebagai guru yang memfasilitasi kegiatan ini, kita perlu piawai memainkan aktivitas ini sehingga tujuan murid terampil bercerita di kelas dapat tercapai.

Kegiatan permainan ini juga memberi pelajaran bagi guru, dengan memberi kesempatan pada murid un-tuk mengkomunikasikan apa yang dia rasakan, dan dapat menumbuhkan keterampilan berbicara, ke-beranian, dan rasa percaya diri murid. Pembelajaran seperti ini pun bisa melibatkan seluruh murid dalam berbicara.

Permainan ini memang tidak begitu rumit. Namun, permainan ini dirancang untuk menumbuhkan ke-beranian dan rasa percaya diri murid terutama untuk murid usia Sekolah Dasar yang cukup memberi rasa senang dan bermakna. Setidaknya permainan seder-hana ini juga dapat menumbuhkan semangat literasi di kalangan murid sekolah dasar.

Permainan ini tentunya bisa juga diterapkan pada mata pelajaran yang lainnya, dengan menugaskan murid membaca materi pelajaran tertentu sesuai dengan kompetensi dasarnya. Dengan permainan ini murid menceritakan kembali informasi yang didapat dari materi bacaanya. Materi yang dikomunikasikan dengan berulang-ulang selain melatih kemampuan berbicara juga melatih daya berpikir logis dan pema-hamannya akan materi tersebut.

Selamat mencoba Circle Melodi dan selamat bern-yanyi bersama murid!

Saya Salmiati, guru TIK di SMPN 1 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. Mengajar TIK di Kelas IX merupakan tantangan buat saya, ka-rena murid lebih banyak dituntut penguasaan keterampilan komputer, sedangkan sarana dan prasarana penunjang masih tidak memadai. Kondisi ini lama-kelamaan membuat murid merasa jenuh dan bosan, sehingga pembela-jaran TIK terasa kurang menyenangkan karena hanya teori belaka. Metode yang sering saya lakukan selama ini masih bersifat konvension-al, maka hal tersebut juga menjadi salah satu penyebab murid cepat bosan dalam pembela-jaran.

Pada suatu hari, saya mendapatkan kesem-patan untuk mengikuti pelatihan Literasi yang diadakan secara bertahap oleh TIM KGC dari Jakarta. Singkat cerita, dari pelatihan terse-but saya mendapatkan wawasan baru tentang Merdeka Belajar, penerapan literasi, serta praktik cerdas pembelajaran di dalam kelas. Dengan berbekal pengetahuan tersebut, saya mulai menerapkannya di sekolah. Perubahan demi perubahan pada pembelajaran mulai

saya lakukan, ternyata dampak positifnya langsung saya rasakan dari inovasi yang saya lakukan tersebut. Pembelajaran yang pada mulanya dengan metode ceramah dan terasa monoton perlahan-lahan mulai saya ubah den-gan metode pembelajaran yang lebih berva-riasi dan menyenangkan yang saya adopsi dari hasil pelatihan literasi serta dari membaca buku Guru Merdeka Belajar.

Apa saja perobahan dan inovasi yang saya lakukan ??

Pertama, saya merobah pola pembelajaran agar lebih semangat dan antusias melalui ice breaking di awal pembelajaran, misalnya dengan ice breaking seperti sapaan “Hai” kemudian di jawab murid “Hello”. Kemudian melakukan games seperti Up Down Boom dan melakukan tepukan penyemangat serta yel-yel untuk memotivasi murid sebelum pembelaja-ran dimulai.

Pada awalnya memang agak sedikit kaku dan murid belum terbiasa melakukanya. Namun

Meraih Merdeka Belajar melalui Penerapan Ice Breaking,Kolaborasi Kelompok, dan Pembelajaran di Luar Kelas (Outing)

Praktik Baik Pengajaran

Penulis :SalmiatiSMP Negeri 1 [email protected]

Page 14: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Bagi saya sebagai seorang guru, manajemen kelas adalah hal yang sangat penting dan mutlak. Mana-jemen kelas sangat erat kaitannya

Surat Kabar Guru Belajar #PesisirSelatan26 27

dengan bermodalkan rasa percaya diri dan antusias saya terus melaksanakannya di awal pembelajaran. Lama-kelamaan mu-rid-murid juga mulai terbiasa dan malahan setiap pembelajaran menanti ice breaking sebelum pembelajaran inti dilaksanakan. Kegiatan ini sangat besar dampaknya bagi saya dalam mengawali pembelajaran. Salah satunya terjalin rasa kehangatan dan antu-sias murid di awal pembelajaran, sehingga terpancar rona-rona bahagia di wajah-wajah mereka yang selama ini jarang saya lihat. Kebekuan dan kekakuan di awal pembe-lajaran sirna dan berganti dengan rasa kegembiraan dan semangat dalam mengi-kuti pembelajaran. Maka hal ini menjadi awal yang baru bagi saya dalam melakukan perubahan pada pembelajaran TIK di kelas. Jika pembelajaran sudah diawali dengan sesuatu yang menyenangkan, maka murid pun akan antusias dalam mengikutinya. Itulah manfaat yang dapat saya peroleh dari penerapan ice breaking di awal pembelaja-ran.

Kedua, langkah yang saya lakukan yaitu menerapkan kolaborasi dalam pembelaja-ran. Selama ini saya hanya monoton dalam melaksanakan pembelajaran di kelas, jarang sekali melakukan metode diskusi kelom-pok dalam pembelajaran di kelas. Namun dari pelatihan literasi, saya mendapatkan

pengetahuan tentang melakukan pemba-gian kelompok yang menyenangkan dalam pentingnya melakukan kolaborasi dalam pembelajaran. Sebagaimana kita ketahui bahwa salah satu tujuan pendidian yaitu pe-rubahan karakter siswa menjadi lebih baik. Salah satu karakter yang perlu dikembang-kan antara lain kegiatan kolaborasi dalam pembelajaran misalnya melalui metode diskusi kelompok sehingga menumbuhkan sikap kerjasama antar murid. Maka dari itu, saya mulai melakukan perubahan metode pembelajaran melalui diskusi kelompok. Awalnya memang tidak mudah membentuk murid dalam beberapa kelompok, sebab mereka belum terbiasa berkolaborasi dan cenderung memilih-milih teman dalam disk-usi kelompok. Kemudian saya membentuk kelompok dengan metode permainan, seh-ingga murid pun antusias dalam memben-tuk kelompok sesuai aturan permainan yang saya buat. Maka lama kelamaan, mereka mulai terbiasa untuk berkolaborasi dalam kelompoknya dalam pembelajaran TIK.

Ketiga, langkah berikutnya adalah melaku-kan pembelajaran di luar kelas (outing). Metode pembelajaran di luar kelas ini saya lakukan, khusus pada kelas yang belajar pada jam terakhir pembelajaran. Kegiatan outing ini, terinspirasi dari salah satu praktik pembelajaran yang terdapat dalam buku

Merdeka Belajar. Kemudian saya coba ter-apkan pula pada pembelajaran TIK sekali-gus menerapkan literasi dalam pembelaja-ran. Awal dari pembelajaran ini saya lakukan pada kelas IX.2 Sebab jadwal mengajar di kelas ini setelah jam istirahat, dan kebiasaan belajar setelah jam istirahat agak susah membuat siswa fokus belajar di dalam kelas sehingga saya berinisiatif untuk melakukan kegiatan pembelajaran (outing) agar siswa tidak bosan dan antusias belajar. Sebelum kegiatan pembelajaran di luar kelas (outing) dilakukan, terlebih dahulu kami melakukan kesepakatan kelas agar kegiatan outing berjalan lancar. Setelah kesepakatan selesai, baru murid saya ajak keluar kelas sambil membawa buku pembelajaran dan alat tulis.

Pada saat itu, saya terpikir, untuk sekaligus menerapkan literasi pada pembelajaran TIK sesuai dengan pelatihan literasi yang telah saya peroleh sebelumnya. Maka langkah berikutnya yang saya lakukan pada saat kegiatan outing yaitu membagi siswa dalam beberapa kelompok dan membagi mereka atas beberapa peran yaitu: Direktur Diskusi, Kapten Kosakata, dan Komandan Kesimpu-lan. Selanjutnya mereka membaca buku TIK dan menjalankan peran dalam kelompokn-ya masing-masing. Siswa sangat antuasias dan merasa tertantang dalam melakukan pembelajaran ini. Ini merupakan salah satu pengalaman baru bagi saya untuk mener-apkan pembelajaran di luar kelas (outing). Kemudian setelah semua rangkaian pembe-lajaran di luar kelas selesai dilakukan, hasil dari diskusi kelompoknya mereka tempel di galeri di dalam kelasnya.Keempat, langkah selajutnya adalah mel-akukan refleksi. Setiap selesai melakukan pembelajaran, tidak lupa saya lakukan refleksi pembelajaran. Saya meminta murid untuk menuliskan apa yang mereka rasakan setelah pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian mereka tempel di papan tulis. Dari hasil refleksi tersebut, saya bisa meng-etahui apa yang siswa rasakan selama pem-belajaran, sehingga saya dapat melakukan perbaikan untuk pembelajaran selanjutnya.

Hasil refleksi yang saya dapatkan dari pembelajaran di luar kelas (outing) antara lain sangat menyenangkan untuk diterap-kan pada kelas yang berada di jadwal jam terakhir untuk pembelajaran TIK. Dalam prosesnya, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah: Buat kesepakatan pembelajaran terlebih dahulu, sampaikan aturan-aturan yang harus dipatuhi ketika pembelajaran di luar kelas (outing), biasakan murid untuk berkolaborasi, adakan games-games yang menantang agar tiap kelompok aktif dalam pembelajaran. Kemudian pada saat mel-aksanakan kolaborasi, sebaiknya kelompok diskusi perlu terus diterapkan secara dina-mis agar murid terbiasa bekerjasama dan tidak memilih-milih teman.

Pembelajaran terasa lebih bermakna tatkala kita mampu membuat murid bahagia dalam pembelajaran yang menyenangkan. Maka perubahan perlu terus dilakukan walaupun dengan hal-hal yang kecil. Jika hal tersebut bisa dilakukan secara kontinyu, Insyaallah kita akan menuai hasil seperti yang kita harapkan. Keterbatasan sarana dan pras-arana pembelajaran TIK tidak menjadi penghalang buat saya untuk melakukan pembelajaran dan mendorong murid agar tetap antusias belajar. Itulah pengalaman berharga dari praktik pembelajaran yang telah saya lakukan. Intinya berani melaku-kan perubahan demi kemajuan pendidikan Indonesia.

Page 15: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Bagi saya sebagai seorang guru, manajemen kelas adalah hal yang sangat penting dan mutlak. Mana-jemen kelas sangat erat kaitannya

Surat Kabar Guru Belajar #PesisirSelatan28 29

Saya Sri Yulianti seorang guru Kelas VI di SDN 01 KOTO NAN IV, Kecamatan Ranah Pesisir, Kabupaten Pesisir Selatan. SD tempat saya mengajar termasuk sekolah besar dengan murid kurang lebih 200 anak. Sekolah saya mendapatkan sekolah adiwiyata dari pemer-intahan Pesisir Selatan dan ditunjuk sebagai sekolah model dari LPMP PADANG. Sekolah saya luas dihiasi taman yang indah dan po-hon-pohon yang rindang.

Saya melaksanakan pembelajaran matemati-ka, materinya penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat positif dan negatif. Harapan-nya, murid-murid saya dapat menyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan bilangan positif dan negatif yang saya berikan dengan benar. Di awal pembelajaran saya menjelaskan materi tersebut, murid saya mendengarkan dengan seksama, tanpa ada yang bersuara, semuanya memperhatikan dengan baik. Setelah itu saya memberikan satu contoh soal dan pengerjaannya, murid saya memperhati-kan. Saya senang murid saya dapat menden-garkan penjelasan dengan tenang.

Karena tidak ada murid yang bertanya, maka saya anggap mereka sudah mengerti. Saya pun melanjutkan dengan memberi mereka

5 soal. Semua murid menyelesaikan latihan tersebut. Ternyata hanya 5 orang dari 21 orang yang bisa menjawab 4 soal, 10 orang menjawab 2 soal, selebihnya belum selesai, sehingga saya tanya, ”Ada apa anak-anak Ibu? Kenapa anak-anak Ibu ga bisa jawab?” Seren-tak mereka menjawab, “Kami tidak mengerti Bu...” Ternyata murid saya tidak mengerti dan tidak fokus dalam belajar.

Saya melakukan pembelajaran dengan cer-amah dan diskusi dalam waktu yang lama, tan-pa adanya permainan dan penyegaran. Karena pembelajarannya tidak menarik, murid saya tidak mengerti dan tidak fokus dalam pembe-lajaran yang saya berikan.

Dalam keadaan tuntutan administrasi kelas serta pendekatan-pendekatan belajar yang harus dipikirkan dan dirancang dalam pembe-lajaran yang begitu menyita perhatian saya, datanglah kepala sekolah menyampaikan informasi bahwa saya harus ikut sosialisasi dari Sekolah Cikal yang dibawakan oleh Pak Rizqy dan Ibu Mahayu.

Karena sudah ditugaskan maka berangkatlah dengan hati yang bertanya-tanya, ternyata amat menyenangkan banyak refleksi diri ter-

MENGUNAKAN METODE GAME DAN PEMBAGIAN KELOMPOK DISKUSI

Praktik Baik Pengajaran

Penulis :Sri YuliantiSDN 01 KOTO NAN [email protected]

hadap pembelajaran yang telah dilakukan, dan dilanjutkan dengan pelatihan merdeka belajar, memanusiakan hubungan yang disa-jikan ibu Khusnul Khatimah ( bu unun, bu nuli ) sampai dengan pelatihan menulis oleh Pak Rizqy dan Ibu Mahayu lagi, sangat menarik dan sangat kita butuhkan dalam pembelaja-ran.

Maka di kelas saya mencoba melakukan pembelajaran PPKn dengan metode diskusi kelompok. Setiap kelompok dibagi sama ban-yak sesuai hobi. Di dalam kelompok ada yang berperan sebagai juru tulis, juru bicara, juru perlengkapan, dan juru kebersihan. Diselingi permainan up down, lampu merah, tampilan penyegaran, tepuk wow keren, dan cerita–cerita banjir tanah longsor dan angin ribut, dan ada kalanya pembagian kelompok ber-dasarkan ukuran sepatu, dan warna kesukaan dan lain-lain. Hasil diskusi disampaikan oleh juru bicara kelompok dan ditanggapi oleh kelompok lain. Setelah dikonfirmasi, ditem-pelkan di papan dinding dan dikomentari oleh setiap anggota kelompok yang lain.

Karena saya guru kelas mengajar semua mata pelajaran, maka saya juga mengajar pelaja-ran Matematika, saya melaksanakan pembe-lajaran Matematika melalui metode diskusi kelompok, dengan Kompetensi Dasar (KD) Menjelaskan dan melakukan operasi hitung bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif. Tujuan pembelajarannya murid dapat menyelesaikan soal operasi hitung bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif den-gan benar. Materinya operasi hitung bilangan bulat positif dan bilangan negatif. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan:

1. Membagi kelompok belajar berdasarkan ukuran sepatu.2. Dilanjutkan dengan permaianan cerita ban-jir, tanah longsor dan angin ribut.3. Kembali duduk berdasarkan pembagian kelompok,4. Murid mengamati 1 contoh soal yaitu No 1. 8-(-5) = … yang ditulis guru di papan tulis, dan guru menanyakan siapa yang mau menyelesaikan soal tersebut.

Page 16: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Bagi saya sebagai seorang guru, manajemen kelas adalah hal yang sangat penting dan mutlak. Mana-jemen kelas sangat erat kaitannya

Surat Kabar Guru Belajar #PesisirSelatan30 31

6. Murid mengamati teman yang menyelesaikan soal, jika jawabannya benar, diberi penguatan den-gan tepuk waw keren. 7. Murid mengamati guru mengonfirmasi, dilan-jutkan dengan permainan Up Down sesuai intruksi guru.8. Duduk berkelompok kembali dan mencoba menjawab soal-soal yang dibagikan berupa amplop secara kelompok.9. Mengumpulkan hasil kelompok dalam menjawab soal-soal.10. Juru bicara menampilkan hasil kerja kelompok dan kelompok lain mengomentari.11. Memajangkan hasil kelompok dan dikomentari kelompok lain.12. Murid mengamati penjelasan guru, memu-satkan perhatian dengan nyanyian “Mana suara-mu? Mana tepuk-tepukmu? Pisang coklat, coklat pisang.”13. Murid menyelesaikan 5 soal secara individu pada evaluasi.

Murid saya semuanya jadi bersemangat dan antu-sias, mereka dapat menyelesaikan latihannya den-gan benar. Semua ilmu yang telah diberikan oleh guru-guru Cikal, yang datang dari Sekolah Cikal ke Pesisir Selatan telah memberikan kemudahan bagi saya dalam mengajar.

Setelah melakukan pembelajaran Matematika dengan iringan permainan dan pembagian kelom-pok diskusi serta memberdayakan teman sejawat, Alhamdulillah membuat murid saya antusias sekali, bersemangat dalam belajar dan dapat menyelesai-kan latihan dengan mudah dan benar.

“Nyalakan tanda tanyaMencari jawabanbersama-sama.”

Page 17: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Bagi saya sebagai seorang guru, manajemen kelas adalah hal yang sangat penting dan mutlak. Mana-jemen kelas sangat erat kaitannya

Surat Kabar Guru Belajar #PesisirSelatan32 33

Cerita Guru Belajar

Mading Sekolah Wadah Kreatif dan Reflektif

Guru Rahmiyanti

SMPN 2 Lengayang

Membuat Kelas Berekspresi

Novi Zaini

SDN 10 Pasar Melintang

Saya Belajar, Saya Sadar, Saya Move Up

Elvadeni

SDN 07 Padang Laban

Melibatkan Murid dalam Membaca

Yurafkhamsisdiarti

SMPN 02 Lengayang

Belajar Agama Menyenangkan

Riza Putri Ayu

SMPN 1 Lengayang

Scan barcode di bawah untuk melihat video Cerita Guru Belajar!

Jujur agak bingung ketika harus membangun dan menjalin relasi dengan Dinas Pendidikan Pesisir Selatan. Bagaimana? Langkah apa yang bisa

dilakukan untuk dapat membangun dan menjalin relasi? Aha! Karena teman-teman cukup banyak dari Sumatera Barat, saya meminta bantuan mereka untuk mencari kontak yang bisa saya hubungi, khususnya guru sekolah dasar. Teman yang di Palembang jawab, aku dari Bukit Tinggi. Teman yang di Jakarta jawab, aku Payakumbuh. Ya satu per satu teman yang asli Minang berguguran ketika ditanyakan tentang Pesisir Selatan. Sampai satu ketika teman dari Bukit Tinggi memberikan aku kontak guru SMAnya, silakan digunakan dan ternyata kontak yang diberi adalah Kepala Dinas Pendidikan Pesisir Selatan!

Saya mengirimkan pesan chat kepada Kepala Dinas Pendidikan Pesisir Selatan, Bapak Zulkifli. Bak gayung bersambut dibalas dan diajak mengobrol langsung oleh Kadisdik Pesisir Selatan, beliau sedang ada pertemuan di Banten. Hasil dari obrolan saat itu, kami sepakat untuk berbarengan bergerak ke arah perubahan pendidikan Pesisir Selatan melalui Pelatihan Guru Belajar Pesisir Selatan. Tentu tidak mudah bagi Pak Zul mengatakan setuju, mengingat saya berkenalan dengan beliau via chat dan baru pertama kali bertemu langsung mengajak kerja barengan seperti ini dan sempat berpikir dan terucap, “Jadi guru-guru kami harus bayar berapa?” Ini program dari Playground of Minang

PESISIR SELATANBERKESAN!oleh Mahayu Ismaniar

Page 18: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Bagi saya sebagai seorang guru, manajemen kelas adalah hal yang sangat penting dan mutlak. Mana-jemen kelas sangat erat kaitannya

Surat Kabar Guru Belajar #PesisirSelatan34 35

Liputan Pelatihan

Semangat Merdeka Belajardi Pesisir Selatan

oleh Baja Seto

Semangat guru Pesisir Selatan dalam mengi-kuti pelatihan sungguh luar biasa. Padahal mereka guru PNS yang sering dinilai tidak suka mengembangkan diri. Kok bisa?

Saya bersama dua pelatih, Ibu Unun dan Ibu Nuli berangkat ke Pesisir Selatan. Kami akan mengadakan pelatihan Merdeka Belajar dan Memanusiakan Hubungan yang berlokasi di kota Painan yang merupakan ibu kota Pesisir Selatan. Jarak Painan dari kota Padang kurang lebih 72 kilometer yang membutuhkan waktu tempuh 2 jam.

Pelatihan tiga hari ini merupakan bagian dari Playground of Minang, program Sekolah Cikal untuk berkontribusi terhadap kualitas pendidi-kan Indonesia. Pada tahun ini, Cikal memilih Minang sebagai fokus belajar yang dipelajari para murid sehingga disebut sebagai Play-ground of Minang. Kegiatan ini melibatkan murid, guru, orangtua, manajemen dari Rumah Main Cikal, Sekolah Cikal dan Kampus Guru Cikal.

Kami datang di lokasi pelatihan jam 07.00, UPTD kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan. Para peserta pelatihan yang merupa-kan guru dan kepala sekolah datang dengan semangat membara. Pelatihan dimulai den-gan kegiatan penyemangat, setiap peserta mendapatkan kertas dengan berbagai jenis aktivitas dengan maksud agar mengenal satu sama lain.

Setelah itu pelatih menyampaikan materi Merdeka Belajar. Mengapa diawali dengan Merdeka Belajar, padahal tema POMIN tahun ini adalah “2000 Anak Sumatera Barat Melek Literasi dengan Memanusiakan Hubungan”? Pelatih menjelaskan pentingnya mempelajari materi dasar sebelum mempelajari literasi. Karena melalui merdeka belajar, guru dapat mengembangkan belajar berkelanjutan baik pada diri sendiri maupun pada muridnya. Ciri merdeka belajar itu sendiri yaitu berkomitmen pada tujuan, mandiri terhadap cara, dan mel-akukan refleksi.

Sekolah Cikal, jadi tidak ada rupiah yang perlu bapak keluarkan. Saya pun sempat berbincang kembali dan mendengar kekhawatiran juga keoptimisan dari seorang Kepala Dinas Pendidikan Pesisir Selatan tentang perubahan pendidikan yang didambakan juga ingin disegerakan.

“Jangan menyalahkan anak, guru yang perlu belajar”

Setelah merancang timeline, kami mengadakan sosialisasi kepada guru-guru SD Pesisir Selatan tentang program Pelatihan Guru Belajar Literasi Pesisir Selatan yang akan berjalan dan juga proses awal sampai akhir yang membuat para guru bergerak berbarengan dan bermakna di Komunitas Guru Belajar Pesisir Selatan. Kesempatan emas tersebut tidak terlewatkan begitu saja, kami juga langsung mengadakan Temu Pendidik Daerah di aula itu (aula yang menjadi saksi betapa hebatnya guru-guru Pesisir Selatan). Kan, masih ada guru-guru yang hebat disini, mungkin minim publikasi jadi banyak yang menduga dan salah bahwa pendidikan di pedalaman itu jauh dari kata merdeka. Tiga guru yang terlibat saat TPD perdana, membuktikan mereka memiliki praktik cerdas pengajaran di kelasnya. Saat itu yang hadir adalah mereka yang mendapatkan kepercayaan dari Dinas Pendidikan untuk menyebarkan berita ini.

Pelatihan Guru Belajar Literasi Pesisir Selatan dimulai. Melalui proses pendaftaran dan seleksi juga tanpa iming-iming sertifikat apalagi dana, cukup menantang bagi peserta juga bagi kami. Tantangan jarak, karena jarak satu kecamatan dengan kecamtan lainnya cukup lama, 2-3 jam bahkan 6 jam. Tantangan dana, karena membutuhkan biaya perjalanan dan juga tempat menginap bagi mereka yang jauh. Namun, kami yakin tantangan ini akan dilewati begitu saja dan kami akan bertemu dengan guru-guru penggerak perubahan di Pesisir Selatan. Bahkan sampai tulisan ini terbit, Peserta Pelatihan sudah mengadakan beberapa kali Temu Pendidik Daerah Pesisir Selatan dan juga menjadi narasumber di KKG atau KGB.

Page 19: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Bagi saya sebagai seorang guru, manajemen kelas adalah hal yang sangat penting dan mutlak. Mana-jemen kelas sangat erat kaitannya

Surat Kabar Guru Belajar #PesisirSelatan36 37

Liputan Pelatihan

Basamo Mangko Manjadioleh Mahayu Ismaniar

Biar Lamo Tak Pulang, Ambo Urang Awak Jugo

Bisa tebak lagu dari daerah mana? Yep! Minang! Balik ke Sumatera Barat lagi. Tempat yang saya id-amkan sejak dulu karena demokrasi lokalnya yang memberdayakan masyarakat sekitar. Kali kedua menuju Painan, Pesisir Selatan dan tak sabar disug-uhkan dengan paket komplit, dimana sejauh mata memandang kita akan berucap wah dengan mata berbinar, disana banyak cerita tentang gunung, sawah, laut, sungai, air terjun dan pasti makanann-ya jadi mau bilang “Tambo cie, uda”. Jangan salah fokus, guru-guru disana juga sungguh jadi candu loh!

Mau Ngapain di Pesisir Selatan?

Mau bawa pelatih literasi dan numerasi, Bu Puti Hamid dan Bu Anya bertemu dengan guru-guru hebatnya Pesisir Selatan buat Pelatihan di tanggal 28 dan 29 Agustus 2018. Kenapa saya bilang gu-ru-gurunya hebat? Karena seusai pelatihan Merde-ka Belajar dan Memanusiakan Hubungan di 26-28 Juli 2018, energi hebat dan positifnya guru-guru yang ikut pelatihan tak hanya diterapkan di ruan-gan kelas tapi juga disebarkan ke guru-guru lain

dengan Temu Pendidik Daerah yang dilakukan di Tapan. Bangga Pesisir Selatan! Penasaran banget sih kalau kesana langsung bagaimana ya energinya mereka?

Pelatihan besok diruangan itu lagi, UPTD IV Jurai dimana energi terurai dan tersebar luas. Terima kasih ya Bu Muldifia sudah selalu bersedia meny-iapkan ruang belajar untuk kami. Kenapa tempat-nya disana lagi? For Your Information, itu daerah yang terjangkau dari semua guru yang tersebar disepanjang 218 km. Kebayang usaha mereka buat belajar gimana? Saya sih, baca chatnya elus-elus mata karena haru.

Hari Pertama, dimulai!

Pelatihan hari ini dibawakan Bu Puti tentang Lit-erasi “Berpetualang Melalui Membaca”. Kenapa literasi? Dengan memberikan topik ini diharapkan para peserta mengerti mengenai miskonsepsi dari literasi dan membaca, memahami tahapan perkembangan dalam membaca dan dapat digu-nakan sebagai dasar acuan untuk menentukan atau membuat materi ajar yang sesuai dengan tahapan usia anak.

Pada hari kedua dan ketiga, peserta mem-pelajari Memanusiakan Hubungan dengan semangat merdeka belajar yang telah dipela-jari sebelumnya. Tujuan dari materi ini adalah adanya pemahaman bermakna bahwa keber-langsungan kegiatan belajar mengajar me-merlukan interaksi positif antarmanusia yang ada di sekolah. Peserta dipandu membuat kesepakatan bersama, membedakan antara hukuman dan konsekuensi dan menerapkan lima posisi kontrol sebagai acuan komunikasi dalam membangun disiplin positif.

Semangat para peserta semakin membara di hari terakhir pelatihan. Semua antusias dan terlibat dalam semua aktivitas yang dipandu oleh pelatih. “Pelatihan ini merupakan pela-tihan yang jelas, jelas dalam artian kami jadi tahu tujuan kami, dimana posisi kami dan apa yang harus kami lakukan untuk mencapai tujuan dan semoga kami tidak bergerak sendi-rian, tapi juga didukung oleh sekolah” tutur Ibu Rahmi yang juga merupakan penggerak Komunitas Guru Belajar setelah mengikuti pelatihan.

Pelatihan ditutup dengan tanya jawab bersa-ma Kepala Dinas Pendidikan Pesisir Selatan. Pada sesi penutup, para peserta mengung-kapkan harapan mereka agar pelatihan seperti ini diadakan lebih sering dan dapat dihadiri oleh lebih banyak guru. Mereka juga meminta dukungan dari pihak Dinas Pendidikan agar para kepala sekolah dapat mendukung proses penerapan praktik hasil pelatihan di sekolah mereka.

“Pelatihan hebat yang belum pernah saya dapatkan selama kurang lebih 10 tahun saya menjadi seorang pendidik di SD, ternyata selama ini kami pendidik di Pesisir Selatan khususnya, banyak sekali kurangnya dari segala segi, semoga Kampus Guru Cikal selalu membimbing kami baik daring maupun luring” tutur Ibu Elvadeni salah satu peserta pelatihan.

Page 20: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Bagi saya sebagai seorang guru, manajemen kelas adalah hal yang sangat penting dan mutlak. Mana-jemen kelas sangat erat kaitannya

Surat Kabar Guru Belajar #PesisirSelatan38 39

Literasi, apa itu literasi? Apa yang sudah diketa-hui? Apa yang ingin diketahui? Apa yang sudah dipelajari? Selama 6 jam, selama itu pula Bapak Ibu Guru asik mencari, memahami dan men-gangguk-angguk tentang Literasi. Sesi paling menarik ketika pembahasan tentang Konsep dan Miskonsepsi. Kenapa? Karena sesi ini mem-berikan kesempatan bagi peserta untuk membu-ka dan melihat kembali konsep yang dimilikinya mengenai literasi, dalam hal ini membaca. Ada empat pernyataan, yang membuat sebagian setuju, sebagian lainnya tidak setuju dan be-berapa diantaranya mengalami fase bimbang dan berpikir mau ada di baris setuju atau tidak setuju.

Sesi-sesi yang dilalui hari ini bukan hanya guru yang belajar tapi kami, saya dan pelatih juga be-lajar banyak dari Bapak Ibu Guru Pesisir Selatan. Refleksi adalah tanda akhir sesi pelatihan literasi hari ini. Semua tulisan mengesankan sekaligus menyenangkan buat saya dan pastinya pelatih saat membacanya.

“Rupanya membaca itu tidak saja merangkai kata tapi melihat, menceritakan dan menyampai-kan pesan kepada orang lain”. “Saya mendap-at berbagai tingkatan pemahaman membaca sesuai usia anak” dan “Membaca itu memahami makna-makna dari sekitar kita”.

Hari kedua berlangsung!Pelatihan Numerasi dibawakan oleh Bu Anya, Bu Anya deg-degan nih karena Kepala Dinas Pendidikan Pesisir Selatan Bapak Zulkifli juga hadir di pelatihan sebagai peserta. Guru-gurun-ya bagaimana? Rupanya,k eikutsertaan Pak Zul merupakan bahan bakar bagi guru-guru karena ini pertama kalinya Beliau hadir sebagai peserta.

Apa hal paling menarik dari pelatihan hari ini? Sesi Konsep dan Miskonsepsi memang sela-lu paling menarik. Pak Zul pun ikut bersuara pengalamannya bahwa numerasi di pelajaran matematika selalu menantang, selain kaku pun tujuan dari belajar matematika cukup abstrak dan belum paham akan digunakan dimana saat bekerja nanti. Betul saja, satu per satu pun ber-teriak sama termasuk saya. Sesi ini memberikan kesempatan bagi peserta untuk membuka dan melihat kembali konsep yang dimilikinya menge-nai numerasi, dalam hal ini matematika.

Selain sesi konsep dan miskonsepsi, sesi pelati-

han numerasi sangat menarik dan juga memba-wa suasana belajar makin riuh. Kenapa? Ternyata belajar matematika tidak abstrak! Bisa seru dan juga membuat ketagihan. Bapak Ibu Guru saja ketagihan, bagaimana murid dikelas nanti ya? Memahami tahapan memahami matematika mempermudah untuk dikembangkan metode apa yang akan diterapkan di kelas misalnya ber-main tebakan, bermain peran dan juga bermain estafet.

Pulang dengan Kenangan dan SenyumanSepanjang dua hari pelatihan, kelas kami diiringi lagu yang sedang membakar semangat para Atlet yang sedang berjuang di ASIAN Games 2018. Dua hari melihat Bapak Ibu Guru ber-juang mulai dari berangkat sampai pulang untuk belajar di pelatihan yang mereka pilih sendiri. Dua hari, bukan hanya mereka yang belajar, saya juga. Belajar itu adalah kebutuhan, tidak perlu menunggu untuk diberi karena jika kamu butuh kamu akan berusaha mencari. Belajar itu bukan tentang siapa guru dan siapa murid, percaya-lah bahwa semua murid semua guru. Belajar itu pilihan, karena jika sebuah paksaan tanpa kesadaran, setelahnya akan kececeran. Belajar itu menyenangkan bahkan bias menjadikannya kekuatan untuk menjalani kehidupan. Esok harin-ya sampai tulisan ini selesai, saya tersenyum bahagia dan percaya ketika menerima berita bahwa Bapak Ibu Guru Pesisir Selatan sedang berjuang untuk Pendidikan yang lebih baik, melalui implementasi di kelas dan juga meny-usun strategi agar bisa tersebar untuk guru-guru lainnya!

Basamo Mangko Manjadi

Liputan Pelatihan

Sudah Jadi GuruKok Belajar Menulis

oleh Rizqy Rahmat Hani

Selepas salat Subuh guru Novi mengambil tas dan meminggulnya, lalu ia menghampiri suami dan anak-anaknya. Ia pamit untuk menuju Painan, sebuah kecamatan di Pesisir Selatan mengikuti pelatihan menulis. Ia harus berangkat Subuh kare-na memang Kecamatan Tapan, tempatnya tinggal berjarak kurang lebih 140 km dari lokasi pelatihan.

“Saya tahu pelatihan ini tidak dapat sertifikat. Saya tahu pelatihan ini tidak menginap di hotel mewah.

Saya tahu pelatihan ini tidak dapat uang transport.

Tapi saya datang bukan karena itu. Saya datang ka-

rena memang ingin bisa menulis” kata Guru Novi di salah satu sesi pelatihan.

Tidak hanya guru Novi, rekan-rekan seperjuan-ganya dari Tapan dan kecamatan lain di Pesisir Selatan pun sama. Harus menempuh ratusan kilometer untuk mengikuti pelatihan yang dilak-sanakan di pusat kabupaten. Karena memang Kabupaten Pesisir Selatan adalah kabupaten yang memanjang, sehingga jarak antarkecamatan pun berjauhan. Kalau saya bisa menganalogikan, jarak Tapan sampai ke Painan, lokasi pelatihan menu-lis seperti perjalanan saya naik motor dari Tegal

hingga Kudus yang melewati 7 kabupaten. Jadi bisa dibayangkan betapa memanjangnya sebuah kabupaten bernama Pesisir Selatan.

Akhirnya Guru Novi dan beberapa rekan seper-juanganya sampai di Aula Dinas Pendidikan Ka-bupaten Pesisir Selatan pukul 08.00 WIB untuk mengikuti pelatihan menulis dari Kampus Guru Cikal. Pelatihan ini merupakan pelatihan pa-mungkas dari 3 pelatihan sebelumnya : Pelatihan Merdeka Belajar, pelatihan Memanusiakan Hubun-gan, dan pelatihan Numerasi dan Literasi.

Guru Belajar MenulisDi awal, pelatih dari Kampus Guru Cikal, Mahayu Ismaniar mengajak peserta untuk bersepakat ten-tang tujuan belajar menulis. Peserta diminta untuk membuat kepanjangan dari akronim kata MENU-LIS.

“Menurut saya, M-enulis itu menyampaikan pik-iran, E-nak dan tidaknya N-amun selalu dituliskan, U-ntuk diketahui oleh orang lain, L-alu kita curah-kan I-si hati pada S-emua pembaca” tulis seorang peserta di kertas yang kami bagikan.

Page 21: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Bagi saya sebagai seorang guru, manajemen kelas adalah hal yang sangat penting dan mutlak. Mana-jemen kelas sangat erat kaitannya

Surat Kabar Guru Belajar #PesisirSelatan40 41

Tidak sampai di situ, akronim yang dibuat kepan-janganya tersebut diolah peserta dan kelompokn-ya menjadi kemasan yang menarik, seperti pantun, nyanyian, puisi, dan sebagainya. Akhirnya kami bersepakat keterampilan menulis penting dimiliki oleh guru.

“Saya kadang ketika akan menulis itu sudah ke-

bayang dulu tulisan orang-orang yang bagus,

bagus dari segi kebahasaan, ejaan, serta pemilihan

kata yang digunakan. Jadi dalam bayang-bayang

saya, menulis itu susah.” Kata pak Afdhal saat sesi membongkar salah kaprah menulis.

Dalam sesi membongkar salah kaprah menulis ada kejadian yang menarik. Adanyaperdebatan saat pelatih menyampaikan poin “Menulis seperti masak mie instan”.Guru Erna setuju bahwa menu-lis itu seperti memasak mie instan “Menulis itubu-kan hal yang sulit. Misalnya kita mendapat pen-galaman waktu ini, bisalangsung dituliskan.” Guru Afdhal memiliki persepsi lain tentang menulis, bahwamenjadi penulis yang profesional tidaklah mudah. Butuh waktu untuk mengasahtulisannya menjadi bagus. Namun diakhir pendapatnya guru Afdhal berucap “Nah perbedaan pendapat den-gan Bu Erna pun ini salah satu yang harus penulis punya, yakin dengan apa yang dituliskannya.”

Setelah bersepakat tentang tujuan, membongkar salah kaprah menulis akhirnya kami menawarkan sebuah formula menulis yang biasanya kami guna-kan untuk formula penulisan di Surat Kabar Guru Belajar, yaitu formula ATAP.

ATAP memiliki kepanjangan awal, tantangan, aksi dan perubahan. Mahayu Ismaniar menganalogikan ATAP dengan bentuk gunung. Diawali dengan awal yang biasa saja, kemudian mulai menanjak ketika mendapati tantangan, lalu mulai menurun kembali ketika menemukan aksi untuk mengatasi tantangan sebelumnya, dan kembali normal saat adanya perubahan.

Peserta mulai belajar formula ATAP dengan mem-buat tulisan singkat 4 kalimat proses mereka menuju lokasi pelatihan. Dilihat dari tulisan, peser-ta sudah mulai mengerti mengenai ATAP.

“Saya senang dengan dengan formula ATAP ini.

Mudah untuk diaplikasikan. Saya yang sebelumnya

tidak suka menulis terbantu dengan formula ini.”

Jelas Guru Son di akhir pelatihan.

Memang jika dilihat format ATAP bisa dijumpai di alur sebuah novel, pada struktrur jurnal, dan sebagainya.

Tantangan mulai menanjak, kalau di awal peser-ta hanya diminta menulis proses mereka menuju lokasi pelatihan. Di sesi siang peserta diminta mengidentifikasi topik pengajaran yang berhubu-ngan dengan literasi dibantu oleh peserta lain da-lam satu kelompok. Setelah mendapat topik yang berkaitan, peserta membuat ATAP 4 kalimat.

Saat sesi ini setelah dikoreksi, banyak peserta yang masih kesulitan membedakan antara bagian awal dan tantangan. Di bagian awal peserta banyak yang menuliskan permasalahan yang mereka hada-pi, bukan tujuan yang akan dituju atau tanggung jawab sebagai guru. Setelah diberi umpan balik, peserta memperbaikinya.

Formula ATAP tersebut dikembangkan menjadi tulisan yang utuh oleh peserta dengan cara didisk-usikan bersama kelompok. Peserta menyampaikan 4 kalimat ATAP-nya kemudian peserta lain dalam satu kelompok bertanya apapun untuk menggali tulisan tersebut. Dalam hal ini dimaksudkan agar peserta mengetahui bahwa proses menulis dan pencarian ide juga bisa dilakukan dengan mengo-brol dengan orang lain.

Akhirnya peserta mengembangkan 4 kalimat ATAP yang mereka buat. Peserta antusias dalam menu-lis, dalam waktu 30 menit beberapa guru menyer-ahkan tulisannya. Dan terlihat sudah mulai paham mengenai ATAP.

“Pelatihan kali ini membuka pikiran saya, ternyata

menulis itu adalah sebuah proses yang memang

harus dimulai saja dulu. Saya jadi tahu formula

yang memudahkan saya dalam menulis. Saya akan

lebih banyak menulis setelah ini.” Kata Guru Rini di sesi akhir pelatihan.

Liputan Pelatihan

Pesisir Selatan,Menulis Kenangan Manis

Memasuki kunjungan terakhir ke Pesisir Se-latan dengan agenda Pelatihan Menulis dan membuat video guru belajar dan penyerahan buku donasi kepada Bapak Ibu Guru Peserta Pelatihan, semua jadwal dan pelatih sudah disiapkan dan diumumkan. Namun, terjadi perubahan mendadak yang membuat jadwal maju dan mundur juga pelatih yang berang-kat. Dengan berbagai pertimbangan, yang be-rangkat adalah saya dan Rizqy Rahmat Hani.

Siap Berangkat!Senin pagi itu kami sudah berada di Bandara Soekarno Hatta menunggu waktu keberang-katan menuju Padang. Seperti dugaan, cuaca di atas sedang musim hujan dan angin ken-cang. Lima menit take off, yang terlihat hanya awan gelap dan angin yang berhembus ken-cang. Disusul dengan turbulensi yang cukup membuat jantung makin kencang, tanda penggunaan sabuk pengaman pun belum mati. 30 menit tanpa henti dengan turbulensi, pramugari tetap senyum untuk menawarkan menu sarapan. Muncul pengumuman dari

Pilot agar segera menggunakan sabuk penga-man, saat itu aku melihat pramugari yang sedang bertugas segera membenahi troli makanan dan bergegas duduk memakai sabuk pengaman. Huh, 30 menit tersebut cukup mencekam dan sepanjang perjalanan selalu minta sama Allah yang terbaik, pun terdengar dari penumpang lainnya.

Pilot mengumumkan akan turun dari keting-gian di sekitar Lampung, turbulensi pun masih berlanjut meski tidak semencekam 30 menit awal. Saat kami landing di Bandara Minangk-abau, aku mendengar “Ada pesawat jatuh”, rasanya remuk redam dan segera mengkonfir-masi berita yang beredar. Benar, hati bergetar kencang namun segera bergegas ke travel yang siap mengantar kami menuju Painan, Pesisir Selatan dan mampir dulu mengambil donasi buku 166 kg.

Hari yang Dinanti!Pagi itu bersama Ibu Mul, saya menyiapkan konsumsi sedangkan Pak Rizqy berangkat

oleh Mahayu Ismaniar

Page 22: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Bagi saya sebagai seorang guru, manajemen kelas adalah hal yang sangat penting dan mutlak. Mana-jemen kelas sangat erat kaitannya

Surat Kabar Guru Belajar #PesisirSelatan42 43

menuju Aula Dinas Pendidikan untuk menyiapkan keperluan pelatihan dan juga donasi buku. Wah, akhirnya bisa menggunakan aula dinas yang sudah dinanti jadi renovasinya. Ada 29 guru yang had-ir, menyenangkan. Icebreaking pelatihan kali ini dipimpin oleh guru-guru yang bersedia memprak-tikkan di ruang kelas.

Guru Belajar Menulis. Saya meminta peserta me-minta peserta untuk bisa mendeskripsikan apa itu “Menulis” secara individu lalu bergabung men-jadi 7 kelompok untuk mendeskripsikan “Menu-lis” melalui berbagai cara. Ada yang bernyanyi, berpuisi dan berpantun. Masih berada di zona menulis untuk personal, selanjutnya ketika dijelas-kan kenapa pentingnya menulis, bapak ibu men-gangguk-angguk tanda setuju. Secara personal memang menulis dapat mengurangi beban dan menyalurkan perasaan, menulis pun dapat mem-bantu untuk pekerjaan dan pengembangan karir juga loh.

Pelatihan Menulis ini sudah dilaksakan sebelum kami hadir, dengan Pak Rizky Satria. Hari ini kami akan membahas tentang tentang miskonsepsi menulis, konsep menulis dan praktik menulis. Peserta diminta oleh Pak Rizqy menuliskan ATAP, perjalanan rumah ke tempat pelatihan. Namun ada beberapa yang masih memiliki tantangan untuk membedakan awal dan tantangan. 30 menit diberikan untuk mengembangkan 4 kalimat berisi ATAP. Beberapa sudah menulisnya dengan benar, beberapa masih butuh untuk terus latihan.

Sebelum kami menutup sesi donasi Playground of Minang dengan penyerahan buku, kami mem-berikan kesempatan bagi para peserta untuk mengirimkan tulisan praktik baik pengajaran yang akan diterbitkan menjadi Surat Kabar Guru Belajar Khusus Pesisir Selatan. Karena seindah apa pun cerita, tidak menjadi abadi tanpa dokumentasi melalui tulisan. Terima kasih sudah berjuang dari bulan April 2018 sampai saat ini dan seterusnya. Semoga semakin banyak yang merdeka belajar di ruang kelas.

BTS: Video Guru Belajar Pesisir Selatan

Sore setelah selesai pelatihan, kami berangkat menuju Tapan Bersama Bu Mul dan Bu Novi. Jadwal liputan video berubah, Kambang dulu

baru Tapan namun menjadi Tapan dulu baru Kambang, karena ada satu dan lain halnya. Waktu yang diperlukan sekitar 5 jam menuju Tapan dari Painan. Masih kecamatan di Pesisir Selatan tapi jauh banget ya. Tiba di pengina-pan, rupanya sinyal pun cukup sulit, tak usah berharap 4G karena ada sinyal pun sudah terima kasih. Sudah terbayang bagaimana usaha guru yang hadir di pelatihan dengan tantangan seperti ini?

Pagi hari kami bergegas ke sekolah Bu Novi, disambut ceria oleh murid-muridnya juga kepala sekolahnya. Perubahan sudah ada dan saya percaya masih akan terus ada. Sen-angnya melihat karya-karya anak dipajang di dinding kelas, senang. Sesudahnya, kami pamit untuk lanjut ke sekolah Bu Elva. Sam-butannya begitu hiruk, murid berdatangan untuk bersalaman dan “aku tuh ingin nangis” karena terharu sama antusiasnya mereka. Memiliki waktu sesaat untuk duduk di luar Bersama murid-murid Bu Elva, saya meminta mereka untuk cerita bagaimana Bu Elva saat di kelas. “Dulu kalau ribut dimarahin, kalau salah dimarahin tapi sekarang sudah gak, sudah ada kesepakatan dan ngajarnya juga enak serta gak ngebosenin.” Bagaimana sua-tu keresahan yang dialami guru di kelas dapat membawa perubahan positif bukan hanya bagi dirinya namun juga bagi murid dan guru lainnya?

Siang itu, kami segera bergegas ke Kambang. Perjalanan Bersama Bu Mul selesai setelah mengantarkan kami ke ke segala arah. Teri-ma kasih ya Bu Mul, beliau adalah salah satu kepala sekolah yang sangat berperan aktif dalam suksesnya pelatihan di Pesisir Selatan. Mulai dari hal kecil sampai besar, senang sekali ketika berkunjung ke sekolah Bu Mul saat pertama kali kami menginjakkan kaki di Pesisir Selatan. Kepala sekolah yang berdaya, memberdayakan guru, orangtua dan juga lingkungan untuk membantu murid-muridnya.

Hampir magrib, kami tiba di rumah Bu Rahmi. Kami memutuskan untuk menginap di rumah bu Rahmi agar dapat mendengar cerita lebih banyak. Ya, memang ceritanya banyak ya

Bu. Tak lama, kami mendapat kabar dari Bu Rahmi bahwa sekolah Bu Novi terkena banjir bandang yang merendam kelas dan juga bu-ku-bukunya. Sedih, namun tetap harus bang-kit. Terlihat dari dukungan teman-teman guru kepada Bu Novi dan juga sekolahnya melalui grup Guru Belajar Pesisir Selatan. Ada selalu pelajaran ketika jadwal kami berubah, oh ini toh maksudnya Tuhan.

Di Kambang, kami meliput tiga guru. Bu Rah-mi dan Bu Osi di sekolah yang sama. Ternyata untuk berubah memang harus berlapang dada ketika dianggap menjadi berbeda ya Bu. Terima kasih untuk tetap kuat dan memi-lih di jalan yang kita yakini. Ceritanya banyak, agar lebih hikmat silakan dinantikan tulisan mereka. Satu lagi, Bu Riza yang ceritanya mendapat dukungan dari pihak sekolah untuk melakukan kegiatan seperti ini. Mulai dari yang terdekat agar mudah untuk erat.

Ya, perjalanan kami selesai di Pelatihan Guru Belajar Literasi Pesisir Selatan. Terima kasih untuk dukungan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pesisir Selatan se-lama proses rangkaian kegiatan ini, semoga guru yang menjadi peserta dapat bermanfaat bagi kemajuan Pendidikan Pesisir Selatan. Terima kasih juga untuk bapak ibu guru yang sampai di detik akhir sudah saling percaya untuk berubah menjadi lebih baik, untuk diri sendiri, murid di ruang kelas dan juga berb-agi praktik cerdas pengajaran kepada guru lainnya.

Beda itu mutlak bagi kita semua. Kenapa harus takut dan malu? Memilih jalan berbeda mulanya dianggap gila, biarkan dan buktikan!

Page 23: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Bagi saya sebagai seorang guru, manajemen kelas adalah hal yang sangat penting dan mutlak. Mana-jemen kelas sangat erat kaitannya

Surat Kabar Guru Belajar #PesisirSelatan44 45

Testimoni

Pelatihan dari Kampus Guru Cikalmembuat guru-guru di Pesisir Selatanantusias untuk lebih berkembangdalam melakukan pengajarandi kelas.

Alhamdulillah sudah kamiterapkan apa yang kami dapatdari pelatihan Kampus Guru Cikal.Mulai dari memanusiakanhubungan, memahami murid.Interaksi dengan muridsekarang lebih baik.

Pelatihan yang kami terimadari Kampus Guru Cikal berbedadengan pelatihan yang kamiterima sebelum-sebelumnya.Pengetahuan yang didapatmudah diaplikasikandi dalam kelas.

Saya terkesan dengan pelatihandari Kampus Guru Cikal, karenacontoh-contoh yang disajikansesuai dengan kebutuhan belajarguru-guru di Pesisir Selatan.

Pelatihan dari Kampus Guru Cikalmembuka pikiran dan mengajakkita sebagai peserta untukikut berpikir.

Melatih teman-teman guru di Pesisir Selatan terasa istimewa karena interaksi antara saya sebagai pelatih dan guru-guru peserta pelatihan bukan hanya sekadar hubungan transaksional saja, dimana ada yang memberi pengetahuan dan menerima pengetahuan. Ketika proses be-lajar, teman-teman guru Pesisir Selatan secara aktif membagikan pen-galaman belajar dan mengajarnya, serta mendiskusikan cara untuk menyelesaikan beragam masalah. Selesai pelatihan juga tidak hilang begitu saja. Dialog dan diskusinya tetap aktif sampai sekarang. Bertemu dengan rekan seperjuangan dalam membuat perubahan dalam pendidi-kan selalu menjadi pemantik semangat melakukan aktifitas sehari-harinya. Semoga semangat belajar dan membuat perubahan terus terjaga :)

H.ZULKIFLI,S.Pd,M.PdKepala Dinas Pendidikan dan KebudayaanKabupaten Pesisir Selatan

SalawatiGuru SDN 06 Pancung Soal

Muldifia RajabGuru SDN 15 Bunga Pasang

PietersonGuru SDN -

Sri YuliantiGuru SDN 01 Koto Nan IV

Chusnul ChotimahPelatih Cikal

Page 24: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Bagi saya sebagai seorang guru, manajemen kelas adalah hal yang sangat penting dan mutlak. Mana-jemen kelas sangat erat kaitannya

Surat Kabar Guru Belajar #PesisirSelatan46 47

Buku

Merchandise Guru Belajar

Diferensiasi Memanusiakan HubunganMerdeka Belajar

Setiap pembelian dua produkmendapat 1 buah tas boardgames

Merchandise Guru Belajar

Kaos

Pelajar Sepanjang Hayat Disiplin Positif Merdeka Belajar

Guru Belajar Memahami Murid

Lebar PanjangSize

XSSML

XL2XL3XL

43 CM46 CM49 CM52 CM55 CM58 CM61 CM

62 CM66 CM70 CM73 CM75 CM77 CM79 CM

DAPATKAN MERCHANDISE GURU BELAJAR ESENSIALDI GURU PROMOTOR KGB DAERAH ANDA!

Page 25: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Bagi saya sebagai seorang guru, manajemen kelas adalah hal yang sangat penting dan mutlak. Mana-jemen kelas sangat erat kaitannya

Surat Kabar Guru Belajar48

Moderator : Temu Pendidik Mingguan ke-60 dengan tema “Mengurai Salah Kaprah Sekolah Inklusi ” Apa sebenarnya sekolah inklusi? Apa bedanya dengan sekolah kebanyakan? Apakah sekolah inklusi membutuhkan sarana prasarana khusus? Apakah sekolah inklusi membutuhkan kurikulum khusus? Apakah sekolah inklusi hanya urusan guru khusus? Zie Asma : Label itu masih banyak masyarakat yang blm paham tentang arti yang sesungguhnya. “Semua anak berhak mendapatkan pendidikan yang layak” Lalu apa yang akan kita bedakan lagi kata “semua” sudah mewakili arti inklusi. Memang sekolah inklusi menerima berbagai macam kebutuhan siswa dan banyak yang lebih mengenal dengan kata Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Dan masyarakat awam pun masih menganggap ABK itu adalah anak-anak yang mempunyai kekurangan. Menakutkan bahkan kadang merepotkan. Sedih rasanya karena banyak yang belum paham mereka. Lalu apakah ada org tua yang menginginkan anaknya jauh berbeda dengan yang lain? Semua anak terlahir berbeda. Itu yang harus kita pahami. Setiap anak mempunyai kebutuhan khusus yang berbeda. Seperti halnya saya yang mempunyai kebutuhan khusus tersendiri. Mengajar di SMP Permata Hati, salah satu SMP Inklusi di Purwokerto bagi kami sangat menyenangkan. Bahagia sekali kami diberikan kesempatan bertemu dengan mereka. Menco-ba memahami karakter dari setiap anak tidak hanya ABK anak reguler pun kami coba pahami kebutuhan khususnya. Di sinilah awal kami belajar arti hidup yang sesungguhnya. Karena pada intinya manusia yang bisa memberi manfaat untuk org lain itu lebih baik dan ilmu yang bermanfaat akan membantu kita di akhir hayat kita. Vitriani Sumarlis : 3 Salah Kaprah Sekolah Inklusi. Sekolah Inklusi telah lama terdengar sejak bertahun-ta-hun yang lalu, namun hingga kini bentuk nyatanya masih susah ditemui di dunia nyata. Kenyataannya, banyak kalangan guru pun belum memahami esensinya sehingga meyakini salah kaprah sekolah inklusi. Bayangkan bila guru masih salah kaprah memahami sekolah inklusi, lalu bagaimana pemahaman masyar-akat luas? Setidaknya ada 3 salah kaprah sekolah inklusi

1. Sekolah Inklusi harus menyediakan sarana prasarana khusus untuk Anak Berkebutuhan Khusus. Sarana prasarana mungkin penting, tapi bukan syarat mutlak bagi sekolah inklusi. Pendidikan inklusi bisa meng-gunakan sarana prasarana yang tersedia di sekolah.2. Sekolah Inklusi harus mempunyai kurikulum khusus untuk Anak Berkebutuhan Khusus. Salah kaprah ini berawal dari pandangan bahwa Anak Berkebutuhan Khusus butuh belajar topik berbeda dengan cara dan struktur belajar yang berbeda. Padahal sekolah inklusi justru menggunakan kurikulum yang sama untuk semua anak. Bukan hanya anak berkebutuhan khusus, setiap anak pun pada dasarnya butuh diferensiasi belajar sesuai minat, disposisi belajar dan kebutuhannya. Sekolah inklusi merancang diferensiasi belajar agar mengakomodasi semua anak.3. Keberhasilan Sekolah Inklusi hanya tergantung pada peran Guru Pendamping Khusus. Banyak pihak yang menekankan pentingnya peran guru pendamping khusus dengan mengabaikan peran setiap pi-hak yang terlibat. Sekolah inklusi bisa gagal pelaksanaannya bahkan bila guru, orangtua dan murid tidak memahami dan mendukung pelaksanaan sekolah inklusi.

Mari kita bongkar salah kaprah tersebut dan membangun pemahaman yang tepat tentang sekolah inklusi. Sekolah inklusi adalah sekolah yang terbuka dan ramah terhadap pembelajaran dengan mengedepankan tindakan menghargai dan merangkul perbedaan. Sekolah inklusi menggunakan pendekatan yang beru-saha mentransformasi sistem pendidikan dengan meniadakan hambatan yang dapat menghalangi setiap individu peserta didik untuk berpartisipasi penuh dalam pendidikan yang dilengkapi dengan layanan pendukung.

Moderator : Yuk, kita lanjutkan ke sesi tanya jawab.Elsa Carolina : Apakah sekolah inklusi hanya untuk anak berkebutuhan khususZie Asma : Sekolah inklusi itu sekolah yang memberikan kesempatan untuk anak-anak berkebutuhan khusus belajar bersama anak reguler lainnya. tidak ada syarat khusus untuk menjadi sekolah inklusi. Yang perlu disiapkan ya kita mau belajar memahami karakter semua anak. Jangan pernah takut dengan label inklusi jangan pernah takut dengan anak berkebutuhan khusus, di daerah saya dicanangkan Banyumas Inklusi. Tapi pada dasarnya semua sekolah itu inklusi.Elsa Carolina : Apakah sekolah inklusi bisa menolak karakter siswa tertentu & hanya untuk anak berkebu-

LITERASI UNTUKMENGGERAKKAN

NEGERI

TEMA

JAKARTA, 25 - 27 Oktober 2019