Meningitis

10
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN MENINGITIS A. DEFINISI Meningitis adalah radang pada meningen mem!ran "ang mengelilingi #ta$ dan me spinalis& dan dise!a!$an #leh 'ir%s( !a$teri ata% #rgan)#rgan *am%rSmelt+er( Meningitis mer%pa$an in0e$si a$%t dari meninges( !iasan"a ditim!%l$an #leh sa dari mi$r##rganisme pne%m#$#$( Mening#$#$( Sta0il#$#$( Strept#$#$( Hem#phil%s in0l%en+a dan !ahan aseptis 'ir%s& L#ng( .112&/ Meningitis adalah peradangan pada selap%t meningen( 3airan sere!r#spinal dan 3#l%mn "ang men"e!a!$an pr#ses in0e$si pada sistem sara0 p%sat S%riadi 4 Rit B. ETIOLOGI Meningitis dise!a!$an #leh !er!agai ma3am #rganisme( tetapi $e!an"a$an p dengan meningitis memp%n"ai 0a$t#r predisp#sisi seperti 0ra$t%r t%lang teng$#ra$( in0e$si( #perasi #ta$ ata% s%m)s%m t%lang !ela$ang/ Seperti dise!%t$an diatas meningitis it% dise!a!$an #leh 'ir%s dan !a$teri( ma$a meningitis di!agi men* !agian !esar "ait% 6 meningitis p%r%lenta dan meningitis ser#sa/ 1. Meningitis Bakteri 7a$teri 8 Mycobacteriumtuberculosa( Diplococcus pneumoniae pne%m#$#$& ( Neisseria meningitis mening#$#$&( Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli,Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa. 7a$teri "ang paling sering men"e!a!$an meningitis adalah haem#0il%s in Nersseria(Dipl#$#$%s pnem#nia(Sterpt#$#$%s gr#%p A( Stapil#$#$%s A%rens( Es3heri3ia 3#lli( Kle!siela dan Pse%d#m#nas/ T%!%h a$an !eresp#n terhadap ! se!agai !enda asing dan !eresp#n dengan ter*adin"a peradangan denga ne%tr#0il( m#n#sit dan lim0#sit/ 9airan e$s%dat "ang terdiri dari !a$teri( le$#sit ter!ent%$ di r%angan s%!arah3n#id ini a$an ter$%mp%l di dalam 3aira sehinggadapat men"e!a!$an lapisan "ang tadin"a tipis men*adi te!al/ Dan peng%mp%lan 3airan ini a$an men"e!a!$an pening$atan intra$ranial/ H men"e!a!$an *aringan #ta$ a$an mengalami in0ar$/ 2. Meningitis Virus

description

meningitis

Transcript of Meningitis

LAPORAN PENDAHULUANASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN MENINGITIS

A. DEFINISIMeningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan medula spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur(Smeltzer, 2001).Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok, Streptokok, Hemophilus influenza dan bahan aseptis (virus) (Long, 1996).Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat (Suriadi & Rita, 2001).

B. ETIOLOGIMeningitis disebabkan oleh berbagai macam organisme, tetapi kebanyakan pasien dengan meningitis mempunyai faktor predisposisi seperti fraktur tulang tengkorak, infeksi, operasi otak atau sum-sum tulang belakang. Seperti disebutkan diatas bahwa meningitis itu disebabkan oleh virus dan bakteri, maka meningitis dibagi menjadi dua bagian besar yaitu : meningitis purulenta dan meningitis serosa.1. Meningitis BakteriBakteri ;Mycobacterium tuberculosa,Diplococcus pneumoniae(pneumokok) ,Neisseria meningitis(meningokok),Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa.Bakteri yang paling sering menyebabkan meningitis adalah haemofilus influenza, Nersseria,Diplokokus pnemonia, Sterptokokus group A, Stapilokokus Aurens, Eschericia colli, Klebsiela dan Pseudomonas. Tubuh akan berespon terhadap bakteri sebagai benda asing dan berespon dengan terjadinya peradangan dengan adanya neutrofil, monosit dan limfosit. Cairan eksudat yang terdiri dari bakteri, fibrin dan lekosit terbentuk di ruangan subarahcnoid ini akan terkumpul di dalam cairan otak sehingga dapat menyebabkan lapisan yang tadinya tipis menjadi tebal. Dan pengumpulan cairan ini akan menyebabkan peningkatan intrakranial. Hal ini akan menyebabkan jaringan otak akan mengalami infark.2. Meningitis VirusTipe dari meningitis ini sering disebut aseptik meningitis. Ini biasanya disebabkan oleh berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti; gondok, herpez simplek dan herpez zoster. Eksudat yang biasanya terjadi pada meningitis bakteri tidak terjadi pada meningitis virus dan tidak ditemukan organisme pada kultur cairan otak. Peradangan terjadi pada seluruh koteks cerebri dan lapisan otak. Mekanisme atau respon dari jaringan otak terhadap virus bervariasi tergantung pada jenis sel yang terlibat.

C. KLASIFIKASIMeningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan otak, yaitu :1. Meningitis serosaadalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan otak yang jernih. Penyebab terseringnya adalahMycobacterium tuberculosa. Penyebab lainnyalues, Virus, Toxoplasma gondhiidanRicketsia.2. Meningitis purulentaadalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak dan medula spinalis. Penyebabnya antara lain :Diplococcus pneumoniae(pneumokok),Neisseria meningitis(meningokok),Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa.

D. PATHOFISIOLOGIOtak dilapisi oleh 3 lapisan, yaitu : Durameter, Arachnoid, dan Piameter. Cairan otak dihasilkan di dalam pleksus shoroid ventrikel bergerak/mengalir melalui sub arachnoid dalam system ventricular dan seluruh otak dan sumsum tulang belakang, direabsorbsi melalui villi arachnoid yang berstruktur seperti jari-jari di dalam lapisan subarachnoid. Organisme (virus/bakteri) yang dapat menyebabkan meningitis, memasuki cairan otak melalui aliran darah di dalam pembuluh darah otak. Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi daro oroaring dan diikuti dengan septicemia yang menyebar ke meningen otak dan medulla spinalis bagian atas. Cairan hidung (secret hidung) atau secret telinga yang disebabkan oleh fraktur tulang tengkorak dapat menyebabkan meningitis karena hubungan langsung antara cairan otak dengan lingkungan, mikroorganisme yang masuk dapat berjalan ke cairan otak melalui ruangan subarachnoid. Adanya mikroorganisme yang patologis merupakan penyebab peradangan pada piameter, arachnoid, cairan otak dan ventrikel. Eksudat yang dibentuk akan menyebar, baik ke cranial maupun maupun ke saraf spinal yang dapat menyebabkan kemunduran neurologis selanjutny, dan eksudat ini dapat menyebabkan sumbatan aliran normal cairan otak dan dapat menyebabkan hydrocephalus. Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan napas bagian atas, otitis media, mastoiditis, anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf baru, trauma kepala dan pengaruh imunologis. Saluran vena yang melalui nasofaring posterior, telinga bagian tengah dan saluran mastoid menuju otak dan dekat saluran vena-vena meningen merupakan penghubung yang menyokong perkembangan bakteri. Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di dalam meningen dan di bawak korteks, yang dapat mnyebabkan thrombus dan penurunan aliran darah serebral. Jaringan serebral mengalami gangguan metabolism akibat eksudat meningen, vaskulitis, dan hipoperfusi. Eksudat purulen dapat menyebar sampai dasar otak dan medulla spinalis. Radang juga menyebar ke dinding membrane ventrikel serebral. Meningitis bakteri dihubungkan dengan perubahan fisiologis intracranial, yang terdiri dari peningkatan permeabilitas pada darah, daerah pertahanan otak (barier otak), edema serebral dan peningkatan TIK.Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi meningitis. Infeksi terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps sirkulasi dan dihubungkan dengan meluasnya hemoragi (pada sidrom waterhousefriderichssen) sebagai akibat terjadinya kerusakan endotel dan nekrosis pembuluh darah yang disebabkan oleh meningokokus.

E. MANIFESTASI KLINISGejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK :a. Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering). b. Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak responsif, dan koma.c. Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sbb:1. Rigiditas nukal ( kaku leher ).Upaya untuk fleksi kepala mengalami kesukaran karena adanya spasme otot-otot leher.2. Tanda kernik positip: Ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam keadan fleksi kearah abdomen, kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna.3. Tanda brudzinki : Bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan fleksi lutut dan pinggul. Bila dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada salah satu sisi maka gerakan yang sama terlihat peda sisi ektremita yang berlawanan.4. Mengalami foto fobia, atau sensitif yang berlebihan pada cahaya.5. Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK akibat eksudat purulen dan edema serebral dengan tanda-tanda perubahan karakteristik tanda-tanda vital(melebarnya tekanan pulsa dan bradikardi), pernafasan tidak teratur, sakit kepala, muntah dan penurunan tingkat kesadaran.6. Adanya ruam merupakan ciri menyolok pada meningitis meningokokal.7. Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikimia : demam tinggi tiba-tiba muncul, lesi purpura yang menyebar, syok dan tanda koagulopati intravaskuler diseminata

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIKa. Pemeriksaan laboratorium yang khas pada meningitis adalah analisa cairan otak (cairan serebrospinal) dari fungsi lumbal. Lumbal punksi tidak bisa dikerjakan pada pasien dengan peningkatan tekanan tintra kranial. Analisa cairan otak diperiksa untuk jumlah sel, protein, dan konsentrasi glukosa. Pemeriksaan darah ini terutama jumlah sel darah merah yang biasanya meningkat diatas nilai normal. Pada Meningitis bakterial terjadi tekanan meningkat, cairan keruh/berkabut, jumlah sel darah putih dan protein meningkat glukosa meningkat, kultur positip terhadap beberapa jenis bakteri. Sedangkan pada meningitis virus terjadi tekanan bervariasi, cairan CSS biasanya jernih, sel darah putih meningkat, glukosa dan protein biasanya normal, kultur biasanya negatif, kultur virus biasanya dengan prosedur khusus.b. Serum elektrolit dan serum glukosa dinilai untuk mengidentifikasi adanya ketidakseimbangan elektrolit terutama hiponatremi. Kadar glukosa darah dibandingkan dengan kadar glukosa cairan otak. Normalnya kadar glukosa cairan otak adalah 2/3 dari nilai serum glukosa dan pada pasien meningitis kadar glukosa cairan otaknya menurun dari nilai normal.c. MRI/ CT-Scan dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat ukuran/letak ventrikel; hematom daerah serebral, hemoragik atau tumor. CT-Scan dilakukan untuk menentukan adanya edema cerebral atau penyakit saraf lainnya. Hasilnya biasanya normal, kecuali pada penyakit yang sudah sangat parah.(1)LDH serum : meningkat (meningitis bakteri). (2)Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil (infeksi bakteri). (3)Elektrolit darah : Abnormal.(4) ESR/LED : meningkat pada meningitis.(5)Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urine : dapat mengindikasikan daerah pusat infeksi atau mengindikasikan tipe penyebab infeksi. (6)Ronsen dada/kepala/ sinus ; mungkin ada indikasi sumber infeksi intra kranial.

G. PENGOBATANPengobatan biasanya diberikan antibiotik yang paling sesuai.: a. Pinicilin G diberikan pada meningitis yang disebabkan oleh organisme pneumoccocci, meningoccocci dan streptococci. Sedangkan pada meningitis yang disebabka oleh organismmicrobateriumtuberculosis diberikan streptomicyn, INH dan PAS.b. Gentamicyn diberikan pada meningitis yang disebabkan oleh organisme klebsiella, Pseudomonas dan Proleus.c. Chlorampenikol diberikan pada meningitis yang disebabkan oleh organisme haemofilus dan Influenza.

H. ASUHAN KEPERAWATANPengkajian:(1)Biodata klien. (2)Riwayat kesehatan yang lalu:(a)Apakah pernah menderita penyait ISPA dan TBC?. (b)Apakah pernah jatuh atau trauma kepala?(c)Pernahkah operasi daerah kepala?.(3)Riwayat kesehatan sekarang.(4)Aktivitas:Gejala : Perasaan tidak enak (malaise). Tanda : ataksia, kelumpuhan, gerakan involunter.(5)Sirkulasi:Gejala : Adanya riwayat kardiopatologi : endokarditis dan PJK. Tanda : tekanan darah meningkat, nadi menurun, dan tekanan nadi berat, taikardi, disritmia.(6)Eliminasi,tanda : Inkontinensi dan atau retensi.(7)Makanan/cairan,Gejala : Kehilangan nafsu makan, sulit menelan. Tanda : anoreksia, muntah, turgor kulit jelek dan membran mukosa kering.(8) Higiene,Tanda : Ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri.(9)Neurosensori,Gejala : Sakit kepala, parestesia, terasa kaku pada persarafan yang terkena, kehilangan sensasi, hiperalgesia, kejang, diplopia, fotofobia, ketulian dan halusinasi penciuman. Tanda : letargi sampai kebingungan berat hingga koma, delusi dan halusinasi, kehilangan memori, afasia,anisokor, nistagmus,ptosis, kejang umum/lokal, hemiparese, tanda brudzinki positif dan atau kernig positif, rigiditas nukal, babinski positif,reflek abdominal menurun dan reflek kremastetik hilang pada laki-laki.(10)Nyeri/keamanan,Gejala : sakit kepala(berdenyut hebat, frontal). Tanda : gelisah, menangis.(11)Pernafasan,Gejala : riwayat infeksi sinus atau paru. Tanda : peningkatan kerja pernafasan.

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Gangguan perfusi jaringan sehubungan dengan peningkatan tekanan intracranial2. Gangguan rasa nyaman (sakit kepala) berhubungan dengan adanya iritasi lapisan otak3. Potensial terjadinya injuri sehubungan dengan adanya kejang, perubahan status mental dan penurunan tingkat kesadaran

J. INTERVENSI KEPERAWATANDx.1 : Gangguan perfusi jaringan sehubungan dengan peningkatan tekanan intracranialTujuan :(1) Pasien kembali pada,keadaan status neurologis sebelum sakit. (2) Meningkatnya kesadaran pasien dan fungsi sensorisKriteria hasil: (1) Tanda-tanda vital dalam batas normal. (2) Rasa sakit kepala berkurang. (3) Kesadaran meningkat. (4) Adanya peningkatan kognitif dan tidak ada atau hilangnya tanda-tanda tekanan intrakranial yang meningkat.Rencana TindakanINTERVENSIRASIONALISASI

Pasien bed rest total dengan posisi tidur terlentang tanpa bantalPerubahan pada tekanan intakranial akan dapat meyebabkan resiko untuk terjadinya herniasi otak

Monitor tanda-tanda status neurologis dengan GCS.Dapat mengurangi kerusakan otak lebih lanjt

Monitor tanda-tanda vital seperti TD, Nadi, Suhu, Resoirasi dan hati-hati pada hipertensi sistolikPada keadaan normal autoregulasi mempertahankan keadaan tekanan darah sistemik berubah secara fluktuasi. Kegagalan autoreguler akan menyebabkan kerusakan vaskuler cerebral yang dapat dimanifestasikan dengan peningkatan sistolik dan diiukuti oleh penurunan tekanan diastolik. Sedangkan peningkatan suhu dapat menggambarkan perjalanan infeksi.

Monitor intake dan outputhipertermi dapat menyebabkan peningkatan IWL dan meningkatkan resiko dehidrasi terutama pada pasien yang tidak sadra, nausea yang menurunkan intake per oral

Bantu pasien untuk membatasi muntah, batuk. Anjurkan pasien untuk mengeluarkan napas apabila bergerak atau berbalik di tempat tidur.Aktifitas ini dapat meningkatkan tekanan intrakranial dan intraabdomen. Mengeluarkan napas sewaktu bergerak atau merubah posisi dapat melindungi diri dari efek valsava

KolaborasiBerikan cairan perinfus dengan perhatian ketat.Meminimalkan fluktuasi pada beban vaskuler dan tekanan intrakranial, vetriksi cairan dan cairan dapat menurunkan edema cerebral

Monitor AGD bila diperlukan pemberian oksigenAdanya kemungkinan asidosis disertai dengan pelepasan oksigen pada tingkat sel dapat menyebabkan terjadinya iskhemik serebral

Berikan terapi sesuai advis dokter seperti: Steroid, Aminofel, Antibiotika.Terapi yang diberikan dapat menurunkan permeabilitas kapiler.Menurunkan edema serebriMenurunka metabolik sel / konsumsi dan kejang.

Dx.2 : Gangguan rasa nyaman (sakit kepala) berhubungan dengan adanya iritasi lapisan otakTujuan :pasien terlihat rasa sakitnya berkurang / rasa sakit terkontrol.Kriteria Evaluasi :(1)Pasien dapat tidur dengan tenang.(2)Memverbalisasikan penurunan rasa sakit.Rencana TindakanINTERVENSIRASIONALISASI

IndependentUsahakan membuat lingkungan yang aman dan tenangMenurukan reaksi terhadap rangsangan ekternal atau kesensitifan terhadap cahaya dan menganjurkan pasien untuk beristirahat

Kompres dingin (es) pada kepala dan kain dingin pada mataDapat menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah otak

Lakukan latihan gerak aktif atau pasif sesuai kondisi dengan lembut dan hati-hatiDapat membantu relaksasi otot-otot yang tegang dan dapat menurunkan rasa sakit / discomfort

KolaborasiBerikan obat analgesicMungkin diperlukan untuk menurunkan rasa sakit. Catatan : Narkotika merupakan kontraindikasi karena berdampak pada status neurologis sehingga sukar untuk dikaji.

Dx.3 : Potensial terjadinya injuri sehubungan dengan adanya kejang, perubahan status mental dan penurunan tingkat kesadaranTujuan :Pasien bebas dari injuri yang disebabkan oleh kejang dan penurunan kesadaran

Rencana TindakanINTERVENSIRASIONALISASI

Independentmonitor kejang pada tangan, kaki, mulut dan otot-otot muka lainnyaGambaran tribalitas sistem saraf pusat memerlukan evaluasi yang sesuai dengan intervensi yang tepat untuk mencegah terjadinya komplikasi.

Persiapkan lingkungan yang aman seperti batasan ranjang, papan pengaman, dan alat suction selalu berada dekat pasien.Melindungi pasien bila kejang terjadi

Pertahankan bedrest total selama fae akutMengurangi resiko jatuh / terluka jika vertigo, sincope, dan ataksia terjadi

KolaborasiBerikan terapi sesuai advis dokter seperti; diazepam, phenobarbital, dll.Untuk mencegah atau mengurangi kejang.Catatan : Phenobarbital dapat menyebabkan respiratorius depresi dan sedasi.

K. EVALUASI(1)Mencapai masa penyembuhan tepat waktu, tanpa bukti penyebaran infeksi endogen atau keterlibatan orang lain.(2)Mempertahankan tingkat kesadaran biasanya/membaik dan fungsi motorik/sensorik, mendemonstrasikan tanda-tanda vital stabil. Tidak mengalami kejang/penyerta atau cedera lain.(3)Melaporkan nyeri hilang/terkontrol dan menunjukkan postur rileks dan mampu tidur/istirahat dengan tepat.(4)Mencapai kembali atau mempertahankan posisi fungsional optimal dan kekuatan.(5)Meningkatkan tingkat kesadaran biasanya dan fungsi persepsi.(6)Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang dan mengungkapkan keakuratan pengetahuan tentang situasi.

L. DAFTAR PUSTAKADoenges, Marilyn E, dkk.(1999).Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih Bahasa, I Made Kariasa, N Made Sumarwati. Editor edisi bahasa Indonesia, Monica Ester, Yasmin asih. Ed.3. Jakarta : EGC.Harsono.(1996).Buku Ajar Neurologi Klinis.Ed.I.Yogyakarta : Gajah Mada University Press.Smeltzer, Suzanne C & Bare,Brenda G.(2001).Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.Alih bahasa, Agung Waluyo,dkk.Editor edisi bahasa Indonesia, Monica Ester.Ed.8.Jakarta : EGC.Tucker, Susan Martin et al.Patient care Standards : Nursing Process, diagnosis, And Outcome.Alih bahasa Yasmin asih. Ed. 5. Jakarta : EGC; 1998.Price, Sylvia Anderson.Pathophysiology : Clinical Concepts Of Disease Processes. Alih Bahasa Peter Anugrah. Ed. 4. Jakarta : EGC; 1994.Long, Barbara C. perawatan Medikal Bedah : Suatu Pendekatan Proses Keperawatan. Bandung : yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan; 1996.