Meningitis

11
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MENINGITIS A. Definisi Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan medula spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur (Smeltzer, 2001). Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok, Streptokok, Hemophilus influenza dan bahan aseptis (virus) (Long, 1996). Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat (Suriadi & Rita, 2001). B. Etiologi 1. Bakteri; Mycobacterium tuberculosa, Diplococcus pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa 2. Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia 3. Faktor predisposisi : jenis kelamin lakilaki lebih sering dibandingkan dengan wanita 4. Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir kehamilan 5. Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin.

description

MeningitisPengetahuan itu hak setiap orangkunjungi http://warungbidan.blogspot.com/

Transcript of Meningitis

Page 1: Meningitis

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

MENINGITIS

A. Definisi

Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan

medula spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur (Smeltzer,

2001). Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh

salah satu dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok, Streptokok,

Hemophilus influenza dan bahan aseptis (virus) (Long, 1996). Meningitis adalah

peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan spinal column yang

menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat (Suriadi & Rita, 2001).

B. Etiologi

1. Bakteri; Mycobacterium tuberculosa, Diplococcus pneumoniae (pneumokok),

Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus

aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae,

Peudomonas aeruginosa

2. Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia

3. Faktor predisposisi : jenis kelamin lakilaki lebih sering dibandingkan dengan

wanita

4. Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir

kehamilan

5. Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin.

6. Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury yang berhubungan dengan

sistem persarafan

C. Klasifikasi

Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi pada

cairan otak, yaitu :

1. Meningitis serosa

Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan otak

yang jernih. Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium tuberculosa. Penyebab

lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia.

2. Meningitis purulenta

Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak dan

medula spinalis. Penyebabnya antara lain : Diplococcus pneumoniae (pneumokok),

Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus

Page 2: Meningitis

aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae,

Peudomonas aeruginosa.

D. Patofisiologi

Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari oroaring dan diikuti dengan

septikemia, yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas. Faktor

predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media, mastoiditis,

anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf baru, trauma kepala

dan pengaruh imunologis. Saluran vena yang melalui nasofaring posterior, telinga

bagian tengah dan saluran mastoid menuju otak dan dekat saluran vena-vena

meningen; semuanya ini penghubung yang menyokong perkembangan bakteri.

Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di dalam

meningen dan di bawah korteks, yang dapat menyebabkan trombus dan penurunan

aliran darah serebral. Jaringan serebral mengalami gangguan metabolisme akibat

eksudat meningen, vaskulitis dan hipoperfusi. Eksudat purulen dapat menyebar

sampai dasar otak dan medula spinalis. Radang juga menyebar ke dinding membran

ventrikel serebral.

Meningitis bakteri dihubungkan dengan perubahan fisiologis intrakranial, yang

terdiri dari peningkatan permeabilitas pada darah, daerah pertahanan otak (barier oak),

edema serebral dan peningkatan TIK. Pada infeksi akut pasien meninggal akibat

toksin bakteri sebelum terjadi meningitis.

Infeksi terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps sirkulasi dan

dihubungkan dengan meluasnya hemoragi (pada sindromWaterhouse-Friderichssen)

sebagai akibat terjadinya kerusakan endotel dan nekrosis pembuluh darah yang

disebabkan oleh meningokokus.

E. Manifestasi klinis

Gejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK :

1. Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering)

2. Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak responsif, dan koma.

3. Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sbb:

a. Rigiditas nukal (kaku leher). Upaya untuk fleksi kepala mengalami kesukaran

karena adanya spasme otot-otot leher.

b. Tanda kernik positip: ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam keadan

fleksi kearah abdomen, kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna.

c. Tanda brudzinki : bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan fleksi lutut dan

pinggul. Bila dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada salah satu sisi

maka gerakan yang sama terlihat peda sisi ektremita yang berlawanan.

Page 3: Meningitis

4. Mengalami foto fobia, atau sensitif yang berlebihan pada cahaya.

5. Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK akibat eksudat

purulen dan edema serebral dengan tanda-tanda perubahan karakteristik tanda-

tanda vital(melebarnya tekanan pulsa dan bradikardi), pernafasan tidak teratur,

sakit kepala, muntah dan penurunan tingkat kesadaran.

6. Adanya ruam merupakan ciri menyolok pada meningitis meningokokal.

7. Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikimia: demam tinggi tiba-tiba muncul,

lesi purpura yang menyebar, syok dan tanda koagulopati intravaskuler diseminata

F. Pemeriksaan Diagnostik

1. Analisis CSS dari fungsi lumbal :

a) Meningitis bakterial : tekanan meningkat, cairan keruh/berkabut, jumlah sel

darah putih dan protein meningkat glukosa meningkat, kultur positip terhadap

beberapa jenis bakteri.

b) Meningitis virus : tekanan bervariasi, cairan CSS biasanya jernih, sel darah

putih meningkat, glukosa dan protein biasanya normal, kultur biasanya negatif,

kultur virus biasanya dengan prosedur khusus.

2. Glukosa serum : meningkat ( meningitis )

3. LDH serum : meningkat ( meningitis bakteri )

4. Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil (infeksi bakteri)

5. Elektrolit darah : Abnormal .

6. ESR/LED : meningkat pada meningitis

7. Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urine : dapat mengindikasikan daerah pusat

infeksi atau mengindikasikan tipe penyebab infeksi

8. MRI/ skan CT : dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat ukuran/letak

ventrikel; hematom daerah serebral, hemoragik atau tumor

9. Ronsen dada/kepala/ sinus ; mungkin ada indikasi sumber infeksi intra kranial.

G. Komplikasi

1. Hidrosefalus obstruktif

2. MeningococcL Septicemia ( mengingocemia )

3. Sindrome water-friderichen (septik syok, DIC,perdarahan adrenal bilateral)

4. SIADH ( Syndrome Inappropriate Antidiuretic hormone )

5. Efusi subdural

6. Kejang

7. Edema dan herniasi serebral

8. Cerebral palsy

9. Gangguan mental

Page 4: Meningitis

10. Gangguan belajar

11. Attention deficit disorder

H. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Biodata klien

b. Riwayat kesehatan yang lalu

1) Apakah pernah menderita penyait ISPA dan TBC ?

2) Apakah pernah jatuh atau trauma kepala ?

3) Pernahkah operasi daerah kepala ?

c. Riwayat kesehatan sekarang

1) Aktivitas

Gejala: Perasaan tidak enak (malaise). Tanda: ataksia, kelumpuhan, gerakan

involunter.

2) Sirkulasi

Gejala: Adanya riwayat kardiopatologi: endokarditis dan PJK. Tanda :

tekanan darah meningkat, nadi menurun, dan tekanan nadi berat, taikardi,

disritmia.

3) Eliminasi

Tanda: Inkontinensi dan atau retensi.

4) Makanan/cairan

Gejala: Kehilangan nafsu makan, sulit menelan. Tanda : anoreksia, muntah,

turgor kulit jelek dan membran mukosa kering.

5) Higiene

Tanda: Ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri.

6) Neurosensori

Gejala: Sakit kepala, parestesia, terasa kaku pada persarafan yang terkena,

kehilangan sensasi, hiperalgesia, kejang, diplopia, fotofobia, ketulian dan

halusinasi penciuman.

Tanda: letargi sampai kebingungan berat hingga koma, delusi dan

halusinasi, kehilangan memori, afasia,anisokor, nistagmus,ptosis, kejang

umum/lokal, hemiparese, tanda brudzinki positif dan atau kernig positif,

rigiditas nukal, babinski positif,reflek abdominal menurun dan reflek

kremastetik hilang pada laki-laki.

7) Nyeri/keamanan

Gejala : sakit kepala(berdenyut hebat, frontal). Tanda : gelisah, menangis.

8) Pernafasan

Gejala: riwayat infeksi sinus atau paru. Tanda: peningkatan kerja pernafasan.

Page 5: Meningitis

2. Diagnosa keperawatan

a. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi sehubungan dengan diseminata

hematogen dari patogen

b. Risiko tinggi terhadap perubahan serebral dan perfusi jaringan sehubungan

dengan edema serebral, hipovolemia.

c. Risisko tinggi terhadap trauma sehubungan dengan kejang umum/fokal,

kelemahan umum, vertigo.

d. Nyeri (akut) sehubungan dengan proses inflamasi, toksin dalam sirkulasi.

e. Kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan kerusakan neuromuskular,

penurunan kekuatan

f. Anxietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman kematian.

3. Intervensi keperawatan

a. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi sehubungan dengan diseminata

hematogen dari patogen.

1) Mandiri

Beri tindakan isolasi sebagai pencegahan

Pertahan kan teknik aseptik dan teknik cuci tangan yang tepat.

Pantau suhu secara teratur

Kaji keluhan nyeri dada, nadi yang tidak teratur demam yang terus menerus

Auskultasi suara nafas ubah posisi pasien secara teratur, dianjurkan nafas

dalam

Cacat karakteristik urine (warna, kejernihan dan bau)

2) Kolaborasi

Berikan terapi antibiotik iv: penisilin G, ampisilin, klorampenikol,

gentamisin.

b. Resiko tinggi terhadap perubahan cerebral dan perfusi jaringan sehubungan

dengan edema serebral, hipovolemia.

1) Mandiri

Tirah baring dengan posisi kepala datar.

Pantau status neurologis.

Kaji regiditas nukal, peka rangsang dan kejang

Pantau tanda vital dan frekuensi jantung, penafasan, suhu, masukan dan

haluaran.

Bantu berkemih, membatasi batuk, muntah mengejan.

2) Kolaborasi.

Tinggikan kepala tempat tidur 15-45 derajat.

Berikan cairan iv (larutan hipertonik, elektrolit ).

Page 6: Meningitis

3) Pantau BGA.

Berikan obat : steoid, clorpomasin, asetaminofen

c. Resiko tinggi terhadap trauma sehubungan dengan kejang umum/vokal,

kelemahan umum vertigo.

1) Mandiri

Pantau adanya kejang

Pertahankan penghalang tempat tidur tetap terpasang dan pasang jalan

nafas buatan

Tirah baring selama fase akut kolaborasi berikan obat : venitoin,

diaepam, venobarbital.

d. Nyeri (akut ) sehubungan dengan proses infeksi, toksin dalam sirkulasi.

1) Mandiri.

Letakkan kantung es pada kepala, pakaian dingin di atas mata, berikan

posisi yang nyaman kepala agak tinggi sedikit, latihan rentang gerak aktif

atau pasif dan masage otot leher.

Dukung untuk menemukan posisi yang nyaman(kepala agak tingi)

Berikan latihan rentang gerak aktif/pasif.

Gunakan pelembab hangat pada nyeri leher atau pinggul

2) Kolaborasi

Berikan anal getik, asetaminofen,codein

e. Kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan kerusakan neuromuskuler.

Kaji derajat imobilisasi pasien.

Bantu latihan rentang gerak.

Berikan perawatan kulit, masase dengan pelembab.

Periksa daerah yang mengalami nyeri tekan, berikan matras udsra atau air

perhatikan kesejajaran tubuh secara fumgsional.

Berikan program latihan dan penggunaan alat mobiluisasi.

f. Perubahan persepsi sensori sehubungan dengan defisit neurologis

Pantau perubahan orientasi, kemamapuan berbicara, alam perasaaan,

sensorik dan proses pikir.

Kaji kesadara sensorik : sentuhan, panas, dingin.

Observasi respons perilaku.

Hilangkan suara bising yang berlebihan.

Validasi persepsi pasien dan berikan umpan balik.

Beri kessempatan untuk berkomunikasi dan beraktivitas.

Kolaborasi ahli fisioterapi, terapi okupasi,wicara dan kognitif.

g. Ansietas sehubungan dengan krisis situasi, ancaman kematian.

Page 7: Meningitis

Kaji status mental dan tingkat ansietasnya.

Berikan penjelasan tentang penyakitnya dan sebelum tindakan prosedur.

Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaan.

Libatkan keluarga/pasien dalam perawatan dan beri dukungan serta

petunjuk sumber penyokong.

I. Evaluasi

Hasil yang diharapkan

1. Mencapai masa penyembuhan tepat waktu, tanpa bukti penyebaran infeksi endogen

atau keterlibatan orang lain.

2. Mempertahankan tingkat kesadaran biasanya/membaik dan fungsi

motorik/sensorik, mendemonstrasikan tanda-tanda vital stabil.

3. Tidak mengalami kejang/penyerta atau cedera lain.

4. Melaporkan nyeri hilang/terkontrol dan menunjukkan postur rileks dan mampu

tidur/istirahat dengan tepat.

5. Mencapai kembali atau mempertahankan posisi fungsional optimal dan kekuatan.

6. Meningkatkan tingkat kesadaran biasanya dan fungsi persepsi.

7. Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang dan mengungkapkan keakuratan

pengetahuan tentang situasi.

Page 8: Meningitis

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilyn E, dkk.(1999).Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih Bahasa, I Made Kariasa, N Made Sumarwati. Editor edisi bahasa Indonesia, Monica Ester, Yasmin asih. Ed.3. Jakarta : EGC.

Harsono.(1996).Buku Ajar Neurologi Klinis.Ed.I.Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Smeltzer, Suzanne C & Bare,Brenda G.(2001).Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.Alih bahasa, Agung Waluyo,dkk.Editor edisi bahasa Indonesia, Monica Ester.Ed.8.Jakarta : EGC.

Tucker, Susan Martin et al. Patient care Standards : Nursing Process, diagnosis, And Outcome. Alih bahasa Yasmin asih. Ed. 5. Jakarta: EGC: 1998.

Price, Sylvia Anderson. Pathophysiology : Clinical Concepts Of Disease Processes. Alih Bahasa Peter Anugrah. Ed. 4. Jakarta : EGC; 1994.

Long, Barbara C. perawatan Medikal Bedah : Suatu Pendekatan Proses Keperawatan. Bandung: yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan; 1996.