Master Meningitis

25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyakit infeksi pada sistem saraf diklasifikasikan berdasarkan jaringan yang terkena infeksi; (1) infeksi pada selaput pembungkus otak (meningeal), yang melibatkan lapisan dura secara primer (pachymeningitis) atau lapisan pia- araknoid (leptomenigitis) dan (2) infeksi pada parenkim serebral dan parenkim pada bagaian spine ( ensefalitis atau myelitis). Pada kebanyakan kasus didapatkan kedua dua meninges dan parenkim otak terkena dengan pelbagai derajat infeksi. Infeksi pada susunan saraf pusat (SSP) secara akut merupakan salah satu penyakit yang memerlukan penanganan yang cepat dan tepat. Kerusakan sistem saraf pusat sebenarnya tidak hanya karena adanya mikroorganisme, tetapi lebih diakibatkan oleh proses inflamasi sebagai respon adanya mikroorganisme tersebut. Penyakit meningitis dapat terjadi pada semua tingkat, usia, namun kalangan usia muda lebih rentan terserang penyakit ini. (1) ARDIAL PURSYA 08171118 Page 1

description

Master Meningitis

Transcript of Master Meningitis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Penyakit infeksi pada sistem saraf diklasifikasikan

berdasarkan jaringan yang terkena infeksi; (1) infeksi pada

selaput pembungkus otak (meningeal), yang melibatkan lapisan

dura secara primer (pachymeningitis) atau lapisan pia- araknoid

(leptomenigitis) dan (2) infeksi pada parenkim serebral dan

parenkim pada bagaian spine ( ensefalitis atau myelitis). Pada

kebanyakan kasus didapatkan kedua dua meninges dan

parenkim otak terkena dengan pelbagai derajat infeksi.

Infeksi pada susunan saraf pusat (SSP) secara akut

merupakan salah satu penyakit yang memerlukan penanganan

yang cepat dan tepat. Kerusakan sistem saraf pusat sebenarnya

tidak hanya karena adanya mikroorganisme, tetapi lebih

diakibatkan oleh proses inflamasi sebagai respon adanya

mikroorganisme tersebut. Penyakit meningitis dapat terjadi pada

semua tingkat, usia, namun kalangan usia muda lebih rentan

terserang penyakit ini.(1)

ARDIAL PURSYA 08171118

Page 1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ANATOMI DAN FISIOLOGI

Meninges terdiri daripada tiga jaringan ikat membran yang

terletak di bagian luar organ sistem saraf pusat. Fungsi dari lapisan

selaput otak ini adalah:

1. Melapisi dan memberikan proteksi kepada struktur organ

sistem saraf pusat (otak dan medula spinalis).

2. Memberikan proteksi pembuluh darah yang terdapat di otak

dan menutupi sinus venosus.

3. Mengandungi likour serebrospinalis

4. Membentuk partisi/ bagian bagian dari otak.(3)

Struktur meninges dari luar adalah, dura mater, araknoid mater, dan

pia mater.

ARDIAL PURSYA 08171118

Page 2

Gambar 1 (dipetik dari kepustakaan 3 )

Meningea terdiri dari tiga lapis, yaitu :

a. Piamater

Yang menyelipkan dirinya ke dalam celah pada otak dan

sumsum tulang belakang dan sebagai akibat dari kontak

yang sangat erat akan menyediakan darah untuk struktur-

struktur ini.

b. Arachnoid

Merupakan selaput halus yang memisahkan piameter dan

duramater.

c. Duramater

Merupakan lapisan paling luar yang padat dan keras

berasal dari jaringan ikat tebal dan kuat.(4)

ARDIAL PURSYA 08171118

Page 3

2.2 Definisi

Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan medula spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur. 3

Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok, Streptokok, Hemophilus influenza dan bahan aseptis (virus).5

Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat.1

2.3 Etiologi

Kebanyakan kasus meningitis disebabkan oleh mikroorganisme,

seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit yang menyebar dalam darah

ke cairan otak. Penyebab infeksi ini dapat diklasifikasikan atas :

1. Meningitis bakteri:

a. Pneumococcus

b. Meningococcus

c. Haemophilus influenza

d. Staphylococcus

e. Escherichia coli

f. Salmonella

g. Mycobacterium tuberculosis

Age Group Causes

neonatus Group B Streptococci, Escherichia coli, Listeria

monocytogenes

Bayi Neisseria meningitidis, Haemophilus influenzae,

Streptococcus pneumoniae

Anak anak N. meningitidis, S. pneumoniae

ARDIAL PURSYA 08171118

Page 4

Dewasa S. pneumoniae, N. meningitidis, Mycobacteria

(dipetik dari kepustakaan 5)

2. Virus :

a. Enterovirus

b. Mumps

c. Herpes virus

d. Arbovirus

e. Kasus yang sangat jarang: LMCV (lymphocytic

choriomeningitis virus)

3. Jamur :

a. Cryptococcus neoformans

b. Coccidioides immitris

c. Candida (jarang)

d. Histoplasma (terutama pada kasus

immunocompromise)

Meningitis juga bisa berlaku pada kasus non infeksi terutama

pada kasus seperti AIDS, kanker, diabetes, trauma fisik atau oleh kerna

obat obatan yang bisa menurunkan sistem imunitas tubuh. (5)

1. Faktor predisposisi : jenis kelamin lakilaki lebih sering dibandingkan dengan

wanita

2. Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir

kehamilan

3. Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin.

4. Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury yang berhubungan

dengan sistem persarafan.7

2.4 Klasifikasi

ARDIAL PURSYA 08171118

Page 5

2.4.1 Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi

pada cairan otak, yaitu :

1.Meningitis serosa

Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan otak yang

jernih. Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium tuberculosa. Penyebab

lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia.

2.Meningitis purulenta

Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak dan medula

spinalis. Penyebabnya antara lain : Diplococcus pneumoniae (pneumokok),

Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus

aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae,

Peudomonas aeruginosa.8

2.4.2 Tipe Meningitis

Tipe meningitis yang sering menyerang pada anak adalah:

Viral meningitis

Termasuk penyakit ringan. Gejalanya mirip dengan sakit flu

biasa, dan umumnya si penderita dapat sembuh sendiri.

Frekuensi viral meningitis biasanya meningkat di musim panas

karena pada saat itu orang lebih sering terpapar agen pengantar

virus. Banyak virus yang bisa menyebabkan viral meningitis.

Antara lain virus herpes dan virus penyebab flu perut.

Bacterial meningitis

Disebabkan oleh bakteri tertentu dan merupakan penyakit

yang serius. Salah satu bakterinya adalah meningococcal

bacteria. Gejalanya seperti timbul bercak kemerahan dan

kecoklatan pada kulit. Bercak ini akan berkembang menjadi

ARDIAL PURSYA 08171118

Page 6

memar yang mengurangi suplai darah ke organ-organ lain dalam

tubuh dapat berakibat fatal dan menyebabkan kematian.

Meningitis Tuberkulosis Generalisata

Gejala : demam, mudah kesal, obstipasi, muntah- muntah,

ditemukan tanda-tanda perangsangan meningen seperti kaku

kuduk, suhu badan naik turun, nadi sangat labil/lambat,

hipertensi umum, abdomen tampak mencekung, gangguan saraf

otak.

Penyebab : kuman mikobakterium tuberkulosa varian hominis.

Diagnosis : Meningitis Tuberkulosis dapat ditegakkan dengan

pemeriksaan cairan otak, darah, radiologi, test tuberkulin.

Selain dari tipe-tpe meningitis yang dibahas di atas, terdapat

juga tipe meningitis yang disebabkan oleh jamur seperti

meningitis Kriptikokus. (4)

ARDIAL PURSYA 08171118

Page 7

Perbandingan Gambaran Lcs Antara Meningitis Purulenta, Tb,

Viral, Dan Jamur

PURULENTA TUBERKULOSA VIRUS JAMUR

Tekanan >180

mm H20

Bila

didiamkan

terbentuk

pelikula

Mikroskopis

: kuman TBC

-Pemeriksaan

mikroskopik

-Biakan

cairan otak

-Pemeriksaan

serologik

serum dan

cairan otak

Kultur

bakteri

negatif

Warna Keruh sampai

purulen

Jernih atau

xantokrom

Jernih Jernih

Sel Leukosit

meningkat

95 % PMN

Meningkat,

<500/mm3, MN

dominan

Meningkat

antara 10-

1000/mm3

10 -500 sel/mm3

dengan

dominasi

limfosit

Protein Meningkat,

>75 mg%

meningkat Normal / sedikit

meningkat

Meningkat

Klorida Menurun,

<700 mg%

menurun Normal

Glukosa Menurun, <40

mg %, atau <

40 % gula

darah

menurun Normal Menurun,

sekitar 15-35

mg

ARDIAL PURSYA 08171118

Page 8

2.5 Patofisiologi

Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari oroaring dan diikuti dengan

septikemia, yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas.

Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media,

mastoiditis, anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf

baru, trauma kepala dan pengaruh imunologis. Saluran vena yang melalui

nasofaring posterior, telinga bagian tengah dan saluran mastoid menuju otak dan

dekat saluran vena-vena meningen; semuanya ini penghubung yang menyokong

perkembangan bakteri. Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan

reaksi radang di dalam meningen dan di bawah korteks, yang dapat menyebabkan

trombus dan penurunan aliran darah serebral. Jaringan serebral mengalami

gangguan metabolisme akibat eksudat meningen, vaskulitis dan hipoperfusi.

Eksudat purulen dapat menyebar sampai dasar otak dan medula spinalis. Radang

juga menyebar ke dinding membran ventrikel serebral.

Meningitis bakteri dihubungkan dengan perubahan fisiologis intrakranial, yang terdiri dari peningkatan permeabilitas pada darah, daerah pertahanan otak (barier oak), edema serebral dan peningkatan TIK. Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi meningitis.

Infeksi terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps sirkulasi dan dihubungkan dengan meluasnya hemoragi (pada

sindromWaterhouse-Friderichssen) sebagai akibat terjadinya kerusakan endotel dan nekrosis pembuluh darah yang disebabkan oleh meningokokus.7

2.6 Manifestasi klinis

Gejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK :

1. Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering)

ARDIAL PURSYA 08171118

Page 9

2. Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak responsif,

dan koma.

3. Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sbb:

a. Rigiditas nukal (kaku leher). Upaya untuk fleksi kepala mengalami

kesukaran karena adanya spasme otot-otot leher.

b. Tanda kernik positip: ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam

keadan fleksi kearah abdomen, kaki tidak dapat di ekstensikan

sempurna.

c. Tanda brudzinki : bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan fleksi

lutut dan pinggul. Bila dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah

pada salah satu sisi maka gerakan yang sama terlihat peda sisi

ektremita yang berlawanan.

4. Mengalami foto fobia, atau sensitif yang berlebihan pada cahaya.

5. Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK akibat

eksudat purulen dan edema serebral dengan tanda-tanda perubahan

karakteristik tanda-tanda vital(melebarnya tekanan pulsa dan bradikardi),

pernafasan tidak teratur, sakit kepala, muntah dan penurunan tingkat

kesadaran.

6. Adanya ruam merupakan ciri menyolok pada meningitis meningokokal.

7. Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikimia: demam tinggi tiba-tiba

muncul, lesi purpura yang menyebar, syok dan tanda koagulopati

intravaskuler diseminata6

2.7 DIAGNOSIS

Diagnosis kerja ke arah meningitis dapat dipikirkan apabila

menemukan gejala dan tanda-tanda klinis meningitis. Gejala dan tanda

dari infeksi akut, peningkatan tekanan intrakranial dan rangsang

meningeal perlu diperhatikan. Untuk mengkonfirmasi diagnosis

meningitis dilakukan tes laboratorium berupa tes darah dan cairan

sumsum tulang belakang. (4)

ARDIAL PURSYA 08171118

Page 10

Pemeriksaan Rangsangan Meningeal

a. Pemeriksaan Kaku Kuduk

Pasien berbaring terlentang dan dilakukan pergerakan pasif berupa

fleksi dan rotasi kepala. Tanda kaku kuduk positif (+) bila didapatkan

kekakuan dan tahanan

pada pergerakan fleksi kepala disertai rasa nyeri dan spasme otot.

Dagu tidak dapat disentuhkan ke dada dan juga didapatkan tahanan

pada hiperekstensi dan rotasi kepala.

b. Pemeriksaan Tanda Kernig

Pasien berbaring terlentang, tangan diangkat dan dilakukan fleksi

pada sendi panggul kemudian ekstensi tungkai bawah pada sendi lutut

sejauh mengkin tanpa rasa nyeri. Tanda Kernig positif (+) bila ekstensi

sendi lutut tidak mencapai sudut 135° (kaki tidak dapat di ekstensikan

sempurna) disertai spasme otot paha biasanya diikuti rasa nyeri.

c. Pemeriksaan Tanda Brudzinski I ( Brudzinski Leher)

Pasien berbaring terlentang dan pemeriksa meletakkan tangan

kirinya dibawah kepala dan tangan kanan diatas dada pasien

kemudian dilakukan fleksi kepala dengan cepat kearah dada sejauh

ARDIAL PURSYA 08171118

Page 11

mungkin. Tanda Brudzinski I positif (+) bilapada pemeriksaan terjadi

fleksi involunter pada leher.

d. Pemeriksaan Tanda Brudzinski II ( Brudzinski Kontra Lateral

Tungkai)

Pasien berbaring terlentang dan dilakukan fleksi pasif paha pada

sendi panggul (seperti pada pemeriksaan Kernig). Interpretasi: Tanda

Brudzinski II (+)  bila tungkai yang satunya ikut pula terfleksi (7)

Pemeriksaan Penunjang Meningitis

a. Pemeriksaan Pungsi Lumbal

Lumbal pungsi biasanya dilakukan untuk menganalisa jumlah sel

dan protein

ARDIAL PURSYA 08171118

Page 12

cairan cerebrospinal, dengan syarat tidak ditemukan adanya

peningkatan tekanan

intrakranial.

a. Pada Meningitis Serosa terdapat tekanan yang bervariasi,

cairan jernih, sel darah putih meningkat, glukosa dan protein

normal, kultur (-).

b. Pada Meningitis Purulenta terdapat tekanan meningkat, cairan

keruh, jumlah sel darah putih dan protein meningkat, glukosa

menurun, kultur (+) beberapa jenis bakteri.

b. Pemeriksaan darah

Dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin, jumlah leukosit, Laju

Endap

Darah (LED), kadar glukosa, kadar ureum, elektrolit dan kultur.

a. Pada Meningitis Serosa didapatkan peningkatan leukosit saja.

Disamping itu, pada Meningitis Tuberkulosa didapatkan juga

peningkatan LED.

b. Pada Meningitis Purulenta didapatkan peningkatan leukosit.(7)

c. Pemeriksaan Radiologis

a. Pada Meningitis Serosa dilakukan foto dada, foto kepala, bila

mungkin

dilakukan CT Scan.

b. Pada Meningitis Purulenta dilakukan foto kepala (periksa mastoid,

sinus

paranasal, gigi geligi) dan foto dada.(7)

2.8 Komplikasi

ARDIAL PURSYA 08171118

Page 13

1. Hidrosefalus obstruktif

2. MeningococcL Septicemia ( mengingocemia )

3. Sindrome water-friderichen (septik syok, DIC,perdarahan adrenal

bilateral)

4. SIADH ( Syndrome Inappropriate Antidiuretic hormone )

5. Efusi subdural

6. Kejang

7. Edema dan herniasi serebral

8. Cerebral palsy

9. Gangguan mental

10. Gangguan belajar

11. Attention deficit disorder.4

2.9 Penatalaksanaan.

Jika berdasarkan pemeriksaan penderita didiagnosa

sebagai meningitis, maka pemberian antibiotik secara Infus

(intravenous) adalah langkah yang baik untuk menjamin

kesembuhan serta mengurang atau menghindari resiko

komplikasi. Antibiotik yang diberikan kepada penderita

tergantung dari jenis bakteri yang ditemukan.(7)

Farmakologis

a. Obat anti inflamasi :

1) Meningitis tuberkulosa :

a) Isoniazid 10 – 20 mg/kg/24 jam oral, 2 kali sehari

maksimal 500 gr selama 1 ½ tahun.

b) Rifamfisin 10 – 15 mg/kg/ 24 jam oral, 1 kali sehari

selama 1 tahun.

ARDIAL PURSYA 08171118

Page 14

c) Streptomisin sulfat 20 – 40 mg/kg/24 jam sampai 1

minggu, 1 – 2 kali sehari, selama 3 bulan.

2) Meningitis bacterial, umur < 2 bulan :

a) Sefalosporin generasi ke 3

b) ampisilina 150 – 200 mg (400 gr)/kg/24 jam IV, 4 –

6 kali sehari.

c) Koloramfenikol 50 mg/kg/24 jam IV 4 kali sehari.

3) Meningitis bacterial, umur > 2 bulan :

a) Ampisilina 150-200 mg (400 mg)/kg/24 jam IV 4-6

kali sehari.

b) Sefalosforin generasi ke 3.(6)

b. Pengobatan simtomatis :

1) Diazepam IV : 0.2 – 0.5 mg/kg/dosis, atau rectal 0.4 –

0.6/mg/kg/dosis kemudian klien dilanjutkan dengan.

2) Fenitoin 5 mg/kg/24 jam, 3 kali sehari.

3) Turunkan panas :

a) Antipiretika : parasetamol atau salisilat 10

mg/kg/dosis.

b) Kompres air PAM atau es.

c. Pengobatan suportif :

1) Cairan intravena.

2) Zat asam, usahakan agar konsitrasi O2 berkisar antara

30 – 50%.(6)

ARDIAL PURSYA 08171118

Page 15

2.10 Perawatan

a. Pada waktu kejang

1. Longgarkan pakaian, bila perlu dibuka.

2. Hisap lender.

3. Hindari dari mencoba untuk mameasuki sesuatu ke

dalam mulut penderita.

4. Kosongkan lambung untuk menghindari muntah dan

aspirasi.

5. Hindarkan penderita dari rudapaksa (misalnya jatuh).(4)

b. Bila penderita tidak sadar lama.

1. Beri makanan melalui sonde.

2. Cegah dekubitus dan pnemunia ortostatik dengan

merubah posisi penderita sesering mungkin.

3. Cegah kekeringan kornea dengan boor water atau

salep antibiotika.6

c. Pada inkontinensia urine lakukan katerisasi dan pada

inkontinensia alvi lakukan lavement.

d. Pemantauan ketat:

1. Tekanan darah

2. Respirasi

3. Nadi

4. Produksi air kemih

ARDIAL PURSYA 08171118

Page 16

5. Faal hemostasis untuk mengetahui secara dini

adanya DC.3

2.11 Pencegahan

Langkah dalam mencegah meningitis antara lain:

1. Cuci tangan anda secara benar untuk menghindari terkena

penyebab infeksi.

2. Tetap sehat. Jaga sistem imun anda berfungsi dengan baik

dengan cukup istirahat, olahraga teratur dan makan makanan

sehat dan bergizi.

3. Tutup mulut dan hidung anda ketika bersin atau batuk.

4. Jika anda sedang hamil, berhati-hatilah dengan apa yang anda

konsumsi.1

2.12 Prognosis

Penderita meningitis dapat sembuh, baik sembuh dengan cacat

motorik atau mental atau meninggal tergantung :

a. umur penderita.

b. Jenis kuman penyebab

c. Berat ringan infeksi

d. Lama sakit sebelum mendapat pengobatan.

e. Kepekaan kuman terhadap antibiotic yang diberikan

f. Adanya dan penanganan penyakit.6

ARDIAL PURSYA 08171118

Page 17

BAB III

KESIMPULAN

Meningitis adalah infeksi cairan otak dan disertai proses peradangan yang

mengenai piameter, araknoid dan dapat meluas ke permukaan jarinag otak dan

medula spinalis yang menimbulkan eksudasi berupa pus atau serosa yang terdapat

secara akut dan kronis.

ARDIAL PURSYA 08171118

Page 18

Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi pada

cairan otak, yaitu :

1)      Meningitis serosa Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang

disertai cairan otak yang jernih. Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium

tuberculosa. Penyebab lainnya Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia.

2)      Meningitis purulenta Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang

meliputi otak dan medula spinalis. Penyebabnya antara lain : Diplococcus

pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus

haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli,

Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa.2

DAFTAR PUSTAKA

1. Price, Sylvia Anderson. Pathophysiology : Clinical Concepts Of Disease

Processes. Alih Bahasa Peter Anugrah. Ed. 4. Jakarta : EGC; 1994.

2.Harsono.(1996).Buku Ajar Neurologi Klinis.Ed.I.Yogyakarta : Gajah Mada

University Press.

ARDIAL PURSYA 08171118

Page 19

3. Infection of the nervous sytem. Dalam ; Abbas k. dan Mitchell F.Robin basic

pathology .Edisi ke *. Saunders. 2007. Hal 874.

4. Chapter 64 : the central nervous sytem II infection. Dalam : Chandrasoma P.

and Taylor C. R. Concise pathology. Edisi III. Mc Graw Hills 1998.

5.Meninges. Dalam ; Marieb E.dan Hoehn. K. Human anatomy and physiology.

Edisi VII. Pearson education.2007

6.Lumbantobing S, Neurologi Klinik, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2007.

7.Mahar Marjono, Neurologi Klinis Dasar, Penerbit Dian Rakyat, Jakarta, 2008.

ARDIAL PURSYA 08171118

Page 20