Manajemen SDM Pendidikan.pdf

download Manajemen SDM Pendidikan.pdf

of 61

Transcript of Manajemen SDM Pendidikan.pdf

  • 8/15/2019 Manajemen SDM Pendidikan.pdf

    1/61

     

    MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIABIDANG PENDIDIKAN

    Diktat 

    Oleh:

    Imam Gunawan, S.Pd., M.Pd

    UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

    JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN Agustus 2015

  • 8/15/2019 Manajemen SDM Pendidikan.pdf

    2/61

    i

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

    memberikan rahmad dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

    Diktat Matakuliah Manajemen Sumber Daya Manusia. Indonesia berhadapan

    dengan persaingan global, membutuhkan SDM berkualitas. Upaya peningkatan

    kualitas SDM yang paling efektif adalah melalui pendidikan. Agar pendidikan

    dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas diperlukan tenaga kependidikan

    yang berkualitas pula. Tenaga kependidikan harus dikelola secara terencana,

    cermat, sistematis, dan terarah. Manajemen Sumber Daya Manusia Bidang

    Pendidikan menjadi krusial peranannya.

    Diktat ini terbagi menjadi tiga bab, yakni Bab I Konsep Dasar Manajemen

    Sumber Daya Manusia Pendidikan, membahas tentang pengertian manajemen

    sumber daya manusia dan tujuan manajemen sumber daya manusia. Bab II Proses

    Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan, membahas tentang perencanaan

    sumber daya manusia pendidikan, penerimaan sumber daya manusia pendidikan,

    orientasi dan penempatan sumber daya manusia pendidikan, pemberian

    kesejahteraan sumber daya manusia pendidikan, penilaian kinerja sumber daya

    manusia pendidikan, kenaikan pangkat sumber daya manusia pendidikan, mutasi

    sumber daya manusia pendidikan, dan pensiun (pemutusan hubungan kerja)

    sumber daya manusia pendidikan. Bab III Pengembangan Profesionalisme Guru,

    membahas tentang pengertian pengembangan profesionalisme guru dan

    kompetensi guru.

    Akhirnya diktat ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi pembaca dan

     berkontribusi konstruktif bagi perkembangan ilmu pendidikan.

    Malang, Agustus 2015

    Imam Gunawan, S.Pd., M.Pd

  • 8/15/2019 Manajemen SDM Pendidikan.pdf

    3/61

    ii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ........... ..................... ........... ................................ .... i

    DAFTAR ISI ............................................................................................. ii

    BAB I KONSEP DASAR MANAJEMEN SUMBER DAYAMANUSIA PENDIDIKAN

    A. 

    Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

    Pendidikan ........... ..................... ........... .............. ........ ......... 1

    B. 

    Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan ....... 7

    BAB II PROSES MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

    PENDIDIKAN

    A. 

    Perencanaan Sumber Daya Manusia Pendidikan .............. .... 11

    B. 

    Penerimaan Sumber Daya Manusia Pendidikan ........... ........ 13C.

     

    Orientasi dan Penempatan Sumber Daya Manusia

    Pendidikan ........... ..................... ........... .............. ........ ......... 19

    D. 

    Pemberian Kesejahteraan Sumber Daya ManusiaPendidikan ........... ..................... ........... .............. ........ ......... 23

    E. 

    Penilaian Kinerja Sumber Daya Manusia Pendidikan ...... .... 26

    F. 

    Kenaikan Pangkat Sumber Daya Manusia Pendidikan ......... 33

    G. 

    Mutasi Sumber Daya Manusia Pendidikan ............. ............. 37

    H. 

    Pensiun (Pemutusan Hubungan Kerja) Sumber Daya

    Manusia Pendidikan .................... ............ ........... ................. 38

    BAB III PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURUA.  Pengertian Pengembangan Profesionalisme Guru ................ 44

    B.  Kompetensi Guru .......... ................................ ...................... 46

    DAFTAR RUJUKAN ............. ........................................ ........... ............ .... 56

  • 8/15/2019 Manajemen SDM Pendidikan.pdf

    4/61

    1

    BAB I

    KONSEP DASAR MANAJEMEN SUMBER

    DAYA MANUSIA PENDIDIKAN

    Asumsi-asumsi yang menjadi landasan akan pentingnya tenaga pendidik

    dan kependidikan di bidang pendidikan, ialah: (1) sekolah selalu menghadapi

    tantangan-tantangan dalam proses mengembangkan sekolah, hal ini seiring

    dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi, dan tuntutan serta

     perubahan yang terjadi di masyarakat, sehingga sekolah membutuhkan sumber

    daya manusia (SDM) yang berkualitas; (2) upaya peningkatan kualitas SDM yang

     paling efektif adalah melalui pendidikan; (3) agar pendidikan dapat menghasilkan

    lulusan yang berkualitas diperlukan tenaga pendidik dan kependidikan yang berkualitas pula; dan (4) tenaga pendidik dan kependidikan harus dikelola secara

    terencana, cermat, sistematis, dan terarah.

    Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan (manajemen sumber daya

    manusia pendidikan) sangatlah penting fungsinya bagi keberhasilan lembaga

     pendidikan. Intisari manajemen sumber daya manusia adalah mengaktualisasi

     bahwa manusia memiliki potensi dan kemampuan yang dapat berkembang.

    Manajemen sumber daya manusia merupakan bentuk pengakuan pentingnya

    anggota organisasi (personil) sebagai sumber daya yang dapat mendukung

    tercapainya tujuan organisasi, pelaksanaan fungsi, dan kegiatan organisasi untuk

    menjamin bahwa mereka dipergunakan secara efektif dan adil demi kepentingan

    organisasi, individu, dan masyarakat.

    A.  PENGERTIAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

    PENDIDIKAN

    Jika mengacu pada teori  Human Resources Developmet   (HRD), maka

    sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor terpenting dalam organisasi,

    karena manusia yang menjalankan roda organisasi. Manajemen sumber daya

    manusia merupakan proses dan/atau kegiatan yang fokus pada unsur manusia

    dalam bekerja di organisasi. Manajemen sumber daya manusia adalah suatu

     proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai,

  • 8/15/2019 Manajemen SDM Pendidikan.pdf

    5/61

    2

     buruh, manajer, dan pegawai lainnya untuk dapat menunjang aktifitas organisasi

    atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan. Ada beberapa ahli

    yang berbeda penyebutannya tentang manajemen sumber daya manusia, misalnya

    manajemen personalia.

     Nitisemito (1996:11) mengemukakan manajemen personalia adalah

    manajemen yang mengkhususkan diri dalam bidang personalia atau dalam bidang

    kepegawaian. Sedangkan Burhanuddin (2003:68-69) mengemukakan bahwa

    manajemen sumber daya manusia merupakan bentuk pengakuan pentingnya

    anggota organisasi (personil) sebagai sumber daya yang dapat mendukung

    tercapainya tujuan organisasi, pelaksanaan fungsi, dan kegiatan organisasi untuk

    menjamin bahwa mereka dipergunakan secara efektif dan adil demi kepentingan

    organisasi, individu, dan masyarakat. Hasibuan (2007) menyatakan manajemensumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan

    tenaga kerja, agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan.

    Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu bidang kajian yang

    khusus mempelajari peran dan hubungan manusia dalam mencapai tujuan

    organisasi yang terus dikembangkan sampai dengan saat ini. Hal ini merupakan

    wujud pengakuan akan peranan penting manajemen sumber daya manusia dalam

    organisasi, tantangan pengelolaan SDM secara efekif, dan perkembangan cabang

    ilmu pengetahuan dan profesionalisasi dalam bidang manajemen sumber daya

    manusia. Kemajuan teknologi menciptakan pekerjaan baru dan mempercepat

    menghilangnya pekerjaan. Collingridge dan Ritchie (1979:1) berpendapat

    manajemen sumber daya manusia merupakan bagian pekerjan manajemen yang

     berhubungan dengan manusia, baik sebagai perseorangan maupun sebagai

    kelompok, dan dengan sumbangannya pada efektivitas organisasi. Manajemen

    sumber daya manusia merupakan suatu kegiatan pengelolaan yang meliputi

     pendayagunaan, pengembangan, penilaian, dan pemberian balas jasa bagi manusia

    sebagai individu anggota organisasi.

    Samsudin (2006:23) mengemukakan hal-hal yang berkenaan dengan

    manajemen sumber daya manusia adalah: (1) penekanan yang lebih dari biasanya

    terhadap pengintegrasian berbagai kebijakan SDM dengan perencanaan; (2)

    tanggung jawab pengelolaan SDM tidak lagi menjadi tanggung jawab manajer

  • 8/15/2019 Manajemen SDM Pendidikan.pdf

    6/61

    3

    khusus, tetapi manajemen secara keseluruhan; (3) adanya perubahan dari

    hubungan serikat pekerja manajemen menjadi hubungan manajemen karyawan;

    dan (4) terdapat aksentuasi pada komitmen untuk melatih para manajer agar dapat

     berperan optimal sebagai penggerak dan fasilitator.

    Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur

    hubungan dan peranan tenaga kerja secara efektif dan efisien sehingga tercapai

    tujuan bersama, organisasi, karyawan, dan masyarakat (Gary, 2003). Sehingga

    manajemen sumber daya manusia memiliki kewajiban untuk memahami

     perubahan yang semakin komplek selalu terjadi di lingkungan organisasi,

    mengantisipasi perubahan tersebut baik perubahan ilmu pengetahuan dan

    teknologi, dan memahami dimensi internasional yang mulai mempengaruhi

    organisasi akibat informasi yang berkembang cepat. Sedangkan Sule danSaefullah (2005:194) menyatakan manajemen sumber daya manusia didefinisikan

    sebagai proses serta upaya untuk merekrut, mengembangkan, memotivasi, serta

    mengevaluasi keseluruhan sumber daya manusia yang diperlukan organisasi

    dalam pencapaian tujuannya.

    Armstrong (2006:3) menyatakan human resource management is defined

    as a strategic and coherent approach to the management of an organization’s

    most valued assets – the people working there who individually and collectively

    contribute to the achievement of its objectives. Sedangkan Storey (1989)

    mengemukakan empat aspek manajemen sumber daya manusia, yaitu: (1) a

     particular constellation of beliefs and assumptions; (2) a strategic thrust

    informing decisions about people management ; (3) the central involvement of line

    managers; and   (4) reliance upon a set of ‘levers’ to shape the employment

    relationship. Manajemen sumber daya manusia adalah proses penggunaan SDM

    yang kompeten, mulai dari rekrutmen, seleksi, pengangkatan, pengembangan,

    sampai dengan penghargaan, serta kegiatan-kegiatan terkait lainnya, untuk

    mencapai tujuan organisasi.

    Hal senada juga dikemukakan oleh Mangkunegara (2003) yang

     berpendapat bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan segenap proses

     penataan yang bersangkut paut dengan masalah memperoleh dan menggunakan

    tenaga kerja untuk dan di organisasi dengan efisien, demi tercapainya tujuan

  • 8/15/2019 Manajemen SDM Pendidikan.pdf

    7/61

    4

    organisasi yang telah ditentukan sebelumnya. Manajemen sumber daya manusia

    merupakan salah satu substansi penting dalam manajemen pendidikan. Hal ini

    karena tanpa adanya manajemen sumber daya manusia pendidikan yang baik,

    maka substansi manajemen pendidikan lainnya tidak dapat dikelola dengan baik

     pula. Manajemen sumber daya manusia pendidikan merupakan serangkaian

    sistem yang terintegrasi dan bertujuan untuk meningkatkan performansi SDM.

    Misalnya staffing, kompensasi, dan pelatihan dimaksudkan untuk menyediakan

    dukungan yang sinergis bagi organisasi untuk meningkatkan kemampuannya

    dalam mencapai tujuan, dengan menekan biaya atau melahirkan inovasi.

    Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber

    daya manusia pendidikan adalah aktivitas yang harus dilakukan mulai dari tenaga

     pendidik dan kependidikan itu masuk ke dalam organisasi pendidikan sampaiakhirnya berhenti melalui proses perencanaan, perekrutan, seleksi, penempatan,

     pemberian kompensasi, penghargaan, pendidikan dan pelatihan / pengembangan

    dan pemberhentian tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Manajemen sumber

    daya manusia pendidikan dipandang sebagai fungsi atau sistem yang diharapkan

    mampu menyelesaikan tugas-tugas khusus. Misalnya staffing  yang efektif

    diarahkan untuk put the right person in the right place at the right time. Selain itu

    manajemen sumber daya manusia pendidikan memiliki fungsi agar pendidikan

    dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas diperlukan tenaga kependidikan

    yang berkualitas pula.

    Tujuan pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan adalah agar mereka

    memiliki kemampuan, motivasi, dan kreatifitas untuk: (1) mewujudkan sistem

    sekolah yang mampu mengatasi kelemahan-kelemahannya sendiri; (2) secara

     berkesinambungan menyesuaikan program pendidikan sekolah terhadap

    kebutuhan kehidupan (belajar) peserta didik dan persaingan terhadap kehidupan

    masyarakat secara sehat dan dinamis; dan (3) menyediakan bentuk kepemimpinan

    khususnya menyiapkan kader pemimpin pendidikan yang andal dan dapat menjadi

    teladan dan mampu mewujudkan human  organization  yang pengertiannya lebih

    dari human  relationship  pada setiap jenjang manajemen organisasi pendidikan

    nasional.

  • 8/15/2019 Manajemen SDM Pendidikan.pdf

    8/61

    5

    Selain itu tujuan manajemen sumber daya manusia pendidikan adalah: (1)

    memungkinkan organisasi mendapatkan dan mempertahankan SDM yang cakap,

    dapat dipercaya, dan memiliki motivasi tinggi; (2) meningkatkan dan

    memperbaiki kapasitas yang dimiliki oleh pegawai; (3) mengembangkan sistem

    kerja dengan kinerja tinggi, yang meliputi prosedur perekrutan dan seleksi yang

    ketat, sistem kompensasi dan insentif yang disesuaikan dengan kinerja,

     pengembangan manajemen serta aktivitas pelatihan yang terakit dengan

    kebutuhan organisasi dan individu; (4) menarik perhatian calon tenaga kerja /

    SDM yang potensial dan bermutu; (5) mempertahankan SDM yang berdedikasi

    tinggi; (6) memotivasi SDM dalam bekerja; dan (7) menciptakan iklim kerja yang

    harmonis.

    Jika mengacu pada konsep manajemen sumber daya manusia pendidikan,maka ada dua jenis pegawai yang ada dalam bidang pendidikan, yaitu tenaga

     pendidikan dan tenaga pendidikan. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003

    tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 39 ayat 2 menyatakan tenaga pendidik

    merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan

     proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan

     pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,

    terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Pendidik adalah tenaga pendidikan

    yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara,

    tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya,

    serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.

    Tenaga pendidikan sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu

     pendidikan nasional, pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta

     pengabdian kepada masyarakat. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang

    Guru dan Dosen pasal 6 menyatakan bahwa kedudukan guru dan dosen sebagai

    tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan

    mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta

    didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

    Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi

    warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

  • 8/15/2019 Manajemen SDM Pendidikan.pdf

    9/61

    6

    Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri

    dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Undang-undang

     Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 39 ayat 1

    menyatakan tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi,

     pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang

     proses pendidikan pada satuan pendidikan. Tenaga kependidikan misalnya

     pustakawan, laboran, kepala sekolah, tenaga administrasi sekolah, tukang kebun,

    teknisi komputer, dan satuan pengamanan sekolah.

    Lebih lanjut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

    Pendidikan Nasional pasal 40 menyatakan tenaga pendidik dan tenaga

    kependidikan berhak memperoleh: (1) penghasilan dan jaminan kesejahteraan

    sosial yang pantas dan memadai; (2) penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja; (3) pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan

    kualitas; (4) perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil

    kekayaan intelektual; dan (5) kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana,

    dan fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas. Tenaga

     pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban: (1) menciptakan suasana

     pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis; (2)

    mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan;

    dan (3) memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan

    sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

    Apa yang membedakan SDM pendidikan dengan SDM pada bidang

    lainnya? Ada dua perbedaan SDM pendidikan dengan SDM pada bidang yang

    lainnya, yaitu dari aspek tempat bidang bekerja dan tujuannya. SDM pendidikan

     jelas bekerja pada lembaga pendidikan. Berdasarkan perbedaan tempat bekerjanya

    maka juga akan membedakan tujuan bekerjanya, yakni SDM pendidikan dalam

    segenap aktivitasnya bersifat mendidik dan berorientasi pada pencapaian tujuan

     pendidikan. Sehingga tidak semua SDM dapat menjadi SDM pendidikan,

    terutama tenaga pendidik misalnya guru, karena sebagai guru mereka harus

    mampu mendidik para peserta didiknya sehingga peserta didik dapat berkembang

    secara optimal. Guru juga tidak berorientasi kepada materi semata. Guru sebagai

     pendidik mengabdikan dirinya untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Tujuan

  • 8/15/2019 Manajemen SDM Pendidikan.pdf

    10/61

    7

    manajemen sumber daya manusia pendidikan adalah mengarah pada

     pembangunan dan pengembangan pendidikan yang bermutu, membentuk SDM

    yang andal, produktif, kreatif, dan berprestasi.

    B.  TUJUAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN

    Tujuan manajemen sumber daya manusia adalah memperbaiki kontribusi

     produktif pegawai terhadap organisasi dengan cara yang bertanggung jawab

    secara strategis, etis, dan sosial. Tujuan manajemen sumber daya manusia

    mencerminkan strategi manajer dan menyeimbangkan tantangan organisasi,

    fungsi SDM, dan orang-orang yang terpengaruh. Tujuan manajemen sumber daya

    manusia menurut Samsudin (2006:30) mencakup empat aspek, yaitu: (1) tujuan

    sosial; (2) tujuan organisasional; (3) tujuan fungsional; dan (4) tujuan individual.Tujuan  sosial  manajemen sumber daya manusia adalah agar organisasi

     bertanggung jawab secara sosial dan etis terhadap kebutuhan dan tantangan

    masyarakat dengan meminimalkan dampak negatifnya. Organisasi menghasilkan

    output bagi kelompok tertentu di masyarakat. Organisasi sekolah dalam hal ini

     peserta didik dan alumni diharapkan dapat meningkatkan kualitas masyarakat dan

    membantu memecahkan masalah sosial. Implementasi tujuan sosial dalam bidang

     bidang pendidikan khususnya sekolah adalah program Unit Kesehatan Sekolah

    (UKS) dan program bakti sosial. Bentuk nyata dari kegagalan suatu organisasi

    mengkaitkan pencapaian tujuannya dengan pencapaian tujuan masyarakat secara

    luas yang tercermin dalam dua wujud yaitu masyarakat akan kehilangan

    kepercayaan terhadap organisasi sekolah dan sebagai akibat hilangnya

    kepercayaan tersebut masyarakat tidak lagi memberikan dukungannya kepada

    kebijaksanaan dan kegiatan organisasi tersebut.

    Tujuan  organisasional  adalah sasaran formal yang dibuat untuk

    membantu organisasi mencapai tujuannya. Bagian manajemen sumber daya

    manusia dibentuk untuk membantu dalam mewujudkan tujuan organisasi. Personil

    sekolah didayagunakan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan

     pendidikan sekolah. Efektifitas sekolah tergantung dengan efektifitas SDM yang

    ada di sekolah. Kunci kelangsungan berjalannya organisasi sekolah terletak pada

  • 8/15/2019 Manajemen SDM Pendidikan.pdf

    11/61

    8

    efektifitas kepala sekolah dalam membina dan memanfaatkan keahlian guru dan

     pegawai dengan berupaya meminimalkan kelemahan SDM.

    Tujuan fungsional adalah tujuan untuk mempertahankan kontribusi SDM

     pada tingkat yang sesuai dengan kebutuhan organisasi (Samsudin, 2006:32).

    Sehingga kepala sekolah dalam hal ini berupaya meningkatkan pengelolaan guru

    dan pegawai dengan cara memberikan pelayanan konsultasi yang tepat, mengelola

     program rekrutmen yang efektif, pelatihan, dan mampu menguji realitas ketika

    guru dan pegawai mengemukakan gagasan baru untuk mengembangkan sekolah.

    Tujuan individual adalah tujuan pribadi dari tiap anggota organisasi yang

    akan dicapai melalui aktivitasnya dalam organisasi (Samsudin, 2006:32). Apabila

    tujuan organisasi dan tujuan pribadi tidak sesuai maka dapat dimungkinkan

     pegawai akan memilih untuk menarik diri dari organisasi. Kepala sekolah harus pula terfokus pada pencapaian kesesuaian pencapaian tujuan dengan guru, dengan

    mengkaji pengetahuan, kemampuan, kebutuhan, dan minat guru di sekolah.

    Collingridge dan Ritchie (1979:2) mengemukakan organisasi berusaha

    menciptakan kondisi dimana setiap pegawai terdorong untuk memberi sumbangan

    sebaik mungkin bagi efektifitas organisasi. Hal ini penting bagi kepala sekolah

    karena sekolah tidak dapat efektif dan efisien yang maksimal tanpa kerja sama

     penuh dari guru dan pegawai.

  • 8/15/2019 Manajemen SDM Pendidikan.pdf

    12/61

    9

    BAB II

    PROSES MANAJEMEN SUMBER DAYA

    MANUSIA PENDIDIKAN

    Sumber daya manusia (SDM) merupakan substansi penting dalam

    organisasi. Oleh karena itu, SDM harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan

    keefektifan dan efisiensi organisasi. Tugas manajemen sumber daya manusia

     berkisar pada mengelola pada unsur manusia dengan segala potensi yang

    dimilikinya seefektif mungkin, sehingga dapat diperoleh SDM yang puas dan

    memuaskan bagi organisasi. Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian

    dari manajemen pada umumnya yang memfokuskan diri pada unsur manusia.

    Perhatian manajemen sumber daya manusia mencakup fungsi manajerial, fungsioperasional, dan peran serta kedudukan SDM dalam pencapaian tujuan-tujuan

    organisasi terpadu.

    Manajemen sumber daya manusia merupakan layanan yang tugasnya

    membantu pegawai dalam organisasi sekolah. Manajemen sumber daya manusia

    dibentuk untuk menolong unit organisasi lainnya, sehingga praktis semua aktivitas

    manajemen sumber daya manusia secara umum boleh disebut sebagai suatu

     bentuk layanan. Salah satu tugas layanan dari manajemen sumber daya manusia

    yang terbilang penting adalah penyediaan alat dan teknik yang inovatif yang

    membantu manajemen menyelesaikan masalah SDM serta mendayagunakan

    keahlian dan kemampuannya. Tujuan manajemen sumber manusia tidak harus

    mencerminkan kehendak manajemen senior, namun juga harus menyeimbangkan

    tantangan organisasi, fungsi SDM, masyarakat, dan orang-orang yang

    terpengaruh. Kegagalan melakukan hal itu dapat merusak kinerja, produktivitas

    organisasi, dan bahkan kelangsungan organisasi.

    Aktivitas atau kegiatan SDM secara umum dapat dikategorikan menjadi

    empat, yaitu: (1) persiapan dan pengadaan; (2) pengembangan dan penilaian; (3)

     pengkompensasian dan perlindungan; dan (4) hubungan-hubungan kepegawaian.

    Unsur-unsur organisasi adalah tujuan-tujuan, teknologi, dan struktur. Sedangkan

    unsur-unsur SDM itu sendiri adalah kemampuan-kemampuan, sikap, nilai-nilai,

    kebutuhan-kebutuhan, dan karakteristik-karakteristik. Sedangkan lingkungan

  • 8/15/2019 Manajemen SDM Pendidikan.pdf

    13/61

    10

    SDM mempunyai tantangan, perekonomian dan perkembangan teknologi,

    ketersediaan dan kualitas tenaga kerja, kependudukan dengan masalah-

    masalahnya, dan restrukturisasi organisasi.

    Manajemen sumber daya manusia pendidikan adalah proses pemberdayaan

    tenaga pendidik dan tenaga kependidikan secara efektif dan efisien dalam rangka

    lembaga pendidikan mencapai tujuannya. Tujuan manajemen sumber daya

    manusia adalah: (1) menarik perhatian calon tenaga kerja yang potensial dan

     bermutu; (2) mempertahankan SDM yang berdedikasi tinggi; (3) memotivasi

    SDM dalam bekerja; (4) memperbaiki kontribusi produktif pegawai terhadap

    organisasi dengan cara yang bertanggung jawab secara strategis, etis, dan sosial;

    (5) mencerminkan strategi manajer dan menyeimbangkan tantangan organisasi,

    fungsi SDM, dan orang-orang yang terpengaruh.Burhanuddin (2003:69) mengemukakan bahwa manajemen sumber daya

    manusia secara garis besar memiliki fungsi dan aktivitas pokok yang diterapkan

    oleh kebanyakan organisasi, yakni: (1) perencanaan kebutuhan SDM; (2)

     perekrutan SDM; (3) penilaian dan kompensasi; (4) pelatihan dan pengembangan;

    dan (5) penciptaan dan pembinaan hubungan kerja secara efektif. Berdasarkan

    uraian di atas, dapat diketahui bahwa proses manajemen sumber daya manusia

    meliputi: (1) analisis jabatan; (2) seleksi pegawai; (3) orientasi dan penempatan;

    (4) pelatihan; (5) mutasi; (6) promosi; (7) demosi; (8) kompensasi; dan (9)

     pensiun (pemberhentian). Selama manajer memerhatikan manusia sebagai aspek

    yang terpenting dalam organisasi, maka penyelenggaraan organisasi akan dapat

    dilaksanakan secara optimal. Manajer dengan memerhatikan manusia yang

     bekerja dalam organisasi akan dapat meningkatkan kepuasan SDM, sehingga akan

    meningkatkan produktivitas SDM dalam bekerja. Gambar 2.1 mengilustrasikan

     proses manajemen sumber daya manusia.

    Kepala sekolah sebagai manajer pendidikan harus mengetahui dan

    memahami proses manajemen sumber daya manusia pendidikan. Hal ini karena

    dengan kepala sekolah mengetahui dan memahami proses manajemen sumber

    daya manusia pendidikan akan memudahkan kepala sekolah untuk menggerakkan

    aktivitas SDM yang ada di sekolah dalam mencapai tujuan sekolah. Berikut ini

    akan diuraikan proses manajemen sumber daya manusia, yang meliputi: (1)

  • 8/15/2019 Manajemen SDM Pendidikan.pdf

    14/61

    11

    AnalisisJabatan/Pekerjaan

    Perencanaan SDM

    SpesifikasiPekerjaan

    Tugas danTanggung Jawab

    Penggajian danSurvey Gaji

    Pelamar Kerja

    Tes Seleksi secaraValid

    ProgramPelatihan

    Standar Kinerja

    Evaluasi Kerja

    Penentuan TarifPasar

    Efektivitas danLegalitas

    Pelatihan Kerja

    KecermatanPenilaian Kinerja

    Legalitas,Kompetitif danStruktur Gaji

    Transfer, Demosi,atau PemberhentianPegawai yang tidak

    Efektif

    Pegawai yangKompeten dan

    Efektivitas StrukturHadiah/Rewards  

    Evaluasi Kerja

     perencanaan sumber daya manusia pendidikan; (2) penerimaan sumber daya

    manusia pendidikan; (3) orientasi sumber daya manusia pendidikan; (4)

    inventarisasi sumber daya manusia pendidikan; (5) pemberian kesejahteraan

    sumber daya manusia pendidikan; (6) kenaikan pangkat sumber daya manusia

     pendidikan; (7) mutasi sumber daya manusia pendidikan; dan (8) pensiun

    (pemutusan hubungan kerja).

    Gambar 2.1 Proses Manajemen Sumber Daya Manusia

    A.  PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN

    Perencanaan SDM ialah proses kegiatan penentuan kebijakan dan

     perkiraan jumlah kebutuhan personalia untuk jangka waktu tertentu menurut

     bidang-bidang kegiatan yang terdapat dalam suatu organisasi. Proses rekrutmen

    SDM dimulai dengan mempertimbangkan rencana-rencana SDM seperti

    mempertimbangkan jumlah dan tipe posisi kosong yang harus diisi, dan sumber

     personil atau keahlian apa yang dibutuhkan untuk mengisi posisi tersebut.

    Kebijakan dalam bidang personalia dasar-dasarnya sebagian besar terdapat dalam

     peraturan perundang-undangan maupun pokok-pokok kebijakan yang ditetapkan

    oleh pejabat yang berwenang dalam bidang ketenagaan. Kegiatan ini merupakan

  • 8/15/2019 Manajemen SDM Pendidikan.pdf

    15/61

    12

    aktivitas yang disebut dengan analisis jabatan. Analisis jabatan didasarkan pada

     jenis pekerjaan, sifat pekerjaan, perkiraan beban kerja, perkiraan kapasitas

     pegawai, jenjang dan jumlah jabatan yang tersedia, dan alat yang diperlukan

    dalam pelaksanaannya.

    Analisis jabatan merupakan kegiatan yang berfungsi untuk membantu

     pelaksanaan manajemen dalam rekrutmen pegawai sebagai upaya menyediakan

    kebutuhan pegawai. Mangkunegara (2003:10) berpendapat bahwa analisis jabatan

    didasarkan pada jenis pekerjaan, sifat pekerjaan, perkiraan beban kerja, perkiraan

    kapasitas pegawai, jenjang dan jumlah jabatan yang tersedia, dan alat yang

    diperlukan dalam pelaksanaannya. Proses menghimpun informasi setiap jabatan,

    mempelajari berbagai informasi yang berhubungan dengan pekerjaan secara

    operasional dan tanggung jawabnya, dan menyusun informasi berkenaan tugas, jenis pekerjaan, dan tanggung jawab yang bersifat khusus merupakan kegiatan

    yang dilakukan dalam analisis jabatan.

     Nitisemito (1996:16) berpendapat analisis jabatan sebagai pedoman bagi

     penerimaan dan penempatan, penentuan jumlah karyawan, dan landasan kegiatan

    dalam MSDM. Analisis jabatan sebagai pedoman untuk menentukan syarat-syarat

    yang diperlukakan dalam penerimaan dan penempatan pegawai. Ketepatan

     penerimaan dan penempatan pegawai dipengaruhi oleh syarat yang dimiliki oleh

     pegawai. Penentuan jumlah karyawan dapat diketahui dengan uraian jabatan dan

     pengembangan dan penetapan standar jabatan. Analisis jabatan merupakan

     pedoman dalam kegiatan manajemen sumber daya manusia lain, yaitu mutasi,

     promosi, pelatihan, kompensasi, dan kebutuhan peralatan. Analisis jabatan

    diasumsikan dapat mengetahui kondisi tentang secara rinci jabatan.

    Informasi yang diperoleh dari analisis jabatan adalah: (1) nama jabatan,

    lokasi kerja, dan upah rata-rata; (2) hubungan kerja dan posisi dalam organisasi;

    (3) tugas-tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang dibebankan pada pemangku

     jabatan; (4) peralatan dan bahan yang digunakan; (5) kondisi lingkungan tempat

    kerja dan risiko kerja; dan (6) persyaratan fisik, mental, pengetahuan, dan

     pendidikan. Analisis jabatan penting dilakukan sebelum diadakan perekrutan

    tenaga kerja. Ada beberapa manfaat yang diperoleh dengan mengadakan analisis

     pekerjaan, yang juga merupakan tujuan dari dilakukannya analisis jabatan.

  • 8/15/2019 Manajemen SDM Pendidikan.pdf

    16/61

    13

    Adapun tujuan analisis pekerjaan yaitu: (1) memperoleh tenaga kerja pada posisi

    yang tepat; (2) memberikan kepuasan pada diri tenaga kerja; dan (3) menciptakan

    iklim dan kondisi kerja yang kondusif.

    B.  PENERIMAAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN

    Setelah melaksanakan perencanaan SDM, langkah selanjutnya adalah

     proses penerimaan SDM. Proses penerimaan SDM mempertimbangkan rencana-

    rencana SDM, seperti jumlah dan tipe posisi kosong yang harus diisi, sumber

     personil, atau keahlian apa yang dibutuhkan untuk mengisi posisi tersebut. Setelah

    dilakukan pertimbangan tersebut maka dilanjutkan penentuan strategi dan metode

    rekrutmen. Terdapat berbagai metode rekrutmen bisa dimulai dengan pemasangan

    iklan. Iklan bertujuan untuk menarik minat para aplikan dan untuk memberikaninformasi mengenai kualifikasi dasar dari pekerjaan. Iklan ini tentunya harus

    mengandung informasi mengenai prosedur pendaftaran, waktu pendaftaran dan

    tes, serta syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pelamar.

    Iklan ini juga harus mengandung informasi yang cukup mengenai

     pekerjaan, kualifikasi, dan pengalaman yang dibutuhkan, kompensasi, dan

    kondisi-kondisi lain yang terkait. Keefektifan iklan dapat dinilai dari: (1) jumlah

     pertanyaan yang muncul akibat iklan tersebut; (2) jumlah aplikasi atau pendaftar;

    dan (3) kesesuaian aplikasi dengan persyaratan yang tercantum dalam iklan.

    Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, pengumuman

     penerimaan pegawai sekarang diumumkan melalui online. Setelah proses

     pendaftaran, selanjutnya adalah tahap seleksi calon pegawai. Seleksi pegawai

    adalah suatu proses untuk mencari calon atau kandidat pegawai untuk memenuhi

    kebutuhan SDM oraganisasi. Greer (2001:406) mengemukakan:

     Excellent selection procedures are essential for obtaining a workforce that

    can become a source of competitive advantage. While training and

    employee development also are critical, it is very difficult to overcome the

    built-in headwind of poorly qualified or mismatched employees.Furthermore, while some skill deficiencies can be overcome by training,the additional financial outlays required to make up for poor selection can

     place a firm at a disadvantage to its customers. High performing

    companies are very selective in their staffing decisions.

  • 8/15/2019 Manajemen SDM Pendidikan.pdf

    17/61

    14

    Berdasarkan kajian di atas dapat disimpulkan bahwa prosedur pilihan yang

     baik diharapkan mendapatkan pegawai yang dapat menjadi sumber manfaat

    dengan kompetisi yang dimilikinya. Sementara itu latihan dan pengembangan

     juga bersifat kritis, hal tersebut digunakan untuk memenuhi syarat pegawai.

    Keahlian yang dimiliki pegawai dapat ditingkatkan dengan latihan, tambahan

     pengeluaran anggaran diperlukan untuk mengejar ketertinggalan organisasi dalam

     pelaksanaan latihan. Organisasi yang kompleks sangat selektif dengan keputusan

    susunan pegawai mereka. Armstong (2006:409) berpendapat proses seleksi

    mencakup: (1) defining requirements; (2) attracting candidates; dan (3) selecting

    candidates. Deskripsi persyaratan mencakup persiapan deskripsi pekerjaan dan

    spesifikasi, penetapan terminologi, dan kondisi pegawai. Menarik kandidat

    mencakup meninjau ulang dan mengevaluasi alternatif sumber daya pelamar,kemampuan intern dan ekstern organisasi, publikasi seleksi, dan menggunakan

     biro jasa konsultan. Seleksi kandidat mencakup menyeleksi pelamar, wawancara,

    tes, memprediksi kompetensi kandidat, menawarkan pekerjaan, dan menyiapkan

    kontrak pegawai. Seleksi diartikan sebagai suatu proses pengambilan keputusan

    dimana individu dipilih untuk mengisi suatu jabatan yang berdasarkan pada

     penilaian terhadap seberapa besar karakteristik individu yang bersangkutan, sesuai

    dengan yang disyaratkan oleh jabatan tersebut.

    Seleksi didefinisikan sebagai suatu proses pengambilan keputusan dimana

    individu dipilih utnuk mengisi suatu jabatan yang didasarkan pada penilaian

    terhadap seberapa besar karakteristik individu yang bersangkutan sesuai dengan

    yang dipersyaratkan oleh jabatan tersebut. Kelompok pelamar dalam proses

    seleksi terdiri dari para pengajar profesional, pengawas administrasi profesional,

     pelaksan teknis profesional, dan tenaga pendukung lainnya harus melalui tiga

    tahapan proses yaitu: (1) praseleksi, yang melibatkan kebijakan dan penetapan

     prosedur seleksi; (2) seleksi, yang merupakan pengajuan seleksi dan implementasi

    aturan yang ditetapkan pada tahap satu; (3) pacsaseleksi, tahap di mana terjadi

     penolakan dan peneriman pelamar yang melibatkan daftar kemampuan pelamar

     bagian personalia pembuatan kontrak dan penempatan pegawai.

    Inti dari tahap praseleksi  adalah bahwa suatu sistem keputusan yang

    dijabarkan dalam bentuk prosedur dan kebijakan sistem dapat membantu

  • 8/15/2019 Manajemen SDM Pendidikan.pdf

    18/61

    15

    memefokuskan upaya organisasi dalam pencapaian tujuan seleksi. Terdapat dua

    tugas utama pengujian dalam tahap praseleksi, yaitu: (1) pengembangan kebijakan

    seleksi; dan (2) keputusan prosedur praseleksi. Kebijakan pemerintah digunakan

    sebagai pedoman umum dalam proses seleksi. Pendekatan terhadap kebijakan

    seleksi adalah dengan menghubungkan kebijakan umum tentang SDM dengan

    kebijakan seleksi. Kerangka pengembangan keputusan prosedur praseleksi,

    meliputi: (1) hukum dan perundang-undangan seleksi sebagai upaya

    meminimilisasi permasalahan hukum yang berkaitan dengan aktivitas seleksi; (2)

    komponen keputusan seleksi, yaitu pembentukan persyaratan jabatan dan

     persyaratan personal; (3) kriteria efektivitas keputusan seleksi, yaitu

    mengembangkan ukuran ukuran yang akan digunakan sebagai prediktor kinerja

    atau keberhasilan ( performance predictors or success); dan (4) prediktor atau alatmempredikssi keberhasilan keputgusan seleksi, seperti wawancara, biodata

    formulir lamaran, wawancara lanjutuan, dan pengujian personal.

    Proses seleksi difokuskan pada pertanyaan sejauh mana kecocokan antara

     pelamar dan segala kualitasnya dengan tuntutan tuntutan jabatan. Sebagai

    konsekuensinya, penting dilakukan penyelidikan referensi dan latar belakang

    mereka lolos penyaringan awal. Semakin penting jabatan yang dilamar dalam

    organisasi, semakian berat atau rumit penyelidikan yang seharusnya dilakukan.

    Ada dua aspek yang penting dicermati dalam konteks ini, yaitu: (1) penilaian data

     pelamar. Ada tiga tipe ukuran yang dapat dilakukan secara selektif sebelum

    mengambil keputusan dalam kasus di mana informasi yang dibutuhkan sulit

    diperoleh melalaui saluran saluran tradisional. Ketiga tipe yang dimaksud adalah

    ujian fisik (tes kesehatan) sebelum bekerja, tes kencanduan obat-obatan terlarang

    (drug testing), dan latihan-latihan simulasi perilaku, baik secara manual maupun

    komputeriasasi; dan (2) implikasi tanggung jawab dari keputusan seleksi.

    Organisasi proses seleksi membutuhkan serangkaian keputusan seperti bagaimana

    yang paling baik dilakukan agar dapat memfungsikan jabatan secara efisien dan

    efektif. Setiap pihak masing-masing memiliki tanggung jawab dalam aktivitas

    seleksi, seperti pengembangan kebijakan seleksi, pengembangan pedoman

     jabatan, formulasi kriteria seleksi, pengembangan format administrasi dan arsip

    untuk memfasilitasi proses seleksi, dan kegiatan seleksi lainnya.

  • 8/15/2019 Manajemen SDM Pendidikan.pdf

    19/61

    16

    Pascaseleksi  merupakan kegiatan setelah mengevaluasi para pelamar

    suatu jabatan, yakni membuat keputusan individual mengenai setiap pelamar dan

     pertimbangan efektivitas pelamar untuk melakukan pekerjaannya. Selain itu, perlu

     juga dibuat keputusan tentang batasan pekerjaan yang seharusnya dilaksanakan.

    Keputusan seleksi dilaksanakan dengan sistem yang menetapkan untuk menerima

    atau menolak pelamar, atau sebaliknya, pelamar yang mengambil keputusan ini.

    Beberapa tes yang sering digunakan dalam seleksi pekerjaan adalah: (1)

    tes intelegensi, dilakukan untuk mengukur kinerja sejumlah tugas-tugas mental

    yang terstandar dan terkait dengan kemampuan belajar yang umum; (2) tes bakat

    atau kecakapan, biasanya mengukur bakat yang special, kemampuan mekanis,

    spasial, dan numerik; (3) tes kepribadian, bertujuan untuk menyediakan profil

    kepribadian seseorang, tes ini cukup kontroversial dan validitasnya masih banyakdipertanyakan; dan (4) tes preferensi kerja, untuk mengetahui pilihan seseorang

    mengenai kategori pekerjaan tertentu dan juga berguna bagi konseling karier.

    Seleksi pegawai adalah suatu proses menemukan pegawai yang tepat dari sekian

     banyak kandidat atau calon yang ada. Tahap awal yang perlu dilakukan setelah

    menerima berkas lamaran adalah melihat daftar riwayat hidup (curriculum vitae)

    milik pelamar. Kemudian dari curriculum  vitae  pelamar dilakukan penyortiran

    antara pelamar yang akan dipanggil dengan yang gagal memenuhi standar suatu

     pekerjaan. Lalu berikutnya adalah memanggil kandidat terpilih untuk dilakukan

    ujian test tertulis, wawancara kerja (interview), dan proses seleksi lainnya.

    Seleksi guru memperhatikan kompetensi akademik dan kemampuan

     bidang studi, keterampilan berkomunikasi, dan kemampuan pedagogis (Gorton

    dan Schneider, 1991). Kriteria seleksi menekankan pada faktor personal. Kegiatan

    identifikasi dan penentuan kriteria seleksi, kepala sekolah perlu membentuk tim

    seleksi yang termasuk dalam hal ini Kapala Dinas Pendidikan dan perwakilan

    kepala sekolah. Proses seleksi menjadi pegawai berkisar tentang tingkat

    kompetensi yang dites. Domain keterampilan guru mencakup keterampilan dasar

    (basic  skill), pendidikan umum (general  education), pendidikan profesional

    ( professional  education), dan spesialisasi lingkup bidang studi (subject   field  

    specialization).

  • 8/15/2019 Manajemen SDM Pendidikan.pdf

    20/61

    17

    Ada tiga alasan mengapa seleksi guru penting, yaitu: (1) kinerja kepala

    sekolah selalu tergantung pada kinerja guru; (2) penyaringan guru yang efektif

     penting karena biaya merekrut dan memperkerjakan guru mahal; dan (3) ada

    implikasi yang sah dari seleksi guru yang tidak efektif atau guru yang tidak cakap.

    Tujuan utama dari seleksi adalah: (1) mengisi kekosongan jabatan dengan personil

    yang memenuhi persyaratan yang ditentukan; (2) menjalankan tugas dalam

     jabatan tersebut; (3) mendapatkan kepuasan dalam jabatannya sehingga dapat

     bertahan dalam sistem; (4) menjadi kontributor efektif bagi pencapaian tujuan

    dalam sistem; (5) memiliki motivasi untuk mengembangkan diri; dan (6)

    membantu meminimalisasi pemborosan waktu, usaha, dan biaya yang harus

    diinvestasikan bagi pengembangan pendidikan para pegawai.

    Kepala sekolah dan tim seleksi menyusun wawasan tentang deskripsi kerjakepegawaian. Karris mengemukakan deskripsi kerja mencakup pandangan tentang

    kebutuhan kerja, bidang kerja, informasi tentang latar belakang masyarakat dan

    sekolah, deskripsi umum tentang posisi kerja yang ditawarkan dan tanggung

     jawabnya, kaitan guru yang dibutuhkan dengan sistem sekolah, keuntungan yang

    diperoleh dari posisi yang ditawarkan, kualifikasi yang disyaratkan, dan hal-hal

    khusus dalam kepegawaian seperti kontrak kerja, gaji, dan hari libur (Ulfatin,

    2004:87).

    Flippo (1980) mengemukakan lima prinsip yang dijadikan kerangka dalam

    melakukan wawancara dalam proses penerimaan SDM, yaitu: (1) persiapan

    ( preparation), semua bentuk wawancara memerlukan persiapan yang hati-hati,

     pewawancara harus menentukan tujuan dasar dari wawancara dan metode yang

    akan dilakukan untuk mencapai tujuan ini; (2) pengaturan (setting), tahapan ini

    tidak sepenuhnya terpisah dari tahapan pertama, namun tahapan ini menekankan

     pentingnya pengaturan sebelum wawancara dilakukan, pewawancara diharapkan

    dapat melakukan pengaturan yang terdiri dari dua tipe umum, yaitu pengaturan

    fisik dan mental; (3) melakukan wawancara (conduct   of   the  interview), hal ini

    merupakan tahapan inti dimana pewawancara mendapatkan informasi yang

    diinginkan dan memberikan fakta-fakta yang mungkin ingin diketahui dan

    memberikan fakta-fakta yang mungkin ingin diketahui oleh kandidat; (4)

     penutupan (close), tahapan penutupan penting dalam artian pewawancara perlu

  • 8/15/2019 Manajemen SDM Pendidikan.pdf

    21/61

    18

    memberikan suatu indikasi bahwa wawancara segera berakhir; dan (5) evaluasi

    (evaluation), evaluasi wawancara sebaiknya dilakukan segera setelah kandidat

    meninggalkan ruangan selagi rincian mengenai interview  masih segar dibenak

     pewawancara.

    Pemerintah melakukan penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS)

    melalui jalur pelamar umum yang dibuka melalui formasi umum dan formasi

    khusus. Formasi umum dibuka berdasarkan analisis kebutuhan setiap instansi

    yang diajukan ke Badan Kepegawaian Negara dan Kementerian Pendayagunaan

    Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi untuk dianalisis dan dikeluarkan

    formasi yang disetujui untuk diadakan penerimaan. Sedangkan formasi khusus

    dibuka untuk putra-putri Papua, para atlet berprestasi, lulusan perguruan tinggi

    negeri dengan prestasi terbaik, instruktur (sarjana mengajar daerah terpencil,terbelakang, terluar / SM3T)), penyandang cacat, dan mahasiswa tugas belajar

    terbaik yang dibiayai pemerintah daerah. Untuk pelamar umum tersebut dilakukan

    seleksi Tes Kompetensi Dasar (TKD) dengan menggunakan sistem seleksi

    Computer   Assisted   Test   (CAT). Namun beberapa instansi menerapkan saringan

    kedua dengan melakukan Tes Kompetensi Bidang (TKB), baik dengan tes

     psikologi, tes wawancara, maupun tes tertulis. Pelaksanaan tes pelamar umum

    tidak dipungut biaya apapun, mulai dari pendaftaran online, verifikasi berkas,

     pelaksanaan ujian, pengumuman kelulusan, sampai dengan pemberkasan.

    Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi,

     penerimaan SDM (calon pegawai negeri sipil / CPNS) sekarang menggunakan

    sistem online, mulai dari pendaftaran sampai dengan pengumuman hasil seleksi.

    Proses tes CPNS dilakukan dengan sistem Computer   Assisted  Test  (CAT). CAT

    merupakan metode seleksi menggunakan software dengan bantuan komputer yang

    digunakan untuk mendapatkan standar minimal kompetensi dasar bagi pelamar

    CPNS. Hal ini penting untuk mewujudkan profesionalisme pegawai negeri sipil

    (PNS). Adapun maksud dan tujuan penggunaan sistem CAT adalah: (1)

    mempercepat proses pemeriksaan dan laporan hasil ujian; (2) menciptakan

    standarisasi hasil ujian secara nasional; dan (3) menetapkan standar nilai.

    Keunggulan dan manfaat penggunaan CAT adalah: (1) peserta tes dapat

    mendaftarkan melalui internet; (2) peserta tes dapat dinilai langsung sesuai

  • 8/15/2019 Manajemen SDM Pendidikan.pdf

    22/61

    19

    dengan hasil yang diperoleh; (3) komputer menyediakan keseluruhan materi soal

    Tes Kompetensi Dasar (meliputi Tes Pengetahuan Umum, Tes Bakat Skolastik,

    dan Tes Skala Kematangan); (4) penilaian dilakukan secara objektif; dan (5)

     peserta ujian dapat mengakses dengan mudah terhadap pencapaian hasil (skor)

    yang diperolehnya.

    C.  ORIENTASI DAN PENEMPATAN SUMBER DAYA MANUSIA

    PENDIDIKAN

    Setelah pelamar mengikuti seleksi, maka selanjutnya dari hasil seleksi

    tersebut dijadikan dasar dalam penentuan siapa calon yang akan diterima oleh

    lembaga. Pengumuman pelamar yang diterima dilakukan secara terbuka dan

    transparan oleh lembaga. Bagi pelamar yang dinyatakan lolos seleksi, selanjutnyadapat melakukan pemberkasan ulang dan sebelum bekerja secara penuh, pegawai

     baru diwajibkan mengikuti orientasi. Pegawai baru dikenalkan kepada lingkungan

     barunya dan karakteristik pekerjaan yang akan dilakukannya. Setelah kriteria

    seleksi ditentukan, tim seleksi menentukan prosedur penempatan bagi calon yang

    memenuhi kriteria dan memprogram kegiatan orientasi. Tujuan orientasi adalah

    untuk membantu karyawan baru membuat penyesuaian yang baik di tempat kerja.

    Berdasarkan hal tersebut sekolah perlu mengadakan kegiatan orientasi

    walaupun hanya bersifat sepintas, karena dengan orientasi guru baru mengetahui

    kondisi sekolah sehingga diharapkan dapat menyesuaikan dengan lingkungan

    sekolah. Berada di lingkungan pekerjaan yang baru dapat menjadi sebuah proses

    yang menegangkan sekaligus menyenangkan. Ada orang-orang baru yang harus

    ditemui, sistem dan kultur baru yang harus dimengerti dan pekerjaan yang harus

    dilakukan dengan baik. Proses transisi ke tempat kerja yang baru sebenarnya

    dapat menjadi proses yang mudah dan lebih efektif bagi kedua belah pihak, baik

     pegawai organisasi bila ada program induksi yang secara sistematis mengenalkan

    dan menyambut anggota staf yang baru dalam tempat kerja. Induksi merupakan

    tahapan lanjutan dari proses rekrutmen dan seleksi.

    Setelah guru dan staf direkrut dan ditempatkan di sekolah, maka tugas

     penting pimpinan sekolah adalah secara formal mengenalkan mereka kepada

    sistem sehingga staf baru tidak mengalami permasalahan penyesuaian. Program

  • 8/15/2019 Manajemen SDM Pendidikan.pdf

    23/61

    20

    induksi lebih dari sekedar membuat staf baru merasa ada di rumah. Program

    induksi harus dirancang sedemikian rupa sehingga staf baru dapat memperoleh

    kepuasan kerja dan juga dapat menggunakan kemampuanya untuk mencapai

    tujuan sekolah. Biasanya hari pertama di sekolah merupakan hari tersulit bagi

    guru yang baru. Banyak hal yang tidak diketahui oleh guru termasuk mengenai

    komunitas-komunitas yang ada disekolah, murid, guru-guru, materi pengajaran,

    dan prosedur kerja umum. Istilah induksi, penempatan dan orientasi sering

    digunakan dalam pembahasan mengenai administrasi personil, hal ini berarti

     personil baru dibantu dalam pemenuhan kebutuhan keamanan, status, informasi,

    dan pengarahan, baik dalam posisi kerja dan lingkungan organisasi sekolah.

    Orientasi memungkinkan guru dan pegawai baru akrab dengan lingkungan

    sekolah dan mendapatkan rasa memiliki yang merupakan bibit dari komitmenterhadap sekolah. Sasaran utama orientasi di tempat kerja adalah untuk: (1)

    membuat karyawan baru merasa diterima dan nyaman; (2) menciptakan persepsi

     positif terhadap organisasi; (3) mengkomunikasikan prosedur dasar organisasi

    kepada karyawan baru; (4) membentuk dasar untuk pelatihan berkelanjutan; (5)

    mengkonfirmasikan keputusan karyawan untuk bergabung dengan organisasi; dan

    (6) memulai proses pengintegrasian karyawan baru ke dalam angkatan kerja

    organisasi (Pandia, 2006:48). Prosedur yang dapat digunakan untuk menentukan

     penempatan pegawai ialah dengan ujian penempatan dan interveiw  personal

    (Ulfatin, 2004:88).

    Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara pasal

    64 ayat 2 menyatakan instansi pemerintah wajib memberikan pendidikan dan

     pelatihan kepada calon PNS selama masa percobaan. Jadi orientasi (prajabatan)

    seorang pegawai dimulai dengan adanya sumpah kemudian ditentukannya

     penempatan jabatan sebagai tenaga pendidik di suatu sekolah / lembaga. Peraturan

    Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru menyatakan pengangkatan dan

     penempatan guru / tenaga pendidik yang diangkat oleh pemerintah dan/atau

     pemerintah daerah dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

    undangan. Guru yang ditempatkan pada jabatan struktural kehilangan haknya

    untuk memperoleh tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus,

    dan maslahat tambahan.

  • 8/15/2019 Manajemen SDM Pendidikan.pdf

    24/61

    21

    Untuk dapat membentuk sosok PNS yang profesional perlu dilaksanakan

     pembinaan melalui jalur Pendidikan dan Pelatihan (diklat). Peraturan Pemerintah

     Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai

     Negeri Sipil menetapkan bahwa salah satu jenis diklat yang strategis untuk

    mewujudkan PNS Profesional seperti tersebut di atas adalah Diklat Prajabatan.

    Diklat Prajabatan dilaksanakan dalam rangka membentuk: (1) nilai-nilai dasar

    (basic  values) profesi PNS; (2) sikap dan perilaku disiplin PNS; dan (3)

     pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dalam Negara Kesaturan

    Republik Indonesia. Ketiga jenis kompetensi inilah yang kemudian berperan

    dalam membentuk karakter PNS yang kuat, yaitu PNS yang menjunjung tinggi

    standar etika publik dalam pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga mampu

     bersikap dan bertindak profesional dalam melayani masyarakat. Namun untuk membentuk PNS profesional seperti di atas, dibutuhkan

    sebuah penyelenggaraan Diklat Prajabatan yang inovatif dan yang didukung oleh

    semua pihak. Praktik penyelenggaraan Diklat Prajabatan yang pembelajarannya

     bersifat klasikal dan didominasi oleh ceramah sulit membentuk nilai-nilai dasar

     profesi PNS tersebut, terutama proses internalisasinya pada diri peserta masing-

    masing. Diperlukan sebuah penyelenggaraan Diklat Prajabatan yang inovatif,

    yaitu penyelenggaraan Diklat Prajabatan yang memungkinkan peserta mampu

    menginternalisasi kompetensi-kompetensi tersebut, mengalami sendiri dalam

    menerapkan dan mengaktualisasikannya di tempat kerja, merasakan manfaatnya,

    sehingga ketiga kompetensi tersebut terpatri dalam dirinya sebagai karakternya.

    Kompetensi yang dibangun dalam Diklat Prajabatan adalah kompetensi

    PNS sebagai pelayan masyarakat yang profesional, yang diindikasikan dengan:

    (1) kemampuan berakuntabilitas dalam melaksanakan tugas jabatannya; (2)

    kemampuan mengedepankan kepentingan nasional dalam pelaksanaan tugas

     jabatannya; (3) kemampuan menjunjung tinggi standar etika publik dalam

     pelaksanaan tugas jabatannya; (4) kemampuan berinovasi untuk peningkatan mutu

     pelaksanaan tugas jabatannya; (5) kemampuan untuk tidak korupsi dan

    mendorong percepatan pemberantasan korupsi di lingkungan instansinya; (6)

    kemampuan menjaga sikap dan perilaku disiplin PNS dalam melaksanakan tugas

  • 8/15/2019 Manajemen SDM Pendidikan.pdf

    25/61

    22

     jabatannya; dan (7) kemampuan memahami kedudukan dan peran PNS dalam

     Negara Kesatuan Republik Indonesia.

    Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 21 Tahun 2013

    tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Calon

    Pegawai Negeri Sipil Golongan III menyatakan untuk mencapai kompetensi PNS

    yang profesional, struktur kurikulum Diklat Prajabatan terdiri atas empat tahap

     pembelajaran yaitu:

    1. 

    Tahap Internalisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS. Tahap pembelajaran ini

    membekali peserta dengan nilai-nilai dasar yang dibutuhkan dalam

    menjalankan tugas jabatan Profesi PNS secara profesional sebagai pelayan

    masyarakat. Nilai-nilai dasar tersebut meliputi: Akuntabilitas, Nasionalisme,

    Etika, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi. Kelima nilai-nilai dasar inidiakronimkan menjadi ANEKA.

    2.  Tahap Pembentukan Sikap dan Perilaku Displin PNS. Tahap pembelajaran ini

    membekali peserta dengan kemampuan meningkatkan sikap perilaku disiplin,

    kesehatan jasmani dan rohani sebagai pelayan masyarakat.

    3.  Tahap Pembentukan Pengetahuan Tentang Kedudukan dan Peran PNS dalam

     Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tahap pembelajaran ini

    membekali peserta dengan pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS

    sebagai Pilar Kesatuan Bangsa dan sebagai Penyelenggara Pemerintahan.

    4.  Tahap Aktualisasi. Tahap pembelajaran ini memfasilitasi peserta dalam

    mengaktualisasikan nilai-nilai dasar Profesi PNS, Sikap dan Perilaku Displin

    PNS, dan Pengetahuan Tentang Kedudukan dan Peran PNS dalam Negara

    Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

    Calon pegawai sebelum ditempatkan pada instansi tertentu sebaiknya juga

    dilakukan ujian penempatan. Ujian penempatan bertujuan untuk menyaring dan

    menentukan siapa yang seharusnya diundang untuk interview. Informasi yang

     perlu disampaikan dan dianalisis dalam kaitan dengan penempatan mencakup

    usia, jenis kelamin, dan status keluarga. Sesudah calon guru diterima maka proses

    selanjutnya ditempatkan dan orientasi. Penempatan dilakukan setelah program

    analisis untuk persiapan penempatan, sehingga calon guru dapat dibantu untuk

  • 8/15/2019 Manajemen SDM Pendidikan.pdf

    26/61

    23

    orientasi di lingkungan sekolah. Aspek yang perlu dikenalkan ialah karakteristik

    masyarakat, sistem sekolah, kedudukan dalam proses pembelajaran, dan pegawai

    lain yang berhubungan dengan bidang pekerjaannya.

    D.  PEMBERIAN KESEJAHTERAAN SUMBER DAYA MANUSIA

    PENDIDIKAN

    Kesejahteraan sosial atau jaminan sosial merupakan bentuk pemberian

     penghasilan, baik dalam bentuk materi maupun dalam bentuk nonmateri, yang

    diberikan oleh lembaga kepada staf untuk selama masa pengabdiannya ataupun

    setelah berhenti karena pensiun, lanjut usia dalam usaha memenuhi kebutuhan

    materi maupun nonmateri kepada karyawan dengan tujuan untuk memberikan

    semangat atau dorongan kerja kepada staf (Wursanto, 1985:165). Pemberiankesejahteraan kepada tenaga pendidik di sekolah memang harus diberikan,

     pemberian kesejahteraan tersebut dikelola oleh pemerintah bagi tenaga pendidik

    yang berstatus PNS dan dikelola sekolah bagi tenaga pendidik yang berstatus non-

    PNS untuk memberikan penghargaan atas kerja yang telah dilakukan oleh tenaga

     pendidik. Pemberian kesejahteraan agar tenaga pendidik sadar dan tetap

    melakukan pekerjaan sesuai dengan tanggung jawab.

    Pemberian kesejahteraan tenaga pendidik disekolah berbeda disesuaikan

    dengan tingkatan jabatan atau tenaga pendidik tersebut berstatus PNS atau non-

    PNS. Jika PNS ketika pensiun tetap mendapatkan kesejahteraan hidup meskipun

    sudah berhenti mengajar dan bekerja sebagai pendidik. Pemberian kesejahteraan

    guru merujuk kepada semua bentuk upah atau imbalan berlaku dan muncul dari

     pekerjaan sebagai guru. Pemberian kesejahteraan (kompensasi) guru mempunyai

    dua komponen, yaitu: (1) pembayaran keuangan secara langsung, berupa gaji; dan

    (2) pembayaran keuangan secara tidak langsung, dalam bentuk tunjangan

    keuangan seperti asuransi, tunjangan kesehatan, dan tunjangan lainnya. Program

     pemberian kesejahteraan bertujuan untuk kepentingan semua. Supaya tujuan

    tercapai dan memberikan kepuasan bagi semua pihak hendaknya program

     pemberian kesejahteran didasarkan pada prinsip adil dan wajar. Tujuan pemberian

    kesejahteraan adalah sebagai ikatan kerja sama, kepuasan kerja, pengadaan

    efektif, motivasi, stabilitas karyawan, dan disiplin. Kompensasi adalah imbalan

  • 8/15/2019 Manajemen SDM Pendidikan.pdf

    27/61

    24

    atas kontribusi kerja pegawai secara teratur dari organisasi. Ulrich (1997)

    mengemukakan:

    Compensation rewards people for performing organizational work

    through pay, incentives, and benefits. Employers must develop and refine

    their basic wage and salary systems. Also, incentive programs such asgainsharing and productivity rewards are growing in usage. The rapid

    increase in the costs of benefits, especially health care benefits, will

    continue to be a major issue.

    Kompensasi merupakan hadiah tebusan bagi orang yang melakukan kerja

    untuk organisasi dengan membayar, perangsang, dan keuntungan. Pemberi kerja

    harus mengembangkan dan upah dasar mereka secara bersih dan sistem gaji. Juga

     program perangsang seperti gainsharing  (berbagi lebih besar dengan pegawai

    yang produktif) dan hadiah yang digunakan untuk menumbuhkan produktivitas.Meningkatkan segera produktifitas untuk mencapai tujuan, khususnya pelayanan

    kesehatan kepada pegawai, yang diharapkan dapat dilaksanakan sehingga menjadi

     pemberitaan utama bagi organisasi. Hal ini penting diperhatikan sekolah untuk

    meningkatkan produktivitas dan kualitas guru dalam pembelajaran. Kompensasi

    yang tepat sangat penting dan disesuaikan dengan kondisi pasar tenaga kerja yang

    ada pada lingkungan eksternal.

    Kompensasi yang tidak sesuai dengan kondisi yang ada dapat

    menyebabkan masalah ketenagakerjaan di kemudian hari atau pun dapat

    menimbulkan kerugian pada organisasi. Proteksi juga perlu diberikan kepada

     pekerja agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan tenang sehingga kinerja

    dan kontribusi perkerja tersebut dapat tetap maksimal dari waktu ke waktu.

    Armstong (2006:623) mengemukakan:

     Reward management is concerned with formulation and implementation of

    strategies and policies, the purposes which are to reward people fairly,

    equitably, and consistenly in accordance with their value to the

    organization and thus help the organization to achieve its strategic goals.

    Hadiah dari manajemen terkait dengan formulasi dan implementasi strategi

    dan kebijaksanaan, maksudnya orang yang diberi hadiah lebih baik, sesuai, dan

     pegawai konsisten kepada nilai organisasi dan membantu organisasi mencapai

    tujuan strategis. Kompensasi sebagai bentuk pembayaran atau imbalan yang

    diberikan kepada pegawai dari pelaksanaan pekerjaannya. Sekolah perlu

  • 8/15/2019 Manajemen SDM Pendidikan.pdf

    28/61

    25

    memperhatikan kompensasi sebagai hadiah kepada guru dan pegawai yang aktif

    terlibat dalam pencapaian tujuan sekolah. Kompensasi bagi guru dapat berbentuk

    tunjangan, insentif, dan bonus dari sekolah berdasarkan peraturan yang berlaku.

    Kepala sekolah memperhatikan kesejahteraan guru agar dapat meminimalkan

    ketimpangan faktor ekonomi sesama guru. Terpenuhinya kebutuhan guru

    diharapkan guru konsisten dan aktif dengan tugas utamanya yaitu melaksanakan

    kegiatan pembelajaran dengan peserta didik. Sehingga kasus guru yang

    meninggalkan tugas utamanya sebagai pendidik karena bekerja bidang lain dapat

    diatasi.

    Kompensasi atau gaji merupakan wujud pemberian kesejahteraan SDM

    dari lembaga atas kinerjanya dengan tujuan untuk menarik perhatian tenaga kerja

    yang potensial dan bermutu, mempertahankan tenaga kerja yang berdedikasitinggi, membangkitkan semangat kerja staf, dan mengadministrasikan sistem

     pembayarn gaji, upah, dan insentif secara legal. Penggajian telah diatur dalam

    Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara pasal 79

    menyatakan: (1) pemerintah wajib membayar gaji yang adil dan layak kepada

    PNS serta menjamin kesejahteraan PNS; (2) gaji sebagaimana dimaksud pada ayat

    1 dibayarkan sesuai dengan beban kerja, tanggung jawab, dan risiko pekerjaan;

    (3) gaji sebagaimana dimaksud pada ayat 2 pelaksanaannya dilakukan secara

     bertahap.

    Ada tiga sistem penggajian yaitu: (1) sistem skala tunggal, yaitu sistem

     penggajian yang memberikan gaji yang sama kepada pegawai berpangkat sama;

    (2) sistem skala ganda, yaitu sistem penggajian yang menentukan besarnya gaji

     bukan didasarkan pada pekerjaan yang dilakukan akan tetapi diadasarkan pada

     prestasi kerja yang dicapai dan beratnya tanggung jawab yang dipikul dalam

    melaksanakan pekerjaan itu; dan (3) sistem skala gabungan, yaitu perpaduan

    antara skala tunggal dan skala ganda. Besarnya gaji pokok dibagi menjadi tiga,

    yakni: (1) kepada PNS yang berpangkat dalam suatu pangkat diberikan gaji pokok

     berdasarkan golongan ruang yang ditetapkan untuk pangkat itu; (2) gaji pokok

    untuk CPNS adalah sebesar 80% dari gaji pokok yang diperuntukkan bagi PNS;

    dan (3) apabila CPNS tersebut telah mempunyai masa kerja yang dapat

  • 8/15/2019 Manajemen SDM Pendidikan.pdf

    29/61

    26

    diperhitungkan untuk menetapkan gaji pokok, maka diberikan gaji pokok yang

    segaris dengan pengalaman kerjanya yang diakui sebagai masa kerja golongan.

    E.  PENILAIAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN

    Penilaian kinerja PNS adalah penilaian secara periodik pelaksanaan

     pekerjaan seorang PNS. Tujuan penilaian kinerja adalah untuk mengetahui

    keberhasilan atau ketidakberhasilan seorang PNS dan untuk mengetahui

    kekurangan-kekurangan dan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh PNS yang

     bersangkutan dalam melaksanakan tugasnya. Hasil penilaian kinerja digunakan

    sebagai bahan pertimbangan dalam pembinaan PNS, antara lain pengangkatan,

    kenaikan pangkat, pengangkatan dalam jabatan, pendidikan dan pelatihan, serta

     pemberian penghargaan. Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang AparaturSipil Negara pasal 75 ayat 1 menyatakan penilaian kinerja PNS bertujuan untuk

    menjamin objektivitas pembinaan PNS yang didasarkan sistem prestasi dan sistem

    karier.

    Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil, yang

    selanjutnya disebut Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) adalah suatu

    daftar yang memuat hasil penilaian pelaksanaan pekerjaan seorang PNS dalam

     jangka waktu satu tahun yang dibuat oleh Pejabat Penilai. Pejabat Penilai adalah

    atasan langsung PNS yang dinilai, sedangkan Atasan Pejabat Penilai adalah atasan

    langsung dari Pejabat Penilai. Sehingga dapat disimpulkan bahwa DP3 adalah

    suatu daftar yang memuat pelaksanaan pekerjaan seorang PNS dalam jangka

    waktu satu tahun yang dibuat oleh pejabat yang berwenang.

    Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979 tentang Penilaian

    Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil pasal 20 menyatakan unsur-unsur

    yang dinilai dalam daftar DP3 adalah: (1) kesetiaan; (2) prestasi kerja; (3)

    tanggung jawab; (4) ketaatan; (5) kejujuran; (6) kerja sama; (7) prakarsa; (8)

    kepemimpinan. Kesetiaan  dalam arti sempit adalah ketaatan dan pengabdian

    kepada Pancasila, UUD 1945, negara, dan pemerintah. Sedangkan dalam arti yang

    luas yang dimaksud adalah tekad dan kesanggupan menaati dan melaksanakan

    dan mengamalkan sesuatu dengan disertai penuh dengan kesadaran dan tanggung

     jawab. Tekad dan kesanggupan tersebut harus dibuktikan dalam sikap dan tingkah

  • 8/15/2019 Manajemen SDM Pendidikan.pdf

    30/61

    27

    laku sehari-hari serta dalam pelaksanaan tugas. Pengabdian adalah penyumbangan

     pikiran dan secara ikhlas dengan mengutamakan kepentingan umum, golongan,

    dan pribadi.

    Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kesetiaan adalah

    kesetiaan, ketaatan, dan pengabdian kepada Pancasila, Undang-undang Dasar

    1945, negara, dan pemerintah. Unsur kesetiaan terdiri atas sub-subunsur penilaian:

    (1) tidak pernah menyangsikan kebenaran Pancasila baik dalam ucapan, sikap,

    tingkah laku, dan perbuatan; (2) menjunjung tinggi kehormatan negara dan/atau

     pemerintah, serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada

    kepentingan diri sendiri, seseorang, atau golongan; (3) berusaha memperdalam

     pengetahuan tentang Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, serta selalu

     berusaha mempelajari haluan negara, politik pemerintah, dan rencana-rencana pemerintah dengan tujuan untuk melaksanakan tugasnya secara berdaya guna dan

     berhasil guna; (4) tidak menjadi simpatisan / anggota perkumpulan atau tidak

     pernah terlibat dalam gerakan yang bertujuan mengubah atau menentang

    Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, bentuk Negara Kesatuan Republik

    Indonesia, atau pemerintah; dan (5) tidak mengeluarkan ucapan, membuat tulisan,

    atau melakukan tindakan yang dapat dinilai bertujuan mengubah atau menentang

    Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, negara, dan pemerintah.

    Prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai dalam

    melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Prestasi seorang pegawai

    dipengaruhi oleh kecakapan, keterampilan, pengalaman, dan kesungguhan

     pegawai yang bersangkutan. Unsur-unsur prestasi kerja terdiri atas sub-subunsur:

    (1) mempunyai kecakapan dan menguasai segala seluk beluk bidang tugasnya dan

     bidang lain yang berhubungan dengan tugasnya; (2) mempunyai keterampilan

    dalam melaksanakan tugasnya; (3) mempunyai pengalaman di bidang tugasnya

    dan bidang lain yang berhubungan dengan tugasnya; (4) bersungguh-sungguh dan

    tidak mengenal waktu dalam melaksanakan tugasnya; (5) mempunyai kesegaran

    dan kesehatan jasmani dan rohani yang baik; (6) melaksanakan tugas secara

     berdaya guna dan berhasil guna; dan (7) hasil kerjanya melebihi hasil kerja rata-

    rata yang ditentukan, baik dalam arti mutu maupun dalam arti jumlah.

  • 8/15/2019 Manajemen SDM Pendidikan.pdf

    31/61

    28

    Tanggung  jawab  adalah kesanggupan dalam menyelesaikan pekerjaan

    yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya serta

     berani memikul risiko atas keputusan yang diambilnya atau tindakan yang

    diakuinya. Unsur-unsur tanggung jawab terdiri atas sub-subunsur: (1) selalu

    menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya; (2) selalu

     berada di tempat tugasnya dalam segala keadaan; (3) selalu mengutamakan

    kepentingan dinas daripada kepentingan diri sendiri, orang lain, atau golongan; (4)

    tidak pernah berusaha melemparkan kesalahan yang dibuatnya kepada orang lain;

    (5) berani memikul risiko dari keputusan yang diambil atau tindakan yang

    dilakukannya; dan (6) selalu menyimpan dan/atau memelihara dengan sebaik-

     baiknya barang-barang milik negara yang dipercayakan kepadanya.

    Ketaatan  adalah kesanggupan seorang PNS untuk menaati segala peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku, menaati

     perintah kedinasan yang diberikan oleh atasan yang berwenang, serta

    kesanggupan untuk tidak melanggar larangan yang ditentukan. Unsur-unsur

    ketaatan terdiri atas sub-subunsur: (1) menaati peraturan perundang-undangan dan

    atau peraturan kedinasan yang berlaku; (2) menaati perintah kedinasan yang

    diberikan oleh atasan yang berwenang dengan sebaik-baiknya; (3) memberikan

     pelayanan terhadap masyarakat dengan sebaik-baiknya sesuai dengan bidang

    tugasnya; dan (4) bersikap sopan santun.

    Kejujuran  adalah ketulusan hati seorang pegawai dalam menjalankan

    tugas dan kemampuan untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang diberikan

    kepadanya. Unsur-unsur kejujuran terdiri atas sub-subunsur: (1) melaksanakan

    tugas dengan ikhlas; (2) tidak menyalahgunakan wewenangnya; dan (3)

    melaporkan hasil kerjanya kepada atasannya menurut keadaan yang sebenarnya.

    Kerja  sama  adalah kemampuan seorang pegawai untuk bekerja bersama-sama

    dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas dengan orang lain dalam

    menyelesaikan suatu tugas yang ditentukan, sehingga tercapai daya guna dan hasil

    yang sesuai dengan target. Unsur-unsur kerjasama terdiri atas sub-subunsur: (1)

    mengetahui bidang tugas orang lain yang ada hubungannya dengan bidang

    tugasnya; (2) menghargai pendapat orang lain; (3) dapat menyesuaikan

     pendapatnya dengan pendapat orang lain, apabila yakin bahwa pendapat orang

  • 8/15/2019 Manajemen SDM Pendidikan.pdf

    32/61

    29

    lain itu benar; (4) bersedia mempertimbangkan dan menerima usul yang baik dari

    orang lain; (5) selalu mampu bekerja bersama-sama dengan orang lain menurut

    waktu dan bidang tugas yang ditentukan; dan (6) selalu bersedia menerima

    keputusan yang diambil secara sah walaupun tidak sependapat.

    Prakarsa adalah kemampuan seorang pegawai untuk mengambil sebuah

    keputusan, langkah-langkah atau untuk melaksanakan suatu tindakan yang

    diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dari

    atasan. Unsur-unsur prakarsa terdiri atas sub-subunsur: (1) tanpa menunggu

     petunjuk atau perintah dari atasan, mengambil keputusan atau melakukan tindakan

    yang diperlukan dalam melaksanakan tugasnya, tetapi tidak bertentangan dengan

    kebijaksanaan umum pimpinan; (2) berusaha mencari tata cara yang baru dalam

    mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar besarnya; dan (3) berusahamemberikan saran yang dipandangnya baik dan berguna kepada atasan, baik

    diminta atau tidak diminta mengenai sesuatu yang ada hubungannya dengan

     pelaksanaan tugas.

    Kepemimpinan  adalah kemampuan seorang pegawai untuk meyakinkan

    orang lain sehingga dapat dikerahkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas

     pokok. Unsur-unsur kepemimpinan terdiri atas sub-subunsur: (1) menguasai

     bidang tugasnya; (2) mampu mengambil keputusan dengan cepat dan tepat; (3)

    mampu mengemukakan pendapat dengan jelas kepada orang lain; (4) mampu

    menentukan prioritas dengan tepat; (5) bertindak tegas dan tidak memihak; (6)

    memberikan teladan baik; (7) berusaha memupuk dan mengembangkan

    kerjasama; (8) mengetahui kemampuan dan batas kemampuan bawahan; (9)

     berusaha menggugah semangat dan menggerakkan bawahan dalam melaksanakan

    tugas; (10) memperhatikan dan mendorong kemajuan bawahan: dan (11) bersedia

    mempertimbangkan saran-saran bawahan.

    Kegunaan-kegunaan penilaian prestasi kerja adalah: (1) perbaikan prestasi

    kerja; (2) penyesuaian-penyesuaian kompensasi; (3) keputusan-keputusan

     penempatan; dan (4) kesempatan kerja yang adil. Tujuan dari penilaian

     pelaksanaan pekerjaan adalah untuk memperoleh bahan-bahan pertimbangan yang

    objektif dalam pembinaan PNS berdasarkan sistem karier dan sistem prestasi

    kerja. Penilaian dilakukan oleh Pejabat Penilai, yaitu atasan langsung Pegawai

  • 8/15/2019 Manajemen SDM Pendidikan.pdf

    33/61

    30

     Negeri Sipil yang dinilai, dengan ketentuan serendah-rendahnya Kepala Urusan

    atau pejabat lain yang setingkat dengan itu. Pejabat Penilai melakukan penilaian

     pelaksanaan pekerjaan terhadap PNS yang berada dalam lingkungannya pada

    akhir bulan Desember tiap-tiap tahun. Jangka waktu penilaian adalah mulai bulan

    Januari sampai dengan bulan Desember tahun yang bersangkutan. Nilai

     pelaksanaan pekerjaan dinyatakan dengan sebutan dan angka yakni: amat  baik 

    dengan nilai 91 s.d. 100; baik dengan nilai 76 s.d. 90; cukup dengan nilai 61 s.d.

    75; sedang dengan nilai 51 s.d. 60; dan kurang dengan nilai 50 ke bawah.

     Nilai untuk masing-masing unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan adalah

    rata-rata dari nilai sub-subunsur penilaian. Setiap unsur penilaian ditentukan dulu

    nilainya dengan angka, kemudian ditentukan nilai sebutannya. Hasil penilaian

     pelaksanaan pekerjaan dituangkan dalam DP3. Pejabat Penilai baru dapatmelakukan penilaian pelaksanaan pekerjaan, apabila ia telah membawahi PNS

    yang bersangkutan sekurang-kurangnya enam bulan. Apabila DP3 diperlukan

    untuk suatu mutasi kepegawaian, sedangkan Pejabat Penilai belum enam bulan

    membawahi PNS yang dinilai, maka Pejabat Penilai tersebut dapat melakukan

     penilaian pelaksanaan pekerjaan dengan mengunakan bahan-bahan yang

    ditinggalkan oleh Pejabat Penilai yang lama.

    DP3 diberikan oleh Pejabat Penilai kepada PNS yang dinilai. Apabila PNS

    yang dinilai berkeberatan atas nilai dalam DP3, maka ia dapat mengajukan

    keberatan disertai dengan alasan-alasannya kepada Atasan Pejabat Penilai melalui

    hierarki dalam jangka waktu empat belas hari sejak tanggal diterimanya DP3

    tersebut. PNS yang dinilai wajib mengembalikan DP3 kepada Pejabat Penilai

    selambat-lambatnya dalam jangka waktu empat belas hari sejak tanggal

    diterimanya DP3 tersebut. Pejabat Penilai menyampaikan DP3 kepada Atasan

    Pejabat Penilai dengan ketentuan: (1) apabila tidak ada keberatan dari PNS yang

    dinilai, DP3 tersebut disampaikan tanpa catatan; dan (2) apabila ada keberatan

    dari PNS yang dinilai, DP3 tersebut disampaikan dengan catatan tentang

    tanggapan Pejabat Penilai atas keberatan yang diajukan oleh PNS yang dinilai.

    Atasan Pejabat Penilai memeriksa dengan seksama DP3 yang disampaikan

    kepadanya dan apabila terdapat alasan-alasan yang cukup, Atasan Pejabat Penilai

    dapat mengadakan perubahan nilai yang tercantum dalam DP3. DP3 baru berlaku

  • 8/15/2019 Manajemen SDM Pendidikan.pdf

    34/61

    31

    sesudah ada pengesahan dari Atasan Pejabat Penilai. Prosedur pemberian DP3

    adalah: (1) atasan langsung selaku pejabat penilai memberikan penilaian

     pelaksanaan pekerjaan bagi PNS yang berada langsung di bawahnya secara

    objektif dan membubuhkan tanda tangan; (2) PNS yang dinilai menerima berkas

     penilaian tersebut, apabila tidak ada keberatan kemudian menandatangani berkas

     penilaian; (3) setelah ditandatangani PNS yang bersangkutan dan pejabat penilai,

     berkas penilaian diajukan pada atasan pejabat penilai, apabila atasan pejabat

     penilai menyetujui penilaian tersebut kemudian menandatangani berkas penilaian

    tersebut; dan (4) DP3 yang telah ditandatangani, kemudian diserahkan oleh

    Satuan Kerja Perangkat Daerah kepada Bupati melalui Badan Kepegawaian

    Daerah, yang bersangkutan dan Unit kerja.

    Selain itu terdapat berbagai model instrumen yang dapat dipakai dalam penilaian kinerja guru atau tenaga pendidik, seperti skala penilaian dan observasi.

    Skala penilaian mengukur penampilan atau perilaku orang lain (individu) melalui

     pernyataan perilaku dalam suatu kontinum atau kategori yang memiliki makna

    atau nilai. Sedangkan observasi merupakan cara mengumpulkan data yang biasa

    digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu

    kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang alami (sebenarnya) maupun

    situasi buatan. Tingkah laku guru dalam mengajar, merupakan hal yang paling

    cocok dinilai dengan observasi.

    Hal ini tentu saja penilai harus terlebih dahulu menyiapkan lembaran-

    lembaran yang berisi aspek-aspek yang hendak dinilai. Lembar observasi tersebut

    terdapat kolom di sebelah aspek yang hendak dinilai, di mana penilai dapat

    memberikan catatan atau penilaian mengenai kuantitas dan/atau kualitas aspek

    yang dinilai. Penilaian dapat diberikan dalam bentuk tanda cek (√).  Lembar

     penilaian observasi juga dapat dibuat dalam bentuk yang tidak terstruktur.

    Maksudnya penilai (observer ) tidak memberikan tanda cek, namun menuliskan

    catatan mengenai kondisi aspek yang diamati. Hal ini biasanya dilakukan apabila

    hal-hal yang diamati memang belum dapat dipastikan seperti apa dan bagaimana

    kemunculannya. Sebagai contoh, penilaian terhadap kemampuan seorang guru

     baru dalam mengelola kelas. Meskipun kisi-kisi pengelolaan kelas telah jelas,

    akan tetapi bisa saja guru baru yang dinilai tersebut memunculkan perilaku yang

  • 8/15/2019 Manajemen SDM Pendidikan.pdf

    35/61

    32

    tidak terprediksi dalam menghadapi para siswa di kelas. Hal ini dilakukan

    terutama bila penilai menggunakan pendekatan kualitatif.

    Sehingga dapat diketahui bahwa unsur motivasi dan abilitas adalah unsur

    yang berfungsi membentuk kinerja guru dalam menjalankan tugasnya sebagai

    guru. Performance  merupakan hasil dari motivation  dan ability. Motivasi 

    memiliki pengertian yang beragam, baik yang berhubungan dengan perilaku

    individu maupun perilaku organisasi. Motivasi merupakan unsur penting dalam

    diri manusia yang berperan mewujudkan keberhasilan dalam usaha atau pekerjaan

    individu. Motivasi merupakan faktor-faktor penyebab yang menghubungkan

    dengan sesuatu dalam perilaku seseorang. Motivasi adalah dorongan berbagai

    kebutuhan hidup individu dari mulai kebutuhan fisik, rasa aman, sosial,

     penghargaan, dan aktualisasi diri.Pendekatan yang dapat digunakan adalah pendekatan insentif keuangan

    sebagaimana dikemukakan Adam Smith, pendekatan standar kerja sebagaimana

    dijelaskan oleh Frederick Taylor, dan pendekatan analisis pekerjaan dan struktur

     penggajian ( job analysis and wage structure approach) yaitu mengklasifikasikan

    sikap, skill, dan pengetahuan dalam usaha untuk mempertemukan kemampuan

    dan skill  individu dengan persyaratan pekerjaan. Analisis tugas adalah suatu

     proses pengukuran sikap pegawai dan penetapan tingkat pentingnya pekerjaan

    untuk menetapkan keputusan konpensasi. Berdasarkan pendekatan di atas, maka

    di kalangan para guru, jabatan guru dapat dipandang secara aplikatif sebagai salah

    satu cara dalam memotivasi (pemotivasi) para guru untuk meningkatkan

    kemampuannya.

    Abilitas  adalah faktor yang penting dalam meningkatkan produktivitas

    kerja, abilitas berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki

    individu. Skill  dan abilitas adalah dua hal yang saling berhubungan. Abilitas

    seseorang dapat dilihat dari skill yang diwujudkan melalui tindakannya. Abilitas

    dalam arti kecakapan guru merupakan kecakapan profesional guru yang menunjuk

     pada suatu tindakan kependidikan yang berdampak positif bagi proses belajar dan

     perkembangan pribadi siswa. Bentuk tindakan dalam pendidikan dapat berwujud

    keterampilan mengajar (teaching  skills) sebagai akumulasi dari pengetahuan

    (knowledge) yang diperoleh para guru pada saat menempuh pendidikan.

  • 8/15/2019 Manajemen SDM Pendidikan.pdf

    36/61

    33

    Pelaksanaan jabatanfungsional guru

    (pemotivasian guru)

    Skill / keterampilan yangdikuasai guru (abilitas

    guru)

    Kemampuan guru:-  Perencanaan

    pembelajaran- 

    Pelaksanaanpembelajaran

    Melakukan penilaianhasil pembelajaran

    (kinerja guru)

    Kinerja atau unjuk kerja dalam konteks profesi guru adalah kegiatan yang

    meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan melakukan

     penilaian hasil belajar. Hubungan alur kinerja, motivasi, dan abilitas guru

    diilustrasikan pada Gambar 2.2.

    Gambar 2.2 Alur Kinerja, Motivasi, dan Abilitas Guru

    F.  KENAIKAN PANGKAT SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN

    Motivasi yang dapat mendorong seseorang untuk berpartisipasi aktif dan

    meningkatkan kualitasnya dalam suatu organisasi adalah kesempatan untuk maju.

    Samsudin (2006:264) berpendapat kenaikan pangkat atau promosi merupakan

     perpindahan dari suatu jabatan ke jabatan lain yang memiliki status dan tanggung

     jawab lebih tinggi. Promosi dilakukan bertitik tolak pada kepentingan organisasi.

    Guru yang berprestasi dapat dipromosikan menjadi kepala sekolah atau pengawas.

    Promosi yang didasarkan kepada senioritas dihitung dari lamanya bekerja.Organisasi menempuh cara ini menurut Handoko (1999) dengan pertimbangan:

    (1) sebagai penghargaan atas jasa seseorang paling sedikit dilihat dari segi

    loyalitas kepada organisasi; (2) penilaian biasa bersifat objektif dengan

    membandingkan masa kerja; dan (3) mendorong organisasi untuk

    mengembangkan karyawan untuk dipromosikan.

    Seorang guru dapat dipromosikan harus memperhatikan berbagai faktor

    yaitu pengalaman, tingkat pendidikan, loyalitas, kejujuran, tanggung jawab,

    kecakapan berkomunikasi, prestasi kerja, dan tingkat kreatifitas. Berdasarkan hal

    tersebut maka perlu dilaksanakannnya evaluasi sehingga dapat diketahui siapa

    yang dapat dipromosikan. Pelaksanaan evaluasi menggunakan pedoman dan

    dilaksanakan secara sistematis, komprehensif, dan objektif. Syarat yang harus

    dipenuhi untuk dapat dipromosikan juga harus jelas, sekolah dan dinas memberi

  • 8/15/2019 Manajemen SDM Pendidikan.pdf

    37/61

    34

    kesempatan yang sama dan menunjang kegiatan untuk memenuhi persyaratan

    tersebut. Calon yang akan dipromosikan juga dipersiapkan dengan teliti,

    kemampuan, bakat, dan minat merupakan prioritas yang penting untuk

    diperhatikan.

    Sebelum pegawai sekolah mendapat kenaikan pangkat, maka dinilai

    terlebih dahulu prestasi yang dicapai oleh individu tersebut dengan cara

    mengevaluasi atau menilai prestasi yang dicapai oleh individu tersebut dengan

    cara mengevaluasi atau menilai prestasi karyawan atau tenaga pendidik dan

    kependidikan dalam suatu sekolah. Kegiatan tersebut dapat memperbaiki

    keputusan-keputusan SDM dan memberikan umpan balik kepada tenaga pendidik

    tentang pelaksanaan kerja tenaga pendidik dan kependidikan di suatu sekolah.

    Kenaikan pangkat adalah penghargaan yang diberikan atas prestasi kerja dan pengabdian PNS terhadap negara, serta sebagai dorongan kepada PNS untuk lebih

    meningkatkan prestasi kerja dan pengabdianya.

    Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002 tentang Kenaikan Pangkat

    Pegawai Negeri Sipil menyatakan kenaikan pangkat PNS dibagi menjadi lima

     jenis yaitu: (1) kenaikan pangkat pilihan; (2) kenaikan pangkat reguler; (3)

    kenaikan pangkat anumerta; (4) kenaikan pangkat pengabdian; dan (5) kenaikan

     pangkat prajurit wajib. Kenaikan  pangkat  pilihan  meliputi: (1) PNS yang

    menduduki jabatan struktural; (2) PNS yang menduduki jabatan fungsional

    tertentu; (3) PNS yang menunjukkan prestasi kerja luar biasa baiknya; (4) PNS

    yang menemukan penemuan baru yang bermanfaat bagi Negara; (5) PNS yang

    diangkat menjadi pejabat negara; (6) PNS yang memperoleh surat tanda tamat

     belajar (STTB) / ijazah; (7) PNS yang melaksanakan tugas belajar dan

    sebelumnya menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu; (8)

    PNS yang telah selesai dan lulus tugas belajar; (9) PNS yang dipekerjakan atau

    diperbantukan secara penuh di luar instansi induknya yang diangkat dalam jabatan

     pimpinan yang telah ditetapkan persamaan eselonnya atau jabatan fungsional

    tertentu; dan (10) PNS yang menduduki jabatan tertentu yang pengangkatannya

    ditetapkan berdasarkan keputusan presiden.

    Kenakan pangkat reguler meliputi: (1) bagi PNS yang tidak menduduki

     jabatan struktural atau fungsional; (2) bagi PNS yang melaksanakan tugas belajar;

  • 8/15/2019 Manajemen SDM Pendidikan.pdf

    38/61

    35

    dan (3) bagi PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di luar instansi induk.

    Kenaikan  pangkat  anumerta yakni PNS yang dinyatakan tewas, diberikan

    kenaikan pangkat anumerta setingkat lebih tinggi. Yang dimaksud tewas adalah:

    (1) meninggal dunia dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya; (2)

    meninggal dunia dalam keadaan lain yang ada hubungannya dengan dinasnya,

    sehingga kematian itu disamakan dengan meninggal dunia dalam dan karena

    menjalankan tugas kewajibannya; (3) meninggal dunia yang langsung diakibatkan

    oleh luka atau cacat jasmani atau cacat rohani yang didapat dalam dan karena

    menjalankan tugas kewajibannya; dan (4) meninggal dunia karena perbuatan

    anasir yang tidak bertanggung jawab ataupun sebagai akibat tindakan terhadap

    anasir itu.

    Kenaikan  pangkat  pengabdian  diberikan bagi PNS yang meninggaldunia atau akan diberhentikan dengan hormat dengan hak pensiun karena

    mencapai batas usia pensiun, dapat diberikan kenaikan pangkat setingkat lebih

    tinggi, apabila: (1) memiliki masa bekerja sebagai PNS selama: sekurang-

    kurangnya tiga puluh tahun secara terus-menerus dan sekurang-kurangnya telah

    satu bulan dalam pangkat terakhir; sekurang-kurangnya dua puluh tahun secara

    terus-menerus dan sekurang kurangnya telah satu tahun dalam pangkat terakhir;

    dan sekurang-kurangnya sepuluh tahun secara terus-menerus dan sekurang

    kurangnya telah dua tahun dalam pangkat terakhir; (2) setiap unsur penilaian

     prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam satu tahun terakhir; dan (3)

    tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat dalam satu tahun

    terakhir.

    Kenaikan pangkat prajurit wajib meliputi: (1) PNS yang menjalankan

    dinas prajurit wajib dibebaskan dari jabatan organiknya dan tetap mem