makalah waham

26
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Waham merupakan salah satu jenis gangguan jiwa. Waham sering ditemui pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada penderita skizofrenia. Semakin akut psikosis semakin sering ditemui waham disorganisasi dan waham tidak sistematis. Prevalensi gangguan waham di Amerika Serikat diperkirakan 0,025 sampai 0,03 persen. Usia onset kira-kira 40 tahun, rentang usia untuk onset dari 18 tahun sampai 90 tahunan, terdapat lebih banyak pada wanita. Adapun standar asuhan keperawatan yang diterapkan pada klien dalam keperawatan jiwa yaitu strategi pelaksanaan komunikasi teraupetik. Dalam melakukan strategi pelaksanaan komunikasi teraupetik perawat mempunyai empat tahap komunikasi, yang setiap tahapnya mempunyai tugas yang harus diselesaikan oleh perawat. Empat tahap tersebut yaitu tahap prainteraksi, orientasi atau perkenalan, kerja dan terminasi. Dalam membina hubungan teraupetik perawat- klien, diperlukan ketrampilan perawat dalam berkomunikasi untuk membantu memecahkan masalah klien. Perawat harus hadir secara utuh baik fisik maupun psikologis terutama dalam penampilan maupun sikap pada saat berkomunikasi dengan klien (Riyadi, 2009). 1.2 Tujuan 1

description

waham

Transcript of makalah waham

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangWaham merupakan salah satu jenis gangguan jiwa. Waham sering ditemui pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada penderita skizofrenia. Semakin akut psikosis semakin sering ditemui waham disorganisasi dan waham tidak sistematis.Prevalensi gangguan waham di Amerika Serikat diperkirakan 0,025 sampai 0,03 persen. Usia onset kira-kira 40 tahun, rentang usia untuk onset dari 18 tahun sampai 90 tahunan, terdapat lebih banyak pada wanita. Adapun standar asuhan keperawatan yang diterapkan pada klien dalam keperawatan jiwa yaitu strategi pelaksanaan komunikasi teraupetik. Dalam melakukan strategi pelaksanaan komunikasi teraupetik perawat mempunyai empat tahap komunikasi, yang setiap tahapnya mempunyai tugas yang harus diselesaikan oleh perawat. Empat tahap tersebut yaitu tahap prainteraksi, orientasi atau perkenalan, kerja dan terminasi. Dalam membina hubungan teraupetik perawat- klien, diperlukan ketrampilan perawat dalam berkomunikasi untuk membantu memecahkan masalah klien. Perawat harus hadir secara utuh baik fisik maupun psikologis terutama dalam penampilan maupun sikap pada saat berkomunikasi dengan klien (Riyadi, 2009).

1.2 Tujuan1.2.1 Tujuan umumTujuan Umum dari penulisan makalah ini yaitu untuk memahami Roleplay tentang Gangguan proses fikir: Waham.1.2.2 Tujuan Khusus.Tujuan Khusus dari penulisan makalah antara lain:1. Untuk Mengetahui Definisi Waham2. Untuk Mengetahui Jenis-jenis Waham3. Untuk Mengetahui Etiologi4. Untuk Mengetahui Rentang respon5. Untuk Mengetahui Proses terjadinya waham6. Untuk Mengetahui Gejala-gejala waham7. Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan

BAB IISKENARIO

2.1 Daftar PemainMedia Hardika P:NarratorRico Ighwan:Pasien WahamVivi Novita:Ibu RicoMissungga Cahyana:Ayah RicoSundari:Perawat 1Yulia Nelpiza:Perawat 2Mikhael F:Musuh RicoFerina. O:Teman RicoDona:Teman RicoEnggy:Teman RicoMedia:Teman Rico

2.2 Rencana KegiatanNOKegiatanWaktu

1Orientasi:Narator membacakan scenario (sesuai dengan judul yang telah diambil) dan mengenalkan para pemain dalam Role Play.5 Menit

2Tahap Kerja:Setiap pemain berperan sesuai dengan yang telah dibacakan dan sesuai dengan scenario yang telah ditetapkan20-30 Menit

3Tahap Terminasi:Narator menutup kegiatan Role Play dab menyampaikan kesimpulan.5 Menit

2.3 Dialog

Kemauanku yang seperti ini

Riko adalah seorang pemuda berumur 21 tahun yang terkenal di kampusnya. Ia adalah seorang pembalap mobil terkenal di Pekanbaru. Dan Riko selalu memenangkan setiap pertandingan yang ia ikuti. Setiap malam Riko menghabiskan malam-malam bersama teman-temannya dan mengikuti balap mobil. Suatu malam Riko mendapatkan tantangan dari seorang pemuda yang mengajak nya balapan mobil. Tetapi disini mempertaruhkan seluruh mobil koleksi Riko serta bengkel mobil yang ia bangun dengan uang hasil lombanya. Dan Riko pun menyetujuinya.

Pada pagi hari, dibengkel mobil Riko. Riko dan teman-temannya sudah berkumpul di bengkel. Memperbaiki apa yang harus diperbaiki untuk persiapan lomba nanti malam.Riko:Gimana kondisi mobil ku fer? Apakah mesin nya sudah aman, tentunya sudah diganti dengan yang baru kan?

Ferina:Aman kok. Semuanya sudah terkendali, nanti malam kau sudah bisa mengendarai nya. Mobil yang kurancang ini berkekuatan tenaga seperti 1000 kuda. Dan aku yakin, lo lo pada gak akan kalah

Riko:Oke. Semua aku percayakan sama kamu, fer. Thanks ya! Sambil High Five dengan temannya itu.

Pada malam harinya tepat pukul 21.00 semua orang sudah berkumpul di pinggir jalan melihat keseruan pertandingan malam ini. Teman-teman Riko pun hadir di pertandingan itu dan memotivasi nya agar dapat memenangkan pertandingan tersebut.

Teman-Teman Riko :Semangat yaa Riko buat pertandingannya. Aku yakin kau pasti bisa memenangi pertandingan ini

Riko: Oke thanks, bro!

Mikhael:Bagaimana kesiapan mu? Apa kau sudah siap melawan ku. Atau kau mau mengundurin diri dari sekarang!

Riko:Kita lihat saja nanti menatp mikel tajam seolah matanya berbicara bahwa ia tak terkalahkan. Eh, di Kamus aku ni ya, mana ada kata-nyerah! Apalagi kalah! Secara.. aku kan pembalap terkenal di kota ini

Akhirnya waktu yang ditunggu pun tiba. Mikhael dan Riko pun memulai balapan. Riko pun memimpin sejak awal. Sampai di Lap terakhir, tiba-tiba ada seekor kucing lewat dan membuyarkan konsentrasi Rico. Ia pun mengelak untuk tidak menabrak kucing tersebut, sayang nya ban nya terslip dan menbrak trotar. Dengan kesempatan ini Mikhael pun memacu mobil Riko dan memenangi pertandingan tersebut.

Mikhael:Gimana? Katanya gak ada kata Kalah dikamus mu, liat sekarang? Hahaha! tertawa atas kemenangan. Sekarang kau sudah kalah. Sekarang mana surat bengkel mobil mu,dan seluruh kunci mobil mu beserta BPKB nya

Riko:Ini ambil semua!! sambil memberikan seluruh aset yang di milki Riko.

Akibat kejadian tersebut, Riko mulai depresi dan mengatakan hal yang tidak tidak sesuai realita seperti dia adalah seorang pembalap terkenal yang sudah mendunia. Yang sudah menjuarai Balapan F1 8 kali berturut-turut. Karena kondisi Riko semakin parah, Orang Tua Rico membawanya ke Rumah Sakit Jiwa.Perawat Yulia:Selamat Pagi Ibuk/Bapak. Perkenalkan nama saya Yulia, saya lagi berjaga disini. Nama Ibu/Bapak siapa? Enaknya dipanggi apa?Bapak Angga:Saya Angga, sus. Ini istri saya, Vivi. Dan ini anak saya, Rico berjabat tangan.Ibu Vivi:Pagi, sus sambil bersalaman.Perawat:Baiklah. Ada yang bisa saya bantu?Ibu Vivi:Iya sus, ini anak saya Rico. Dia gak mau keluar kamar 2 minggu belakangan ini. Kalau udah keluar kamar, omongan dia saya gak ngerti. Dia bilang dia Pembalap F1. Seperti itu

Setelah perbincangan selama 15 menit. Rico pun di Rawat di Rumah Sakit Jiwa. Dengan pengkajian lebih lanjut, didapati bahwa Rico terdiagnosis Gangguan Proses fikir: Waham.Hari berganti hari, semakin hari Rico pun semakin sehat. Seiring berjalannya hari tersebut, keluarga sering sekali berkunjung ke Rumah Sakit. Pada saat itu, Perawat akan melakukan tindakan dimana ia akan menjelaskan kepada Ibu dan Bapak Rico mengenai identifikasi masalah dalam merawat pasien wahan dan latiha orientasi realita.Perawat:Selamat Pagi Pak, Buk perkenalkan nama saya Sundari saya perawat yang bertugas disini dan saya yang merawat Riko selama disini. Nama bapak dan ibu siapa? dan senang di panggil apa?Bapak/ibu:Perkenalkan sus, nama saya Ibu Vivi dan ini suami saya Angga Perawat:Baik pak Angga dan bu Vivi disini kita akan berbincang-bincang masalah Riko dan bagiamana cara merawatnya.BapakAngga :Iya bu bolehPerawat:Kalau begitu dimana kita bisa berbicara mengenai masalah ini buk dan pak?Bapak Angga:Di sini saja susPerawat:Mau berapa lama, kita berbincang pak?Bapak Angga:Terserah suster, tapi kalau 30 menit gimana sus?Perawat:Apa masalah yang ibu dan bapak rasakan dalam merawat Rico? Apa saja yang sudah dilakukan?Ibu Vivi:Ada sus, Rico susah keluar kamar. Sekali keluar kekamar ia berbicara hal-hal yang aneh, seperti mengaku-ngaku bahwa dia adalah seorang Pembalap terkenal.Bapak Angga:Iya sus. Kalo sudah begitu, kami juga bingung mau melakukan apa kepada Rico Perawat:Oohh.. begitu, jadi pak, bu. Rico masih mengaku-ngaku sebagai Pembalap terkenal tetapi nyatanya bukan seperti itu, ini adalah salah satu gangguan proses berfikir. Untuk itu saya jelaskan sikap dan cara menghadapinyaIbu Vivi:Ooh.. iya sus. Pas sekali ini dengan masalah kami yang hadapi sekarangPerawat:Bapak dan Ibu pertama-tama mengatakan Bapak dan Ibu mengerti, bahwa Rico merasa seorang Juara F1 tahun ini. Tetapi sulit bagi bapak dan Ibu mempercayai, karena setahu kami Pembalap F1 itu bernama Louise Hamilton, dan Dia berkebangsaan Argentina dan ia tidak pandai berbahasa IndonesiaBapak Angga:Oke, begitu sus. Selanjutnya apa yang tindakan yang bisa kami lakukan lagi?Perawat:Nah, bapak dan Ibu harus lebih sering memuji Rico jika ia melakukan hal-hal yang baik, dan hal ini sebaiknya dilakukan oleh seluruh keluarga yang berinteraksi dengan RicoIbu Vivi:Iya sus. Nanti saya bilang ke adik dan kakak nya RicoPerawat:Bagaimana perasaan Bapak Angga dan Bu Vivi setelah kita bercakap-cakap tentang cara merawat Rico Dirumah?Bapak Angga:Lebih lega bu. Soalnya, kami masih bingung cara merawat Rico bagaimana, apalagi kalau hal-hal yang aneh itu ia ceritakan, yakan ma?Perawat:Bagus kalau begitu bu. Jadi setelah ini coba Bapak dan Ibu lakukan semua yang sudah saya jelaskan tadiIbu Vivi:Iya, susPerawat:Baiklah, bagaimana kalau dua hari lagi saya datang kembali kesini dan kita akan mencoba melakukan langsung cara merawat Rico dengan pembicaraan kita tadi?Bapak Angga:Baik, susPerawat:Sampai jumpa! sambil bersalaman.Setelah dapat penjelasan dari Perawat, orang tua beserta keluarga Rico pun menerapkan kegiatan tersebut dan Rico tidak lahgi menggucapkan hal-hal yang tidak berdasarkan kenyataan.

BAB IIILANDASAN TEORI

3.1 DefinisiProses berfikir meliputi proses pertimbangan (judgment), pemahaman (comprehension), ingatan serta penalaran (reasoning). Arus idea simbul atau asosiasi yang terarah kepada tujuan dan yang di bangkitkan oleh suastu masalah atau tugas dan yang menghantarkan kepada suatu penyelesaian yang terorientasi pada kenyataan merupakan proses berfikir yang normal. Aspek proses berfikir dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu bentuk pikiran, arus pikiran dan isi pikir. Gangguan isi pikir dapat terjadi baik pada isi pikiran non verbal maupun pada isi pikiran verbal diantaranya adalah waham (Marasmis, 2005).Waham adalah keyakinan keliru yang sangat kuat yang tidak dapat dikurangi dengan menggunakan logika (Ann Isaac, 2004).Waham adalah keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataannya atau tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang kebudayaannya, biarpun dibuktikan kemustahilannya (Maramis,W.F, 1995).

3.2 Jenis-jenis WahamAdapun jenis-jenis waham menurut Marasmis, Stuart and Sundeen ( 1998) dan Keliat (1998) waham terbagi atas beberapa jenis, yaitu:1. Waham agama : keyakinan klien terhjadap suatu agama secara berlebihan diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.2. Waham kebesaran : klien yakin secara berlebihan bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuatan khusus diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.3. Waham somatic : klien meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya teganggu dan terserang penyakit, diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.4. Waham curiga : kecurigaan yang berlebihan dan tidak rasional dimana klien yakin bahwa ada seseorang atau kelompok orang yang berusaha merugikan atau mencurigai dirinya, diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.5. Waham nihilistic : klien yakin bahwa dirinya sudah ridak ada di dunia atau sudah meninggal, diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.6. Waham bizara. Sisip pikir : klien yakin ada ide pikiran orang lain yang dsisipkan di dalam pikiran yang disampaikan secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan.b. Siar pikir : klien yakin bahwa orang lain mengetahui apa yang dia pikirkan walaupun dia tidak menyatakan kepada orang tersebut, diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. c. Kontrol pikir : klien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari luar. 3.3 EtiologiTownsend (1998, hal 158) menagatakan bahwa hal-hal yang menyebabkan gangguan isi pikir : waham adalah ketidakmampuan untuk mempercayai orang lain, panic, menekan rasa takut stress yang berat yang mengancam ego yang lemah., kemungkinan factor herediter. Secara khusus factor penyebab timbulnya waham dapat diuraikan dalam beberapa teori yaitu : 1. Factor PredisposisiMenurut Townsend (1998, hal 146-147) factor predisposisi dari perubahan isi pikir : waham kebesaran dapat dibagi menjadi dua teori yang diuraikan sebagai berikut :a. Teori Biologis1) Faktor-faktor genetic yang pasti mungkin terlibat dalam perkembangan suatu kelainan ini adalah mereka yang memiliki anggota keluarga dengan kelainan yang sama (orang tua, saudara kandung, sanak saudara lain). 2) Secara relative ada penelitian baru yang menyatakan bahwa kelainan skizoprenia mungkin pada kenyataanya merupakan suaru kecacatan sejak lahir terjadi pada bagian hipokampus otak. Pengamatan memperlihatkan suatu kekacauan dari sel-sel pramidal di dalam otak dari orang-orang yang menderoita skizoprenia. 3) Teori biokimia menyatakan adanya peningkata dupamin neorotransmiter yang dipertukarkan mengahasilkan gejala-gejala peningkatan aktifitas yang berlebihan dari pemecahan asosiasi-asosiasi yang umumnya diobservasi pada psikosis.b. Teori Psikososial1) Teori sistem keluarga Bawen dalam Townsend (1998) menggambarkan perkembangan skizofrenia sebagai suatu perkembangan disfungsi keluarga. Komflik diantara suami istri mempengaruhi anak. Penanaman hal ini dalam anak akan menghasilkan keluarga yang selalu berfokus pada ansietas dan suatu kondisi yang lebih stabil mengakibatkan timbulnya suatu hubungan yang saling mempengaruhi yang berkembang antara orang tua dan anak-anak. Anak harus meninggalkan ketergantungan diri kepada orang tua dan masuk kepada masa dewasa, dimana di masa ini anak tidak akan mampu memenuhi tugas perkembangan dewasanya.2) Teori interpersonal menyatakan bahwa orang yang mengalami psikosis akan menghasilkan hubungan orang tua anak yang penuh akan kecemasan. Anak menerima pesan-pesan yang membingungkan dan penuh konflik dan orang tua tidak mampu membentuk rasa percaya tehadap orang lain.3) Teoti psikodinamik menegaskan bahwa psikosis adalah hasil dari suatu ego yang lemah. Perkembangan yang dihambat dan suatu hubungan saling mempengaruhi orang tua dan anak . karena ego menjadi lebih lemah penggunaan mekanisme pertahanan itu pada waktu kecemasan yang ekstrem mennjadi suatu yang maladaptive dan perilakunya sering kali merupakan penampilan dan sekmen diri dalam kepribadian. 2. Faktor PresipitasiMenurut Stuart dan Sundeen (1998, hal 310) factor presipitasi dari perubahan isi pikir : waham kebesaran yaitu :1) BiologisStressor biologis yang berhubungan dengan nerobiologis yang maladaptive termasuk gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur perubahan isi informasi dan abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi rangsangan. 2) Stress lingkunganSecara biologis menetapkan ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi dengan stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan prilaku. 3) Pemicu gejalaPemicu yang biasanta terdapat pada respon neurobiologist yang maladaptive berhubungan denagn kesehatan lingkungan, sikap dan prilaku individu, seperti : gizi buruk, kurang tidur,infeksi, keletihan, rasa bermusuhan atau lingkunag yang penuh kritik, masalah perumahan, kelainan terhadap penampilan, stress agngguan dalam berhubungan interpersonal, kesepian, tekanan, pekerjaa, kemiskinan, keputusasaan dan sebaigainya.

3.4 Rentang ResponRentang respon gangguan adaptif dan maladaptif dapat dijelaskan sebagai berikut :Rentang respon neurobiologist

Respon adaptif

Respon maladaptif

Pikiran logis persepsi akurat Emosi konsisten dengan pengalaman Prilaku sesuai dengan hubungan social Kadang-kadang isi pikir terganggu ilusi Reaksi emosional ber-lebihan atau kurang Prilaku ganjil atau tidak lazim Gangguan isi pikir waham halusinasi Ketidakmampuan untuk mengalami emosi Ketidakmampuan isolasi sosial

Rentang respon neurobiologis di atas dapat dijelaskan bila individu merespon secara adaptif maka individu akan berpikir secara logis. Apabila individu berada pada keadaan diantara adaptif dan maladaptif kadang-kadang pikiran menyimpang atau perubahan isi pikir terganggu. Bila individu tidak mampu berpikir secara logis dan pikiran individu mulai menyimpang maka ia akan berespon secara maladaptif dan ia akan mengalami gangguan isi pikir : waham.

3.5 Proses Terjadinya WahamWaham adalah anggapan tentang orang yang hypersensitif, dan mekanisme ego spesifik, reaksi formasi dan penyangkalan. Klien dengan waham, menggunakan mekanisme pertahanan reaksi formasi, penyangkalan dan proyeksi. Pada reaksi formasi, digunakan sebagai pertahanan melawan agresi, kebutuhan, ketergantungan dan perasaan cinta. Kebutuhan akan ketergantungan ditransformasikan menjadi kemandirian yang kokoh. Penyangkalan, digunakan untuk menghindari kesadaran akan kenyataan yang menyakitkan. Proyeksi digunakan untuk melindungi diri dari mengenal impuls yang tidak dapat diterima didalam dirinya sendiri. Hypersensitifitas dan perasaan inferioritas, telah dihipotesiskan menyebabkan reaksi formasi dan proyeksi, waham kebesaran dan superioritas. Waham juga dapat muncul dari hasil pengembangan pikiran rahasia yang menggunakan fantasi sebagai cara untuk meningkatkan harga diri mereka yang terluka. Waham kebesaran merupakan regresi perasaan maha kuasa dari anak-anak, dimana perasaan akan kekuatan yang tidak dapat disangkal dan dihilangkan (Kaplan dan Sadock, 1997).Cameron, dalam Kaplan dan Sadock, (1997) menggambarkan 7 situasi yang memungkinkan perkembangan waham, yaitu : peningkatan harapan, untuk mendapat terapi sadistik, situasi yang meningkatkan ketidakpercayaan dan kecurigaan, isolasi sosial, situasi yang meningkatkan kecemburuan, situasi yang memungkinkan menurunnya harga diri (harga diri rendah), situasi yang menyebabkan seseorang melihat kecacatan dirinya pada orang lain, situasi yang meningkatkan kemungkinan untuk perenungan tentang arti dan motivasi terhadap sesuatu.

3.6 Gejala-gejala WahamMenurut Kaplan dan Sadock (1997), kondisi klien yang mengalami waham adalah:1. Status mentala. Pada pemeriksaan status mental, menunjukan hasil yang sangat normal, kecuali bila ada sistem waham abnormal yang jelas.b. Mood klien konsisten dengan isi wahamnya.c. Pada waham curiga, didapatkan perilaku pencuriga.d. Pada waham kebesaran, ditemukan pembicaraan tentang peningkatan identitas diri, mempunyai hubungan khusus dengan orang yang terkenal.e. Adapun sistem wahamnya, pemeriksa kemungkinan merasakan adanya kualitas depresi ringan.f. Klien dengan waham, tidak memiliki halusinasi yang menonjol/ menetap, kecuali pada klien dengan waham raba atau cium. Pada beberapa klien kemungkinan ditemukan halusinasi dengar.2. Sensori dan kognisia. Pada waham, tidak ditemukan kelainan dalam orientasi, kecuali yang memiliki waham spesifik tentang waktu, tempat dan situasi.b. Daya ingat dan proses kognitif klien adalah intak (utuh).c. Klien waham hampir selalu memiliki insight (daya titik diri) yang jelek.d. Klien dapat dipercaya informasinya, kecuali jika membahayakan dirinya. Keputusan terbaik bagi pemeriksa dalam menentukan kondisi klien adalah dengan menilai perilaku masa lalu, masa sekarang dan yang direncanakan.

3.6 Asuhan Keperawatan1. PengkajianSelama pengkajian, perawat harus mendengarjan, memperhatikan dan mendokumentasikan semua informasi, baik melalui wawancara maupun observasi yang diberikan oleh pasien tentang wahamnya. Format pengkajian Pasien WahamBerikan tanda v pada kolom yang sesuai dengan data pada pasien.Proses Pikir[ ] Sirkumstansial[ ] Tangensial[ ] Flight of ideas[ ] Bloking[ ] Kehilangan asosiasi[ ] Pengulangan BicaraIsi Pikir[ ] Obsesi[ ] Fobia[ ] Depersional[ ] Ide terkait[ ] Hipokondria[ ] Pikiran MagisProses Pikir[ ] Agama[ ] Somatik[ ] Kebesaran[ ] Curiga[ ] Nihilistik[ ] Sisip piker[ ] Siar piker[ ] Kontrol pikir

2. Diagnosa KeperawatanGangguan Proses Pikir : Waham

3. Tindakan Keperawatana. Tindakan Keperawatan pada Pasien1) Tujuan Keperawatana) Pasien dapat berorientasi pada realitas secara bertahapb) Pasien dapat memenuhi kebutuhan dasarc) Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungand) Pasien menggunakan obat dengan prinsip 5 Benar2) Tindakan Kepetrawatana) Membina hubungan saling percayab) Membantu orientasi realitasc) Mendiskusikan kebutuhan psikologis atau emosional yang tidak terpenuhi sehingga menimbulkan kecemasan, rasa takut dan marah.d) Meningkatkan aktifitas yang dapat memenuhi kebutuhi fisik dan emosional pasien.e) Mendiskusikan tentang kemampuan positif yang dimilikif) Mendiskusikan tentang obat yang diminumg) Melatih minum obat yang sakit.

SP 1 Pasien : Membina hubungan saling percaya; menidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi dan cara memenuhi kebutuhan; mempraktikkan pemenuhan kebutuhan yang tidak terpenuhi.SP 2 Pasien: Mengidentifikasi kemampuan positif pasien dan membantu mempraktikannyaSP 3 Pasien : Mengajarkan dan melatih cara minum obat yang benar.

b. Tindakan keperawatan pada Keluarga1) Tujuan Keperawatana) Keluarga mampu mengidentifikasi waham pasienb) Keluarga mampu memfasilitasi pasien untuk memenuhi memenuhi kebutuhan yang dipenuhi oleh wahamnya.c) Keluarga mampu mempertahankan program pengobatan pasien secara optimal2) Tindakan Keperawatana) Diskusi masalah yang dihadapi keluarga saat merawat pasien di rumahb) Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami pasienc) Diskusikan dengan keluarga tentang: Cara merawat pasien waham dirumah Tindakan lanjut dan pengobatan yang teratur Lingkungan yang tepat untuk pasien Obat pasien Kondisi pasien yang memerlukan konsultasi segerad) Berikan latihan kepada keluarga tentang cara merawat pasien wahame) Menyusun rencana pulang pasien bersaa keluarga.

SP 1 Keluarga: Membina hubungan saling percaya dengan keluarga; mengidentifikasi masalah menjelaskan proses terjadinya masalah; membantu pasien untuk patuh minum obat.SP 2 Keluarga: Melatih keluarga cara merawat pasien.

BAB IVPENUTUP4.1 KesimpulanWaham adalah keyakinan keliru yang sangat kuat yang tidak dapat dikurangi dengan menggunakan logika (Ann Isaac, 2004). Adapun jenis-jenis waham menurut Marasmis, Stuart and Sundeen (1998) dan Keliat (1998) waham terbagi atas beberapa jenis adalah Waham agama, waham kebesaran, waham somatic, waham curiga, waham nihilistic dan waham bizar.Standar prosedur keluarga yang bisa perawat lakukan adalah membina hubungan saling percaya dengan keluarga; mengidentifikasi masalah menjelaskan proses terjadinya masalah; membantu pasien untuk patuh minum obat serta melatih keluarga cara merawat pasien.

4.2 SaranDiharapkan bagi mahasiswa calon perawat profesional agar meningkatkan pemahamannya terhadap Konsep serta Asuhan Keperawatan Gangguan proses fikir: Waham sehingga dapat dikembangkan dalam tatanan layanan keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B. A. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas: CMHN (Basic Course) Nursing. Jakarta: EGCMaramis, W. F. 1995. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press.Stuart G. W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta: EGC

19