Makalah Tugas Akhir Pembahasan Jurnal (Maya B-151)

download Makalah Tugas Akhir Pembahasan Jurnal (Maya B-151)

of 25

description

h

Transcript of Makalah Tugas Akhir Pembahasan Jurnal (Maya B-151)

  • TUGAS AKHIR INDIVIDU

    MATA KULIAH PEMASARAN JASA AGRIBISNIS

    Semester Ganjil 2014/2015

    Judul Tugas : Pembahasan Jurnal

    Tugas ke : 1

    Kelas : Agribisnis c

    Dosen : Dr.Ir.Hj. Yosini Deliana, MS..

    Disusun Oleh :

    Maya Nordian

    150610120151

    UNIVERSITAS PADJADJARAN

    FAKULTAS PERTANIAN

    BANDUNG

    2014

  • KATA PENGANTAR

    Puji kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat

    serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini, yang

    berjudul Pembahasan jurnal mengenai The Impact of Total Quality Management Practices

    towards Competitive Advantage and Organizational Performance: Case of Fishery Industry in

    South Sulawesi Province of Indonesia .

    . Dan adapula tujuan menyusun makalah ini yakni dalam rangka pemenuhan tugas akhir

    individu Pemasaran Jasa agribisnis.

    Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

    1. Dr.Ir.Hj. Yosini Deliana, MS.

    2. Rekan-rekan Agribisnis D angkatan 2012 yang telah memberikan bantuan, semangat,

    dan persahabatan yang indah selama di Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran.

    Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan bagi para

    pembaca khususnya mengenai perkembangan komoditas kakao di Indonesia.

    Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan

    saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan

    makalah ini.

    Jatinangor, Desember 2014

    Penyusun

    i

  • DAFTAR ISI

    Kata Pengantar ...........................................................................................................................i

    Daftar Isi................................................................................................................................... ii

    Daftar Tabel ............................................................................................................................ iii

    Daftar Gambar ......................................................................................................................... iv

    Daftar Lampiran ....................................................................................................................... v

    BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

    BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3

    2.1 Pengertian TQM ..3

    2.2 Sejarah TQM ...3

    2.3 Unsur-Unsur TQM ..3

    2.4 Elemen Kunci TQM 7

    2.5 Manfaat dari Implementasi TQM ...7

    2.6 faktor-faktor yang dapat menyebabkan kegagalan TQM ...8

    2.7 Analisis Jurnal .9

    2.7.1 Kerangka Penelitian dan Hipotesis ........................................................... 9

    2.7.2 Metode penelitian .................................................................................. 10

    2.7.3 Hasil dan diskusi ................................................................................... 12

    BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 17

    3.1 Kesimpulan .17

    3.2 Saran ...17

    Daftar Pustaka ........................................................................................................................ 19

    Lampiran ........................................................................................................................................

    ii

  • DAFTAR TABEL

    No Judul Gambar Halaman

    1 Tabel 1 Hasil untuk Mean Nilai Penelitian Variabel / Indikator 5

    2 Tabel 2 Hasil untuk model path 6

    iii

  • DAFTAR GAMBAR

    No Judul Gambar Halaman

    1 Gambar 1 Kerangka Penelitian 2

    2 Gambar 2 Hasil dari Jalan Model (Standar) 6

    iv

  • DAFTAR LAMPIRAN

    No Judul Lampiran

    1 Lampiran 1 The Impact of Total Quality Management Practices towards

    Competitive Advantage and Organizational Performance: Case of

    Fishery Industry in South Sulawesi Province of Indonesia

    2 Lampiran 2 The Effects of Total Quality Management Practices on Performance

    and the Reasons of and the Barriers to TQM Practices in Turkey

    3 Lampiran 3 Praktik Total Quality Management (TQM) Dan Pengaruhnya

    Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada PT. Telkom Tbk. Cabang

    Makassar)

    v

  • BAB 1

    PENDAHULUAN

    Total Quality Management adalah suatu approach dalam menjalankan sebuah perusahaan atau

    organisasi dengan melakukan peningkatan kualitas pada proses, produk, dan pelayanan untuk

    mengoptimalkan daya saing perusahaan atau organisasi tersebut. Tujuan dari Total Quality

    Management ini adalah untuk memastikan konsumen puas dengan barang atau jasa yang

    diberikan, serta memastikan tidak ada pihak yang mengalami kerugian.

    Total Quality Management merupakan suatu sistem management modern yang berusaha

    memperbaiki kualitas dengan mengikuti arus perkembangan zaman yang berefek terhadap

    perubahan. Dasar dari TQM sangatlah sederhana, yaitu mencari cara terbaik agar dapat bersaing

    terdepan dalam persaingan global dengan mengeluarkan kualitas yang terbaik. Oleh karena itu,

    Total Quality Management (TQM) merupakan sebuah teori ilmu manajemen yang menuntut

    seorang yang tergabung didalam perusahaan atau organisasi untuk melakukan gugus kendali

    mutu secara continue dan tertujun pada pencapaian kepuasan konsumen atau pelanggan. Menurut

    sebuah blog yang kutipannya diambil dari sebua buku, definisi TQM adalah: sistem manajemen

    yang berorientasi pada kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dengan kegiatan yang

    diupayakan benar sekali (right first time), melalui perbaikan berkesinambungan (continous

    improvement) dan memotivasi karyawan (Kid Sadgrove, 1995)

    Dalam suatu organisasi atau perusahaan, apabila akan dilakukan perubahan secara komprehensif

    dalam hal manajerial perusahaan maka harus melakukan tahapan-tahapan evaluasi yang meliputi

    proses perencanaan, analisis internal dan eksternal, menganalisis kebutuhan bisnis dan

    menentukan strategi bisnis Sistem Informasi dan Teknologi Informasi. Melalui beberapa tahapan

    ini, akan dihasilkan suatu Perencanaan Strategis Sistem Informasi yang berguna untuk

    mendukung proses bisnis, mengatasi kendala yang ada, memanfaatkan peluang dan menghadapi

    pendatang baru dalam bisnis bagi suatu organisasi dan perusahaan.

    Untuk lebih memahami mengenai praktek TQM ini mahasiswa di tuntut untuk dapat

    menganalisis sebuah jurnal, dan jurnal yang akan saya analisis adalah The Impact of Total

    1

  • Quality Management Practices towards Competitive Advantage and Organizational

    Performance: Case of Fishery Industry in South Sulawesi Province of Indonesia

    2

  • BAB II

    2.1 Pengertian TQM

    Pengertian TQM menurut beberapa orang ;

    1. TQM merupakan usaha terintegrasi total untuk mendapatkan manfaat kompetitif

    secara terus menerus memperbaiki budaya organisasional (Tobing 1990, dalam

    Andie, 2010).

    2. TQM merupakan system manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha

    dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota

    organisasi. (Santosa, 1992)

    3. Pengertian TQM dapat dibedakan dalam 2 (dua) aspek. Aspek pertama mnguraikan

    apa TQM itu dan aspek kedua membahas bagaimana mencapainya.

    4. Total Quality Management merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha

    yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus

    menerus atas jasa, manusia, proses, dan lingkungannya.

    2.2 Sejarah TQM

    1946 1950, periode perintisan dan penelitian. Dr.W.E.Deming menyampaikan

    seminar 8 hari mengenai kualitas pada para ilmuwan, insinyur, dan para eksekutif

    perusahaan Jepang.

    1951 1954, periode pengendalian mutu statistik (Statistical Quality Qontrol)

    1955 1960, periode pengendalian mutu sistematik. Diperkenalkan istilah CWQC (

    Company Wide Quality Control )

    1961sekarang, periode pemantapan dan pengembangan. Prof.DR.KaoruIshikawa

    memperkenalkan Gugus Kendali Mutu (Quality Control Circle)

    2.3 Unsur-unsur TQM

    10 unsur utama (Goetch dan Davis, 1994)

    Fokus Pada Pelanggan

    Dalam TQM, baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal merupakan

    driver. Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk atau jasa yang

    disampaikan kepada mereka, sedangkan pelanggan internal berperan besar dalam

    3

  • menentukan kualitas manusia, proses, dan lingkungan yang berhubungan dengan

    produk atau jasa.

    Obsesi terhadap Kualitas

    Dalam organisasi yang menerapkan TQM, penentu akhir kualitas pelanggan

    internal dan eksternal. Dengan kualitas yang ditetapkan tersebut, organisasi harus

    terobsesi untuk memulai atau melebihi apa yang ditentukan tersebut. Hal ini

    berarti bahwa semua karywan pada setiap level berusaha melaksanakan setiap

    aspek pekerjaannya berdasarkan perspektifbagaimana kita dapat melakukannya

    dengan lebih baik? bila suatu organisasi terobsesi dengan kualitas,maka berlaku

    prinsipgood enough is never good enough.

    Pendekatan Ilmiah

    Pendekatan ilmiah sangat di perlukan dalam penerapan TQM,terutama untuk

    mendesain pekerjaan dan dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan

    masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang didesain tesebut. Dengan

    demikian data di perlukan dan dipergunakan dalam menyusun patok duga

    (benchmark), memantau prestasi, dan melaksanakan perbaikan.

    Komitmen Jangka Panjang

    TQM merupakan suatu paradigma baru dalam melaksanakan bisnis. Untuk itu

    dibutuhkan budaya perusahaan yang baru pula. Oleh karena itu komitmen jangka

    panjang sangat penting guna mengadakan perubahan agar penerapan TQM dapat

    berjalan dengan sukses.

    KerjaSama Tim (Teamwork)

    Dalam organisasi yang dikelola secara tradisional, seringkali diciptakan

    persaingan antar departemen yang ada dalam organisasi tersebut agar daya

    saingannya terdongkrak . Akan tetapi persaingan internal tersebut cenderung

    hanya menggunakan dan menghabiskan energi yang seharusnya dipusatkan pada

    upaya perbaikan kualitas, yang pada gilirannya untuk meningkatkan daya saing

    eksternal.Sementara itu dalam organisasi yang menerapkan TQM, kerjasama tim,

    kemitraan dan hubungan dijalin dan dibina, baik antar karyawan perusahaan

    maupun dengan pemasok, lembaga-lembaga pemerintah, dan masyarakat

    4

  • sekitarnya.

    Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan

    Setiap produk atau jasa dihasilkan dengan memanfaatkan proses-proses tertentu

    didalam suatu sistem atau lingkungan. Oleh karena itu system yang ada perlu

    diperbaiki secara terus menerus agar kualitas yang dihasilkan dapat meningkat.

    Pendidikan dan Pelatihan

    Dewasa ini masih terdapat perusahaan yang menutup[ mata terhadap pentingnya

    pendidikan dan pelatihan. Perusahaan-perusahaan seperti itu hanya akan

    memberikan pelatihan-pelatihan yang sekedarnya kepada karyawannya. Hal ini

    menyebabkan perusahaan tidak berkembang dan sulit bersaing dengan perusahaan

    lainnya.Sedangkan dalam perusahaan yang menerapkan TQM, pendidikan dan

    pelatihan merupakan faktor yang fundamental. Dalam hal ini berlaku prinsip

    bahwa belajar merupakan proses yang tidak ada akhirnya dan tidak mengenal

    batas usia.

    Kebebasan yang Terkendali

    Dalam TQM keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam pengambilan

    keputusandan pemecahan masalah merupakan unsure yang sangat penting. Hal ini

    dikarenakan unsure tersebut dapat meningkatkan rasa memiliki dan

    tanggungjawab karyawan terhadap keputusan yang telah dibuat. Selain itu unsur

    ini juga dapat memperkaya wawasan dan pandangan dalam suatu keputusan yang

    diambil, karena pihak yang terlibat lebih banyak.

    Kesatuan Tujuan.

    Supaya TQM dapat diterapkan dengan baik maka perusahaan harus memiliki

    kesatuan tujuan. Dengan demikian setiap usaha dapat diarahkan pada tujuan yang

    sama. Akan tetapi kesatuan tujuan ini tidak berarti bahwa harus selalu ada

    persetujuan/kesepakatan antara pihak manajemen dan karyawan mengenai upah

    dan kondisi kerja.

    Adanya Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan

    Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan merupakan hal yang penting dalam

    penerapan TQM. Usaha untuk melibatkan karyawan membawa 2 manfaat utama.

    5

  • Pertama, hal ini akan meningkatkan kemungkinan dihasilkannya keputusan yang

    baik, rencana yang lebih baik, atau perbaikan yang lebih efektif karena juga

    mencakup pandangan dan pemikiran dari pihak-pihak yang langsung

    berhubungan dengan situasi kerja. Kedua, keterlibatan karyawan juga

    meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab atas keputusan dengan

    melibatkan orang-orang yang harus melaksanakannya.Pemberdayaan bukan

    sekedar berarti melibatkan karyawan tetapi juga melibatkan mereka dengan

    memberikan pengaruh yang sungguh-sungguh berarti. Salah satu cara yang dapat

    dilakukan adalah dengan menyusun pekerjaan yang memungkinkan pada

    karyawan untuk mengambil keputusan mengenai perbaikan proses pekerjaanya

    dalam parameter yang ditetapkan dengan jelas.

    2.4 Elemen Pendukung dalam TQM

    Kepemimpinan

    Manajer senior harus mengarahkan upaya pencapaian tujuan dengan memberikan,

    menggunakan alat dan bahan yang komunikatif, menggunakan data dan menggali

    siapa-siapa yang berhasil menerapkan konsep manajemen mutu terpadu. Ketika

    memutuskan untuk menggunakan MMT/TQM sebagai kunci proses manajemen,

    peranan manajer senior sebagai penasihat, guru, dan pimpinan tidak bisa

    diremehkan.

    Pendidikan dan Pelatihan

    Mutu didasarkan pada keterampilan setiap karyawan yang pengertiannya tentang

    apa yang dibutuhkan oleh pelanggan ini mencakup mendidik dan melatih semua

    karyawan, memberikan informasi yang mereka butuhkan untuk menjamin

    perbaikan mutu dan memecahkan persoalan.

    Struktur Pendukung

    Manajer senior mungkin memerlukan dukungan untuk melakukan perubahan

    yang dianggap perlu dalam melaksanakan strategi pencapaian mutu.

    Komunikasi

    Komunikasi dalam suatu lingkungan mutu mungkin perlu ditempuh dengan cara

    berbeda-beda agar dapat berkomunimasi kepada seluruh karyawan mengenai

    6

  • suatu komitmen yang sungguh-sungguh untuk melakukan perubahan dalam usaha

    peningkatan mutu. Secara ideal manajer harus bertemu pribadi dengan para

    karyawan untuk menyampaikan informasi, memberikan pengarahan, dan

    menjawab pertanyaan dari setiap karyawan

    2.5 Elemen Kunci dalam TQM

    1. Foundation, termasuk di dalamnya ethics, integrity, and trust.

    2. Building Bricks, termasuk di dalamnya training, teamwork, and leadership.

    3. Binding Mortar, termasuk di dalamnya adalah communication.

    4. Roof adalah recognition.

    2.6 Manfaat dari Implementasi TQM

    TQM sangat bermanfaat baik bagi pelanggan, institusi, maupun bagi staf organisasi.

    1. Manfaat TQM bagi pelanggan adalah:

    1) Sedikit atau bahkan tidak memiliki masalah dengan produk atau pelayanan.

    2) Kepedulian terhadap pelanggan lebih baik atau pelanggan lebih diperhatikan.

    3) Kepuasan pelanggan terjamin.

    1. Manfaat TQM bagi institusi adalah:

    1) Terdapat perubahan kualitas produk dan pelayanan

    2) Staf lebih termotivasi

    3) Produktifitas meningkat

    4) Biaya turun

    5) Produk cacat berkurang

    6) Permasalahan dapat diselesaikan dengan cepat.

    1. Manfaat TQM bagi staf Organisasi adalah:

    1) Pemberdayaan

    2) Lebih terlatih dan berkemampuan

    3) Lebih dihargai dan diakui

    Manfaat lain dari implementasi TQM yang mungkin dapat dirasakan oleh institusi di

    masa yang akan datang adalah:

    1) Membuat institusi sebagai pemimpin (leader) dan bukan hanya sekedar

    pengikut (follower)

    7

  • 2) Membantu terciptanya tim work

    3) Membuat institusi lebih sensitif terhadap kebutuhan pelanggan

    4) Membuat institusi siap dan lebih mudah beradaptasi terhadap perubahan

    5) Hubungan antara staf departemen yang berbeda lebih mudah

    2.7 Faktor faktor yang dapat menyebabkan kegagalan TQM

    TQM merupakan suatu pendekatan suatu pendekatan baru dan menyeluruh yang

    membutuhkan perubahan total atas paradigama manajemen tradisional, komitmen jangka

    panjang, kesatuan tujuan, dan pelatihan-pelatihan khusus.

    Selain dikarenakan usaha pelaksanaan yang setengah hati dan harapan-harapan yang

    tidak realitis, ada pula beberapa kesalahan yang secara umum dilakukan pada saat

    organisasi memulai inisiatif perbaikan kualitas. Beberapa kesalahan yang sering

    dilakukan antar lain :

    1. Delegasi dan kepemimpinan yang tidak baik dari manajemen senior.

    Inisiatif upaya perbaikan kualitas secara berkesinambungan sepatutnya simulai dari pihak

    manajemen dimana mereka harus terlibat secara langsung dalam pelaksanaannya. Bila

    tanggungjawab itu didelegasikan kepada pihak laik maka peluang terjasinya kegagalan

    sangat besar.

    2. Team mania

    Untuk menunjang dan menumbuhkan kerja sama dalam tim, paling tidak ada dua dua hal

    yang perlu diperhatikan. Pertama, baik penyelia maupun karyawan harus memiliki

    pemahaman yang baik terhadap perannya masing-masing. Kedua. Organisasi harus

    melakukan perubahan budaya supaya kerjasama tim `tersebut dapat berhasil. Apabila

    kedua hal tersebut tidak dilakukan sebelum pembentukan tim, maka hanya akan timbul

    masalah, bukannya pemecahan masalah.

    3. Proses penyebarluasan

    Ada organisasi yang mengembangkan inisiatif kualitas tanpa secara berbarengan

    mengembangkan rencana untuk menyatukan kedalam seluruh elemen-elemen organisasi.

    Seharusnya pengembangan inisiatif tersebut melibatkan para manajer, serikat pekerja,

    pemasok, dan bidang produksi lainnya, karena usaha itu meliputi pemikiran mengenai

    struktur, penghargaan, pengembangan keterampilan, pendidikan dan kesadaran.

    8

  • 4. Menggunakan pendekatan yang terbatas dan dogmatis

    Ada pula organisasi yang hanya menggunakan pendekatan Deming, pendekatan Juran,

    atau Pendekatan Crosby dan hanya menerapkan prinsip-prinsip yang ditentukan disitu.

    Padahal tidak ada satupun pendekatan yang disarankan oleh ketiga pakar tersebut

    maupun pakar-pakar kualitas lainnya yang merupakan satu pendekatan yang cocok untuk

    segala situasi.

    5. Harapan yang terlalu berlebihan dan tidak realistis

    Bila hanya mengirimkan karyawan untuk mengikuti suatu pelatihan selama beberapa

    hari, bukan berarti telah membentuk waktu untuk mendidik, mengilhami dan membuat

    karyawan sadar akan pentingnya kualitas. Selain itu dibutuhkan waktu yang sangat lama

    pula untuk mengimplementasikan perubahan-perubahan proses baru, bahkan seringkali

    perubahan proses baru, bahkan seringkali perubahan tersebut memakan waktu yang

    sangat lama untuk sampai terasa pengaruhnya terhadap peningkatan kualitas dan daya

    saing perusahaan.

    6. Emprowerment yang bersifat premature

    Banyak perusahaan yang kurang memahami makna dari pemberian emprowerment

    kepada karyawan. Mereka mengira bahwa bila karyawan telah dilatih dan diberi

    wewenang baru dalam mengambil suatu tindakan, maka para karyawan tersebut akan

    dapat menjadi self-directed dan meberikan hasil-hasil positif. Seringkali dalam praktik,

    karyawan tidak tahu apa yang harus dikerjakan setelah suatu pekerjaan diselesaikan. Oleh

    karena itu sebenarnya mereka membutuhkan sasaran dan tujuan yang jelas sehingga tidak

    salah dalam melakukan sesuatu.

    2.8 Pembahasan Jurnal

    2.7.1 Kerangka Penelitian dan Hipotesis

    Gambar di bawah ini adalah kerangka penelitian yang dikembangkan dalam penelitian

    ini. kerangka kerja menunjukkan bahwa praktek TQM dapat meningkatkan kinerja

    organisasi baik secara langsung maupun tidak langsung melalui peran keunggulan

    kompetitif. Kerangka penelitian bisa dilihat sebagai berikut.

    9

  • Gambar 1: Kerangka Penelitian

    Kerangka penelitian di atas menghasilkan tiga hipotesis akan diuji dalam penelitian ini.

    Oleh karena itu, hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:

    H1: Total Quality Management (TQM) praktek berpengaruh signifikan terhadap

    organisasi prestasi

    H2: Total Quality Management (TQM) praktek berpengaruh signifikan terhadap

    kompetitif keuntungan

    H3: Keunggulan kompetitif berpengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi

    2.7.2 Metode penelitian

    Jurnal ini membahas mengenai bagaimana pengaruh praktek Total Quality Management

    (TQM) menuju keunggulan kompetitif dan kinerja organisasi. Penelitian ini memiliki

    pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan instrumen kuesioner. Unit

    analisis adalah perusahaan perikanan skala besar dan menengah. Responden dalam

    penelitian adalah manajer perusahaan perikanan yang memiliki pengetahuan terbaik

    tentang operasi dan manajemen mutu dalam organisasi seperti manajer kualitas, dan

    10

  • produksi / operasi manajer. Informasi tentang perusahaan yang diperoleh dari Biro

    Statistik Pusat Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Penelitian menggunakan data primer

    yang diperoleh melalui kuesioner. Jumlah populasi adalah 66 perusahaan perikanan di

    Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Random sampling digunakan dalam penelitian ini.

    55 kuesioner lengkap dikembalikan sebagai sampel akhir. Tiga hipotesis telah

    dikembangkan melalui kajian literatur dan diuji dengan menggunakan Path Analysis yang

    dilakukan oleh software SPSS 18.00.

    Ada tiga variabel yang diteliti, yaitu: Total Quality Management (TQM) praktek,

    keunggulan kompetitif, dan kinerja organisasi. Total Quality Management (TQM)

    praktek diambil sebagai variabel eksogen. Sedangkan, keunggulan kompetitif, dan kinerja

    organisasi adalah variabel endogen. Tujuh item yang digunakan untuk mengukur Praktek

    TQM dalam organisasi berdasarkan kepemimpinan aspek, perencanaan strategis, fokus

    pelanggan, informasi dan analisis, manajemen orang, manajemen proses, dan manajemen

    pemasok (Sila dan Ebrahimpour, 2005). Variabel keunggulan kompetitif diukur dengan

    harga / biaya, pengiriman ketergantungan, inovasi produk, dan waktu untuk pasar (Li et

    al., 2006). Sementara kinerja organisasi diukur berdasarkan aspek return on investment

    (ROI), pangsa pasar (Stock et al., 2000).

    Selain itu, indikator keseluruhan dalam kuesioner penelitian menggunakan lima poin

    skala yang digunakan untuk respon scoring (1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 =

    netral; 4 = setuju; 5 = sangat setuju). Untuk interpretasi lebih mudah dari hasil penelitian,

    skala diubah menjadi kelas interval sebagai berikut: (1) 1,00-1,80 = Sangat Rendah; (2)

    1.81 untuk 2.60 = rendah; (3) 2,61-3,40 = cukup tinggi, (4) 3,41-4,20 = Tinggi; dan (5)

    4.21 ke 5.00 = Sangat Tinggi (Sugiyono, 2008). Instrumen validitas diuji oleh Momen

    Pearson Korelasi Product. Instrument memiliki validitas yang tinggi jika nilai korelasi

    masing-masing indikator terhadap total korelasi lebih dari 0,30 atau r-value> 0,30

    (Cooper dan Emory, 2002). Keandalan dari konstruksi diuji dengan Cronbach Alpha.

    Seperti yang disarankan oleh Hair et al. (1998), cut off point untuk Cronbach Alpha

    adalah> 0,60.

    11

  • 2.7.3 Hasil dan diskusi

    Responden penelitian ini memiliki karakteristik yang sangat berbeda. Keanekaragaman

    dapat dilihat dari data pribadi responden termasuk jenis kelamin, umur, posisi, dan

    tingkat pendidikan di organisasi. Sebanyak 55 responden yang berpartisipasi dalam

    penelitian ini. Mayoritas responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah jenis

    kelamin laki-laki (84%), berusia antara 30 sampai 40 tahun (63%), memiliki posisi dalam

    perusahaan sebagai manajer produksi dan operasi (53%), dan memiliki tingkat

    pendidikan Sarjana (75%).

    Selain itu, variabel penelitian diuji dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu

    Total Quality Management (TQM) praktek, keunggulan kompetitif, dan kinerja

    organisasi. Responden menjawab setiap item pada praktek TQM variabel (X),

    keunggulan kompetitif (Y1), dan kinerja organisasi (Y2) dari sangat tidak setuju (skala 1)

    untuk sangat setuju (skala 5). Dengan demikian, persepsi tingkat responden pada variabel

    / konstruk dapat dilihat dari nilai rata-rata dari barang atau indicator (Tabel II).

    12

  • Tabel 1 : Hasil untuk Mean Nilai Penelitian Variabel / Indikator

    Sumber: Data primer diolah oleh penulis

    Berdasarkan tabel 1, dapat menunjukkan bahwa nilai rata-rata (mean) dari praktek TQM

    variabel dalam tinggi / kategori baik (3,83), kepemimpinan sebagai indikator yang lebih

    tinggi daripada yang lain (4.45), dan manajemen proses sebagai indikator yang lebih

    rendah (3,20). Variabel kompetitif Keuntungan berada di tinggi / kategori baik (3,70),

    pengiriman ketergantungan sebagai nilai tertinggi Indikator daripada yang lain (4.16),

    dan waktu ke pasar sebagai indikator yang lebih rendah (3.18). organisatoris kinerja

    dalam tinggi / kategori baik (3,71), Return on investment (ROI) sebagai nilai tertinggi

    Indikator daripada yang lain (3,77), dan pangsa pasar sebagai indikator yang lebih rendah

    (3,65).

    13

  • Kerangka teoritis yang diilustrasikan pada Gambar 1 memiliki tiga hubungan hipotesis

    antara praktek variabel TQM, keunggulan kompetitif, dan kinerja organisasi . Gambar 2

    dan Tabel 3 tampilan diagram jalur yang dihasilkan dari jalan analisis dengan

    menggunakan SPSS for windows.

    Gambar 2. Hasil dari Jalan Model (Standar)

    Tabel 2: Hasil untuk model path

    Sumber: Data primer diolah oleh penulis

    Hasil analisis jalur juga disajikan dalam Tabel dukungan yang menunjukkan untuk semua

    hipotesis.

    14

  • Hasil dukungan Hipotesis 1, yang menyatakan bahwa Total Quality Manajemen (TQM)

    praktek berpengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi. Koefisien standar adalah

    0.285, yang secara statistik signifikan pada Prob.

  • Jika praktik TQM diimplementasikan dengan baik, menghasilkan berbagai manfaat

    seperti memahami kebutuhan pelanggan, meningkatkan kepuasan pelanggan,

    meningkatkan intern komunikasi, pemecahan masalah yang lebih baik dan lebih sedikit

    kesalahan. Keberhasilan program TQM dapat meningkat bila pelaksanaannya diperluas

    ke perusahaan secara keseluruhan. Dengan demikian, efektif implementasi TQM adalah

    aset berharga dalam setiap organisasi. Praktek TQM dapat menghasilkan kemampuan

    kompetitif yang penting dan menjadi sumber penting keunggulan kompetitif .

    Menerapkan praktek TQM sebagai senjata kompetitif dapat meningkatkan keunggulan

    kompetitif dan kinerja organisasi secara bertahap.

    Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya. Dalam literatur, praktik TQM,

    sebagian besar, telah dikaitkan langsung dengan kinerja organisasi (Terziovski dan

    Samson, 1999; Sila dan Ibrahimpour 2005; Demirbag et al., 2006; Lakhal et al., 2006; Li

    et al., 2006). Temuan penelitian ini juga menunjukkan adanya peran menengah

    keunggulan kompetitif antara praktek TQM dan kinerja organisasi.

    16

  • BAB III

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Total Quality Management merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang

    mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas

    jasa, manusia, proses, dan lingkungannya.TQM ini di pengaruhi oleh beberapa unsur yaitu :

    fokus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas, pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang,

    teamwork, perbaikan system secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, dll. Sementara

    elemen utaman dalam TQM adalah foundation, building Bricks, Binding Mortar, dan Roof.

    Praktek TQM berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi dan keunggulan

    kompetitif. Keunggulan kompetitif memiliki nilai positif dan berpengaruh signifikan terhadap

    kinerja organisasi.

    Kesimpulan jurnal : kinerja organisasi lebih banyak dipengaruhi oleh keunggulan kompetitif

    dibandingkan praktik TQM. TQM praktik memberikan penjelasan terbaik dalam meningkatkan

    kinerja organisasi melalui dimensi keunggulan kompetitif seperti harga atau biaya, pengiriman,

    inovasi dan waktu untuk pasar. Keunggulan kompetitif yang lebih baik dapat menghasilkan

    performa terbaik.

    3.2 Saran

    Peran manajemen puncak merupakan faktor penting dalam pelaksanaan TQM dalam organisasi.

    Oleh karena itu, keberhasilan atau kegagalan dari praktek TQM implementasi dalam organisasi

    merupakan bagian dari tanggung jawab manajemen puncak. Program peningkatan kualitas tidak

    hanya menekankan komitmen manajemen puncak, tetapi juga keterlibatan karyawan, dan lainnya

    TQM praktek dimensi. Manajer harus bertanggung jawab dalam menentukan sesuai kemampuan

    organisasi untuk mendukung keunggulan kompetitif mereka. Selain itu, manajer juga harus

    menentukan kebijakan mutu dan mengembangkan tujuan yang spesifik dan terukur untuk

    memenuhi harapan pelanggan dan meningkatkan kinerja organisasi mereka.

    17

  • Hasil Penelitian ini menunjukkan sejumlah faktor dapat memediasi praktek TQM dan hubungan

    kinerja organisasi. Meskipun studi ini menetapkan hubungan antara praktek TQM, keunggulan

    kompetitif dan kinerja organisasi, Faktor-faktor lainnya seperti ukuran, budaya organisasi,

    kapasitas inovatif dan orientasi pasar perusahaan sampel juga mungkin memiliki dampak pada

    kinerja organisasi. Pasar orientasi, kepuasan konsumen, budaya organisasi dan tingkat inovasi

    tampaknya menjadi sangat relevan dengan pelaksanaan praktik TQM dan kinerja untuk lebih

    lanjut penelitian tentang perusahaan manufaktur. Dengan demikian, penelitian ini difokuskan

    pada manufaktur perusahaan. Jadi, penelitian selanjutnya juga dapat dilakukan ke depan dengan

    fokus pada layanan perusahaan untuk mendapatkan hasil yang lebih spesifik

    18

  • DAFTAR PUSTAKA

    Munizu, Musran.2013. The Impact of Total Quality Management Practices towards

    Competitive Advantage and Organizational Performance: Case of Fishery Industry in South Sulawesi Province of Indonesia. Pakistan Journal of Commerce and Social Sciences 2013, Vol. 7 (1), 184-197 (di akses pada tanggal 4 Desember 2014)

    Sadikoglu Esain and Olcay Hilal.2014. The Effects of Total Quality Management Practices on

    Performance and the Reasons of and the Barriers to TQM Practices in Turkey. Hindawi

    Publishing Corporation Advances in Decision Sciences Volume 2014, Article ID 537605, 17

    pages http://dx.doi.org/10.1155/2014/537605 (Diakses pada tanggal 13 Desember 2014)

    Munizu, Musran.2010. Praktik Total Quality Management (TQM) Dan Pengaruhnya Terhadap

    Kinerja Karyawan (Studi Pada PT. Telkom Tbk. Cabang Makassar).di kutip dalam JURNAL

    MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.12, NO. 2, SEPTEMBER 2010: 185-19

    19