Skripsi Maya

download Skripsi Maya

of 41

Transcript of Skripsi Maya

SISTEM PENGELOLAAN ZAKAT MAL UNTUK PENINGKATAN USAHA MIKRO PADA BAITUL MAL PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

Nama/NPM

: Mahyasari Putri/08106111135

Fakultas / jurusan : Ekonomi/Manajemen Ruang : C (03)

ABSTRAKZakat menurut istilah adalah sejumlah harta tertentu yang diwajibkan oleh Allah SWT. Untuk diserahkan kepada orang yang berhak menerimanya.Dinamakan zakat,karna didalamnya terkandung harapan untuk memperoleh

berkah,membersihkan jiwa dan memupukkannya denganberbagai kebajikan.Zakat merupakan salah satu dari rukun islam yang memiliki fungsi ibadah dan sosial.Dan Allah SWT. Telah menetapkan zakat adalah wajib,sebagai mana telah ditetapkan dalam AL-Quran dan AL-Hadist.Untuk bisa mengfungsikan zakat sebagai sarana pembersih jiwa dan harta serta meningkatkan kesejahteraan kaum dhuafa,perlu adanya pengelolaan zakat secara bertanggung jawab dan profesional diawah wewenang atau pembinaan pemerintah.Baitul Mal sebagai lembaga pengelolaan zakat yang mempunyai tugas sebagai pengumpul dan penyalur zakat dari masyarakat dan kepada masyarakat.Zakat yang disalurkan kepada kaum dhuafa berupa zakat konsumtif usaha dengan dan mikro tujuan produktif.Penyaluran oleh Baitul Mal zakat produktif para untuk kaum

mengembangkan dhuafa(mustahiq)

kepada

meningkatkan

kesejahteraan

ekonomi

masyarakat.Laporan kerja praktek ini berjudul Sistem Pengelolaan Zakat Mal Untuk Peningkatan Usaha Kecil Mikro pada Baitul Mal Kabupaten Pidie.Dalam penulisan Skripsi Mini ini penulis menggunakan metode penelitiaan

lapangan,pengamatan langsung dan wawancara.Disamping itu data kepustakaan juga digunakan dalam rangka penyusunan tioritis.Penyaluran zakat roduktif untuk pembiayaan usaha mikro masyarakat dalam biang peternakan,pertanian dhuafa)dengan dan

perdagangankepada

miskin(kaum

menggunakan

sistem bagi hasil.kemudian para mustahiq menyetor dana tiap bulan untuk pengembalian modal usaha yang diberikan oleh Baitul Mal merupakan sumbangan wajib muslim kepada perbendaharaan negara.

DAFTAR ISIHALAMAN

DAFTAR ISI................................................................................................ ..................... ABSTRAK...................................................................................... ................................... BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. .........................1.1 Latar Belakang Masalah..................................................................................... 1.2 Perumusan Masalah................................................................................................ 1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................... ...... 1.4 Manfaat Penelitian............................................................................................... .... 1.5 Metode Pengumpulan Data.......................................................................................

BAB II LANDASAN TEORITIS....................................................................................... ..........2.1 Pengertian Zakat..................................................................................................... ....

2.2 Jenis-Jenis Zakat..................................................................................................... ........ 2.3 Unsur Dan Syarat Zakat............................................................................ Melaksanakan

2.4 Manfaat Zakat..................................................................................................... ........ 2.5 Karakteristik Lembaga Zakat ..................................................................... Pengolahan

BAB II SISTEM PENGOLAHAN ZAKAT MAL UNTUK PENINGKATAN USAHA MIKRO PADA BADAN BAITUL MAL PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM.................3.1 Gambar Umum Badan Mal .................................................................................. 3.1.1 Gambaran Umum Badan Mal ................................................................... 3.1.2 Susunan Organisasi NAD........................................... Badan Baitul Mal Baitul Baitul Provinsi

3.1.3 Kedudukan Tugas dan Wewenang Badan Baitul Mal prov.NAD.......................... 3.2 Pengolahan Zakat di Badan NAD................................................ Baitul Mal Prov.

3.3 Sistem Pengumpulan dan Zakat..................................................................

Penyaluran

3.3.1 Sistem Pengumpulan Zakat............................................................................ 3.3.2 Sistem Penyaluran Zakat................................................................................ 3.4 Bentuk Pembiayaan Usaha Mikro yang diKelola pada Badan Baitul Mal........................... 3.5 Kendala yang Dihadapi dalam Penyaluran Zakat untuk Pembiayaan Usaha Mikro pda Baitul MaL.......................................................................................... .....................

3.6 Analisis Penulis.......................................................................................... ...................

BAB 1V PENUTUP...................................................................................... ............................4.1 Kesimpulan............................................................................................ ....................... 4.2 Saran..................................................................................................... ......................

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... ......................

BAB 1 PENDAHULUAN1.1 Latar belakang MasalahZakat adalah salah satu rukun islam yang bercorak sosial dan ekonomi,zakat yang wajib dibayar oleh setiap ummat islam yang memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat merupakan urat nadinya sistem keuangan islam . Dalam agama islam, zakat merupakan konsep yang unik dan dijamin oleh islam untuk membasmi kemiskinandikalangan masyarakat dengan menyadarkan golongan orang kaya akan tanggung jawab sosial mereka. Sedangkan dalam bidan ekonomi, zakat mencegah penimbunan harta ditangan segelintir masyarakat dan memberi kesempatan untuk berputarnya harta sebelum bertumpuk dala jumlah yang membahayakan ditangan pemiliknya. Selain itu, zakat merupakan sumbangan wajib muslim kepada pembendaharaan negara.

Di Nanggroe Aceh Darussalam ,pemerintah telah mewujudkan suatu institusi zakat yang sudahdikenakanmasyarakat dengan nama Baitul Mal sebagai pengganti keberadaan Bazis sebelummya.Institusi ini layak dan harus terbentuk ditengah-tengah masyarakat Pidie yang hidup dalam naungan Islam,karena zakat merupakan iuran yang wajib tempat-tempat pengajian,ada yang diserahkan langsung,ada juga yang diserahkan kepada panitia yang yanga

bersifatsementara.Sehingga dengan sistem itu sulit sekali bagi kita untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang aktifitas perzakatan.Namun demikian pengelolaan zakat mengikuti kebiasaan masyarakat ini volumenya masih sangat besar.

Pengelolan zakat di Indonesia telah diperkuat dengan adanya legalitas hukum,yaitu yang diatur dalam undang-undang No.38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat.Terlebih dipidie ygpenduduknya mayoritas islam.Hal ini juga didukung dengan ditetapkannya Qanun Provinsi Nangroe Aceh Darussalam Nomor 7 Tahun 2004 tentang pengelolaan zakat yang dijelaskan dalampasal 11 ayat (1) yaitu Badan Baitul Mal merupakan lembaga daerah yang berwewenang melakukan tugas pengelolaan zakat,dan harta agama lainnya di Prov. NAD. Dan lebih jelasnya lagi telah dikeluarkannya Undang-undangpemerintahan Aceh(UUPA)yang baru pasal 191 disebutkan: (1) Zakat,harta wakaf,dan harta agama dikelola oleh Baitul Mal Aceh dan Baitul

Mal Sigli. (2) KKetentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan ketentuan sebagai

dimaksud pada ayat (1) diatur dengan qanun. Dan pasal 192 disebutkan: Zakat yang dibayar menjadi faktor pengurang terhadap jumlah pajak penghasilan terhitung dari wajib pajak.

Dalam program penyaluran zakat diBaitul Mal NAD tidak lagi memberi bantuan yang bersifat konsumtif kepada masyarakat miskin. Tetapi , penyaluran bantuan dengan sistem produktif atau

Qardhul Hasan artinya bantuan yang disalurkan bersifat jangka panjang dan bermanfaat. Penyaluran Zakat produktif khususnya untuk usaha mikro kepada para penerima Zakat berupa dana dan ada juga pemberian barang langsung.

Oleh karna itu penulis tertarik melakukan penulisan tentang Sistem Pengelolaan Zakat Mal Untuk Peningkatan Usaha Mikro Pada Baitul Mal Provinsi NAD .

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka masalah yang dapat dikemukakan adalah: NAD ? -Kendala apa saja Kabupaten yang dihadapi dalam peningkatan usaha mikro oleh Badan Baitul Mal Provinsi NAD ? B-Bagaimana cara pengelolan Zakat Mal untuk peningkatan usaha mikro di

1.3

Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka

yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah : -- Untuk mengetahui sejauh mana berjalan kegiatan pengelolaan Zakat Mal untuk peningkatan usaha mikro Mal Provinsi NAD. UUntuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang dihadapi oleh badan Provinsi NAD dalam kegiatan pengelolaan Zakat Mal yang usaha mikro kepada para mustahik.

Baitul Mal

disalurkan untuk peningkatan

1.4

Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

U- Untuk menambah informasi bagi masyarakat mengenai pengelolaan Zakat pada Baitul Mal Provinsi NAD.

S- Sebagai bahan pemikiran bagi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan Zakat khususnya untuk peningkatan usaha mikro oleh sebuah lembaga atau institusi resmi negara. 1.5 Metoda Pengumpulan Data Untuk memperoleh data dalam rangka penulisan Skripsi Mini ini dilakukan dengan dua cara : 1. P1. Penelitian lapangan (Field research) Untuk mendapatkan data penelitian ini, maka diperlukan teknik :

W- Wawancara, hal ini dilakukan dengan cara berkomunikasi langsung dengan pegawai Baitul Mal terhadap masalah yang sedang diteliti.

O- Observasi, hal ini dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung terhadap sasaran dan lokasi penelitian yaitu lembaga yang akan diteliti, guna untuk mendapatkan data yang mendukung program Baitul Mal.

S- Studi Dokumentasi, dengan cara menelaah sejumlah data-data yang berkenaan dengan program Baitul Mal.

1.

22. Penelitian kepustakaan ( library research ) Penelitian kepustakaan dilakukan untuk memunculkan data sekunder yang

digunakan sebagai landasan teoritis penulisan Skripsi Mini ini.Sumber data yang diperoleh dengan mempelajari bahan-bahan dan teory yang bersumber dari buku-buku teks,majalah,jurnal,dan artikel yang berhubungan dengan penelitian ini.

BAB 11 LANDASAN TEORITIS

Zakat adalah salah satu rukun islam yang ke tiga yang merupakan ibadah dalam agama Islam.Zakat adalah poros dan pusat keuangan islami.zakat meliputi bidang moral sosial dan ekonomi.dalam bidang Moral Zakat mengikis habis ketamakan dan keserakahan sikaya.Dalam bidang sosial,zakat bertindak sebagai alat khas diberikan Islam untuk menghapuskan kemiskinan dari

masyarakat dengan menyadarkan si kaya akan tanggung jawab sosial mereka

miliki.Dalam

bidang

eonomi

Zakat

mencegah

penumpukan

kekayaayang

mengerikan dalam tangan segelintir orang orang dan memungkinkan kekayaan untuk disebarkan sebelum sempat menjadi besar dan sangat berbahaya di tangan para pemiliknya.

Zakat merupakan ibadah maliyyah ijtimaiyyah yang memiliki posisi sangat penting,strategisdan memuaskan baik dilihat dari sisi ajaran agama islam maupun dari sisi pembangunankesejahteraan ummat.Ditinjau dari sisi bahasa,kata Zakat merupakan kata dasar Zakatyang berarti suci,berkah,tumbuh dan terpuji.

Sedangakan istilah fiqih,zakat berarti sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah SWT untuk diserahkan kepada orang yang berhak menerimanya.Disamping berarti mengeluarkan sejumlah tertentu dari harta kekayaannya.Menurut

terminologi syariat (istilah),zakat adalah nama bagi sejumlah nama tertentu yang telah mencapai syarat tertentu pula dan diwajibkan oleh Allah SWT untuk dikelusrkan dan diberikan kepada orang-orang yang berhak menerimannya.Oleh karna itu,jika pengertian zakat dihubungkan dengan harta maka menurut Islam,harta yang dizakatiakan berkembang,bertambah karna suci dan

berkah.Perumusan tersebut sesuai denganpasal 1 ayat 2,UU RI No.38 tahun 1999,tentang pengelolaan zakat yaitu zakat adalah hartayang wajib disisihkan oleh seorang muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikankepada yang berhak menerimannya.Hal ini menunnjukkan bahwa

islam(zakat)dannegara,mempunyai kedudukan penting dan wajib ditunaikan.

Pentingnya zakat secara mendasar digambarkan dan diperlihatkan dengan jelas dalam beberapa ayat AL-Quran dan terjemahannya sebagai berikut: 1. SSurat AL-Baqarah ayat 110

Dan dirikanlah shalat dan tunaikan zakat.dan kebaikan apapunkamu usahakan bagi dirimu,tentu kamu akan dapat pahala disisi Allah.Sesungguhnya Allah maha melihat apa yang kamu kerjakan.(Q.S AL-Baqarah/2:110).

2. SSurat At-Taubah ayat 103

Ambil zakat dari harta benda mereka,yang membersihkan dan menyucikan mereka.(Q.S At-Taubah/9:103).

Dari sebagian ayat yang disebut diatas, direngkan dengan jelas tentang perintah wajib zakat termasuk orang-orang yang berhak menerimanya.Dijelaskan pula bahwa kepada mereka yang memenuhi kewajiban ini dijanjikan pahala yang berlimpah didunia dan di akhirat kelak. Sebaliknya,bagi mereka yang menolak membayar zakat akan diancam dengan hukuman keras sebagai akibat

kelalaiannya. Zakat juga ditunjukkan sebagai pernyataan yang jelas akan kebenaran dan kesucian iman seta pembeda antara muslim dan kafir.

Dalam pendekatan ekonomi , zakat bisa berkembang menjadi konsep kemasyarakatan (muamalat) yaitu konsep tentang bagaimana cara

manusiamelaksanakan

kehidupan

masyarakat,termasuk

didalamnya

dalam

bentuk ekonomi.Oleh karena itu ada dua konsep yang selalu dikemukakan dalam pembahasan mengenai doktrin sosial ekonomi Islam yang saling berkaitan yaitu pelarangan riba dan perintah membayar zakat (Q.S. Al-Baqarah/2:276).

Zakat juga berfungsi sebagai instrument kebijakan fiskal yang unik dan strategis untuk dikaji dalam lingkup mekanisme ekonomi non pasar,karena zakat merupakan kewajiban agama (ibadah) yang secara langsung berkaitan dengan kepentingan dan kewajiban ekonomi public sosial .Realisasi konstribusi zakat akan menurun dan meningkat sejalan dengan penurunan dan peningkatan kekayaan masyrarakat muslim yang juga efektif untuk merangsang kegiatan

produktif dan infestasi ditingkat muzakki(pembayaran zakat).Dengan demikian akan tercipta investa yang cukup sehingga jumlah kekayaan barsih dan tidak berkurang walaupun telah membayar zakat.

Namun

itu

juga

berarti

jumlah

tabungan

akan

berkurang

akibat

meningkatnya kegiatan investasi yang dipicu akibat adanya permintaan konsumsi yang di lakukan oleh para mustahik (penerima zakat).Harta yang dimilki, pada hakikatnya adalah pemilik Allah SWT.Allahlah yang melimpahkan amanah kepada para pemilik harta,agar dari harta dikeluarkan Hartanya.Dan disinilah sikap amanah dipupuk sebab seorang muslim dituntut untuk menyampaikan amanah kepada ahlinya.Sikap amanah,tidak hanya tumbuh pada diri orang yang berzakat, tetapi juga kepada pada para petugas atau amil zakat.Yakni dalam membagi dan menyalurkan sluruh harta zakat kepada orang yang berhak.Lalu,dalam

operasional zakat rasulullah SAW dan para sahabat r.a M enerapkan seleksi ketat untuk memilih para amil zakat .Kriteria sifat standar yang dipegang Rasulullah dan para sahabatnya, pertama adalah orang yang benar-benar memiliki sifat

amanah,mengerti permasalahan dan kehidupannya mencukupi. Rasulullah bahkan memberi kepada para amil zakat dalam sabda-Nya Amil sadaqah(zakat) yang melakukan tugasnya dengan ikhlas semata karena Allah,ia laksana orang yang berperang dijalan Allah,sampai ia kembali kerumahnya (H.R.Ahmad).

Dengan demikian demikian dapat disimpulkan bahwa zakat merupakan salah satu ajaran islam yang memilki fungsi ibadah dan fungsi sosial.

a.Jenis-Jenis Zakat Zakat menurut garis besarnya ,terbagi dua : 1.Zakat Mal (zakat harta),yakni zakat emas,perak,binatang,tumbuh-tumbuhan (buah-buahan dan biji-bijian) dan barang perniagaan.

2.Zakat Nafs, yakni zakat jiwa yang dinamai juga zakatul fitri zakat yang diberikan setelah menunaikan ibadah puasa yang difardhukan.Dinegri kita

sering disebut dengan zakat fitrah. Kemudian harus dimsklumi , bahwa ulama telah membagi zakat yang termasuk kedalamnya fitrah, kepada dua bagian pula : 1. Zakat harta yang nyata (harta yang lahir)yang terang dilihat umum,yaitu : zakat binatang,tumbuh tumbuhan, buah-buahan dan barang logam.

2. Zakat harta-harta yang tidak nyata , yang dapat disembunyikan. Harta-harta yang tidak nyata itu adlah emas,perak,rikas dan barang perniagaan memasukkannya kedalam

lainnya.Adapun fitrah , maka sebagian ulama golongan harta lahir.

2.3 Unsur Dan Syarat Melakukan Zakat Tegaknya syariat zakat memiliki beberapa unsur syara apabila unsur unsur syarat zakat tersubut tidak ada, maka pelaksanaan zakat pun sulit diwujudkan. Oleh karena itu sebelum ditengahkan persoalan zakat lebih lanjut, perlu dipahami adanya usur-unsur dan persoalan yang menjadi syarat dapat tegaknya pelaksanaan zakat tersebut. Berkaitan dengan persoalan ini, maka ada tiga unsur yang menjadi tegaknya zakat,yaitu :

1.Muzakki Adalah orang yang memiliki kewajiban untuk mengeluarkan zakat . Orang yang merdeka , lagi yang memilki harga yang menjadi suatu batas tertentu yang disebut dengan nishab, dari berbagai harta yang telah diwajibkan berdasarkan syari kini orang-orang yang termasuk pengertian katagori tersebut cukup banyak. Mengingat banyak orang muslim memiliki banyaknya harta dari berbagai usaha. Misalnya perusahaan, perdagangan, pertanian, perkebunan, peternakan dan banyak lainnya. Yang dapat menjadi kaya bagi pemiliknya dalam usahanya. Jadi salah satu unsur dapat ditegaknya zakat, dari muzakki jelas banyak karena banyaknya orang muslim yang yang kaya dan merdeka serta kekayaannya mencapai satu nisab.

2.Amwaal Amwaal adalah bentuk jamak dari maal yang artinya adalah harta. Dimaksudkan dalam hal ini, harta yang dizakati karena telah mencapai batas minimal nishab. Ini salah stu syarat dari harta yang wajib dizakati,

sedangkansyarat yang kedua pada harta yang wajib dizakati, apabila telah mencapai satu tahun, yang dala istilah disebut haul. Dengan pengertian

tersebut maka harta yang wajib dizakati itu harus mencapai satu nishab tetap

syarat haul, ada yang disyaratkan demikian ada juga yang tidak. Apabila zakat emas dan perak misalnya harus mencapai satu tahun, maka zakat tanaman yang dizakati pada waktu panen. Jadi tidak mesti mencapai satu satu tahun. Disinilah lemahnya yang melaksanakan zakat terpadu,dengan pukul rata dilaksanakan setiap tahun.Macam-macam harta yang wajib dizakati ini berdasarkan dari dalil tersebut diatas jelas, adapun macam-macamnya yaitu : emas, perak, barang

dagangan, binatang ternak, hasil tanaman,hasil buah-buahan, hasil barang tambang, harta temuan/terpendam(qarun).

Terdapat berbagai pendapat mengenai batasan nishab emas dan perak serta hasil pertanian disini penulis cenderung menggunakan standar nishab yang biasa digunakan oleh Baitul Mal yaitu emas nishabnya sebesar misqal atau equivalen 460 gram, zakat yang dikeluarkan 1/40 bagian atau 2,5% . Sedangkan nishab hasil pertanian sebesar 400 gantang equivalen dengan 1200 kg , zakatnya sebesesar 10% untuk tanah pertanian yang bersifat tanah hujan dan 5% untuk tanaman yang diairi dengan irigasi.

3.Mustahiq Mustahiq adalah orang yang memilki hak . Dalam kajian zakat ini maksudnya orang yang memilki hak untuk menerima zakat . Jamak mustahiq adalah mustahiqqun. Mustahiqqun alah orang orang yang berhak menerima harta zakat, berdasarka ayat al-quran ada 8 seperti yang disebutkan dalam surat

At-Taubah yang artinya : Shadaqah (zakat) iti hanya diperuntukkan bagi orangorang fakir, dan orng-orang miskin, dan orang-orang yang mengurusinya, danorang yang dilunakkan hati-hati mereka, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, dan orang-orang yang memiliki utang dan dan untuk sabilillah, dan untuk ibnu sabil ( musafir ). Hal itu adalah adalah suatu kewajiban dari Allah Maha Mengetahui Lagi Maha Bijaksana.(At-Taubah : 60).

Dari ayat diatas dapat disimpulkan ada delapan golongan (asnaf/senif) mustahiq yaitu orang yang berhak menerima zakat, yaitu 1.Golongan fakir , artinya golongan orang-orang yang sangat membuthkan karena tidak cukup untuk memenuhi keutuhan hidupnya. 2.Golongan miskin, sebenarnya dilihat dari kebutuhannya antara fakir dan miskin memilki pengertian yang tidak jauh berbeda sebab keduanya sama-sama kekurangan dan sangat membutuhkan kehidupan hidupnya. 3.Golongan Amil,artinya orang yang bekerja atau beramal yang berkaitan dengan persoalan zakat maka yang disebut amil disini adalah orang-orang yang menerima atau mengumpulkan zakat dari pada muzakki pengurus zakat yang ditunjuk oleh lembaga menangani persoalan zakat. 4.Golongan Muallaf, orang-orang yang diharapkan dan dilunakkan hatinya untuk menerima islam atau dikokohkan pendiriannya karena lemahnya iman, disamping menghindari muslimin. dari gangguan kejahatan mereka terhadap keamanan kaum

4.Golongan Riqab, adalah hamba yang harus dimerdekakan, termasuk hamba sahaya yang telah dijanjikan tuannya untuk dimerdekakan . Golongan ini sudah tidak ada lagi pada saat ini. 5.Golongan Gharim atau Gharimun, yaitu orang-orang yang memiliki tanggungan hutang,hutang tersebut karena adanya keperluan bahkan keterpasaan,sedang mereka tidak tidak dapat mengembalikan maka mereka berhak untuk mendapat bagian zakat. 6.Golongan Fisabilillah, berarti orang yang berjuang dijalan Allah.Serta orangorang yang menuntut ilmu pengetahuan untuk kebaikkan ummat 7.Golongan Ibnu Sabil, adalah orang berpergian jauh (musafir) dari negerinya bukan untuk melakukan maksiat serta kehabisan bekal jika ia singgah pada negri itu maka diberikan zakat kepadanya kalau dia seorang fakir. Kalau ada hartanya dinegeri lain diberikan sekedar keperluaan yang dibutuhkansebagai bekal dalam perjalanannya sampai tempat yang dituju.

2.4 Manfaat Zakat Satu hal yang menjadi catatan penting, bahwa zakat adalah kewajiban agama, imp;ikasi yang ditimbulkan oleh pelaksanaan kewajiban agama tidak dapat dilihat atau dirasakan secara kasat mata, karena pahal dari Allah SWT tersebut tidak berwujud benda, dengan konstrapertasi dimasa yang akan datang. Secara ekonomi juga pendapatan masyarakat meningkat maka daya beli masyarakat juga akan meningkatkan keadaan ini juga meningkatkan keadaan ini membuka peluang pasar bagi kalangan pengusaha untuk memperluas usaha bisnis mereka. Keadaan seperti ini akan meningkatkan jumlah pembayar zakat,hikmah dan manfaat zakat ada tujuh antara lain :

1.

SSebagai

perwujudan

keimanan

pada

Allah

SWT,

mensyukuri

nikmatnya,menumbuhkan akhlak yang mulia dengan rasa kemanusian yang tinggi dan menghilangkan sifat kikir, rakus dan materealistis. 2. Zakat berfungsi menolong , membantu, dan membina mereka terutama

fakir miskin, kearah yang lebih baiak dan lebih sejahtera. a. SSebagai pilar bersama jamai antara orang-orang kaya yang bercukupan

kehidupannya dan para mujahit yang seluruh waktunya digunakan untuk jihat jalan Allah, karena berusaha dan berikhtiar bagi kepentingan nafkah diri dan kekeluargaan(QS.Al-Baqarah :273). 3. ibada, SSebagai salah satu sumber dana pembangunan saran maupun prasaran pendidikan, kesehatan,sosial berkualiatas maupun sumber ekonomi, daya sekaligus saran

pembangunan

kualitas

ummat

muslim.Untuk

masyarakat etika bisnis yang benar, sebab zakat itu bukanlah membersihkan harta yang kotor, akan tetapi mengeluarkan dari bagian dan hak orang lain dari harta kita usahakan dengan baik dan benar sesuai ketentuan Allah SWT yang diriwayatkan oleh imam muslim Allah SWT tidak menerima sedeqah(zakat) dari harta yang didapat secara tidak sah. 4. DDari pembangunan kesejahteraan ummat, zakat merupakan salah satu

instrumen pemerataan pendapatan economic with equity. 5. DDorangan ajaran islam yang begitu kuat kepada orang-orang yang

beriman untuk berzaka, berinfaq, dan bersedaqah menunjukkan bahwa ajaran islam mendorong ummatnya untuk mampu bekerja dan berusaha sehingga memiliki harta kekayaan yang disamping dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, berlomba-lomba menjadi muzakki (pemberi zakat).

2.5 Karakteristik Lembaga Pengelolaan Zakat.

Sebagai

lembaga nirlaba,

lembaga

pengelolaan

zakat juga

memilki

karakteristik seperti lembaga nirlaba lainnya yaitu : S- Sumber daya ( baik dana maupun barang ) berasal dari para donator kepada lembaga tersebut, para donator tersebut tidak

yang mempercayakannya

mengharapkan kembali secara materi dari lembaga pengelolaan zakat. MMenghasilkan berbagai jasa dalam bentuk pelayanan kepada

masyarakat, jasa-jasa tersebut tidak dimaksudkan untuk mendapatkan laba. KKepemilikan lembaga pengelolaan zakat tidak seperti lazimnya pada bisnis, biasanya terdapat pendiri, yaitu porang-orang yang

organisaai

bersepakatan untuk mendirikan lembaga pengelolaan zakat tersebut pada awalnya. Padahakikatnya lembaga pengelolaan zakat bukanlah milik pendiri tetapi milik ummat. Hal ini dikarenakan sumber daya lembaga atau organisasi terutama berasal dari masyarakat. Termasuk jika lembaga pengelolaan zakat tersebut dilikuidasi, kekayaan yang ada pada lembaga tersebut tidak boleh dibagikan kepada para pendiri. Namun tentunya lembaga pengelolaan zakat mempunyai karakteristik yang membedakannya dengan organisasi atau lembaga nirlaba lainnya yaitu : T- Terikat dengan aturan dan prinsip-prinsip Syariat Islam. S- Sumber dana utama adalah dana zakat , infak, shadaqah, dan wakaf. B- Biasanya memiliki dewan syariah dala struktur oeganisasinya. Dalam pasal 6 dan 7 UU No.38 tantang Pengelolaan zakat terdapat dua bentuk lembaga pengelolaan zakat di Indonesia, yaitu : 1. B1. Badan Amil Zakat ( BAZ ) Badan Amil Zakat adalah organisasi pengelola zakat yang dibentuk oleh pemerintah terdiri dari dua unsur masyarakat dan pemrintah dengan tugas

mengumpulkan , mendistribusikab dan mendayagunakan zakat sesuai dengan ketentuaan agama.

Badan amil zakat ini dapat dikatatagorikan menurut tingkatannya meliputi : B- Badan Amil Zakat Nasional B- Badan Amil Zakat Daerah Provensi B- Badan Amil Zakat Kabupaten/Kota B- Badan Amil Zakat Kecamatan

1. L2. Lembaga Amil Zakat ( LAZ ) Lembaga Amil Zakat adalah institusi pengeolaan zakat yang dibentuk sepenuhnya atas yang dibentuk sepenuhnya atas prakarsa masyarakat dan oleh masyarakat yang bergerak dibidang dakwah,pendidikan , sosial dan kemaslahatan ummat manusia, dan kemudian dibentuk menjadisebuah lembaga yaitu Baitul Mal Nanggroe Aceh Darussalam.

Pada zaman Rasulullah SAW, dikenal sebuah lembaga yang disebut Baitul Mal. Baitul Mal ini memiliki tugas dan fungsinya dana mengelola zakat, keuangan kharaj,

negara.Sumber

pemasukannya

berasal

dari

infak,

jizya,ghanimah,fai, dan lain-lain. Sedangkan penggunannya untuk asnaf mustahik yang telah ditentukan,untuk kepentingan dakwah, pendidikan dan pertahanan, kesejahteraan sosial, pembuatan infrastruktur dan lain sebagainya.

Selama masa pemerintahan Khalifah Umar Bin Khatab, lemabaga Baitul Mal mengalami perubahan yang cukup besar dengan dioprasikannya sistem

adminitrasi yang dikenal dengan nama sistem Ad Diwan.Namun saat ini pengertiaan Baitul Mal tidak lagi seperti di zaman Rasullah SAW dan Para Sahabat. Tetapi mengalami penyepitan, yaitu hanya sebagai lembaga yang mengelola dana-dana zakat,infak, shadaqah dan wakaf atau lebih dikenal sebagai lemaga pengelolaan zakat.

2. B3. Baitul Mal Kabupaten Pidie Baitul Mal Kabupaten Pidie merupakan suatu lembaga keagamaan yang berfungsi sebagai sebgai penerima, pengumpul, penyalur, dan pembina dana

zakat.Pelaksanaan tugas pokok ini sesuai dengan ketentuan agama.

BAB 111PENGELOLAAN ZAKAT MAAL UNTUK MENINGKATKAN USAHA MIKRO PADA BADAN BAITUL MAL PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

3.1 Gambaran Umum Badan Baitul Maal 3.1.1 Sejarah Berdirinya Badan Baitul MaalBaitul Maal adalah lembaga agam islam di Nanggroe Aceh Darussalam yang berwewenang mengurus dan mengelola harta agama dengan tujuan untuk kemaslahatan umat serta menjadi wali pengawas berdasarkan syariat islam . Dibentuk berdasarkan keputusan Gubernur No. 18 Tahun 2003 , tanggal 16 Juli 2003 dan operasionalnya baru dimulai 13 Januari 2004. Badan ini merupaka badan daerah non Struktural , yang bersifat Independen , berada pada tingkat Provinsi , Kabupaten/Kota dan Gampng / kelurahan diseluruh

Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam . Cikal bakal Badan Baitul Maal, berawal dari badan penerbitan harta agama ( BPHB ) , yang terbentuk berdasarkan surat keputusan Gubernur

kepala daerah Istimawa Aceh No. 05 tahun 1973 , tanggal 4 April 1973. Tugas lembaga ini mengelola zakat dan harta agama. Dua tahun kemudian , BPHA berubah nama menjadI BHA ( Badan Harta Agama ). Pada tanggal 10 Februari 1993 BHA dilikuidasi menjadi BAZIS (Badan Amil Zakat Infak dan

Shadaqah ) , melalui surat keputusan Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam No.02 tahun 1993 .

ssssss

3.1.2 Suasana Organisasi Badan Baitul Mal Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

Susunan

organisasi

Badan

Baitul

Maal

sesuai

dengan

keputusan

Gubernur No. 18 tahun 2003 terdiri dari : 1.Kepala Badan Mempunyai tugas antara lain : memimpin Baitul Maal untuk mencapai tujuan kelembagaan , sebagai Institusi Islam dalam pengelolaan zakat :

menyiapkan kebijakan umum dibidang pengelolaan zakat dan pemberdayaan harta agama sesuai dengan hukum syariat islam, menyiapkan bidang teknis pelaksanaa pengumpulan , pendistribusian agama , menyiapkan lainnya melalui program zakat dan pemberdayaan harta dhuafa peran

pemberdayaan ekonomi Islam syariat

fakir , miskin , dan umat, meningkatkan

pemberdayaan pembangunan pelaksanaan

kelembagaan Gubernur di

dalam bidang

dan Islam

umat

Islam, membantu

secara kaffah, melakukan

konsultasi dan memberi informasi kepada kepala dinas syariat islam . 2.Wakil Kepala Badan Mempunyai tugas antara lain : melaksanakan tugas kepala badan bila kepala badan berhalangan, mengkoordinasikan kas Baitul Maal dan unit tugas lain sekretaris , kepala untuk kelancaran

bidang, kepala

kerja

operasional kelembagaan , melaksanakan tugas bidang pegawai internasional , membantu kepala badan menyiapkan kebijakan umum pengelolaan zakat dan pemberdayaan harta agama pada umummnya , membantu kepala badan dalam menyiapkan kebijakan tekhnis penatapan yudifikasi atas permasalah internal maupun external kelemagaan tugas-tugas lainnya kepala badan . 3. 4. 33.Sekretaris

Mempunyai

tugas

melakukan

koordinasi

penyusunan

program

kerja

badan, pengelolaan urusan umum , perlengkapan keuangan , karyawan amil serta badan . Sekretaris terdiri dari : 1.Sub Bagian Tata Usaha dan Keuangan 2.Sub Bagian Hubungan Umat 3.Sub Bagian Karyawan Amil 4.Sub Bidang Data Elektronik pelayanan adminitrasi kepada seluruh unit kerja dilingkukangan

4. Bidang Pengumpulan ZakatMempunyai tugas antara lain : melaksanakan yang kegiatan pendapatan data

muzaki , menetapkan

jumlah

zakat

dipungut , mengumpulkan

penerimaan zakat yang menjadi tanggung jawabnya dan membina hubungan kerja dengan para UPZIS serta membantu laporan terhadap perkembangan zakat dalam Kabupaten Pidie. Bidang pengumpulan zakat terdiri dari : 1.Sub bidang penetapan zakat 2.Sub bidang penerimaan dan pelaporan 3.Sub bidang pendataan zakat

5.Bidang Penyaluran Zakat Mempunyai tugas antara lain : melakukan pendtn mustahik sesuai

dengan ashnaf delapan sesuai dengan hukum syariat islam , menyalurkan zakat kepada mustahiq ats prinsip ekonomi Islam yang adil serta membuat laporan berlaku . Bidang penyaluran zakat terdiri atas : 1. 66. Bidang Pemberdayaan Harta Agama a. M Mempunyai tugas antar lain : melakukan pembinaan dan N- Sub bidang pendataan mustahiq -- Sub bidang pendistribusian dan pelaporan penyaluran zakat sesuai dengan ketentuan adminitrasi yang

penyuluhan kepada masyarakat untuk memelihara dan menjamin keamanan harta agama, menyiapkan program pemberdayaan zakat secara produktif ,

memberdayakan waqaf dan harta agama lainnya sebagai aset Islam yang produktif , melakukan penhelolaannya secara pendataan tertib harta waqaf dan mengkoordinasikan menerima dan

melalui

pensirtifikatan

serta

mengadminitrasikan

shadaqah, wasit, infaq, dan

warisan

yang

diserahkan

kepada Badan Baitul Maal . 2. K

3. 77. Bidang Perencanaan Programa. M Mempunyai tugas antara lain : menyusun perencanaan program

badan meliputi pemberdayaan zakat dan harta agama , menyusun program pendidikan dan latihanSDM bidang perzakatan terhadap dalam lingkup ekonomi untuk

syariah , melakukan penelitian

ilmiah

pemberdayaan

pembangunan

umat

dan

mengembangkan

institusi

pengelolaan

zakat

menjadi insitusi Islam yang handal serta melakukan penyuluhan dan daqwah tentang hukum , tata cara dan penyerahan zakat serta infaq dan harta agama . b. c. d. i. ii. iii. iv. v. BBidang perencanaa program terdiri dari : vi. vii. -- Sub bidang program pelatihan dan penelitian -- Sub bidang penyuluhan monitoring dan evaluasi b

8. Kas Baitul

a.i. Mempunyai tugas antara lain : menata penerimaan zakat dan harta agama dalam suatu sistem ADM keuangan Badan Baitul Maal,membuat zakat dan

laporan harian, mingguan, bulanan, dan tahunan terhadap pemberdayaan harta agama dan menjaga surat-surat dana zakat sesuai

berharga serta perintah Badan

menerima , menyimpan dan menyalurkan Baitul Mal.

2.

9. Dewan Syariah

a.

D

Dewan syariah terdiri dari : ketua, wakil ketua , dan sekretaris serta antara lain : melakukan pengawasan

anggota-anggota . Mempunyai tugas Badan Baitul

Maal dalam mengumpulkan

dan menyalurkan zakat dan

pemberdayaan harta agama baik harta lancar maupun harta tetap .

3.1.3 NAD

Kedudukan Tugas,dan Kewenangan Badan Baitul Mal Prov.

3.4. 5. Kedudukan Badan Baitul MaL Pprvinsi NAD adalah sebagai lembaga daerah yang bersifat independen yang berada dibawah Bupati . Badan Baitul Maal dipimpin oleh seorang kepala badan yang berda dibawah Bupati. Tugas pokok Badan Baitul Maal antara lain : melaksanakan pengelolaan zakat, pembinan mustahiq dan muzakki , pemberdayaan hukum agam sesuai syariat Islam . Untuk menyelenggarakan tugas yang disebutkan diatas Badan Baitul Maal mempunyai fungsi : pendataan mustahiq, penyaluran zakat, pengumpulan zakat, investarisasi dan penelitan tentang harta agama, pemeliharaan, perlindungan,

dan peningkatan kualitas harta agama serta pemberdayaan harta agama .

3.2 Pengelolaan Zakat di Badan Baitul Mal Provinsi NAD

Pengelolaan zakat yang dilakukan oleh badan Baitul Mal Provinsi NAD yang ditetapkan oleh sebagai amil zakat adalah mereka yang ditugaskan oleh pemerintah Daerah untuk : . Mengumpulkan zakat . Pendayagunaan zakat . Mengadminitrasikan zakat Tujuan pengelolaan zakat adalah meningkatkan kesadaran masyarakat atas hak dan kewajibannya untk melaksanakan pembayaran zakat ,

meningkatkan fungsi dan peranan Badan Baitul Maal dalam upaya mewujudkan kesejahteraan umat dan keadilan sosial serta meningkatkan daya guna dan hasil guna zakat dan harta agama lainnya. Pengelolaan pengorganisasian, zakat adalah dan serangkaian kegiatan perencanaan ,

pelaksanaan

pengawasan

terhadap

penetapan, Badan Baitul

pengumpulan , pendistribusian dan pendayagunaan zakat oleh

Maal berbentuk independen , artinya dalam pengeloaan zakat harus berdasarkan syariat Islam tidak dipengaruhi oleh pihak manapun atau dengan alasan apapun .

3.3 Sistem Pengumpulan dan Penyaluran Zakat3.3.1 Sistem Pengumpulan ZakatBaitul Maal menerapkan tiga sistem pengumpulan dana zakat yaitu : 1. 11. Counter Baitul Mal

Baitul Mal sebagai badan amil zakat menerima zakat yang dibayar oleh muzakki biasanya membayar zakatnya. 2.Mengambil atas dasar pemberitahuan Muzakki Sistem ini untuk memudahkan muzakki dalam membayarkan zakatnya, dimana petugas yang berasal dari Badan Baitul Mal dapat secara langsung muzakki lansung datang ke kantor Baitul Mal untuk

menghitung besarnya zakat yang harus dibayar oleh muzakki . 3.Bekerja sama dengan Bank Tujuannya untuk memudahkan muzakki dalam melaksanakan kewajibannya tanpa harus datang ke kantor Badan Baitul Mal .

3.3.2 Sistem Penyaluran ZakatPelaksanaan penyaluran penyaluran yang dilakukan oleh kantor Badan Baitul Mal dimulai dari dengan dana zakat yang diperoleh dari muzakki dpat disektorkan kepada Badan Baitul Mal atau Bank kemudian untuk penyaluran dana zakat didasarkan pada hasil kebutuhan hidup para mustahiq,terutama kaum miskin . Kedua, penyaluran dana berupa beasiswa yang diberikan kepada siswa dan maha siswa dari keluargayang kurang mampu. Ketiga , penyaluran dana dalam bentuk pinjaman kebajikan yang disalurkan dengan sistem dana bergulir ( revolving fund ) dana sebagian porsi zakat konsumsi dialihfunsikan menjadi

usaha yang diberikan dalam bentuk pinjaman tanpa bunga.

3.4 Bentuk Pembiayaan Usaha Mikro Yang Dikelola pada Badan Baitul Mal

Badan Baitul Mal Provinsi NAD memberikan pinjaman modal usaha kepada kaum dhuafa dalam bentuk Qardhul Hasan . Modal tersebut dikembalikan dengan dengan sistem bergulir yaitu dengan mengansur setiap pannen atau setiap bulan sesuai dengan bidang usaha sampai lunas dalam jangka waktu 12 bulan . Pemberian modal usaha oleh Badan Usaha Baitul Mal kepada keluarga yang membutuhkan untuk pembangunan usaha Mikro antara lain: 1.Bidang Peternakan Secara gografis kaum dhuafa banyak tersebar di pedesaan, dimana kehidupan ekonominya banyak tergantung pada bidang pertanian. Pada musim hujan petani mulai mengerjakan sawahnya dan diwaktu kemarau lahan tersebut dibiarkan begitu saja akibat tidak tersedianya pengairan. Beberapa daerah di Acah Besar, sebagian masyarakat mengisi kekosongan waktu tersebut dengan

membuka peternakan terutama peternakan kambing . Badan Baitul Mal NAD telah memberikan pinjaman modal usaha kepada 31 peternak kambing didesa Pasi Lhok Kecamatan Ingin Jaya Aceh Besar. Berdasarkan hasil wawancara dengan warga desa tersebut bahwa beternak kambing dapat dilakukan. Disamping itu Badan Baitul Mal juga telah memberikan bantuan sapi kepada masyarakat Desa Leupung Riwat , Desa Tue Dayah, Desa Lam Ara Tunong dan Desa Lubok BUni Kecamatan Kuta Malaka Kabupaten Aceh Besar. Pembagian sapi pada tanggal 1 februari 2006 sebanyak 6 peternak,dilanjutkan tahap II kepada Masyarakat Desa Leupung Riwat pada tanggal 15 februari 2006 sebanyak 12 peternak ,dan kemudian Baitul Mal melanjutkan pembagian sapi tahap II dan III kepada masyarakat Desa Tue Dayah , Lam Ara Tunong Buni Kecamatan Kuta Malaka Aceh Besar pada tanggal 5 dan 12 April 2006 kepada 30 peternak sapi . Jadi jumlah masyarakat keseluruhannya yang menerima bantuan sapi di Kecamatan Kuta Malaka Kabupaten Aceh Besar adalah 48 peternak dengan harga

sapi sekisar antara Rp. 4- Rp. 6 juta . Dengan program ini diharapkan dapat terbentuknya pribadi yang bertanggung jawab sehingga mampu mengembang usaha demi masa dapan keluarganya. 2.Bidan Perdagangan Bidang ekonomi Mikro terutama perdagangan merupakan suatu usaha yang paling banyak digeluti oleh masyarat Aceh . Hal ini disebabkan tingkat perputarannya lebih cepat dan modal yang diperlukan tidak terlalu besar bila dibandingakan dengan usaha lainnya. Usaha usaha ekomomi mikro tersebut antara lain jualan ikan , jualan sayur-sayuran, jualan pisang goreng dikaki lima , jualan kue, kios dan warung nasi.Usaha ekonomi mikro ini biasanya biasanya berusat di pasar-pasar dan beberapa tempat keramaian yang dianggap strategis oleh pedagang. Badan Baitul Mal telah menyalurkan modal usaha kepada 45 pedagang periode Okteber 2006 dengan yang diberikan berkisar antara Rp. 5.00.000, - Rp 2.000.000,- . Berdasarkan hasil pertautan dilapangan , pedagan ekonomi mikro banyak tersebar di pasar Peunayong, Pasar Ulee Kareng, Pasar Lambaro, dan pasar pasar kecil seperti Pasar Lamnyong dan Pasar Tungkop. Pekerjaan ini sudah lama

mereka geluti, namun dengan terjadinya gempa dan Stunami 26 Desember 2004 beberapa pedagang tidak dapat melanjutkan usaha akibat rumah dan tempat usahanya habis terkena musibah tersebut. 3.Bidang Pertanian Wilayah Nanggro Aceh Darussalam merupakan daerah agraria yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari persawahan,pertanian,pegunungan,lautan dan hutan tropis. Kondisi alam tersebut telah menjadikan masyarakat Aceh berprofesi sebagai petani , peladang dan nelayan . Dua per tiga wilayah

merupakan ataran yang terdiri dari persawahan sehingga sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai petani untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ini terbukti bahwa daerah ini merupakan daerah penghasil gabah terbesar di Sumatra. Badan Baitul Mal Provinsi NAD memberikan modal usaha kepada para 14 petani peride september 2006 september 2007 . Satu orang dari mereka berasal dari Desa Lembada Pekan Kecamatan Darussalam Aceh Besar ,3orang berasal dari Desa Mirek lam Redeup Kecamatan Baitussalam Aceh Besar, dan 2 orang berasal dari desa Siem Kecamatan Darussalam Aceh Besar.Zakat produjtif ini berkisar antara Rp 1-3 Juta . Bagi etani yang berhasil mengembangkan usahanya dapat menyetor infaq setiap panen sesuai dengan keuntungan selama setahun yang nantinya diperuntukkan kepada Mustahiq lainnya secara bergulir. Kriteria-kriteria penerima zakat produktif ini : a.Taat beribadah kepada Allah SWT. b.Telah mempunyai suatu jenis kegiatan usaha yang dipahami secara baik dan benar c.Belum pernah menerima bantuan dari pihak manapun d.Modal usaha yang diberikan berkisar antara Rp. 1- 1,55 juta e.Sanggup mengikuti dan melaksanakan semua ketentuan yang ditetapkan Baitul Mal

3.5

Kendala yang Dihadapi dalam Penyaluran Zakat

untuk Pembiayaan Usaha

Mikro pada Baitul MalDari hasil observasi penulis dilapangan, kendala penyaluran zakat pada Baitul Mal : 1.Belum adanya data mustahiq Data mustahiq yang berhak menerima zakat masih sulit diakses ,karena sulitnya membangun akses ini , maka penyaluran zakat melalui Badan Baitul Mal menjadi terhambat. 2.Belum populernya konsep zakat produktif Oleh karena belum populernya konsep zakat produktif , Badan Baitul Mal dalam menyalurkan zakat kepada masyarakat menjadi terhambat, konsep pemberian ketrampilan dan pemberian modal kepada kaum dhuafa masih sangat minim diperlukan. Seperti halnya bantuan usaha mikro yang diberikan oleh Badan Baitul Mal untuk para kaum dhuafa yang mana para kaum dhuafa masih kurang informasi bagaimana cara mendapatkan modal usaha tersebut, sehingga

mengakibatkan keengganan kaum dhuafa untuk mendapatkan modal usaha trersebut , dan ini bisa mengakibatkan terhambatnya Badan Baitul Mal untuk menyalurkan zakat kepada masyarakat. 3.Belum adanya strategi pembardayaan mustahiq Strategi untuk pemberdayaan para mustahiq yang wajib menerima zakat belum sepenuhnya dilakukan oleh pemerintah , para mustahiq menerima zakat belum diperdayakan keberdaannya , sehingga Baitul Mal melakukan penyaluran zakat menjadi terhambat. 4.Masih luasnya wilayah binaan mustahiq

Wilayah binaan mustahiq di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sangat luas , sehingga sulit dijangkua dalam penyaluran zakat oleh Baitul Mal. 5.Kendala Koordinasi Baitul Mal NAD dan baitul Kabupaten belu dapat melakukan koordinasi yang baik , sehingga timbulnya penyaluran zakat.

3.6 Analisis PenulisMenurut pengamatan yang saya lakukan dilapangan , Baitul Mal NAD memang betul-betul sudah menjalankan usahanya berdasarkan prinsip syariat islam .Dengan tujuan untuk membantu perbaikan ekonomi kaum dhuafa untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik dan mengatasi pengangguran sehingga kehidupan perekonomian kaum dhuafa menjadi lebih baik. Zakat adalah milik ibadah maliyyah ijtimayyah yang memiliki strategis dan memuaskan baik dilihat dari segi ajaran agama islam maupun dari sisi pembangunan kesejahteraan masyarakat. Baitul Mal dalam menjalankan kegiatannya yaitu dalam bidang pengelolaan zakat memang sudah betul-betul dirintis ,tapi Badan Baitul Mal masih menemui beberapa permasalahan dala melaksanakan kegiatan pengelolaan zakatnya,antar lain rendahnya kualitas kuantitas lembaga Amil Zakat tingkat Provinsi ,Kabupaten, Gampong ,rendahnya jumlah zakat yang terkumpul , dan belum optimalnya pembinaan kaum dhuafa berkelanjutan. Untuk mengatasi permasalah tersebut ,Baitul Mal mengambil beberapa kebijakan :

a.Mempersiapkan

Qanun

tentang

pembentukan

Baitul

Mal

dalam Provinsi

NAD .Sampai saat ini pembentukan Baitul Mal masih berdasarkan pada keputusan Gubernur No.18 tahun 2003 . b.Meningkatkan pemberdayagunaan zakat melalui program zakat untuk bergulir

pemberdayaan ekonomi kaum dhuafa seperti pemberian modal

,penyedian sarana usaha,pemberian bibit ternak, bibit pertanian dan sebagainya. c.Membangun kerjasama dan koordinasi dengan semua intansi terkait.Pengutan dan pemberdayaan Badan Baitul Mal harus didukung oleh semua terkait ,terutama para alim ulama,tokoh masyarakat, seluruh lembaga kedinasan serta seluruh lapisan masyarakat.Untuk itu Badan Baitul Mal harus membangun kepercayaan masyarakat , sehingga meraka yakin Baitul Mal adalah lembaga amanah dan terpercaya dengan menunjukkan buki-bikti yang kongkrit melalui Laporan Pertanngung Jawaban Keuangan secara periodik kepada intansi terkait,serta menunjukkan bukti penyaluran zakat produktif yang langsung dapat dilihat dari kasat mata.

BAB 1V PENUTUP

4.1 KesimpulanDari uraian Bab 1, Bab II dan Bab III , maka dalam Bab terakhir ini penulis mengambil kesimpulan antara lain : 1. Z1. Zakat adalah ibadah dalam agama islam yang memiliki posisi yang

sangat penting dalam membangun kesejahteraan dalam masyarakat apabila dikelola dengan baik dan optimal , baik dalam bidang pengumpulan maupun penyalurannya,

maka akan terwujud sejumlah dana yang cukup besar yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah kemiskinan dan memberdayakan ekonomi umat . 2. 22. Masih berkurangnya kesadaran masyarakta tentang kewajiban

membayar zakat, dan bahkan ada masyarkat yang membayar zakatnya sendirisendiri tanpa melalui lembaga formal (Badan Baitul Mal). Sehingga jumlah dana zakat yang terkumpul pada Baitul Mal masih sangat rendah. 3. 33. Zakat yang dikumpulkan oleh Badan Baitul Mal Provinsi Nangroe Aceh

Darussalam ada yang disalurkan secara konsumtif untuk keperluan sehari-hari dan ada pula yang disalurkan secara produktif atau dal bentuk pemberian modal usaha mikro kepada para mustahiq untuk menjalnkan usahnya sendiri. 4. 44. Banyak hikmah dan manfaat yang dirasakan dari ibaah zakat ini, antara

lain, sebagai perwujudan keimana kepada Allah SWT, menyukuri nikmat-Nya , menumbuhkan akhlak mulia dan rasa kemanusian yang tinggi dan sebagai salah satu sumber dana pembangunan sarana maupun naupun prasarana ibadah ,pendidikan, maupun ekonomi, sekaligus saran pembanguana kualitas sumber daya umat muslim.

4.2

S4.2 Saran

4.3

11. Baitul Mal sebagai Badan Pengelola

Zakat

di

Provinsi

Aceh

Darussalam supaya lebih proaktif dalam mensosialisasikan kepada mansyarakat tentang pentingnya zakat. Untuk mengoptimalkan pengumpulan dan

mengoptimalkan penyaluran zakat di masyarakat. 4.4 22. Hendaknya kedepan Badan Baitul Mal dapat bekerja keras lagi dalam

mengembangkan usahanya , dan perlunya peningkatan kinerja sumber daya manusia supaya lebih profesional dengan cara membuat seminar tentang zakat. 4.5 33. Diharapkan Badan Bsitul Mal lebih meningkatkan usahanya dalam

membina penyaluran zakat produktif baik itu dalam bentuk pemberian modal usaha mikro maupun lainnya sehingga kepercayaan mayarakat terhadap Baitul Mal menjadi lebih meningkat sesuai dengan kebutuhan dan lingkungab setempat. 4.6 44. Baitul Mal NAD memprioritaskan penyaluran zakat produktif untuk

pembiayaan usaha mikro di berbagai bidang ,dengan demikian maka dapat diyakini bahwa akan terjadi tranformasi dari status mustahiq menjadi muzakki.

DAFTAR PUSTAKA

Abubakar , Al- Yasa , syariat Islam di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam; Paradigma Kebijakan dan kegiatan, Dinas Syariat Islam Povinsi Nangroe Aceh Darussalam, 2004 . Ash-Shiddieqi, Hasbi , Muhammad , Pedoman Zakat, Jakarta , Bulan Bintang , 1953 . Baitul Mal Provinsi NAD , Kompilasi Peraturan Zakat dalam Provinsi NAD 2003. Hafidhuddin, Didin, Zakat dalam Perekonomian Modern ,Jakarta , Gema Insani, 2002 . Husnan A., Zakat Menurut Sunnah dan Zakat Model Baru,Jakarta Timur , Pustaka Al-Kausar ,1996. Idris , Safwan , Gerakan Zakat dalam dalam Pemberdayaan Ekonomi Ummat ,Jakarta PT. Citra Pustaka Bangsa , 1997 . Keputusan Gubernur Provinsi NAD ,Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Baitul Mal Prov. NAD, 2003. Manan , Muhammad Abdul , Tiory dan Praktek Ekonomi Islam, Yogjakarta PT . Dana Bhakti Wakaf, 1993. Muhammad, Zakat Profesi (Wacana Pemikiran dalam Fiqh Kontemporer), Jakarta , Salemba Diniah , 2002 . Yasir Yusuf , Muhammad, Lembaga Perekonomian Umat, Banda Aceh , Ar- Raniry, 2004 .

SISTEM PENGELOLAAN ZAKAT MAL UNTUK PENINGKATAN USAHA MIKRO PADA BADAN BAITUL MAL PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

LAPORAN TUGAS KULIAHDIAJUKAN OLEH :

MAHYASARI PUTRI 08106111135Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Ruang 03

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS JABAL GHAFUR SIGLI KABUPATEN PIDIE TAHUN 2011

a.